Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, seluruh Indonesia
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, seluruh Indonesia
3. Kepala/Direktur Utama/Direktur Rumah Sakit, seluruh Indonesia
4. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, seluruh Indonesia
5. Ketua PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia)
6. Ketua PB PDGI (Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia)
7. Ketua IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
8. Ketua PP PPNI (Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
9. Ketua PP IBI (Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia)
10. Ketua PP IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)
11. Ketua PP PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia)
Menindaklanjuti adanya laporan kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/
Atypical Progressive Acute Kidney Injury (GGAPA) pada anak, setelah tidak adanya kasus
baru sejak awal Desember tahun lalu, dan terdapatnya obat yang masih belum dinyatakan
aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tetapi masih digunakan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF) dan Toko Obat,
dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, PSEF dan Toko Obat wajib tidak menggunakan
sediaan sirup yang termasuk dalam:
a. sediaan sirup yang dicabut NIE, dan yang ditarik pada bets tertentu berdasarkan
penjelasan BPOM pada website https://www.pom.go.id/new/view/direct/sirop_ob,
b. sediaan sirup yang belum dinyatakan aman yaitu yang tidak tercantum dalam daftar
pada https://www.pom.go.id/new/view/direct/sirop_obat_aman,
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
b. bertindak untuk menarik dari daftar stok obat di tempatnya, tidak menggunakan
dalam pelayanan, melakukan karantina dengan memisahkan dan mengirimkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi.
c. membuat daftar list obat aman sebagai panduan bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
3. Kementerian Kesehatan bersama BPOM terus melakukan penelusuran obat sirup yang
sudah dinyatakan aman dan dapat digunakan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, PSEF
dan Toko Obat harus melakukan pemutakhiran daftar obat yang aman digunakan dalam
pelayanan kesehatan.
5. Untuk Rumah Sakit harus segera melaporkan dan mengupdate data apabila terdapat
kasus dengan kecurigaan GGAPA melalui RS Online secara real time, sesuai definisi
operasional kasus GGAPA (Suspek/Probabel/Konfimasi).
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
b. Kewaspadaan dini terhadap adanya Gangguan Ginjal Akut pada anak apapun
penyebabnya, salah satu gejalanya adalah berkurangnya produksi urin hingga tidak
adanya produksi urin dalam 8-12 jam. Apabila terdapat gejala tersebut agar segera
dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan untuk penanganan lebih lanjut.
c. Bahwa untuk keadaan tersebut tidak memerlukan rujukan berjenjang, karena
penanganan yang cepat hasil pengobatan akan menjadi lebih baik.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN