Anda di halaman 1dari 141

STANDAR X

NO EP KEBUTUHAN DOKUMEN DOKUMEN EKSTERNAL


Ep 1 Pelayanan Kefarmasian
Pedoman Pelayanan Kefarmasian
Formularium Nasional
Formularium Obat
Dokumentasi Rapat Penyusunan Formularium
Obat
Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Bahan
Medis Habis Pakai
Peresepan Obat
Peresepan Psikotropika Dan Narkotika
Penanganan Obat Kadaluarsa / Rusak
Evaluasi Kesesuaian Peresepan Dengan
Formularium
Obat Hight Alert
Penyediaan Obat – Obat Emergensi Di Unit
Kerja
LPLPO Serta Bukti Pengawasan
Ep 2 Pengelolaan Dan Penggunaan Obat Oleh
Dinas Kesehatan
Bukti Penerimaan Obat Dan Kartu Stok
Obat
Bukti Penanganan Obat Kadaluarsa
Bukti Penyimpanan Obat Fifo, Fefo
Ep 3 Sk Rekonsiliasi Obat
Sop Rekonsiliasi Obat
Bukti Asuhan Farmasi Dalam Cppt
Bukti Pertemuan Rekonsiliasi Obat
Rekam Medis
Form Riwayat Penggunaan Obat Dan
Rekonsiliasi Obat,
Pemberian Obat
Pengkajian Resep
Checklist Pelayanan Skrining Resep
Telaah Resep
Laporan Rekapitulasi Telaah Resep
Laporan Bulanan Pelayanan Kefarmasian
Ep 4 Pemberian Informasi Obat Data Hasil Kajian Resep Obat
Pemberian Informasi Tentang Efek Obat Media Edukasi Pio
`Pemberian Informasi Tentang Petunjuk Cara
Penyimpanan Obat Dirumah
Form Pio
Register Pio
Tempat Penyimpanan Obat Emergensi,
Ep 5 Cara Mengakses, Pemantauan Dan
Sop Penyediaan Obat Emergensi Di Unit Kerja Penggantian Obat Emergensi
Monitoring Penyediaan Obat Emergensi Di
Unit Kerja
Register Pemantauan Dan Penggantian Obat
Emergensi
Sop Peresepan, Pemesanan Dan Pengelolaan Bukti Penyediaan Obat Emergensi Serta
Obat Monitoringnya
Ep 6 Data Hasil Pemantauan Obat Emergensi
Bukti Penyediaan Obat Emergensi Serta
Monitoringnya
Daftar Obat Emergensi Di Setiap Unit
Sop Fifo & Fefo Form Pemantauan Ketersediaan Obat
Dan Vaksin Indicator.
Sop Evaluasi Ketersediaanobat Sesuai
Ep 7
Dengan Formularium Nasional
Dokumentasi Form Monitoring Kesesuaian
Obat Dengan Formularium.
Tindak Lanjut Dan Evaluasi Ketersediaan Obat
Terhadap Formularium
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KOTA TAIS,
NOMOR :

TENTANG

PELAYANAN KEFARMASIAN
DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS,

Menimbang : a. bahwa obat adalah bahan atau paduan bahan,


termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sIstem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Obat
merupakan unsur penunjang utama dalam pelayanan
pelanggan di UPT Puskesmas Kota Tais;

b. bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan


langsung dan bertanggung jawab ke pada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf (a) dan


(b) perlu menetapkan kebijakan pelayanan kefarmasian
di UPT Puskesmas Kota Tais; bahwa dalam rangka
melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai penyedia
pelayanan kesehatan dasar di wilayah kerja
Puskesmas Kota Tais perlu ditetapkan Jenis - Jenis
pelayanan di Puskesmas Kota Tais;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.5 tahun 2009
tentang Psikotropika;
3. Undang - Undang Republik Indonesia No.35 tahun
2009 tentang Narkotika;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 74 tahun 2016
tentang standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
889/Menkes/Per/V/2011 tahun 2011 tentang
Registrasi, Ijin Praktek dan Ijin Kerja Tenaga
Kefarmasian;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2019 tentang Penerapan Menejemen
Resiko Terintegrasi di lingkungan Kementrian
Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
12. Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/MENKES/
523/ 2015 tentang Formularium Nasional;
13. Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/MENKES/
523/ 2015 tentang Formularium Nasional;

MEMUTUSKAN

MENETAPK : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS


AN TENTANG PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS
KOTA TAIS

KESATU : Menetapkan kebijakan pelayanan kefarmasian


sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatpelaksanaan


surat keputusan ini dibebankanpadaanggaran UPTD
Puskesmas Kota Tais;

KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkandengan


ketentuan apa bila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Kota Tais


Pada Tanggal,
KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS

KARTINI, SKM
NIP. 197704212003122006
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : PELAYANAN KEFARMASIAN

PELAYANAN KEFARMASIAN

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta
efektif dan efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan
perbekalan kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan,
penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan serta
supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
Pelayanan kefarmasian di UPTD puskesmas Kota Tais meliputi 2 ( dua )
kegiatan yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, serta
pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung sumber daya
manusia dan sarana prasarana.

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Pelayanan kefarmasian di UPTD


Puskesmas Kota Tais dilakukan oleh:
1. Apoteker sebagai penanggung jawab
2. D III Farmasi
3. 1 orang Asisten Apoteker /SMF
4. Tenaga lain yang sudah diberi wewenang

B. Jadwal Pelayanan Farmasi Pelayanan farmasi rawat jalan

1. Pelayanan ruang farmasi dilakukan setiap hari kerja


2. Pelayanan Puskesmas Pembantu Gentan setiap hari kerja
3. Pustu Mancasan hari Senin,Rabu,Sabtu
4. Pustu Purbayan hari Kamis
5. Pusling Siwal hari Selasa
6. Pusling Ngrombo hari Sabtu Jam pelayanan mulai jam 08.00 sampai
dengan selesai Pelayanan farmasi 24 jam dilaksanakan di
a. Ruangan Gawat Darurat dengan penanggung jawab obat adalah
paramedis
b. Ruangan Rawat Inap dengan penanggung jawab obat
adalahparamedis
c. Ruangan Persalinan dengan penanggung jawab obat adalah bidan
7. Pelayanan obat 24 jam di UPT puskesmas Kota Tais
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar
serta efektif dan efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat
publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan
permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi pengelolaan obat
Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien pada Unit Gawat Darurat 24 jam dan pelayanan persalinan.
Pelayanan obat 24 jam di UPT Puskesmas Kota Tais dilaksanakan oleh
perawat atau bidan yang pada saat pelayanan sedang melaksanakan
tugas piket jaga. Dalam pelaksanaannya perawat atau bidan piket jaga
harus:
a. Menulis obat yang dikeluarkan dari kamar obat pada resep pasien.
b. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
c. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik obat.
d. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara
penggunaan dan efek samping obat.
e. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
f. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat.
Analisa dan evaluasi dilakukan oleh petugas pengelola obat untuk
menentukan obat-obat yang harus disediakan pada pelayanan obat 24
jam dan memastikan keamanan obat di kamar obat.

C. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi :

1. Perencanaan Kebutuhan Sediaan Farmasi Dan Bahan Medis Habis


Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan
adalah untuk mendapatkan :
a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medishabispakai yang
mendekati kebutuhan;
b. meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui evaluasi
indikator POR setiap bulan; dan
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di


puskesmas dilaksanakan setiap tahun sekali yang melibatkan tim
perencanaan obat yang terdiri dari pokja UKP, UKM dan juga jejaring
dan jaringan. Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai
dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat
periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana pengembangan.
Proses seleksi obat dan bahanmedishabis pakai juga harus
mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan formularium
kabupaten. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang
ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta
pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara
berjenjang (bottom up ) Puskesmas diminta menyediakan data
pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap
kebutuhan obat puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada
anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu ke kosongan Obat,
buffer stock, serta menghindari stok berlebih.
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan harus mengikuti
Standar Prosedur Operasional (SOP) Penyediaan Obat yang Menjamin
Ketersediaan Obat agar tidak terjadi kekosongan obat, tapi apabila
terjadi kekosongan obat akan dilakukan pengadaan dengan dana
kapitasi. Pengadaan obat dengan dana kapitasi harus melibatkan tim
perencanaan dan tim pengadaan setelah puskesmas melakukan rapat
perencanaan kemudian diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
setelah semua verifikasi selesai. Apoteker yang ditunjuk dinas membuat
surat pemesanan, barang datang diterima dan dikelola oleh puskesmas.
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat adalah
sebagai berikut :
a. Permintaan rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.
b. Permintaan khusus apabila terjadi kebutuhan obat meningkat atau
sebelumnya ada kekosongan obat atau ada Kejadian KLB / bencana.
2. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah
memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas,
sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan
diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melalui Gudang
Farmasi Kabupaten setiap 1 bulan sekali dengan menggunakan LPLPO.
3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai dari
Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) sesuai dengan permintaan yang
telah diajukan.
Tujuannya adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas.
Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung
jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan pemeliharaan dan
penggunaan obat dan bahan medis habis pakai berikut kelengkapan
catatan yang menyertainya.
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap obat
dan bahan medis habis pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan / peti, jenis, jumlah obat dan tanggal kadaluwarsa sesuai
dengan isi dokumen LPLPO dan faktur bukti barang keluar.Faktur dibuat
rangkap dua dan ditandatangani oleh petugas penerimadan petugas
yang menyerahkan obat.
Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas penerima dapat
mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari Obat yang
diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas
ditambah satu bulan.
4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin,
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas
dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bentuk dan jenis sediaan;


b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan Psikotropika disimpan
dalam lemari khusus dan terkunci ganda
d. angkah – langkah penyimpanan obat antara lain :
1) Petugas obat menyimpan Obat di dalamalmari terkunci /rak.
2) Petugas Obat menyimpan obat dengan satuan paket besardi atas
lantai harus dilapisi / didasari dengan palet.
3) Petugas obat mengelompokkan obat berdasarkanjenis, bentuk
sediaan dan suhu penyimpanan,misal:
a) sirup dengan tablet dipisahkan,
b) serum, vaccin dan supositoria disimpan di almari pendingin
4) Petugas obat menyusun obat secara alfabetis
5) Petugas obat merotasi dengan sistem FIFO (jika obat tidak ada
tanggal ED nya maka obat yang diterima lebih awal digunakan
lebih dulu) dan FEFO (jika obat ada tanggal ED nya lebih pendek
digunakan lebih dulu).
6) Petugas obat menyimpan Narkotika dan Psikotropik dalam almari
khusus terkunci.
7) Petugas menyimpan obat LASA (Look Alike SoundAlike) artinya
rupa / nama (bunyi ) hampir sama, dipisahkan.
8) Petugas obat menyimpan Obat dengan menjaga danmengontrol
kelembaban
9) Petugas obat menyimpan Obat dengan menghindari sinar
matahari langsung
5. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai merupakan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis
pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan subunit /
satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan
jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat dilakukan setiap bulan dengan
memakai LPLPO subunit. Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya
antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Keliling
c. Pustu
d. Posyandu
6. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkansehinggatidak terjadi
kelebihan dan kekurangan / kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Obat terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan;
b. Pengendalian penggunaan; dan
c. Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
7. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka penata laksanaan obat dan bahan medis habis
pakai secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang
diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau
unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:

a. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah
dilakukan;
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
c. Sumber data untuk pembuatan laporan.
8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan
medishabispakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
b. memperbaiki secara terus - menerus pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai; dan
c. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

D. Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat

1. Penilaian Pengendalian Penyediaan Obat meliputi :


a. Perencanaan dengan menghitung pemakaian rata-rata obat
diperiode tertentu di puskesmas.
b. Mempertimbangkan pola penyakit ,pola komsumsi ,data mutasi obat
dan pengembangan
2. Pengendalian Penggunaan Obat meliputi :
a. Pengendalian penggunaan obat dengan prosentase penggunaan
antibiotik
b. Pengendalian penggunaan obat dengan prosentase penggunaan
Injeksi,
c. Pengendalian penggunaan obat dengan prosentase penggunaan
Obat generik dan rata-rata item obat
3. Petugas Yang berhak Memberi dan meresepkan obat
a. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pasien di
Puskesmas Kota Tais :
1) Dokter umum yang telah memiliki ijin praktek dokter di
Puskesmas Kota Tais.
2) Dokter gigi yang telah memiliki ijin praktek dokter gigi di
PuskesmasKota Tais.
3) Perawat umum yang telah memiliki ijin praktek keperawatandi
Puskesmas Kota Tais dan diberi wewenang
4) Perawat gigi yang telah memiliki ijin praktek perawat gigi di
Puskesmas Kota Tais dan diberi wewenang
b. Persyaratan Petugas yang berhak menyediakan obat, adalah
1) Apoteker yang telah memiliki
a) Ijazah Apoteker
b) Memiliki sertifikat kompetensi
c) Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah /janji
Apoteker
d) Memiliki Surat tanda registrasi Apoteker (STRA)
e) Memliki Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)

2) Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu


Apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan
Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker. Bagi Tenaga
Teknis Kefarmasian wajib memiliki:
a) Ijazah sesuai pendidikannya
b) Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah /janji
Ahli Madya Farmasi
c) Memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian
(STRTTK),
d) Memliki Surat Ijin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian
(SIKTTK)
3) Tenaga Non Kefarmasian yang sudah diberi pelatihan
Kefarmasian.
Setiap tenaga kefarmasian di puskesmas mempunyai
kesempatan yang sama untuk menigkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Sementra itu Apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian atau petugas yang diberi kewenangan menyediakan
obat tetapi belum sesuai harus memberikan masukan kepada
kepala puskesmas dalam menyusun program pengembangan
staf.
Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya. Unit Tata Usaha
melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bagi tenaga kefarmasian dan petugas yang diberi
kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan.
Tenaga kefarmasian dan petugas yang diberi
kewenangan menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan
difasilitasi untuk mengikuti program yang diadakan oleh
organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan terkait. Memberikan kesempatan bagi institusi lain
untuk melakukan praktik, magang, dan penelitian tentang
pelayanan kefarmasian di puskesmas. Pelatihan Petugas yang
diberi Kewenangan Menyediakan Obat, meliputi :

a) Pelatihan Internal Puskesmas yaitu pelatihan petugas yang


diberi kewenangan menyediakan obat dilakukan di
Puskesmas Kota Tais oleh tenaga tehnis kefarmasian selaku
penanggung jawab pelayanan farmasi.
b) Pelatihan Ekternal dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Seluma
4. Peresepan, Pemesanan, dan Pengelolaan Obat
a. Peresapan obat hanya dilakukan dokter, dokter gigi dan paramedic
yang diberi wewenang.
b. Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan oleh
petugas gudang obat puskesmas kepada Gudang Farmasi
Kabupaten dengan LPLPO 1 bulan sekali, Pemesanan obat untuk
kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit pelayanan terkait
kepada petugas gudang obat puskesmas dengan LPLPO 1 bulan
sekali.
c. Pengelolaan obat meliputi kegitan perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,pengembalian obat rusak
dan kadaluwarsa, pengendalian, administrasi
5. Peresepan Narkotika dan Psikotropika: Peresepan Narkotika:
a. Peresepan psikotropika dan narkotika hanya dilakukan oleh dokter
sesuai diagnosis dengan terapi penggunaan obat
b. Penulisan resep harus lengkap dan jelas serta ditandatangani dokter
penulis resep.
c. Bila resep tidak jelas harus dilakukan konfirmasi kedokter
penulisresep
d. Resep psikotropik dan narkotika diberi tanda khusus ( garis merah)
Peresepan Psikotropika :
1) Peresepan psikotropika dan narkotika hanya dilakukan oleh
dokter sesuai diagnosis dengan terapi penggunaan obat
2) Penulisan resep harus lengkap dan jelas serta ditanda tangani
dokterpenulis resep
3) Bila resep tidak jelas harus dilakukan konfirmasi kedokter
penulisresep
4) Resep psikotropik dan narkotika diberi tanda khusus ( garis biru)
5) Ketentuan Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien
Ketentuan
6. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien antara lain:
a. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien harus diketahui oleh
dokter pemeriksa.
b. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien bila mendapat ganti
atau obat tambah oleh dokter pemeriksa dan diketahui tenaga tehnis
kefarmasian
c. Untuk meneruskan atau menghentikan obat diketahui tenaga tehnis
kefarmasian atas instruksi dokter pemeriksa
d. Penyerahan dan Pemberian informasi kepada pasien tentang cara
penggunaan obat yang dibawa pulang pasien / keluarga dengan
jelas.
7. Penanganan obat rusak dan kadaluwarsa
Expired date adalah waktu yang tertera pada kemasan yang
menunjukkan batas waktu diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi.
Umumnya masa kadaluarsa obat ditulis 2-3 tahun sajak obat dikemas.
Untuk masa kadaluarsa ini berhubungan dengan stabilitas obat dan
masa simpan obat.
Obat yang sudah melewati masa kadaluarsa dapat membahayakan
karena berkurangnya stabilitas obat tersebut dan dapat mengakibatkan
efek racun. Hal ini dikarenakan kerja obat sudah tidak expired dan
kecepatan reaksinya telah menurun, sehingga obat yang masuk kedalam
tubuh hanya akan mengendap dan akan menjadi racun. Sebenarnya
obat yang belum kadaluarsa juga dapat menyebabkan efek teknik yang
sama, hal ini disebabkan karena penyimpanannya yang salah yang
menyebabkan zat didalam obat tersebut rusak. Tanda-tanda kerusakan
zat tersebut biasanya disertai dengan perubahan bentuk, warna, bau,
rasa atau konsistensi. Maka dari itu harus diperhatikan juga cara
penyimpanan obat yang baik.
Untuk memberikan perlindungan kepada pasien dari penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak
memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatannya, maka
dilakukan penanganan terhadap obat yang sudah rusak atau kadaluarsa
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
a. Dikumpulkan obat yang kadaluwarsa di tempat khususdandipisahkan
dengan obat yang lain.
b. Di kembalikan ke Gudang Farmasi dengan berita acara pemeriksaan
/ penelitian obat kadaluwarsa / rusak yang diketahui ke kepala
puskesmas disertai lampiran.
c. Laporkan hasil pemeriksaan / penelitian obat kadaluwarsa / rusak
kepada Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten untukdi
musnahkan.
d. Didokumentasikan.
8. Tindak Lanjut Pelaporan
Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan adalah penanggung
jawab pelayanan kefarmasian. Penaggung jawab pelayanan kefarmasian
bertugas mencatat, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut semua
kejadian yang menyangkut pelayanan kefarmasian di Puskesmas baik
efek samping obat, KTD, KNC, KPC dan dilaporkan ke Tim Mutu
Puskesmas.
9. Penyediaan Obat Emergensi
Penyediaan obat emergensi disediakan di semua unit layanan meliputi:
a. Membuat perencanaan obat emergensi di Puskesmas
b. Membuat permintaan obat emergensi ke Gudang Farmasi Kabupaten
dengan LPLPO.
c. Penerimaan obat emergensi dari Gudang Farmasi Kabupaten, di tetiti
sesuai jumlah dan jenis serta ditulis dikartu stok
d. Pendistribusian ke unit pelayanan tertentu yang membutuhkan.

Daftar Obat Emergensi Di Unit Pelayanan UPT Puskesmas Kota Tais

NO NAMA OBAT LOKASI


1 Dexamethasone Injeksi UGD, Poli Umum
2 Dextrose 5% UGD, Poli Umum, KIA
3 Diphenhidramin HCl Injeksi UGD, Poli Umum
4 Ephineprin HCl Injeksi UGD, Poli Umum
5 Lidocain Injeksi UGD
6 Natrium Chlorida 0,9% UGD, Poli Umum, KIA
7 Phenobarbital Injeksi GF Puskesmas
8 Pitogin Injeksi KIA
9 Ringer Lactat UGD, Poli Umum, KIA
10 Vitamin K1 Injeksi UGD, Poli Umum

Susunan Tim Penyediaan Obat Emergensi Di Unit Pelayanan


UPT Puskesmas Kota Tais

NO NAMA JABATAN
1 Koordinator

2 Anggota

3 Anggota

4 Anggota

5 Anggota

E. PELAYANAN KEFARMASIAN KLINIS

1. Pengkajian resep dan penyerahan obat


Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah
terkait obat. Bila ditemukan masalah terkait obat, harus dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan:

a. Persyaratan administrasi meliputi:


1) nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien;
2) nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter;
3) tanggal Resep; dan
4) ruangan/unit asal Resep.
b. Persyaratan farmasetik meliputi:
1) nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan;
2) dosis dan jumlah obat;
3) stabilitas dan inkomptabilitas;
4) aturan dan cara penggunaan.
c. Persyaratan klinis meliputi:
1) ketepatan indikasi;
2) duplikasi pengobatan;
3) alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD);
4) kontraindikasi; dan
5) interaksi Obat.

Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan


ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan
disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep
dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat
(medication error).

2. Pemberian informasi obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak
memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala
aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau
masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat
bebas dan herbal.
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute
dan metoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan
alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui,
efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau
kimia dari Obat dan lain-lain.

3. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan Three Prime
Questions.
Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan
dengan metode Health Belief Model. Apoteker harus melakukan
verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami Obat
yang digunakan. Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi
konseling:

a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati


dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB,
DM, AIDS, epilepsi).
c. Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).
d. Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin).
e. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk
indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
disembuhkan dengan satu jenis Obat.
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.

4. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)


Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat
melakukan Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan, khususnya
untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis
lainnya. Jenis Pelayanan Kefarmasian visite pasien yang dapat dilakukan
oleh Apoteker, meliputi:

a. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan


dengan pengobatan.
b. Identifikasi kepatuhan pasien
c. Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah,
misalnya cara pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin
d. Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum
e. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan Obat
berdasarkan catatan pengobatan pasien
f. Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di tulis dalam
CPPT.

5. Rekonsiliasi obat
Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat
(medication error) seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis,
atau interaksi obat. Kesalahan obat (medication error) sering terjadi pada
pemindahan pasien dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar
ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar dari Rumah Sakit ke
layanan kesehatan primer dan sebaliknya. Tujuan dilakukannya
rekonsiliasi obat adalah:

a. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan


pasien;
b. Mengidentfikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya
instruksi dokter;
c. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tisak terbacanya instruksi
dokter. Tahapan proses rekonsiliasi obat terdiai dari, pengumpulan
data, komparasi, melakukan konfirmasi kepada dokter jika
menemukan ketidaksesuaian dokumentasi, dan melakukan
komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat
mengenai perubahan terapi.

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Kriteria pasien:

a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.


b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
c. Adanya multidiagnosis.
d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
f. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.

7. Evaluasi penggunaan obat


Evaluasi penggunaan obat merupakan suatu program jaminan
mutu yang terstruktur dan terus menerus dilakukan, serta secara
organisatoris di rumah sakit untuk memberikan jaminan bahwa obat
digunakan secara tepat, aman, dan efektif. Evaluasi penggunaan obat
dapat memainkan peran kunci dalam membantu sistem perawatan
kesehatan untuk memahami, menafsirkan dan meningkatkan administrasi
peresepan dan untuk mempertahankan penggunaan obat secara rasional.
Penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima
pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya secara klinik, dalam dosis
yang sesuai dengan kebutuhan individunya, selama waktu sesuai.
Penggunaan obat yang rasional harus memenuhi beberapa kriteria
berikut, yaitu pemilihan obat yang tepat, tepat indikasi, tepat dosis, tepat
pemberian dan tepat pasien. Ketidakrasionalan penggunaan obat pada
penderita asma membuat penderita tidak mendapatkan pengobatan yang
tepat sehingga kondisi memburuk, derajat asma meningkat, menurunkan
kualitas hidup dan meningkatkan resiko kematian.

KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS

KARTINI, SKM
NIP. 197704212003122006
PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia Nya, buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian di
UPT Puskesmas Kota Tais dapat diselesaikan.
Pedoman Pelayanan Kefarmasian ini dapat menjadi salah satu buku
panduan dalam pelayanan obat baik di UPT Puskesmas Kota Tais dan unit
pelayanan kesehatan dibawahnya.Pedoman ini memuat uraian tentang
pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan sarana dan prasarana,
pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan,administrasi,
pelayanan resep, pelayanan informasi obat, monitoring dan evaluasi
penggunaan obat.
Pedoman ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan tenaga farmasi yang bekerja di Puskesmas. Kami menyampaikan
penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yangtelah membantu dalam pelaksanaan penyusunan Buku Pedoman
Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais. Saran serta kritik
membangun tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan
perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata, semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi tenaga farmasi
dalammemberikan pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais.

Kota Tais, Juli 2022


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar
wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat
mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat,
cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan
penduduk. Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri dalam hidup
sehat. Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian
yang bermutu.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah paradigmanya
dari orientasi obat kepada pasien yang mengacu pada asuhan kefarmasian
(Pharmaceutical Care).Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut,
apoteker/asisten apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilakuagar dapat
berinteraksi langsung dengan pasien.Pelayanan kefarmasian meliputi
pengelolaan sumber daya (SDM, sarana prasarana,sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan farmasiklinik
(penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat
danpencatatan/penyimpanan resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana,
prasarana,sarana dan metode tata laksana yang sesuai dalam upaya
mencapai tujuan yang ditetapkan.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum : Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu di
UPT Puskesmas Kota Tais.
Tujuan Khusus : - Sebagai acuan bagi Tenaga Teknik Kefarmasian untuk
melaksanakan pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais.
C. Sasaran Pedoman
Tenaga Teknik Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais.

D. Ruang Lingkup
Pedoman Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan,
yaitu berupa kegiatan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dan
kegiatan pelayanan farmasi klinik.

E. Batasan Operasional
1. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
4. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
5. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
dalam peraturan perundang - undangan.
6. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
7. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.

F. Landasan Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di


UPT Puskesmas Kota Taisadalah Tenaga Teknik Kefarmasian/ Asisten
Apoteker karena belum memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab.
Kompetensi Asisten apoteker di Puskesmas sebagai berikut:

1. Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang


bermutu.
2. Mampu berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesi
kesehatan lainnya dengan menggunakan bahasa verbal, non verbal
maupun bahasa local
3. Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal,
sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date).

B. Distribusi Ketenagaan

Di UPT Puskesmas Kota Taishanya memiliki 1 orang Tenaga Teknik


Kefarmasian.

C. Jadwal Kegiatan

Ruang Farmasi di UPT Puskesmas Kota Tais buka setiap hari kerja,

1. Hari Senin – Kamis pukul 07.00 s/d 14.00 WIB,


2. Hari Jumat pukul 07.00 s/d 11.00 WIB
3. Hari Sabtu pukul 07.00 s/d 12.30 WIB.
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas

Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian


di Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi:

1. Ruang penerimaan resep


Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu)
set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan.
Ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan
mudah terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara
terbatas).
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di
ruang peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas
Obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep,
etiket dan label Obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku
referensi/standar sesuai Ruang Penyimpanan Obat Ruang Farmasi
Pintu masuk Pintu masuk gudang Lemari Lemari Meja peneriman
resep dan Racik Meja Administrasi Meja Komputer Lemari Arsip
Lemari, Rak Obat , serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar
mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. Jika
memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air conditioner) sesuai
kebutuhan.
3. Ruang penyerahan Obat
Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku
pencatatan penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan
Obat dapat digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
4. Ruang penyimpanan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Ruang penyimpanan harus
memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi,
pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas.
Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari Obat,
pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan
khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus,
pengukur suhu, dan kartu suhu.
5. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan
dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan
Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip
memerlukan ruangan khusus yang memadai dan aman untuk
memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin
penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik
manajemen yang baik. Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan
sebagai wujud ‘ruangan’ secara fisik, namun lebih kepada fungsi yang
dilakukan. Bila memungkinkan, setiap fungsi tersebut disediakan
ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan lebih
dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar
fungsi. BAB
IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Taismeliputi 2 (dua)
kegiatan yaitu :
1. Kegiatan Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai,meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
b. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
c. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
d. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai .
e. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
f. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai .
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai.
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
a. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat,
b. emberian Informasi Obat .
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
d. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
e. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
f. Evaluasi Penggunaan Obat

B. . Langkah Kegiatan
1. Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai :
a. Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah
Obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan di UPT Puskesmas
Kota Tais.
Langkah-langkah :
1) Petugas menentukan jumlah pemesanan obat berdasarkan
data pemakaian obat periode sebelumnya, jumlah kunjungan
resep, data penyakit dan waktu/jadwal penerimaan obat ke
puskesmas.
2) Petugas menghitung kebutuhan obat : jumlah untuk periode
yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya
b. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan
kebutuhan yang telah dibuat. Langkah-langkah :
1) Petugas melakukan permintaan rutin sesuai dengan jadwal
yang disusun oleh Gudang Farmasi Kabupaten
2) Petugas melakukan pemesanan dengan menggunakan
formulir Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat(LPLPO) setiap 2 bulan sekali.
c. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Adalah suatu kegiatan dalam menerima obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dari Gudang Farmasi Kabupaten sesuai
dengan permintaan yang telah diajukan.Tujuannya adalah agar
Obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. Langkah-langkah :
1) Petugas melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang
diserahkan, mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah
obat, bentuk obat, harus sesuai dengan isi LPLPO setiap
penerimaan dari GFK.
2) Petugas penerima mengajukan keberatan bila obat tidak
memenuhi syarat dan petugas menulis jenis obat yang kurang
bila ada kekurangan
3) Petugas mencatat dan membukukan pada buku penerimaan
obat dan kartu stok gudang setiap penambahan obat-obatan.
d. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat
yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan. Langkah-langkah :
1) Petugas menerima obat dari Gudang Farmasi Kabupaten
sesuai dengan jadwal dari GFK
2) Petugas mencatat penambahan obat yang baru datang ke
dalam buku penerimaan obat dan kartu stok gudang yang
berisi tanggal penerimaan, jumlah penerimaan, jumlah akhir,
sumber anggaran obat, dan tanggal kadaluarsa
3) Petugas memisahkan obat sesuai jenisnya (tablet dus, tablet
kaleng, sirup, salep, injeksi dan alkes) kemudian
menyusunnya ke dalam rak/ lemari
4) Petugas menyusun obat dengan sistem FIFO (First In First
Out) yaitu obat yang datang pertama kali ditempatkan
didepannya obat yang baru datang kemudian dan sistem
FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang lebih awal
kadaluarsa ditempatkan didepannya obat yang kadaluarsa
kemudian/lebih lama supaya dapat dikeluarkan lebih dahulu
e. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan sub unit Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di
Puskesmas dan jaringannya antara lain: Sub unit pelayanan
kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, dan PKD. Langkah-
langkah:
1) Petugas menerima permintaan obat dari sub unit dengan
menggunakan format LPLPO sub unit
2) Petugas memenuhi kebutuhan obat sub unit sesuai
permintaan.
f. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Obat
terdiri dari: Pengendalian persediaan, Pengendalian penggunaan,
Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa. Langkah-
langkah :
1) Petugas menghitung pemakaian rata-rata obat setiap bulan di
puskesmas dan seluruh unit pelayanan (pustu dan PKD)
disebut stok kerja
2) Petugas menentukan stok optimum yaitu stok obat yang
diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak mengalami
kekurangan/ kekosongan dan menentukan stok pengaman
yaitu stok yang disediakan untuk mencegah sesuatu hal yang
tak terduga,misal karena keterlambatan pengiriman
3) Petugas menentukan waktu tunggu yaitu waktu yang
diperlukan dari mulai memesan sampai obat diterima
4) Petugas menjumlah obat yang dipesan yaitu jumlah stok kerja
ditambah stok pengaman ditambah hasil perkalian antara
waktu tunggu dan pemakaian rata-rata perminggu/perbulan
ditambah sisa stok bulan lalu.
5) Petugas memberikan catatan dan informasi ke ruang periksa
tentang persediaan obat yang masih banyak agar ditulis di
resep
6) Petugas mendata dan memisahkan obat kadaluarsa untuk
dilaporkan kepada kepala puskesmas agar segera
dimusnahkan
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara
tertib, baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit
pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan adalah: bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai telah dilakukan, sumber data untuk melakukan
pengaturan dan pengendalian, dan sumber data untuk pembuatan
laporan. Langkah-langkah :
1) Petugas memasukkan pemakaian obat setiap hari dari resep
ke dalam register harian obat di dalam komputer
2) Petugas menjumlah setiap item obat per hari dari register
harian dan memasukkan ke dalam register bulanan sehingga
dapat diketahui pemakaian dan sisa obat pada saat itu
3) Petugas melakukan stok opname setiap akhir bulan yaitu
menghitung fisik obat secara riil /nyata untuk setiap jenis obat
4) Petugas membuat LPLPO setiap bulan sekali sesuai dengan
hasil stok opname obat dan membuat permintaan obat setiap
2 bulan sekali
5) Petugas membuat berita acara laporan mutasi obat dan stok
opnam obat setiap tri bulan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan Bahan Medis
Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan
untuk: mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai, sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan,
memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai, dan memberikan penilaian terhadap capaian
kinerja pengelolaan Langkah-langkah :
1) Petugas membuat LPLPO setiap bulan sekali sesuai dengan
hasil stok opname obat dan membuat permintaan obat setiap
2 bulan sekali
2) Petugas memberikan catatan dan informasi ke ruang periksa
tentang persediaan obat yang habis agar diganti dengan
alternatif obat yang lain yang mempunyai kegunaan yang
sama
3) Petugas membuat permintaan obat ke GFK bila ada obat yang
habis sebelum jadwal permintaan obat dan masih tersedia di
GFK, dengan mengetahui Kepala Puskesmas.

2. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik meliputi:
a. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi
Obat
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis untuk
pasien. Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian
Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari
tahap menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket,
menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai
disertai pendokumentasian. Pelayanan resep dilakukan sebagai
berikut :
1) Penerimaan Resep Setelah menerima resep dari pasien,
petugas melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama
dokter, nomorsurat izin praktek (SIP), alamat praktek
dokter, paraf dokter, tanggal,penulisan resep, nama obat,
jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien,umur pasien,
dan jenis kelamin pasien.
b) Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan,
dosis, potensi,stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c) Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi
dan kesesuaian dosis.
d) Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan
pada resepatau obatnya tidak tersedia
2) Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut
oleh petugas :
a) Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakan alat, dengan memperhatikan nama obat,
tanggal kadaluwarsa dan keadaanfisik obat
b) Peracikan obat
c) Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan
etiket warna biruuntuk obat luar, serta menempelkan label
“kocok dahulu” pada sediaan obat dalam bentuk larutan
d) Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan
terpisah untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat
dan penggunaan yang salah.
3) Penyerahan Obat Setelah peracikan obat, petugas melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a) Sebelum obat diserahkan kepada pasien,petugas harus
melakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan
nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat.
b) Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan
dengan cara yang baik dan sopan, mengingat pasien dalam
kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil.
c) Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarganya
d) Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal
lain yang terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat
obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, carapenyimpanan obat, dll.
b. Pelayanan Informasi Obat Pelayanan

Informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti,


akurat, tidak bias,etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan
dalam upaya penggunaan obat yangrasional oleh pasien. Sumber
informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia,Informasi
Spesialite Obat Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional
Indonesia(IONI), Farmakologi dan Terapi, serta buku-buku
lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan
atau brosur obat yang berisi :

1) Nama dagang obat jadi


2) Komposisi
3) Bobot, isi atau jumlah tiap wadah
4) Dosis pemakaian
5) Cara pemakaian
6) Khasiat atau kegunaan
7) Kontra indikasi (bila ada)
8) Tanggal kadaluarsa
9) Nomor ijin edar/nomor registrasi
10)Nomor kode produksi
11)Nama dan alamat industri

Petugas memberikan informasi obat yang diperlukan pasien


yaitu :

1) Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan


dalam sehari,apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam.
Dalam hal ini termasuk apakahobat diminum sebelum atau
sesudah makan.
2) Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada
atau harus dihabiskanmeskipun sudah terasa sembuh. Obat
antibiotika harus dihabiskan untukmencegah timbulnya
resistensi.
3) Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan
keberhasilan pengobatan.Oleh karena itu pasien harus
mendapat penjelasan mengenai cara penggunaanobat yang
benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat
oral obat tetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat
semprot hidung, tetes telinga,suppositoria dan krim/salep
rektal dan tablet vagina
4) Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan
dirasakan, misalnyaberkeringat, mengantuk, kurang waspada,
tinja berubah warna, air kencingberubah warna dan
sebagainya
5) Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat,
interaksi obat dengan obat lain atau makanan tertentu, dan
kontra indikasi obat tertentu dengandiet rendah kalori,
kehamilan, dan menyusui.
6) Cara penyimpanan obat Langkah-langkah Penyimpanan Obat
secara Umum adalah :
a) Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan
b) Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah
tertutup rapat.
c) Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari
langsung.
d) Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
e) Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari
pendingin agar tidak beku,kecuali jika tertulis pada etiket
obat.
f) Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
g) Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka
waktu lama.
h) Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Langkah-langkah : Petugas memberikan informasi secara akurat,
jelas dan terkini kepada dokter, perawat, bidan serta profesi
kesehatan lainnya dan pasien. Langkah-langkah :

1) Petugas memanggil nama pasien dan memastikan alamat


lengkap pasien dan memastikan bahwa yang menerima obat
adalah pasien atau keluarga pasien
2) Petugas menyerahkan obat sesuai resep dengan memberikan
informasi efek samping obat yang banyak tidak diketahui
pasien.
3) Petugas menginformasikan apabila ada alergi obat segera
kembali kembali ke pelayanan kesehatan atau ke dokter.
4) Petugas menyampaikan makanan dan minuman yang harus
dihindari.
5) Petugas memastikan pasien memahami informasi efek
samping obat yang disampaikan petugas.
d. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)

Merupakan proses kegiatan pemantauan setiap respon terhadap


Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada
dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi
fisiologis. Langkah-langkah :

1) Petugas pemeriksa menerima keluhan ESO dari pasien


2) Petugas pemeriksa memeriksa data pasien di dalam RM
kemudian mengidentifikasi obat mana yg menimbulkan efek
samping
3) Petugas farmasi merekap semua buku laporan ESO dari
petugas pemeriksadan memilih ESO yang belum pernah
terjadi
4) Petugas farmasi mencatat identitas pasien dan membuat
laporan ESO.
5) Petugas farmasi mengirim laporan ESO ke Dinas Kesehatan
e. Pemantauan Terapi Obat (PTO) Merupakan kegiatan untuk
memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat
yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping Langkah-langkah :
a) Petugas memanggil nama pasien dan memastikan alamat
lengkap pasien dan memastikan bahwa yang menerima
obat adalah pasien atau keluarga pasien
b) Petugas memeriksa kembali nama obat, dosis, jumlah obat
yang diberikan, apabila ada obat dalam resep mempunyai
fungsi yang sama, petugas menanyakan kepada penulis
resep.
f. Evaluasi Penggunaan Obat Merupakan kegiatan untuk
mengevaluasi penggunaan Obat secara terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional). Langkah-langkah
:
1) Petugas mengambil sampel 1 pasien setiap hari dari register
harian untuk pasien ispa, diare dan myalgya dalam 1 bulan
2) Petugas menghitung rerata jumlah item obat, prosentase
peresepan dengan nama generik, prosentase penggunaan
antibiotik, dan prosentase peresepan injeksi dalam 1 bulan
3) Petugas menghitung indikator kinerja Penggunaan Obat
Rasional
a) Rerata jumlah item obat per resep batas toleransi 2,6 per
item.
b) % Antibiotik ISPA non pnemoni batas toleransi 20%
c) % Antibiotik pada diare non spesifik batas toleransi 8%
d) % injeksi pada myalgia batas toleransi 1%
BAB V LOGISTIK

Untuk memenuhi kebutuhan obat di masing –masing unit pelayanan


kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah UPT Puskesmas
Kota Tais maka Kepala Puskesmas mengajukan permintaan obat rutin kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma melalui Gudang Farmasi
Kabupaten Seluma setiap 2 bulan sekali dengan menggunakan format LPLPO.
Sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Untuk menjamin keselamatan pasien diperlukan upaya pengendalian


mutu.Yaitu suatu kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait obat atau
mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan
pengobatan/medikasi (medication error).Secara umum kesalahan pengobatan
didefinisikan sebagai peresepan, pemberian dan administrasi obat yang salah,
yang menyebabkan konsekuensi tertentu atau tidak.
Petugas dapat mengidentifikasi respons terapetik obat yang dapat di
antisipasi maupun reaksi alergik dan interaksi obat yang tidak di antisipasi,
untuk mencegah risiko bagi pasien dan agar petugas dapat memantau efek
obat termasuk mengobservasi dan mendokumentasikan setiap Kejadian Tidak
Diinginkan (KTD) .

 Pengertian

Manajemen resiko adalah suatu metode yang sistematis untuk


mengidentifikasi, menganalisis, mengendalikan, memantau, mengevaluasi,
dan mengkomunikasikan resiko yang ada pada suatu kegiatan. Untuk
mengetahui gambaran kegiatan pada suatu unit kerja (misalnya pada
pelayanan kefarmasian), terlebih dahulu dilakukan inventarisasi kegiatan di
unit kerja tersebut. Inventarisasi dapat dilakukan dengan cara :

1. mempelajari diagram kegiatan yang ada


2. melakukan inspeksi dengan menggunakan daftar tilik (checklist)
3. melakukan konsultasi dengan petugas Inventarisasi kegiatan diarahkan
kepada perolehan informasi untuk menentukan potensi bahaya (hazard)
yang ada.

Bahaya (hazard) adalah sesuatu atau kondisi pada suatu tempat


kerja yang dapat berpotensi menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian
lain. Pengendalian resiko melalui sistem manajemen dapat dilakukan oleh
pihak manajemen pembuat komitmen dan kebijakan, organisasi, program
pengendalian, prosedur pengendalian, tanggung jawab, pelaksanaan, dan
evaluasi. Kegiatan-kegiatan tersebut secara terpadu dapat mendukung
terlaksananya pengendalian secara teknis.
Keselamatan pasien (Patient safety) secara sederhana di definisikan
sebagai suatu upaya untuk mencegah bahaya yang terjadi pada pasien.
Walaupun mempunyai definisi yang sangat sederhana, tetapi upaya untuk
menjamin keselamatan pasien di fasilitas kesehatan sangatlah kompleks
dan banyak hambatan. Konsep keselamatan pasien harus dijalankan secara
menyeluruh dan terpadu. Strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien :

1. Menggunakan obat dan peralatan yang aman,


2. Melakukan praktek klinik yang aman dan dalam lingkungan yang aman,
3. Melaksanakan manajemen resiko, contoh : pengendalian infeksi,
4. Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat menurunkan resiko yang
berorientasi kepada pasien.

 Tujuan
o Manajemen resiko dalam pelayanan kefarmasian terutama medication
error meliputi kegiatan :
a. Koreksi bila ada kesalahan sesegera mungkin,
b. Pelaporan medication error,
c. Dokumentasi medication error,
d. Pelaporan medication error yang berdampak cedera,
e. Supervisi setelah terjadinya laporan medication error,
f. Sistem pencegahan,
g. Pemantauan kesalahan secara periodic,
h. Tindakan preventif,
i. Meningkatkan keselamatan pasien dengan :
i. Mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (adverse event),
ii. Membuat sistem identifikasi dan pelaporan adverse event,
iii. Mengurangi efek akibat adverse event

 Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam penerapannya, keselamatan pasien harus dikelola dengan
pendekatan sistemik. Sistem ini dapat dilihat sebagai suatu sistem
terbuka, di mana sistem terkecil akan dipengaruhi, bahkan tergantung
pada sistem yang lebih besar. Sistem terkecil disebut Mikrosistem, terdiri
dari petugas kesehatan dan pasien itu sendiri, serta proses-proses
pemberian pelayanan di ujung tombak, termasuk elemen-elemen
pelayanan di dalamnya. Mikrosistem dipengaruhi oleh Makrosistem,
yang merupakan unit yang lebih besar, misalnya Puskesmas dan Kamar
Obat.
Mikrosistem dan Makrosistem dipengaruhi oleh sistem yang lebih
besar lagi yang disebut Megasistem. Seorang Apoteker yang berperan di
dalam mikrosistem (Kamar Obat, Puskesmas, Instalasi Farmasi
Puskesmas, dan sarana pelayanan farmasi lain) dalam membangun
keselamatan pasien harus mampu mengelola dengan baik elemen-
elemen dalam mikrosistem tersebut, yaitu sistem pelayanan, sumber
daya, sistem inventori, keuangan dan teknologi informasi.
Tim Penyusun Formularium Puskesmas, serta program
Puskesmas lainnya, merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kegiatan keselamatan pasien yang berasal dari makrosistem. Di atas
mikrosistem dan makrosistem, ada satu sistem yang akan
mempengaruhi keselamatan pasien, yaitu megasistem. Yang dimaksud
Megasistem adalah kebijakan kesehatan nasional yang berlaku,
misalnya kebijakan-kebijakan menyangkut obat dan kesehatan yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (Kebijakan tentang akreditasi.
Obat Rasional, Infeksi Nosokomial, dan lain sebagainya), termasuk juga
sistem pendidikan dan pendidikan berkelanjutan yang berlaku. Hal lain
yang juga mempengaruhi keselamatan pasien yang memerlukan
intervensi dari megasistem adalah pembenahan fenomena kemiripan
Look a like (obat-obat dengan rupa atau kemasan mirip) atau Look a like
Sound a like - LASA (obat-obat dengan rupa dan nama mirip),.
Dalam mengelola keselamatan pasien di level Mikrosistem,
seorang Apoteker harus melakukannya dengan pendekatan sistemik.
Masalah keselamatan pasien merupakan kesalahan manusia (human
error) yang terutama terjadi karena kesalahan pada level manajemen
atau organisasi yang lebih tinggi. Dalam membangun keselamatan
pasien banyak istilah-istilah yang perlu difahami dan disepakati bersama.
Istilah-istilah tersebut diantaranya adalah :
1. Kejadian Tidak Diharapkan/KTD (Adverse Event), Kejadian cedera
pada pasien selama proses terapi/penatalaksanaan medis.
Penatalaksanaan medis mencakup seluruh aspek pelayanan,
termasuk diagnosa, terapi, kegagalan diagnosa/terapi, sistem,
peralatan untuk pelayanan. Contoh : Iritasi pada kulit karena
penggunaan perban. Jatuh dari tempat tidur.
2. Kejadian Nyaris Cedera/KNC (Near miss),
3. Kejadan Sentinel,
4. Adverse Drug Event, Respons yang tidak diharapkan terhadap terapi
obat dan mengganggu atau menimbulkan cedera pada penggunaan
obat dosis normal.

BAB VII KESELAMATAN KERJA

Pelayanan Kefarmasian Puskesmas merupakan unit pelaksana


fungsional yang bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian secara menyeluruh di Puskesmas dengan ruang lingkup
pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan kefarmasian klinik dan produksi
perbekalan farmasi.

i. Tujuan
1. Memberikan perlindungan kepada pekerja farmasi, pasien, dan
pengunjung,
2. Mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya, kebakaran,
dan pencemaran lingkungan,
3. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku, dan hasil produksi,
4. Menciptakan cara kerja yang baik dan benar.

B. Kegiatan

1. Penjagaan atau pencegahan dari bahaya paparan penyakit yang berasal


dari pasien dalam ruang lingkup pekerja farmasi Puskesmas saja berupa
beberapa langkah sederhana, seperti :
a. Penggunaan masker saat memberikan KIE dalam tatap muka
dengan pasien,
b. Menghindari kelalaian penjagaan paparan terlebih pada pasien
pengidap tuberculosis,
c. Menghindari kontak kulit langsung untuk beberapa kasus pasien
dengan peyakit kulit akut.
d. Meningkatkan kesadaran bersama sesama pekerja farmasi dan atau
pembantu pekerja farmasi untuk selalu memproteksi diri dari resiko
penularan penyakit yang dibawa pasien,
e. Pada beberapa alat atau sarana kefarmasian elektronik semisal
pulverizer dan heating machine, kewaspadaan dan kehati-hatian
harus selalu dijaga karena kelalaian sedikit saja bisa mengakibatkan
kecelakaan kerja.
f. APD (Alat Pelindung Diri) merupakan peralatan pelindung yang
digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari
kontaminasi lingkungan. APD yang digunakan di ruang farmasi
antara lain :
1) Perlindungan mata dan wajah: Kacamata pelindung
2) Perlindungan badan : baju/jas lab
3) Perlindungan tangan : Handscoon/sarung tangan
4) Perlindungan pernafasan : Masker
5) Perlindungan kaki : sepatu
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk


mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang
bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety). Unsur-unsur yang
mempengaruhi mutu pelayanan:

A. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
B. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
C. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program


pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan
secara berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan
Kefarmasian meliputi:

B. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan


evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar.
C. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja);
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
D. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung


untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang
direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang
melakukan proses. Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan. Contoh: monitoring pelayanan resep,
monitoring penggunaan Obat, monitoring kinerja tenaga kefarmasian.
Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian,
dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang
diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan
data. Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
A. Retrospektif:pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
B. Prospektif: pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan
pelayanan. Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan
waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:

A. Langsung (data primer): data diperoleh secara langsung dari sumber


informasi oleh pengambil data. Contoh: survei kepuasan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan kefarmasian.
B. Tidak Langsung (data sekunder): data diperoleh dari sumber informasi yang
tidak langsung. Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data
pengeluaran Obat.

Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:

A. Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh:


survei kepuasan pelanggan.
B. Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan
menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling
pasien.

Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:

A. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan
dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan
dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit
merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan
kefarmasian secara sistematis. Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1. Audit Klinis Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap
pelayanan kefarmasian, meliputi prosedur yang digunakan untuk
pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas
hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
2. Audit Profesional Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan
kefarmasian oleh seluruh tenaga kefarmasian terkait dengan
pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan sumber daya dan
hasil yang diperoleh. Contoh: audit pelaksanaan sistem manajemen
mutu.
B. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan
pelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh: kajian
penggunaan antibiotik.
BAB IX PENUTUP

Standar Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais ditetapkan


sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota
Tais. Untuk keberhasilan pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pemangku
kepentingan terkait. Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Kefarmasian di
UPT Puskesmas Kota Tais semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya
oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra
Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat
FORMULARIUM
NASIONAL
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

FORMULARIUM OBAT
DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN 2022
KELAS NAMA GENERIK/ DOSIS
KHASIAT EFEK SAMPING
TERAPI SEDIAAN SEDIAAN
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID
1. Asam Mefenamat 500 mg Untuk menghilangkan Sistem pencernaan :
nyeri ringan sampai mual, muntah, dan rasa
sedang sehubungan sakit pada abdominal.
dengan sakit kepala , Pada syaraf pusat : rasa
sakit gigu, disminorure mengantuk, pusing,
primer, nyeri otot dan penghilang kabur dan
nyeri sesudah operasi insomnia
2. Ibuprofen 200 mg Untuk meringankan Menyebabkan rasa tidak
400 m gejala- gejala penyakit nyaman pada saluran
rematik tulang, sendi pencernaan, mual,
dan non sendi muntah, kadang
pendarahan dan tukak,
diare, konstipasi, sakit
kepala, pusing, vertigo,
gangguan pendengaran
dan ruam kulit

3. Natrium Diklofenak 25 mg Pengobatan akut dan Gangguan lambung,


50 mg kronis gejala-gejala kram perut, gangguan
reumatoid artritis dan fungsi hati
osteoartritis
4. Parasetamol 500 mg Meringankan rasa sakit Jika digunakan dalam
120 mg/ml pada keadaan sakit dosis berlebihan dan
kepala, sakit gigi dan jangka panjang dapat
menurunkan demam menyebabkankerusakan
hati

1.2 ANTIPIRAI
5. Allopurinol 100 mg Untuk kelebihan asam Reaksi hepersensitif
300 mg urat (gout) seperti reaksi alergi
pada kulit
6. Piroksikam 10 mg Digunakan untuk Gangguan lambung,
20 mg menghilangkan rasa ruam kulit, mual, muntah
nyeri
Radang sendi atau
rematik
7. Meloxicam 7,5 mg Meredakan gejala-gejala Mual, muntah,
15 mg artritis, misalnya konstipasi atau diare,
peradangan, nyeri ulu hati, sakit
pembengkakan, serta kepala, sulit tidur, perut
kaku dan nyeri otot kembung
2. ANESTESIK
2.1 ANESTETIK LOKAL
1. Etil Klorida 100 ml Untuk menghilangkan
rasa sakit tanpa disertai
hilangnya kesadaran
2. Lidokain 2% HCl + Untuk menghilangkan
Epinefrin rasa sakit tanpa disertai
hilangnya kesadaran
3. ANTIALERGI DAN OBAT untuk ANAFILAKSIS
1. Deksametason 0,5 mg Anti inflamasi/anti Gangguan saluran cerna
0,75 mg radang/anti alergi (mual, nyeri lambung).
5mg/ml Penggunaan jangka
waktu lama :
osteoporosis, daya
tahan tubuh menurun,
meningkatkan kadar
gula darah,
memperburuk
hipertensi, retensi air
mengakibatkan udem,
moon face, hipertensi,
gangguan ginjal
2. Difenhidramin 5 mg/ml Antihistamin yang dapat Mengantuk, sakit
digunakan untuk kepala, lelah, mulut
mengatasi gejala-gejala kering, sulit buang air
alergi dan flu kecil
3. Prednison 5 mg Anti inflamasi/anti Gangguan saluran
radang/anti alergi cerna, mual, perut perih
dan kembung.
Penggunaan jangka
panjang menyebabkan
efek moon face ( wajah
membulat )
4. Cetirizin 10 mg Untuk pengobatan
10mg/5ml parenial rhinitis,alergi
rhinitis, dan urtikaria
idipatik
5. Klorfeniramin 4 mg Memiliki daya Mengantuk, lemah
Maleat antihistami yang kuat, mental, mulut terasa
digunakan pada kering dan pandangan
pengobatan alergi kabur

6. Loratadin 10 mg Mengobati gejala alergi Mengantuk


seperti bersin-bersin,
ruam kulit, pilek, hidung
tersumbat, dan mata
berair akibat paparan
alergen
7. Epinefrin 0,1% Henti jantung (untuk Ansietas, tremor,
(Adrenalin) resusitasi jantung-paru) takikardi, sakit kepala,
ekstremitas dingin
4. ANTIBIOTIK
1. Amoksisilin 125 mg/5 Untuk infeksi saluran Bila alergi, timbul ruam
ml nafas atas seperti kemerahan, eritema dan
250 mg tonsilitis dan infeksi gatal-gatal. Kadang-
500 mg pernafasan bawah kadang timbul pusing,
seperti bronkhitis akut mual, muntah, diare
dan infeksi saluran
kemih
2. Sefadroksil 125 mg/5 Untuk infeksi saluran Gangguan saluran
ml pernafasan pencernaan (seperti
500 mg , infeksi kulit dan kram perut,nyeri, mual,
jaringan lunak, infeksi muntah, diare) & reaksi
saluran kemih ghipersensitivitas
(seperti ruam kulit
kemerah-merahan,
gatal) dapat terjadi
3. Siprofloksasin 500 mg Digunakan untuk Alergi : ruam
pengobatan infeksi kemerahan, eritema dan
bakteri di saluran urin, gatal-gatal. Sakit kepala,
infeksi saluran nafas pusing, gelisah, sulit
bawah, cystitis, tidur, euforia, mual,
prostatitis, diare infeksi, muntah, diare dan sakit
demam tipoid karena perut
salmonella thypi dan
pneumonia nosokomial
4. Kotrimoksazol 240 untuk infeksi saluran Menyebabkan mual,
mg/5ml kemih yang disebabkan muntah, ruam kulit,
480 mg oleh bakteri E. Coli, kerusakan hati atau
klebsiela dan E. penurunan sel darah
Proteus. Infeksi saluran merah adalah beberapa
nafas seperti bronchitis efek toksis serius yang
akut dan kronik yang jarang terjadi.
disebabkan oleh H.
Influenza dan S.
Pneumoniae. Infeksi
telinga (otitis media)
karena H. Influenza dan
S. Pneumoniae. Infeksi
saluran pencernaan
(tifoid, paratifoid, disentri
basiler) karena
Salmonella dan Sigella.
Untuk pasien yang tidak
tahan terhadap penisilin
dan tidak biasa
diberikan injeksi penisilin
5. Thiamfenikol 500 mg Untuk infeksi salmonella
typhi dan haemophillus
influenzae
6. Kloramfenikol 250 mg Untuk infeksi salmonella
typhi dan haemophillus
influenzae
7. Tetrasiklin 500 mg Digunakan pada infeksi Menyebabkan mual,
yang disebabkan oleh muntah, diare, eritema,
klamidia, mikoplasma, sakit kepala dan
riketsia, spirokaeta, gangguan penglihatan,
bakteri gram positif dan hepatotoksisitas,
negatif, bakteri aerob pankreatitis dan colitis
dan anaerob dan
beberapa protozoa
8. Doksisiklin 100 mg Digunakan sebagai Menyebabkan mual,
antibiotik pada infeksi muntah, diare, merah
saluran nafas termasuk pada kulit, sakit kepala
pneumonia dan dan gangguan
bronchitis kronik, infeksi penglihatan, pankreatitis
saluran kemih, sifilis, dan kolitis
klamidia, mikoplasma
dan ricketsia
9. Eritromisin 200 mg.5 Digunakan sebagai Menyebabkan mual,
ml antibiotik pada infeksi muntah, diare, urtikaria,
250 mg saluran nafas termasuk ruam dan reaksi alergi
500 mg pneumonia, infeksi lain, gangguan
saluran kemih, sifilis, pendengaran yang
uretritis non gonokokus, reversibel setelah
acne vulgaris dan pemberian dosis besar,
profilaksis difteri dan ikterus kolestatik dan
pertusis gangguan jantung
5. ANTIFUNGI
1. Ketokonazole 200 mg Mengobati infeksi jamur Mual ringan, muntah,
tertentu pada tubuh atau nyeri perut, sakit
kepala, pembengkakan
payudara atau impotensi
6. ANTI VIRUS
6.1 ANTI HERPES
1. Asiklovir 200 mg Untuk pengobatan
400 mg infeksivirus herpes
simplex pada kulit dan
selaput lendir, termasuk
herpes genitalis inisial
dan rekuren
7. ANTI HELMENTIK
1. Albendazol 400 mg Untuk memusnahkan
cacing parasit yang ada
dalam tubuh manusia
2. Pirantel Pamoat 125 mg Untuk memusnahkan Demam, sakit kepala,
cacing parasit yang ada pusing, rash, kram
dalam tubuh manusia abdomen, diare, mual
dan muntah, anoreksia
8. ANTI AMUBA
1. Metronidazol 250 mg Untuk mengobati
500 mg penyakit yang
disebabkan protozoa
seperti : disentri dan
sakit di daerah
pencernaan
9. ANTI HIPERTENSI
1. Amlodipin 5 mg Sebagai terapi utama Pada uji klinik dengan
10 mg untuk hipertensi dan plasebo sebagai kontrol
dapat digunakan pada pasien hipertensi
sebagai obat tunggal atau angina, efek
untuk mengontrol samping yang sering
tekanan darah pada timbul adalah sakit
sebagian besar pasien kepala,, udem,
kelelahan, mengantuk,
mual, nyeri abdomen,
dan pusing
2. Kaptopril 12,5 mg Untuk hipertensi berat
25 mg hingga sedang,
kombinasi dengan
tiazida memberikan efek
adiktif, sedangkan
kombinasi dengan beta
bloker memberikan efek
yang kurang adiktif
3. Nifedipin 10 mg Untuk menurunkan
tekanan darah
10. DIURETIK
1. Furosemid 40 mg Untuk memperbanyak
pengeluaran air seni
(diuresis) akibat khasiat
langsung terhadap
gingal
11. ANTIDIABETIKA ORAL
1. Glibenklamid 5 mg Meningkatkan produksi
insulin oleh sel beta
pankreas
2. Metformin 500 mg Menurunkan produksi
glukosa oleh hepar,
mengurangi penyerapan
glucosa di usus,
meningkatkan
sensitivitas insulin di
jaringan perifer
12. ANTI LIPIDEMIA
1. Simvastatin 20 mg Menghambat biosintetis Abdominal pain,
kolesterol konstipasi, flatus,
asntenia,
miopati,rabdomiolis
13. OBAT SALURAN CERNA
13.1 ANTASIDA DAN ANTI ULKUS
1. Antasida DOEN Tablet Menetralisir asam Efek samping yang
kunyah lambung yang berlebih umum adalah sembelit,
kombinasi diare, mual, muntah,
: Al. dan gejala tersebut akan
Hidriksida hilang bila pemakaian
200 mg + obat dihentikan
Mag.
Hidroksisa
200 mg
2. Lansoprazole 30 mg Ulkus duodenum, Sakit kepala, diare, nyeri
benigna ulkus gaster, abdomen,dispepsi,mual,
refluks esofagitis muntah, mulut kering,
sembelit, kembung,
pusing, lelah, ruam kulit,
urtikaria, pruritus
13.2 ANTIEMETIK
1. Metoclopramide 10 mg Menghambat reseptor Mengantuk, diare,
dopamine dan reseptor sembelit dan gejala
serotonin di CTZ diCNS ekstrapiramidal
sehingga mengurangi
refleks muntah
14. OBAT NERVOUS SYSTEM
14.1 ANTIKONVULSI
1. Carbamazepin 200 mg Digunakan untuk Mengantuk, pusing,
mencegah terjadinya gangguan penglihatan,
kejang- kejang akibat mual, muntah, limbung,
epilepsi sakit kepala,
pembengkakan pada
pergelangan kaki
2. Phenobarbital 30 mg Untuk meredakan Mengantu, perubahan
aktifitas kelistrikan yang suasana hati dan
berlebihan di dalam perilaku, merasa tidak
otak, membantu stabil atau goyah
mencegah timbulnya
kejang
14.2 ANTIDEPRESAN
1. Amitryptiline 25 mg Meredakan depresi, Mengantuk, pusing saat
nyeri syaraf, dan bangun tidur, mual, nyeri
mencegah migrain perut, konstipasi, diare,
mulut terasa kering
14.3 OBAT ANTIPSIKOTIK
1. Chlorpromazine 100 mg Mengobati skizofrenia Sakit kepala,
dan gangguanpsikosis mengantuk, pandangan
lain yang sejenis, kabur, mulut kering,
kecemasan dan mual, gemetaran,
kegelisahan yang parah gelisah, perubahan
untuk jangka waktu berat badan, sulit tidur,
pendek, perilaku agresif perubahan emosional,
yang berbahaya, serta penurusan gairah seks,
autisme pada anak- payudara yang
anak. Mengatasi mual membesar
dan muntah pada
penyakit yang serius.
Meredakan cegukan
yang tak kunjung
sembuh
2. Haloperidol 1,5 mg Meredakan gejala Mulut terasa kering,
5 mg skizofrenia dan masalah perubahan berat badan,
perilaku, atau sakit kepala, sakit perut,
emosional, serta sulit buang air kecil,
masalah kejiwaan perubahan suasana hati,
lainnya masalah menstruasi,
pandangan buram,
gemetar, konstipasi, sulit
tidur, detak jantung
berdebar, payudara
membesar, hidung
tersumbat
15. ANTIMUSKARINIK
15.1 ANTIPARKINSON
1. Trihexyphenidil 2 mg Mengobati penyakit Konstipasi, pusing, sulit
parkinson buang air kecil, mulut
kering,pandangan
buram, mual
16. OBAT SALURAN NAFAS ATAS
16.1 ANTIASMA
1. Salbutamol 2 mg Digunakan pada Meningkatkan denyut
pengobatan serangan jantung, pusing (kurangi
asma, dan mencegah dosis), gemetar ringan,
serangan pada pasien ansietas dan
yang telah diketahui menimbulkan rasa
menderita penyakit gelisah. Pada orang tua
asma menyebabkan
terhambatnya/retensi
urin, jika terjadi rujuk ke
dokter
2. Aminofilin 200 mg Digunakan pada Takhikardia, palpitasi,
obstruksi jalan mual, gangguan saluran
pernafasan reversibel, cerna, sakit kepala,
asma akut berat insomnia, aritmia dan
konvulsi
17. OBAT BATUK
17.1 ANTITUSIVE NON NARKOTIK
1. OBH Syrup Mengencerkan produksi
mukus di saluran
pernafasan
17.2 MUKOLITIK
1. Ambroksol 30 mg Sebagai sekretolitik Efek samping yang
pada gangguan saluran ringan pada saluran
nafas akut dan kronis pencernaan
khususnya pada
eksaserbasi bronkhitis
kronis dan bronkhitis
asmatik dan asma
bronkial
18. VITAMIN
1. Asam Askorbat 25 mg Mencegah dan
(Vit C) mengobati gejala
defisiensi vitamin C
2. Asam Folat 1 mg Memenuhi kebutuhan
besi dan asam folat
3. Piridoksin (Vit B6) 10 mg Mencegah dan
mengobati gejala
defisiensi vitamin B6
4. Kalsium Laktat 500 mg Memenuhi kebutuhan
kalsium
5. Thiamin (B1) 50 mg Mencegah dan
mengobati gejala
defisiensi vitamin B1
6. Sianokobalamin Mencegah dan
(VIT B12) mengobati gejala
defisiensi vitamin B12
7. Vit B Kompleks Mencegah dan
mengobati gejala
defisiensi vitamin B
Kompleks
8. Zinc 20 mg Meningkatkan proses
perbaikan fili-fili usus
setelah diare pada anak-
anak
19. VITAMIN LAIN-LAIN
1. Biolysin Untuk daya tahan tubuh
dan memperbaiki nafsu
makan
2. Muliavit Syrup
20. OBAT MATA TOPIKAL
1. Kloramfenikol 15 % Mengobati blepharitis, Diskrasia darah
Salep Mata catarrhae, konjungtivitis terutama aplastik
bernanah, traumatic anemia yang dapat
keratitis, trakoma, menjadi serius dan fatal,
keratitis ulserativ, reaksi hipersensitif
uveitis, konjungtivitis,
keratitis, dakriosistitis
dan infeksi lain oleh
bakteri patogen
21. OBAT TELINGA TOPIKAL
1. Fenol Gliserol
22. OBAT KULIT TOPIKAL
1. Basitrasin/ 500 ui/g + Untuk pengobatan
Polimiksin 10.000 ui/g infeksi kulit yang
disebabkan oleh mikro
organisme
2. Betametason 0,1 % Anti radang, antipruritis,
antialergi infeksi kulit
primer
3. Hidrocortison 2,5 % Anti radang, antipruritis,
antialergi
4. Ketoconazole 2% Antifungi
5. Antifungi DOEN
6. Salep 24 Antiskabies
7. Miconazole 2% Untuk mengobati gatal-
gatal, kadas, kudis dan
kutu air
23. ANTIFIBRINOLITIK
1. Fitomenadion (Vit 10 mg Mencegah/mengatasi Hiperbilirubinemia dapat
K) pendarahan akibat terjadi pada pemakaian
defisiensi vitamin K dosis tinggi secara
berulang
24. OBAT INJEKSI
1. Dexamethasone 5 mg/ml Terapi gejala alergi
2. Difenhidramin 10 mg/ml Antihistamin, Umum : urtikaria, syok
antiparkinson dan untuk anafilaksis
pengobatan aktif pada fotosensitifitas, keringat
mabuk perjalanan berlebihan, mulut kering
3. Epineprin HCl 0,1 % Agonis adrenergik, Tremor, takikardia,
vasokonstriksi pembuluh aritmia, mulut kering,
darah kaki tangan menjadi
dingin, ansietas, palpasi,
pusing, perasaan lemah
dan kesulitan bernafas
4. Fitomenadion (Vit 10 mg/ml Kofaktor sintetis faktor Hiperbilirubinemia dapat
K) pembekuan terjadi pada pemakaian
dosis tinggi secara
berulang
5. Lidocain 2% Anestesi Lokal
6. Sianokobalamin 500 mg Mencegah dan
(Vit B12) mengobati gejala
defisiensi vitamin B12
7. Thiamin (Vit B1) 100 mg/ml Mencegah dan
mengobati gejala
defisiensi vitamin B1

1. FORMULARIUM OBAT GIZI


1. Besi II Sulfat 200 Memenuhi kebutuhan
mg + Asam Folat besi dan asam folat
0,25 mg
2. Retinol (Vitamin A) 100.000 ui Mencegah dan
100.000 ui mengobati gejala
defisiensi Vit A
2. FORMULARIUM OBAT KIA
1. Oksitosin Meningkatkan kontraksi
otot polos uterus, untuk
mengurangi pendarahan
post partum
2. Methylergometrin 1,25 mg Meningkatkan kontraksi
Maleat otot polos uterus, untuk
mengurangi pendarahan
post partum

3. FORMULARIUM OBAT IMUNISASI


1. Vaksin Hepatitis B 0,5 Kekebalan aktif
PIB Recombinan ml/dosis terhadap inveksi virus
(bentuk cairan) pada intra Hepatitis B dan
muscular kerusakan hati
2. Vaksin BCG 0,05 Kekebalan aktif
(bentuk kering) ml/dosis terhadap tuberculosa
pada
intrakutan
dan
pelarut 4
ml NaCl
0,9% tiap
ampul
3. Vaksin Polio 0,05 Kekebalan aktif
(bentuk cairan + ml/dosis terhadap polomyelitis
pipet dropper) pemberian atau polio yang dapat
secara oral menyebabkan lumpuh
layu pada tungkai atau
lengan
4. Vaksin DPT/HB 0,05 Kekebalan aktif difteri,
(bentuk cairan) ml/dosis tetanus, hepatitis B, atau
pada intra difteri yang
muscular menyebabkan
penyumbatan jalan
nafas, batuk rejan (batuk
100 hari)
5. Vaksin Campak 0,5 Kekebalan aktif
(bentuk beku- ml/dosis terhadap penyakit
kering) pada campak atau campak
subkutan yang dapat
mengakibatkan
komplikasi radang paru,
radang otak dan
kebutaan
6. Vaksin TD (bentuk Kekebalan aktif
cairan) terhadap tetanus
7. Vaksin DT 0,5 Kekebalan aktif difteri
(ABSORBED ml/dosis dan tetanus
DIPTHERIA intra
TETANUS muscular
VACCINE) atau
subcutan
dalam
4. FORMULARIUM OBAT TB
1. OAT Kategori I
2. OAT Anak
3. Isoniazid 100 mg

5. FORMULARIUM OBAT GIGI


1. Ethyl Chloride Untuk menghilangkan
Spray rasa sakit tanpa disertai
hilangnya kesadaran
2. Eugenol Cairan
6. FORMULARIUM OBAT CAIRAN
1. Glucosa 5%
2. NaCl 0,9 %
3. Ringer Lactat Terapi cairan untuk
mengembalikan
keseimbangan elektrolit
pada dehidrasi
4. Iodium Povidon Antiseptik
10%

7. FORMULARIUM BARANG MEDIS HABIS PAKAI


1. Alat suntik sekali 1 ml
pakai 3 ml
5 ml
2. Cat Gut 2/0
3/0
3. Handscoon Steril 6,5
7
7,5
8
4. Infusion Set
Paediatrik
5. Infusion Set Adult
6. IV Catheter 18
20
22
24
7. Kapas Pembalut 250 gr
500 gr
8. Kasa Pembalut 4 x 15
2 x 80
40 x 80
9. Kasa Pembalut
Hidrofil
10. Masker
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

DOKUMENTASI RAPAT PENYUSUNAN FORMULARIUM OBAT


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN 2022

Seluma,
Nomor : Kepada
Sifat : Yth. ……………………………………
Lampira : ……………………………………..
n
Perihal : Di
Tempat

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan rencana


……………………………………………………….. UPT Puskesmas Kota
Tais, Untuk itu kami mohon bantuan bapak/ ibu untuk mengikuti
pertemuan terebut. Adapun kegiatan akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : ………………………….

Pukul : ………………………….

Acara : ………………………….

Tempat : ………………………….

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami


ucapkan terimakasih.

Kota Tais, ………………………….

Kepala UPT Puskesmas Kota Tais

………………………………………….

NIP. ………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

Notulen Nama Pertemuan : ………………………….


Pertemuan Tanggal : ……………………… Tempat : ………………………….
Pukul : ………………………
Susunan
Acara

Pembahasan

Kesimpulan

Rencana
Tindak lanjut

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

Ditetapkan di Kota Tais


Pada Tanggal,
KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

………………………………………….

Puskesmas : UPT Puskesmas Kota Tais


Judul Kegiatan : ………………………………………….

1. Pemimpin Kegiatan : ………………………………………….


2. Notulis : ………………………………………….
3. Jumlah yang Diundang : ………………………………………….
1) Hadir : ………………………………………….
2) Tidak Hadir :
………………………………………….
4. Waktu Pelaksanaan
1) Hari/TGL/Tahun : ………………………………………….
2) Jam mulai :
………………………………………….
3) Jam berakhir : ………………………………………….
5. Tempat : ………………………………………….
6. Susunan Acara :

7. Jalannya Kegiatan :
8. Analisa Masalah

N Analisa Penyebab Pemecahan


Program Laporan Hasil
o Masalah Masalah Masalah
9. Penyusunan dan pembagian Tugas

N Wilayah
Nama Jabatan Tugas Yang Telibat
o Tugas

LAMPIRAN
1) Absensi Peserta Kegiatan
2) Dokumentasi/Foto Kegiatan Kegiatan
3) Surat Undangan Peserta Kegiatan
Kota Tais, …………………………
KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS Notulen,

KARTINI, SKM …………………………………


NIP. 197704212003122006 NIP. ………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TINDAK LANJUT

PUSKESMAS : ……………………………………
JUDUL : ……………………………………

Sasaran/ Lokasi
No RTL Program Kegiatan Pelaksana Ket
Target Kegiatan

Kota Tais, …………………………


KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS Notulen,

KARTINI, SKM …………………………………


NIP. 197704212003122006 NIP. ………………………………..
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT PUSKESMAS KARTINI, SKM
KOTA TAIS NIP. 197704212003122006
1. Pengertian Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adalah Prosedur
ini mengatur pelaksanaan peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat
dilakukan secara efektif.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk pengelolaan sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais.
4. Referensi Pedoman pelayanan laboratorium UPT Puskesmas Suka Merindu.
5. Prosedur/ A. Persiapan alat dan bahan :
Langkah-langkah 1. Alat tulis dan kertas
2. Laporan pemantauan pemeriksaan laboratorium
B. Petugas yang melaksanakan :
1. Analis Laboratorium
C. Langkah – langkah :
1. Petugas mempersiapkan laporan data dan pemakaian obat
menggunakan LPLPO.
2. Petugas Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian mengajukan
permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai kepada Dinas
Kesahatan Kabupaten Seluma dengan menggunakan LPLPO atau
Surat Permintaan di luar LPLPO yang di tandatangani oleh Kepala
Puskesmas
3. Petugas menerima distrubisi obat dari dinas Kesehatan kjabupaten
seluma
4. Petugas melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis,
jumlah obat, bentuk obat dan tanggal kadaluarsa dan diketahui oleh
Kepala Puskesmas
5. Petugas melakukan penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai mempertimbangkan dengan mempertimbangkan bentuk, Jenis
sediaan, stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban), mudah atau tidaknya
meledak/terbakar, Narkotika dan Psikotropika disimpan dilemari
khusus.
6. Petugas mendistribusikan ke unit (ruang tindakan,Pemeriksaan
Umum, KIA,Laboratorium) dilakukan dengan cara penyerahan Obat
sesuai dengan kebutuhan (floor stock),
7. Petugas melakukan Pengendalian Obat dan Bahan Bakar Habis
Pakai, melalui Pengendalian Persediaan, Pengendalian Penggunaan,
Penanganan Obat hilang, rusak dan Kadaluwarsa.
8. Petugas mendokumentasikan dalam laporan.
9. Petugas melakukan Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan
Bahan Medis Habis pakai secara periodik

6. Bagan Alir

7. Hal - Hal Yang -


Perlu Diperhatikan
8. Unit Terkait Unit Laboratorium
9. Dokumen Terkait Dokumentasi penggunaan Reagen
10. Rekaman Historis

No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai


diubah diberlakukan
PERESEPAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/3

UPT PUSKESMAS KARTINI, SKM


KOTA TAIS NIP. 197704212003122006
1. Pengertian Peresepan obat adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh
dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan memperhatikan
ketepatan diagnosa, jenis obat, dosis, waktu dan lama pengobatan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk peresepan obat
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais.
4. Referensi 1. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan R I (2006) Pedoman Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
5. Prosedur/ A. Persiapan alat dan bahan :
Langkah-langkah 1. Alat tulis dan kertas
2. Kertas resep
B. Petugas yang melaksanakan :
1. Dokter
2. Petugas kefarmasian
C. Langkah – langkah :
1. Petugas medis menegakkan diagnosis berdasarkan gejala klinis,
data laboratorium untuk masing – masing penyakit.
2. Petugas medis menentukan tujuan pengobatan apakah untuk
pencegahan primer/ sekunder, simtomatik, preventif, kuratif, atau
rehabilitatif.
3. Petugas medis memperhatikan kemungkinan adanya kontra
indikasi, interaksi obat dan reaksi alergi.
4. Petugas medis menuliskan terapi obat dalam rekam medik.
5. Petugas medis menulis resep secara manual pada blangko lembar
resep.
6. Petugas medis menulis dengan tulisan yang jelas dan dapat
dibaca.
7. Petugas medis memastikan bahwa resep sudah memenuhi
kelengkapan suatu resep.
8. Petugas medis memeriksa kebenaran obat yang telah diresepkan.
9. Petugas medis memastikan bahwa setiap obat yang diresepkan
sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medis.
10. Petugas medis memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarga pasien tentang efek terapi yang diharapkan dan efek obat
yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi.
11. Petugas medis menyerahkan resep kepada pasien untuk
kemudian dibawa ke apotek
6. Bagan Alir
Menegakkan diagnosis
berdasarkan gejala klinis, data Menentukan tujuan pengobatan
laboratorium

Menulis resep secara manual pada Menuliskan terapi obat Memperhatikan kemungkinan adanya
blangko lembar resep (tulisan jelas dalam rekam medik. kontra indikasi, interaksi obat dan
& dapat dibaca) reaksi alergi

Tidak
Lengkap Lengkap

Periksa kebenaran obat Kelengkapan Resep Tulis kelengkapan resep yang


kurang

Pastikan bahwa setiap obat Berikan penjelasan kepada Serahkan resep kepada
yang diresepkan di blangko pasien dan keluarga pasien pasien untuk kemudian
resep sesuai dengan RM. tentang efek terapi dibawa ke apotek

7. Hal - Hal Yang -


Perlu Diperhatikan
8. Unit Terkait Semua Unit
9. Dokumen Terkait Dokumentasi penggunaan Reagen
10. Rekaman Historis

No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai


diubah diberlakukan
PERESEPAN PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Resep Psikotropika dan Narkotika adalah pemesanan/permintaan tertulis


dari seorang dokter, dokter gigi kepada petugas farmasi untuk
menyediakan/ membuat obat dan diserahkan kepada pasien

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk peresepan


Psikotropika dan Narkotika.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Blanko resep
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Dokter
2. Apoteker
3. Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah :
1. Dokter mendiagnosa pasien dan menuliskan resep obat ke rekam
medik dan blanko resep
2. Petugas melakukan skrining resep (memeriksa kelengkapan resep)
yaitu ada kop resep, tanggal, identitas, jumlah obat, dosis sesuai
dengan pasien yang dimaksud dan tanda tangan dokter yang
memiliki SIP
3. Petugas menyiapkan obat setelah dilakukan skrining resep
4. Petugas menulis etiket obat yang terdiri dari tanggal, nomor resep,
nama pasien, jenis sediaan, aturan pakai obat, untuk obat
psikotropika dan narkotika
5. Petugas Menyerahkan obat kepada pasien beserta informasi obat
6. Bagan Alir

Dokter menulis resep direkam medik dan


blanko resep

Petugas melakukan skrining resep


7. Hal-hal yang perlu Kelengkapan resep
diperhatikan

8. Unit terkait Unit Pelayanan Klinik


9. Dokumen terkait 1. Resep
2. Rekam medis

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENANGANAN OBAT KADALUARSA / RUSAK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Penanganan obat kadaluarsa/rusak tanggal kadaluarsa adalah batas


tanggal setelah tanggal tersebut mutu sedian farmasi tidak dijamin lagi
oleh produsennya.
Penanganan obat kadaluarsa/rusak adalah kegiatan pemusnahan yang
dilakukan pada obat yang tidak memenuhi persyaratan mutu

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk penanganan obat


kadaluarsa/rusak

3 Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas kota Tais
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang telah kadaluarsa
3. Daftar nama-nama sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah
kadaluarsa
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas mengecek obat yang rusak atau kadaluarsa
2. Petugas memisahkan obat rusak atau kadaluarsadan disimpan
pada tempat terpisah dari penyimpanan obat lainnya
3. petugas membuat laporan daftar obat yang kadaluarsa/rusak
catatan nama,no.batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa
4. petugas melaporkan dan mengembalikan obat tersebut ke UPTD
Farmasi kabupaten/kota beserta surat berita acara pengembalian
obat kadaluarsa/rusak
5. Petugas menyimpan arsip laporan

6 Bagan Alir
Petugas mengecek obat
Petugas memisahkan obat

7 Hal-hal yang perlu -


diperhatikan
8 Unit terkait 1. Gudang Obat
2. Apotik
3. Unit pelayanan klinik

9 Dokumen terkait 1. Kartu stok


2. Buku catatan
10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN
FORMULARIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium adalah suatu proses


yang sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana kesesuaian
peresepan terhadap formularium telah tercapai

2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam langkah – langkah untuk mengevaluasi


kesesuaian peresepan dengan formularium

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu Stok
3. LPLPO
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas farmasi menginformasikan kepada petugas medis tentang
isi formularium
2. Petugas farmasi mengambil sampling 2 resep setiap hari
3. Petugas farmasi mengumpulkan data resep selama 3 bulan
terakhir
4. Petugas farmasi merekap data resep selama 3 bulan terakhir
5. Petugas farmasi mengumpukan data tentang jenis obat yang
tertulis di resep tetapi tidak tersedia di formularium
6. Petugas farmasi mencatat total jenis obat yang tidak masuk dalam
formularium
7. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat di Puskesmas yang
tercantum dalam formularium
8. petugas farmasi menghitung tingkat kesesuaian peresepan
dengan membandingkan jumlah resep obat yang tidak tercantum
dalam formularium dengn jumlah jenis obat yang tersedia di
puskesmas x 100 %
9. petugas farmasi menyampaikan hasil evaluasi kesesuaian resep
terhadap formularium obat kepada Kepala Puskesmas
10. Kepala Puskesmas menindak lanjuti hasil evaluasi ketersediaan
obat terhadap formularium kepada tim perencanaan kebutuhan
obat.
6 Bagan Alir
Petugas farmasi menginformasikan kepada
petugas medis tentang isi formularium

Petugas farmasi mengambil sampling 2 resep setiap hari

Petugas farmasi mengumpulkan dan merekap data resep selama 3


bulan terakhir

Petugas farmasi mengumpukan data tentang jenis obat yang


tertulis di resep tetapi tidak tersedia di formularium

Petugas farmasi mencatat total jenis obat yang tidak masuk


dalam formularium

Petugas farmasi mencatat total jenis obat yang tidak masuk


dalam formularium

Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat di Puskesmas


yang tercantum dalam formularium

petugas farmasi menghitung tingkat kesesuaian peresepan

Petugas Farmasi menyampaikan hasil evaluasi


kesesuaian resep terhadap formularium ke
Kepala Puskesmas untuk ditindak lanjuti

7 Hal-hal yang perlu Kesesuaian jumlah obat dengan kartu stock


diperhatikan

8 Unit terkait Petugas kefarmasian

9 Dokumen terkait Formularium, Resep dan LPLPO


10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
OBAT HIGHT ALERT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Obat Hight Allert pasien adalah obat - obat yang sering menyebabkan
terjadinya kesalahan, obat yang beresiko tinggi, menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan seperti obat – obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM), atau
Look Alike Sound Alike / LASA).
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk obat Hight Allert

3 Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomer :


Tentang Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat di UPT Puskesmas
Kota Tais
4 Referensi 1. Direktorat Jendera Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes
RI (2003) Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan
di Puskesmas, Depkes RI Jakarta.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas membuat daftar obat-obatan yang harus diwaspadai.
2. Petugas memberi label yang jelas pada obat-obat yang
harus diwaspadai dengan stiker warna merah bulat, dengan tulisan
Hight Allert berwarna putih..
3. Petugas menyimpan obat pada ruangan dengan kebutuhan obat
kegawatdaruratan.
4. Petugas menyimpan obat – obat Hight Allert pada tempat terpisah,
terkunci daro obat- obatan lain.
5. Pemesanan obat – obatan Hight Allet harus dilakukan oleh petugas
Kefarmasian
6. Petugas mendokumentasikan keluar masuknya obat Hight Allert.
6 Bagan Alir

7 Hal-hal yang perlu -


diperhatikan
8 Unit terkait Petugas Kefarmasian

9 Dokumen terkait Rekam medis


10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENYEDIAAN OBAT – OBAT EMERGENSI DI
UNIT KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Penyediaan obat-obat emergensi di unit gawat darurat bila terjadi


kegawat daruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi yang
tepat adalah sangat penting. Perlu ditetapkan lokasi penyimpanan obat
emergensi ditempat pelayanan dan obat-obat emergensi yang harus
disuplai ke lokasi tersebut.

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk penyediaan obat-obat


emergensi di unit kerja

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu stok
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas farmasi memeriksa jumlah obat yang diminta sesuai
kebutuhan danmenyiapkannya,kemudian menulis nya dikartu
stock dan buk pengeluaran obat gudang
2. Petugas emergensi menyimpan obat ditempat yang sudah
disediakan dan menulisnya dikartu stock emergensi.
3. Petugas emergensi mengecek obat secara berkala,meliputi jumlah
obat yang dipakai, kadaluarsa dan Jumlah sediaan
6 Bagan Alir
Obat diisimpan di kotak
emergensi

Menulis dikartu stok

Obat di cek secara berkala


7 Hal-hal yang perlu Ketersediaan obat
diperhatikan
8 Unit terkait 1. Unit pelayanan klinis
2. Apotik
3. Ruang tindakan
9 Dokumen terkait Formulir monitoring obat emergensi

10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Desa Kota Tais, Kec. Seluma Selatan, Kab. Seluma
Email. puskesmasulutalo@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KOTA TAIS,
NOMOR :

TENTANG

REKONSILIASI OBAT
DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS,

KEPALA PUSKESMAS KOTA TAIS,

Menimban : a. bahwa untuk menjamin keselamatan pasien di UPT


g Puskesmas Kota Tais, dalam hal pemberian obat
kepada pasien yang sedang dirawat maka perlu
dibuat aturan yang mengatur tentang rekonsiliasi
obat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, maka perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Puskesmas Kota Tais;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.5 tahun
2009 tentang Psikotropika;
3. Undang - Undang Republik Indonesia No.35
tahun 2009 tentang Narkotika;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 74 tahun 2016
tentang standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
889/Menkes/Per/V/2011 tahun 2011 tentang
Registrasi, Ijin Praktek dan Ijin Kerja Tenaga
Kefarmasian;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 tentang
Penerapan Menejemen Resiko Terintegrasi di
lingkungan Kementrian Kesehatan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
12. Keputusan Menteri Kesehatan
No.HK.02.02/MENKES/ 523/ 2015 tentang
Formularium Nasional;

MEMUTUSKAN :

Menetapk : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


an REKONSILIASI OBAT DI UPT PUSKESMAS KOTA
TAIS.

KESATU : Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien


atau keluarga harus atas seizin Dokter yang
merawat.

KEDUA : Petugas memberikan informasi yang lengkap tentang


obat yang dibawa oleh pasien.

KETIGA : Dokter mempunyai hak menolak obat yang dibawa


pasien atau keluarga jika tidak sesuai dengan
penyakit pasien atau membahayakan Keselamatan
Pasien.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kota Tais


Pada Tanggal,
KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS

KARTINI, SKM
NIP. 197704212003122006
REKONSILIASI OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Rekonsiliasi Obat adalah Pengelolaan pemakaian obat-obat yang dibawa


pasien atau keluarganya yang pengadaannya bukan dari bagian obat
Puskesmas Kota Tais

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk Penggunaan Obat


Yang Di Bawa Sendiri Oleh Pasien/Keluarga

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Obat

B. Petugas yang melaksanakan:


1. Dokter
2. Apoteker
3. Asisten Apoteker
4. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Dokter menanyakan kepada pasien tentang obat – obat yang
sedang dikonsumsi oleh pasien sebelum menjalani pengobatan di
Puskesmas
2. Dokter memberitahu Petugas obat tentang obat – obatan yang
sedang dikonsumsi pasien sebelum pasien menjalani pengobatan
3. Dokter memberikan instruksi untuk meneruskan atau
menghentikan obat yang sedang dikonsumsi
4. Petugas obat menerima obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga
5. Petugas obat memberikan informasi kepada pasien obat yang
dibawa sendiri untuk diteruskan atau dihentikan
6. Petugas obat menarik obat yang tidak diteruskan atas instruksi
dokter
7. Petugas obat memberi aturan pemakaian obat yang diteruskan
8. Petugas obat memberi aturan pemakaian obat yang dibeli sendiri
oleh pasien/keluarga. Semua obat yang dibawa sendiri oleh pasien
/ keluarga tercatat di rekam medis pasien
6 Bagan Alir
Dokter menanyakan ke pasien tentangan
obat-obat yang sedang dikosumsi

Dokter memberitahu petugas farmasi tentang obat-obat yang


sedang dikosumsi oleh pasien

Dokter menginstrujsikan untuk meneruskan atau menghentikan


obat yang dikosumsi

Petugas farmasi menerima obat yang dibawa sendiri oleh pasien

Petugas obat memberikan informasi pada pasien

Petugas obat menarik obat yang tidak diteruskan sesuai dengan


intruksi dokter

Petugas obat memberitahu aturan pakai untuk obat yang masih


diteruskan

Petugas obat mendokumentasi semua


kegiatan yang telah dilakukan di rekam medis
pasien

7 Hal-hal yang perlu Obat


diperhatikan

8 Unit terkait Pealayanan Kefarmasian


9 Dokumen terkait Rekam medis
10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

DOKUMENTASI PERTEMUAN REKONSILIASI OBAT


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN 2022

Seluma,
Nomor : Kepada
Sifat : Yth. ……………………………………
Lampira : ……………………………………..
n
Perihal : Di
Tempat

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan rencana


……………………………………………………….. UPT Puskesmas Kota Tais,
Untuk itu kami mohon bantuan bapak/ ibu untuk mengikuti pertemuan terebut.
Adapun kegiatan akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : ………………………….

Pukul : ………………………….

Acara : ………………………….

Tempat : ………………………….

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan


terimakasih.

Kota Tais, ………………………….

Kepala UPT Puskesmas Kota Tais


………………………………………….

NIP. ………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

Notulen Nama Pertemuan : ………………………….


Pertemuan Tanggal : ……………………… Tempat : ………………………….
Pukul : ………………………
Susunan
Acara

Pembahasan

Kesimpulan

Rencana
Tindak lanjut

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU
Ditetapkan di Kota Tais
Pada Tanggal,
KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS

KARTINI, SKM
NIP. 197704212003122006
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

………………………………………….

Puskesmas : UPT Puskesmas Kota Tais


Judul Kegiatan : ………………………………………….

1. Pemimpin Kegiatan : ………………………………………….


2. Notulis : ………………………………………….
3. Jumlah yang Diundang : ………………………………………….
a. Hadir : ………………………………………….
b. Tidak Hadir : ………………………………………….
4. Waktu Pelaksanaan
a. Hari/TGL/Tahun : ………………………………………….
b. Jam mulai : ………………………………………….
c. Jam berakhir : ………………………………………….
5. Tempat : ………………………………………….
6. Susunan Acara :

7. Jalannya Kegiatan :
8. Analisa Masalah

Analisa Penyebab Pemecahan


No Program Laporan Hasil
Masalah Masalah Masalah
9. Penyusunan dan pembagian Tugas

N Wilayah
Nama Jabatan Tugas Yang Telibat
o Tugas

LAMPIRAN
a. Absensi Peserta Kegiatan
b. Dokumentasi/Foto Kegiatan Kegiatan
c. Surat Undangan Peserta Kegiatan

Kota Tais, …………………………


KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS Notulen,

KARTINI, SKM …………………………………


NIP. 197704212003122006 NIP. ………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TINDAK LANJUT


PUSKESMAS : ……………………………………
JUDUL : ……………………………………

Sasaran/ Lokasi
No RTL Program Kegiatan Pelaksana Ket
Target Kegiatan

Kota Tais, …………………………


KEPALA UPT PUSKESMAS KOTA TAIS Notulen,

KARTINI, SKM …………………………………


NIP. 197704212003122006 NIP. ………………………………..
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

FORM RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT DAN REKONSILIASI OBAT


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN …………
A. PENELUSURAN RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
TGL MASUK : ...............
DPJP : ...............
DIAGNOSA : ...............

RIWAYAT ALERGI OBAT Tidak Ada Ada, yaitu : ...............

N NAMA OBAT MANIFESTASI OBAT


O

RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT

N NAMA OBAT SIGNA SUMBER OBAT CATATAN


O

TANGGAL DAN JAM PENCATATAN :

PETUGAS KEFARMASIAN PASIEN / KELUARGA PASIEN

(.............................................) (.............................................)

B. PENELUSURAN RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT

REKONSILIASI OBAT SAAT ADMISI


Daftar obat di bawah ini melliputi obat resep dan non resep yang digunakan sebulan terakhir dan
masih dipakai saat masuk Puskesmas

TGL/ NAMA OBAT RUTE ATURAN TINDAK CATATAN PARAF


JAM PAKAI LANJUT APOTEKER
L / T / H
L / T / H
L / T / H
* L : Lanjut Aturan pakai sama
T : Lanjut Aturan Pakai berubah
H : STOP
PEMBERIAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Pemberian obat kepada pasien adalah proses kegiatan menyerahkan obat
oleh petugas kamar obat/ apotek ke pasien disertai dengan pemberian
informasi obat

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk pemberian obat

3 Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomer :


Tentang peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat di UPT Puskesmas
Kota Tais
4 Referensi 1. Direktorat Jendera Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes
RI (2003) Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan
di Puskesmas, Depkes RI Jakarta.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Obat

B. Petugas yang melaksanakan:


1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas kamar obat memeriksa apakah obat yang diserahkan sesuai
resep , nama pasien, umur, alamat pasien, aturan pakai dan jumlah
obat
2. Petugas kamar obat memastikan bahwa yang menerima obat adalah
pasien atau keluarga pasien
3. Petugas kamar obat memberikan obat kepada pasien dengan
informasi pemakaian obat diakukan dengan cara baik, sopan dan
suara yang jelas
4. Petugas kamar obat meminta pasien mengulang cara menggunakan
obat, cara penyimpanan obat dan efek samping obat
6 Bagan Alir
Petugas kamar obat memeriksa apakah
obat yang diserahkan sesuai resep

Petugas kamar obat memastikan bahwa yang menerima


obat adalah pasien atau keluarga pasien

Petugas kamar obat memberikan obat kepada pasien


dengan informasi pemakaian obat diakukan dengan cara
baik, sopan dan suara yang jelas

Petugas kamar obat meminta pasien


mengulang cara menggunakan obat, cara
penyimpanan obat dan efek samping obat

7 Hal-hal yang perlu -


diperhatikan
8 Unit terkait Petugas Kefarmasian
9 Dokumen terkait Rekam medis
10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENGKAJIAN RESEP
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Suatu pengkajian terhadap resep yang dilakukan oleh apoteker atau
asisten apoteker yang memiliki kompetensi meliputi persyaratan
administratif, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis pada
resep untuk mencegah terjadinya kelalaian pencantuman informasi,
duplikasi pengobatan dan pertimbangan klinis
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk pengkajian resep

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Resep
3. Form pengkajian resep
4. Form Telaah Resep

B. Petugas yang melaksanakan:


1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas mengisi checklist dengan memberikan tanda centang
pada kotak form skrining resep, dalam persyaratan
administratif, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis.
2. Petugas melakukan konfirmasi pada dokter bila timbul
masalah dalam ketidak lengkapan resep atau adanya
pertimbangan klinis.
3. Petugas melakukan konfirmasi, berikan alternatif penggunaan obat
kemudian minta keputusan dari dokter apakah terapi akan
dirubah atau tetap seperti yang diminta semula.
4. Petugas mencatat muatan dan hasil keputusan atas konfirmasi
pada kolom “keterangan”.
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat :5.Jl. Petugas
Merdeka,melakukan
kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
konfirmasi ulang kepada dokter, guna
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
meminta
SELUMA persetujuan
– BENGKULU tanda tangan dokter sebagai bukti
pengesahan pertanggungjawaban atas hasil konfirmasi, dengan
ditemani satu orang petugas lain sebagai saksi pengesahan.
6 Bagan Alir -
7 Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
8 Unit terkait Pelayanan kefarmasian
9 Dokumen terkait 1. Resep
2. Form pengkajian resep
3. Form Telaah Resep

10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

1.

CHECKLIST PELAYANAN SKRINING RESEP

No. Resep :
Nama pasien :
Penyakit :

Skrining resep persyaratan administrative

No
Kriteria Pemeriksaan Checklist Keterangan
.
1 Nama dokter
2 SIP
3 Alamat dokter
4 Tanggal penulisan resep
5 Tanda tangan/ paraf dokter penulis resep
Nama
Alamat
6 Umur
Jenis kelamin
Berat badan
Nama obat
Potensi
7
Dosis
Jumlah yang diminta
8 Cara pemakaian yang jelas
9 Informasi lainnya
Kesesuaian farmasetik

Bentuk Dosis
Potensi Stabi- Inkompa-
No. Nama obat sediaa (mg/ Cara dan lama pemberian Keterangan
(mg) litas tibilitas
n hari)

Kesesuaian dosis

Dosis hitung Dosis Dosis hitung


No Dosis Dosis pustaka Dosis pustaka
Nama obat Sekali (mg) Sehari sehari (mg) Keterangan
. Sekali (mg) sekali (mg) sehari (mg)
(mg)
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

Pertimbangan klinis

No Riwayat
Nama obat Efek samping Interaksi Keterangan
. alergi

Drug-related problem

No
Jenis DRP Penyebab Solusi/pencegahan
.

Diperiksa oleh: …………………………………. Tanggal: Paraf:

TELAAH RESEP

Nama : …………………..
No RM : ……………………
Jenis kelamin :L/P
Berat badan / tinggi badan : ……………………….. kg ……………….cm
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl.
INDIKATOR Merdeka, kel. Pasar
YA Tais, Kab. Seluma
TIDAK TINDAK LANJUT
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
PERSYARATAN ADMINISTRASI
SELUMA – BENGKULU
Nama Dokter
No. SIP
Alamat
Paraf Dokter
Tgl Resep
Ruangan / Unit Asal Resep
PERSYARATAN FARMASETIK
Nama Obat
Bentuk Sediaan
Dosis
Jumlah Obat
Aturan Pakai
PERSYARATAN KLINIS
Tepat Indikasi
Tepat Dosis
Tepat Waktu Penggunaan
Duplikasi Pengobatan
Alergi
Kontraindikasi

Petugas

LAPORAN REKAPITULASI TELAAH RESEP


………………………………………
Nama Dokter : …………………..

INDIKATOR YA TIDAK
PERSYARATAN ADMINISTRASI
Nama Dokter
No. SIP
Alamat
Paraf Dokter
Tanggal Resep
Ruangan / Unit Asal Resep
PERSYARATAN FARMASETIK
Nama Obat
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat
Bentuk Sediaan : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
Dosis SELUMA – BENGKULU
Jumlah Obat
Aturan Pakai
PERSYARATAN KLINIS
Tepat Indikasi
Tepat Dosis
Tepat Waktu Penggunaan
Duplikasi Pengobatan
Alergi
Kontraindikasi

Petugas

LAPORAN BULANAN PELAYANAN KEFARMASIAN


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN …………….
………………………………………

Nama Puskesmas :
Kabupaten / kota :
Provinsi :
Laporan bulanan ./ Tahun : …………………..

No Tanggal Jenis Pelayanan Resep Konseling Interaksi Obat


Rawat jalan Rawat inap

TOTAL N

Kepala Upt Puskesmas Kota Tais Petugas

Kartini, SKM. ………………………………………..


NIP.
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

FORMULAR PELAYANAN INFORMASI OBAT


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN …………….

No. ….. Metode : Lisan / Tertulis / Telepon


Tanggal : ……………………. Waktu : …………….
1. Identitas Penannya
Nama ……………………………………………… No. Tlp. …………………………...
Status : Pasien / Keluarga Pasien / Petugas Kesehatan ( …………………………………….)
2. Data Pasien
Umur : ……….. Tahun; Tinggi : ……. cm Berat…… kg Jenis Kelamin : L / P
Kehamilan : Ya ( …… Minggu / Tidak) Menyusui : Ya / Tidak
3. Pertanyaan :
Uraian pertanyaan : ………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...................................
………………………………………………………………………………..................................
Jenis pertanyaan
o Identifikasi obat o Stabilitas o Farmakokinetika
o Interaksi obat o Dosis o Farmakodinamika
o Harga obat o Keracunan o Ketersediaan obat
o Kontra indikasi o Efek samping obat o Lain – lain
o Cara pemakaian o Penggunaan terapeutik o …………………………..
Jawaban
………………………………………………………………………………..................................
………………………………………………………………………………..................................
………………………………………………………………………………..................................
Referensi : ………………………………………………………………………………......................
Penyampaian jawaban : Segera / Dalam 24 jam/ lebih dari 24 jam
Apoteker yang menjawab:
Tanggal : ……………… waktu : ……………… Metode Jawaban : lisan / tertulis / telepon
PEMBERIAN INFORMASI OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pelaksanaan kegiatan pemberian informasi pada pasien
sebagai pengguna obat
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk pemberian informasi obat.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Obat yang sudah disiapkan sesuai dengan resep dokter
2. Petugas Farmasi menjelaskan ke pasien tentang nama obat, indikasi
obat, dosis obat, cara pemakaian obat, frekuensi penggunaan obat,
tempat penyimpanan obat yang benar dan kadaluarsa obat.
3. Petugas Farmasi mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan
informasi obat yang telah dilakukan
6. Bagan Alir

Obat yang akan diberikan kepasien

Petugas farmasi memberikan informasi obat ke pasien pada saat


menyerahkan obat ke pasien

Mendokumentasikan setiap kegiatan PIO

7. Hal-hal yang perlu 1. Pasien


diperhatikan 2. Etiket obat
3. Kondisi pasien
8. Unit terkait Apotik
9. Dokumen terkait Resep

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Pemberian informasi tentang efek samping obat atau efek yang tidak diharapkan
adalah pesan atau informasi yang diberikan oleh petugas farmasi atau yang
melayani obat kepada pasien atau kelurga tentang setiap respon obat yang
merugikan dan yang tidak diharapkan serta terjadi karena penggunaan dengan
dosis takaran normal
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk pemberian informasi tentang
efek samping obat atau efek yang tidak diharapkan

3. Kebijakan Sk kepala puskesmas nomor


Tentang pelayanan kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Pedoman pelayanan kefarmasian upt puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas menyerahkan obat kepada pasien atau keluarga sesuai resep
dokter
2. Petugas farmasi menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang efek
samping yang dapat ditimbulkan dari setiap jenis obat yang akan
dikonsumsi pasien
3. Petugas farmasi menyampaikan kepada pasien atau keluarga untuk
mencari pertolongan jika terjadi reaksi atau efek samping obat yang berat
dan segera kesarana kesehatan terdekat
4. Petugas farmasi melakukan pencatatan terhadap semua reaksi atau efek
samping obat yang terjadi
5. Petugas farmasi mencatat direkam medik pasien jenis obat yang
menimbulkan efek samping obat
6. Bagan Alir

Memanggil pasien

Penjelasan obat kepasien

Mengerti
Tidak
mengerti

Penjelasan ulang sampai


mengerti
Pasien
pulang

7. Hal- hal yang Pemahaman pasien terhadap penjelasan yang diberikan


perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Apotik

9. Dokumen Buku dokumentasi/Buku PIO


terkait
10. Rekaman
historis terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG PETUNJUK
CARA PENYIMPANAN OBAT DIRUMAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Pemberian informasi tentang petunjuk cara penyimpanan obat dirumah


petunjuk penyimpanan obat adalah informasi / petuujuk yang diberikan
oleh tenaga farmasi atau tenaga kesehatan kepada pasien atau keluarga
tentang cara penyimpanan obat dirumah

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk pemberian informasi


tentang petunjuk cara penyimpanan obat dirumah

3 Kebijakan Sk kepala puskesmas nomor


Tentang pelayanan kefarmasian
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas menjelaskan kepada pasien atau keluarga untuk
menyimpan obat dengan baik
2. Menyimpan obat dalam kemasan atau wadah tertutup rapat
3. Obat disimpan dalam suhu kamar dan hindari dari sinar matahari
langsung
4. Obat tidak boleh disimpan ditempat panas atau lembab
5. Obat dalam bentuk cair tidak boleh disimpan dalam lemari
pendingin kecuali ditulis pada label obat
6. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak
7. Petugas menanyakan kembali penjelasan mengenai penyimpanan
obat dirumah dan pasien diminta untuk mengulangi penjelassan
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka,
tadi kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
11. Pasien
SELUMAboleh pulang
– BENGKULU
6 Bagan Alir -
7 Hal-hal yang perlu Pemahaman pasien terhadap penjelasan yang diberikan
diperhatikan

8 Unit terkait Apotik

9 Dokumen terkait Buku dokumentasi/Buku PIO


10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

REGISTER PEMBERIAN INFORMASI OBAT


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN 2022

Umur Jeinis Informasi yang diberikan


M Kelamin Nama Sediaan Dosis Cara Cara Indikasi Kontra Stabilitas Efek Interaksi La
Obat Pakai Simpan Indikasi Samping

PENANGGUNG JAWAB KEFARMASIAN

……………………………………….
NIP………………………..
PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI DI UNIT
KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan suatu kegiatan


penyimpanan obat emergensi disetiap ruangan pelayananklinik sebagai
alat untuk pertolongan pertama bila ada suatu yang terjadi pada pasien

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk penyimpanan obat


emergensi di unit pelayanan

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPt Puskesmas Kota Tais
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu stok
3. Obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
4. Petugas Emergensi
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas emergensi menyimpan obat ditempat yang sudah
disediakan dan menulisnya dikartu stock emergensi
2. Petugas menyimpan obat ditempat yang aman, mudah dijangkau
dan diketahui oleh semua petugas
3. Petugas emergensi mengecek obat secara berkala, meliputi
jumlah obat yang dipakai, kadaluarsa dan jumlah sediaan
6 Bagan Alir
Obat diisimpan di kotak emergensi

Menulis dikartu stok

Obat di cek secara berkala


7 Hal-hal yang perlu Ketersediaan obat
diperhatikan
8 Unit terkait 1. Apotik
Ruang tindakan
9 Dokumen terkait 2. Kartu stok

10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

3.
MONITORING PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI
DI UNIT KERJA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Monitoring penyediaan obat emergensi di unit kerja merupakan kegiatan


pemantauan ketersediaan obat emergensi diunit pelayanan agar selalu
tersedia

2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk monitoring


penyediaan obat emergensi di unit kerja

3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4 Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais

5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:


Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu stok
3. Obat

B. Petugas yang melaksanakan:


1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas obat memeriksa fisik obat dimasing-masing unit
pelayanan klinis dan ruang tindakan secara berkala setiap 3 (tiga)
bulan sekali
2. Petugas mencatat tanggal kadaluarsa
3. Petugas mengganti obat jika ditemukan mutu/kualitas obat yang
menurun seperti perubahan warna, adanya gumpalan dsb
6 Bagan Alir
Memeriksa fisik obat secara berkala

Mencatat tanggal kadaluarsa

Mengganti obat yang kadaluarsa/rusak


7 Hal-hal yang perlu 1. Fisik obat
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
diperhatikan 2. Tanggal kadaluarsa
DINAS KESEHATAN
8 Unit terkait UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
1. Apotik
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
2. Unit pelayanan klinis
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
3. Ruang SELUMA
tindakan– BENGKULU
9 Dokumen terkait Kartu stok

10 Rekaman historis
terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

4.

REGISTER PEMANTAUAN DAN PENGGANTIAN OBAT EMERGENSI


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN 2022

PENANGGUNG JAWAB UNIT KEFARMASIAN

……………………………………….
NIP………………………

NO NAMA OBAT KEMASAN NO BATCH EXPIRED JUMLAH YANG JUMLAH SISA KETERANGAN
DIKEMBALIKAN DIGANTI
PERESEPAN, PEMESANAN DAN
PENGELOLAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Prosedur ini mengatur pelaksanaan peresepan, pemesanan dan pengelolaan


obat dilakukan secara efektif

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk peresepan, pemesanan


dan pengelolaan obat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu Stok
3. LPLPO
4. Obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah :
a) Peresepan obat
1. Dokter atau petugas Pelayanan menulis resep sesuai dengan terapi
dan diagnosis penyakit pasien
2. Petugas farmasi melayani resep yang dibawa oleh pasien
b) Pemesanan obat
1. Petugas pelayanan klinik meminta obat kepada petugas gudang
farmasi puskesmas untuk kebutuhan pelayanan pasien di pelayanan
klinik
2. Petugas gudang farmasi puskesmas mencatat semua kebutuhan di
ruang klinik di puskesmas
3. Petugas gudang farmasi melakukan permohonan permintaan obat ke
IFK Seluma dengan menggunakan form LPLPO
c) pengelolaan obat
a) Perencanaan Kebutuhan
1. Apoteker menyediakan data dan pemakaian obat menggunakan
LPLPO.
2. Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan
analisa terhadap kebutuhan Obat Puskesmas di wilayah kerjanya,
menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan
memperhitungkan waktu kekosongan Obat buffer stock, serta
menghindari stok berlebih.
b) Permintaa Obat dan BMHP
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian mengajukan permintaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai kepada Dinas Kesahatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan LPLPO atau Surat
Permintaan di luar LPLPO yang di tandatangani oleh Kepala
Puskesmas
c) Penerimaan
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan/peti, jenis, jumlah obat, bentuk obat dan tanggal kadaluarsa
dan diketahui oleh Kepala Puskesmas bila tidak memenuhi syarat
maka petugas penerima dapat mengajukan keberatan
d) Penyimpanan
Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
mempertimbangkan hal – hal berikut :
- Bentuk dan Jenis sediaan
- Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban)
- Mudah atau tidaknya meledak/terbakar
- Narkotika dan Psikotropika disimpan dilemari khusus
e) Pendistribusian
Pendistribusian ke unit (ruang tindakan,Pemeriksaan Umum,
KIA,Laboratorium) dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai
dengan kebutuhan (floor stock), untuk pasien dilakukan dengan cara
pemberian Obat sesuai resep yang diterima (Individual prescriptio).
f) Pengendalian Obat dan Bahan Bakar Habis Pakai
Pengendalian Obat terdiri dari :
- Pengendalian Persediaan
- Pengendalian Penggunaa
- Penanganan Obat hilang, rusak dan Kadaluwarsa
g) Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan
- Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
telah dilakukan
- Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
- Sumber data untuk pembuatan laporan
h) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
pakai
- Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis
Habis pakai dilakukan secara periodik.
6. Bagan Alir a. Peresepan
Petugas
Pelayanan Petugas pelayanan klinik

Petugas farmasi melayani resep


yang dibawa oleh pasien

b. Pemesanan obat
Petugas pelayanan klinik meminta obat
kepada petugas gudang farmasi

Petugas gudang farmasi puskesmas mencatat semua kebutuhan di


ruang klinik di puskesmas

Petugas gudang farmasi melakukan


permohonan permintaan obat

c. Pengelolaan obat

Petugas kefarmasian melakukan


Perencanaan Kebutuhan obat puskesmas

Petugas kefarmasian melakukan Permintaa Obat dan BMHP


ke IFK Seluma

Setelah obat diterimadari IFK Seluma, petugas kefarmasian di


gudang obat puskesmas melakukan pengecekan terhadap obat
dan alkes yang diterima

Setelah semua obat dan alkes dicek, lalu dilakukan penyimpanan


sesuai dengan susunan obat dan alkes dan berdasarkan FIFO
dan FEFO

Melakukan pendistribusian ke unit-


unit pelayanan

7. Hal-hal yang perlu Kesesuaian jumlah obat dengan kartu stock


diperhatikan
8. Unit terkait 1. Dokter
2. Apoteker
3. Asisten Apoteker
4. Petugas obat lainnya
9. Dokumen terkait a. Formularium
b. Resep
c. LPLPO

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PELAKSANAAN FIFO DAN FEFO, KARTU
STOCK KENDALI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa, pelaksanaan fifo dan
fefo, kartu stock kendali adalah upaya pencegahan pasien menerima obat
yang kadaluarsa sehingga dapat menjamin mutu dan kualitas obat.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk menjaga tidak


terjadinya pemberian obat kadaluarsa, pelaksanaan fifo dan fefo, kartu
stock kendali

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ Langkah- A. Persiapan Alat dan Bahan
langkah 1. ATK
2. Kartu Stok
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas mengecek tanggal kadaluarsa obat secara berkala minimal
satu bulan sekali
2. Petugas memisahkan obat yang kadaluarsanya lebih dulu dibarisan
paling depan dengan menggunakan sistim FEFO supaya obat cepat
terpakai
3. Petugas menulis nama-nama obat yang sudah mendekati kadaluarsa
dan diletakan ditempat yang mudah terbaca
4. Petugas langsung memisahkan obat yang mendekati kadaluarsa
minimal satu bulan mau kadaluarsa
5. Penyerahan resep obat, petugas wajib memperhatikan kadaluarsa
dan kerusakan obat pada saat penyerahan, penggunaan obat serta
menginformasikan terkait kerusakan dan kadaluarsa obat
6. Petugas langsung menulis di kartu stock obat yang kadaluarsa dan
harus dibuat berita acara dan didokumentasikan
6. Bagan Alir
Mengecek tanggal kadaluarsa secara
berkala

Obat kadaluarsa yang lebih dahulu dibariskan paling depan (FEFO)


puskesmas

Nama-nama obat yang sudah mendekati kadaluarsa diletakkan


ditempat yang mudah dibaca

Memisahkan obat yang mendekati kadaluarsa minimal satu


bulan

Dalam penyerahan obat, petugas memperhatikan kadaluarsa,


bentuk sediaan obat

Petugas menulis di kartu stock obat yang


kadaluarsa , dibuat berita acara dan
didokumentasikan

7. Hal-hal yang perlu Penempatan obat yang akan kadaluarsa, obat kadaluarsa dan obat
diperhatikan yang kadaluarsanya masih lama
8. Unit terkait 1. Ruangan Pelayanan Klinik
2. Logistik
3. Dinkes Kab. Seluma
9. Dokumen terkait Kartu Stok

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT TERHADAP
FORMULARIUM
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana kesesuaian obat terhadap
formularium telah tercapai.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk mengevaluasi dan tindak
lanjut ketersediaan obat terhadap formularium
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
tentang Pelayanan Kefarmasian
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu Stok
3. LPLPO
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
2. Petugas farmasi mengumpulkan data dan mencatat jumlah jenis obat
yang tersedia di puskesmas selama 1 tahun terakhir
3. Petugas farmasi mengumpulkan data dan mencatat jumlah jenis obat
yang dipakai yang tercantum dalam formularium
4. Petugas farmasi menghitung tingkat ketersediaan obat
5. Petugas farmasi menyampaikan hasil evaluasi ketersediaan obat
tehadap formularium kepada kepala UPT Puskesmas
6. Kepala puskesmas menindak lanjuti hasil evaluasi ketersediaan obat
terhadap formularium kepada tim perencanaan kebutuhan obat tingkat
kabupaten
6. Bagan Alir
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
Email. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

7. Hal-hal yang perlu Kesesuaian jumlah obat dengan kartu stock


diperhatikan

8. Unit terkait Semua program klinik

9. Dokumen terkait 1. Kartu Stok Gudang Obat


2. Kartu Stok Apotik
3. Kartu Stok Ruang Pelayanan Klinik

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

4.

EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT DAN KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN FORMULARIUM


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS TAHUN 2022

NO Jumlah Obat Yang Tidak Jumlah Obat Yang Tercantum Persentase Kesesuaian Hasil Evaluasi
Masuk FORNAS Dalam FORNAS Peresepan Dengan FORNAS
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
PENANGGUNG JAWAB UNIT
Email.KEFARMASIAN
puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU

……………………………………..
NIP. ………………………..

TINDAK LANJUT EVALUASI OBAT DAN KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN FORMULARIUM


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS

N HAR LAPORAN HASIL TIND PET


I/ KESESUIA EVALUASI AK UGA
TAN N RESEP LANJ S
GGA UT
L

PENANGGUNG JAWAB UNIT KEFARMASIAN

……………………………………..
NIP. ………………………………..
SOP BAB 8 (2017)
PENILAIAN, PENGENDALIAN, PENYEDIAAN
DAN PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1 Pengertian Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya


sasaran yang diiginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan
obat di unit pelayanan kesehatan dasar
2 Tujuan Sebagai acuan petugas dalam pengendalian penggunaan obat
3 Kebijakan SK Kepala Puskesmas Mambang Nomor:
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
4 Referensi Buku pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di
puskesmas. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Depkes RI Jakarta cetakan kedua tahun 2005
5 Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu Stok
3. LPLPO
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas mengecek jumlah obat yang tersedia, jika ada yang
kurang petugas membuat permintaan obat ke IFK Dinkes Seluma
2. Petugas membuat jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan
rumus yang telah ditentukan dan menulisnya di LPLPO
3. Petugas mengirim permintaan obat ke IFK Dinkes Seluma
4. Petugas mengambil obat dari IFK Dinkes Seluma dan
membawanya ke puskesmas
5. Petugas mengecek kembali obat dari IFK Dinkes Seluma dan
menulisnya di buku penerimaan obat kemudian menulis jumlah
yang diterima di kartu stock obat
6. Petugas menyusun dan menyimpan obat berdasarkan jenisnya
dengan sistem FEFO /FIFO
7. Obat siap didistribusikan ke apotik, Pelayanan-Pelayanan dan
pustu
6 Bagan Alir
Petugas mengecek abat yang tersedia

Petugas menjumlahkan obat yang dibutuhkan

Petugas mengirim permintaan obat ke IFK Dinkes Seluma

Petugas mengambil obat dari IFK Dinkes Seluma dan membawanya


ke puskesmas

Petugas mengecek kembali obat dari IFK Dinkes Seluma dan


menulisnya di buku penerimaan obat kemudian menulis jumlah yang
diterima di kartu stock obat

Menyusun,isi kartu stock,simpan FEFO/FIFO

Obat siap didistribusikan

7 Hal-hal yang perlu Kesesuaian jumlah obat dengan kartu stock


diperhatikan

8 Unit terkait Semua program klinik


9 Dokumen terkait a. Bukti penerimaan obat dari GFK
b. Buku catatan penerimaan obat
10 Rekaman historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
terkait
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Penggunaan dan penyediaan obat adalah proses kegiatan yang dilakukan
dalam rangka memenuhi kebutuhan obat untuk pelayananmulia obat keluar
dari gudang obat puskesmas ke unit dan sub unit di puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penyediaan dan penggunaan obat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Masmbang, Nomor:
tentang penyediaan dan penggunaan oba di UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Buku pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di
puskesmas. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Depkes RI Jakarta cetakan kedua tahun 2005
5.Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu Stok
3. LPLPO
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas masing – masing ruangan pelayanan klinik melakukan
permintaan obat/alkes ke Gudang Farmasi Puskesmas dengan
menggunakan buku permintaan khusus per ruangan klinik
2. Petugas yang meminta obat menuliskan obat/alkes yang di minta,
tanggal, dan paraf di dalam buku permintaan
3. Petugas gudang farmasi puskesmas menyediakan obat/alkes yang
dibutuhkan masing-masing ruangan klinik
4. Petugas masing-masing ruangan klinik mengecek kesesuaian
obat/alkes yang diminta
5. Petugas gudang farmasi puskesmas memberi paraf setiap kali
menyediakan obat/alkes untuk ruangan klinik
6. Bagan Alir
Petugas pelayanan klinik melakukan
permintaan obat/alkes

Petugas pelayanan klinik menuliskan obat/alkes yang


diminta beserta tanggal dan paraf

7.Hal-hal yang perlu Kesesuaian jumlah obat dengan kartu stock


diperhatikan

8. Unit terkait Semua program klinik


9.Dokumen terkait a. Kartu Stok Gudang Obat
b. Kartu Stok Apotik
c. c. Kartu Stok Ruang Pelayanan Klinik

10.Rekaman
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis terkait
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN
KETERSEDIAAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat adalah prosedur yang
harus dilakukan oleh petugas unit obat dalam rangka penyediaan obat
dengan cara mencatat penggunaan obat setiap hari direkap dalam satu
bulan dan diajukan permintaaN ke IFK Dinas Kesehatan dengan
memperhitungkan stok optimum, sisa stok dan buffer stok untuk menjamin
ketersediaan obat di Puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penyediaan obat yang menjamin
ketersediaan obat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kota Tais Nomor
tentang Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
4. Referensi Buku pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di
puskesmas. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Depkes RI Jakarta cetakan kedua tahun 2005
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. ATK
2. Kartu Stok
3. LPLPO
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Penyediaan obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK)
2. Petugas gudang farmasi puskesmas mengecek jumlah obat yang
tersedia, jika ada yang kurang petugas membuat permintaan obat ke
Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK)
3. Petugas gudang farmasi puskesmas membuat jumlah obat yang
dibutuhkan berdasarkan rumus yang telah ditentukan dan menulisnya
di LPLPO
4. Petugas mengirim permintaan obat ke Instalasi Farmasi Kabupaten
(IFK)
5. Petugas gudang farmasi puskesmas mendapat konfirmasi dari
Instalasi Farmasi Kabupaten untuk waktu pengambilan obat.
6. Petugas gudang farmasi puskesmas menerima dan memeriksa obat
sesuai dengan jenis, jumlah dan masa kadaluarsa obat dan
menulisnya di buku penerimaan obat kemudian menulis jumlah yang
diterima di kartu stock obat
7. Petugas gudang farmasi puskesmas menyusun dan menyimpan obat
berdasarkan jenisnya dengan sistem FEFO /FIFO
6. Bagan Alir
Petugas gudang farmasi puskesmas
melakukan pengecekan

Petugas gudang farmasi melakukan penghitungan kebutuhan


obat di puskesmas

Petugas gudang farmasi puskesmas melakukan permintaan obat


ke IFK

Petugas gudang farmasi puskesmas menerima dan mengecek


kesesuaian obat yang telah disediakan oleh IFK

Petugas gudang farmasi puskesmas menyusun dan menyimpan


obat/alkes yang diterima berdasarkan FEFO/FIFO

Obat/alkes siap didistribusikan ke unit-unit


terkait berdasarkan LPLPO/permintaan

7. Hal-hal yang perlu Kesesuaian jumlah obat dengan kartu stock


diperhatikan

8. Unit terkait Semua program klinik

9. Dokumen terkait a. Kartu Stok Gudang Obat


b. Kartu Stok Apotik
c. Kartu Stok Ruang Pelayanan Klinik

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENGAWASAN PENGENDALIAN DAN
PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN
NARKOTIKA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2
UPT Puskesmas KARTINI, SKM.
Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropika dan narkotika


merupakan prosedur mengatur pengawasan dan pengendalian penggunaan
psikotropika dan narkotika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk pengawasan dan


pengendalian penggunaan psikotropika dan narkotika

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. Buku dokumentasi / pengendali dan kartu Stok obat
2. Resep
B. Petugas yang melaksanakan Apoteker dan Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah:
1. Petugas melakukan pengawasan atas kesesuaian diagnosis dengan
terapi penggunaan psikotropika dan narkotika
2. Petugas memberi garis biru pada resep untuk obat psikotropika dan
garis merah pada resep untuk obat narkotika
3. Petugas mengidentifikasi pasien penerima resep psikotropika dan
narkotika saat penyerahan obat
4. Petugas mencatat dalam buku catatan penggunaan obat psikotropika
dan narkotika serta mengisi kartu stok
6. Bagan Alir
Resep narkotika dan psikotropika

Memberi garis merah pada resep narkotika dan garis biru pada resep
psikotropika

Identifikasi pasien

Petugas mendokumentasikan kegiatan

7. Hal-hal yang perlu 1. Ketersediaan obat


diperhatikan 2. Harus dengan resep dokter
8. Unit terkait Unit pelayanan klinik
9. Dokumen terkait 1. Kartu Stok
2. Buku Kontrol
3. Resep

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PENYIMPANAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Penyimpanan obat proses penyimpanan obat-obat di gudang obat untuk


menjaga keamanan dan mutu obat
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk penyimpanan obat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor
tentang Pelayanan Kefarmasiandi UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. Kartu Stok
2. Obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
C. Langkah-Langkah:
1. Petugas memisahkan obat-obat kategori vital disimpan ditempat
terpisah
2. Petugas memeriksa obat-obat dan alkes apakah ada kerusakan pada
kemasan
3. Petugas memeriksa tanggal kadauarsanya, obat yang tanggal
kadaluarsanya pendek digunakan terlebih dahulu
4. Petugas menyimpan obat dalam lemari obat dan rak obat berdasarkan
jenisnya, tablet, syrup, injeksi (ampul, vial), cairan infus dan
sebagainya disusun menurut alfabet dan sistim FEFO dan FIFO
5. Petugas mencatat dalam kartu stok
6. Bagan Alir
Memisahkan obat-obat

Menyimpan kemasan dan isinya

Memeriksa tanggal kadaluarsa

Menyimpan obat dlm lemari obat dan rak sistem FIFO dan FEFO

Mencatat dlm kartu stok

7. Hal-hal yang perlu Ketersediaan obat


diperhatikan
8. Unit terkait Unit pelayanan klinik
9. Dokumen terkait 1. Kartu Stok
2. Buku catatan penerimaan obat

10. Rekaman historis


terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PELABELAN OBAT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1/2

UPT Puskesmas KARTINI, SKM.


Kota Tais NIP. 197704212003122006

1. Pengertian Pelabelan obat merupakan tahapan pemberian tanda tentang aturan


penggunaan obat

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah untuk Pelabelan obat

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor


tentang Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Kota Tais
4. Referensi Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPT Puskesmas Kota Tais
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan:
Langkah-langkah 1. Label obat (putih dan biru)
2. Plastik obat
B. Petugas yang melaksanakan:
1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
3. Petugas obat lainnya
C. Langkah-Langkah :
1. Petugas menerima resep dari dokter untuk pasien
2. Petugas melakukan skrining resep dari pasien dan menyiapkan obatnya
3. Petugas menulis etiket obat, meliputi tanggal, nomor resep, nama pasien,
sediaan obat, aturan pakai obat
4. Petugas memberikan etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk
obat luar
5. Petugas siap memberikan obat kepada pasien
6. Bagan Alir
Resep pasien

Skrining resep

Penyiapan obat

Penulisan etiket

Etiket putih obat dalam. etiket biru obat luar

Obat siap diberi ke pasien

7. Hal-hal yang perlu 1. Pasien


diperhatikan
PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA
2. Etiket obat
DINAS KESEHATAN
8. Unit terkait UPT PUSKESMAS
Unit pelayanan klinik KOTA TAIS
Alamat : Jl. Merdeka, kel. Pasar Tais, Kab. Seluma
9. Dokumen terkait ResepEmail. puskesmaskotatais@gmail.com
SELUMA – BENGKULU
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
terkait

LAPORANPEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT (LPLPO)


DI UPT PUSKESMAS KOTA TAIS
KODE PUSKESMAS :
BULAN :
PUSKESMAS :
PENANGGUNG JAWAB UNIT KEFARMASIAN
TAHUN :

KECAMATAN :
…………………………
KABUPATEN : NIP . ……………………………….

PROPINSI :

SATUAN STOK PENERIMAAN PERSEDIAAN PEMAKAIAN SISA STOK HARGA JUMLAH PERMINTAA
AWAL STO OPT SATUAN
K
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Anda mungkin juga menyukai