)
PADA KETINGGIAN LAHAN BERBEDA
DI KEBUN PT. SULOTCO JAYA ABADI – TANA TORAJA
TUGAS AKHIR
Oleh:
HERI PANGGALO
1722040033
2020
i
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperole gelar Akademik disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Yang menyatakan
Heri Panggalo
iv
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera ,
Tiada kata yang lebih indah dan tiada kalimat yang lebih sempurna selain
ucapan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segalah rahmat dan
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan baik
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari adanya campurtangan
dari berbagai pihak. Karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. H. Darmawan, M.P, Selaku Direktur Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep.
2. Bapak Abdul Mutalib, SP.,MP Selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan
3. Bapak Dr, Muh. Kadir, SP.,MP dan Bapak IR. Baso Darwisah MP Selaku
Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan
nasihat kepada penulis hingga penyusunan tugas akhir ini.
4. Segenap Bapak/Ibu dosen dan staff teknisi jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan.
5. Teman-teman seperjuangan se-angkatan dan seluruh rekan-rekan mahasiswa
se-almamater.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tentunya masih jau
dari kesempurnaan, oleh karna itu, penulis sangat mengharapkan masukan baik
berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam bidang pertanian.
Tuhan Memberkati …
Heri panggalo
v
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR................................................................................... x
RINGKASAN.............................................................................................. xii
BAB I.PENDAHULUAN........................................................................... 1
6.1. Kesimpulan................................................................................... 23
6.2. Saran............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 24
LAMPIRAN ................................................................................................ 26
RIWAYAT HIDUP..................................................................................... 30
vii
DAFTAR TABEL
No Hal
2.1 Tingkat kesesuaian iklim bagi tanaman kopi Arabika ............................. 7
5.1 Rata rata produktivitas kopi arabika dari ketiga lahan yang berbeda
ketinggian di kebun PT. Sulotco jaya abadi selama kurun waktu
10 tahun terakhir (2010-2019) .........................................................................16
viii
DAFTAR GAMBAR
No Hal
4.1 Gambar peta wilayah perkebunan kopi PT.Sulotco Jaya Abadi ........ 12
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data curah hujan 2019 di wilayah PT. Sulotco Jaya Abadi Tana Toraja.................26
2. Gambar peta wilayah kebun PT. Sulotco Jaya Abadi ..............................................27
3. Total produksi kebun Asri, Barakai, dan Citra dalam kurun Waktu 10 tahun
(2010-2019) ........................................................................................................... 28
4. Rata-rata produktivitas (Kg/Ha) lahan kebun Asri, Barakai, dan Citra dalam
kurun waktu 10 tahun (2010-2019) .........................................................................29
x
ABSTRAK
xi
1
BAB I. PENDAHULUAN
lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisi Negara. Kopi hanya
penghasilan utama bagi lebih kurang satu setengah juta jiwa petani kopi di
Ethiopia. Pada abad ke 19, seorang pemuda bernama Kaldi tidak sengaja
memakan biji kopi mentah yang di dapat di semak belukar. Kaldi merasakan
perubahan yang luar biasa setelah memakan biji tersebut, lalu dia menceritakan
hal tersebut kepada warga sekitarnya dan menyebar ke berbagai daerah. Biji
yang dimakan tersebut merupakan biji kopi (Coffea bean) atu sering disingkat
dengan “bean”. Selain kopi bean atau kopi bean, penyebutan lainya Coffea
Qawah, Cafe, Buni, Mbnuni, Koffie, Akeita Kafe, Kava, Dan Kafo
(Panggabean, 2011).
dan factor keamanan lingkungan. Walaupun tanaman kopi belum masuk dalam
dihadapi para petani kopi perlu dibantu oleh pemerintah. Contohnya, akhir-
akhir ini cukup banyak petani kopi yang mengganti tanamanya dari kopi
pemulian bibit dapat menurunkan kualitas dan kuantitas biji kopi. Sarana dan
mutu biji kopi. Tanpa adanya pengawasan dari pemerintah daerah setempat,
budidaya yang tepat dan pengelolahan perkebunan yang telah dilakukan untuk
Salah satunya adalah jenis atau varitas kopi. Di Indonesia terdapat 2 jenis kopi
yang sangat umum dikembangkan yaitu kopi arabika dan robusta. Dalam
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah pengamatan dan analisis data hasil
lokasi kebun PT. Sulotco Jaya Abadi-Tana Toraja. Hasil analisis diharapkan
1.3. Hipotesis
dan Citra)
pada ketiga lokasi lahan dengan perbedaan ketinggian (Asri, Barakai, dan
Citra)
4
sebagai berikut:
Kigdom : Plantae
Subkigdom : Tracheobionta
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Kopi arabika adalah jenis biji tertua dan merupakan yang paling
dunia. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian antara 600-1.800 meter di atas
permukaan laut dan memerlukan waktu enam sampai Sembilan bulan untuk
menjadi biji yang matang. Biji kopi arabika berharga lebih tinggi di pasar
karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi. Biji kopi arabika jatuh
ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah
5
dari rasa dan bau tanah. Kopi arabika juga biasanya diproses secara khusus
bawa, pendek dan kuat dengan ukuran 45-50 cm. selain itu banyak pula akar
karena itu sambungan cabang atau stek batang tidak dapat tumbuh keatas
ranting. Sepasang daun terletak di bidang yang sama dan dis bidang yang
bunga menpunyai diameter sekitar 1-1,5 cm. tanaman kopi ini akan mulai
berbunga setelah berumur 2 tahun. Mula mula bunga ini keluar dari daun yang
6
terletak pada batang utama atau cabang reproduksi, tetapi bunga yang keluar
terbatas, dan hanaya dihasilkan oleh tanaman yang masih sangat mudah.
Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada
ukuran buah lebih besar, dompolan buah juga kurang rapat. Buah yang masih
berwarna hijau bersih, sedangkan buah yang sudah masak berwarna merah
cerah. Bentuk buah bulat telur dengan diameter kurang lebih 10-15mm,
buah masak rata-rata 196 gram. Tanaman ini termasuk dalam golongan
melalui enzim rubisco, siklus calvin yang menambahkan CO2 pada ribulose
umumnya terletak pada ketinggian 1.300 – 1.700 meter dari permukaan laut,
dengan suhu berkisar antara 16oC –29oC, kelembaban 75- 85 % dan curah
menghendaki tanah yang agak masam, yaitu ph antara 5 –6,5 untuk kopi
arabika. Bila ph tanah kurang dari angkah tersebut tanaman kopi juga masih
dapat tumbuh, tetapi kurang biasa menyerap beberapa unsur hara sehingga
tanah yang agak asam (PH lebih dari 6,5) sehingga pemberian kapur tidak
berlebihan.
b. Iklim
c. Ketinggian Tempat
8
Kopi Arabika menghendaki lahan dataran yang lebih tinggi dari pada
kopi Robusta, sebab bila kopi ini di tanam pada lahan yang rendah maka dapat
banyak yang di serang dengan karat daun oleh karena itu, di haruskan untuk
dari 2.000 Mdpl tanaman tersebut akan mudah di ganggu dengan embun upas.
Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih di musim
(penanaman modal dalam Negeri) yang bergerak pada usaha budidaya dan tata
niaga kopi. PT. Sulotco Jaya Abadi berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur.
Agustus 1986 oleh Notaris Rika You Sou Shin di Surabaya . PT. Sulotco Jaya
Hak Guna Usaha (HGU) berlaku selama 30 tahun yang dapat di perpanjang.
dan aroma yang khas, di samping juga melakukan penanaman varietas unggul
introduksi yang di hasilkan oleh Balai penelitian kopi kopi dan kakao di
kebutuhan bahan baku produk olahan kopi dalm Negeri (kopi bubuk) yang di
kelola oleh Kapal Api Group. Untuk mewujudkan visi tersebut, perusahaan
Luas Lahan Kopi PT. Sulotco Jaya Abadi adalah 1.199.364 ha yang
Toraja dan kabupaten Toraja Utara. Adapun batas-batas areal perkebunan kopi
Tana Toraja.
ketinggian 1300- 1700 m dpl dengan suhu berkisar antara 16℃ - 29℃,
kelembaban udara 75% - 85%. Berdasarkan hasil pengujian sampel tanah oleh
pusat penelitian kopi dan kakao , jember – jawa timur diuraikan bahwa lokasi
perkebunan kopi PT. Sulotco jaya abadi dipengaruhi oleh gunung api yang
didominasi oleh bantuan piroxin dan basalt. Pelapukan bahan induk juga
Selain dari hal diatas, tanah yang terdapat dilokasi perkebunan adalah
sebagai berikut :
merata dan didominasi oleh pasir 50% liat 30%, dan debu 20%
2. Tanah regosol dan alluvial regosol yang bahan induknya masih muda
PT. Sulotco Jaya Abadi dipengaruhi oleh gunung api yang didominasi oleh
Mdpl Citra dengan Luas 217 Ha dan ketinggian 1500-1600 Mdpl Serta lahan
Barakai dengan Luas 192 Ha dan ketinggian 1200-1400 Mdpl Peta gografis
Gambar : 3.1 Peta wilayah kebun kopi PT. Sulotco Jaya Abadi.
13
perusahaan perkebunan kopi PT. Sulotco Jaya Abadi di desa Tiroan Kecamatan
Data yang diperoleh terdiri dari data Primer, berupa data produksi per
blok/Area TM selama 10 tahun terakhir (dari tahun 2010 hingga tahun 2019),
Wilayah Asri dengan luas 162 Ha dan ketinggian 1600-1750 Mdpl Citra
dengan Luas 217 Ha dan ketinggian 1500-1600 Mdpl Serta lahan Barakai
dengan Luas 192 Ha dan ketinggian 1200-1400 Mdpl. Data Sekunder berupa
data Curah Hujan, dan Data pendukung lain berupa kondisi wilayah dan
perusahaan.
ketiga areal kebun di PT. Sulotco Jaya Abadi Tana Toraja, yaitu Citra, Barakai
Ketiga Populasi data produksi rata-rata dari ketiga lahan bebeda kemudian
masing area lahan pertanaman kopi PT Sulotco Jaya Abadi dengan perbedaan
Tabel analisis varian uji ANOVA satu arah untuk menguji hipotesis 3
yang ditanam pada 3 areal lahan dengan ketinggian berbeda tidak berbeda
nyata, Namun apabila F Hitung > daripada F table maka H1 Diterima, yang
berarti bahwa rata-rata produksi Kopi arabika pada ketiga lahan berbeda secara
statistik berbeda (Nyata taraf 0,05 atau Sangat Nyata taraf 0,01) yang
5.1 Hasil
tiga wilayah kebun PT Sulatco Jaya Abadi Tanah Toraja yaitu Asri, Barakai
Tabel 5.1. Rata-rata Produktivitas Kopi Arabika dari ketiga lahan yang
Berbeda Ketinggian di kebun PT Sulotco Jaya Abadi selama
Kurun waktu 10 Tahun terakhir (2010-2019)
Rata-rata Produktivitas Per Tahun
Kebun dan Ketinggian
(Kg/ha)
Asri (1600-1750 Mdpl) 1.188, 79
Barakai (1200-1400 Mdpl) 1.772,15
Citra (1500-1600 Mdpl) 2.023,80
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
tersebut, yang berdasarkan histori sangatn dipengaruhi oleh kondisi iklim. Data
kopi Arabika seiring waktu pada ketiga Wilayah lahan ditunjukkan dengan
3.500,00
3.000,00
2.500,00
2.000,00
Kg/Ha
1.500,00
1.000,00
500,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Asri 1.321 589,3 781,6 1.281 1.823 1.497 2.255 576,7 867,4 893,2
Barakai 1.490 1.285 2.120 1.761 2.456 1.893 2.320 1.074 1.467 1.850
Citra 1.779 1.275 2.204 2.271 3.268 2.338 2.598 1.164 1.352 1.984
Secara Visual dari rata-rata (Tabel 5.1) data dan tampilan Grafik pada
Mdpl) cenderung lebih tinggi dari produksi kebun Asri (Ketinggian 1600-1750
Mdpl). Rata-rata tersebut dapat dinyatakan tidak Berbeda atau juga berbeda
ANOVA (Tabel 5.2). Hasil Uji statsistik ANOVA terhadap perbedaan rata-
rata dari ketiga Populasi produksi Kopi (Asri, Barakai dan Citra) yang sidik
sebesar 5,868 lebih besar dari F tabel 0,05 maupun F Tabel 0,02.
(5,867>5,488). Hal ini berarti bahwa Secara statistik dapat disimpulkan bahwa
18
rata-rata produktivitas kopi rabika pada ketiga lahan setiap tahunnya berbeda
“sangat nyata” (Ho : Ditolak), atau ada pengaruh yang sangat nyata ketinggian
Tabel 5.2. Sidik Ragam rata-rata produktivitas Kopi Arabika selama 10 tahun
(2010-2019) yang ditanam di kebun Asri, Barakai, dan Citra
F F
SK DB Jumlah KT F-Hitung Tabel Tabel
Kuadrat (JK) 0,05 0,01
Perlakuan 2 3.669.588,9 1.834.794,5 5,867 ** 3,354 5,488
Galat 27 8.442.681,9 312.691,9
Total 29 12.112.270,9
Keterangan:
KK = 33,6 %
** Sangat Nyata
5.2 Pembahasan
ketinggian antara 700 hingga 2000 mdpl. Kisaran yang sesuai dengan
ketinggian lahan yang ada di area PT. Sulotco Jaya Abadi untuk wilayah Asri
Ketinggian tempat semua lahan yang diamati memenuhi persyaratan dan ada di
kisaran 700 hingga 2000 mdpl, meskipun ada perbedaan ketiganya dimana area
lahan tertinggi lokasinya dari permukaan laut adalah wilayah kebun Asri
disusul Citra dan Barakai. Faktor iklim sangat menentukan berhasil tidaknya
kalau kita akan bercocok tanam kopi, maka sebelum kita menanam kopi
terlebih dahulu kita pelajari iklim yang bagaimana dikehendaki oleh tanaman
kopi. Dengan demikian kita dapat mencari lokasi yang cocok untuk
perkebunan kopi. Apabila ketinggian tempat penanaman sama maka faktor lain
19
seperti Curah hujan mungkin saja akan lebih banyak memberi pengaruh pada
distribusi curah hujan inilah yang lebih penting untuk tanaman kopi. Hal ini
disebabkan karena tanaman kopi memerlukan masa agak kering selama kurang
lebih tiga bulan. Masa kering ini memang sangat penting untuk tanaman kopi
sendiri. Curah hujan yang paling baik untuk tanaman kopi adalah wilayah yang
Berdasarkan data primer setelah diolah dari tabel 5.1 rata rata
mdpl) dengan jumlah rata rata produktivitas 1.188,79 (kg/ha) pertahun, Barakai
1.772,15 (kg/ha) pertahun dan Citra ketinggian (1500 – 1600 mdpl) dengan
jumlah rata rata produktifitas 2.023,80 (kg/ha) pertahun. Dari ketiga wilayah
tersebut produktivitas yang paling tinggi didomnasi oleh wilayah Citra dengan
produktifitas yang paling rendah berada pada wilayah Asri dengan jumlah
Berdasarkan data dari ketiga wilayah kebun kopi di PT. Sulotco Jaya
Abadi tersebut dapat kita lihat bahwa pruduktivitas kopi di wilayah Asri,
Suhu dan Kelembaban udara, hal ini lah yang mempengaruhi adanya
suatu lahan perkebunan kopi akan mengakibatkan perubahan suhu . Ada tiga
Dari ketiga jenis zona iklim di atas yang cocok untuk produktivitas
pertanaman kopi arabika adalah zona iklim sedang yaitu dengan ketinggian
700-1500 Mdpl.
Populasi produksi Kopi (Asri, Citra, dan Barakai) yang sidik ragamnya
ditunjukkan pada Tabel 5.2 dimana F Hitung sebesar 5,868 lebih besar dari F
tabel 0,05 maupun F Tabel 0,02. (5,867>5,488). Hal ini berarti bahwa Secara
adalah kebun Citra yang berada pada ketinggian 1500 – 1600 mdpl dengan
21
produktivitas kebun Barakai yang berada pada ketinggian yang lebih rendah
kebun Asri yang berada lebih tinggi (1600-1750 mdpl) dengan hanya 1.188,78
dari 1000 mdpl keatas rata-rata produktivitasnya tidak akan jauh berbeda
selama berada pada kisaran syarat tumbuh, terbukti dapat berbeda dimana ada
ketinggian tempat yang tentu juga terkait iklim setempat yang memungkinkan
adanya interaksi yang sesuai untuk pertumbuhan kopi Arabika pada kebun PT
Sulotco Jaya Abadi. Hasil yang diperoleh tentu saja bisa spesifik lokasi,
artinya tidak bias serta merta dapat disimpulkan bahwa kondisi ketinggian yang
sama diwilayah lain akan memberi hasil paling baik disbanding ketinggian
berbeda karena adanya kemungkinan cuaca dan iklim yang berbeda dengan
lokasi pengamatan atau lokasi kebun di areal PT Sulotco Jaya Abadi di tana
Toraja, tetapi untuk percobaan di kebun PT Sulotco Jaya Abadi ini, hipotesis
tempat berbeda.
22
6.1. Kesimpulan
Sulotco Jaya Abadi Tana-Toraja adalah kebun Citra yang berada pada
hektar, diikuti kebun Barakai yang berada pada ketinggian 1200-1400 mdpl
dengan produktivitas rata-rata 1.772,15 kg per hektar dan kebun Asri yang
6.2 Saran
Sulotco jaya Abadi disarankan pada areal dengan ketinggian 1500 hingga 1600
DAFTAR PUSTAKA
Muljana, M. 2006. Bercocok tanam kopi. CV. Aneka Ilmu, semarang. Diakses
(9 Mei 2020)
Mawarti S, 1990. Bahan latihan penelitian agronomi kopi arabika di aceh tenga
kerja sama PPW-LTA dan pondok gaja tanggal 26 februari s/d
Maret 1990. Diakses (9 Mei 2020).
Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesi. 2006. Pedoma teknis budidaya
tanaman kopi. Jember : Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Diakses
(9 Mei 2020)
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data curah hujan tahun 2019 di Wilayah PT Sulotco Jaya Abadi
Tana Toraja
Lampiran 2. Gambar peta wilayah kebun kopi PT. Sulotco Jaya Abadi
27
Lampiran 3. Total Produksi Kebun Asri, Barakai dan Citra Dalam Kurun
Waktu 10 tahun (2010 – 2019)
Wilayah dan Luas
Tahun Asri Barakai Citra Jumlah
162 Ha 192 Ha 217 Ha 571 (Ha)
2010 214.019 286.080 386.667 886.766
2011 95.421 246.844 277.130 619.395
2012 126.561 407.094 478.890 1.012.545
2013 207.503 338.228 493.558 1.039.289
2014 295.275 471.539 710.150 1.476.964
2015 242.405 363.538 508.047 1.113.990
2016 365.128 445.436 564.497 1.375.061
2017 93.382 206.204 252.935 552.521
2018 140.451 281.748 293.803 716.002
2019 144.628 355.278 431.034 930.940
28
Lampiran 4a. Rata-rata Produktivitas (Kg/Ha) lahan Kebun Asri, Barakai dan
Citra Dalam Kurun Waktu 10 tahun (2010 – 2019)
Wilayah
Tahun
Asri Barakai Citra
2010 1.321,84 1.490,23 1.779,83
2011 589,35 1.285,85 1.275,63
2012 781,67 2.120,61 2.204,33
2013 1.281,59 1.761,88 2.271,84
2014 1.823,70 2.456,32 3.268,81
2015 1.497,16 1.893,72 2.338,54
2016 2.255,13 2.320,34 2.598,38
2017 576,75 1.074,15 1.164,26
2018 867,46 1.467,67 1.352,37
2019 893,26 1.850,70 1.984,05
JUMLAH 11.887,92 17.721,46 20.238,03
29
NIM 1722040033
November 1998
Perkebunan
E-MAIL : heripanggalo82@gmail.com
Dengan semua ini yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan
dapat di pertanggung jawabkan secara hukum
Pangkep, 15 Mei 2020
Heri Panggalo