Chicie Arinda Widyati1; Ludfi Arya Wardana2; Didit Yulian K3; Rofika Nuriyanti4
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Panca Marga Probolinggo, Indonesia
1
arindachicie@gmail.com, 2ludfiaryawardana@upm.ac.id, 3didit.yulian@gmail.com,
4
rofikanuriyanti@upm.ac.id
Abstract: This study explains the effect of the Collaborative Learning Model on the
was carried out with a quantitative approach through documentation and test studies.
The results showed that 1) Thematic learning outcomes of experimental class students
who were taught using the cooperative learning model of learning together type had an
who are taught without using the cooperative learning model type learning together
between the application of the collaboration model and the learning outcomes of second
Abstrak:Penelitian ini menjelaskan pengaruh antara Model Pembelajaran Kolaborasi terhadap Hasil Belajar
siswa Kelas II SD Negeri Gending 1 pada Pembelajaran. Kajian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif
melalui studi dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Hasil belajar tematik siswa kelas
Eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together memiliki
nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 82,50. Sehingga mengalami peningkatan sebesar 12,81. 2) Hasil belajar
siswa Kontrol yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together memiliki
rata-rata yang diperoleh sebesar 70,06. Mengalami peningkatan sebesar 0,81. 3) Terdapat pengaruh yang
signifikan antara penerapan model kolaborasi dengan hasil pembelajaran siswa kelas II SD Negeri Gending 1
pada pembelajaran Tematik.
How to Cite: Author, F., Author, S., & Author, T. (Year).Type the paper title, Capitalize first
letter Bold. Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 6(1), 1-3.
doi:http://dx.doi.org/10.30738/tc.v6i1.xx
A. Pendahuluan
Selama tiga dekade terakhir, konsep pembelajaran kolaborasi semakin penting di kalangan
pendidikan. Menurut definisi ini, metode pengajaran yang dikenal sebagai "pembelajaran kolaboratif"
mendorong interaksi sosial di antara siswa dan menumbuhkan kedewasaan dan pengalaman sosial
(Pastor dan Perry, 2010). Pembelajaran kooperatif juga menghilangkan kepasifan kelas dan
individualitas, menurut tim peneliti. Selama proses pendidikan, siswa secara aktif berpartisipasi dalam
interaksi dengan teman sebaya dan guru (Dooly, 2008). Menggunakan kerja kelompok sebagai
strategi pembelajaran dapat membantu Anda mencapai tujuan Anda lebih cepat dan lebih efisien.
Barkely, Cross, dan Major (2012:5) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kolaborasi, siswa bekerja
sama dalam kelompok belajar untuk mencapai tujuan kelompok. Seperangkat kegiatan terorganisir
yang mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran.
Siswa dapat dibantu dalam keadaan tertentu dengan strategi pembelajaran kolaborasi. 2 Dooly
(2008) mengutip Vygotsky mengatakan bahwa siswa dapat tampil lebih baik secara intelektual ketika
bekerja bersama daripada sendirian, menurut Vygotsky. (2009), Pembelajaran kolaboratif, menurut
Maesin, memungkinkan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan mereka lebih efektif daripada
bekerja sendiri. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kolaboratif, menurut Puger (2004),
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen dan kontrol. Tujuan
metode eksperimen ialah untuk menjelaskan antara pengaruh model pembelajaran kolaborasi dengan
hasil belajar siswa sebab akibat yakni variabel X serta variabel Y. Metode eksperimen yang ditetapkan
peneliti ialah tes.
Penelitian ini melihat hubungan antara variabel bebas pembelajaran tematik dan model
kolaboratif dengan variabel terikat hasil belajar. Hasil belajar siswa diukur dengan
menggunakan pertanyaan deskriptif berupa tes.
Kami menganalisis data dari pra dan pasca tes yang diberikan kepada siswa dalam
kelompok eksperimen dan kontrol. Sebelum dan sesudah perlakuan, siswa diberikan pre dan
post-test terpisah, yang mengukur kemampuan mereka untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
Tujuan dari kedua penilaian ini adalah untuk mengukur seberapa efektif kursus pelatihan
tersebut.
Hasil pra-tes dikumpulkan pada kelompok eksperimen dan kontrol dengan melakukan tes
pendahuluan. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, satu menggunakan model kolaborasi
Learning Together dan yang lainnya dengan metode ceramah, untuk perlakuan. Sebuah post-
test diberikan kepada kedua kelas setelah mereka menerima perlakuan. Kemampuan siswa
pasca perlakuan dinilai menggunakan metode ini.
Kelas eksperimen memiliki 16 sampel yang valid sebelum perlakuan (pre-test), dengan
mean 69,69, standar deviasi 9,816, dan nilai minimum 37 dan nilai maksimum 80.
Sebelum perlakuan (post-test), perhitungan SPSS 22.00 menghasilkan ukuran sampel 16,
dengan nilai mean (82,50), standar deviasi (10,764) dan minimum (59) hingga
maksimum (99).
deviasi sebesar 8,899, nilai minimum sebesar 55 dan maksimum sebesar 60.
Perhitungan dengan SPSS 22.00 pada data kelas kontrol setelah perlakuan
menghasilkan jumlah sampel yang valid sebesar 16 dengan rerata skor 70,06 dan
standar deviasi 7,178. Nilai terendah adalah 60, dan tertinggi adalah 80.
2. Analisis Data
a. Skor Kolomogrov-Smirnov Z dari kelompok eksperimen berbeda secara signifikan
antara pre-test dan post-test: 0,263 pada pre-test dan 0,279 pada post-test. Baik kelompok
kontrol pretest dan posttest masing-masing memiliki Kolomogrov-Smirnov Z 0,143 dan
Sig 0,200. Tampaknya ada lebih dari 0,05 standar deviasi di atas alfa dalam distribusi
Asymp Sig (2-tailed) dari data yang diperoleh. Karena terdistribusi normal, maka
distribusi Asymp Sig (2-tailed) dari masing-masing data pra dan pasca uji variabel dapat
digunakan untuk uji statistik parametrik.
b. Nilai Levene pre-test adalah 0,836 dan Sig 0.479 pada kelompok eksperimen-kontrol,
sedangkan nilai-nilai Levene post-test adalah 0,393 dan Sig.0.758 pada kelompok
eksperimen-kontrol. Sebuah Sig dari 0,758 ditugaskan ke nilai Levene di pre-post test
kelompok eksperimen, sedangkan Sig 0,423 ditugaskan ke nilai Levene di pre-post test
kelompok kontrol. Terlihat dari hasil tersebut, data yang diperoleh memiliki distribusi
Asymp Sig (2-tailed) yaitu lebih dari 0,05 standar deviasi di atas alpha. Distribusi data
pre-test dan post-test dapat disimpulkan homogen pada kelompok eksperimen-kontrol,
kelompok eksperimen (distribusi Asymp Sig (2-tailed)) homogen, dan distribusi pre-test
dan post-test kontrol kelompok homogen (Asymp Sig). Karena itu, penyelidikan ini harus
dilanjutkan.
3. Uji Hipotesis
4. Pembahasan
Model Kolaborasi dapat digunakan di dalam kelas sebagai model pembelajaran aktif.
Dalam penelitian ini proses pembelajaran berbasis model kolaborasi dengan menggunakan
metode Learning Together. Siswa di kelas di mana kepasifan dan individualitas dihilangkan.
Pembelajaran Kolaborasi adalah suatu bentuk pembelajaran kolaboratif dimana siswa
berpartisipasi aktif dalam interaksi antara dirinya dengan siswa lain maupun antara siswa
dengan guru.
Menurut semua kegiatan model pembelajaran yang telah dilaksanakan di SD Negeri
Gending 1 kesimpulannya yakni ada pengaruh terhadap pembelajaran model kolaborasi
yang diterapkan dikelas eksperimen. Dengan demikian berarti Model Kolaborasi sangat
menentukan hasil belajar siswa khususnya dalam rangka usaha meningkatkan kerja sama
terhadap siswa, terciptanya pemikiran siswa yang mampu dan bisa berpikiran tinggi. Karena
semakin siswa memahami pembelajaran mereka sendiri, semakin mereka berpikir dan
belajar; di sisi lain, semakin sedikit mereka mengerti, semakin sedikit mereka berpikir dan
belajar.
D. Simpulan
Sebagai hasil dari penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa Kontrol yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe learning together memiliki rata-rata yang diperoleh sebesar 70,06. Mengalami
peningkatan sebesar 0,81.
2. Hasil belajar tematik siswa kelas Eksperimen yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe learning together memiliki nilai rata-rata yang diperoleh
sebesar 82,50. Sehingga mengalami peningkatan sebesar 12,81
3. Hasil belajar tematik rata-rata siswa kelas dua SD Negeri Gending 1 berbeda antara mereka
yang menerima instruksi pembelajaran kolaboratif dan mereka yang tidak menerima
instruksi tersebut, menurut penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari
kelas Eksperimen dengan hasil belajar kelas kontrol.
E. Ucapan Terimakasih
Peneliti menyadari bahwa dapat terselesaikannya artikel ini dengan baik berkat adanya
bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan setulus hati
peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua, keluarga, sahabat, dan
seluruh citivis akademik Universitas Panca Marga Probolinggo terutama Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
F. Daftar Pustaka
Hasbullah. Dasar- dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Huda, Miftahul. Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan.
Cet. IV. Yogyakarta: Celeban Timur, 2013.
Miftahul, Huda. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mudlofir, Ali. dan Evi, Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Grafindo
Persada
Muhabbin, Syah. 2012. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Purwanto.
2013. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar Pembelajaran Cooperative
Learning tipe Learning Together (LT) terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI,
Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro
Putu Ade Andre Payadnya & I Gusti Agung Ngurah Trisna Jayantika, 2018. Panduan
Penelitian Eksperimen beserta Analisis Statistik dengan SPSS, Sleman: CV Budi Utama