Anda di halaman 1dari 4

Penyusunan SAP

Mata ajar : Keperawatan Jiwa


Pokok bahasan : Bebas Overthinking dengan Stoikisme
Sasaran : Mahasiswa
Hari, tanggal : Selasa, 11 Oktober 2022
Waktu : 08.30 – 08.40 (10’)
Narasumber : Arina Chasanah Gonzaga Putri
A. Latar Belakang
Selama pandemi Covid-19, telah banyak studi yang melaporkan peningkatan
masalah kesehatan mental. Masalah kesehatan mental yang paling sering dilaporkan antara
lain kecemasan, depresi dan distres psikologis (Krifa et. al, 2022; Wu et.al, 2021; Xiong
et. al., 2020). Mahasiwa adalah salah satu populasi yang rentan terkena masalah kesehatan
mental tersebut (Krifa et. al, 2022). Masalah kesehatan mental ini dapat disebabkan oleh
stres yang berkepanjangan atau sering disebut dengan overthinking (Viertiö et.al, 2021).
Penting untuk memahami bagaimana cara mengatasi overthinking tersebut agar tidak
mengarah kepada masalah kesehatan yang lebih serius. Stoikisme merupakan salah satu
filosofi yang saat ini dimanfaatkan sebagai salah satu basis praktik cognitive behavioral
therapy (CBT) (Menzies & Whittle, 2021; Crawford & Helm, 2020). Melalui micro-
teaching ini akan dibahas tentang cara mengontrol overthinking dan mengatasinya dengan
filosofi stoikisme.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah edukasi dilakukan, pelajar yang mengalami overthinking mampu
memahami overthinking dan cara mengatasinya dengan stoikisme.
2. Tujuan Khusus
Setelah edukasi dilakukan, pelajar yang mengalami overthinking mampu
i. memahami konsep overthinking
ii. memahami konsep stoikisme
iii. memahami cara mengontrol dan mengatasi overthinking.
C. Materi
1. Konsep overthinking (definisi, penyebab, cara mengontrol)
i. Overthinking bisa terjadi saat otak kita memikirkan suatu hal secara terus-
menerus. Umumnya overthinking terjadi karena dua jenis pemikiran yang
muncul, yaitu pemikiran tentang masa lalu dan masa depan.
ii. Cara mengontrol overthinking menurut Psikolog Albert Ellis dengan
metode ABCDE.
1. A (activating), yaitu momen saat kita menyadari peristiwa yang
menjadi sumber stres.
2. B (belief), yaitu keyakinan atau persepsi yang muncul dari suatu
peristiwa.
3. C (consequences), yaitu akibat dari belief yang dimiliki.
4. D (dispute), yaitu mengubah pola pikir atau belief yang tidak logis
menjadi logis.
5. E (effect/exchange), yaitu implementasi belief yang adaptif.
2. Konsep stoikisme
i. Stoikisme adalah filosofi yang ditemukan di Athena, Yunani oleh Zeno of
Citium pada 300 SM. Stoikisme berasal dari kata “stoa” yang berarti teras
karena filosofi ini pertama kali diajarkan di teras pasar Agora, Athena di
mana para Stoik (filsuf stoikisme) belajar tentang filsafat. Ajaran stoikisme
menekankan pada melatih karakter baik manusia, meningkatkan emosi
positif, dan mengurangi emosi negatif.
3. Penerapan filosofi stoikisme untuk mengatasi overthinking
i. Fokus pada hal yang bisa kita kendalikan.
ii. Jangan biarkan diri kita menderita karena banyak masalah.
iii. Buatlah progres setiap hari, meskipun hanya langkah kecil.
iv. Pelajari kehidupan dari orang hebat.
v. Utamakan keberanian, kesederhanaan, keadilan, dan kebijakasanaan.
vi. Hargai waktu.
D. Pendekatan (deduktif/induktif): deduktif
E. Metode: ceramah dan tanya jawab
F. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
No. Yang Dilakukan Narasumber Yang Dilakukan Audien Waktu
(menit)
1. Membuka pelajaran Menjawab salam 2
• Membuka dengan salam Menjawab sesuai
• Melakukan apersepsi kemampuannya
• Cerita tentang sesuatu Mendengarkan, menyimak
2. Menyampaikan isi Mendengarkan, menyimak 6
• Memberi materi Mengajukan pertanyaan
• Memberikan kesempatan Menanggapi pertanyaan
audien untuk bertanya Menyimak
• Melakukan diskusi atas
pertanyaan audien
• Menjawab pertanyaan audien
3. Menutup pelajaran Menjawab pertanyaan 2
• Merangkum dengan Menjawab salam
melibatkan audien
• Menutup dengan salam
G. Evaluasi
H. Sumber
Crawford, C. A., & Helm, B. M. (2020). How Can Stoic Philosophy Inspire Psychosocial

Genetic Counseling Practice? An Introduction and Exploration. Journal of

Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, 38(2), 155-172.

Krifa, I., van Zyl, L. E., Braham, A., Ben Nasr, S., & Shankland, R. (2022). Mental Health

during COVID-19 Pandemic: The Role of Optimism and Emotional

Regulation. International journal of environmental research and public

health, 19(3), 1413. https://doi.org/10.3390/ijerph19031413

Menzies, R. E., & Whittle, L. F. (2021). Stoicism and death acceptance: integrating Stoic

philosophy in cognitive behaviour therapy for death anxiety. Discover

Psychology, 2(1), 1-10.

Pigliucci, M. (2016). Stoicism. Internet Encyclopedia of Philosophy.


Satu Persen - Indonesian Life School. (2019, November 24). Cara Mengatasi Berpikir

Berlebihan (Mengatasi Rasa Cemas) [Video].

https://www.youtube.com/watch?v=NbIJDsAeZNU&t=125s

Satu Persen - Indonesian Life School. (2021, January 8). Ini Penyebab Lo Banyak Pikiran

(Tips Mengatasi Overthinking) [Video].

https://www.youtube.com/watch?v=U8CE4mb8IlY

Satu Persen - Indonesian Life School. (2021, March 17). Buat Lo yang Merasa

Overthinking (Mengatasi Overthinking yang Mengganggu) [Video].

https://www.youtube.com/watch?v=l3AK4EGbiiA

Satu Persen - Indonesian Life School. (2022, April 28). Stoikisme: Obat Untuk Si

Overthinker [Video]. https://www.youtube.com/watch?v=i7cQS2S4gXI

Viertiö, S., Kiviruusu, O., Piirtola, M., Kaprio, J., Korhonen, T., Marttunen, M., &

Suvisaari, J. (2021). Factors contributing to psychological distress in the working

population, with a special reference to gender difference. BMC public

health, 21(1), 611. https://doi.org/10.1186/s12889-021-10560-y

Wu, T., Jia, X., Shi, H., Niu, J., Yin, X., Xie, J., & Wang, X. (2021). Prevalence of mental

health problems during the COVID-19 pandemic: A systematic review and meta-

analysis. Journal of affective disorders, 281, 91–98.

https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.11.117

Xiong, J., Lipsitz, O., Nasri, F., Lui, L., Gill, H., Phan, L., Chen-Li, D., Iacobucci, M., Ho,

R., Majeed, A., & McIntyre, R. S. (2020). Impact of COVID-19 pandemic on

mental health in the general population: A systematic review. Journal of affective

disorders, 277, 55–64. https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.08.001

Anda mungkin juga menyukai