Anda di halaman 1dari 40

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH BALI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR

LAPORAN HASIL PELATIHAN BTCLS


TANGGAL 01 FEBRUARI – 04 FEBRUARI 2023

Di Susun Oleh :

Ni Ketut Adnyawati, A.Md.Kep

Dewa Gede Satria Indika, A.Md.Kep

Siti Munawaroh, A.Md.Kep

I Wayan Junaedi, A.Md.Kep

Ns.Ni Putu Sri Minarti Paramitha D,S.Kep

Ni LUH Ani Krisna Dewi, A.Md.Kep

Ns.Putu Ari Kesuma Dewi, S.Kep

Ns.Made Dian Widayanti,S.Kep

Denpasar, 22 FEBRUARI 2023


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH BALI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA DENPASAR

LAPORAN HASIL PELATIHAN BTCLS


TANGGAL 01 FEBRUARI – 04 FEBRUARI 2023

I. PENDAHULUAN

1. Umum
Pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan yang sarat dengan risiko dan
harus memenuhi syarat mutu pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat berguna bagi masyarakat terutama
dalam hal gawat darurat. Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut. Pasien-pasien yang dalam keadaan darurat harus segera
dibawa ke instalasi gawat darurat rumah sakit agar segera ditangani oleh anggota
medis.
Pengetahuan dan skill yang berhubungan dengan Basic Trauma Cardiac
LifeSupport (BTCLS) adalah salah satu prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang
perawat,baik yang bekerja di pelayanan kesehatan dalam maupun luar negeri.
Dengandiberlakukannya MasyarakatEkonomi Asian (MEA) tahun 2015, BTCLS
menjadi syaratmutlak bagi setiap pekerja kesehatan khususnya perawat di
berbagai rumah sakit,puskesmas dan perusahaan.
Untuk melaksanakan ketentuan pasal 43 Undang-Undang No 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit maka diterbitkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.
Dalam Permenkes tersebut menyatakan bahwa keselamatan pasien rumah sakit
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan lebih aman yang
meliputi assessment risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan melakukan tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Sejalan dengan pemaparan diatas, agar upaya peningkatan penegetahuan
penanganan keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Denpasar dapat
berjalan seperti yang diharapkan maka perlu pembaruan ilmu bagi tenaga medis
mengenai Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) yaitu penanganan keselamatan
pada korban bencana atau gawat darurat guna mencegahkematian atau kerusakan
organ sehingga produktivitasnya dapat dipertahankan setarasebelum terjadinya
bencana atau peristiwa gawat darurat yang terjadi.
2. Dasar
a. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
b. Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor
13Tahun2003tentangKetenagakerjaan;
c. Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor36Tahun2009tentangKesehatan;
d. Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor 17 Tahun 2013 tentangPraktik
Keperawatan;
e. Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor44tahun2009tentangRumahSakit;
f. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Struktur dan Tata kerja
Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Polri;
g. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor1691/MENKES/PER/VIII/2011tentangKeselamatanPasien
3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Sebagai laporan dan pertangungjawaban kepada pimpinan atas pelaksanaan
kegiatan pelathan BTCLS tanggal 01 Februari–04 Februari 2023.
b. Tujuan
Agar laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan
dalam menentukan langkah-langkah kebijakan lebih lanjut.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan ini meliputi persiapan, pelaksanaan kegiatan, hasil yang
dicapai, dan penutup.
5. Tata Unit
Laporan ini dibuat dengan tata urut sebagai berikut:

I.PENDAHULUAN
II.PERSIAPAN
III.PELAKSANAAN KEGIATAN
IV.HASIL YANG DICAPAI
V.PENUTUP
VI.LAMPIRAN

II. PERSIAPAN
Persiapan pelatihansebagai berikut:
1. Melakukan pendaftaran pelatihan.
2. Melaksanakan koordinasi dengan panitia pelatihan.
3. Membuat kesiapan pelaksanaan pelatihan.

III. PELAKSANAAN
Adapun pelaksanaanya sebagai berikut:
1. Waktu dan Tempat
Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Supportdilaksanakan secara daring/online
melalui aplikasi Zoom Meeting dan Luring/Offline yang di selenggarakan oleh DPD
PPNI Kab. Gianyar bekerjasama dengan PT. PRO EMERGENCY. Yang di
selenggarakan di Museum Subak, Masceti, Gianyar, Bali. Pelatihan ini dilaksanakan
selama 4 hari yaitu pada tanggal 01-04 Februari 2023kelas Online dan pada tanggal01-
03 Februari 2023 Luring/Offline Kelas A, tanggal 04 Februari 2023 Luring/Offline. Jadwal
kegiatan sbb:

DAY1
WAKTU MATERI MEDIA
07.15 –07.30 REGISTRASI GoogleForm
07.30 –08.20 PRE TEST GoogleForm
08.20 –09.00 OPENING: ZoomMeeting
 WelcomeSpeech
 TrainingRule
 HealthProtocols
09.00 –09.45 BasicLife Support[BLS]:CPR/FBAO ZoomMeeting
09.45 –10.00 BREAK
10.00 –10.45 Basic ECGInterpretation ZoomMeeting
10.45 –11.30 AcuteCoronarySyndrome[ACS] ZoomMeeting
11.30 –11.45 QUIZ1 GoogleForm
11.45 –12.45 BREAK
12.45 –13.30 CardiacArrestManagement&TeamDynamic ZoomMeeting
13.30 –14.15 MechanismofInjury/BiomechanicofTrauma ZoomMeeting
14.15 –15.00 InitialAssessment&ManagementofTrauma ZoomMeeting
15.00 –15.30 BREAK
15.30 –16.15 Airway&BreatingManagement ZoomMeeting
16.15 –16.30 QUIZ2 GoogleForm

DAY2
WAKTU MATERI MEDIA
07.30 –08.00 Review ZoomMeeting
08.00 –08.45 Circulation&ShockManagement ZoomMeeting
08.45 –10.15 Trauma ofHead,Spinal,Thorax&Abdomen ZoomMeeting
10.15 –10.30 BREAK
10.30 –11.15 MuskuloskeletalTrauma ZoomMeeting
11.15 –12.00 Burn/ThermalTrauma ZoomMeeting
12.00 –12.15 QUIZ3 GoogleForm
12.15 –13.15 BREAK
13.15 – 14.00 SpecialPopulation ZoomMeeting
14.00 – 14.45 Lifting,Moving,Extrication,andTransportation ZoomMeeting
14.45 – 15.30 TriageinDisaster&EmergencyRoom ZoomMeeting
15.30 – 16.00 BREAK
16.00 – 16.45 Integratedmedical EmergencyResponseSystem ZoomMeeting
16.45 – 17.15 QUIZ4 GoogleForm

DAY3
WAKTU MATERI MEDIA
Ethic&LegalAspect EmergencyNursing ZoomMeeting
08.30 – 09.30
Assignment/Case Study : “Combine Cardiovascular GoogleForm
09.30 - 14.00 &TraumaEmergencies”
POSTTEST GoogleForm
14.00 – 15.00

DAY4
WAKTU MATERI MEDIA
08.00 – 09.15 SkillStationI: ClassRoom
 AssignmentReview
 CPR with AED and Cardiac Arrest
Management[Megacode]
 AirwayManagement
 InitialAssessment&Management
 Splinting,Bandaging,Stabilization&E
vacuation
09.15 – 09.30 BREAK
09.30 – 10.45 SkillStationII: ClassRoom
 AssignmentReview
 CPR with AED and Cardiac Arrest
Management[Megacode]
 AirwayManagement
 InitialAssessment&Management
 Splinting,Bandaging,Stabilization&E
vacuation
10.45 – 12.00 SkillStationIII: ClassRoom
 AssignmentReview
 CPR with AED and Cardiac Arrest
Management[Megacode]
 AirwayManagement
 InitialAssessment&Management
 Splinting,Bandaging,Stabilization&E
vacuation
12.00 – 13.00 BREAK

13.00 – 14.15 SkillStationIV: ClassRoom


 AssignmentReview
 CPR with AED and Cardiac Arrest
Management[Megacode]
 AirwayManagement
 InitialAssessment&Management
 Splinting,Bandaging,Stabilization&Eva
cuation

14.15 – 15.30 SkillStationV: ClassRoom


 AssignmentReview
 CPR with AED and Cardiac Arrest
Management[Megacode]
 AirwayManagement
 InitialAssessment&Management
 Splinting,Bandaging,Stabilization&Eva
cuation

15.30 – 16.00 BREAK

16.00 – 17.00 REMEDIATION GoogleForm

17.00 – 17.30 CLOSINGCEREMONY ZoomorClass


2. Peserta
Peserta yang mengikuti pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support
(BTCLS)sebanyak 104 orang yang di bagi menjadi 4 kelas, kelas A 26 orang ,
kelas B 26 orang, kelas C 26 orang dan kelas D 26 orang. Adapun
pesertadari Rumah sakit Bhayangkara Denpasar sebanyak 8 Orang Perawat
Nama peserta terlampir :
3. Biaya
Biaya pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Supportsebesar Rp. 12.000.000,-
menggunakan Anggaran Diklit (BLU).
4. Metode
a. Peserta mendapat teori melalui metode persentasi pada kelas online
b. Peserta mempraktekan teori yg sudah didapat pada kelas Offline

IV. HASIL YANG DICAPAI


1. Hari Pertama
a. Pelatihan dilaksanakan Hari/Tanggal Rabu, 01Februari2023 pukul 07.15 –
16.30 Wita.
b. Pelatihan diawali dengan melakukan registrasi pukul 07.15 Witamelalui
link yang sudah diberikan oleh panitia. Lanjut pembukaan pukul 07.30
Wita oleh panitia dan Pre Test sampai 08.00 Wita
c. Pelatihan diikuti 104 orang peserta.
d. Peningkatan peserta sebagai berikut:
 Peserta mempelajariBasik Life Support (BLS) CPR/FBAO
 Peserta mengetahui mengenai Basic ECG Interpretation
 Peserta mengetahuiAcute Coronary Syndrome (ACS)
 Peserta mempelajari Cardiac Arres Mnagement & Team Dynamic
 Peserta mempelajari Mechanism of Injury/Biomechanic of Trauma
 Peserta mempelajari Initial Assessment & Managemen of Trauma
 Peserta mempelajari Airway & Breating Management
e. Ringkasan materi kelas online hari pertama mutu sebagai berikut:
1) Materi 1: Basik Life Support (BLS) CPR/FBAO
Bantuan hidup dasar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan
yang mengancam nyawa. Bantuan hidup dasar merupakan dasar
dalam menyelamatkan penderita dalam kondisi yang mengancam
nyawa yang meliputi segera mengenali tanda-tanda henti jantung dan
segera mengaktifkan system respon kegawatdaruratan, segera
melakukan RJP, dan segera melakukan defibrilasi dengan
menggunakan AED. Berikut ini adalah uraian dari algoritma bantuan
hidup dasar pada orang dewasa :
a) Segera mengenali tanda-tanda henti jantung.
b) Mengaktifkan system respon kegawatdaruratan.
c) Cek nadi .
d) Segera RJP dengan penekanan pada kompresi dada.
e) AED atau Defiblirator datang.
f) Cek irama.
g) Irama dapat dikejut.
h) Irama tidak dapat dikejut.

2) Materi 2 : Basic ECG Interpretation


Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik
jantung. Sedangkan elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik
yang menggambarkan rekaman listerik jantung. Aktifitas kelistrikan
jantung dapat dicatat dan di rekam oleh sadapan-sadapan yang
dipasang pada permukaan tubuh.
Fungsi EKG diantaranya adalah untuk :
a) Menentukan gangguan irama jantung ( aritmia/disritmia)
b) Menentukan adanya iskemik atau infark pada otot jantung
c) Mengetahui pembesaran pada ruang-ruang jantung (atrium dan
ventrikel)
d) Mengetahui efek dari obat-obatan ( seperti digitalis, anti aritmia)
e) Mengetahui gangguan keseimbangan elektrolit
f) Mengetahui fungsi pacu jantung
g) Mengetahui infeksi pada lapisan jantung (pericarditis)

Mempelajari beberapa contoh irama jantung :


a) Sinus Takikardi (ST)
b) Sinus Bradikardi
c) Sinus Aritmia
d) Sinus Ares
e) Extrasisto Atrial (AES)
f) Takikardi Supraventrikel (SVT)
g) Atrial Flutter
h) Atrial Fibrilasi
i) Irama Juntional (JR)
j) Extrasisto jungtional (JES)
k) Irama Ideoventrikuler
l) Extrasistol Ventrikel (VES)
m) Exrasistol Ventrikuler Brigemini
n) Ventrikel Takikardi (VT)
o) Ventrikel Takikardi tipe Polimorfic
p) Ventrikel Fibrilasi

3) Materi 3 : Acute Coronary Syndrome (ACS)


Sindrom koronari akut merupakan sindrom klinis yang terjadi dari
infark miokard akut dengan atau tanpa elevasi segmen ST serta
angina pectoris tidak stabil walaupun persentase klinisnya berbeda
tapi memiliki kesamaan patofisiologi.
Keluhan utama adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman di area dada
dan klasifikasi SKA berdasarkan gambar rekaman terdiri dari :
a) STEMI (ditandai dengan elevasi segmen ST dalam 2 atau lebih
sadapan yang mengarah pada area tertentu atau terbentuknya
LBBB baru.
b) NSTEMI (ditandai dengan depresi segmen ST (terjadi iskemik
miokard) 0,5 mm (0,05 mv) atau gelombang T inverted di sertai
nyari dada.

4) Materi 4: Cardiac Arres Mnagement & Team Dynamic


Salah satu manifestasi yang terjadi pada pasien henti jantung adalah
munculnya irama yang mengancam nyawa, disebut sebagai aritmia
lethal, aritmia lethal terdiri dari :
a) Ventrikel Takikardi (VT) tanpa nadi
b) Vintrikel Fibrilasi (FV)
c) Asistol
d) Pulseless Elektrikal Activity (PEA)

5) Materi 5: Mechanism of Injury/Biomechanic of Trauma


Biomekanik trauma adalah ilmu yang memplajari kejadian cedera
pada suatu jenis kekerasan atau kecelakaan tertentu. Misalnya orang
jatuh dari sepeda motor akan menimbulkan cedera yang berbeda
dibandingkan dengan orang yang di tabrak mobil. Perlukaan organ
dalam tubuh dapat dibagi menjadi:
a) Cedera lansung
b) Cedera akibat gaya perlambatan ( deselerasi)
c) Cedera akibat gaya percepatan (akselerasi)
d) Cedera kompresi ( efek kantong kertas)

6) Materi 6 : Initial Assessment & Managemen of Trauma


Apabila kita menemukan penderita yang luka parah, maka seringkali
kita dalam kebingungan untuk memulai penilaian dan penggelolaan
pendrita, sedangkan Tindakan kita seharusnya cepat dan tepat.
Penilaian awal ini intinya adala:
a) Primary survey, yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi.
b) Secondary survey, yaitu head to toe / pemeriksaan yang diteliti
dari ujung kepala sampai ujung kaki.
c) Penanganan definitif (menetap).
Jika ada menemukan pasien trauma, yang anda harus lakukan
adalah :
1. Aman diri ( APD )
2. Aman lingkungan
3. Aman pasien
Primary survey ( pasien trauma )
 Airway (jalan nafas) + control cervical
 Pernafasan + oksigenasi / ventilasi
 Circulation + control pendarahan dan perbaikan volume
 Disability (pemeriksaan status neurologis)
 Exposure
 Gastric tube (NGT)

7) Materi 7 : Airway & Breating Management


Penggelolan airway dan breathing berfungsi untuk
mempertahankan oksigenasi otak dan bagian tubuh lainnya adalah
bagian terpenting dalam penanganan penderita.
a) Pengenalan gangguan jalan nafas
Terganggunya jalan nafas dapat terjadi secara tiba-tiba dan
komplit, atau secara perlahan, parsial dan progresif / rekuren.
b) Obtruksi jalan nafas
Obtruksi jalan nafas merupakan pembunuh tercepat, lebih
cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.
c) Penggelolaan jalan nafas
Bila ada sumbatan jalan nafas, sudah jelas bahwa sumbatan
tersebut harus diatasi. Walaupun demikian dalam keadaan tertentu,
misalnya penderita dengan koma, tetap dilakukan pemasangan alat
jalan nafas, karena sumbatan dalam keadaan ini adalah mengancam.
d) Tanda objektif : obtruksi jalan nafas
a. Look : lihat apakah kesadaran penderita berubah bila
penderita gelisah, kemungkinan paling besar adalah
hipoksia.
b. Listen : pernafasan yang berbunyi adalah pernafasan
yang terobtruksi.
c. Feel : rasakan pergerakan udara expirasi, dan tentukan
apakah trachea terletak di garis tenggah.
Teknik menjaga jalan nafas
a. Chin lift
b. Jaw thrust
c. Orophsparyngeal airway
d. Naso-pharyngeal airway (NPA)

Breating
Tanda objektif masalah ventilasi
 Look
Perhatikan peranjakan thorax simetris atau tidak.
 Listen
Auskultasi kedua paru. Bising nafas yang berkurang atau
menghilang pada satu atau kedua hemithorax menunjukkan
kelainan intra torakal.
 Feel
Lakukan perkusi. Seharusnya sonor dan sama kedua lapang
paru. Bila hipersonor berarti ada pneumothorhks, bila pekak
adalah darah (hemato-thorhks).

Ventilasi dan oksigenasi


Tujuan utama dari ventilasi adalah mendapatkan oksigenasi sel
dengan cara memberikan oksigen dan ventilasi yang cukup.
a) Oksigenasi
Oksigenasi sebaiknya diberikan melalui suatu masker yang
terpasang dengan flow 10-12 liter/menit.
b) Ventilasi
Ventilasi yang cukup dapat tercapai dengan teknik mouth to
mouth, mouth to mask atau bag-valve-face-mask.
c) Tabung oksigen
Di Indonesia belum ada kesepakatan untuk warna tabung,
tetapi umumnya warna hijau atau metalik berarti tabung
mengandung oksigen.
f. Kelas online ditutup pukul 16.30WIB oleh panitia.

2. Hari Kedua
a) Pelatihan dilaksanakan Hari/Tanggal Selasa, 02Februari 2023 pukul 07.30
– 17.15Wita.
b) Pelatihan diawali dengan melakukan registrasi pukul 07.30 Wita oleh
Panitia.
c) Pelatihan diikuti 104 peserta.
d) Peningkatan pengetahuan peserta kelas online sebagai berikut:
 Peserta memahami Circulation & Shock Mnagement
 Peserta memahami Trauma of Head, Spinal, Thorax & Abdomen
 Peserta mengetahui Muskuloskeletal Trauma
 Peserta mengetahuiBurn/Thermal Trauma
 Peserta mengetahui Spesial Population
 Peserta mengetahui Lifing, Moving, Extrikation and Trasnportation
 Peserta mengetahui Triage In Disaster & Emergency Room
 Peserta mengetahui Integrated Medical Emergency Response System
e. Ringkasan materi kelas online mutu hari kedua sebagai berikut:
 Materi 1: Circulation & Shock Mnagement
Langkah pertama dalam mengelola penderita syok adalah dapat
mengenali adanya syok itu sendiri melalui tanda-tanda klinis yang
terjadi. Syok lanjut yang ditandai oleh perfusi yang kurang ke kulit,
ginjal dan susunan saraf pusat yang dengan mudah dikenal. Namun,
setelah masalah airway dan breathing teratasi, peniaian yang teliti dari
keadaan sirkulasi penting untuk mengenali syok secara dini.
Syok haemoragic pada trauma
a. Pendarahan kelas l : pendarahan ringan
b. Pendarahan kelas ll : pendarahan sedang
c. Pendarahan kelas lll : perdarahan berat
d. Perdarahan kelas lV : perdarahan sangat berat
Syok non haemoragic
Termasuk didalamnya adalah syok cardiogenic tamponade jantung,
tension pneumothorax , syok neurogenik, dan syok septic.

 Materi 2: Trauma of Head, Spinal, Thorax & Abdomen


Cedera spinal
Trauma spinal adalah ceradara pada sumsum tulang belakang
(medulla spinalis), dengan atau tanpa keruskan tulang belakang.
Trauma spinal dapat disebabkan oleh kecelakan lalulitas, jatuh dari
ketinggian olahraga (trauma terjatuh dalam air dangkal), kecelakaan
industry, luka tembak dan lain-lain. Yang perlu diingat pada pasien
cidera spinal :
a) Selalu berhati-hati pada penderita tidak sadar yang hanya
bernapas dengan perut
b) Jangan lalai untuk memerikasa dengan teliti, mungkin
mengakibatkan kita tidak tahu bahwa penderita lumpuh.
Trauma thorax
Ada 6 jenis trauma thorax yang harus dikenali pada survey primer,
karena bila tidak dikenali akan menyebabkan kematian dengan cepat.
Di bagi dalam 3 manifestasi, diantaranya :
a) Manifestasi : gangguan airway (obtruksi)
b) Manifestasi : gangguan breathing (sesak)
c) Manifestasi : circulation (syok)
Trauma abdomen
Trauma abomen bisa disebabkan karena trauma tajam dan
trauma tumpul. Trauma tajam menerangkan bahwa adanya cedera
yang timbul oleh karena transfer energi dari benda tajam ke jaringan
tubuh pada saat benda utu menembus dan mengenai jaringan tubuh.
Penanganan trauma abdomen. Pada dasarnya semua trauma
abdomen tumpul dan tajam, penaganan awal tindakan penyelamatan
selalu didahulukan dan mengacu prosedur ABCDE.
 Materi 3: Muskuloskeletal Trauma
Trauma muskuloskeletal umumnya mudah diindentifikasi pada waktu
kita pertama kali kita melihat harus selalu diingat bahwa bebasnya
jalan nafas, mekanisme ventilasi dan memepertahankan volume darah
dalam sirkulasi serta terapi syok yang adekuat harus terlebih dahulu
sebelum memasang bidai atau splinting pada tulang yang patah.
Cedera pada ekstermitas :
a. Fraktur
b. Amputasi
c. Dislokasi
d. Sprain dan strain
e. Obyek yang menancab ditubuh
f. Syndrome kompartemen
g. Cedera neurovaskuler
Jenis-jenis bidai, terdiri dari :
a. Bidai rigid
b. Bidai lembut
c. Traksi splint

 Materi 4: Burn/Thermal Trauma


Apabila terjadi luka termal makan kulit akan mengalami denaturasi
protein yg ada didalam sel, sehingga kehilangan fungsinya, kematian
sel dalam jaringan, dan terjadi luka.
Penyebab luka bakar, terdiri dari :
a. Suhu (panas/dingin)
b. Listrik
c. Bahan kimia
d. Bahan-bahan radiasi

Derajat luka bakar :


a. Luka bakar derajat I
Hanya mengenai jaringan epidermis
b. Luka bakar derajat II
Pda keadaan ini epidermis yang ada diatasnya akan terlepas dari
dermis, ditandai dengan warna kemerahan, timbul gelembung-
gelembung yang berisi cairan plasma
c. Luka bakar derajat III
Kulit menjadi seperti perkamen, tampak vena-vena kecil dibawah
yang mengalami thrombosis. Luka seluruh dermis tidak akan terlalu
nyeri, karena seluruh ujung saraf sudah rusak.

 Materi 5 : Spesial Population


Anak-anak, Wanita Hamil, Orang Tua, Atlet dan pasien Obesitas
adalah populasi yang harus di pertimbangkan dalam pengelolaan
trauma.Prioritas pengelolaan trauma pada anak-anak sama dengan
pasien dewasa, meskipun berbeda dengan orang dewasa dalam hal :
anatomi, fisiologi, jumlah darah. Cairan, obat-obatan, ukuran tubuh,
singkat dan cepatnya kehilangan panas, pola cidera penilaian, dan
proritas pengelolaan tidak berbeda.

 Materi 6 : Lifing, Moving, Extrikation and Trasnportation


Hamper selalu setiap melakukan pertolongan terhadap pasien kita
harus melakukan pengangkatan dan pemindahan pasien. Mengangkat
dan memindahkan pasien dilakukan pada saat menuju tempat aman,
meletakan pasien di tempat tidur, atau Ketika akan membawa pasien
ke fasilitas Kesehatan lebih lanjut.
 Metode pemindahan pasien dalam keadaan darurat (emergency
moving) :
a) Tarikan lengan dan bahu (shoulder drag)
b) Tarikan baju (shirt drag)
c) Tarikan selimut (blanket drag)
d) Tarikan pemadam (fire fighter’s drag)
 Metode pemindahan pasien tidak dalam keadaan darurat (Non
Emergency Moving) :
a) Direcr graund lift ( mengangkat langsung dari tanah)
b) Extremity lift

Extrication
Adalah tehnik-tehnik yang dilakukan untuk melepaskan pasien dari
jepitan dan kondisi medan yang sulit dengan mengedepankan prinsip
stabilisasi ABCD.
Alat-alat untuk memudahkan extrication :
a) Kendrick extrication device (KED)
b) Head Immobilizer

Transportasi pasien dengan ambulance


Posisi pasien Ketika di dorong dari tempat awal adalah kaki terlebih
dahulu, hal ini di maksudkan agar petugas yang di belakang lebih
mudah memonitoring kondisi pasien terutama stabilitas ABCDnya,
Ketika akan memasuki ambulance bagian kepala ada di depan, kecuali
untuk pasien inpartu.

 Materi 7 : Triage in Disaster & Emergency Room


Kata triage berasal dari bahasa Perancis trier arti harfiahnya
macam (bermacam-macam alam memilah gangguan). Dominique
Larry, ahli bedah Napoleon Bonaparte yang pertama kali melakukan
triage Triage adalah suatu proses yang dinamik. Status atau keadaan
pasien dapat berubah menjadilebih baik maupun menjadi lebih buruk
karena cederanya maupun sebagai dampak daritindakan yang
dilakukan. Triage harus diulang-ulang selama mash dalam
penanggulangancederanya.
 Single Patient Triage dapat juga dibagi dalam tiga kategori yaitu
Emergent, Urgent, dan Non Urgent:
a) Emergent / Immediate / priority, 1: pasien dalam kategori ini harus
mendapatkanPrioritas pertama. Tindakan sudah dilakukan pada
fase pra RS atau di dalam ambulans, setiba di UGD. Yang masuk
ke dalam kelompok ini adalah:
 Cedera berat
 Infark miokard akut
 Gangguan Airway
 Syok
 Anafilaksis
b) Urgent / Priority 2: pasien dalam kategori ini harus sudah
ditanggulangi dalambeberapa jam. Termasuk pasien yang secara
fisiologik stabil tetapi dapat memburukbila tidak ditanggulangi
dalam beberapa jam :
 Cedera Spinal
 Stroke / Cerebral Vascular Accident
 Appendiksitis
 Cholesistitis
c) Non Urgent / Delayed / Priority 3: dalam kategori in termasuk
pasien - pasien yangdapat jalan Walking Wounded. Mereka
termasuk pasien yang secara hemodinamikstabil tetapi dengan
cedera yang nyata:
 Laserasi kulit
 Kontusi
 Abrasi & luka lain
 Fraktur tulang pendek dan sendi
 Demam
d) Mati/ nonsalvageable: Sudah tidak bernafas meskipun telah
dibebaskan jalannafas. Atau cedera berat, perdarahan masif, luka
bakar >90% dikategorikan merah.Area yang tidak jelas dapat
bertahan hidup atau tidak meskipun setelah dilakukanresusitasi
dan tindakan maksimum.

 Routine Multiple Casualty Triage


a) Simple Triage & Rapid Treatment (START).
The START Plan dikembangkan oleh RS Hoag dan Newport
Beach Fire DepartmentAmerika Serikat. START
memungkinkan seseorang melakukan Triage pada
seorangpasien dalam 60 detik atau lebih cepat dengan
mengevaluasi :
 Respirasi
 Perfusi
 Status mental pasien.
Sistem in ideal untuk incident korban masal tetapi tidak terjadi
Functional Collapse RS. Ini memungkinkan paramedik untuk
memilah pasien mana yang perlu dievakuaslebih dulu ke RS.
Salah satu cara adalah dengan berteriak: 'Siapa yang ingin
segereditanggulangi, ikut saya. Yang mengikuti ajakan itu
berarti bahwa perfusi &Oksigenasi otak baik dan berarti
Airway, Breathing & Circulation baik.Yang tidak mengikuti
berarti ada masalah dengan Airway, Breathing,
CirculationDisability dan Exposure-nya.
b) Prinsip dari START - adalah untuk mengatasi ancaman
nyawa, jalan nafas yang tersumbat, dan perdarahan masif
arteri. START dapat dengan cepat dan akurat mengklasifikasi
pasien ke dalam empat kelompok terapi :
 HUAU - Pasien sadar dan dapat jalan dipisahikan dari
pasien lain -> WalkingWounded (termasuk pasien -
pasien yang histeris) dan tinggal yang tidak sadar/
cedera berat (biasanya berjumlah 10%- 20% dari semua
pasien). Pasien HIJAUdapat di transport dengan
Ambulans Transport atau dengan bus / truk ke
RSgedung umum, gereja, masjid, RS kecil. Pasien tetap
diawasi oleh paramedic perawat > Triage ulang.
 KUNING/Delayed - Semua pasien yang tidak termasuk
golongan MERAHmaupun HIJAU. Kelompok ini
termasuk yang luka-luka tidak berbahaya sepertifraktur
tulang pendek dIl. Dan mereka juga dapat di Transport
ke RS yangmampu
menanggulanginya.MERAH/Immediate (10% - 20%) -
Semua pasien yang ada gangguan Airway,Breathing,
Circulation, Disability & Exposure termasuk kedalam
golonganMERAH. Termasuk pasien-pasien yang
bernafas setelah Airway-nya dibebaskan.Pernafasan >
30 / menit, capillary Refill > 2 detik, juga pasien-pasien
yangkesadarannya menurun/ tidak ikut dengan golongan
hijau/ kuning.
 Proses START tidak boleh lebih daripada 60 detik /
pasien.RESPIRASI > R/min & Adequacy of
ventilations.Bebaskan jalan nafas (gigi, kotoran), Neck
Collar, bila tidak bernafas > TAGHITAM.
Bila bernafas, > 30x/ min > TAG MERAH
Bila bernafas, < 30x/min > Evaluasi Circulation - Perfusi

 Materi 8 : Integrated Medical Emergency Response System


System penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah
sebuah system penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari
unsur, pelayanan Pra Rumah Sakit, pelayanan di Ruamah Sakit, dan
Antar Rumah Sakit. Pelanyanan ini melibatkan masyarakat awam
umum dan kusus, petugas medis, pelanyanan ambulan gawat darurat
dan system komunikasi.
Jenis SPGDT :
 SPGDT Bencana : pelayanan gawat darurat terpadu pada pasien
masal yang memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan
pelayanan sehari-hari. Tujuan nya adalah menyelamatkan pasien
sebayak-bayaknya.
 SPGDT Sehari-hari : komponen yang terdapat dalam SPGDT ini
yaitu fase Pra Rumah Sakit, fase Rumah Saki dan fase Pasca
Rumah Sakit.
a) Fase Pra Rumah Sakit
Fase ini adalah periode pertolongan di tempat kejadian sesaat
setelah kejadian sampai dengan tiba di Rumah Sakit. Pada fase
ini bayak pihak yang terlibat dalam pertolongan mulai dari orang
awam/masyarakat umum (pejalan kaki, karyawan ibu ruamah
tangga, pedagang dan lain-lain), orang awam khusus ( polisi.
Pemadam kebakaran/rescue, satpol pamong praja)
b) Fase Rumah Sakit
Fase ini adalah periode pertolongan dari mulai pasien ke
instalasi Gawat Darurat (IGD) kemudian melakukan rujukan
Inter Rumah Sakit dan Antar Rumah Sakit.
c) Fase Pasca Rumah Sakit
Fase ini adalah periode dimana dalam kondisi pasien keluar
dari rumah sakit baik sembuh, cacat atau harus menjalani
perawatan lanjut di rumah atau melakukan control ke rumah
sakit. Kepulangan pasien bisa sembuh total, sembuh dengan
cidera atau masih memerlukan perawatan selanjutnya (berobat
jalan/control),
 Pusar komunikasi Gawat Darurat / Crisis Center
Pusat komunikasi gawat darurat adalah bagian yang sangat
vital dalam system penanggulangan pasien gawat darurat.
Setiap lapisan masyarakat harus bisa mengakses ke saran ini
semudah mungkin. Sarana panggilan ini berupa line telepon
dengan system hunting, radio komunikasi, fasilitas internet, dan
faksimili. Di indinesia terdapat 3 nomor panggilan darurat, 118
untuk ambulan gawat darurat, 113 untuk pemadam kebakaran
dan 110 untuk kepolisian,
 Medikal Direction
Terdiri dari 2 yaitu :
a) On Line Medikal Direction
Yaitu dokter yang monitoting langsung pelayanan pra rumah
sakit dan membimbing petugas dalam melakukan
pertolongan di lokasi kejadian dan selama perjalanan
menuju rumah sakit rujukan.
b) Off Line Medikal Direction
Yaitu dokter atau sekumpulan dokter (komit medik) yang
bekerja untuk Menyusun protocol-protokol (SOP)
pertolongan pasien gawat darurat pada fase pra rumah
sakit.
 Ambulan Gawat Darurat/ Emergency Ambulance
Tipe Ambulan :
a) Transport Ambulance ( digunakan untuk pasien yang tidak
memerlukan perawatan khusus/Tindakan darurat untuk
menyelamatkan nyawa)
b) Basic Ambulance (di gunakan untuk pasien yang tidak
memerlukan peralatan infasif/advance, peralatan yang
tersedian haya perawatan dasar untuk menyelamatkan jiwa
pasien di lokasi kejadian sampai dengan ke rumah sakit.
c) Advance Ambulance (digunakan untuk melakukan
pertolongan terhadap pasien gawat darurat yang kritis.
 Jenis Ambulance
a) Ambulans Darat/ Graund Ambulance
b) Ambulans Laut/ Sea Ambulance
c) Ambulans Udara/ Air Amnulance
f. Kelas online ditutup pukul 17.15 WIB oleh panitia.

3. Hari ketiga
a) Pelatihan dilaksanakan Hari/Tanggal Rabu, 03 Februari 2022 pukul 08.30
– 15.00 WIB.
b) Pelatihan diawali dengan melakukan registrasi pukul 08.30 WIB oleh
Panitia.
c) Pelatihan diikuti 104 peserta.
d) Peningkatan pengetahuan peserta kelas online sebagai berikut:
 Peserta memahami Etik dan Legal Aspect Emergency Nursing.
e) Ringkasan materi kelas online mutu hari ketiga sebagai berikut:
 Materi : Etik dan Legal Aspect Emergency Nursing
Pelayanan keperawatan Bermutu/ professional

1. Penguasaan thd iptek yg terkait

2. Keterampilan tehnis dan kiat keperawatan

3. Pelayanan yang berpedoman pada filsafat moral→ ETIKA PROFESI.

PRAKTIK PERAWAT

 Praktik profesi ➔ professional


 Adalah praktik yang baik & benar
 Baik ➔ ukurannya norma kebaikan :
 Etika → baik/buruk
 Benar ➔ ukurannya norma kebenaran
 Moral → hukum & disiplin (benar/salah)

BENTUK TANGGUNG JAWAB NAKES/PERAWAT

Tanggung jawab profesional (responsibility)

 Kode etik
 Sumpah perawat
 Standar profesi ✓Tanggung jawab hukum (liability)
 Hukum pidana,
 Hukum perdata,
 Hukum administrasi

ETIKA ETIKET

1. Memberi norma tentang apakah suatu perbuatan boleh dilakukan


atau tidak

2. Selalu berlaku, meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.

3. Lebih bersifat mutlak

4. Menyangkut aspek batiniah

ETIKA KEPERAWATAN

Etika keperawatan: suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib


bertingkah laku

 Kode etik Seperangkat prinsip etik yang disusun atau dirumuskan


oleh kelompok profesi yang menjadi cermin keputusan moral &
dijadikan standar dalam memutuskan dan melakukan tindakan
profesi

Prinsip etik
1. Beneficence (doing good, loving, or caring → berbuat baik)→
menolong sesama manusia dengan sebaik-baiknya/berkualitas
2. Nonmaleficence (do no harm →tidak merugikan)→ prinsip
menghindari/ meminimalisir tindakan berbahaya
3. Otonomy(freedom)→ prinsip memberikan kebebasan klien
mengambil kpts.
4. Justice→ hak klien untuk diperlakukan setara.
5. Fidelity (ketaatan, pegang janji)→ tanggung jawab, tetap setia
pada suatu kesepakatan

g. Kelas online ditutup pukul 14.00 WIB oleh panitia.

4. Hari Ke Empat
a) Pelatihan dilaksanakan oleh Kelas Asecara luring Hari/Tanggal :Sabtu, 04
Februari 2023 pukul 07.30 – 17.30 Wita.
b) Pelatihan diawali dengan pengarahan oleh Panitia.
c) Pelatihan Kelas A diikuti 26 peserta.
d) Peningkatan kemampuan peserta sebagai berikut:
 Cardiak Arrest Managemen (Megacode)
 Airway and Breating Management
 Initial Assessment & Management
 Splinting, Bandaging, Stabilization & Evacuation
e) Faculty Breafing
f) Pelatihan secara luring Day 1 di tutup pukul 17.30 Wita

5. Hari Ke Lima
a) Pelatihan dilaksanakan oleh Kelas B secara luring Hari/Tanggal :Minggu,
5 Februari 2023 pukul 07.30 – 17.30 Wita.
b) Pelatihan diawali dengan pengarahan oleh Panitia.
c) Pelatihan Kelas B diikuti 26 peserta.
d) Peningkatan kemampuan peserta sebagai berikut:
 BLS Infant, Child and Adult Review (With BVM & AED)
e) Post Test
f) Ujian Skill Evaluation :
 Cardiopulmonary Resusitation (CPR)
 Initial Assessment & Management
 Cardiac Arrest Management (Megacode)
g) Remedial Test
h) Graduation and Closing Ceremony. Acara ditutup pukul 17.30 Wita

6. Hari Ke Enam
a) Pelatihan dilaksanakan oleh Kelas C secara luring Hari/Tanggal :Senin ,
06 Februari 2023 pukul 07.30 – 17.30 Wita.
b) Pelatihan diawali dengan pengarahan oleh Panitia.
c) Pelatihan Kelas B diikuti 26 peserta.
d) Peningkatan kemampuan peserta sebagai berikut:
 BLS Infant, Child and Adult Review (With BVM & AED)
e) Post Test
f) Ujian Skill Evaluation :
 Cardiopulmonary Resusitation (CPR)
 Initial Assessment & Management
 Cardiac Arrest Management (Megacode)
g) Remedial Test
h) Graduation and Closing Ceremony. Acara ditutup pukul 17.15 Wita

7. Hari Ke Tuju
a) Pelatihan dilaksanakan oleh Kelas d secara luring Hari/Tanggal :Selasa,
07 Februari 2023 pukul 07.30 – 17.30 Wita.
b) Pelatihan diawali dengan pengarahan oleh Panitia.
c) Pelatihan Kelas B diikuti 26 peserta.
d) Peningkatan kemampuan peserta sebagai berikut:
 BLS Infant, Child and Adult Review (With BVM & AED)
e) Post Test
f) Ujian Skill Evaluation :
 Cardiopulmonary Resusitation (CPR)
 Initial Assessment & Management
 Cardiac Arrest Management (Megacode)
g) Remedial Test
h) Graduation and Closing Ceremony. Acara ditutup pukul 17.15 Wita

V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pelatihan ini diikuti dengan harapan pesertamemahami tindakan
untukmemberikan pertolongan pada korban bencana atau gawat darurat
gunamencegahkematian atau kerusakan organ
sehinggaproduktivitasnyadapat dipertahankan setarasebelum terjadinya
bencana atau peristiwa gawat darurat yang terjadi.

2. Saran
Diharapkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Denpasar tetap
memfasilitasi kegiatan penyegaran ilmu khususnya dalam bidang
penanganan kedaruratan pasien atau setiap ada penyelenggaraan
kegiatan bagi anggotanya yang akan melaksanakan penyegaran.
Demikian laporan pelaksanaan Pelatihan Basic Trauma Cardiac
Life Support dibuat sebagai pertanggung jawaban kepada pimpinan,
dengan harapan agar selanjutnya dapat di pergunakan sebagai mana
mestinya.

VI. LAMPIRAN
 Foto kegiatan
 Daftar Hadir peserta Pelatihan
 Sprin Pelatihan
 Lampiran Materi
 Sertifikat pelatihan
Peserta Pelatihan :
1. Ni Ketut Adnyawati, A.Md.Kep ………………………….1.
2. Dewa Gede Satria Indika, A.Md.Kep …………………………………………2.
3. Siti Munawaroh, A.Md.Kep .................................................................3
4. I Wayan Junaedi, A.Md.Kep ................................................................4
5. Ns.Ni Putu Sri Minarti Paramitha D, S.Kep ...........................................5
6. Ni Luh Ani Krisna Dewi , A.Md.Kep ......................................................6
7. Ns.Putu Ari Kesuma Dewi, S.Kep ..........................................................7
8. Ns.Made Dian Widayanti, S.Kep ............................................................8

KARUMKIT BHAYANGKARA DENPASAR Mengetahui


KASUBBAGBINFUNG

dr. NI MADE MURTINI, MARS I Made Sari Wira Ada, Amd.Kep


PEMBINA TK I NIP 196502271997032001 NITK : 1991201605002

FOTO KEGIATAN
Daftar Hadir Pelatihan

Anda mungkin juga menyukai