Anda di halaman 1dari 186

CTNS ~

Th, C.nter lor Theology


end It•• N.lu •• 1Selene..

MEN~EMBATANI

TE D PETERS DAN GAYM 0 N BEN NETT


(Penyunting)
f

Menjembatani

SAINS
danAGAMA
D isunting o leh
TED PETERS d a n GAYMON BEN N ETT

Menjembatani

SAINS
danAGAMA

Dilarang memperbanyak karya tulis ini Kata Pengantar


dalam bentuk dan dengan cara apa pun,
Prof. Dr. H. M. AMIN ABDULLAH
termasu k fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. Pdt. Prof. E. GERRIT SINGGIH, Ph.D.
(sesuai dengan Pasal2 ayat 1 dan Pasal49 ayat 1 UU No. 19 tahun 2002)

Diterjemahkan oleh
Sanksi Pelangga,an
Pasal72 Undang·undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Jessica Christiana Pattinasarany
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbualan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 aya! (1) alau Pasal49 aya! (1) dan ayal (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkall (salu) bulan dan/alau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu
juta rupiah), alau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) jahu n dan/alau denda paling banyak
Rp. 5.000.000.000,. (lima miliar rupiah).

CTNS ~
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, alau menjual kepada
umum suatu Ciptaan alau barang hasil pelanggaran Hak Cipla alau Hak Terkait sebagaimana
dimaksud pada ayal (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau PT BPK GUNUNG MULlATM
JI. Kwilang 22·23, Jakarta 10420 IND. The C e nt e r for Theology
denda paling banyak Rp. 500.000.000.- (lima ratus juta rupiah). Telp. 3901206 (4 saluran),Fax (021) 3901633
htlp·/tww.<J bpkgm.cQm
a nd th e N a tura l S c i e nces

iii
Daftar lsi

Katalog dalam terbi/an (KDT)


MenJembatani salns dan a9ama I Ucapan Terima Kasih vii
disunting oleh Ted Peters dan Gaymon Bennett;
kala pengantar edisi Indonesia oleh Amin Abdullah dan E. Gerril 8inggih; Kata Pengantar (Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah) ix
dilerjemahkan oleh Jessica Christiana Pattinasarany
- Cet. 2. - Jakarta: Gunung Mulia, 2006. Kata Pengantar: Menjembatani Sains dan Agama dalam
xxv, 342 him. ; 21 em. Konteks Indonesia (Pdt. Prof. E. Gerrit Singgih, Ph.D.) xiii
Judul asli: Bridging science and religion.
Prakata (Robert John Russell) xxi
1. Hubungan Sains dan agama. •
2. Agama Kristen - Sains Konlemporer. Pendahuluan (Gaymon Bennett)
3. Sains - Perkembangan Sains.
l. AbduJlah, Amin. II. Singgih, E. Gerril.
III. Pallinasarany, Jessica Christiana IV. Judul.
215
Bagian Satu Metodologi : Bagaimana Jembatan Dibangun 21
ISBN 979·687·243·9
I. Sains dan Teologi: Inte raksi Timbal-Bali k
MENJEMBATANI SAINS DAN AGAMA (Robert john Russell dan Kirk Wegter·McNelly) 23
Judul astj: Bridging Science and Religion
2. Menjembatani Teologi dan Sains dalam
Copyright © 2002 Center for Theology and Natural SCiences, Berkeley Zaman Pasca·Modern (Nancey Murphy) 45
First published by SCM Press 9-17 SI. Albans Place, l ondon N1 ONX
Hak Gipta Terjemahan Indonesia oleh
PT BPK Gunung Mulia, JI. Kwitang 22·23, Jakarta 10420
E-mail: pUblishing@bpkgm.com-http://www.bpkgm.com Bagian Dua Membangun Bentangan IImiah 63
Anggota IKAPI
Hak Cipla dilindungi oleh Undang-undang
Cetakan ke·l: 2004
6) Hukum Alam dan Tindakan Ilahi
Cetakan ke·2: 2006 (Robert john Russell dan Kirk Wegter·McNelly) 65
Editor: Eko YA Fangohoy dan Sial redaksi BPK Gunung Mulia 2. Evolusi Biologis dalam Sains dan Teologi (Martinez). Hewlett) 98
Setter: Thesy Wahyarasmana 3. Genetika, Teologi, dan Etika (Ted Peters) 113
Desain Sampul: Janu Wibowo
4. Ilmu Syara!, Pribadi Manusia, dan All ah (Philip Clayton) 152
Dicelak oleh PT BPK Gunung Mulia
BPKl271311803/06

v
Bagian Tiga Membangun Bentangan Keagamaan

Q
173
Dua Kitab Allah: Penyataan Khusus da n Ilm u Alam
di Dunia Barat Kristen (Peter M. J. Hess) 175
2. Islam Tradisio nal dan Sains Modern (Muzaffar Iqba~ 204 Ucapan Terima Kasih
3. Buddhisme dan Sai ns: Latar Belakang Historis,
Perkembangan Kontemporer (Richard K. Payne) 220
4. Haki kat Menjadi Manusia (Eduardo Cruz) 247
5. Hi nduisme Trad isional dan Sai ns Modern (Varadaraja V. Raman) 266
6. Kosmologi, Evolusi, da n Bioteknologi (George L. Murphy) Kami di Center for Th eology and the Natuml Sciences (CTNS) di Gra-
28 1
7. Sains dan Etika dalam Yudaisme: duate Theological Union (GTU) sangat berlerima kasih kepada Sir John
Pemahaman dan Wacana (Laurie Zoloth) Templeton. Kami menyampaikan penghargaan yang seti nggi-tingginya
305
alas dukungan dana yang dengan murah hati telah diberikaJmya melalui
YayasaJl Jolm Templeton wltuk apa yang kami kerjakaJl di CTNS Science
Tentang Pe nulis and Religion Course Progranl (SRCP) dari tahun 1998 sampai 2002. Ka-
31 8
mi di SRCP lelah lerpanggil untuk memperkenalkan slaf pengajar di se- •
Bibliografi Pe nuli s da n Bacaan Le bih Lanjut 320 kolah tinggi, universitas, dan seminari di seluruh dunia pada dialog an-
tara ilmu alam dan re!leksi keagarnaan. Penyuntingan dan penerbilan
buku ini dapat menjadi aeuan dasar untuk digunakan dalanl lempal-tem-
pat kuliah di Asia, Australia, Eropa, Afrika, dan negara-negara di benna
Amerika. Ka mi mengueapkan lerima kasih kepada Sir John Templelon
yang telah bersedia menanggung penerbilan ini dan banyak proye k se-
rupa lainnya dalam lingkungan SRCP. Harapan kami mudah-mudal1an
buku ini merupakan pelwujudan visinya lenlang dialog aJllal'8 salns dan
agama di masa mendatang.
Kami ingin menyampaikan penghargaaJl kami kepada rekan kaJni
di I-long Kong, Kang Phee Seng, ya ng pada bulan Januari 2001 bekerja
sarna dengan kami dalarn mereneanakan apa yang kemudiaJl menjadi
konsep perla rna buku ini, versi yang lebih singkat yang dilerbilkan da-
lam bahasa Cina oleh Chinese Academy of Social Sciences di Beijing.
Phee Seng bersama dengan Liang Yuanyuan dan Carla Jimenez mem-
bual pereneanaan orgruiisasi serta dukungan yaJlg sangat berharga bagi
apa yang kemudian menjadi kuliall keliling kami di beberapa kota di
Republik Rakyat Cina, Taiwan, daJl Hong Kong pada b1Jlan Mei 2002.

vi vii
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para pengajar kuliah
keliling dan para peserla: Francisco Ayala, Mmy Anne Cooney, David Kata Pengantar
Karoly, Christin Quissell, Charlotte Russell, dan Robert Russell. Kuliah
Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah
keliling ini dipadukan dengan penerbitan dalam bahasa Cina melahir-
(Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta)
kan sinergi yang saling mendukung dan membantu dalam pembentuk-
an naskah final dari buku ini.
Hilary Regan, direktur lokakmya kami dl Australia, telah mewakili
CTNS dengan baik di Britania Raya, Brasil, dan Indonesia. Dengan so- Buku seperti yang ada di hadapan para pembaca yang budiman ini sa-
nang hati ia telah menjalankan tugas untuk mengadakan negosiasi kon- ngat penting sebagai upaya untuk peningkatan kualitas dan penmliaan
trak penerbitan dalam bahasa Inggris, Portugis, dan bahasa Indonesia. peradaban umat manusia yang lebih utuh. Sebelum sains berhmbang
Atas visi" kosmopolitannya untuk interaksi antara sains dan agama, kami pesat seperti yang kita lihat dan alami sekarang ini, agam8 - balk yang
berterima kasih kepada Hilary. terkait dengan keyakinan, pemikiran, institusi. peribadatan, tindakan so-
Kami juga berterima kasih kepada Kristin johnston atas keeermat- sial, hukum dan norma-norma, alat-alat yang digunakan maupun kitab
annya dalam membantu kami monyiapkan naskah bahasa Inggris untuk suci yang menjadi sUl11bernya - telah ada terlebih dahulu dengan ber-
SCM Press. bagai coraknya yang plural, sejak dari Konghucu, Buddha, Hindu, Tao,
Kami dan para pembaca tidak lupa berterima kasih atas sumbang- Yahudi. Kristen-Katolik, Islam, dan berbagai agama lokal serta keperea-
an yang sangat berarti dari teman-teman dan rekan-rekan kami di sini di ~W~ .
CTNS. Seem'a khusus kami ingin mengueapkan terima kasih kepada stai Nilai-nilai spiritual dan norma-norma kehidupan yang telah dlse-
SRCP Berkeley yang dari hari ke hari berbagi intelijensi, humor, dan pakali oleh para pemeluk agama-agama tetap dipertahankan, dipegang
sandwich ayam bersama kami: Anne Bade, Ceeiley Bauman, Whitney teguh, dan dijaga kelestariarUlya oleh komunitas pemcluknya, baik lewal
Bauman, Nathan Hallanger, Peter Hess, Carla jimenez, Stan Lanier, kreda, akidah, atau seperangkat arlikel keimanan, ritual-peribadatan, dan
Melissa Moritz, Cluistine Quissell, dan Katln-yn Smith. kebiasaan-kebiasaan tertentu. Pewarisan nilai-nilaj keagamaan melalui
Akhirnya, kami menghargai km-ya pendiri dan direktur CTNS Robert tradisi yang hidup berkesinambungan antar-generasi. Hal itu dilakukan
john Russell. Konsep asli Bob tentang interaksi timbal-balik yang kmatij lewat berbagai eara, antara lain seperti pendidikan, pengajian, kebakti-
aniara sains dan ieologi-Iah yang l11elahirkan lembaga ini pada tahun an, pembangunan tempat-tempat ibadah (l11asjid, musala, kapel, gereja,
1981. Kepemimpinan intelektual Bob yang tiada putus-putusnyalah yang wihara, kelenteng), tempat-tempat pendidikan (sekolah, pesantren, semi-
mel11bil11bing CTNS dalam dekade ini. Kepada Bob dan semua rekan nm'i), dml perayaml-perayaan hm'i besar keagamaan (Imlek, Natal, Paskah,
CTNS, kami mengueapkan banyak terima kasih. Kenaikan al-Masih, Hijriyyah, Maulid, Isra' dan Mi'raj, Ielul Fitri, Idul
Adha), dan begitu seterusnya. Belum lagi menyebut lewat tradisi penu-
Ted Peters lisan buku-buku keagamaan dengan berbagai lapis konsumennya serta
Gaymon Bennett peringatan hari jadi (milad) atau hari kematian sescorang (haul) yang di-
Berkeley, California anggap sebagai tokoh sentral dan panutan dar'i masing-masing tradisi
Agustus 2002 keagamaml. Semua yang dilakukml itu adalall simbol atau pert and a ada-

viii ix
p

nya gerakan pelestarian tradisi dan budaya agama oleh U1nat manusia pegang teguh dan diwarisi sejak berabad-abad yang lalu, taken for grant-
sejak berabad-abad yang lalu. Selinggi apa pun peradaban umat manu- ed, tanpa memerlukan research dan development. Semen tara sains dan
sia, agama selalu membuntulinya. teknalagi serta juga ilmu-ilmu sasial dan humaniara terus-menerus me-
!lmu pengetahuan, yang sekarang lebih dikenal dengan sains dan lakukan peneiilian dan pembacaan ulang terhadap teari, hukum, meta-
teknologi, lidak bisa dilepaskan dari akar-akar matematika, fi sika, kimia, de, pendekatan, dan hasil-hasil temuan para pendahulu waiaupun be-
dan biologi. I1mu pengetahuan juga mempunyai tujuan yang sama, yai- lum tentu dapat menjawab dan menyelesaikan persaalan dan perkem- ,
tu memuliakan peradaban manusia dengan cara membantu "meringan- bangan yang dihadapi aleh generasi yang hidup sekarang ini.
kan" beban-beban fi sik-material yang dipikul oleh umat manusia dalam Keyakinan keagamaan yang stalis-kanservalif dan repetilif dapat di-
menghadapi kekuatan dan keperkasaan alam semesta. Dalam hidup ke- jumpai dengan mudah dalam berbagai agama. Dalam tradisi Islam dike-
sehariannya, manusia berhadapan langsung dengan ancaman cuaca alam nal prinsip "menjaga, mempertahankan, dan melestarikan hasil temuan
yang lidak bersahabal. Kedinginan, kebanjiran, kepanasan, kebakaran, ke- dan capaian generasi terdahulu", sehingga tak perlu dikaji ulang. Sebu-
gelapan, kelaparan, penyakit, kematian, gempa bumi, gelombang air la- ah sikap keagamaan yang incompatible dengan etos keilmuan. Sementa-
utlbada i tsunami yang tak terperikan dan begitu seterusnya. Belum lagi ra itu, etas keilmuan menggarisbawahi sebaliknya, yakni perlunya "mem-
menyebut kegelisa han, kedamaian, kepastian, keyakinan, kegamangan, perbaiki secara tel'lls-menerus" temuan-temuan dan capaian-capaian ge-
kecemasan, kekhawatiran, kegetiran, kesuksesan, keterasingan, kegagal- nerasi terdahulu dalam bidang apa pun, termasuk bidang sasial-keaga- •
an, kepunahan dan begitu setel'llsnya yang sifatnya lebih masuk ke wi- maan untuk tidak hanya sekadar "mengambil secara pasif' (al-akhdzu
layah kejiwaan-rohaniah. Di samping hal-hal lain seperli tuntutan pe- bil jadid al-aslah) temuan-temuan yang dihasilkan arang dan kelampak
menu han kebutuhan sandang, pangan, papan, transportasi darat, laut, lain. Sikap dan etas untuk "mempertahankan yang telah ditemukan
dan udara, komunikasi, entertainment, rekreasi, dan begitu setel'llsnya. oleh generasi terdahulu" (al-muhafadzah 'ala al-qadim al-salih) lewat l'll-
Seperti halnya agama yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, jukan teks-teks keagamaan dan penafsirannya yang diyakini standar ber-
sai ns begihl juga. Ta tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari umat hadap-hadapan dengan sikap atau etos untuk "memperbaiki secara te-
manusia. Baik agama maupun sains mel'llpakan evel)'day life yang di- rus-menel'lls" (abduktif dan m eliol'istik) karya manusia dalam ilmu pe-
perlukan oleh umat manusia di mana pun mereka berada. ngetalman, kal'ya sastra, karya budaya, dan karya agama. Sikap yarlg ber-
Luar biasa perkembangan sains dan teknologi dalam kurun waktu hadap-hadapan inilah titik-tolak ketegangan hubungan antara "agama"
400 tahun terakhir, kalau kita ambil stO/t-nya dari budaya Yudeo-Kris- dan "sains". Pala-pola hubungan di antara keduanya dijelaskan dengan
tiani Barat, dan akan lebih lama lagi jika melibatkan warisan peradaban contah-cantah yang jelas dala;n buku ini. P1'Oyek pembangunan "jem-
Islam abad tengah dan peradaban Cina yang jauh lebih tua. Sejak layar batan" yang dapat menghubungkan keduanya adalah tema sentral buku
sains modern dikembangkan, tradisi berpikir keilmuan yang biasa dike- ini. Pala pembangunan jembatan masih saja menyisakan ingatan ada-
nal dengan penelitian dan pengembangan (research dan development), nya sisi kiri dan sisi kanan dari jembatan. Sisi Bar'at dan Timur, sisi
rupanya tak bisa dibendung. Dalam perkembangan lebih lanjut, tradisi Utara dan Seiatan, yang masih mengandaikan adanya jurang, gap, ke-
berpikir keilmuan ini seolah-olah berhadap-hadapan dengan tradisi ke- senjarlgarl yarlg cukup dalam di situ. Jilea jembatan yang dibangun 1'Obah,
agamaan yang hanya menekankan pengulangan (repetition). Agama maka kedua sisi tepi sungai kehidupan manusia, yaitu tepi "religious"
mempertahankan begitu saja tradisi dan habits of mind yang sudah di- dan tepi "secuJmJ', antara "wahyu" dan "akal", antara "teks" dan "konteks",

x xi
f

anta1'a "immanent" dan "flnnscendenf', antara "turats" dan "tajdid", akan


terputus k81nbali dan runtuh dengan sendirinya.
Padahal, dalam kehidupan senyatanya umat 111anusia, keduanya
tak dapal dipisahkan sam3 sekali. Pergerakan, kemajuan, kemunduran,
Kata Pengantar:
dan temuall-t8111Uan dalam sains akan berpengaruh dalam kehidupan
beragama dan begitu juga agama-ag3ma yang tidak bersenluhan dengan Menjembatani Sains dan Agama
sains [termasuk ilmu-ilmu sosial dan humaniora) juga akan kehilangan dalam Konteks Indonesia
nuansa, daya pikat, daya tarik, dan relevansinya dengan kehidupan
Pdt. Prof. E. Gorrit Singgih, Ph.D.
nyata. Keduanya saling terhubung, terinterkoneksi sedemikian rupa. Jem- (Dekan Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta)
batan hanya mencerminkan sisa-sisa ketegangan masa lalu. Dalam era
sekarang ini, lebih-Iebih masa depan era postmodernitas, pemisahan yang
rigid seperti ilu tidak menolong dan tidak mendidik. Perlu dirumuskan
dan dipikirkan ulang bahwa di dalam yang transcendent, ada juga un-
sur immanent-nya di situ dan begitu sebaliknya. Dalam setiap apa yang Pelldahuluall
dianggap "religius", sekaligus lengket di situ sisi "sekuler"-nya, dan seti- Buku Menjembatani Sains dan Agama yang disunting oleh Ted Peters
ap yang diklaim sebagai wilayah "sains", juga ada "religiositas"-nya, s81ta dan Gaymon Bennett (Inggris: Bridging Science and Religion. diterjemahkan
begitu sebaliknya. oloh Jessica Christiana Pattinasarany untuk BPK Gunung Mulia, Jakarta,
Dengan begitu, pandangan dikotomis yang cukup menyesatkan an- 2004) terutama menyoroti kesenjangan dan usaha menjembatani kesen-
tara "ilmu" dan "agama" dapat dialdliri. Keduanya memiliki sisi kelemah- jangall di antara agama dan ilmu-ilmu pasti dan alam ["mathematics and
an yang secara internal memang melekat di situ. Tidak ada lagi mono- the natural sciences"). Maklumlah, kedua wawasan ini sojak dulu ber-
poli kebenaran yang bisa diklaim oleh masing-masing pihak. Kebenaran ada dalam ketegangan terus-menerus di dalam konleks Eropa Baral-
adalah "relasional", tidak lagi cukup sekadar "dimensional", dan lebih- Amerika. Di zaman pra-Pollcerahan, teologi tel'masuk ke dalam ilnm,
lebih ad hoc atau particular. Dengan adanya kesediaan dari masing-ma- bahkan berkuasa di atas ilmu sebagai Regina Scientiamm, "the Queen of
sing pihak untuk bekerja secara integratif-interkonektif, kesediaan un- the Sciences", "Ratunya ilmu-ilmu". Ilmu-ilmu lain mengacu pada ajal'an
(uk terus-menerus memperbaiki citra diri masing-masing dan bersama- Gereja, yang pada gilirannya, dikembangkan dari kisah-kisah yang ada
sama berupaya memuliakan kualitas kehidupan dan peradaban manu- di dalam Kitab Suci mengenai dunia ini. Jadi, misalnya, untuk waktu
sia, maka jembatan yang akan dibangun oleh buku ini besar kemung- yang lama orang menerima pandangan Ptolomaous mengenai bumi yang
klnan dapat terealisasikan. Jika tidak, wajah dikotomik-antagonistik an- molihat bumi sebagai pusat alam semesta (geosentris), karena pandang-
tara "ilnm" dan "agama" akan terus membayang-bayangi dan menghan- an ini berpadanan dengan koterangan di dalam Kilab Suci mengenai ke-
tni kehidupan serta memisklnan peradaban manusia itu sendiri. beradaan dunia ini sebagai alam ciptaan. Pandangan yang berlawanan
dengan itn, misalnya yang dikemukakan oleh Kopernikus mengenai ma-
UlN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahad sebagai pusat alam semesta [heliosentris), akan dianggap sebagai
12 Februari 2005 ajaran sesat (bukan semata-mata pandangan yang salah), dan waktu itu

xii xiii
seliap ajaran yang clieap sebagai sesat akan berdampak pada nUKUnl<lll;~ kbir ini keUka Harun Yahya, seorang kreasionis (Muslim), yang 111emall-
lnaU, Oleh karena itu, semasa hidupnya Kopernikus tidnk berani Hlt'll1'';i[ afaatan
k k8 bel"ll'm Prof T Jacob torhadap penemuan pakar-pakar Australia
(C "

perkenalkan pandangannya, dan pemahaman holiosentrism8 baru '.1' homo flol'iensis,


men gO'I]( . ,
na] secara posthumous setelah beliau meninggaL Tetapi secara keseluruhan dapat chkatakan bahwa suasallanya ada-
Namun, dalam era pasca-Pencerahan yang biasanya disebut lall dominasi ilmn pasO dan nlmn di dalam mang pllblik dan mund~r-
Inodern", situnsi berubah sama sekali, Ilmu-ilmu pasti clan alrun WtHc ....; logi ke kawasan-kawasan l1on-akademlk Apa1:nla teoIogl mgul
nya t eO " , '
but tempat yang tadinya ditempati oleh teologi. Merekalah yang Ul';t)[]111// 1l18mp:, el.talnnkElll
( ( keberadaannya dl dalam umversltas, n1aka la hanlS
"ratunya ilnlu-ilmu" dan s8mpai sekarang pun ketika kita sudah ll1(lma-j! berjuang mati-matian untuk memperlihatkan ba}nva ia pun cunat akade-
suki abad ke-21 tampaknya kedudukan ilmu-ilmu alam tetap paling nl1'k , ("II'lm
k {- arti bah\l\ra teologi dibahasakan dengan 111empergunakan ter-
atas, Ketika majalah Time bertanya kepada para pembacanya siapa minologi-terminologi studi agama-agama (religious studies) yang dapat
koh yang dapat dianggap sebagai "Person of the Century" (Tokoh dilerim a oleh dunin universitas, Dalam banyak universitas, fakultas 1eo-
ke-20), jawabannya adalah Albert Einstein. Pandangan-pandangan logi berubah menjadi - atau kepadanya ditambahkan - departemen stu-
teori ilmu pasti alamlah yang diacu dalam membangun gambaran UUU"L:: di agama-agama,
masa kini, bukan kisah-kisah yang terdapat dalam kitab suci agI3ma-alga.. "
ma. Teologi turun ke anak tangga yang paling di bawah, dan tidak ja-. Saran-saran nnlnk Menj(~l11balal1i Sains dan Agal11a di dalal11
rang bahkan sudah dikeluarkan (atau keluar sendiri) dari universitas, Bnku lui
menjadi seminari-seminari atau sekolah teologi yang terlepas dari dunia Meskipun eli atas diganlbarkan ketegangan di antara sains dan agama,
akademik. Akhirnya teologi kehilangan sifatnya yang akademik dan men- hal itu tidak berarti bahwa yang satu tidaklah dipengaruhi oleh yang
jadi wawasan yang perlu diketahui dalam rangka persiapan seseorang' lain, Kita melihat di alas bagaimana pandangan ilmiah baru lnengenai
menjadi pelayan jemaat (pendeta) dan itu pun tidak dianggap sebagai '. kedudukan bumi yang tadinya adalah pusat menyebabkan bumi lalu
akademik melainkan "spiritual" (istilah ini ll1e111punyai banyak 111akna, terpinggirkan, membuat pemahall1an teologis yang ll1endasarkan did
tetapi akhirnya harus jdas bahwa maksudnya adnlah tidak akademik). paela b1lll1i sebagai pusat menjadi terguncang, dan akhirnya (terpaksa)
Tentu situasinya tidak sama di mana-mana, Di beberapa kawasan, t80- diganUkan clengan pemahaman te010gi8 baru berdasarkan pandangan
logi tetap berhasil menlpertahankan keberadaannya di dalam ruang pu- : ilmiah banI tersebut. Saya juga mengamati bahwa penerimaan terhadap
l;>lik, dan dalam rangka itu teologi membangun dirinya menjadi sema- pemahaman Newton mongenai determinisme (keyakinan bahwa segala
cam ilmu tandingan, yang disebut "kreasionisme", yang berangkat dari sesuatu berjalan menurut sebuah jahll' atau rUll1US tertentu) 111enyebab-
asumsi bahwa alam semesta adalah ciptaan, dan karena itu tidak bisa kan orang menggambarkan Yang Ilahi sebagai perancang atau bahkan
monerima pandangan dari teori evolusi sebagai penjelasan mengenai alam pcmentu jalan orang. Jalan Tuhan adalah pasti, sepasti hukurn Newton,
semesta ini. Praktisnya dalam era informasi ini kreasioni8me berusaha Akan tetapi, munculnya teori kuantull1 dari Bohr dan teori kelidakpasti-
memanfaatkan wilayah informasi dan dengan genear melancarkan pan- an dari Heisenberg pada tahun 1940-an menyebabkan banyak orang
dangan-pandangan yang clianggapnya dapat meruntuhkan keabsahan membangun toologi baru, yang memahami Yang Ilahi sebagai Din yang
teori evolusi, terutama apabila ada keberatan ilmiah dari seorang pakar menlbebaskan daripada menenlukan, I111an bukan kepastian telapi jus-
paleontologi terhadap pakar paleontologi lain, seporti kita lihat akhir- lru ketidakpastian, sama seperti Abraham yang berani meninggalkan ne-

xiv
xv
geri Hcnek moyangnya meskipun belum jelas ke mana ia akan pergi . ." Konleks 11erdebalan di dunia Baral m8mang menge-
r("turaJ scwnces . ,
jadian pasal 12), Banyak orang kristiani setuju pada toari "Big Bang" antarn "the natural sciences" dan agan13. Tetapl masa~
rena bisa dieocokkan dengan Icologi penciplaan, sedangkan teori "'Sle'ad,,'!£ d I I 110kah dalam situasi di Indonesia konteks perdebatan-
aaala.
Slate" ditolak karena tidak cocok dengan leologi tersebnl (hIm. 74-80 '. (kalau melnallg
l,a!lllY"
( ada
(~
IJerdehatan
, itu) J'uga sama, antara "the nalural
lam buku ini). Yang belum pernah ('I) atau behlln banyak :riy.a 'd galna? Di lahun-lahun 1970-an memang cukup banyak .
"lices' ana e c. "
adalah apakah pcrkembangan di bidang teologi akan juga sole Iliteratur di kalangan krisliani yang menymggung mengellHl Im-
peruba han di da Iam pemahaman sains dan ilmu pongetahuan? muneu
bun an iInnn kristiani dan evolusl.. Kalangan Kato l'k . I .
1 , nusa nyn, Inemper~

Tanpa bermaksud membela dan menyetujui kaum kreasionis, gk 'kiran-pikiran Teilbard de Chardin, yang bernsaha meneapal
kenal an pi , . .
mendapat kcsan bahwa di dalam buku ini keeendemngannya ,. I""a tradisi Katolik dan evolusi. Di kulangan Protestan terbll
slllteslS an(.ll • •

pad a bagaimana kauI11 toolog dan agamawan menyesuaikan did b k -buku yang cukup seimbang, yang menjelaskan luengenm kaltan
pencmuan-penemuan kaum ilmuwan. Jadi panggilan kita aclalaI1 . UU 'I u d'Ul Kitab Sud, seperti buku-bukk u arangan !ctne " dan
Iman, 1 nl , ,( .
mana 88hingga kaum ilmuwan mendapat inspirasi dan terdorong Mulder. Di dalam kalangan Protestan di waktu ltu n~enlal1g 1118sala,hny a
visi agama Inr:mgenai manusia, lllengenai alam sen18sta ini (kOSIll0S) adalah ketegangan yang l11uncul dalaIll diri orang K1'18to:1, karena dl S~1.U
mengenai batin/jiwa man usia. Di dalam Bagian Dua bab 1 buku pihak bclajar di sekolah mengenai keberadaan manUSIa yang sebaglan
sodikit disinggung mengenai kcpereayaan mengenai kobangkitan, besar unsur kimianya adalah air, telapi di lain pihak bel~Jar dan kis~b
berkaitan dengan pandangan optimis mengenai masa depan manusia Kejadian di dalam Kitab Suci bahwa manusia berasal dml tanah. PenJe-
kosmos. Pimdangan optimis ini bertolak belakang dongan pandangan lasannya adalah bahwa dua-duanya menyatakan sesualu yang benar:
muwan mengenai bagaimana kesudahan alam semesta kalau yang pertama dengan bahasa ilmiah dan yang kedua dengan bahasa re-
leori "Big !lang". Alam semesta akan menjadi semakin panas dan ligius, yang metaforik sifatnya. Pendeskripsian manusla sebagm berasal
nya terpanggang dan haneur lebur (hal ini kurang diperhatikan oleh ka- dari tanah bermaksud untuk menyampaikan bahwa l11anUSIa adalah
um agamawan ylmg setnju dengall teori "Big Bang". Mereka hmwa satuju mahkluk fana, dapat mati, dan akan kembali ke tanah apabila ia mati.
pada kailan "Big Bang" dengan Penciptaan, tidak pada kaitan "Big Bang" Penjolasan ini cukup ll1elegakan dan kal'ena itu kesan saya sekarang di
dengan Kesndahan. Atau apakah Kesudahan ini juga coeok dengan pe- kalangan kristiani masalah evolusi lidak lerlalu manjadi keresahan (ke-
mahaman mengenai kiamat, sehingga lalu lupa bahwa sesudah Kiamat enali di kalangan-kalangan tertentu), tetapi sekarang saya melihat bah-
selalu ada Langit barn dan Bumi bal'u?). Apahila ada ilmuwan yang wa masalah yang 30 tahun lalu ramai dibiearakan di kalangan kristiani
berangkat dari keyakinan dan oplimisme kebangkitan, maka tentunya malah ll1enjadi topik hangat di kalangan Islam. Hamn Yahya yang su-
taori ilmiah yallg dibangun mengenai alam semesta ini dapat didasaI'kan dah disebut di atas menjadi panutan anak-anak muda dalam herdehat
alas optimisma daripada pesill1isll1e. dengan gum-guru fisika dan biologi mareka.
Meskipun di salu pihak hubungan antara sains dan agama di
Menjembatani Ilmu Pengetahuan dan Agama dalam Konteks Indonesia telap penting dan karana itu hams diusahakan membangun
Indonesia jell1batan yang menghubungkan keduanya (dan karena itu saya mendu-
kung dan menjadi anggota dari Masyarakat Yogyakarla untuk IImu dan
Di atas sudah dikemukakan keprihatinan buku ini, yaitu membangun
Agall1a [MYIA]), di pihak lain saya merasa di dalam konteks Indonesia
jembatan di antara agama dan sains dalam arti ilmu pasti dan alam, "the

xvi xvii
kita htlI'uS mem]:J8rhalikan hubungnll anima ilull]-l'!lllU 101] Il'IC'Illb(-'clnkan ])(1ka1' illnu-ilmu sosial-antropologi
logi dan agama. Hulah sebabnya judul pal'agraf di alas Udak lagi ':::;::::;II';?ill~C~i,":;:I~1 sava
·
'. ,sue'mg cendorung membangun gambaran clumn S,-llIlS dan
(1 ' > - . • •

r;akar saIllS, )i' ' , . . . .


molainkan "ilmu p8ngetahuan". Saya sadar bahwa istilah "sains" agar scmua mongikuti gambaran duma un kalau mau cilang-
diterapkan untuk senlua jenis ilnlu pengetahuan. Ih11ll pash ]'CV'j')(;cloble mi8n1nva. Saya berpikir, dalam FH'tl p08t-
moeIern '(']11 d ( ,,~, " , .' , . , .
10gi (Uanggap sains sedangkan yang lain bukan. Telapi sejak dan dalnl11 konlcks IndoneSIa lIn, bmklah kIta mencoba n1Ong-
Kuhn I11elcmcarkan kritiknya terhadap sains yang 111enganggap diri kcpnlbagairm gambaran dunia, dan itu berarti masing¥I11nsing gam¥
gal dan lepas dari pclbagai macam asum8i, dengan mmnperlihatkm1 I ' CII']]']I'g''li
(unIE!, ( { namun sekaligus cliakui terbatas. Jadi gambaran du¥ <

wa di dalanl sejarah sains pun kita mengenal perubahan atau . ,,' , J'Irnbaran dunia agama dan gambaran dunia budaya ll1cmpu¥
lila .sdlI1S, g(
dahan paradigma, maka 8ebena1'nya kita harns men1pertanyakan . 1 . k untuk diapr8siasi, tctapi npresiasi ini tielak menllntut agar sa~
liyal 1d . .
saan untuk 111embeelakan "sains" dari "ilmu pongetahuan". Dalaln I' (]'1\1'1 cliC'liminasi
lalsall.,<" ,. Justru
- karen a l11aSll1g~lnaslllg
. ,terbatas,
. maka
. satu.
ka ini saya n1Brujuk pada ilmu-ilmu sosial-antropologi yang 53m3 1'{11'11 Il1f-'miliki kcbutuhan untuk berkomumkma dan berchalog. Dl
>

budaya dan gambaran dunia dari budaya-budaya. Dalam dalam diskusi-disku5i mnngenai hubungan agama dan ilmu 5ering dike-
Indonesia yang ll1ulti-budaya, ilmu~ilmu sosial-antropologi sudah mukakan kebutuhan untuk mFmdapalkan integrasi anlara agama dan il-
berkiprah dan membangun gambaran dunia budaya, .
dan buena l11U,
S('Jl(-'rli
-"
\'anOb dikmnukaknl1 oleh Ian G, Barbour (yang eli sana-5ini
"
dan agama eli Indonesia saling lumpang tindih satu dengan yang dikritik dalam buku iui), Asal kita tielak menganggap intograsi sebngai
maka ilmu-ilmu sosial-ant1'opologi eli Indonesia sudah lama sekali penyatuan yang gampang dari dua v\lawasan yang huang IGbih 5ama
menyumbangkan kepada dunia, gambaran dunia agan1a. Saya (padahal sangat berbeda), dan tidak menganggap bah\lva integrasi itu se-
misa1nya pada pemikiran-pemikiran Clifford Geertz, yang dapat buah asumsi 111clainkal1 sebuah cita-cita, saya setuju saja dengan cita-
kan mendapatkan nama besar karena melakukan penelitian sosial me~ cita itu. Karena ada Gila-cila, maka kita m8mbangun jmnbatan. Akan te-
11go11ai agmna di Indonesia Uawa). tapi, karcna pmnbicaraan dalam buku ini barn sampai pada m:a5a1ah
Menurut saya tugas kita eli Indonesia ada1ah membangun jmnbatan membangun jembatan, maka saya pikir pendapat Barbour lidak cocok
an tara illl1U-illl1U sosial~antropol()gi dan aganla. Kita akan melihat bah~ dengan aSllmsi clalam buku ini. ivhmgkin diperlukan antologi lain yang
wa meskipun ilmu-ilmu ini berbicara mengenai gambaran dunia buda~ mcnanggapi ajakan illtegrasi dad Barbour ini.
ya, tetap ada persoalan-persoalan yang dapal eliporgumulkan eli antara
asumsi-asun1si ihnu-ilmu ini elengan pemahanlan dasar dari agama-aga¥
nla. Namun demikian, ilmu¥ilmu ini tidak monawarkan sebuah gmnbar¥ VVisma "Labuang Baji",
an dunia yang sama sekali baru, Ine1ainkan menafsir atau menginterpre- Tegalrejo, Yogyak<u·ta.
lasi budaya, Tanlu apabila seorang yang hidnp pada masa kini dan me-
111utuskan untuk mengintorpretasi scbuah gejala sosial alau tradisi yang
hidup, maka dapa! dimenger!i apabila dalam proses memahami ini ada
hal baru yang 111au tidak ll1au diInasukkannya ko dal;In wawasan yang
sedang menjadi sasaran perhatiannya, Totapi "kobaman" ini tidak meng-
ubah gambaran dunia budaya yang sedang dipahami (ersebut. Hal ini

xviii xix
Prakata

sebuah buku yang istimewa. Sumber-sumbernya merupakan "pintu


terbuka" dalam menyambut gagasan-gagasan bam yang masuk ke
diskusi yang telah terjadi selama empat puluh tahun terakhir dan
mulai memberikan sumbangan bagi diskusi tersabut. Tujuan buku ini
adalah untuk manciptakan interaksi yang bermanfaat antara berbagai
penemuan besar daTi ilmu alam dan keaTifan yang luhur dan hidup dari
agama-agama dunia.
Pada sampul buku ini lerpampang gambar yang menarik, yaitu
jembatan Golden Gate. Saya merasa mempel'Oleh kehormatan atas dipi-
libnya gambar ini, karena ia sangat berarti bagi saya dan telah sering saya
gunakan sejak mendirikan CTNS pada tahun 1983. Bagi saya gambar
jembatan itu menyampaikan banyak hal yang sangat berharga tentang
sifat antar-disiplin dari bidang sains dan agama.
Pertama, saat sebuah jembatan sedang dibangnn, selnruh perhatian
kita akan terpusat pada struktur dan komposisi aktualnya serta orang-
orang yang memiliki keahlian khusus dalam - dan bersedia - mengha-
dapi tantangan yang besar untuk membangunnya. Demikian pula, selama
beberapa puluh tahun pertama dari hubungan antara sains dan agama,
yang diawali dengan karya perintis oleh Ian Barbour pada awal tahun
1960an, sebagian besar perhatian para cendekiawan terpusat pada me-
todologi: bagaimana dapat benar-benar mempertemukan, agar lereipta in-
teraksi yang bermakna, bidang-bidang yang tampaknya berjauhan, bah-
kan bertolak belakang, seperti sains dan agama. Gagasannya adalah me-
manfaatkan gabungan sumber-sumber sekuler dari filsafat sains dan fil-
safat agama untuk menentang reduksionisme dan mengusulkan suatu

xxi
p

analogi sisiemalisanlarn
, ' rasionalitas,l"lcmbenlukm
_, { (]'l11
( l'.onguJIan"
eli dHlaJ11 SilWS dan cil dalam agama (perSI){-'ktif "inte1'l1' I") I, ' di\i!' l'lllter, dan banyak bidang ilmiah lainnya telah dibawa secara emmal
) ,> d (dn Juga
>
Bl1tara dampaknya pada rasin,,"lilas somacam itu sebagaimana ' m8lintasi j8mbatan itu guna m8masuki p8mbahasan ten-
nakan 111 syamkal condokiawan dalam bidang masing-masing sebagai pencipta, scbagai aktar dalam sejarah dan alam yang
a
tif "okstornal"), HasiInya yang discbut "realism() hilis': oleh Barbour "melanggar" hukum alam, tetapi berkmya melalui dan borsama
diangkat dalmn bcrbagai bontuk o]oh selnghn hc's'u' (' 1 k'
• ," L ( ( _r :..,
1
,ewe laWHn Ca~:::jill
itt
nie11gf!1l 1,y,j, tcntang teodise dalanl alal11, imago dei, dosa n1;:musia, dan
lam b]{lang IlU, adalah sebuah metodologi ya11g dC11gan1 b b . tentang 1113kna dan ruang lingkup penebusan. Dm11ikian pula,
. ' ( 1ya er agm pe~
nomuan dalam scuns clan tafsiran fllosofisnya dalJat dil)',wa d I ar'a tBalog Yudais111e, Isla111, dan lebih kemudian cendekiawan Buddha
.. ., ,( ( ( engan 1ati~ p
hati dan krIt1s ke dalell11 karya yang terus berkesinambungan dalam bi- da»Kong lIu Cu, telah masuk ke dalam pcreakapan dengan sains, ler-
dang leolog dan, palmg tHlak pada prinsipnya, wawasan teologi dan fil, lltama karena sains telah berfungsi sebagai pola yang bermanfaat bagi
1
safal clapat tcrbukll bermanfaat bagi para ilmuw'l11 sew'lkt k diskusi antar-ag ama , Sebaliknya, para cendekiawan telah menjelajahi
. ' . ( , ( U mere a, pa~
da gJ!ll'annya, menggellll1 karya tcoritis merek. "en(],'",' J' l' t. 1 I d1'!1lensi filosofis dan teologis yang terletak di dalam dan di bawah il!1lll
. ," _ " " . . ( ,~ . dC 1, me OC 0 ogi
reahsme knt1s bmillngs1 sobagm )"l11batan "dua arah" a111'" ' d ' alam kontcmporer. Misalnya, dalam beberapa tahun terakl1ir, beberapa
. ' ( ( { da Salns an
agmna, Lag1pula, karena Jombatan itu (libangun tanl)a "o('a1' k I" cendekiawan Kristen telah mulai menjajaki implikasi yang mungkln
, ( (,~ ,,( a e sp ISlt
mOllggunakan teon aklllal dari salah salu bi(hng ("J'("11b'I' 'I I k llntuk il!1lu penelitian yang limbnl dari gagasan kebangkltan Yesus dan
r , d an I U JU an~
lah wilayah"), ia tidak "Seeal'a pribadi terikat" atau dirugikan oleh sudnt transfor111asi ilahi yang meliputi alam semesta seCal'a keseluruhan, Jadi,
pandang lertentu yang terkandung dalBl11, katakan saja, teologi Kristcn kendati tidak seimbang dan masih tidak beraturan di beberapa tempat,
atan b1Olog1 evoluslOner. Singkatnya J'embatan itu d t d' k laIn lintas sekarang berjalan lancar ke dua arah melintasi jembalan yang
. . ' ( apa 19una an
oleh stapa pun . yang teI'tank dalam int(-'raksi
, ( al1ta1'a( n1a"ya
(,~ (1'aka t agaIl1a Sali-gat lentnr iIli.
tertenlll (n11Salnya Buddha, Tao, dan sobagainya) dan masyarakat ilmi- Anehnya, ganibm' "jembaIBl1" ini ada kalaJ1ya dikritik karena diang-
ah tertentll ("Barat" atau bukan), gap momberi kesan bahwa masyarakal yang dihnbungkannya bersifat
Kedna, begilu jembatan sudah selesai dibaJ1gU.11 pe1'l t' b 1'1 statis dan tctap, Dalam kenyataannya, tentu saja sains dan agama terus
, - 1awn erall
dari je111batan tersebut pada lalu lintas yang berlangsung eli atasnya di berllbah, Namun dcmikian, penyangga bangunan jembatan itu - pilar-
anlara dua masyarakat yang sekarang saling berhubungan serta dam- pilar haja yang menopang kabel gantung dan, pada gilirannya, menang-
pak, porllbahan, maupun inovasi yang dih'"ilbn I'jlu I' t " d I gung beban jcmbatan yang sebenarnya - tertanam kokoh dalam fondasi
{ { ( ,In as Inl a am
kedua masyarakat tersebut. 8el11ma dua ntau liga dasaw t kl' di bawah seHap masyarakat. Dengan caTa ini, struktur jen1batan itu akan
,
saya lelah menyaks1kan riak-riak yang makin
~ ,
menv(~I)a1'
It
arsa era 111',
I I d'
las c a am 1-
tetap kokoh m8skipun masyarakat yang dihubungkannya mengalami per-
siplin ilmu saya, yaitu teologi Krislen karena tcrkena da11 k ubahan yang dinamis, Tanpa fondasi, masyarakat itu sendiri akan mU-
. ' ,> Ipa yang se- C
makm bosar, selldaknya dalam boborara masya1'akat d " dah tersapu setiap gelombang penemuan dan pengungkapan baru yang
.' { " ((, an penel1luan
dan J11etode sams serta penafsiran filosofisnya Teor1' B1'g B' (IJ t muncul dalam sejarah. Fondasi inilah yang l11eI11ungkinkan masyarakat

. , , (.,
,
an 13esar) dan kosmologi inflasioner relativilas f1'Sl'ka k
ang en 1.1111-
t
(uan urn, enno-
t mempertahank~ln identitas l11ereka dari masa ke lllasa sambil tetap hi~
dinamika yang lldak dapat diubah, teori kaos dan kompleksitas, biologi dup dengan vitali las dm1 pOltumbuhan yang dinamis, Fond"si sains men-
l1101ekuler dan evoluslOner, genetika manusia ilmu kOg111't'f
,
' f k
1 , sYRla, om~
cakup asumsi tentang dunia yang mendasari metode~n1etodenya dan n18-
lahirkan metode enlpirik, termasuk rasionalitas dan kejclasan alan1 yang

xxii xxiii
tergantung (kontingen) padanya, nilai kejujuran dalam melaporkan an yang andal dapat terwujud di sini. Hanya setelah itu terjadi, kita
monginformasikan data, kehausan untuk menganal dunia, dan suka ~kan dapat balajar apakah alam dan spiritualitas manusia saperti yang
akan keindahan matematika dari hukum-hukum fisika. Fondasi nlS"llla,,\' terlihat melalui lensa filsafat dan teologi yang harbeda masih memnng-
bervariasi tergantung pad a tradisi yang bersangkutan. Dalam tradisi kinkan jambatan yang sudah kita kenaI itu menjembatani jurang dan
noteisme Barat, misalnya, fondasi tersebut terdiri dari realitas Allah, menghubungkan agama dengan ilnlU alam atau a)Jakah ia akan memba-
sih, dan hikmat Allah, dunia sebagai ciptaan Allah yang bebas dan wa pada kenyataan bahwa jambatan itu perlu dibangun kembali menu-
nnh kasih, penyataan normalif Allah melalui buku-buku suci dan rut perspaklif baru. Tetapi kita harus membangun, kin'ena kita bartang-
tiwa-peristiwa historis yang nyata, serta Allah sebagai dasar, panebusan, ung jawab tidak hanya pada masalah-masalah kemanusiaan mendasar
dan penyempurnaan daTi semua yang ada. Jelas bahwa fondasi yang men- gang menjadi pokok pembahasan sains dan agama, tetapi juga pada kri-
dasari seliaI' masyarakat lidak akan berubah sementara penelitian ilmi- ~iS internasional dan antar-budaya yang makin meningkat dalam bidang
ah dan teologis baru terus berlanjut, tetapi cara yang dengannya kependudnkan, pangan, obat-obatan, teknologi serta lingkungan, yang
tersebut digambarkan oleh program-program penelitian dalam membntuhkan solusi dan visi global barn tentang masa depan.
sains dan teologi ini akan sangat bervariasi, terutama dari sudut Ini samna adalah persoalan yang menantang dan hanya masa de-
si di antara keduanya. pan yang dapat menentukannya. Namun demikian, sekarang buku yang
Untuk interaksi khusus antara monoteisme Barat dan sains, gam- luar bias a ini tersedia nntuk memudahkan proses dialog dan interaksi.
bar jembatan tersebut mengena, karena alasan yang ketiga: keluarkan se- Mudah-mudahan keanggunan serta integritasnya dapat menjadi pembe-
mua air yang di atasnya jembatan itu terbentang, maka akan ditemukan ria!) yang sangat berharga bagi semua yang menggunakannya untuk me-
fondasi yang sama yang dm'inya gunnng-gunung sains di satu pihak n:),eberangi jembatan dan menemukan suka cinta karena dapat berke-
monoteisme Barat di pihak lain menjnlang tinggi, membentuk lahan tem- nalan dengan konlUnitas-komnnitas baru.
pat kedua komunitas tersebut didirikan. Fondasi ini dinyatakan dengan
jelas oleh kategori konlingensi (ketergantungan) filosoHs yang juga ter- RGbert John H.ussell
kandung dalam sains dan teologi. Alam adalah ciptaan Allah, sehingga Berkeley, California
ia akan tergantung pada-Nya, dan karena tergantung, alam membutuh- JUlli 2002
kan sains untuk menemukan rahasia-rahasia empiriknya. Dengan demi-
kian, "jangan masukkan Allah ke dalam persamaan saya!" adalah versi
ilmiah dari perintah teologis yang menentang penyembahan berhala.
Buku ini akan dibaca oleh para cendekiawan dan mahasiswa dari
tradisi dan disiplin ilmu yang berbeda, semngga pombahasan mungkin
berpusat pada pertanyaan mendalam selanjutnya, apakah jembatan se-
rupa dapat dibangun antara kosmologi, fisika, biologi, dan genelika di
satu sisi dan di sisi lain tradisi-tradisi keagamaan yang menjadi kuat
melalni budaya dnnia yang sangat beragam. Mungkin bahan-bahan lain
akan dibutuhkan, visi-visi rancangan lain akan dicoba, sebelnm jemba-

xxiv xxv
PendahuLuan
Gaymon Bennett

Saya mendengar suara scorang ibn yang plltus asa eli radio hari ini. Du~
nia kami lCl'bentang Imval jaringan kabol yang rumil dad saluran telo-
ponnya, l110lalui prasa1'811a media Natiol1o/ Public I1adia dan sHl11pai ke
dalam mobil saya. Konleks religius, sosial, polilik dan ekonomi kehidup-
annya sangai asing bagi saya. Pada saat wmvancara eli radio t01'80but bol'-
langsung, in sedang torkunci dala111 sebuah apartomen eli Bethlehem, t01'-
jebak b8l'sama anak-anaknya yang ketakul:c'ul dan 1nasih terlalu kecH
unluk mengerU ton tang adu lembak 80ngit yang berpusat eli Gereja Kela-
hiran Krislus (Church of Notivity) lepat di Inar rumahnya. Hari-harinya
dltandai oloh doa yang berulang kali dipanjatkan: doa agar pengepungan
garcja segora berakhir tanpa banyak korban jiwa; doa agar saat 111cning-
galkan apartemen untuk mendapatkan roE bagi keluarganya, la tidak akan
diterjang poluru penembak jitu; doa agar perang yang bersumber pada
agama antara Israel dan Paleslina akan segera berakhir. Semontara itu,
saya yang sedang duduk dalam mobil saya di Berkeley, California, dan
bergegas ke lempat kerja, dipacu rasa cemas. Kcccm8san saya tidak cli-
sebabkan oleh senjala dan anak-snnk yang menghadapi ajal, tetapi oloh
kenyataan yang relatif lidak penting bahwa, bab-bab buku ini masih be-
lum disunting. Perbedaan konteks yang n10ncerminkan kchiclupan kami
padn saat itu tampak jolas. Bagaimanapun juga, selama tiga menit, mo-
lintasi separo belahan clunia, kehidupan kami lerjembatani.
Mungkin karena merasa prihatin pada saal itu, saya clikagetkan oloh
dua aspek khusus dari perbedaan konteks ini, aspek yang kalau lidak
demikian mungkin akan selalu luput dari perhaUan dari hari ke hari. Per-
tsma, saya menjadi sadar akan terjembataninya dunia yang sebenarnya
- p

tidak asing tetapi luar biasa ini. Pasar media global dan jaringan teleko. rtukarm sumber-sumber dm raneangan pembangunan jembatan, pro-
munikasi dunia adalah bagian yang sangat lazim dari kehidupan kita. pe bahan-bal1an, serta peralatan. Tulisan-tulisan dalmn buku ini telal1
ses,
Kita nyaris tidak pernah terkesan oleh kemungkinan terjadinya kontak dikumpulkm untuk memperlanear jalannya pertukaran tersebut agm:
seeara langsung dan akrab dengan dunia yang kalau tidak demikian akan eendekiawan dm mahasiswa mampu membangun serta melrntasl
para

I
tetap asing dan terpisah jauh dari kita. Perempuan tadi - yang kepriha. 'ernbatan-jernbatan baru yang menghubungkan sains dan agmna.
tinan dan perjumlgannya dalmn peri ode sejarah yang lain mungkin ti. ) Perlu dieatat apa yang menjadi asumsi dalam tesis ini. Asumsi per-
dak akan berdampak sedemikiml langsung pada diri saya - mampu bel'. tama adalall bahwa para eendekiawan dan mahasiswa dari konteks ym

I bleara kepada saya, seseorang yang tidak dikenalnya, di belahan bUmi


yang berbeda.
Hal kedua yang membuat saya terkesan oleh pengalmnan ini ada-
lal1 bahwa respons saya terhadap perjuangan perempuan itu sarat de-
;;beda di seluruh dunia km an arus membangun jembatan dialo
antara sains dm aJlill!la. Asumsi kedua adalah kendati konteks an be-
r~rnperhadapkan para eendekiawan dan mahasiswa dengan tan-
tangm-tantangan pembangunan .embatan ymg beragam dan aeap kali
ngan sains dan agmna. Sebuah eontoh: dilatarbelakangi komitmen teo- unik, tantangan-tantangm ini serta pemeeahannya sering bersifat trans- ./
logis dan kemanusiaan, saya bertanya-tanya ten tang penyebab biologis k;;;rtekstual. Para eendekiawan dan mahasiswa dari konteks budaya,
dm'i tindak kekerasan semaeam itu. Saya bertanya kepada diri sendiri agama, dan ilmu yang berbeda saling memetik maufaat dari karya rna-
apakah eontoh terbaru dari kejahalan manusia ini semala-mata menun- sing-masing. Jadi, walaupun bab-bab dalam buku ini berbieara tentang
jukkan naluri kebinalangan terpendam yang belum "tersisih" dm'i sifal keprihatinan yang timbul dalmn hubungan antara tradisi keagmnaan tel'-
manusia oleh proses evolusi? Jika demikian halnya, pada akhirnya nan- tentu dan bidang-bidang ilmu alam tertentu, perhatian utamanya sering
ti, dapatkah penghukuman moral yang lahir dm'i visi religius mengha- tidak terletak pad a alasan yang dapat membenarkan p embangunan jem-
silkan perbedaan yang berm·ti bagi perdamaian? batan itu sendiri atau pada gagasan bahwa para eendekiawan dari kon-
Singkatnya, selagi sibuk dengan persiapan buku ini - sebuah kum- teks budaya dan agama yang berbeda dapat dan pasti saling memetik
pulan tulisan yang menekankan luasnya dunia dan relevansi kontekstu- rnaufaat dari wawasan yang terkandung dalam karya masing-masing.
al dari pembangunan jembatan unluk menghubungkan sains dan aga- Buku ini berbieara tentmg tugas konstruktif yang hasilnya berupa pem-
rna - saya melihat apa yang aeap kali tetap luput dari perhatian. Dunia bangunm jembatan. Buku ini dimaksudkan sebagai forum bagi para
kita sehari-hm'i memang bersifat global, tidak ada satu pun sudut aman eendekiawan yang berpengalaman dalam pembangunan jembatan un-
tempat kita dapat bersembunyi dari dampak peristiwa-peristiwa global. tuk mernbawa kita melihat proyek-proyek pembangunan mereka serta
Lagi pula, dunia global dengan berbagai ragam pengaruhnya akan selalu membuka kemungkinan bagi komunitas eendekiawan dan mahasiswa
ditandai oleh sains dan agama. di seluruh dunia untuk saling berbagi pengalaman dalam raneangan,
Inilah tesisnya, prinsip yang menjadi benang merah, yang dikupas proses, bahan, serta peralatan yang telah terbukti bermmliaat dalmn kar-
seeara rinci dalmn halaman-halmnm yang terkumpul dalam buku ini: ya mereka.
dihadapkan pad a realitas dunia global, para eendekiawan dari konteks
agama, budaya, ilmu dan geografis yang sangat beragam terlibat dalmn
tugas bersama unluk membangun jembatan dialog dua arah antara sa-
ins dan agama. Tugas bersama ini menjadi alasan serta membutuhkan

Menjembatani Sa ins dan Agama Pendahuluan


dan dalam siratnya. Perlu diperhatikan bahwa, seperli yang ditulis ahJi 'a menyediakan bahan mentah intelektual yang darinya kila mem-
~m , ... .
kimia Muslim, Muzaffar Iqbal, dan cendekiawan Buddhis, Richard Rayn~ entuk lensa kita unluk mehhal slfal manUSla dan bukan manUSla. Da-
dalam bab-bab mereka, karya yang jauh lebih awal lenlang sains dlllJ ~am arti kelerkailan yang meliputi seluruh dunia inilah sains dan agama
agama lerjadi dalam konteks yang jelas-jelas Krislen dan berbahasa In~ merupakan keprihatinan global.
Namun demikian, sumber-sumber yang dikembangkan dari karya ini t~

I
Walaupun mengakui integritas inleleklual dari agama, kila harus
lah dikomunikasikan dan kadang kala lerbukti efeklif dalam membah<lj bersikap jujur lentang kenyalaan bahwa sifal global dari dialog anlara
isu-isu di luar cakupan karya-karya penulis asli tersebut. Seperti dilun.

I
sains dan agama sebagian besar adalah akibal dari sifal global sains ilu
. jukkan oleh para penulis artikel dalam buku ini, karya awal ini lelah di. sendiri. Sains ditandai oleh mobililas budaya yang luar biasa. Hal ini be-
lerima, dikupas, diperbaiki, dan dikembangkan. Para cendekiawan di nar setidaknya karena tiga alasan. Pertama, sains telah memainkan dan
seluruh dunia lelah mengubah karya ini dan memaksakannya bekerja akan lerus memainkan peran yang makin lama makin bertambah besar
dalam konstruksi loka!. Pada gilirannya, wawasan yang diperoleh dar dalam fenomena globalisasi secara umum dan dalam perluasan pasar
berbagai konstruksi lokal ini dilanam kembali dalam proyek-proyek ker. lobal dan telekomunikasi inlernasional seeara lebih khusus.
ja sama yang baru: pembangunan jembatan global yang lerbenlang ke g Thomas Friedman, penulis yang memenangkan hadiah Pulitzer, le-
berbagai arah menulup jarak tidak hanya anlara sains dan agama, lelapi lah mengemukakan bahwa pada bagian awal abad ke-21, kita menda-
juga antara kepedulian dan kepentingan konteks lokal serla globa!. palkan diri beraela di lengah-Iengah gerakan globalisasi besar kedua da-
Modifikalor "global" lelah menjadi ikon budaya. Di samping meng. lam sejarah dunia. Pada akilir abad ke-19 dan awal abad ke-21 , didorong
gambarkan perisliwa-peristiwa pertukaran global yang khusus dan kon. terutama oleh ekspansi mililer, politik, dan industri, serla dimungkin-
krel, istilah lersebul membenluk dalam pikiran kita gambaran spektrum kan sebagian oleh kemajuan teknologi, globalisasi membawa dunia dari
fenomena yang ditandai oleh peristiwa-peristiwa dunia yang seeara fun· ukoran besar ke ukuran sedang. Namun demikian, apabila babak perla-
damenlal saling berkailan - peristiwa-perisliwa politik, budaya, mililer, ma globalisasi ini membual banyak bagian dunia menjadi lebih sempil,
dan khususnya ekonomi. Dalam menerapkan modifikator "global" pada kemampuannya untuk membual bangsa Laplander dan Creole menjadi
gagasan dialog antara sains dan agama, kami bermaksud menggunakan tetangga global tidak ada artinya dibanding babak kedua globalisasi yang
makna simbolik umum dari islilah lersebut. Istilah global yang diguna· sedang kita alami sekarang. Dengan runluhnya tembok Berlin, globali-
kan dengan cara ini menyiralkan bal,wa hubungan antara sains dan aga· sasi menjadi sebutan ideologis dalam peristiwa-peristiwa dunia. Dalam
ma berdampak pada kehidupan, keprihatinan, dan kesejahteraan bangsa· beberapa lahun yang cepat berlalu, globalisasi baru, yang didorong bu-
bangsa serla lembaga-Iembaga di seluruh dunia. Baik mereka yang ber· kan oleh ekspansi mililer tetapi ekonomi, dalam waktu singkat membu-
upaya mengasingkan sains agar lerlindungi dari penyalahgunaan agarna at dunia menyusut dari ukuran sedang ke ukuran keci!. Apabila babak
yang kasal mala maupun mereka yang berupaya menolak sains sebagai pertama sebagian dimungkinkan oleh kemajuan leknologi, yang satu ini
pemaksaan sekularisme pada agama, mengalami kehidupan yang naif. secara fundamental tergantung padanya. Mata pisau perluasan pasar glo-
Sains dan agama ada di mana-mana dalam masyarakal manusia; kedua· bal dipertajam oleh teknologi yang kompleks, berkembang dan bertum-
nya meresap ke dalam keberadaan manusia dan keduanya saling me- pu pada sains.
nembus. Hubungan di antara keduanya, dalam perlalian hisloris dan di· Apakall dampak bersih dari kecenderungan dalam globalisasi ini
namis, berfungsi membangun kerangka dan membenluk kehidupan mao bagi dialog antara sains dan agama? Globalisasi ekonomi telah merajut -

Menjembatani Sains dan Agama Pendahuluan


secara lebih rapat ketimbang yang sudah-suclah - masa depan bersalll
a katmeo t de , alat ' dan asumsinya yang efektif secara transkontekstual. Wa-
individu dan lembaga. Rajutan ini menyusun kembali kehidupan inter. karya dalam filsafat sains telall mengingatkan kita bahwa usaha-
laupun -
nal maupun eksternal dari negara kebangsaan. Jika dulu status politi\ aha ilmiah sering bergerak secara seranlpmlgml dm untung-untungm,
ditentukan oleh kekuatan mil iter, sekarang ia sebagian besa]' ditentukan uS
- tidak sesuai dengan gam baran sams . ymlg d'" IClta-clta kan, ke~
oleh partisipasi dalam struktur ekonomi multinasional. Bagaimana ne- ~:! yang dibuatnya ditandai oleh konsistensi tertentu. Hasil-hasil eks- •

I
gara kebangsaan memperlengkapi diri agar dapat berpartisipasi dal8JlJ
struktm ini? Salah satu cm'a adalah perkembangan teknologi. Bagaima.
.. na negara kebangsaan mengembangkan teknologi? Mereka mengembang.
alat kumtifikasi dan bahasa matematika secara reguler menjembatmi
'arak di mltara berbagai asumsi budaya ymg berbeda. Mungkin ymg ter- .
I
Ipert.men , misalnya ' pasti dapat diulmlg di Inggris dan Bangladesh. Alat-

krumya melalui sains, atau lebih tepalnya, pendidikan sains. Mereka yang ~taJ'l1a, sains berasumsi bal,wa alam terbuka untuk diteliti dan ballwa
takut pada globalisasi juga takut pada sa ins besar dan teknologi besar, prinsip-prinsip yang berasal dm'i cara kerja alam be~sifat tetap dan da-
karena keduanya seolah-olah mengancam kebebasan mereka untuk me- at dipercaya. Sifat konstm lID memungkinkan para Ilmuwan membuat ,
nentukan nasib sendiri. Nrunun demikiml, kekuatan-kekuatan untuk me- ~aim universal seperti ymg dinyatakm teolog Brasil Eduardo Cruz da-
nentukan nasib sendiri acap kali mempersenjatai diri dengan sains dan lam tulismnya - berbeda dm'i cara berpikir filosofis dan teologis terten-
teknologi mereka sendiri guna mencegah agar tidak terlindas oleh glo- tu ymg cenderung pada relativisme dalam menguji hakikat klaim kebe- •
balisasi. naran - sains mengklaim bahwa pernyataan universal mereka berlaku
Sains dan pendidikan sains adalall bagian integral dari globalisasi bagi semua ormg. Rumus e=mc' berlaku bagi Anda dm saya atau tidak
maupun perlawanan terhadap globalisasi. Namun demikian, agar dapat berlaku sruna sekali.
mewujudkan perubahan i1miah, banyak negm'a mengalami kebangkitan Hal terakllir dan mungkin yang terpenting, sains memiliki mobili-
dan perubahan nilai-nilai budaya dan agama secm'a bersamaan. Dalrun tas ymg tinggi secm'a budaya karena klaimnya yang keras tentmg haki-
suka maupun cluka, budaya global ini dipupuk oleh pandangan dunia kat dunia tempat kita hidup dan dm'i manfaat-manfaat teknologi ymg
ilmiah yang sebagian besm' berasal dari Barat. Ahli biolog Martinez timbul sebagai akibat dari klaim tersebut. Bab kedua yang ditulis ahli
Hewlett dalam tulisannya mengingatkan kita pad a cara-cara ketika mo- fisikalteologi Robert Russell dan Kirk Wetger-McNelly menjajaki impli-
del sejarah alam Darwin telah membawa dampak pada bidang-bidang kasi kosmologi kontemporer bagi pemahaman teologis tentang masa de-
kehid u pan budaya jauh melampaui sains tempat model ilu tertanmn. pan alam semesta. Apakah klaim teologi Kristen ten tang transformasi
Ahli fisika V.V. Raman dalam tulisannya menggrunbarkan kesejajaran kosmos menjadi dunia baru masuk akal dalam alam semesta ymg akan
yang menantang: tradisi Hindu yang telall membentuk keberadaan spi- mati kedinginan akibat pemborosan energi - berdasarkan sejumlah be-
ritualnya menganggap ballwa, dalrun batas tertentu, dunia spiritual lebili sar bukti mutakltir? Sains mempertanyakan apakah beberapa klaim teo-
nyata daripada dunia fenomenal, sementara sains yang telah memper- logis tertentu dapat dipertahankag.
luas cakrawala intelektualnya terikat pada realitas dunia fenomenal. Dalml tinjaummya tentmg ilmu genelika, teo log Ted Peters men-
Sains bukanlah sekadar salah satu dari banyak artifak budaya, se- catat tmtmgm-tmtmgm bagi mtropologi teologis ymg ditimbulkm
mentara mobilitas budayanya tidak hanya tergantung pada kecendenmg- oleh penelitian genetika, misalnya reduksionisme genetika, determinisme
an masa kini dalrun globalisasi. Alasan kedua adalall ballwa sains secara genetika, dm evolusi Neo-Dmwin. Meskipun demikim, sepmti ymg di-
konsisten mrunpu menembus serangkaian tradisi budaya dan agruna ber- ingatkm Peters kepada kita, ihnu genetika menjaIljikm revolusi dalrun bi-

Menjembatani Sains dan Agamo Pendahuluan


dang keclokt~ran, sebuah revolusi yang 11lungkin berfungsi sebagai signifikan dan mcnyusun tesis-tesisnya sebagaiInan8 m8sti-
memenuhi tanggung jawab religius untuk 111e11angani penyakit dan , maksnd kami dalam mengakui sifal global dari dialog
deritmm, \,':;~aiSing.kaln(IY'lan' agama adalah sekadar 111eIllbangkitkan dalaul terbitan
\~ht<LJ'a saillS ( C
Mengapa penting untuk mengakui, bahkan menekankan, !Xdi<i~esaE1'"l'an akan realismc tentang bagaimana sains dan agan1a sedang
dialog an tara sains dan 8g3ma bersifat global'? Jawabannya :;80om'!)1

I
dan perlu dilakukan di selurnh dunia, Realisme ini memu-"
dialog bukanlah kepedulian yang seeara budaya bersifat aneh. tlilis,kclrnjilllLen kami untuk ll1enghimpun sumber-sumber yang ada ten-
kan hal ini merupahn sesl~atu yang tidak lazim, para cendekiawan

I- lam konteks yang b81beda tIdak perlu salmg mempertllnbangkall


serius karya dan W3\>vasan mHsingwmasing. 'D:"Qi&~@[Qi!.J:!;!&.m!Q;lj;
harus menghad'lpi fakta_El£~i.
, '"", " .' dan agama yang sebagian besar telah dikembangkan dalam
't~ks Kristen dan berbahasa Inggris ke dalam sebuah buku, bersama
~;~gan sumber-sumber bagi dialog yang dikembangkan dalam konteks
yallg sebagian besa.r non~K1',sten dan tldak berbahas~ Inggl'ls. Dalam
an bahwa dan mau tidak mau
menyusun buku im, kaml telah bernpaya menghadapl apa yang telah
J~ dari perjumpaan tersebul. :k mi alami dalam kerja sama dengan para cendekiawan dan lllahasis-
. se:§l~~~~~niaglobaTK;l'~na kehidupan bersama itu dimungkinkan, ,~; sains dan agama adalah kepedulian global dan dengan delllikian
lau tidak diperkuat, oleh saling keterkaitan global antm'a lembaga lenIn saja bersifat global juga. Para cendekiawan dari konteks budaya,
bangsa-bangsa, tugas mengemudikan hubungan sains-agama tidak 8gama, dan ilmu ymlg berbeda menghadapi taIltmlgan sernpa dalalllmelll-
pat hanya menjadi kepedulian lokal. Suatu tugas pada aras globalmE'll1;i(* I~angun jembatan antara sains dan agama serta akan memetik manfaat
butuhkan kerja sama para cendeldawan dm'i seluruh dunia. Secara apabila saling mengakses karya masing-masing.
nifikan, para cendekiawan dari seluruh dunia mengakui bahwa mE>rej(aiil
memang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling berkaitan
bahwa mereka, seperd para penulis dalam buku ini, harus bekerja
untuk membangun jembatan global antara sains dan agama serta di Globalisasi l11empengaruhi tetapi sama sekali tidak menghilangkan ke-
tara k011t8k8 11101'oka masing-masing. pedulian, minat, serta komitmen tradisi budaya dan agama tertentu. Ja-
Klahn bahwa dialog antm'a sains dml agama bersifat global l11<cnllaIl'\ll di, walaupun dialog antara sains dan agama memang bersifat global, ia
dung irnplikasi sosiologis, ekonomi, dml politik tertentu. Banyak dari (etap dibentuk dan dipertajam oleh kepedulian kontekstual. Pengakuan
plikasi yang penting ini tidak akan dibahas secara langsung dalam bahwa dialog ilu sangat berharga mungkin dimiliki bersama, tetapi ke-
ini. Khususnya buku ini tidak ahn mengangkat isu seputar pe:nv(lbELb bermaknaan relatif dari dialog tersebut serta arah tertenlu yang ditem-
dan manfaal relatif dari globalisasi. Buku ini tidak akan membahas puhnya sering tel'gantung pad a kepedulian yang diilhami konteks ter-
tanyaan apakah sifat global sains dan dialog sains-agama yang lel'kalF':~ tentu.
dung di dalal11nya l11erupakan hegemoni. Bnku ini tidak berupaya men- Pada bulan Agustus 1999, bel'sam" Peler Hess, kolega saya di CTNS,
jawab pertanyaan apakah ilmu alam, seperti yang dikemb,mgkan di Eropa saya bertemu dengan mahasiswa program doktoral di INAOE, National
dan Amerika, mUl'lli bersifat universal. Artinya, kita tidak membahas Institute of Asllvphysics, Optics and 1i1ecuvnics di Tonantzintla, Meksiko,
perlanyaan apakah ada satu atau banyak sains. Pada umumnya, bab-bab guna membahas hubungan antara sains dan agama di Amerika Latin.
dalam buku ini mengakui fenomena dialog global sebagai suatu pembo- Pengajaran mata knliah agama dianggap melanggar hukum di universi-

Menjembatani Sains dan Aqamo Pendahuluan


tas yang didanai pemerinlah Meksiko. Namun, beberapa mahasiswa di .. Bagi para penganul Buddha ini, ilmu genetika sangat penting untuk
INAOE lersebut ingin sekali membahas implikasi dialog antara sains Inl. al berhasil mengemban tanggung jawab apabila ihnu ini memung-
dan agama. Mengapa? Para mahasiswa tersebut menempatkan sains d(\lj ~!kan pengembangan benih padi yang dapat tumbuh di lahan yang ti-
teknologi dalam kerangka keadilan sosial. Meksiko menanggung angka al< lagi subur di beberapa daerah negara mereka. Banyak orang pereaya
kemiskinan lebih dari 30 persen. Mahasiswa-mahasiswa tersebut b erp~ dabwa komilmen religius saja mungkin lidak memadai un tuk dapat de-
gang leguh pada gagasan bahwa sains dan teknologi, apabila dapat cli. b baik menangani keprihatinan sosial yang menclesak. Wawasan il-
jangkau seeara lebih luas, akan membalikkan keeenderungan ketidak. ~: melengkapi usaha ini. Mengutip pernyataan seOl'ang rahib Buddha I
I adilan polilik di negara mereka. As umsi yang berlaku di sini adalah yang hadir: belas kasih tidak eukup untuk memberi makan kaum miskin;
bahwa sains, sebagai sains, memiliki tenaga tarik etis yang membanlu kita membutuhkan pengertian.
terwujudnya keadilan. Ketika diskusi berkembang, menjadi jelas bahwa Pada awal tahun 2002, Ted Peters dan saya bertemu dengan seke-
visi para mahasiswa lentang keadilan tidak harus selalu berasal dari sa. lompok pakar bioetika, filsuf, dan teo log Katolik Roma untuk memba-
ins tetapi diilhami oleh komitmen religius dan filosofis. Tentu saja sairu has masalah, bagaimana sehamsnya karya dalam ilmu embriologi dan
ikut berperan dalam pembenlukan visi tersebut. Bagaimanapun jug~ biolog i perkembangan ikut berperan dalam penilaian teologis atas awal
pernyataan religius dan filosofis tidak dapat dilepaskan dari apa yall! kehidupan? Tradisi hukum kodratlalam (naturallaw) Roma Ka tolik, de-
dilihat mahasiswa sebagai makna budaya dari sains. Tidak terelakkan ngan sejarahnya yang bijaksana dalam mengaitkan "buku Allah" dan
lagi, bidang-bidang dialog dengan agama yang dianggap mahasiswa pa. "buku alan1", seeara khusus diperlengkapi dengan baik untuk memba-
ling mendesak dan ingin mereka lanjutkan adalah bidang-bidang yang has masalah ini. Meneerminkan kecanggihan metodologis dari tradisi
berkaitan dengan masalah keadilan, dari eskato10gi sampai antropologi intelektual ini, para peserta mengajukan pertanyaan mereka dengan cer-
teologis. mat secara sistemalis. Apa hubungan yang tepat an tara teo1ogi dan sa-
Kmang lebih setahun kemudian pada bulan Maret 2001, Ted Peters ins? Doktrin teologi manakah - teologi ciptaan, leologi antropologi, es-
dan saya bertemu dengan serombongan ilmuwan, filsuf, dan rahib Buddha kalologi - mel11berikan komitl11en yang mungkin menjelaskan bagail11a-
dari Thailand. Bagi banyak orang, perlemuan ini mewakili banyak per· na hubungan tersebut harus diarahkan? Bagaimana seharusnya
mu1aan bam yang kreatif, penilaian formal pertama atas nilai waeana hubungan antara teologi dan filsafat, filsafat dan sains, sains dan etika,
sains-agama untuk sains, inYitik Buddhisme, untuk Thailand. Bagi rekan· elika dan teologi? Komitmen yang kual terhadap dasaT-dasar filosofis ini
rekan dari Thailand ini, dialog sains-agama bertambah relevan karena memberikan pijakan yang kokoh bagi lalu Iintas bam antara embriologi
pereakapan tersebut berkaitan kiu'ang 1ebih seeara langsung dengan ko· dan leologi. Pel11ahaman bam yang diperoleh dari embriologi dan pene-
mitmen utama dalam Buddhisme dengan isu-isu yang mendesak ke· lilian genetika mengungkapkan kenaifan i1miah yang menduga bahwa
prihatinan sosial di Thailand . Misalnya, walaupun semua tampaknya embrio aktif hanya dapat dibenluk lewat penggabungan antaTa sperma
setuju bahwa masalah-masalah seputar hermeneutika dan metodologi DNA dan telur DNA. Dengan teknik-teknik seperti kloning dan parleno-
adalal1 kunei untuk mempermudal1 terlaksananya dialog, minat terhadap genesis, cara-eaTa tradisional dalam mel11andang awal kehidupan meng-
dialog meningkat waktu pembicaraan berpusat pad a genetika. hadapi tantangan. PaTa peserta bertanya : bagaimana seharusnya hukum
Kelaparan di Thailand makin meluas. Para rahib Buddha dan kaum kodratlalam menanggapi pemahaman bam tenlm1g kodratlalam ini?
awam merasa sangat bertanggung jawab untuk menghentikan beneana

Menjembatani Sains dan Agama Pendahuluan


Sifat kontekstual dari kepedulian berdampak praktis pada eara-ea. . d gan eara yang berbeda-beda. Walaupun mengakui relevansi ja-
irll en
ra yang dengannya jembatan antara sains dan agama sekarang ini se- masing-masing, dampak praktisnya adalah bahwa mereka mem-
wa ban
dang dibangun. Para eendekiawan dan mahasiswa, tergantung pada mi. un jembatan untuk alasan yang berbeda. Jembatan tersebut dimak-
nal dan komilmen intelektual mereka, memberi bobot pada isu-isu tet. b~~~ untuk menghubungkan berbagai jenis pembagi budaya, intelek-
tentu, mengajukan pertanyaan dengan eara yang berbeda dan mengaju. sUal dan polilik yang berbeda, mendorong para eendekiawan untuk meng-
kan pertanyaan yang berbeda pula. Teolog dan pakar bioetika Yahudi, ~adapi bidang intelektual yang berbeda. Singkatnya, perala tan, teknik, '
Laurie Zoloth, menyatakan dalam tulisannya bahwa karena Yudaisme d bahan yang eoeok bagi eendekiawan yang terlibat dalam suatu pro-I
I
. menganggap penyembuhan orang sakit merupakan kewajiban religius yang y: pembangunan jembatan tidak selalu eoeok untuk digunakan dalam
fundamental, maka eendekiawan dan mahasiswa Yahudi yang mengkaji royek yang lam.
sains dan agama mungkin pertama-tama akan tertarik pada interaksi de. p penekanan kita pada kepedulian kontekstual yang membenluk dia-
ngan ilmu biomedis. Seorang eendekiawan Kristen, seperti George Murphy, log antara sains dan agama, sebagaimana halnya dengan penekanan kita
mungkin akan meneermati seeara klJusus penderilaan dalam alam yang ada sifat global dari dialog tersebut, mengandung beberapa masalah yang
diungkap seeara mengharukan oleh biologi evolusioner, yang dengan. ~dak seeara langsung dibahas dalam buku inL Kendati sebagian besar
nya memuneulkan pertanyaan baru ten tang hakikal dan kemungkinan bab mengaeu padanya, tidak ada satu pun bab yang disediakan untuk
penderitaan Allah. Seorang eendekiawan Muslim, menurut Iqbal, mung. membahas masalah seputar sifat kontekstual dari klaim terhadap kebe-
kin akan ' menganggap ada gunanya menjawab pertanyaan bagaimana naran. Sekali lagi, pada umumnya, para penulis menerima premis bah-
sains serta penyelidikan yang dilakukannya terhadap alam dapat masuk wa tradisi budaya dan agama yang berbeda akan membahas dialog an-
ke dalam satu kerangka pengetahuan tunggal yang disusun menurut ke· tara sains dan aganla dengan eara yang berbeda pula, meskipun hanya
taalan pada Qur'an. Pada akhirnya, konteks membentuk eara yang de· beberapa yang menjajaki dampak kumulatif dari perbedaan-perbedaan
ngannya berlangsung dialog antara sains dan agama. inL Buku ini, misalnya, tidak membahas seeara langsung perlanyaan
Harus diakui bahwa pertanyaan-pertanyaan terlentu dalam dialog lentang bagaimana pengembangan bahan dalam jumlah yang jauh lebih
antara sains dan agama lidak akan diajukan lanpa dorongan dari dalam besar dalam bidang sains dan agama dalam konteks yang sebagian besar
konteks-konteks ini. Desakan dari tradisi religius tertentu akan mendo- Kristen dan berbahasa Inggris bermarlfaat atau merugikan karya para
rong para eendekiawan unluk menjajaki pertanyaan tertenlu seeara Ie- eendekiawan dalam konteks non-Kristen dan tidak berbahasa Inggris.
bih mendalam daripada yang lain. Dorongan ini membuka kesempatan Sebaliknya, buku ini berasumsi. bahwa lalu lintas intelektual mengalir
yang sangat berharga bagi masyarakat eendekiawan yang lebih luas : pe- anlara eendekiawan Kristen dan non-Kristen, antara pembaea yang ber-
nemuan dan pengembangan wawasan terhadap hakikat hubungan an- bahasa Inggris dan yang tidak berbahasa Inggris. Buku ini tidak mem-
lara sains dan agama yang dalam konteks lain mungkin akan tetap ter- bahas seeara langs ung masalah relativisme budaya, meskipun kebutuh-
pendam dan tertinggaL an unik dari tradisi-tradisi tertentu jelas diakui.
Cara yang ditempuh untuk membangun jembatan antara sains dan Atas dasar kebuluhan yang berbeda-beda inilah kami lelah berupa-
agama sebagian besar· ditentukan oleh bagaimana orang menjawab per- ya menghimpun esai para eendekiawan yang mewakili tradisi agama
tanyaan: mengapa jembatan harus dibangun? Masing-masing ilmuwan, dan budaya yang berbeda serla disiplin akademik yang berbeda. Walau-
teolog, sejarawan, pakar etika dan filsafat sering menjawab pertanyaan pun apa yang kami gambarkan sarna sekali tidak mendalam dan sudall

Menjembatani Sains dan Agamo Pendahuluan


harang tentn torbatas karenn ditorbi1kan dalam satu buku saja, Istilnh kosejajaroI1 menyiratkan aclanya bidang~bidang kesamaan,
yang terdapa1 di dalamnya memberikan kesaksian bahwa para mrlllr'si";&1, hubungsn, serLa relevansi antara pmnuhaman ten tang alElm 111emuut il-
\va dan cendekiavvan dalam kon1oks 1er1on1u perln lUll"alam dan yang dikembangkan lewat persepsi berbagai tradisi keaga-
peralatan inlnlektual yang cocok untuk dialog sains dan agmna 1118. . 'Kesejajaran, menurut Peters, tampil dalam berbagai bentuk. Da-
al1
konteks~k()nleks tnrsebllt. lam ,bentuk y~mg "mengikat", kesejajal'an menyiratkan kesesuaian atall
hannoni yang sesunggllhnya. Mcnggmnbarkan hubungan antara sains-'
l'embangunan /cmbatull dUll Kesejajaran Hipotelis dan agama dalam arti ini akan n1enyesatkan. Dalam banyak hal, wawas-I

I
. T~ljuan buku. ini lx;rsi~al konslruktif, dalam arti keberhasilannya
dmkur oloh Jembatan~Jembatan antara sains dan agama yang telah
hnntllnya untuk dapat dibnngun. Dalmll mcmyediakan - bagi para
all sains d8l.1 agama b"ersifa~, tidak sejaj.~r (dis~l1.an). Kosejajara~1 .d~lpat ju-
ga dipsham} dalam bontuk sement-ara-. Keseja)aran daJan1 ar11 1111 1110ng-
gambarkan socara lebih akurat hubungan antma sains dan agama yang
berlangsung sFlklll'Hng ini. Bentuk sementara dari kesejajfU'an ini borfungsi
dekiawan dan mahasis\va - sebuah formll unluk berbagi sumIJ8J'-S;lm~'il.
schagai sebuah hipotesis, sehingga disebut kesejajaran hipotetis.
bel' pmllbangunan jmnbatan, buku ini seem'a implisit mengajukan
Kesejajal'an hipotetis mulai dengan asumsi bahwa sains dan agatna
ah pcr1anyaan konslruktif: bagaimana sains dan agama dapat saling
b(3rupaya menemukan arli dari roalitas tunggal, kendali rumit atau bal1yak
berikan sumbangrm - melalui pcnelitian yang ce1'mat, kritik tirnbal-balik&
seginya. Bertolak dari asun1si ini, kesejajaral1 hipotetis mengajukan se-
serta berbagi gagasan secara kreatif - dalmll keprihatinan internal
buah pertanyaan. Apakah masuk akal berasumsi bahwa apabila sains dan
bidang-bidang minat yang sama? Nilai buku ini pada akhirnya lWWI.aKK
agmna 111embuat klailn tentang realitas yang sama, klaim-klaiIn tersebut,
padn nilni jmvaban yang diberikan pada pertanyaan ini. Adapun
dalam beberapa hal, akan saling 11lenguatkan, n1emberikan masukan atau
sud kami adalah agar jmvaban-j3\l\laban somentara yang.diberikan
menerangi? Vcrsi si11gkatnya: sains clan agm11a sall1a-sanm mencari kebe-
fat mendiclik, dalam arti bahwa dengan menjajaki berbagai model ,__ ,."9)
Haran tentang realitas yang smua; konclati ll1etode dan rute 111creka mung-
mana sains dan agall1a dapat dijembatani, para cendekiawan dan lni'lh,,;,<.
kin berbeda, ticlaklcah soharusnya kita berharap bahwa padn akhirnya
siswa yang mengkaji sHins dan agama aknn lebih mampu llleUlIJrilll,u'rry
keduanya akan ll1enjadi tGlnan seperjalanan yang sangat berharga?
jembatan sendiri.
Dalam mengikatkan diri dengan kesejajaran hipotelis, baik sains
Perlnnyann di atas lllongasull1sikan adanya smnacam kerja
maupun agama 111enga111hil risiko. Agama setuju pcrkiraan-perkiraan-
tertentu anlara sains dan agama, yang disebut Ted Peters dalam bagia,n%"
nya diteliti soeara ilmiah serta. berasumsi bahwa deskripsi ih11iah atas
lain dengan istilah kesejojal'an ill]Jotetis. Sebagai pakar sejarah,
dunia ala1'n mungkin berguna bagi wawasan keagamaan. Sains setuju
Hess n1cncaiat dalam tulisannya, gambaran populer tontang perang
perkiraan-perldraannya ditoliti seem'a keagamaan serta beraSUlnsi bahwa
telektual yang disobut~S8bl.lt terjadi antara· sains dan agama dalan1
WH\vasan keagamaan tentang hakikat reaUtas mungkin akan terbukti ber~
tertentu tidak ll1ell1berikan gambaran yang sebonarnya tentang arus
mtlnfaat sccara illl1iah. Namun demikian, risiko yang diambil bukannya
tukaran inlolektual yang bcrlangsung anlara para cendekiawan
tanpa jaring pengaman. Dengan mengangkat asumsi-asumsi ke aras hi-
bidnng illl1u pasti/alam dan humaniora. Makin banyak ilmuwan
potesis, sains dan agama dapat torlibat dalarn progr81ll penelitian bersa-
teolog menomukan tilik-titik minat yang sama serta kopedulian tiulb,ll..;
ma, 111engukuhkan dan 111enolak klaim bersama-sama. Kesejajaran hipo~
balik Kesejajaran hipolesis adalah benluk konslruktif yang timbul
letis adalah kecenderungan ke arah dialog, Seeal'a lebih khusus, ia ada-
n1inat yang sarna ini.

Menjembatoni Sains dan Agama Pendahuluan


lah komitmen terhadap kebermanfaatan yang melekat pada dialog. ke sisi sains juga. Sebagaimana rekan-rekan kerja di CTNS telah
cenderungan atau komitnlen inilah yang pada akhirnya 1181nbuat ;'2,g(,(J1a kita, keterpisahan antara sains dan agama dalam masya-
jajaran hipotetis menjadi menarik. Iobal kitH yang sekarang ini adalah.;sesuatu yang nyata, Agar ke-
Karena kesejajaran hipotetis mcngupayakan keberhasilan 11I1E,n)g'a dapal dijembalani, kerja konstruktif harus dilakukan. Tugas ini

I
periu diperhatikan apa yang dihindarinya. P81tama, kesejajaran o Jll$IUbnlllJU,dH kerendahan hali intelektual yang lersiral dalam keseja-
tis bukanlah usaha sains ataupun agama untuk saling membuktikan
menolak klaim masing-masing. Dialog dengan sains, misalnya,

I
.. kln.akan m~nantang konsepsi seseorang tentang yang transenden,
1a hclak terllb"t d1 clalamnya sebagai upaya membuktikan atau mEmo'1a
Allah. Kedua, kesejajarall llipotetis ticlak mengharuskan sains atau
ma melepaskan integritas intelektual mereka. Sains tidak pernah
lembatall
Apayang lelah kami temukan, bekerja sama dengan para mahasiswa
dan cendekiawan dari berbagai negara, berbagai konteks budaya, ilmu,
.

111emasukkan gagasan Brahman ke dalam persamaannya. Para t8010g olitik dan agama, adalah upaya-upaya untuk l1lembangun berbagai je-
dak perlu mempertukarkan kriteria kebenaran mereka dengan kriteriaRl ~s jembatan unlnk alasan yang sering kali berbeda, antara sains dan aga-
yang berasal dari sains. Ketiga, kesejajarall hipotetis menghindari ma,' Namun domikial1, tugas bersama membangun jembatan 111cmberi-
bangan dengan lllenganggap bahwa sains atau agama lnemegang KUJ1CjI:® kan koherensi dalam percakapan antara upaya yang berbeda, Para pem-
kebenaran. Aeap kali apa yang disebul perang antara sains dan ag"m,!%) baIlgnn jembalan dalam konleks-konteks ini tertarik untllk berbagi wa-
timbul aklbat klaim eksklusif atas akses terhadap kebenaran yang wasan salu dengan yang lain. Mereka berminat untuk saling melihat ran-
at beberapa redllksionis atau fundamentalis. Keempat, kesejajaran cangan, meneoba peralatan, menguji bahan serta menilai teknik masing-
telis menjaga hubungan antara sains dan agama agar tidak beralih masing. Semenlara tertarik pada sumber-sumber yang telah dieoba dan
jadi perang yang berkobar. Walaupun sains dan agama, dari waktu terbukti andal, mereka juga tertarik untllk memberi masukan dan mere-
waktu, mungkin membuat klaim eksklusif satu terhadap yang lain visi sumber-sumber tersebut serta mengembangkan bahan yang sesuai
tang hakikal alam, klaim tersebut tidak pm'lu mengakibatkan putmmyall. bagi proyek masing-masing.
pereakapan. Akhirnya, perIn dieatat bahwa kesejajaran hipoletis Mungkin yang paling penting, para mahasiswa dan cendekiawan
menjauhkan diri dari konflik. Sains dan agama pasti memilikl titik-titiH0 ini lertarik untuk bekerja sama. Melebihi kerja yang sangat berharga un-
perlentangan. Namun demikian, kesejajaran hipotetis merrLpE,rlELhLkan.i' tuk membangun jembalan lokal, mereka juga bersedia merancang serta
konflik sebagai eara untuk memupuk hubungan yang lebih ,; membangun jembatan transkonlinental, transkontekstual, bentangan-
Apabila dialog semacam itu yang menjadi tujuan, maka konflik benlangan global. Bentangan ini dimaksudkan unlnk menyangga lalu
membawa pada wawasan yang baru. lintas dua arah. Sains harus 111enerangi agama. Agama harus menerangi
Kesejajaran hipotetis mendukung tugas konstruklif pem\Jar1gl1l1Eml sains. Bentangan dua arah ini dimaksudkan untuk bergerak tidak hanya
jembatan. Aeap kali jalur lalu lintas dari sisi sains ke sisi agama anlara sains dan agama, telapi anlara konteks budaya dan agama juga.
dirmnpungkan terlebih dahulu. Nmnun demikian, seperti dinyatakan da- . Para cendekiawan dari tradisi yang b8l'beda-beda tidak akan meran1IJung-
lam beberapa bab buku ini, jembatan yang dibangun dengan bahan-ba· kan benlangan transkontekslual ini apabila tidak mengakui bahwa me-
han kesejajaran hipotetis memungklnkan lalu lintas bergerak dari reka saling tCl'gantung pada sUll1bangan masing-111asing.

Menjembatani Sa ins dan Agama Pendahuluan


Buku ini dimaksudkan untuk mendukung upaya-upaya saling ber.
bagi sumber inL Sebagai editor yang bekerja dalam konteks berbahasa
Inggris, dididik dalam teologi dan filsafat Kristen, kami tentu saja me.
ninggalkan ciri-ciri intelektual kami dalam daftar isi maupun bab-bab
buku ini. Tetapi pad a akhirnya kami menyelesaikan apa yang ingin ka.
mi selesaikan - menghimpun sekumpulan tulisan yang memberikan ba.

I
han serta teknik dasar untuk membangun jembatan antara sains dan
_ agama. Dalam memilih tulisan-tulisan ini, kami mempertimbangkan si.
fat global dari dialog antara sains dan agama. Atas dasar perlimbangan
ini, kami memilih penulis serta bahan-bahan yang telah terbukli sangal
bermanfaat dalam kajian akademik sains dan agama dewasa ini. Semel!.
tara itu, dalam memilih tulisan-tulisan ini, kami telah m~mpertimbang.
kan kepedulian kontekstual yang membuat dialog an tara sains dan aga.
ma menjad i relevan dan bennakna. Untuk itu, kami telah menyelingi kar.
ya cendekiawan sains dan agama yang lebih familiar dengan karya cen. •
clekiawan yang memberikan sumbangan dengan pelbagai cara baru pa.
da dialog antara sa ins dan agama-agama - memberikan krilik, 111erevisi
serta mengarahkan kembali dialog terse but. Bab-bab yang dipilih me.
ngandung pelajaran pada tingkat yang berbeda-beda, menegaskan ciri
khas dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam beragam tradisi,
menjacli contoh relevansi transkontekstual dari semua k8lya dalam sains
dan agama.
BAGIANSATU

Metodologi:
Bagaimana
Jembatan
Dibangun

Menjembotani So ins dan Agamo


Sains
dan Teologi:
1 Interaksi
Timbal-Balik
Robert John Russell dan Kirk Wegter-Monelly

Pada tahun 1996, Elizabeth A. Johnson, yang saat itu menjabat Ketua
Masyarakat Teologi Katolik Amerika, menyerukan agar teoloro dan filsa-
rat menjalin hubungan kembali dengan sains, yang menuntut "kembali
~a kosmologi untuk memulihkan keutuhan visi dan mengembalikan
teologi pada jalur yang darinya ia telah terjatuh beberapa ratus tahun •
Wu.'" Tulisan ini mempelajari "terjalinnya hubungan kembali" sema-
;;;, itu dengan meninjau dasar-dasar metodologis dari bidang antar-di-
siplin "teologi dan sains" yang berkembang pesa!. Dasar-dasar historis
yang palingdekat dari bidang ini dapat ditemukan pada tahun 1960-an.
Gerakan-gerakan utama dalam disiplin sekuler filsafat sains dan filsafat
agama serta berbagru teori dan temuan baru dalam ilmu alam maupun
peralihan yang rumit dalam bentangan teologi Kristen, memungkinkan
terjadinya interaksi konstruktif di antara masyarakat intelektual yang
kalau tidak demikian akan terpisah, bahkan bermusuhan. Apabila ge-
rakan-gerakan ini membuka lahan bagi terjalinnya hubungan yang kons-
truktif, karya dalam metodologi akan menyediakan penyangga struktur-
al yang di atasnya lalu lintas interaksi timbal-balik telah berjalan.
Tinjauan ini terbagi dalam beberapa bagian ten tang jenis-jenis me-
todologi, realisme· kritis, perkembangan metodologi, anti-reduksionisme,
serta peran filsafat dalam dialog. Kami mengakhiri bab ini dengan mem-
pelajari tantangan-tantangan yang paling mendesak dalam bidang ini
dan meninjau secara singkat arah yang seharusnya dan mungkin akan
ditempuh bidang ini pada masa mendatang. Seperti lazinmya dalam "teo-

23
Sains
dan Teologi:
1 Interaksi
Timbal-Balik
Robert John Russell dan Kirk WegterwMonelly

Pada tahun 1996, Elizabeth A. Johnson, yang saat itu menjabat Ketua
Masyarakat Teologi Katolik Amerika, menyemkan agar teologi dan fils~­
fat. menjaliIJj1"bu!liia_nJe.J11bali d_QQg'lIL~"lns, yang menuntpl~:t!,Il}l:J~li
~19jQ untuk memulihkan keutuhan~~Ldan _meflgeIlll:J~lil<fll1.
tal:.UI:
~JlLll-'l<:ljl ja!l.g:.J'@R2ill'i!'~"-iil telai:U!3.ri.gtuh beber.illlJU:!ltll~__
lalu.'" Tulisan ini mempelajari "terjalinnya hubungan kembali" sema-
;;;;in ilu dengan meninjau dasar-dasar metodologis dari bidang antar-di-
siplin "teologi dan sains" yang berkembang pesat. Dasar-dasar historis
yang paling dokat dm'i bidang ini dapat ditemnkan pada tahun 1960-an.
Gerakan-gerakan utama dalam disiplin seknler filsafat sains dan filsafat
agama serta berbagai teori dan tenman baru dalam ilmu alam maupun
peralihan yang mmit dalam bentangan teologi Kristen, memungkinkan
terjadinya interaksi konstruktif di antara masyarakat intelektual yang
kalau tidak demikian akan terpisah, bahkan bermusuhan. Apabila ge-
rakan-gerakan ini membuka lahan bagi terjalinnya hubungan yang kons-
tmktli: karya dalam metodologi akan menyediakan penyangga struktur-
al yang di atasnya lalu lintas intoraksi timbal-balik telah berjalan.
Tinjauan ini terbagi dalam beberapa bagian tentang jenis-jenis mo-
todologi, realisme' krilis, perkembangml metodologi, anti-reduksionisme,
s81ta peran filsafat dalam dialog. Kami mengakhiri bab ini dengan mem-
pelajari tantangan-tantangan yang paling mendosak dalam bidang ini
dan meninjall seeara singkat arah yang sehm'usnya dan mllngkin akan
ditempuh bidang ini pada masa mendatang. Seperti lazinmya dalmn "t80-

23
logi dan sains", bal) ini mcmusalkan perhatian t01'lltama pad a isu-isH tidak ada ruallg bagi jh,va, roh, alau Allah. Lagipula, mOl'cka
sains sebagai satu .. satunya jalan untuk momperoleh pc ..
ritis, filosofis, dan mcndasar. KendaH mengakui kaHan isu-isH
dongan bidang ini, bab ini tidak akan mmnfokuskan did pada ;I2~i~~:~:"~1~,::~,;~yang sobcnarnya; agama tidak mm:gungknpkan s.esuat~ yan.g
:',:,':' bcrl~arga {cntang dunia manllSli1. Pcnganut hterahs alh ..
yang bersifnt ntis Htcm spiritual. Dalarn seluruh pembahasan bab ini,
mi mongRell pada "leologi" snhagai rcfleksi intcluktual alas tradisi pOl ,,< {, Alkitab
'C'I\T(}
"
harus dibaca secara hal'fiah, tanpa pcnafsir··

I
Alkitab "'itu sendiri momborikal1 kcpada kita pongetahuan
agamaan. lslilah "sains" I11engacu pada ilmu alam, tOl'lltmna fisika, bemar tontang dunia, kemanusiaan, dan Alh-lh. Mereka sering mc-
mologi, biologi (khususnya biologi ()volusinar dan genetika) dan >'iv8iI1g

I
sains snbagai ta. I1.. tan gan 1erhadap koyakinan alkitabiah.
. syaraf. Akhirnya, perlu dicatat, bab ini momfokuskan did pada I1llmgukuhkan, sains dan agam<1 I1lenggunakan metode
antara ilmu ;:11am dan keragnman toologi Kl:islen, tcnlpat sebagian ';:"",,'mQ beriaw,man dan bahasa yang borbeda. Di sini sains dan agama
bahan dalam biclang ini sampai sokarang telah clikembangkan. ~ tingga1 terpisah sama sekali satu dari yang lain. Jadi, tidak ada
',·.W"'" lelapi juga tidak ada interaksi atau bahkan dialog. Beborapa
Metodologi dalam Teologi dan Sains ',< ,alBr berargumen, SHins dan agmlla 1110nggunakan met ode pe~1elitian
Dialog autara sains dan toologi sering dimulai dengan pertanyaan
pyang,S'.Illl'I
( (,' sekali bcrbcda
' ' . akalla'\,van. iman,
misalnya . ",' dan_.sams.' ber-
,--ci8$arkan fakla S81llentma agmna berdasarkan mla!. SalnS obJ~ktli, ag~l-
tar I110todologi: bagaimana sohanlsnya kita mengnitkan toologi dan m8 suujektif. Sains dapat dipalsukan, tctapi agmnH tidnk. Bahasa 11-
Empat dasawarsa terakhir ini telah menyaksikan berbagai macam miah mengacu pada gambaran tentang dunia, tapi agill11a l11el11akai ba-
an panting ten tang metodologi. Kendati seeara signifikan berbeda hasa untuk melukiskan el11osi, harapan, dan kepercayaan kita.
kaitannya dengan l11asalah~masalah utama, usulan~usulan tersebut ..DJdio'2. sebagai Illodel untuk menghubungkan sains dan agmna menca-
3., ~ II
sih membentuk jalur perkembangan yang agak berkcsinambnngan,' "k~p pertanynan-perlanyaan seplltar balas clan kesejdjmnn l11eto( 0 o~i.
lur ini mulai dad pemahaman awal sampai pada berbagai usula'ii-' Walau sains mengungkapkan kepacla kita banyak hal tontang duma,
litian yang ada sekarang ini.:l Sobelum menjajaki jalur yang terus 'ada bcberapn pertanyaan yang terletak di ujung atau ba1as sains, yaitu
kembang ini, biasa disebut "realismo kl'itis", kila akan 111eninjau 138r1nnY8an yang ditil11bulkan sains, tetapi ia sendiri tidak pernah man1-
'pu l11enjm,vaunya. Apabila alal11 semesta l11ellliliki awal, apakah yang
bagnimana menggolongkan berbagai pondokatan pada teologi dan SaIIl1S:,)~
terjadi sebclum itu? Mengapa kila merasakan beIns kasihan atau altru-
ismn? Mengnpa <-11a111 semosta itu ada'? Pihak lain mengklaim, cara-cara
l1pc-tipc MetadoIogi
yang digunakan sains untuk menguji teorinya tidak selUrllhny~ berbeda
13eberapa tipe telah diusulkan untuk menggolongkan hubungan dari yang digunakan toologi. Keduanya nl0nggunakan data (fakta~fakta
sains-agama. Tipe-tipe itu mengungkapkan asumsi dasffi' yang socam empiris untuk sains; kilab suci, pengalaman roligius, liturgi untuk aga-
mombentuk wacana pu blik dan ilmiah. mal, keduanya Inclibalkan kOlllunitas cendekiawan yang bekerja sama
:tvletodologi yang digunakan fisikawan Ian Barbour merllpakan untuk monemukan apa yang benar, kedlJanya Inenggunakan akal clan
juga ni18i-nilai estctika untuk momilih dm'i sekian banyak teori yang
yang paling digunakan secara luas da1am bidang ini. Bm:boul' m,myelJutkrlllwi
hersaing SRtu dengan yang lain (dalnm tcologi, teori disebut "dokLrin"),
empat lipe hubllngan sains-agmna dan subtipenya masing-masing:
dan s8t01'Usnya.
1. Konfiik mencakup materialisme ilmiah dan lileralisme alkitabiah. 4, Integ]'(]si mencakup toologi natural, teologi tentang alam dan sintesis
;;ll1ul n1aterialis ilmiah mengklail11, dunia hanya terdiri dad sistematis. Teologi natural adalah upaya untuk Budai dengan dunia

Menjembatani Sains dan Agama Sains dan Teologi: Int-eraksi Timbal-Balik


dan mcnemukan sesuatu ientang Allah: bahwa Allah ada, , "tat-man kedua" ini, teologi Kristen Inendasari filsafat sains dan,
diUal1l Oil a (.. ...
Allah, kehendak Allah dan maksudnya, dan setorusnya, Sualu 'I' "Ill11V 8 I)andangml tentmlg alam ymlg dm'11lya sams bekel'ja,
adag11lc JC J

~<,Ted Pelers jnga telah mengembangkan sebuah Ilpe yang dlperluas


.' ,
logi nalural mulai dengan loologi dan berupaya menggabungkan
dalamnya penemuan sains, Toologi natural melibatkan DerLu:mLS"
ulang teologi daTi sudut penemuan inL Tujuan sil1tesis sisten1atis
og melnber ' ikan nnansa lambahan pada lipe rangkap empal Barbon!'.

I
yaisaInya, penauganannya lerhadap "konflik" membedakan antara peng·
lah penggabuDgan toologi dan sains dalam sualu korangka
Mut aliran materialisme ilmiah ateis, ymlg menolak gagasan lenlang Allah
Sintesis sistemalis ini sering menggabungkan keduanya dengan
a,n enganut aliran imperialisme ilmiah, yang beranggapan bahwa ha·

I gunakan sistem metafisika tunggal, misalnya metafisika proses


yang borasal dari filsafat Alfred North Whitehead atau 1l1t"'UlO1K
TbOlnistik. Dengan cara. ini, konsep seperli ruang, waklu, Inaleri,
salitas, pikiran, roh, bahkan Allah, digunakan dengan cara serupa
dan P

lentang Alhb
,
,nya sains yang menghasilkan pengetahuan mUl'm, bahkan pengetahuan
" Pelers juga m8masukkan isu·isu etis yang seeara bersa·
naan melibalkan sains dan teologi, spiritualitas Zaman Bmu yang meng·
~mbil dari sa ins unluk membentuk model·model "inlegrasi" bm'u, serla
dalam teori dan penelilian teologis maupun ilmiah,
Sepanjang tahun 1980 dan 1990'an, berbagai lipelain muncnl; "pa yang diseblll Peters sebagai "kesejajaran hipotesis", yang di dalm~.
eli antaranya monanggapi socara langsung dan memperkuat karya Ball'bo\!l nya penemuan tema·tema umum dalam teologl da~" sams m8ndol'Ong kila
Pakar teologi dan biokimia Arthur" suatu nntuk menjajaki lebih lanjnt lema·tema semacam ltU,
InGl~~t.!lJnkan ,.E~!~IJed~n dan p~E§§l.naan.JI:ang ad1.~g.~l.~I!.l. bicJ~~l}g1- Mark Richardson telah menjelasksn perbedaan Inas dalam gaya sastra
d0:atan, bahasa, sertasil;:;;;;t~~f~gi dan agama, Pakar teologi dari pada teologi dan sains, Ia mengidentifikasi karya yang sangat beIfokus pada
gelown, John Ha~bl, nJOlmaSUkkall konflik, konlLas, konlak, dan kOIJl.jJ:!!l@KI isu inleleklual dan rasional, sementma yang lain menekmlkan fungsi ro'
si. Tiga yang perlill11H serupa dengan Uga tipe pertmna Barbour. N"mlur mantis, estelis, dan mistis dari teks, serta akhinya karya dalam tradisi feli·
gius yang dikembangkan seCal'a baik dalam penyesuaian dengan sains.'
beda dmipada yang diidentifikasi Bal'boUl', Haught mengambil tipe
bungan ini dal'i kary~ dala;;:;[ilsafat Sluns, Apa yang dimaksud H'lUg:hl:~ Realisme Kritis
dengan bahwa ada Pada pllblikasi p8l'tmnmwa, Issues in Science and Religion, Barbour me·
y."ll[L~n_endasal'i saill"-yang_~erabQ,_~-,,IEl1l118D)Qgi. Salah salu asumsi ngembangkan kerangka unluk ""'E.':~ang sains, yang ia sebul "realis·
losolls semacam itu adalah bahwa alam semesta bersifat tergantung me kritis", Kerangka ini termasuk serangkaian mgumen yang menyang·
tingen): unsur·unsUl' dan hukumnya mungkin semula berbeda dari kut epistemologi (jenis pengetahuan apa yang terliba!'!), bahasa (bagai·
yang ada sekarang ini. Ini berarti, kalau kita ingin mengetahui apa yang mana pengetahuan itu diungkapkan), serta metodologi (bagaimana pe·
"di lum sana", kita harus mengadakan pengaJll1atan dan mEmg;unlplllkan~ ngetahuan diperoleh dan dapat dibenmkan?) Ketiga mgumen tersebut ber·
data, Jadi, melode empiris yang mendasari sains bertumpu pada aSllmsF~ sama~sama membentuk "jelnbatan" pendahuluan antara sains-agama.
bah\lva alam bersifat tergantung. Asml1si ini, seeal'a historis, bertnmlJU!'( Bal'bour memahami realisme krilis sebagai alternatif bagi liga pandang·
pada doklrin penciptaan dalam teologi Kristen: Allah menciplakan an filosofis utama tentang sains, (1) Menurnt I~ealisme klasi~ atau "naif',
semesta sebagai sualu tindakan bebas dan Allah, sebagai suatu ke11ll1l1ll8'Y teori ilmiah memberikan gamb81'an "fotografis" tentang dunia, (2) Me·
kinan, dapat saja menciptakmmya berbeda dmi ymlg ada sekarang, Jadi,' nurnt kaum instrumentalis, teori ilmiah hanyalah alat kalkulatif semata.,
(3) Kaum idealis memandang teori ilmiah sebagai menggambarkan rea·
~~

Menjembatani Sains dan Agama So ins don Teologi: Interaksi Timbof-Balik


litas sebagai b8l'sifat I~E-!.al atauJgea~~Q.~. Sebaliknya, menurut t dua tuori aLa1.1 lobih untuk monjelaskan data yang 8a111a, para
_Wr.dapa
teori ilmiah 111(mghasilkan pengetahuan bersifat parsial, dapat , , 1 S8'ring 1l10milih Loori yang moreka anggap lobih indab atau se-
'lmU'vVtll ' .
dan abstrak 18ntang dunia. Menurut realism8 kritis, teari ilmiah I ·.h '\. J ':lgi pula, para illl1uvvan 1l10nghargai pengungkapan kebenar-
d,er ane. -"' - . . .
takon lewat "metafora", Metafora ini merupakan analogi terbuka, ingga pelaporan data yang hdak bonal' sangat dlbencl.
ap"se11 '- - ' _- - . .
'.''- __ Socara kesf~luruhanJ Barbour 111ena\l\r arkan empat knLena untuk

I
maknanya tak dapal diungkapkan melalui pernyalaan harfiah saja,
1118tafora clikembangkan ll1cnjadi model-model dalam sains. ~el11Hib teori: (1) t80ri hanls sesuai dengan data yang di~etah~li, .(2) teo-
Unluk melodologi, Barbour berpaling pada filsnf sa ins

I
,.], 11S memhentuk kesaluan yang kohercn dengan teOrl-toon lam yang
Xl:', IdI,·
.. 1'01', Menurut filsuf Carl Hempel, tOOJei dan data membenluk sualu, sildah dU8ril11,',J, (3) h,';Ol'i harus terUS-l11cnerus bertarnbah luas cakupan- .
pul "hipotesis·doduktif' yang di dalamnya teori·toori ditemukan (1'1n (4) feori harus subur, ll1cnghasilkan wavvasan dan penerapan
llya, <. • • • • ••
analogi dan model imajinatif b8l'dasarkan data, S0111811ta1'3 teori pada '1 S',mwnlara itu, 13 Juga ll1enawarkan leon reahs knhs tentallg kebo-
b an. <.
lirannya 11181nba\va pada ranah prediksi yang meluas yang dapat naran. Perlama, kiln mengalakan sualu pernyalaan iLu benar apabila ia
nakan dalum 111enguji prediksi-prediksi itu. Nml11111 dcmikian, para mengacu pada proses clan hal~hal di dunia. Kedua, kWl men1u1u8kan
suf seperli Thomas Kuhn Lelah menunjuk pada apa yang disebut apakah sebuah pernyataan Hu benar apabila ia sosuai dongan proses-
historis dan sa sial kontekstual dari sains. lui berarti sains proses semacam ilu. Nanlun d81nikian, apabila kosnsuaian tidak dapal
dalmn konleks historis tertentu dan bahwa baik faklor·faklor pribadi diverifikasi, Idta mengatakan pernyataan itu banal' apabiJa ia bcrsifat ko-
pun sosial lllompengaruhi 111creka yang bekerja dalanl bidang pc:nE>litiaIjll 11eren dengan pornyataan-pornya1aan benar lainnya dan apabila ia dapat
ilmiah, Data tidak sepenuhnya mmni dan netral bagi pengamat; '"'0<"'"1%'; digUl1aknn secara praglnatis. Menurut Barbour, keyakinan kita bah\lva
nya, apa yang kitn anggap sebagai data yang relevan dan bagaimana sebuah teori sebenarnya mengacu pad a dan Inenggambarkan dunia ada-
menggabungkan data ke dalam leod·teori kita serta pengnjiannya lah.berdasarkan lebih daripada sekadm' bahwa ramalan teOl'i itu benar,
lah faktor yang menentukan, yang sering disebut sebagai "sifat data Kita bahkan memiliki lobih banyak alas an untuk merasa yakin apabHa
sarat leori", Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang dimiliki scbuah teod menal11bah pemahaman kita (yaitu kejelasan) tontang du-
smna sebuah 1118syarakat.. Pengetahllan ini lobih bersifat interSlllJ)('Ull[l nia dan kemmnpwm kita un1.uk menjelaskan proses-proses alami.
claripada sepenuhnya objeklif, TeorHeori ilmiah bekerja dalam sisl81~i£\ \A/awasan utama Barbour yang "menjel11balani" sains dan agama
asumsi yang lebih lues yang disebut paradigma, Di sini, eksperimen adalah bahwa argU1110n dalmn filsafat sains ini sejajar dengan argumen
wawasan yang diidealkan mempengaruhi cara penelili dalam m(H1(:ari5i dalam filsafai agama; baik sains, dan agmlla men1buat klailn kOgllitif ten-
data baru serta penerapal1 yang lebih luas dari teori~teori mereka, tang dunia dengan menggunakan metode hipotosis-deduktif dalan1 ke-
Kemajuan ilmiah mencaknp perkembangan normal dari I'dW'll~,lll'F!; rangka kaum kontokstualis dan his1.oris.5 Kedua komunitas tersebut mo-
tertentu, seperti mekanika Newton, dan penggantian radikalnya seJ,aul?!E nyusun pengamatan dan pengalaman melalui 111odel-n1oclel yang b01'si-
berlangsungnya revolusi paradigma, seperti saat tilllbuinya fat analogis, dapal dipcrluas, kohercn, simbolis, dan dinyalakan lewal
kuantulll. Paradigma mencakup asul11Si~aSUlllsi metafisik tontang ll1etafora. Namun rlemikian, ia juga menca1at perbedaan-perbedaan pen-
apakah alaIn berkesinambungan atau terpisah, staHs atau dinall1is, ting eli antara kcduanya. Jenis "data" yang ditemukan dalam agan1a ber-
ni bersifat flsik atau bersifat fisik sBkaligus menlal, dan sBbagainya, beda dari yang di1emukan clalam sains. Agama Ine1aynni fUllgsi-fungsi
tetika dan nilai-nilai berfungsi dalall1 proses pell1i1ihan teori. non-kognitif yang tidak terdapat dalan1 sains, misalnya sikap untuk m8111-

Menjembatani Sail1s dan Agamo 5ains dan Te%gi: Interaksi Timbo/-Balik


peroleh data, kelerlibatan pribadi dan transformasi. Agama juga " ,dapat direvisi, dan abstrak t011tang dunia serta hubungannya
unsur-unsur yang tidak terdapat dalam sains, termasuk cerita, deUgl '" YHng ilahi atau yang suci. Keyakil1an agaxna, banyak komiripan-
serta pengungkapan historis. Sebaliknya, sains berisi hukmTI-hukum .1.ng'111 teori ilmiah, dinyatakall dengan "motafora", analogi yang t01'-
6ya (38 { , . _ .
kat tinggi, seperti relativitas umum atau mekanika kuantum maupun bka (open-ended On(1log188), yang l11aknanya t,dak dapat sekadar ,11-
.~. tilkan dalam serangkaian pernyataan harfiah.

I
knm-hukul11 tingkat rendah, seperli hukum Kepler dalal11 aslronol11i
hukul11 Boyle dalam termodinamika, yang tidak terdapat dalam j)j"penekanan pada model dan melafora dalam realisme kritis torcermin
Hal yang lebih penting lagi, konsensus terbentuk dalam agama dengan d.(llilIfl karya teolog Sallie McFague, yang menggambarkan peran serupa

I
_ ra yang jauh berbeda dengan terbentuknya konsensus dalam sains.
akhirnya, ketegangan dinal11is antara kesamaan dan perbedaan inilah
lnembuat pendekatan Barbour sangat bermanfaat.
Bahkan, sementara Barbour mengembangkan pandangannya,
maupun berbeda yang dimainkan model-model dalam teologi dan 8ains.
Baginya, dalam teologi, model menyediakan tatanan, sementara dalam sa-
lps, model 11101'a11gs8ng penemllan banI. Juga, dalan1 s1udinya ten1a11g Ine-
lafora clalam bahasa religius dan ilmiah, Janet Soskice mcnekankan per'be-
lisme ilmiah menghadapi tantangan dalam berbagai cara yang lain. daan antara metafora dan model, serta seeara gigih membela realisme teolo-
dati filsuf sains Thomas Kuhn telah memusatkan perhatian gis, sambilmenekankan sifat sosial dan kontekstual dari realisme ilmiah.
pada faktor-faktor yang bersifal internal bagi kon1unitas illl1iah, para Karyn Barbour tentang realisll1e kritis berada di garis depan dalmn
siolog pada tahun 1970-an menjajaki konstruksi sosial clari sains. melakukan peninjauan ulang yang luas tentang cara yang dengannya
jelasan kaum ekslemalisinimenekankandampaksosial.politik.saills dan teologi seharusnya berhubungan satu sama lain. Pada tahun
ekonomi pada sains." Penilaian Barbour akbir-akbir ini adalah :l91l1, Ernan McMullin memperkenalkan tema "kesesuaian" antara teo-
penjelasan eksternalis memberikan perbaikan yang berharga bagi logi dan sains. Menurut McMullin, sains dan teologi harus membentuk
dangan internalis, khususnya mengenai faktor-faktor seperti l'~lldangan dunia yang koheren tetapi selalu berubab-ubah yang di da-
an pribadi yang torlibat dalam penomuan teori-teori baTU (atau apa lawnya semua jenis pengetalman manusia dapat memberikan sumbang-
disebut "konteks penemnan"). Namun, imbauan pada kepentingan ""'X;;.. aU.;iyullg bersifat tentatif dan dapat direvisi. Robert John Russell kemu-
remohkan tingkat sejauh mana faktor sosial atau "distorsi" ini dian menggabungkan gagasan McMullin tentang kesesuaian dengan klaim
atau disaring, ketika snatu teori diuji dan disebarkan komunitas epistemis McFague tentang struktnr "adalah dan adalah tidak" dari me-
Argumen Barbour tentang realisme krilis telah dikembangkan tafora guna membahas bagaimana teori ill11iah dan teologis dapat me-
bagai cendekiawan. Walan mengakui adanya keragaman pandangan nunjukkan kesesuaian dan ketidaksesuaian dalam hubungan ant81'a yang
mengklaim dili sebagai belltnk-bentuk realisme ilmiah,' Arthnr satn dongan yang lain. Seperli telah kita ketahui, Ted Peters menganjur-
berpendapat, ada "inti umum" yang dimiliki bersama oleh 1<",) panclangan "hipotesis" tentang kesesuaian: dengan komitmon teolo-
yang berbeda ini. Inti ini memiliki dua ciri: pertama adalab bahwa gipada Allah sebagai pencipta semesta, para teolog harus mengharap-
kembangan ilmiah bersifat progresif dan kedua adalah bahwa tujuan kan kesesuaian pada tahap tertentu antara klaim ilmiah dan klaim teologis.
ins adalah menggambarkan realitas. Peacocke membuat kasus
untuk realitas krilis dalam teologi. Seperti sains, tcologi akhirnya Perkembangan Metodologi
realis; ia membuat klaim tentang realitas. Namun, seperti halnya
MenulUt toolog Jerman Woilllffit Parmenborg, kebenaran agama Kristen
"teori-teori" teologi hanya dapat menghasilkan pongetahnan yang
terkait erat dengan klailn bahwa toologi adalah sains (Wissensc1wft).

Menjembatani Sains dan Agama Sains dan Teologi: Interaksi Timbo/-Balik


Pannunhcrg rnombmvn ke dalmn teologi jJandangan filsuf sains Karl POprl'()tj~; an ill.l all},'11 ]wnLing
- -' . NillllUl1
- c10mikian , dalnm
- ilnm-ilmu. sosinl, eli mana
bahvvn teori ilmiah adalah hipotesis yang selalu tcrbuka unluk , , 19 me>11'1j·"l'l'km
,,) < tindakan subJ'ek - subJ'ek •yang 181'hbat dalan1 menaf·
1a mnnolak gngasan Popper bab,va un1uk mnnjadi "ilmiah", sobuah o:~J,' dunia (alau npa yang disebul "hermeneulika ganda") ~ penjolasan
hal'lls dapa! dil'11siliknsi dengan bukti, Scbaliknya, ia bcrpcndapat, tcori suk"n . " "I)81naha1"nan" (\1(-])_:')[e11On). Jad'1, penJe
, Iasan teo I" I( d \. I'
I' .. 1'1'1'
OgIS ClUJl M-
')0131 11 .'. . .<",
lam ihnu slam dan humnniora hams dapat diniled dengnn kritnria .
eJ 19a1l mengadakan vcniIkaSl langsllng terhaclap bukll, lotd])l JUgd
il'ila d ) "-- "
hernat, dan akllrat 'feori yang paling memadai, bagi Pannollberg, ~- . 1 811['njra berhndapan dengan gabllngull antma pungalmnan ddll
1}18111J11 ), J . _ - .•

hanya yang ll1(:;mbnri rllang bagi falsifikasi, tetnpi yang dapat m:mjdClslcHl: ,'11111'lI1 suatu masyarakal. Teori-leori SBl11aCam I1Ll l1dak "scpcnUh-1

I dan menggnbungkan toori-teori yang bersaing.


Filsuf Nancey Murphy mongkritik metodologi Panncnberg. MIll'li1h"A!1
menunjukkan, David I-ruIne dan Pannnnberg mengajukal1 leod rasicl~ltI
nalitn.'> yang "tidnk sebanding", yaitu taorHoori yang bersHing, yang
)8J1get
J.lWa 01J'
{ ,

A!lti-Reduksionisme
.
'- , ,., _
1 '('ldir' cifm juga tidak "sema1a .. mnla subjek.tJf', tela p.1 "Inl.ur-subJek-
, .. ,
tif' dan ia mongklaim, teo1'i-teori iImjah bersifat intorsubJektIi Juga.
-'

tnntangan sncara diametris. Teori Humc lidak dapat digabungkan ke


lam teori Pannenberg. Sebagai alternatif, M"tlrphy Inenganjurkan metc)i)g Interaks i konstruktif
' antal'a
. sains dan 18010gi 1elah dipermLldah
" " para kri-
tikus asumsi reduksionistis yang bekcrja eli bidang matenahsme ll1111ah,
dologi progrmn pmwlilian ilmiah bnre Lakalos sebagai penjelasfIn
Fransisco Ayala telah mombedakan Liga jenjs reduksionisme yang
lobih akumt dan pada akhirnya lobih bermanfnat tentang bagaimnna
berlakll dalam sains, (1) Reelllksionisme metodologis adalah strategi pe-
ri~toori ilmiah bekerja. Menul'ut Lakatos, toorHeori ilmiah tordiri dari
nelitian untuk mcn1pelajari keseluruhan dari segi bagian-bagiannya dan
gasan inti utmna, seperli persan1aan Isaac Nml\rton yang terkcmal, "f=lnR.·''';.
suatu proses unluk menerapkan teori-teo1'i yang berhasil di satu bidang
atau teori gaya tarik bllminya. Inti ini dikelilingi "sabuk" atau
ke bielang-bidang yang lain, (2) Reduksi epistemologis adalah klaim
hipotesis pmnbantu YHng menjolaskan bagaimana mcmorapkan teori
llahwa proses, sifat, hukum, atau teori pad a tingkat kompleksitas yang
sebul dalam sitllasi khusus, misalnya bagaimana menerapkan ULIMaw,:
Iebill tinggi selurulmya dapat ditul"Unkan dari lingkal yang lebih rendah,
Nm,vton pad a gerakan planet. Monurut Lakatos, kita hanls monilai
(3) Reduksionismo onlologis adalah pandangan bahwa enlitas pada aras
m.ajuan atau kemunduran program ponolitian dari kmnampunnnya
yang lobih linggi semata-111ata morupakan organisasi yang kompleks da-
tuk mernmalknn dan mendukung fakta-fakta banI. Murphy lIlt"llIlJel
ri entitas yang lebih sederhana. Dalmn sobuah lulisan baru-baru ini,
lTlodifikasi ponling dari gagasan Lakatos tontang "fakta baru", se.l1111gE:a;1ii
Nancey Murphy tdah l11enambahkau dua jenis Ingi, (4) Reduksionisme
metodonya dapal digllnakan dalrlln toologi unluk l110lnbanlu kita melllU-.[Y!
kausal menegaskan, somua sebab beragal dad "bawah ko atas", yang
tuskan program-program teologi mana yang secanl ompiris J11l3nllnlallli<!!
bersJ'ti ciri-cid dan proses dari bagian-bagian sepenuhnya menonlukan
kemajuan. Pnndekatanl1ya telah diterapkan dalan1 pembahasannya sendjri~
ciri-cil'i dan proses dad koseluruhan. (5) Materialisme reduktif bersiku-
ten tang koselarascll1 kosmoiogis dan oloh leolog-leolog lain unluk m811l1;\~
kuh, "(hallya) entitas pada aras tcrendah yang benar-benar nyata", Murphy
bahas anLropologi t8010gis, manilai agama, soda menafsirkan kos11101ogL Il
menolak I~-IaterialisnH::) reduklif dengan dalih baIn,va onlilas pada ar11S
Filsuf Philip Claylon jugn lllcndesnk pam tGolog untuk l11cmgguna-.'@
yang lebih tinggi "sama nyatanya" dcngan entitas dad bagian-baginn yang
k311 metociologi Lakatos. Clayton memHndang "penjelasan" sobagai
membcmtllknya, letapi ia monerima penolakan reduksionisme onloIogis
sep ulmna yang moncakup ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, dan teologi.
tcii'hadap vila1ismo dan dualismo ontologis lainnya.
lam ilmu ahnn, eli mana orang menafsirkan data fisik, kebcmaran penjoh

Menjemhatani Sains dan Agama Sains dan Teologi: Interaksi Timbal-Balik


lIierarki Sains yang tidak dapa! Diredllksi me; yang rnengecilkan semua realitas menjadi materi fisik saja (atau se-
baliknya, mengecilkan fenomena fisik menjadi ungkapan spiritual) dan
Sabagian besal' cendekiawan dalam biclang teologi dan sains ml311131'11111
recluksionisme metodologis. Namun, 111ereka memandang bDutuk "",1,,1;,;;,; dualis me , yang memperlakukan l11atori dan roh sebagai substansi torpisah.
Posisi monongah ut31na antara dua ekstr81TI ini adalah Inonisme
sionisI118 yang lain menurunkan kreclibilitas disiplin pada aras yang

I
bih tinggi. Untuk menentang palldallgan illi, secm'a lipikal mereka emel'gentis. Monisme emergentis berpendapat, dalam dunia alamiah, sifat
dan proses yang sungguh-sungguh baru muneul pad a tingkat organisasi
dalih, disiplin akademik membentuk hierarki yang lidak dapat di'r ed",\
lebih tinggi. Fenomena kompleks atau spiritual tidak terdiri dm'i substansi

l si. Ini mulai dmi fisika di bagian dasar terus bergerak ke atas
. ilmu kimia, biologi, fisiologi, dan ilmu syaraf sarnpai ke ilmu PCI WiKl
psikologi, dml sosial.' Aras lebih rendah membatasi aras lebih
sambil memungkinkan munculnya hukum, proses, serta sifat-sifat
terpisah di InaI' materi yang darinya fenomena tersebut timbul. Ontologi
ini ]llenjelaskan kompleksitas realitas, mengatasi reduksionisme ontologis
taupa menuntut keberadaan substmlsi spiritual yang terpisah.
pada aras lebih linggi. Arthur Peacocke mengembangkan tatm'an ini
lam dna dimensi, vertikal dan horizontal. Secara vertikal, dimensi ini
Peran Filsafat dalam Dialog
diri dari aras-aras yang makin tinggi makin kompleks (dunia fisik, Filsafat secara khas berfungsi dalam satu atau dua cara dalam perca-
nisme yang hidup, perilaku mereka, serta kebudayaan manusia). Secm:a!; kapan anIma teologi-sains. (1) Filsafat dapat memberikan kerangka me-
horizontal, dimensi ini mengatur sistem dalam hierarki ba;gian-'ket;eliQ,;~ tafisik yang mencakup semua bidang pengetahuan. Contohnya, Neo-
ruhan (misalnya, 'dalam biologi: makromolekul, sel, organ, Thomisme dan Filsafat (proses) Whitehead. Manfaatnya adalah bahwa
individual, populasi, ekosistem). istilah-istilah seperti kausalitas atau tujuan biasanya memiliki malma
Analisis Peacocke mencerminkan kesepakatan yang luas dari yang jauh berbeda dalam disiplin yang berbeda. Jika berbagai disiplin
111unitas ilmiah tentang cam bagainuma berbagai disiplin ilnliah 'dlm!;,;; ini dihimpun bersama dalam sebuah kerangka metafisik tunggal, ke-
berkaitan dan bergantung satu sama lain. Namun demikian, tarnh3h'lIiif ragaman makna dapat diatasi dan istilah-istilah dapat dipadukan dalam
penling dalam karya Peacocke adalah tempat dan peran teologi Ud;'dUl,:;; suatu konsepsi bersama. Lagipula, isu pal.ing umum yang dihadapi teo-
him'arki sains. Peacocke menaruhnya pada bagian paling atas, logi dan sains, seperli hubungan Allah dengan manusia dan alam, dapat
teologi berupaya memadukan totalitas pengetahuan, dan karena lecllo;gVi dibahas lebih memadai dalam sebuah sistem metafisik tunggal diban-
pasti dibatasi oleh semuanya itu. Hal ini memberi teologi peI'an ut'lIl1ad! dingkan jika kerangka semacam itu tidak ada sama sekali. Kesulitan
dalam sistem: teologi melengkapi semua aras yang lebih rendah de;ng,ufia timbul saat sains berubah dan mengharuskan adanya penyesuaian da-
memberi jawaban pada pertanyaan fundamental yang mereka ajnkan." lam sistem filsafat. Penyesuaian semacam itu sangat sulit dilaksanakan.
Kesulitan lain adalah bahwa sistem filsafat tertentu mungkin tidak mema-
ImpJikasi Ont%gis dai atau cocok untuk teologi tertentu. Filsafat proses mengalami kesulitan,
Kita sekarang ll1cnghadapi pcrtanyaan yang paling menantang: Ontcllolgil,' misalnya, dalam menampung doktrin Kristen-Yahudi bahwa Allah
menciptakan dunia dari ketiadaan (cmado ex nihilo). (2) Filsafat dapat
apa yang cocok untuk rancangan epistemik ini7 Artinya, apakah
juga melayani tujuan lebih terbatas. Filsafat dapat memberikan definisi
realitas apabila hierarki epistemik ini benar? Sebagian besar penulis
istilah dan konsep tertentu yang dimiJiki bersama oleh disiplin berbeda
lam bidang leologi dan sains menghindari dua posisi ekstrem: mcnus-;;
tanpa memaksakan mereka masuk dalam kerangka metafisik yang lebih

Menjembatani Sains dan Agama Sains dan Teologi: Interaksi Timbal-Balik


husar. Contoh-conlohnya mencakup istilah "hl1kum" dan ",',,,senlp,,VllY,'!! Fencorahan telah pereayn bnhwll s(~mua pengelahllan kitn I:)(~rlllmpu p,+"
yang muncul dalmn nvolusi biolog1s dan doktrin ponciptaan alau d? fonda8i yang tidak dapat dibanlah 18g1. Fondasi illi dapnt b{-)]'upa peng-
"tmbuka" yang muncu} dalam pmnbahasall mekanika humtull1 81a~nan indra, dala ilmiah, alau kOllsep-kollsep yang sudah lampak jelas,
pOlnbahasan tindakan ilahi. Masalahnya rli sini adalnh lanpa SJ3V erli yang dibf;l'ikan malemalika, Dewasa ini bebcrapa ccmdckim,van
l11cLnfisik Lunggal unluk mcnyalukan disiplin·disiplin ini, sulit unluk pHl'Cnya bahv\!i1 fondasi semHcmn ilu tidak ada, lagi pula momang Udak
bah as masalah-masaJah lain yang lebih Iuas, yang 111cndasari ~""<c,," w,,'
hubungan lcologi-sains. Misalnya, bagaimana kita 1110mnhami
beHar-bonar dibu1uhkatL Beralasan hngi btn untuk pnrcaya lJnlnva 8is-
I
I
leI.J." p,emikiran kiln ,adalah sahih dan rasional tcmpn harus ad, a fond,aSi
. berkarya dalam pengalaman manusia maupun dalam dunia al81ni3h? tertentu, Snbagai ganlinya, kaum "nonfondasionalis" merujuk pada kese-
;I; luruhnll kobcrensi dari sistom pemikiral1, manfnatnya, daya desaknya,
Ringkasan dan seloJ'usnya, unluk monjamin pnnnrimaannya,
Selama ompal dasawarsa torakhir, pendapat utan1a di kalangan 13obOl'apa paknI' mcnompnlkan diri eli sisi yang senli1kin jauh clari
kiawan dalam bidang toologi dan sains, berkailan dcngan lJ18tCIOCllOE re,>~.'usI110 kritis, 13cberapa merujuk pada kritik f0111inis alas sa ins dan tco-
adalah "rea]]sme kritis", Realisme kritis ini 1elah n1enyediakan ' logi, dcng nn cinlih bahwa sains l11cmjadi borat sebebh karons prasangka
1an" 31na1 penting antara teologi~sains, yang mcmungkinkan 'CI')aClmYil1
~, )18n.g loru1ama didominasi 010h kaum pria dan bnhwa bioS' gondel' sema-
C~l1l itu terba\l\ra kn daIum serta 1110warnai percakapan "teolngi-snins",
dialog sejaU dan makin bertumbuhnya integrasi antara teologi-sai11s.
N31nun demikian, solama c111pa1 dasawarsa ini, Ul1sur-unsur dari Pa,k..aI.' lain morujuk pads filsafal kontinental clan pos(llwdel'l1, yang sering
dekatan ini tclah mendapatkan banyak kritik. Sangat sulit untuk rilenolak upaya membenluk panclangan clunia "llle1anaratif' a1au 1ung'gal
seperli dilakukan dalam sains clan, sering kali, dalarn toologi,
berikan penaisiran realis tontang banyak tonri ilmiah, terutan1a W'C~,"'U,~·
ka kuanlum, Bahkan lehih sulit lagi unluk ll1oll1pertahankan IlerJafsir'aq~ Namul1, Ul1lumnya l'ealiS1l1c krilis bertahan unluk tetap ponting bagi
realis alas konsep-konscp kunci dal31n teologi, misalnya "Allah", tf;}o19gi dan sains, baik karena peran utamanya dalam perkembsllgan so-
me sendiri semakin sering ditafsirkan secanl berbeda, sehingga j3XH.h beberapa dasawarsa 1crakhir ini maupun karcma fungsil1)'a sebagai
lnana harus kita pilih dan pertahankan? Tan1angan lain 1erhadap fondasi bagi banyak pennlilian yang dibangun dewasa ini. Arah mana
me datang dad sosiologi pengelahuan, yang n1emandang 1l8rrgcltahuaQ!f pun yang ciitompuh di masa 111cmdatang, realismo kritis mDrupakan
lobih sebagai gagasan alau kobiasaan n1annsia daripada sebagai P OIlcmlU'u. sumbangan utama yang diberikan "generasi perlama" pad a pOlnbahasan
ya)Jg terus borlanjul.
an sejsU tenlang dunia. Cara kita menafsirkan realisme rolatif dari
dan agan1a akan berdampak pada caTa kita membangun relasi keduanya,
.. Tantangan dan Arah pada Masa Mendatang
Semen1ara pembahasan tentang realisme kritis tetap hangat,
berlan10ah pula keragaman model metodologi yang digunakan untuk Setelah meninjau fonclasi metodologis bidang sains-tooiogi yang terus bcl'-
dukllng intcrnksi 1ilnbal-balik anlara sains dan agmna, Keragall1an kembang, khli kita mClnpclajari lantangan dan amh eli masn mendatang,
terdiri dari kepedulian yang n1akin moningkat ten1ang apa yang
benluk l'asionali1as serta peran yang dimainkan p81nahaman 1'o11tal1g
sionalitas dalam teningi dan sa ins, Para pakar yang lain m(ll1!lgllmu~i;
makna cpistemologi nonfondasionalis, K.:'1Un1 fonclasionalis sejak

f.1el~jembatani Sains dan Agama Sains dan Teofogi: Interaksi Timbaf-Balik


Krit.ik Fuminis tcdwdap Sains SOI'ta tedwdap Tealagi dan Sains Kajian hi8t01'i8 ten tang bias gender dalaIn sains juga Inembawa pa-
Dalam pendahuluan antologi mereka, Feminism and Science, Evelyn da pemabaman yang lebih jelas tentang bias gender dalam sains dan teo-
Keller dan Helen E, Longino mengajukan sebuah pertanyaan yang mEJl1e'lli;!l; logi. David Noble menealat, budaya asketis klerikal yang pertama kali
tukan: apakah sains nelral terhadap nilai-niIai sosial dan apakah kell'uE:i<ll!!t menjadi dominan pada Puncak Abad Pertengahan secma eksklusif ada-
ylmg dapat ditimbulkannya hanyalah akibal salah penggunaan ct' lctLU<'<lJWiK, 1ah masyarakat pria. Sewaktu perempuan memasuki dunia akadmnik pa-
ada hubungan yang lebih bersifal "bawnan" terjadi di sini? MenlU'ut da abad ke-19, mereka dihadapkan pada "profesionalisme ilmiah pria
I
I
liSiS mereka, akaT pertanyaan ini tertanam dalam revolusi dalam ang mel11porlihatkan kebiasaan-kebiasaan misoginistik yang sama dari
" sains pada tahun 1960-an, TeoTi feminis sejak saat itu telah JW'WUctW ~udaya klerikal yang digantikannya," Margaret Wertheim l11enjajaki hu- ,
dampak yang Inendalam pad a pandangall kita tontang sains, tel'utanlH bung3n antara marjinalisasi perempuan dalan1 agama dan 11181'jinalisasi
lalui konsepnya yang sama sekali bam tcntang "gender" sebagai perempuan dahull fisika, "Perjuangan yang telah dihadapi perempuan
sosia] dffi'i maskulinitas dan feminitas. Kaum feminis awal menc81'i uutuk dapat memasuki sains setara dengan perjuangan yang telah meTe-
yang "bebas gender" dengan mendesakkan akses yang lebih besaT bagi ka hadapi untuk memasuki profesi rohaniwan,"12
rempuan dalam sains, pendidikan, dan penelilian serta dengan meJacaJ:,~ Kami pGl'caya, fokus yang tetap pada isu-isu seputar gender akan
cerita-cerita tontang ilmuwan perenlpuan ternaJ118. Belakangan ini, m8nandai porkembangan bar'u yang ponting dalam sains dan teologi,
feminis telah menggunakan'analisis gender terhadap isi dan praktek Suam-suara kaum womanisi, I11ujB1ista, dan perempuan-perempuan lain
banyak yang menganjlll'kan pembasmian distorsi yang bersifat seksis sangal perlu dimasukkan ke dalam percakapan ini. Ini khususnya pen-
lam epistemologi, melafisika, metodologi, dan filsafat sains,l1 ting karena kepodulian eko-feminis terhadap teknologi sorta lingkungan
Teologi feminis muncul dalam periode yang klll'ang lebih sanla )l1embantu menghubungkarl isu-isu teoritis dongarl kopedulian praktis."
ngan kritik ferninis atas sains dan, dewasa ini, mempakan suara mEJl1E,ntu
kan dalam komunitas cendekiawan agama, Kendati kritik kaum ferninUlt 'J'iIJltangwl Pasco-Modem atas Sains serlo atas Teologi dWl Sains
atas sains dan popularitas para teolog feminis dalam lingkungan leElIollV,1! Menurut toolog Princeton, Wentzel van Huysstoen, beTbagai kecende-
jika kita menengok bidang teologi dan sains, kita mendapatkan bal1wa IUngan jlomikiran pasca-modern tertentu" mernpakan ancaman bagi ke-
isu f81ninis belum dibahas seeara luas, Seperti ditekankan Ann rC'U"'N".!c}$ majuan dalam bidang sains dan teologi. Isu-isu seperti pluralisme dan
dan Mary SolbeTg, dewasa ini tidak banyak perempuan yang aktif relativismo mo1'Ong1'Ong kepercayaan pada universalitas akal - begilulah
"teologi dan sains"; jumlal1 perempuarl (atau pria) feminis bal1kan anggapannya - dalam ilmu alaril, Dalam langgapannya, Van Huyssteen
sedikit lagi dan isu-isu gender jelas telUs mempengaruhi bidarlg ini. mengemukakan dua hal, Peltmna, kita hams memahanli pasca-moderni-
lain berpendapat, karena peserta dalam sains dan agama eendelUng tas sebagai suatu gerakan dalam modernitas daripada sebagai pemikiran
kulit putih, pria, darl berkedudukan sosial tinggi, mereka mombawa modern yang sudah berakhir, dan kedua, kita hams mengakui bahwa
sangka sama ko dalal11 dialog sains-agarlla yang telall dieerahi oleh kosmologi dan biologi evolusiner menyediakan sumb8T-sumber bagi pe-
fominis dalal11 sains, Mereka mendesak para eendekiawarl secar'a aktif ngetahuan antar-disiplin tanpa memaksakan suatu metanaratif ideologis
bih l11elibatkan "suara-suam dari pinggiran", serta berpaling pada pand,mg,~ atau cerita interpretatif yang mencakup segalanya, Teolog Demllark Niels
an postmodom tentang pengetahuan, menghargai pentingnya kera,\arloaj111 Gregersen juga mendukung pencarian dialog antar-disiplin yang mem-
dalarn masyarakat intelektual dan setia pada nilai-nilai partisipatoris, buahkan hasil dalam konteks pluralisme pasca-modern, Ia berpendapat,

Menjembatani 50 ins dan Agama Sains dan Teologi: Interaksi Tjmbal~BQlik


apa yang in sebut "teod kohcronsi kontokstual" telah berlangsung , - ., dan "pengagungan evolusi" atau "asimilasi". Sejarawan Oxford
jang sejarah Kristen dan snknrang clapat mOllyediakan kawasan moH ""
Brooke Lelah mengemukakan secanl sangal lerperinci balnva peno~
antara realisIne kri.tis dan pluralisme radikal. historis tentang osal-usul religills sains modern telah mengungkap-
jq!nsaJing pOl1garuh yang kompleks di anlara sejumlah faktor dalam llU-
:lJllngan hisloris antara saUlS dan agaJnH. Banyak cendeklawan, khususnya
I
Dialog Alltm'~Agama, Spirilualilas Dl1nia, dan Sains
Seb<:lgian basal' litel'atul' dnlam biclang tcologi dan sains tclah l11<Olyuokui David Lindberg, Ron Numbers, dan Peler Hess, lelah mengangkal gam-
baran U111U111 dad signifikansi posilif agama bagi kebangkilan sains.

I kan cliri pada toologi Kriste11. Namun domikian, beragmn suara agama
... soclang copat borkCll1bang Il1uIai memasuki percakapan. Cendekiawall
111a scperli Norbert Samuelson clan Daniel Matt serta ilmuwan
Joel Primack dalRm kosmologi, Carl Feit dalam biologi, dan Ken
Model Illteraksi Teologi dan Sains
Tantang an utamnnya adnlHh apaknh sains dan agama dapat benar-benar
dalam gel1ctika serta psikiatri mulai l11el1gadakan penjajakan yang saling berinlernksi secaJ'a konstruktif alau tidnk, apakah masing-masing
us tcntang hubungan antnrn Yl1dnisme dan sains. Dialog Islam l1lBnawar kan snsllatu yang bGrnilai inlelektual kepada yang lain. 1!) Robert
sains sodang berkembang melalui karya cendekiawan agama H,uss ell lelah mengidontifikasi dolapan cara yang berbeda yang di da-
S.H. Nasr, NOl11an Eaq, elan Z. Sardar, serta ilmuwan seperti MU.cdll, }aD1l1ya jnteraksi yang sesungguhnya dapat terjadi; -lima melibatkan d[1l11-
Iqbal dalam ilmll kimia, Mehdi Golshani dalam fisika, dan pak sa ins pada leologi, sedangkan yang tiga mclibalkan dampak teologi
Guidcrdani dalan1 astronomi.l~; Dialog kaulll Buddhis dengan sains pa da sains. Ia menjelaskan klaimnya clengan m81nbahas hubungan fisi-
karang mencakup ccndckiawan agan1a seperti Rusei Tanaka, Mark ka.dan kosmologi dengan teologi. Lima caIa porlama adalah: (1) Teori-
dan Jonsino Andresen.1G Cendekiawnn Native American seperti te.Ori fisika dapat berlindak sebagai data yang membatasi leologi, Misal-
George '['ink Tinker dan biolog Dawn Adams rncmberikan sumtlangar!ll llya, sualu toologi tenlang lindakan ilahi seharusnya tidak molanggar re-
pad a bidang ini, demikian pula rekan-rekan eli American Indian Sc'iel1c,~1
lativilas khusus, (2) Teori-teori fisika dapal bertindak sebagai dala un-
and Engineering Society.17 Ccndnkiawan dari tradisi Hindu iuk dimasukkan ko dalam teologi. Misalnya, awal waktu atau t=O da-
l11ol11buriknn sumbangan bani yang penting paela bidang ini. lam kosmologi Big Bang dapat clijelaskan melalui penciptaan ex nihilo,
tetapi penjclasan tersebut adalah bagian dari teologi, bukan dad sains.
SejaralJ Sains dWl Agama (3) Teari-leori dalam fisika, setelah analisis filsafat, dapal berlindak se-
cara tidak langsung sebagai daladalam teologi. Sebagai eontoh, t=o da-
Kondati ada aSllInsi yang luas bahwa sains dan agamCl bertontangan
pat ditaf:sirkan seeara filosofis sebagai bukli ketergantungan (kontingen-
tll dengan yang lain, hal ini 1'e1'nyata tidak torlalu 111enimblllkan
si) dalam alam semesta Big Bang dan dengan demikian menyiratkan ke-
lah sepnrti yang diporkirakan. Pel1elitian histori8 yang cermat telah
beradaan Allah, (4) Teori-teori dalam fisika dapat juga bertindak seeara
hasiI nwmbllktikan ketidnkbenaran klailn bahwa hubungan antma
tidak langsllng sebagai data toologis apabila memka digabungkan dengan
dan agama sopanjang abad ke-19 dan ke-20 hanya berupa "pcpol'im:gaJl"li
filsafal alal11 yang berartikulasi penuh. Akhirnya, (5) teori~teori daIm11 fi-
sematn-mata,18 Sejarawan dan {eoIog Claude VVnlch l11enunjukkan,
sikH dapat berfungsi soeara hcuristik dalam konteks penemuan teologis
sodikit ada tiga jenis respons terhadap sains daIam abad ke-19: eli
dengan memberikan inspirasi konseptual, eksperensial, 1110ral, atau es-
ping "oposisi" ada "mediasi yang dilakukan dengan hati-hati" atau
telis, Fussell kcmudian m8mbahas liga jalur yang dengannya leologi da-

Menjembatani Sa ins dan Agamo Sains dan Teologi: Interaksi Timbal-Balik


pat mempengaruhi fisika. (6) Teologi telah memberikan aSl1msi-,aSlIUls
historis ulan1a yang mendasari perkembangan sains, misalnya Keml11lg
kinan dan rasionalitas alam.20 Ini nlembutuhkan penilaian dengan Eli:wbelh A. Johnson, "Chairman Speoch: Turn to the Heavens and the Earth", i\cara
crSA f'il (1990): ]-]4,
mata baru. (7) Teori-teori teologi dapat bertindak sebagai slllmb,er-su:Ill:
}3ukll-hukll leks yang 1110mbnntu dan arUkeJ-nrlikcl yang dilinjau seeara umum
ber inspirasi dalam "konteks penemuan" ilmiah. Misalnya pengaruh
gasan-gagasan religius pada perinlis leori kuanlum, termasuk Pjlmc:k,~:
Einstein, Bohr, dan Schrodinger. 21 Akhirnya, (8) teori-teori teologi
j11cn c(lkuj1 Jan Harbour, Hcligion in all A&e of Science, Kuliah-Kullah Gifford 18139-00
(San Fwncisco: Harper & Rovl', 1HUO) dan Hcligfon und Scionce: J-jisiorico] und Con-
tmllPOH.lJY Issues (San Francisco: Harper San Francisco, 199. 7).; Ted Palm's, "Theology I
I
.. memberikan krileria, di samping kecnknpan empirik, koherensi,
kauan, dan ferlilitas, bagi pemilihan teori dalam fisika.

Kesimpulan
and tho Natural Sciences" dim. 7110 Modem '11woiogiolls: An InfJVducUon 10 Gilds/ion
'J1)(.'Oiogy ill fhe 'I1l'enticth Cenlwy, col. ko-2, pony. David F. Ford (Cambridge, Mass:
BlflchvelJ,lDm); Ted PeLers, peny., Science and 'J1/Co]opy: '11)0 NewConsononcc (Boulder,
Colo: VVeslview Press; lmJH); W. Mnrk Richardson and \l\lesley J. Wild Man, pony.,
Religion ond Science: J-JistOly, Method, Dialogue (Now York: Routledge, Hl9G) dan
,

Christopher Southgate et a1. peny., God, Humanity and the Cosmos: A Toxtbook in
Science ond Religion (Harrisburg: Trinity Press lnlernaUonal, 1999).
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, karya yang berkesinambungan
Tinjauan llmum buku leks ll1encakup Barbour, Religion,and Science, bagian dua;
3.
lam metodologi lelah memberikan penyangga struktural bagi John Haught, Science and Religion: From Conflict to Conversioll (Nev·,' York: Paulisl
yang s(ldang dibangnn para ilmnwan dan teolog guna Il1Emg,lmbungkar Press, 1 D95) bab 1, Richardson dan Wildman, Heligion and Science, bngian dun dan
bidang mereka masing-masing. Walaupun kmya ini kokoh, mampu SouUlgate el HI, God, Humanity and the Cosmos, bab 1 dHn 2.
4. Tipologi l'olevan lainnya, lih. SoulhgHte et aI, God, Humanity and Ihe Cosmos.
nyangga beban lalu-linlas reguler, tilik-titik ketidakseimbangan J3agi Ian Hnrbollf, pmadigma sains dan agHma l1lonampilkan ciri "subjekLif' d,ll1 "ob-
5.
ditemukan di sana-sini. Akan ·tetapi, bahkan pada titik-titik tempat jekUP', meskipun yang disolmt terdahuiu lebih mononjol dalam agama dnn yang di-
dan leologi menjadi rawan kritik, keduanya memperoleh kekuatan scbut kemudian dalam sains. Lih. Ian Bnrbo1ll', Myths, Models and Pamdigms: A
Comporativc Study in Science and Religion (New York: Harper & Rovv, lH74) dan
lam upaya yang dilakukan para cendekiawan guna secara Religion in 011 Age o/S'dence.
jawab menjawab tantangan yang diajukan para kritikus feminis, 6. Annlisis berguna dnri ponjolasan semacam ilu nela cUm. Mary Besse, "Socializing Epis-
modern, multi-religius, dan kritikus lainnya. temology," dIm. Constmctioll ond COllslmint: 'l1w Shaping a/Scientific Rationality, peny,
EmaIl McMllllin (Notre Dnme: Universily of Notre Dame Press, IH88).
Sains dalam kondisi terbaiknya dan teologi dalam kondisi terlbaik'~
7. Lih. McMullin, Construction und Constraint.
nya, keduanya mencari kebenaran. Baik sains maupun teologi mcmg,kri 8. Unluk pembahnsan lambnhan, Ijh. Philip Clayton dan Sleven Knapp, "Is Holistic
tik diri sendiri apabila mereka tidak cukup mengungkapkan KeIJeIlar,an:ll Justification Enough?" clan "Nauonalily and. Christian Self Conception", keduanya dim.
Keduanya bersahaja dan gigih dalam menghadapi misteri. Jika mEnll'mg·~· Richardson dan Wildman, Heligioll.ond Scionce dan GregOl)' Peterson, "The Scienti-
fic Status of Theology: 1m1'8 Lakatos Mct110d and Demarcation," Pm:<;peclives on
benar, menurut klailll para teo log, bahwa Allah Israel adalah Science (Jnd Christiall Faith 50.1 (Maret, 1 90S).
alam semesta yang mengagumkan ini, maka setiap kebenaran terltaI,g?il' 9. Pel'lu dilihat dengan jdas, ini bukan hiera1'ki valualif atau aksiologis seperti yang
alam semesta yang ditemukan sains hanya akan memperbesar p8Jilgr18l'-.~, mond\lkung kekuasaan atau sislem pab'iarkal, letapi scmata-mala hiorarki espisto-
mologis yang mendukung mgumcn non-reeluksibililas.
gaan kita terhadap karya tangan Allah yang kreatif. 10. Untuk linja\lan kritis kontomporer alas pandangan mereka, Iih, Kirk Wegtar-McNelly,
"He Descended inlo I-loll": A Liberation Response 10 the Konosis dIm. On tho Moml
Nature of the Univ~rse, Bulotin GINS HJ.4 (Musim gugur lDBH),
11. Untuk sumbcr tambahan tentang isn-isH ini dan yang terkail dongmmya, lih. Sandra
Harding dan MOl1'ill B. Hintikka pony., Discovel1'ng Reality: Feminist Perspectives on

Menjembatani Sa ins dan Agama Sains don Teologi: Interaksi Timhof-Balik


h))islom%,!!,,V, Mn/u physics, Mullll)(jolop..v (Jllri Philosoj lily of Sr:iOllCO (J )onlrecl 11:
'HJH:i) serla llelen Longino dan Ruth Doell, "Body, Bins and Bdlaviollr: A Com) ;
Analysis of Mc;ming in 'J\\'o Areas of Biological Sdo!'lcn," dIm, Feminism (Inti ,
pfmy. Evelyn Fox Keller dan IIr:ljen l':. Longino (Oxford: Oxford Universily

12.
"lDnG).
Margaret VVcrlhcim, Pyllwgolrls' TmusCll"s: God, Physics fmd fhe Gender Ww:'>
Menjembatani
York: Times Hooks, 'HlDfi), U. Teotogi dan
")3. Unlllk aCllill1
~l'gOll: jOllnlO]
mnng;ljar, lih. Nancy Howell, "Ecofmninism: vVhal OJ1(~ Nl)cds 10
of Holigion ()J)d Scioncu 32.2 (Juni 1nu?].
2 Sains

I "l :1.

Ei.
Hi.
Unluk acuan lllcngajar, lih. VViIlilln1 Crnssie, "Postmodornism: Whal One Needs
Know," ZygOll: J(J!JI'IlOl of Holigioll and Scirmco 32.1 (lvlm'ol lD!)?).
Bagi a!lalisis herglll1il, lilL Sou!llgille et HI, Cod, HI/mollily nnri the Cosmos, 1mb H.
Lih. juga nrlikul dIm. 'J1](: Pncjfic IVOl1d: jounwl of the Institute of J3wldhis/
vol. 1'1 dan 12 (1~Ju(;).
dalam Zaman
Pasca-Modern
Nancey Murphy
1? , Lih. juga Vin() Ddoria, (;or/ is Hed: A No/we View oIHoJigion, eel. kc<.: (Coldon,
North American Press, 1!l!l2) dan Cregor), Cajulo, IJl(!J~wmow; S'cionGe (S;m\n Fe, N.
Clear Light, ImJ2) dan jurJ1il1 online IVinds ofChonge (wwvv.aises.org).
1(3. Claude VVclch nwlilwt, bilhnsn "konfJik" diilhilJl1i sd.lHgiall olch llllkll··lmku
ilrtlh Ims dnd Joh)) Drap(Jl', Ilisfmy of the COllj7iGl Ho/woo]) Fioligiull onri Science
and Novl' York: D. Appleton ilnd Company, lf371J) (lim Andrevv Dickson VVhlte, A
'KI9pE,dltli8In untuk menghubungkan teologi dan sains makin meningkal
100Y of Ihe Wmjim; of Sdcllce will) 'l1100/0p.v in the Cilris/om/om (London and New ini. Pakar biokimia dan imam Anglikan AR Peacocke, pendeta
D. Appleton and Company, H3~)()), yang Silsm'im lllilmanya ndalilh gereja ""1"mUm",",, Church of Christ dan pakar fisika Robert Russell, serta profesor
khusllsnya S:VllobllS ofRmm;, "j mH, PallS Pius IX. .'''1][11 agama dan fisika Jan Barbour hanyalah tiga dari sederelan cende-
1 D. Unluk iSIl sOVlllal' inlcraksi an!ara sains dan faklor-fnktor "oks-lernal" ,11l1Iltlllf:ar
"<,

d(mgnn pcmbtmtuknn dan pemilihan leori ilillinh, lih. }{oy Clouser, '1110 My/h kial"an pen ling yang makin banyak jumlahnya yang memusalkan per-
giolls Nel.mlily: An Hssay OJl the rIiddcm Hole of Heligious Belief in '1 Jwories (Nolre hatian pada lugas ini, sementm'a makin banyak lembaga dan acara dise-
Univorsity of Nolre Dame Press, 1m)"!): Philip Clayloll, God unci CfmlomjJOIwy, ienggm'akan untuk tujuan ini. Pada waktu yang sama, teolog lain meng-
(Grand Rapids: Eel'dll1ill1S, 1n~J?), 130 dan Max )illl111WI', '1110 Philosophy ofQl,!lllliUU
·klai1n telah monomukan eara berpikir "pasea-modorn" yang memporje-
MocilOIlic8: 'l1)(; IntClpretu/ioJl.'> of QlJontulJl Mechonics in His/orien} Porspuctivu
York: Wiley, 1974). las.lugas teologis, Topik ini juga makin banyak monarik mina!. Apakah
2U. :rvlisalnya, pandill1gan tunlilng aJam yang diciplakan ox ni}v'lo mcnyiralkal1, illam kedua gOl'akan ini selaras atau apakah pemikiran pasea-modern n1erong-
mesla bersifal tak tel'dnga dan rasiol1al. lmplikasi illi lnembcrikan dUi! dari .
rang proyek teologi dan sains? Apakah usaha menghubungkan toologi
filsaf'at fundamental yang menjadi dasar sains modern. Lih. David C. Lindborg
Ronald L. Numbers, peny., God ond No/uf(!, llisloJ1col Essays on the Encounter dengan ilmu alam adalah kesibukan berpikir modem yang harinya telah
wuen Ohristiof)ily ond Scienco (Burkeley: University of California Press, HmO) berlalu dengan diterbilkmlliya Nature of Docuine' kmya George Lindbeck
Eugene M. Klnaren, Hcligio1l8 Origins of Modern Sciunee: J3e1kj in emo/ion in dan karya··kmya teologi pasea-modern lainnya'?
fcunt}) Centwy 71JOughl (Grand Hnpids: Eermands, "] \)77).
21. Lill. J.1... Hdlbl'Ol1, 'l1w IJiloJ1lnws of 1111 Upright M()ll: Mox Plrwck os S'pOknS/llOJJ
Dslam bab ini saya Shill mompeJajari dua usulan untuk l11enghu-
Gcrlllrlll Scifmco (Br~rkeJ8y: University of Caii/()rnia Pross, lUnG); Erwin bungkan tcologi dan sains .. Usulan perlmna adalah malisme iaiiis Peacocke
Whut is }jjb!, Mind and Muller (Cambridge: Cambridge Univl:rsity Press, 1D45) dan 13mbour,' Usulan kodua adalah sludi komparatif metode sains dan
lVll1x Jammer, HillSlei]) and Hoh~f!,i()n (Princeton: Princetoll Universily Press, 1909).
leologi. Saya berpendapat bahwa realisme krilis adalah doktrin yang
hanya lazim dalam pandangan dunia mod8l'l1. Namun deniikiun, dok-

Menjembat"ani Sains dan Agama 45


trin ini dapat ditinggalkan tanpa menimbulkan kerugian guna innda!;i0 11a,,"u,e Epistemologis
persamaan-persmnaan dalam metoda antara tcologi dan sains, fOlldasionalis, warisan dari Ron6 Descartes, bornsumsi bahwa tu-
sains pasca-modern 101'l1yat3 adalah jembatan yang dibutuhkan unluk mombenarkan klaim-klaiIn pcngetabuan dari disip-
menghubungkan kedua disiplin tersebut. Namun demikian, sebelum 'Clll1 y,mg lain dengan monmnukan keyakinrm pasti yang kepadanya me··
bahas realisIne kritis, kita periu mempelajari pemikiran modern dan

I
,>' " A1a8an yang melatarbelakangi pencarian fondasi in]
usulkan suatu cara untuk membedakan mana yang benar-benar sebagni berikut: dalam upaya 11lcmbcmarkan keyakinan tor1011tu,
modern.

I
'". .'."
.. "."". kOl'akinan pondukung tidak boleh sirkuler atau membcntuk
..... . yang (idak lerbatas. Jadi, rangkaian tersebut pada lilik ler- '
. Apa Itu Pemikiran Modern? t~J1tu harus mencapai suatu keyakinan yang tidak ll1en1erlukan pombe-

Apa yang saya lakukan bukanlah upaya pertama unluk mEmggmnb, nfll'a 11 lebih lanjut - keyakinan itu hams sesuatu yang tidak dapat gagal
,~tuk dipercaya.
kan secat'a singkat ciri-ciri pemikiran modern seperti yang berk"mbal Epistemologi modern banyak bOl'Ul'llSan dengan skeptisisme, dan
di Erapa Bma!. Saya akan memusalkan perhatian di sini pada tesis memHng suclah jelas mengapa harus demikian. Apabila fondasi goyah
sofis dengan berasumsi bahwa filsafal itu sendiri bernsaha l1H'W'"1Dlm .4ta11 bangunan runtuh, maka pengelahuan gagal Inencn1ukan pembe-
pola-pola pemikiran yang berlaku pada zaman kapan pun dan lllll'annya dan skeplisisme akan limbuL Jadi, sk8ptisism8 berkorelasi de-
con/oll dalam disiplin lain seperli teologi dan sains, -rigan fondasionalisme. Kaum skoptis modern dan fondasionalis 1110111i-
Awal periode modern telah dilandai sebagai "peralihan pada }i~ pandangan yang sama tentang p011getahuan dan seorang ll1enjadi
jek", Ini adalah masa ketika epistemologi menjadi pusat filsafat sIseptis sejauh ia menjadi sadar akan kesulitan-kesulilan program fonda-
gantikml kosmologi d811 metafisika, setidaknya sampai kelika filsafat ' siQnalis," Jadi, pemikiran epistemologis modern dapat dipandang jatuh
alih pad a linguistik" (yang masih modern), Ini adalah zaman sk()ptisi pada scbuah sumbu dongan fondasionalism8 optimislik di satu sisi dan
me, reduksionisme, individualisme, dan "pelmian dari olorilas pesimisll1e (skeplisisme) di sisi lain.
nal", Kebenaran ini menunjuk pada tiga tesis filsafat utama yang Bagi Descartes, fondasi pengetahuan adalah intuisi (gagasan yang
dominasi pemikiratl modern, Pertmna adalah fondasionalisme er'istelrl!!\~ jernih dan jeIas) dan cara-cara 111r:unbangun penalman dml1011stratif. Des-
logis - pandangan bahwa peugetahuan hanya dapat dibenmkan deloga'iji cartes harus ditaruh pada sisi optimistik dari sumbu taeli, karena bagi
menemukan keyakinan "fondasional" yang sudah pasti yang di dia, Allah 111enjamin bahwa gag~lsan-gagasan Inewakili clunia nyata.
pengetahuan lain dibangun. Kedua adalah teori bahasa ek"p1'l3Sil-repl David Hurne melanjutkan fondasionalism8 Descmtes totapi beralih ke
sentasional - pandangan bahwa bahasa hams memperoleh makna pengetahuHn indra ("kesan") bagi fonclasi dan mel1yadari bahwa pemi-
mernya dengan merepresentasikan objek atau fakta yang diacnnya. kiran deduklifbukan lagi cara yang cocok untuk membangun jJenal8l'an.
tidak demikian, bahasa hanyalah menyatakan sikap pembicma, Pilm' Perhafian terhadap fondasi pengelahuan berlanjut san1pai pada abad
mikil'811 modern ketiga adalah individualisme - suatu pendekatan ke-2b, yang ditunjukkan dengan jelas, 111isalnya dalam filsafat sains po-
dap elika dan filsafal politik yang melihat individu scbagai lebih sitivistik daIm11 upayanya mellcari faktn yang ticlak dapat diragukan lagi
dmipada masym'akat dan masymakat hanyalall kumpulml individu oP,,,n:H kebenaranllya, yang seharllsnya menjadi clasar pengelahuan ilmiah.

Menjembatani Teologi dan So ins dalam Zaman Pasco-Modern


Menjembatani Sains dan Agama
Teori Bahasa Ekspresif·Representasional e;x;.1.-.,]; urutan objek di dunia nyata. Karena adanya hubungan integral
Pilsafat bahasa modern pada umumnya talah mencari makna bahas a teori bahasa dan pengetahuan, sumbu linguistik dan epistemo-
antara objek-objek dalam dunia yang diacunya. Bahasa dianggap dapat digunakan untuk merumuskan "ruang" dua dimensi tempat
ja dengan manamai objak dan dangen mencerminkan atau me,reIJre"e filauf modern mungkin berada.
tasikan fakta-fakta tenlang objek tersebut. Sayangnya, sajumlah
rupanya ticlak mangacu pada objek - salah satu bidang wacana
Representasionalisme

I cam itll adalah yang berkaitan dengan etika. Jadi, teori makna kedua
:. sanya dilampirkan pada taori representasional. Teor! makna ekspresif
motif berpendapat bahwa wacana etis hanya menyatakan sikap atau
rasaan pembicara. Seperti fondasionalisme dan skeptisisme, kedua
SI<eptiSlsme _ _ _ _ _ _ + _____ Fondaslonalisme
Ekspresivisme
I
makna ini bersifat korelatif, karena penting atau tidaknya teori ek!lpr,es
bervariasi menurut optimisme seseorang mengenai kemampuan
representasional untuk menjelaskan semua wacana yang signifikan. Para penganjur optimistis dari program modern, seperti Descartes
ngan demikian, para filsuf' bahasa modern dapat digambarkan jatuh Wittgenstein, akan terletak pada kuadran sebelah kanan atas. Hume,
da sumbu kedua yang ujungnya berupa penekanan pada rel,re!,ental berpegang pada teori bahasa representasional tetapi melihat seeara
atau ekspresL jelas berbagai kesulitan dengan fondasionalisme, akan masuk da-
Ada kaitan erat antara epistemologi modern dan filsafat bahasa kuadran sebelah kiri atas, Para pakar teori yang mengabdikan diri
dern dalam hal representasi, Bagi Aristoteles, pengetahuan ter'utama 6adla j:len!lenlbangElll teori makna ekspresif tanpa mempertanyakan fon-
diri dari tangkapan intelek atas bentuk-bentuk substansial, sedangkan epistemologis akan jatuh dalam kuadran sebelah kanan bawah'. Re-
tuk-bentuk itu sendiri masuk ke dalam intelek dengan cara yang ···!lk.si-real<:Si· modern terhadap program positif dar! para penulis modern te-
sebagaimana mereks melekst pada objek. Namun, bagi Descartes, lan.meni:alIlbiJ lebih d·ari satu bentuk, tetapi kaum eksistensialis mung-
tahuan diperoleh dengan menggunakan gagasan-gagasan yang hanya yang paling penting dalam hal ini, sehingga mereka seharusnya di-
wakili objek. Perubahan in! membentuk seluruh epistemologi modern t~mpatkan pada kuadran sebelah kiri bawah.
ikutnya yang dalam batas tertentu menyangkut apakah gag:aSElll-!!agiaS&1
(kesan, data indra, dan sebagainya) mewakili dan seberapa akurat
sentasi tersebut. Pada. akhir periode modern, masalah l'epresentasi
Individualisme dan Pandangan Generik terhadap Masyarakat
rat telah diangkat dalam filsafat bahasa. Perhatian utama tidak lagi Makin bertambah pentingnya individu dalam pemikiran Eropa modern
gagasan-gagasan (entitas mental) yang mewakili dunia seeara kurang tidak terlepas dari perubahan-perubahan epistemologis yang dicetuskan
bih akurat, tetapi sekarang pada proposisi atau kalimat. Descartes. Pada Abad Pertengahan, otorilas telah menjadi kategori epis-
Tr(1ctatus l.ogico-Philosophicus' karya Ludwig Wittgenstein temologis utama. Pemikiran dalam periode modern mungkin ditandai se-
kin merupakan paparan yang paling elegan dari teori bahasa re.,re!,enlta'!tt bagai pelarian dari otoritas tradisional (Alkitab, gereja, filsufl serta relo-
sional. Proposisi, katanya, adalah "gambaran" fakta. Kata-kata mEmy·eb1"~~ .kasi otoritas dalam diri individu.' Dengan demikian, otoritas epistemo-
nama objek dan relasi, sementara urutan kata-kata dalam kalimat logis diberikan pada keyakinan fondasional individu, entah itu gagasan-

Menjembatani 5ains dan Agama Menjembatani Tea/ogi dan Sains da/am Zaman Pasca-Modem
scndiri. Di sini kila akan mOl11bahas dua posisi filsafat
gagasan yang jelas clan nyata dalam npislemologi Descartes alaupull
yang punting: holisl11c dalam epistemologi dan teo1'i
ta indra kaum empiris. Demikian pula, otoritas politik didasarkan
seperU yang digunakan dalam filsafat bahasa.
persetujuan individu, semen tara oloritas rnoI'nl dialihkan pada
V.O. Quine pantas menyandang gelar epistemolog pasca~
dak 1'<:181011<11 individu.
Indiviclualisme muncul clnlmn pcmdkiran politik l110dnrn dalmn
f]lllp.dern" karona pcnolakannya seCHl'a eksplisif lerhadap fondasionalism8
luk teori konlrnk sosial pomorintahan, yang ll10ngllkuhkan );[al,!IlLelllggantikanny'a dungan penjeiasan holisLik. Dala111 tulisannya "Two
, of Empiricismc", ia molacak nasib "dogma reduksionis" - pan-I
dan mtegnlas indivldu sebelul1l (alau tcrlopas dari) pcnSeluJl.lan

I
_ untuk lllasuk ke clnlmn masyarakat 1vfasyarakal hanyalah SDKllm]lUl,
indivldu yang dlpcrsatukan untuk dapal salIng Incngunlungkan salu
111a lain, Kiln dapat 1Y1Cmyebulnya sobagai pandangan gcmerik
masyarakat. Marxism8 - yang eli dalamnya ke1as okonomi menggani
.:,]illagilT bahwa sell1ua waeana yang bennakna elapat eliterjemahkan ke da-
. lentnng pongalaman langsung. Bagi Hurne, istilah-istilah yang
senC\iri seh8J'usnya dapat direduksi, sedangkan Wittgenstein ber-
]1lcnerjemahkan pernyataan seeara keseluruhan. Quinelah yang
bahwa bahkan pernyataan (statement). p~n lnasih merupa-
l~an indiviclu sebagai unit pokok interaksi 80sial - adnlah reaksi yang
unil yang lerlalu ko,il unluk dapal di1'8dllksi unluk menggambal'-
hng 1erkenal terhadap individualisme POllcorahan. Namun CIt!· ULLKlar
pengalal11Hn; agaknya, seluruh struktur pengetahuan kil£1' "111ongh£1-
walauIJun l11mnborikan nilai yang lebih tinggi kepada kelas daripada
dELP) pEm~:alllHLl1 pengalaman".
pada individu, 1vlarx 111(-::nganggap bonar pandangan modern .
Totalitas dad apa yang disebut pengetahuan atau keyakinan kita -
1entang hubungan individu dengan masyarakat. Jadi,
,h~Ti ,hal-hal sederhana yang menyangkut ilnlu bUl11i dan sejarah sampai
bOl'korelosi dongan inclividualism8 dan kita mendapati bah\,va ia
p"rlahukum-hukuIll terdalam fisika atau bahkan dari matematika mur-
pati tempa1 yang sama dengan kaum individualis, yang dapa1 kitn
~J:dan logika - merllpakan buatan manusia yang menyentuh pengalmn-
sobagai sumbu kotiga dari modernitas.
fl'!rhanya eli scpanjang tepinya saja. Atau untuk mengubah gan1baran
Dengan clemikian, kita 111clihal tiga pandangan mosofis yang
t~'l:sebut, kcseluruhan sains adalah ibarat modan kekuatan yang kondisi
bagi pemikiran modern, masing-masing memberi ruang bagi perb,mbaLl!
an sebagai sumbu - posisi lawan posisi landingan - dan ba11\lva
,Hada bagian tepinya adalah pengalall1an. Konf1ik dongan pongalall1an eli
IHlgian pinggir ada kalanya membutuhkan ponyesuaian ulang di bagian
sumbu tnrsebut dapat 1erkait satu sarna lain secara berarti dalam
dalam medan, lelapi koscluruhan m8dan sangat kurang ditenlukan oleh
muskan ruallg tiga dimellsi t8111pat paTa pemikir modern mungkin beracla . irN
kondisi pad a bagian t8pinya, yailu pengalaman, sehingga terdapat ba-
pyak kebebasan untuk mcmilih 'pernyalaan mana yang perlu dievaluasi
Pemikiran Pasca-Modern yang Muncul ulang berdasarkan seliap pengalaman tunggal apa pun yang bertentang-
Saya lnengusulkan agar kita merul11uskan pasca-moelerll sebagai all',' Tida.k ada pengalaman tertentu. yang berkaitan dengan pernyataan
berpikir mana pun yang monyimpang dari dua atau lebih dari khusus tertcntu di bagian dalam medan, kecuali seeal'a tidak langsung
sumbu yang digambarkan di alas. Beborapa filsuf dan leolog lelah melalui pertimbangan-pertimbangan keseimbul1gan yang men1pcngm'uhi
anjak n1elmvati pemikiran I1:-odern dalam satu bidang tetapi lidak U"llalJJ" medan socara keselul'uhan. 7 Perllbahan-perubahan tertcntu yang dihuat
bidang yang lain. Namun clemikian, ada hubungan eli antara posisi dalam menghadapi "pengalall1an yang suka 111elm>\Tan" akan ditentukan
melampaui asmnsi modern, sama seperti yang ada eli antara sumbu:·~:

Menjembatani Teologi dan Sains dalam Zomon Posca-Modern


Menjembotoni Soins dan Aqamo
oleh pertimbangan-pertimbangan pragmatis, seperti kOIGSElrvfltisrnRi, Pasca-Modern
kesederhanaan. KB,ILlI''''O
yang menulis pada akilir tahun 1930 dan 1940-an
Dalam filsafat sains, perubahan dari fondasionalisme ke
lebih bertahap. Celah pertama dalam fondasi positivis muncul
iWitt~:en:5tejnl'1asilkan benar-benar sebuah revolusi dalam filsafat
,meng . . bb
10gik del' jol'schinrt Karl Popper, ketika ia menyatakan bahwa 'adaIab fI'lsuf yang teristimewa menarlk untuk tUJuan .
a

I
yang menjadi dasar sains bukanlah sesuatu yang pasti, tetapi
dipertanyakan apabila mereka tidak sesuai dengan teori yang
terima. Popper menggantikan metafora fondasi dengan mEmgibaratl
nya sebagai tumpukan yang didorong masuk ke dalam rawa.
tulisan-tulisannya yang terdahulu dan yang kemudlan rna-
, b 'kan contoh filsafat bahasa pasca-modern. Dalam
mem en
yang k
emudian Philosophical Investigations," ia tidak menya-
. kk
teori bahasa yang baru, tetapi berupaya menunJu an se-
I
an-pernyataan faktual untuk sementara diterima, tetapi apabila bahasa ilu dan bagaimana Cara kerjanya. Di sini, ia memusat-
nyakan maka perlu diuji kebenarannya - berarti didorong lebih . da penggunaan bahasa dan pada bag81mana bahasa mem-
lagi. Komunitas ilmiah memutuskan fakta-fakta mana y811g UltU!llllap surnb,Pmagan pada seluruh kehidupan. Bahasa-bahasa adalah "ben-
pat dipercaya (solid); jadi, unsur konvensionalisme memasuki sains, kehidupan". Mempelajari bahasa adalah meneliti "p~rmai~­
kan pada arasnya yang paling dasar. yang di dalamnya para penutur ikut mengambll baglan. T,-
Mungkin Thomas Kuhn adalah filsuf yang paling luas dibaca satu cara pun yang di dalamnya bahasa berhubungan dengan
wasa ini. Ia secara lebih radikal mendukung pandangan tentang tidak ada penjelasan apa pun tentang kondisi kebermaknaan
. an kecuali menyatakan bahwa makna akan ditemukan da-
yang tergantung pada teori dan fakta yang tergantung pada masvara ~, . bah
dengan mengkiaim bahwa arti yang sebenarnya dari istilah-istilah ~Elnll!lUnla81ID)ra. Dengan demiki811, ia mempertanyakan asU,msl -
lam sebuah pernyataan faktual adalah fungsi dari asumsi teoritis. propol,isi, penegasan suatu fakta, adalah paradigma bagi semua ba-
dangan Kuhn bersifat holistik dalam hal bahwa sebuah paradigma . deng8llllya ia mempert811yakan seluruh teori representasi y811g
rima atau ditolak secara keseluruhan. Masyarakat ilmiah membuat
putusan semacrun itu atas dasar "maksim", seperti keharnsan untuk "'VI'itli;ensteiin memberik811 sumb811g811 kedua pada filsafat pasca-mo-
cari kesederhanaan dan kesesuaian empirik.' Jadi, di sini kita dengan menunjukkan bahwa tidak ada bahasa yang hanya menya-
versi filsafat sains dalam pandangan Quine tentang pengetahuan sensasi pribadi semata-mata. Para teoritisi yang lebih awal telah
gai sebuah tenunan yang di dalanmya perubahan-perubahan dibuat Il1lemba]langkfm bahwa masing-masing penutur "melihat ke dalam" un-
dasarkan pertimbangan pragmatis. Perbedaan utama antara Kuhn menangkap sensasi - keadaan biru atau rasa sakit - kemudian me-
Quine adalah minat Kuhn pada revolusi, yaitu episode ketika nalnai'nya "biru" atau "rasa sakit" untuk dapat menyampaikannya kepa-
bagian besar dari tenunan dirobek sekaligus dan diganti dengan orang lain. Witlgenstein berpendapat bahwa bahasa yang dipahami
paradigma ilmiah yang baru. cienl,an model ini mustahil, karena memahami sesuatu mengharnskan
seseorang mampu mengenalinya lagi saat objek tersebut muncul kem-
bali. Tetapi apabila objek tersebut sruna sekali bersifat pribadi, tidak akar;
ada kriteria bagi kesrunaan - tidak ada cara untuk membedakannya darl
sesuatu' yang hanya tampak sarna. Maka bahasa harns bersifat umu~
sejak awalnya atau kalau tidak demikian ia bukan bahasa sarna sekal!.

Menjembatani Sains dan Agama Menjembatani Tea/ogi dan Sains do/am Zaman Pasco-Modern
Bel'kat ClJ'gUl11C-3ll VVittgenstein, penjelasan modern tentang bahasa
gai penamaan alau pengungknpan gagasan juga sudah dilolak. dan ilmiah alas realitas. Mernkn 'mengklaim balnva baik leologi
. ,,,LiglUo
ii\~t,ptlln sains monghasilkan pandangan yang b(:.ll'sifat pOl'sio] dan {en~
fenwng apa yang ada - at au dongan kala lain, bagi bahnsa teOl'itis
Kesatuan yang Muncul dalam Pemikiran Pasca-Modern ',,'n01 mHUpun sains, lerdapat kesesuaian dengan (-mlitas yang kl.lrang
l{ual1g tidak menmngkjnknn dilakukrmnya pcnjajakan terhadap elika dengan ontitas yang digambarkan 01eh leori-teori,
,1,',0'"", kaum realis kritis telah memancing perdebatan hangat dan ko-
ton-I
I
en-modern. J1 Nnmun del11ikian, pandangan non-individualis alau
, baga~' ata~ kOl11Unil~s dibentuk l11enjadi epistel11ologi .holistik dan dalam kadar t81'tontu. Saya percaya bahwa pemahaman
hmnall pdsca-l11odmn tentang bahasa. Penllkiran 1110dern berasumsi pomiki.nm modern dan pasca-lllodern yang dikemb.angkan eli sini
wa setiap indiviclu (asolkan memlliki perlengkapan sensoris dan l110rrlungkjnkan diagnosis dari kebingungan tersehuL Kita akan
~oktual dasar) memiliki kompetensi yang sama dengan indiviclu yang nielihat ha}wva npa yang dikatakan kedua 1101ah pihak tidak dapat saling
In untuk membenluk keyakinan yang dapat cIibnnarkan dan g'efleD1U, karena penganjur realisme kritis menggllnaRan kategori-kate-
dahun bahasa yang bersangkutan. Pel1getahunn dan bahasa mas~lm'ak; g~ii episl.el1lo]ogis, seclangkan pihak lml\lan menggunakan kalegori-kate-
hanyalah kumpulan dari yang dimiliki individu. Namun dcmikian gOti pasca-modern. Diagnosis ini Udak Bkan menyeJesaiknn mHsa]ah, ka-
lam pemikiran pasea-modern, masyarakat ilu sencliri l11emainkan ' rona tidnk ada pengadilan yang dapat kila mintai bantuan untuk meme-
yang amat penting. Komul1itas ilmuwanlah yang mcnentukan hal1gkan pemikiran pasc(-Hllodern lerhadap pemikiran modern. NamiJll
fakta-fakta yang menyimpang perlu clitanggapi secara serius. KCIl11l111uta dr,nlikian, asosiasi antara realisme krilis dan pomikiran modern meng-
itu hm-us 1118nentukan di mana perubahan-perubahan perlu dibuat .1Iflf'lls),an kitn untuk berhati-hati. Perubahan-perubahan konseptuaI, be-
lam jaringan k8J~akinan Quine. Kebiasaan, permainan bahasa, yang "H,y,liTTITlLli' jarang (kalau pun )lcrnah) berbalik lagi. Oloh karena itl!,
dalanu1ya orang lkut menga_mbil bagian moudahului ujaran individu J,jirngikin sehaiknya 111enggunakan basis pasca-modern bagi dialog anta-
llwnentukan apa yang boleh dan Udak bolch dikatakan. Seem'a j'aE;iliI1S dan agama agar leila Udale mombangun 1'umah di alas pasir.
bahasa dan pencarian pengetahuan aclalah pr(1J,.,~tekMpraktek yang Istilah "realisme kritis" memiliki sejarah yang lebih panjang di IusI'
tung pada iraciisi _. keduanya adalah prestasi kOl11unal. Jadi, l11(lJe]paE:kal sains, lntapi di sini islilah lnrsebut adalah pengganti ronliSIlle yang
did baik dari sumbu cpistemologis l118UpUn dari linguistik luodern dengan penjelasan kaum instrumentalis tentang teori-
nuntut pemisahan dari sU1nbu individualis juga.12 -te-6ri ilmiah. Pandangan lebih awal, sekarang disehut realisme naif, ber-
ariggapan bnl1\I\la h~ori-teori ilmjah bukan sekadar alat untuk l11enghitung,
tetapi lebih merupakan gal11baran harfiah tentang aspek-aspek yang ti-
Pendekatan Realis Kritis terhadap Upaya Menghubungkan
dak teral11aU dari dunia nynta. Realisme naif pada llmumnya dipandsng
gi dan Sains
s-ebagai leori yang Udak dapat dipertahankan lagi dewasa ini khususnya
Healisme kritis adalah leori filsafat lentang status ontologis dari dati sudut ponnkanan Kuhn dan ,filsuf sains lain pada sifal 80111onta1'a
yang ditunjuk oleh istilah-istilah ((-mritis dalaIl1 sains. Realisn1e dari perumusan tool'i-to01'i ilmiah dan pada kenyataan bahwa klairn yang
tdah digunakan A.R Peacocke dan Jan Barbour akhi1'-akhil' jlli se·balgail ;k;u~--,at aeap kali dapat diajukan bagi m<1sing-masing dari dua penjelasan
alat untuk mnnunjukkan sifat sebanding dan selaras dari atau lebih yang saling bertentangan.

Menjembatani 5ains dan Agama


Menjembatani Teo{ogi dan Soins dalam Zaman Pasco-Modern
Berdasarkan sebagian pada pandangan (pasca-modern) Thomas it'dliP'lgang, Jadi, Bloor menyarankan agar penggunaan sebenarnya
tentang sains, "program kuat" dalam sosiologi sains telah dik:elTlbangl "kebenal'an" saja yang diperhatikan dan bukannya merujuk
oleh David Bloor, Barry Barnes, dan pakal' lainnya,13 yang H'"'HUH! kesesuaian yang lama tentang kebenal'an,
bahwa kurangnya dukungan pengalaman atas teori membuka ruang "ASPOl' yang membingungkan alau menimbulkan teka-laki dari per-

I
gi penjelasan kausal (sosiologis) tentang sains yang benar, atau , kriti8 adalah kenyataan bahwa kaum raalis kritis meneri-
ma, dan juga tentang teorHeori yang salah, Mereka memandang ZketWfltaflll yang sama tentang sains seperti yang ditel'ima para 80sio-

I
produk sains sebagai konstruksi sosial. Kaum realis kritis seperti dukungan data pada teori, sifat data yang sarat leori;
. memandang posisi mereka sendiri sebagai terletak di tengah-tengah ~l'Illpaknya pada persepsi tentang keyakinan sebelumnya; pengaruhnya
tara realisme naif dan apa yang mereka pandang sebagai psnjelasan ,f~11"pemb811tu,l<an teori tentang prinsip-prinsip ideal dari tatallan alam
siologis relativis dan irasionalis murni. ;{lilJl,(jarl' asumsi-asumsi tidak tertulis yang tertanam dalam paradigma;
Saya di atas menyobutkan ten tang kebingungan yang timbul atill.!ll8J1 dalam kerangka konseptual dari satu era ke ,J3ra yang lain, Pa-
pordebatan tentang realisme kritis dan mengklaim bahwa 8umbernya [';sclsioJog terus menunjukkan melalui contoh-contoh historis manfaat
pat ditomukan dongan memperhatikan saling pengaruh antara <tor-fal'tor 80siologis untuk menjelaskan keputusall-keputusan yang
an-perkiraan modern dan pasca-modern, Para 80siolog sains jelas d{llJ)lb1il para ilmuwan dalam ruang lingkup yang diizinkan dalam ba-
ja dengan konsep pengetahuan pasca-modern, Sosuai dengan "Dua rasional, Kaul11 realis kritis menolak gagasan ini dan men88am-
Quina, Bloor memandang semua pengatahuan sebagai ditsntukan sosiolog telah "menjadi penghalang yang kuat bagi perjalan-
"kondisi batas" pengalaman dan keyakinan sebelumnya (yang d:'iseb1arkJ menuju realitas,"14
secara sosial), Sebenarnya gambaran Bloor dan Quine tentang killll)',e:rntllll',m bahwa posisi realis kritis adalah modern, hanya modem
huan dapat bermanfaat apabila digabungkan, Bersamaan dsngan ,~!l,lluJ,an pasca-modern, Ini ditenlukan oleh metafora pengetahuan se-
ria pragmatis yang disebutkan Quine (konservatisme dan keliederrlan, 18@,gallobaran atau representasi realitas, Namun demikian, berbeda dari
an), penelitian Bloor menunjukkan dampak kekuatan-kekuatan naif, realisme kritis tidak menempati posisi fondasionalis eks-
gis pada keputusan-keputusan yang dibuat para ilmuwan saat ,,~,''''''l'"-'- sUl11bu epistemologis, tetapi agaknya sedikit bergerak ke arah
mengatur kembali jaringan keyakinan mereka, s~~ptisisme sebagai respons terhadap penjelasan sejarawan dan sosiolog
Bloor selanjutnya berbicara tentang keyakinan yang benar dan N!ll~\arlg kurang kuatnya dan sifat yang berubah-ubah dari pengetahuan
salah. dengan mencatat bahwa pemahaman kita sehari-hari tentang ?lli)liah, Del11ikian pula, kaum realis kritis telah mundur dari posisi re-
benaran berdasarkan pada kesesuaian (correspondence), Namun p!~selnt8Isional ekstrem pada sumbu linguistik; mereka menyorot! sifat
kian, ia mencatat, ini adalah gagasan yang kabul', karena tak lllal:afOl:is dari bahasa ilmiah; mereka melihat model-model ilmiah bu-
pun mampu menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan >.Kltll13eDllgal' gambaran harfiah dari realitas, tetapi sebagai representasi
cerminkan" atau IIcocok" atau "sesuai" atau, dalam hal ini, "duma", S(lba!lian dan sementara dari apa yang ada,
sejumlah akses langsung untuk mencapai aspek-aspek tersembunyi Di lain pihak, para penganjur program yang kuat sama sekali telah
realitas yang dengannya teod-teori kita seharusnya memiliki ke,ses,uai JjJe:oolllk pandangan representesional modern tentang pengetahuan, Pem-
an, tidak ada lagi yang dapat dikatakan tentang kebenaran suatu teori "p!lhasan mulai kaeau ketika kaum realis kritis menafsirkan posisi para
lain menunjukkan alasan untuk membenarkan mengapa teod ~(lsio'log berdasarkan sumbu modern mereka sendiri - karena para so-

Menjembatani Sains dan Agama Menjembatani Tea/ogi dan Sains d%~~m Zaman Pasca-Modern
siolog Udale memilild pandallgnn i'ondasionalis-repl'cscntasional !"j"nalltul)Ullglcan Sains dan Agama dalam Zaman Pasca-Modern
pengetahuan dan bahasa, I11oJ'oka menempalkan para sosiolog pad a
menjadi lazim dalam zaman modern unluk 111en1pertnnyakan kla-
dran okspresif-skeptis dalaJn rU<1ng kon.septual modern, Misalnya,
~rleoJogJ untuk 111emberikan pengolnhu<ln tentang malitas yang berada
mencalat ball'i1va penjelasan naluralistile dari teorHeori ilmiah barus
subjek keagaJnaan, Bagaimanapun, seporti ditunjukkan sosiolog
pnt diterapkan pad a tcori-leori dalum sosiologi pengetahuan ilmiah
kalau Udak elornikian, teori-leori itu scndiri akan menjadi eoutoh )1M'ill'tin Rodwick:
molawan tosi5nya seneliri. Menanggapi aeuan terhadap diri senciu'i '

I
.. Peacocke berpendapat bahwa, kasus ini adalah .lbarat orang m'3nlsg"rg,
dahan tempat ia duduk sendll'l. Apa yang bagl Bloor merupakan
bahwa pendekatannya dapat diterapkan secara universal, bagi l'e"cod
Inerupakan ken1unduran menjacli sesuatu yang tidak masuk aka1.
'program yang kuat, oleh nksiomanya sendiri, menuntllt kit8. untuk bcrbic.a-I
fa bukan tentang "keyakinal1 relighls" tetapi tent<mg "pcngetahucm religi- .
us" secara Hdnk m8mihak dengan "pengetalman ilmiah", segera setelnh
khlim terlentll tentang pengaruh Allah a1m] dewa-dewn menjadi dimiliki
bersarna seeara kolektif oleh snatu kelompok sosial, kal'cna tentu saja me-
bel' kekaeauan kedua yang ada kaitannya adalah klaiIn bahwa Teka nda dalmn setiap tradisi keagamaall yang sebenarnya. 15
IG'itis adalah posisi tengah antara realisme naif dan posisi s08iolog,
gaimanapun, Hdak rnungkin terdapat: Utile tongah eli antal'a posisi Dongan kata lain, bagi budaya mana pun yang eli dalamnya terda-
Udale terletak eli ruang yang sam3, kesepakatan dalam karlar yang memadai sehingga pengalan1an yang
Jadi, bagain1ana halnya dengan hubungan antara to010gi dan ' bersama n1elnbutuhkan gambaran atan penafsiran dad sudut
Saya mcnunjukkan eli alas bahwa fungsi yang dijalankan realisme maka galnbaran atau ponafsiran itu Inen1iliki klaim untuk diper~
bagi Peacocke clan Barbour adalah menyecliakan dasar untuk m'3n(3g~ sebagai pengetahuan. Menggunakan perumpamaan Quine la-
kan bal1\l\ra pandangan ilmiah dan religitls t011tang kel1yataan aelalah kawasan dalam jaringan koyakinan suatu buelaya yang 111eng-
banding dan sesuai. Apakah ada sesuatu dasar lain, yang selaras konscp Allah harus dikenai hanya jenis p81llbatas yang sam a
pemikiran pasen-modern, yang diatnsnya clapat berlangsung dialog yang dikenakan pada teori~teori ilmiah yang m8111bentuk bagian-
tara sains dan agama sebagai dlla pihak yang sedornjat? Saya lain dari jaringan tersebut. I!
ada, dan benih-benih pencleleatan baru ini sudah dapat dit8111Ukan
lam karya-karya kaum realis krilis. Baik Peacocke maupun Barbour
nyetujui pendapat tentang adanya kesmnaan dalam metode anlara
Saya telah.menyatakan eli bagian lain bahwa teori InU'e Lakatos lon-
tal1gmclode ilmiah l11el11berikan pcrbaikan yang berharga dalal11 episte-
IJlologi pasea-modern, yang dapat diterapkan pada teologi seperti hal-
I
i
dan teologi. Sebenarnya, kesamaan metodologis dengan sains adalah nya pada sains. 10 Ia mempertimbangkan kawasan terbatas dalan1 jaring-
sar yang n10111ang digunakan unlllk mendukung pandangan realis 'an'cjlmiah - "program-program penelitian" yang terdiri dari teod "inti"
tentang pcngetahuan religius. Dalal11 bagian berikut, saya akan abstrak clan "sabuk" hipotcsis ]lombantu yang mengelilinginya - teori-
ulas pandangan pasca-modern tentang hllbllngan antara toologi dan sains,iii!teori pacla aras yang lebih rendah yang menghubul1gkan teori inti de-
l~gan data-datanya "pada bagial1 pil1ggir", Ia berpendapat bahwa kriteria
penting ulltuk menilai moclifikasi tcorilis'adalah larangan terhadap po-
ngcmballgan loori ad hoc, yakni ]lcrubahan-perubahan teoritis yang se-
~adar mel'upakan alat untuk menyelaraskan sistem dcmgan fakta-fakta

Menjembatani Sains dan Agama Menjembatani Teologi dan 50 ins datam Zaman Pasca-Modern
yang iidak lazim, tetapi tidak menambah pengetahuan kita. Ia keI11uciial1 berbicara tentang iSH hulmngan antara teologi dan
kan, larangan terhadap pengembangan teari ad hoc dengan mIJn!(h. l11cnunjukkan bahwa p81nbodaan antara kerangka Inadarn
'"ell"'U' yang saya buat berfungsi untuk mcndiagnosis kebi-
kan bahwa modifikasi tcoritis dalam menghadapi sesuatu yang
zim juga momungkinkan prediksi fakta baru tertentu, Dengan limbed dalal11 perdebatan tentang realismo kritis dan se-
AU Y"'-D
pol'llbahan-pel'llbahan konseptual dalam sistem dapat dievaluasi 111011guI85 seeara garis bosar pendekatan pasea-modern alter-
• . ' HI
dasar sumbangan mereka pada pertumbuhan pengetahuanY :ter)1aE1alJ ISU 1111.

I
Para teolog pasca-modern seperti Lindbeck dan Ronald

I
~ mengklaim bahwa fakta-fakta yang berhubungan dengan bahasa
maan adalah praktek-praktek komunitas keagamaan - ibadahnya,
dupan moralnya, bentuk-bentuk ajarallllya, dan sebagainya, Mereka
sikeras bahwa keyakinan toologis ditentukan oleh tuntu!an adanya Lindbeck, Nature of Dodn'no (Philadelphia: ,Westminster Press,
sistensi antara yang satu dengan yang lain dan dengan pn,ktek'Pri,k
komunal ini (dan metodologi Lakatos membuat kita perlu mEmamb Pe<lCocke, Intimation,; of Bcali(v (Notre Dmne: University of Notre
kan di sini kobutuhan untuk perlul11buhan empiris), Nal11un demiik;, Dame Press, 1984) di.Ul Ian G. Barbour, My/A,>, Models and Paradigms (New
gambaran Quine tentang pengetahuan menyiratkan bahwa peluik:ir. I-Iarper and Row, 1974).
teologis juga hal'lls dibatasi oleh tuntutan-luntutan akan adanya
tensi dengan keyakinan-keyakinan dalam kawasan-kawasan sekitar
keseluruhan jaringan pengetahuan, Jadi, relasi antara teologi dan sains
Lud\lvig \I\!iltgenstein, Tracla/us Logico-Philosophiclls (London: Routledge
bangun dalam epistemologi modern,
& Kegan Paul, 1922).

MisalnYil, GL. Stevenson, Ethics and J...l1nguage (New Haven: Yale Univer~
Kesimpulan sHy Press, 1944)
Dalam bab ini saya telah menyarankan suatu cara untuk ml,m.bedaka Lih, Jeffrey Stout, The Flight from AutllOn'iy (Notre Dame: University of
antara pemikil'ml modem dml pasca-modern, Saya mengusulkan agar Notre Dame Press, 1981).
mikiran modern dipandang menempati ruang liga dimensi yang terbeti~.
7, Willard V.O. Quine, "Two Dogmas of Empiricism", Philosophical Review
tuk oleh persimpangan tiga sumbu konseptual dan merumuskan
40 (1951): 20·43,
kiran pasca-modern secara abstrak sebagai sesuatu yang berbeda
ruang ini. Secara konkret, saya menyal'ankan agar holisme dalam 8. Karl Popper, Logik del' 'F'orsclHIllf!, (Vienna, 1935).
!emologi dan filsafat sains, serta makna seperti yang digunakan 9. Thomas Kuhn, 1710 Slmclura of Scientific Revolutions, eet. ke~2 (Chicago:
filsafat sains beserta pandangan-pandangan yang timbul darinya tentan,gS' University of Chicago Press, 1970).
priori!as masyarakat, akan memberikan kerangka konseptual bagi peIlgem'0'
10. Diterbitkan s(~tl~lah wafat: Ludwig Wittgenstein, Philosophical lnvestigati~
bmlgan pemikiran pasca-modern,
ons (Oxford University Press, 1953).

Menjembatani Sains dan Agama Menjembatani Teo[ogi dan Sains da[am Zaman Pasco-Modern
"J 1. AJasdair Maclniyre, Ajior Virtue (Noire Dame: Universiiy of NOire
Press, 1981) lllllngkin conioh terbaik di sini.

12. Versi-versi y<lng jnbih il\val dari b'lgian-baginn lerd<lhulu mlll1cul


Pho.'-'-: 71woiogimJ ReflccUol1S (Pentecost, 19H7) dml dicetak ulang di
d{mg;m izin.

tilL kllllsllsnYil DilVid Bloor, I<.'nowiedf4t: utld 80ciuJ ImugOl)'

I 14.

15.
Routledge & Kegiln P;wl, ID76) dan Barry Bnrnes, Interest ond the
oj /(nOl-vhHigc (London: ROlltledg(-) & K(-)gnl1 Paul, 1D77).
PF~acocke, Inl.imot.ioJ]s, 20.

Martin H.udwlck, "Senses of the Natural \t\101'ld and Senses of God:


ther Look ill tlw Historical Relnliol1 of Science and Eeligion", dIm.
Peacocke, peny., 'flu; Sciences und l1wology in Ihe 'Ill'ont.iefh
(Notre Dmne: TIle University of Noire Dame Press, "HlHl), 253.

16. Nancey rVfurphy, 'JlwoiogV in tho Age oj SciOl1lJjlc HO(lsoninfj (Ithaca,


Cornell, HmO). ..
«

17. Lih. Illiisan Lakatos "Falsificalion and tlw Methodology of Scientific


sem'Cll Programmes", (Um. Illlkllnya Philosophical POjJo]'s, vol. 1. (C:anllll'id
Cnmbridge University Press, 1978), 8 -'-1.01.

18. l~on<lld Tbiemann, Rovelation and 17100lo/{v (Notre Dame:


Nolre,Dame Press, 1985).

19. Saya ingin mcnynmpaibn penghilrgaan kepada suami saya, James


McClenriol1, JR., Profesor Teologi eli Church Divinity School of the
alas banyak perbincangan yang bermanfaat tentang cara berpikir
dill1IJ<lSCa-modem.

Menjembatani Sa ins dan Agama


Hukum Alam
dan Tindakan
1 Ilahi
Robert John Russell dan Kirk Wegter-McNelly

Seperti.· digambarkan dalarn bab "Sains dan Teologi: Interaksi Timbal-


penyangga struktural bagi jembatan yang sedang dibangun anta-
r~.:$ams dan teologi dalarn beberapa dasawarsa terakhir ini terutama ter-
kmya yang dihasilkan dalam bidang metodologi. Karya ini di-
:••••~})\rlgkin':an sebagian besar oleh gerakan-gerakan utama dalam disiplin
s.f,~u!er dilli filsafat sains dan filsafat agama. Bagaimanapun, arus lalu
yang makin meningkat yang telah ditopang oleh jernbatan rneto-
. tersebut telah digerakkan oleh teOli-teori baru dalam ilnm alam
pergeseran yang kompleks dalam teologi. Interaksi yang timbul dari
tec»'l-teu'i!' dan pergeseran ini telah memberikan isi yang substantif dari
antar-disiplin sains dan teologi.
Bab ini mengulas perubahan-perubaban ini dalam ilmu alam dan
perubahan-perubahan yang menyertainya dalam bidang teologi. Bab ini
t~rbagi dalam bagian-bagian tentang Allah dan alam, penciptaan dan kos-
mologi, penciptaan dan evolusi, penebusan, evolusi dan kosmologi, dan
serta eskatologi. Bab ini akan rnemusatkan perhatian terutama pada isu-
isu teoritis, mosofis, dan fondasional. Walaupun mengakui relevansinya
dalam bidang tersebut, bab ini tidak difokuskan pada masalah-rnasalah
elis atau spiritual. Di sini, seperti dalam bab pertama bagian pertama,
istilah "toologi" mengaeu pada refleksi intelektual tentang tradisi keaga-
maan, sel11Cl1tara istilah "pengetahuan" pada ilmu alam, terutmna fisika,

65
kos~nologi, b~ologi(deng.an penekanan pada biologi Gvolusiollor serta
dfin mombnntuk kembnJi cara kita mmnandang hubungan Allah
nelIka), dan llmu syaraJ. Akhirnya, perlu diealal bahwa bab ini
satkan perhatian terutmna pada interaksi antara toorHeori barn
mu alam serta berbagai porgeseran dalarn teori Kristen, ketika
bahan dalam bidang tarsobut telah dikembangkan san1pai 80karang.'1
bes(lr tnolog bckcrja dungal1 pandangan tenlang \,vak1u yang

I
.
Allah dan Alam

Keragaman pandangan dalam leologi konlel11pOfer lonlang hubungan


tara Allah dan alnm tercermin da1mn IJ8l11bahasan sehuna Olupal
dad pengalaman kitn sehari-hari sabagai manusia dan sering di-
'sebagai ''1vrll(tu yang ll1cngalir". Monurut pandangan ini, 'waktu se-I
hanva berlangsung sejenak. Apa yang duln menjadi "sokarang" .
sudah ;ncnjadi bagian masa lalu, semontara momeh banl clatang dari
\I\rarsa lerakhir telltang toologi dan sains. Keragaman ini lnulai dari depan dan mongambil tOl11pat. Judi, 111asa dopm~ berpotensi tolnpi
log yang bekerja dalam katogori teologi lradisional sampai ke teolog benar..bonar nyata, waktu sekarang 1110mang bCJ1(lr-benar nyata, clan
mellokankan baik yang S0l11entara maupun yang kekal dalam diri lampau itu nyala totapi tidak dapnt dijangkau. BagaiInana pan-
IJeberapa l11enunjuk kepada Allah sebagai mengosongkan diri 'i(jilng'1l1 tcntal1g waktu ini b8l'kaitan clcngan konsop kekekalan Allah?
kasih .kenOtis, sedangkan yang lain memperhatikan dmnpak sains lXIJU'_O" b(lJlyak tnolog kontempqrer memandnng kekeknlan ilahj se-
tooIogl pacta masyarakat dan lingkungan. Banyak cendekiawan lsbih bersifnt temporal kelimbang pengalaman kita tenlang
patknn kategori filsafal lI'adisional, apabila dimodifikasi seema lepat, Kokokalan adalah keseluruhan vmktu tanpa makn3 masa lalu se~
membantu bagl percakapan dengan sains. Para toolog yang ll1ulai . yang hilang atau masa yang akan datang hanya sebagai kemung-
ngan Allah sebagai Trinitas mengambil kategori seperti masa depan ",c,' ",CY yang mcnanciai "aliran" waktu bagi kita. Untuk melakukan hal itu,
pengharapan sobagai kunci interaksi dengan sains. Beberapa c811dE)ki"Wa menolak dua gagasan yang lebih sedorhana dad kekekalan: ko-
menantang kaum atois, soperli Hichard Dawkins ahm Steven WElinhor ;If&k,alaill scbagai "saat sekarang" lanpa batas wahu yang eli dalamnya se-
yang ingin 1:1Emgg unakan sains sobagai senjata untuk 1110nyorang 11101110n dalmu waktu mclebur dalam satu mom on tunggal dan ko-
atau cendekImvan scparti Carl Sagan, yang berupaya m8Inbangun snbagai waktu yang mcngalir tanpa batas yang mirip ciengan
ma banI "herbasis sains". Bcberapa momporkenalkan isu-isH ihniah kiln, hanya saja lebih banynk lagi. Sebagai ganlinya, Allah adalah
sus ke dalarn teologi konslIuklif dengan rnonggunakan sains sebagai ,s:Bluber
scgaln \vaktu dan Allah mcngalmni dlll1ia dalam \vaktu. ,Bagi para
bel' bag! motafora-n10tafora baru dalam teologi, misalnya motafora }e'plog yang mengambil dari kopBrcayaan Kristen pada Allah Tritunggal
wa dunia adalah tubuh Allah. Kaum c8ndekiawan yang lain lagi 'S~bagai sumiJei' pandangan 111crcka tentang hubungan Allah dengan wak-
perkenalkan teori-teori ilmiah tertenlu ke dalam diskusi teologis, lu, Allah sebagni yang kekal adalah sumber "supra-lemporal" dari 18m-
mekamka kuantul11, teori kaos, ovo]usi, atau ekologi. poralilas dunia. lni berarli bahwa kekekalan Allah bersifat lemporal tan-
Dengan luasnya keragaman litoratur yang membahas isu tentang i)~, batas, lanpa "vaktu yang hilang alau hdak tenvlljudkan. Kekokalan
bungan Allah dengan alam, fokus yang lebih sempit pad a dua isu UteIIna;,. ada1ah sebelul11, eli atas, dan sote1ah "vaklu cIalal11 almn somcsta. Koke-
akan 1110nggambarkan 'cam halus yang dengannya sains abad ke~20 '~aI;m mencakup seluruh waktu bahkan jikalau alal11 semesta sudah tua
tqnpa batas dan berlanjut untuk salamanya. Allah eli sini dipandang so-

Menjembatani Sains dan Agama


Hukum A/am dan Tindakan flaM
bagai lnasa dopan oskatologis dad alam scmestu, tujuan masa
tang yang akan dicapai alum semcsta. waktn adalah ilusi. Sebagai ganlinya, mercka mengusulkan
disebut penafsiran "alam semesta blok" dari relativitas khusus.
Pilra 10010g yang mengacu pad a filsafat proses Alfred North
hoad sobagai sumuer pandangan mereka berpendapat bahwa Allah pend. ( ini , semua I)eristiwa dalam waktu adalah sama~saw
'fSI'I"111 .
saI1la~ Sama
(. "sekarang" , entah kila memandangnya sebaga! masa
nJmni dunia pada setiap saat dan dongan cara ini mengmnbil bagian

I
lam imnporalitns dunia. Para too log natural 1ngg1'is nlenekankan sekarang, alau yang akan dalang, Teolog Charles Harlsborne

I Allah selamanya bersifal transenden lorhadap dunia, telapi juga ii1a'ngti"1' penafsiran ini seeill'a mendalam bertentangan dengan teo-
:. atau hadir di dllni~l setiap saat. Monurut bo.berapa paka1', pandangan ll1enulis bahwa relativitas klmsus menimbulkan "(till1ta~g~) ya~g
tang waktu sebagm sesuatuynng mengalir berarti bahkan bagi Allah ll1embingungkan dari sell1uanya" terhadap gagasan telstls klaslk '.
.sa dcpan belum ada. Sebagai gantinya, Allah menciptakan sefiap
waktu sekill'ang yang mengalir seeara universial,
dari waklu fisik. demikian, bagi beberapa eendekiawan, implikasi teologis
Semua pandangan ini, walnupun berbeda dalml1 halwhal penting
khusus tidak langsung datang dill'i teori ilmiah ilu sen-
cam teologis, menyiratkan gagasan tentang waktu yang mengalir. , dari earanya ditafsirkan seeill'a filasofis, Teologlahli fisika John
an ten tang waktu yang mengalir sobagian dilnasukkan kc dalam , an);bOrne telah mell1bela penaisiran yill1g tersirat dmi relativitas kIm-
pada abad ke-16 dan ke-17, Fisika klasik berasumsi bahwa waklU Ist(mt(ll1g "wakln yang mengalir", la mengatakan bahwa ill1plikasi re-
jilt linear (membenluk garis lurus) dan menunjuk pad a yang lampau, klmsus itn menyangkul cara yang dengannya kita mengkoordi-
karang, dun yang akan dntang. Namun demikian, arah aliran atau pengamatan kita dan menyusun kembali gambaran kita tentang
secara populer disebut "panah waktu" tidak dimasukkan dalam Implikasi-implikasi iln tidak seem'a langsung terkait dengan ha-
an ilmiah, Dalam arli ini, fisika klasik (dengan sangal sedikit keKel'ua :reallll"', Lagipula, relativitas khusus lidak membawa kita pada pan-
an yang mungkin terjadi) adalah "waktu dapat dibalik"; perSElmilarlQ deterministik tentang masa depan yang tidak ll1emberikan rn-
yang mendasar tidak memberitahuknn kepads kita bagaimana yang tidak dapat diramalkan dan yang bal'll, serta ia juga tidak
dakan yang Imnpan dan yang akan datang, Toari Albert Einslein kita untuk menerilna pandangan tentang alam tanpa bataswba-
relativitas khusus secara langsung menantang gagasan waktu yang Cendekiawan lain yang mell1bela pandangan "waktu yang
,';n""li1''' pereaya bahwa apabila kita tidak dapat menafsirkan relativi-
alir dengan n1emperlemah dua asumsi: pertama, bahwa saat sekarang
cara universal dialami oloh semua pengamat dan kedua bahwa 1~/tlmSl," dari sudut wakln yang mengalir, kita mungkin pm'lu menan-
1
an aliran 1vaktu dari masa yang akan datang ke lTIaSa lampau relativilas khnsus itu sendiri. Masih ada lagi eendekiawan yang mem-
sama bagi semua pengamat. Z Alih~alih memandang saat sekarang pandangan "alam semesta blok" sebagai penafsiran yang benar dm'i
gai bersifat universal, relativitas khusus lllemandang 111asa yang akan klmsus, Ahli fisika Ian Barbour menekankan bahwa relativi-
tang dan mas a Imnpau dad setiap peristhva "pOl dipisahkan oleh ;::l,~skll1JSUIS mennnjuk pada alam semesta yang "dinamik dan juga saling
'I.,vaktu lain", suatu ranah peristiwa yang mengelilingi setiap 1l10lnen Menurul dia, "pada wakln lain" menyiratkan "suatu bentuk ke-
terdiri dari peristiwa-peristiwa lain yang lidak dapat dipongm'uhi dan keterasingan yang bmu", Robert Russell menyarankan
"P". Karena tantanganwtantangan ini dan juga yang lain yang kita mengintegrasikan penafsiran "garis peristiwa/dunia" dill'i reI a-
oleh relalivitas klmsus, beberapa pakm' telah mengajnkan pendapal klmsns ke dalam pemahaman trinitmian lentang kekekalan yang
gilirannya akan memiliki implikasi empiris bagi sains, Jadi, isu "wak-

Menjembatani Sains dan Agama


Hukum Alom dan Tindakan I1ahi
tu ~lall kck~kaliJn" berada pad a mala pisau penelitian dalam bidang tangan ilahL Para teolog liberal menolak gagasan interven-
logl dan smns.
karona hal ini tampaknya berlelllangan dengan sains. Mereka
bahwa Allah adalah penyebab ntama (ultimate cause)
1'lldakull 11uM
segala sesuatu yang terjadi, lermasuk peristiwa-peristiwa yang

I
Hubungan nntara kausaJitas Ilahi dan 31am juga menyoroli dengan hukum-hukum alam. Jadi, jika Allah harus me-
yang ditimbulkan sains abad ke-20 bagi hubungan antara Allah dan r~;:U·hukum··hllhIllJ alam, akibatnya Allah akan bertindak "melawan

I "Tindakan I1ahi'" adalah sebuah isu dalam teologi filosofis yang


- sari seluruh cakupan teologi sistema tis dan muncul ke pennukaan
ra eksplisil dalam diskusi-diskusi sains-teologi.
Menlll"ut doktrin penciptaan Yahudi dan Kristen, Allah mllll}adil
Bagaimanapun, respons kaum liberal memperlemah makna as. Ii
'. khusus. Malahan, pemeliharaan khusus hanya ber-
tisebflgm rcspons subjektif kita terhadap peristiwa alam biasa! Teolo-
ke-20 berjuang unluk mengatasi perpecahan yang dalam ini se-
dunia dari kekosongan (creatio ex lliiJilo) dengan memberikan kepada
nia strnklur yang rasional dan dapat dipahamCKita menemukan Secara Juar biasa, ballkan sementara sains l11emainkan peran ut8111a
ini melalui sains dan menggambarkannya dari sudut hukum-hukmn menciptakan perpecahan inL ia sekarang mungkin 1118mainkan
Allah juga lerns meneiplakan struktur dunia pada waktunya (croatia yang mencntukan clalam menanggulanginya. Pel'kembangan yang
tinuo). "Pemeliharaan umum" Allah mongarahkan senlua proses dan bcragam dm"i fisika kuantum sampai biologi evolusionel' mung-
ristiwa ll1enuju penyempurnaannya dalam eskaton, yaitu akhir dan membawa kila melampaui mekanisme NewtOl; dan mengarah
genapan dunia. Kendati Allah adalah pencipta seliap peristiwa, ~Qilpanl:!arrgan yang tidak cleterministik tentang alam. Apabila alam
percaya bahwa Allah kadang kala berkaIya melalui perisliwa dan kausal tidak bersifat deterministik dan masa yang akan datang be-
terlol1tu dengan 111aksud khusus, tindakan "p8111eliharaan khusus", terbuka, maka hal ini akan memungkinkan pendekatan-pen-
aeap !cali dianggap sebagai mukjizat. Mukjizat adalah perisliwa yang baru terhadap baik kebebasan manusia maupun tindakan ilahi.
nyatu dengan koseluruhan p8111ahaman teologis tentang maksud tersebut berupaya menggabungkan kembali un-
lapi yang rupanya b""ada di luar apa yang dapal dilakukan alam '"IIUln. iW',·.Ul1SUl yang 8111at penting dari posisi liberal dan konservatif, yang meng-

Mongikuli bangkitnya sains modern dan Pencerahan, toolog pandangan non-intervensionis dan objektif tentang tindakan
servalif dan liberal berbeda pendapat tentang makna "pemeliharaan khusus. Keliga pendekatan ini tcrbagi dalam tiga strategi - "top-down"
sus", Fisika Newton meillbawa padn filsafat alam mekanistis: alam t+.,[l\ta,s,bawalr), keterbatasan "whole-part" (keseluruhaIl-bagian) dan "bottom-
mesta dipandang scbagai suatu sistem sebab-akibat yang lerlulup. (bawah-atas) - dengan sebagian besar cendekiawan bersikeras bah-
nurnt pandangan deterministik tontang alam ini, mas a depan dapat ('i3l'>:#gal}urrgan dari pendekatan-pendekalan ini pada akhirnya akan dibu-
ramalkan sepenuhuYH, setidaknya pada prinsipnya. Apabila dunia Cf'tM1rkaJl ullluk dapal memberikan penjelasan yang memadai tentang tin-
I'a kausal tertutup, sulit untuk memahami tindakan ilahi: agar Allah ;,qalmn ilahi khusus yang non-intervensionis dan objoktif.'
pal bertindak dalam perisliwa-perisliwa terlentu, Allah akan harus Dalam pendekalan "top-down", proses-proses pada tingkat komplek-
run tangan dalam tata11al1 sobalH:Ikibat dengan lnelanggar atau 'sila"V'lnP lobih linggi mempengaruhi proses-proses sorupa pada tingkal
guhkan hukum-hnkum alam. Para tcolog konservatif berpendapat lebih rendah. Teolog dan pakm biokimia Arthur Peacocke menja-
wa Allah ~emang bertindak dengsl1 cara ini dan 111enerima gagasan yang melibatkan kausalitas top-down menurut kosmo-

Menjembatani Sains dan Agama Hukum Atam dan Tindakan flahi


logi Bl[; Bang yang di dalamnya Allah bertindak tarhadap "dnnia sebagai sesuatu yang mendukung pandallgan indeterministik
keseluruhan". Filsnf Nancey Murphy dan Philip Llayton mambahas realitas pada lingkat subaloll1. 10 Ini akan 11181nungkinkan Allah
dakan ilahi dari sudut pandang ilmu syaraf. Asumsinya di sini ad (Hi]""'" tanpa mengganggu alan menangguhkan proses-proses alanl.
bahwa pad a tingkat kesadaran kita mengalami keterbukaan kausal hubungan yang 111cmuaskan akan ditemukan antara kaos dan
murni, yang berarti pengalmnan kehendak bebas kita adalah pengiHal kuanlu}11, yang menyiratkan bahwa kotidakpaslian yang 1118ng-
an nmmi. Tantangan bagi pendekatan ini adalah menunjukkan porilaku kaos setidaknya sebagian disebabkan oleh indeterl11i-
da-I
I
mana tindakan Allah pada tingkat yang lebih tinggi dapat kuaI1tUI11. Tal1tangannya di sini adalah balnva fisika kuantum
perubahan-perubaban yang sebenamya dalam proses-proses pada dilafsirkan dari sudut determinis1118 ontoloQis dan ini meninl-
kat yang lebih rendah, apabila proses-proses pada tingkat yang lebih masalah-m8salah [ilosans dan ilmiah yang him biasa l'mnit dan
doh terse but masih ditentukan oleh fisika klaSik deterministik. "'h"plll1Jl terpecahkan,11
Pendekstan "keterbatasan whole-pmt" letap berada dalam satu -Berbagai model alternalif dari tindakan ilahi 1118lninjam analogi da-
kat kOl11pleksitas dan memfokuskan diri pada daJl1pak suatu sistelll litl(,pj(llnwan (embodiment) - Allah sebagai dunia atnu pikiran atau tu-
cara keseluruhan pada bagiml-bagimmya. Mengambil 'termodinamika T8010g Sallie McFague menggabungkan mdafora Undakan dan 01'-
tidakseimbangan' sebagai sumber, Peacocke memandang Allab , i""',;,",,, dnri sudut evolusi untuk l11oma11dang dunia sebagai suatu 0111a-
yang menimbulkan peristiwa-peristiwa klmsus melalui interaksi tubuh Allah. 'I'eolog Grace Jantzen berpendapat bahwa Allah
sistem-sistem termodinamika yang terbuka terhadap lingkungan J11oJ1yadari semua peristiwa dalam alam (tubuh Allah) dan ber-
ka. John Polkinghorne menafsirkan teori kaos,' menunjuk pada secara universal di seluruh alan1 dan juga secara khusus dalam
yang tidak dapat diramalkan, sebagai sesuatu yang l11enyiratkan ';sliwil-pensuwa unik.
alam secara kausal terbuka dan dengan demikian terbuka terhadap lain terhadap tindakan ilahi mengandalkan
mungkinan Allah bertindak atasnya tanpa hmus menangguhkan ;[ern-sis em metafisik yang sudah berkembang penuh. Para teolog pro-
melanggar hukum alamo Namun demikian, ada masalah yang l'llmit ;sE'pe.rti· John Cobb dan John Haught berpendapat bahwa setiap keja-
sini. Baik termodinamika maupun teori kaos adalah bagian dari alam, yang llloreka sebut "peristiwa aktual" dapat terjadi ka~
klasik dan dengan demiklan sepenulmya bersifat deterministik. Jadi, faklor. Pertama, Allah "monarik" kejadian itu ko arah masa de-
sulit untuk 1110lihat bagaiman8 pendekatan ini dapat mencapai '"'·to,;ho;" yang mungkin baginya. Kedu8, kejadian itu mengalami masa
untuk memberikan penjelasan tentang pemelihmaan khusus. Satu sebagai peuyebabnya nlelalui "pemahaman", yaitu l11emahami
mungkinan adalah bahwa sistel11-sistem yang bersifat kaos suatu eil.l'eb'lb masa lampau itu. Ketiga, sctiap peristiwa mencaknp suatu un-
mungkin akan dapat digambmkml secma lebih akurat oleh teori-teori nrvaTlO bal'll yang bersifat spontan dan instrinsik - setiap peristiwa
lebih kompleks dan, pada gilirannya, ini dapat menunjuk pad a benar-bonar baru, Dongan demikian, teologi proses menawarkan
minisme ontologis. !.'U".1d"~dH non-intervonsionis yang kuat. Allah 111engambil bagian seca-
Dalam pendekatan "bottom-up", Allah bertindak pad a tingkat 'ifJntJ'in"ik dalam seUap peristiwa dalam alaI11 tanpa sepenuhnya me-
pleksitas yang lebih rendah untuk mempengal'llhi proses serta unsur hasil dari peristiw8 apa pun.
da tingkat yang lebih tinggi. Beberapa cendekiawan, seperti pakar . lain, misalnya pakm' fisika William Stoeger atau teolog Elizabeth
George Ellis dan teolog Robert Russell, telah menafsirkan , menggunakan metafisika Neo-Thomis untnk memal,mni hubung-

Menjembotoni Soins don Agamo Hukum Alam dan Tindakan Iloh!


em Allah dengan alamo Di sini Allah dipandang sebagai penyebab meneolok antara kesatuan konstan fisika fundmnental dan
rna (primer) dunia dan sa ins dipandang sebagai 10rbatas d'alam In_hukUl.ll almn serta evolllsi kehidupan. Portama-tama kita n10111U-
kaji pcnyebab-penyebab sekunder sesudahnya.
3n.pelrl1fltW"J pada pembahasan 1=0.
Mengambil darj evolusi, fisika, dan kosmologi sebagai sumbet borbagai model dalam apa yang disebut "kosmologi Big
log trlnitarian, misalnya \>\ToID1arl Pannenberg dan Ted Peters, ' , alam somesta ber~\'\Tal dari suatu titik, jauh di masa lam-

I
n8kan idenlilas d8ri Trinitas Imanen (Allah dalam diri Allah sendiri)
Trinitas Ekonomi (Allah seperti yang terungkap lowat sejarah .
- an) U,l~~uk;me.-;mbah_a~ karya Allah dalmn aln111 d~l~ sejarah.
1. cll1tdngdn t01 hddap semua pendeknlan 1111 adalah m(llllllliinkh
(
lisebut sebagai "t=o" atau pennulaan waktu. Dalmn . semua
i.ni. ala. m semesta sekarang ini bertambah.... b. esar uku.rannya dan
sekitar 12-15 miliar lahun. Dalam beberapa model yang disebut
alnm S81nesta terbatas ukurannya. Alam s~n1esta akan 1ne-
I
bagaimana Allah menimbulkall sesualu yang barn yang eli da,lanll1]las: sampai meneapai ukuran maksimllm 'pada, masa yang akan
ins menggambal'kan alam seeal'a determinisiik. Lagi pula, semua dan mulai menyusnt ke uknran semula dan berakhir dalam api
anjul' tindakan Hahi harus menanggapi tan1angan relativitas khusus Dalam model-model lain yang disebut "torbuka", alam
hadap gagasan masa sekarang yang bersif:11 universal (artinya, apa torbatas ukurannya dan akan n1engembang untuk selau1anya dal1
kUa Inaksud dengan frase "alam semesta seeaJ'a keseluruhan" lls'menell'us menjadi dingin. Jadi, kedua model "membeku dan memang-
"l'''U.""
dak ada masa sekarang yang univorsaJ'?) dan tantangan teologis dari Inomandang alan1 sen1esta momiliki masa lampau yang terbatas,
dise (yaitu apabila Allah dapat bGrlindak dalam peristiwa-peristiwa tertentn, dan berawal pada snaln lilik suhu dan kepekatan tak ter-
sus, mengapa Allah tidak bertindak nntnk monghilangkan Ke,ellgsar yang disebut t=O.
an, menymnbuhkan pellyakit, dan menyelamatkan makhluk cl81'i t=O secara langsnng relevan bagi doktrin penciptaan ex
Han dan spesies dari kepunahan?). l3eberapa menga1akan "ya", sedangkan yang lain mengatakan "U-
Bagi beberapa pakar, pencmnan ilmiah atas awal mutlak dari se-
Penciptaan dan Kosmologi nmtv,ang ada termHsnk waktn sendiri, adalah penegasan atau bahkan
empiris dari ponciptaan ilahi\ Apabila sains mengalakan pada kila
Doktrin Kristen (lim Yahudi tontang ponciplaan telah dijajaki seeara
alam semesia meniiliki--usia' yang terbahls, maSH lalu yang terba-
duktif dari sudnt kosmologi fisik kontompo1'8r dalam berbagai cara
peristiwa awal yang disebut 1=0, maka ponemuan ilmiah ini men-
Ina e111pat dasawarsa terakhir. Dalam bagian ini, kita memfokllskan doktrin penciplaan dari kekosonganc':Paus Pius XII lllembnal
pad a hubungan kosmologi kontemporer dongan cmalia ex nihilo
0'Y).l<JI,nyat[tan seperti ini pada tahun 1951 seba8aimana halnya dengan as-
ciptaan dad kekosongan) se~ta menyerahkan creatio continua (p'3n(;iplta Robert Jastrow. Beberapa cendekiawan telah mengcmbangkan ga-
an yang berkelanjntan) pad a pombahasan evolusi bialogi.
·.•.• ·····x
yang canggih tentang Allah dan penciptaan berdasarkan t=o. Pa-
lain mengatakan "tidak" pada upaya-upaya un1uk menomukan signi-
Big Bang
'!/fik,ffiSi teologis dalam konsep Big Bang t=O ini. Mereka percaya bahwa
Ci'eotio ex nihilo telah dibahas terkait dcngan dna ciri khusus dari ii OjllOU'O ex nihilo adalah semala-mala isu filosofis tcnlang ketergantung-
mologi Big Bong standar:12 "t=O" (waktn sama dengan noll, yang alam 8e111osta. Menurut pandangan ini, gagasan tent811g Allah seba-
kili parmulaan w8ktu dan prinsip antropis, yang menunjnk pada IJol1cipla dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengapa alarn

Menjembatani Sai175 dan Agamo Hukum Alam dan Tindakan Ilahi


semesta harus ada, tidak peduli berapa umurnya atan berapa
letap ada pada masa mendatang, Bahkan apabila alam semesta I 'llYl pakaI,' j'akh{ yang luaI' biasa ini menyiratkan bah-
d 'kian
beJel', , '" b'
" I 'b 'It seraSl agl e 11 'k'l 'dupan, dan dengan eml
.
batas umUl'nya atau akan terus bedanjut unluk selamanya,
,,"'1)1("'" (1 U, b d sejak Charles Dmwm me-
ini tidak relevan bagi gagasan filosofis tentang penciplaan ilahi. Allah, Jadi, selama satu a a "( gasan bahwa ke-
pa pun bUkti empiris tentang ciri-ciri alam semesta kita, termasuk '1 ' dari "argumen rancangan ga
' kkan bukti rancangan 1'IaI11, ') kosmologi menya-

I
blO OglS
lampaunya yang terbatas, lidak akan relevan bagi doktrin penclipti>a!]!..

I
mcnUl1Ju (19an b' ,( ( alam Sel11esta secara
mu - ra1lcangan
Beberapa c8ndekiawan yang lain mengambil posisi tengah,
. dukung relevansi tidak langsung dari t=o tcrhadap ('1'eolio ex '
bentu~ ran~"kiawan berpendapat bahwa prinsip. antropis
Banyakasus cen teologl
e " t , I serta penjelasan bagi keberada-
na Ula cara
'k' n mereka yang menentmlg r~ncangan, se,
nemuan-penemuan seperti t=O memberikan isi empiris konkret
kE,miJal!
gagasan yang lebih filosofis ten tang ketergantungan yang berlaku
teologi penciptaan tanpa memainkan peran langsung dalam m{l11{Jul(lJ
h,.Na:I!lUH dem:,~af'lsuf David Hume terhadap l'ancallgan: llmal-

nya, Robert Russell menggunakan metafora hukum untuk !!lIjU!;el11\1 d 1enar-benar Il1ClnaI
pada kn 1 1, ' "Alhh"
laInl (:
dari penjelasan
d bse-
An a J , "perancang supe], '?" Dan mengapa a a e-
kan bahwa t=o bertindak selaku "saksi sifat", tetapi bUkan "saksi 1,;,;',;1 ".,i hanyaSe~a;,g lam semesta jika Allah merancang du-
terhadap kiaim bahwa Allah menciptakan alam semesta!1 Namun pendentaan a am a k k bahwa alam semesta kita
kian, penting untuk diingat bahwa masa depan tanpabatas yang ' 't mereka mengemu a an . ,
li :5aIlljllng 1 u, k alam semesta dan masing-masing dengan lll-
malkan model Big Ballg terbuka merupakan tantangan bagi es.KatolQ satu dan banya k' babkan huknm-hukum
irislanra alam yang berbeda dan ,lllun l~engmmya sains dapat di-
Kristen, seperti yang akan kita lihat berikut ini. g
"Prinsip antropis" mulai dengan mempertimbangkan nilai-nilai d "Ada beberapa ema yang
berbe a,d kung " pen dekatan "banyak alam semesta", Pende-
ri konstanta fundamental dalam alam (misalnya kecepatan cahaya,
tanta Planck) dan bentuk khusus dari hukUln-hukum fisika iUJlldi>lUe1
au5U'H~ ~
11181: dikembangkan untuk membahas berbagai ma~a-
tal, misalnya relativitas dan mekanika knantnm, Kita tahn bal,wa 1111 "Ban' standar tetapi mereka jnga bel' a-
dalam kosmologl BIg g 'disebut "kosmologi Big
huknm dan konstanta ini memberi ciri, atan bedaku nntuk alam , 'p antropis Pendekatan yang t
'oengaln prmsl" d ' h yang saIlga
la secm'a keseluruhan, Hal yang mengherankan adalah bahwa konsl:ant lihat bahwa alam semesta - pa a ta ap
drula:sl"Oll€,r me , , h lebih tinggi daI'ipada yang
dan hukum-hukum ini justru yang diperlukan bagi kemungkinan '.rllerlg8lnbang pada kecepatan yang Jau ,,1.t 'u alanl
robin'kim dalam kosmologi BIg a~ll'~':nah" y'ang berbeda, yang eli da-
Wa kehidupan akan berkembang dalam alam semesta, apakah yang 'co 'B tandm' Selama w""" u II ,
di bumi m8mang seperti yang telah terjadi, atau mungkin di banyak y
terbagi-bagl ke dalam ban , mbil bentuk dan nilai
net lain dalam alam semesta, Prinsip antropis menekankan kellly,ltailIi I k d n konstanta Juga menga
bahwa apabila nilai-nilai ini telah berbeda dari nilai-nilainya yang
hukum-Pendekatan
herbc,{!a, lU um a
lain yang leb!'I1 spc kuIatif adalah "gaya tal'ik ._
kendati hanya satu bagian pel' sejuta, kehidupan tidak akan pm'nah ' saha ara ilmuwan secara terus-mene
, yang menunJukkan u P.k d 'sudut lllekmuka kuantulll,
pat berkembang dimana pun dalam alam semesta, Jadi, mengapa ' kekuatan gaya tml arl
(flisl1lltuk menangam ' t rik kuantum melibat-
tanta alamiah dan hukum-hukum alam fundamental memenuhi
bagi evolusi kehidupan,?
'~:QSmo,joili,
'}
"
b b
menUTut e erap
I
a pakm leon gaya a ,
' b ' bang satu dm'i yang
ta tmlpa akhlr yang Glca ,
sel'mlgkaian a am semes , b ' "inflasi tanpa akhir",
"~}},,,aH', yang disebut OSlllO og, dO I b 'asUlnsi bahwa penjelasan
k I Andre I mde se agm
apakah kita punya Jamman a am 81

Menjembatani Sains dan Agama


lIukum Alam dan Tindakan IlaM
:natematis yang nbstrak untuk "banyak semesta" ini sebenarnya
Inflasion81' dan Kosnw/ogi Kuanlum
Juk pndn keberad<:Hll1 <lImn semesta-alam semosta tersebut? _
d~keJ~lu~a~(an bebm.'apa pakar, walaupun hipotosis slam semesta discbulkan, sejak tahun 1970-an bcrbagni m<lsalah teknis da-
bdllYdk 1m bermanfaat dan secara matemntis konsisten, hipotesis Big Bang standnr to1ah membual Pi:ll'(l ihnu'i·\';m nwlanjutkan
dak n~,embu~t gagasal1 tontang Allah menjadi Udak dapat bertahan. '-Big Bong inflasioner dan, <Ii luar itll, kosl1101ogi bltlll-

I
CendekuH,van yang lam telah lkut dalmn perdebatan lUi. status spokulatif morok.fl, f'olens lcologi~; ~;d)(!gian bcsnr tn-
pakar prihatll~ bahwa htd hclak menyetllJUl proyek-proyek pada kosl1101ogi Big Bang, Namun dnmikial1, bobl)r~lpa cen-

I
., tang banyak semesla sepertlltu. Pakar lain bertanya apakah
tropIs benar-bena)' morupakan "penJelasan" yang sahih tcntang
mestrL Para toolog sepmti Mark Worthing memperingatkan bahwa
o bCl'lanya apakah dampnk yang nlungkin clitii11bulkan
kuantlJln pmla toologi penciptaan milik mcrcka.
toolog torus memperlahankan gagasall temporalitas Allah mc;..
.

rancangan k0811108 tidak dapat membawa kita pada Allah dalal1l lit(1ll-kesulit.1n yang ditimbulkan kosmologi kllantum, Ted
Alkit.nb tetapi suatu sosok ilahi; hal ini menyiratkan bahwa ,kllt",U'iH,)I" mengakui implikasi "anti-teologis" da"ri kos111010gi ku-

tropis pada akhirnya tidak membantu bagi teologi Kristen, Sebalik i~WrJ1"'" I-'J;:lvvking, karena kosmologi ini membuang 1=0, Pelers
_pakar fisika George Ellis benaJ'~Jx-mar telah n1engembangkan "1'1';n";,, dad penjclasan paknr fisika Christopher Isharn balnva bah-
tropis Kristen", dengan menggabungkan perspektif rancangan kernanunggalan avval, Allah hndir d;m aktif dalnm SDlnlla pe-
teologi yang diambil clari William Temple, Bagi Ellis, keserasian <11a111 semesta. Robert Eussell telah mongmnukakan bah-
tuning) aclalah akibat, bukan bukti dari apa yang kita l11aksllcl I-I(l\lvkingiHarlle n1Qngingntkan kila bahwa konsep kc:terbalas-
Allah sebagai pencipta kehidupan, Robert Rllssell l11engambil anehnya, ticlak mengharuskan adanya batas (bolllJ(imy). 13ah-
ngah, menekankan bahwa ketergantungan dan kebutuhan permukaan tanpa batas, sel1erli per11111kaan sebuah bola, da-
ke~ua pihak yang terlibat dalam perdebatan antma argumen , VVawasan ini membawa kitn pada cara-cara barn untllk 111ong-
an lawan argumen "banyak dunia", Apabila argumen banyak ala111 scm est a sebagai ciptaan Allah,];'
gunakan untuk mmnperlemah rancangan nilai-nilai konstanta, ketidaktarbalasan tanpu akhi1' dari berbagai nImn son1esta
hukum-hllkum cliblltuhkan llntuk kehiclllpan? Apabila senllla sering disebut "Darwinisme Kosmis", Apabila sahib, gagasan
yang l11ungkin dan juga konstanta itu nyata, menentukan banyak 81'1tllfllkan ancmnan yang dapnt melemahkan kekuatan argumen ran-

rio "banyak dunia", mengapa hukUlll hukum logika sama bagi


w - prinsip antropis. Para pembcla prjnsip antropis masih meno-
semua'? Dan dengan demikian, orang dapat Inenunjukkan, perd"bal masa1ah-masnlah teknis dab filosofis dongan kosmologi inflasi dan
akan terus berlanjut tanpa batas, sambil mernjuk pada "Pisau Cukur Occam" (yaitu bilamana
Kemuclian, prinsip antropis paling-paling mernpakan argnmen , mel11ilih penjelasan yang paling sederhana) untuk l11endukung
amblgu (entang Allah, Namun clemikian, prinsip ini clapat mEnnlban clan, pada gilirannya, Allah, sobagai ponjelnsan yang paling se-
11lenerangkan makna inti teologi yang konstruktif serta menyiratkan dari adallya kesernsian (fine-luning).
bungan yang jika ticlak clemikian ticlak akan clikenali antara toTJlK'top '}"llIllg,elll hasil ponting yang muncul dari pergesnran dalnm kosmo-

teologi - seperti penciptaan ... dan antropologi teologi. 'C"dilld beberapa dasnwarsa terakhir adalah pcngakuan bn1nl\Tn Big

"1)'d"dll gambaran "perl11anen" dad alum S8111esta kilo l11111ai

Planck (t=10·43 s,) sekitar 12-15 miliar talum yang lalu 8am-

Menjembatani Sains dan Agamo


Hukum Atom dan Tindakan !laM

t
pai sekarang. Dad mana pun asalnya - claimn suatu saat yang serta muncnlnya sesuatu yang benar-benar baru, oleh
mar, t=O, atau dari alam semesta kuantum yang sebelumnya _ itltinud"a"On oleh akhir yang terbuka untuk berbagai kemungkinan.
logi-kosmologi baru tidak akan mungkin menjatuhkan apa inleng ib',ar2ltkilll Allah sebagai ahli improvisasi dengan kepan-
rang kita ketahui lentang keberadaan dan ciri~ciri alan1 semesla tidak ada taranya yang melahirkan dunia "dalam dirinya
di, waktunya sudah matang bagi fokus teologis yang nil'Arh"'I",,
tang alam semesta yang di dalamnya kita telah berevolusi,
miliar tahunnya, evolusi kehidupan di planet bumi, dan
rln8rS]Jektil metafisika proses Whitehead seperti yang dikembang-
dan John Haught, Allah adalah sumber imanen dari I
I
~ dalam sistem-sistem planet lain yang tak tm'bilang banyaknya.

Penciptaan dan Evolusi


kebaruan dalam alam, bertindak dalam seliap sistem fisik ..
sebagai penyebab "top-down". Allah terus~'tnenerus dan se-
berperan aktif dalam alam, meskipun Allah tidak semena-
aenemu ",'" segal a sesuatu yang terjadi di dunia' Jadi, Allah aktif
Teori evolusi Charles Darwin mewakili salah satu tantangan ~volnsl,i' mempengaruhi peristiwa-peristiwa melalui kasih persu-
paling signifikan terhadap teologi selama 140 tahun terakilir. Teori menguasai mereka seeara sepihak (unilateral).!, Menurut
18ntang seleksi a18m dalam penjelasannya tidak 111enyertakan Birch dan john Cobb, Allah imanen dalam~dui;Tasebagai
ilahi dan bahkan t ujuan rancangan yang melekat padanya. iiil)eniben' kehidupan" dan "teladan yang agung dan sempllrna
mikian, tantangan ini telah menghasilkan beragam respons ,"deiLelool(}gis kehidupan". Di samping itu, kehidupan itu bertuju-
para t8010g Kristen. 1U Respons ini secara umum beraSUlTIsi k.,hm11Ia semata-mata "berkelanjutan" tanpa arah, tetapi menun-
yang digambarkan sains dari sudut biologi evolusion81·17 adalah kosmis bagi pencapaian nilai".
dipahami teologi sebagai tindakan Allah di dunia. Seem'a sedlerllani dan ekologi menyediakan konteks utama bagi teologi pa-
berarti evolusi adalah cara Allah untuk menciptakan KeJI1lClUIJall,s' feminis Sallie MeFague. Metaforanya tentang dunia seba-
pandangan yang sering disebut "evolusi teislis". Para cGlld(,ki:awan dan Allah sebagai ibu, kekasih, dan sahabat, menekan-
mengambil pendekatan ini seCal'a khas menggunakan )~rsaJnaan, saling ketergantungan, kepedulian, dan sifat respon-
seperti penciptaan berkelanjutan (creatio continua) dan panelll! perspektif emanatif-pl'Okreatif. Cendekiawan yang lain, se-
(yaitu dunia berada di dalam Allah, tetapi Allah melampaui ~U'UC'J' MeFague, mengusulkan agar kita menggantikan metafora
Sejak tahun 1970-an, Arthur Peacocke telah mengajukan Darwin den.gan metafora yang mengibaratkan alam seba-
bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi seeara kebetulan - dal'i ibu yang melahirkan. Metafora ini membawa sifat alam yang
genetik sampai berbagai perubahan lingkungan - tidak mEmguffllll evolllsioner, dan doktrin alkitabiah tentang Allah sebagai
juan-tujuan kreatif Allah. Ciri kebetulan yang meluas dalam dalam ketegangan yang dinamis.
dak menunjuk pada irasiol1<uilas fundamental di dunia, sebalgaim,u\: trinitas juga telah menelllllkan sumber-sumber yang kaya
nyatakml Jacques Monad. Sebaliknya, Allah adalah dasar dan ;\ivellLsi biologis dan ekologi. Menurut Ted Peters, saling keterka-
dari kebetulan mallpun keteraturan, yang bersama-sama berfungsi hubungan di antara semua kehidupan di bumi berdasarkan pa-
gai Cal'a-cara Allah untuk terus-menerus menciptakan kompleksitas Ill!,eu'ag!u' pencipta, karena Allah paling baik dipandang sebagai
kimiawi, dan biologis dalam sebuah dunia. Dunia semacam ilu ilahi dalam relasi". Teolog Jerman Jurgen Moltmann

Menjembatani Sains dan Agama Hukum Alom dan Tindakan Ilahi


menempalbm cvolusi dalam penjclasan trinitarian tentang s,]tkan lJerhatian pada tantangan-tantangan signifikan
m0111 U • (
yang berkelnl1julan dan bnrpendapat bahwa "mahkota ciptaan arg Llmen (deologis yang berge~:ak dari tnjuan fuugsional atau
hari Sabat Allah yang masih akan datang". Eobert Eussell mnlai a18m ke suaiu s15tem motahslk yang l1lewuJudkan pnnslp-
t1kta bahwa mutasi genetika adalah kunci bagi evolusi biologis,
,telleo,logj', I11urni.
genel'ikn pada gilirannya melibatkan proses~proses kuantum, Ia
kakan, soperti yang telah kita Jihat, bahwa mekanika kuanlmn
Teologis, Evolusi, dan Ilmu Syaraf '.

I I.
tafsil'kan dad sudnt indeterminisme. Jadi, mekanika kuantnnl
.. Jnk pada pandangan ten lang alam yang (erbnka bagi pemEllil1lal'<lan, kita harus berpikir tentang sifat manusia d,an asal manusia,
sus Allah. Ini se111ua berarti bahwa Allah dapat dianggap . konSEIp Kristen dan Yahudi imago dei (bah,,!,a manusia dieip-
lam evolusi lnnpa l11elnnggar hukum-hukum Allah sendirt" gambar Allah) serta dosa dari sudut biologi evolusioner,
Biologi evolusionel' masih menyajikan ranah lain bagi genetika perilaku dan ilmu syaraf!" Pada, lahun 1996 Paus
antara l'cduksionisrne dan holisme yang disebutkan dalam bab Paulus Jl mempertanyakan pemisahan clllaJis tradisional anta-
lu. Seperli dilekankan Ian Barbour dan eendekiawan lain dan jiwa. Sebagai gantinya, ia mengaeu pada aspek-aspek "spi-
pendudukan (populasi.) dan ekologi menangani organisrn~ "s'eWeUa"r"a" kemanusiaan, termasuk kesadaran diri, kepekaan moral, dan
luruhan, meskipul1 mereka mengakui bahwa reduksionisme Mengomcntari pcmdangan Paus, ast1'on0111 George Coyne mellg~
gis tolah membuahkan hasil dalam biologi molekuler. l:lalgaimallq Uta berpikir tentang Allah yang berpm'lisipasi melalui kasih
juga, seperti dilunjukkan biolog 8volusioner Fransiseo Ayala, ada ~,pro.ses 8volllSi, suatu pendekatml yang dapat melestarikan apa yang
dan konsep biologis, (ermasuk "kecoeokan", "adaptasi", dan "nlCOo,,' tentang munculnya roh tanpa berpaling pada intervensi Allah
tidak clapat diHul1uskan dad sudut kimia dan fjsika saja, Teolog Karl Eahner telah mengembangkan seema sistema-
Biologi evolusioner juga 111el11buka kembali persoalan H"'H~,"lja roh dari sudut evolnsi sebagai kesadaran diri dan kesadman
leologi atau lujuan akhir. Sifat kebetulan dari evolusi jelas l1l13111risil h,IEv(llusi aclalah perkembangan materi ke arah roh. Perkembangan
gagasan balnva seluruh peristhva kehidupan di bumi clapat molalui dorongan Allah yang berkesinambungml, imanen, dan
sebagai yang ditentukan oloh rencana atnu rancangan yang sud dalam alamo Dalam perkembangan ini, alam menjadi sadar akan
sebelumnya, Tetapi apakah ini menyisihkan 8etiap bentuk dalam kemanusiaan.
Apakah alam dapat eliberi penjclasan teleologis yang lebih terbatas PendekiJtan lain terhadap antropologi teologis berawal dari konsep
bil menghindari pandangan tentang a18m tanpa tujmm eli satu tentang diri (person) manusia dari sudut pandang yang di-
di pihak lain pandangall tentang alam sebagai sesuatu yang ilpil11!:kan Rasul Paulus di beberapa tempal seperti Surat Korintus
rancangan menyelul'uh yang agung, terperinci, dan sudah dil'enealla !mP€lcjalljifll1 Baru, yang di dalalnnya manu5ia digambarkan sebagai
sebelumnya'? !vlenurut penafsiran fungsionalis Ayala, struktul', psikosomatis",20 Menurut banyak teolog, antropologi Kristen
dan perilnku biologis bersiIat leleologiS apabila mereka Inerupakan , bahwa kesatuan psikosomatis dari diri 111anusia "berakar da-
1asi yang meningkalkan keberhasilan reproduktif. Penjelasan tnlaV3ri"lJiI.as"· sains lebih banyak menjelaskan cirl bertingkat dan se-
S8111aC<un itu sepenuhnya Se1S1'8S del1gan penjelas8n kausa1 efisien Ijl,('VOlUS'lOllGl' dari kesatuan inL Arthur Peacocke Lelah mengusulkan
clalmn beberapa hal keduanya dibutuhkan, Namun demikjan, ten tong personal sebagai tataran yang (imbul l11elampaui ting-

Menjembatani Sains dan Agama Hukum Alam dan Tindakan Ilahi


knt komplnksiLls lJjologis scmata--rnata. In menghllbllngkan sifat·.sifat yang rncnjaga intogritas kausalitas l1oul'ohioJogis sambil rnem-
tal pada "olak llHll1Usia dalam tubuh yang bCl'Hda dalam relasi ~ peron kiJusiJi khuSllS bagi menla1itas. Dungan k<l1<.l lain, ko-
(h 11111ul1-hroill-in-f.he-lJody-in-socioi-l'oioiiol1s). Ja Inenckanknn kit8 sebagai pribadi .'lHng sadar mrmnntukan fisiologi otak kita,
la perlll bnnyak bnlajar clad sosiobio1ogi. Nmnul1 demikian, ia olak kitn mempongmuhi kondisi koprib,](lian kita yang
tik tajnm recluksionjsrno a\vnlnya, torutama berkenaan dengan ,C<3)l,:leJ<iawim Inin memfokllskan diri pads tnntangan yang ditim-
an moral. Perilnku mannsia merupnkan produk ovolusi dan juga syaraf terhaclap klnirn bah\t\la yang ternkhir (uliin70cy) ada-
sis\(.,)111 uB1pan··baJik yang membel1tuk evolusi manus, ia dengan kausal dari pengalaman rcligius. lni bcrarli meruka JeIah mO-1
I
': luk lingkungan kHa.
Nnn11111 dmnikian, menurut filsuf evo1usion81' Michael Rose,
ismn dalam did nlanusia Udak 111emiliki l'8ferensi objoklif dan juga
clapsi clibenarkan secarn rasional. Sebaliknya, ia adalah aciarjtHsi
klaiIn bnh"vu pUllgaJaman lenl<ll1g yang ilahi nUm yang sud h{l·· ..
ir\corrcJr'S} ot;lk dan tidak hnrus mmniliki k()Sf)Sll;~ian dcngan l'(Jali·
olak sendiri. Tanggapan,·langgnpan tcrh,1(lnp tall-
tolnh ll1cmyerlaknn pelln[<;irml yang lobih bernuHnsa ten tang
gis yang berakar dalam gon kila unluk membantu spesies kita mengenai yang lerakhir (tho uWmote) dcngan mcmbnrikan
Ada lnnggnpnn bnhv~ra isi dari penalarnn moral tidak dapat unlnk menandai ciri-ciri pengalaman religius yang aulcnlik.
oloh cvo]\lsi, bahkan apabila ja dibentuk sesuai dengan sejarah - ini juga berpcndnpili bahw(J pcmjoLisnl1 tuologis
Tcolog Philip I-Torno]' Ielah memboriknn sumbangan si,:nifik,an, ,)8111'c, loll18 lcntang pengnlamnn religius saling mclcngknpi, bllknrl"
cia antropologi teologis, menafsirkan hakikat manusia melalui 8V01\1.<;]
juga imo80 doi, menggambarkan mnnusia sebagai "rekan poncipta jJendokati:ln lain lerhndap anlropologi tcologis lJnrasul dnri
diciplaknn". Apa yang dimaksud Hefner di sini ada1ah bahwa .mI'oses,. lan Barbour meno1ak dualisme subslansi (gagasan bahwa
sebngai rnanusia adalah membanlu l1101ahirkan mtlsa dcpan yang o,lcrrll"") dari dua substansi Inetafisik yang berboda, yailu tuhuh

sohat bngi SDmua ciptaan. Hefner momahami Homo Sapiens sel)a,:ail dan jiwa) maupun materialisme reduktif (gagnsnn ba1nva 111a-
biosis gem dan budaya, suatu 111nkh1uk yang lerdiri dari dua '''''',,"0,'''' 1011val,a11 kumpu1a11 bagian-bagian fjsik rncnclasar), dan sebaliknya
ynng hcrkmnbang bersamn-sama". IVloskiplll1 orgnnisme geneUka teori hnrtingkat lentang miUlu,.;ia. Pnndangan tcologi proses se-
kjnkan budnya, blldaya l1lemainkan peran yang menonlukan, perspnklif Albtab yang di dalmnnyn kernmmsiaan berakar
los, ritual, dan agama l110mbcrikan bimbingan unluk maSH W<"H,'d'dU~ , koterbalasan, kendaan snbagai makh1uk, dan kenl<llian, di
Nancey Murphy 1elah mongembangkan suaiu pendokalan konteks evo1usionel' yang dDngan demikian mnlmnbangkan
kesaluHll psikosomatis ]Jl'ibadi (person) bGl'dasa1'kan fisikalism8 manusia sneara universal dad keadaan lidak ber,.;alah sampai
duktif. 1a nlcnggunakan baik pcn.'lebab kemunculan maupun <4'11,,;'U1(; jawab dan dosa.
"top-down" un1uk meredakan pongal'uh materiali.smo reduktif, ',n;lropolo[li loologis juga banyak mcmclik mnnfanl dnri pnnelitinl1
l11c-ll1gmnukakan balnvn sifnt-sifat. yang tnrjadi tanpa diharapkan Ted Peters membahas delapan iSll yallg rnellghubungkklll gc-
Fenion! proportios) , misalnya kondisi mental, aeap kali dipengal'lJh:ik i~Q,jnE:an asumsi tco1ogis lcntang Allah, evolusi, dnn pribndi (pm:w)1l)
lnksnya. . 'Isu-isu ini mencakup cliskriminasi genetika, il1l.ensifIknsi par··
Cendekiawan yang lain telah membahas kondisi montal SClJagm,' tentang aborsi, pn1'olehan hak patcn dan kloning, dclnrminismc
disi .'lung mmniliki pengaruh lak diharapkan pada kondisi otak kdJDhasan manusia, "gen gay", inl(-)]'vensi somalis versus in.

Menjemboi'oni Sairis dan Agamo liukum A/am don Tindakan Itahi


tervensi germline, serta masalah "berperan sebagai Allah" (playing ~dite:mllikan dalam salib Krisius. Melailli penderitaan Kristus 1 kema-
Isn detenninisme gcmeUka sebenarnya melibatkan kontradiksi antma kita yang patah diangkat ke dalam kehidupan Allah. Kendati kita
terminisn18 boneka", keUka gen dianggap nlenentukan semua kita lJiberi pengharapan akan kebangkilan menuju kohidllP-
Uo ."""-'
kita dan "determinisme Promethean", keUka kita berasumsi bahwa melalui kebangkitan Kristus. Tetapi bagaimana kita hal'us me-

I
akan dapat Inenlbinlbing masa depan evolllsioner kita dengan harapan ini apabila kita memperluas jangkauan penebusan
kapan pengetahuan genetika. Keduanya terma8uk dalam apa yang spesies manusia sampai pad a evolusi kehidupan di bumi
but Peters sebagai "mitos gen" dan keduanya sangat menyesatkan kllrun waktu beberapa milial' tahun'! Apakah kaitan, kalau ada,

I
:. 111enghubungkan gen, kejahatan, kelas, dan ra8. Mengenai '- ,
bagai Allah", Peters menentang pandangan bahwa DNA atau b',aglanll
na pun dari alam adalah suci, Sejalan dengan Philip I-Iofnor, ia
hami kemanusiaan sebagai "rekan pencipta yang diciptakan". Seloag,ai r
dosa dan kematian jika kematian adalah "bagian alami" dari evo- ..
d{.€'l)lIWJIO"'''' Secara lebih umum, aj:mkah relasi antara dosa 11lanusia
r"kejahah'il1 moral") dan "kejahatan alam": bencana alam, penyakit,
lerHalan, kematian organisme, dan kepunahan spesies? Apakah Allah
nusia, kita tidak dapat tidak kroati!'. Tantangan etis datang dalam scluruh dunia biologis, termasuk kemanusiaan, daTi kejahatan
laraskan upaya krcatif kitn dengan masa depan yang sedang rii.,int,l juga keluarga manusia, pada khususnya, dari kejahatan moral?
Allah, alternatif, apabila kita berasumsi bahwa Allah berkarya melalui
Satu bidang terakhir yang perlu disebut aclalah pombahasan 8volusi, scperti dilakukan sebagian besar cendekiawan dalam bi-
berkenlbang pesat anta1'a para teo10g dan komunitas inte1egensi ,,,8lUW1'" dan sains, menga1'a Allah menciptakan sebuah dunia tem-
an. 22 Anne Foerst telah menggambarkan konst1'llksi Cog, sebuah grjao'Ln,)'a kejahatan alam'! Pertanyaan ini dapat disusun kembali
nlirip manusia di MIT, serta implikasinya bagi imago dei. Sebagai "teodise": apabila Allah dopa! berlindak dalam alam, menga-
toh inteligensi buatan yang torwujud, pembahasan ton tang Cog membiarkan kejahatan alam ini ternS-lllenerus terjadi? Dan
buat kita mempertimbangkan penafsiran simbolis tentang imago kita mcm1'erluas jangkallan kita lebih lanjut untuk mencakup
bagai scsuatu yang bersifat melaksanakan (pel'formatifj dan relasional '<amc"ir1 dan kemungkinan adanya kehidupan di luar planet bumi,
ta memperkaya persepsi dan penghargaan kita terhadap realitas dampaknya pad a teologi penebusan kita? Apabila ada kehidup-
nusiaan. Noreen Herzfeld memperluas wawasan ini dengan mEmg,en i""lUll'Uh alam semesla, apakah semua kehidupan clitebus 018h Allah
kakan bahwa sejarah kegagalan dalam inteligensi buatan simbolis, garmana t81'kandllng dalam konsep "Kristus kosmis?"23
dibangun di alas pemahaman substansialis lentang kemanusiaan, }V!ill'lJ.an kita mulai dengan pertanyaan tentang dosa manusia. Fada
dukung p81nahaman relasiona1 tentang imago dei. ada dua pendekatan terhadap hubungan dosa dan evolusi.
pakar memandang dosa sebagai fenomena yang secara radikal
akar dalam masa la111pau evolusioner kita. Pakar lain meman-
Penebusan, Evolusi, dan Kosmologi
limbul dalam evolusi manllsia dari beragam prakondisi yang
Titik tolak bagi sebagian besar teologi penebusan Kristen adalah dalam jangka waktu yang tidak terbalas ke masa lampau.
Allah menyelamatkan kita clari dosa melalui kehidupan, . pandangan pel'tama, dosa memiliki konteks yang sepenuh-
kebangkilan Yesus Kristus serta kita diubah oleh Roh Kudus. Kuasa jmlusiaw'i:: dosa tCl'jadi dalam konteks pribadi, sosial, ekonomi, dm)
untuk menyelamatkan kita adalah karena kasih yang rela k,<Ev()lusi kehidllpan di bumi dan dengannya kematian biologis

Menjembatani Soins dan Agomo Hukum Atom dan Tindakan Ilahi


dan kopunahan spesins, dipnndang sebagai hal yang baik tanpa i"PeaOOC!'" memandang evolusi dari sudut "paradoks" kemnneul-
djrngukan Ingi, ciptaan Allah yang penuh kasih. T(-'ltapi posisi ini munculnya sesuatu yang benm'~benar baru dalam kesinmn-
nimalknn mnsalah "kejahatan alam" dengal1 menyangkal bahwa rasa ""nH)seS-l;>l'O"es alam.
kit, penderitnnn, kc;rnatian, nt-au kepunahan menantang alam yang Jer.dekiaw.m seperti Juan Luis Segundo telah menggunakan kate-
nar-l)(mar l}(lik a(lanya. Posisi ini juga tidak l110mbcrikan penjelasan

I
evolusi guna memnhmlli signifikansi Yesus daTi Nazareth
terjrIClinya dosa dalam spesies manusia, membiarkan kita seGal'a pandang "dunia ini". Yesns melestarikan kualitas evolusi yang
bnrbnda dad a1<1m semcsta yang kniau Udale dmnildan akan befsifat

I
. fleksibilitas. Dalam Dia, evolusi kembali pada dirinya sen·
:: mah dan walau bagmmanapun borhubungan orat dengannya menjadi sadar dan dengan demikian manusiawi. Teolog Rosemary .
sejm ah evoluvi yang salll(l Lagi pula jangkauan pe11obusan, Ruether mengusulkan pandangan penebusan ~dunia ini" sesuai ..
harapan bagi kehidupan koka1, terbatas pada spesies 111anusia dan pemahamannya ten tang kematian sebagai sesuatu yang alami.
semua kehidupan. adalah kegenapan kehidupan dalam rentangan yang terba-
Dalam pandangan kOc1ua, prBkondisi akibat dosa dapat dil.enlllk dCl11ikian, ia l11cl11pertahankan pandangan Kristus sebagai
claimn masa biu evolusioner kita, kondati dosa terbatas pada spesies kosmis Allah, baik sebagai pencipta l11aupun sebagai penebus. 24
nusia. Beherapa prakondisi ini dapal dilacak lebih lanjut pada sifat . l11enimbulkan tiga pertanyaan kunci seperti yang ditunjukkan
damenlal dnri hukum-hukum fisika alam. "Erangan" ciptaan (soperli rh(li",en:: apakah Yesus sualu varian (atau "mutasi") dari eksisten.
digambarbm dalon1 Surnt R0111a di Perjanjian Baru) mcnyiratkan Apakah Yesus merupakan penggenapan dari protes jll'Ofetik
pendcritaal1 dan k(~malian aknn diatasi dalan1 t.ransformasi cskatologi seleksi'! Apakah Yesus adalah "struktur adaptasi" yang scem'a
lwsmos. tlW"·'"W'''. Tanggapan·Nya membuat Yesus menjadi "realitas uta.
B()l'bagai pel'tanyaan juga timbul tentang p811dekatan ini. Apabila ,!gter:ha(lallll]la seluruh kehidupan harus mengadaptasi diri."
semakin berakar pacla maSH laiu evolusioncr dan kosmologis,
na leita mnnghindari masalah teodisc - yuilu luenyalahkan Allah
gai p811cipiil {llmn semesta dan hukum-hukUlll alam? Dan 8pa
maksud dDngaJl tl'8l1sformasi alum scmostn menjacli "ciptaan menentukan teologi Kristen adalah kcbangkitan Yesus asal
bila h~rdapa1. kosll101ogi ilmiah? . antara orang mati. Bagaimana ll1ukjizat, yang fundamental
Relevansi kri8t010gi bagi evolusj juga tergan1.ung pada apakah Kristen, dilGtakkan d.alam hubungan dengan sains? Banyak
membuluhkan penGbusan. Filsuf Holmes Rolston beranggapan bahwa kebangkitan, apabila seeara leologis hm'us konsis.
apa pun yang n1Emclnrita kesakitan membuluhkan penebusan, ap"kah;i hampan Kristen bagi penebusan eiptaan, pasti lebih dari se-
dasa yang harus ditangani atau Udale Ian Barbour mengen1ukakan )~H'Oj(Jgl, yailu SGeara signifikan melampaui psikologi orang per.
Vlra aspek-aspek kcmanusiaan dan ilahi Yesus mata·lnal:a . Kebangkitan Yesus berkaitan dengan masalah kehi.
11ga11 cvolusi pra-mal1usia dan bagaimana pun juga keduanya ~p>umlJ! kematian dan kebangkitan UInUln S8mua ciptaan. Me-
nar baru dalam alam. Kl'istus aelalah procluk aktivitas imanen Peters, kebangkitan bukanlah reuni tubuh yang dibangkitkan
lam sel11ua sejnrah evolusi dan bogail11ana pun juga la adalah yang kekal" - sebuah konsep yang terutama b8rasal dari
an (\Ivahyu) yang secant l'adikal baru dari haldkat Allah. Demikian jiwa (psike) pribadi. Tetapi kebangkitan adalah transi'or-

Menjembataf}i Sains dan Agama lIukum Alam dan Tindakan I1ahi


Blasi eskatologis dari manusia seutuhnya sebagai suatu kedua skenario, kepunahan kehiclupan secara universal?
----'-"''''11
somatis, transformasi dari scmua dimensi ciptaan. Isu-isu .jawa.banrlya - dikhawatirkan - akan berupa "Tidak!" Beberapa
membawa kila pada tantangan-tantangan yang sigllifikan pada 1118ncat81 bahwa apabila dilunjukkan bahwa alam semesla
sama dari sains dan doklrin-doklrin teologis tentang hal-hal """Klw, k81natian yang mcnycluruh, hal ini dapat dianggap

'I
penghabisan, yaitu oskalologis, jm,m Kristen dan rncmghilangkan harapan Kristen. Apakah
Bebera])a cendekiawan, seperti I\uelher dan Segundo, ini dapat dihindaTi'!
eskatologis lerutama dabrn konleks ekologi dan pembebasan, mudah, apabila kita sepakat bcrmain menulut aturan melO-1
~ !{uelhor, pandangan Alhtab tenlang eskatologi, yang m{')maSllkk:ar Lelah diambil sejauh in;' PerIu diingal bahwa kita mengikuti .
dangan Ibrani-Yahudi tonlang koadaan penuh berkat duniawi, yang mcnghindari reduksionis111o maurjun isolasionisme
kan dalam keyakinall Kristen Helenis oleh kekualan duniawi ti~gkal-lingkat epislomik yang l8bih l'ondah (misalnya fisika,
reja mula-mula, I\uelher mengembangkan "teokosmologi ekoIE'lll'ini,"" sobagainya) membatasi klaiIn tingkat-tiilgkat yang lebih
mencakup "kefanaan diri, saling ketergantungan yang hidup di psikologi, loologi), bahkan kotika tingkal-tingkat yang le-
semua hal serta nilai pribadi dalam persekuluan", Bagi Segundo, tidak dapal dilurunkan ke tingkat-lingkat yang lebih rendah, Ja-
baru" mengandung 111akn8 keberadaan (Ok8i8t011Si) baru yang di l11cnjadi jalas: kosmologi Big Bang adalah bagian fisika,
nyn semUQ hal yang tampaknya ll1el1iadakan nilai-nilai dan Dongan begitu, ramalan "lnomboku a~au terpanggang"
diakhiri, Bumi bal'll adalah surga bal'll yang di dalamnya Allah ,m<olUgl Big Bang pasti 1110mbalasi apa yang dapat diklaim loologi
fikasikan dengan puncak perjuangan manusia untuk Inenenri 8SI'H1<J1L<15'·0' - seperli halnya peran kematian dalam biologi ovolu-
Nmnun d81nikian, dengan 111011ingkatnya kesadaran kita atas hubungan lradisional antara dosa dan kematian. Ti-
luas dan kompleksnya kosmos, jangkauan peronnngan OSl(at,ologis a'aCUfIIl pada konsep kelerganlungan (contingcn~v), kolxU'lmn (no-
ll1enjacli torbatas dan hmapan bagi spesies kita sendiri atan bahkan. tak teramalkan, komunculan, alau kosl1101ogi mosofls yang da-
net kita sendiri lampaknya semakin tidak dapat dibenarkan. mudah mengatasi 111asalah eskatologi dan sains.
ngnn demikian harapan kita bagi penebusan hm'us diperluas demikian, beberapa condokiawan telah menyatakan bahwa
mencakup kosmos secant keseluruhan? Apabila alan1 sen1esta masa depan kehidupan dalam aImn semesta muugkin tidak se-
ciptaan Allah, apakah tidak seharusnya somua yang torkandung )j.s<'p(lrli yang tampak. Freeman Dyson menunjukkan bagaimal1a ke-
lamnya berpartisipasi dalam ciptaan bal'll? Langkah unlnk mc,mlperl dapat bertahan selama-hnnanya dalam skenario terbuka "111enl~
jangkauan eskatologi sehingga mencakup selurnh alam semesta pula pakar fisika Frank Tipler dan John Barrow tolah
serta-morta harus menghadapi tanlangan keras dari sains, Menurut S[dpKHn karya Dyson paein skenario "terpanggang" clari ala111 semesta
mologi Big Bang, n1asa depan aIam semesta jauh dari apa pun Namun, dalam koclua upaya itu, para ilmuwan ini menjadikan
sebut "dunia baru". Sebaliknya, ia akan m8111beku atan "'l'a,u,IIS"U5' hallya sekadar "pollgolahan informasi", sementcu'u "kehidup-
rus-menel'ns berkembang atau menyusut kembali dengan do, hanoh' sebagai pengolahan informasi bmu tanpa akhir. Dalam tlllisan-
Di samping itu, semua kehidupan akan lenyap dari ala111 S81nesta yang lebih kemudian, Tipler l11eUllntut untuk rl1enangani be-
sebelum salah salu skenario masa depan yang jauh tersobut lerjadL ~111asalah leologis, tennasuk Allah, keballgkitan, dan kehidupan ke-
patkah eskalologi Kristen dibuat konsisten dongan salah satu lilenul1lt "Ieori lilik Omega" miliknya, Tetapi klaim ilmiah Tipler te-

Menjembot'ani Sains dan Agama Hukum Alam dan Tindakan Ilahi


lah disol'nng secara agresif oleh ilmuwan lain, semen lara baik l'
eli antara kecluanya. Keduanya lunduk parla kebonaran ba~
]ogis Dyson maupull Tylor sorta i1lsafat reduksionis mereka
tcolog yakin bah\\ra kebenaran baru yang ditell1ukan dalan1
oleh para condekim,van dalam biclang teologi dan msaj~lt.
berfungsi untuk me111uliakan Allah yang l11enciptakanl1ya.
]acli, apa ynng l11ungkin dikatakan para leolog tculang ""''''''UIlJQj,
kosmologi? Teolog Mark Worthing lelah mengusulkan Ggar kita

I
amhil pnmbeclaan VVolfhart Pannenberg nntara visi apokalipHk

I
dan ilmiah, Ii] juga ll1cnggunakan konsep "prolepsis" "
. Y(:l~.~ !(it.a ~81~~~1~(an dalam Kri~tus ac~alah penampilan
dalam ,,,loU-llIlJI'" leks yang mernbantu dan nrtikel~artikel un,tllk tinja~Ian umun,1
pOIlslrwd"polIslrvva eskalo]ogls akhlr zaman. Worthing munya:l'ali ;'erlcal<Uj-, Ian Barbour, Religion and Science: J-listOJiea~ and Conlomporw)' •
(San Francisco: Harper San Francisco, 1997); Alister E. Mc.Grath,
agar jJurousi(1 tidak disamnkan dengan akhir alam semosia jauh di
. aIld Religion: An Inll'Oduclion (Oxford: Blach-vell, 1999); Ted Pelers,
dopan. Sebaliknya kita harns l11C'!l11ahaminya sebagai
semesta yang terus borlanjuf. 8denco ond I1wology: 1110 New Consonance (Boul'der, ('nlo.: Westvievv
, 19913); John Polkinghorne, Science and 71wology: An Int.roduclion
Menurul Ted Peters, dalam transformasi ini, vvaktu '''''UK''W (Tn,ndl,mAvlirlJ1eapclli"": SPCK/Fortress Press, 1998); W, Mark l\ichardson dan
dalmn kekekalan Allah. lni mclihatkan apa yang diselJut Peters \I\lildman, peny., noligion and S'donee: llistOl)" Method, Dialoglle
"holismo temporal" atilu kOS1110S sebngai kosatuan waktu dan York: Routledge, 1996), daD Christopher Southgate at 01., peny., God,
Kosmos diciptakan secant proleptis dari masa dopan dan di1ebus ,;",,',nJlilvand U10 Cosmos: A Textbook in Science and Religion (Harrisburg:
eskatologis oleh prakarsa Allah di masa depan, yang kita kenai Press InteI'l18tionaI, 1999).
YOSllS Kristus. I-Ial'lIS diakui, Peters benar-bonar berterus torang
tinj<lllan 1111111111 relativitas klmslls, !ih. James Trem dan Robert Hazen,
tantangan yang berasal dari sains, "Apabila akhir zaman di lHasa
Sciences: An Integratod Ap}JmaciJ, edisi ke-2 yang sudah diperbaharui
datang terjadi seporti yang diramalkan (kosmologi ilmiah) ...
York: John \!\Tiley & Sons, 2000), bl.lb 13. Untuk \!vawasan yang meI11-
akan momiliki bukU bahwa i111an kila sebenarnya sin-sin. Akan , lih. Mark \!\Torthing, God, Creotion, and Conlompo]'wy Physics
bahwa tidak ada Allah, seUdaknya b1.1kan Allah yang diyakini para [rv!innc,'pcJiis: Fortress Press, 199G), 23*6.
ikut Yesus,"
annlisis literatur teologi kontempOl'er terperinci tentang tindakan il;:lhi,
Ow(m Thomas, peny., God's AcUvily in (}w WOI1d: 'Jiw Contomj)orwy
Kesimpulan ;l'lvbl(1)1 Shldies in H.eligion Series/American Academy of Religion, 31 (Chico,
Scholars Press, 1983) dan Owen Thomas, "H.ecent Thoughtan Divine
Perkmnbangan banI dalam sains dan pergoseran internal dalam
dIm. Divine Aclion, peny. Brian Hebblethwaite and Echvtlrd
telah membuka julur interaksi lxu'u di anlm'a dna disiplin ini. Upaya :HlmderSl)l1 (Edinburg: T, & T, Clark, 1990)
jembatani ini, kendati harus lllonghadapi banyak kesulitan, tidak
n10mbuang-buang waktu dongan pel'C1ll11a. Sains, dalam kondisi ,C,UU'UII-U,,,,,,ullleolog konservatif.ytlng menarik rnencakup Cbilrles I-lodge,
SI'slc.mell,"c· '11wol02Y, 3 volume (New York: Scribner'S Sons, 1891) dan
iknya dan teologi dalam kondisi terbaiknya, kedua-duanya 11llmc:an t
Bloesch, H()~V SCTl}Jttlre: Rovelalion, 1I1S']JiratJoll and Intmpretation
benm'an. Bajk sains maupun toologi l11ampu untuk mengb'itik dan
>IDowners' Grove: IntcrVi.ll'sity Press, 1994). Toolng libcml moncakup Rudolf
perbaiki diri sondiI'i, dan perbaikan diri ini l11aSing-nlRsing ditingkatk,
.1'"1li1'lal1l1" 71wologv oj tiw Now Teslmnonl, terj. Kendrick Grohel (New

Menjembatani Sains dan Agamo


Hukum Atom dan Tindakan flaM
York: Ch;lrles Scribner's Sons 1051J dan JOSU8 Christ and JVJVIJIOI,n,,. ...
rnasalah JJOllgllkllran, non-lokalitas/kelcqJis;lhill1 serta tan··
York: Charles Scrihner's S011S, 1958) dan Gordon Kaulin']
'TJ / <1], wrhadap ontologi klasik dan realisme kritis.
" Wu ogy: A Historicist Ponpectivc (NevI' York: Scribner's Sons
On tbe Meaning of Act of God", dlm. Thomas, God's ACfil'ity in 'Ul(J pengilntar non-tcknis, IiIL George F.R. Ellis dan vVilliam R. Sloeger,
5. to General l"\clativity and Cosmology", dIm. Quantum

I
Anali:iS Lll1gdon Gilkey yang ll1cndalmn tentang kegagnlrm ""'0-,)),]",
ond tJn"! Laws of Nature: S'ciOl1tific Porspoclivos on Divino Action,
menYlratkan betapa gil\valnYil rnasalah ini. Lihat Gilkev,
Robert J. Russell, Nancey C. Murphy, dan Chris ]. Isham, Scientific
Ontology, ,111d the Travail of Biblical Language", Journal of Rehgion 41
. on Divine Action Series (Vatican City State; Berkeley, C"lif.:
~ejak 1990, ConteI' for 71Jooiogy and tile Natura] Sdences dan ObseJ'vatOlY Publications, Center for Theology and the Natural .
rlll~1 Vatikan telah mensponsori s8nmgkaian konferensi penelit. 1~3). ,
kah setahul1 yang bertujuan memperoleh pemahaman yang lebih Iali
tinjmU-lll yang b(mnanJ;mt tcntang berbagai pandangan, lihat John
tm~g Imbungan <-ll1ta1'<l sains kontemporer dan pendekatan l1C1l1-intm""
dan Frank Tipler, Tho Ant1uvpic Cosmological Principle (Oxford:
oms terhadap tindakan ilahi khllsus dan objektif.
21arellO(1ll Press, 1986) dan Smlthg<lt(~ (~l.al" God, Humanity (lnd 1110 Cosmos.
7.
Untuk pr-mgantar lermodinmnika, lih . Trofil
, d'll1 (" flu'S
( H'lzpn "
. , cJOnces, IJab
p(~ng;Hll<1r non-teknis, lih. Jnrnes S. Trefil, Tho Momenl of Croation:
8.
,~.Jnt,uk},}en,w~nta.r.teori ka~)s dill1 kompleksitas, Jih. James Crutchfield Bang PhysiCS Jmm BeJore tJle A1ilJis'ocond to Iho Prosont Universe (New
Cluos , Scwnfijic Amoncan 225 (Dccc'mbel' 1986) lJ t k : Macmillan, 1983) bab 10 dan setcrusnya. Untuk pengantar yang le-
I I' . ', , ). n II aCUi-ln
~.) nh Illas, lIh. V\lesley \t\fildman dan l"\obert Russell, "Chaos: A teknis, lih. Chris J. Isham, "Creation of the Universe as a Quantum
tICal. Introduction with Philosophical Ref1ections", dIm. Chaos and dIm. Ph.vsicS', Philosophy, and Theology: A Common QU(~st for
p~eXJ~Y: Scientific PerspecUFes on Divine Action, peny. Robert ]. J. Russell, William R. Stoeger, SJ, dal1 George
!llcleJ';W."U,I1'~' peny. Robert
N(n~Lr.y C. ~llrphy, dan Arthur R Pe<lcocke, Scientific Perspectives on Coyne, SJ (Vatican City Slate: Vatican Observatory Publications, 1988)
~Clion Serws (Vntican City Statc~: Berkeley, Cnlif.: Vatican "Quantum Theories of the Creation of the Universe", dIm. Russell
r ublications', O'nipl'
, ,
f(l 1-Til'CO Iogyane1t ]1e Natural Sciences, 1995). QuonlLlm Cosmology and tJw lilW8 of NotaTe.
9.
Untuk p(mgantar mekanikil kUllntUlll lih l"ltl]
. ' . (
D'IVl'I~S
(" ,
QI I
10n Lim serupa telah dikembangknn oleh Joseph Zycinski, "Melhapby-
mcs (London: l\outledge & Kng'll1 P'lIll 1984) U t k . ] ilnd Epistemology (blam Stephen Hawking's Theory of the CreatioJ] of
1.. '. ' . -. --( ( , . . n II penJe i]Silll yallg
(apd: dlI~dhanll ,lIh. Nick Herbert, Quantum Roolify.' Beyond ,Zygon: Journal oj Heligion and Science 31,2 (Juni 19(6).
PhYS1CS (Garden City, N.Y.: Anchor Pmss, Doubleday, 1995).
,;,'''''''' tinjalliln posisi yang di(llnbil pada abad ke~19, lihat Chmc!(-) Welch,
10.
Pendekatan ini telah dikritik oleh sejumlah cendekicnviln termnsuk Pmlestanl 'Jlwught in tiw NinelcwnUl Centw]" vo1.2 (New Haven: Yale
P~ilcocke dan John Polkinghorne. Lih. tulis<ln Peacocke, "God's Press, 1985), bab 6; dan Ian Harbour, IS'sU(~s jJl 8chmco and
'''''Ith the V\forld: The Implications of Deterministic 'Chaos' ilnd O'f"IC" "';IlU. (New York: Prentice Hall, 1966, New York: Prentice-Hill1, 1996;
neeled unci Independent RenJitv" dim Russ,']] ('111/ (" J York: Harper & Eow, 1971), bab 4 .
• ' . " " ., ,J100S an Cc)}]],'il!!.,",
270-81, d,m Polkinghorne, "The Metaphysics of divine i'J('tion" (1](]1
152-3. ' , . Seb,lgai pengllntar yang bermanfaat, lih. Trefil dan Hazen, The Sci(mcos,
bab 19-25. Untl.lk acmm mengajaI', Jill. Ursula Goodenough, "Biology: What
Olle needs io know", Z)rgon: Journol oj Religion Gnd Science 31.4 (Descmber
1996) dan Francisco Ayala, "The Evolution of Life: An Overview", dIm.

Menjembatani Sains dan Agama


Hukum Alom dan Tindakan Ilahi
Evoiufior1m), (lnd Mo]ocuiuT Bioiogv: SdenfJj1"c Perspoctives on
penganlilr padn intelegensi \}Uatal1, lih. Anne F(~(-;~'st, "Arl:fi~;ial
Action, peny. Robert John Ru.ssell, \tVilliam J( Stoeger, dan Fransisco
"pllir!(;Jlcc: Walking the Boundary". ~l'g()n: jOl.ll1wi of /10ilglOl1 olld Sewn-
(VatiGll'l City StilLe; Berkeley, Calif.: Vaticilll Observatory
(D()sember 199G).
Center for Th(;ology and the Nntuml Sciences, 1998).
ini SUd;lh ,l<b P;Hla lahun Hl30 sampni 1950-an
Bebernp(1 teolog kOllservatif dan injili juga telah menmvarkilIl

I
18.
Teilhanl de Chmdill mernbentuk sinlesisnya yang elegal1 an\al'<l
kreatH tentang evolusL Ilumcakup Alister McGrath, Scionm una
wo]ogi, dan spirittllljitas. Lih. Pierre Teilhard de ChaJ'din, '~w Fileno-
A.n intJ'oducliol1, dan Howard J. Van Till, Scionce Hold Hostago.'

I
of Man, jerj. Bernard V\I,lll (N(-rw York: Harp(-))' & EO\v, 197;)).
Wrong H!itil Creation Science and Evolutionism (Dovl'ners Grove),
tel'Val'sity Press, 1988), )c]Jldckiilwiln ltlin yang tebh menulis \(m:,<l/1g i.Sl1~~Sl.1 i.!1i diln yilng ~erup.a. •
C.",,,.,,',,)ll }\Ollil1d Col(-)~1\lrne]', The Now (,ono818: I1wo}ogy und Ill() (y(me(lC
19. Untuk pengantar Velda sosioiJiologi, Iih. E.G. \l\1ilson, SG>Cir.)iJj,C)io,&y' (Louisville: VVostminster/John Knox Press, IDD3) dan Nancey
New S)mtJwsi5' (Cambridge Mass,: Belknap Press, Hmvard University
"'nrn!JV" "or Miracb", CTNS i3ull"fjn 10.2 (Spring, 199()).
1975) dan On Human Natura (Cambridge, Mass.: Harvard University
1978) clan Richard Dawkins, The Selfish Gene (Oxford: Oxford
Press, 1976). Mengenai kognilif dan ilmu syamf, Iih. Joseph LeDoux, '
Hons: How I've Looked for Them in the Brain", dlrn. Neuroscience
Person: Sciontlfic Perspectives on Divino ActioIl, peny. Robeli John
Nancey Mllrphy, Theo C. Meyering, dan Michael A. Arbib (Vatican City
Berkeley, Calif.: Vatican ObS8Ivatory Publications; Center for Theology
the Natul'<Il Science, 1999) dan Michael Arbib, "TowilJ'ds a N(mr,osc:ieflC<
the Person", cUm. Neuroscience and tJw Porson: Scionlz(ic Fc:ISllOC'/iv,,,
Divino Action.
20. Lih., misalnya, penggmmal1 isti];:Jh ci0f-1o:: ~IUXlK6v oieh Paulus dalam 1
15:44. Untuk analisis yang cermilt me11g8nai pandangan Perjanjian
1entang diri m,ll111sia, lih. Joel Green,"Bodies - That Is, HUllum Lives"
l411Olevor Happened 10 Uw Soul? Sciontific onci Thoological Portraits
nWJ1 Nature, peny. Warnm S. Brown, Nancey Murphy, dan H.
Malony (MiIll1eapolis: Fortress Press, 1998).

21. M(~skjpun isu-isll ctis pOl' so lid(lk termilsuk dalam cakupan esai i11i,
tika manusi;-l adilbh bidang khuSllS yang di dalmnllya etika dan
saling terkait secam erat. Un1uk refleksi mendalml1 tent,mg pJ'Oy(~k
manllsia serta implikasinYfl, Jill. Ted Peters, "Genes, Theology and
Ethics: Are We Playing God'?" dIm. Genetics: Issuos of Social Juslice,
Ted Peters (Cleveland, Ohio: Pilgrim Press, 1998).

Menjembatani Sains dan Agama Hukum Atom dan Tindakan Ilahi


. wIsh berkembang dad waktu ke waktu, s~demiki;-lI,l rupa se-
. _~ 1J'adi batu IJC:mjl1ru organisasi biologl modern? Dan ke-
te18h I11l,l . ' . ,
. ' filosofis dan teologis yang lelah tlll1bnI dan pefjUlnpd-
res pons ' ' ( . _ ' .
Evolusi kiLa dengnn tesis Darwin? Masing-maslng pertanyaan 1111

Biologis dalam bab ini.

I
,nI',d,"'"

2 dalam
Sains EvoluSl• Darwlman.
..? :
dan Teologi dilerbitkanl1ya On tJw Origin of Species by Mea,!s of Natural Se-
, n N1oV8'111ber 1859 ' Charles
pa da IJU 1a ..
DanVll1 mermnpungkan se-
M amnez J. Hewlett provek ya 11g (
tehh diawali kurang lebih liga ]Julllh,lahun seb81um-
{
- yang terkenal di alas kapal EMS Beagle membawa
sualu \vilayah biologis barn, lel11pat ia dapat n1engan1~ti dengan
segar ciri-ciri dunia alamiah yang tidak dipengaruhl oleh pra-
Salah satu gagasan ilminh abad k8-19 yang paling berpengaruh, Eropa tc-mtang alamo ..."
tang, dan signifikan aclalah teari Danvin bahwa semua bentuk . halnya dengan perkcmbangan tcon Ilnllah mand pun, ada
an yang ada eli planet bumi sekarang ini diturunkan dad nenek barns dikllmpllikan dan bipotesis yang bams dirumllskan, Da-
yang Selma kamna beberapa varian berhasil bertahan hiclup l'lsi eli antara ciri-cil'i tertcntu dad binatang-bma-
mcnca k1-lp kore (
moIalui suatn proses yang disebut seleksi alamo Dampak langsung ia tCl11ukan, misalnYH burung-burung Galapagos, dengan aspek-
paradigma bialogi baru ini dirasakan dalam banyak segmen In,',,,'"",," lingkungan ten1pat meroka ditemukan, antara lain jenis 111akanan
Eropa dan Amorika, Dampak jangka panjang dari penggabungan lcrsedia bagi I11oroka. Hipotosisnya dinunuskan berdasarkan da~a­
Darwin ke dalam pomikiran global masih diaiami, seperti kita lihat . dan eli bawah pengaruh pemikiran knkeknya, Erasmus .DarwIn,
yang scmula merupakan penjolasan bagi pengmnatan botani dan : ' yang tersohor itu, Sebenm'nya, karya Erasmus ZOOIlomw (1794-
gi sekarang diterapkan pad a pcrilaku manusia, ekonomi, kosmologi, batns terlentu 111endahului tesis cucunya. . k
jarah dan bahkan kescnian. Nfungkin tidak nda aspek dari KelUllupa Biolog evolusioner modern, John Maynard Smith, seCal'a smg at
budaya tdah mengalami darnpak penggabungan ini sekuat HUIJUll"' I'elah merangkum hipatcsis Darwin:
antara sains dan agama. KendaH sudah menjadi kontroversi lebih populasi sejumlah satnan (unit-unit cvolusi) dengan Uga sifat:
satll abacI - diabadikan sebagian besar oleh pemikiran fundamentalis • Multiplikasi (satu dapalmenjadi dual
recluksionis dalam komunitas relights dan filsafat tcrtentu - Ke:O>I"'UlI'.e Variasi (tidak sen1lta satuan sarna) .
haman populer ten tang evolusi Darwin dan kaitannya dengan agama Hereditas (seperti yang biasanya momperanakkan seperh selama
rus berlanjut. mulliplikasi)
Unluk I11eIlghargai signifikansi yang luas cIari model
tiga pertanyaan inti harm; dijawab. PertamH, tepatnya apa teod yang
uraikan Darvvin dalmn Origin of The Species? Kedua, bagaimana

Evolusi Biologis dolam Sains dan Teolog i


98
2, 13erbagai pnrbedaan di antara satuan-satuan akan 1l1<8n:llx,ng,al'llhr .:'''HlnvoUJ''M'' "objek" yang akan 1110njadi sasnran kekuatnn seleksi
mampuan untuk bertahan hielup dan boreproeluksi. Ini berarti,
bed ann aksn mempengaruhi ketangguhan mereka,
:1. Populasi akan berubah dari waktu ke waktu (beJ'8volusi) di
kekualan-kekualan selektif.
4, Sntuan-satuan tersebut akan memiliki ciri-ciri yang >"'">UUI5'Ua
kelangguhan mereka.
mvaJ abacl h~-20, karya George IVlendel, yang diabaikan se-
lima pllluh tahun, :olah dilomllkan.1a gi. Komaju. an bidang I
I
: Keempat prinsip hipotesis Dmwin irii soring dlringkas sebagai
an dengan nlOdifikasi melalui seleksi alam", Ide l11engenai Kemalllp
bertahan hidup clari yang paling tangguh (slll'Vivoi of the fittest)
di pusal-pusat scpOI'll Columbia Umv8Islly dl Kota Now York _
perkembangan pes at dalam pemahaman tel~ltang apn yang di-
kromosom dari warisan, Apa yang 111Grupakan konsep ku-
leoritis, bagi Mendnl, lolah menjadi entitas fisib gon-gen yang [01'-
l11engandung gagassn persaingan langsung untuk memperoleh sepanj<mg struktur jaringan yang discbut kro~nosom eli (~{:lmn, in~i
sumber seperti makanan stau wilayah, Namun demikian, ""'dlllsgU perlengahan abad ke-20 telah dilunjukkan bahwa slial klllll-
mungkin juga berarli kemampuan menompati celah biologis y[mg tenvujud clalam molekul yang disebuL DNA, lJahan yang sama
Udak dapat didiami. Bagaimanapun juga, keUka populasi !l1')l1E:alEuni dimnati P)'oclerick Meischer haJnpir soabad sebelumnya. Pong-
kanan-tekanan selektif dari lingkungan, satuan-satuan tersebut, yang genelika dongan disiplin biologi molekllier yang barn mem-
miliki ciri-ciri yang meningkatkan kesempatan mereka nnLuk ape yang telah dikenaJ sebagni sintosis NeD-Darwin,
duksi, lebih cenderung terwakili dalam genera,i penerus. barn yang berkembang dari lxmggabungan ini menmnbah-
Akhir abad ke-19 adalah zaman yang dielominasi oleh fisika berikul pada hipolesis Darwin:
Dalam lingkungan ilmiah, menarik untuk diperlimbangkan bahwa mcwakiH informasi dalam bentuk susunan lininr dari clasar ni-
menyebut seleksi alam sebagai "kekuatan", Tetapi kekuatan harus yang Illembentuk molelcul kroll1osom DNA.
dampak pad a sesuolu. Mcmbawa dampak pad a apakah kekuatan organismD, yang clisebllt fenotip, aclalah pernyatflan inforM
alam Darwin? Secara signifikan, Darwin tidak memiliki jawaban yang Lerdapat dalam gen, gonotip,
perlanyaan inL Jadi, elalam hal ini teorinya secal'a ilmiah tida,k mCnmlWjl iraE:aryulIl yang terdapal dalam mnsing-masing organismo adalah aki-
Dua peristhva lain pad a abad ke-19, ym~g terjadi dalam waktu perb,)(laan-p,)rt10cJaan yang nyaris lidak tampak dalam informasi
dekade sosudah buku Darwin diterbitkan, pada akhirnya akan Perb"d8lan-p,ertlodlaan ini aclalah perubahan clalan1 susunan pa-
rikan jawaban yang ia butuhkan, Pad a tnhul1 1868, seorang dasar inti yang me111bentuk gen-gen khusus,
Agustin, Gregor Mendel, menerbitkan hasH-hasil eskperimennya dalam gen t8I'jadi karena poristiwa-poristhva mu-
naman kacang po long, yang monghasilkan model bagi sifat Peristiwa-peristh,va ini torjadi seC8l'a acak "Acak" eli sini berarti
dari warisan. Saluan kuantitatif ini ia sebul sebagai gell (dari pcristiwa-peristiwa itu tidak dnpnt diramalkan dalam arti 111e-
Yunani gellos, yang berarti keturunan), Pada tahun 1869, kunntum. Acnk tidak bcrarti bahwa pOl'ubahan-perubahnn 101'-
Meischer melaporkan isolasi suatu substansi dari sol-sel darah putih hanya terjadi secara kacau-balau,
ia sebut nnklein dan yang kemudian dikenal sebagai DNA. Pe:llelllU!
yang rnenggabungkan gen Mendel dan DNA Meischer pad a

Menjembatani Sains dan Agama Evolusi Bio(ogis dalam Soins dan Teo(ogi
5. Populasi satuan (menggunakan islilah John Maynard Smith) akHI1 membatasi diri pad a penyehab sekunder/kedua dan me-
memiliki keragamnn dalam ciri akibal perisliwCl-peristiwa ---"",. perLimbal1gan 18111a11g pCllyebab primel'/perlama (misalnya
G. ]adi, kekuatan seleksi alam bekerja dalam kelompok varian primer ilahi) sebagai bagian slruklur penjelasannycL
ini, yang memungkinkan beberapa eli antaranya - dengan berupaya ll1mnbalasi sistem-sistem yang diamati hanya
produktif yang lebih basal' - terwakili dalam generasi penerus. komponennyf.\ snbagai cara menyederhaIHlkan
,galna1tan dan menjelaskan perilaku organisasi pada aras yang le-

I
Dengan terbentuknya paradigma Neo-Darwin, biaiogi modern telah

I pu mengumpulkan serangkaian data yang mengesankan dan


- kan guna mendukung model sejarah alml1iah Darwin. Di
Up yang dapat diamati pacla aras kcseluruhall organisme (paruh
misalnyaJ, evoillsi Darwin dipandang mampu menjelaskan data
. dilerapkan pad a biologi evolllsioner. prinsip,prinsip pembalas
sogala sesualu yang borsifat spiritual dari penjelasan
alamo I-Ianya materi yang lersisa'i Materi ini Uclak
dipcroloh pacla aras struktllr DNA sendiri. Bidang genomika dan dari sudut teleologi. Tidak ada tujuan dapat ditemukan dalmll
formatika menyediakan segudang bessr data yang m8ndukung Jvl'81811 B knca mata evolusi, kehidupan tampak n10ngembara tanpa
tentang ketuHman dad nenek moyang yang sama. Ivlodel N(lO-iJa
diterapkan dalam pemikirnl1 biologis pada semua aras organisasi, C{,l]'a ini, model Darwin merevisi pcmafsiran kita tentang almn.
molekul sampai ke ekosistem. organisme yang bidup terlibal kompleks dan benluk-benluk
Namun demikian, pengm~atan ulang terhadap alam tidak yang lebih tinggi menunjukkan perilnku yang bortuju8n, ak-
menlpengarllhi ilmu alamo Madlah kita melihat bagaimana sesuatu dapat diubah ke dalam komponen kimiawi dan
ini telah mcmpongaruhi posisi masons dari para ilmuwan dan fisika. Apa yang tampaknya bertujuan rllpanya dapat
yang aeak. Apa yang tampaknya terancang rupanya dapat
ll;nhoreksi buta tanpa rencana antara hukum dan kebetulan. Pra-
Peran Materialisme Ilmiah dan Reduksionisme
l'eduksionisme dan materialismo tolah berke111bang sep81ti
Pandangan dunia ilmiah yang dengannya biologi membentuk menjalar di sokoliling batang empirik dari penolitian ilmiah.
nen integral mcmiliki prapengn.!ldaian filosofis terlentu. Dt"l'dU."! 01saln,ya" penafsiran Richard Dawkins, James \I\'atson, clan Edward
pen cora han pada akai sobagai dasHI' yang paling andai bagi pEmg,el~ yang semuanya sangat tergantung pada prapengandaian khusus
an ten tang aIam, digabung dengan asumsi bahwa alam dapat Dawkins, dalam berbagai lulisannya, termasllk 1118 Blind Watch-
n1endorong perkembangan metode yang sekarang menjadi ciri '1110 Se~fish Gene, mengemukakan baln,va penjciasan lllama
ha-usah£1 ilmiah, Pembenahan pendekatan ini antara abad ke-16 ciri biologis dapat clitemuknn dalml1 l'angkaian DNA dari gen
20 111enghasilkan pemahaman bersmnCl balnva penyelidikan ilmiah inenil:ntlUlknn satuan ler8ebut, ia membuat suatu pernyataan yang
ins sendiri - akan n1embatasi perhatian pada hal-hal sebagai berikut: diperoleh dari p08i8i reduksionisme dan 111aterialisme. Ke-
1. Sains hanya akan ll1emperhalikan aspek-aspok material dari menulis dalam qr Molecules and Men bahwa somua biologi
alamiah. ~kllil['lllia akan dijelaskan pada aras kimia dan fisika, ia 111engambil
reduksionisl11e filosofis. Kelika Wilson berpcndapal dalam
bahwa aspok-aspek peJ'ilaku manusia paling baik dapal di-

Menjembat-ani sains dan Agama Evolusi Biologis dalam Sa ins dan Teologi
jclaskan oloh gen yang ciri-cirinya memiJerikaIl nilai daya tahan Teologis terhadap Evolusi Darwin
(STIIVivui) kepada keturunan yang lllcmbawanya, pnnjelasannyn
" setelah buku Dnnvin clitcrbitkan, timhul reaksi clari
si bah"va nspek rnaterial adalilh somua yang ada. J(lng,SJlll 1J' - ,

t801 ogi. Pilndangan yang lazim sampni saat ilu nelalah bahwa
Penggunanl1 model-model biologi evoJusionor clan molekulor I11enciptaknn chmiel, lengkap dalam bentuk yang kita lihat so-
nwnjclaskan somun (lspek biologi manusia, termasuk pt:;rilakll dan AkibaLnya banyak pih[:\k bcrpendapal bah,va model Danvin
aI, telah 1ll0m})a\I\Ta pada pCl'kembnngan dua bidang sLudi tllJ'llnan
,leng,all dengan pemahanlan KrisLen-Yahudi tcntang pO;1ciptaan.

I
valU): sosio}Jiologi dan psikologi ()volusioner. Bidang tmakhir
d" ari s. er.atus lahun kemudian, bebera P.a pihak masih menarik ke-I
:- llnt~lk dapat mel~l~(l~ <1onga11 jO.Jas Cjri-C~~'i. ym:~ SaI:l<1 p.ada periL--lku s8perli itu, Telapi kita harus berlanya apakah kesimpulan ini -
nUSI<-l yang mmnllIkl akar yang dapal dlldentlhkasl pmla masa lulu .
. . Apakah kita perlu menafsirkan evorusi sebagai scsu~
lusionnl' kita. I--Jipolesisnya adalah bahwa ciri-eiri lorseblll le,'18'''""
pada dasarnya 1118111ang bertentangan dengm\ teologi pencipta-
hun SUSUI1HI1 gel10tika kila selmllH pcriode yang disebul lir,gk:urlgan Apakah tradisi Kristen-Yahudi mencakup p8mahaman lcnlang
seswli,m 8volusionor, sllnlu "vaklu dalam sejarah spesios kita
111ungkin lebih selaras clengan model sejarah alamiah Dal'\lvin'?
kal1aIl-tekanan scleklif tertontu m8l1gakibatknn kelallgsungal1
Afrika Utma pada abad kc-5, Agustinus dari Ifippo menulis S8'
dividu-hldiviclu tnrtentu dongan pcrilaku ini. Jadi, model sejnrah
lrJ:,al"ll pandangan Alkitab tenlang p8nciptaan dengan judu] On 'Dl8
ah Danvin digambarknn sebagni alat untuk monjelaskan apa seiJenarn
.;,I,'vie,aw'ng of Genesis, Dalam karyanya ia berkata:
arti mcnjadi manllsia.
Dalam setiap kasus ini, para ilnlll\Van mnngambil, mia kalanya dalam benih tersebllt tel'ciapat secanl tidak kasat mala semua yang
pa bersikap hilis, posisi filsafill terlenlu, Hal ini dapal llHell[,<lJ'J08111 vV<lktullya alan tllmbllh menjadi sebuah pohon. Dan ciengal1 cara yang
I-xmgaburan probJematis terhadap pembodaan antma sains dan , kita h(~nls mernbayangkan dllnia, kelika Allah menciptakan semllil-
sil'an snins. Ini perIu disadari saal mmnbacH teks ini. Argumen sebilgai memiliki smnua yang diciplabn eli d,llamnya ci<m menyertni-
itu konsistcn dalam lingkup aSllmsi sains yang 11101'8ka tafsirkan. keUka hari diciptilkan. Ini termasuk think Jwnya langit dengan mata-
ikut ini boberapa pertanyaan berkenaal1 dengan posisi Inereka: bulan dan bintang-bintang ... te1;lpi jllga m;lkhll1k yang dihasilkan air
• Apakah molode ilmiah menjelaskan sneaTH mendalam semua hal bumi dengan pellllh dilya dan lllltuk kepenting;m mereka scbelul11
lang realilas'? """',k" mllllcul padn vvak111nya.
e Apakah kesimpulan yang dilarik tenlallg isu-isu filosofis bersifat
evolusi, yailu perubahan dari \I\Taktu ke waktu, tampaknya tor-
hih dalam batas-batas metoda ilmiah'?
dalam leks ini meskipun kila seharusnya tidak berpendapat bahwa
III Apakah reduk.sionisme dibenarkan sobagai pandangan filsai~lt
dunia? ini sesuai dengan model Darwin, Bagaimannpun juga, kit-a
menyimpulkan secarn sederhana bahwa paling sedikit dnlam tra~
• Apakah model Noo-Darwin adalah nIa! yang memadai untuk
iTiallJ'isllik" konsep penciptaan yang mnsih harns disempurnakan u-
laskan ciri-ciri perilaku dan kem.:lsyarakatan manusia?
"V'"" •• " intrinsik bortentangan dengan evolusi Darwin.

'Sekitar seribu luhun setelah Agllstinus, pad a abaci ko-13, Thomas


juga memborikan komcnlar tentang penafsjrnn leks Alkitab ber-

Menjembat-ani sail15 dan Agama Evolusi Bi%gis da/am Sa ins dan Teologi
kenaflIl dcngan perlanyaan tentang bagaim,Ula a1am diciptakan. , halllpiJ' setengah ahad s(~telah penerbitan ll-/ul1wni GOllOri!>], pe-
tip Agustinus, Thomas menulis dalam Summa 71wologio: b<lfU tohlh membawa pada pengaknan teod evolnsi sebagai le-
hanva sekadar hipotesis. Mem{lng lna]' biasa bahwa teori ini telah
Pada hari-hari perlama ini Allah menciptakan sogala sesuatu m('U\i!fllt . diterima oleh para peneliti, mengikllti serangkaian penemu~
atatl maksud masing~111asing dan setelnh mengbasilkan karya ini In ,k"" """J.. bidang pengetahuan, Titik lemu, yang tidak dicari atau pun di-
dian berisiirahat. Tetapi sesndah itll, dengan memerintahkan W'lK1:I]\1, dad basil-hasil kerja yang dilakllkal1 secara leI'pisah jtu sendi]'} menl~

I
taan-Nya, dahull karya pengembangbiakan, "Ia tetap berkarya s<lmpai

I
argul11(m signifikan yang mendukung teori ini. ,
.. rang".

rurlaK.all pemikiran Agustinus, Thomas, dan Paus Yohanes Paulus


Gagasan ciptaan yang berkelanjutan (creatio continua) mI3n:vira tl:an,
ran bagi Allah dalam teori evolusi. Dengan kata lain, membaca
evolusi menurut kruya Thomas, dapat disimpulkan bahwa H"'Hllut.
' contoh, kita harus menyinlpulkan bahwa peinahaman Kristen
ciptaan tidak secara inheren bert8ntangan deng~n model Darwin,
kita mungkin mencoba usulan sementara bahwa teolog~teo~
I
kum-hllkllm yang mengatur keturunan dengan modifikasilah kita lerlentu memberikan deskripsi penciptaan yang clalHll1 cara~
molihat karya Allah yang kreatif. P8l'hatikan implikasinya di sini, iundan)()rlla] sesuai dengan asul11si model Darwin. Mengingat bah-
hukan berarti karya Thomas menogaskan atau ditegaskan oleh toologis ini dipisahkan oleh hampir solllruh
Darwin, tetapi bahwa karya tersebut memberikan pomahaman agama Kriston, bagaimana mungkin bahwa pandangan populer
tontang alam yang tidak bortentangan dengan model Darwin, evolusi Darwin adalah bahwa model torsebut secm'a langsung
nya karya tersebut, dalam batas tertentu, seJaras dongan beberapa dapat dibantah lagi bortontangan dengan iman Kristen?
si dasar model Darwin,
Komudian dalam SlImmCl, Thomas mengembangkan lebih
pemahamannya tentang alam ketika ia menandai karya Allah yang la~~e!lta·lisJm.e dan Kreasionisme Kristen
tif sebagai momiliki tiga ciri: penciptaan dari kokosongan (c1'8Cltio spektrum perenungan religius, beberapa pandangan dunia ber-
hila), pembedaan, dan penghiasan (bersam8.-sama dipandang sebagai pada pandangan kaum literalis atas teks-teks kilab suei dari tra-
ti~ continua), Akan tampak bahwa rupanya evolusi akan paling beI'sangkutan. Hal ini ll1emang demikian terutama dalmn aga-
gambarkan lagi sebagai solaras clongan pembedaan dan penghiasan, Abrilham yang eli dalamnya tulisan-lulisan yang diilhanli (ins-
giatan kreatif yang mongakibatkan keragaman yang cepat ueWUtlJII-UIOi Wlitings), baik Torah, Qur'an, atau Alkitab, ditafsirkan oleh bebe-
dari dunia hayati. Ini tentu saja merupakan inti dari toori evolusi, dalam tradisi ini sebagai memberikan ganlbaran harfiah ten~
Bahwa pandangan Darwin ten tang alam tidak perlu seeara aspek realitas, Ponafsiran terhadap kitab suci ini bertentang-
sik bortentangan dengan model-modol teologis dmi aJam dapat dilihat evolnsi Darwin di tempat-tempat yang di dalamnya kitab suei
Imn karya too log konlomporer jnga. Paus Yohanes Paulus II telah 199,anlll<ll'j'can karya penciptaan.
akui keknatan clan pentingilya teori evalusi dalam rnombonluk ulang "'''HlU'' konflik yang seeal'a historis signifikan dapat ditemukan da-
nilaian teologis kila torhadap alam, Mengacu pada karya salah nlraC!!Sl Kristen. Dalam agama Kristen, 111ereka yang setuju dengall
pendahulunya, ia menulis; jlatsiram Alkitab seeal'a harfiah, memiliki pemahaman tentang sejarah
yang mengandalkan pembacaan seeara harfiah atas penciptaan da-

Menjembot"aniSains don Agama Evolusi Biologis dalam Sains dan Teo[ogi


Jam KitnlJ KnjCldian. Pumbacaan ini bcrasumsi bnhwa peri LlVV" .. " , rancangan sebagai bagiun dari perlilllbangan filosofis ber-
"va yang digambarkan dalmn AlkitHb m(:nI\Takili tidak hnnya dalam t1'3disi Barnl. Aristoteles menganggap lujUHn yang
teologis tentang 1mbungnn krcatif Allah dengan dunin, telapi juga sesualu ilu aela sebngni bagian penting elmi gmnbaran snsua1u
baran "ilmiah" yang andal ten lang apa yang terjndi dalam wHktu . Aquinas, dalam S'um111o 71woiogic(], menggunakan ga-
yong scsunggllhnya. sebagai suntu cara yang dengannya scscornng dapnl
BlJrdasarkan asumsi ini lahirlah gagasan ilnw penciptoon. i,jerliInlJ'ln[;''''H keberadaan Allah:
sllaian aniara Alkitab dan sains berupaya mewakili real.itaS fisik ,

I
:: ban rllpn sehingga cocok dengan gambaran Kitab Kejadian.
umur bumi diberikan menurut peristilahan Perjanjian Lama dan
pulan yRng diambil dari kajian waklu geologis tidak diIP8I'hil.ullol
Dokumen fusil dilafsirkan dari sudnt kisah air bah, bukannya
. kelil1lil diambil dnri pengeloli1i.l1l dunia. I<ila ll1elihat balnva h<1l-hl111_
kurang dillam hal inteligensi, misillnya hend,~-be~l{la aiam, herli.ndak
mencapili suatu tUjUilJ1, dan jni lilll1Pilk dill'! cam ll1(-;rekn hertllldak
Se\illll, alan harnpir selahl, dengill1 Ci1ra ynng sal1l.[l agar dapat menca-
hasil lerbaik. Milka jelaslah lJahvva mereka mamp\l menc<lp~li tujuan
catatan paleontologis. Bagi para ilmuwan penciptaan, segala sesu,atll SCCfll'<l keh(~hllan, tetilpi sesu,d dengilll raJ1C(lng<lll. Sekarang apa pun
rus sesuai dfmgan kebenaran hal'fIah dari Kitab Kejadian. kllJ'ilng clillam hal inteligensi tidnk clapat hcrger<lk ke arah tlljll<ln, ke-
Kiln perlu mengajukan pertanyaan bagi para teolog eli sini, biLl i;) dipilndll oh-1h ,,,,ujm] ynng kayn ;lkan p(mgelilhllilll (i<1n inleli-
yang kita lakukan bagi posisi kaum mnterialis ilmiah: seperti halnya JJnnah dial'ahkiln pllda sasaran oleh jllJ'1l panahnya.
" ApHkah pandangall iimu pcncipfnon merupakan posisi yang pasti ada sesuatn yang simgilt pandai yang olehnya senma benda~
akal dari sudut penelilian ilrniah maupun ilrnu tafsir Alkitab'! nJam diill'Clhkan pad a tujuHnnya dan seslliltll ini kita sebut Allah.
• Apakah pada ienlpatnya memperlakukan Alkiiab sebagai
ihniah? tidak rnenawarkan ini sebagai "bukli" knberadaan Allah, telapi
e Apakah evolusi Darwin tidak selams dongan pemikiran Kristen? natural s8sudahnya, antara lain Uskup VVilliarn Paley, 1118ng-
keberadaan l'8nCrlngan dalarn sistem-sistmn biologis sebagai bukti
d8l'i tindakan krcatif Allah, M8I11ang "]lembuat jam yang bula"
Rancangan lnteligen sebagai Pendekatan Ilmiah yang MU.l1g1kin:
watchmaker) yang disebut Richard Dawkins dalam bukunya cle-
Suatn 1antangan filosofis timbul dari pmnbatasan metodologis judul yang smna mengacu pada penjelasan rancangan yang lerda-
lakukan melod" ilmiah lerhadap diri sendiri. Sains hanya 111"rH'eli( karya Paley paela a"val.abad ke-19.
penyebab sekunder, sehingga gagasan tujuan - yang bersifal integral ;ii;.A':hir-akhir' ini gagasHn rancangan dalam sistem-sistenl biologis ber-
gi pertanyaan (entang penyebab primer - tidak dimasukkan dalam campUl' langan inteligon lelah cliangkat lagi. Michael 13eho
ses penjelasan. Keterbatasan ini pada gilirannya mengakibatkan 's J3lack Box) dan William Dembski ('l1w D081jpl Inference) lelah
cakupnya gagasan spa pun tenlang rancangan dalmn model iimiuh iiJ.rr.perkcmaILm kembali rancangan sebagai pertimbangan yang perlu di-
sedang dibahas. lni khususnya l110njadi masalah yang krilis dalam dalall1 proses pcnjelasan ilmiah. Behe mengupayakan hal ini
sistell1-sistem biologis, yang eli dalanlnya fFmcangan atau tujuan menggunakan konsep "kOlllpleksitas yang tidak dapHt cliseder-
paknya jauh lebih jdas, untuk mengenlukakan pendapat bahwa sel, sebagai struktur
",._ .... ,., tidak 1111.mgkin ditimbulkan oloh proses perubnhnI1 dan snlek-

Menjembatani Sains dan Agama Evolusi 8i%gis dalam Sains dan Teologi
si secara berlahap sebagaimana diramalknn model Neo~Darvvin yang tidak 11181nbutuhkan campur tangan suatu perancang
ras. Ia menggunakan analogi }Jm:angkap tikus unluk berbicara
struktur dan sistmn dalam sel yang menurut pendapatnya lOJ· 'lailll
pleks untuk dapal timbul k81'8na perllbahan~porubahan
dan Kesimpulan

I
ubahan basis tunggal dalmn DNA) dan soloksi soeara bortahap.
nya adalah bahwa sistem yang terlalu komploks untuk dapat Charles Danvin yang lu8r biasa itu selama hampir satu sete~
n~~a~ .selTl~~~1~1 i~t~ ~d.ak dal~)at dise.lekSi dengan mekanisme
I . 1l1endominasi panorama intelektual baik sains maupun kesu~
_ delL I hpotCSlS dlt81l1ahfnya adalah bahwa sel harns dirancang. . Agar dapat sepenuhnya menghargai dan mampu mengmahkan
perancang mungkin dikatakan sebagai Allah, I1leskipun hal ini inl'eloktual yang sudah dan torus berubah ~ni, kita membeda-
nY3takan secara eksplisit. Dembski momiliki pandangan S8l'upa, komponen pengaruh Darwin: sains yang meugambil 1110del dari
pun pendekatannya diambil clari matcmatika dan filsafat. sendiri, penafsiran filosofis atas pemikiran Darwin
Gerakan rancangan inteligen telah diusulkan para . yang cliterapkan pad a perilaku manusia, serta kaitan anta-
demiknya sobagai hipotosis yang c1apa! diuji, borboda d1a'' n·''·'"il'''n'',,''l·,ng,E Danvin dan pandangan teologis tentang alan1 yang bertentang-
faan, yang tergantung pada pcnGrimaan pembacaan kilab sud tidak berlentangan dengannya, Pembodaan ini telah dijelaskan,
Yahlldi seCal'a hariiah. Namun domikian, hipotesis ini mencakup lelah membahasnya dari sudut penelitial1 Uga rangkap yang
ml~ga~asan tentang rancangan dan tujuan (argumen teloologis) dalam bagian pendahuluan. Pertarna, ldta telah ll1elihat bah-
ada dllllar paradigma ilmiah yang diterima. ini somula bertUl11pU pada pengamatan yang diadakan dalan1
Jadi, lagi~lagi kita harus mengajukan pertanyann-pert~Ulyaan illl1iah yang paling baik Kedua, dengan pemahaman
argumoIHlrgumen yang digllnakan untuk mendukung gagasan tentang genetika yang digabungkan dongan bialagi ll1olekuIer,
an sebagai gambaran dunia alamiah: 111elihal bagaimana sintesis Neo-Darwin te1ah memperluas jal1g-
• Mungkinkah secara eksperimental mendeteksi rancangan awal Darwin. Di saI11ping itu, kita sekarang melihat
menggunakan metode ilmiah standar? Jika tidak, apakah raJlcalll atas ketul'unan dengan n10difikasi Inelalui saringan selek.,i alan1
seharUSl1Y8 dianggap sebagai ilmiah atau fHosofis? setiap aspek biosfer kita, dari aras mikro sampai makro. Dan ke-
• Apakah gagasan mengenai adanya perancang, yang oenfl1l!lgllllg telah membahas secara garis besar aspek-aspek tantangan inte-
wab alas kamploksitas yang ticlak dapal disederhanakan itu, apabila pandangan tentang clunia ala111iah ini dimasukkan ke da-
bonar 111erupakan argU1110n untuk menjelaskan "Allah yang lipllrenUlilgcm filasofis dan toologis,
batani jurang-jurang"? Artinya, apakah ponelitian ilmiah pada c,>,',lOIJeJ Dan,viI1 bukanlah kata akllir yang diucapkan tcntang sifat alan1

nya alan menunjukkan bagaimana sistem-siste111 i11i 11111ngkin jowlad,el ini juga tidak berdiri sendiri sebagai gall1baran yang lengkap
cullewat metode yang selaras dengan huklll11 ala111? realitas, Kekualannya terletak pada dampak yang ditimbulkan-
• Apakah aJ'gulllen ini berlaku hanya apabila kobertahapan (glndllolish sains dan filsafat, besmla reaksi yang dila11cmkan teologi torha-
adalah satu-satlluya sumbnl' bagi keragaIllan selama evolusi Apabila gambaran 11l11Um atau akal schat kita tentang sifal rea-
an'? Apakah mokanis111e keragaman lain dapat digunakal1, yaitu hal'lls mendekati apa yang sungguh-sungguh ada, kita harus berse-
Wlne:Il1IJ8rtinlb''U1lgkm cm'a pandang yang berbeda-beda, Dalam hal ini,

Menjembatani Sains dan Agama Evolusi 8iologi5 dalam Sain5 dan Teo{ogi
Dvolusi Darwin menyediakan beberapa, tetapi mungkin tidak
""'''U"
na yang clc-mgannya kiln 3ka11 melukis gambar kita. Sualu Kc>s"iiah"n
bila toologi dan filsafal l110ngabaikan {'aha bahwa inilah caru
ngat ampuh untuk 1118l11andang ciptaan. Telapi salah juga "l'ablla Genetika,
berasumsi bain-va model Danvin menyediakan sumbor yang ""'g.:", TeoLogi,
luk mumahami realitas. . dan Etika

I Ted Peters

i1m aCianU) biclang ponelitian ilmiah yang mcmpelajari aktivitas gen


binatang, dan manusia, Gon adalah segmen
'riAI,xl"JitIOllucleic acid) yang terdapat dalam setiap sol yang hidup
segmen DNA ini menjadi kodo bagi protein yang
II
menghasilkan dampak pada tuhuh, Semua kehidupan di
memiliki susunan kimiawi DNA, meskipun setiap spesies
gen dalam jumlah dan fungsi yang berboda-beda, DNA manu-
kurang lebih 30,000 gen yang tersusun dalam dua pasang 23
, Empat puluh 011am k1'o111080111 manusia tersebut adalah se-
DNA lempat setiap pasang yang lerdiri dari 23 kromosom
tersusun dalam bentuk spiral ganda, Serabut-serabut DNA tor-
empat unsur kimia dasar: adenine (A), guanine (G), cytosine (C)
(Tl, Keempat unsur dasar ini secara khas diidentifikasi de-
,iDllkatan huruf tunggal (A, G, C, '1') dan membentuk sualu "abjad",
demikian, yang ll1Bll1bawa informasi genctika dari DNA ba-
irtbentul(an jaringan dan aktivitas lubuh,
;Emletilka model'll berawal pada abad ke-lg dengan p8nelilian seOl'ang
Austria yang lidak dikena!, Gregor Mendel, yang menemukan
vmrisan dalan1 tanmnan kacang p'olong. Huku111-hukum wa-
(Wiendel masib tclap menjadi dasar bagi genetika kontemporer, Apa
itd:itarnbllhl(an abad ke-20 adalah kerja kimiawi dari biologi mole-
;,ll1iSEtln~la penomuan struktur spiral ganda DNA oloh James Watson

Menjembatani Sa ins dan Agamo 113


evolusi Darwin mnnyediakan beberarm, tolapi mungkin Udak ....... ",;,
na yang dengalll1YH kita ;]k8n molukis gambar kita. Suntu hC'''"Ull'IlLi
hila toologi dan filsafal l1lcngabaikan 1'ak1a bahwa inilah eara
ngat ampuh unink memandang ciptaan. Tetard salah juga Genetika,
"'""U'lij
berasumsi bahwa model JJarwin mnnyodiakan sumLer yang 'CJJgK'lll TeoLogi,
luk Incmahami rcalitas. dan Etika

I Ted Peters
,

adalah bidang penelitian ilmiah yang mempelajari aktivitas gen


nTrLbuh-tunlbllh'Lr binatang, dan manusia. Gen adalah segmon
J

HI",nx,mllOli ucleic acid) yang terdapat dalum seliap sel yang hidup
segmen DNA ini menjadi kode bagi protein yang
menghasilkan dampak pada tubuh. Semua kehidupan di
. Incmiliki susunan kimiawi DNA, meskipun setiap spesies
dalam jumlah dan fungsi yang berbeda-beda. DNA manu-
lebih 30.000 gen yang tersusun dalam dua pasang 23
Empat puluh en am kr01l10SOlU manusia tersebut adalah se-
DNA tempat seliap pasang yang tenliri dari 23 kromasom
tersusun dalam bentuk spiral ganda. Sorabut-serabut DNA tcr-
empat unsur kimia dasar: adenine (A), guanine (G), cytosine (Cl
(T). Kcempat unsur dasar ini secm'a kilas diidcntiflkasi de-
ing],at'Lll huruf tunggal (A, G, C, T) dan membcntuk suatu "abjad",
demikian, yang l1lcmbawa informasi genelika dari DNA ba-
,bentuLkan jaringan dan aktivitas tubuh.
modern berm,val pada abad ke-19 dengan penelitian seorang
Austria yang tidak dikenal, Gregor Mendel, yang n1enel11ukan
warisan dalam tanaman kacang polong. HukUll1-huku111 wa-
masih tetap menjadi dasar bagi genelika kantemporer. Apa
abad ke-20 adalah kerja ki111iawi dari biologi 11101e-
!llisahwa penemuan struktlU" spiral ganda DNA oloh James Watson

Menjembatanj Sains dan Agama 113


dan l"<'rancis Crick 8el01ah Porang Dunia ke-2. Momasuki abad kO-21, Teo\ogis yang Ditimbulkan Genetika
yok gon manusin 101ah monyusun 3 miliar pasangan dasar dan mlcl1!(id;
lifikasi hamph' sonlua gOIl dalnm komposisi gon pada man usia. yang 1'8mpak jolas dalam pengotahuan lentang sifat l11a~
komposisi gon dari sekelompok tumbuh-tumbuhan dan binalang dikembangkall poneliUan genetika 1118111buut boberapa pemi-
lah leridentifikasi, ea:~aInaan meninjau kembali antropolagi yang me1'oka warisi. Seba-
toolog l11cmanciang bidang genctika sebagai suaLu tanlangan
Di samping biologi molekuler, yang secm'a langsung ml31l1,peln 1
proses-proses kill1iawi pada gen, dua cabang genetika yang lain res pOllS, boberapa memandang pengotahuan gene-
Isu-I II
I
, signifikan bagi relleksi religius, Kedua cabang tersebut adalah
perilaku dan sosiobiologi. Genelika perilaku menggunakan kajian
tik tentang ciri-ciri fenolip dan preferensi sasial untuk molihat
kinan adanya ciri-ciri yang dapal diturunkan. Hal utama dari kajian
,
pelongkap wa,I\'asan religius yang sudah berjalan {~ma.
khus,US teol~gi~ tidak banyak jUllllahnya dan,sering kaJi lerga-
lStHSU etIka dan kelllJakan pubhk yang leb1h banyak jUll1-
dan jelas tcrlihal. Isu-isu leologis akan dibahas torlebih dahulu II
<p<"J(lall ilu baru isu-isu otis sopular kloning dan l;enelitian sol mu-
nlacam itu adalah bayi kenlbar 8atu sol telur atau Iebih yang lelah I
sarkan seeal'a terpisah. ASUll1Si dalam kajian semaeam itu ada1ah
bayi kembar yang dibosarkan secm'a terpisah sangal baik untuk
karena mereka momberi kesompatan untuk nlembedakan antara
[stem colI),
Ke]prihatirlan teologis yang perlama adalah l'eduksio17isme genotika.
Uksic>ni,sllIC jc1as 1110nimbulkan anC3man teolagis di mana-l11ana cla-
i
81'uh genetika dan lingkungan terhadap perkembangan, modern. Bontuknya eli sini adalah berupa kepercayaan kultu- j
Sosiobiologi muncul pad a tahun 1975 dengan publikasi oleh lidak jdas bahwa "semua terganlung pada gen", Di laboratori-
enlomologi Harvm'd, Edward 0, Wilson, Wilson, setelah m(lmpel,ajarL
gaimana masyarakat S81nut secara sosial diporsatukan aleh lS\'ar,lt-;,
rat kimiawi, menyalakan 1m-val analogi bahwa pola-pola perk(lmba:Q!
melodologis penling unluk mendorong perkembang-
tonlang fungsi gon, telapi ancal11an elatang dari l'0duksia-
~ ont()logi'" dan l11enganggap balnva sel1lua yang 111elnbentuk sifat
I
'1
akan manusia, dominasi gender, dan sistom kasta clapat UlJ81aSIK8!1'1 somata-Inata dilentukan oloh g~n. Solmna tahun~lahun porta- .
ngan cara yang sama. Tidak lama sesudah itu, Richard Dawkins Proyek Genom Manusia, DNA digambarkan oleh beberapa il-
ciptakan istilah "gen yang mementingkan did sendiri", yang sebagai "kodo dari kode~kod8" atau "cetak biru kemanusiaan", 1
kan lesis utama dalam sosiobiologi: dalam model Darwin, biologis S0l11acam itu tampaknya tidak nlembori ruang I
len.g8!'uh indcpenden dari pihak roh atau budaya, dua dimensi yang I
ll1anusia tidak hidup bagi dirinya sendiri, tetapi fungsinya dalam I

adalah mereproduksi gen yang baginya ia menjadi pembawa sobagian bosar tradisi" keagamaan bekerja, 1
I
Inentara. Singkalnya, kekuatan gonetika menggerakkan ovolusi, Cellrilllaljnan kedua yang berkaitan dongannya aclalah deiel'minis-' I
suk evolusi ll1anusia; dan sejarah sasial manusia, terll1asuk sej,ara'h . Apabila "semua tergantung pada gen" dan DNA adalah co-
agamaan, dapat dijelaskan dengan mengacu pada dorongan QOlllelika:', siapa manusia itu, maka gon menduduki posisi sebagai penentu
dan nilai manllsia. Dalal11 perjuangan borsojarah an1£1ra
1181Ia".,on pmneliharaan dalam pikiran kaum inleleklual yang ber-
:lll>sn;iehls1:an komploksitas manusia, jenis determinis gonetika yang
helnnerlal'llhlbn klaim mereka pada alam, Secm'a relatif lidak ba-
molekuler yang 111enganjurkan doterminis1118 gonotika garis

Menjembat:ani Sains dan Agama Genetika, Teologl~ dan Etika


kerns, semen tara pakar genetika perilaku dan sosiohiologi mon.gU,,': sendiri dan lerbuka pula kesnnlpalan bagi kasih yang borsedia
nya, Para biolng I11o]ekulcr dan filsuf yang menentang ",aUITlllnISIIl< did sendiri. SebaliknYH, beberapa cendckimvan Muslim
nctika oksklusif ncap kali merujuk pada determinisme dua b' Illcreka hnrlls menolak lead Dvolusi Neo-Darwin karena
tarnbi.lh lingkungan. Beberapa tcolog menempatkan kebeiJas811 tidak memberi l'llHng bagi roll mannsia dan juga tidak sesuai

I
dalam dotel'minisl11e Uga bagian: gnn, lingkungan, dan cliri m(ll1Usia Ila:l1trCljlologi Qur'an.
pribndi (person), DaIan1 hal yang disebut belakangan, did manusia ringkas, masyarakal teologis dapal menerima recluksionismc
. dnlam biologi molokuler yang borfimgsi menghasilkan ko,

I
pi], diri tidok dapat dirodllksi monjodi ha,"Ya pengm'llh bio]ogis atau
. kungan saja. . dalam penelitiHn ihniah. Nanllln demikian, para teolog melawan
Keprihatinan yang ketiga dan yang berkaitan adnlah aVGIusi filosofis yang conderung kc amh recluksioAisl11c ontologis atau
DWI1'in. Darwinismn nbad ke-19 menggunakan scleksi alam SCUaga! ,rJl1JJll"'W genetika. Heduksionisme dan determinisme tidak mema,
kanismc untuk 1110njelaskan perubahnn evolusioner dad waktu ko . para teolog, untuk menjolaskan roalitas spiritual atau transen,
tu. K8um Neo-Darwinis abad kc-~-20 mc·mambahkan n1lltasi genetika Para teolog akan 1110111bela kebebasan manusia dan lransen-
teori tersebut, momberikan ponjolasan terperinci tentang ba.gaim"l1R entah ia melengkapi sains atnu perlu meninggalkan sains,
leksi alam berlangsllng. Sosiobiolog menyimpulknn dari N()o'[)arw'~
me dengan bnrupaya menjelaskan somua keblldayaan manllsia,
suk kopofenyaan roligius, dari sudul determil1isme bioJogis. Para
biolog (kadang kala elisebut psikolog evolusioIlerj monyatakalJ gennlika terdiri dari- I1181nilih, mmnasukkan, atau men1indahkan
kebudayaan manusia clikekang seeal'a kuat oloh agcnda genetika. ,g_m"sill1g gen guna memanipulasi kOlnposisi gen suatu organiSIne.
da I'ersebut adalah mplikasi diri gen dengan menggunakan spcsies ;'IJcrl:anian dan petornakan, pembiakan selektif guna mel11peroleh
nusia sebagai wahana, Kobudayaan manusia dialur agar dapat yang lobih diinginkan tBlah dipraktekkan selama ribuan tahun.
lakkan reproduksi dan dengan demikian, kelangsungan gen. Agall1a' ditambahkan rokayasa genelika modern adalah metode kimia,
nusia dan l110ralitas manusia, apakah para 10010g mongntahuinya '.<l"l""MW' untuk mondapatkan hasil yang lobih canggih.
r:"'tlWUH pertanial1, komposisi gen tan am an diubah oloh rekayasa ge-
tidak, dapat dikembalikan pad a agonda gen yang Inomontingkan
sendiri (selfish genes). untuk memberikan daya tahan terhadap penyakit atau pestisida
Para teo10g yang berusaha memasllkkal1 sosiobiologi ko dalam tanaman sambi! mOmbaS111i ilalang. Komposisi
religius moreka Inerasa baln-va lllereka harus 111enunjukkan kE,bCnlaJ misalnya, dapat dimodifikasi untuk mnnunda proses pema-
sifnt biologi yang mnlampalli manusia serta muncu]nya jiwa atnu ''''. ~." ... s()waktu diangkut ko pasm', buah lllenjacii Illasak begitu akan
Antropologi toologis dari Philip Hefner, misalnya, l11ongeI1lukakan Teknik,toknik S8macmn itl! seem'a drmnatis meningkatkan per,
wa molnlui proses-proses evolusi, gen tdah menel1tukal1 bahwa kita, hasil kehnn yang layak juaL ])j Eropi\ dan bagian,bagian lain di
nusia, akan bebas. Contoh lain, beberapil pakar krislologi be:rpE>I1dal gernkan'gerakan populer monentang Genet.ically Modified Foods
bahwa Yesus Inenandai kemajuan yang berarti dalam sejarah (Makani.ln yang Dilllodifikasi Secara Genetik) telah nnmcul.
karnna dengan orang Nazaret Hu, sebuah kehidupan teladan (p.mc:ed'el akan kelllungkinan timbulnya dampak pada kesehatan yang
setting life) telah dimulai, yang melampaui agenda gon yang m"mentiJ ~iketahui, mereka yang menentang GMF n1engimbau dilakukan-

Menjembat:ani SOl'ns dan Agama Genetika, Teologi, dan Etika


nya pemasangan labol yang akurat sehingga pasar dapat
memilih <lpakah akan mGngkonsumsinya atau tidak. dass)' tU)
'uan-tuJ'uan yang mengutmuakan .,
Inanusia,
_'
apa-,
Rekayasa kOlnposisi gen hewan ternak memiliki dua mcmanl 'j}u1asi 'llam
( untuk mencapaI tUJuan-tuJuan . tm-,
ma ada1ah untuk memproduksi keturunan ternak yang 1ll"lngin1 1JOSHI' ]Jel'tentangan
.
jrang memakan banyak ene,rgl
, 1tm-
utama sapi potong, yang lain ada1ah untuk memproduksi aI lari naturaliSlne, Naturalism8 serupa ter81l'at cia am
beras c, All l ' ' ! da,-

I
obat-obatan untuk konsumsi manusia, Contoh kegunaan
b, e1akangan ada1ah dimasukkannya gen manusia ke da1am
.. gen domba nntnk memproduksi da1am susu binatang tersebu(
tertentu yang dapat digunakan untuk mengobati penYakit m'lllusia;
yang Inengan<ma]J bahwa kehendak, a 1 tOlWUJUC11'
, 'sebagai hasil hubungan seks dan bukann~a me a lt!
){l")D--

lIlgellEj'rlla,Kng disengaja terhadap kode genetik anak-aIlak masa I


gunaan binatang untuk pengobatan manusia itu sendiri ada1ah Prometelts juga limbu1 dengan futm'i§me genetika, Ka-
kontroversia1 dan pihak yang menentang berpendapa( bahwa sekarang memanipulasi komposisi gen t~nan:a,n, blnat,ang ,
I ' i akan menempatkan kita pada POSISI sehagaI pe-
ap aka 1 111
kan binatang sebagai sarana untuk mencapai tujuan manusia .'
. . , 'k "f
hargai martabat binatang,
depan eva1USI',k'ta?
I,
Apakah
_ (
1'3s manltSla
,
memllrki OaII an
" , ' .. _
Sanlpai sekarang, rekayasa gonctika komposisi gen manusia masa depan yang schat atau, seperh Prometeus dan tIa
proses reproduksi hanya terbatas pad a se1eksi gen dan be1\l]n KUlla, apa kah kita akan c
me1ampaui batas-batas
,. 'J
kefanaan
pemasukan atau pemindahan gen, Apabila te1m-te1ur yang ' tragedi yang tidak dapat diperbmki 1agl? lara teo-
pembllahan majemuk in vitro dapat diperiksa, maka hanya le1m milupun liberal bersama dengan kelompok-ke1ompok P81~­
komposisi gen yang diinginkan saja1ah yang akan ditanam ingin menghentikan rekayasa genetlka dan memblaJ-
ibu yang bersangkutan, Proses ini seeara khas digunakan untuk l!llmcmemjJUl1 ja1annya sendiri, sedangkan pemimpin-pemnltpll1
nahk8n gen yang diketahui berbahaya seperti yang digunakan lain lTIengantisipasi manfaat yang lum biasa ~agi ke~ehatan
brosis kista, Namun demikian, da1am terapi somalis pad a 1l1'UltlSj, yang dapat dipero1eh 111e1a1ui tekno1ogl, g81:etrka dan
dup, apa yang sedang dicoba lebih daripada sekadar se1eksi, §ejahtebra"ha,nva ras 11lanusia harus melayani kem8Juan llllllah,
menghasilkan darah sehat te1ah dimasukkan ke da1am se1
lang, Upaya sedang dilakukan untuk mengirim gen yang mCHmlti Genom Manusia
(knock-ollt genes) ke dalam tumor kanker untllk monghontikan
penyebaran, yaitu mematikan pertumbuhan tumor, SelUl'llh dunia, y~mg pada mulunya dinanlskan "Human Genom~
Sebuah isu (eo1ogis il1lplisit yang 1ebih sering muncu1 da1am (Prakarsa Genom Manusia), tetapi kenmdian dikena1 sebaga~
debatan budaya yang.10bih 1uas daripada da1al1l l1lasyaraka( '~U~'l" Genome Project" (Proyek Genom Manltsia) atau HGP, dlmu1m
tentu ada1ah natlll'OlislJle, Naturalisl1lo ada1ah keyakinan bahwa 1987 daIl dinyatakan se1esai pada talmn 2001, Pada awalnya
terlepas dari intervensi teknologi manusia, adalah sumber llilai. '1l U K "sains besal''', yang dapat dibundingkan dengan Inenen1-
sa genolika adalah bentuk (ekno10gi yang mengubah dunia a1am.iah 'UJ)m an u'sia di bulan, Proyek ini momiliki jangkauan internasiona1
telah kita v.Tarisi dari sejarah evoll1si. Pertanyaan Prometeus munClll" m"lrtlal1(an sejum1ah besar 1aboratorium dan asosiasi ilmuwan dl
cara implisit: apakah dunia alamiah yang telah kita warisi itu dunia, Inempero1eh dana masym " -aka( di Amerika Serikat sebesar
.
juta per tahun untuk jangka waklu lima be1as tahun, Departemen

Menjembatani Sm/7s dan Agama


GeneUka, Teotogi, dan Etika
Encrgi Al11erika Smikat (Department of El1ergy - DOE) mulai lcapasitHs untuk mengurulkan lima pUlllh kali lehih besar
kan dana pada t<lhul1 lD87, diikuti oleh Lembaga Kesehatan dan pada tanggal 17 Juni 2000 ia mermllpungkan uriJinnnya
(NaliOJwiinslilute of HealtiJ - NIH) pad a tahun 1990. lcngkap ten tang komposisi gen mmmsin. Karya ini ditnr-
Tujuan ilmiahnya adalah memetakan gen dan urutan Science edisi 16 F8bruari 2001.

I
sia. Dengan pemetaan, pada akhirnya ldta akan ll1engetahui Collins mellg81l1bil alih kopemimpimm NCHeR daTi Watson
jarak antara 100.000 gcn yang diperkb'akan dalam tiap-tiap . gigih l11enggerakkan u8aha 80kto1' publik, bnrlomba dengan
kit~'; p~ngaturan aka:" m81:entuk~n urutan keempat pasangan

I
mnncapai garis finis pemetaan, Collins rnenarik dua puluh
_ nyawa 111\1 - A (aden111c), 1 (ihY111111C) , G (guanine) dan C (cytosine) di seluruh clllllia dengan ratuS3n ponolitinya untuk berga-
membentuk molekul DNA. Motif primcr adalah apa yang 1118 International Human Genome Sequepcing Consortium
kan semua sains dasa1', yaitu kebutuhan llntllk mengetalmi. Ponyusunan Komposisi Gen Mannsia Internasional) yang
kllnder l11ungkin bahkan lebih penting, yaitu mengidentifikasi . kantomya di Washington. Collins menolak pemb811an hak
lebih 4000 gen yang dicurigai bertanggung jawab atas penyakit data l11cntah gnn dan bnl'upaya moncrnpatkan data DNA da-
an dan menyiapkan cara untuk pengobatan menuml para perarlcalQQ publik sncepat mungldn guna nloncegah pClllbcrinl1 hak pa-
karena khasanah pengetahuan tontang DNA akan menggerakkan aSI3ktl)!" s\lI,raslu. Filsafatnya aclalah bahwa komposisi gen manu-
tian modis di banyak bidang. Banyak ramalan awal terbukti 1)l1sur yang sama-smna clirniliki scluJ'uh ras mnnusia, Proyek
berapa yang lain tidak. hampir bersnmaan dc-mgan proyek swasta dan peta Collins,
Apa yang tidak dianlisipasi sebelumnya adalah persain!lan l lengkap, muncn} sehari sebelum petn Venter, pacla tang~
seklor swasta dan seklor publik. J. Craig Venter memimpin 2001 dalam Nature.
swasta. Sewaktu memperoleh dana dari NIH, Venter mEmg,ajlLkai i\ll1anu;sia ter11ya13 sebagian besm' aclalah "rongsokan" yang ber-
mohon3n unt~k memperoleh hampir :l.OOO hak paten bagi 'pE:rs8ln lidak mcnjadi kode bagi protcin. Scparo DNA l'Ongsok-
Sequence Tags (Label Urutan yang Dinyatakan - EST). EST dari berbagai ragam rangkaian yang sa1113, yang sebagian besar
posisi gen, letapi mend adak berhenti mengidentifikasi fungsi unsur parasit yang diturunkan dari nlasa lampau evolusio~
bul gejolak akibat p8rmohonan paton dengan dana pemerintah suclah jauh berlalu. Hanya 1,11 sal11pai 1,14 person mel11-
kadar 111elaporkan pengetahuan ten tang apa yang sudah ada 'ralligloai(lll yang l110njadi kodo bagi protein, yang berfungsi seba-
- pengetahuan ten lang urutan DNA yang sudah ada - dan ini
pengunduran diri James Watson pada tahun 1992 dari jabatan Iuar bias a adalah jumlah gen dalam komposisi gen 111a-
Natum! Center for Human Genome Research - NCHeR (Pusat Collins 111emperldrakan ada seldtar 31,000 gen menjadi
tian Genom Manusia NasionaI) dm'i NIH. Venter kOlnudian protein dan pada saat diul11umkan in sebenarnya dnpat mon-
'1110 JlIslituio for Genomic Research - TIeR (Lombaga Penelilian . Venter dapat memberikan daflar sebanyak 26.000 gen, yang
dan 1l1u.1ai menggul1akan piranti otomatis dari Biosistem Terar,an U dengan sekitar 10.000 kemungkinan lagi. Untuk jumlsh total,
menglll'utkan dua puluh empat jam per had guna mempercepat 2001 diperkirakan data sebanyak 30.000 gnn manusin.
sunan senyawa inti (nucleotide) seem'a urut dan menenhlkan !.""cm.·a filosoHs signifikan, karena pacla tahun 19i\7, yang dianti-
Pad a talmn 1998, Venter telah membentuk genomika sel (Celem scbanyak 100,000, Selanjutnya diperkirakan bahwa kom~

Menjembatani Sains dan Agama Genetika, Te%gJ', dan Etika


pleksitas rnanusia 1erletak da1am jmnlah gen11ya: makin bosar parlmna yang 111angepalai ka11tor Penalitian Genom Manu-
gen, makin bosar juga kOll1pleksitasnya, Jadi, ketika hampir vV'COf" Ia kemudian ll1engunclurkan diri karen a berbeda pendapat
para il1111Hvan HGP mendapatkan hanya sepertiga dari jumlah direktur NIH Bernadine Hoaley tentang moralitas pom-
hcmanuill
harapkan, mereka menjadi bingung. Kebingungan maldn h"r/om),",; pada rangkaian DNA, Pertentangan moral terjadi berkali-

I
saat komposisi gen mannsia dibandingkall dengan sel ragi yang hampi!' satu sote11g3h clasawarsa penelitian tel'sebut.
!ah 6,(]00 gell, hllat dengan 13,000 gOll, caeing dengan 26,000 gen, agama terhadap garis dopan pengelahuan genetika yang
pacli clengan 50,000 gon, Atas dasar asumsi sebelul11nya, sobutir , timbul terut81113 dari kepedU,lia~l aganlu untn.k nlel'i~l~ankan

I harusnya lebih kompleks daripada Albert Einstein,


Dongan j-jGP l11enclekati penyelosaian, keunikan atau kOll1j)le:k;
atau bahkan keistimewaan manusia Udak dapat lagi
jumlah gen, Francis Collins mulai berspokulasi bahwa lllungkin
IIlanusia serta lTIenggunakan smns guna memngkalkdIl kese~
kesejahteraan manusia. Pernyataan yang dibuat National Coun-
""" .. ,,,,,,,,, [Persekutuan Gereja-gereja Nasional) cli bawah pimpinan
Union Seminary, Eager L. Shinn, mel1egaskan bahwa gareja-
khas manusia dapat ditoll1ukan tidak dalam gOl1 itu ,sendiri, , Amerika Serikat hal'lls terlibat dalam pcnelitian dan terapi ge-
lam protein majoJ1luk dan produksi protein, Socm'a kultural, DNA "Gercja-garcja Kristan m81nahumi did sebagai masyarakat y?-ug
kehHangan sebagian pesonanya, sebagian dari kaitannya dengan . untuk momatuhi kehendak Allah melalui pelayanan kepacla
kat manusin, Gerej3¥gereja mcnliliki kepedulian khusus bagi 111ereka yang sa-
yang imannya telah terguncang seperti yang clitunjukkan oleh
panjang gereja'gereja dalam memheJ'ikan perawatan kesehatan,
Isu-isu Kebijakan Etis dan Publik yang Timbul dati HGP itu, gereja'gereja mengeJ1lban misi untuk mencegah pende'
Perlu dieatal bahwa para ilmuwan HGP pada mulanya m(]Jl,:antisi juga I11engentaskannya,"}
keprihatinan seputar kebijakan elis dan publik Mereka sangat talmn 1990 Cenier for 711Bology and 7118 Natural Sciences' -
bahwa pellelitian ll1ereka akan membawa dampak pada maslrarablt Teologi dan IImu Alam) di Graduate Theological Union
kitar dan bersedia ikut bertanggung jawab atasnya, Sewaktu pada di Berkeley, California, memperoloh satll dari dana bantuan per-
1987 James D, VVatson ll181nberi nasehat kepada Deparlemen !'Clavar clitawarkan divisi Ethical, Legol and Social isslies - ELSI [Isu'
Kesehatan dan Kemanusiaan AS (US Department of I-Ieait)] and , Hukmn, dan Sosial) dari NCHGR di Nil-I. Sebuah tim yang terdiri
SBlvices) agar menyediakan dana unluk fJpa yang akan menjadi l11olekuler, pakar genetika perilaku, teolog, dan pakar bioetika
Inenyarankan agar 3 persen dari anggaran dialokasikan untuk tahun-tahun pertama penelilian HGP untuk mengungkapkan
jari implikasi etis, hukuIl1, dan sosial dari penclitian gen. Watson , teologis dan etis dari pengetahuan yang haru itn, Banyak isu ko,
keras agar masyarakat belajar l11enggunakan informasi gelletika dan otis pada akhirnya menjadi kepeduliml kebijakan pnblik
cara'cara yang bennanfaat dan apabila' perIn, pemerintah hartls diuraibm secara garis besal' dalanl bagian berikut,
\
herlaknkan undang-undang pada lingkat federal dan nasiona! guna
cegah pelanggaran privasi atau diskriminasi karena alasan-alasan 'o:ir.~iJ1asi GUllcUk
tik Seperti telah disebutkan sebelumnya, Watson, yang bersama
James Watson 111enyarankan pend irian ELSI, hal pertanla yang
Francis Crick terkena! karen(-l l11enemukan struktur spiral ganda
kepedulian kebijakan publik aclalah apa yang ia sebut pril'asi,

Menjembal'ani Sains dan Agoma Gelletika, Te%gi, dOli Etika


yang di sini disebul' diskriminu.";i gcmeiik. Skenario yang OHU1tisi""
risiko J:1Y" tidak pasti bagi semua pihak, maka semua dapat di-
dilakllti lcordiri dari bcbcmpn lahap sebagai berikut. Ketika
mOl11berikan sumbangan dalam jumlah yang san1a pada
mengantisipasi dan monnntukan posisi sebagian bosal' - kal
atI . premi dapat ditentukan sarna rata. T'etapi begitu ganggu-
111Ua .-. gen da]am komposisi gel1 manusia yang mengkondisikan
individu diketahui, hal ini dapat menjadi alasan penetapan
lam beherapa knsu.s menycbabkan ponyakit, pengetahuan

I
lebih tinggi bagi mereka yang Inenunjukkan risiko yang ]e-
oleh lebih dahulu tcntang kecenderungan genetik seseorang
makin besarrisiko, makin tinggi promi yang hmu"- dibayar.

I
jangkit penyakil yang memblltuhkan banyak biaya dapat .
bahkan mungkin tidak diberikan kepada mercka ymig gonnya
. kan ia kehilangan asuransj kesehatan atau 111lmgkin kehilangan
taIlda~tanda kenl~lllgkinan perawatan medis y~ng berkepanjang-
patan kerja. Dungan kmnajuan HGr, gen untuk fibrosis kista
,men'8Jali banyak blaya. .
pada kronlOsom 7 dan penyakit syaraf Huntington pada KrcnnlJso
"bElral}a pakar etika yang menerapkan teod atas ,?-asar hak~hak in-
Penyakit Alzheimer dieari pad a kronlOsom 21 dan kanker
i!U13ni~U[}ay'a1<an perlindungan terhadap cliskrimlnasi dengan m8-
pads kr0111080111 2. Kecenderungan tel'jangkit lemah otat, anemia
prinsip-prinsip kerahasiaan dan privasi pribacli. Mereka berpen-
bit, penyakit Tal' Sachs, jenis-jenis kanker terlentu dan berb'lgail'1
pengujian genetik seterusnya dilakukan atas dasar sukare-
penyakit lainnya lernyata berasal dari gen yang dapat ditemukan
fini'ol"ltnaSl yang terdapat dalam komposisi gen seseorang seharlls-
nya. Tetapi masih banyak lagi pengetahuan yang akan datang.
eli b~wah wewenang pasien yang bersangklltan. Argumon
nya pengelahuan yang lebih banyak mungkin akan disertai mc,tolje,
nga11mpp bahwa apabila informasi dapat dikendalikan, maka bak-
tidak mahal untuk menguji komposisi gen setiap individu UlllU",
untllk lnenlperoleh pekerjaan, asuransi, dan perawatan 1ne-
hat apakah ia mel11iliki gen unluk penyakit tertentu. Pemeriksaan
dilindungi. Ada beberapa alasan unluk berpikir babwa pende-
l11oncloteksi kel11ungkinan adanya semua penyak1t gelletik mlcll1!lkill',
aka11 berhasi!. Bab VII dari Undang-undang Hak Sipil Amorika
lllenjadi prosedur rutin bagi anak-anak yang baru lahir sepel'ti
1964 membatasi pengajllHl1 pertanyaan-pertal1yaan pra-ker-
pengujian untuk koterbolakangan mental phenyIketanUlia (PKU)
kondisi kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan
clah ada sejak tahun 1960-an. Kampasisi gon tiap-tiap orang
dari bab tersebut memungkinkan jlorlindungan bagi kera-
monjadi bagian bank data yang kemuclian dapat cliakses oleh
istrilsuami pegawai dan anak-anaknya, Usulan Undang-undang
luasing di antma kita dan juga pihak yang 11181nberikan dana
rupanya lebih mondukung privasi.
raan kesehatan. Manfaatnya jelas: pomoliharaan kesehatan dengan
etika yang lain berpendapat bahwa privasi adalah jalan kelu-
kewaspadaan daTi lahir sampai meninggal dunia clapat dirancang
keliru untuk mengatasi masalah ini. Privasi akan gagal, ujm pa-
cern1at untuk mel1angguhkan seem'a dini, memberikan pengohatau}
lIKllsrIY"" karena ponyandang dana asnransi akan memaksakan un-
sesuai, dan mllngkin bahkan monyombuhkan penyakit-penyakit
lnemiliki dasar genetika, (-un.d811g yang lebih monguntllngkan moreka dan pada akhirnya per-
oleh privasi mungkin boca!', Di samping itu, jaringan kompu-
Kendati ada harapan untuk kemajuan dalam pemeliharaan
adanya sekarang ini membuat sulit untuk nlencegah berpin-
hatan yang bersifat pC)]1cegahan, kotakutan limbul akibat pr<akl:ok-pj)
data dad rumah sakit ke penyandang dana asurnnsi dan siapa
tek aSllTal1si kornorsial. ASllransi komersial yang menjadi patokan
bertekad menomukannya. Hal yang lobih penting lagi, 8l'gu-
dad sis tom IJ81neliharaan kesehatan AS bekerja dengan berbagai
mengabaikan prinsip bahwa pads akhirnya infol'll1asi ten-

Menjembatani Sains dan Agama


Genetiko, Teo(ogi, dan Et'iko

b
tang komposisi gen Udak seharusnya dibatasi. Makin banyak hal , diri hanya pada penyisihan anak-anak defektif alaukah se-
]~ui 111asyarakat, akan makin baik pula perenctlnaaI1 pe111eliharaarl mcreka melangkah lebih lanjul untuk mengadakan penyaring-
hatan. Pad a akhirnya, apa yang dibutuhkan masyarakat adalah . meningkatkan ciri-ciri genetik seperti mata biru alau inleligensi
si tcmpa disla'imirwsi. Satu-satunya cara untuk Ine.11capai hal ini Linggi? Apabila demikian, l11ungkinkah hal ini akan menim-

I
mengadakan restrukturisasi dalam hubungan di antat'a pekerjaau; sunl u bentuk genetika baru, pembiakan seleklif berdnsarkan pre-
ransi, dan pemeliharaan kesehat8n. Struktur yang ada sekarang silpri!IJ1"l1 dan nilaj-nilni s08ial yang berlaku? Apakah jadinya de-
kinkan pihak pemberi kerja dan penyandang dana asuransi manusia dalam semuanya illi? ~

I
. untungan dengan menerapkan diskIiminasi terhadap orang-orang
konfigurasi genetik tertentu - yang berarli de111i 1118mp8roleh
an yang sebesar-besarnya, Il1ereka membatasi atau bahkan 'WeWela!,
tuk memberikan dana pemeliharaan kesehalan. Suatu lB'iU"tlkllllisas'
yang relevan di sini adalah bahwa preseden h.ukul11 yang clile-
V. Wade (197:1) tidak ak"n ber[ungsi unll~ mcngabsahkan
liangall embrio yang belul11 ditanmn (pro-implanted oml)l:Vo). Ka-
8h)(On1a11 Agung AS ini lelah berfungsi unluk mengesahkan peng-
butuhkan, sehingga memberikan dana pemeliharaan kesehatan - gl.lna membuang janin dari tubuh wanita sebagai perluas-
nya menahan - dinilai lebih mengunlungkan. Untuk mencapai unluk ll1enentukan apa yang terjadi pad a tubuhnya. Na-
seluruh bangsa perlu bersikap lebih egaliler, yang berarti melihal ,d€,ITlJ1<"U', ini lidak berlaku bagi embrio yang bulUll1 clitanam (pre-
sa sobagai suatu komunitas lunggal yang bersedia memelihara omlJlYo), kareno mereka adalah bcntuk kohidupan eli luar lu-
unsur utamanya.
KaloIik Rama tolah 111cnelapkan preseden yang kuat berke-
Kontrovers; Seplltal' Abol's; MengllUngat praklek aborsi. Doku111en Konsili Valikan Kedua Gaudiul11
menyatakan pandangan yang masih berlaku sampqi seka~
Dengan aclanya perpecnhan da]mn kontroversi seputal' aborsi eli
terjadi pembuahan, kehidupan harus dijaga sebaik-baiknya,
Serikat dan negara-negara tertentu lainnya, ti1nbul ketakutan
aborsi clan pembUlluhan hayi adalah kejahatan besar". Tan-
mungkinan terjadinya diskril11inasi genetik di dalarn rahil11 atau -
pakar etika dalam lradisi Katolik H0111a dalam waktu dekat !
lu111 dalam rahim - di dalam cawan pelri. Teknik-Ieknik lelah I
unluk memeriksa apa yang terjadi pad a tahap pra-penanaman
bangkan unluk menguji telm'-telur yang l11engalan1i proses
jll-1~'tro (111-1'111'0 fertilized eggs - !VG) mulai dari pcmisahan sel
guna menentukan apakah kata "aborsi" dapat dilerangkan. Apa-
I
untuk mengiden\ifikasi apa yang elisebul sebagai gen "defektif',
hal ini mungkin memb?wa pada rekomendasi agar penyaringan
nirilor<11l0 selangkah ke belakang, ko tahap gamel seb81u111 pembu-
I!
misalnya struktur kromosom Sindroma Down. Calon orangtua
akan segera mclakukan pcmbuahan sebanyak huang lebih selusin .
,.Susunan genetik sperma dan lelur secara terpisah dapat diporiLsa I
menggunakan gamut yang berterim3 dan membuang yang tidak
seem'a rutin dalam laboratorium, mmnilih struktur genetik yang
Asosiasi Kesehatan Katolik Amerika Serikal (The Catholic
disukai, 111enanam 8ebu8h atan beberapa sel telur yang dii.n,:inkan
membuang sisanya. Bagaimana status embrio yang dibuang
Apakah hal lersebul dapal dianggap sebagai aborsi? Kriteria
yang digunakan unluk mendefinisikan "defektif' saal m('111pel'tirllba
AssoG:iation of the United States) masih mendorong salu langkah
lagi dengan 111enganjurkan pengembangan teknik tclu1ik terapi
w

guna mengadakan perbaikan geneHk dalam jaringan repro-


I
kan mas a depan seorang manusia? Apakah seharusnya calon

Menjembatani Sains dan Agama Genetika, Tea/agi, dan Etika


I
I

II
duktif calon oranglua jauh snhelum tnrjadi pcmbuahan,
gen bekclj8, dit<ll11bah mengmnbil kopulusan untuk mengem-
,
f"

l11etosit.
yang sesuai berdasarkan pell1ahaman ini; dan ini
akan mnmbcrikan ras manusia kekuasaan alas apa yang lelah
Detel1ninisnw Gmwiika, Kebebasal1 M(1l111Sia, dWl MHos Gell alam kepada kita, Ka1'8na sojarah gon n10mhenluk sejamh evo-

I
Dcngan lnakin banynknya perhatian yang dibnrikan publik begitu para ilnltl\van telah memegang kendali, kitH akan I
u
Genom Mnnusia pada awal lahun 1990-an, tumlmh pula Ke',vakin; evolusi 111asa depan ras manusia, Kita akan nlerebut I

I makin besar pada determinisme genetik. Konstruksi ,


.. "sel:luany a l'ergant:mg pada ~e~l"-. Para cenclekiawan mengacu
ynkman yang mabn l1101uas 1m dengan sebulnn "gcnotikisrne"
gOllctika yang kuat", "esellsialisl11e gcnctika!), "fnlalisme .'
rahasia-rahasianya dan ini akan 111engubah lata dari pihak
"ll(U>,<'" menjadi pihak yang menenlukan. .
perbedaHl1 signifikan antara dua jenis de~rminisme terse-
dicermati. Dalam kasus determinisme boneka, tidak ada diri
,
I
!i
1
1
i
"milos gen". Milos gen seem'a minimal diisi oleh biologi ""He"Ul, mela111paui DNA kita. Esensialisme gtmetika bersifat re- i!I
pi seem'a nlaksimal oloh genetika perilaku dan sosiobiologL yang berarti siapa kita seluruhnya dapal direduksi mcnjadi
lentangan klnsik antnra alam dan p01l1cliharaan, para penganut genetika. Tidak ada "saya" atau "kami" yang berdiri sen- I
l
nisn18 genetika beq)ihak pada almn. adalah boneka. Apa yang kita kotahui sebagai kebebasan ,~
I
Milos gen dapal dibagi dalam liga sub-prinsip: dotorll1illlistl1~' tidak ada, kecuali sebagai khayalan bel aka.
ka, determinis1l1c Prometeus, dan perintah yang melarang el'lnirlisJl11e Pro111eteus lebih bersifat humanistik karena memba-
]loran Allah. Sub-prinsip pertama tampaknya fatalislik, yaitu :ke'vakinan yang tak terungkap dalam kata-kata bahwa sualu wu-
nis1l1e boneka. Menurut determinisme boneka, DNA UHc;tHm(UKar mengambil keputusan, mungkin ]lribadi 111anusia, telah
kita dan gen, layaknya seorang (hlang, menmik tali-iOlnali yang
kita b8l'dansa. Berbicara tenlang "esel1sialisme geu8tika" atau
kritis pada tingkat terlenlu 111cla111paui st1'llktur genetik-
. Pribadi ini dianggap sudah pasti ada dan ia tidak dapat se- I
dang genotika sebagai penjelasan len tang hakikat 111anusia '.UlluLlUksi menjadi sekadar deter111inan gonetiknya saja. Priba-
nempatkan DNA dalrg11 posisi sebagai ponentu siapa kiln dan dapat direduksi apabila kita dapat menganjurkan untuk men-
jadi siapa kit-a. Berbic~ tentang "falalisme genetika" atau penenlu gen agar dapat melayani tujuan-tujuan manusia
"semllanya lergantung pada gen" adalah berasumsi bahwa tinggi. Demikianlah seharusnya apabila warga komunitas il-
netik tidak dapat diubah, bahwa lata selamanya dilakdirkan manusia berminat llnluk manlpu 1110nentukan bagaiInuna
ckspresikan susunan program DNA kita. Dampak psikologis akan menentukan lHasa depan umat Inanusia. MUos gen Uu
dari determinisme genetika adalah bahwa apa yang kila anggap ,ukanllah filsafat atau ideologi yang sudah sangat maju sehingga
kebebasan pl'ibadi hanyalah khayalan. Damjlak etis yang wajar konsistensi internal. Tetapi milos tersebut hanyalah sua-
term_inisllle genetika adalah bal1\<vu kita tidak berlanggullg jc1\,vab pemikil'an yang llanya sedikit terungkap, yang hadir dalam
yang kiln lakukan, karena ge111ah yang berlanggung jawab. memberikan kerangka unluk menafsirkan realitas manusia
liki ketidakberdosaan alami: salahkan gen saya, jangan saya, penelilian genetika.
Sub-prinsip kedua adalah detel'minisl118 Pl'ometeus, ',~m.pirlg dua benluk determinisme terscbu!, mitos gen juga me-
PrOlue1eus nlomberikan kepada para ihnuwan tugas untuk H}HdJ"'ll,ll etis: jangan mengambil peran Allah. Ini berasal dari

MerU'embatani Sains dan Agama


Genetika, Teologi, dan Etika
ketakutan Frank(llJstein terhadap ilmuwan gila yang - dalam upaYa yang kita terima dari Agustinus yang 111endasari pmnahaman
ngenctaljkan kekuatan-kekuatan kehiclupan yang misterius - hukum adalah bahwa kesalahan hanya dapat ditimpakan
bat as yang ticlak tampak yang dimaksudkan oleh alam untuk ioClJElla'''' (agen) manusia yang bertindak secara bebas atas kehendak
kang kosombongan manusia clan molopaskan kokuatan-kekuatan
truktif yang ticlak terkendali, Film-film Blockbuster seperti jurassic 'MCIl}1(lK yang menghantui cahawala genetika adalah bahwa kecen-
dan GaUnca memperingatkan kita untuk tidak mengambil peran genelik yang dipastikan akan menimbulkan bentuk pcrilaku
terhadap sifat genetika, Di satu pihak, mitos gen membuat kita akan me,rupak.an keharusan dan ini akan menempatkilll kita pa-I

I
_ pada keberanian Promoteus, ke arali pengendalian nasib manusia,
in pihak, mitos gen 111embuat kita mundnr ketakutan terhadap
kinan bahwa kita dapat memicu serangan balik dari alam,
Seperti discbutkan di atas, banyak yang tergoda untuk m(lral12
BreaOi,Ill$dH Jalan hukum: kita menyatakan orang yang seeara gene-
oi'iolenlllg berbuat jabat sebagai tidak bersalah dal'! melepaskannya,
menyatakan bahwa pada dasarnya ia memang begitu memba-
sehingga memenjarakan utau mengasingkannya daTi warga ma-
suatu determinisme dua bagian - gen ditmnbah lingkung<U1 - guna yang lain dapat dihenarkan. Jalan pertmn8 akan membahaya-
cegah detcnninisme genetika, Namun demikian, bahkan di sini, kes,ejalhl<3raan masYm'akat, sedangkan jalan kedua akan melanggar
alaman kebebasal1 kita sehagai manusia dari hari ke had tidak
jelaskan 018h determinismo satu bagian atau dua bagian, Diri (selfJ masYm'akat perlu dilindungi dari perilaku himinal dan bah-
pribacti (person) menentukan sesuatu melalui pertimbangan yang semaeam itu dapal diperoleh dengan 111engasingkan
ctalam, keputusan, dan tindakan, Meskipun dibatasi dan diJ:nu,ngkilli JUUeJlW'lll kecenderungan genelik tertentu menimbulkan pertanya-
oleh gen dan lingkungan, diri merupakan determinan yang ketiga, lebih lanjut tentang penyakil jiwa dan ras, Isu penyakit
karena kita meramalkan bahwa pell1belaan dengan argu-
Gen, lJoso, Kejaha/an, daIllJiskrimiIlasi Rasia] mungkin mengandalkan preseclen yang ditetapkan oleh
dengan argumen penyakit jiwa, Pengadilan memperlakukan
Keyakinan lerhadap determinisme yang disebarluaskan oleh
jiwa dengan fokus pada ketidnkmampuan penderita untuk m8m-
111enimhulkan pertanyaan seputar masalah kebersalahan secara
mana yang henar dan mana yang salah saat melakukan Hndak
seeal'a hukum (moral and legal culpability), Apakah kelcenlderurlgaJ
Apabila terluduh dinilai tidak bersalah alas dasar pertimbang-
netik ke arah perilaku anti-sosial 111cmhuat orang bersalah atau
ia akan dikirim ke rllmah sakit jiwa, smnpai para penilai me~
salah di hadapan hukum? Selan18 dasawarsa yang akan datang f
l,J)g1mggap yang bersangkutan sudah sembuh, Begitu sembuh, orang
hukum kita akan terus menghadapi pemikiran ulang terhadap
akan dilepaskan. Pada prinsipnya, orang S8maC81n itu mungkin
dasar filosofis yang di atasnya kita telah membangun ko,nsep-kcmsej
pernah dinilai "sembuh" dan tinggallebih lama dalam peng-
perti kehendak bebas, bersalah, lidak bersalah, dml faktor-faktor
',""'"H'U ngkan hukuman penjara yang dijatuhkan untuk tindak ke-
ringankan, Tidak perlu diraguk<U1 lagi bahwa peneliti<U1 tentang
.; lTlUngki,n bahkan sepanjang sisa hidupnya, Apabila pembelaan
an antara determinisme genetika dan perilaku 111anusia akan terus
rut;u","" genetika sampai mengikatkan did dengan pemhelaan
lanjut dan penemuan-pCnel1llWIl haru akan 8egera Inenjadi relev,mi
arllu111en penyakit jiwa, dan apabila DNA seseorang dianggap akan
pengajuan tuntutan dan pembelaan para tersangka pelaku ke'jahalan
hid up, maka perjalanan ke rumah sakit nlungkin men-
halian akan berpusat pada konsep kehcndak bebas, karena asumsi

Menjembatani Saifls dan Agama Genetika, Tea/agi, don Etika


jadi sepadan clengan hukuman S8umur hiclup, Dcngan cara ini, dan kajian yang sekarang tenlang pria gay tentu saja meITl-
·lBn~M'J'
laan dengan argumen genetika mungkin akan balik 111enyerang. pengesahan dan pengukuhan. Para ilmuwan masih beJum 1110-
Dengan prospek ini, kita telah kembali pada momok dis,krimilla, vang tak terbanlahkan.
nelika sekali lagi. Pembahasan yang sekarang berlangsung t811lang b - etis, apabila dasar biologis bagi hOlTIOseksualitas sampai
1l1r.'ll~O'"
, dapnt monuju ke lobih dari satu arah. Fakta ilmiah sendiri

I
aruh genetika yang mungkin ada pada pcrilaku anti-sosial Ut','!"rn,,;
takut terhadap diskriminasi, terutama implikasi rasialnya. arah penafsiran etis dari fakta tersebut. Pertanyaan
Serikat, persentase pria kulit hitam di kalangan narapidana utam8 adalah sebaga. i berilcllL: (lpak.ah keCen(.lerun~ap geneEk

I ningkat. Oleh karena itu, masyarakat dapat mengacu pada mitos


tuk menghubungkan gen dengan kecenderungan kriminal dan
lersebu! dengan ras. Orang-orang berkulit hitam dapat dieap jelek,
anggapan bahwa mereka secara genetik cenderung melakukan
homoseksualitas' membuat pcmbawa gen tersebut l1dak bersa-
salah? Dua jawaban secnra ]ogis dapat cliberika~.
saW pihak, pria homoseksual dapat mengklaim bahwa karella ia
gon gay dan Udak memiliki orienlasi gay dengan kehendak be-
an. Sosiolog Universitas California, Troy Duster, khawalir bahwa sendiri, maka ia tidak bersalah. Posisi Udak bersalah secara bio-
la kita mengidentifikasi kejahatan dengan gen dan kemudian gen dapa! diperkuat oleh argumon tambahan bahwa kegiatan ho-
1'as, kita 111ungkin secant ceroboh memberikan dukungan bi<lio'gi1:1 itu sendiri bukanlah closi1, karena hanya morupakan salah
prasangka dan cliskriminasi. pengungkapan seksual yang wajar. Orang masih dapat ber-
Inn jut dengan mongatakan bahwa karena diwariskan secant
Gen Gay kocendcrungan homoseksual adalah kehendak Allah, bahwa ke-
!ersebut pad a seseorang adalah karunia Allah.
Perdebatan t8010gis dan elis !elah timbul sepular penemuan tahUll
pihak lain, orang dapat Inengikuti jalan yang berlawanan dan
tcntang kOlllungkinan adanya koccnderungan geneUk kc arah
,OenU))Kd'" gen gay dongan kecendorungan jasmani untuk berbuat
sualitas di kalangan pria. Dean H. J-Jammer beserta lim penellitiJlY
.. ,j\1.m;yaIH1KHl dapat mengklaim balnva tubuh yang 111asing-masing
Lembaga Kanker Nasional AS (US National Cancer Institute) m(mgurii
adalah milik siapa kita "- siapa saya sebagai suatu diri (persoll)
kml bahwa mercka mencnlukan bukti bahwa hOlnoseksualitas
setidaknya sebagian oloh apa yang diwariskan orangtua saya -
selidaknya beb8rapa homoseksualitas pria - bersifat genclik. Dengan
kecenderungan perilnku homoseksual yang diwariskan ada-
bual daft81' silsilah kcluarga dalam beberapa kasus yang di U"""!JUYu
halnya dengan kecenderungan bawaan lainnya, nlisalnya hawa
saudara laki-laki atau lebih adalah gay, digabungkan dengan
keserakahan alau benluk-bcntuk gairah serupa yang dimiliki
DNA homoseksual yang sebenarnya di laboratorium, Hammer
oloh ras manusia pada umumuya dan SOlllUanya ini Inerupa~
ll1ukan area di dekat ujung 1011gan panjang dari k.r01110SOll1 X
ke[Jdaan dosa asali yang ke dalamnya kila dilahirkan. Rambu-ram-
mungkinan besar mongandung gon yang mcmpcngaruhi or[erna.Sl
[lellUll)U[Kke dna arah etis.
sual. Karena pria lllenerima kI'0111050111 X dad ibunya dan Y clari
samping masalah bersalah atan Udak bersalsh, pakar etika meng-
nya (wanita menerima dua X, satli dari masing-masing U)'i1JJ!;LUuJr
iSH yang lain, yaitu risiko nama buruk. Mungkinkah kehadir-
berarti bahwa gen gay yang mungkin ada diwarisi dad garis ibu.
eli dalam janin yang belum dilahirkan dianggap sebagai caeat
pat lnemborikan gen gay tanpa mereka sendiri ataupun anak-anak
dan mcnjadi alasan untuk aborsi? Apakah pongujian genetika se-
puan mercka hOllloseksual. Kajian yang sejajar tentang gcnetika

Menjembatani Soins dan Agama Genet:iko, Teologi, dan Etika


earn rutin akan Il1el1ghasilkan pcngurangan besar~besaran dalal11
etika koag~maal1 berpondapat bahwa torapi sOl11atis s8yogia~
pria gay dengan cara serupa seperti pada anak~anak dengan
',dl1811JUl"""" lelapl porbaikan melalni rekayasa genlllino menimbul-
Dmvn? Apakah ini dapat dianggap sebagai diskrimjnasi kelas'!
i;kilwasJ"j(~1ailll 111811gonai perlindungan 111artabat Inanusia. Dalam so-
tahun 1982, The World Conncil of Churches ~- WCC (Dewan
Terapi Somalis versus Perbaikan Gcrmlinc
ia-g,en:'Ja se-Dunia) menyatakan; "THmpi sel somalis mung kin mem-
Perdebatan soputaI' dua perbedaan - inlervensi s0111atis versus' kebaikan, tetapi isn-isu lain juga diangkat apabila lerapi tersebut

l si gennline (intervensi 11101alui jalur sell serta tempi versus . iJ)1~enill1bulk,m pernbahan clalam sel gennlinB Penggunaan gen ke
. perbaikan (cn1wncemenl' intervention) - melibatkan pClllbahasan gel1nlinB adalah pernbahan permanen .... Meskipnn demikian, per-I
111auIJun religius. Istilah "tempi somalis" mengacu pada peng.ob'a\illl an~perUI)allandalam gen yang l1loncegah til1lbuhWa penyakit tidak
nyakil clalam sel-sel lubuh dari inclividu yang hiclup dengan Idlangan hanya karona perllbahan~perubah3Il tersebut
memperbaiki kokurangan yang ada. Islilah "lerapi gennline" l1l,mg,acu wmisan genelika generasi yang akan datang, Tidak ada
da il1te1'vonsi ko dalam gamet, 111lll1gkil1 dengan tujuan untuk mutlak antara monghilangkan eaeat dan 1110nlperbaiki ketu~
kan gon - misalnya padn gan yang rlianggap bmtanggung . Kewaspadaan pokok yang clikemukakan wee di sini borkailan
fibrosis kista - sahingga Udak diturunk.:l11 ko genorasi yang akan kmangnya pengGtahuan kila tentang darnpak yang lllungkin lilll-
Baik torapi somalis maupun germline bersifat konservatif jika mengubah gCl'mline manusia, Masalahnya adalah bahwa gene~
kan clengan perbaikan genelika. Perbaikan molangkah lebih jauh kurang. memperoleh informasi yang Inemadai tonta11g daIn~
cla sekadal' terapi bagi gen-gen yang ada yang mungkin 11113rtlp8lka' panjang clari keputusan yang diambil had ini, yang rnnngkin
eaman bagi kosehatan dongan Inemilih atau monmnbah gen untuk clapat diubah esok ha1'i. Jadi, wee tidak unluk sGlamanya
bunt sesDorang unggul dalam batas tertentu. Perbaikan ""mlsNUp terapl germlme atau bahkan perbaikan, tetapi 111e1'eka n1en1per~
balkan rekayasa genetika guna lneningkatkan kekualan tubuh agar bersikap mOl1unggu dan 1110lihat.
ligensi atnu ciri~ciri lain yang seeara sosiallebih disukai. ~ Kaschatan Katolik (7118 Catholic Health Association) b01'si-
Komentalor etika han1pir see8l'a universal sepakat bahwa positif: "Intervensi gel'mline herpotensi ll10njadi satu-satlll1ya
111atis seeara n10ral puntas dilakukan dan mereka ll1enantikan mengobali penyakil-penyakit genetik yang menimbulkan ke-
all~kemajuan yang akan dibawa HGP guna ll1emperluas karya diri dalam perkel11bangan embrio, yang untuk ini terapi sel so-
ting iui. Namun den1ikian, mereka 11181nbatasi diri untuk Udak akan ofcklif. Meskipun perjalanan masih panjang, perkembang-
kan soleksi dan manipulasi genelikH dengan tujuan m'll1ing~katk81 ge.''''llka molekuler monyiratkan bahwa ini adalah tujuan ke
Iilas kehidupan biologis bagi indiviclu yang jika tidak clemiki~ill~8 blOIrlodlS .selanjutnya mengarahkan usaha~usahanya. ,<{
nOl'lnal atau bagi ras manusia Seem'a kesehlTIlhan, Pengetahuan . lain agar bersikap hati-hati dalam hal pel'baikan gel1llline,
diperoleh clari I-IGP mungkin clapat monemukan gen yang knlangan kaum Protestan, adalah momok eugenika, Kata
ruhi susunan dan struktur otak 80hingga rekayasa yang eennat b~rkonotasi pada kebijakan rasinl Nazisme yang ll1el1gcrikan
menghasilkan Jlerbaikan kemampuan unluk berpikir abstrak . ~ banyak keliclakpol'cayaan clewasa ini lerhadap il-
luk-bentuk perbaikan fisiologis dan mentallainnya~ cll Jerman clan tempat-tempat lain. Tidak seOl~ang pUll meng-
'lllllnpl bUl'llk Nazi akan bangkil kembali, tetapi bebol'apa kri-

Menjembatani Sains dan Agama


Genetika, Tea/agi, dan Etika
tikus mengkhawatirkan kemungkinan adanya ougenika dalam terciiferensiasi, yang akan cliteruskan ke generasi yang ak8n da-
yang halus menyelinap lewat pintu bclakang budaya, Kokuasaall l11ungkin menjadi bagian dad kelompok (pool) gen permanen.
bertambah besar untuk l11engendalikan rancangan jaringan yang ill11uwan dan juru bkara keagamaan memasang rantai untuk
akan nlendorong timbulnya ganlbaran "anak s81npurna" dan nilai pintn gerbang rnenuju ke perbaikan germlinc yang eli atasnya
baru Inengenai kesenlpurllaan akal1 lTIulai menindas semua yang tanda, "}anganlah kamu mongambil peran Allah."
11181nadai. ,", "i"lenDo,'an sebagai Allah" menill1bulkan pertanyaan tentang na-

I
Apakah susunan genetika kita l11ewakili ciptaan ilahi sedelUi-1
Apakall Kita Meminta Pam Ilmuwan untuk Berperan sebagui sehingga menjadi lengkap dan final seperli adanya sekarang?
. Perdebatan seputar inlervensi genJ1jil1e membawa kita langsung DNA kita sud'? Apakah Idta menoclai kawasah yang sud apabj-
tanyaan yang dipopulerkan kepala berita surat kabar: apakah berupaya meneliti misteri DNA dan apakah kita menlmnerkan
nya kita meminta para ilmuwan kita untuk berperan sebagai Allah? ' kita yang lerIalu besm'.sebagai mmmsia ketika kita berupa·
kah seharusnya kita 111enlinta agar Inereka 1118nahan did dad Arekav'a"sa m8SB depan genetika kita?
bi! poran Allah? Cara pertanyaan tersobut diajukan dalam surat yang bekerja dengan anlropologi "rekan pencipta yang di-
biasanya begitu dangkal sohingga dapat menyesatkan, Tetapi di berpendapat bahwa kita tidak dapat Iidak bersifat kreatif. Jadi,
kedangkalan lersebut kita menemukan isu teologis yang cukup etisnya berkaitan dellgan lujuan yang 111enjadi arah kreativitas
yaitu apakah kita sebagai l11anusia berbagi sejumlah tanggung , tingkat semangat yang dengannya kita mendekati tugas-tugas
ngml Allah poncipta kita demi kelangsungan kreativitas dunia
sep penciptaan mencakup antl'Opologi dan gagasan bahwa ras
diciptakan segambar dengan Allah, Jika imago dei berarti, sel)erlir
takan boberapa leolog kontemporer, bahwa ras manusia adalah klaning binatang reproduktif yang sllkses pertama kali dila-
pencipta Allah", maka etika borawal dengan memimpikan masa , Roslin Institute di Edinburgh, Skotlandia, kelika embriolag Ian
yang lcbih baile. Ini menyiratkan bahwa kita seharusnya, paling .. mengkloning damba Dolly yang terkenal di dunia, Perinciannya
membiarkan pintu terbuka bagi perbaikan nasib genelika manusia, dalmn majalah NatuTe odisi 27 Februari 1997, Tim Roslin yang
gunaan frasa yang b8l'sifat mengojek "berperan sebagai Allah" Wilmllt memindahkan sel·sel dari ambing clomba betina Finn
mencegah kita dari inlervensi semacam itu dalam apa yang telah sedang hamil, meneillpatkannya dalam biakan dan membi·
riskan alam kepada kita dalam komposisi gen kita, tnnpa l1utriell serum s81ama 88111inggu s8mpai sel-sel tersebut
Retorika sinis yang biasanya menggunakan frasa "berperan diam (pasif) - yang berarti mereka menahan siklus pembelahan
Allah" dimaksudkan untuk mencegah jikalau kita tidak ml3nllhem' , sehingga mengaldbatkan keadaan yang serupa dengan tidur
bentuk-bentuk penelitian ilmiah dan terapi lUedis tertentu, lni so18ma musim dingin. Kedu8, mereka Inengambil sebuah telur
khususnya untuk bidang genetika manusia dan masih lebih kb,USUS dibuahi atau oosit clari soekor damba betina Blackface
pada kelUungkinan intervensi gel'mline untuk tujuan·tujllan dan I1longambil intinya. Sewaktu memindahkan inti dengan
ll1annsia - yaitu pemasukan segnlen gan,DNA yang baru ke Wiitli", mereka meninggalkan sitoplasma yang tcrslsa dalam keadasl1
111a atau teIuI' sebelum pGmbuahun atnu ke dalam sel-sel janin para ilmuwan mcnempatkan sel yang (liam di smnping oosit

Menjembatani Sains dan Agamo Genetiko, Teologi, dan EUka


dan kemudian 111ereka Il1ulai l1lcmb8l'ikan rangsangan berupa otis yang timbul dari teknologi kloning dapat dibagi dalam
arus lislrik. Kejulan lislrik yang lembut lersebut membuat sel-sel i'Ol,UO"b' yaitu kloning reproduktif Inanusia dan kloning terapis 111a-
bung dan sitoplaslna oosit menerima DNA yang berada dalm11 Klo~ling terapis akan dibicmakan ke111udian dahml pembatasan
diam tersebut. Denyut listrik kedua mengawali pembelahan sel induk (slBm cell). Diskusi umum tentang kloning roproduklif ru-

I
Kcompat, setelah pembclahan sel sclama enam hari, embrio yang berpusHt pada reproduksi manusia, buknl1 binatang. Ternak dan
bungkan tacH ditanmnkan di dala111 rahiIn Bockor dOlnba Blackface hasil kloning tidak menimbulkan )Jerlawanan dari pihak agama
lain dan dipertahankan sejak dikandung sampai kelahirannya pada halnya yang bcrkailan dengan kolahiran manusia.)

I gal 5 Juli 1996. Anak domba yang bam lahir ilu diberi nama Dolly.
sedur ilu disebut somatic cellnl1clear Imnsfer (transfer intl sci
atau disingkat NT.
SCbUall perlanyaan ihniah yang penting t81jawab dcugan eKE;pO:llll1l
Isu etis yang umUlll adalah sebagai berikut: apakah seharusnya kita .
kJoning pad a manllsia'! Kembali pada t"hun 1971, James
meramalkan perdebatan ini. Watson, bersmna dengan Francis
I11cmenangkan hadiah Nobel untuk penemuan stIuktur spiral
ini: apakah difercnsiasi sol clapat dibalik? Jawabannya tampaknya ya. DNA. Menulis tenlang kloning llntukAtiantic edisi May 1971, ia
sci embrio sudah mengalami pra-difel'8nsiasi. Sel-sel dewasa bahwa reaksi pertams kebanyakan orang terhadap anak-
diclifcrensiasi guna melaksanakan tugas-tugas tertcnlu dari ba:g18n-ila dihasilkan soeara aseksual ini adalah berupa keputusasaan.
an tubuh lcrtentu. Misalnya, gen untuk rambut dihielupkan dalam pielniulll\'a mengcll1ukakan bahwa orang-orang dengan lataT belakang
but sementara gen untuk kuku jari kaki dimatikan elalam rambul yang kuat akan ingin menghilal1gkan penekanan pada semua
elihidupkan di tempat kuku jari lersebut berada. Secara leori, klcmillRc penelitian tersebul yang akan mencegah proses reproduklif sek-
pat dilakaanakan dengan menggunabm sel-sel embrio dalmn keadaan lazim. Ramalan Walson lampaknya lelah digenapi.
eliferensiasi. Pelaksanaan kloning eli sini adalah untuk membuat sel jumpa pel's pada langgal 22 Februari 1997, Donald Bruce,
wasa yang lelah lerdiferensiasi berfungsi sebagai sel embrio yang Proyek Masyarakat, Agama, dan Teknologi dari Cereja Skotlandia,
terdiferensiasi. )gatak:an bahwa kloning manusia secara etis tidak dapat dilerima so-
Prosed\ll'nya tidak borsih clan mudah. Kloning Dolly yang suatu hal yang prinsipil. Menurul keyakinan Kristen, kalanya,
disertai oIoh sejumlah kegagalan. Dari 277 percobaan, pm'a lllllU'''aJl1'OS akan melanggffi' keunikan kehidupan manusia yang telah dibe-
hanya mampu membuat 29 embrio bertahan lebih dari cnam hari. Allah kopacla kita masing-masing dan tidak kepada seOl'ang pun
lam cmpat belas hmi, 62 persen dari janiu-janin dalam rahim lain. Argul11en bahwa tiap-tiap orang memiliki identitas unik yang
domba belina gug\ll', proporsi yang seCal'a signifikan lebih besar dilanggar dengan kloning ini lelah cnkup sering diulang dalam
porkiraan sebesar 6 persen setelah perkawinan alami. Delapan lkllngrllll'eligius maupun sekuler.
belina melahirkan lima anak domba dan semuanya mali kecuali >S.tmkllu' argumen ini menerapkan tiga asnl11si terhadap isu klolling.
lidak lama sesudahnya. Dolly adalah satn-salunya yang bertahan . perial11a adalah bahwa agm diri (pemon) manusia l11el1liliki iden-
Kcmenangan diserlai dengan kekalahan. Memperhatikan hal ini, stE,rsEmdjri, ia harns memiliki kOl11posisi gen yang khas. Asumsi ke-
ilmuwml termasuk Wilmut sendiri lelah menentang prospek klemingrr ,,;"',"W11 bahwa Allah tclah mcnentukan bahwa masing-masing orang
nnsia karena alasan keamanan - yailu, sebelum proses tersebut komposisi gen ymlg berbeda dari seliap orang ymlg lain. Asnmsi
purnakan, terlalu banyak 8111brio manusia akan rusak karcn8 gagaL adalah bahwa melalui teknologi genelika ini, kita mannsia mung-

Menjembatani Sains dan Agama GeneUka, Teologi, dan Etika


kin soeara kcbetulan menghasilkan dua orang dengan idontitas . genotip. Jiwa bukanlah tambahan melafisik dari yang jas-
Ina dan dongan demikian melanggar kebendak pencipta ilahi. . Singkatnya, argl1111en teologis mcnon1ang klonjng atas dasar pe-
sar 8sumsi ilmiah dan teologis ini, kesimpulan otis yang ditarik yang clinyalakan terhadap identitas pomberian Allah muneul
adalah: jangan melakukan kloning. porclebalan, lctapi akhirnya menghilang setelah diadakan pe-

I
Mereka yang berpegang pada posisi alternatif mcmolak aSlLllllSi'.as, secaJ'a kritis.
ini. SecHJ'a ilmiah, kendati dua individu pada ahirnya 111ungkin langgal 10 Juli 2002, penasihat Presiden AS dalam bidang Bio-
liki gonotip identik, pada akhirnya meroka tidak akan memiliki laporan, Human Cloning and Human Dignity: An

l
~ idonlik. DNA tidak selalu mengoksprosikan diri dongan eara yang
Ada variasi dalnm ekspresi dan mutasi spontal1. Di smnping itu,
faktor lingkungan seperli makanan, gcrakan, dan pen1eliharaan
an mompengnrubi aktivitas g~n. Apabila donor dan klon DNA
1.11'""''''), (Klonillg Manusia dan Martabat Manusia: Sebuab Per- ,
yang mengalljurkan larangan total terha(rap kloning untuk
. anak-anak. Ini n1engikuti Imangan sebelUl11l1ya. The Uni~
National Bioethics Advisol), Commission - NBAC (Komisi Po,
kan dengan sclang waktu satu generasi, apalagi dalam lokasi 1j]'l,"UM Nasional Amerika Serikat) mempelajari kloning - se-

bcda, beberapa persamaan akan tampak, tetapi akan terdapat , . yang menyertakan \,vawancara dengan pemimpin-pemimpin
besal' perbedaan. Islam, Hindu, Buddha, Protestan Injili, Protestan Liberal, dan
Keberadaan bayi kembar salu sel tclur l11emberikan pelajanll);: K i',V"'" - dan menorbilkan laporan pada tanggal 6 Juli 1997 de,

perli klan, bayi kembar identik dilabirkan dongan komposisi gen . (B.s.impulan sebagai berikul: pad a saat ini seem'a moral lidak dibe-
Meskipun ada perSHmaan di antara knduanya, lllereka tU1nbuh siara pun dalam sektor publik maupnn swasta, baik dalam
individu yang terpisah dan berbeda. Masing-masing memiliki penelitian maupun klinis, untuk berupaya monciptakan se~
balin, perasaan sebagai diri pribadi, proses-proses berpikir, serta dengan menggunakan kloning transfer inti sel sOlnatik. Ar-
jawab otisnya sendiri. Bahkan apabila kajian gonotik perilaku >,Uta!IlU 1110nentang kloning adalah argUl11en kean18nan, scperti

nya ll1enunjukkan pengaruh DNA yang kuat pad a .kelllllilkalmll di atas oleh Ian Wilmut. NBAC selanjulnya mong-
amh benluk-benluk perilaku lel'tentu, keduanya tetap kelompok-kelompok keagamaan mengadakan p8111bahas~
individu yang tel~pisah yang harus lllengaian1i kehidupan 111ereka g.t'erl,elanjulan tentang elika kloning. Meskipun lidak diikuli de-
ri-scndili. Sualu klan sGhenamya mempakan bayi kembar yang undang-undang, kelompok-kelompok keagHl11aan
guhkan dan kaTena penangguhan itu 111ungkin akan mengalami leTIlgauaKan pembahasan seperli yang dianjurkan.
dirian yang lebih besar lagi dibanclingkan dua bayi yang dil.ahirkin- argu1110n keamanall dan argumen identitas, argumen keUga
da waktu yang sama. ike:11l11blkaill unluk mencntang kloning reproduktif manusia, yai,
Selama perdebalan berlangsung, limbul pertanyaan: apakah kOl1loC\ifikasi. Kloning - sebagai suatu benluk p8nciptaan
akan mGIniliki satu jiwa? Tidak ada satu pun posisi teologis perancang - mungkin mengakibatkan kOll1odifikasi atall ko~
karnng yang berpondapat bahwa dua bayi kembar borjiwa tUll&:al. anak-anak clan ini akan merupakan penyerangan terhadap
sing-n13sing memiliki jiwanya scndiri, hubungallnya sendiri dongan "\.imilK-·arLaK. Marlabat dalam hal iui tidak berdasarkan pada iu-
Hal ini soeara analogis tampaknya berlaku juga bagi klan. Jiwa genotik tetapi pad a periakuan sebagai tujuan dan bukannya
daTi sudut toologis, tidak terbentuk dari DNA seperti halnya ."lrailla. Bayi~bayi mcmenuhi tujuan perancang, orangtuB, bukan

Menjembatani Sains don Agama Genetiko, Teologi, dan Etika


tujuan anak yang bersangkutan. Para kritikus khawatir bahwa Ah()rnlatan eli Pusat Penelitian Regional Universilas Wisconsin.
"!UlUno/
sama dengan leknologi-teknologi genctika lainnya, mungkin akan rnu1ai dengan lelm-telur yang dibuahi - embrio-embrio yang
untungkan kekuatan-kekuatan ekonomi yang akall cenderun in vitTO jel1ilization/IVF (pembuahan in vitl'O) yang lidak di-
modifikasi anak-anak yang bam lahir. Komodifikasi, bukan Keg,Ull:ika, daJam rahim - dan membiakkannya sampai pada tahap blasto-
netika, akan 111engingkari kesucian kehidupan lnanusia secara empat sampai enam hari. Pada tahap ini ia membnang ku-
Ol·angan.

I sel-S~l
bl(,stc,ki;;ta, memisahk811 masing-masing sel dan men81uhnya da-
pengisi. Sol-sel membelah. Mereka mereproduksi drri Sendiri.1
lnduk ,. . . . ,."wo'"' ini masih belum terdiferensiasi - yang berarti mereka ber- .
KonllOV81S1 SCpUld1 klonmg temtam" berk81tan dengan reJ)ro,dukii iil1lIajenJ'IUK dan mampu membuat bagian tubuh lnanusia yang ma-
nusia. Dongan kontrovorsi seputal sel induk, kita beranjak ke - mereka adalah se-sel yang darinya sel-sellain bertumbuh.
kloning sebagai terapi (tlwrapelltie cloning) dan hal-hal yang alttert'M membentuk diri sendiri selama jangka ' waktu yang tidak
dengannya. r<loning sebagai tempi ini menjanjikan hasil yang Thomson sebenarnya menciptakan sederelan sel induk embrio-
Kllususnya peromajaan Iewal' transplantasi jaringan yang un U1l101111
di laboratorium dari sel-sel induk akan sangat bernilai bagi k(]l'rli.",~, John Gearhart, profesor ginekologi dan kebidanan di jurus-
(cal'diomyocites) untuk l11el11perbahal'lli otot janlung guna ciolcteI'an Universitas Johns Hopkins mengambil human emblyonic
gagal janlung kongestif; penggantian sel-sel indllk hematopotik - hEG cells (sel-sel kuman embrionik manusia) dari jaringan
poietie stem cells) un\uk l11emproduksi darah sehat dalam O",,,01U) janin. Sel-sel ini, apabila diambil dari janin yang gugur, dalam
lang untuk l11elawan infeksi oleh virus HlV serta l11engobati hampiJ' menyerupai sel-sel indnk berpotensi majemnk yang
l11ungkin anemia sel subit (sickle cell anemia); mengembangkan di atas.
endotelzal (endothelial cells) guna mengatur kembali pembuluh jelas apakah sel-sel hES identik dengan sel-sel hEG. Hal yang
bagai pengobaian uutuk ateroslerosis, angina, clan stroke akibat kerjllCll1\la berpolensi l11ajel11uk dan berfungsi sama. Namun demi-
lancaran pembuluh nadi; meremajakan sel-sel islet elalam pa:t1!a'ea:s (mlll1gkin ditemnkan bahwa tanda-tanda gender yang berbeda mun-
tuk menghasilkan insulin alami guna 1118merangi diabetes; pemt1ahi hES yang berbeda, karena sel-sel hES dapat diberi tanda oleh
an neuron dalam otak guna mcngobati penyakit parkinson dan laki-laki atan perel11puan. Tahap blastokista dari pembentukan
stroke; sel-sel jibl'Oblast dan keratinosit guna menyembnhkan knlit adalah tahap yang menghindari penandaan gender. Apa yang
pengobatan luka bakar; dan sel-scl condl'Osit atau tulang rawan gnna diketahui adalah apakah penandaan gender yang mula-mula itu
obati osteoartritis atau artritis rematik. SCll1Ua yang menjanjikan . alaukah lidak. Untnk masa mendatang yang dapat diketahui da-
mungkinkan oleh human 8mblyonic stem cells - hES cells - (sel . dua jenis sel induk lersebut akan diperlaknkan sama, tetapi
embrionik manusia), yang dapat momperbaharui diri-sendiri _ perlentangan hebat lerhadap n)ah Thomson yang menghancur-
benar tidak pernah mali - dan l11emiliki kapasilas unluk be:rkeml'a. no",""""" untuk mel11peroleh sel-sol hES.
menjadi setiap atau selllua jenis jaringnn dalanl tubuh manusia. satn tujuan dari agenda penelitian adalah untuk mempelajari
Dua penemuan penting dalam laboratorium berikut adalah ,eLleuan:IY" yang membuat aktif gen dan yang membuatnya pasif.
Pertama adalah isolasi sel hES oloh James Thomson,' seorang dokter para ilmuwan telah 111emperoleh pengetahuan tentang ekspresi

Menjembatani Sa ins dan Agama Genetika, Tealogl~ dan Etika


pemieu gen, mereka clapat mE~n81'apkannya pada sel~sel induk peI1crima, Udak akan lerjadi penolaknn. Ini sebagian morupakan
si majemuk dan mengmahkan pertumbuhan jaringan tubuh yang Dolly: dalam hal ini sebagian berbeda, ka1'8na yang dikmnbang~
lih. J,';'ingan organ tert8ntn dapat dikembangkan dalam biakan. J ,:l1iln),""'" jaringan organ, bukan selul'uh janin.
jantung atau organ-organ lai11nya seperti pankreas atau haH ;VarillJl lain stau skenario kedua berheda secara tajam dari skenario
kembangkan dalam laboratorium. Hasilnya berupa organ-organ

I
yaitu cloJlgan monghilangkan penggunaan Gosit segar. Alih-alih se~
jaan yang sehal dan siap nntuk lransplantasi. . inti DNA penerima akan ditenlpatkan dalam sebuah sel bu-
Namun demikian, unluk melakukan transplantasi organ

I
di dalam sel induk sendiri. 'T'ujuannya di sini adalah untuk
: kembangkan dalam laborat~rinm, para ilmuwan medis perlu.ll11erlge:sa If(Sall''M'U pengembangan organ laboratorium dalm11 sehuah sel iu- ,
pingkan kekebalan tubuh kita guna mencegah penolakan organ. bukan telur. Agar dapat 'melaksanakan hal il~i, diperlukan pe-
pa skenario ada di hadapan kita, dua di antaranya pantas m81YlP€:rr lebih lanju{ tcntang peran sitoplasma dalam ekspresi gc-m dan
p81'hafian eli sini. Skenario pertama adalah menciptakan sel teknologi transfer inti untuk meinasukkan ke da-
versal yang sesuai dengan setiap orang yang akan menjadi p811erirna
gan. Tugas yang hams dilakukan di sini aclalah Inengacaukan atau tanggnl 9 Agustus 200'1, Presiden AS George Bush mengl1mlll11-
ubah gen dalam sel yang bertanggung jawab atas protein paela %Jcepaclll l'Hkyatnya, ba]1\Iva pemerintahnya akan mendukung peneli~
an bagian Iuar daTi sel yang akan momberinya label asing bagi rangkaiall sel-sel induk yang ada, tetapi mereka akan mena-
kekebalan penerimaan. Penclekatan ini sulit, kaTena harus HH"'c,dC,jU unluk tidak n1endukung perusakan embrio guna n1enciptakan
gen dalam DNA yang sarna di mana kita berupaya menyatakan ajan-I',mgkaian sel ban]. Preside11 AS berpikil' ia sedang berupaya
tertentu lainnya. Membiarkan sel-sel semacam itu menghadapi Slmgketa etis. Kebijakan pubJik, sains, dan elika tidak
yang keras elengan penggunaan s8l'angkaian obat-obatan yang
dapat merusak lebih banyak daripada hanya sekadar protein 08111111",;ka11 persoalan etis utama yang ditimbulkan oleh peneliti-
mukaan yang 11lenjadi sasman.

I
adalah sulit, karena masing-masing dari kedua belah pihak
Skenario kedua yang lebih disukai adalah m8mbuat sel-sel pada persoalan yang berbeda. Posisi ]Jcriindungol1 emblio
seeal'a gel1etik sesuai dengan penerima organ, yang berarti men"bulai pertanyaan: bagaimana kita dapat mdindungi martabat j
sel dengan genoUp identik. Apabila genolip organ sesuai dengan Posisi pel'buail111 baik atau kesempatan penyembuhan n1ulai
tip penerima, tidak akan terjadi penolakan sislem kekebalan.
Inilah hubungannya dengan kloning atau transfer inti sel
lljler:tanya:m:: bagaimana penelitial1 ilmiah dapat 111ell1bawa kema-
kesehatan dan kes.ejahteraan manusia? Masing-n1Hsing posi-
1
I

Sebuah skenario hipotetis dimulai dongan inti 00s1t manllsia internal konsisten, bahkan n111l1gkin dapat berjalan bersama, I
buah telur yang inti DNA-nya sudah diambil. Melalui trans]Jiantasi'
sOInatik, yuilu kloning, orang dapat mmnasukkan inti DNA clari
,elllUll:1ya terlibat dalam pertentangan.
yang berpegang pada posisi perlindungan embrio 111811gang-
I
I
penerima cangkokan. Dengan Inengaktifkan gen~ge.n yang dipilih,
an yang dipHih dapat dikembangkan ax vivo, di luar tubuh clan
untuk membela embrio yang tmnpaknya tidak berdaya teran~ I
I
0111a"'l11 eli Langan para aIgojo laboratoriul11. Penggunaan blasto-
an melalui pembelahan eli tubuh dalam tubuh peneriIna. Karona janin¥janin yang digugurkan memicu n1unculnya para penen-
an jantung atau hali yang ditanamkan memiliki kode genetik yang l11Dngkl'itik masyarakat ilmiah karena merenelahkan nilai ke~

~
Menjembatani Sains dan Agama Genetika, Teologi, dan Etika
hidupan manusia. Mereka Inengel11ukakan argumen: de~aluasi . prJrspektif ini, penelitian medis sekuler memberikan sumbangan
pada tahap yang paling awal dari kehidupan nlendorong keibij'lkalll karya penY8mbuhan Allah di dunia .
tuk mengorbankan yang 181nah dan ini pada akhirnya dapat I1lEnntlaj .. para p81nbola embrio mengeeam paTa pendukung perbuatan baik
yakan kehidupan orang lain, misa]nya para penyandang caeat dan djanggap hanya memikirkan manfaat semata-mata, dengan lllcngor-
l1ula, l11elalui suatu eugenika euthanasia yang banI. Paus Yohanes mannsia in v-itro yang tidak bersalah d81ni calon pasien l'lllllah
II, dalal1l sebuah pernyalaan yang menarik di Castel Gandolpho . para pendukung sel induk menyangkal tuduhan bahwa mereka
bnlan Agustus 2001, menyamakan penghancuran blaslokisla guna mementingkan manfaal somata-mata, beberapa bahkan membU-1

I
, peroleh sel-sel hI'S dengan pembunuban bay!. Sebenarnya, poslsi
. dungan 8l11brio 111emandang perdebatan sel induk dari sudut
an aborsi.
Dasar pel1likiran utama dari posisi ini adalah bahwa seliap
kernunglkinlan adanya martabat bagi embrio awal. Apa yang rdevan ,
. adalah pengamatan bahwa sel-sel hES berasar.dari kelobihan em-
i dari lelur-telur yang dibuahi yang dibuang di kiinik. Embrio yang

semacam itu bagaimanapun juga memang sudah terdaftar un-


ulanusia adalah "nlanusia terkecil" daTi nlanusia sendiri. Dasal' 2{li.hanclu<kan, entah dibekukan alau dibuang dengan maksud memus-
an kedua yang tidak dinyalakan dalam kala-kata adalah bahwa ikannva. Posisi pendukung perbuatan baik tidak perlu harns meng-
sel induk embrionis adalah seorang mauusia keeil, ia memiliki penciptaan embrio-embrio baru yang sebenarnya untuk dikor-
bat, dan karena memiliki marlabat, embrio yang menyediakan sel dalam penelitian laboratorium. Namun, posisi ini sudah puns de-
pantas dilindl.lugi dari para ilmuwall yang mengatasll31uakan Drnenm,'ik sejumlah potensi yang memberikan kehidupan dari wu-
medis unluk menghancurkannya. Maksim medis "tidak bernial jahal" jika tidak demikian akan dibori tanda untuk dibuang. Para peng-
"tidak membahayakan" berlaku di sini; dan maksim ini dilanggm ne:rb'ualan baik bukannya menyangkal pemberian marlabat pada
penelilian sel induk embrionik. awal, tetapi mereka percaya bahwa mereka dapat mengukuhkan
Sebaliknya, posisi yang n1embela kesempatan penyembuhan ombrio kendati masih mempertahankan alasan untuk membe-
perhatikan bahwa prinsip perbuatan baik melebihi prinsip tidak berlanjutnya ponelitian sel-sel induk demi terciptanya kesehatan.
jahal. Tidak hanya menghindari bahaya, imbauan untuk perbuatan . embrio segm dengan sengaja untuk clihancurkan dalam
membuluhkan upaya aktif untuk mewujudkan kesehatan dan lral.orium ak(lll mombutuhkan dasar pikiran tambahan agm' seeara otis
toraan man usia. Fokus utama di sini adalah kebaikan yang dijanjika.n c dibenarkan. Dasar pikiran tambahan tel'sobut dapat disuplai oleh
penelitian sel induk. Perbuatan baik adalah suatu bentuk agape; Fp,mgamJt jalur perkembangan (deFeiopmentalist). Pakar otika yang
yang tidak mementingkan diri sendiri. Hal yang pasti dalam pada posisi jalur porkembangan sering menerapkan pOl'atul'-
para pendukung penelitian medis yang beragama Kristen adalall belas hari. Ini berclasarkan pengamatan bahwa sampai embrio
an penY8mbuhan Yesus soneliri, yang memberikan teladan bagi ~hllbllllE:kan dil'i dengan dinding rahim dan terjadi gastrulasi, janin
rid-Nya. Di banyak kota, kelompok-kelompok Kristen telah memberi torsendiri belum lerbentuk. Pembentukan janin kembm' masih
rumah sakit mereka "Good Samaritan" (Orang Samaria yang baik lltel]',1m sampai limbulnya lapis an primitif, yang akan menjadi tu-
menurut tokoh utama dalam salah salu pelUmpama(lll Yews yang 'pllllggUJGg, yang dengannya menenlukan janin tunggal tersendil'i
berikan penyombuhan bagi seorang korban kekerasan yang diti.ng1laJ~ janin majomuk. Dengan monyangkal individualitas pad a embrio
har; ke-14, boberapa pakar otika dapat membonarkan peneliti-

Menjembatani Sain5 dan Agama Genetika, Teatagi, dan [tika


an pacla tahap~tahap perken1bangan sebelumnya. 8e1-s81 induk ' iJli l1lcmberikan kosan bahwn sel-sel induk dewasa lTmngkin
nntara hari kn~4 dan ke-6, ',ne",pr'odUl<s.r· lebih banyak jenis se! daripada perkiraan semu-
. Valikan seeal'a gigih telah l1lenolak peraturan had ke-14 .. demikian, sel-sel induk dewasa lidak seplastis sel-sel induk
Vlioe pad a tahun 1987 dan pernyataan Pans sesudahnya telah dan tampaknya tidak abadi. Bagi banyak pakar, keterbatasan
kan kembali doktl'in peneiplaan klasik dan menerapkan pada sel-sel induk dewasa socara terapis kurang 111enjanjikan di-
disebut saHt torjadinya kehamilan: waktll sporma Inembuahi sel-sel induk embrionik.

I
ma berlangsnngnya persetubuhm: ujm' Paus Yohanes Paulns II, berubah. Penelitian yang mernberikan kesan bahwa ,sel-sel in-I
.: [aklol kellga. Allah membenkan )lwa yang barn lereipta pada be. rpotensi maj8111uk mungkin m8Inang n1e.l~capai has~l yang "
Kehadiran jiwa yang abadi ini membenluk kepl'ibadian (Dlll'S/'ml,co->- . Para peneliti pada masa mendatang mungkin menunJukkarl
martabat pada embrio. Ini membuatnya seear'a moral tidak dapat terapis sel-sel induk dewasa identik dengan yang dimiliki
gar dan dengan demikian, dapat dilindungi. induk embrionik. Oleh karena itu, para penganjnr penelitian sel
Vatikan dan pihak-pihak lain yang berpegang pada posisi penn,n riP.'W":;"' adalah benar dalam mengingatkan kila akau nilai terapis
an embrio mengklaim bahwa penggunaan sel-sel induk ernbrionik ,ditavvar'kan jaringan Gewasa ini. Tetapi mereka keliru ketika mere-
dak hanya tidak etis, tetapi juga bahwa hal lersebut tidak perlu. oorlvebn'K'''' bahwa l1ilai sel-sel induk dewasa sebagai jaminan un-
yang mengajukan klaiIn ini memberikan alasan bahwa sel-sel induk ll1eng'"'''''' penelilian sol indnk embrionik. Penelitian sel induk de-
berasal dari sumber-sumber non-embrio, yaitu dari jm'ingarl dewas" ,bI3nr>arrimlt, letapi manIaat tersebnt tidak mencegah nilai peneliti-
"~el-s:l induk de~asa" memberikan nilai tempis sebarlding dengan ~n1GlIK embriol1ik.
dlbenkan sel-sel ll1duk ell1brionik. Penggunaan sel-sel induk IyjE:rol '" yang berpegang pada posisi perlindnngan embrio mungkin
menurut argUll1en ini, membuat penggunaan sel-sel induk penelitian sel induk embrionik ul1luk alasan-alasan elis, tetapi
menjadi berlebihan dan dengan demikian mengabaikan beberapa ilmiah, penelilian sel indnk dewasa dan penelitian sel indnk em-
lah etis sama sekali. . tidal< bersaing ul1luk ladang inteleklual yang sama.
Na111un demikian, dewan juri ilmiah 111asih tidak menerima
tempis relati.f dari sel-sel induk dewasa. Sementara sudah lama
Budaya, dan Agama
kan bahwa sel-sel induk dewasa bergnna bagi beberapa terapi, .
pencangkokan snmsum tulang, pertanyaan ilmiah masih letap ada: bidang genetika, saling pengar'uh antam sains, budaya, dan aga-
kah mereka berguna dalam Cal'a yang sama seperti halnya sel-sel . tak lerhindarkan menjadi kelihatan. Par'a peneliti laboratorium
embrionik dianggap berguna'! PerIn diingat bahwa nilai terapis yang dapal memisahkan pekerjaan mereka sehari-hari dari penafsiran
kin dimiliki sel-sel indnk embrionis disebabkan oleh dua ciri isthl1<'~ yang lebih luas dan budaya yang lebih luas di sini telah memi-
nya: (1) mereka berpotensi majemuk, yang berar·ti dapal l11<8nI5J1<lSilb menafsirkan gen seeara delerministik. Para teolog, yang me-
semua jaringan dalam tubuh dan (2) rangkaian sel tersebut bersifal 5agmen intolektual dan trndisi keagamasn, seeara borsill11san 11leIl-
di, yang borarti mereka dapat mereproduksi diri sendiri selama cliri sedang menyjrnak ilmm,van yang bertindak selaku juri dan
wakln yang tidak terbatas. Apakah sel-sel induk dewasa jnga mEllnilil hiruk-pikuk bndaya yang lebih luas, sambil berupaya menanggapi
ciri-ciri scperti itu? Jawabannya, tmnpaknya, adalah tidak Beberapa ~ql,anya" Tekanan bertambah karena adanya tuniutan dari sektor poli-

Menjembatani Sains dan Agama Genetika, Te%gi, dan Etiko


pi

tik gunCl Inenentukan kebijakan puhlik mengenai apa yang CUl)GIilo]eh


karena itu kita suharUSl1jl(l salinf)J 111('ng.
'
'lSI'],1·
(.,
<"1111 S'llll'l
,}( - ,( r
Imn
' 111On1.1··
kan daltUl1 penelitian clasar dan toknologi modis yang dihasilkaIlllya. model ini.
syarakat tidak dapat berbuat terlepas dari para ihnuwan ataupun
Sebenan1ya senlua 111113t Katolik R0111fl dan P1'ot88tan yang
111a tantangrlll pengnl'ahuc1l1 genelika yang baru ini tanlpaknya
pat dalam boberapa aksioma teologis. POltama, lncreka ll1enegaskan
wa Allah aclalah ]lencip!a dunia dan, lebih jauh, bahwa karya

I Allah masih telap berlangsung, Allah terus mencipta di dalam dan


lalui seleksi genetika alan1iah dan bahkan melalui interversi
dalanl proses-proses almniah. Kedua, ras manusia diciptakan
mpa clan gambar Allah, Dalam konteks ini, gambar ilahi dalam
Humon life aIld tlw New C;ollel.ic.~· (NiltiOlwl Council of Churche.'l~ 1980).
Manipul(]ting Life (VVorld Council of Cllmches, 1982).

I U"""" Genct.ics (Cutbolic Hea11 h Association of the Unj~ed SUtCH, 1990). I


nusiaan h~rkait clengan krcativitas. Begitu pula kita. Kita manusia
Bering digambarkan oleh para 18010g sebagai "rekan peneipta"
Allah, membedkan surnbangan kita pada proses evolusi. Guna
hindari kesombongan dengan beranggapan bahwa kita Inanusia
sama dengan Allah yang menciptakan kita, pert31na-tama kita
menmnbahkan islilah "dieiptakan" untnk fl'asa "rekan pencipta
ciptakan", Ini menekankan keterganlungan kita pada Allah sambi!
nunjuk padi! kesempalan dan tanggung jawab kita sebagai mfmllsiil,}
Uga, akc;imllu-akc;iOll1a religius ini Inemberikan nilai tinggi pada
bat luanusia.
Apa yang climaksud dengan "martabat" di sini adalah apa
maksud Immanuel Kant, yailu bahwa kita memperlakukan
nusia sebagai tujuan, bukan sekadar sebagai sarana untuk suatu
selanjutnya, Karena para pemimpin gereja memberikan tanggapan
ra bertanggnng jawab pada perkembangan-perkembangan barn
Proyek Genom Manusia (HGP) , kita dapat dengan mantap m()ralnai
satu hal: penegasan lllartabat ini akan bersifat Inenentukan
Inikirkan seeal'a saksmna implikasi otis dad rekayasa genetika.
kalkan martabat adalah suatn cara untuk 111enarik sebuah im.plika"i
dari apa yang dapat dikatakan para teo log dengan aIl1an, yaitu'
l11engasihi setiap n1anusia tanpa 111emandang susunan genetika

Menjembatani Sains dan Agama


GeneUka, Teotogi, dan Etika
penjelasan roligius tentang diri 111annsia. Dalam beberapa ha-
saya ingin menjajaki beberapa eara yang dengallllya ilmu sya-
dilengkapi oloh wawasan dari agama-agama dunia guna mang-
Ilmu Syaraf, , yang lebih memadai tentang pribadi mannsia, Ilmu-ilmu
Pribadi Manusia, '"nmliillkkan kepada kita betapa pengalaman mental subjektif kita
dan ALLah seeara mendalam oleh masukan (input) dan proses jasma-
demiki.an, tindakan-tindakan yang mengaeu dml m8mba-1
Philip Clayton
yang bermakna, begUu juga pengalaman-pengalaman indi-
qllalia (komponen-komponen subjektiPdari pengalaman
ke.1lclaan sadar) telap tidak clapat direduksi menjadi sekadar ma-
proses-proses tersebut.
Dua posisi ekstrem, apabila benar, akan mcmghanlbat dialog bab ini, saya menganjurkan suatu bentuk teoTi sll]JeJvBnienc8,
arti antara ihnu-ilmu syaraf dan penjelasan tentang diri m,jl1llS .~DilaIlggEIP bahwa peristiwa-peristiwa mental tergantung pada sub-
banyak agama dunia, Di satu pihak, bentuk-bentuk duoiisme I$JU.aIliaJl mereka tetapi tidak dapat direduksi menjadi hmlya seka-
- yang m81nbuat "pikiran" menjadi unsur yang bnrpisah dari tersebut. Menantang determinisme sup81v8nience yang "ku-
menghapus pengalaman mental kita untuk selamanya dad ; mem,be.la vorsi supervenience yang "lemah" yang IU8Illungkin-
ilmiah. Di pihek lain, benluk-bentuk materialisme eliu1inatif mental yang sesungguhnya, Tidak semua penyebab perila-
menghapus) berupaya menjc1askan fenomena rneutal dengan semata-mata merupakan penyebab yang berkaitan dengan
menjadi sekadar produk dari proses-proses jaslnaniah yang W"GaI'gSll1 ini pada gilirsnl1ya menimbulkan teori emergentis ten-
nya. Posisi pertan1H dari dua posisi ekstrem ini, bentuk-bentuk manusia: fenomena mental dihasilkan oleh sisten1 jasmaniah
yang kuat, lelah berhasil ditinjau seeal'a krilis dalml1 sains kOll1pleks, otak. Pada saat yang Stlll1a, mereka n1ewakili
ini. Posisi ekstrom kndun kurang s8l'ing dan kurang berhasil dan penjelasnn yang benar-benar baru dalum dunii!. Namun
eara kritis, Kekurangan relatif ini ponting, P'iIlcleK:at,m-'Pe11dekal: akhirnya posisi ini b8l'sifat monistis kehmbang dualistis:
minatif terhadap pnnafsiran ilmu syaraf membuang ,1)11 l111'ol' banyak bentuk sifat dalam dunia, tetapi hanya ada satu
kinan pada Allah - dan kadang kala bahkan keyakinan pada ""'""rlO mengandung semua sifat ini. Posisi yang dihasilkan, 1110-
dari kawasan yang masuk aka!. Salah satu bentuk materialisme erg,ellt,is" dengan demikian memungkinkan berbagai ragam silat
!if disebut sebagai Tesis Keclliwpon (.'lljfieiency tilesis), yang dunia. Pandangan ini terbuka di bagian atas bagi penerapan
nya penjelasan-penjelasan ilmu synraf padn akhirnya akan l1l"m'ld: religius sambil tetap memperhatikan kaitan yang erat de-
luk sepenuhnya menjolaskan porilaku manusia, Dalam bab ini , ilmiah tentang syaraf dan hasil-hasilnya. Dengan kata .lain,
nantang tesis keeukupan tersebut. pandangtm yang seem'a ilmiah memahami pribadi
Begitu hambatan yang diciptakan 018h dua pandangan ini pandangan ilmiah yang menghalangi kla'iln religius dan
lisme dan materialisme eliminatif - telah dihilangkan, masih lradisi keagamaan menawarkan penafsiran tentang selu-
bagai ragan1 kemungkinan guna lTlOmahnmi hubungan antara ' ,berciasarl:an tatanan kemunculan yang masih lebih hnggi lagi,

152 IImu Syara/, Pribadi Manusia, dan Allah


moskipun gagasan tont11ng realitas terlinggi (ultimate reo1i~y) joias , telapi jnga kajian ton tang tahap pemuneulan pildran, yang di-
melanlpaui tatmlan alamiah sccara keseluruhan. 1 dan elijel~skan Uelak ]wnya elmi suelui masukan dan slfat
Perdeb"tan kontel11porer tcntang ill11u syaraf, psikologi, dan c:~.'""m tetal'l Juga dwi suelut yang inilinsik bagi pikiran itu sen-
an 1118111porhadapkan sesoorang pada sejumlah kemungkinan yang tJerl1'dll t8n1"angan: bagailnana seSeormlg harus menladukan
bingungkan tonta11g bagailnana seseorang harus menwhmni yang jauh berbeda ini dan kerangka apakah yang sehm'usnya
nusia. Meskipun denlikian, kemungkinan-keInungkinan ini untuk melakukannya? Saran saya adalah mulai dongan gagas-
kel11bali pada satn pili han fll11damental: apakah ilmu:ill11u manusia se,bag~i kesotHan PSiko~omatik. Mm,msia m~miliki Si-I

I l11adm untuk menJelaskan senma yang perlu dlketahUl tentang


, mal111sia? Banyak ilnluwan syaraf, tetapi tidak SeIllUa, ll"'llljJell'talllr
Tesis KecukupaJ1. Mereka memilih pandangan bahwa pada
datang ilmu syaraf 1110rnang akan momadai untuk menjelaskan
,
b1010g1S, dan mental; luta memilikinya dalam saling
antm'a satu dengan yang lain secara ll1enct'aJam. Bagaimana
ini bekorja?
stllit llnlllk monggambarkan apa yang biasmiya dimaksud de-
yang kits ketahui. tentang pribadi manusia. Pandangan ini Oertolak "pribadi". Sualu pribadi adalah ia yang mampu mcmasllki in-
kang dengan Tesis KeUelakcukupan (insufficiency tJ1Bsis), yang . manusia: inemberikan pujian kepada rekan kerja, 111e1'0I1-
kan bahwa ilnlU syaraf tidak akan memadai untuk luenjelaskan makan malam, melaksallakan niat untuk lulus dari univer-
yang kita ketuhui telltang pribadi manusia. Saya l11tHnbela Tesis depan -- dan 111el1yadari bahwH (seUdaknya beberapaJ orang
cukupan bukan karena tidak 111elihat kmnmnpuan ihnu-ilnlu agen (polaku) moral yang momiliki nilai dan hak-hak yang
luk memborikan penjelasan (jauh dari itu!), tetapi karena ada yang dimilikinya sendirL Ini adalah konsep-konsep priba-
gian dari apa yang 1110111b1.1at lnenjadi did manusia yang pada (pCl~o1111Ooel) yang mondasar bagi ponelilian dalam ihnu-il-
nya berada di InaI' jangkauan il111u-ihnu tersebut. "Sesuatu (psikalagi, 80siologi, dan antropologi budaya), Konsep-konsep
ini, VHng barakar dalanl - tetapi rentangannya melampaui - dalam kesusasteraan semus kebudayaan dunia dan 111e-
kemampuan ilmu syaraf untuk 111emberikan penjelasall, telah utama dalam sebagi8n bosar tradisi keagamaan dunia.
ngan islilah yang borbeda-beda: kesaelaran (consciousness) oloh ada banyak pertanyaan yang membuat kita masih merasa ti-
Nagel, Jackson dan McGinn, kesengajaan yang asli (original kapan pribadi seseorang ]tu Budai? Apakah pribadi manusia
oleh Soarl atau mungkin kepeelulian 018h Haugeland. Guna dasal' metafisik, misalnya perkenalan jiwa atau substansi diri?
perdebatan tentang keeukupan la;"'an ketidakcukupan, orang berkembang dan borakhir seeal'a bortahap? Dapatkah ia diha-
ngerli apa yang dimaksud dengan kesengajaan dan 1110ngapa manusia? Apakah ia 111erupakan fiksi legal, fiksi sasial, atau
inkan peran yang menentukan dalam perdebatan yang 001'18ftgS, . Perlanyaan-perlanyaall filosofis yang umUl11 semacmn
karang tel1lang ilmu syaraf, pribadi manusia, dan bahkan Allah. . bagi perumusan kepribadian manusia yang lengkap dan
. merupakan bagian dad penlbahasan yang harus dila-
Non-Reduksionisme Emergentis dan Pikiran ahli ilmu syaraf dan para pakar keagamaan apabila ll1ereka
metnt:lkan dasm' yang sama.
Siudi te11t8ng diri Inanusia ll1elibatkan Udak hanya semua rnannsia, dilihat dari sudut pertanyaan-perlanyaan Ul11Um
yang dapat kila kumpulkan sedikil demi sodikit tontang otak demildan membulllhkan lahap analisis yang tidak 111emiliki

Menjembatani Sa ins dan Agama IImu Syaraj, Pribadi Manusia, dan Allah
penerjmnshan yang lcngkap ke dalam kcadaan tubuh atan otak - 'Dl1fenl18JaCe Emergentis
l11anapun 10ngkapnY8 gambaran ilmu syarnf kita, Tentu saja pribadi mosons tentang SlljJ01l'Cllience Lurutama monnrik sebagai ko-
nusia mengasllll1sikan keadaan semacanl Un, tetapi ia Inewakili jOll1iJatan keUka membahas ilmn syarni' dan pribadi. mnnusia. Dj-
ponjelasan yang berbeda clari penjelasan pada !ingkat "perangkat seeara sederhana, gagasan supervonience mnJJgnkui halnva 1'8-
kita, Seper!i ditulis Brian Cantwell Smith: mcntfll tergnnhmg pnda fe110monn fisik, snmhd pilclil \vnktu yung
balnva yang 111cnlal dapat direduksi llwnjadi yang n-
Perlama, Anda dm1 saya tidak berada dalam [penjelasan fisik] - '",Dalm;,
ke-I
I llusia (qua people), Kitn mungkin bersifat jasmaniah, hebet, sosial, o clieatal bahwa supOlvenience menyangkut sifat-sifnt atau
nyai wujud, apa pun - tCiapi kita tidak membayangkan sebagoi fenOl~lena s8:ta tid8~ ~118nJ.T(]ngkut. hubungnn antarn dua "bill"
dalmn perSl1mnflJ1 n1D11lS ahli fisika mana pun. Apakah kiia ini - aian ",,,,",""" yang (1180b-Ut pllol'an dan tubllh. ~,
iknya apaknh kehidupan kita, dnlam gmnbaran ini - adalah mval konsop supervenience mnnggmnbarkal1 cnm yang
c[]cing atan bakmi ernpat climensi yang ldra-kira lurus, kurang ,",~""m" ponilaian otis tergantung pade keHdaan f1sik tertcmtu; 111es··
kml dengan baik, dan agak meliukHliuk: secara InaI' biasa lebih . d8I111Kl'1l1, ponilnian etis ilu tidaL dapal diredllksi l11enjadi keada~
segi \\!akiu (iemporal) daripada dm'i segi ruang (spasial). Kita amai torsobut. Konsep ini l1111lai l11cndapnlk<'1l1 tom pat uiama dalam
dulilGm bakmi ini. Tetapi fisika tidak: ia tidak melakukan apa-apa pikil'an/tnbuh dnlnm artikeJ H\A,Tnl "Jvlentaj CausCltion" (P8ny8~
mengidentifikasinya, baik sebagai pribadi aiauplln kesaiuan atall oloh Donald Davidson, Davidson l11enulis:
berbeda dm'i cacing~Ci.lcing lain yang tBk terhingga banyaknya
2
dipahatkan pada daftar penemuan fisika .... posisi y,mg say,] gambarbn ll1fmy,ll1gk,ll adanya Imkl.lrn-hukulll psi~
, hill ini sesuai dengan pandilngnn bah"va ciri-ciri mental cbbrn b,l~
Bahasa ilnlu fisika dan kepribadian manusia hanya tumpang ierlentu terganlllng p<'lda atnu berubah knrena ciri-ciri fisik. KelergaJ1-
bagian, yang satu tidak dapat berlaku adil terhadap yang lain semncmll itu mungkin dimtikall bahvvn tidak 111llngkin ad,) tit.l'\ pe-
nyn menggunakan peralatannya, Memberikan penjelasan yang yang sama dalmn SCll1ua lwJ yang bersifal fisik, letapi berbeda da-
111ata bnrdasarkan fisjka tentang did manusia adalah ibm'at mengat, hebeJ'(lp,l hal yang bersifal menUll, atau bahwa selJllall objek dapat ber~
bahwa karena s8buah universitas ticlak clapa! bertaban tanpa dnJam beberapa hal yang bersifal lllentail:llnpa hem}),lh dillllrn belJe~
an finansial (yang berm!i m8mpo1'Ol8h penclapa!an dari enm),"" '0 hal fisiko Keterganlung<1ll atnu perubab'lll sem,lcanl illi tidak mengh<l~
!u), maka (lClillah unit ekonomis yang digambarkan ehmom reduksilJilitas nwlalui hukllll1 alau definisL Apabila lneJll<lllg l1lellg~
,.an.lSK.a,ll.~jta dafl<ll mercduksl sif<'li~sifall1lor,d menj,Hli sifat-sifal deskrip~
pendapatan dan pengeluaran. Kekacauannya, dapat dikatakan,
dill1 llll ada alasilll yang baik unlukpurcoyu tid,lk d,lpnl dilakukan.:1
kekacauan antara kondisi yang perlu dan memadai. Tubuh
clan otak yang berfungsi adalah kondisi yang pellu bagi diri
hubungan ketergantungan antara yang 111ental dan yang fi-
tetapi porbed aan yang besar dalam "logika" kosakata l11<8n-yiratkan
dapat. monyebut pandangan tersebut bOlwT-henol' 8ujJorvenion
wa kondisi tersebut bukanlah konclisi yang memodai, Ke'pribf,di'lr)
, dalamnya yang fisik Il1cnentukan yang mental dolnnl kernun~
nusia tidak scpenuhnya dapat diterjemahkan k8 dalmn l',stlla11-1sl11an.
dalam semua perilaku berikut.nya. Godehard Bnmtrllp Inenu~
rendah". Pribadi mengalmni sifat~sifat kausal dan fenomenologis
hubungan supervenionce kuat, "sifat~sjfat mik1'o sepenuhnya
yang unik secara pribacli (personal), sifnt-sifat makro (determinisme mikl'o)" Apabila sifnt-sifnt

Menjembatani Sains dan Agama IImu SyaraJ, Pribadi Mallusia, dOll Allah
l1lental adahlh sifat-sifat l11akro clalam arti ini, rnereka seeal'a kallsal , hanya bOl'asnl1lsi bah'Na 111ercka semua salah), dan pasti tidak aela
lah seperli sifal-sifat montal yang tidak efoktif."" Mengenai nnnd""_,, bagi pcmgal'uh apa pun clari kekuatan ilahi yang tOl'pisah tel'ha-
tentang hubungan antara yang fisik dan 111enta1 ini, misalnya, orang dunia, Mula-mula kousop t·mpwvenience tampaknya 111euawal'kan
kin percaya bahwa ada hl1kum~hukUln fisika Ulllllll1 sedemikian kerangka yang dibutuhkan untuk l11enggambnrkan hubungan an-
hingga, apabila 111ereka diketahui, limbulnya pori8tiW<1 lllental apa PlUl l111u otak dan kohidupan mental yang kita alan1i. 'T'etapi su-
pat diran1alkan dari pengetahuan yang cukup lengkap t011tang otak, 1!e,l11"J1c:e kuat bertentangan dengan psiko]ogi rakyat dan juga dengan
turnya, dan masukan-masukannya pad a 111aSa lalu rnaupun sekarang. klaiIn kebcllaran religius, ..

I
.. Nan1un demikian, ada ketegangan tertontu yang 11101ekat ~""«aol
pwvenicnco kuat. Seperti diakui Jaegwon Kim, salah soorang
penganjllrnya yang paling te1'ken81, "n1aterialisme non-reeluktif
lah posisi yang stabil. Ada berbagai ragam tekanan yang mondo'l'Ongr
Jadi, !l111l1gkil1kah unluk ll10rumuskan versi yang. "lebih lemah" da-I
ketergantul1gan antara pikiran dan tub~h'? Misalkan saja
)llenll11Ius':kan supervenience lemah sebagai pandangan bahwa, mes-
struktur dan penyebab fisik mungkin menentukan kemunculan
ko arah yang jelas-jolas olilninativisme aiau ke arah bentuk dualisme dari yang mental, mo1'eka tidak sepeuuhnya atau smnata-111ata me-
plisit,";' Salah 8atu alasan mengapa "materialis111e non-reduktif' hasil kehidupan luental setelah kemunculan itu, Panclangan ini
posisi yang sodenlikian goynh adalah karena tampaknya ia tidak ketergantungan asal mula, kal'ona percaya bahwa asal-muasal
borikan ruang bagi ponyebab-penyebab ll1ental l1ml'ni. Pada akhil'nya,j clapat dilacak kOll1bali pada kondisi fisik yang tanpanya tidak
nentuan hasil (ouiplli) lampaknya mongalir dari bawah (subs!tl'at,unl" fono111ona mental. 'T'etapi ia tidak memberikan ketentuan atas-
sik) sorla tidak membel'ikan "ruang gerak" bagi yang menlal untuk yang longkap tontang yang mental 018h yang fisik - maka saya
benar melakukan sesuatu. Hal terburuk, fen0111ena 111ental m(}njiadi "Tosis Kelidakcukupan" di atas - meskipun tingkat
kadar epifen0111ena: realitasnya dibayar dengan impotensi kausal. bawah-atas pasti akan jauh melebihi pengetahuan kita seka-
Jadi, pel'tanyaannya menjadi: dapatkah korangka mana pun lemah dengan domikian memportahankan prinsip
suai dengan apa yang kita ketahui sekarang tentang otak dan d~ll'i tec)l'i 8upelvenience: yang mental tergantung pada -- tetapi
apa yang mungkin dilmrapkan kila untuk ll1cnjadi tahu, j11ga diperkecil nlenjadi - yang fisik. Salah 8atu alasan untuk 111e-
ngan dmnpak kausal yang nyata dari fenomona mental? Tidak "lemah" daripada yang "knat" adalah kopercayaan
kologi rakyat - cara yang masuk akal untuk berbicara tenlang ~:perry81)ab menial: ada ponyebab-penyebab mental mmiri yang bu-
mannsia - yang tergantung pada toori pcnyebab mental yang produk penyebab-penyebab fisik Sejarah sebab-akibat
tetapi jnga kolangsnngan keyakinan ntama dalam banyak tradisi mental lidak dapat dikisahkan hanya dari sndnt fisik saja dan
dunia. Teori-teori supmvcnioncc kuat lnungkin nlenyi1'atkan bagaillli , peristiwa-poristiwa menial tidak dilenlukan oloh fenomona
keyakinan dan pcngalaman religins dapat limbul sobagai pl'Oduk ilsik saja,
gi manusia. Tetapi seberapa pun banyaknya paparan semaCal1l itu lemah adalah tilik berangkal bagi teori supezv811iel1CB
kin menjelaskan fllngsi-jungsi psikologis atau evolnsioner dari dan dengan demikian bagi toori BmBl'gBl1tis tentang did ma-
an agama, ia tidak dapat monjelaskan kebonaran keyakinan "~dll.m,. . belakang bagi supervenience emergentis datang dari kamn
ngenai penjelasan fisikalis, tidak ada cara untuk memahami Inggris pada talmn 1920-an dan 1930-an, Sebagaimana diln-
wawasan keagmuaan lnungkin bonar atau salah (kecuali bila Kim, kaum 8m81'geniis awal percaya bahwa "sifat-sifat yang

Menjembatani Sains dan Agama Ilmu Syaraf, PJibadi Manusia, dan Allah
berubah atan timbul perlu menampakkan did sendiri keUka, dan pribadi manusia't Saya percaya jawabannya adalah ya. Seperp
keUka, kondisi-kondisi yang sesuai tel'capai pada aras yang lebih ~k"tallUI" tradisi keagmnaan memiliki lebih banyak lagi yang clapal cli-
dah; dan bcbernpa penganut enwl~q,entis bersusah payah m'onekilnt tcntang sifat-sifat kemunculan ini, sumber-sumbor serta tujuan
bahwn fenomena kemunculan sesuai dengan detenninisnle. . Ticlak lerikat oleh lunlulan ilmiah untuk "bersikap netral da-

I
laupul1 demikian, yang muncHl (the emmgents) tidak dapat " agarna 1110nganjurkan lindakan-tindakan yang bellar, reJasi
alOli dijeio8koll SOCQJ'Q redllktif, dari sudnt kandisi-kondisi yang eli antarH mannsia, dan (dalmn kastls agama teistik) hubungan
sarinya."n benar clengan Allah. Guna menjelaskan gambaran normcttif tcnt.-Hllg

I
. Suatu sifal dengan demikian hanya muneul apabila hnkUlll
dopol dirull1uskan dari sudut aras yang leblh rendah yang SO'p811Ul.lr
111eramalkan k81nunculan dan perilakunya, nlisalnya dengan
sinya ko dalam kondisi batas hukum-hukull1 yang lehih mapan pada
manusia ini, para t8010g 8ering 111enawarkan penjeiasan, yang .
. dAri tradisi mereka, tentang bagaimana duni<~- hayati dapat atau
monimbulkan sifat-sifat yang I1llll1cul seporti yang kita tomukan
kemal1usiaan. Nan1un demikian, perbedaan pi·~rspektif harns cli-
lersebut. Dalam kasus ketika kita dapat monghubungkan fenomena 'h',W:Ull agar tidak tampak sebagai kontradiksi 811lara agama clan sa-

yang lobih linggi dengan yang lebih rendah dongan ko!epatan berbicara secara normatif, para pemikir agama dan teolog tidak
alas yang dengannya kita dapat merumuskan kondisi-kondisi fisik " diri pada apa yang clapa! disimpulkan berdasarkan bukli
nlenghasilkan konduktiviLas atau perkembangan sistem dan dongan demikian klaim 1110reka acap kali tidak torbuka un-
dalam ruang porubahan, nlaka kita tidak 111enliliki supB1l'enience verifika1;i' empirik soperti halnya dengan penelitian ilmu syaraf. Se-
genUs. Serangkaian fon01nena hanya Inll11Cul keUka gHlnbaran yang tidak ada satu pun dalam supellTenience ernel'gentis yang mem-
kap tentang kondisi fisik yang mendasarinya, meskipun perlu, penafsiran religius. lni bukanlah bentuk teologi natural. Eme1'
madai unluk menjelaskan sifa!-sifat yang muneul. Jadi, kondisi yang· pada hemat saya, adalah konclisi yang perlu bagi penafsiran
eu] taJl1pnknya tersirat dalum penjelasan pakar ihnu syaraf Leslie rnlenlaeJal lenlang pribadi manusia, lotapi jolas bukan kondisi yang
tnntang perilaku sosia} lllamlsia dari sudut "representasi daTi bagi antropologi aganla.
yang cligeneralisasi" dan sifal bahasa orang pertama yang tidak . swiut sains, orang ll1ungkin khawatir bahwa posisi yang tolah
reeluksi, dengan' beraSU111Si bah\I\Ta dengan istilah-istilah tersebut . akan menghentikan penelitian dan dengan clomikian kemaju-
llmksud mengacu pada realitas yang benarwbenar psikologis yang ilmu syaraf. Apakah ini akan 111enimbulkan hambatan dalam
dan tidak h811ya sekadar manifestasi yang berbeda - dad realitas vara ilmuwan 8lnpirik yang sebenarnya? Saya akan menyatakan
yang mendasarinya. 7 Orang juga perlu menggunakan bahasa kemlmq Kaum emergentis seharusnya tidak kurang borminat keti111bang
an apabila "qualia" (pengalaman subjektif manusia, seperti naik fisikalis untuk mengetahui lebih banyak ten tang fungsi otak yang
alau jatuh cinta), setidaknya sebagian, sudah jelas dengan serlclilcin)laY IUE:gUIH1Y" dan untuk menyaksikan penjelasan tentang syaraf diper-
Mengulangi pernyataan saya, supervenience emel'gentis m,m"wm:R O:"C,'o,·,1, mungkin, Adalah adil jika merek" bert"l'llh bahwa "ssjauh
sebuah kerangka yang dapal bertahan guna m,m1;kcms:ep,!u:,Ii,;asika:.li" tidak meluas sojauh penjelasan yang 111endalmn tenta11g yang
fat-sifat montal dalanl diri manllsia dad sudut ilmu syaraf kontc'llllPor kecuali apabila sebagian dari penjelasan tersebut diberikan dari
Apakah ia juga menawarkan pandangan tentang pribadi manusia mental yang .tidak dapat direduksi! Berbicara tentang pengalaman
sesuai dengan yang diajnrkan banyak tradisi keagamaan dunia jatuh cinta atau rasa 1110l11iliki kesadaran did adalah berbicara

Menjembat"ani Sa ins dan Agama flo7U Syaraf, Pribadi Monusio, dan Allah
teniang mental yang tidak dapat dircduksi lagi. Fen0111Cna sccnra ilmiah dari segi hukunl-hukmn yang mengu8saj porilaku
semacam itu menggunakan jenis pengaruh sebab-akibat mereka dall hubunglll1 sinaptik (synaptic connections), bahkan apabH,a
yang muncul sehagai perubahnn hanya dapat sepenuhnya <11-
'pada aras otak secara keseluruhan. SU}JClveniel1ce nom()lo~i,S
riga Cara Ketergantungan pada Otak

I
dalnm penemmm hal'll R.M. Hare, yang seem'a eksphslt
Dengan monghindari dualisme maupun reduksionisme knat dan "supervenience mcmhawa serla klaim bahwa ada 'hukmn'
gai gantinya berpaling kepada s1ll11b81'~S1ll11ber leod kemunculan yang mengikat spa yang mengubah dongan apa yan~ diu bah" :

I
. temporer, saya telah 111encoba menggambarkan kerangka filosofis
bersikap adil pada penelitian akhir-akhir ini tent-ang perrlll otuk
111enlproduksi fenOlllena menlal dan juga pada pengalmnan manus;a
bagai diri pribadL Mengikuti penggunaan konlemporer, saya telah
Hare, hukum-hukum s8nlac.~Hm itn adalah kondisi yang perlu bagl
;""/BIlle.IIU: "apa yang dibutuhkan snpervenience ~dalah bahwa apa
1118Ilguhah dilihat sebagai kejadian ketika suatu proposisi nnivcr-
rrhul:'IJIlglcmHrya dcmgan apa yang diuhahnya."~
.

golongkan posisi yang dihasilkannya sebagai lennasllk dalam Sebaliknya, aras yang lebih linggi dapat ll1el1liliki smnua sifat
leori supervenience tenlang pikiran, Namun demikian, kita HUjlle'llln tercan1111l1 dalam (1), tolapi lanpa kondisi yang barn dinyatakan
bahwa beberapa dad ketegangan yang SaIna tiInbul dalan1 keluarga yang dnpat kita sebut "kondisi llomologis". KoncHsi ~(cdun ini pa~
ini soporli yang terciapal dalam pcrdcbatan lalna anlara duolisme . '_ dalam pcnyamaran yang disebut Donnld Davldson sebagm
reduksionisme. Khususnya) para cendekiawan dalam perdebalan yang menyilnpang" (mwmalous monism). Davidson porcaya
but n1eneriIna atau lidak menerima Tesis Kecukupc.ill, pc.U1dangan "satuan-satuan 111enta]Jobjek-objek dan perisU\1\7a-peristivva 101'tol1-
penjelasan sebab-akibat tentang pm'ilaku manusia pada akhirnya berkaitan dongan ruang-waktu dan terikat ruang adalah satuan
secara 111endalam akan diberikan dad segi ilmu syaraf. . " kons8p-konsep mental tidak dapat direcluksi oloh clefinisi
Karena keclua pihak clalam perdebatan yang bam ini mener;matl 'hukum alam n1cnjadi konsep-konsep fisik."\l Davidson mernbantah
tergantungan £'en0111e11a n1ental pad a otak, orang mulai mengira dengan hukum dari peristiwa-peristiwH mental: pel'istiwa-pe-
111alma gauda terletak dalam bagaimana ketergantungan ini u1lpallan semacnm itu berboda janis dari peristiwa-peristiwa fisik, n1eski-
Dan tor11yata memang inilah masalahnya: orang menemukan dalam Innu:nglZlll dalam seliap peristiwa mental tordapat identitas yang smna
ratur setidaknya liga cara yang berbeda untuk memberi ciri mUJlUl~ia poristiwa fisik. Nan1un demikian, clalmn hal~hal lain, pandang~
ketergantungan keadaan mental pada koadaan fisiko Ketiganya berada cukup dekat clengan (1). Tentu saja ia Udak b(~rbicara ten~
asumsikan bahwa fenomena mental lllewaklli tahap-tahap kom]Jleksii f0l10111ena Inental sebagai k8111Unculan yang kuat. Ia hanya bersi-
kasi yang tergantung pad a keadaan dan proseSMpl'Oses fisiologis, , babwa paling sedikit salu bagian dari dnnia fisik tidak nlenerin1a
tanpa sepenuhnya clapat clirecluksi kG aras yang lebih rendah leJ'sobul:i inE;-ienis penjelasan sebab-akibat dengan menggunakan hukum-hukmn
bagaimana kOlnpleksitas pengalaman mental dapat dihubungkan yang telah herhasil dirul11uskan sa ins dalam begUn banyak bidang
dasar l1ourologisnya? lain. Walaupun demikian, Udak ada kesimpulan emergeniis yang
(1) Aras yang leb;h kompleks dapal dihubungkan dengan aras ditarik dari kegagalan Id1usus penjelasan n1irip hukunl inL FellO-
lebih !'cndah 018h serangkaian hukum yang jolas (scbut saja sUDeJ'vei mental sekadar me1l1ntuhi batasan-batasan yang berbeda dari hu-
nience nomologis). Menurut pandangan ini, fenon1ena mental dapat lm-h\lktll1l fisik, sepefti batasan rnsionalitas yang unik.

Menjembatani Sa ins dan Agamo I1mu Syaraj, ('"badi Manusia, dan Allah
C~) J(mis supervenience terakhir adalah yang telah saya bola. bah\vn total Cllergi fisik dc'll'! [lImn semesla sncara kcseluruhan
dopat mcnyebutnya kenwllcuicUJ kHat (strong emCIgenco) , Ia , . Tidak ada tindakan yang Anela lakukan, Udak [lda pikiran yang
kan - dalam fenomona 11'18nta1 dan ketmgnntungannya pada nell'kH,.• pikirkan dapat menambah talal energi dari sistem tersebu! t'mpa
perislhva olak - snaLn hubungan sebab-akibaL yang tidak berbeda ,nanw"'" perhilungan berdasarkan hukum-hukum fisik. Di sini ter-
hnbungan ynng diterirna oloh dua posisi pertama. Nan1un aC'l11ikim), salu ll1asalah utama dengan dualisme dan dengan gagasan
juga 111(3118111Ukan dasor-dasm dnlam sifaL hubungan ini unLuk intervensi langsung ke dalam dunia aleh sualu Allah yang me-
kung keyakinan bahwa 1118ntaliLa8 mewakili an-lee; yang muncuL hukum-hukum alam. Apabila apa yang disebut penypbab sPiri-1

I
. arH, tanpa mempertanYElkan keLergantungan sifat-sifat Bl0ntal pada
ia memahaminya sobagai berbeda janis dari Sii~1L-sifal yang t'1ll1pak
mas yang lobih rendah, 111Emggunakan jenjs pengaruh sebab-akibat
khas bagi aras baru yang muncul ini.
'menimb>ullcan dampak fisik langsung, maka ia telah menyebabkan .
perubal":~l fisi,~ di dU:li~ tanpa adanya penyebai;> fisik atau penge-
energI fISIk. 1etap! Inl memalahkan tatanan alam dengan eara
mel11buat sains menjadi tidak mungkin. Misalnya, tidak akan
ilmiah tentang sobuah dunia yang di dalal11nya cangkir-cang-
morIa beterbangan ke seberang tuangan dan barang-barang yang
Monisme Emergentis
dari tangan Anda dapat bel'gera.k ke atas atau ke bawah mellU-
Kita telah 111fmggunakan kemuneulan (emergence) uniuk l118njelq~ {Okllatan spiritual. Sains tidak membuluhkan sehuah dunia yang se~
bagail11an8 seseorang clapat mengakui ciri-ciri pml1beda dari delorministik (libat alinea berikutnya). Totapi sains benar-
Inental tanpa menyangkal ketergantungan mereka pada otuk yang dunia tersebut guna mencerminkan setidaknya
hasilkannya. Dalam bagian-bagian terakhir ini kita melangkah kenmngkinan (probabililas) dari waktu ke waklu.
dari perhatian eksplisit pada ilmll-ihnu symaf untuk bertanya Wnl"nP dieatat bah'i'va monisme tidak hanya untuk kepentingan sains.
plikasi filosofis dan lcologis dari argul11en tersebut. jenis pasisi dnpat juqa memberikal1 argUlllen teologis gunH membela monis-
apakah yang timbul dari sifat~sifat yang muncul tersebul? Apakah menegaskan bahwa dunia adalah satu, bahwa ia mem-
111e atau dualisme sifat atau panpsikisme? ial81lan yang jelas. Orang-orang re1i.gills yang berketuhanan, mi-
Pandangan ontologis yang tersirat dapHt disebut sebagai . berbieara tentang nlal11 sel11esia seeara koseluruhan seba.gai te1'-
emergontis. 1O :tvlollisme menegaskan bahwa hanya ada satu hal. ' l11eneniukan status olltologis iunggalnya dan n1el11bedakan~
dua substansi di dunia dengan sifat-sifat yang pada hakikatnya . seorang pencipta yang pada hakikatnya bersifal tidak terbalas.
I11isalnya res cogitans clan res extensa (pemikiran dan ~llIel'lClaK pentingnya frasa "kesatuan alam": dibandingkan pencip~
diperluas) yang dikcl11ukakan Descartes clan para pengikulnya. isi alam semesta Illomiliki sifat yang sama. Para teolog juga
bed a dari 1110nisnle aspek ganda, yang berpendapat bahwa yang ljllldapal bahwa makhlnk-makhluk hanya dapat menggunakan ke-
dan yang fisik adalah dua cars yang berbeda untuk ll1emberi dalam sebuab dunia yang terlata yang m8l11iliki integritas clan
"hahan" yang sama, monisme emClgentis m8111andang hubungan stmklur milip hukumnya sendili.
tara keduanya sebagai temporal dan hiel'arkis. l11asalah jika Anda ingin menganggalJ l110niSn18 ini scbagai
Dalan1 beberapa hal, monisIne adalah asulllsi yang perlu materialiSllle, tetapi hanya jika dengan penaisiran ini yang
reka yang ingin mengerjakan sains. Misalnya, kita dapat (daD '''''d'~Ull adalah bahwa "apa-apa" yang terdapat di dunia - bobatu-

Menjembatani Sai!ls dan Agama Jlmu Syaraj, Pnbadi Manusia, dan Allah
1 bih sederhana, bahwa semua penyebab pada ,~khil;-
an, komputer, dan manusia - semu8nya terbuat dari bo11011 ' __,rOra e f' 'k 11 Di pihak lain, demi olason-alosan I mra ]
yang penting adalah bahwa kita mongombangkan teori-teori ISl ' an'urkan untuk 111emperkenalkan wu-
g
kap adiI terhadap sifat-sifat khusus yang sebenarnya bta saya lldak 111:n ) b ,t 8i jiwa clalam pamikiran
antinya, 11118alnya su s an hwa tia )-ti-
kaitan dongan berbagai "apa-apa" di dunia, Misalnyil, se(elah g k d" nanllSia Menyatakan ba , I,
))'slas an 1r1 l ' d' ,
para filsuf Bm'at berpikir bahwa fisika meIlgasul11sikan m81 -,' , "k b ,t' llenolak ka ua POS1S1.
t 1 pSlkosomau erar 1 I
ke111ungkinan adanya penjelas3n tcmtang dunia yang OCl"CI1Utl" ,aO,"l"" k esa UQ1 , ' d lah suatu entilas de-I
. bahwa pribadl mamlS]a a a , ' 'f t
tentu dan ditentukan, Tetapi ketika kita l11endapatkan bahwa

I
, alam dunia, dengan berbagai rangkman S1 a .
: peristiwa mikrofisik atau kuant Ulll terriyata tidak berjalan yang kompleks d , g masing perIu dipal\ami oloh sams
kita hams mengembangkan sains yang pad a hakikatnya bersifat secara alami. yang masm, - ' d f Kin "nembutuhkan
" k I kompleksltasllva sen I I, ,
tik (serba-mungkin) atau berdasarkan probabilitas untuk lHt'nallRIlJ 'dengo11 tmg a -'f- :n'elaskan, koreLJa pribadi ma-
uraian yang bersl at me I " 'u 'aJ
ristiwa-peristiwa tersebut. DOlllikian pula, ketika para Hl1m'VIlI]. \' f 'k biologis, psikologis, dan (saya percaya I g
mone1iti "sistem-sistOln" yang kacau-balan atau_ sistem-sistem iel<'aKIlI rea ltas ISl, k pek realitas ini, meskipun terganlung
, km'ena aspe -as , S b t
dari keseimbangan termodinamik, moreka nlonOlnukan bahwa luga I' direduksi satu smna lam, e \l
I' tidak dapal sa m g ' ,
sistom semaeam itu pada hakikatnya tidak dapat diralllalkan (bagi yang am, 'k " bag'Ii pluralisme onlolog18 , se-
agOl1 yang terbatas). Tetapi silins tidEll berakhir begitu saja; ,heracla an lapisan ma)o}1lU lIll S8 (, . rsebut sebagai
untuk lapisan penjelasan ma)emuk Ie , "
sains barn yang memukau ton1ang sistem-sistem yang KaC81U-i:)aj,ru ~n.JceDUlll1"'U , 1'elaskan (explanolOlY pluralism), dan teon
dikelllbangkan, Kisah yang sama !'lunitnya dapa! dieeritakan , yang bel'sl[nl ~e1 J ltolo is menurunkan pluralisme yang
sHat yang dapat dipertukarkan antam mateTi dan energi. jdas: plurahslll e OJ ,g 'I an terbaik bagi pluralis-
, , (Dengan kata lam: pen)e as ,,
Sekm'ang kita lib a pad a scbuah objek yang sangal kompleks k d 1- h pluralisme ontologlS,J
nia: In;:-Ulusia. Dengan jaringan syaTat' sebanyak 10 14 , otak adalah bersifat menjelas an a a a 'N Murphy mengaeu pa-
saling terkait yang paling rumit yang kita kenaI dalmn alam sebuah esai yang membantu'k adnclae,Yn membuat daftar mak-
d A thur Peacoc e a
Objek ini mOll1iliki beberapa ciri yang sangal aneh yang kita sebUI Jan Barbour an, r, " 12 Menggunakan pembedaan Mmphy,
sifat "mental" - SifEll-siral seperti marasa takut terhadap krisis U'jjgJ'u~ ialellll"" dari "red uks1011lSme " ' t' lenolak reduksionisme
b h a pOS]SI emelgen IS n
an atau mengharapkan perdamaian dunia atau percaya pacta W'''1\''','' menyata kan a w ,b' b mental. Dengan demi-
'ma penyebab-penyo a
hi. Di satu pihak, mengira bahwa sifal-sifal mental seperti ini akan karona ia monel'l " borsifal menjelaskan (yaitu
nuhnya dipahami dari segi fisika seperti yang kita ketahui, IItlUYiUilllill , ini menolak ,reduks~:~1::~:~_:~~~ mel;lal perIu clijelaskan de-
perkiraan, asull1si, taruhan untuk hasil di masa mendatang. Ke,mitilll81 atau epistemologIS ), SCI " ' dengan tempat mereka
menllgt1l111ka,n truktur teonlls yang sesnm
yang mendaJalll pada kajian dan p8Inahmnan tentang dunia almniah n s , kin berlambah, Sekilas pandang, mo-
saya miliki bersama dengan rekan-rekan ilmuwan saya) lidak mEmghaij " kompleksltas yang ma ' b h versi rednksionisme
kin lampak seperll se ua '
rllskan pcngambilan pelldekatan fisikalis terhadap diri 111anusia - ' emergentis mnng , ' t k n hubungan dengan dua-
_c' ik karena m mcmu us a
yang dimaksudkan dengan "pendekatan fisikalis" adalah bahwa "H'U<W,- atau metu.ilS , ( . f' 'k sel)erti jiwa. Te-
l, j'lilkan entltas non- lSl
an dan keyakinan orang-orang harns seponuhnya dijelaskan Inelalni dan menolak untu" ment d atokan diri bertentang-
kaum emergentis pada akhirnya harus IneI1Y ( (
rangkaian sains yang borsifal menjelaskan, yang (akhirnya) sampai

Jlmu Syamj, Pribadi Manusia, dan Allah


Menjembatani Sains dan Agoma
an dongan reduksionisl1l8, bahkan berkenaan dengan
u
Ol~tologis (metafisik), lni keu'ena penegasan utama kit'a''''','''j'd'''a'"la h'lll ; Pribadi Manusia, dan Allah
seJarah alam semesta adalah sejarah perkembangan dan proses saya l11engcmukakan bal1'i"la apabila POSISl
yang satn ini berada dalaJn setiap tahap sejarahnya, tetapi ' dualisme kunt dan materialism8 eliminatif dapat clihil1dari,
kah yang mendiaminya pada waktu tertentu tidak selalu ·signifikan antal'S ilmu-ilmu syaraf dan penjelasan tentang
sifat yang benar·benar baru lelah muncul; sifat·sifat itu tid'a-'k"''''''

I
. dalam agnma dapat diupayaknn. Soya akan l110ngakhiri

I
reduk'i menjadi apa yang sudah ada sebelumnya, meskipun dengan l11emperlimbangkal1 masalah ilmu syaraf dm~ pribadi
:, merupakan kelanjutannya,
dalam konteks keagamaan - dan seem'a lebih speSi.fik' dalam
, Apa yang mUllcuI dalam kasns manusia adalah kesatual1 kc'vak:imll1 kepada Allah, , .
mallk tertentu, suatu organismc yang dapat melakukan hal.h 1 crbeW']lIJl anlara dUllia dan Allah lerungkap di sualu lempat.
mental maupun fisiko Kendati berfungsinya mental manusia a sckaclar muncul dari dunia (ini aka11 bernrti bahwa tidak
pada dasar flsiologisnya, sifat·sifat mental dan fisik manusia oloh Allah dan bahwa ada bermiliar talmn keUka Allah
kaitan dan menunjukkan berbagai pengaruh scbab-akibat ke alau ada hanya dalam benluk awal). Dunia tidak sekadar
silot tel'sebut. Kita dengan demikian membutuhkan "sains tent dongan Allah yang"koka1: dnnia menliliki permulaan dalam wa~
j' '" ang
~ 1 I~l[~nUSl~ 'yaI~g. Inulai (seperti seharusnya sebuah sains) dengan ;tnLK""H'Y" yang sekarang tidak abadi, dan pada akhirnya akan ma-
ah slI uktm teonlIs yang memadai untuk tahap kompleksitas ini. tanda-tanda keterbatasan dan ketidaksempurnaannya tidak per-
bela penJelasan emel'gentis (en tang diri manusia bukan berarl' dalam daftill', karena sudah tampak di mana-mana.
1
ubah sains menjadi metafisika, Sebagai gantinya, penjelasan ini orang harlls merllmnskan perbedaan-perbedaan, tetapi juga pel'-
untuk mengakui bahwa dunia alamiah yang satu ini jauh lebU L8,ll-pe,rS,nnaalLl, antal'a mannsia dan Allah, ini berarti bertentangan
dan lebih halus daripada yang dapat dinyatakan oleh 1 latar belakang perbedaan tcrsebut. Di manakah dan kapankah eli
"Sifat-sifat manusia", misalhya belpikil' telltang relativitas umum orang pertama kali menemllkan tanda-tanda dari ynng l1lental
mengharapkon 1l1osyomkat yang adi! atau setia kepada Allah SI'dril.ual'!, Para pemikir proses, Inisalnya, percaya bahwa lTI8l:eka me-
pat chhapus dalam penjelasan akhir tentang pribadi manusia, unit-unit pengalaman mental yang lengkap pada tahap-tahap
pat bertal'11h bahwa satu·satunya hal nyata yang ada di dunia dari sejarah alamiah, Sebaliknya, para teolog yang adalah fisi-
proses-proses fisik dalam organis111e dan bahwa apa pun yang lain (banclingkan "fisikalisme non-rodllktif' yang dibela dalam bebora-
at, kehendak bebas, gagasan-gagasan seperti cinta atau realitas JUUJlKaoJ' belakangan inp:l) mei1lpertahankan penekanan pada pcnjc-
- adalah "konsep" (construct), manifestasi rU11111 dari pl'<)se's-rJro,ses fisik tcntang pribadi manusia bahkan pad a akhir sejarah alamiah.
raf. Tetapi saya b8rta1'uh untuk pihak yang lain, Saya bertaruh Di antara dua pandangan ini berdiri pandangan emel'gentis tentang
dak ada tingkat penjelasan yang pada akhirnya akan 111(lmbeJ'ik,mp . manusis. Dasar kepribadian manllsia terletak daImTI massa fisik
pm~an yang. 11l8111adai ten tang pribadi manusia, selain penjelasan 8118rgi. Pada aras ini, kita adalah sistem fisik, yang berkembang me-
l~gJ,s yang lldak dapat direduksi (il1'eduGibIy p,~vchoIogicaI eXjDianation pola-pola hllkum alamiah, Tetapi kita juga organismo, pewaris
I OS,18J, Ull berpegang pada eksistensi yang nyata dan efektivitas evolusi biologis yang telah berlangsung lama clan telah menam·
dan dnnensi sadal' atau Inental pad a pribadi manusia. memodifikasi kodo DNA dasar kita melalui seleksi alamiah se·
organisme yang paling primitif. Setiap organ dalam tubuh l1lanusia,

Menjembotani Sains dan Agama


IImu Syaraj, P,ibadi Monusio, don Allah
dan lerutama oink, adalah produk sejarah perkembangan genetik.a. yang SHIna sekali terlalu terbalas dari kasl1lOs yang satu ini,
masing-masing (seeal'a langsung alau tidak langsung) diseleksi ",,:18(:3)<, garis silsilah kita melalui unsur-unsur bumi ke binlang-
tik terlentu dalam sejarah nlamiah. Apabila setiap ural dnging yHng meledak. Walaupun domikian, di clalam did kita, materi
ringan tubuh kitn membawa tanda sejarah seleksi ovolusioner ini, sadar akan dirinya sencliri, akan sejarah, dan bahkan n1ungkin
saja kila seharusnya menjadi "biolog ovolusioner non-reduktiP' aSEd-nI1l",sa.!n:>,a, Digcrakkan oleh pertimbangan tcntang yang benar
lebih ketimbang "fisikalis non-reduklif', ketika sampai pada salah, haus akan kekekalan, 11101'388 kagum dan hor111at ter~
tabiat otak boserta sifat-sifatnya, di sckeliling kita, dan, ada kalanya, rindu untuk,tliubah keD

I
_ Tetapi biologi bukanlah akhir ceritanya, Seperli halnya
tom-sistem biokimiawi yang kHa sebut organisIne iiu meIYlblltu
mu biologi evolusioner agar sifat-sifat dan perilaku mereka dapat
haml, n1aka juga organismo yang lebih kompleks di anta1'3 111ereka
gambar dan rupa Allah, kita adalah tahap ketika evolusi telah
secara sadar 111cmikirkan sumbel' dan tujuan d8,~ri semua hal yang
. Apabila tradisi keagamaan benar, kepribadian n1annsia diba-
dasar fisiologisnya, tubuh dan otaknya di satu sisi dan oloh
111ata yang lebih linggi seperti Homo sapiens - n1ulai ilabinya di sisi lain, Kita, seperti dicatat Pascal dalam konteks
fat-sifat yang membutuhkan suatu disiplin ilmu yang sesuai diten1patkan eli antara dua kotidaktorbatasan, Penjelasan yang
fat-sifat tersebut. Sifat-sifal "batiniah" atau "orang pertama" yang lenlang pribadi manusia tidak akan lebih ll1mnpu numghilang-
but psikologis ini memiliki akar dari pemikiran Darwin (yailu tealagis duri keberadaan kita ketimbang ia mampu Inenghi-
disiplin psikologi evolusioner barn, yang menggunakan evolusi kondisi-kondisi fisiologis yang memul1gkinkan kita mengejar
guna menjelaskan sifat-sifat psikologis), Tetapi kehidupan
juga bersifat nan-Darwinis atau 111eta-Darwinis: kita menernskan'
ciri yang kita pcroleh kepada keturunan kita (kepribadiau, ~C'MUIl[
an, sikap, p[)l'ilaku), seorang individu kal'ismatik dapat dengan
menyebarkan gagasannya kopada seluruh ponduduk (nntuk yang
atnu yang jahot) dan pikiran dapat menyibukkan diri dengsn teologis, posisi saya dualistis karena saya percaY,-l Allah pada hnki-
yang scdikit atau tidak berdampak pad a kelangsungan hidup berbeda daTi dunia. Bagi pembelaan posisi tcojogis, panenteismc
(misalnya pel'enungan Anda apakah argumen bab ini masuk akal!), !!elnr))gmJlis.'" lil1<lt huku saya God and Contempo]'my Science (Grand Rapids:
ciri psikologis adalah sifat-sifat yang benar-bonar muncul dalam 'CE,mlmilns, 1997). KHa kembali padn topik i11i di bagian terakhir eli bawah
ta yang lebih tinggi seperti kita sendiri. Dari perspektif ke'lgam"an,
111011gataka11 bahwa Inanusia Inencorminkan sesuatu dari sifat Cantwell Smith, makalah yang tidak diterbitkan yang ditulis llntuk
lam kemampuan trans-biologis kita untuk berpikir, mengadakan penelitian Science and the Spiritual Quest ~~~~.flq.n(~t, 3.
speksi, membuat penilaian l11ora1, dan mengarahkan pikiran kita uuu,,,,, Davidson, "Mental Events", 214 dikutip dlm, Jaegwon Kim, S'uper-
cia yang trans end on, yang metafisik, yang abadi. ivrmj,"IJ(;n aIld Mind: SeJeded PhilosopilicoJ E'ssays (Cambridge: Cambridge
Memang, apakah mnngkin bahwa kita masih menyaksikan ;UIliv"rsitvPress, 1993), 138 dst.
munculan yang lain lagi dalam "isyarat-isyarat transondensi" yang
GCJdebm'd Bruntrnp, "The Omsal Efficacy of Emergent Mental Properties",
liki manusia? Pribadi 111anusia tidak barsifat ilahi. Kita tetap ImeJUlJd'
li'rkr))]n!ni,,' 48 (1998): 133-45,

Menjembatani Sains don Agoma IImu Syaraf Pnbadi Manusia, dan Allah
5. Lih. Jm~gwon Kim, "The Myth of NOl1l'eductive Materialism", dIm.
"Varner dan Tadeusz Szubka, peny., '1110 Mind-i3()(zy Problem
Blackwell, 1994), 242-60. Untuk yang Jebih kemudian lih. Kim, Mind
Physical vl'or1d: An Essay on tlw Mind-Body ProlJ1ern and ).\1on[o}
[Cambridge, Mass.: MIT Press, 199B).

6. Kim, Sllpmwmience Gnd Mind, 138.


Lih. Leslie Brothers, Fridais Footprint: How Society Shapes
Mind [New York: Oxford University Press, 1997).

Lill. R. M. Hare, "Supervenience", AIistotelian Society Supp10nWnlmy


me 58 (1984): 1-6, kutipan 3.
9. DOl1f1ld Davidson, "Thinking Games", dJm. John Heil dan AlfTed Mele,
Mental Caw;otion (Oxford: Clarendon Press, 1995j: 3-17, kutipan 3.
10. Istilah tersebl1t djkembangkan da]mTI llercakilp;m yang terns bm-larli,,' i1
ngf1n Arlhl11' Peacocke; lih. esai Peacocke dalam karya Robert John
et. 01., Neuroscience and file POl'Son: Sciontij1c PeI'Spectilfos on Divine
(Vatican City State: VHtican Observatory Publications, 1999).

11. Perhatikan bahwa dengan definisi ini, mungkin ada versi reduksionis
pun nOll-reduksionis dari fisikalisme - sua! u hal yang sering teJ:'ab,ail,an.

12. Lih. esainya dIm. Rllssell e(. 01., NtlumscitlJlce ond tho Porsoll.
13. Lih. \-\Tarren Brown, Nnncey Murphy, dan H. NeVlr\on Ma]ony, peny"
ever Happened to the Soul? ScionUfic ond Theological Portmit of
Nature (Minneapolis: Fortress Press, 1998).

Menjembatani Sains dan Agama


Dua Kitab Allah:
Penyataan Khusus dan
1 Ilmu Alam
di Dunia Barat Kristen
Peter M.J. Hess

apa yang lidak nampak doti pacla~Nya, yailu kekuolan-Nya yang


dan kailahian-Nyo, clapal nampak kepacla pikiran dad kw}'o-Nyo
sejak dunia diciptakon.
Romo 1:20

ada duo kitab yang cliberikan Allah kepada kilo, yang satu adalah
seiL/mh kumpulan makiliuk atou Hiab alom dan yang solu adoJoh

Raimundus 8alnmdus

sebagai sarana mengkomunikasikan pengalaman kita


setiap bidang, jarang dimaksudkan untuk dipahami seem'a harfi-
~.semata-rnat.a, Memang, penggunaan metafora (kiasan) menduduki tem-
utama dalam bahasa yang kita gunakan dalam bidang yang sangat
seperti agama dan sains, Dalam menafsirkau sejarah kemanu-
kita seema sadar menggunakan metafora dan model, menemukan
larnpau yang diwarnai pengalarnan kita setepat yang dapat kita
, Ini berarti, kita menafsirkan sejmah kita melalui kaca rnata yang
. oleh faktor-faktor seperti tradisi populer, historiografi ymlg su-
gnlapan, serta asurnsi-asumsi budaya masyarakat kita sendiri. Dalam

175
kitab Allah", "Teal __O,EL)ld!m,al
' " , " adalah cabang to I J' 1,1, - , "
yang seeara historis tehh d" 1 (] Ogl Cd elll1 llachsl
hal clnnia Barat ynng 111enganut tradisi Kristcn-Yahudi, kaca 111ata
bagi doktrin ym l~ Id~ggap 0 eh banyak pakar sebagai [l0-
protatii'ini telah sen1akin mnncorminkan asumsi-asumsi masyarakat ,_ ., 19 [~l~yata an stau diwahYllkan (reveaJed '
bcrkiblat pada teknologi dan sains. Sains Barat modern, sejak 1850 ,ApaYJll1gJ'II<Lk,QlalmLtQlltangAllal1 d a lat ," ". ua doc-
terkoordinasi. d ' d' , ., __ l_,QC!ilSilldall.d sum-
!ah scmakin dianggap sebagai normatif. bahkan menikmati POSiSi' .'" .,.. uma yang. lelptakan serta kitab suci' d"
atau "k't,
I a b a. 1"am dan kit'lll ,'" 3 G
ydng I-
nlcwa socara cpistm1101ogis. lIb k " "suel agas'lll ini d'
Snat mempelajm:i hubungan historis antara agan1C1 clan sains di o e 1 anya teolog natural Inggris modern seb J" (, 1-
menjolaskan ko al '1 ' ag,ll ealil seder-I
~
l'an~
rnt, kita harus ingat bahwa solama lebih dari satu abad, nlOdol s 11 lan yang dIan a a '
i ggc p da pada argumen

I
(desib,JJ1 aroUme,nl) bagl' k b
1ah mondominasi penafsirannya adalah "n10del pemng". Model { e erac aan Allah Thon' , - .
~dS Blowne me-
b
dalam lleligio Medici: '
pahatkan pertama ka11 pad a abad kc-19 oleh John Wilham Draper
karyanya His/oJ'V of Ilw Conflict Between Religil1s (lIld Science
Konflik Antara Aganla dan Sains) clan Andrew Dickson White mla dlla buah btab yang l' .'. i
lisalllpj'r19 yang dit 1" 1 ' (dllllya sayn mengumpulkan kesalehan saya'
U IS cnUng Allah, ada pula 'UP l' . . .
karyanya HisiOl), of 1110 vllmiare of Science und Theology in """,1M'" .
universal dan u . ' y, g am ienlang almn,
(Sojarah Peperangan Antma Sains dan Teologi eli Dunia Krislienl < mum Y(lIlg terbentang hl'lS di I
Meroka •V,U1F_ 'lwlum " m e1'I11a1- Ny'J d.--.j'llll
IJPrIl'lll " k'lc.epan
I maia scnma
~eIren1!lI"!!l-l\lya (l'd J._.
J'
sepsi yang keliru yang dikenal umUl1l bahwa sains dan agama k' _ .' -'" 1 a) yang S<1tu tplaJ
[Ull Itab yang lain. Inilah kitab 811 " I' , _ - 1
111usuh alamiah yang dihasilkan karya-kary'a ini secant teratuI' gerakan alanli matahari men 1- ,t
oleh ponguatan. Gan1baran his loris dari kedua disiplin ini se'ba,"ai"~
r ' 1 JU,l mere ka lcbIh
<. Ll { ,lll teologi orang
meng'lgumin . 1 .
1 ( llakukan pemancar adikodratinya . terl1"d( -I'dp ana k'.-anak Israel:I
va {an·
n1cmyerang sojak masa lampau ada kalanya dipraktekkan.
kcrja kerns tolah clilakukan selarna dua dasawarsa tera~ir guna menekankan kohati-hatiannya ag'lr tidak . J
lihkan keseimbangan dan Incmbangun pen1ahaman yang lebih
lam tentang h1.lbungan yang kompleks antara agama dan
a~~~abrahal~dn~kdaIl
Allah, ia menulis b~hwa ~ra~~e~:~:::;
. . e I tl d mengmdahka n tu 1·IS an yang smna-sama ti
,naerUll1g
"jombatan" yang 1110nnrut 1110del ini sains dan agama llll dan menolak unluk menikmati keilalll'aIl
"~~ d-dJ"J ' -
1 )unga~
oleh metodologi serupa atau oleh kepodulian yang sama
kok bahasan tertentu. - te1ah semakin me111peroleh perhatian. pertanyaan 1 lk'dn oleh acuan k-
.. yang menggelitik d'j'
IUn)U
demikian, pada n1asa laIn baik model peperangan Inaupun cJua buku un. Pertmna adal' 1 _ . ,
yang oloh ,. el 1 p81tanyaan tentang asalmela-
e~
batan tidak mendOlninasi clunia Barat Kristen. Tetapi hubung.an' para penuhs Inggris abad ke-17 dianggap bersum-
sains dan agalna, atau a1mn dan inlan secara lebih luas, , t ya~,g berbeda-beda, yaitu Clu'isostomus, Ambrosius
blui mela[ora "dua kitab ponyataan Allah", yaitu kitab suei dan J_,dC antlUS . Dl s8mjJi( ng mas a1a11 yang mmnb'mgk'tk' '
untuk
._ mcngidentTk'
> •
1 ' r an
.'.1 I aSl aSH -usul metafora dua kitab All 1
Itah suel sGJuml 1 . " 1,
Pengetahuan tentang Allah dalam Tradisi Barat kbelum cUk . a 1 p~rtanya~n seputar penggunacmnya
Bahwa sains dan agan1a telah menikn13ti hubungan yang lebih erl(erLlbangaLl' n. yla1P JoIns terJawab. Bngaimana sejarah peng;u~
, ,1 . dalam teologi kun 0, ab-de1 perhmgahan dg
daripac\a sekadar konflik diperjelas oleh sejara11 melafora d am Ilmu '11 ? Kapan g8gaSrlJ) tersebut ~'lkl llrnya
'' 8n
al d (am.
duki temp"t \ltama dalam tradisi teologi natural yang berke,na:

Allah: Penyata an Kh usus dan I1mu Alam di Dunia Barat Kristen


Menjembatani Sains dan Agama
terabaikan dan sebagai tanggapan terhadap peristiwa-peristiwa apa Perjanjian BanI, dan Qur'an 1118wakili, dalam hal-hal panting, ga-
ja? Bab ini akan berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan ini yang socara substansial berbeda, mereka somua dipahami para
merekonstruksi sumber-sumber dan pengembangan tema "dua 'rtgll'U"') scbagai menyampaikan firman Allah sendiri. "Kitab" terse-
u

Allah: kilab alam dan kitab suci" dalam sejarah intelektual Kristen m8n jadi amat penting dalam agama-agama ini dan eli sini, dalam

.
rat, menawarkan wawasan terhadap signifikansinya sepanjang . Kristen-Yahudilah, kita dapat melacak asal-usul dan perkembang-
tersebut serta relevansinya bagi tantangan kontemporer untuk mE,ta1,Jra dua kitab ini.

I
ngun model dan metafora guna menjembatani sains serta agama.

Lahirnya Metafora Dua Kitab


..al:-aalS'" Kitab Suci ,I
tradisi Kristen-Yahudi, terdapat preseden alkita9iah yang jelas bagi
Secal'a historis, kehidupan spiritnal dan religius manusia telah bahwa Allah mungkin dikenal melalui fin",n} ilahi maupun kal'"
kan pada premis bahwa yang ilahi dapat dikonallewat penyataan . Ada tanda-tanda bagi metafora ini dalam kit'lb suci Ibrani, baik
Dalam tradisi agllilla yang mula-mula, berbagai cerita tentallg waktu Mazmur maupun dalam buku-buku sesudahnya. Mazmur 19:1
kudus dan ruang sakral, tontang nenek moyang dan tentang nA:""",;", penuh keagungan mengungkapkan sebuah tema yang akan te-
an yang ilahi lewat cuaea, musim dan campur tangan pribadi, telah diteril118 umum sepanjang sejarah teologi natural: "Langit menceri-
teruskall seCal'a liSall dlli'i generasi satu ke generasi lain yang tak terih;]o~' kemuliaan Allah dan cakrawala nlemberitakan pekerjaan tangan-
banyaknya. Penyataall yallg ilalli, sebagaimana dituturkan tradisi lisan . Kitab Kebijaksanaan Saloma, yang dikarang pada pertengahan abad
meresap ke dalam dunia alamiah, suatu realitas yang mencakup sebelum masehi, mengungkapkan gagasan bahwa Allah dike-
nya yang di dalamnya mannsia seClli'a ntuh tertanam sebagai karya ilahi, bahkan oleh orang-orang yang bukan Yahudi yang
ri ekologi yang merupakan kesatnan, hidup, dan bersifat spiritual. menikmati manfaat penyataan Allah yang khusus (special revela-
ngenal alam, dan tempat manusia di dalamnya, adalah mengenal (Keb, Saloma 11:6-9J. Argnmon ini pada dasarnya dirancang untuk
tu tentang yang ilahi. J.1g11ihll1!;k8ill alas an untuk tidak mengenal Allah - dari orang-orang
Perkembangan komunikasi tmtnlis membawa modifikasi 'I'>"~".' porcaya, yang mungkin, dengan analogi suatn kreator manu-
pada gagaSall mongonai penyataan alamiall (natural revelationJ yang merenungkan Kreator ponciptaan melalui keagungan dan keindah-
rembes luas, Dalam banyak budaya, tradisi lisan sebagai cara utama ,makJllhlk-m'lki:lluk. Argumen ini mengawali shran pemikiran utmna
tuk meneruskan budaya digantikan dengan Cal'a moncantnmkan tradisi teologi Kristen, yang bertahan setidaknya sampai zaman
Jllli'an dalam teks tertnlis. Kearifan agama sekal'ang dapat dicatat , yang dalam teologinya, kemanusiaan dianggap berdiri tanpa alas-
bentuk yang lebih pCl'manen; cepatnya mitos dituturkan dari mulut . hadapan pengadilan Allah yang menggentarkan, Analogi ked un
mulut digalltikan oleh teks yang menjadi peralltlli'a, sebagaimana ilu dengan demikian berfungsi untuk mombonal'kan pengadilan
pennturan norma-norma moral secara verbal digantikan oleh ko,difiik8i terhadap scluruh kemanusiaan, Manusia berdiri di dalam dan ju-
nya ko dalam undang-undang, Dengan datangnya keyakinan yang IuaI' tradisi penyatam) Allah yang khusus.
asal dlli'i Abraham - Yudaisme, Kristen dan Islam - gagasan De.nV11taa
mengambil karakter yang secaJ'a signifikan bal'u, Kendati kitab

Menjembatani Soins dan Agoma Duo Kitab Allah: Penyat-aan Khu5US dan Ifmu Alom di Dunio Barai" Kfisten
terabaikan dan sebagai tanggapan terhadap perisliwa-peristiwa Perjanjian Baru, dan Qur'an mewakili, dalam hal-hal penting, ga-
ja? Bab ini akan berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan ini yang SBcara substansial berbeda, mereka semua dipahmni para
merekonslruksi sumber-sumber dan pengembangan tema "dua C,""lrlVu sobagai menyampaikan firman Allah sendiri. "Kitab" terse-
Allah: kitab alam dan kitab suci" dalam sejarah intelektual Krkto,n mnat pBnting dalan1 agama-agama ini dan di sini, dalaul

,
rat, menawarkan wawasan terhadap signifikansinya sepanjang Kristen-Yahudilal1, kita dapat melacak asal-usul dan perkemballg-
tersebut serta relevansinya bagi tantangan kontemporer untuk het:!llUW dua kitab ini.

I
ngun model dan metafora guna menjembatani sains serta agama,

Lahimya Metafora Dua Kitab


ar-clasoaI Kitab Suci \'
tradisi Kristen-Yahudi, terdapat preseden alkitabiah yang jelas bagi
I
SeeaJ'a historis, kehidupan spiritual dan religius manusia telah bahwa Allah mungkin dikenal melalni firmaJ1 i,lahi maupun kaJ'-
kan pada premis bahwa yang ilahi dapat dikenallewat penyalaaJ1 Ada tanda-tanda bagi metafora ini dalam kitab suci Ibl'ani, baik
DalaJn lradisi agaJna yang mula-mula, berbagai em'ita tentaJ1g waktu Maznmr maupun dalam bukn-bnku sesndabnya, Mazmur 19:1
kudus dan l'llang sakral, tentang nenck moyang dan tentang no-,,,,,,,; ronuh keagnngan mengungkapkan sobuah toma yang akan te-
an yang ilahi 1m/vat euaea, musiln dan cmupur tangan pribadi, dilE:rin1a umum sepanjang sejarah teologi natnral: "Langit manceri-
leruskaJ1 seeaJ'a liSaJ1 dari generasi satu ke generasi lain yang tak keJl1uliaan Allah dan cahawala l11emberitakan pekerjaan tangan-
banyaknya, PenyataaJ1 yaJ18 ilabi, sebagaimana ditnturkan tradisi Kobijaksanaan Salomo, yang dikmang pada pertengahan abad
meresap ke dalam dnnia alamiah, suatu realitas yang meneaknp sebelum masehi, mengungkapkan gagasan bahwa Allah dike-
nya yang di dalamnya manusia seeara uluh tertanam sebagai karya ilahi, bahkan oleh orang-orang yang bukan Yahudi yang
ri ekologi yang merupakan kesatuan, hidnp, dan bersifat spiTit'"a!. monikmali manfaat ponyataan Allah yang khnsus (special revela-
ngenal alam, dan tempat mannsia di dalamnya, adalah mengenal , Saloma 11:6-9), Argumen ini pada dasarnya diraneang untnk
lu tentang yang ilahi, hil,m,:kan alasan untuk tidak mengenal Allah - dari orang-orang
Perkembangan komunikasi tertnlis membawa modifikasi pcreaya, yang mnngkin, dengan analogi suatu kreatar manu-
pada gagaSaJ1 mengenai penyalaan alamial1 (naluml revelation) •merenungkan Kreator penciptaan melalui keagungaJ1 daJ1 keindal1-
rembes luas, Dalam banyak budaya, lradisi lis an sebagai eara akllluk-l1l1ald11uk. Argumen ini mengawali aliran pemikiran utama
luk meneruskan budaya digantikan dengan eara meneantumkan tradisi teologi Krislen, yang bertahan setidaknya sampai zaman
naran dalam teks tmtnlis, Kearifan agama sekaJ'ang dapat dieatat yaJ1g dalam teologinya, kemaJmsiaan diaJ1ggap berdiri tanpa alas-
bentuk yang lebih pm'manen; cepatnya mitos ditulurkan dari badapan pengadilan Allab yang menggenlarkan, Analogi kedna
mulut digaJ1tikan oleh teks yang menjadi peraJ1tara, sebagaimaJ1a dongan demikian berfungsi untuk mmnbenmkan pongadilan
penuturan norma-norma moral seeaJ'a verbal digantikan oleh I!.Ulrnamlp sBluruh kemanusiaan. Manusia berdiri di dalam dan ju-
nya ke dalam undang-undang, Dengan datangnya keyakinan tradisi ponyatam) Allah yang khusus,
asal dari Abraham - Yudaisme, Krislen dan Islam - gagasan
mengambil karakter yang seeal'a signifikan bal'll, Kendati

Menjembatani Sains dan Agama Kitab Allah: Penyataan Khusus dan IImu A/am di Dunia Barat Kristen
I
SUlnber Perjanjian Barn klasik: smnbef bagi pengetahuan wrscbut deJigan rnenyatakan bahwa "Allah s(-'j"lk 'lW'11 (Lln
• ' > {j' ' semua
( ,-

lentang Allah, pernyataan Paulus dalam Sura! R()lna, berlumpu ada .tdah
, momberikan
.. sebagai saksi-saksi
' , ut'lIn'i
'( ~ IJ'lg1' }'
Jcnge ! a,Iluau
gagasan Ibrani ten tang Allah sebagai kro8tor 818m: dU'l-Nya sondlr~, alam dalam jherbagai janisl karyanya, penlcli-
yang peIluh kaslh, wabah penyakit dan pnlunjuk keilahian-Nya."
i
Karen<l npa yang dapat mereka kelahlli lentang Albh nyaln b{1gi n'lt111ianus men~andang bukli-bukti ini sehagai imbangan bagi blab
schab Allah te1a11 menyatak<-ll1llya kepada mereka, Sebab apa yang dan mengklaull bahwa kamna penentangl1ya yang biclah, Marcion
nampak dnl'i l)ada-Nya, yailtl kekuatan-Nya yang kekal dan KeltaJl"l'n-~!v, nwnolak sebagian bessT kitab suei, ia tidak clap at memberikan im~
{~alam pon~ataan alas pengetahuan lcntang Allah yang kita per-I'
I
dapat. na;llpak kepada pikiran dari knrya-Nya sejilk dUDia dicip1akan
1:19-20), dan nla111. 8 Ongenes (185-254 Masehi) meng~muk8k8n dalam Phi-
, b,alnva Si<-:pa pun yang percaya bahwa kitab sud berasal dari Dia
Tetapi apabila akar tema ini adalah lbrnni, intensitas khusus dari
lelah ml;rlclPta~an alam, sebaiknya berhnrnp1menmnukan jenis ke-
nyataan Paulus tanlpaknya nlencerminkan pertentangan ant.ara
yang san1H ell dalamnya (kitab sud), soperli yang terdapat dalam
kiran religius Yahudi abad pertama dengan kehidupan budaya
. alamo
all I\oma\vi, dan khususnya dengan kategori filsafat. Holonistik.
Tetapi
, ~ (, .y'mg
' contoh yani') paling iehs { kita( 1 l I eI an' pernyataan
111'l'k'
orang yang bukan Kristen dapat dianggap bert8nggl1ng jawab atas
formal tentang mdafora dua buku tersebut dapat dilcmukan
talman lcmlang Allah,
ka1'.ya YohanDs Ch1'.isostomus (:l47-407 Masehi) Homilies to the
of AlltlOch (Khotbah-khotbahbagi Pcnduduk An!iokhia), Seo1'.ang
Pemikiran Patristik tentang Dua Kitab Allah An:lo~la yang pandm blcHra dan dikenal sebagai "Yohanes

Ada preseden yang joIas bagi unsur-unsur penting dari ll1eiafora ,oallll'Wl1S , Chnsoslomus menyiratkan dalam I1orni~v lXbahwa "almn"
Jal'lll~:an fungsi sebagai suatu kitah penyataan:
kilab" tersebul di sC)Ul'llh kcpuslakaan masa patristik. Apologct
Yuslinus MartiI' dalam bukunya Second Apology (Apologi Kedua)
AlInh te1<lh membeJ'ibn perinlah rlwlalni kitab-ki1<1b (lim huruf-lmrnf
yang me1ek hurut-' akan slHiah mengelH11l1i apa yang terlulis, tetap~
tumpu pada konsep benih pengetahuan (logos spel'motikos) dad
kisme, gagasan bahwa dunia diresapi oloh benih-henih firman
yang.l~ll~,a hl.ll':lf akan J)ol'gi tanpa memperoleh manfaat apa pun."
Irenaeus dari Lyons (kira-ki1'.a 130-202 Masehi) dalam Adversus dell~lkliln, llll hunk dapal dikatakan daJam hubungannVil dengan
(180/199 Masehi) memberikan dua bagian utmna tomanya: kmya lel<~l~l ,orang ~kit, Barbar, India, clem Mesir, dan seliap {;rang yang
rnan Allah: "Allah yang tunggal mendptakan smuua yang ada di dJ .ltdS .1nlIllJ akill1 mendengar suara ini, karena tidak melalui pen-
melalui firman dan Roh KudllS dan meskipun Ia bagi kila "",lallU en!;ar,m" tetilpl melalui penglihatan, kitn dnpa1 memahaminya". Kit,lb illi
dupan ini tidak lampak dan lidak dipahami, Ia bukannya !idak dapilt di~iba1 oleh orang bodoh maujJHIl omng hijak, dan· di mana pun
karena karya-karya··Nya telah nwnyatakan kehadiran-Nya dan nH~ngkJJl be~'ada, dengan meniltllp lnngit, ia akan llH-merima pebjar-
Nya telah menunjukkan bahwa dalam banyak cara 1a dapat (,llhljJ dan ilJ);} yang dilihatnya",B

dikc-mnl."7
Pomikir utama yang pertama dari geroja Latin, Tertullinnus , , ChrisoslOl11US ini secara tepat lDerangkunl apa yanv mung-
kim 160-22.5 Masehi), l11ol11bayangkan lClrlcbih dahulu lshlahkan sebagai sikap patrisUk terhadap sifal saling :neleng-

Menjembatoni Sains dan Agama At/ah: Penyat'aan Khusus dan Itmu Atom di Dunia Bami" Kn'sten
knpi antara tcologi natural dan teologi pnnyataan. Ada cukup bukU bagi para pengguna modern awal dari ten1H ini adalah sebagai
wa bagian-bagian dari mnlafora dua kitab itu terdnpat dalmn
tristik. Bagaimanapull juga, barn pad a abad pnrtongahan metafora
ada dna kitab yang diberikan Allah kepada kita, Yilng satu adalah ki-
penuhnya diungkapkan dengan ditemukannya kembali secanl
tentang seluruh kumpulan makh111k atan kitab <11a111 dan yang satunya

.
sur-angsur filsafat nalural Arislotelcs. Dua 'kitab tcrscbut rlknl1

I
kiwb sud. Kitab pertama djberikan kepada mnat manllsia pada awal
model ulama untuk mengekspresikan sualu epistomologi penyataan
keUka alam semesta para makhlnk diciptakiln karena setiap makh-
yang sudah berkcmbang (a mature binw)! epist.emology oj revelation}.

IDua Kitab Allah pada Abad Perteugahan


Melafara dua Utab Allah lerlanam kual ]lada Puncak Abad
yang hidllP adalah sebuah lmmf tertentu yang dih.lliS jari Allah, dan
. ban yak makhlllk seperti dari banyak huruf tersusun sebuah kitnb, ..
disc but kilab m;:lkhluk. Dalalll kitab inl tercab~} kemmmsiaan itu
dan ulllat lllanusia adalah huruf-Imruf pertallla dari kitab i11.1. TH-
kitab kedu<l, Kitah Sud, diberikan kepada Ulllat inmmsia setelah itu
an. Pemikiran Alain dari Lillo sangat berpengaruh: Omnis'muncli memperbaiki kekurangan-kekurangan kitab perlama, yang tidak da-
m/Qu(1si libel' ei picium/Nobis esi et speculum (Soliap makhluk dibaca 01eh l11anllsia karena ia buta. KHab pertama lazil11 bagi setiap
adnlah seperli seuuah buku dan sebuah galllbar dan sdmah cermin), tetapi kitab kedua tidak lazil11 bagi semUH, karena hanya para roha-
dari S1. Victor menganggap penciplaan maupun inkarnnsi sebagili ' mampu membaca apa yang tertulis di dHlmnnya. 12
kitah" Allah dan membandingkan Krislus sebagai penyalaan
ngan scbuah kitab.llI Bonavenlllra (1217-74) mOI1ulis clalam hukunya pokok menarik dikemukakan oleh kulipan ini. Untuk salu hal,
lations on Ihe Hexaemeron (Porbandingan pada Hcksameron) bahwa bahwa kita sendiri adalah huruf-huruf dalam Utab alam me-
luk-makhluk yang barakal sehat adalah "scbuah Ulab dengan implikasi yang menarik bahwa kitab alam tidak akan pm'nah
bagian depan dan belakangnya", makhluk-makhluk spiritual uu,","," keseluruhan dipahami maknanya, km'ena Ulab itu tidak akan per-
buah gulungan naskah yang dilulis dari dalmn" dan blab sud bel'bent!' ditulis, setidaknya tidak sampai akhir zaman (eskaton). Hal
"gulungan naskah yang ditulis di bagian dalam maUplll1 luarnyn."ll gagasan bahwa kitab suci terbatas pada penafsiran pma 1'oha-
Iu diperhatikan bahwa lulisan Bonaventura menggambarhm kellJ1Ne: pada akhirnya akan bertolak belakang dengan keyaUnan Protes-
melafora: eli sini kiln m8miliki liga kHab; S8montara dna kitab akan kitab suei terbuka untuk dibaca dan ditafsirkan aleh semua
jadi norma dalam model khusus kita, pelipatgandaan kitab akan
berulang kali dalam jangka waktn cnam ratus tahun yang akan cl81lallg. lain, dan mungkin lebih ]larah - dan apa yang berakhir de-
Ekspresi paling lengkap lenlang metafora ini dalam filsafat kmya Sabundus sebagai bidah - adalah kekerasan
toralnr abad pertengahan dapat ditemukan dalam karya 1\a1""""·1,,, untuk seema tidak arif tetap mempertahmlkan pendapatnya bah-
bundus 'T1wologio Nalumlis s'ive libel' Creotllm1'l11l1 (14:l11J. suei adalah penyataan yang kurang akura!. Theologia Naturalis
aclalah orang Barcelona, sarjana sastra dan kedokteran, yang iJ!lhl111l<an dalam lndeks Roma untuk Buku-buku yang Dilarang pad a
padn usia llluda eli Toulouse dalam perjalanan untuk lllulai I",l",·'" 1595, baik sebagai karban dari iklim ideolagi yang kaku zaman
Paris. Pernyataannya tentang metafora dua kitab, yang akan menjadi Ira-Reformalsi· dan juga karban daTi ketidakarifan Sabundus sendiri
terlalu memuja "Kitab Alam", Seperti dilulis Clement Webb da-

Menjembatani Sains dan Agamo mob Allah: Penyataon Khusus dan lImu A/am di Dunia Barot Kristen
lam bnknnya Studio8 in ilw Ilistmy of' Noi[]lY1i 'I1woiogy, yang l11<811iark menetapkan lllam -- perpustnkaan buku··bukll yang ditulis, dibual, dan
111<18alah dalmn porl1yataan l{aimundus Sabundus teritang 11lotafora dijilid Allah sendiri. Setiap negel'i, ia 1l1enegaskan, adaJah se\)uah halaman
dari kitab <limn dan onmg yang abn mcnjajaki alam harns menginjakkan
kitab bukanlnh knrcna ia l11eugngungkan Alkitab dengan mfJngorh,ank
kilki di a1.<18 buku-bukunya. Kitab .suci dijaj<lki lc~w<lt Imruf.. lmrufnya, lelapi
Traclisi, tetapi karena in menegaskan pentingnya pcngelnhuan ala111
alnm dijiljaki dari negeri yang saIl! ke }legeri yang lain. E;
!cbih unggul dalan1 scmangnt Roger Bacon.13 Kcyakinan Sabundus
hadap "kitab alam" sangat hwl' biasa:
T"nlllM'" pendnkatan cmpirik terhadap alam ini - bclapa pun besarnya
I11ungkin merupaknn kosombongan sastra - akan m.,.en1iliki ·~angkauan I.
I Sains ini dapnt dij;mgkau burn <1VV,lm maupun rohnniwal1 dim,
manusi;] dalmn kondisi ilpa pun sor(<.t d(1l~at dipahami dalam waktn
daTi sebulan dnn tanpn kesuli\uJ1, dan unluk nwmilikinyn onmg tidak
lu mengllilpaJ apa pun nlm.l menyimpnl1 buh] terlulis apa pun
,
Iuas bagi sa ins dan juga bagi gagasan tenlang alan1 sebagai scbnah

Ponckanan yang dibnrikan para Reformator Protestan pada kitab


]nm mulan prosedur kjla, ia ber;Hlil di dep;lJ) Kitab SncL 14 , snbagai sumbe1' utama penyataan Allah juga ak'an mcmiliki dam-
yang signifikan pada perkembangan tema dua kitab terscbut Bagi
, penghargaan scadanya lorhadap makna primer bahasa sebagai
Humanisme, Percetakan, dan Reformasi
itllflrfiah. bukannya alegoris, dan sebagai sarana yang dcngannya firman
Ada pengaruh yang bekorja dalam gnrakan Renaisans, dan Reformasi dapat dijangkau oleh semua orang, akan IneI1lolong keberagaman
aksn 11l0lnberikan dmnpak 111endalmn pad a gagasan kitab alam dan , dan "tanda tangan" yang lian' yang clijUlllpai orang-orang abad
sud yang saling melengkapL Para cendekiawan Renaisans melIlpl·akar; o8rterrgElh'Hl dalam kitab alamo Yohanes Calvin memberikan penekanan
sai diadnknnnya penelitinn kri1.is seeara cermat terhadap teks-leks smna pads makns hal'fiah kitab sud sepcrli Luther, dcngan meno-
sasteraan baik gerejawi maupun sekuler dan hanya bcberapa abad kcjelasan penyataannya yang melebihi penyataan Allah da]am
mud ian pel1erapan metode mereka juga n1enjangkau teks-teks karena penyataan yang terakhir ini dapal n1cnjadi kabul' Inengingat
Kritik tnkstual semacam itu mau tidak mau akan 111c:mgurangi puran keJ,'lunan kodrnt manusia, Mengacu pada gagasan Paulus bahwa kita mau
tab sud dan leks-ieks filsafal natural klasik yang ditnrima sebagai mau harus memiliki pcngctahuan tcntang Allah, ia l1lellulis dalam
acuan, Di s<lll1ping ilu, inovnsi tcknologi yang mcmghasilkan mesin noh',,,,.·,, oftJw Cl1I1stion lleligion:
tak eli dunia Barat pada tahun 14.53 111cnciptakan perubahan UUhUJ.-U"-
sman clalmn dunia kesusaslraan, Sebaliknya, pel'cetakan akan m[)lemah~ CahaYR tm'ang yang tampak oleh mala manusia, eli langit dan eli bumi, 1e-
kan days pc-mgaruh teks~teks "sains" yang selama ini telah lertanam bih (1<11'i cllkup glll13 meniadakan setiap pembelaan sikap lTlanllsia yang
IBlll pemikiran abad perLengahan, Pengaruh karya Theophrastus PllilliPf'vi tak tahu berterima b.sih i1.u. Dan mem<lng Allah hendak mengenmkakan
keagungan-Nya yang dilukishm cbJam cipt<Hm-Nya i1u kepada SClTlll<l orang
Aureoleus Bombasllls von ]-lohenheim (1493-1541) - disingkat Paracelsl~sc)
tmpa kecuali, sllpny8 seluJ'llh mnilt mcl11llsia diliba1kan-Nya dal<llTl kesa-
- adalah contoh yang baik. Peler Harrison meng81nukakan bahwa:
lah(1Jl ya.ng senna. Nmnun, diperlukan Sal'cUl(l hlin yang lr~bih baik llntllk
membimbing kita kepada Pencipta dlmia sendiri sehag;limana mesiinya. JG
In [Paracelsllsl memimpin clnlam meraneang 11111ng metafora abad
ngahan, membedakan kitah alam dari kitab suei dan tulisnn-tulisan
kiaw<l11 hmo. Menggantikan Galen, Avicenna, dan Arisioteles, P"ra(:eif:us

Menjembatani Sains dan Agama [Jua Kit-ab Allah: Penyataan Khusus dan I1mu Alam di Dunia Baral: Kristen
I
Kedua kitab itu bukanlah pasangan yang setara dalam lGologi Calvin, I11cnghnrankan apabila Kopiur "mengangkat alam sebagai pnnyata-
I
,
lapi firman Allah yang dinyatakan dalam kilab snci merupakan P81'bai~. Allah ke status yang setara dengan status Alkitah",20
an yang perIn bagi kekurangan~kekurangan yang ada pada ahun.'!? Meskipun bagi Francis Bacon (l56J-j(j26) kedua kilab ilu tampak-
secara praklis akhirnya disimpan pada rak yang lnrpis<lh, dahlIn 'I1w
I
·1"

disi l'8formasi l11mnperlahankan penafsiran Calvirlis tentang dua "kitab ;


{vcmc:Oll'lOj'li of l,eorning, ia menyatakan hulnmgnn pokok n1Hf(-')ka:

:
dan dalam Belgic Confession yang diambil Gercja Reformed 13el[Ulda,
111Glnbaca dalanl artikel 2, "Cara~cara yang dengannya Kita
JUrtlSelmmlt kila melelakkiln eli depan kita dua kitab unluk dip)/Jajari, i lJ)(1-

I
Allah",

K1ta mengcJ1dl ])1,1 dengdl1 dun carll Pertama, lewa1' ciptaan, peme,HI],anlari,
dan pm1geloJaan alam sernestn, karena alam semesta itu terb(mlang eli
p,m mata kiln ibm'at s(~bu(Jh kitab yang indah di mana SCl1111<l makhlllk,
kiln kehendilk Allah dan kenmdi<-m rnakblllk~m;lkhlll\ yang lllellg\lngbp~
k,lJ) kekuasa;m·Nya, di mann yang dise\mt beJakangill1 ~adalah kunci lllellU-
jll .yill1g disd)ut terdahulu: think hnnYll mem\mka pCll1ahaman kila untllk
"
1
biJa kit,l ingin terbindm' dari kesabhal1.: lJl~Jtam<1, kit,lb S.'Uci, yaI~g llWll.yatil- ,.

dnpnt menangkilp milkna sehen;lrnya dari kilnb SllCi, melalui gagasan·g'l~


sal' dan keeil, seperli hllruf~hul'\lf yang membuat kita meremmgkan
gllsan unmm tentang nkill dan kilid;lh hiGH',l, tl~lapj \ernlnma mmnhukn ke-
yang tidak tmnpak tcmtang Allah: kek\Hlsa(]J1~Nya yang abacli dan KeJilalliarl" yakinan kitn, clalmn mcnnrik killl jXHl<l l)[~]'emlllgiln sehilgairnana meslinya
Nyl.1, seperti dikatilkan RelSul Paulus dalam H.oma 1:20. Semua hill ini \'cnlilllg kemahilkuasaan Allnh, yilrlg lel'u!,llll;) dinY,lt(lkiln (JaIl lenlkir da-
kup Ul1tllk menghukum ll1allusia dan meninggalkan mereka tanpa ' lam karya-knrYil·Nya, Jndi, inilah sekilllt lJilllYilk hagi kesaksian dan bukU
Keciu(l, Ia mengungkapkan diri-Nya kepada kila secara lebih terbuka i1nhi lentang keagllngill1 dan nilai yang selwllilrnYil dari belaja]"n
lui Fil'man-Nya yang suci dan Bahi. sebanyak yang kita butuhkan
kehidupan ini, demi k8muliaan-Nya dan demi keselamatan Ol'Ell1g-or:m Bono Inengen1ukakan ba}n-va Bacon, dalam beberapa hal, 111em-
milik-NY'-l,lIl dua aspek "Firman Allah": "Aspek pcrtama adalah penyataan
Allah bagi manusia, bagi keselamatan dan pencbusannya, As-
kedua dad 'Firman Allah' adalah perkataan-Nya yang kreatif, 'per-
Revolusi Ilmiah
yang t81ah menghasHkan tatnnan ciptaan itll sencHri, yaitu ksl'-
Abad-abae! yang menjadi saksi perkembangan "filsafal barn" aIlIl-1U!<;IO- Allah," Melalui pengctahuan tentang karya-karya Allah, umat
telian merupakan 111asa-masa yang paling rU111it dari segi dapat "lncmbacn" kitab alam, menyingkap tnnda-landa ilahi
selul'llh aspek yang dialal11i metafora dua kitab ilu, Descartes (1!i'lIR-1R."11 ala111 dan mulai merekonstruksi aspek kcdua dari "Firman Allah"
tampaknya telah menolak kitab alam, karena kitab ini 1ll11ll,;hal'w;kaJ[. - bahasa alan1 yang dikenal Adam dalam surga dunir:mya,22
adanya el11pirisme yang bertenlangall dengan proyek epistemologis Tema dua kitab itu memaillkan peran penting clalam pcmikiran
sionalisnya, Sebaliknya, Pierre Gassendi (1592-1655) melihal sualu khususnya dalam karyanya Leiter to Uw Gl'Ol1d Duchess Chris-
an dalal11 seluruh alam dan menyarankan kepada Descartes bahwa (Surat kepada Grand Duchess Christina), Seperli sudah banyak eli-
lau ia ingin membuklikan keberadaan Allah, ia hams meninggalkan Galileo berpendapat bahwa kitab almn ditulis dalam bahasa m8-
dan mel11andang ke sekGlilingllya, bahwa kedna kitab ilu "'lijlll''', yang tidak hanya menyirntkan bahwa llHltematika adalah pel'-

lidak disimpan pad a yak yang lorpisah.'" Johannes Kepler mEmg,an,gga)ii yang paling luhur tentang dunia karena hebat, tetapi dnlam ke-
para astronom sebagai imam-imam Allah dalan1 kitab alan1, yaliJarm]la men1batasi pemahaman sepenuhnya hanya bagi moreka yang

Menjembai'ani Sains dan Agama Dua Kit-ab Allah: Penyataan Khusus dan Ilmu Atam di Dunia Baroi" Kristen
memperoleh pendidiknn Jayak Prmdapatnya pan las dikutip sc-;cara
jang lebar:
nubuat alkitabiah. Manuel berpendapat bahw8 bahkan Newton
khm,vatir atas carnpuran itu, dan bahwa ia sadal', sains dan peng~
lambat laun terpisah dari teologi "kendati melimpahnya bu-
:I
t

Melilrang sdtll'uh ilnm jilstronomiJ hanyalah mengecmn serntlls


physico SOCTO serta kedalaman dan meresapnya rasa keagama-
kilnb suci y(]ng mengajarkan kcpada kila bahvvil kellluliaan dnn "<""""'" scndiri."26

- I
Allllh yilllg MahnkuilS,l sec<]r(l mel'Jg<lgllmkal1 li11l1lJak {lal,1l1l semllil
Nya diln secara ]Uilr biaSi1 terhaCil dalnm kitab sllrgn yang terbuka.

I
--
itu, jangan biarkan seornng pun percllya bahvVil membaCil KUuS()P-koll "
yang <lgung yang tertulis dillam kitab ilu memlJilwa kita tidak lebih
hnnYll sekndar nwlihal S(-)lllilnlknYil matahari dan bil1lilJlg-\)i1l1ill1g
Sililt lerbi! dan tenggeJamnya, yang tampak sejauh 111ali_l orang yang
se
!l1IUlnauralll dan Kelangsungan Metafora Dua Kitab
dna kitab ilu berlahan dengan gigih sepanjang a~ad ke-19 dan ada
J llUU
laporan panjang-lobaT yang mengnndang landa tanya (jika me-
t'

bcqJer<lSil<111 dan orang yang kasar dilpal lne!ihalnya. Dalmn l1aJ<Ull11n_l,alQ:


3U "pengulangan) tcntang hal tel'sebut. Nan1un dGmikian, pad a ma-
mmmya terhllis misteri y<lng begitu mendnlnm dan kons(-)p-konsep (sokilaT tahun 11\(0) kita dapal juga mnlai melihat retakalHetakan
begitu agung, begitu agungnya schinggn kesiagaan senwlam sunhlk, bnngunan melafora itu. Gerakan deisme menantang keul1lkan yn-
keras, sertll kajian bcm!us-J'illus pikil'illl yang pilling tajmn sekHliplll1 Kriston. Sobuah contoh yang mengesanka)1 adalah ThOlnas Famo,
!idak 1ll,mljJll menembusnY<l, b'lhkim setclah penyelidikiln yang monlljis dengan sikap menantang dalam bukunya Age q[ Heason:
nerus selamn ribunn 1<1h11n.2:!
Te!api beber<lpil, Il1ungkin, akan mengatakan: apakah kami lidak pun~(1 fir-
Metafora dna kilab tersobnl tumbuh subur dalam iklim teologi llillUl-aL man Allah - tidak ada wahyu/penyal8:nn? Sayn menjilwilb, ya, ada fll'll1ilIl
Inggris pad a ilbad ke-1?, t"tapi kedua istilahnya tidak sdalu lll]JaIlQal)g\ Allah, ada wilhyu/penyatarm. Firman Allah ndalah ciptnan yang kHil Hhat,
secara cukup seimbang. Teolog Hichard Baxter yang tidak setuju, dan dnlmTI firman inilah, yang tidak dapa! dipnlsllkan alan diubah oleh pe~
l1Y8, morasa bahwa "alam adnlah 'Kitab Sulit' yang hanya dapat ncmllan mannsia apa PHIl, Allah berbicara secaJ'n universal kepada manu-

hami beherapa orang. Jadi, lebih aman untuk janh lobih banynk 1l11111P:"Cc 8ia ... Singkatnya [baiklah], apakab kita ingin menge1ahui apa itu Allah?
andalkan Kilab SUCi.":H Pemikiran Newton tentang hubungal1 antma Jangan mencari bllku ynng disclmt Kitab Suci, yang da P:l1 dilmat Langan
l1lat1Usin mann pUll, t(·)tapi Kilab Suci yang disebul ciplaaIl. 27
dan agmna torkenal kompleks dan para penaLsir berbeda-beda satu
lain 111engenai hal ini. Richard Westfall n18ng8111Ukakan bahwa,
rnengakui kemungkinsn adanya penyataan atau wahyu, tetapi me-
Newton, alam l11ungkin benar-benar 1ebih merupakan smnbor penyala-
gagasan bahwa Allah pernah berkomunikasi dengan umat ]~~nu­
an ilahi daripada Alkitab, karena l11elihat bahwa Newton menambah-
dengan cara lain kecuali molslui pengungkapan diri Allah SendITl se-
kan "penyataan" hampir sebagai pikiran yang t.imbul kcmudian. 25 Di pi":
universal dalam karya ponciptaan dan melalui rasa jijik secara 1110-
hak lain, Frank Manuel borpondilpat bahwa Newlon, dengan benar-be,
terhadap tindaknn-tindakan yang huruk dan rasa tortarik kepnda yang
nar menghilangkan perbedaan antara dua kHab tersebut, yang ia agung~
Ciptaan adalah Alkitab para ]lenganut dGis:
kan sobagai pel'nyataan terpisah dari makna ilahi yang smna, borupaya
mel1jaga agar sains totap suci sorta mengungkapkan rasionalitas ilmiah di JaLli, daripada mempdajari teologi, seperti yang dilakukan sekarang iIli,.dn-
dalam apa yang s8mula merupakan kawasan yang benar-benal' sakrsl, ri Alkitab dan Perj<-lJ1jian, Yil~1g artinya sehllll diperdebatkan dan keas!Jall-

Menjembatani Sains dan Agamo Dua Kit-ab Allah: Penyataan KhuslJs dan IImu Atam di Dunia Barat Kn'sten
nVll tidak diaklli, perll] bagi kitn untuk mengacu pada Alkitab ciptn;U1. kepercayaan onmg-orang yang awalnya kepada merekalah ia mu-
si'p-prinsip yang kita ternukan eli sana nbadi dan berasal dari Allah. disampaikan."3o
adalah dasar senma sains yang ada di dunia dan hams menjadi dasal'
Selain "historisasi" geologi dan biologi, abad ke-19 menjadi saksi
logi. Kita dapat mengenal Allab hnnya dan. kal'ya- karya-Nya, "'
o~llkernb,mE:an pendekatan historis-kritis terhadap Alkitab. [ni akan mem-
dampak yang tidak kurang pentingnya pada tema dua kitab, yang
Tantangan para prmganllt deis tersebut akan berdmnpak mendalam
nerra",""'o keseluruhan tradisi yang berterima tentang sifat kitab suei
lam lingkungan lllsafat, menyerang salah satu pilm dm'i tema dua

I Tetapi ada kecenderungan-kecenderungan lain dalaUl abad ke-19 kumpulan eatatan tentang Firman Allah. Seem'a serentak, inova-I
; akan memberikan dampak yang lebih luas lagi, termasuk evolusi dalam hermeneulika dan .sains akan n:endesak beberap~ pihak dalam _
. masymakat yang lebrh konservatrf untuk denglm grgrh membela
geologi dan biologi yang menantang tradisi yang telah berlangsung
verbal (verbal inB1TOncy) kitab suci maupun pemaham-
tentang bumi yang muda dan eiptaan yang abadi, dan dengan ae.mlki'Ill."
hUlO tentmlg sejarah bumi; upaya ganda untuk Ulengisolasi kitab suei
tentang kitab alam yang dapat dipahami yang seeara temporal
kritik historis. Metafora dua kitab penyataan Allah berfungsi seba-
sama bersifat ekstensif seperti kitab suci. Charles Babbage (1
salah satu landasan pembelaan mereka.
mengemukakan pandangan dalam karyanya Nintl1 Bridgewater
(1838) yang rnpanya telah nyaris menegaskan kemubaziran pe:U),'at,larr
alkitabiah: ,I<elanflsulnga.n Metafora Dua Kitab
"dua kitab" akan letap bertahan di bawah penafsiran konservatif
Pada tah;:lp-talwp avval chmiCl, sebelum manusia memperoleh 1'""M''''''''U<lJl
untuk membaca kitab alam yang selalu terbllka untuk dilihatnya, pellYala-" nlaupun liberal. Mengomentari Kejadian 2:15, pemimpin Advent Hari
an langsullg mungkin ~ama p(mting bagi keyakimmnya pada keluban'Ul "konservalif' Ellen G. White (1827-1915) memperluas tema bah-
seperli bagi pengendalian moralnya dan l1lungkin hal illi diulang dCU'i Adam dan Hawa bertanggung jawab merawat taman, "nlengusaha~
iu h~ waktu. Ketika peraciabnll dan sains 1.elah menetap di antara mnat dan memeliharanya". White berpendapat bahwa "kitab alam, yang
DllSi;:l, dan ketika pengnmatan .'lerta akal telah membuat manusia 111,'l11jlU pelajaran yang hidup di hadapan mereka, menyediakan
sedikit menembus k8 dalam misteri alam, keY<lkinannya akan ekslsleUil.i, pelajm'an dan suka cita yang liada habis-habisnya. Di atas setiap
Humber agung perta\1l<:l lmnbat lauD akan menjalH berlambah kuat dad daun dan batu di gunung-gunung, di seliap bintang yang berea-
gllnaan kemampllan fisik dnn mentalnya sendjl'i, dan keUka bukti~bukli di bumi, dan laut, dan uciara, tertulis nama Allah ... semua ini ada-
terkllmpuJ telah memantapkan langkah besar ini, berulangnya peJ'lYi'ltaan,. objck yang dipelajm'i murid-murid sekolah pertama bumi." Hukum-
l111111gkin menjadi tid8k begitll penting bagi kesejahtel'aallnya. 211
dan eara kerja alam serta prinsip-prinsip kebenaran luhur yang
O)eJ1ga.tur alam semesta spiritual semuHnya ini dibuka untuk dipahami
Babbage selanjutnya mengel11\lkakan bahwa kalaupun "penyataan
dan Hawa oleh Maha Pengal'ang dari semua,31
kehilangan kelllmnpummya untuk dapat meyakinkml lewal penyebarall-
Tema ini juga bertahan di banyak kalangan pemikir "liberal" abad
nya dari abad ke abad, sains dapat memberinya sedikit kekuatan
, yang telah, seeal'a umUl1l, mengambil prinsip~prinsip dan temu-
dapat mendorong "pemahaman kita untuk 1118111benarkannya,
an-llenlUaln sains kontelllporer. Herbert W. Morris dalalll Science and
dcngan keyakinan yang sama besar dengan keyakinan yang telah men-
Bible yang diterbitkan satu dasawarsa setelah buku Darwin Origin of

Menjembatani Sains dan Agama Duo Kit-ab Aflah: Penyat"aan Khusus dan Ilmu Alam di Dunia Barai" Krist-en
Species, berpendapa\: bahwa ki.tab suei clan alan1 111ewakili konteks apologotik prcHwo]usi, Le COllin lJ)(;J I}',l(ilkan, "snlllnlh tu-
sing mpreseniasi vDrbal clan borgambar dad kebijaksanaan ilahi. , adalah membnngun lDoIogi alau penyalailll .dahi clalaJrl ali.1m.,,:l:;
bern1akslld menggambark8n "Inspired Record of Creation" '~U~'Jl~, 18 111Olanca1'kan pembelaan yang gigih terhadap lnori cvolusi, lelapi
Ciptaan yang Diilhami) dengan mengacu pada perkembangan InaI' jelas dalm11 hal balas~balas sahlS sehagai un1i<l1l blab alal11, yang
dari sa ins modern, dengan bersusah payah berupaya mempcrolch berhAgai fenomena indr(lwi snuJpai ke 11(;nyr:ba!J··penyebab
hasil terakhir dan paling akurat daTi sains,32 Paul A. Chadbourne dan darinya ke penyobab~pcnyebab yang JchLh jinggi lainrlY(J,
gunakan metafora seeal'a luas dalam serangkaian kuliah Lowell 111elalui rangkaian yang hCl'kesinambungan n,'f,m"cn p <1,i P,e,l1YtJb,',',lb,I':\;"l",'1

I
1
. 1867 yang disampaikannya di Boston, Lectures on Natural TJ;'colORV. yang Agung, ketika "ia melepaskan jubahnyn, melolakkan tongkat .
Nature and 1118 Bible from f1w Same Author dan dengan jelas kekuasaannya dan I1lc-mulllp wajahnya dengmt.eadar.":l!i Bagi Ln
kan tantangan yang dihadapkan kitab firman Allah pad a sains "DBri kedua kilab ini, alam adalah yang Inbjh tU<J, yi.mg lahir 1e-
porer: dahulu dan, dalam beberapa hal, salidaknya, mung}qjJj clianggap yang
komprehensif (lengkap) dan sempurna." TC{~lpi in cepnt··cepnt rnc-
Di ,It:as semucl sllmber-sllmber pengetahuan, kita memiliki selmah : "Alml1 111cngcmbangkan terl1tama intclck, semenl{ll','! Kitab Suci
yang mengklaim memiliki sumher ilahi, mengklaim sebagai firman lengOlTlll8l1g,can tabial moral rnanusin.',:)7 K(:~<l,t;iilln p011lnparan I.e Conte
di!lllis \tVujud ynng kitl1 cad, mengungb.pknn sifat-Nya dan menjawab ccrmat dan lerpcrinci tcniimg lnma tIll;} kHnb Hu adaLJh intograsi~
1i;)jJ ]J(-)]i<1nyaan yang kitn butllhkan agar kita menghc.-Jrmati Din dan
yang mfinyelufuh terhu(bp s(.tins kontcmpoJ'u)' cLm porb,Jiiilnnya l.or~
bungiln kita dengan DiiL. telapi secarn bebas kita mengakui bahwa
isu-isu yang timbul dalnm filsaf<l[ s'lillS.
hams lulus dalam uji<m yang secma adil dilakukan sains terhadapnya.
hiJ,l, 1m,vat penafsinll1 yang aeli!. in terbukti bert-entJngan dengan
penynta,m aIm11, ia tidak dnpat Jagi mengklaim wew(mang sebagai irurltu11aIl Metafora Dua Kitab
1\11<111.:!:1
lema "dua btab Allah" telap kuat berlahan dala111 bobcrapa ling-
Telapi yang menarik adalah Chadbourne sudah ketinggalan zaman, teologis dan karya-karya beberapa ilmllWnl1 pada akhir abad ke-
tu dasmvarsa setelah munculnya Origin of Species, ia telah meulb,mi:lln selarna beberapa ratus tahun kemudian, lema lersebul tidak lagi 111a111-
konsep ]1l'1l- Dmwin yang aman, abadi tentang dunia unluk dileliti 4rne:1l111Cl'ol'3h perhatian yang sama. Beberapa contoh utarna Inengan-
ngan cermat seCHn1 "ilmiah". Ia mendllkung gagasan bahwa alum pelajaran dalam hal ini.
dokumen yang lidak dapat diubab, sebuah "kuil yang dipahatkan", Teolog Princeton Charles I--Iodge nl(myelidiki isu pengetahuan m{]-
ngan menyatakan bahwa geologi, kimia, dan biologi 111en1bentuk tentang Allah seem'a benar-benar sislemaUk dalmn karyanya Sys-
yang eli dalamnya alam dilulis, dengan geologi sebagai buku yang '111801081' (1873), dongan mengmnukakan bahwa pikiran tmus

ling d.ipahnmi secara jelas, Tidak mengherankan bahwa dengan )8111bcmluk gagasannya lentang Allah Iewat analogi: apabila kHa seperti
sainsnYH ynng aneh, in dapat dengan yakin 111enyimpulkan bahwa ' maka Allah juga seperti kHa, dan karya-karya Allah rnemanifcsta-
penyataan tcrSChlll ndnlah satu dalam pengajarannya", alam sepel'li milik kila sendiri.:lIl Nam.un dcmikian, ia lidak per-
A]la yang jaub berboda adalah penulis yang sangat progresif Jm:epll l11enggunakan 111etafora tcrsebut dan orang berlanyn··tanya Llpakah
Lo Conle, profasor geologi di Universitas California, Berkeley, MC)llutlis' era pendekatan kritis terhadap kitab suei, sikap yang mcmgacu

Menjembatani Sains dan Agama Dua Kit-ab Al1ah: Penyataan Khusus dan Ilmu Atam eli Dunia Boral: Kristen
pad a dua kitab Allah dianggap sebagai sikap tidak i1miah. Rekan yang menarik perhatian membawa kita pada beberapa kesim-
;,,,,,!1llYfl

coton Hodge yang kemudian, J. Greshan Machen yang berpengaruh, panting tentang mengapa metafora tersebut signifikan di dunia
ngemukakan dalam 11w Cluislian FaiUl in ilw Modem World [19:36) Kristen dan mengapa ia mulai terkikis dan pada akhirnya lenyap
pa l11c-mgacu pada lema tersebut bahwa "penyalaan Allah melalui sebaginn besar kalangan.
lelah memperoleh tanda porsetujuan yang diterakan di alasnya oloh Kila lclah melihat bahwa mota fora tcrscbut lahir pada pcrlcmuan
kitab.,,;m aliran: pengalaman manusia yang lazim tenhmg yang transen·
Kita menemukan bukti yang menjelaskan sebagian dari , keyakinan alas kcmungkinan komunikasi Hahi, scrta kekaguman Ba-I

I
: runtuhnya rnelafora lersebut dalmn kmya Frederick Temple: Nature,
and God, yang diberikan dalan1 kuliah-kuliah Gifford selama 1 '

KcjchlScll1 yang diangga]J ada dalam pcrbedaan antara Agama Natural


terhadap kitab-kitab scbagai gudang pcngelahuan. Moskipun mclafo- ,
kitab bervariasi dalam penggunaun sepanjang~Jerkembangan pe-
di Barat, n1etafora tersebut berfungsi sepanjang sejarahnya 1.1n-
menandai pmnahaman teologis tentang alam datl hubungan Allah
AgaJll<1 y,mg DhvahyukanJDinY<ltakf!Jl, seperLi yang dipikirkan nenek kemanusiaan melalui alamo Metafora tersebut 111enekankal1 ke-
yang kila, scbagian bersii'ilt menycsatkan. Bagi kita kejelas<ln tcrsebul, alan1 untuk menyatakan yang ilahi, mencerminkan ciri-dri
Jam bentuk itu, telah dinmluhkan sanlil sekali oieh kaji,m akbir-akhir JBncilllanya' . Metafora tersebut juga berfungsi untuk membenarkcU1 peng-
tnntang apa yang dianggilp sebilgai smnber utama daTi agama yang
laklPlflll Allah t8l'hadap selumh manusia. Apabila Allah dinyatakan da-
killl, Yilitu Alkitab. Dahun abaci ke"18 d<ln sebagi<ln besar abad ke-19,
kilab alam dan juga dalam kilab suei, maka solumh manusia dapal
teolng sendiri percaya lelah mernp(~roleh prinsip-prinsip mereka dari
ipe;r1almlcan sceam adH dan selara di bawah penghakiman Allah.
Allah yang hidllP, yang lerkandung dalnm Kilab Suci dan m{m,:en{iJanil"
Terna tersebut melewati proses perkembangan yang kompleks, ka-
kan tf)ologi men~ka sebagni sains dednktif. Tetapi kiln seknrang lJenmo-ll{
11<11' menyadari bahwa apa pun yang mungkin terkandung dalam il{lku-bl
dunia alamiah ditandingi perlam8-taI118 oleh kitab sud dalam seja-
ku Alkil,lb tentang pengungkapan diri Hahi, hal ilu juga mernpabn Ibrani, kemudian oleh bertambahnya jumlah dokumen lertulis pad a
men pengalal1lan mannsia yang sangat kaya dan bermaknil. 40 purbakala akhir dan selanjutnya oleh buku yang dieetak pada ta-
154,3. Proses perkembangan ini 111enjadi saksi kejayaan dan juga ke-
Temple tidak mengacu dengan eara apa pun pada melafora metafora ini. Meskipun penggunaannya bertahan sepanjang
Allah, yang menyiratkan bahwa l11e1alui revolusi dalal11 metode dan ke-19, sudah sejak abad ke-16, dengan dalangnya pereetakan serta
maha111an ilmiah, serta dalam sejarah dan eksegese alkilabiah, tema produksi' bllkll dan blab dengan skala besar-besaran, kekuatan metafora
IJenyataan yang saling berhubungan - melalui alam dan kitab sud . mulai berkurang, yang disebabkan oleh perubahan radikal da-
sudah dalam p8l'jalanan 111el1uju akhir. hakikat balajar dari bllku dan hakikal buku ilu sendiri. 13uku men-
lebih umum dan jelas meneerminkan teknik-teknik produksi meka-
yang banI. Dipadukan dengan pergeseran dalam sains dan bangkit-
Kesil11pulan
humanismc, hal ini tidak dapat diragukan lagi mengakibatkan hi-
Melafora dua kilab Allah lelah m8nikmati scjarah yang luar bias a sifat sud yang semu dal'i "kitab" itu.
pleksnya, dari akar-akarnya yang terta11am jauh dalam zaman plut1akala;e Meskipun para ilmuwan awa!, misalnya Galileo, n1emajukan meta-
dan lerus berlanjut sampai sekarang. Perjalanai1 kila dalm~1 siklus tOl'sebut unluk membela eksplorasi alam, pad a Z81nan Newlon, sa-

Menjembatani Sains dan Agomo Duo Kitab Allah: Penyataan Khusus dan Ilmu Alam di Dunia Barat Kristen
ins dnn kajial1 a]am rnulili herj'lnJillg dari teologL VValaupun ala111 dunia fisik tidak selalu, atau bahkan biasanya, merupakan ling-
dianggap menyatnkan kerja tangan Allah, "kHab yang satu" ini peneorminan Allah yang selaras. Semua ini mengakibatk8n ber-
clap a! be]'(liri srmcliri -- blau tidak menjadi terkemuka -- dil)8l1(ji,nQ sulitnya untuk memandang kitab 81am sebagai jelas-jelas me-
penyataan da]arn kHah sud. Perges,eran ini dapat dianggap Sellag,ai rancangall ilahi, atau setidaknya sebagai suatu rancangan y811g

I
tor ked1l8 yn1'1g mendnsari merosotnya metafora tersebut dalam
pa kRlangan dan dapat disebut dellgan istilah "penyimpangan Pakto]' kelima di balik kemerosotan metafora ini adalah makin me-
Kita telah melihat bahwa bagi Thomas Paine, kitab-kitab suei yang prafesionalisasi sains dalam abad ke-19. Dongan terj,aginya

I
: buktikan pengalaman lertentu orang-orang tentang Allah liclak lagi
lu dapal dipercaya soperU kitab universal tentang alam; momang,
kin mOl'(Jka lielak dapat dipercaya sm11a sekali. Dapatkah kitab suei
pertahankan posisinya sebagai Kitab dari segala kitab elalam palndf'ngf
natural ke dalam fisika, kimia, dan astranomi, serta sejarah natu- ,
dalam biologi, ekologi, elan paleontologi - masing-masing dengan
bahasan tersendiri dan metodologi yang khas .- "alam" yang men-
. kitab alam kehilangan daya argumentasi metaforisnya. Lagi pula,
dunin deistik? benar-benar diganlikmll1ya seluruh penjelasml teks-teks kuno de-
Merosotnya metai()]'a terus berlanjut dengan datangnya perisUwa penjajakan empirik terhadap dunia fisik, pada dasarnya kitab ter-
Uga, perkelnbangan pendokatan historis-kritis secara bertahap tidak lagi menjadi bagian elmi kitab alam. Dengan demikian, per-
pcnsfsirsn alkitabiah; disertai penanganan historis terhadap ISv"HJI41. "filsafat natural" atau "sejarah natural" ke dalam di.siplin-elisip-
ngan diakuinya Alkitab sebagai ringkasan dmi berbagai gaya pe:nullisai pr()fm;ioillal seperti yang kila kenaI sekm'ang, memangkas kedua isli-
yang dihimpun selama berabad-abacl melewati sejumlah besar dan .'o,,'op\,111 dalam metafora dua kitab Allah.
ragam perbaikan naskah, nlaka menjadi Iebih sulit untuk ml31l110aCaI1Y Paklor terakhir yang khususnya relevan pada alcllir abad ke-20 mnng-
sebagai pcnyajian firman ilahi yang merupakan kesatuan tanpa ~aa"jan arus informasi yang mengalami 1'erubahan sebagai dampak
waklu. Kitab Suci Inulai di1'ahami sebagai dokumen kontekstnal komputer dan bangkitnya komnnikasi global. Kita begitu ba-
ber;:l\l\ral dari pengalHl11an manusia yang beraneka ragam (dan aeap dihujani informasi pada setiap saat dan dmi seliap sumber yang
bertentangan). Demjkian pula, kita clapat menelusuri historisasi alam dibayangkan, sehingga gagasan abad pertengahan tentang dua "ki-
cara bertahnp lewat perkcmbangan sejarah waktu seeara menclalam sebagai sumber utama penyataan/pewahyuan tampaknya sudah sa-
abad ke-1B. Dokumen goologis menunjukkan penyataan progresif d8l1 kelinggalan zaman. Bahkml sudah lazim, sejak tahun 1960-ml, untnk
mentma hal ini dilerima dongan cukup baik oleh beberapa pakar, nenvatabm bahwa kitab tersebnt pada ahirnya harus ditinggalkan sc-
nya Le Conte, ia tidak diterima dengan baik oleh yang lain. MElskipun; sarana pengetahuan buatan manusia dan digantikan oleh mele-
pm'iode kritik alkitabiah dan historisasi alam seeara ilmiah disertai saluran informasi yang ham1'ir tidak terbatas dan instan, yang
ngan rasa honnat pad a metafora dua kitab baik oleh kaum ko:nsE,rv"ti ,eKfll'arIg tersedia lewat internet. Hal yang pasti, informasi sama sekali
maupun liberal, melafora lersebut pad a akhirnya tidak dignnakan lagi. sam a dengan penyataan/wahyu atau hikmat, tetapi informasi t31n-
Sejajar dengan historisasi, orang semaki.n Uclak yakin pad a ga;gasari' jauh menandingi yang disebut belakangan dalam menarik per-
bahwa bukU ilmiah dapat dengal1 I1ludah ditafsirkan seeara to(lloi:iS; di b8l'bagai bidang. .
Berawal dnngan penemuan bukti kepunahan daJam catalan 1'osil Tcma kompleks tentang dua kitab Allah lelah mengalami sejarah .
abad k8-18, bukti tersebut menunjukkan bahwa spesies lielak abadi panjang dan berbelit-belit. Meskipun selama abad yang lalu lam-

Menjembatani So ins dan Agama Duo Kitab Allah: Penyataan Khusus dan Ilmu Alam di Dunia Barat Kristen
icksoJ'l While J-li.':;tDl), oj iJw Wwju]'e of Scion co 11'iflJ 'I1WO/ogF in ~;htiS­
bat-laun tidak digunakan lagi, melafora tersebut hampir selal11a
D, 'd '('I070~96) rnelllkiskan tablo yilng drnmatis tcntnng aJla Ydng l{] pa-
leniu111 dengan berbagai cara memberi bingkai, Inembentuk, /C]loJ11 0 ,'-. ".,_,,,,.',
_t J-} 11"'>111",(11' kf"ld'l'ln konilik yang lJdak berke~\ltLlh,ll1 ,1l11rl1d Sdll1S
kan, atau sebaliknya, mencerminkan hubungan antara dna Upaya h'1111J edl J' .( ,(' .. ,
( <Jg<lma, yang menempatkl1l1 agam!:l Kristen dalam perHll yang )aha~ se-
nusia yang pada waktunya akan 111enjadi sains dan agama. 'J'UdllL, bng pihak yang dengan gencar melcmcarkan sClbotase tt~rhadap kema)ll<ln

I:
ai
pascH-modern, melaforH tersebul tmnpaknya menjadi sarana retorika
kurang Ineyakinkan. N81nun demikian, memahami siklus kehidupan
y' W menonjol di nnt<ll'<l mereka ,ll1tara lain karya David Lin9berg dan
tafora terscbut, dari scgi pcndidikan sangat bermanfaat, karena '

I
.: penggunaannya Inemberikan petunjuk t8nt8ng bagaiman8 sains dan
111a dipandang, Hal yang lebih penting mungkin adalah bahwa
hami perkembangan dan penggunaan tema dua kilab 111'l11"bEn'il<ml~
wasan tent811g cara yang dengannya metafora tersebut memberi
R::~1<~ld Numhers, }Jeny., God and Noluro: Histol'j~;ali~ss(]ys on .!lJ(~ ~:J(X~~~I,-
ler hclHI(HJl1 CllIisUani(v ond Scionce (Berkeley: Ul1lverslt~~of ~,:hfOJ 11l,l PI (,ss,
1084), dan karya pcnggan11nYi-l ynng akan beredar, yalin sc:once. (l,n~i the
Ci1J7SLion TrodiUon: 'FrwJive Coso Histo17es (Chicago: Ull~V(-)rslty of Chicago
Press, 2001); John Brook(~, Science and UeJigion: Some Hh·;lo17coi Perspec-
dan berfungsi untuk menghubungkan atau menjc111batani hubungan di tive;; (Olmbridge: Cambridge Universily Press, 1991); John Brook(~ dan Ceof-
tara bidang-bidang eksistensi manusia yang sedemikian kompleks ff{~y Cantor, Recoh8[Tuc!ing Nature (Edinburgh: T. & T. Clark, 19~8); ~<~ry
sa ins dan ngama, Fe;'ngren E'myr;io}Jooilio of Scienco and HoJigion in Tho ~()st~m n~J(:l,~:m
Dapatkah lmna dua kitab Allah bermanfaat dalam dunia ,""Udl'U'an" (Ne\,v York dan London'. Garland, 2000); Mnggie ?sl~r, l1()Ul1nkm~ ,t:J(, S(,~.(,~~-
historis-kritis tcrhadap kitab suei dan dalmn dunia yang di dalal11nya liftc l1cvoiution (Cambridge: Cambridge Univers1ty I teSS, 2000). I cntn SdJd,
radigma evolllsi atau perkembangan sangat berpcngaruh dalam bm'ba,gai ekstJ'em yang beJ'lawmlm1 dalam membanguJ1 rnitologi tandingan lentan.g
disiplin ill11iah mulai dmi kosmologi dan geologi, sampai ke biologi keselaras·ilTl dan kerja sama 1111lum <1ntm'8 s[tins dan agama juga hams (h-
iln1U syarai'? Apakah tema terscbut dapat direhabilitasi ataukah hindari dengan sangat hati~hati,
gaya-gaya metafora yang berubah-ubah tidak dapat menutupi ketJUtl,h;' Sudnh ,1da pennnganan signHik<ln terha(bp bagi(ln~bagiHn khusl1s dari te-
an untuk meninjau kembali 11138a1ah seputar hubungan antara alam ma ini. Ernst Robert CurtillS, Ewvpean Ulerolum ond Ow Lofin Midd](~
i111an, antEu'a sains dan agama, Apabila Allah memang berbicara Kepa~a: Jlges', lorj. Willard E. Trask (New York: Pantheon Books, 1953)" menangill1l
w

makhluk-makhluk-Nya, apakah ini dilakukan l11clalui berbagai perkernb<ll1gan gngasan terse])\]t pnda abad peltengnhan sam pm zaman Re
cara? At'lUkah ini dilakukan hanya melalui tradisi-tradisi naissance. Di 3ntara pembahasan terbaik tcmt<l~lg konteks Mod(~rn AW<ll
melalui intuisi langsung, melalui hubungan pribadi? Ataukah juga yilllg benar-benar sudah rnemb0ntu saya adalah Petm: Harrison,_ 7.1Je Biblf:,
ProiUstoI1tiS1Jl, and t1w Riso of Modem Science (Cambndge: Cambndgc~ Ul1l-.
lalui penyataan ganda dari kitab suei dan alam?
versily Press, 1998). Penanganan yang lnin adalah James J. Bono, T110 ~!(~ltl oj
God and tlw LOllgUOgO of Mall: inlerproling Nature jn Ear~v Modo1'11 SClOnce
Catatan: (lnd Modicilw (Madison: University of Wisconsin Press, 1995), dan Frank
E. ManueL The Religion of isauc Newton (Oxford: Clarendon Press, 1974).
I, K-1Tya*karya yang bersangkutan adalah pertama, buku James Draper Thomas Browne, Heligo Medici, pony. James Winney (Cambridge, 1983),
HislOl}, o)'!lw Conflict between Roligion and Scienco (1874), buku polemik
bagian 1.16, hlm. 18-19.
yang mengecaJ11 para teolog Kristen atas kmnpanye anti-sains mereka me'-
nentang kebemmm ilmiah sejak gereja abad perlama. Kedua, buku Andrel.-\' Il!id,

Menjembatani So ins dan Agama Duo Kitab Allah: Penyat-aan Khusus dan Ilmu A/am di Dunia 8arai" Kn'sten
6. Yustinus Martir, Second Apology, Bab 8.
Nya untuk membawa mereka lebih dekat dan memiliki hubungan yang
7. lrenaells. Adversus haereses. Bllku IV, bab 20.
8.
,
I
bih akrab dengan diri-Nya sendiri.
. .. Karena sebagaimana pora lansia atau
TertuIJianllS, Adversus Marcioncm, IJeny. d rnereka yang penglihatrumya kurrulg baik, manakala kitab apa pun cUtoruh
an terj. Ernest EVaJ1S (0
CI'Irendon Press, 1972), Buku V.5, 539. '<ford: <Ii badapan mereka, kendati mengetahui ada sesuatu yang cUtulis, mereka
9. nyaris tidak dapat melihat dua kata yang berurutan, tetapi dengan bantuan
CIU'isostomus Hom '/ X 5 162

I
' I Y.. -3. The Homilies oj S. John Gh s }<acamata, rnulai bisa membaca dengan jeIas, maka Kitab Suei, yang meng-

I
ilw Slolules, 10 ilw People oj Antioch A Lib"u'y of th F tl ry oSloltt on )tirnpun semua kesan-kesan ilahi, yang sampai saat itu tidak terba~a daJam
C II" ' , ea,ersofth
at 10 IC Church (Oxford: Porker, 1842). Lih"t J'uga Clu'is .t e fIol y pikiran kita, menghilangkan kegelapan dan menunjukkan kepada kit. Allah
X 3 175 "K' ' as Omus Ii
." : Itfl mennnyakan bagaimana dan dengan cara ap') s b I °lllili yang sejali dengan jelas." -
rikannya kitab slIci, AJlah memerintahkan dispensas~~~y~' 1e ,e tun dibe. ~
dan kita berkata, bahwa melalui makhluk Ia mengajar r<lS ~t.er ladap kita 18.
Belgic Confession, Ayat 2, "By What Means God is Made Known to Us".
ilS langit dal1 di sana Seeal'll terbuka mengungk-rIJ isi yallg k el, memperlu. 19. Willim Ashworth, "Catholicism and Early Modern Science", dJm. Lindberg
glllla bagl' orang yang biasa maupull yang bijak •yang miski , aya, yan be
g r· dan Numbers, God and Nature, 140.
kaya b ' Ski < , • n maupun y
< " ag l orang '1 maupun orang Brlrbar d"ll d ang
c , < " semua IXI a lllll
ya ng bermukim di I.lluni. .. " lllllnya 20.
Richard Westfall , "The Rise of Science and the Decline of Orthodox Chris-
10. tianity", daJam Lindberg dan Numbers (peny.), God and Natllre (Berkeley:
ClUtillS, European LitClTllurc and the Lalill M'ddl Ag University of California Press, 1984), 220. Lih. surat Kepler kepada Fabrici-
I 0 os, 219, 320.
11. Bonaventunl Call 11' . h us, 4 Juli 1603, dalam Worke 14.421.
', a ones III CXQcmeron (Dl'amsladt: Wiss h . '
Buchgeselschaft, 1964), 12.14-17. enc afUlche
21. Baco n, The Advaneemenl of Learning, cUkutip dJm. Morshall McLuhan, 11",
12. Gulenbe'll Galaxy: The Making of Topographic Mon (Toronto .University of
Rnilllllndus Sabllndlls, Thea/agio Nolurolis Seu Lib G
.. " or rcolurorum. Cetak
an u Iang dan edlsl Sulzbach 181::2 d - Toronto Press, 1962), 187.
,-., 0, engan catatan krilis (Stuttgart B d
,-,anstatt, 1966), 35-6. ' - a
22. James Bono, The WOJl; oj God and !he Langlloge of Man: InlerprcUng Na-
13. Clement C] Webb, USl d"leS in !he HISlDiY
. lure In Ear/y Modem Science and Medicine (Madison: University of Wis·
. . oj Nalurol Th I
Clarendon Press, 1915},295-6. eo ogy (Oxford: consin Press, 1995), 219.
14 . Sabundus, 11w%gia Naiuro/is Seu Liber Grea lu rorum, 296. 23. Galileo, Leiler 10 1110 Gl'Ond Duchess Christina, 1615.
15. 24. Richard Baxter, The Persons of the GhrisUan Religion (London, 1667) , 193.
Harrison. The Bib/e, Protestanlism, and Ule Rise of Modern SCience, 194.5.
Dikutip dIm. Barbara Shapiro, Pmbabi/ity and CeItainty in Seventeeth-Cen-
16. Yohanes Calvill, InsUlu/es oj ille Ghrislia R r. lwy England: A Sludy oj !he RelaUonships belween Notuml Science. Religi-
(Philadelphia' W tJ . 11 e lgJon, peny. Ford Lewis BatUes
'1 d ' . es TIUlster Press, 1960), Buku I, Bab 6. ITerj. Indonesia oleh on, History, Law and Litemtl.llYJ (Princeton: Princeton University Press, 1983),
1 1. van en End" 1l1Slilulia R - .
M I' 2 . - vngO}OlUn Agama !Vision, Jakmta: BPK Gummg 94, mcngutip John Ray. Shapiro juga mengemukaknn bahwa "penekanan
u la, 003, cet. ke-4, him. 21.J
pada dua kitab bervariasi di ant'Ira pengorang yang beTbeda-beda" (291,
17. Ibid, "Oleh kiu'ena it t'd k . . catalan 65).
N 1I, I a sm·Sl3 Ia telah menambahkan kejelas 'lI1 Fir-
mnn- ya sehiJ~gga ia dapnt menyingkapkan diri-Nya senruri demi ~esela­
matru1 dan meilmp.,1.h.kan anugerah pada mereka yang menyu.kacitakan hati-

Menjembalani Sains dan Agama


Dua Kitab Allah: Penyataan Khusus dan Ilmu Atam di Dunia Barat Kristen
H dge Systematic Theology (1873), vaLl, cet. ulang (London:
25 , Westfall, "The Rise of Science", 232-3, Sumber Westfall adalah n
.skah <IJ . 1,Charles ~ 1~60) bab 4: "The Knowledge of God", 339-45.
. Jewish National and University Library; Yerusalem, Yahuda MS41 .. jaJlles Clar e, '
, vol Machen The Christian Faith in Uw Modem World (New York:
~7,6
39, j, Gres'~I: 1936), ;0, Secara lebih khusus, "Allah telah berkenan menya-
26, Frank E. Manue\. The Religion oj Isaac Newton (Oxford: Clarendon Pre
1974). 49. .

Thomas Paine, Age oj Reason, Being all Investigation oj True and Fob I
u Ou
Theology (Luxembourg, 1794), 38,41, Karya-karya kaum deis awal Yang S
s',
JVlacITll , ' N' d lam dua carn Yang Ilertama, Ia telah berkenan mengung-
takan
din- ya a

kap kan ya
.'
dlfl-Nya me
(( . .
lal ' alam _ oleh keindallan dunia dan suara-Nya
ill tal<
snara h at'1 nuram' - ,Ian kedua , Ia telah berkenan menya < an
dalaJllIl dengon ~ara yang sarna sekali berbeda yang kita sebut 'suprana- -
I
ill

din-Nya
in adalah John Toland Christianity Not Mysterious don Matthew 11 ~a.
,II hl )
, karena melampaui 'apa yang natural ( ffi. 32. ~
turaI ,
Christianity As Old As the Creation . n 01 , I N t re Man and God, Kuliah-kuliah Gifford 1932-4
_deflck Temp e, Q U , N al d
28. Ibid., 239-40, 10, po , ) K I'ah l ' ''The Distinction between atUf. an
(Landon: Macmillan, 1935, u 1 '

29, Chru'les 8abbage, 171e Ninth Bridgewater Treatise, a Fragment (Landon: Revealed Religion", 5-6,
Jolm Mmray, 1838; cet. ulang London: Frank Cass, 1967), 138-9,

30, Ibid" 139-140.


31, Ellen G. White, Education (Oakland, Calif, Pacific Press, 1903), bab 2: 'The
Eden School",

32. Herbert W. Morris, Science and the Bible, or, the Mosaic Creation and
Modem Discoveries (Philadelphia: Ziegler and McClIJ"cty, 1871) 4-5, Men.
dukung sejarah geologis yang panjang dari bumi sebelulTI Adam, MOrris
tampaknya menolak evolusi dan sebagai gantinya mengungkapkan bahwa
Allah menciptakan "berbagai ras" makhluk secara berturut-turut ketika
berbagai bencana membentuk ulnng perm\lkaan bumi (hi m. 42).

33, PA Chadbourne, Lectures on Natuml Theology or Nature and the Bible


JlUm the Same AuUlOr (New York: G-P, Putnam & Son, 1870),

34, Ibid., 55, 217-18, 222, 237, 320,


35. Joseph La Conte. Religion and Science: A Series of Sun day Leclures on the
Relalion of Noll/ral and Revealed Religion, or /he Tn/ill Revealed ill Nature
and SCliptllll) (New York: D-Appletan & Com pany, 1902), 117, 21.
36, Ibid., 23,
37, Ibid., 244, 245,

Duo Kitab Allah: Penyataan Khusus dan llmu A/am di Dunia 8arat Kn"sten
Menjembotoni Sains dan Agama
u Syaraf, dan biologi evolusiner telah memberikan jawaban yaJlg se-
J1Iata_rnala "i1miah" unluk beberapa pertanyaan yang paling tua dan
J1I darnenlal yang pernah diaju kan manusia: Bagaimanakah sifat Alam?
o
fu akah Alam hanya materi besar yang membeku tmlpa tujuan yang de-
Islam

I
M n cara lerlentu telah muncul pada aras kosnlis? Atau apakah ada te-

2 Tradisional dan
Sains
I~Ogi yang dapat dilihat dalam renomena alam? Apakall Allah bertin-
~ak dalam dunia fisik atau apakah penyebab-penyebab alanliaj1 sudah
Modern cukup untuk menjelaskan segala sesuatu - mulai dari badai guntur sam- _
ai pada pembentukan galaksi? Pada masa lalu, pertanyaan-pertanyaan
Muzaffar Iqbal ;eJllacarn ini telah diberi jawaban keagamaan. Merasuknya sains ke da-
laJIl kawasan yang dikuasai agama selama berabad-abad lelah mengil-
hami revisi hubungan antara agama dan pengetahuml ten tang alam se-
O1esta serta tempat manusia di dalamnya.
Bahwa sains modern telah mengubah kehidupan kita jelas tidak Perkembangan-perkembangan ini telah, pada gilirannya, mengha-
d,sangkal lagi. Dalam hal-hal yang paling umum dar' k h'd dapal silkan wacana baru antara sains dan agama, mencctuskan wawasan-wa-
ki I e I upan d .
cara ta me.mperoleh makanaJl sampai kita berkomunikasi satu d~n at! wasan bmu dalam perenungan teologis. Selama empat puluh tahun ter-
yang laJ~, kita bergantung pada sains dan berbagai prod uk sam in gat! akhir, membanjirnya perhatian dalam wacana ini telall menghasilkml se-
teknologls nya . Kekuatan sains modern untuk mengubah kehidu ~n gat! kumpulan besm tanggapan dan interaksi di kalangan paJ'a cendekiawan
telah mencapal proporsi universal. p kita yang berupaya membangun jembatan antara sains dan teologi. Jemba-
. Sifat universal sains ini tidak ada bandingnya dalam sejarah rna lan-jembatan ini paling sering telah dibangun an tara sains daJl agama
nusJa. Sams mampu menembus tradisi-trad' . b d d - Kristen. Tradisi-tradisi keagamaan lainnya, meskipun sama-sama terke-
b . lSI U aya an agama Y
egltu beragam seperti Islam, Hindu, Cina, dan yang d' Tki ang na dampak perkembangan sains dan teknologi, agak Imnbat dalmn meng-
orang aborigin Amerik Ut 1-1 I mll lorang_ hubungkan jarak antara dunia tradisi mereka dml dunia sains modern.
a ara. a yang sangal mengagumkan adalah
~eny~l~~n bahwa dari suatu bagian kecil dari planet ini yang mengorbil
d T
~a : r
I se e I mg sebllah bmtang di pinggiran galaksi seml'I' b' t
lar m ang - yang
Irannya - hanyalah sebuah galaksi di antm'a berjllta-juta galaksi
1m 1I sains yang maJnpu menembus berbagai budaya dalam' k'
Membangun Jembatan Islarni
Kebutuhan atas sebuah jelllbatan interaksi baru mengambil benluk kllU-
waktu sesingka l liga abad dan mengubah cara manusia hidup, m~a~! ~
sus dalam kasus IslaJll. Hubungan antaJ'a Islam dan sains kontelllporer
gal, bel komumkasl, menikall melallirkan aJ ak ak g seeara historis mellliliki ciri khas. Islam lllembidani kelahiraJl sains yang
" 1 -an ,serla menghasilkan penuh daya dari abad ke-9 sampai ke-12. DalaJll tahap remajanya, sains
makanan, pakaian, dan perllmahan mereka.
berangkat ke Eropa dan dimllbil oleh dunia Barat Kristen. Selama Illasa
Dmnpak transformalif sains modern mllngkin lelah d' . k
ki k k U8sa an sema- Pencerahan, sai lls tumbuh dewasa. Sekarang sa ills pulang ke daerah
n ual aJ'ena berbagai kemajuan dalam kosmologi, fisika kuanlum iI-
asal Islalllnya sebagai seorang dewasa ymlg mandiri dan ibu Muslimnya

204
Islam Tradisional dan Soins Modern
harus menyesuaikan diri dengan anak yang kini menjadi seoran
baginya. g aSing
_m .
inat dalam kajian ini. Di pihak lain, para cendekiawan agama pa-
8 uJI1l1ya tidak mengetallui eukup banyak ten tang smns modem un-
. Apabila para cendekiawan Islam akan membangun jembatan s . da U;:emberikan sumbangan mereka sendiri pada wacami ini. Dengan
Jar dengan yang sedang dibangun dalanl lIadisi-liadisi lainnya, bahan~a­ ~rniJdan, hanya sedikit yang dapat dijumpai di duma Islamyang setara

'
han apakah yang akan mereka gunakan? Dengan adanya kaitan histo a-
yang khas antara Islam dan sams modern, bahan-bahan tersebut fIs
Ilenca kup paI'mg sed I'ki'
t tIga h a:I pertama, penelusuran sains lsI perlu
d an wacana yang relatif mendalam dan matang tentang smns dml aga-
de~almn tradisi Kristen. Paling-paling orang menemukan Iiteratur yang
I
l
!fIa aya menunjukkan bahwa temuan-temuan i1miall modem l'ertentu
eara I1IS on s; e ua, pemnJauan uIang terhadap tra nsisi dan trans' e_
' t ' kd .. ams beruP . I 'k' .
~ lab diperkirakan terlebih dallulu dalam Qur'an. Llteratur apo ogell 1m -
. . IOrllla_
Sl sams Islam ke dalam pemikiran Erepa, dall ketiga, penelurusan te kali, dalam kenyataannya, berupaya membuktika~bahwa Qur'an
baran Q ur' an tentang - serta pendekatannya terhadap - kosmos l(galll_ . acap
dalah finnan Allah, tepaf.J1ya kamna (mereka meng k.I')alm kitab'1m. ber-
Ilal " .
1111 akan menyedlakan bahan-bal18.n yang dibutuhkan untuk m
. ebga
b ' . berbagai teori dan fakta yang baru ditemukan sains ' modem akllir-
elll a-
ngu n metode dan model yang sesuai bagi dialog antm'a Islam dan .
saulS ~ ini. Namun demikian, hasil dari karya ini adalah bahwa baik sains
Barat modern. aupun Islam tidak memperoleh integritas intelektual ymlg masmg-ma-
Dunia Muslim menerima sains Bm'at modern ketika sebagian besar :ng pantas mendapatkannya; tidak ·ada dialog yang benar-benar terjadi
negara Muslim lIadisional ada di bawall penjajallan kolonial. Dipandan di antara keduanya.
dari sudut yang dijajall, semata-mata kekuatan dan teknologi Baratl~ Wacffila Islam dan sains tidak sepenuhnya merupakan kawasffil ymlg
ymlg memungkinkan Inggris dan Prancis menjajall bagian dunia yang Se- belum dipetakan. Terdapat sekumpulan kecil literatur - sebagian besar
demikian besam ya. Apabila ditinjau kembali, hal ini tampaknya hanya ditulis para cendekiawan yang bermukim di luar negara-negara Islam
sebaglml benar, tetapi bagi para pemballaru Muslim awal abad ke-zo, Sa- tradisional - yang telah menjajaki hubungan antara Islam dan sains mo-
ins dan teknologi adalah alasan mengapa mereka sampai dijajah. Mere- dem. NmnWl demikian, arus utama cendekiawan dalam dunia Islam ha-
ka menganggap sains dan teknologi Barat memberikml kekuatan politik nya menunjukkan sedikit tanda-tanda ketertarikan pada hubungan yang
dan militer. Jadi, sains dan teknologi Barat itulall ya ng dipandang seba- terkendali ini. Untuk semua tujuan praktis, meskipun keinginan terus
gai aspek yang paling dibutuhkml dari peradaban Barat dml banyak pem- menggebu untuk memperoleh sains dan teknologi Barat, Islam dan sa-
baharu Muslim memohon kepada rakyatnya untuk memperolehnya be- ins tetap berada pada kawasan wacana yang terpisall, tidak tIunpang tin-
tapa pun mahal dan sulitnya. Sikap ini tetap bertahan. Keinginan untuk dih, bagi kebmlyakan pemeluk agama Islam, bahkan i1muwan Muslim.
memperoleh akses yang lebih besar untuk mempereleh sains dan tekno- Dengan adanya dampak yang luas dan sejarall penjajahan yang te-
logi tetap menjadi pm'adigma utama dalam berbagai perdebatan yang ber- lah dialami negara-negara Islam, lebih banyak i1muwan dan eendekia-
kaitml dengan perkembangan di dunia Islam. wan Muslim seharusnya ikut melibatkan diri dalam tugas mengkaji sa-
Kendati terdapat keinginan yallg sedemikian besar untuk memper- ins modern dari perspektif Islam. Tugas penting walaupun agak menee-
oleh pengetahuan Barat, tidak banyak cendekiawml atau lembaga Muslim maskan ini harus dilaksanakan oleh para i1muwan dan cendekiawan
yang berminat mempelajari hubungml mltara dasar filosofis dan dasar me- Muslim yang memiliki pemallaman tentang sejarah sains Islami, mere-
taJisik agama Islam dalam kaitffi1l1ya dengan dasar-dasar sains modem. ka yang mengetahui cara yang dengffi1l1ya sains tersebut secara fund a-
Di satu pihak, kebanyakan ilmuwan Muslim tidak memiliki kualifikasi mental telah diubah di dunia Barat dan memiliki pengetahuan tentang

Menjembatani Sains dan Agama Islam Trodisional dan Sains Modern


pandangan Qur'an tcrhadap kosmos, Karya yang dLkelnban!lkah
Islam dan Sains Modern
teologi Kristen tidak clapal berfungsi sebagai imbal1gan ]le'"gg i
>Ilrnl""' . kup banvak llutuk merew
sains dalam wacana sainswagama untuk Islam. Te010gi Islan1 a ~ 1 wa tradisi il..
J '
Sumberwsumber historIS yang ,ell
clalam tradisi Islam dengan eara yang berbeda dari eara tee)IOf!i '' k TS seC[lra umUl11 prose,S )l'lng
j , mom)a ,
sellda ll)' , , , k I tuk percaya bahwa trans-

I
borfungsi dalmn tradisi Kristen, Oleh karenan),a, Islam harus " Kiranya masuk a a un , .k
ke Eropa, ' _ " , _ 't 1'1h yang Inen1ungkm an
jembatannya sondiri dongan sains modern, Jombatan ini hm'us trselisi ilmrah ke b opa I u , , I dapat

I minkan tugas-lugas dan komitmen yang asli Islam, ,;",ebanIH) 'I 'I ymw dengan eel' a "
b l' mimt dalam I mU-I mu "",
- Tolah dieatat bahwa waeana Islam dan sains tidale akan
. kcmd'an1 berkembang
(
selamcl, a t, iw bad sebelmu Renmsans.
)cl{ a b ...
capai tingkat keaslian tanpa penelusW'an tradisi ilnuah Islami 1l1atang a > , t k dI'eaht bahwa sains modern u-
. ' a t penting un II , . 'I
~. dlenn""fH: ,a;,~
( ( , \
mat. Penelusuran ini terdiri dari, pada tahapnya yang paling 'I dari perkernbangan alau kellmjutan tradlst I _
sekad81 laSI k'l tas dasar kansep alam yang
ajuan pertanyaan: Apakah yang bersifat Islami dad apa yang
letapi sains modern bang I a da eli jan!.t'rng tradisi ilmiah
las,anlY" berbeda dari konsep yan a k p81~'ikiran Eropa diikuli
ins Islami dan bagaimana tradisi ilmiah Islami berakm' dalam g
an dunia menUl'lIt Qur'an? Hal ymlg lidak dapat dipisahkml dari ' , I 'adisi ihmah Is lam e
>V,'n,'·" tl'QnSmlSl I e ,
fi ' f nda1l1onta I d all"t"ld disi ini . Dcngan kala lain,
adalah kebutuhan unluk meninjau ulang transisi clan tr;'ml'onna.<W
fJY,ms 01'111aS1 U (~
I 'k kusan bahwa trn lSI
d' , ilmiah Islanl ikut 111cm
(
db seperti yang lelah diwarisi pemikiran Eropa berabad-abad w

. lllOlll Jen 'an ,


' y'mg meuye)8) an
1 I k timbulnya ITadisi
timbulnya sains, Peninjauan ulang tersebut akan memberikan
sumbangan dalam proses ( , d" 'IIlg memandang almn dari
ten lang pembangunan struktur yang mendasari sains modern d ,t, he 11 suatu tTa 181 yc
hF:rmJa aba pm engo 1 , " . . kt'f Islam Namun
bungan slruklur filsafat yang mendasarinya dengan pandangan 'k ' Ihnya asing bagI perspe I , ,
yang trda sepOlll , ' t'dak berumur panjang
Islam, Hal yang sarna pentingn)'a adalah pertilllbangan len tang k 'f d'miliki bersama 1111 1 {
perspe tl yang I " k 'Renaisans dan sains abad
Qur'an dalarn kaitannya dengan sains modern, Ini lllelibatkan b d ertengahan dlganlI all mass
a 1"a p fk 'evolusl" 1111118 'I1 ab ad k e., -17 konsepsi bersama ten-
,a~
logi Qur'an, konsep-konsep, kaslllos, konsep-konsep alam, dan 1.
ilahi, serta alehirnya hubungan Allah dengan makhluk-makhluk ingiahEm e Iganl \ a;;, I Tki tradisi ilmiah Islam dan sains Eropa mu
yang to a 1. 111111 b bya alJ'l yang k emu dhn , akan l11enjach tracils1
sebagailllMa dirumnskan oleh Qur'an, Perlu dieatat bahwa di
'~hilaIlg dengan t'un U I ( . '1 l' 1i sanlH sekali
upaya-upaya memasukkan pandangan dunia menurut kilab snei "'. b' Akhirnya, tradisl yang tIm)u 1 1 , ,
modern yang alll, . , alkan sedikil __ atau (1.-
lam dialog sains-agama lelah mengakibalkan tertutup rapatnya '-~i:anlikan sains abad p8l'tengahan, memngg, ,
pintu intelektual, Mungkin hal ini adalah km'ena di Bara!, dialog '" 1 . dulu pernah ada,
sekali - kesamaan yar g ' d 'ki- makin berlamball
"sah" lelah dibatasi hmwa sebagai "teologi dan sains", dM jar'Mg, d'1 'lkan dengan eara 81111 an (
Perbedaan yang 11asl 'k ' t' d' i peradaban Eropa pasca
pun pernah, sebagai "Alkilabdml sains", NarullIl demikian, mE"kipl ' I ,ktu Dinanll a 111 1 ell' (, d'
w

heqa annya wa , . dOTi 'if'lt-sifat _ yang 1-


suli!, orml8 tidak akan dapat terlibat dalam waeana Islam dan sains d'ti lkannyn status utama <- , ( ,
lUU,SaJJo, yaitu I ngga , , " d'l 1 ll"ldisi ilmiah Islam
sebonal'llya kal au lidak mempel'timbangkan komitmen Islam ternaeLal 'b gian integral dan lllatell d an ( .
Qur'an, Atas dasill' penjajakan ini, orang clapat mulai membangull sBbagar a . . nekananpad as'il'd t-siht , <- geometris dan sel yang
1radisi Yunmu- pc - akl ' , l11'lt81TI'ltisasi olam daJml1
dan 111etodolog i bagi wacana dengan sains modern sesuai ajaran Islam, k k ()rakan) dan' lunya ( (
(benlu , u man, g, , 'I I nengll'lsilkan pel'pisahan
b 1 'nah terjadi se)e umnya, 1 ( .
yang '0 um per (. - , d'.l" dari I:radisi ilrniah Islam.
I:erakllir dari Wal'lsan yang ItcIlma

Menjembatani SOIf1S dan Agomo


Is/am Tradisional dan Sains Modern
Transisi dan Transformasi bormusuhan, pellYBmbah berhala, dan berbahaya, menjacii an-
sm-ius bagi slatus quo kehidupan intelektual di Eropa, Bahan ba-
Tradisi ilmiah Islam liba di Eropa melalui tcrjemahan teks-teks
'/PI'scl)ul benar-bonal' sangat 111enggiurkan dalam hal kegunaan, keku-
dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Salah saiu dari yang (lllerJ':Jll1ahli~
dan mutunya. Banyak dad bahan barn ini dianggap secara religius
untuk pertama kalinya adalah lidak lain dari Guru Besar

I
berbahaya", jadi, risalah-risalah matematika, optik, mctereologi,
Uo'is) sains Islam, Ibn Sina (980-1037), yang namanya diterjerrtahkmi'
kedokteran dit())'ima dengan scnang hali: moments (Elemen) yang
dalan1 bahasa Latin menjadi Avicenna. Bagian-bagian fisika dan .
Euclides, Algebm (Aljabar) olch al-Khawarazmi, Optics (Qptik)

I
dari Kitab al-Shifa' (Buku Penyembuhan) diterjemahkan pada abad
Ibn aHlaytham, Canon of Medicine (Ka,non Kedokte.ran) oleh Ibn
- 12; bagian-bagian kimia dan ilmn buminya diterjemahkan di i)ll'anvol
dan bahkan Almagest oleh Ptolemeus dwnggap buk3!!l merupakan
da awal abad ke-13; dan kmya besarnya al-Qanum fi'l-Tibb (Kanon
. sodus bagi keyakinan. Namun demikian, keUka menyangkut
dokleran) , Buku Besar dari senma pengetahuan kedokteran yang
rva,klllyayang memiliki implikasi metafisik yang mcndalam, sambul-
sun dengan baik sampai pada zamannya, diterjemahkan antara tahun
diberikan tidak begitu hangal. Begilu diterjemahkan dan diedar-
dan 1187. Terbagi dalam lima buku, kmya utama dari tradisi keljol([&i2i
kmya-kmya ini tentu saja tidak dapat lagi dibatalkan penerjemahan-
an Islam ini digunakan sebagai buku teks dasar untuk mengajar
dan dihilangkan dari cakrawala inleleklual EroP~l Baral dan keha~
teran selan18 tujuh abad eli Timur maupun di BaraL Buku Kanan
111erGka 111el11berikan tantangan pada paradigl11a~paradigl11a filsafat
but membentuk dasar pengajaran di semua universitas Eropa. UUMllh,
paling bcrpengaruh,
muneul dalam silabus pengajaran paling tua yang dikenal, yang
Arisloleles dan k0111enlator Muslimnya 111enghadapi perlawanm1 le-
kan pada Sekolah Kedokteran di Montpellier, berdasm'kan perintah
Gereja Kristen, Pada lahun 1210, sebuah sidang para uskup me-
Clement V, mulai dari tahun 1309 dan dalam perintah-perintah
,)u81'kllln keputusan ymlg melm'mlg pengajm'an filsafat alam Aristotelos
sudahnya sampai 1557.
lIn!~Klmf:an fakultas sastra, Keputusml ini diperbah[rrui pada talmn 1215
Di antara penulis-penulis lain yang diterjemahkan antara abad
duta kepaUSfIl1 Robert de CoW'<;on, Meskipun hanya berlaku di Paris,
11 dan ke-13 adalah Ibn Rushd (1126-98) yang dikenal ne.gara-ne"a'
mUlml[ln ini l11enandai awal sebuah proses panjang yang pada akhir~
Kristen Latin scbagai Averroes, yang diterjemahkan pada awal abad
akan membayangi sejarah sains dan agama selanjutnya di Bmat. Na-
13; Ibn al-Haytham (965-1039), yang dipanggil Alhazen oleh pma
demikian, lmangan terhadap Aristoteles tidak berlangsung lama dml
jemah LatiImya, diterjemahkan oleh lebih dm'i seorang pcnerjemah
tahun 1240, kmya-kmya Aristotelos tentang fllsafat alam diajarkan
jelang akilir abad kedua belas; Al-Fm'abi (wafat 950) diterjl3mahlcan qi;
seperti yang telah diajarkan di Oxford dan Bologna, Pada tahun
Toledo selama abad ke-12; Abu Bakr al-Razi (kurang lebih 854-925),
Aristotcles lelah mendapatkml tempat tcrhormat di lingkungml ma-
dikenal para penerjemahnya sebagai Rhazes, diterjemahkan di "'~I_X'
ilmiah, Pada tahun torsebut, fakullas saslra di Paris memberla-
dan Sisilia pada abad ke-12 dan ke-13; Al-Kindi (kurang lebih OUl-Ol)l.
slatus baru ymlg menghmuskan pengkajian semua km'Ya Aristoteles
diterjemahkan di Toledo pad a abad ke-12; al-Khwarazmi (kurang
dikenaL -
800-847) diterjemahkan pada abad ke-12; dan jabir ibn Hayyan
Al'istotelcs tidak memasuki tradisi intclektual Barat tan-
815) diterjemahkan beberapa penerjemah pad a abad ke-12 dan ke-13.
·ucllllllaJl, Km'ya-km-ya tersebut diterima bersama Ibn Sina yang kum-
Kegiatan penerjemahan dalam skala besar pada abad ke-12
komentm'nya mengonai Aristoteles - yang telah diplalonisasi - mem-
13 yang membuka pintu air pengetahuan dari peradaban Islam yang

Menjembatani Sains dan Agama Islam Trodisional dan Sa ins Modern


bcrikan dukungan hagi panleisme. NamuI1 dnmikiaIl, sokitm' tahun dOSH dan keselal11ulan. Del11ikian pula, hakikat jiwa dahun filsa··
kumpulan komen1Hl' Ibn Sina mulai dignntikan oloh kumpu1an AriSl<lte.los mengganggu banyak cendekiawan Kristen: filsafal Aristoteles
tar Ibn HllShd, yang dalam kaJ'ya~karyanya Eropa men81llukan BJ1llar18,:ap jiwa sebagai bentuk dan prinsip yang mengalur lubuh yang
yang lobih aulentik dan tidak torlalu bersifal Plni.o. Karena alasan momiliki keberadaan tersendiri dan yang l11embuluhkan tubuh un-

I
]b11 Rusho, yang mcnjadj turkenal snbagai Sang Komenlatol', KClllILld'i" kebel'adaannya. Jadi, pad a saat kmnatian, baik tubuh n1aupun jhva
mmnperoleh penghormatan dan popularilas yang luar biasa di Ban-lt. ,seorarLg menjadi tidak ada lag;' Gagasan ini tidak sosnai dongan ber-
kipun Dante, dalam Inferno, menempatkannya da1am Limbo, open.gajaran Kriston yang mcmdnkung gagasan Plato tontang jiwa yang

I pertama Nernka bagi jiwa-jiwa yang bolul11 dibaptis, Dante 'ULLC°'lll)latc


kan Eushd bnrsama-sHma dnngan yang terbesnr dari sumua pmnikir
Krislen, yailu Euclides, Ptolmneus, Hipokratns, Avicenna da11 Galen,
menynbutnya sebagai ella'} [51'on comanto (konfontator besar).
' soperti halnya gagasan itu tidak clapat diterima di huangan Muslim.
'[ctapi konsop-konsop tortentu ini yang tampaknya\tidak sosuai de-
banyak fllsafal yang mendasari pengajaran Kristen merupakan an-
yang jauh hll'ang serius dibandingkan ill1can1anl yang lebih fun-
Meskipun rekan yang mcnycrtainya meinberikan pongarub positl[i2 daTi panclangan Aristoteles tentang pengetahuan.' Negara-negara
Aristoteles aeap kali sama-sama dianggap tidak dilerima di banyak Latin menghadapi tantangan yang SBl1la dongan yang telah diha-
gara Kristen seperli halnya ia eli dunia Islam ketika ia pertama kali AlJl ""WoH Muslim hanya beberapa abad sebeluml1ya. Sisl8111 pemikiran

di rlllnah Arabnya. Baik tradisi Islam l11aupun Kristen berjuang 1l113lUaii somata-mala merupakan alternatif ras10na1 bagi pengetahuan
sukkan kosl110S Aristotelian yang terdiri dad unsur-unsur abadi dan dinyatakan/di\lvahyukan daTi tradisi keagan1aan. Pandangan tontang
takdirkan unluk benIda selal11a-Iamanya karena unsuJ'-unsur "",'''UULljo mgetahuan ini memungkinkan filsafat Aristoleles berdiri pada pijakan
link n11.1l1cul pad a suntu waktu lertentu dan akan dmnikian .seter11SrLvn yang sclara dengan t8010gi dan muncul sebagai saingan bagi kaji-
lni bcrlen1angnn dcmgan keyakinan Kriston maupun Islam pada suei. Scbnah dilema timbul dalBl1l lingkungan kehidupan inte-
ynng mcnciptakan dunia yang fann ini dad kekosongan, Demikian Eropa: dengan l11engasu111sik~Ul validitas pendekatan Arisloteles
kcdua tradisi tersebut 1erancam gagasan Arisloteles tenlang l'cnggeroal( pengetahwU1, orang dapat mcngikuti metode-metode teologis dan
U1ama sebagai dewa yang Udak berubah untuk selnma-lan1anya dan pada satu kesimpulan, atau mengikuti 111etode-metode filosofis untuk
ngan demikian lidak dapal mencampuri korja kosmos yang berjalan pada kesimpulan yang berbeda; keduanya 111engklairn diri sebagai
ngan sendirinya - suatn kosl11oS yang diciplakan unluk ada SeJlanlarlY~ benar. Ini meru.pakan munculnya kembali tantangan yang dihadapi
atas dasar hubungan s8bab~akibat Dalmn kosm05 ini, tidak ada tcrnp;jfc? Kristen awal dalam Zeill1<ln Nooplalonisme, portarungan klasik un-
bagi mukjizat, bagi Allah yang bertindak alas nama ciptaan di sualu memperoleh oloritas, persaingan anlara Alhena dan Yerusalcl11.
lu dan tempal lerlenlu ~ unsur uta111a dalam lradisi Islam maupun Dengan 111ulainya revolusi ilmiah abaci ke-17, Eropa perln menilai
ton. Unsur-unsur lain yang mengganggu dalam si8lom Aristotcles warisan Islamllya. Pada abad ke-14, ChancoI' (kunmg lebih 1340-
tolah menimbulkan perclehatan sengit dalam dunia Islam beberapa telah memberikan tempat t01'hor111a1 kcpada tujuh ihl1uwan dan
sebolumnya timbul kmnbali di Eropa tcrkait dengan terjomahan Muslim dalum kal'yallya Cczntcrbul'lY To}us' (Dongeng-dongeng
but.. Misnlnya, leorHeori astrologi yang menyerLai filsafat Arislolele5 lllL3lli:'> yang moncerminkan slatus orang-·orang ini yang pada
ajarkan bahwa tindakan dan kehendak lnanusia dipengaruhi oleh ,nuL11nya dapat ditorima menurut pandangan Eropa, suatu penilaian
objek surgawi dan dengan dCl11ikian berdampak pada gaga san KristE'W positif lerhadap sU111bangan-sumbangan meroka pad a abacl perte-

Menjembatani Sajns dan Agama Islam Tradisianal dan Sains Modern


rigahan. Tetapi dalam penilaian yang bam, Islam dan kaum mU'J.!nl dt dan Sains Modern
buang dari ingatan Eropa sebagai pemain utama dalam memajukan ""ileum yang cennat terhadap hubungan antara Islam dan sains meli-
ins, peran mereka dikecam keras secara tidak adil sebagai warga penjajakan hubungan antma Qur'an dan sains. Menanggapi kos-
kelas dua - posisi yang akan lertanam knat dalam lingkungan sains Big Bang, misalnya, para cendekiawan perlu merenungkan ha-
rat selam8 hampir lima ratus tahun, yang barn dapat didongkrak hubungan antara asumsi-asumsi fundamental tenlang kosmologi
penilaian abad kedua puluh yang telah mengalami pernbahan. dan kosmos memuut Qur'an, akar metafisiknya, serta stl'llktur
sans menimbulkan reaksi keras terhadap Ibn Sina. Leonardo da

I
. Demikian pula, dm'ipada hmlya memperdebatkan kesesuai-I
menolak ilmu anatomi Ibn Sina; Paracelsus membakar Kanan di atau ketidaksesuaian antara Islam dan teori evolusi, pertama-tama
, Harveylah yang menurnnkan Ibn Sina dari takhtanya dongan mClllerbif hm'us menjajaki dala Qur'ml tentmlg ciptaan, kehidlipan, kematiml,
kan teori barn tenlang peredaran darah pada tahun 1628. kebangkitan secm'a menyelurnh dml kemudian mempelajm'i prinsip-
Revolusi ilmiah segera diikuti pendudukan dan penjajahan yang Inendasari teori evolusi. I

an besar dunia Islam. Proses ini membawa han1pir seluruh dunia Penilaian terhadap Qur'ml dan sains ini melibatkan perlanyaml-per-
di bawah pemerintahan kolonial Eropa. Selama masa penjajahan, epistemologis dan hermeneutis. Pada akhirnya, wacana tentang
si ilmiah Islam dicabut dari lahan inleleklual, dan sains Bm'at unan.aIn' dan sains hartls dibingkai dalam teori-teori pengetahuan yang da-
untuk menggantikannya. Pada "vaklunya, hal ini menghasilkan lingktl~. i diterima Islam. Berbagai upaya tertentu akhir-akhir ini untuk menu-
an kita sekarang ketika Islam dan kaum Muslim harus bernegosiasi 'penaisinlll ilmiah tentang Qur'ml (ai-Tafsi)' ai-'iimi), misalnya, telah ga-
ngan sualu wujud (sains modern) yang tidak mengambil bentuk km'ena mengabaikan lradisi yang telah berlmlgsung empat belas abad
lradisi intelektual Islam. Inilah situasi historis yang ganji!, yang alasan bahwa fakta-fakla ilmiah barn menentukan pendekatan
ma bertanggung jawab atas timbulnya arus skizafrenik dalam dUllia'il; sama sekali bm'u terhadap hermeneu[ika Qur'an. Ini pada umum-
miah kontemporer lentang Islam dan sains. Pada ujung spektl'llm disetujui oleh kebanyakan cendekiawan kontemparer. Mereka
satu terdapat cendekiawan Muslim yang borsikeras bahwa sains p8110apm bahwa tradisi hermeneutika Qur'an yang telah berlangsung
limbul secara langsung dari tradisi ilmiah Islam yang diwarisi 1400 tahun memberikan cukup bmWak pedoman dan prinsip-prin-
da ujung spektrum yang lain terdapat para condekiawan yang clasar bagi setiap penafsiran baru, dan setiap usaha untuk 1118nafsir N

sains modern seluruhnya sebagai wujud non-Islam. Tetapi pe;110Jaka. kembali ayat-ayat Qur'an harus herakar dalam tradisi ini. Ini tidak
total ini pada akhirl1ya lllenlpakan tindakan yang naif, karena kemungkinan bagi penafsiran bal'll, letapi ia berupaya untuk
mereka yang menolak hiasan sains dan teknologi Bmat modern, ~mbmlgl n penafsiran yang bal'll itu di atas dasar yang kokoh. Demiki-
dapat hidup tanpa mereka. Di antma dua kutub ini, muncul selkell)ni" bahwa Qur'an !elah menjadi fokus sains yang berkesinambung-
pok cendekiawan yang bel'llsaha keras merumuskan dan menjajaki seliap penafsiran bmu membuluhkan dukungan tradisi yang le-
bungal1 yang sehat antara Is1a111 dan sains lnodern. berjalan lama ini. Jadi, dongan mengandalkan dua tradisi yang ko-
ini, orang dapat monjajaki hubungan anIma kosmos menurnt Qur'an
m8num! pandmlgan sains modern dengan keyakinan yang cukup un-
tiha pada pomahaman yang benar.

Menjembatani So ins dan Agama Islam Trodisional dan So ins Modern


Kosmos menurut Islam rnemiliki ciri-ciri utama yang smna . dengan meningkalkan staLus 111ereka dad sekadar bel1da ((~shy(1')
yang tercinpat pad a dua agama Abraham yang lain, yaitu tanda (ayat) yang nynta Iransendcn (o]-Hoqq), yang ba.~al~"l1~~l~
Krislun. Dalam ketiga keyakinan HlOnoteisiis ini, Allah adalah totap me1an1paui mnreka, Jadi, ketirnbang sekaclar l~H-mJdClJ U)d~-_
segala sesuatu yang ada. Dalmn agama Islam, karya kreatif Allah, "ayal-ayat tanda" dari Qur'an memiliki urgnn..-.a sangat kUdt

I
lui perintah yang soderhana, KUll ("ladilah"), monjadi pokok pnrhatian kila pada apa yang b8l'acl<l di {ltas f(;.no111em1 yang
:"T11811 J'lK
H
kosmogoni Islarn yang menjelaskan ll1odalitas-modalitas ciptaan. Kenaikan derajal inilah yang membuat unsur-unsur yang sn-
ciptaan 111enufut QU1~an, perlu kita catat, nlencclisup dunia fisik clu.·nia. almniah - p8l'ubahan yang t.eral~lr ~~~n'i Sif-ll1g,I.1~e~~j~di Ina~

I
. non-fisH:; semuanya seem'a ontologis berhubungan dengan - dan
eksislGllSial horgantung pada - Allah.
I--Iubungan intrinsik di antal'a berbagai aras keberadaan illi
ubah kmnajmnukan berbagai penmnpllan menjadi sebuah kesatuHn,
lumbuhnya pohon ek yang besar dan blJl yang kccil J8uh Ie
sekadar fenomena alam yc111g terjndi mennrut hllkum-hu··
Rla111 terlentu.
~iPHndang dari lradisi Islam, sains yang mnnjajakr berbagm aspck
.

sar akhir dari keterkaitan di al1tara mereka pada aras keberadaan alamiah sebenarnya mnnjajakj Hspek-aspek kosm.os "h~nggal nlD··
adal"h kelol'ganlungall ontologis mereka kepada Allah. ladi, dunia Qur'un. Kosmos ini terdiri dari sel11UH ~'ang ada bmk iISlk .n~(n~~.m,~
berhubungan ~engan semua aras ciptaan yang lain. Dasar ontologis , , mennfllt" rancangan agung, yang cl1rencanakan dnn (hJd~s:lnd
sanl{1 ini memungkinkan tradisi ilmiah Is]am Inenjalin hubungall olch sang pencipta. Wnlaupun Lujl.lan akhir kosmos yang dlclpta-
menggunakan bahasa wacana yang sama dengan berbagai U'''j.'Hfl menjadi bagian dari rahasia Allah, Qur'an m(-megask~lll bah~a
ngctahUHl1 lainnya, yang semuanya tcrsusun dalanl suatu bierarki mnnemukan ll10dalitas yang melaluinya 111am bekel']i1. QUI' an
Xesatuan keboraclaan (nksiS1.ensi) adalah tema Qur'an yang l~ngaraJl!Gll1 perhatian pada keteraturan, kebaikan, dan rancangan bnl'-
ulang kali muncu1 yang menghubungkannya dengan konsep Ul<lltlan proses alamiah ynng taIllpak mela1ui contoh-contoh .konkre~ ,~I~U~g
yaitll 'l(lllhid, Kmnallllnggalan Allah. Mellliliki hubungal1 onlologis dad dunia alamo Proses-proses ini l11asuk dalam bldang dlslphn
sedmnikian rupa dengnn dunia Hahi, dunia a1am mcnjadi lebih yang berbeda-beda, antma lain astronomi, ilsika, .~11,ateI~1a~:ka, .~eo~
da sekadar wlljud fisik seperli apa adanya, tetapi ia menjadi tanda dan botani. Apabila dipolajari d.alarn konteks 111n1nflslk 11181Ck8 ) ang
jamak oyat) yang mcnunjuk pada malitas transenden yang mel[llllpm proses-proses ini rnenjadi saral1(\ ul1tuk memperoleh pengctahuan
dirinya scndiri, Transendensi ini secariJ semantik bcrkaitan dnngan apa yang mnlnmpnul hukum-hukum. yang, nle~l~at~rnya. l1~~bau­
ayat Qlll"all yang juga disebllt uyol. Tolapi bubllngall yang elegan untuk 111crenungkan proses-proses alamHlh llll dmlang dCllgan
dunia almn dan dunia Allah ini jauh lebih daripada sekadar IUlOtlllg.an; sede111ikian rupa sehingga bidang waktu dan l'llang \ompa1. .du~
semantik. IIubungan ini adnlah ciri pnnting dari 111elafisika alam alnm berada tampaknya mcnnbentuk apa yang sebenal'nya mCn)acil
rut Qur'an yang memb(mgun hllbungan yang tak dapal dicabul eli belakang a1a111 se111es111 111enurut Qur'an.
1'a bcrbagai aras ciplaan dengan mengaitkannya dengan Allah Yang lIulmngan int.rinsik inj membuat drama penciptann, keberadann, ser~-a
Iipllti segalanya (ol-Muhoel) dan Mahalahu (al-Wcom) yang berada , Illoml t8l'hadap penyaLnall/wahyu .-. eli IuaI' kehencitlk InanUSIa
at.as dan melampaui smnlla konsepsi 111anusia. _ Inenjadi suaLu kElutuhan terpadu yang secma khas terpas(]ng
Kanma sernua hal ada melului dan karnna Allah, kol81Wlil1lungat) dunia 111ctafisika kendati bnroperasi dalmn 1atm historis, H_ubung-
111ercka padn sang pencipta secant serentak juga 111cmbuat mereka men~ lll-hubu·Jl~:an ini menjadi jelas keUka ayat-aynl tanda chpandang dahm1

Menjembatani Sains dan Agama Islam Tradisional dan Sains Modern


konteks toma ponciptaan menurut Qur'an - sebuah konteks yang
berikan kepadn kita kerangka fundamental bagi pengkajian apa
lah disebut sebagai tatanan religius dari alamo . 'Ja!l ]Jaramcter
~, . umum untuk menciptakan berbagai model .dan Pme-
QIll"an lidak bcrisi lcori kosmologi llsik eksplisit apa pun. alla Y'lng sesuai dengan hubungan antara Islam dan SaIns. ara
wac ( .. d I

I
apH yang dinyatakan kembali aleh Qur'an adalah bahwa kosmos Muslin1 dan cendekiawan agama perlu Inelibatkan dIn a am
ontologis tergantung pada pemeliharaan dan kehendak ilahi dan historis dari sains Islam, termasuk penilaian ulang terha-
transisi dan lransmisi sains Islam ke pemikiran Eropa. M~ng~in yang

I
ia ada hanya selama jangka waktu tcrlentu. Ini tidak berarti bahwa
ayat tertcntu dari Qur'an yang menyebutkan proses-proses fisik penling, para cendekiawan yang ingin menJembatam Islam dan .
.. lidak relevan bagi waeana tersebut. Contoh ntama adalah ayat berikuL harus melakukannya dalam konteks kajian yang pe~a lerhada~ pan-
"Apakah orang-orang yang kafir tidak mongetahui dunia QIll"an dan sesnai dengan tradisi inleleklual Islam .. fugas
langit clan bnmi itn kednanya dahulu adalah sualu yang padu, BmiJa:L1gIJII jmnbatan ini melibatkan pengambilan darf berbagm SU111-
an Kami pisahkan antma keduanya. Dan dnri air Kami jadikan sains Islam: hermeneutika QIll"a:n, skolaslik [kalam), lradisi filsafat dan
sasuatu yang hidup" (Q. 21:30), yang sering dikutip untuk mcmdukilIi - yang semuanya telah berfungsi ll1enjelaskan pandangan Islam
toari Big Bong. Daripada sekadar berupaya mengkoreiasikan LeeH'I-teoi hubungan Allah dengan ciplaan, dan sesuai dengan pandangan
sains dongan leks-leks Qur'an tmtentu, para cendekiawan yang m()Ugka , hubungan Islam dengan sains.
ji wacana {entang Islam dan sains harus menompatkan wacana
dalam konteks tema-tema Qur'an yang luas. Kontekslualisasi
harus ditekankan.
Kehidupan, scperti kosmos, timbul dari perintah ilahi melalUi
tu proses yang dijelaskan dalam banyak ayat yang tidal< mellyangkal
pun mengukuhkan teOl'i-teori modern tertentn. Teka-teki "0"""'I'O,,t';>
kelahiran (digambarkan sebagai sobuah embriogeni dalam beberapa
hap, Q. 23:12-14; 40:69), kematian, kebangkitan, dan kehidnpa:n sesuaal,
kemahan - disebutkan secm'a terperinci sebagai fakta-fakla fU:l1d:nnel\J
tal. Sehubungan dengan tindakan ilahi dan kehelldak bebas m:mllsia,;
Qur'an memberikan manusia (dan jin) pilihan moral untnk mt3n"r1(1)a{
atau menolak kepercayaan ilahi, menentukan batas-batas legal ke.giala!!"
Inanusia, dan mGll1berikan kepada manusia kebebasan untuk m(lll1:ili.h }
di antara dua jalur tersebut (Q. 90:10).

Menjembatani Sains dan Agama


Islam Tradisional dan Sa ins Modem
1I,.
rlmlgan sains, asul11si-asumsi dasa]' tentang sifat interaksi sains-
elilinjau kembali,
',QaiIllana kira-kira peninjauan ulang inj dapat dilakukan? Dalam
I~
t··

Buddhisme dan
Sains:
. says menganjurkan tiga langkah. Portama, guna rn81nbav·,ru kepe-
ag mna Buddha yang 111endasar ke dalanl pernbicaraan dc-mgan sa-
I'
i1.. '

per-I
"
perlu terlebih dahulu mmnbenahi lahall intclektual yang eli atas-
latar Belakang ;

Historis, Perkembangan
antma sains dan agama Buddha akan dibangun. Bagian 1j
Kontemporer
ini akan rnembahas tugas ini. Penibenahan lahan intelektual
penjelasan tOl1tang beberapa isu utama, aSUlT~i, serta termino-
~
:1

Richard K, Payne digunakan dalanl menlbahas hubungan anima aganla Buddha

{S:ete,]ab sebagian lahan inleleklnal ini dibenahi, langkah keclua da-


III
proses 11181ubangun dialog konstruklif antara aganla Buddha dan ,
1:1

melibatkan pengajuan pertal1yaan sebagai berikut: bagian mana da-


K(~t~k~l v\~acana tontemg hubungnl1 Hntara a J ,_ " tradisi agmna Buddha yang tampaknya dapat menerima atau terbu-
l1uhb sOJarah panjang b'lru 1)'ld' b 1 ga111d Kllsten dan sains ,
, d ' J' { - { d a ae yang hIu 't B d Jel.'nacrap dialog dengan sains? Bagian kedua bab ini luenlbahas per-
cen eloawan Buddh'l l' , ' U l l l d . u dha dan
j' , ' mu ill mempertimbm k h b yang nlana yang dapat dijawab dengan memperti111bangkml ber-
(iSl keagmnaan mereka send' ":l . .,. 19 an u ungan antara
sajns modprn lni r 1 ] I ' ~1l (an ]an]l-]anji serta ' pcrisliwa interaksi konstruktif sepanjang sejarah agama Buddha,
", le a ( Jerarll bahwa behllll . d ,'" ' mgKaJlGn ini disusun agar clapal mengembangkan scbuah lipologi Im-
an antara Buddhismo d' " ' - a a se]Cuah pan]ang hubll.Ol>ii
. .' dn Sdms, Namun domiki 1 b Tipologi ini, yang memberikan garis besar eara-cara yang di da-
J<-lrsng diprll1ciang clari sudut" , , ' ,> an, lU ungan ter'selln!.
Oleh sebab ilu b"nY'lk 1, "k Wdcana lontang agama dan sains" aganla Buddha tampakl1ya terbuka bagi waeana dengan sains,
' ( ( {dJl arya akhir-akh' " . lllaruf:nya menyediakan lahan yang terporcaya yang di atasnya dialog
bnial1g sains dan aga111'1 m ki ( I I 1111 yang dllakukan
, , , es pun slgmflkan b' 'd" dibangun,
rang mempertimb'lllgk'll b k k oped 1 ( d g l lnnya send in '
( ~ 1 anya
Bahwa banvak W'l("Ul'l i t ~ Ian utama agmna Buddha. Langkah ketiga dalmn membangun dialog konstruktif melibatkan pe-
" . (~( ( en ang sams dan ag' 'd' bagaimana para cendekiawan kontemporer telah mulai memba-
aSUl11S1 dan kepodulh.n kl HIlla ISusun Inenurut
' lUSUS untuk tl'lciIsi t t' d Yal.lg',an k81nbaH wacal1a aniara sains dan agmna agar dapat seeara Iebih
too 1Ogl Kl'lslen 1Hda k1 ' , els IS pa a umumnya dan
" , ( { 1Ususnya, hal ini da]Jat d' '1, ' ' mEHn:3d"i mempertimbangkan kepedulian agama Buddha yang menda-
kldn, kepedulhn fu d 1 . _ IPd 1dml. Namun demi-.
( n 3lnonla p8111Ikiran B Idl Bagian akhir bab ini mengambillangkah lersebut. Bidang kerja yang
b.eda dad yang dimiliki ag'lm'l v''', . (1 H( la seeal'a substansial ber~
, \'1 1 ( ( '-11s10n (an tradisi-t" j' . - ' . Sllllllll)(,[lll bagi para cendekiawan kontemporer adabh dialog antara aga-
111. '\ n aupuIl pan. cenel k' ' ld( lSI t81StiS yang la~
' , e rawnn Buddha d'II) tIl ' .' Buddha dan ilnm-ilmll kognitif, filsafat mengenai pikiran (philoso-
I 1 \l\ractllla yang dikemlYl)k 1 1
{C { ( a Je alar dad model-mo-
d, ' (ng an c A 8111 hubul1g'Ul' l' of mind), serta psikologi.
an smns modern Agar l11(-'J'(:'ka d ' _ _ c an dra agama Kristen
. ,,( apdt sepenuhnya men1asuki dialog kons- Banyak literatul' papuleI' telall In81nbahas berbagai persamaan di an-
tara beragaln pomikiran keagamaan Asia dan teod-tead fisika tertentu,

220 Buddhisme dan Sains: Latar Belakang Historjs, Perkembangan Kontemporer


Namun dmnikian, klaim lcrhadap pcrsamaan ini. tmnpaknya 'W:Ja:sarb, ,li,""'")'''
akan clapat mengcmali kcsamaan yang signifikan antma pa~
pad a lidnk lebih dari snkadnr analogi dengall nuansa yang kUrang berikut clan komiilnen keagamaan moreka scmdiri.
mad ai, yaitu doktrin Buddha digambnrkan agar tampak sepemlI1l1Y'r.s~
suai dc-mgan teori-teori fisika kontomporer. Analogi-analogi ini
~iJ\IJe","u Lahan

I
berganhmg pada canH~arH tertentu dalam mongungkapkan doktrin
dha, yang lllengharuskan penafsiran selektif, dan dengan demikian dialog antara agama dan sains tidak mclibatkan agama Buddha
ningkatkan kadar kesamaan yang tamjiak Lagi pula, S81',ingn y a seperli be,b erapa tradisi lain, lahan, ,inte,',lcktunl(,perlU di~

I taan ini acap kali mengambil doktdn dari konteks intelektualnya


ri. Akibatnya adalah bahwa dialog sejati anta1'8 agmna Buddha
yang dipraktekkan dan sains menjadi dikompromikan. Sebaliknya,
kembangan akhir-akhir ini dalam agama Buddha dan ilmu kognitif,
. terlebih dahulu - untuk lebih men genal mud all - sebelUln mulm
mhnngun. Proses pembenahan lahan ini me}jbat~an (1) meninjau
cam-caw yang di dalamnya panorama Lelah disalahartikan dan
clemikian digmnbarkan secara keliru - kosalahqn-kosalahan yang
salnya, dipahami secara lebih peka dan, seeal'a signifikan, tctap lengh 'lmllJatkonslruksi yang kokoh; (2) membuang rnruntuhan kesalah-
dengan prioritas pemikiran Buddha sendiri. ahilITIan ini dcngan merumuskan istilah-istilah, yang akan memung-
CataLan pendahuluan terakhir perlu dibuat tentang kesulitan kitn meninjall lahan secara lebih cfcktif; (3) mcneal a! bcberapa
gambarkan tmelisi Buddha. Tidak ada penaLsiran "ortodoks" tentang ulama di "vilayah agama Buddha yang perlu dimasukkan da-
mikiran Buddha. Jadi, lidak akan ada agama Buddha tunggal yang rol.1"''''/;'''' konstruksi kila.
dijadikan aeuan. Agama Buddha yang digambarkan siapa pun tidak
lebih daripada agama Buddha seperti yang dipahami orang yang Kembali Panorama: Tidak Bersifal Apo]ogetik aiaupull
sangkutan. Atas dasar kenyataan ini, pembaca perlu l11I31Yrp"rtiimbang]bt)
bahwa sepanjang bab ini, apabila saya berbieara tentang "Agama klaim bahwa soluruh lradisi keagamaan mendukung alau meng-
dha", ini adalah cara singkat untuk menyebutkan "Agama Buddha sains pacta umumnya tidak lebih dari sekadsl' strategi retorik
ai dengan pemahaman saya", Bacaan saya tentang agan1u Buddha ider'hmla yang dimaksudbn untuk tujuan apologe!ik atau polmnik. Bab
dimaksudkan untuk menjadi normatif atau esensialis. Dengan kata kedua-duanya. Klaim-klaim yang sudsh jelas smnaC<lln itu
bacaan ini jangan dianggap sebagai klailn tentang bagaimana oCHd,m,,:(
"",1o,·",.w tidak bersifat historis, mengasu111sikan hakikat tertenlu yang
nya agama Buddha itu, atau sebagai klaiIn tentang hakikat agama bornbah sebagai ciri yang·menandai baik agama Inaupun sa ins
dha. Di samping itu, saya tidak bermaksud agar dengan gamb81'an kemudian seeal'a selektif mengacu pad a bukti historis guna n1r:mdu-
ma Buddha yang berikut ini dapat ditentukan mana yang agama posisi yang diambil. Mulai dad pandangan esensialis tentang tra-
dha dan mana yang bukan; saya pun tidak beranggapan bahwa dan bukannya meneliti bagaimana sebellarnya hubungan-hubungan
pun yang mengidentifikasi did sebagai penganut agama Buddha sudah berlangsung, posisi apologetik alan polcmik l11embangun
menyelujui solurnh yang akan saya kalakan. Objek "Agama Iill'Oana lenlang akibat yang pasti akan timbul dari 5i1'al ulama itu.
sangat beragmn lorgantung pada cara seseorang ll1clibatkan diri dE:nga.n" l,gLlmen semacam itu dikenal dcngan istilah a priori alan TetT()(iikt1j
tradisi itu, Dengan pembatas8n tersebut, kiranya cukup apabila baL!1vaK(, Sebuah conloh yang di dalamnya proses esensialisasi ini dapat di-
dari mOl'8ka yang mengidentifikasi diri sebagai penganut agan1H ""UUI"" , adalah serangkaian kajian Joseph Needham yang terkenal tenlang

Menjembotoni 50in5 dan Agoma Buddhisme don 50 ins: Lot'ar Belakong Hist'on's, Perkemhangan Kontemporer
rupa sehingga lnencapai puncak dalmn sains cksperimental dan
Soins dOll Peradaba17 di Cinu. Kajiannya adalah argumon polernik apabila nlasyarakat lidak berkembang dengan eara dernikian,
wa kegngalan Cina unl~lk mencapai "1'ovolusi ilmiah" adalah nkibat ses uatu pasti seeara merugikan telah menghambat perkembangan
nIuh yang l11cmghmnbat" dari npa yang dicluga snbagai Dad kosiInpulan tOl'sobut, ia molihat ko belakang untuk mon-
keccmdel'ungan dunia lain dari agama Buddha. ]a n1enegaskan pGlwebabnya, seCal'a relrodiklif menelili berbagai aspek agmna Bud-
balwvu clunia tidak nyata (doktrin maya) monghalangi U111at . '. dalam usahanya nlongidenHfikasi biang keladinya. Ini adalah kon-
tuk dapat secara aktif mclibatkan diri dnlmn penelitlan empirlk dan
lcntang kemajuan budaya scbagai perkembangan unilinear, pan-I
E.1I.1 ~nm.lgel1ai dunia lail.1 dari tUjua.l1 m:rvan.(] (akhil'. penderitaan)

I
lain yang seeara historis lidak dapat diperlahankan, .,
. halangl umat Buddha untuk dapat mehbatkan diri dalan1 . . Meskipnn penilaian polemis Needham lentang aganla Bnddha meng-
tekno:ogi yang berupaya moningkatkan kondisi manusiH di dunia ini. nnt)arl,"n hubungan negalif dengan sains, banyak jenls masalah yang
. (:Jamban:n yang molatarbnJak,mgi arg11mon ini adalah gambnran juga akan ditenlukan dalam upaya-upaya apologotik untuk 1110-
lomahs Inggns tentang agam,HJgama India sebagai yang m'mI5aldl:latl(,,~: ,egasKEJl1 bahwa agama Buddha 111el11iliki hubungan ya;lg jolas-jelas po-
budaya kepasifan, sebuah gambaran yang digunakal1 untuk mel1lb'lIl"iC dengan sains. Argumon semacan1 itu mungkin menegaskan bah\va:
kan penginjilan dan imporialisme. Secara lobih khUSllS, Needham
Agama Buddha kondusif bagi sains;
perlihatkan agama Buddha dapat dimdllksi menjadi scbuall hakikat
AWllna Buddha selaras dengan sains;
gal yang tak berubah: doktrin maya dem nirwaIlH. Dengan' . Ag8ma Buddha te1ah monen1ukan apa yang baru sekarang diketahui
agama Buddha digambarkan sobagai yang mengaj3rkan bahwa
kadang kala disebut "81'gu111en kearifan kuno".
eksistnnsi adalah ilusi yang darinya orang perlu melepaskan did -
~11ongacu pad a beragam bentuk agnma Buddha yang telah tampil ",gllIYlerl-argllII18n ini cenderung I11mnilih pandangan doktrinal torten¥
)tmg sejarahn~a. Kegagalan yang lerakhir ini membuat gmnbarannya mengg31nbarkan keseluruhan tradisi, 111enyederhanakanl1ya dan
ta11g aganla Buddha menjadi tidak historis dan dengan demikian ienlp"rl(lblkfml1ya sebagai yang sebenarnya berlaku bagi selumh tra-
dapat dipertahankan. Tidak hanya problematik mcnggan1barkan sepanjang sejarahnya. Argumen¥{lTgumen semaeam ini, yang dida-
Buddha pada dasarnya sebagai ajanHl tontang ilusi dan pe1arian, pada gambaran tradisi kengamaan esensinlis, dekol1tekstual, dan
Needl~mn jug.a tidak menanyakan apakah penafsirannya lentang . hanya dapat n1e111fH1uhi tujuan-tujuan retoril. Mereka tidak da-
dan nlnvana ltu akurat atau tidak. Sementara it'u, ia juga tidak menetalp":····.· 1118mberikan dasar bagi kajian historis tentang hubul1gnl1 yang sebe~
kan bahwa konsep-konsep ini mnat ponting daliUll sojarah agamH antara tradisi keagamaan dan sains.
elha Cina atau bahwa 111ereka sebonarnya memainkan pnran pada
~,aat yang 111enontukan dalam sejarah sains Cina. Sebaliknya, ia ml3I1jra". : )'\1'c,mZ)ufwg llel'untuhun: Deftnisi, PcmbedaUll, dall KIUl'ifikasi
Jlkan ,agama Buddha pada dasamya sebagai pandangan dunia yang pembahasan kita tentang sains clan agama Buddha, kitn perlu mem-
gatIf 1111 dan kemudian menarik kesimpulan dari premis (dasar pikiranl qersitika,n lahan dad konsopsi-konsepsi yang salah clengan merumuskan
yang meragukan itu bahwa agan1a Buddha pasti telah monghambat per~, penting dan membuat pembedaan utama. Portama, kits
kembal1gan ilmu eli Cina. men1bedakal1 nutura Ilmu Pengcl.ahuan/Sains (Science) dan iImu-
Akbirnya, mgumen lersebut tampaknya berasumsi bahwa budaya in, (sciences). Gagasan Ilmu Pengetahuan/Sains sebagai entitas tU11g-
telektual dmi Sen1U(l nlasymakat harus berkembal1g dengan cam bc'ue""," i

Buddhisme dan Sains: Latar Beiakang Histotls, Perkembangan Kontemporer


Menjembatani Saim dan Agama
gal yang merupakan kesaluan tampaknya merupakan prod uk IOUO",,,;, Apa yang disebut ihnu-ilmu ekspcrimental dikenai dua jenis pcm·
me akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, yang membayangkan -"'~'l'" . kultural dan praktis. Pcmbatasan kultural disebabkan oleh ke-
miah tunggal dan menyalu, yang di dalamnya semua penjelasan U"I)atc: sosial mengenai eksperimentasi terhadap ll1anusia, Kebiasaan-
setidaknya pada prinsipnya - direduksi menjadi fisika. Ketika para ;ebilasflan ini semakin ketal dikodifikasi ke dalam apa yang kadang kala
nuHs keagamaan menolak penjelasan ilmiah sebagai reduksionis, "protokol su bjck manusia". Pembatasan S8maeam ilu memba-
kali konsepsi positivis lcntang ilmu inilah - gagasan bahwa peJl1jelaS111r,( benluk-bentuk eksperimenlasi tertentu dalam berbagai bidang mi-
fisika adalah salu-satunya pcnjelasan yang sah - yang ada dalam

I
kedokteran, psikologi, sosiologi, dan antl'Opologi. Juga ada bebe-I
an ll1ereka, ilmu yang di dalamnya pembatasan terhadap eksperimentasi berla-
• Berheda dari Ilnm Pengetahuan}Sains, ada yang disebut ~'''~'"L: dalam prakteknya. Meteorologi, ekonomi, dan astroncfmi adalah con-
istilah ilmu-ilmu. Mcreka adalah bidang-bidang kajian kbusus dOlnga": .oh··CO:I1lC>ll ilmu observasional semaeam itu. llmu observasional tidak
(1) kumpulan pengetahuan yang terorganisir, (2) prosedur-prosedm nerlgl'a"JilI," orang membuat ramalan dan menunggu a\)akah ramalan
diakui unluk menambah pcngctahuan ilu, dan (3) biasanya mcmiliki dapat dikukuhkan (dikonfirmasikan). Namun demikian, dalam
minologi yang jelas. Perlu dieatat bahwa bila dipandang sebagai S8macam ilu orang lidak secara aktif mengendalikan situasi eks-
hadan tunggal yang merupakan kcsatuan, Ilmu Pengctahuan}Sains berupaya agar semua variabel kecuali salu lelap lidak ber-
lah S8suatu yang lain dari total kumulatif ilmu-ilmu. Dengan demikian, ilmu-ilmn observasional dapat juga lermasuk
Di samping pembcdaan antara ilmu-ilmu dan Ilmu reugetanUffilJ':: melibatkan diri dalam pembentukan teori dan pengujian hipotesis,
Sains, ilmu-ilmu dapat dibagi ke dalam ilmu-ilmu observasional dan metode pengujian hipotesis tidak bersifal eksperimental. Namun
mu-ilmu eksperimentaL Walaupun banyak pembahasan tentang baik ilmu-ilmu eksperimental maupun observasional sama-
dan agama cendcrung berpusat pada ilmu-ilmu eksperimental (yang memiliki komitmen untuk memberikan penjelasan yang sistema-
dang kala juga disebul dengan istilah ilmu-ilmu modern atau keras), terpercaya.
luk melibatkan kepedulian inti Buddha, orang perlu juga m{lmper.tiJ))-i: Perlu dieata! eli sini bahwa pemberian ciri kepacla ilmu sebagai pem-
bangkan ilmu-ilmu observasional (ilmu-ilmu tradisional atau )'JJ1l1u-i.lmll teori dan pengujian bipotesis ilu sendiri bukannya tielak di-
lunak), benluk-bentuk pengetahuan sistematik yang dikembangkan Di satu pihak, berbagai kajian telah berupaya mengenali
\,vat pcngamatan dan bukannya eksperimentasi. Peu1beda811 ini m{lmpel·;.J{ sosial dan budaya dari praktek ilmu. Di pihak lain, ada contoh
luas lingkup pemhahasan guna memberi ruang unluk m{lmpelrtirnb,mg:2/ di dalamnya berbagai teori yang bersaing sama-sama dikukuhkan
kan ilmu-ilmu tradisional, seperti yang dikembangkan di India dan hasil-hasil eksperimcntaL
yang jarang bersifal eksperimolltal, letapi menumbuhkan badan-t>adan} Penggunaan yang berbeda ini tercermin dalam beragam pengguna-
pengelahuan sisl81natik yang luas. Asumsi bahwa ilmu perlu diELTtik@ istilah sains itu sendiri. Banyak perdebatan yang tidak membuahkan
sebagai ilmu eksp81'irnenlal lidak bersifat universal. Ekuivalen IpE"Janarlj:. ,:' tOl1tong hubungan antma agama Buddha dan sains dapat dihindari
dari "ilmu" dalmn berbagai bahasa Eropa, misalnya Wissensc1wft Germ,m), serangkaian pembedaan lebih jauh berkenaan dengan islilah sa-
science (Prancis), scienzo (Halia), clencia (Spanyol), dan nailk (Rusia) Ii· Sains dapat dipahami dengan makna yang berbeda:
dak mcmgacu pada ilmu eksperimental itu sendiri, tetapi 1110ncakup sebagai kumpulan pengetahuan yang dapal dijadikan acuan;
rangkaian bcnluk-bentuk pengelahuan sistematis yang lebih luas.

Menjembatani Sains dan Agama Buddhisme dan Sains: Latar Belakang Histon's, Perkembangan Kontemporer
S(\ins sehilgni nwiodn unluk menghasilkan prmgetahuan }11cnunjuk pacla rangkaiall CnnH~(lnl yong saling ]J()J-kaitan yang de-

dijadiknn rlCU,lll; sains dilaksanakan, misalnya penyelenggaraall laboratorium dan
,l1v'a ll1 P:llJ",n pengetahuan ilmiah 11101al11i nsosiasi proii.';sionaL
I
• Silins scl:)(lgai lcmlJaga sosial; dan
Akhirnya, dalam l11embel'sihknn )'cruntuhan 11l1luk nwmberi rwmg
• Sains sobngni scpnrangkat praktek.

I
dialog agmna Buddha dcngan sa ins, materialismc rnctodologis hanls
:tvfasing"masing l1lHkna lcrscbut eli at.aslah yang kadang kala ~"'Uc,,\," be'Ii""" clari materialisl11e metafisik. Socara populer sering diasumsi~
apabila orang rmmgacu pada sains. Tanpa klarifikasi definisi atau
bah,wa sains perIn mclibatkan meiafisika mat8ri,HliS,' Baik (~HHng awa"n~

I
an definisi mana yang climaksud hanya akan 111engaldbat.kan ilmuwan memiliki asulllsi yang sama. Senloniara liu, sebagm .
.. an, K8em1'at katngori inl. saling tum1'ang tindih, sehingga kejelasan sistematik untuk menghasilkan pengetahunn, s~ins mungkin hm··
kin mnnjadi lebih 1'enling, l11alerialis secara meiociologis alau bahkan epistomologis dBlmll per~
"Pengotahuan ilIlliah" (scientific knowledge) adalah salah satu ira,m-pcrki,ra,annya, bahwa komitmen l11elodologis haIlus clibedakan dari
gunann yang paling umUln bagi istilah sains (science) dan sering (lmitllelCm motafisik apa pun yang bmasaJ darinya.
nakan .... socaTa kcliru -" dalam arti pengc:tahuan yang jelas benm Setelah mengadakan beberapa pembndaan tentang apa yang mlmg~
dak dapnt disangkal lagi. Pengertian sehari-hari sains sebagai "pasti dimaksudkan dengan sains, ciipcrh.).kan sGrangknian klarifikasi kedua.
mikianJnh kcjadiannyn" mOl1yelimuti budaya Amerika kontemporor. aniam ag;:una Buddha dan sains dibohani ole]l karikatur-karika-
nisnYi1, penggunaan retorik ini tidak mcmberikan ganlbaran yang IP'o"UW Buddha. Percakapan yang murni !idak clapat berlangsung sam-
tcntang kokuntan pongc:t.ahuan ilmiah. Betapa pun baiknya, sains [kollSepsii-konscpsi yang salah ini clibcrsihk,lll dnri \vilaynh dialog.
terLub untuk diragukan, dipertanyakan, di1'ertimbangkan, dan Konsepsi keliru yang harus ditangani porlama-lam<l aclalnh gagasan
ulang. Pcngetahuan semacam ilu berbeda letapi berkaitan erat agama Buddha secant oksklusif hanya mClllpeclulikan "dunia la-
pcrsoalan melode yang digunakan untuk mencipt.akannya, yaitu atau "pembebasan dari dunia fenomena" (t.orlihat di alas dnlam kait-
de ilmiah. lvleskipun biasanya disClmakan dongan okspcrimcntasi, dc:ngan klainl Needham bnhwa kcpedulian agama Buddha lorha-
tahuall ilmiah lobih cocok diicl8utifikasi dongan metode ilmiah ini- dunia lain ini hertanggung jawab atas tcrhambatnyn sains eli Cina).
bentukan teod dan peJlgujian hipotosis, menggunakan informasi ini, yang borlaku pada waktu Needham mnnulis bukunYH,
rik dcngnn hnsil~hnsil yang dapat divorifikasi seeara tcrbuka dan' . ditemukan dalam ban yak lileratur tentang ag-ama Buddha. Namun
hui UmU111. , sejak zaman Needham, pandangan ini secara kriUs tolah di-
Definisi sains dan penget.ahuan ilmiah juga per1u dibedakan dar:i ulang - gambaran tcntang agama Buddha ini dihasilkan olClh pe-
baga sosialnya. Scbagai saluan so sial, organisasi ke]en1bagaan dan lahanelan yang kacau tcniang dua pClnegasan: (1) bah\1\7H tidak ada inti
kungan mHsyarnkat pad a sains mempengaruhi pencarian peng,etahu~p" ~J'IlWl1"'1l yang Lerada secara terpisah (atau "diri", uimun) dan (2) bah-
nya. Dalam n1asyarakat Arnerika kontcmporer, lokasi institusional penccrahHn (ol.vakcning) melibatkan p81l1adamnI1 diri ("n10macia.mknn",
sains telah semakin boralih dari lembaga penelitian yang didukung Secant keliru lelah diasumsikan bahwa iui berarti pen cera han
ll1erintnh di pergurl.lnn tinggi. ke pcnelitian yang didukung pihak dari pemadaman diri (self-oxtinction). Tampaknya, scbagian be-
t.a. Lembaga so sial inilah yang climaksud manakala orang 1118nyalaflka~...•• ,hal ini disebabkan oloh kegagalan mcmbodakan anlara ngnmil 13ud-
sains unlllk peny{jkit~pnnyakit masyarakat kontmnporer, sepcrti dan konsep-konsep Hindu tcrlcntu lentang pernbub(lSan. Narnun
udara alau scmjat.a atom. Scmcntara itu, sains sebagai seperangkat

Menjembatani Sains dan Agama Buddhisme dan Sa ins: Lafar Belakang Hisi:oris, Perkembangan Kontelllporer
demikian, apabila tradisi ini d,ipelajari sncara ccrmai, akan tampak tersebut mengajark811 sebuah doktrin bahwa hanya pikiran yang
wa pencerahan adalah pemadaman konsepsi yang keliI'll dan kasih Vaitu idealisl1le Eropa klasik. Nal11un domikian, klain1 doktrinal Il1az-
salah tempat, bukannya pCl11Hdamall diri. VVnlauIJun tidak lerpisah, tersebut soeam lebih akurat digambarkan sobagai Inenegaskan ke-
baran jalan menuju pen cern han ini berbeda dari klaim on1010gi8 yang ]Jor1u antara pikiran dengan sen1ua pOJ'sepsi dan pcngeta-
tidak ada inti yang mcmiliki keberadaan tcrscndiri. lcntang keberadaan objektif - scbuah lema yanK akan kita bahas ke-

I
Karikatur kontemporer kaciua tcntang agama Buddha adalah
gasan b.ahW8 ia membuat kl.8im yang seem'a cfokEf idcntik dengan
im sains atau bahwa ag8ma Buddha benar-benar solaras dengan
- Versi agmna Buddha ini timbul dari gerakan-gernkan yang ber8\l\lal
•.

,_
ketika memporlimbangkall perkembangan kontemporer dalam
"'''''(lI1la
antm
,a agama Buddha dan berbagai disiplin ilnm, ,

yang Berb"da: Agama Buddha dan Kristen


I
paro kedua abad ke-19 yang sekarang dikcnal seeara kolcktif (jenQ:l~
v.raCtma tentang agmna dan sains, agmna han1piI: selalu disan1akan
sebutan "modernisme Buddha". Kaum modernis Buddha 111<8nek'1llIkan
agama teistis - jika tidak SOCal'a eksplisit dengan agama Kristen.
sifal 1'8siona1 dari agama Buddha dan sifal manusiawi dad
:elanjcltn:ya, banyak kajian akademik m8musatkan perhatian pada hu-
Shakyamuni, pendiri historis agama Buddha. Agmna Buddha eli sini
rmtma teologi dan sains, yang berbeda dari aga111a dan sains. Ba-
tampilkan terutama sebagai filsafat hidup, jalan untuk mencapai potenl;~<
monoteisrne Barat dan bahkan bagi aliran toistis dalam I-lindu-
si sepenuhnya dari keberadaan manusia. Gambaran humanistik ""UaIlg:
hal ini khususnya tidak menjadi 111asa1ah. Namun demikian, kon-
agama Buddha memuda.hkan klaim simplistik tentang hubungan
fundamental pemikiran Buddha seeal'a substansial berbeda dm'i
agama Buddha dan sains modern.
pll';ep,-kEm,;ep tradisi leistis, Tanpa mencoba membahas inti agama Bud-
Karikatur ketiga yang tidak begitu lazim, yang pernab melnas di
memang tampaknya ada beberapa hal dasal' yang menonjol yang,
langan akademik dan masih dapat ditemukan dalam p81nbahasan
tidak merupakan bagian pennanen dari panorama sejarah aga-
leI' lentang agama Buddha, menggambarkan agama Buddha sebagai
Buddha, solalu hadir pada banyak kesompatan dalam p81nbentukan
si odental dari idealisme negara-negara Barat. Di sini posisi-posisi
dan budayanya, Perbedaan dalam panorama konseplual klll'ang
fat yang kompleks dalam agama Buddha ditafsirkan secara keliru
oloh dialog sains dan agama yang bertu1l1pu pada teologi tradisi
na posisi tersebut dim1t~gap - tanpa masalah - salna dengan yang ada
Dengan domikian, dialog antal'a sains dan agama Buddha harus
lam filsafat Barat. Kategori idealisme - yang penekanannya pada
,en.l1lClva menonjolkan dengan jelas berbagai tonggak penling (landmark)
bungan korelatif anIma "pikiran yang melihat" dan "dunia eksternal"
agama Buddha,
secara kelil'll dipandang sesnai dengan gambaran Buddha tentang
Agama Buddha berbeda dmi agama Kristen setidaknya dalam tiga
kesadaran sebagai hal yang utama bagi pencarian pel1c8l'ahan. K"sesu,>!;
penting, yang mempengaruhi cara bagaimana agama Buddha berhu-
aian ini Inmnbawa pada penampilan semu bahwa agama Buddha
dongan sains, Pertama, agama Buddba tidak memiliki sejarah
n1iliki huhungan dengan sains yang sojajar dengan hubungan anEal'a,i
jerrnu.sul1an dengan sains, Walaupul1 latar belakang sejal'ah dialog kon-
idealismo dan sains. Salah satu mazhab pemikiran Buddhis India
emporm antara agama Kristen dan sains n10ngandung banyak kesesuai-
torpenting kadangkala digambarkan sebagai mazhab "pikiran saja",
khususnya pada abad yang lalu, ia telah ditandai oleh beberap8 per-
tu terjemahan yang terlampau hm'fiah dari namanya (Vijiia[;,Ull1ail"G,taJI./
Formulasi ini, "pikiran saja", kemudian secara keliru diartikan

Menjembatani Sains dan Agama Buddhisme dan Sains: Latm- Belakong Historis, Perkembangon Kontemporer
](edua, jnIan mOl1uju p()l1u;rnhan, yang pokok dalam agama nkan yang dapat disobut etislah yang membcmtuk karma.
,""",,_llll(

dipahnmi dcngnn earn y;mg srmgat berbeda dar] soteriolopi lain bmpendapat bahwa semua tindakan akHn Inembawa akibat
.. o .K1',·st
ell
1G1JliU1 j(-mtang kesoJamntnn. Ja1all menuju pencerahan tidak Der(j'1''''1. ba!1wa kategol'i "otis" sencliri adalah ciptaan sosial dan bukannya
pada keynkinan pada keilahian transenden ekE"t'ernal. Jalan itu , nlamiah. Namun dmnildan, dari kodlla penafsiran lersebut, U-
dcwa penciptH yang, pada l11ulanya, l11enelapkan tatanan otis

I
1a kesclamntall yang dat<mg melalui campur tangan eksternal
rah, Tetapi jalan mcmuju pencerahan adnlah suatu proses komudian juga bertindak sebagai hakim incliviclu-individu yang
untuk.-ln~:mgatnsi ketidnktahmm tent.nng bagaimana sebonarnya dunia . dAlam talimAn etis tersebu1. ;

I I,-et!ga, Intar bel<.lknng mite agmna Buddha tidak melibatkan


taan, soiJuah visi tentang sojarah natural yang memberikan
podulinn pada masabh ..masalah seputar asal-usul. Tidak adanya
an pad a penciptaan berarti bahwa dialog antara agama Buddha
.
"," Perbeclaan-perbedHan fundamental anta1'a agama Buddha dan tI'a-
, kcagamaan teistis menghasilkan perbedaan oriollt~sj dalam wacana
sHins.
Tugas terakhir dalam pembcnahan 1ahan dibutuhkan sebolum kita
ins sehal'usnya tidak mnmberikan pennkanan konsnptual pada pada pcninjauan cara-cara yang dengannya agmna Buddha, se ..
gi, kmnudian as11'o11sika, kemuciian kimia dan kemudian biologi. sejarahnya, dapAl dipandang sebAgai bersikaji terbuka (respon-
agama Buddha bermval dari limbulnya p811cerahan Buddha, yang terhaclap wacana dcngnn sains. Tugas ini lnelipuli pmnbodaan bagi-
batkan carn kUl'ja pikh'annya s011diri. D011gan dell1ikian, prioritas l_b,aglan utamH dari agama Buddha kontemporer: Theravada, Mahayana,
wacana agamn dan sains bngi agama Buddha adalah psikologi, ihnu Vajrayana, yang juga elikenal sebagai agama Buddha tant1'i. Dalum
nHit dan filsaf'at mengc-mai pikiran, kontemporer, pembagian ini pada umumnya digmnbarkan dari
I~a~ipada berlumpu pad a gagasan balnva dunia diciptahm, bagi pembagian geografis. Agama Buddha Theravada tOl'dapat di nega-
mo10g1 Bud dha, alum smnesta seporli adanya sekarang ini sudah Asia Sola tan dan Tenggara: Sri Lanka, Thailand, Myanmm'.
seperti itu "sejak dahulu kala tanpa awal". Buddha Mahayana tordapat eli Cina, Jepang, Korea, dan Vietnall1.
Dalam kosmologi Buddha tradisional, ada makhluk hidup yang Buddha Vajrayana, pada ulllumnya diideJltiflkasi dengan 'l'ibel
rupakall Inrl1111Sia Bl.lpm' (dc;\,va-dowa dan titan) waupun makhluk lYfongolia. Idontifikasi geografis ini terlalu disoderhanakan (simplis-
manusia (binatang, hantu-hantu yang kelaparan, dan para ponghuni dan oloh karena itu kegunaannya sangat terbatas. Misaluya, ada ga-
raka). Namun demikian, moreka somuanya, tidak hanya 111anusia, silsiJah Vajrayana di Cina dan jepang. Demikian pula, agama Bud-
tang, hantu yang kelaparan dan penghuni neraka, tetapi juga dew,)-dew'a''; Tibet dan Mongolia ada1ah benar-benar Mahayana. Situasi menjadi
dan titan, akan menjalani proses-proses alamiah yang sa111a, Apa rumit oleh kenvataan bahwa banyak biaral'Jan Mahayana meng-
ulama bagi konsepsi Buddha tcntang proses-proses alamiah ini sU111pah yang s~n1a sobagai bagian dari proses inisiasi seperti ha1-
gagasan tent<111g ka1'111a, yang bermti tindahm, yang mengidontiflkasi biarawan Theravada. Karakterisasi khas dad pembagian ini banyak
tu konsepsi bahwa tindakan seseonmg l110mbuabkan hasil, yang mem- oloh kcbctulan sejarah, ka]'0118 bergantung pada apa yang
pcmgaruhi orang lain maupun dirinya sendiri. perhatian penulis yang bcrbeda, pada \l\laklu yang berbocla, sa-
Ada perdebalnn, baik soeHm hisloris mf1upun dalwn ponafsiran kon- seperU halnya mereka merupakan cerminan siluasi yang sebenar-
tempoI'm 1110ngenai pomikinm Buddha tentang tindakan-tindakan mana Masalah lain sehubungan dengan konsepsi pel11bagian geografis cia-
yang akan Inembmva akibat. Salah satu penafsiran adalah bahwa '''''H'' agama Buddha aelalah bahwa 11lereka SnCClJU implisit mmnperkuat

Menjembatani Soi!7S dan Agama Buddhisme dan Sains: LataI' Belakang Nistons, Perkembangan Kontemporer
konscpsi yang knUru bahwa llogara-negara bangsa kontmnpol'or
:at-Ilas,,, Tipologis (Pendahnluan): Bnkti Historis bag! K~mung­
bebcrapa hal Inerupakan entitas-enlitas alamiah yang l11en1i}iki
flubungan Konstruktif antara Agama Buddha dan Sams
keagamaan yang khas. VValaupun tidak dapat dihindari untuk
tentang "agama Buddha Cina" atau "agama Buddha Tibet", perin H1cmbenahi sebagian lahan illtolcktual ynng mungkin 1118nghal1~-.
bahwa acuannya di sini adalah pada buclaya religius, yang selahl wacana, langkah kedua dalam pros"s memban[lul1 dialog konslruk111

I
interaksi satu smna lain, dan tidak pacta negara-nogara bangsa 1ll<Xl<31'DI" agama Buddha dan sains 1110libatkan pengajwm pertanyniln, apa

I
Salama pmiode sejarah sepanjang lebih dari dua setengah tradisi agallla Buddha yang talllpaknya borsedia atau terb,uka un··
. dan melintasi begiLu banyak buclaya bahasa dan agama, tidak rnUl1Rki dengan sains? Soperti ynng disarankan di atas, hnlHlllgan
ada hubungan tunggal antal'a agama Buddha dan sains, Latar agmna Buddha dan sains seharusnya ti(~ak didas~lrkan ~pada klH-
historis bagi hllbungml antal'S ag81lla Buddha dan sains memboutang tulisan-tulisan polcmik atnu apologetik yang Jelas. Dalan: mLI~11:)~1g~1l1
\)
lewati dua budaya int.nlnktual Asia yang clominan, yaitu India dan . yang 1( lkol) (']oih
dhiog
(
antara ngarna Buddha
. _.
dan ,SHll1S,
..
bid;peJlu
;' .

dan juga clalmll budaya-budaya intelektual lainnya yang kurnug bmpCl'lilll]iJ<lll,:Kan berbagai model kcmlUngkman ll1l"raksl konsl1 uklli
ngaruh seperti Tibel, Korea, dan lepang, Latar belakang historis lll(llll])~ sejarah agama Buddha. Sejarah ini lllnmberikan knsan balnva
llgaruhi bagaimana agama Buddha digambarkan da]am Buddha torbuka bagi paling tidak Uga jnnis hubungan, dengan sa-
d011gan sains. Nfasuknya agama Buddha ko Asia Timur, l1lisalnya, • SUjJO]'fl:f, integral, dan kOllsekllensinl. r~ubullg(jn sllportii a~181ah kc:

dipahami tidak hanya dad segi agama seperti apa yang kita pahal1li nins dan teknologi yang ada telah chgunakclll untuk mcndukung
tang kategori tersebut dalam masyarakat kontemporer, tctapi juga S Buddha dengan eara lortcntu. Dalam kasus-kasus 80111(1-
gai penyebaran budaya India ke Asia Timur, Ketika dan apabila proyek-proyok Buddha mungkin mOnll1gs~Ulg p8l'~mnb~ng{1l: ~o­
agama Buddha dan sains yang lebih komprehansif dilnlis, atnu nwlibatkan pemasukan sains dan toknolog1 nlelmt.aSl ba-
hubungan khusus yang ada pada waklu yang berbeda dan di tempat hudaya. Jnnis integral ditandai oloh banyaknya aS1ll11si dan pc-
barbeda dalam agama Buddha sendiri perlu direnungkan seem'a m(lllda. ilmiah dan teknologi yang secara aktif dipertahankan dalam
lam. Bagian berikut akan melnberikan garis bosar Uga janis HLlULUlg.ajl Buddha sendiri. Akhirnya, hubungan konsekuensial adalah bah~
dasar yang dapat diidentifikasi dalam hubnngan-hnbungan yang pengajaran dan nilai-nilai Buddha terdapat daya dOl'ong bag!
disikan secma historis dan geografis tersebut. Garis besar ini akau sat,a-I]Sf:Il1a ilmiah alau teknologis,
npay" menjawab perlanyaan "apakah bnkti yang ada dalam '''',ldlijJHIYa:
yang mungkin dapat menyiralkan model-model untuk l1l<8nlgh<uhul1:gkalli'f 'uDl,r/,if: Proyek.pl'Oyck Buddha, Saills, dan TeklloJogi
agama Buddha dengan sains?", dm'i sndnt tipologi liga rangkap, epall1j,mg sejarahnya, clapal ditemukan contoh-conloh proyek Buddha
berh8l'ap bahwa tipologi ini cukup mencerminkan tradisi agama didukung sains dan t.eknologi pada zmnannya clan juga kO]Hdwn-
dha yang lnas dan beragam dalam berhubungan dongan berbagai disip, kelika sains dan teknologi didorong oloh p]'oyek-proyek Bud-
lin ilmu,
Facia pertnngahan abacI ko-8, sewak tu k Ul'1 T ocI<l1Jl
'" Cl'bangnn
1 c. . di ibu

Nara di Jepang Tengah, usaha-usaha ilmiah dan teknologls dl Jepan~


pesat Bangunan kuil itu seudiri adalah konsl1'uksi kayu lorbe~ar (II
S8l118ntara patung Buddha Vah'ocana yang Agung, yang (ht0111~

Menjembatoni Sains dan Agomo Buddhisme dan Sains: Latar Belakang }-liston's, Perkembangan Kontemporer
patknn di dalamnya, adalah I-"Jatul1g perunggu terbnsar. Di sall11 ]:linJU";
dasarnya tenlang empat kebenaran agung serta kemunculan
nik dan pengerjaan logam, hal ini juga moningkatkan POTtillrnlb<iJlg"",
yang terkondisi (conditioned CO~(1]'jsjng). Kenmpal kebcmaran
Je p 81.1g , karnna pnmbilngunan palung bosnrln hiasal1 bangunnn itu
ilU· aclalah ball\lva semua yang ada tidak memuaskan, bahwa ke1i~
~~nl~l.l tembaga: em<-lS, air raksH, dan porak dari tal11bang~tambang eli ada penyebabnya, bahwa karena ada penyebab maka keti-
bdgdl l0l11pnt ell seputar Jepang.

I
kp·LHl';lIlJ dapat dipadamkan, dan jalan Inenuju pemadaman senlacam
Sebuah contoh lain yang monunjukkan bagaimana proyek
Ke111unculnll bersan1a yang lerkol1disi adalah penegasan bahwa li-

I
berrlmnpak pada sains dan teknologi pada zamannya dapat dilihat
ada salu pu.n berada terpisah dad yang lain. tetapi l1:aSil\s-masi.ng
. kohidupan 13iksu Kukai (774·835). pendiri aliran Buddha esoterik di
bersama yang lain karena penyebab dan kondlSl. Kepeduhan
yang dikenal sebagai Shingon. Selama menuntut ilmu di Cina, ia
kausalitas dijumpai dalam hampir setiap bent~lk pemikiran tra-
pelajari tidak hanya pc-mgetahuan ritual dan doktrinal dari agama
Buddha India. Misalnya, abhidhol1l1a - sistem skolastik klasik ten·
dha esoterik, tcbpi juga banyak ketrampilan praktis yang di'wajibkaJl.i
filsafat dan psikologi spekulatif yang memberi das,lr bagi semua pe-
tormasuk linguistik, khususnya Sansekerla, pembuatan sikat, pong"riA
Buddha yang kemudian - dalam literaturnya yang luas terdapat
logam, arsitoklur, dan teknologi lainnya. Teknologi ini perlu ponv"I",.,:
"h"ra1)a pembahasan dan teori kausalitas. Misalnya. ayat·ayat dan po-
tnks~teks doklrinal dan ritual barn sUfla bagi penyolenggaraan
abhidhanna Vasllbandhu. yang dianggap banyak orang sebagai
praktok rilu.al Buddha csoterik yang membutuhkan bcrh(~gai jenis
Jp,:kumLLl1 pemikiran abhidhanna abad pertengahan yang paling pen·
Inngkapan ntual dan hiasan altar khusus.
mengidentifikasi enam jenis hubungal1 kausal.
Kemudian. pada abad pertengaban India. kepedulian terhadap epis-
Integral: Sains dan Tekllologi sebagai Bagiall Lumbaga Aga11la
dlw yang menjadi ciri begitu banyak pemikiran keagamaan India.
erkencLba.ng menjadi analisis inferensi (kesimpulan) semi·formal dalam
Pendidikan biara Buddha di India l11ol1cakup kajian lima bidang Dignaga dan Dharmakirti. Sama dengan banyak pemikiran Buddha.
lalman: linguistik. logika. filsafat spekulalif. pengobalan. dan keSetliaiic pemikir ini rnenegaskan keberadaal1 dari hanya dua smnber pc~
kreatif. Adanya lillgustik, logika. dan pengobalan dalam kuriknlurn tgetal1,uan yang ,,,hih. yailu persopsi dan inj(lHmsi (kesimpulan). Sum·
111em_lI1jukkan bahwa agama Buddha tidak memiliki hubungan yang yang lain, kesaksian (atau yang biasa kitn sehul acuan pacta sumber
tonlangnl1 dengan sains. Ini meI11bedakan pondidikan biara Buddha b81wennng). juga dibahas secara luas oleh para pomikir Buddha la-
pendidiknn yang diberikan untuk para Brahmana, yang tampaknya
lah monganggap randah pendidikan sekuler. Orang dapat Il1<31lf~angg,.p. Skema inferensial dari filsafat India abad pertengahan tumbuh dari
bahwa kurikuhull biara ini mungkin berawal dari pel10lakan perclebatan dan bukannya lradisi matematik seperti yang tGrjadi
terhadap sistem kasta dengan pembagian kerja yang 111el1yertainya Yunani. Perdebatan adalah fnngsi penting dalam lingkungan keaga-
dasarkan keloulpok sosial yang borbeda~beda, Pola penclidikan biara Jndin abad pertengrlhan k11'ona afiliasi keagamaan berbagai kora-
sama ini juga berlanjul dalam konleks agama Buddha Tibet juga. ada kalanyn le1'gantung pada hasil perdebatsn. Tradisi perdebatan
Salah salll iSH utama dalum perenungan tonlang sifat sains ... L .. ~.,' ahad pertongahan berianjut s8l11pai ke aganla Buddha Tibet dan
s.umber pengetahuan adalah kausalit[JS. Kausalitas telah 1110njadi "eil'"lW sekarang ini. Salah saiu pembedaan fundamental yang dibuat
han utBma agamf:l Buddha sejak awaL Kepedulian ini dinyatakilP ",'5"",;" adalah anlma argUl11en yang diInaksudkan untuk meyakinkan

Menjembat'ani Sa ins dan Agama


Buddhisme dan Sains: Latar Belakang Historis, Perkembangan Kontemporer
orang lain dan ,a1'gu1118n yang dimaksudkan uniuk l11enentukal Jepang. Secara khas, proses kelahiran kembali t8rbagi dalmn
na1'an suatu klalIn bagi did sondiri. Pembedaan ini 111enu ~, kk 1 periode: periode antara kemalian dan kehamilan serta ]loriode dari
be'akang
I, "
perdebatan bagl pembentukan logika Buddha,
lllU all
sanlpai kelahiran.·,Penangnnan terhadap kepedulian ini yang
Argun~,en bagi orang lain memiliki Jima bagian, yang disebut dikenal di Barat adalah yang disebut Tibetan Book of t.he Dead

I
gota tubuh dalam bahasa Sansekerta, Salah satu contoh yang Tibet tentang Yang Sudah Mati), yang memusatkan sebagian be-

,Iumunl dan 31'gU111811 llma bagian aclalah sebagai berikut:

Usulan
Alasan
Ada api di gunullg
Karena ada asap di gnnung
i!J'JrnaWillilYH pada periode dari kemalian sarnpai kehamilan, Namun
buku itu sama sekali bukan satu-satunya teks agam,il Buddha
membahas proses-proses kelahiran kembali. Conto,lmya, karya Gall1- .
Jewel Omamenl of liberation (Hiasan Muliara KllPebasan) membe-
Dasm kebenaran J)i 111811a pun ad a asap, pasq ada api,
lebih banyak pm'halian pada masa kehamilan itll sendiri,
misalllya di dapllr
Penerapan Beberapa karya serupa juga ditemukan dalam tra<jisi Buddha esote-
Karena ada asap di gunung,
Kesimpulan dari Shingon, Walimpun karya-karya Tibet banyak mengam-
ada api di gunung
pand'mi~an negatif tentang siklus kelahiran kembali (sa1l1sam) seba-
Setelah dipelajari, tampak bahwa dua bagian tel'8khil' adalah terus~menerus ditandai 018h penderitaan, karya-karya Jepang seeUl'a
J
ml ulang dari usnlan dan alasan, Dua baginn inilah Y1mg dihil(lllgl Ol'I,llJla(,l· konsisten bekerja dm'i konsepsi non-dualistis tentang siklus kela-
ka
naga karena dwnggap tidak perlu ketika orang membuat inferel " k81nbali sebagai sesuatu yang identik dengan kondisi pcncerahan
d" d"]')l lSI
ll'l sen ll'l, ,a am contoh yang diberikan di sini, dasar KebOllarallllV~ sumb81'-sumber penderitaan dipadamkan (nirwana). Karya-karya
adalah positif, Juga diakui bahwa orang dapat menarik inferensi ini pada mnumnya 111cnggunakan serang~aian perkcmbangan li-
U
dasm' kebenarnn negatif, misalnya: di mfU1a tidak ada api. tidak acl a"Hll1l11' delapan tahap, lni biasanya peri ode sepanjang delapan 1l1inggn
mls~lnya dl, danau, Dignaga menunjukkan bahwa jika orang lll"lllili,ki.! saat terjadi kehmuilan sarnpai saat janin terbentuk dengan sem-
J~nllnan posltIf 111aupun negatif, ia memiliki al'gumen yang Iebih yaitu l,nanusia keeil, dan tidak hanya sampai kelahiran saja. Kon-
kmkan,
religius utama bagi pembahasan Shingon tentang embriologi adalah
Keterbukaan pada logika dan akal mengungkapkan Kc'cendenml(an .; berkaitan dongan timbulnya pencerahan dalmn tubuh ini (sokushin
dalam agama Bl,lddha bal1\lva orang dapat msngambil kesiInpul811 se1U~n~ , lui adalah gagas8n bahwa orang seCal'a al8llli sudah mengalami
tara yang menYll'atkan kesediaan untuk berdialog dengan sains pel1,cOJ,'an.an dan dapat menyadari kemurnian piklran yang alami itu de-
parer, w,men1- •.
borlalih, dalam tubuhnya yang sekarang, bukannya melalui pola-
yang berlangsung selama jangka waktu kehidupan yang tak terbi-
/(onsekucnsial: Sains dan Tekllologi sebagai HasiJ Pengajal'On banyaknya, Penekanan pada perwujudml (pengejawantahan) ini me-
Nilai-nilai Agallla Bllddha
~yedi(lka,n cara untuk momberikan nilai keagamaan positif pada keha-

Kepercayaan pada inkarnasi tolah dianggap sebagai salah satu ajaran uta~ dan kelahiran,
ma agama Buddha sepanjang seluruh sejarahnya. Keinginan untuk l1le~ Salah satu nilai utama bagi tmdisi Mallayalla aclalah yang mellyang-
mahami proses-proses kelahiran kembali I11Glnbawa pada kepedulian ter~ lindakan yang penuh bolas kasihan, Figur ideal bagi Mahayana dise-
hadap embriologi. KepedllJian ini tampak, misalnya, dalam tradisi Tibet bodhisattva (bodisatwa) atau orang yang memiliki komitmen nntnk

Menjembatani Sains dan Agama Buddhisme dan So ins: LataI' Belakang HI'Si'ods, Perkembangon Kont"emporer
mcmcapai pcmccrahan penuh. 13odisnt\I\T(l ditandai dengal1 ciri-ciri seo1'3ng Buddha yang lain akan Jahir ke dunia. Gagasan ini mo-
an clem belas kasih. VValaupllil kcarifan dipandang sebngai wawasan '~;,lllJ'\lJK"ll kepedulian pad a penghitungan jarak temporal dad w8fatnya
sif tentang keliadaan yang mutlak yang bOl'sifat metafisik, baik dalmn ha Shakyamuni guna mencntubm pada ta11ap mana seseorang bel'''
manusia manIJun objok, belas kasih adalah kegiatan yang dan l11enghitung berapa lama sebelum Buddha yang kOll1udian akan
atan yang timbul dari kearifan.

I
!VIesinnisrne Buddha digabungkan dengan utopianisl11o Cina,
Thang-slong rGyal-po (1361-1485), p8ndiri visioner dan gal'is untuk mencapai Lahman sasial yang slabil, hannonis, damai, dan
lah Tibet abad ke-15, adalah pahlawan bndaya yang lfll'kenal .

I
di bawah pimpinan seo1'3ng kaisar yang tindakan-til1tlakannya
- pembangunan jembatan-jembatan gantung rantai besi di beberapa 'U"8' <
oloh keterpaduan yang selaras dengan talanan almn. Yixing .
- si di Tibet Tengah dan Timur. Perjalanan di Tibet amat sulit karena ne- 7) adalah salah seorang biannvan Buddha yang paling ponting
gam itu memiliki sejumlah besal' lembah sungai yang sempit. Kalaupun dinasti Tang dan telah diakui tidak hanya untuk karya torjcmahan
ada kapaJ feri un1uk mcnyeberangi sungai, perjalanan ini menjadi sulh kajian doktrinalnya yang luas, tetapi juga sebagai'salah seorang pa-
karena ulah tukang feri. Lagi pula, daerah pedalaman diganggu oleh matemat.ika dan ast1'onomi pada zamannya. Walaupun lonceng yang
dil-bandit yang memangsa orang-orang yang melakukan perjalanan. Ka- 'aJlllHH Yixing bersumbol' pad a lonceng-Ioncnng sebelun1nya, karyanya
rena bolas knsih bodisatwanya, '1'hang-stong membangun biara dan kuU karya perlama yang dikenal tolah ll10nggunakan alat pengatur go-
di lempat-tempat yang rawan bandit dan juga membangun banyak jOl1l-'
batan gantung rantai bosi di atas sungai. Kabarnya ia telah m8n'81rlUl,an Catatan tambahnn yang menarik eli sini tentang pen1buatan lOl1ceng
sebuah tambang hijih besi, yang kemudian memungkinkan ia membuat eina pad a akhir abad ko~ 7 dan awal abaci kc-H memaparknn salnh sa-
rantai yang diblltuhkan bagi pombangunan jembatan~jembatall. Di sini prakonsepsi tentang pengaruh agama pada sains - keyakinan bahwa
kita melihat nilai belas kasih agama Buddha mendoJ'ong perlambangan, linear tentang waktu yang menjadi ciri budaya Barat perlu ba-
pandai besi, dan pembangunan jembatan. . pembualan lonceng. Konsepsi Buddha tentang waktu, yang dapal di-
Demikian pula, pada musim panas lahun H20, Biksu Kukai yang die sebagai sebuah siklus, Uelak menghambat kepedulian terha-
sebut di atas, diberi tugas untuk membangun kembali sobuah waduk dap waklu dan pengukurannya seeal'a akurat.
pulau asalnya, Shikoku. Semula dibangllll hampir seabad sebelumnya, Sebuah stereo tip yang'sering diulnng adalah bahwa agama bel'ka-
wadllk ini dibu1uhkan para petani untuk irigasi. Meskipun beberapa upa· Han dengan "njr-waklu" atau dengan "kebenaran abadi". Pandangan aga-
yn membangun kembali sebelumnya telah gagal, Kukai berhasilmonyo· yang pad a dasarnya neo-platonis ini S8cara tidak kritis diproyeksi-
lesaikan proyek itu dalam waktu liga bulan. Walaupun masih membu' kan pad a agama-agama India seeHl'a menycluruh, tcrmasuk agama Bud-
luhkan perbaikan lebih lanjul dalam selang waktu 1100 lahun, waduk dha. Implikasi clari proyeksi ini adalah bahwa agama-agama yang ber-
tersebut tetap menyediakan layanan pengendalian air saInpai sekarang. asal dHl'i India dianggap lidak pcduli terhadap konsepsi waklu yang 18-
Contoh lain dari usaha ilmiah dan teknologi yang didorong oleh "ilmiah". "I1mu waktu" agama Buddha menyangkal penilaian yang
nilai-nilai Buddha adalah ]lembualan bola armiler ((]J11\iIlOl}' sphere) dan liclak krilis ini.
sebuah lonceng aslronomis di Cina abad ke-8. Ini didorong oleh konsep- Ketiga model hubungan historis antara agc1l11a Buddha dan sains se1'-
si traclisional Buddha bahwa cfeklifitas pengajanm Buddha akan menu- teknologi ini, yaitu suporlif, integral, dan konsekuensial, menyiratkan
run dalam tiga tahap dan bahwa pada akhiruYH setelah tahap terakhir bahwa aga111a Buddha 1110l1lang terbuka bagi wacana kanten1porer dengan

Menjembotani Soins dan Agama Buddhisme dan Sains: LataI' Belakang Historis, Perkembangon Kontemporer
sains. Dnngan model-model ini herfl.lngsi sebagai lalar belakang ",U1IS0ni' }11cngenai konsepsj Buddha tenlang hubungan subjek dan objok tan-
tual, kita ak<ln menilaj km'ya p,ua cendekiawan melsa kini yang iCl'jebak dalam idealisme alau dalam inlrospeksionisme yang seka-
ya mombangun dialog konstruktif antara aganlH Buddha dan sains. sudah lanla tidak dipercaya lagi. Ini adalah lema yang baru-baru
. dikembangkan Alan Wallace sebagai bagian dari tinjauan kritis Umllll1
erI:tauajJ malcrialisme dan objektivitas sebagai 'perkiraan yang penting
Konstmksi Kontemporer
p,ll'ulJun.gan clengan hakikal pengetahuan ilmiah.
Dasar-dasar pemikiran Buddha berlumpu pada p8nce1'3han yang DaTi perspektif Buddha yang dikembangkan Wallace, hul,ungan se-I

I
. Buddha Shakyamuni. Dalam konloks budaya keagamaan India, pence.
rahun itu sondiri dipahami snbagai borhentinya konsepsi~konsepsi yang
keliru dan kasih yang salah temp at yang menghalangi kita untuk
hid up di dunia scperli keadaan yang sebcnarnya, yailu tidak !!cnnanen.. /
yang perlu antill'a pikiran dan dunia yang dipahaminya menunjuk- ,
perhatian pada reaJisme naif dan realisme ilmiah. I~ealisme naif adalah
kOflSC1PSl biasa, lanpa pel'8nungan, bahwa objek-objek berada socara ler-
dad pel'sepsi at au pengetahuan kitH tenlang mer8ka. Eealisnle kri·
Dengan demikian, fokus ulama bagi agama Buddha, yang mEnnlb8!llul(. mcmperluas ini dengal1 mel1yerlakan eksislensi independen dari ob-
interaksinya dcmgal1 sains, berkaitan dengan isu-isu epistemologi je~:-OI}leK yang tidak tampak, teorilis. Dengan cam ini; perenungan ten-
hakikal kesadaran. Jalan menuju pencerahan terulmna berkailan dengan hakikat pikinm yang dimotivasi oloh prioritas-prioritas Buddha me-
pc:mgombangan pcmahaman tontal1g bagaimana pikiran bekorja 'CJll1n~, e, berbicara langsung pad a prapengandaian mosofis yang rnenopang
ga tidak lagi disesalkan oleh kepercayaan yang keliru bahwa Ke]JUasan hal dari sains kontemporer.
pnrmanen itu mungkin dicapai. Karena alasan inilah - IneskipUll Fenomenologi, khususnya dari Maurice Merloau-l'onty, juga ikul
pat pesona populor terhadap persamaan-persHmaan yang mungkin l11eny,.m:Lbangkan bidang yang dimiliki bersama oleh agama Buddha dan
antara fisika konlemporer (misalnya teori knos, alam semesta yang UC'W:,:: kognitif dalam kmya Verela, Thompson, dan Rosch. Mereka lolah
pal, relung hitam) dan lradisi-lradisi keagamaan Asia - ilmu syaraf, !U,mE,ka.n\,an pentingnya perwujudan (pengejawanlahan) dari setiap pe~
kologi, ilmu kognitif, dan filsafat mengenai pikiranlah yang saya '""0'" .":.J l11allRllllan tentang kesadaran. Banyak pel11bahasan kontomporer dalal11
kan perlu memperoleh prioritas terlinggi bagi \,vacaJ]a antara agmna kognitif l11enyangkut masalah kosadaran yang datang dari did 50n-
dha dan sains. (conscious awareness). Pandangall Buddha bahwa Sel11Ufl yang ada
Seperli discbulkan eli atas, dalam dunia sains akhir abad ke-19 sobagai akibat dari penyebab dan kondisi lortentu, sesuai dongan
awal abad ke-zo, linjauan krilis Buddha terhadap gagasan mengenai pendekatan kont8111pOrer terhadap kesadanm yang memandang
kiran yang berada secara terpisah dipahami daTi sudut lradisi filsafat ke,"ri"mn sebagai hasil interaksi fisiologis kompleks yang terjadi karena
Baral lenlang idealisme - idealisme Berkeley maupun HegeL Namun Inanusia telah berkembang dalam dunia natural yang di dalam-
mikian, akhir-akhir ini, lerulama mcngingal karya kontcmporer dalam il, ia merupakan bagian integraL
mu syaraf, ilmu kognitif, dan pSikologi, tinjaUHl1 kriti5 ini ditafsirkarf Perenungan seperti yang dilakukan Wallace l.entang filsafat sains
ulang dari sudul pandang yang diambil dari fenomcnologi HusserL Mi· bagaimana pandangan metafisik materialis dan realis dapal
salnya, kalcgori fenomenologis dari inlensionalilas,· yaitu hubungan pen- pOlnahaman kita tentang lradisi Buddha. Salah satu ha-
ling antara subjek dan objek (jangan dicampuradukkan dengan penggu· yang mengherankan dari perc-mungan semaCHm itu adalah bahwa po~
nann umUI11 yang berarti kesengajaan) menyediakan eara untuk herbiica- :Ulim'Ullan positivis ten lang sains dan konsepsi Romantik tentang aga-

Menjembatani So ins dan Agama Buddhisme dan Sains: Latar Belakang Historis, Perkembangan Kontemporer
ma, dna nUran pemikiran yang pada permukaannya l1ulllgkin li'Il11'llak : teknologi yang menguntungkan diri sendiri, banyak kamll D_pologis
bertenlangan, 1110miliki 10bih banyak kesamaan daripadn yang JJ]'3SfIll\"o'. berupaya merampas marlabat sains clalmn klaiIn rciorik mereka
dikenaL Baru-baru ini, Dale Wright Lelah moncalat. bab\l\ra konsepsi . balnva mereka lobih unggul dari agmna Kristen.
alaman langsung sebagai dasar agama seanalog dcmgan gflgasan Dab",",' J3ag8imana \'vacana anlma sains dan teknologi dapal dipikirkan ulang

I
orang dapat sampai pacla "faktn-fakla" sebagai hutir-butir informasi mcmpertimhangkan secara lebih mendalam kepedulian agama Bud-
tidak dapal diroduksi, alnu dongan kala lain, balnva 11lungkin untuk 'l"'In« dan pada gilirannya menarik minat para cendekiH\l\lan Buddha? Da-
biarkan data berbicara sendiri tanpa penafsiran. Dalam kedua kasus bah ini saya 1elah menyarankcH1 b8hwa pemikiran ulnng ipi harns

I
: SGbut, subjok yang mongolahui dipahami sebagai berada terpisah dm'i
jek pengetahuan dan proses mempcrolch pengetahuan berpengarUh ke~
eil alau tidak borp(lJ1garuh pada objek yang dikolahuL Asumsi yang
idonlifikasi Wright sebagai dimiliki bersama oloh positivismo dan
. paling sediki1 Uga langkah. Pertmna, kita perlu' membcnabi la-- .
intclnktual yang di atflsnya \"raCanH akan dibangu~. Banyak usaha
ini yang dilakukan dalam bidang sains dan agan1fl, karnna bnr-
dalam tradisi leistis, gagal memberikan perhatian pacla kepcclulian
nlantism8 - bahwa pikiran b8l'sda lerpisah dari objek yang ciisaljmdnv"X,; Buddha, Banyak karyn popule-H' yang telah mombahas hubungan
- seCal'a fundamental berbeda dari konsepsi Buddha tentang pikiran sains dan tradisi kcagamann Asia juga Lelah 111embo1'ikan gambar--
cara kerjanya serta gambaran tentang jalan n1el1uju pnncel'ahan, yang ke'.: yang kuliru tontang kepeclulinn Buddha. Dongan dmnikian, pernba·
duanya mcmekankan saling kelergantungan eli anima scmua kcberadaan. wacana yang dapat clipertanggungjavvabkan antma agml1H Bud-
dan sa ins konlemporer mulai dengan proses ponciofinisian isUlah,
pmnbedaan, clan mencari klarif1kasi.
Kesimpulan
Langkah kcdua dalam memikirkan kembali dialog untuk memberi-
Relasi anlara agan1a Buddha dan Salns telah banyak diabaikan dalam unlian yang l(;bih topai ten1nng kopedulian agal11H Buddha melibat-
jian agmna Buddha 13arat modern. Mongapa demikian'? Mungkin pc:minjauan modcl:-modol WllCDnH sepnnjang sojarah agama Buddha.
satu fak101' yang memberikan kesan balnva agama Buddha belu111 It:J'W>:.' mnngajukan pertanyaan, "clengan cara--cara bngaimana agama Bud-
bat dalam pomjkiran ilmiah disebabkan olch pelatihan yang IllI'Ja18l'lle" telah mcmbuka diri bagi wacana dengan silins dan tcknologi?" bnh
lakangi sorta ll1inat yang seren1ak tilnbul eli kalangan orang-orang . 1e]ah menyebutkan sebuah lipologi hubungan tiga rangkap: suporlif,
mempelajari "gama Buddha, Baik pendekatan kajian filologis m[lUpUn' Megl'al, dan konsekucnsiaL
religius lerhadap agama Buddha tidak selalu memberikan Kemlll1l,Klnm1 Akhirnya, langkah torakhi1' dalam memikirkan kembali dialog mo-
nnluk mempelajari leks-leks serta lradisi yang borisi informasi lentang penilaian porkembangan yang ada dalall1 kajian agmna Budclha-
sejm'ah agama Buddha dan sains, Lagi )lula penyajian agama Buddha Penilaian ini mengingatkan kiln bahwa v~racana antara sa ins dan
Baral oleh kaum apologis dan polemis tolah memberikan gambaran Buddha akan telap sangat rolevan bagi kopedulian utama agall1H
keliru tenlang hubungan agama Buddha dan sains. M(~nghadapi lmlltang, :; saHt wncana tersebul mulai dengan masaiah-rnasalah cspislc--
an misionaris Kl'isten eli 1a11ah air mnrnka sondiri, para penganjur agama dan hakHzat kesadaran, mcngarnbil sumber dari ilmu syaraf, il-
Buddha mmnusalkan perhalian, dalam interaksi dengan lradisi inlelek~ UH'-"'.HU kogniUf, psikologi, dan filsnfat n1engenai pikiran_

lual Baral, pada jenis-jenis masalah langsung y(mg limbul, yaill! ll1ilsalah Seperti lelah disobulkan dalam pendahuluan, dapa! dipahami bah-
keagamaan. Ditantang oloh imperialisme Barat yang 111engerahkan fwins banyak wacana kon1emporer ten tang sains dan agan1a disusun me-

Menjembatani Sains dan Agama BuddMsme dan Sail15: Lotor 13elakang Historis, Perkembangan Kontemporer
nurut asumsi-asumsi dan kepedulian tertentu bagi tradisi
umunmya dan teologi Kristen pada khususnya. Wacana ini
akm'nya dalam konteks teistis, Namun demikian, km'ena U"'lte]"h,
d~"ental pemikiran Buddha seem'a substansial berbeda dm'i .
hki agama Kristen dan tradisi-tradisi teistis lainnya Yang Hakikat
sal' tentang sifat interaksi sains-agama perlu ditinj~u ulang . b' Menjadi

I
eendekiawan B ddl I aN lla
, u 1a larus lebih sepenuhnya tel'libat dal Manusia
~. pan wacana ini. . - am
Eduardo Cruz

Apakah ada hakikat. manllsia? Jika ada, apa yang dapat dikatakan lenlang hal ilu'?

:rtany,am1-r,erltm'lyaan sedel'hana ini limbul berulang kali sepanjang se-


mmmsia. Memm1g, pertm1yam1-pertm1yam1 ini secma inheren tidak
babis-habisnya. Begitn beragm1l11ya bangsa, budaya, kepribadim1, je-
i k"laJl11i]:1, usia, dan pengalaman, sebingga orang hmus dipaksa keras
berpikir tentang "hakikat/kodrat" (nalu1'8) atau "esensi" (essence)
yang nmngkin menunjuk pada tabial unik manusia. Meskipun
sepanjang s~jarah inteleklual, khususnya untaian sejmah in-
l'""""" yang meneakup tradisi teologi Kristen, hakikat manusia yang
,en,jerung bersifat mengelak ini terus-menerus dieari. Berarti, hakikat
sudah diem'i sampai akhir-akhir ini. Dalam abad inteleklual ki-
dengm1 penekaJ1an pada proses, ali!'an, pluralitas, scrta relativilas dm'i
per:,peHif,' pembahasan tentang "esensi" tampak11ya menjadi ketinggal-
zaman. Tindakan mempertanyakan hakikat manusia sendiri telah di-

Dorongan ke mah yang relatif ini telah dirasakan dalam konteks


111J!e11Ka Latin. Tiga dasawarsa terakhi!' telah monyaksikan timbulnya

"leolopi lokal": pembebasan, kulit hitam, feminis, pasea-penjajahan, dan


monyusul dialog antm-agama, "teologi agama-agama". Lagi pula, bor-
keeenderungan pasea-modern telah monekankan kesadman bm'u

Menjembatani 5ains dan Agamo


247
lell!;mg kontoks budaY(l, yang eli dnlarnnya segnln sesuatu di snluruh bab ini, pada pnralihnn milenium, schuah visi ban} ten"
oleh b,=]hasa dan tindnknn mnnusia, .vang mengakibntkan Udak "U,Cl,,, " , hakikal. marmsia sedang clihnnl.uk, yang rupanya mengambil dari
paran menyeluruh atan cIas;]r tunggal bagi pengntahllan kiln. nblJhSu:ll1iler keagamaan 11laupun ilmiah. Tugas sayalnh dalam bab
;m Yilng sangat berharga dati keccnderungan-kecenderungan ini k Hl811lborikan gads besar visi tersebut dan mOl1unjukkan sumbor-
1 1 101ah mmnbukn matH kitn terhada]) kenV''lI''Hll I)a11\va

I
bah. \Va mereka
r' > . , ,,{ .{- (
too1ogis dan ilmiah yang paling informatif clan mendukungnya.
J:1P POJl) );-11(1S<-1n tcmtnng "hakika! HUm kondisi manusia" telah ,.. ,o<".c.c.,,1ncngenai pombentukan ulang ini: visi barn ini, yang dido-

I
s1hkan s<lmpai akhir-akhir ini pengalmnan, pnnderitaan, sBrtn sains, tetap 111eInporoleh infor11lasi dari aganla, clitandai o)oh apa
:. goJongnn minorilns atau mCl'ebl yang ber-ada di pinggiran ntau saya sebut sebagai tealisme kU(li, yang 111empnrhati.k.an, tetapi pada '.
l~mrVnh" ma:y;:-lrnkilL Namun dcmikian, semen tarn itll, baik alau boranjak dari kontekstualis11le dan l'81ativismo\ Ciri-cil'i utama
~.onl,ekstuaJls.mc luologi 10kal tohh menggnnggu tugas antl'Opologi meliputi: keyakinan bahwa 11lemang ada hakikat nlanusia, yaitu
S1.()~ld1. J\patBJa kclwnaran dipahal'ni sucara lokal, maka kl;lim yang secm'a si11lultan menunjukkan kesempUl;naall dan kolo~
clIn manusia harus bcrsifni lokal dalam isinya J\lgn Tid '-lk '11·1' koagungan dan kenistaan, yang meskipun diturunkan kopada ki-
, , ,,.. . ' -( .- -dnya
JJdJld.l dll monyeluruh trdak pernah dil'asakan . l('bill
,- kll·ll
('- ' 111 I)Bng
k,'ll' masa lalu, menunggu penebusan dan penggenapan, yang soeam
Pllt(-j),~1,lHS',11(.111_ajJa.Y~1ng di1naksud dcmgnn menjadi snorang man usia. dapat dikenal oleh kemanlpuan akal manusia; serta akhirnya,
, _ kCJlcL:tI dClmkwn, bahkan kclik<l toologi dan filsaht lc;Jah tentang \~Tarisan biologis klia, khususnya kesnmaan gen-
mga,tkan bIn tentang sifat klnim yang dibuat lentang diri sangat perlu bagi tugas monghubungkan gagasan ilmiah tontan:g
u
ml~"'llmu a~ilm telah bergerak molmval1 gelombang pluralisl'n"e, UUoHl, dengan gagasan teologis tentang ciptaan, apabila kita akall nleng~
I~~gls. McskJpun yang lUenjadi pencetus gerakan ini berbeda~beda, , yang disebut belakangan taIlpa jaluh ke dalam benluk romantisme
kl11. clorongan terkuat ditmnukan dalam biologi evolusioner dan U",inB;'. atnu bahkan fideisine terlentu.
pnnlaku :vang berkmnbang darinya. llmu-ilmu 8volusi, seperti Metode yang saya gunakan untuk memaparkan visi ini akHn meli-
kan Martll1ez Hm,vlett sebe1umnya dalmn buku ini, D1el1onUl1 SOl11ua pembeberan beberapa dari perkembangan antropologi leo1ogis
terkandung dalam snjarah natural, ternwsuk sejilJ'ah manusia tradisi teo1ogi Kristen, dari sumber-sumber kuno sampai dampak
solmnlJar kaill lunggal. Scjarah ynng dipnrsatukan ini meniml)l~lkall lokal akhir-akhir inL Tanpa menyangkal pentingnya yang disc··
lnnyaan m~tropologis: ilpakah evolusi biologi momborikan kerangka kemudian, yaitu pendekatan kontekstual, saya juga akan n1elangkah
gnl yang ch d(~lml1nya hakikat tunggal manusia dapal diidentiilkasi? lanjut, dengan mengomukakan bahv.ra perkmnbangan akhir-akhir
lauplln tuoIogl dan filsafal mongancam akan meninggalkan pencarian dalam pemahalllan substrata biologis dari ciri-ciri dan perilaku ma-
tuk m(~ml~urolnh tanggapan tunggal terhadap pnrtanyaan snpular h"kik," membutuhkan pendekatan yang Iebih seragan1 terhadap manusia,
mnnUSHl, Ilmu~ilmu aJam berani mengmnbil alih. yang dapat dengan baik menggambarkan keagungan ll1au-
. Bagairnana kila hanls mnl11ahami pmgcseran yang berubah dan kesengsaraan spesies .yang memperoleh anugerah khas ini, yaitu
hi1g~an busa}' siding bertenlangan dalam mnncmi pongntahuan sapiens. Secars khusus, saya akan memusatkan porhatian pada
habkat manusia? Apakah orang dipaksa untuk rnemilih antara ' penelekatan-pendekatan evo1usioner terhaciap asal-mua-
sumbnr leologis dan ilmiah sGwak(u mnninjau ulang diri mBnusia'? Saya dan perilaku lnanusia.
barpcndapal Udak domikian. Sebaliknya, seperti ya'ng akan saya kmn~~

Menjembatani Sains dan Agama Hakikat Menjadi Manusia


Tinjanan dua langkah terhadap antropologi teologis yang sedang pertanyaan-pertanyaan dasar tentang tempat manusia yang sesu-
bul dan merupakan pengetahnan i!miah ini tidak akan seeara L8l'j)eri.no' dalam alam dan ciri-ciri dasar dari hakikat kita. Apa yang disebut
membahas sumber-sumber teologis atau i!miah. Tujuannya yang ,rttrm'er:,i Gnoslik pada abad ke-2 dan ke-3 menggambarkan penting-
terbatas adalah memaksa imajinasi pembaca untuk memikirkan "~'''U',". antropologi dalam pemikiran Kristen. Bahkan sebelum tantangan-
Ii asumsi-asumsi dasar tentang hakikat manusia.

'I
IIltangELl1 kristolagis dan trinitarian, para Bapa Gereja telah menghadapi
~rt(JJltanilan seputar hakikat manusia, ketika mereka berjuang menje-

I Pemikiran yang Berubah tentang Hakikat Manusia dalam makna tubuh bagi identitas manusia.'
- Kristen J<ajian antropologis fundamental dalam tradisi Kr.isten terangkum
sebuah p811anyaan yang diajukan pemazmur dal,!!n Alkitab, "Apa-
Dalam tradisi Kristen-Yahudi pada umumnya dan tcologi Kriston manusia, sehingga Engkau mengingatnya?" (Mzm. 8:5). Walaupun
khususnya, tugas untuk memahalhi diri manusia mau tidak mau \WElban-jawat an terhadap pertanyaan tentang hakikat. manusia ini ter-
terkait dengan pcmahaman tentang Allah dan hubnngan Allah -0''''""'0 beragam - kalau tidak, pada aras tertentu, bertentangan - para teo-
ciptaan. Sumber-sumbor Alkitab memberikan kesaksian tentang hal sepanjang sejarah agama Kristen telah sepakat dalam beberapa hal.
mulai dari bab pertama J<itab Kejadian sampai pada janji-janji terakhir> utama dalam titik temu (konvergensi) ini adalah keyakinan bahwa
dalam Kitab Wahyu, kita membaca bahwa marmsia telah diciptakan hakikat manusia yang dianugerahkan kepada kita karena dicipta-
numt "rupa dan gambar Allah", dipolihara dengan penuh kasih se,lan; ../ . Namun demikian, pertanyaan tentang bagaimana orang dapat me-
jang sejarah sampai akhir zaman dan akhirnya akan ikut serta dalam dan memahami ciri-ciri hakikat tersebut telah diperdebatkarl. Se-
bersamaan dengan Allah dalam suka cita yang kekal. Di samping besar teolog sependapat babwa ciri-ciri yang ada pada kita ada-
dalam diri Yesus dari Nazaret, sejal'ah kitab suei tentang hakikat ciptaan yang mengalami kejatuhan, bahwa ciptaan telah rusak pada
dan hakikat manusia bcrtemn. Sementma kita hams mengakui hal . tertentu kar'ena dosa manusia. Akibat hermeneutik dari kejatuh-
sampai akhir-akhir ini, ketika kepedulian ekologis telah m(m,:enmk a;{ ini adalah sebagai bcrikut: dengan perkiraan adanya kejatuhan ini,
toologi telah terlampau antroposentis, maka tidak dapat disangkal agaimEma kita dapat mengetahui sesuatu apa pun tcntang apa yang
bahwa manusia memiliki tempat yang unik dalam keyakinan buku IIDliKSUU dengan hakikat manusia atau, yang lobih penting, dimaksnd-
sebnt. Singkatnya, teologi tidak dapat menghindari tugas untuk mong"./ untuk apakah hakikat manusia itu.
ajukan pertanyaan-pertanyaan anlropologis. Menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, tradisi roformasi - se-
Tentu saja bel'gabungnya "antropologi teologis" ke dalam U>"~U'!!. yang kita temukan di lingkungan Presbiterian, Baplis, dan yang la-
doklrinal adalah fenomena bam dalam sejarah teologi. Antropologi - telall menekankan peran penyataan Allah dalam poncarian ha-
logis telah ·menjadi sistematis dalam kajiannya tentang hakikat diri manusia ini. Apa yang tidak torungkap oleh akal manusia saja,
nusia, dengan mengacu secara cOlmat pada snmber-sumber religius secal'a agnng menyatakannya lewat wahyu, seperti yang diUl'aikan
pun sekuler. Cukup mengherankan bahwa formalisasi ini sebagian runtut dalam kitab suci. Ini berarti bahwa isi dan pengetahuan
sar' m8mpakan hasi! positif dari modernisasi dan tarlla:nglm-tarlt811gan hakikat manusia lebih terbentuk dengarl baik dari sndut pandarlg
kritis yang gencar terhadap konsepsi teologis tentang hakikat Allah trinitarian, dan eskatologis. Ini berarti, apa sobenarnya kita
juga hakikal man usia. Tetapi sejak semula, tealogi Kristen telah !l1t:Jl~· '.

MenjemlJatani Sains dan Agama Hakikat Menjadi Manusia ,~


!
I
I
ini sebflgai J1wJ111sia dapill dipahami tcrutanw tidak dari
ilsal~uslll kila, tetapi dari tujunn akhir .y<mg dikehendaki Allah.
''''"'1l1al " jauh lebih bosilr daripadn <lpa yang mmnisahkan ll1en:;~a: r~~l:l~l:l:~g
dunia yang di dalamnya kosmos tunggal dnpdl dlJcldSkdl1
.
Tradisi Kntolik I{omn telah l1lemberikan penekanan yang
~",i)'"n manus};].
sa]' pad a npa .yang dapat dipeJajari lowat penggunaan akal
-- """-IS)" dcmikian, nntropologi toologis konLcmporer pada umumnya
bagninlana 111cstinya, yang berbeda dari bantuan penyataan kllll
SllS 'lJeJ'r',fJi'O'''d'uk dinlog antarH W(l\vasnn tnolngis lradisional dan pemikir..

I
dalam Yes us Kristus. Dipnngaruhi pemikiran filsafal Yunani
haki~at c""'"rn sekulcr. Para pemikir Eropa, misalnya Pascal, Feuerbach, dan

I 1118nusia., tradisi, ini mengakui penting.nya mempelajari


a1anuHh - masa laIn yang kita miHki bersmna - dalam upaya 111l3nl<ota,
lebih banynk (ontong diri kita sendiri. Konsop-konsep soperU llUk1.Jj'n,k
drot (not ural law) dan lwkikotlkodrat manusia (human nature)
.
l.n.m.l1h~mt.ll. para. tcolog menjOmbtltani. dUnja . . dunia'~in.Jelek.:
D31'i warisan Descartes, dialog ini Jl1cmiliki filsafal modern sebagm
dari \,varisan NmJ\l!on, pasHngannya lehih dtpihnk sa ins (de .
banluan fils(lfal yang mcngikuli ernpirisme lllggris clan Skotlandia).
gitl! terikat pad a torl11inologi kristologis dan dapat, sebagian, Gl])ero)
secara eksplisil mengakuinya utau lidak, sebag1an besar too log
dari kajifm tentang asal-usul alamiah. Baik dalam kasus yang satll
mcm<1sukkan wmVBsan dari pasangan-pasangan ini dahm pem.ikir..
pun yang lain, kedua iradisi tersebut menunjukkan palldangan o]JltinIJj~
",prr,](n tentang hnkikal manusia.
tik tontang kemungkinan llntuk memahami hakikat manusin. :>elJe,lti!;
Bngaimana dialog ini mnngubah kajian antropologis Krislen .avval
nya, rangkaian gagasan dnsnl' ini, dengan pcnekanan pad a Kf).nliOITlptl.aU'.
pcmekanann,ya pacla hakikal nwnusin yang dapat dikctahul dan
kitn untuk mengetahui hakikat manusia bersifat kondusif bagi lllUncul$
nya sains modern eli negara~negnra Eropa.2 ambigu (1<]]'1 pml1ahaman lcmtang dunin yang mongalami kojatuh-
Apabila kHn mengikuti ja1ur yang ditempuh dialog leologi .deng;m
ke~ 17 ke atas, para t8010g dari tradisi Kalolik HOll1il
Dari abad
mCl1uju ke dalmn lingkungan konlemporc;r kita, kiln mehhal po-
pun Protoslan, sedikil banyak Idah dipengnruhi oloh perkenlll"lllgml_P,ei'~
vang kuat dari henneneutika (filsnfat penai'sjJ'i-ll1), karena teologi
kembangan dalm11 pemikiran sekuler. Dari masa Pencerahan, l11el"w,ul;i
s~)'ring monggabungknn eliri dcmgan karya dad m01'ok(1 yang disc-
modernitas dan sampai pada lingkungan intolektual pasca-modern
filsuf pa'sea-modern. Soporli disebul eli aias, Uga dasmv(lrsa tOJ'Hkhir
Iropologi Kristen Idah dibonlnk kmnbali oleh slll11ber-sul11ber no,n'-Iell;',
lolnh menyaksikan porkembangnn dan pcmgaruh toologi 10ku1. Teo··
10gis. Pr-mgnTuh Ini mulai dengan tantangan~tantangan lerhadap
Inpi-I"ologi ini', elongan kocenderungan-keenndc-mulgan pasca-modern 1ain-
nangan sumbm'..sumbor gercjmvi alas pongetahuall (cntang m(-]nusia,
menekankan kontoks budaya 10kol dan lokasi sosial, yang eli da-
digambarkan oI8h cogito, mgo sum Descartes, yailu berpaling pada sub-
pengetahuan adalnh produk masyarakat manusia. Akibatnya,
jek sebagai dasar yang lebih pasti bagi pengotahuan, bahkan pengeta::
pellc'1rian pmnabaman universal lcmtnng hakikaL manusia menjacli ])1'0-
hu1'1n tentang Allah. Dari drama abad pmtengahan ten lang keselamatan;
Kcsaluan pembahasan teologis tidak lerdapat dnlam metafisika
yang ditaruh dalmn bingkai makro-mikrokosmos ynng ciri-cirinya
motanaralif, telapi kesaluan manusia ditegaskan oleh rasn memiliki
tunjukkall dalam Divino Come(~v karya Dante, manusin kini beropel'Bsi
'kO'111il111l011 yang sama terhndnp kescjahteraan semua pribndi manllsia.
dalam SHtu kosmos sajn, yang dibingkai sesuai dengan ukuran, aka1, dan
Kita perlu mongingat utang hudi kita pada berbagai pergesoran 1.00-
kehondak manusia. Satu-satunya alternaHf bagi rasionalisme Descartes
. ini. Kcccnderungan-koconelerllugan baru ini berpendap<ll bahwa ]]0-
pada abacl ke~ 17 adalah empirisme Inggris yang dip81juangkan pm'a pong-
hakikal manusia aLau konclisi manusia lerla]u sering tidak diikut-
ikut Newton, Namul1 demikian, kesilll1aa11 merekn memiliki signiflbmsi
--., .. ) .. -- dalnm 111cmporLimbangkan pengahlnl<ll1 anggota rnasya.rakaL yang

Menjembatani Sains dan Agama


Hakikat Menjadi Manusio
paling iersisih. Salah satu paparan yang paling mencolok ten tang hal oArIlIllOlllKmr pertanyaan-portanyaan baru seputar arli l11anusia, meni~
adalah surnt imajiner Gustavo Gutierrez kepada Dietrich 13on11o effo1' ulang status moral perilakn manusia.
tilca ia rnenunjukkan bahwa kepodulian kita tidak perlu ditujukan ' Sejak diterbitkannya kmya Darwin Descent of Man tahun 1871,
"111anusia modern", tet.api paela "bukan orang", yUitll Inereka Y[U1g uer'arl,;< ilmuwan telah berupaya menjelaskan ciri-ciri serta perilaku manu-
eli pinggiran kepedulian kHa clan masyarakat. 3 dad sudut evolusi. Contoh dari upaya-upaya ini adalah karya tahun
Teologi-teologi lokal yang bal'll ini telah disertai dengan Kepe(!nl!i_< mBo-aln yang lnenggunakan asumsi-asumsi evolusi Neo-Darwin guna
kerangka tearilis nntuk menjelaskan ciri-ciri khusus pa-I

I
an etis serta dorangan yang kuat untuk bertindak Dengan kondisi
. demiki~n, mereka ll1engingatkan toologi akan t~gas praktisnya untuk perilaku koopera.tif. Kerangka ini ditandai oleh karya-karya William
nanga111 pondel'ltaan ell duma. Namun cleuukian, clalam l11(mg:enlbang. . dan George Williams, yang mengembangkt(n konsep-konsep,
kan clasar-dasar antropologis bagi karya otis mereka, mereka terlalu lain "alLruisme kel'abat", "kemampuan inklusif',.':i dan "alLruisme
ring gagal berpaling paela wawasan jalur kedua dari dialag yang HnlbEli-tral:IK .' Karya ini pada gilirannya meletakkan dasar bagi timbul-
clisebutkan: dialog dengan ihnu~ilnlu alam. Memang, walauJJun pellUo,_',,' disiplin-disiplin kontemporer seperli sosiobiologi dan psikologi eva-
kalan-pendekatan barn ini sBring berpaling pada ilmu-ilrnu sasial Jusion'er, yang menggnnakan wawasan evolusi untuk memperaleh pe-
kajian budaya, mereka jarang Inenggunakan wawasan dari disiplin-cli.' llaJlsir'an yang seeara ilrniah lebih jelas tentang perilaku sosial manusia
siplin seperti kosJnologi, biologi evolusioner, atau ihnu syaraf. nKlUe,_ binatang non-manusia (non-human animal).' Meskipun keberhasil-
nya, bagian-bagian wacana teologis ini mengisolasi did Inereka sendirf relatif dari disiplin-disiplin ini masih diperelebatkan, mereka mem-
dad wawasan kont81nporer tentang hakikat diri man usia. Wawasan contoh elengan eara bagaimana biologi evolusioner mendorong
ilmu-ilmn alam tampaknya momperlunak pondekatan kontekstual, antropologis. Apabila dalam kenyataarmya sejarah kehidupan ma-
dorong teologi untuk kembali ke mah gambaran diri manusia yang leOIn XX sepenuhnya terintegrasi dalam sejarah alam yang lebih lnas, kita
universal:1 untuk bertanya apakah mekanisme yang menggerakkan sejarah
lebih luas itu memadai untuk tugas mornmuskan hakikat manu-
D8ngan kata lain, apakah kerangka evolusioner yang dimiliki bersa-
Wawasan Evolusioner dalam Pemahaman Hakikat Manusia
memberikan penjelasan yang memadat bagi tugas mengidentifikasi
Begitu mengawali kajian antropologis, kita perlu mengakui bahwa ba~ 1l.'''~'"' manusia yang dimiliki bersama?
nyak kemajuan ilrniah konternporer bersifat relevan bagi pemahaman Torlopas dari bagaimana orang berpikir tentang keberhasilan ilmi-
baru tentang diri manusia (l11isalnya biologi evolusioner, ilmu syarar,' dari penafsiran ovolusi bam ini, moreka seeara kuat menggambarkan
inteligensi buatan). Oleh karena itu, banyak komajuan tidak dibahas da. pergeser'an signifikan dalam pemikiran kita tentang diri manusia. Pene-
lam bab ini. Hal yang domikian adalah akibat eakupan iSll-isu yang di. kerangka evolusi ini memotakan kawasan bagi banyak pembahas-
timbulkan olehnya. Dengan pembatasan ini, saya akan memusatkan per- selanjutnya tentang hakikat manusi.a universal yang tampak sangat
haUan pada isu utama antropologi: biologi evolusioner dan j)(mafsiran bembah-ubah.
sosialnya. Biolagi evalusionor, mungkin lebih daTi dirnensi-dimensi il· Ini berarti borita yang eampur-aduk bagi antropologi tradisional. Di
mu alam lainnya, telah membentuk kembali pemahanml1 kita tentung tom- pihak berita tersebut mpanya bumk: disiplin-disiplin barn ini 10-
pat manusia dalam dunia a18m non-manusia. Penlbentukun kembal! sering menekankan kesinambungan daripada ketidaksinambungan

Menjembotani Sains don Agoma Hakikat Menjodi Mal1usio


rnanusj,a dari sis a kerajar!l1 /)inatang, ]Jallekanan yang tsmpak . paling tidak dalam leori, hakikal manusia yang dapal diidentifi-
.~lapal dnlam banyak karya antropologi tradisional dan juga teologi Kes"p"k:'lt'an ini membuahkan npa yang saya sebut ontologlsasl kon
w

Di pihak lain, berita tarsebu! ta111pak baik: disiplin-clisiplin ini ' ihniah tentang hakikat manusia. lni bera1'Li, p8nafsiran~penaf~
nekankan kes8J'agam,an mIaOf dad komposisi gel1 manusia, yang pcrilaku 111anusia dari sudut biologi evolusioner ini mungkin da~
~ll)J11Urlglcinkall \'VmvnSfln ilmiah un1uk herfungsi secara filosofis se-

I
demikian menyiratkan bahwa mungkin ada sesllatu yang """llllllLki i
sal' yang sama yang di atasnya dibangun JJ8I'bedaan-perbedaan hakikatlkodrat llwnusia, tinjauan sekilas secara Hmiah

I
dnn perbedaan-perbedaan 1ainnya yang tampak pada manusia, ' "e8e11si" k8111anusiaan, :'
. P81~d~~c~tan. ~}~Oll~~i~l~er ini tel.ah diclasa~'kan dalam bi~ang-b.iclang Sains momiliki tradisi panjang untuk membingkai konsep-konsep-
sanlpm dkhll-dkhll 1111, l11ungkin telah d18nggap sebaga! k<nvasan "O,,,WH terminologi berbasis ompirik Namlln dmnilyan, banyak pc-
sir dari ilmu humaniora. Karya seperti tulisan Jared Diamond yang bio]ogi evolusionel' cenderung menggunakan konsep~konsep evo-
~)8roleh sambutan hangat, Guns, GonHs and Steei,lJ yang di. dalamnya dalam caIa yang lebib mendekati penggunaan ak"1 sehat, bahkan
)umlah kanmgan pili han 1.ontang sejarah dan antropologi n1anusia _hprlKCln ciri mclafisik pada istilah-istilah ilmiah, Fraktck jlenggu-

8i1'k8n 111ang dari sudut sejarah alamiah tontang ekspansi dan penj'lial" bahasa non-ilmiah ini lnemancing prates baik dari 1'ekan-1'8kan
{ln, tampaknya monjombatani tetapi juga mengaburkan garis batas l11aupul1 kritikus. Ambil saja penggunaan isti1ah haldkat manusia
tara ilmu humaniora _. termasuk toologi·- dan sains, , contoh, David Hull, 8eorang filsuf biologi yang ternama, lelah
illltmjukkan da1am karyanya Metaphysics of Evolution!) bagai111ana kon-
ini digullakan dan disalahgunabu~ dengan cam-C{lra yang Inenga-
Buku-buku Barn yang Perlu Dibaca Para Teolog
, perbedaan antara sains dan metafisikH. N81nun de111ikian, ada
~:ingkasan bnrbagai kemajuan belakangan ini di d 813m bidang-bidang berpendapat bahwa konsep ini dapal dirumuskan dalam cara yang
J1an barn tersebut tidak tercakup dalam bab ini. Namun demikinn ,na.r-l)()rrar ilmiah. Beberapa dari p8nulis esai yang men1berikan sum-
lusin~lusin buku barn 1110lnasuki paScH' intdektual, masing-masing r'08l1g-.'" 20
pada kal'ya Laura Betzig Human Naiw'8 rupanya memiliki p8n-
klai111 did sebagai sintesis yang tcrbaik dari pokok bahasan yang UlllHUKe saperli itu. M'isalnya, William Hmniltol1, clalanl pujiall yang di-
sud. Usaha~llsaha untuk Inonggunakan wawasan evolusioner untuk )rikalllw a lsrlsbih clahulu untuk buku itu, menyatakan sebagai berikut:
naLsirkan perilaku manusia ini bersifat l'81atif baI'u, Kendati suar''l-Suara/;
yang digunakan dalam mcngajukan pertanyaan-pertanyaan ini sangat Tabula hakikat manusia thiak pernah berupn ]'(]sa dan sekarang ia sedang
bcragam, tidak tordapat buku p8domall ]l8111ikiran yang merupakan sin, dibacn. Tulislln ycUlg ada bnkal11ah dogma atnu sistem dunia dan ia tidnk
tesis dan disepakati borsallla, Tidak adanya silltesis ini tidak lllengu, menavvarkan l1ntl1k membnnglln kerajann yang kejatllhmmya yang menya-
kitkan eli kemudjan hari ilkan menghnnyutkmmya. Menyandtlng ciri Darwin
r8ngi pentingnya disiplin-disiplin barn ini bagi pemaharnan kita tentang
dnn kritis terhacinp diri selldil'i, herb<lsis data dari daerah kutub sampai ke
antropologi.
daerah tropis di.ll1 dad sel benih sarnpai ke pengmlS'i.l yang lalim, buku ini
Oleh kHnma Hu, ll1ungkin ada 111an1'aatnya apabila kita menyoroti 11
adalah ilmu bagi Hl1gkatilll Jl111da dan berkembang.
sat u isu y,Ulg tall1paknya borgaung eli seluruh kUl11,pubn kal'ya barn ini
dan mempeJajari mlevallsinya bagi sllatu 3ntropologi teologis. Serupa de- raSQdi sini !118ngaCll pada pendapat yang cli111iliki beberapa pc-
ngan teologi Krlsten nwal, sebagian besm' karya ini rupanya sepakat bah-, abad ke-18 bahwa mfll1usia dalam kepribadian dan perilakunya

Menjembatani Soios dan Agama Hakikat Menjadi Manusia


cliteniukan bukan oloh "hakikat" manusia, ietapi hanya oloh
pada sekadill' debu hi<Iup dan kit<l harus memiliki ki.snJl untllk diceritakill1
~ingkungan yang membesarkannya, yaitu budaya. Jadi, keUka harus _ J)1engenai dad mana kila bel'8sal dan mengilj)a kita di sini. Mungkinkah
F~\I\T~lb, l~Drl'anyam~~pe~tar~yaan ant.ropologis, orang tidak pel'lu ll1elihfl }(ltab Suci hmlya merupakan upaya cerdas perlama untuk menjelilskan alam
cld sesudtu y~ng. mtrlllSIk dalum karakler diri manusia, tetapi pada semesta delll memlmat did kHa sendiri bermakna eli dalmnnya? Mungkin
kungan .ekstnnslk tempal ia bergerak. "Dogma" eli sini mengacu sai)1s ;-lda1ah kelanjntan aias dasar bam dan tcruji secara lebih baik gllna
konsopsl keagall1aan lontang manusia, semen lara "sistem dUllia" mencapai lujuan yang smna. Apabila demikian, maka dalam arli ilu sa.ins

I I
aeu pada konsepsi yang metafisik atau ideologis. Jadi, Williams dibebasknll dad agama dan menghasilhln karya bC-1Sal'.13

.. ratkclll bahwa sains sokarang dapal memberikan jawaban pada


nyaan-pertanyaan 10ntang hakikat manusia yang tidak dapat (lilJel'ib membualnya jolas: manakala harus mongajukan clan f:,0njaWab
oloh pm'a filsuf mauplln (eolog, Walallpun kerangka pikiran po:silivisf scputar agal11a dan hakikat l11~~nusia, ia berada
Williams lllungkin lidak begilu populer sekarang, kerallgka tersebut . empirik dari buku besar intolaktual (lihat Bab 11 dari buku yang
slh berfungsi sebagai perkiraan yang berpengaruh bagi banyak Consilhmce). Totapi in melihat sains sebagai aga'ina baru (ciri oks-
biologi evolusion8l', bahkan yang religius sekali pun. Sains, 'm(ll1lIrut},;; yang terlihat baik oloh sahabat~sahabat maupun musllh~mu­
nmgka pikiran ini, 1118111egang kunci yang akan 1118111buka misteri menekankan kebutuhan atas kisah manusia yang banl. Monu-
kat lTull1usia. manusia adalah tukang ccrita dan ini telah menjadi salah
Namun demikian, kerangka pikiran yang diwakili Williams fungsi utmna agan1H 801a111a ribuan tahun. KondaH penjelasan Wilson
gambm'kan semacam perubahan ironis, dmi yang ilmiah kel11bali agan1a bersifat reduksioni8tik, di sini setidaknya ada pengakuan
yang melafisik dan religius. Laura Belzig menunjukkan peru bah ' bahwa orang tidak dapat l11cmporlakukan sains sobagai pong-
.k I m agama tanpa sains harus mominjmn beberapa ciri dan fungsi (po-
se)a awa argu111ennya: "Hal ilu lelah lerjadi. Kita akllirnya lelah
maha111i kita berasal dari mana, mengapa kita di sini, dan siapa kit,,"!:'> atau negatifl dari agama. Sabagian bosaf rakan sosiobiologi Wilson
Dengan kata lam, pertanyaan-pertanyaan ym1g telah diajukan agama 111e1101ak pondapatnya. Mereka tidak ingin mengan1bil sains s{~ba-
fllsafat selama rilman tahun,. dengan jawahan yang jauh dari rt1llmlU(ls0.c,i agama baru. Telapi kita dapat menunjukkan bahwa ll1Gskipuu terda-
kan, dalam pikiran Botzig, akhirnya dapat dipecahkan seeara lebih keyakinan dan preferel1si, makin Iuas penafsiran soseorang terhadap
caya oloh ilmu evolusi manusia yang baru lersebut.
'"'1'0" , dan makna 111anusia, makin besar komungkinan ponafsiran itu
Edwmd O. Wilson, pakm' entol11ologi yang terkenal dari Harvard, bernuansa molafisik.
mengungkapkan keyakinan serupa dalan1 bukunya Consilience yang mem' Moskipun ada upaya-upaya yang semrawut untuk 1118mberikan ku-
p0J'aleh sambutan hangat: lebih p8nerjel11ahan leknis atas istilah hakikat mam18ia dalm11 ka1'-
para penafsir evolusi ini, muncul dimel1si yang konsiston dalam 11e-
T(~tapi saya tidnk memiliki keinginnn untuk membuang rasa keagamaan. In ~angallan istilab itu, yaitu keunikannya. Bidang-bidang ini baru. Daftar
berlumbuh di da1am did saya, ia menyelimuti sllmber~.'lumber kehidupan' " universal dan khas 1113l1usia yang disepakati ini tidak panjang.
kreatif say,!, Saya juga mcmpeltahankan sejumlah keeil akal sehat. Untuk . salu 'hal penling dapat dijelaskan: para pemikir ini berbicara ten-
n){~mj}jki <lkn}, orang hams menj<lcli anggota sebuah .'luku; mereka mendam- hakikat Inanusia dalam eara yang 1110nnmgkinkan llutuk 111elibat-
11(1kan tujuan yang lebjh besar dari did mercka sendiri. Kita dip<lksa oleh diri dan nlGlakukan penilaian terhadap penegasan~penogasan rnligi-
dorongan ierdalam daTi sHmangat manusia llntuk membuat did lebih dari;
dan metafisik tradisiol1fll. 15

Menjembatani Sains dan Agama


Hakikat Menjadi Manusia

-
Dun kesill1pulan sederhana perlu clitarik sejHuh ini. Pmlan1i) earn yang dapat dipercaya untuk mcmahami did nlanusia, mnka
kip.un l1sal~a untuk monafsirkan pm'ilaku ll1annsia lew at kaca 111i.:;a "",,"S'Jl1-WilWasan teologi dalam kondisi tnrbaik akan mcmjadi mubazir
lOgl evoluslOuer dan sosiobiologi itn masih bartl, dan neap kali dalam kondisi terburuk menyesatkan. Tetapi tidak ada paksaan un~
1l1osofis dan juga ilmiah, upaya tersehut menggambarkan porgcSGl'an lllenerima recluksionisme dongan cara ini. Pacia gilirannya, orang mo-

I
jelas dalam pmnikinm tentang hakikat manusia. \IVmvasan-wawasan akiln dapat menemukan titik-titik kesesuaian antara kal'ya para
cvolusi mewakili anlS yang mnnandingi kccendorungan-k<C)c'}J1':]eJI'IH'"_ " yang menafsirkan leori evolusi dan antropologi teologis.

I
relalivistik dari banyak pemikiran filosofis dan teologis . , kesesuaian ini menggambarkan apa yang saya sebut ,sebagai
:. Teori ovolusi Inenawarkan kepada kitn knrangka tunggal dengan . baru pada pergantian milcnillm" clalam bagian pendahuluan. .
rangkat sarana pennisirnn yang terhat-as untuk mOll1ahami diri lllilIl\\shl.;!, Apa yang mungkin dianggap orang sebagai cili-ciri~ositif maupun
Kerangka tunggal ini membuahkan hasil dengan kecepatan yang Inar dmi hakikat manusia rupanya bertcnlU dalam bacaal1"bacaan tco-
sa. Sains membmikan \V{I\,vasan untllk meninjau ulang masalah nakik<it;c dan evolusi tentang manusia. Seperti dinyatakan (::harles Harper,
manusia. Kodua, meskiplll1 kenya dalam disiplin-disiplin evolusi barn manusia, kobobasan dan rasa sakH adalah apa yang dilestari"
perU sosiobio]ogi dan pSiko!ogi evolusioner berbcda-boda serta ,,,,,a,,,,,,
_ dad kedua gelanggHl1g tersebut."16 Sementara para ponai'sir sains da-
kan gmnbaran yang lidak konsisten lontang hakikat manusia, karva '. karya n10reka mungkin udak pernah menyebutkan "kejatuhan", ba-
borupaya menggmnbarkan hakiknt manusia dalam bnhasH universal." ciri hakikat manusia yang tersirat dalam istilah teologis itu tam-
ya ini tidak borbeda dad yang dilakukan sepanjang sejarnh l'CHUKlrmj samtl-sama dimiliki para ponafsir tersebut. Kehidupan Inanusia
Kristen. Singkatnya, anggapan akan adanya hakiknt - bahkan esensi ambigu. 1a ditandai oleh keberhasilan moral yang signifikan dan juga
l11allllsia yang clapat dbdelltifikasi, tetap hidup clan sehaL Lebih dari :"~'LO"<dU moral yang signifikan.
anggapan tcrscbut mmnpengaruhi cam yang dnngannya snins ">C'WLJen PerIu dicatat bahwa klailn di sini sifatnya terbatas. T8010gi dan pe-
knn sumbangan pada nntl'Opologi. Tnologi seharusnya lll<c)lllp"rlclatJiKar;,: biologi evolusioner tidak memberikan gmnbaran tunggal tentmlg
hal illi.
manusia. 'T'etapi pm'Iu kita perhatikan ba}nv<1, dengan anggapan
Sacara singknt perlu dikatnkan eli sini ton tang isi lwkikaf 1 hakikat mariusiil yang dimiliki bmsmna, tUik temu seputar gam"
ken'ena hal ini sedang cliupayakan para sosiobiolog dan para pakar hakikat manusia yang mungkin dillpayakan tidak dapat dih')sam-
nya dengan menggunakan wawasan biologi evolusioner guna 111'3l11Iisir- Kemungkinan adanya titik tomu ini mClllberikan kesan bahwa
kan perilaku n1anus1a. Secant sah orang dapat bertanya: l11eskipun isti- bcnlt dan tentatif untuk membangun jembatan antma pemaham-
lah hakikat manusia yang digunakan serupa, apakah gambaran diri ma~, ilmiah dan too10gis tentang hakikat manusia nlungkin dilaksanakan
nusia yang dihasilkan disiplin-disiplin baru ini sal11a snkali berbcda da- membuahkan hasil.
ri wa\l\rasan tradisional? Apabila del11ikian, apakah karya mcrcka, mes~
kipun secant filosofis sesuai elengan kajian teologi tradisional, pnda ak.'
hirnya tidak mmnbantu atau bahkan lUembahayakan tugas teologis? Tell.
tu saja bacaan apa pun yang secanl filosofis borsifat reduksionis tentang bahwn walaupun antropologi fi'lsafat dan teologi telnh bOliunng
'icjarnh evolusi akan menghambat hllbungan yang burmanfaat antara kar~ eliri dari arus intolcktual pendekatan universal dan abs-
ya disiplin-disiplin baru ini da~l toologi. Apabila sains adalah sal'u-sa' lerhncinp p8l'soalan hakikat manusia, perkembangan-pc;rkembangan

Menjembatoni Sa ins dan Aganw Hakikat Menjadi Manusia


barn yang IUlllbuh dari ilmu-illllu biologi justru mulai bergerak ke Penilaian realistis terhadap sejarah manusia dari kacanmta
yang berlawanan. eurakan filsai'al dan teologi untuk monjauhi evolusi maupun tradisi teologi Kristen tmnpablya mongnkuhk~n si-
an ciri universal pada hakikat manusia sabagian 1110rupakan ,.8rnl)1g11 ini. Mungkin roalisme ini akan memborl kepada kita perlong-
dari gerakan-g8l'akan etis bm'u yaJlg berupaya agm' keragmnml yang lebih memadai untuk melaksanakan tugas mengupayakau

I
an 1118nUsia diakui sepol1uhnya. Di samping itu, kecenderungan dalam dunia yang tidak adil.
lam antropologi teologis ini telah mengajarkan kepada kita bahwa Berbicara lagi tentang hakikat dan kondisi mmmsia, r:,engik~ti jejak
alaman budaya dan intelektual Barat bukaJllall model kemmlusiaan sementm'a tetapi masuk akal tontang kemmmSlaan kita yang

I
. memadai bagi setiap orang yang lain. Mereka yang tersisih merrLiltki
nyak hal untuk diajarkan kepada kita tentang kemanusiaan kita --'.. ~"',:
Tetapi, kendati berhati elis, gerakan ke arah kontekstualiSllle
relativisme aeap kali meninggalkan kita dalam keadaan kurang sial'
,
dari penafsu'ml sains berdasarkml kerangka evoluasi Neo-Darwin, .
ponginga! yang momberikml pelajaran bahwa ilnpian kita ~ntuk
kesetaraaJl manusia tidak dapat dihm'apkan hanya darl por-
sikap dml kebiasaaJl saja, Kita harus mengatasi' haki
kat n~a~msia
tuk melaksanakan lugas etis yang untukiwa kita terpanggil. l;rltr('l'o;lo~i keras kopala, oportullistik, egosentl'ik, dan menipu dIn send,D',I. .Te~
pluralistik talllpakilya tidak lllampu mel1lUlgani konflik politik yang J'bejana tallah Hat", kemanusiaan yang berakar dalmn evolusl 111l1ah
malis, contoh-contoh konki'et yang menunjukkan kefanatikan, aC1lllinm:i;/ rnembawa har1a anugerah Allah selagi kita berupaya melupersatu-
ekollOlni dan militer, sikap tidak tolm'an dan prasangka, serla apa ymlg lercerai-berai dan lllenyelllbuhkan apa yang terluka,
kekerasan yang biasa terjadi di seluruh dunia. Walaupun pluralisme
lam antropologi telah memberikan piranti yang berguna untuk lllflM.:'
ngani pasca-moclernis111o, ia rup8nya tidak memberikan visi alt.enlatli Y'9l1R<
seeara politiS efekill dml juga konstruktif tentmlg manusia. Realis1l1e
kuat tentmrg hakikat mmmsia rupanya dibuluhkan, realisme ymlg U"","_y Lih, terulmna Giovanni Filoramo, A His(OJY oj Gnosticism (Oxford: Bhic\vell,
gumuli pemikiran kontemporer dengan sungguh-sungguh dan jujur, Di 1990), bab 6.
satu pihak, kemajuan-kemajuan dalam teari evolusi memungkinkan ki_ Edvvard Grant, 'I110 Foundations of Mod om Scienco in Uw Middle Ages: 'I~lOjr
ta berkata bahwa penggunaan kebebasan, bahasa, dan simbol-simbol Religions, inslituliollU} and Intdlcclu(I] ConlexLs (Cambridge: Camhndg(-~
ta memang men1bantu mengubah dan 1110lnbentuk konfigurasi University Press, 1996).
kita. Di pihak lain, mereka memperingatkan kita untuk tidak terlalu op-
"Sural" ini, yang pertmna kali rnuncul dim, Conciliw]l, Mei 197~, diJ~eprO­
limis terhadap hasil kehendak sadar kita, yang terikat sebagaimana ada: duksi sebagai lampiran GustilvO Gutierrez, 1110 POl-VOl' of tlw poor 111 FiIslOI)':
nya pad a berbagai jenis keterbatasan akibat sejarah evolusi yang seram- Selected Wdlings (Maryknoll, N.Y.: Orbis Books, 1983).
pangan. Hal yang cukup mengherankan, tradisi-tradisi dalam agama Kris-
PemiJ;:lca yang terlarik dii:mjurki.ln mengacu pada Paul R. Gross, Norman
ton yang telah berlangsung lama memberikan poringatan serupa tontang
Levitt, d<l~'l Martin W. LewiS, }Jeny., Tho Night from Science and R(J(1S011
kondisi manusia, meskipun mcmbingkainya dari segi kemakhlukan (crea-
(New York New York ACiH]emy of Science, 1997).
tureIiness), citra dan keserupaan, kefanaan, dan kejatuhan, Hakikat ma-
Jlusia ditandai oloh kapnsitas untuk melakukan tindak kekerasan dan WillimTI D. Hamilton, "The Genetical Evolution of Socinl BHhaviour", Jour-
menghancurkan, tetapi juga kapasitas untuk mewujudkan keadilan dan nal of71lOomtical Biology 7 (1964): 1-16.

Menjembatani Sains dan Agama Hakikat Menjadi Monusia


George G Williams, Adapt.ation and Natured Selection: A Critique tionnry Accounts of Altruism: Love's Crentioll Finn] Lin,v'?" bab 13 dari
Current EvoiutiOllW), Thought (Princeton: Princeton University Press, 1966), Altruism ond Altruistic Love: Science, Philosophy, and UchWon in JJi()l()gw~,
peny. Stephen G. Post el. 01. (Oxford: Oxford University Press, ,lkim tm'bit).
Bi-ll1yak karya dnlam bidang-bidang iui masih dalam tahap pe'llclal"mlll110 Tetapi sisi "menjadi" dari lllanusia ini juga merllpabn eifi ,mlropoIogi
Kekllatan disiplin-disiplin ini terJetak dalam kemmnpllan mereka, Kristen mana pun - penciptaan berhmgsung tidak hanyn "dnri milsa InJu"
sllmber-sl.1mber bioIngi evo]usioner, llJltuk membanglll1 lensa llllenlrel tetapi juga "dad masa depan", tblmn nnugerah dan (liilmJl pnngglln<1<ln ke~

I
yang dapat dipahami bagi 11enafsiran perilaku manusia, Namul1 U"UIlKlal),
sejumlah kmya dalam disiplin-disiplin iui lebih sering menerapkan
wtlsan-\I\Ii}wasan \llama dari 8v01usi secara filasofis dan tidak secara
l'ik. Karya Edward \I\lilson, misalnya, meskipnn mengambil daTi W'''VilSAO"
bebasan kita.

Chnrles L. H<lrper, "Why Scjence and Religion Need 1.0 T(llk~ I·hunan
'Fallenness', Freedom ,mel Pain are the Preserve of' B01~ Arenas", Nature
I
wawasan kritis yang menyangkut kajian perilaku sosial blllal.an.g"IJirlalilI\Q 411.17 (Mei 2001): 239.
non-manusin tertentll, menerapkan W'l\'vasan-wav.rasan ini pada
manusin mclaini analogi. Dalarn I.ahun-I.ahun IYl{mdatang, nilai clisiplin-di_,
siplin ini akan diukuI' oleh seberapa jauh hipOl.esis rnelalui analogi dapM
bertah,m terhadap kajian empirik yang torus berlanjl1t.

J;ll'{;d M. Diamond, Guns, GenJls, and Steel: 1J18 Fales of Human Societies'
(Nc\-\I York: Norl-on, 1997).

David Hull, 71", Mclaphysics ofEvollllioI1 (Albany: SUNY Press, 1989).

LmUH 13et:1.ig, P(-;nY., HUlJ1011 NO/11m: A Critical Reader (New York/Oxford:_'


Oxford University Press, 1997).

11. Ibid., sampul belakaJlg.

12. lliid., xi.

13. Ethv;1J'(i O. VVilsol1, COllsilience: l1w Unity of Knowledge (New York: Norton,-
1998), G. Mcnjclang <1khi]', ia merangkum argumen I.ersebut sebagai berikut:
"Epik evolllsi yang sehcnm'uya, yang dikisahkan ulang sebagai puisi secara
intrinsik bersifil1 mengagungkan seperli halnya epik keagamaan mana pun."
(hlm.265).

14. Lih. lVlichael Ruse, Mys/my of Mystories: Is Evolution a 80("iol Construction?


(Cambri(lge, Mass.: Harvard Universil.y Press, 1999), bab 9.

15. Scpcl'li ttd,lb dirangkum secara tepal. 018h Jeffrey Schloss, "hakikat manu-
sin bllkanlah satuan yang slatis unl.uk diisi, tetapi 1mbungan yang dinamis
antara gnn dan Imdaya yang labil" dIm. Jeffrey Schloss, "Emerging Evolu-

.' Menjembatani Saim dan Agama Hakikat Menjadi Manusia


~
I
saya mengalami kesulitan dalam memperlemukan panciangnn
Hindu dengan penemuan-peUOllluan sains 111ociern. Saya pun ti-
be:rsi!nF,ati' lerhadap beberapa keyakinan dan perilaku beberapa orang
Hinduisme seiman dengan saya, terlebih lagi dengan beberapa kebiasaan sosi- I
5 Tradisional dan
Sains
Modern
Lelab lama dikaitkan dengan masyarakal Hindu.
Dari apa yang saya ketahui tentang agama lain dan tentang ilmu-
lain, pengalaman saya menjalani kehidupan sebagai seOl,1ng peng-I
agama dan sebagai seorang ihnuwan bukanlah sesuatu yang unik. .
konteks ganda ini, beberapa telah 1118ninggalka~ afiliasi keagama-
Varadaraja V. Raman
mille",,, dan menanggalkan sehzruh akar keagamaan ll1ereka. Bebera-
yang lain telah mencari perlindungan dan mendapatkan kepuasan
agama-agama lain, Seiama hal ini men1enuhi apa yang mereka
amba.karl, saya memahami dan menghormati keputusan sen1acmn itu.
Saya, berd. asarkan latar helakang pendidikan chn rl'll'll11 ])'11'11 SoIanjutnya dalmn bab ini saya akan 111emapmkan kesesuaian mau-
-'J-k _ _". { .( r (cungan
t,e e, tuaI,. pm tan1a-tama adalah seorang flsikmvHn dan secm'a lebih kelidaksesuaian anima sains modern dan keyakinan Hindu tradisi-
SeOlang Ilmuwan. Saya memandang dunia fisik dikendalikan oleh Dalam beberapa hal, perenungan Hindn terhadap realitas, khusus-
kum-hukul1l dan prinsip~prinsip yang sudah pasti, yang dapat pandangan Hindu terhadap alan1, "mengantisipasi" pengetahuan il-
s.(]~~ara luas dengan penggunaan piranU yang canggih clan dapatU'JQJtiJI(J, modern kita. Dalam hal-hal lain, apa yang dikatakan sains modern
11S1S dengan bantuan konsep~konsep dan maternatika.
onelll.allegan dengan apa yang diakui pandangan berbasis agama tradi-
Saya juga dibesarkun sebagai seorang Hindu. Saya telah Saya mendapatkan diri hidup di dua dunia itn.
nalka~1 pE~da berbagai si111bo1 dan sakramen agama hmo ini.
1~:~nglkut~ p~sta-pesta dan perayaannya dengan pc-muh suka citll.
lelah manJad1 peka terhadajJ lradisi-lradisinya dan saya diilhami oleh Iwal-fIlUla Kosmos (Kosmogoni) dan Agama Hindu
lstmdat dan literaturnya. uu'''_··.• '"
berabad-abad, roh manusia telah menggnmuli masalah awal-mu-
. .' ,Cakrawala inleleklllal saya telah jauh diporluas dongan inempelac terjadinya kosmos (kosmogoni). Ketika agama-agama kelllarga mann-
J~ll s,Hl,ns, pan~angm: sa:~ diperhalus dan persepsi saya terhadap dunia lambat-lann ll10njadi berpengaruh, narasi mereka masing-masing
d~P81ddlam. D11110nsl splntual keberadaan saya, sikap saya terhadap ke. awal-mula (1118 Beginning) tertanam dalam budaya. Semuanya
hl~1upan dan kasih, rasa hormat saya pada (Tadisi clan penghargaan saya perlahan-lahan mall1beku dalam jiwa kolektif bangsa-bangsa. Berba-
tmhadap sesama makhluk S8111uanya telah banyak dipertajam 018h latar kajian sains modern mulai mengungkapkan p8ndangan tentang awal-
belakang keagamaan saya. terjadinya kosmos yang lall1pakl1ya berbeda dari pandangan kuna,
" , Tentu saja, saya telah mengalami saat-saat ketika apa yang telah Ji. dalam dua hal penting. Pertama, mereka nluncu1 dari data
:lJ~l~an ,da~a~n ,~gama saY~ldan apa yang tdah saya pahami dari belajar yang dihimpun peneliLian ell1jJirik tentang duuia. Kedua, berbeda dari
smns t8J nY<lta tIdak sesum. Seperti J'ekal).-rekan saya yang 111enganut aga" .1l<HlCiarlg,m keagan1aan, l11ereka memandang manusia hanya sebagai fe-

266 Hinduisme Tradisionaf dan Soins Modern


nomena insidental dalnm kisnh 111a111 scmastn. Tetapi ironisnya, Bukan kematiilIl milupun kG'busukilll.
logi ilmiah barn ada kalanya moluas dan berkembang dad PfUlciHllg81k,i J3ukan, bukan pllla irama malam dan siang.
hmo. Keberadaall did, dcngan napas lanpo udanl.
Dalall1 dunia Hindu, ada Kidung Pcmeiptaan dalam bukn I'C'l'tal1l," Itu dan it u saja eli Sima.
rUg Vedn, kitab suci utama daJnm tradisi I-iindu. Kidung ini bersifat

I
leklif dan imajinalif. Kidung ini juga sederhana dalam pe))1e'g asHl1 mla ...•••. , beberapa tahun padn abad h~-20, ada dua I'cori yang bcrsning
~arel.1a setO.lah .l~enyatakan bagaimana dunia torjadi, sang pOl. ihat memberikan penjelasan tentang dnnia. Teori yang satu berpenda-

I
:. Seer) mengaklunnya dongan dua bait yang mencerminkan skeptisisrn'
yang mendalan1:

Siapa yang benar~bel1{ll' t<1hu, dan siapa dapat bersumpab,


e
balnva almn semesta selalu ada, tanpa av.raL lni dikenal sei;agai mo~
Keadaan Tetap. Teori i11i menjnmpai beberapa kesnlitan dalam kon- .
al81n sen1esta yang lnemuai, keUka galaksi bergei'ak somakin jauh
dari yang lain. Kemunduran galaksi dan yang lain dijelaskan seeara
bagaim1lna peJlciptaan lerjadi, kapan atau eli mana! berhasil oleh apa yang dikenal sebagai model Big' Ballg ymlg meng-
Bahbn dewa-dewa datang selela,h hari penciptaan. alan1 selllesta l11emang memiliki awal dalam ruang dan waktu.
Siapa yi.mg benar-benal' talm, siapa yang dapHt mengatakan sebenarnya. Pandangan Hindu sedikil banyak mungkin mengimplikasikan sin-
dari kedua model tersebuL Di salu pihak, agama Hindu meman-
Di mana dan hagaiIl1ill1i1 penciptaan tEirjadi?
dunia sebagai sudah ada untnk selama-Iml1anya. Di pihak lain, alam
Apakah Ia melakukannya? Ataukah tidak?
'senaesta dikatakan memiliki rentang waktu yang terbatas. Hal ini mnng-
Hanya Ia di 'll.as sana yang talm, mungkin;
Atm] nmngkin, bahkan In pun tidak
karena alan1 sen1esta dipercaya sebagai salah 8atu tl'anSfOrn1a8il1ya
tidak berkesudahan. Dengan kata.lain, alam semesta kita yang se-
Menurut pemikiran ilmiah masa kini, alam semesta limbul sebagai aki. ini memang memiliki titik awal, tetapi ia memiliki kelahiran dan
bat d~ri sesuatu yang disebut sebagai porpeeahan simetris (symmelIy terdahnln yang tak terbilang banyaknya. Ini sangat mirip de-
br~ak111g), sabuah konsep Leknis dan matematis. Bagaimana pun jugaj model alam semesta yang berosilasi yang di dalamnya dunia me-
akibal apa pun yang memieu kelahiran alam semesta Big Bang adalah . dan menynsut serta mengembaug lagi, demikian proses yang sa-
bahwa dalam selang waktn yang luill' biasa pendekuya, sejnmlah besar bernlang tanpa batas. Salah satu manfaat model alam semesta yang
wujud fundamental dimunlahkan. Sebelum alam semes!a muneul, ha- berosilas.'i adalah ia mengatasi masalah asal-usu!' waktn. Waktu sudah
nya ada kekosongan. ada di sana dan akan selalu ada.
Di sini, menm'ik untuk diingat bahwa kidung Rig Veda tentmlg pen:
ciptaml mulai dengan syair berikut ini:

Bahkan tak ada SWltu apa pun saat i1.u. n1ungkin bertanya: apa yang akal1 terjadi dengan dunia ini tem-
Behun ada m]ara dan Udnk ada langit. kita hidup dengan planet dan matahari, d8ngan bintang-bintang dan
Sinp;:] yang mewadahinya dan menyimpallnya di malla? gHllaK:", serta tentu saja dengan alam somesta dalam jangka wakln yang
Apakah air dalam kege18pan di sana? panjang? Apa yang akan terjadi dengan manusia clan mikroba, do-
burung dan Seffl.l1gga pada akhirnya? Apa yang akan terjadi de-

Menjembatani Sains dan Agamo Hinduisme Trodisianal dan Sains Modern


ngan dunia fisik pada akhirnya? Marilah kita nlClninjanl visi Hindu Il1ahaluas yang tampaknya tanpa batas, semllanya dilakdirknn
no tentang pmtanyaan-pcrlanyaan seputar eskatologi tcrsebut. akhirnya akan lenyap, Apa yang menjadi pel1yebab kemusnahan
Keyakinan Hindu lradisionaJ adalah bahwa ada ompat yuga: ini adalah sebuah 111isteri yang dalam dunia Hindu digarnbarkan
de yang panjang dan tidak sama. Saal ini kita berada dalmn periode , Siliva. Silil1(J ada]ah titik yang melongkapi seliap kalimat keber-
empal yang discbul Kali Yuga. Kabarnya periode ini sudah mulai selJt"';!. ,11apas akhir yang menidurkan paru-paru, taU gaib yang mcnntllp
limB rihu tahun 1a1u dan diharapkan sclurllhnya berlangsung ,elam,,;;;
432.000 tahun. Dvapa1'Cl Yuga yang mendahuluinya berlangsung
pada akhir portunjukan kosl11os, ambUSHl1 nHpas terakhir dari a1am
~al1g a,gung sendiri, ~khir, ke,hidU~)an ~l~nia, fi,Sik Sl~i~:O ,(~dalHl~ I
1
_ kali lobih panjang: 864.000 tahun, sodangkan waktu sebelum itu,
Yuga, bertahan sampai 1.296.000 lahun. KJita Yuga, yuga paling
momiliki rentang waklu sepanjang 1.728.000 tahun.
Periodo keselaruhan yang membentuk keempat yuga tersebut
mltologls yang dalam Ilmu termOdll1al111k~1 dumbut mat! 1{-.. 1 pang
~

Isa"-'.'u' u Kehidupan (Biogenesis) dan Evolusi


jumlah 4.320.000 tahun. lni membentuk apa yang disebut MCliJiiv,,"o'
alau Yuga Besal'. Seribu MalJoyuga membentuk satu Ardhakalpa pertanyaan penting lain yang ditangani agan1H maupun sains ber-
sotengah hari dalam kehidupan Pencipta kosmos. Jadi, sohari ponuh atau dengan asal-mula kehidupan: masalah biogenesis, Dalanl Kitab
Kulpa bagi sang Poncipta adalah 8,64 miliar tahull. sang Pencipta clisobut Pl'ojapati: penguasa manusia. Ia dikatakan
Di atas sen1ua mitologi dan mat y111atika, di atas semua sajak fisika menciptnkall Uga elm/va primordial: Agni, V6yu, dan Sr11ya sEn'ia mo-
dan dongeng tradisi, Brahma dalam visi agama Budha mowakili llBlnpatl,an l110reka di Uga elunia. Nama n1ereka berarti api, udara, dan
traksi agung dari misteri penciptaan yang sulit dipahami yang OaJ'llll'a' ]!laUWCCIU. Kernudian ada prinsip langit dan air juga. Dala111 Kitab Kejacli-

secara berkala InenlHncar alam semesta yang indah. ada kerangka kosl11is sebelum penciplaan 111anusia, yang eli dalam··
Pada akhir hari Brahma, ada laya alau kel11usnahan, Pada saat ini; cahaya bersifat utama seperti halnya juga dengan matahari dan bin-
seluruh a1am sen1esta terserap ke dalam pikiran 111'oh1110, dan sesudah~" . Dalam perumpamaan Kilab Veda, orang monomukan rele-
nyu ada sluishti atau peneiptaan lagi, yang diikuti oleh tahap stIliti atau matahari, udara, dan air bagi timbulnyn kehidupan.
pelestarian yang panjang sdama satu kalpa sebelum laya berikutnya Lobih dari itu, dalam dunia Hindu ada serangkaian jJenjelasan mi-
terjadi. Mllngkin masih diingat bahwa bam pad" para kedua abad ke-19 yang berbicara tentang yang ilahi sebagai yang tdah turun ke bu-
snins modern bahkan membayangkan akhir fisik dunia kita seporti itu, dalam bentuk berbeda-boda. Ini dikenal sebagai avaWms: yang ilahi
Gagasan tersebut yang dikenal sebagai kematian alam semesta karena ke dunia. Keilahian n1ula~n1ula datang sebagai ikan, kemudian se-
ponas, diusulkan oleh Rudolph Clousius. . kuda putih bertanduk tunggal (l111icom) dan kemudian sebagai ku-
Dalam mytIlOpoesy Hindu, ada prinsip abstrak yang membatalka'l ;,ra-Klila . lni' semua diikuti dalam bentuk babi, diikuti perwujudan dalam
semu" yang teloh muneu!. Tidak hanya mekarnya bunga mawar yang bentuk singa-manusia dan orang kerdil. Akhirnya, yang ilahi datang da-
cepat layu dan detak jantung yang toratar dari orang yang sehat, tetapi bontuk manusia lengkap: tampi! sebagai seorang dengan sebuah ka-
sogala sesuatu pada akhirnya akan musnah sama sekali, dad bisikan kemudian sebagai perwujudan kebenaran dan akhirnya sebagai ke-
lembllt angin yang semilir sampai batu karang yang paling kokoh, dari bijaksHllaam agung. Menurut tradisi Hindu, aVaUlI'd masih akan datang,
interaksi t3npa kata an1a1'a lepton dan hedron sampai pada keberadaap

Menjembatani Sa ins dan Agama Hinduisme Tradisional dan Sains Modern


Dongeng fanlasi dan carita kepahla\vanan yang 1118g311 "~"'lI"Ko, Saya telah melihat dalam mitologi mas a lampau bany~kmakr~a da-
1~~m:}l81~bagai :1I1a[61'O (~an i~li sem~la tel~h menjadi bagian intrinsik k()l1teks evolusi biologis maupun budaya, Dalam arl! 1m, bagl saya
tiddlSl ddU legenda dmlla I-Imdu. SepertI anak lain dalam tradisi memiliki relevansi dalam konteks sains modern,
saya bertumbuh dengan mendengarkan kisah-kisah kE:pahl"wan,'r II

I
mito]ogi yang menceritakan inkarnasi dal'i yang ilahi t8l'sebut:
dan Agama Hindu [
am~h) beberapa menakutkan, beberapa agung dan semarak wtenl~aQ'I" t
11··J·,'

I
kan bahwa kisah-kisah ini memiliki kesamaan yang luar biasa modern melacak banyak ciri mannsia pada gen, Penlletahuan f
~
pandangan kita sekarang tentang evolusi biologis dan mereka melaInr,,;, struktur dan kompleksitas gen telah banyak berkembang dalam ',1
gambaran ihlliah yang ada, Kita melihat dalmn ulasHll ini tidak
""H Vi' ",' i
dasawarsa terakhir inL Walaupun genetika m~njelaskan banyak I
l~l(mllSiH81~, tetapi somua kehidupan, sebagai pnngejawantahan YfUlg manusia, kita n18sih ingil1 tahu lucngapa seseorang dianugerahi gen •
'I·

(l11wgo dm), Proses tersebut berbicara tentang perkembangan l<:em[U1Ulsia? 1ll8mbuatnya menderita penyakit honis, sedangkan yang lain me- tl,
an secara berlahap dari kandaan yang benar-benar' akuatik 111enjaeli
tang, dfU'i makhluk kecil menjadi makhluk yang agung"
Saya l1:ungkin menyebutkan sepintas laIn bahwa orang tergoda
gen yang memberikan dasar untuk n1enjadi at18t tingkat olimpia-
, Sains hanya mengatakan bahwa bakat genetik torjadi seeara kebetul-
sperma tertentu menerobos masuk ke dalam sel telur tertentu da~l
I fJ
i,
luk monafs11'kan kescpulUh avatdra sebagai gfllnbm'an evolusi U'U'Whi semuanya untuk mencrilna kclebihaI1 dan kekurangan yang dl-
lvlungkin kita perIn berhati-hati di sinL lvlemang benar bahwa kita
hat eli sini, seperli pada beberapa pemikir kuno lain11ya, cahaya smnme-sa' Tetapi kita menginginkan jawaban yang lebih jelas untuk pertanya-
111a1' ciari wawasan yang mondalmn bahwa berbagai.organism~ berada seputar pembagiml nasib dan kebernntungan ymlg tidak seimbang,
da ~'ingkat p81'~0I11bangan yang borbeda dal8111 ciri-ciri 111ereka, tetapi kali tidak adiL Di sini pandangan Hindu memberikan gambm'an yang
clarmya menY1l11pulkan. bahwa m01'8k8 berada pada tai10p proses 111embcrikan jawaban yang cukup 111Cluuaskan sepcrti yang lain.
yang berbeda adalah lompatan yang terlalu jauh, Diperlukan sejullllah adalah illlkum karma: semua pengalaman kita, baik dari gen, harta
sal' kajian observasio11al sebelum 111embuat penegasan terse but. , pendidikan yang baik atan apa pun juga, berasal dari tindakan-
Sains lllengnngkap timbulnya kehidnpan daTi sallludera dunia dan ;tmmu"'" yang pernah kita lakukan dalam kehidupan sekarang atau 50-
transfol'1~asinY~l secara bertahap dari binatang menjadi k81nanusiaan yang 'boIUlnn.ya Tindakan-tindakan kita sekarang n1en1bawa akibat juga: me-
sadm:, Klsah-kisah avaldra mencerminkan tidak hanya evolusi biologis, akan membuahkan hasil baik atau burnk dalam kehidupml sekarang
tetapl Juga budaya, lvlanusia telah berubah dari pemegang dan penggu- yang akau datang. .
na, keku~ltan ym:g kasal', yang dilambangkan oleh kapak, menjadi peng- Gabungan antara hukU111 karma dan teori reinkarnasi bersifat in-
anJur prmslp-pnnslp moral dan pada akhirnya menjadi agen kebenaTan " dalam ke1'3ngka tradisi Hindu, Sintesis ini mencakup prinsip fa-
yang lebih mendalam tcntang dunia. Mengenai uvatarQ yang akan da- talisme dan kehendak bebas, Prinsip ini berkata bahwa apa yang telah
tang, ini lllungkin berarti bahwa tidak sCOl'ang pun dapat mengatakan tidak dapat dielakkan, km'ena benih-benihnya telah ditabur sebe-
bahwa illilah sm11ua yang ada, karena tidak seorang pun dapat n1eramal- llllllllya' dan juga bahwa apa yang akan terjadi Illasih dapat dibentuk oleb
kan apa yang tcrkandung pada masa mendatang. . yang kita lakukan dan bagaimana kita berperilaku dalam kohidupan
yang sedang kita jalani inL Di samping itu, ia tidak menunjuk pada Allah

Menjembatani Sains dan Agama HindU/:sme Tradisional dan Sa ins Modem


yang tidal borbelas kasih saat kila mengalml1i pencieritnan, tetapi Tunlutan untuk objektivitas sepel1uhnya dapat dipandang sebagai
ingatkan bahwa kita sendirilah yang bertanggung jawab atas hal-hal sains lT18nggambarkan }Jl'okriti tanpa jiva(nwn (pUl'U8]W),
baik yang kita peroleh dan atas hal-hal yang buruk yang kita aJall1i. Sedikit perenungan akan menunjukkan bahwa tujuan semacan1 itu
alih bakal genelik yang diperoleh seeara kebotulan, umat Hindu dapat dicapai bahkan dalall1 prinsipnya, lui karena sains t8l'kait
bahwa identilas dan nasib kita ditentukan oleh hukum, yailu

I
konsep-konsep yang merupakan produk pikiran n1anusia. Tosis
kanno. UUl(lU,,<
monuntut daya tarik universal atas dasar eksperimentasi yang

I Objektivitas I1miah dan Kerangka Agama Hindu


Kepedulian sains berkaitan dengan objeklivita8. lui berarli
. dengan cara-cam logis. Apa yang dimaksud dengan obi.~klivitas
adalah bahwa paparan. ilmiah harus tCl'pisah dari pikiran. klwSllS
menvatakan dan menerunanya. Dengan dellllkwIJ, objekllv1ias 11-
llwnjadi .$l1bjektlvitas yang pada hakikalnya kolektif
nyangkut us aha menggambarkan selengkap mungkin dan m(mEn'aJllg';a~3 Terlebih lagi, fisika kuantum tclah menunjukkall ,kelidaklerpisah-
sejelas mungkin semua f011omona yang cliamati tanpa mengacu pads intrinsik ant81'a subjek dan objek, antara yang diamati dan pengall1al.
hadiran manusia eli dunia. Dengan kata lain, sains berupaya m(mi~et;l!ll'i aras pengalaman biasa kita sehari-hari, perbedaan yang jelas anta-
bagaimana clunia berfungsi, lerlepas dari kebetulan ada-tidaknya pikir~ subjck dan objek ll1ungkin clilakukan dan perlu bagi gambaran rasio-
an manusia eli dalamnya.
ton tang clunia. Telapi pad a aras mikrokosmos, pell1bodaan semacam
Cagasan utama dinyatakan dalam abad ke-17 018h Rene Doscmtes lidak ll1ungkin dalam prakteknya dan juga socara konsoptual tidak
yang mengemukakan balnva ada res extenso atan hal yang ekslensif, yaitu diportahankan,
dunia objektif eksternal dan 1'88 cogitons atau hal yang berpikir, Saling keterkaitan antara pikiran sadar dan dunia eksternal 111em-
pikiran manusia. 13eberapa abad sebelumnya, pam filsuf Hindu telah objeklivitas sangat sulit. Hal ini mell1aksa kita untuk ll1mnandang
ngemukakan dikotomi serupa anlara prakl'iti alau hakikat tanpa
'O"~'U." Hsik pad a akhirnya sebagai kesatuan tunggal yang utuh. Memang,
dan ]Jurusha atan prinsip yang mongalami. Salah satll eara menggam". mendapatkan bahwa keterpisahan yang kita amaH dan alami tergan-
barkan model ini adalah sobagai berikut:
pada tahap di nlana kita berf11l1gsi.-Dengan menjajaki dunia pada t8.-
pengalaman yang bmbeda, keutuhan tel'sebul111enjadi se111akin jelas.
Dad Bmhman ynng abslrak munc\ll pUJ'Usho, Yilitu prinsip yang mengalmni
Dari pers]loktif Hindu, substrata realitas fisik dapat dipahami seca-
dan prukriti alml dunia energi-materi. Dal'i pmkrili tCl'benluk komponen-
analitik Iewat modus il111iah, dengan bantuan konsep-konscp, n1ate-
komponen bernyawa dan ti<1ilk bernyawa. dad dllnia, kedu<lnV<l
. membentuk
rmlllKd" dan piranli yang akan mcmbuahkan hasil kuantilalif dan dapat
dunia fenomena. Pikiran b(~rke1l11)(mg dalal11 bebernpa kompomm bemymva,
yang ll1emiliki jivalmol1 (jiwa perorangan). Mereka adalah yong nWllg~lami dLllwmfaatkcm. Tetapi ia juga dapat dipaha111i dengan cara-cara mistik le-
(oxpelioncor) secara perorangan. jfv6tJ11011 hanyalah sepercik purusha. meditasi, doa, atau latihan yoga. Ini aknn mel11bmva orang pada
UpaYil jivat11lon untuk berhubungal1 dengan jllll'l1siw (.i<Jn Bmhmol1 mel'll. pe,ng,alilJlllarl-pengal81nan yang sangat pribadi dan mendalam.
pnknn pencarian rdigillS. Upnya mereb unlllk memahmni perwujudnl1 fe- Dalam kontoks ini, mungkin dapat dilunjukkan bahwa sejmnlah il-
IlOll1elWl dad prokIit.i mel'llpaknn pencilrian ilmiah. .rn,,\>\!an praktis, fisikawan aktif yang telah ikut mengmnbil bagian dalam
..pE,rbelllb[lll!,an fisika kuantul11, telah menyatakan bahwa berbagai aspek
ipcmc,mllan kita dalmn mikrokosmos sesuai dengan beberapa wawasan

Menjembatani Sa ins dan Agama Hinduisme Trodisional dan sains Modern


spiritual Hindu kuno. Di pihak lain, fisikawnn yang lain te1ah
(eSilaaraII dan Agama Hindu
berbagai WHwasan ilmiah modern di dalam beberapa wawasan re.{)gili'"
clari pelbagai tradisi keagamaan lainnya juga. 'okanmg marilnh kita beralih pad a Vi8i dunia Hindu tentang topik kesa-
misteri dari banyak lnisteri. 1ni adalah kcsemarakan ynng tidak
, yang memeriahkan bentangan clingin ruang sunyi. Semun kec~~
Membangun Jembatan
. , atnu koindahan, kemogahan dan keagungan nJam smnesla t.8I~
1
hanya dalam rob manusia, Tidak akan ada pcrsan1aan .~agi orbit
;jg•

I
Perlu disebutkan bahwa dalam kerangka agama Hindu tmdisional,
. dan spiritualitas adalah pencarian aspek realitas yang jauh berbeda. , tidak ada perhitungan ruang atau waktu apabil. a ha~l~a ada ma-I
da zaman India klasik, para peneliti ilmiah menjalankan usaha ........ u~q, •...•...• . bis11 dan tidak ada pikiran yang mengukur dalanl k~tsmos. ,
menghasilkan teknologi praktis, mengamati, dan menghitung konJi.gur'ac Sains modern masih 111cnggeluU fenon1f.ma yang n1(·makJubkan da~
si binlang, meramalkan gerhana, menciptakan matematika, dm} alam sOlnesia. Kiln menyelidiki neuron dan proses,,~proses kuantul11,
berspekulasi tentang hakikat materi, Para pencari spiritualitas sejaU menganalisis mimpi dan keadaan torjaga, kita l118111buat robot dan
dak melakukan hal-hal semacam itu. Ada orang suci dan orang bijak da. ". bualan serla berharap suatu had dapat 111engungkap apa yang
ri budaya ini yang dikunjungi penduduk - tidal< untuk belajar flsika, bio_ rnWJJU<W, kita lnasing-masing tidak hanya sadal' did totapi juga u.nile .

logi, atau kosl1101ogi _. tetapi unluk merlunjukkan rasa honnat terhadap Dunin Hindu tolah monjajaki hal ini juga, tidak dongan pH'antI sa-
kesucian dan untuk memperoleh pengalaman mistik modern atau dalmll kerangkanya, tetapi molalui meditasi, y~ga: dan
Sejak datangnya sains modern di India, banyak kekuatan histods ,cara-c:anl spiritual lailmya. Mereka melul11uskan teori-teori terpermcl ten-
mulai berperan, sebagian besar karena campur tangan dm1 pengaruh Erapa, asal~usul dan sifat did yang sadaI'. Dalarl1 tel'l11inologi umUll1 yan~
Salah satu akibatnya adalah bahwa para pemikir Hindu juga telah meng, .be,rlaKu sekanmg, saya akan menyajikal1l1ya dari sudut pandang sebagm
ambil pendekatan apologetik dari toologi Barat. Tujuan mereka adalah
membahas dm1 memapm'km1 doktrin-doktrin keagamaan, acap kali memo
bela dokLrin~doki:rin terse but dari serangan goncar menentang tradisi yang Manu~ia, sebagai en1i1.as biologis, iH.lalnb entitas yang tidnk berarti, tel'ku~
nmg dalal11 sebuah planet keeil d<llmn benl.<lngal1 kosm(:s ?(~ng mahahws.
dilancarkan sains modern, Banyak pihak sekarang percaya bahwa sehu.
TampaknY<l, segumpi.ll pikjl'an dan 1l1ateri yang amat keClll11J bell',ll 1:1111:~ul
ah jembatan l?erlu dibangun antma sains dan kesalehan. Jadi, dalam tra~
bebempa juta tahun lalu, sebrlgi[m besar nkibat hukum~hukum bml.a-fls~k,
disi Hindu, se)Jerti halnya dalam lradisi Krislen-Yahudi, upaya-upaya te-
yang bertindak schwas dan Serrll)l}J,lJ1g<m juga. Apabila fel10mena k~lllduPl~1
lah dilakukan untuk menetapkan bahwa visi spiritual Hindu kuno sepe. dapat dililcak smnpnj ke penggabungan moleklll, makn sudah hd8k 8d.d
nuhnya selarus dongan penenll.wn~penemuan paling baru dari fisika ku- perhilllngan yang dapat meralllalkan faktol'-faktol' kebelulan yang tak terbl~
antum dan kosrnologi Big Bong, Upaya-upaya sen1acam Uu menarik pa. lang banyaknya yang membuatnya berfungsi. .
da aras analHik dan akademik, tetapi dalam praklek keyakinan yang se~ Mmmsia jauh lebih dn1'ipac1a S8 kaJ <11' ent 1'l as b'
'10 10 glS , Dalam diri kita
benarnya, banyak orang terrnasuk saya sendiri, monganggap hal itu se" masing~ll1i1sillg terdapat keajaiban pikiran dan perasaan yang mernpesona,
benarnya tidak perlu dan kadang-kadang bahkan tidak pada tempatnya. keagungall seni dan musik, getaran cinta dan cita"cita Illlmr. Juga ada daya
tmnbus pikiran yang mampll memnhami hakikat (hmia :ang kompleks,
menjangkall ujung alam semesta, dan memperhitungkan m1k1'Okosmos.

Menjembatani So ins dan Agama flinduisme Trodisional dan Sai175 Modern


. K{ll~asilas un1uk knsadanll1 dan pengalmnan, unluk analisis logis yang terletak dalam kawasan eli atas bidang rasionalitas yang ka-
ml.nrnkSl yang l11enggcmbiraknl1, membenluk kompollell yang SUlil , puisi adalah pengalmnan mistik yang diungknpkan dalam kata-kala.
laskan daJam keberndaan Homo sapiens yang hanya ber1angsl~ng Vis] spiritual Hindu 111elukiskan kesndaran individual eli alas kan~
lnra. Inilah nsonsi dari apa ynng disebut roh manusi,L Sepcrli halnya . Visi il1i mengakui kofanaan kita SQmua sebagai enlit:as terpisah, to-

I
sesuatll yang lehih eli dalmn sekuntum bunga dibnndingkan tanah memnsukkan kita ko dalam keabadian yang meHputi kHa, Visi ini
dahan pahon, roh adalah lobih daripada sokadar jaringan syaraf, mengesampingkan kemungkinan perwujudan lain dari Bruhm(]n,

I
ianlUll. g, dan 11.a p 8. s kehidupan, lTIeskipUll inilah yang In.Cl11benlUk d dan subtil, borbasis karbon atau silikon, di tmnpat lain d~ antara
.. menopangnya eli bawah sini. all' JUJ""'''UU bintang. Visi ini nlcngakui peran l11aleri dan batas~batas pikir- .
Apabih~ adn keindahan dnlam dunia yang kasat matn dan pola da~ telapi 1110lnandang roh yang subtil sebagai inti dari m-nnuanya itu, In
lam lala ~erJanya, serta apabila smnuanya itu dapat 111enghasilkan peng_ lx':rbicara tentang pahala dan hukuman dalam isLilah-istilah antro~
alaman hlC.1UP dan pikiran yang lURI' binsa, l11nka bahkal1 sebelum ked~_ atau tentang suatu Dia-Allah (He-God) yang' berkomunikasi
langan
. manusia, pasti sudah <lela purus]w dari taUman .yang J'auh lebih
. t·mg- bahasa-bahasa 10ka1. Totapi visi ini memandang pongungkapan
gI, Yang Mongalami (an Expclirmcer), yang monggolar bentangan kosl1l0s W;zTei''O'UO tontang kemanusiaan sebagai gema Roh Universal, bahkan so-
dalmn ruang dan waklu. Inilah prinsip kosn1(JS yang l1lenjadi dasar, ;rai- letusan gunllng berapi yang menunjukkan kekualan Lerpendam
tu J3rohnwn dalam visi Hindu. Sebagailllana bentangan air eli laut ters8_ jauh lebih dahsyat.
bar eli seluruh 11(-)go1'i dalam kolalll, danau, sungai, dan boto1, Brahman
yang moliputi segalanya mcngejawantah dalam borbagai bontuk kohi-
14Emjildi Orang Hindu dalam Konteks Ilmiah
dupan yang Lak tm-bilang banyaknya. Kita adalah lampu-lampu mini,
saudara-saudara sckalian, Kita tolah 1110mancar dari sUlllber priIl10rciial Russell yang luar biasa speklis pernah menulis sehuah buku
itu, ibarat, fotOl~ clari inti galaksi yang semarak, dilakdirkan untuk peng- luel1jelaskan ll1fmgapa ia bukan orang Kristen, Moreka yang lain
a]aman dl duma sekojap saja dalam 1'ontangan waktu abadi, untuk ha- telah monyangkal agama mereka masing-lnasing kaTana berbagaj
nya akan bergabung lagi dcngan sumbor yang darinya kUa memancar. alasan. Nan1un, ada juga iln1uwal1 Kristen, Yahudi, Muslin1, dan lainnya
Apakah ini talllsil puisi, hipolesis illlliah, ataukah lllungkin kobe- ;~·varlg sangat religius. Menjadi religius dan monjadi ilmiah lidak banyak
n,a1'a~1 akhir? Saya lidnk lahu pasti. Tctapi apabila ini puisi, sebaiknya kaitannya satu dengan yang lain. Namun, banyak orang berpikir bahwa
kita Ingat bah\l\la puisi dan doa bagi jiwa manusia adEilah ibm'at tol05kop ada sesuatu yang janggal dalam keselarasan somacam itu.
dan mikroskop bagi mata manllsia. Lonsa memungkinkan kila molihat Seorang toman ateis pet·nah bortanya kepada saya bagaimana s8ba-
satuan~salual1 yang tidak dapat kita kenali dongan 111nta biasa, semen~ gai soorang fisikawan, saya dapat monyebut diri sebagai soorang Hindu.
tara puisi yang saral makl1a adalah l'ospons roh torhadap apa yang tak Saya menganggap ini pertanyaan yang sah karena ada aspek-aspek da-
terpikirkan lev,rat. logika dan akaL Puisi menyadarkan kita, sebcnarnya lam pandangan dunia agama Hindu bc-.;rdasarkan kitab suci yang secara
in 111cmaksa kita l11cnghadapi dunia pcngalmnan, tidak dari sudut data . herboda dari gambaran ilmiah yang ada sekarang. Ada praktok-
inch'a dan bagan-bagan seria bllkti-bukti, letapi dongan canl~cara hahlS praktek dalan1 dunia Hindu, misnlnya sislem kasta dan kaunl paTin, on~
dan holistik. la 111engungkapkan 111akna dan koagungan dalmn a18111 se- dogami dan astrologi yang sangat tielak saya sukai. Lagi pula, SaIUH saka-
Ii tidak mcyakinkan untuk mengembalikan validitas historis pada kisah-

Menjembat"ani Soins dan Agamo Hinduisme Tradisional dan Sains Modern


kisah kepahlmvanan dan mitologi dad tradisi saya, yang banyak
kan banyak orang, tern1asuk beberapa cendekiavvan.
Tetapi dalal11 cerita-cerita kepahlawanall dan legenda itu saya
jumpai banyak puisi yang indah. Ada simbolisme yang bennakna di
dan juga cita-dta serta pBl:unjuk bagi kehidupan 111oral: kesetiaan
kebenaran, komitmen terhadap keluarga, pelaksanaan tanggung KosmoLogi,
lerhadap masyarakat, hOlmat pada orang yang lebih tua, rendah hati EvoLusl, dan

I
~ lam menghadapi misteri yMg sulit dipal1ami, dan lain-lain. Banyak
dan lllusik dalam budaya, serta keindahan dalam upacara dan ritus
si ini: semuanya ilu telal1 banyak memperkaya kehidupan saya.
Di samping ilu, saya tidak dapat melepaskan agama saya,
-'''"'' "
BioteknoLogi
George L. Murphy

adalah bagian yang paling dasar dari keberadaan saya. UnsUl'-unsur


dalllental yang membenluk saya sebagai entitas kultural berasal dari
disi Hindu. Saya diperkenalkan pada bunyi dan lambang agama sojak zaman dahulu, tl'adisi keagan1aan telah 111embmikan kep~lda m8-
saya masih berada dalmn ayunan oleh ibu dan ayah, saudm'a-saudara sec carR-cara untuk memahmui dunia dan tenlpat mereka dl dalm,n-
kandung, dan guru-gum saya. Apa yang telah saya serap dalam hal ini . Agama Buddha, Kristen, Tao, Islml1, tradisi Hindu d':" Kong lIn ,eu;
berasal dari masa lampau ym1g jauh, diselimuti misleri zaman purbaka, agan13-agan1a lain tolah bel'upaya ,ul1iuk m81TIungkInb:l1 seSeOla~g
la, Saya rnerapal mantra~mantra agmna Hindu, saya 111erasakan lUIll1V-a )el.l~uuuUI1Is""lu kehidnpal1nya dengan apa yang sangat iundamentdl
dalam lubuk hati saya yang terdalam, ada sesuatu bersifat Hindu rcalitas.
Inengalir D1elalui urat dmah saya. Nan1un demikian, selama empat ratus tahun terakhir, ti111bull1ya sa~
Akhirnya, kendati ada pemimpin-pemin1pin agama yang terhormat modern dengan kob8l'hasilannyn dalam ll1elnahmni, n1e~'aIl1alkal~' dan
yang memberitahu umat 111er8ka mana keyakinan yang benar dan mana dunia alamiah (khususnya lewal teknologl yang dlke11l'
yang tidak serta kaum [nndamentalis religius yMg menentukan apa yang ballg,:an dengannya), lelah 1118nimbulkan tantangan-tantangan s~rius ter-
mombuat seseorang berhak disebut orang Hindu, tidak ada otoritas ins, keyakinan agmna dan budaya tradisional di selunlh duma. Tlda~
titusional dalam dunia Hindu yang dapat memaksakan petunjuk-petun. untuk menggmnbflrkan hubungan anta1'8 sains dan agan11l sebag81
juknya kepada saya sebagai orMg Hindu dan tidak ada searang pun yang yang tidak berkesudahan. Tetapi 111emang benar bahwa banyak
dapat memutuskan hubungan dengan atau menyisihkan saya atau me· .~u'm'~melihal adanya peperangan yang terus berlanjut dl antara kedua-.
nyebut saya murtad karena pandangan dan keyakinan saya. Kobebasan Menyertai konsepsi yang salah ini adalah keyakinan yan~ _111eluas
dan juga toleransi agam3, sesungguhnya rasa hormat terhadap agama- agama lelah berada di pihak yang kalall dalam pepenmgan ltU. .
agama lain inilah yang mombuat saya telap berpegang pada tradisi ke- Persepsi populer, benar atau salah, hal'lls dianggap serlUS. PenllUg
agamaan saya. 111en1perthnbangkan alasan-alasan mengapa begUu l~anyak orang
bermlg,:ar'an bahwa agama dan penjelasannya tontang dUl1w 101ah men··

281
Menjembatani Sa ins dan Agamo
jadi usang karena berbagai kemajuan ilmiah dan teknologi. l'eJrlimb , yang tampaknya jauh lebih efektif daripnda rituHl-rilual doa dal~lm
al110
an ini mulai. dengan mengajukan perlanyaan: dcngall eara-cara " pc-myebaran infeksL Keteraturan proses-proses alanllah
na sains dan telal010gi ll10nantang keyakinan tradisional? kemudian kemampuan untuk meramalkan dan mengendalikannys,
tunggal paling kuat yang ditimbulkan oleh kebangkitan sains meJdel'':'; buat suUt untuk percaya bahwa sesuatu yang ilahi ikut cam pur ta-

I
mungkin adalah ponyempitan pemahaman manusia hanya pada '"'llll"" dalmn proses-proses ynng menentukan fllngsi-fungsi Cllam.
keduniil'il\lian, lllongesarnpingkall realitas akhir, Karcna sains t81ah bcgitu berhasil dalnm memberikan penjelasan,
Menyempitnya pemahmnan ini mengakibatkan timbulnya sewajarnya apabHa kita bertanya mengal'a kita perlu l~rbicara

I
.. tanlangan. Dalmn bab ini kita akan melihat Uga dari tanlill1llalHantallIP_
an yang paling sulit: portama, pemahaman jhniah modern tentaIlg
tampaknya membuat ponjelasan-ponjelasan religius monjadi tidak
guna; kedull, sejarah panjang evolusi bioorganismo tampaknya m"IilJat,;i
Allah yang berkarya dalam dunin. (Saya l11Cl.1 ggunakan kata ..
di sini untuk mudahnya saja, meskipun beb811llpa agamn aksn
tentang berbagai makhluk ilahi alau menggunakan konsep-
dan istilah-islilah lain untuk berbicarn ten tang apa yang kita
kan penderitaan dan kepunahan spesies sohingga 1110ngancam gagasan sebagai realitas terlinggL) Kita tidak membu1.uhkan penjelasan
tentang Allah pencipta yang penuh kasih; dan ketiga, meningkatnya ke' untuk memahami tUlnbuhnya tanalnan pangan atan kehamilan
mampuan unl:uk menggantikan kodrat manusia melalui teknologi gene- fenomenn alamiah lainnya yang dulunya dikaitkan dengan tindak-
tika memicu peninjauan ulang religius t8ntang arti Inenjadi n1anusia dal)' Allah. Tentu saja, tidak smnuanya lelah diiclasknn oleh sains dan
kebutuhan untuk membangun elika yang nwmpuni sebagai t3Jlg!;ap3Jl .•. pengetahuan ilmiah kila tidak akmi pernah lengkap. Nmnun
terhadap kemajuan biotekllologi. ticlnk 111emuaskan bagi sains mallplll1 agama unluk 111enggu-
Di antara t3Jlggapan-t3Jlggapan religius yang mungkin terhadap tall- konsep Allah sekadar untuk menjelaskan hal-hal yang tidak kita
tangan-tantangan ini, saya mengangkat sebuah t8111a dalam agama secars ilmiah,
ten, yaitu teologi salib, Salib Yesus Kristus memberikan lens a yang 'rantangan perlama yang dilimbulkan sains terhadap agama dapat
laluinya oJ'(mg beriman dapat memandang perjalanan alam, menyaksi¥ . dalam pertanyaan ini: dengan keberhasilan penjelasan ilmi-
kan kehadiran Allah dalam pendel'itaan dan janji akan adanya pencipta: mengapa k,ila masih l118111butuhkan keyakinan pada tindakan ilahi
an baru, dunia? Hal yang l11enarik, pertanyaan ini perta111a n1ll11cul selJa-
, akibat kaIya Isaac Newton, orang yang pqrcaya bal1\lva sains dan aga-

Hukum Alam dan Penjelasan Religius berhubun~an akrab dan hm-monis, \

Tantangan pertama terhadap agalna telah timbul dari keberhasilan sairu; Semesia Mckanis
dalam menjelaskan ciri-ciri dunia alamiah yang sebelumnya dijelaskall
banda-banda langit n1omherikr1l1 kepada manllsia beberapa is~
dengan mengacu pada tindakan ilahi atau penyebab-penyebab religius la-
pertama yang nlel1unjukkan bahwa dunia monampilkan keberalur-
innYll Gerakan benda-benda langi!, cuaca, perkembangan beragam makh-
mirip hukum, Nicholaus Copernicus mengembangkan sebuah model,
luk hidup, penl'akit dan pengobatannya hanya beberapa dari [emomena
dibuat lebih akurat oleh johannes Kepler, tentang bagaimana bulan
yang dapat dijelaskan dari sudut proses-proses alan1jah, Fisika menggam-
pllmet-planet bergerak Planet-planet berjalan dengan kecepatan yang
barkan secara akurat struktur ato111, gerakan planet-planet, dan antibioti-
a mengelilingi matahari pada orbit eliptik sepertl halnya sateht-

Menjembatani Sains dan Agama Kosmologi, Evolusi, dan Biotekl1ologi


saiclit mengelilingi plane\. Te!api mnngapa mernka bergerak del1g;:lll Newlon mcnyatakan hukum-hukumnya dari sudut posisi dan 111.0-
inl? ]aJan l11!:muju pml1nhcunan sejati bnrawal dalcl111 lingkungan (massa clikalikan keeepatan) sotiap bonda cla1anl sualu sistem.
dan \-\Iaktu 10kal kitn dan pnngetahuan yang dipnroleh eli sana 1al11bal kila lnengetahui angka-angka ini pada saat tertenlu serta gaya·gaya
un digunakan unluk meramalkan kawasan-kawasan yang lebih besar. sedang bekorja, luaka hukum-hukul11 ini pada prinsipnya memung-
Newton, seperli yang lain pad a tahun 1(5()O-an, memikjrkan unluk momperkirakan bagaimana keadaan sist81n in] akan ber-
nynan inL 13agaimana topalnya ia mnmperoleh wawasannya, me l11fUlg
dak jelas, tetapi t8l'pikir olehnya bahwa gaya (jim;e) biasa yang .
di kemudian harL Tampaknya seolah,olah seluruh perkem·
ala111 sen1esta pada masa mendatang 8k8n dltentukan (Vlah k8-1
I
.: at objok-objnk jaluh ko t<:mah adalah gaya yang memungkinkan
tntnp pada orbitnya. Perhitungan mmnmjukkan hahwa agar hal ini """,,.....
terjad~, ga:va yang dikerahkan bumi pad;] seliap objok harus berbandillg
terbahk dongan kuadrat jaraknya dari pusat bumi. Bukum gravitasi New",
,""mIll V" saat mi.
Ini lTIenimbulkan pandangan tentang 8]8111 semesta, sobagai sebuah
raksasa yang dapat bekerja selama jangka waktu yang tidak lerba-
dengan cara yang dapat diramalkan, Orang l11ungkil1 peI'eaya bahwa
..

ton adalah bahwa sotiap bcnda clalam nlam somesta nwnarik setiap bOli~ suatu Allah yang Inembuat mcsin Uu dan menjalankannya, letapi
da Ininnya dengan gaya yang berbanding torbalik dengan kuadnit jarak itu semuanya sudnh berjalan sesuai ke1:entuan. \f\lajar apabila
eli anli.lr<l n10reka dan scbanding dengnn l11assa alau banyaknya mateti bertanya apa gunanya berdoa momohon agar hujan lurun jika at-
dari liap-Unp benda. bunli hanya berkembang dari keadaan awalnya sesuai dengan
Berdasarkan karya Calileo Galilei dan eencIokiawan lainnya, New,- mK.urrHmKUll1 geraksn, sehingga cuaea had in] sebenarnya sudah di~
ton rncnyatakan hukum-hukum mal<)l11alik yang Inenggmnbarkan Utl'<,",< 8\lllJhiIl sejak dahulu kala,
mana suatu bonda dad massa terlentu bergerak saat ada gaya yang Kita sekarang tahu bahwa gan1baran tentang dunia ini terlalu dise-
dorongnyn. Kemudian, mungkinlah untuk menggambmkan dan meI'al1lal-, eri13Ilalc3l1, ka1'011a kita tidak pOl'nah tahu seeal'a akurat posisi dan ge-
kan banyak fenornena di bumi dan di seluI'uh sistom tata sUIya. Hukul11- awal dari Se1111.Hl benda dalam suatu sist(-)lll. Dalanl beberapa ka-
hukum ini adalah hasil l11engamati dan berleori tontang fenomena se~, kcsalnhan-kcsalahan kedl tidak aka11 menimbulkan perbedann yang
clerhana tetapi n1emiliki implikasi yang amat luas. Sat u persen kotidakpastian dalmn kondisi <Twal 8k8n borarti
Sebuah isu timbnl dari hukul11 gerak pertama, prinsip Galileo ten· keadaan pad a masa 111endatang akan clapal salalu dikutahui sa111-
tang in8J'l:iia (kelmnbmnanJ; sualu benda yang dian1 akan letap diam dan sobanyak kurang lebih 1 person. Tolapi banyak sistmn yang "peka
bcnda yang bergerak dongan keeepatan seragam akan torus demikian kondisi awnl", yang berarli kntidakpaslian keeil pada awalnya
apabila tidal ada gaya yang mumpengaruhinya. lni bel'lawanan dengan berk81111:lalllg eopal menjadi kctidakpastian besar dalam keadaan sistem
gagasan Aristoteles bahwa gnya dibutuhkan agar suatu benda ietus bGr~ mas;] mendalang.
garak clan bah\l\la banda itu akan bcrhenti apabila tidal< ada gaya yang be- Kajian sistem-sistmn dari jenis yang disobul kemllciian itu seknrang
kcrja, gagasan yang rnelatarbelHkangi argUl11el1 "penggerak yang tidak di- t "knos" (cho(),','). Cuaca adalah salah satu_ fc-momena perlan1B yang
gumkkan" 'Ihm-nus Aquinas tcmlang kcbnradaan Allah. Dengan dcmikiari, terhadap kondisi awnl. Dahl.llu orang be1'8nggapan bahwa pad a akhir-
prinsip inersia menimbulkan p8l'trmyaan-pertHnyaan sepu1ar kebuttlhsll pengelahuan akurat tenlang kondisi atmosfer dan permukaan bUIlli
akHn ndanya Allah untuk menjaga agm' chmia telap belfungsi, masalah suatu waklu akan l11ml1ungkinkan para 111elCol'olog dongan perleng-
pcrlnl11a dnri rnHsalah-masalah yang kitH bahas dnlam bagian pembukaan. kOluputer canggih l11cramalkan cuaea sceara tepnt untuk jangka

MerU'embatani Soins dan Agama Kosm%gi, Evolusi, dan Biotekno{ogi


waktu panjang pada masa mendatang Tutapi walaupun s' I
' , , ' e)U111 ah sewaktu suhunya meningkat, sudah tidak asing lagi. TGtapi upaya-
laan euaea, dapat dllakukan, kita tidak akan pernah dapat
unluk rnemahami p8l'ilaku ini membuahkan hasil yang tidak ma-
nya samp81 pada tahap yang di dalalllnya kita dapat lllerama"lk'c,<"".,
akal bahwa energi yang dipanearkan setial' detik oleh objek yang
n,a, karena tidak mungkin untuk mellliliki cukup pengetahuan an

'
ioaJa1lElKan pasti tidak terbatas!
CI tcntang kon~:si cuaca pada mulanya, Inilah apa yang disebut
Planck menghapus kemustahilan ini dengan menanggalkan gagas-
pak kupu-kupu : seekor kupu-kupu lllengepak-ngepakkan sa '
'd' A' k yapnya " Dan'W" atom dari benda yang dipanaskan dapat mcmanearkan energi

I
:'
1111 1 sla a an 111engubah cuaea di Alllerika beberapa hari
Berbagai hasi! teori kaos lidak hanya negatif, Peneliti"ae'11111Uliian,;,j)
111ungkinkan dengan bantuan komputer modern telah membel'"ika'''',K llk',
nyak wawasan tentang perilaku sistem-sistem yang rumit N
'ki l' , ' mnun
n
terus-menerus, Ia mengemukakan bahwa energi dapat,.diPancar-a
atau diserap hanya dalam jumlah tertenlu atan quanta, sebanding "
, frekuensi (jumlah gelomhang per detik) gelor"bang, Guna men-
fenomena yang lain, Albert Einstein kemudian mengllsulkan
n11 an, 1aSll-hasil terscbut juga telah menunjukkan bahwa ada
tasan dalam kemampuan kita untuk mengetahui [entang Kel:erll,~'i;' cahaya sebenarnya lerdiri dari kuanta yang mirip partikel atau
semacam itu. , Ini dikllkuhksn oleh pengamatan bahwa interaksi antm'a sinar X
partikel-partikel sub-alom serupa dengan labraksn dua bola bilim'.
Teori KUOlltuIll dan Keiidaktentuan Penemuan bahwa cahaya berlaku seperti sebuah aliran pmtikel da-
beberapa situasi tidak menghapus kenyataml bahwa dalam situasi la-
Tetapi teori kaos bertumpu pada mekanika klasik, maka teori ini ia menampilkan sifat-sifat mirip gelombang, Cahaya memiliki sifat dua
1:8 SOll1ua pernyataannya tentang yang tidak dapat dil'mnalkan, ""'lmbe; . . .• ranl;kap" Louis de Broglie memperluas sifal partikel-gelombang ini de-
l'lkan pand~mgan detorministik tentang dunia, pandangan yang mengemukakan bahwa benda-benda yang telah dianggap sebagai pm'-
l1wmbuat lmdakan ilahi tidak dapal dipertahankan. Gagasan bal",'",",;'a'·'"IU . , misalnya clektron, juga menunjukkan sifat-sifat mirip gelombang,
l11ua ,k~adaan
yang akan datang tidak dapat diramalkan dengan . Baik Newlon maupun James Maxwell lelah berasumsi bahwa feno-
kondlsl sekarang ini tidak dipertanyakan saIl1pai munculn)'H teori kU8I~~' berlangsung secara terus-llleneH1S. Neils Bohr menggunakan per-
tum pad a abad ko-20. Teori kuantum rnOlluntut borbagai perubahan da'~ Sutlalilan,-p'Ol'llb,.hcll1 terputus untuk menjelaskan intcraksi radiasi dengan
lmn gagasa~1 yan~ :nasuk aka!, bahkall lobih radikal daripada yang di:' dan istilah "loncatan kuantum" pun memasuki khasanah populel'.
tuntut teol'l relahv1tas khusus yang darinya ia berkol11bang, Teori ini loncalan ini sangat kneil, "tersentak-sentakuya" proses kuantum
mendol'Ong l'emikiran ulang tontang pertanyaan yang paling fundamen c tmnpak pad a aras fenom8na sehari-harL
tal: apakah yang dimaksud dengan memahmni dunia? Mekanika kuantum sebagai leori lengkap dikembangkan pada ta-
Sampai tahun 1900 cUkul' banyak yang telah diketahui lenlang bi- hun 1920-an dalam dua cara berbeda yang segera tampak sebagai versi
dHI~g dan benda-bonda yang amat keeil, Gagasan bahwa 11lateri tordiri matematik alternalif dari formalisme tunggal yang mendasarinya, Ke-
dan alom ldah berjalan clengan baik dalam ilmu kimia, tetapi gambal'an duanya dapal digunakan unluk menghilung hal-hal seperti fTekuensi ra-
Y8I~~ m:-madai tCl1tang atom me111butuhkan bentuk n18kanika yang ba- diasi yang dipanearkan ato111 atau cara-eara yang dengannya parlikel-
ru. loon lersebut, rnekm1ika kuantum, berawal dari penelitian Max Planck parlikel akan saling mel11encarkan salu sanla lain dalarn tabrakan; dan
tentang radiasi yang dipanearkan objek-objek yang dipanaskan. Bagai- keduallya menjadi mekanika Newlon sebagai suatu gmnbaran yang so-
mana sebuah benda menjadi me1'ah, kemudian merah jingga, kemudian rupa dalam situasi sehari-harL Erwin Sehl'iidinger, melanjulkan gagasan

Menjembotnni Sains dan Agamo


K05mologJ~ Evo[uSJ~ don Bioteknologi

s
Broglie, mnngembangkan persamaan yang menggambnrkan pnrilaku clibcrikan 018h bcmtuk teori Schrijdingcr. Gclombang··gelomba.ng yang
lombang yang berkaitan dengal1 sisielll fjsikn yang berbeda. 0c,balli\Cll\I" .• 018h hasil-basil pnrsamaannya lnemberikan kemungkinnn
Werner Heisenberg mencI1ll.11can sekumpulan keddah •yang_ spkila
L,
t anF L'
{,~
bagi bUJ'bagai posisi alan gel'akan. KeUka intcmsitns gelom ..
pale scperti huklll11~hukum Newton, ietapi yang di dalmnnya .' bosar, besar kClllungkinan unluk mcnmnukan parlikel dan kelika
seperti energi dignmharkan lidnk dongaJl angka~Hngka tungga1, rnolHin~ iptensil," aclalah noI, lidak ada komungkinan untuk mengamaiinya.
1<.8n dengan doretan kuadrat angka-angka yang tidak mematuhi kaidah~ l\mggunaan probabililas itu snnciiri bukanlah susuatu yang baru da-
fisika, lvlokanika stalistik digunakan unl.uk lllcnggambarlq.ll1 pcrila-I

I
kaidah aljabar yang. lazim. Dalrm1 k8.. d.Url 1.JOn1.U. k toori tersebl.ltJ at0111 ada
:: hanya dengan onorgi tertentu sajH, sehingga terjadi loncatan kuantum sisl.mn yang IlwI.l gandullg bng~tu banyak p~lr~iknl. s.>ehin.gga gera~m~- :.
Analisis Heisenberg stas pengamatal1 partikel sub-atmn menunjuk~ .gera'can sumun pnrllkeJ torsebut tIdak dapal. dlhltungctSOCnnl Impenncl.
kan bahwa lerdapat keterbatasan dasHI' tentang apa yang dapat kitH. ke v
, probabilitas elalam mekanika kuantum dapat l;lcngacu pacla ha ..
tahlli. Posisi ulektron dapnt ditentukan pads prinsipnya dongan l11eng~' , subuah parlikeltunggal saja, tidak dalam jUlnlah bese}.:!'. Perbcdaan yang
nmntinya le\vat mikroskop, Unt.uk mdakukHn hal itu, radiasi harns ber~' ' menda]arn aclalah bafnva probnhilitas kunnlum 1mnpaknya tergan~
internksi dengan .IJarlikel. Guna mGmperoleh gaIllbaran yang jolas dan pada apa yang kila pilih, unluk diamalL lvlenurut prinsip kntidak~
mf.menIU~nll lokasi clektron, radiasi harus memiliki panjang gelombang inn, kita dapat nwngotnhui posisi Bobuah partikol dungan kutupatan
ynng amat pendek dan harus sangal energik, dan inleraksi dad. fOlon~fo. ( dan dalam hnl ini sctiap momentulll S(-lma-sama mungk_in terjndi;
ton ini dengan nlektron nkan menguba.h momentum eI8k1ro11. Apabila kita dapat mengelahui momC-ml1lll1 dcmgan pc-muh kepastian, telapi
kita berusaha menghindn1'i ini dengan menggunakan [oton yaug mo. snsuatu pun tenLang posisi parlikcl, tergantung padn pengukuran apa
mentu111nya tidak berarti, gelOlnbang akan 111enjadi sedenlikian panjanw kila pilih untuk dilakukan,
nyn sehingga ganlbaran elek,lrou 11leujadi kabul' dan posisinya tidak pas'~
ti, Akibatnya adalah bahwa baik keUdakpastian nl0men1um maupun ·EV(llm:i, Penderitaan, dan Kemurahan Hati llahi
posisi hdak dnpat diperkecil nlcnjadi nol, dan ada batas yang lebih ren'~
dah bagi pJ'Oduk ketidakpastian torsobul. P()l11batasan sornpa juga b01'la- ,E,'olusi biologis telah mengnkibatknn scjl.ll111ah bc;sar jJcrtentangan di ka ..
ku bagi energi (el1eJRY) dan waktu (time) keUka pengukuran dilakukan, umat beragama. Masalahnya Udak selalll 1erletak pada gagasan
Prins}]) keticiokpastion Heisenberg ini beral'li balnva kcadaan Buatu 'e,'obllsi sajn; 10ks-Ieks dan keyakinnn kc;agamaan yang nlcny,mgkut ca··
sislmn cl alam pengertian mekanibl klasik tidak dapat clHc-miukan SeC8l'8 yang dcngannya Allah l1lenciptakan dunia dapat dibaca kurang
lepat. Detel'minismo l11ekanika Newton ditebang pad a aka1'nya, Kita ti~ socara kiasan, sehingga mc:n1ampung gagasan haln,va kehidupan ela-
dak dapat meramalkan secanl iepat keadaan suatu sislom pada masa almn scnlcsta bcrkcmbang. Dongan kala lain, evo]usi dapat diang-
menclatang karena ldta lidak dapat mengetahui keadaannya saul ini S8 H
gap sebagai melorle yang digunakan Allah untuk 111encipta, Eincian me··
cara benar-bena1' tepat. Ada ketidaklenl.uan mendasar dalalll dunia, sua· itulah yang mcmbingungkan banyak pcnganut agnnla. MasHhlhnya
iu hal yang telah ditekanknn beberapa penulis dalanl meIllbahas isu~isu lerlelak pada pendcritaan yang luar biasa clan kepunahan spesies yang di-
yang berk-11ilan dongan kehendak bebas dan tindnkan ilahi. hiu'llskim evo]usi biologis.
Jjka kiln tidak dapat menge1ahui dengan pasti eli mana sesuatu ber~ Sojak karya Charlos Darwin dan Alfrod Russell Walla CO, kita tclah
aela clan bagahnana ia b8rgorak, apa yang dapal ki1a ketahui'? Jawaban~ memaharni bahwa s>e}eksi alom memainkan peran utama dalarn nvolusi.

Menjembatani Sains dan IIgoJ11o Kosmologl~ Evolusi, dan !3ioteknologi


Sncara sederhana, dengan keterbatasan slllnber-sumber yang ada ;ngl;alJ((]·,n jejak dan beberapa fosil telah rusak atau lidak pernah dile-
nkosist8111 lmlent.u, hanya beberapa organisme sanggup bo1'tahan Peninggalan fosil adalah ibarat pilihan kalimat-kalimat deri so-
menoruskal1 sifal bawaan kepada keturunan mereka; yHng lain akan novel, corita tentang evolusi. Terpulang pada para paleontolog dan
tanpa Ineninggalkan ketufllnan. Persaingan untuk memperoleh lainnya untuk 111ereka ulang novel lorsebut, mcnerjemahkan,
sumbaI' dan kesempalan berkcmbang biak berfungsi sobagai "filter'" Dl,mafsirblLn cerilanya.
iuk menyeleksi kelurunan organisme yang paling cocok unlllk Lnpisan yang lcbih tua dari umur ± 600 jula lahun hanya 111Emgan-
u C I'lal111li
SO-I
I
hidup dalmn lingkungan tertentu. Ini berarti bahwa kGInelaralan SiSH-sisa benluk kehidupan uniseluler dan beberapa organisme
.:. langml, _penderitaan, keI11ati~.m, dan kepunahan adalah faktor-fakto~' lainnya. Periode Kambria (Cambrian), dari sekitar 600 sampai ,
mcnentukan dalam perkmllhangan spesics banI. jut a lahun lalll, kaya akan invertebrata (hewan titfuk berlulang pung-
Tanlangan kedua yang ditimbulkan sains bagi agama dengan lermasuk lrilobit (trilobites) yang berhubungan dengan serangga
mikian adalah sebagai berikut: jika Allah Lelah menciptakan manusia kini. Kehidllpan muncul di daralan sekitar 420 juta lahun lalu dan
lalni penderilaan dan kemaUan berjuta-jula generasi makhluk Allah 'hn'WIl-llUltLll yang luas 300 juta lahun lalu 111eninggalkan endapan batu
ka kita terpaksa bertanya Allah maCOl11 apo yang kita bicarakan. Pr~nsi dowasa ini. Dinosaurus muncul sokitar 220 juta tahun lalu dan
ulallla dl1ri tradisi Kriston-Yahudi adalah bahwa Allah pencipta itu baii 'mEmdol1l1irlasi' daratan sclama huang lebih 150 juta lahun. Mamalia me-
dan penuh kasih dan baln-va ciptaan yang dijadikan Allah monCerl1liii~ . dan berkembang menjadi berbagai jenis dengan cepal setelah ke-
kan kebaikan itu. Bagailllana karaktor Allah yang akan mencipta l1lela~ pUllarlan dinosaurns. Anggola-anggota perlama dari genus Homo tampil
lui proses seperti seleksi alallliall'? Allah selllacam itu 111ungkin pal1dai !Uung.ki·.n 3 juta tahun lalu.
dan berkuasa, tetapi dalam pengerUan yang bagaiInana kila dapat l1le~ Ini 111enyiratkan bahwa proses perubahan radikal telah berlangsung:
nyebul Allah ilu baik? Kila mungkin merasa lakut pada Allah semacam teiah'terjadi. jenis hal yang sama dapat dilihat dala111 skala wak-
ilu, letapi dapalkah kila mengal1ggap sifat kasih berasal dari Allah yang yang lebih kecil dalam situasi kelika serangkaian fosil dalam jumlah
akan bekerja dengan eara yang talllpaknya tanpa belas kasih semacal11 dan belum terjamah dapat ditemukan.
itu? Tepatnya p81ianya;:m-perlanyann inilah yang tolah menyobabkan ba~ Bukli lain di samping fosil mendukung evolusi. Distribusi geografis
nyak orang, komungkinan bosal' Darwin sendiri, moragukan keberada~ lumbluhlan dau binataug yang hidup juga bersifat signifikan. Kesamaan
an, atau setidaknya keyaldnan pada, Allah. struklur organismo torcalat awal dalam kajian anatomi kOll1para-
Lengan manusia, sirip ikan paus, dan sayap burung memiliki strnk-
Evolusi Biologis
tulang dasaT yang sama yang telah berkembang dengan fungsi yang
Sudah sojak zaman Carl Linna8us, ditomukan bukti bahwa bauyak spe- Bahkan hllbungan yang labih mengesankan lagi terlihat
sies yang semula hidup di bumi sokarang sudah punah. Tubuh sebagi- pada aras molekul. Serangkaian hemoglobin manusia dengan 144 asam
an bosar tanaman dan binalang haneul' atau men1busuk sogera sosudah amino berbeda dari prolein yang sojajar dengannya pad a gorila hanya
mali, lelapi ada kalanya mereka meninggalkan bekas pada bebatuan yang dalam salu asam saja. Terdapal perbedaan-perbedaan yang lebih besar
m8mbontuk semaCHm cetakan di sekeliling me1'eka, atnu bagian-bagian manakala darah manllsia dibandingkan dengan darah kuda atnu babi.
tubuh mereka diganlikan mineral. Fosil-fosil ini komudian monjadi bukti Hllbungan semacam itu juga tcrdapat antara DNA spesies yang barbeda.
sojarah dari organis1118 yang bersangkutan. Beberapa spesies tidak me. Sebenarnya semua organismo 1110nggunakan kade gonetik yang S8nla

Menjembatani Soins dan Agama Kosl17oiogi, Evolusi, dan Bioteknologi


yang menghubul1gkan DNA ciengan aS8m. amino, yang menyiratklll dnri fnktor-faklor tersebut. lvfereka kemlldian akan lebih cenderung
\>\In meroka memi1iki n011ek moy[mg yang sama. iki kelurunan yang bertahan dan m8warisi Giri-ciri l11ereka yang
Kadang knla ditanyakan apnknh kita dapat mongamati evolll.si kclnngsungan hidup. Peru bahan yang berlangsung selama
\vasa ini atau membualnyn torjadL Tenln saja kila Udak dapal ll1<8lrlbiak.•;.;" generasi kel11udian mungkin nlonghasilkan spesics barll, semen"
kan, ikill1, nwnj<:di ~narnaliaJ tetapi pC;l'uhnl1<lll dapat dilihat dRlal11 skala spnsie.s lal11t1. ll1ungkin mongalami kepul1ahan.
yang Jnlnh knell. Berkembangnya jenis baktori yang n:!sistan terhada Evolusi acialah proses statistik yang mongacu pncla populasi dan
antibiotika ierlentu adalah masal~h kesehatan masyarakat yang pentin~~'

I
. clan clalmn kas. us tertentu mungkm l.lI1.tuk menghnsilkan spesiasi buatall;
":,'adocabbago"< pel:silHn.g~m anlara sejnnis Iobak (radish) dan kol (cabboge);
tIdak subur apalJ11n chsIlangknl1 dengan anggota-anggota generasi asal.'
individu. Organism8 tunggal yang 8811gat cocok unh1k berla-I
hidu P. 111ungkin tcrsambaI.'.petir dan Udak Il1eninggalka~l kelllrunan. .
11"''''.' n" clal81n skala yang 10blh bess]' lelah mempcl1g(k'uhl seluruh po-
sepm'li yang terjadi dnngan dampak asteroid sekitar 6:5 juta la··
nya dan clengan domikian dalarn pengertinn teknis l11erupakan spesies' lalu yang mombinasakan dinosaurus. Seleksi alaIn;' jangan dianggap
baru.
S;3suatu yang melibatknl1 sualu jenis kesesuaian atau keunggul-
Cagasan~g(lgasan nvo]usi t01ah cliperhincangkan sobelul11 karya l11utlak apa pun dar; yang sanggn]J berlahan lebih daripacla yang ha-
Dan-vin clan VVnllnc[!, tela pi teori-teori merekll tentang evo]w:;j lewat ~e~ mongalami kepunahan, Seleksi alam lebih mcnyukai mcreka yang
leksi alam ynng dilerbitkan soeara torpisahlah yang l110mungkinkan teo~ bagi kelangsungan hiduIJ dan l'8produksi dalmn lingkungan t01'-
l'i tel'sebut menjacli bogitu bcrpongal'\lh. Judul lengkap buku Darwin ta- tetapi morcka mungkin tidak cocok apabila lingkungan bel'llbah.
hun 1859 menggambarkan inti toorinya: On tlw Origin of SjJecies by NQ~ Teor; evolns; lerus berkembang. Bcberapa biolog dewasa ini berpen-
twnl S'eloctiOI1, OJ' tlw P1'OservaUon of Favoured Races in the Stl'l1ggle for bah\lva seleksi almn saja tidak akan nlampu nlenjelaskan evolusi.
L~re (1'ental1g Asal Mula Spesies LawAt 5eleksi Alal11 atau Pelestarian lelah dikmnukakan bahwa evolusi terjadi dal81n l'enletan singkal di-
Ras-ras Pilihan dalam Perjuangan Hidup). Meskipnn perubahal1-per_ keadaan spesies yang reisUf konslan unluk jangka waktu Imna dan
ubahan utmna telah terjadi daJam teori evolusi sejak penerbitan ,buya WTc'UU,M""Y" lewat perubahan yang berlangsung perlall(-m~lahan. Tidak meng-
Danvin dan \l\laJlace, gagasan utmna yallg mcndasaJi tebri evo]usi Darvvin apnbHa beberapa tantangan terhadap gagasan evolusi tradisio-
yang sekarang diknnal sebagai teori "Neo-Darwin", tetap dirumuskan se~ nal l11enjacli lebih besar, karena kompleksilas kehiclnpan seclemikian rupa
cam {'epat sebng<1i snleksi 81m11.
Ii'so'billg,:a nlungkin tidak ada saln pun penjelaslln yang l1181nberikan gmu-
Suatu lingkungan biasanya tidak akan mampu mendukung semua memadai lenttmg evolusi di seluruh biosfer dan sepanjang sejarah
organisme yang dihasilkan. (Baik Darwin l11aupun Wallace dipengaruhi Namun demikian, ovolusi dalam bentuk tertentn mung kin
018h argumen Thomas Maltus bahwa populasi harus berlumbuh lebih akan lerus berlanjut, membiarkan agama mcnghadapi tantangannya se~
cepat daripada suplai pangan.) Ada variasi di antma anggota-anggota hubungan dcngan gagasan lentang pencipta yang penuh kasih.
spesies karen a call1[Juran gen secara knbotulan, perubahan-perubaban
fisik dalam DNA, dan [aklor-faklor lain; dan beberapa anggota akan Ie-
bih cocok Ullluk bertahan hidup dalarn lingkungan tertenlu dal'ipada yang
Genetika, Bioteknologi, Ekologi, dan Etika
lain. MCJ.'eka cenclerung lebih berhasil dal£ull 11lenciapatkan makanan, Tnntangan ketiga terhadap agama berkaitan dengan etika. Kemajuan-ke-
kawil1, monyelmllatkan did dad pemangsa atau penyakit, atau gabung~ majuan dalam leknologi, khususnya bioteknologi, le]ah nlemberikan.ke-

Menjembatani Sains dan Agoma Kosmologi, Evo/usi, dan Biotekn%gi


p;H]a ki1a kumampuan yang bnlum pernah ada dalam snjarah unluk Protein dibangun elengan l11cnggnl:nmgkan (Jsmn amino, yang lerdi-
ngendalikan dan l11engulJnh alam, bahkan haJj kat lnanusia. Fc:rk,en:lballo..•·•. dari sekitar dua IJllluh varictas, dalam rangkainn pnnjang. Sejumlah b8-
8n dalum teknologi biologi dan kedokleran lUemberikan kepada kita , rangkaian semacam itll l11ungkin terbentuk dan banyak protein yang
111ungkinan untuk mDmpongal'uhi masa depan evolusi kita sendiri. h8J-tJ":CW memainkan perml dalam proses-proses bio]ogis. Mcreka 1111.1ng-
mungkinan ini tampak pnda aras yang berb8da~beda:

I
, mcngandung kelompok-kelompok atom lain yang menlungkinkan
reproduksi 111ulai dad praktek pOIl1buahan in vifl'o yang sekarang Sl 1 h In"r",," memainkan pcran khusus; misalnya kulompok clengan bcsi ua-
biasa dilakukan sa,mpai pad,a kemungkinan-ken,1ung kinan ,yang l~arlb( ~

I
hemoglobin yang memungkinkan, darah membavva oksigenf Protein
: sa dan men1prihatinkan untuk kJoning manusia; terapi gen n1emberik~~:: lnl.lI1IlKl·n dilipat monjadi bonluk 1i8a dimensi yang mumainkan peran kri- .
kemmnpuan ul1luk menyembuhkan pcnyakit-penyakit yang 111elel1lah~, dalam kernampuan mereka menghubungkan diri ~engall moleklll~
kan smnbil Inomperbosar ancaman eugenika; borbagai pilihan dibuat telF )11'OJe,,,,,, lain serta mcmggerakkan roaksi-r8aksi kimia.
tang ema-cara terbaik untuk mati, dari penghentian sarana ponciukun Agar sel-sel dapat menyimpan enorgi dalmn ikalan, kimim~li dari se··
k:hidl~pan bagi pasion yang tidak clapat disombuhkan lagi sampai tel'a~, organik dan kemudian nlonggunakannya untuk hal··hal yang per-
pI sellnduk yang l11ungkin menghilangkan pendoritaan karena penyakit dilakukan organisrne, harns ada proses-proses melabolik yang mom~
yang. b~rkaitan dengan usia lanjut. Apakah, kalau ada, yang sehm'usnya .•. n"rolel1 enorgi dad molokul-molckullainnya. Maktll1an yang kiln santap
mcn]ath batas-l.Ja\.as etis bagi ponggunaan toknologi somacanl itu? )l1')llllaJanli reaksi~reaksi kimia, yang l11engoluarkan energi, d.engan pro-
Perkembangan ilmiah clan teknologi barn menimbulkan berbagai bertinclak selaku katalisalor untuk membuat reaksi-reaksi ini bcr-
masalah otis yang bani pula. Tradisi-tradisi kcagmnaan dihadapkan pa- lebih cepat claripada jika lanpa protein. Serangkaian roaksi
da tugas yang merisaukan haH untuk menanggapi masalah-nlasalah iui kOlnpleks memungkinkan sel-sel kita l110nggunakan oksigen unluk
cIari sumber-sul11ber yang telah ditetapkan jauh sebelU111 pencarian Ull~ lJl,3nileJ·llal.·kan 8nergi daJam glukosa, yang telah <libuat tumbuh-tumbuh-
tuk 111engatur urutan komposisi gen manusia dimulai. Tentu saja SUlll- an melalni ic)tosin\"csis. Produk samping dari siklus ini adalah air dan
ber-sumber sepcrti Ucapon-ucapon Konfusil1s atau Sepl.1iuh Hukum da- karbondioksida, bahnn-bahan kimia yang dibulllbkan tumbuh-tumbuh-
lam Yllelaisme dan ngama Kristen mungkin l11embcrikan kepaela kita se- an secara bergantian untuk folosinlesis gUlla membuat glukosa dan ok-
jUDllah petunjuk, memberiknn parmneter ctis untuk menjawab pertanya- sigen serta melanjutkan siklus ini,
an-pertanyaan baru ini. Tetapi tidak masuk akal untllk mengharapkan Energi haTus terseelia ulltuk proses-proses seperti kontraksi oiot dan
kode-kode moral kuno clapat memberikan kepada kita petunjuk siap pa- pembelahan sel. Proses-proses seluler menyerupai sebuah pabrik yang
kai tentang praktek pencangkokan atau rekayasa genetika. di dalanlnya bahan-bahan yang masuk digerakkan sepanjang proses pro-
duksi clan pad a setiap pos, scbuah cnzim melaksanakan tugas dan me-
Biologi MolekuleI' dan Genctika lleruskan hasilnya ke pos berikutnya. Tetapi ini tidak sokadar proses Ji-
nier, karena salah satu hal yang unluknya energi digullakan adalah
Karbon (zat arang) dan unsur-unsur lain seperti hidrogen, oksigen, ni-
l11enggabungkal1 asan1 amino untuk membuat agar protein yang di-
trogen, dan fosfo1' Inembcmtuk sejumlah besaI' senyawa organik yang di-
butuhkan dalam menjalankan siklus metabolik itu sc-mdiri borfllngsi. Pa-
golongkan sebagai karbohidrat, Imnak, clan protein. Apa yang disebut bo-
brik itu hanls terus membanglln kembali peralatan rnesinnya. Ticlak ada
lakangan adalah unsur strllktural elan juga katalisator yang membuat ba-
nyak proses kimim,vi dari kehidupan mungkin terjadi. gerakan yang terus-nlenerus buena energi dan limbah dikeluarkan dan

Menjembatani Sains dan Agama Kosmologl~ Evolusi, dan Bioteknologi


bahan-bah an ulamn, bcbcrapa asam amino yang tidak dapat dibUHt lU~ pasang kron10som. K.elengkapan sepenuhnya diperoleh k81l1bali saal.
buh snnciiri, harus disuplai dari Iuar. ini disatukan secara seksual, satu dad n1asing-n1asing orangtua.
Pasti ada petunjuk bagi proses yang sangat rUll1it itn. Sel··sell11elll~ kromoso111 memiliki sifat~sifat yang menyiralkan bahwa mereka te1'-
peroleh in1'01'111a8i yang memberi tahu mnrnka bagaimana n1cmbangUll teoritis; ponolitian SBlanjutnya m8I11ungkinkan untuk

I
berbagai ragam protein, sehingga semua proses ini dalxlt berlangsllng d411 ciri-ciri genctik tertentu dengan lokasi khusus pada
organismc harus mampu meneruskan jnfonnasi ini pada kOlurunnnnYa 080m.
pada aras 11101ekul. Ini mcmbawa kita pad a I.opik gcnetika. Krom050m mengandung DNA (deoXJ~ibolluc1eic acid), bahan yang

I
: Cara-cara yang dengannya warna mata hiru atan coklnt pada anak~
anak berhubungan dengan warna mata orangtua mnreka adalah scder_
hana dan biasanya tidak dijumpai campuran warna ..warna tersebul. Se~
baliknya, apabila salah satu orangtua bcrkulit hitam dan yang lain pu-
JJ1"mb-aw'a informasi gene\ik james Dewey Watson dan FrancIs Harry .
rnTl11llO:,1 Crick menggunakan data dari penelitian sillar X dari DNA
isyaraHsyarat lain untuk mengembangkan model spiral ganda yang
'1¥Sle'''''''''' dad 11101ekul il1i. Sotiap sembut dari spiral ganda ini lTIOngan
w

bh, 111aka anak mereka ll1nmilild warna kulit ll1nnengah. Unluk hal~hal . 111010kul dari empat dasiw: adenine, gUQnine, Gytosine, dan t1Wmi-
soperti kmnampuan matomalika, Heap kali kocH korelasi 3ntara bakat yang terikat satu dengan yang lain SOCaTa khusus, adenine hanya de-
or;1ngtua dan bakat anak. Tsmpaknya tidak ada pol a pewarisan yang se- . tlwmine dan cytosine hanya deugan guanine. THdi, raugkaian dasar
dorhana. SOl}U£th serabut secara unik menenlukan rangkai311 pada serabut yang
Biarawan Gregor Mendel mongambil langkah krilis u11l.uk mel11a~ Manakala scrabut-serabul terpisah. masing-masing dapat dipasang-
hami si8t8111 hereditas (keturunan) pad a abacl ke-19. In Inonoliti sifat-8i~ dengan pasangan baru yang dibual identik d8I1gan pasangan asli-
fat tanaman kacang polong biasa, soperti warna dan bentuk biji, dan . InforI11asi yang disampaikan pada DNA dengan demikian disiInpan
menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat ini dapat dijelaskan dengan se~ pembelahan seL
btwh modol sederhana. Ada gen bagi setiap ciri~ciri dan soliap organis~ Rangkaian dasar ll1cmbawa informasi bagi pembentukan protein.
mo memiliki dua gnn dan menyumbangkan satu kopada gonorasi bor~ Sctiap kelompok yang terdiri dad tiga dasar n1enei11ukan asam amino
ikutnya. Apabila sebuah gen dominan, sifat-siJal yang dihnsilkannya akan terlentu. Terdapat 4 x 4 x 4=64 k0111binasi dasar tiga rangkap, lcbih dari
111uncu1, bahkan apabila gen resesif padanannya juga ada. Kanma warna cukup unl.uk monsintesis dua puluh aS8111 amino dengan boberapa dup-
n131a coklat adalah dominan dan bjru resesif, maka dua orangtua bermata ~L:.'"'''' dan instruksi klmsus seperti "mulai" dan "berbenti". Pasti ada ju-
biru akan n10mpunyai al1ak~anak bermata biru, tetapi dua orangtua ber- ga pOl'alatan khusus dalarn sel unluk men1baca insirllksi dan 111elaksa-
111ala coklat dapat mempunyai seorang anak bermala biru karena kodua- ~;Ilakannya . Proses-proses ini 1110libatkan variolas asam inti sembut tung-
nya 111ungkin m81nbawa gen rcsosif. gal, I{NA (Jibollucleic acid).
13agian yang disobul. kromosoll1 dahun inti sel akan tampak 1m-vat Gen tidak n10nsintesis secant langsung sifat~sifat scperti intoligensi
l11ikrosko)J selm11H pmnbelahan sel. Ada jumlah khas bagi setiap spesies, tctapi~ melnbori tahu sel protein apa yang harns diproduksi. Dalam be H

manusja n1emiliki 46, dalam 23 pasang. D31.:1111 pombelahan sel normal, berapa kasus, memang 111udah untuk m811hat bagaimana hal ini n1eng-
k1'omoso111 m8mbelah l11omanjang, sohingga masing-111asing dmi dun sol hasilkan 'sifat-sifat skah-1 besar. Warna mata adalah karena pign1en dan
peren1puCln m8111poroloh kelengkapan soponuhnya, tetapi manakala sporN dapal. 1110nsintesis produksi pigmen-piglnen khusus. Anemia sol
111a dan tolur diproduksi, masing~masing hanya mcnerima salu dad so- sabit disebabkan oleh mutasi dalam DNA yang mengubah sintesis bagi

Menjembatani So ins dan Agama Kosmologi, Evo[usi, dan Biot'eknologi


salah satu asnm amino dalam hemoglobin, mmnberikan molekul bnl1tuk sains dan agama dengan nlempertin1bangkan keyakinan dasar komu-
yang berbeda. Telapi siluasi-situasi lain tidak sesodorhana itu. pilas agama mereka dan pongalaman mereka sondiri. Einstein, misalnya,
Transfer informasi genetik adalah proses salu aIah dari DNA ke pro. nlEmvatelkan keyakinannya pada panteisme yang di dalamnya alam se·
tein, gon ke lubuh, dan bukan sebaliknya. Ini penting bagi mekanislll mesta diidenlifikasikan dengan Allah. Ada agama-agama hmo yang di
e

I
evolusi karena ini berarti balnva untuk mengubah informasi yang a.kan .d"la:mrrya beragam dewa dan dewi bertanggung jawab atas proses-pro-
diteruskan pada keturunan organiSIl18, perlu untuk memodifikasi bahal) ses alamiah yang berbeda, Gagasan-gagasan fisika 1110dern yang kont1'a-
genetik - tidak hanya lubuh - dari orangtua. . . . dan torutama toori kuantul11, bagi beberapa orang, tampak l11irip

I
.: Pengetahuan lentang produk genetik dan mekanisme sintesis pro.
tein t81ah membuka kemungkinan bagi rekayasa genetika. Ke1118111P1l8n
untuk menenmkan dan mengubah gen yang berkaitan dengan penyakit.
penyakit khusus berpotensi mengubah obat-obatan, mengurangi pende.
dengan tradisi mistik.
Dalum agama-agmna monoteistis, ala111 SOll1csta lfu.da akhirnya di-
yakini tergantung pada Allah yang tunggal. Iman Kristen adalah agama
J]1onoteislik yang berpusat pada Yesus dari Nazaret, yang mati disalib di
:

ritaan yang luas biasa. 01eh karena itu, banyak t8010g dan cendekiawan bawah pemerintahan pojabat Romawi Pontius Pilatus, kurang lebih 2000
8g8ma lainny8 Lelah memberikan dukungan bagi penelitian genetika. tahun lalu di dekat Yerusalem. KC1im agama Kristen yang unik adalah
Namun demikian, patensi bagi kebaikan yang Iuar binsa ini mombmva bahwa orang ini, yang mati di kayu salib, bangkit dari anta1'a orang mati
serta patensi bcsar bagi JJel1yalahgunaan, Teknologi yang smnn yang me~ dan bahwa ia adalah Mesias (Kristns) serla Anak Allah yang dijanjikan.
nawarkan penyembuhan bagi penyakit-ponyakit s8perli fibroris kiShi, pe- ~(nc.l",,," kematian dan kebangkitan-Nya kita akan melihat ponyataan sifat
nyakit Huntington, dan kanker payudara, suatu hari nanti boleh jadi me~ Allah paling lengkap dan juga tindakan yang dengannya Allah memu-
mungkinkan kita mcmbuat diri lobih pandai, lebih a!lotis, dan mungkin lihkan hubungan semestinya anta1'a dunia dan penciptanya, Di sini sa-
- apabila periJaku lnrnyata berkaitan erat dengan warisan genetika - le- ya ingin Inemaparkan S8cara singkat bagaimana pandangan religills ini
bib ramah dan lebih murah hati, Masyarakat macam apa yang akan kita dapat l11enanggapi isu-isu yang ditimbulkan sains dan teknologi. Isu-isu
miliki apabila kita m8n1pu merekayasa kelas warga negara yang seca1'a ini harus dipahami dm'i sudut apa yang disebut tcolog abad ke-16 Martin
genetik "unggul"? Apakah ini maSH depan yang diinginkan? Komungkin- Luther sebagai "teologi salib", Ia percaya bahwa kalau kita akcm bena1'-
an-kemungkinan ini memaksa agama mengkaji ulang pertanyaan apa- benar 111e11gonal Allah, kita pertama-taBla harus mclihat pada Kristus di
kah artinya I11c-mjadi seoHmg manusia dan bagaimana kita 111engha1'gai kayu salib.
kehidupan manusia. Sekilas gagasan ini tampaknya tidak masuk akal. Pemikiran kon-
vensional tontang Allah dan terutama yang diperoleh dari filsafat Yunani
hmo, pada umnl11nya berasumsi bahwa Allah tidak torbatas waktu dan
Pandangan dari Salib
tidak berubah dan tidak dapal menderita atau mengalmni kematiml. Allah
Sc-;perLi kita lihat dalam bagian pembukaan, perk81nbangan gml1baran il- seharusnya mulia clem berkuasa serta tidak mempan terhadap kejahat-
miah tcntang dunia Lelah membuat bcberapa orang untuk m8mporta- an. Jadi, bagain1ana dapal diterima akal untuk 111enyatakan bahwa sese-
nyakan nilai SnIllUa agama. Orang-orang yang dipengaruhi dengan cara orang yang mati dengan penuh kesengsaraan dan kehinaau, kalah dan
ini l11Ungkill mengambil posisi ateisme atau agnostisiS111e, Beberapa yang dilinggalkan murid-muridnya, telah menyatakan Allah?
lain telah mencari pandangan yang lebih positii"' tentang hubungan anta-

i
Menjembatani So ins dan Agamo Kosmologi, Evo{usi, dan Bioteknologi !

I
j
Bagaimana munghn ada "Allah yang sejaU", seperti yan molihat soberapa jauh ia mmnbanlu kita mmnahall1i realitos ilmi-
orang Krislen? Telapi inilah klaiJn khas Kristen, Untnk g uIY'aldi<' lcknologi dongan baik.
dikil penjelasan, kita harus l11ulai di sini tidak dengan key ki Tantangan-tantangan yang diajukan sains dan loknologi yang kita
, J a nan
venslOnal tentang apa artinya berbicara tontang Allah. clalam bagian portama menimbulkan masalah bagi kurang lobih
Ada kesejajaran yang l11enarik di sini dengan bebcrapa .eVilkinan konvensional tentang agall1a dan moralitas. Tcologi salib mCll1-
an ilr~'iah yang kita bahas dalam bagian lcrakhir. Kita telahPcbrJcl"a,rjartll,barl,g! Y kepada kita pel1dekatan yang jelas berbeda terhadap isu-isu ini.

I
kemaJuan smns modern bahwa kita tidak dapat mengandalkan tidak ada panda pat yang mangemukakan bahwa tc;ologi 8a-m
: ten:a~l~ dunia yang ~esua~ dengan pengalaman kita sehari-hal'i. 5n~a';illll> l11en1berikan tanggapan yang mudah kepada senlua tr.mtangan jni atau _
an ]lImah sudah sermg (hlakukan dengan memperkenalkan ko ",'"""'Hl' ""m]",,'all semua pertanyaan yang ditimbulkall sains d~j11 teknologi. Te-
" J • ' . ' nsep-kon~_
sep, yang sehlds lampaknya tldak masuk akal, tetapi yang ternyata lUelJ<' teologi ini n1e111ang n1engalasi beberapa dari kesulitnn-kosulitan yang
bonkan pcmahaman leblh balk tcntang dunia daripada yang dibelik 1110nonjol. Marilah kitH memperlimbangkan kesulilQ-n-kesulilan yang
gagasHn-gagasall yang lebih sesuai dengan akal sehat. gl) gambarkan terdahulu uari sudut salib.
Gagasan Copernicus bahwa bumi bergerak mcngolilingi matahari d Teologi salib mengalakan bahwa Allah adalah, socanl. paradoksal,
bukrmnya mnLahari mongolilingi bumi Lampaknya Inustahil bagi ban ~ bahkan saal ia menyalakan cliri-Nya. lni adaJah kanma se--
orang pa~la abad ke-16. Tentu saja kita akan dapat 1110rasakan seanXa: laki-Iaki ymlg tergantung mati eli kayu salib, sebuah kcgagalan yallg
]~ya Inn:" bergerak seeopat itu l Burung-burung akan ketinggalan! Tcta i terlihat, rupanya sama sekali tidak sesuai dengan apa pun yang kita
CopcrlllCllS benar, Usulan Einstein bahwa kcccpatan cahaya adalah s~­ hanl'pkan tenlang bagaimnna seharusnya Allah Uu,' Kita tcnlunya Ineng-
ma bagl semua p811gamnt adalah l1lustahil dari sudut gagasan berdasar_ mgU.'MlU Allah yang selalu m8megang kendali sepenubnya, yallg tidak
kan ak;ll sellat tcmtang ruang dan waktu, letapi ternyata Einstein benar :. tE:rK;[U[lJJJ<can., dan ym1g menlberikan bukti yang tidak dapal diragukan ten~
dmllJ(]Jl\lI.f'l gagasan-gagasan 1011tang 1'uang dan waktu harus diubah, keilahian-Nya. Kilab sud Kristen menggambarkan Yesus Kristus de-
Teori-tnori ilmiah seharusnya tidak dinilai dari segi sesuai alau ti- ngan eara yang jauh berbeda, sobagai seseorang yang mcmolak imluk
daknya mereka dengan keyakinan yang biasa diterima. Tetapi mereka memamerkan kekuas8an seeara Iuar biasa dan menunjukkan kasih-Nya
seharusnya dinilai alas dasal' bagaimana Inereka 111ampu menjelaskan dengan meugambil bentuk seOl'ang hamba.
hal-hal yang terjadi di dunia alal11iah, Scbuah teori yang berhasill11enje- Apabila Allah tersembunyi bahkan dala111 pcnyatann-Nya yang agung,
laskan dan moramalkan fenol11ena, misalnya evolusi lowal selek..:;i alami mungkinkah kita harus mengharapkan Allah juga torscmbunyi dalal11 pc-
alau mekanikn kuantulll, akan mengharuskan kita Iuongubah cara kita ristiwa dunia sehari-hari? Orang Kristen, sepcrti banyak umat beragama
memandallg dunia. Kita perlu mencoba 111eng81nbangkan jenis "akal se- lainnya, telah nlemiliki anggapan bahwa Allah aktif borkarya eli dunia
hat" yang barn, ini, m81nelihara almn semesta dalam pcrkembangannya dan menyedia-
Jadi, pertanyaan yang pm'lu diajukan tentang klaim agama Kristen kan hal-hal yang dibutubkan bagi kehidupan, Kila mungkin berpikil' bah-
bahwa Allah dinyatakan dalal11 salib dan kebangkitan Ycsus bukan apa- wn Allah 11101akukan hal ini dongan menggunakan apa yang lerdapat di
kah hal itu sesuai dc-mgan keyakinan yang biasa diterin1a tentang Allah. dunia sobagai alat alau saJ'ana. Tentu saja sarana-sarana ini --- yang pada
Tetapi kitn harus bertanya apaknh ia membantu kita memahami kchi- akbirnya merupakan partikel dan interaksi elemelller dalam memalnhi
dupsn dan pengalaman kita di dunia inL Di sini kita khususnya tertal'ik hukum-hukum relativitas dan teori kualltum - jauh lebih rumit dan ha-

Menjembatani Sail7s dan Agamo Kosmologl~ Evolusi, dan Bioteknologi


Ius daripada palu dan gel'gaji. Apabila Allah solal\1 menggunakan Harga dari porkmnbangan kohidupan lelah dibayar lidak hanya oloh
na-sarana ini sesuai dengan hukUln-hukum rasional, maka kita akan "akh.[u>,-nHl>J11UKAllah, lelapi juga oloh Allah sendiri.
pu mcnggambarkan spa yang tcrjadi di dunia saiuruhnya dari segi Pontingnya penderitaan don kematisn dalmn dunia alamiah sulit di-
hal yang terdapnt di dunia dan hukum-hukum yang luerekn patUl' '_,DM"rli dan salib lidak m81nbuatnya lebih ringan alau mombuktikan

Seperti yang lelah kila lihal, sains sudah cukup berhasil dalmn lllell1b~;

I
penggunaannya oleh Allah dalam e.volusi dapat dibenarkan. Apa
nkan ganlbnran senwcam itu tentang dunia. sebenarnya dilakukan oloh teologi sa lib adalah mongatakan bahwa
Menurut pendekatall inL hal-hal yang kitu amaH di dunia adalah sa:", mendan1pingi dunia dalmn kesengS(lraan dan komatian daq, d.engan

I
- !'ana yang digunakan Allah dan juga "Iopeng" (istilah yang dipakai LUlher)
yang menY8111bunyikan Allah dari pengamatan langsung kita. Keyakin~
an bahwa Allah berkarya di dunia adalah pellgungkapan iInan kepada
Allah yang terungkap dalam salib, bukan sebuah doduksi ilmiah.
(lelll1 K " ' " 111emborikan hHrapan bagi kohidupall. Juga prinsip "hnnya yang -
.~,.ln''''· akan mampu bertahan hid up" tidak ha1'us dihy<uhkan sobagai
prinsip univers(ll bahwa yang kuat: akan selalu monang torhadap yang
jemah. Kebangkilan Krislus yang disalib, bagaimanapun ,juga, adalah po-
Argumen ini secara kritis te1'ga11tung pada gagasan bahwa Allah lUel1l~ J]ll111flallmarlabat mereka yang sudah mati.
batasi kal}'anya di dunia hanya pada apa yang dapat digambal'kan oloh Kebangkitan yang tersalib juga mungkin membantu nlemberikan
hukum-hukum 81am yang rasionaL Tetapi pembatas8n diri semaC81n itu kepada kitn beberapa cara berpikir baru tentang dilema otis yang dilim~
hanyalah apa yang kita lihat dalam salib, ketika Allah tidak nwngguna_ bulkan leknologi bioll1edis modern. Teolngi salib lidak memberikan ko-
kan kuasa ilahi unLuk membebaskan did dari penderitaan dan kel11ati~ pacla kits kode moral yang tepat yang memberikan pelunjuk secar[~ pasti
an. Lagi pula, pe111baLasan kmya Allah di dunia adalah karunia bagi 111ukh- kapan kita harus dan kapan kita tidak balch menggunakan loklllk-lek-
luk yang berakal budi, yang menmngkinkan kita memahami dunia tem- nik pengobatan lortentu. Tetapi teologi itu monyatakan bahwa Allah ma111-
pat tinggal kita. pu membawa kobaikan dari kojahatan dan kehidupan dari kematian, se-
Karunia untuk mampu mcmahami dunia itu membantu kits l11e~ hingga tidak ada situasi yang sama sekali tanpa harapan. Sebalikllya,
Inahmlli mengapa Allah mungkin berkmya dengan cara ini: Allah mel11~ harapan yang diberikan kepada kila bukanlah sekadar harapan untuk
berikan kepacla dunia sejumlah integritasnya sendirL NmllUl1, cara yang selahl berpegang pada kehidupan seliap delik yang mungkin ada. Harap-
digunakan Allah llnlllk berkmya dalam mengembaugkan kohidupan ma- an itu adalah harapan yang maju terus kendati ada kematian, tidak ha-
sih nlcnimbulkan teka-taId. Bagaiman<1 evolusi harus dipandang dmi nya dengan menghindari kematian.
sudut salib? Tentu saja ada banyak isu keagamaan lain yang telah dilimbulkan
Begifu kita Inengajubm pertanyaan itu, kita akan menyadari bahwa sains dan tekualogi modern serta kemungkinan kita akan menghadapi
pendekatan kita memberikan suatu cal'1-l baru untuk menanggapi tan- tantangan-t:antangan baru dengan adanya tenluan~temuan baru. AgH1l1a~
langan seleksi alam yang kita balms dalam bagian pendahuluan bab ini. agama dunia s81nuanya akan berupaya menangani tantangan~tantangan
Di sini Allah tidak dipahami sebagai dewa yang memaksa borjuta-jula lel'sebut elmi sudul keyakinan dan tradisi mereka sendiri, dan perenung-
generasi mengalami penderiiaan dan kepunahan Lanpa 1a sendiri terpe- an terhadap cara-cara berbeda yang dengannya kita melakukan pende-
ngal'llh oleh proses tersebut, totapi lebih sebagai Allah yang mengambil katan terhadap pertanyaan~pertanyaan ini clapat: lebih lllGlnbantu umat
bagian dalam proses dan ikut mengaIami pendcritaan dan kenlatian du- boragama dari berbagai latar bclakang untuk saling memahmni satu sa~
ma lain. Apa yang saya harapkan telah dilunjukkan dalam ulasan sing-

Menjembatani Sains dan Agama Kosmologi, Evolusi, dan Bioteknologi


kat ini adalah bahwa pemahaman tcntang iman Kristen yang di dalalli~
I1Y" salib Kristus mOl1duduki lmnpalulama sudah cukup diporlengkapi
unluk ll1el1angani bcbcrapa dari isu~jsu yang mendesak dalam dialog
antara s;-lins dan agama. Sains
dan Etika dalam
1 Yudaisme:

I Pemahaman
dan Wacana
Laurie Zoloth
~.

Kecepatan kajian ilmiah telah meningkat seeal'a luar biasa dahml dua
abad terakhir dan hegemoni klaiIn sains untuk nlenentukan kebenaran
soem'a signifikan telah membentuk budaya kita. Sistem-sistem keagama-
an, dengan leks-leks dan komunitas mereka, mau tidak mau harus meng-
hadapi pertanyaan-pertanyaan menantang yang diajukan sains. Sains se~
bagai teori dan praklek mengajukan beberapa klahn: dunia alamiah me-
miliki tatanan, h~kum, dan kausalitas; tatanan semacam itu dapat di~
pahami dan dijclaskan oleh 1nanusia; pemanfaatan unsur~llnsur dunia
alamiah dan nyata yang dapat dib8l'i nama, dihitung, dan dilihat dapat
dilakukan guna mengatur kehidupan so sial dan budaya manusia. Da-
lam pemikiran dan tradisi Yahudi, baik pencarian untuk momperoleh
pemahaman ten tang tatanan maupun penataan ulang dunia tidak hanya
dapat dilaksanakan, tetapi juga mematuhi perintah ilahi; mereka adalah
bagian dari tugas yang lebih besar untuk menyembuhkan dan momulih"
kan dunia. Bagi para fllsuf Yahudi, Perjanjian yang dib,18t secm'a bebas
yang mmnpefcayakan tugas ini pada orang~orang t8l'pilih adalah apa yang
mombuat norma-norma etis menjadi mungkin. 1
Nanmn demikian, norma-norma moral tidak dapat ditetapkan 18n-
pa mengacu pada sistem hukum kompleks yang mengambil dari hukum

Menjembatani Sains dan Agomo 305


kaslljstik dan pcnafsiran leks yang t01ah berlangsung salama , negosiasi yang kompleks dongan berbagai n1asalah pl'osedural
abad. Selmna lebih dari cIua abaci, sistem iui telah diterapkan dal Sll bstantif.
renungan . tentang cIilema Sa ins dan modernit,',s
'. ~Sal'lls , kl,U'SllSny'
alU Masalah prosed ural pertama yang monjadi perhatian sistem eUk Ya-
31am, secara je1as tolah diporcava memungkinklll pel"'ll" adalah l11asal8h yang 111euyangk1l1 bagaimana mencapai 111juan-1uju-
'~" ( (dI11mla
yang baik dalam sistem non-teleologis. Yudaisme m.81~jawal~ pertanya··

I
llllhnya tentang kejadian-kejadian serta penyebab-penyebab dal
anl
ma tempal Inasyarakat mempraktekkan agamanya, Berbeda dari ini dongan cara yang morupakan ciri khas metode 1m - yaltu metode
agan~a YaI: g mengan~gC1p dunia n.lami,ah pad a hakikatnya suei,

I
wal.aupun berbasis hukul11, meng81llbi.l dari berbagai sum.ber untuk
:- an Ydhudl mencakup kcmampuan kita mengubah dUl1ia alal11iah .. kaslls-kasus bagi hukum maupun melawan dan memperta- ..
111andang kemampuan i11i sebagai kesempatan untuk mencl'pt k • asul11si-asumsinya. Prosedur dasal' bagi penilcyan norma-norma
. . a~
ad11,H1 clan kesembuhan sebagai kmya iman dan tanggung jawab. . ad;lah dengan cara argumentasi, tafsiran, debal, dan diskusi.
(In antara pemikinm Yahudi clan pemahaman ilmiah bervariasi ' Pada hakikatnya kasuistik, sislem Iwlakal1 menggunakan perjulll-
jang peri ode sejarah yang berbeda. Sebenarnya, perhatian intelektnOa"l·I"u".a'-_·········· dengan teks Torah dan perjumpaan orang lain dengan toks t01'88-
dm Yahudl lelah banyak tmpusat pada tugas moral dan sosial, bukan. llntuk menciptakan kOl11unitas diskursif secm's berkesin81nbungan.
nya pada prestasl aklual 881115 sampai memasuki masa Pencerahan.2 'Xrlslls-j,mms diangkat untuk menjeIaskan hal-hal yang be1'kailan dengan
dan kemudian menggmnbaTkan taLsiran-taLsirnn alternatjJ 1erha-
hukum. Narasi, dalmn berbagai bentuk sastnl (mnlafora, alegori, acu-
Struktur Etika Yahudi dan Halakah
hisloris, pencerminan antar-teks) yang disebut hagadah (aggadah)
Marilah kitn pertama-tama melihat pada struktur sistem halakah (halo. kwenjladi bagian dari leks. Walallpun porincian hagadal1 tidak meneipta-
chah). Norma-norma etis ditetapkan lewat sislem hukul1l yang disebnt hukum-hukum yang mOllgikat, benluk ilu digunakan untuk meng-
halakah:' Terikat oleh sistel1l perilaku hukum·keagal1laan ini, individu gel uti dan n10nyemarakkan pell1batasan tentang perincian halakah.
Yahudi. begitll lewat usia tiga belas,' bertanggung jawab untuk melaksa- Penjelasan kasuistik berl..lpaya memahami cara~cara n1anusia tertentu
nakan mitzvah (mitzvoi) alau kegiatan menurul perinlah ilahi dan 1'08- dan khusus. Prinsip tel'sebut telah dan mungkin, hahkal1 secanl teoriUs,
pons kepad a Allah dan kepada l1lasyarakatnya (Ada 613 perintah sema- dapal diterapkan. Yudaisme adalah sislem deonlologis dan kasuistik,
cam itu dalam perhilungan tradisional, jllmlah kiasan yang berarti pe- yang berakar dalm11 pcra1uran-pera1uran, kewajiban, dan pel'ilaku no1'-
menuhan langgung jawab).' Banyak perintah berkaitan dengan rincian ri- l11atif serta berkaitan dongan motif serta proses. Tetapi sistem ini berboda
tual dan kehidupan keluarga sehari·hari, banyak pula yang digunakan clari sist81ll deontologis somata-mata, kill'ena dunia nyata dan konteks
dalam Ul'llsan hukum pm-data dan yang lain menenlukan batas-batas serta hasil setiap ka8us diperhitungkan dalam penilaian n1ereka.
untuk memberikan tanggapan terhadap berbagai masalah, misalnya ba- Yudaisme adalah deontologi kasuistik yang dimodifikasi. Akibat-
gaimana l11ernandang kloning, pembelahan Huklil', dan perjalanan rUHng akibal, begitu terjadi, ditoliti ulang dan dipel'debatkan. Dunia nyata illl
Hngkasa. Apa yang beresiko dalam sistem ini lidak hanya apakah LiIl- ponting: pengelahuan tentang pl'eseden, histol'isilas, yang dapal diraba
dakan yang dimaksud dipandang sebagai kegiatan terlarang, diizinkan, (ihe tactile), dan yang teoritis. Aka1.mallusia dibulubkan untuk 111onogo-
atau memberikall contoh yang baik, tclapi juga bagaimana kegiatan itu siasikan sis1em dan n1enaisirkan secara cordik dunia a1amiah sensoris.
hmus dilaksanakan dengan menggunakan kriteria penilaiC:lil. Etika Yahudi Metodologi Talmud merllpakan argumen yang disusun olell leks, seja-

Menjembatani Sains dan Agama Sains dan Etika da{am Yudaisme: Pemahaman -dan Wacana
raIl, dan rnasyarakat. Ketiga unsur ini dan ponggunaan aka} unlllk l11e~ 'onib0l11 sebagai definitif morupakan pelanggaran terhadap motode Talmud.
mahaminya mmnodifikasi motodo deontologis dari ctika YahUdi. Meto~ banyak teks bukti (Proof text), terdapat prernis-premis penyeirnbang
de ini deontoiogis, kamna mengasumsikan huku111 Torah sebagai huku111 kuat dan kebensTan yang tak ada banclingannya yang mirip, serta
yang memberikan motivasi, diperintahkan, pokok, dan mengikal; l1leto~ ,peng:lmbil kepulusan dari pihak rabi yang akan membela posisi yang
de ini juga kasl.1islik, kanmn metode ini juga induktif clan dimoclifikasi Marvin Fox, yang monulis dalam Modem Jewish Ethics,
kaStls (konleks).' satu karya utama dalam bahasa Inggris tentang topik ini dalam
KInin1 utamn dari etika Yahudi aclalah bahwa kebeuaran l. erdapat peri ode modern, mengemukakan bahwa sistem JwJakah sendiri menca-I

I
~ dalum bidang kajian diskursif - bet1l1idrash'J Wacana publik semacalll
itu tercipta manakala kita berdebat, berhadap-hadapan, tcniang rnakna
dan rolevansi daTi narasi, simbol, serta aeuan yang dHunjuk. Tennasuk
dalam mHsalah ini adalah isu··isu konteks, sebab-akibat, keagenan, nor-
kup akuntabilitas pada berbagai sumber. Wawasannya adalah bahwa :
metode dasar menggabungkan sains, filsafal, dan realit~s alam ke dalam
teks-teks tradisiona!. Para rabi dahulu terbiasa menggunakan eksegesis
dan penafsiran sebagai alal yang paling ponting unluk menyesuaikan teks
ma, dan penilaian. Masing-masing isu ini harlls dibahas oleh siapa PUll dasar dan suci dengan realitas pembuangan, perubahan, dan sains.
yang menggambm'kan, apa pun metodologi dan otika yang nlorcka gu~ Selanjutnya Fox menealal bahwa dimasukkannya sumber-sumber
nakan, dengan asumsi bahwa 111otodologi dalarn etika molibatkan tidak "eksternal terhadap sumber yang diterin18 di Sinai" seialu merupakan
hanya teori umUlll tcntang moralitas, wewenang, dan nilai, tctapi juga bagian daTi wacana. Ia berpendapat bahwa Maimonides berasumsi bah-
"aksionla monongah" atau kawasan menengah antma prinsip-prinsip wa matematika, asll'Onomi, dan "realitas spekulatif' lobib dikenal oleh
dan pcrincian kebijakan. 10 Metodologi dalam setiap sistom otika integral dunia Arab kelimbang oloh para rabi yang bijak; ia juga berasumsi bahwa
'harus memikirkan mengapa dan bagaillwna dari "tindakan yang benar" orang Yahudi perlu "menerinla kebenaran dari sUlllber l1la1l8 pun", Fox
apabHa hal ini diharapkan dapat dipahami dan bermanfaat di tangan meneatal pengakuan Yudah HaNasi bahwa, dalam beberapa argumen,
manusia dan janlung dunia. Tidak terkecuali elika Yahudi. Elika Yahudi para orang bijak dari golongan kafir "menyalahkan orang-orang bijak
menganggap adanya pilihan-pilihan publik. Etika ini mengasUlllsikan ada~ Israel". Ini dikutip dalam lradisi sebagai kasHs bagaimana bukti dan ar-
nya Inasyarakat, keramahan manusia, dan keseharian yang tanlpak, bah~ gU1110n terbaik dad sumber mana pun harus berlaku.
,va tindakan-tindakan biasa manllsia Inemiliki bobot dan Inakna, yang Saadya Gaon menyatakan hal ini, menurut Fox, bahkan lebih keras
harus menjadi pokok bahasan wacana yang serius. lagi dengan menegaskan bahwa akal ada sebelum dan sesudah peristi-
wa Sinai. Selanjutnya, Fox menyatakan bahwa penafsiran selalu sangat
bervariasi, ballkan di bagiml ulama teks-teks dasar (misalnya kisah Musa,
Pertanyaan Utama: Adakah Etika yang Terpisah dari Halakah? '
kisah Ruth, pmldangan tentmlg janji orang-ormlg yang bernazar, dan ma-
Orang Yahudj setuju bahwa peraturan dan hukum membentuk dasar salah penciptaan sendiri). Di samping itu, ia memmjuk pada fleksibili-
sistem etika kmni (deontologi). Namun, metode penerapan kanli torgan- las hagadah sebagai indikasi kebebasan dalam inti metode Yahudi sen-
tung pada kemaInpuan melihat nuansa dan argumentasi kreatif (kasuis- diri. Ia mengingatkan pada kmni tradisi yang dimiliki setiap orang Yahudi
tik). Peraturan adalah peraturan, tetapi dalam pcrdebatan, penafsiran di Sinai sekarang dan sepanjang generasi selanjutnya yang lidak borke-
bervaI'iasi dan bersaing. l l K81najemukan bentuk itu sendiri nlengharus- sudahan serta moncalat Midmsh dmi para rabi yang mGl1yatakan bahwa
kan diperlanyakannya solidilas teks: mcnyebutkan sobuah penafsiran

Menjembatani Sains dan Aqamo Sains dan Etika dalam Yudaisme: Pemahaman dan Wacana
setiap orang Yahudi n1endengar penyataan Allah melalni tubuh d sebagai lllukjizat atau fungsi dari peristiwa~peristiwa dunia alami-
an kausatif.15
pengalamannya sendiri.

Bahkan di ~inai suara il<ll~i bel'gema ke se]uruh Israel dan dicerna setiu) i
' 111e.I
Masalah-masalah Epistemik
. . dengan kapaSllas Il1asing-masing' ..- .yang tua menuru! eara
orang sesum
reka sendm, yang. 1~1uda .men~ll'ut cara mereka senciiri, Hnak-anak mennrnt

I
ilmiah berlumpu pada penerapan pengamatan manusia dan pe-
cara
• mereka sendll'l, balll-baYI •yang menyusu
,< nwn\II'\lt
, ,( ( IIll'I'ek
C'\I"1 " a seneli. nllJU1dll manusia lerhadap peristiwa-peristiwa dalam dunia yang dapat

I n, pari-l perempuan
.. mcnurut cara ' mereka sendiri , dan J'uga MIIS'1 IIle
'nnrut
caranya sendll'l "" Untuk alasan inilah ia ditulis, "Sl181'8 T11han adalah 111e-
n~Jnll b:kuatannJ'f~" dnn l~llkan "menurul kekllatan-~l'(/" nntuk mengajar
kit-a selllngga l11aSlng-l1laSlng menangkap pesan-Nya sesuai kekllai1Ul dan
Oleh karena ilu, tampaknya ia menjadi ancam.a. n utan;a bagi
If;\[radi,;i-traclisi agama berdasarkan klalll1 terhadap kebenaran yang tidak
Itanlp"k dan tidak dapat dibnklikan, Namun demikian, tra'disi Yalmdi S8-
lama telah mampu memasukkan pengetahuan sekuleJ' tentang obat-
kapasitasnya sendiri-sendirj,12
obatan dan sains ke dalam l1orn1a-110rma etika. Wawasan-wawasan baru
Habi josepb Soleveitcbik, abli halakab kontemporer yang terkemuka, te- dinilai sebagai kasus-kasus yang hams dibandingkan dengan kasus-ka-
lah monulis panjang lebar tontang hubungan antara metode pemaham_ yang seCaI'a historis menjadi presedcl1.
an etis dan n1etode ilmiah itu sendiri, menemukan dalam ilsika eara un~ Wa\vasan-wawasan dan keberhasilan ilmiah dongan demikian dapat
tuk memperoleh pe11gertia11 t811tang struktur pemahaman InanusiaY la li:.dil11l1sctk},an Tulisan-tulisan Pasea-Dmwin ll1enafsirkan ken1baH "C11am
mongemukakan bahwH fisika dan teod relativitas mengajarkan kepada hari penciptaan" sebagai terjadi daillill "cnmn periode" atau enaIn "hari"
kita hahwa kebenaran clapat dipanclang dari perspektif yang berbecla-be- ilalli, dan listrik secara sah terikal oleh peratman-peraturan hari Sabal de-
da, bahwa alam S8I118sta bukanlah mesin Newton, tetapi jaringan peris- ngan mel11ahaminya sebaga; benluk "pel11buatan api", "Sains" atau penge-
tiwa yang saling berkaitan. Jadi, perspektif s8seorang akan menentukan sekuler pada Ul11umnya sering digunakan untuk l118wakili "waha-
pandangan yang "sebenarnya" dari objek yang bersangkutan.1<l Selanjut~ na bagi sekelompok nilai liberal dan d8l11okratis t81tenlu" yang dianggap
nyn Soleveitchik mnngemukakan balrwa persepsi manusia adalah fung- bagi nilai-nilai Barat atan Amerika, sebuah metafora bagi penggu-
si kebenaran yang dilihat setiap orang, karena masing-masing memun- naan objektifitas, ketidakberpihakan, dan talanan sipiLw Metode-l11etod8
dang yang "nyata" clmi perspektif tatHnan lertentn dan dipilih, Apa yang sains, penggunaan percobaan dan pengendalian klinis, serta penggunaan
clipandang sebagai kenyataan aclalah pola fakta yang clipilih berdasarkau model-model binatang juga dirangkul seeara kuat oleh orang YahndL Pa-
sistem nilai dan keyakinan, Ia mengemukakan gagasan bahwa untuk men- da umumnya, Yudaisl11e berasul11si bal,wa tatanan alam dapat dijangkau
jadi religills atau ihniah, walaupun meroka mungkin merupakan pandang- akal Il1aJ1usia dan bahwa alam, walaupun menawarkan beberapa model
an dunia yang seeara radikal berbeda, tidak hanya sekadar n1enilai du- perilaku yang l11ungkin dianut, bukanlab sumber oloritas moral.
nia dengan eara berbeda, tetapi mengalami dan melihat fenon1ena du- Walaupun kOl1disi sosial, penyisihan dari m8syarakat ilmiah yang
nia dengan eara berbcda pula. Gagasan tersebut sepel1uhnya sesuai de- sedang berkembang, kelerbatasan kesempatan kerja, dan pengisolasian
ngan konsep kebenaran yang dipahami sebagai "kebenaran jH111ak" dan dalal11 ghetto eli Eropa l11embuat kaum intelektual Yahudi ketinggalan
berfungsi menjelaskan bagaimana peristiwa~peristiwa khusus dapat di- dalan1 perkeillbangan sains pad a awal periode modern, abad ke··l 9 dan

Menjembatani Sail75 dan Agama Sains dan Etika dolom Yudaisme: Pemahamon dan Wacana
ke-20 ditandai oleh penanganan yang anlusias dan penguasaan ua:nY"k kOJl1,mi.at<c" Yahudi mengalihkan perhatian meroka pada masalah-masa-
bidang kajian ilmiah. Ish intcJ'vensi, pencegahan, dan lJenyembuhan sorta pencarian akan Hsal-
tlsul. Tidak mcn('}mukan banyak aiasnn untuk melarang ponelitian da-
SHl' dan pemikiran atas dnsar prinsip-prinsip yang menokankan pelayan-
Sains: Masalah-masalah Substantif
an, pen1elihnraan, dan penatann dllnia alamiah, orang Yahudi dongan
Asll'Onomi dan kosmologi mendominasi perenungan alam dalam penJi.
kiran Yahudi, karena pentingnya penghitungan hari-hari libur dalam 1'8·
JUudah nlenyesuaikan lJ8rbagai penemuan ilmiah banI dengan pengor-
Han. mereka; tidak hanyn bahwa d~ll1ia al:111iah d~pat d. ikct.aln~, tetal~i I
I nanggalan dan, seperti dinyatakan Hillel Levine, karena fokus perhatian
para rabi pada waktu daripada ruang setelah hancurnya Bait Allah un.
tuk hdua kali. 17 Levine mengungkapkan bahwa lebih dari penghitung_
an kalender, orang Yahudi, dalam kapasitas mereka sebagai pedagang di
juga bahwa dunia torsebut harus dlkelahm. Mungkin menank untuk dl-
calat di sini bahwa hadiah Nobel dalam sains dan k"d~kleran lolab di·
mcnangkan orang Yahudi clalam jumlah yang lebih bosar daripada per··
bandingan jumlah mernka dnng[ln populasi dunia.
antm'a masyarakat Yahudi yang berbeda, borlindak solaku juru tafsir Wa. Holakah juga telah maju unluk menghadapi sains baru. Sains me-
\>vasan dad peradaban Islam dan Kristen Renaisans. Obat-obatan sebagai ngacaukan kategori 111akll1uk. Premis utama dmi met ode ini adalah bah-
kewajiban yang diperintahkan kepada masyarakat Yahudi, sering men~ \1\7a berbagai poristiwa sebaiknya dipahami dengan pembongkaran ke
jadi laban penelitian dalam sains. Para dokter Yahudi sering dipanggil clalam bagian-bagian yang dikoiahui 10bih kecil, bahkan 1ebHl penting.
untuk mcngemban tugas ym1g rclatif bcrisiko tinggi untuk merawal Orm1g 13agi si5ten1 hulokuh, hal ini mewwvarkan kesempatan untuk merunding-
sakit, telapi juga km'ena mereka dapat menjangkan khazanah pengeta. kan kembali b;,las-balas yang dipcrbalehkan pada s()liap keping kampa-
huan yang luas. Penemuan iln1iah datang lebih lambat bagi 111asyarakat nen, k01110ditas, atau peristiwa. Pakar lwlukcl11 modern, antara lain rabi
Yahudi. Minat yang kompleks pada koyakinan dan ritual dalam tradisi orlodoks Faite! Levin, secara lerbuka .berjuang menghadapi tantangan
kabala serta pertikaian yang mendesak tentang bagaimana 111elawan peng- yang dibawa sains modern terhadap tradisi lekstual yang dikendalikan
aniayssn, bagaimana melibatkan modernitas seeara politik atau komu- bukum.
nal, mendOlninasi pandangan Yahudi terhadap "sains baru" maSH p8n-
cerahan dari abad ke-16 sampai dengan abad kc-1B. Scjauh sains dinya- Pernah renlilas secara reliltif konstan, tidak berubah .. dalmll dunia objek-
takan berlawanan clengan koyakinan, 111aka dalam masyal'akat tradisio- iiI' eli mana iwiokuh berfungsi. Tetapi hal-hal telah berubah. Dalam dunia
nal ia dipandang sobagai sesuatu yang pantas dicurigai. Levinelah yang dmNasa ini, realitas sendiri mengalami penlbah<lll-penlbahan fundnllwntal
berpendapal bahwa orang Yahudi pad a masa itu tidak memandang sa- bCl'l1lang kali. Objek-objck yang hlI11pir tid,lk memiliki persamaan dengiln
ins sebagai "seema universal sahih, tetapi hanya sebagai sumber peng- objQk~objek lradisional terus-mnnerus dillJ'oduksi ... dengan (lemikian, du-
nia kontemporer kita menghind<lJ'i pengendalian istilah-istilah dan kOllsep-
Hniayaan keagmnaan dalam nada baru."
konsep tl'<lciisional. Telapi Torah itu abacli!lfI
Tetapi pencarian akan yang benar sebagai sumber kepulusan mon-
clasari perlimbangan nlOral. Menginjak abad ke-l g, klaiIn kebenaran da-
Pertentangan akhir-akhir ini dalam bidang kesehatan l'cproduktif dan
ri sains telah terbukti. Katalog-katalog tenlang spesies dan sains deskrip-
pengobatan genetik telah sering mendominasi perdebalan antara masya-
tif, teori tentang sel, dan penggunaan illstrumen pengamatan, seem'a ti-
rakat keaganlwln dan peneliti ilmiah. Dalam perdebatan ini, dapat dili-
dak sabar digunakan para eendekiawan Yahudi. Pada abad ke-20, para
hat bagaimana kepedulian bagi penyembuhan, k8\i\Tajiban 1110luperbaiki

Menjembatani Sa ins dan Agama Sains dan Etika da[am Yudaisme: Pemahaman dan Wacana
cilmia, dan pandangnn bahwa kehidupan manllsia sepenuhnya Uc)l'l,'"," Hillel Levine, "Science" dIm: COl1(]'()Vursy JOlyish Religiolls 711Oughl, peny.
hanya dalam tahap-tahap perkombangan dan tidak pada saat Arthur A Cohen dan Paul Ml)]1des~Fio]' (London: Free Pres. 1972), 85G.
pembuahan, to]ah mr~mungkinknn pOl1erimaan yang hangat
~-
terhaci'llJ 1 ()e~
Levine berpendapat bahwa kendati orallg Yahudi 1ingg,1l dabm lingkllng~
noliHan daS8I' dalam ilmu-ilmu biologi. an perkolaml tempat sains dikembangbn, "sumbangall nwreb J)(lda nwal
Tinrlaknn-tindakan praktis dalam Yudais1118 tradisional berkis'll' sains modern l'idak benlrli". Samuelson dlnL "Rethinking Ethics in the Light
( S ,e~

I
kHar dUB hal utan1a: yang pertnl11a aclalah kajian teks dan kodua adalah 'of Jewish Thought and the Life Sciences", Journal of BoJigimls S(1lics (Mu~
Slm GUglll, 2001), bl'Jpendd}}dt b,)hwd penglsoldSldll ghett() dan pPlkel11~
til~dakan yang diperintahkan .yang menc~ptakan suatn masyarakat adi!.

I
, Hell yang uiama dalan1 teks-teks Yahudl adalah pengakuan akan sifat
dunia yang m3sih bolum ditebus - bahkan dunia alamiah separE yan o
dipahami sains. Sebagaimana 8t111a1 adalah tanda perjanjian, tanda ros~
pons manusia terhadap kelahiran dan perbaikan clunia alamiah, dmni~
3.
bdngan ],lblJ1JkLlh y,mg rn~~njd{ll pmhdtwn P,lI,l mtelektlldl Pddd ~;lWdJ P(~~
node modem ,
AkaI' kala lDI dalam bilhasa IOrall] hl:'Ik,utm dt'ngall kdtd "heJjdj,lll" Aku
yang sama lerdapat dalam hukum Islam atau "syariab".
kian pula halnya oc-mgan gagasan bahwa kajian ilmiah yang maju aelslah 4. DUll bolas untllk perernpuan.
baginn dari tikkun olcnn, n1anciat untuk menjadi rokan yang aktif dalam
5. Sebelulnya lebih dmi 613 yang dnpaL ditmllllkan dala11l korPllS lwlokuh.
pnrbaikan dan pcnyemJ-1urnaan dunia. Dalam dunia yang penuh pende~
Enmn mius tiga bcbs seslJ(li dengan jmnbh <.m,ggota tubuh dabm p()]'hi-
ritaan cinn kclidakadilan, semua pnnelitian dapat dipahal11i sebagai ke~
tung<-m Rabinik 248, ditambahkan pada jumlah hari dalmn setahun.
sCl11paian mengatasi ketidakadilan ini.
Kepnciulian terhadap knadilan ini diwujudkan dengan n1cmberikan G. Juga untuk norma~nOJ'ma lajnnya,
dukungan pada sains, kemajuan 111Cdis, dan kebebasan pcneliticU1, scmua 7. Sebenarnya perIn diinga1 bahwa banyak dari bukum kasllistik berpular
cora yang dit,empuh l11anusia guna l11el1yel11purnakan clunia, dan kcgiat~ pcHia gagas;lli terperinci yang tidak pernah terjadi atau lidak pernah dapat
an semncam itu dapat ditekuni sepenuhnya. Walaupun teks 111En11per~ diharapkan terjadi. Banyak dari lmkum yang menyangkuj_ penm pengadil-
ingatkan terhadap kC111ungkinan timbulnya kesombongan dan ada ba~ an dalam mengadili seorang pemlmnuh dapa\ dilihat dalam cara illi (yang,
nyak leks yang 111cngajarkan tnnlang bahaya pencampuradukkan anlara omong~omong, perIn dimengerli m,makala leks dig-unakan tm1uk mema~

pel1carian unluk Inengctahui dan godaan untuk n1cngendalikan, perju~ hami peristiwa~peris.tiwa historis yang sebennrnY<l: ini mhlah sl:llah sail]
8ngan unluk mClnahami dan 111cnafsirkan hubungan perjElnjian -n1enca~ sllmber \ltama kebingung<lll dalam bcberap<1 }Jel1afsiran tr<1disi Yahudi tr<l~
disional oleh o],<1ng Krisl<-m, terutama terknit dengan pemahaman Krislen
kup pnrluasan tugas penycmbuhan. Dengan cara ini, pemikiran Yahudi
lent.ang "pengadilnl1 Yesus").
slldah sejak lama berpaling pad a sains sebagai cara kritis untuk n1ena~
namkan dasar bagi studi dan perbaikan dunia. 8. IsUlah~istilah analisis YtllliU1j tidak benHr~henar cocok dengal1 sistmn Yahudi.

9. Herb Basser, sepmii yang tercatat pada Posr.~Modorn jowish Philosophy Nof-
work.
Catatan:
10. Saya ingin mencatat di Silli baln,v<l Childress dan Macquarrie mengnnggap
ini "istilah y,mg menyesiltknn", dIm. 7110 Westminster DicUol1w)' oj' ChrisU~
1. David Hartman, A Livin!:; Cowmanl: 7110 InnOl!oUve Spirit in Traditional
an Ethics (Philadelphia: \lVestminster Press, 1967) di bawab istilah "aksio~
judaism (New York/I..ondon: The Free Press dan Collies Macmillan, 1985).

Menjembatani Sains dan Agamo Sains dan Etika datam Yudaisme: Pemahaman dan Wacana
David Bolligor, ,Scienco, Jews ond Socuiol' Cullum: Sludies in Mid~1)~(!n[j(~tb
mil menengah". Mungkin gambilJ'ilJ1 yang lebih baik adalah istilah: "proses
nwnengah". Ccnlwy AmeIicon Inlellecluo/ HislolJ' (Princeton, N.J.: Princeton Umverslty
Press, 1995, x),
11. Sel'1l11<1 150 tomkhir, empilt cabang YlldHisme telilb berk8Jnbal1g. Se-
l.ilJl111l

mila meng<lkui pU]'(U) haiakah, tetapi masing-masing memlJerikan bobot Levine, "Sciencl~", 8~)().

.yang berl.ieda dalmn lillgkungan standar llonnatif bllgi


. .tradisi
.. rnerpki,
kaum Yalmdi ol'todoks, haiakah d.itafsirkan oleh rabi masing-masing, yan
. B'"

kernud.i<m nkan berkonsultasi dengcm cendekia\I\I,lD lcrkenmka mill1aka1~


,~
Ibid., 860.
Levin R. F;:lilel, Hoiacoh, Modico} 8donee and Tochno}ogy (I)Iew York: I
I isunya sulit dan keputllsan tersebllt dianggap secara halachis mengikat. Bagi
k<:1l1D1 Yahudi konservatif, hoiak(1h s;mgal berpengarllh dalmn penen111an din
oleh komllnitas para rabi. Hukum Yahud.i kemmlian d.ipadukan dengan Wa.
waSilll dnri ibml-ilmll sosia1 diln norma· norma filsafat Barat clalam memiJuat
Maznaj.m, 1987). Levin a.dal<1h seonmg poskilll rabi {radiS.i.Dnal alau rabi yang
kepadanya perlanya<111-perlcmyaan hukum diajukan.
nologi bnru.
Bi~angnya adalah tek-

kepl1tllsan. Bagi kauJ11 Yahudi reformis, masing-masing orang secara olonOIl1


berlanggung jawab aias pilihan masing-masing dari slldut "tradisi" dan posi-
si elis lltmna dad tradisi tersebut. Untuk lujumH.uju<ln illlis<U1 ini, posisi bel'.
dClsarkcm I.l'<Hljsi atau haiokah akan digambarkil11, meskipun hal'llS diingat
bahwa dj knlangan orang Yahudi, ada ban yak keragaman. Pendapat saYH
adabb babw<.l, bahknn bngi o!'(mg Yahudi yi1llg tidak tm'ikat oleh kendali ha.
iakoh, halakall memiliki pengaruh melodologis yang kURt.

12. Shomo! Rabboh, vol. 9. Bnd. MokhiJto, Bohodesh g, plmy. Horowitz-Rabin,


235, seperti dikuiip dJm. Marvin Fox, Modorn Jowish Ethics: TlWOl}' and
Prociice (Columbus: Ohio Stale University Press, 1975), 18.

13. Menurut Daniel Boyarin, keUka berkomentar terhadap klltipan tersebut


dalam rancangan pertama tulisan ini, Soleveitchik menggamb'l.rkan 130sisi
ini sebagaj pandangan Kant.

14. Orang dapa\. nwlihal: aliran sllngai dan menangkap keincbhannya, sifat-si-
fat fisik atau pengguna,:1l1 ritllalnya, misalnya. Semuanya aclalah pandang-
an "nyata" tentang fenomena yang sama, Soleveitchik menjelaskan bahwa
orang yang religills pertama-tama <lkan melihat penggunaan ritual.

15. Joseph Soleveitchik, 71w Hoiochic Mind (Nev,r York: Free Press, 1986). Se-
luruh b\1kl] ini rnerupakall arguIlllm unll.lk rangkuman yang tel(1h saya sa-
jikan di sini. Lihat teru!ami.l bab terakhir.

Menjembatani Sains dan Agama Sains dan Etika dalam Yudaisme: Pemahamon dan Wacana
K. Payne, Dekan dan Lektor Kepala untuk bidang Buddhisme
Jepang, di lnstitnte of Buddhist Studies pada Graduate Theological
Union, Berkeley, California, Amerika Sorikat.
Peters, Profesor Teologi Sistemalik, Paciflc Lutheran Theological

(atatan tentang Penulis


I
Seminary dan The graduate Theological Union, sorta Dirckttu' Pro··
. gram Sains dem Agama dari Center for Theology and th; Natural
Sciences, Berkeley, California, Amerika Serikat.
Yaradaraja V. Raman, Pro[esor Fisika, Rochester Institu<e of Technology,
Gaymon Bennett, Koordjnator KOl11unikasi, Progr8111 Sains dan Agmna Rochester, New York, Amerika Serika!.
dari Center for Theology eUld the Natural Sciences, Berkeley, Cali_ Robert john Russell, Profosor Teologi dan Sains di Re~idence, ,Graduate
fornia, Amerika Serikat. Theological Union serta Pendiri dan Direktur Center [or 1 heology
Philip Clayton, Profesor Filsafat, Califorilia State University di Sonoma' and the Natural Sciences, Berkeley, California, Amerika Smika!.
Peneliti Utama, Science and the Spiritual Quest, Center for Theology Wegter-McNelly, Kandidat Doktor Teologi eli Craduate Th:ological
and the Natural Sciences, Berkeley, California, Amerika Serikat. Union dan Koordinator Penyuntingan pada Center for 1 heology
Eduardo Cruz, Profesor Studi Agama di Pontifical Catholic University, and the Natural Sciences, llerkeley, California, Amerika Serikat.
Sao Paulo, Brasilia, Laurie Zoloth, ProfesOl' Elika Sosial dan Filsafat Yahudi serta Direktur
Peter M. j. Hess, Wakil Direktur Program Sains dan Agama dari Center Program Studi Yahudi di San Fransisco State Uuiversity, San
for Theology and The Nallu'al Sciences, Berkeley, California dan fa- Fransisco, California, Amerika Serikat.
kultas yang dibawahinya, University of San Fransisco, San Fransis~
co, California, Amerika Serikat.
Martinez j. Hewlett, Profesor, Jurusan Biologi Molekul dan Seluler, Uni-
versity of Arizona, Tucson, Amerika Sorikat.
Muzaffar Iqbal, Pendiri dan Presiden Center for Islam and Science Is-
lamabad, Pakistan,
George L. Murphy, Pendeta Mnda, st. Paul's Episcopal Church, Akron,
Ohio dan fakultas yang dibawahinya, Trinity Lutheran Seminmy,
Columbus, Ohio, Amerika Serikat.
Nancey Murphy, Profesor Filsafat Kristen, Fuller Theological Seminm}"
Pasadena, California, Amerika Serika!.

Catot'an tentang Penuiis


318
Ian C. MyillS, Models, and l'amdigms: A Compamtive Study in
Science and Religion. New York: Harper & Row, 1974.
_ - - ._. Religion in an Age of Science. Gifford Lectures, 1989-
1990. San Francisco: Harper & Row, 1990.

1
______ . Eillics in an Age of Technology. Gifford Lectures, 1989-
Bibliograft PenuLis dan 1991. San Francisco: HarperSanFrancisco, 199:3.
Bacaan lebih lanjut . Heligion and Science: HisiOliml and ContempolYpY Issues ..
San Francisco: HarperSanFranciscc, 1997 .
.____ . When Science Meets Heligion. San F~ancisco: Harper-
SanFrancisco, 2000.
Pendahuluan Barrow, john D. dan Frank j. Tipler. 11w Al1tl1ropic C;osmological Prin-
Gaymon Bennett ciple. Oxford: Clarendon Press, 1986.
Birch, Charles. A Pwpose for EVUlything: Religion in a Postmodem
Friodman, Thomas L. 'J1Je Lexus and tlw Olivo '11'ee. New York, Anchor W011dview. Mystic, CT: Twenty-Third Publications, 1990.
Books, 2000. Birch, Charles, dan john B. Cobb, Jr. '1118 Libemtion of Lite. Cambridge:
Peters, Ted, peny. Science (llld 71leology: 7110 New Consonance. Boulder. Cambridge University Press, 1981.
co: Westview Press, 1998. Bloor, David.' Knowledge and Social ImagUl)'. London: Routledge &.
Kegan Paul, 1976.
Brooke, john H. Science and Religion: Some Historical PerspecUves.
BAGIANSATU Cambridge: Cambridge University Press, 1991.
._ _ _ _ . l1econst.ructing Nature. 1118 bl1gagement of Science and
Bab I Heligion. Edinburgh: '1'&1' Clark, 1998.
RobertJohn Russell dan Kirk Wetger-McNelly Cajote, Gregory. Indigenous Science. Santa Fe: Clear Light Publishers,
2000.
Andresen, jensinG. "Review Article: Science and Technology in Non- Clayton, Philip. ExplanaUon from Physics to Theology: An Essay in
Western Cultures". Zygon: Joumal of Religion and Science :34, no. 2 Rationality and I1eligion. New I-laven, CT.: Yale University Press, 1989.
(Juni 1999). ._____ . God and ContempOl'OlY Science. Grand Rapids: Eerdmans,
Arbib, Michael A., dan Mary B. Hesse. '[118 Constmction of Healily. 1997.
Gifford Lectures, 198:3. Cambridge: Cambridge Univ()!'sity Press, Clifford, Anne M. "Creation". Dim. Systematic 71lCology: Homan Catho-
19SG. lic Perspectives. Vol. 1. Disunting oleh Francis Schussler Fiorenza
Ayala, Francisco j. dan Thcodosius Dobzhansky, peny. Studies in Ilw dan john P. Galvin. Minneapolis: Fortress Press, 1991.
Philosophy of Biology: Reduction ond Helated Problems. Berkeley:
University of California Press, 1974.

320 Bibliografi Penulis dan Baeaol1 Lebih Lanjut


Clouser, Roy A. The Myth of Religious Nelltmlit)': All &say on 1118 Hidden Gregersen, Niels Henrik dan j, Wentzel van Huysste"n Gregersen, peny,
Role of Religious Belief in Theories, Notre Dame: University of Notre llethinking Theology and Science: Six Models for 1l1e Cwnmt Dia-
Dame Press, 1991, logue, Grand Rapids: Eerdmans, 1998,
Cobb, john B" jr., dan David Ray Griffin, Pl'Ocess Theology: An 1nu'o_ Harding, Sandra, dan Merrill B, Hintikka, peny, Discovering ileality: Fe-
ductOIY ExposiUon. Philadelphia: Westminster Press, 1976,

I
minist PerspecUves on Epistemology, Metaphysics, Mel11Odology, and
Cole-Turner, Ronald, 711e New Genesis: Theology and the GeneUc Revo_ Philosophy of Science, Dordrecht, Holland Reidel, 1983,
luUon. Louisville: Westminster/john Knox Press, 1993,

I
Hartshorne, Charles, A Natural 'I1lOo10gy for Our Time, La Sallet IL: Open
Cushing, james T" dan Ernan McMullin, peny, Philosophical Consequ_ Court, 1967,
ences of Quantum 711C0lY: RejJecUons on Bell's 711C0rem, Notre Dame: Naught, john F, Science and lleligion: From ConjJict td>Conversion. New
University of Notre Dame Press, 1989, York: Paulist Press, 1995,
Daw kins, Richard, The Selfish Gene, Oxford: Oxford University Press, Hefner, Philip, 7118 Human Factor: Evolution, Culture, and Rehgion"
1976, Minneapolis: Fortress Press, 1993,
Deloria, Vine, God is Red: A NaUve View of Religion, Cet. ke-Z, Golden, Howell, Nancy R "Ecofeminism: What One Needs to Know", ;O:1'gon:
CO: North American Press, 1992, joumol of Religion ond Science 32, no, 2 Ouni, 1997),
Draper, john William, Histmy of 111G ConjJict Between Religion and Iqbal, Muzzafal'. "Five Eminent Early Muslim Scientists and their Con-
Science, London/New York D. Appleton and Company, 1874, tributions to Islamic Scientific Thought", Islamic 7110ught and Scien-
Drees, Willem B, Religion, Science and Naturalism, Cambridge: Ufic CreaUvity 3, no, 3 (September, 199Z),
Cambridge University Press, 1996, jollllson, Elizabeth A. "Presidential Address: Turn to the,Heavens and the
Dyson, Freeman, 'Time Without End: Physics and Biology in an Open Earth", Catllolic 'I1leoIogy Society of America Proceedings 51 (1996):
Universe", Reviews of Modem Physics, 51 (1979): 447-60, 1-14,
Ellis, George F,R, Before the Beginning: Cosmology Explained, New York: Keller, Evelyn Fox, dan Helen E. Longino, peny, Feminism and Science,
Boyars/Bowardoan, 1993, Oxford: Oxford University Press, 1996,
Foerst, Anne, "Artificial Intelligence: Walking the Boundary", ;O:vgon: Lebacqz, Karen, "Fair Shares: Is the Genome Project just?" CINS Blll-
journalo{Iloligion and Science 31, no, 4 (Dosombor, 1996), leUn 13, no, 4 (Musim Gugur, 1993),
Gleick, james, Chaos: Making a New Science, New York: Penguin Books, Lindberg, David C, dan Ronald L. Numbers, peny, God and Nature:
1987, Historical Essays on 1l1e bncountel' between Chl'isUanity and Science,
Galshani, Medhi, "How I Understand the Study of Science as a Muslim." Berkeley: University of Califorllia Press, 1986,
C7NS Bulletin 17, no, 4 (Musim Gugur, 1997), Loder, james Edwin, dan jim W, Neidhardt. The Knight's Move: The Re-
Golshani, Mehdi, peny, Can Science Dispense Will1 lleligion? Tehran: lational Logic of Il,e Spirit in 711eology and Science, Colorado Springs:
Institute for Humanities and Cultural Studies, 1998, Helmers & Howard, 1992,
Grassie, William. "Postmodernism: What One Needs to Know", Zygon: Matt, Daniel C God and 'J1,e Big Bang: Discovel'ing Harmony Between
joumal of Religion and Science 32, no, 1 (Maret, 1997), Science and Spilitualily, Woodstock, VT: jewish Lights Publisbing,
1996,

Menjembatani Sains dan Agama Bibliografi Penulis don Bacoon Lebih Lanjat
Mcf/ague, Sallie. '1118 Body of God: An Ecologicol 7heology. Minlleapolis: polers, Ted, peny. Genetics: Issues of Social Justice. Cleveland, Ohio: Pil-
Fortress Press, 1993. grim Press, 199B,
McGrath, Alister E. Science and 11eligion: An lntmdllction. Oxford: Black_ Michael Welkm dan Robert John Russell, peny. ilO8lIlTOC-
well Publishers, 1999. tion: 71wological and Scientific Assessments. Grand Rapids: Eerdl11ans,

'I
McMullin, Ernan, peny. Conslmction und Cons/mini: 1118 Shaping of 2002.
Scientific ilationalily. Notre Dame: University of Notre Dame Press, ._ _ _ _ . pony. Science and 71wology: '1118 New Consonance. Boul-
1988. der, co: Westview Pross, 199B.

I
. Merchant, Carolyn. 7118 Deatll of Natllre: Women, Ecology, and 1118 Sci-
entific Revolution. New York: Harper & Row, 1980.
Moltmann, jllrgen. "God in Creation: A New Theology of Creation and the
Spirit of God". Dlm. 7Yw Gifford Leclures 1984-1985. San Francisco:
polkinghorne, john C. 'Ilw FQi.lll of.o Physicist: Ilefl eCtiOl.ls of a BoUom-up
71Jinker. Minneapolis: Foitzess, H194. ~
_ _ _ _ . 1998. Science aIld 'I1walogy: An Inll'Oriuction. London/
Minneapolis: SICK/Fortress Press.
Harper & Row, 1985. Primack, )001 R. dan Nancy Abrams. "In a beginning .,. : Quantum Cos-
Murphy, George L. "Time, Thermodynamics, and Theology". Zygon: Jo- mology and Kabbalah". Tlkkun10 (jan-Feb 1995): 66-73.
111'11al ofHeligion and Science 26, no. 3 (September, 1991). Richardson, W. Mark, dan Wesley). Wildman, peny. lloIigion and
Murphy, Nancey. '11wology in 1118 Age of Scientiji'c Reasoning. Ithaca: Science: HisI01:V, MelllOd, Dialogue. New York: Routledge, 1996.
C01'11ell University Press, 1990. I\olston, Holmes, III. "Does nature need to be redeemed'!" ZVgon: JOll1'1lal
Beyond Liberalism and Fundamentalism: How Modem ofI1eligion and Science 29, no. 2 (1994).
and Poslmodem Philosophy Sel l11e 711Cological Agenda. Valley Forge, Ruether, RosemaJY Radford. Gaia and God: An Ecofeminis!. 'I1wologv of
PA.: Trinity Press International, 1996. Earil) Healing. San Francisco: HarperCollins, 1992.
Murphy, Nancey, dan George F. R. Ellis. On the Moml Nature of Il,e Uni- Ruse, Michael. Taking Dan¥in Sen'ously: A Nat.uralislic Approach. Oxi()rd:
vcrse: 7110010gy, Cosmology, and Elllics. Minneapolis: Fortress Press, Blackwell, 1986.
1996. I\ussell, Roberl john. "The Theological Consequences of the Thermody-
Pmmenberg, Wolfhnrl. Theology and il18 Philosophy of Science. Diterje- namics of a Moral Universe: An Appreciative Critique and Extension
mahkan oloh Francis McDonagh. Philadelphia: Westminster Press, of the Murphy/Ellis Project". CTNS BllIIeiJ'n 19, no. 4 (Musim Gugur,
1976. 1998).
Peacocke, Arthnr. God and Ille New Biology. San Francisco: Harper & ______ . "Time in Eternity". Dialog 39, no. 1 (MaJ'et, 2000).
Row, 1986. Russell, Robert john, Nancey C Murpby, dan Arthur R Peacocke, peny.
CI118ology for a Scientific Age: Being and Becoming - Na- 0100S and Comple;dty: Scientific Pel'SpectiFes on Divine Action. Sci-

lural, Divine and Human. Minneapolis: Fortress Press, 1993. entific Perspectives 011 Divine Action Series. Vaticnl1 City State;
Peters, Ted, peny. Cosmos os Creation: 1118010gy and Science in Conso- Berkeley: Vatican Observatory Publications; Center for Theology and
nance. Nashville: Abingdon Press. 1989. the Natural Sciences, 1995.
. God - 'T1w WOlld's Nlture: Systematic 'T118ology for a New _____ . William R Stoeger, Sj, dan Francisco j. Ayala, peny. Evo-
1o)·a. Cel. ke-2. Minneapolis: Fortress Press, 2001. illtiOl1Ol}, and Molecular Biology: Scientific Pen:;peciives on Divine Ac-

Menjembatani Sains dan Agama BibtiograJj Penutis dan Bacaan Lebih Lonjut
tiOll. Vatican City Slale; Berkeley: Valican Observatory Publications' Trem, james S., dan Robert M. Hazen. The Sciences: An Integmted Ap-
Center for Theology and the Natural Science, 1998. proach. Cet. ke-2. New York: john Wiley & Sons, 2000.
_. ____ . Nancey C. Murphy, Then C. Meyering, dan Michael A. Van Huyssteen, j. Wentzel. Theology and the Justification of Faith. Cons-
Arbib, pc-my. Neuroscience and the Person: Scientific Pen:;pecfivBS on iIucling 711Col'ies in Systematic '11wology. Crand Rapids: Eerdmans,

I
Divino Action. Vatican City State; Berkeley: Vatican Observatory 1989.
Publications; Cenler for Theology and the Natural Sciences, 19!)9. _____ . &says in Postfollndationalist 71wology. Grand Rapids:
. Philip Clayton, Kirk Wegter-McNelly, dan john Polking_ Eerdmans, 1997. ,

I horno, peny. Quantum Physics: Scientific Perspectives


011.
011 Divino Acti~
Vatican City State; Berkeley: Valican Observatory Publicalions;
Center for Theology and the Natural Sciences, 20tll.
William R. Stoeger, S), dan George V. Coyne. SJ, peny.
Watts, Fraser N., peny. Science Meets Faitil: TheOlOgy. and Science in
Convel$atioll. London: SICK, 1998. ~
Wegter-McNelly, Kirk. "He Descended into Hell: A Liberation Response
to the Kenosis in On the Moml NatuTO of t.he Universe". CINS Bul-
Physics, Philosophy, ond 71wology: A Common Quest for Undemtanding. le/in19, no. 4 (Musim Gugur, 1998).
Vatican City State: Vatican ObservalOlY Publications, 1988. Welch, Claude. Protestant Thought in ille Nineteenil, Centul'Y. Vol. 2.
Samuelson, Norbert M. Judaism and the DociIine of Creation: Cambridge. New Haven Yale: University Press, 1985.
Cambridge University Press, 1994. Wertheim, Margaret. Pytlwgoras' iI'Ollsers: God. Physics and t1lB Gender
Schrbdinger, Erwin. What is life? Mind and Matter. Cambridge: Cambridge Wam. New York: Times Books, 1995.
University Press, 1967. White, Andrew Dickson. A Histmy of il18 Wmfare of Science with Theo-
Segundo, juan Luis. An EvolutionOIY Approach to Jesus of Nazaret1l. Di- logy in Chlistendom. London/New York: D. Appleton and Company,
terjemahkan oleh john Drury. New York: Orbis Books, 1988. 1896.
Soskice, Janet Marlin. Metaphol' and Religious Language. Oxford: Oxford Whitehead, Alfred North. Process and Heality. Disunting oleh David Ray
University Press, 1985. Griffin dan Donald W. Sherburne. New York: Free Press, 1978.
Southgate, Christopher, et aI., peny. God, Humanity and 1118 Cosmos: A Wilson, E. O. Sociobiology -- The New Synthesis. Cambridge, MA:
Textbook in Science and Religion. Harrjsburg Trinity Press Intenla- Belknap Press, Harvard University Press, 1975.
tional, 1999. Worthing, Mark W. God, Creation, and Contempormy Physics. Theology
Stenmark, Mikael. Rationality in Science, Religion, and EFelyday life: A and the Sciences Series. Minneapolis: Fortress Press, 1996.
Clitical EVflluation of Foul' Models of Rationality. Noire Dame: Uni-
versity of Notre Dame Press, 1995.
Theissen, Gord. Biblical Faith: An EvolutionOlY Approach. Minneapolis: Bah 2
Fortress Press, 1985, Nancey Murphy
Tipler, Frank J. The Physics of Immol'tality: Modem Cosmology, God, and
I1w HeSlllTection of 1110 Dead. New York: Doubleday, 1994. Barbour, Ian G. Myths, Models, and Paradigms. New York: Harper and
Torrance, Thomas F. Theological Science. London:' Oxford University Row, 1974.
Press, 1969.

Menjembatani Sains dan Agama Bibliografi Penulis dan Bacaan Lebih Lanjut
Barnes, Barry. Intemsts and Me Growth of
.
Knowledge. London: Routled
- , ge Ludwig. TI'(1ctol"s Logico-Philosophicus. London: Rout-
& Kegan Paul, 1977. ledge and Paul, 1922.
Bloor, David. Knowledge and Social Imagmy London: H.outledgCl & Kegan .----.-
Philosophicol Investigations. Oxford: Oxford Universily
Paul, 1976. Press, 1953.
Kuhn, Thomas. 'JJ:o StJ'llCiure of Scientific Hevollltions. Cel. ke-2. Chicago:
UnIversIty of Clucago Press, 1970.
Lak~tos,.lowe. ':~<'alsitlcati~n and the Methodology of Sci~ntific Research

I
BAGIANDUA
.. llOgIammeS . DIm. Philosophml Papms. Vol. 1. Cambndge: Cambridge
University Press, 1987.
Lindbeck, George. Naillre of Dociline. Philadelphia: Westminster Press
1984. . '
Bah I
~
Robert John Russell dan Kirk Wetger-McNelly
(Blbllografi pada bab Inl sama dengan Bab I Baglan,Pertama)
I
Macintyre, Alasdair. After Virillc. Notre Dame: University of Notre Dame
Press, 1981. Bah 2
Mllrphy, Nancey. 'l11eolog1' in il18 Age of ScicnUfic I1easoning. Ithaca, NY: Martinez j. Hewlett
Cornell. 1 ggo.
Peacocke, Arthur. R. Intimations of Heality Notre Dame: University of Barkow, )., Leda Cosmides, dan john Tooby. The Adapted Mind: Evolu-
Notre Dame Press, 1984. UonOlY Psychology and il18 GonemUon of Cultum. New York: Oxford
Popper, Karl. 'JJ1O Logic of Scientific DiscoveJY. New York: Routledge, University Press, 1992.
1977. Behe, MichaeL Darwin's Black Box: The Biochemical Cl1011enge to Evo-
Quine, Willard V. O. "Two Dogmas of Empilicism". PhiIosopJu'cal Heview lutioll. New York: Simon and Schuster, 1996.
40 (1951): 20-43. Dawkins, Richard. The Blind Watchmaker: Why the Evidence of Evolu-
Rorty, mchard. Philosophy and Ihe MilTor of Nature. Princeton: Prin- tion Reveals a Universe WiillOut Design. New York and London: W.
ceton University Press, 1979. W. Norton, 1996.
I(udwick, Martin. "Senses of the Natural World and Senses of God: Demhski, William. 'Ihe Design Inference: b'1iminaUng Chance T11l'Ough
Another Look at the Historical Relation of Science and H.eligion?" Small Pl'ObabilWes. Cambridge: Cambridge University Press, 1998.
DIm. The Sciences and 11180logy in the Twentieth Cenimy. A.R No Free Lunch. Why Specified Complexity Cannot be Pur-
Peacocke, peny. Notre Dame: University of Notre Dame Press, 1981. chased Wit1lOut Intelligence. Lanham, MD: Rowman and Littlefield,
Stevenson, C. L. Eillies and Language. New Haven: Yale University 2001.
Press, 1944. Dennell, Daniel. DarwJi,'s Dangel'Ous Idea: Evolulion and illO Moaning of
Stoul, Jeffrey. 1118 Hight fmm AuillOlity. Notre Dame: University of Notre UfB. New York: Touchstone/Simon and Schuster, 1995.
Dame Press, 1981. Haught, john. God After Darwin: A 71leolog1' of Evolution. Boulder, CO:
Thiemann, Ronald. IleFclation and '1heology. Notre Dame: University of Westview Press, 2000.
Notre Dame Press, 1985.

Menjembatani Sains dan Agama Bibliograji Penulis dan Bacaan Lebih Lanjut
Miller, Kennelh. Finding DOTf:vin's God: A Scientist's Search faT C 0 l11111011 Holland, Suzanne, Karen Lebac'lz, dan Laurie Zoloth, peny. The Hum(1l1
Ground Between God and Evolution. New York: Cliff Street Books/ Emblyonic Stem Coll Debate. Cambridge: M.LT. Press, 2002.
Harper Collins, 1999. International I'Inman Genome Sequencing Consortium. "Initial Sequencing
Roso, Hilary dan Slevon Rose. Alas Poor DonI/in: Argurnenls' Against and Analysis of the Human Genome". Nature 409 (15 Februari 2001):
Evolutionwy Psychology. London: Jonathan Cape/Random Hause,

I
860-921.
2000.
Kevles, Daniel J., dan Leroy Hood, peny. Code of Codes: Scientific and

I
Rose, Steven. Lifelines . .BiOIOgV Beyond Detenninism. New York: Oxford .Sociallssues in tl.10 Human Genome Project. cambl.'idge, IvtA-: H.arvard
_ Univmsity Pruss, 199B. University Press, 1992.
Ruse, Michael. Taking Darwin Smiollsly: A Natumlistic Approach to Phi- National Bioethics Advisory Commission, Cloning 1~U1l1an Beings, julli
losophy. New York: Prometheus Books, 199B. 1997.
Wilson, Edward. Consilience: 1110 Unity of Knowledge. New Yq'k: Random National Institutes of Health. Stem Cells: Scientific l~rogress and Future
House, 1(J9B.
Research Directions, 2001.
Pet81's, Ted. Playing God? Genetic Determinism and Human Freedom.
New York Routledge, 1997.
Bah 3 For the Love of Children: Genetic Technology and the
Ted Peters Future of the Family. Louisville: Westminsteljjohn Knox Press, 1998.
Peters, Ted, peny. Genetics: Issues of Social Justice. Cleveland: Pilgrim
Bruce, Donald, dan Ann Bruce, peny. Engineming Genesis: 11,e Etllics of Press, 1998.
Genetic Engineming. London: Earthscan, 1999. Shannon Thomas A., pony. Bioeillic8. Cet. ke-3. New York: Paulist
Chapman. Audrey R Unprecedented Choices: Religious Eillics at il18 Press, 1987.
1~'Olltiers of Genetic Science. Minneapolis: Fortress Press, 1999. Shinn, Roger L. The New Genetics: Challenges jor Science, FaitJl, and
Cole-Turner, Ronald, peny. Human Cloning: Religious Responses. Louis- Politics. Wakefield, Rl dan London: Moyer Bell, 1996.
ville: Westminster/John Knox Press, 1997. Venter, J. Craig, et al. "The Sequence of the I-Iuman Genome". Science
Cooke-Deegan, Robert. The Gene Wars. New York W. W. Norton, 1996. 291 (16 Februari 2001): 1304-51.
Davies, Kevin. Cmcking 1110 Genome. New York: Free Press, 2001. Wilmut, Ian. "Viable Offspring Derived from Fetal and Adult Mm11l11alian
Evangelical Lutheran Church in America. Human Cloning: Paper from (1 Cells". Nature 385 (Februari 1997): 810-13.
Church Consultation. Chicago: ELCA, 2000.
I-lamer, Dean H., Stella Hu, Victoria L. Magnuson, Nan Hu, dan Angela
M. L. Pattaucci. "A Linkage Between DNA Markers on the X Chro- Bab4
mosome and Male Sexual Orientation". Science 261 (16 Juli 1993): Philip Clayton
321-327.
I-Iefiler, Philip. 7110 Human FaclOl·. Minneapolis: Fortress Press, 1993. Brothers, Leslie. Fliday's Footp,int: How Society Shapes l1,e Human
Mind. New York: Oxford University Press, 1997.

Menjembal:ani Sains dan Agama Bibtiografi Penatis dan Bacaan Lebih Lanjat
Brown, W8J'J'Gn, NanC8Y Murphy, dan H. Newton Malony, peny. Whot_ l3abbage, Ch[ll'les. l1w Ninill BJidgewater ')l'eatise, a F)-agmeni. London:
ever Happened to the Soo][: ScientJjic and 11wological Por/)uits of john Murray, 1838. Cetakan ulang. London: Frank Cass, 1967.
fiuman Nature. Minneapolis: Fortress Press, 1998. Balfour, Thomas AG. Nature and the Bible Have One AuillOr. London:
Bl'llntrup, Godehard. "Tho Causal Efficacy of Emergent Mental Proper_ james Nisbet, 1861.

I
ties". [jikenntnis 48 (199H). Baxter, Richard. "The Reasons of the Christian Religion". DIm. A Call to
Clayton, Philip. God and C011ie111po]'(1), S'cience. Grand Rapids: Eorchnans tile Unconverted. London: john Mason, 1862.
1997. " Bonaventure. Collationes in l18xaemeron. Darmstadt: .WissenSC,haftliC,he

I Davidson, Donald. "Thinking Causes". DIm. Mental CC,lUsation. john


Heil and Alfred Mele, peny. Oxford: Clarendon Press, 1995.
Ham, RM. "Supervenience". Aristotelian Society Supplelllcmtarv. Vol.
58. London: The Aristotelian Society. 1984.
Buchgesellschaft 1964.
Bono, james J. 7118 Word of God and the Languages ofiMan: Interpreting
Nature in Emly Modem Science and Medicine. Madison, WI: Urli-
verbity of Wisconsin Press, 1995.
Kim, Jr:18g'I\rOll, Sup(;,]l'onience and Mind: Selected Philosophical Essays. Brennan, Martin S. 71,e Science 0/1110 BibfG, St Louis: B. Herder, 1898.
Cambridge: Cambridge Univenfty Press, 1993. Browne, Thomas. Religio Medici, (1635), Disunting oleh james Winney.
~__~~'. '''rhe Myth of Nonreductive Materialism". DIm. 1110 Cambridge: Cambridge University Press, 1983.
Mind-Body ProNe])]. Butler, joseph. Fifteen Sel1JlOn8 Preached at tilO Halls Chapel. 1726. Di-
Richard Warner and Tadeusz Szubka, peny. Oxford: Blackwell, 1994. , sunting oleh T.A Eoberts. London: SPCK, 1970.
. Mind in a Physical Wozld: An Essay on the Mind-Body " Calvin, jean. Institutes of ille Christian Religion. 'Disunting oleh john T.
Pl'Oblem and Mental Causation. Cambridge, MA: MIT press, 1998. McNeill. Diterjemahkan oleh Ford Lewis Battles. Philadelphia:
Robert john Russell ot aI., peny. Neuroscience and tiw Person: SCientific Westminster Press, 1960.
Perspectives 011 Divine Action. Vatican City State; Berkeley, CA: Chadbourne, Paul A Lectures on Natural 71180logy, or Nature and 1118
Vatican ObservatOlY Publications; The Center fo~ Theology and the Bible /iUJl1 the Same AutllOr. New York: G. P. Putnam and Son, 1870.
Natural Sciences, 1999. Chrysostom, john. The Homilies of S. John ClllysostOJl1, on 1118 Statute,
to ti,e People of Antioch. A Library of the Father of the Holy Catholic
Church, Homily IX. Oxford: Parker, 1842.
BAGIANTIGA Curtius, Ernst Robert. European Uiemiure and il18 Latin Middle Ages.
Diterjemahkan oleh Willard R. Trask. New Yark: Pantheon Books,
Bab I 1953.
Peter M.j. Hess Dante Alighieri. 'I118 Divine Comedy: In/emo, Purgatorio, Paradiso. Di-
terjemahkan 018h Allen Mandelbaum. New York: Alfred Knopf, 1995.
Athanasius. 71w Coptic life of Anthony. Diterjemahkan oleh Tim Vivian. Dick, Thomas. 71,e ChIistian Philosopher, 01' 11,0 Connexion 0/ Science and
San Francisco: Internatioral Scholars Publications, HJ94. Philosophy Wil11 Heligiol1. 1844.
Bacon, Francis. The AdFOncement 0/ Leaming. Disunting oleh Michael Dove, john. A Confutation 0/ AillCism. London, 1605.
Kiernan. Oxford: Clarendon Press, 2000.

Menjembatani Sains dan Agama Bibliografi Penulis don Bacaan lebih [anjut
Harrison, Peter. '1110 Bible, Protestantism and tile I!ise of Modem Science. Shapiro, Barbara, Probability and Certainty in Seventcen.t11-Cenit11~1
Cambridge: Cambridge University Press, 1998. Englund: A Study, oj' tJle Helulions}'ips between Natuml SClen~e, Edl'
Hodge, Charles. Systematic 711eology (1873). Vol. 1. London: James Clarke, gio]1, IIisto1J/, L,aw, and literature, Princeton: Princeton UnIversIty
1960. Press, 1Da3.

I
Holton, Gerald. "Johannes Kepler's Universe: Its Physics and Metaphy. Temple, Frederick. NotLlre, Man and God (the Gi f1ord Lect ures 1932·
sics". A1l1eJican Joumal of Physics 24 (Mei, 1956): 340.351. ::14). London: Macmillan, 1935. ,
Terl_.U,llian. A.-dveTSUS~ Marci()nen)l~ Disunti~lg dan diterjemahkan ol~)h Ernest

I
Justin Martyr. TIle Filst and Second Apologies. Ancient Christian Writers,
. no. 56. Diterjemahkan oleh Leslie William Barnard. New Yark: Paulist Iwans. Oxford: Clarendon I ress, 1972.
Press, 1997. Webb, Clement c.j. Studies in 1118 HistolY of Natural ~1lGology. Oxford:
Le Conte, joseph. Religion and Science: a Seriesof Sunday Lectures on ille Clan-mdon Press, 1915.
Helation of Natuml and Revealed Religion, or illB Trutils Revealed 111 White, Ellen G. Edueo/ion. Oakland, CA: Pacific Press,1~03.
Nature and SClipture. New York: D. Appleton and Company, 1902.
Lindberg, David c., and Numbers, Ronald L, peny. God and Nature: His.
torical E.ssay_'] on the Encounter betH-leen Cluistianity and Science. Bab 2
Bcrkeley: University of California Press, 19114. Muzaffar Iqbal
Machen, j. Gresham. 71w Chlistian Faiill in tile Modem World. New York:
Macmillan, 1936. Acikgen,~, Alpmsalan. Islamic Science: Towards a Definition.. Kuala
Manuel, Frank E. The lleligion of Isaac Nevdon. Oxford: Clarendon Press, Lumpur: International Institute of Islamic Thought and Clvlhzahon,
1974. 1996.
McLuhan, Marshall. The Gutenbelg Galaxv: The Making of Tvpographic AI·Allas, Syed Muhammad Naquib. Islam and Seculmism. Kuala
Man. Toronto: University of Toronto Press,1962. LU111pur: International Institute of Islamic Thought and Civilization,
Morris, Herbert W. Science and tile Bible, OJ; the Mosaic Crealion and 1993.
Modem Discovelies. Philadelphia: Ziegler and McCurdy, 1871. Pl'Olegomena to the Metaphysics of Islam. Kuala Lumpur:
Osler, Margaret J., pony. Rethinking tile Scientific Hevolulion. Cambridge: International Institute of Islamic Thought and Civilization, 1995.
Cambridge University Press, 2000. Bahar, Zaheer. 7110 Science of Eillpire. Albany: Stale University Press of
Paine, Thomas. Age of 11eason, Being an Investigation of 7}'ue and Falm. New York, 1996.
Ious Theology. Luxembourg, 1794. Bakar, Osman. Tauhid and Science. Kuala Lumpur: Secretariat for
Raven, C.E. Organic Design: A Study of Scientific 'l1lOught from nay to Islamic Philosophy and Science, 1991.
Paley. Oxford: Oxford University Press, 1953. Bakar, Osman. Classification of Knowledge in I8lam. Kuala Lumpur: Ins·
Sabunde, Raymond. The010gia Natumlis Seu Libel' Creaturamlll (1436). tilute for Policy Research, 1992.
Cetak ulang dal'i edisi Sulzbach 1852, dengan catatan krilis. Stuttgart. Burckhardt, Tilus. Miuor of tJle Intellect: Essays on 71uditional Science
Bad Cannstall, 1966. und Sacred hi. Cambridge: Quinta Essentia, 1987.

Menjembatani Sains don Agama Bibliogrofi Penulis dan Bacaan Lebih Lanjut
Apaka h kloning dilarang dari ' sudut pandang agama ,
wa laupun kloning membawa manfaat dalam pertanian dan
terapi med is?
Apaka h il mu genetika dapat dipakai untuk meneliti
ke m un gk in an seseorang memi liki gen -gen "Iemah" -
MEN J EMBATANI
misalnya menyebabkan penyakit - walaupu n hasil penelitian

Sa'i ns ini dapat menyulitkan orang tersebut (tetapi menguntungkan


masyarakat)?

dan J ika gagasan mengenai adanya:grand design dalam alam


semesta dapat dibuktikan secara ilmiah, apakah teori evolusi

Agama dapat dianggap mend ukung doRtrin penciptaa n Kristen?


Adakah j alan keluar dari dil ema antara dualisme keras
Uiwa terpisah dari tubu h, seh ingga penga laman menta l manusia tidak mungkin
dise lidiki secara il mi ah) dan materia lisme eliminatif (fenomena menta l hanya
prod uk dari proses jasmani )?
Apakah A llah memang menyatakan di ri-Nya lewat dua kitab: kitab suci da n
kitab alam?

Pertanyaan di atas hanyalah beberapa dari rangkaian panjang persoalan yang


dikupas dalam buku ini. Buku ini membantu siapa saja yang hendak membangun
jembatan dialog dua arah antara sains dan agama. Para penulis - cendekiawan
dari berbagai agama, budaya, dis iplin, dan geografis - terlibat dalam tugas
bersama untuk membangun jembatan terse but. Tulisan-tulisan dalam buku ini
telah dikumpulkan untuk memper lancar proses tersebut.
Pembaca dapat menjadikan tulisan mereka sebagai bahan renungan pribadi
atau kelompok - kelompok diskusi, misalnya - mengenai sumbangan sains dan
agama bagi perkembangan umat manusia, serta pad a titik-t itik mana keduanya
dapat bersinergi, bekerja sama dalam mempromosikan kesejahteraan dan
kelestarian budaya umat manusia secara global.

Anda mungkin juga menyukai