PENGANTAR
RORSHACH
Subjek 1
Nama : Jenis
Vincentius Ryan Usia : Pekerjaan :
Kelamin :
Dwi Prasetyo 22 Tahun Mahasiswa
Laki-laki
Tanggal
Testing :
8 November
2022
Kesimpulan Kapasitas dan Efisiensi
Kapasitas dan efisiensi intelektual subject tergolong rendah apabila subjek sedang terganggu
emosionalnya subjek tidak mampu berpikir logis dan tidak dapat memanifestasikan kapasitas
intelektualnya daya imajinatif dan empative subjek kurang namun subjek memiliki kemampuan
diferensiasi dan organisasi yang baik subjek juga memiliki pengetahuan dan pengalaman kematangan
yang luas namun jika menghadapi masalah subjek sukar dalam membuat Kesimpulan yang tepat.
Aspek Emosional
Kapasitas potensi yang dimiliki menjadikan subjek lebih dikuasai need for gratification
daripada oleh long range goals sehingga responsivitas yang dimilikinya kurang diakibatkan
oleh inhibisi terhadap impact emosional yang kuat dari lingkungan karena over reactivity
sedikit adanya kontrol yang ekspresif dan kecenderungan supervisol membuat subjek tidak
dapat menghadapi atau membiarkan dirinya terlibat dalam reaksi emosional yang kuat dan
dalam meskipun situasi menghendaki
Aspek Kontrol Diri
Subjek mempunyai kontrol emosi yang cukup baik subjek bisa melampiaskan emosi Tapi
tidak secara berlebihan atau ada emosi yang di tahan Hal ini dikarenakan subjek memiliki
dorongan emosional tetapi direpress karena ada pengalaman traumatis subjek mampu
menggunakan kemampuan dalam dirinya dengan cukup sebagai fungsi kontrol
Tanggal Testing :
10 November
2022
Kapasitas dan Efisiensi Intelek
Kapasitas intelektual subjek tergolong rendah, ketika subjek sedang mengalami masalah
atau dalam keadaan down maka kapasitas intelektualnya terganggu dan tidak dapat
memanifestasikan kapasitas intelektualnya. Namun, kemampuan diferensiasi dan
organisasi subjek cukup baik. Fungsi imajinatif dan empative subject kurang. Subjek
memiliki pengetahuan, kematangan yang luas, namun subjek erotis dan kebingungan
sehingga subjek mengalami kesukaran dalam membuat kesimpulan.
Pendekatan Intelektual Terhadap Masalah
Subjek kurang mampu mengorganisir masalah secara detail, kemampuan berpikir abstrak
dan teoritis subjek tergolong rendah, sehingga subjek memandang segala sesuatu lain dari
orang lain, apa Yang jelas bagi dirinya bukan yang jelas dalam dunia normal. Subjek
memandang segala sesuatu seperti orang lain karena subjek interest terhadap hal-hal kecil
itu tergolong rendah. Dalam menyelesaikan masalah subject hanya menyelesaikan
pinggirnya saja sehingga tidak terselesaikan subjek cemas masuk dalam lingkungan baru.
Aspek Erlebnistyp
Subjek mempunyai kecenderungan introvert tetapi subjek juga sedang
berada dalam keadaan transisi dari introvert ke extrovert. Meskipun
mempunyai kecenderungan introvert subjek mudah menyesuaikan diri
mampu melakukan kontrol siap dihadapkan pada tantangan emosional
dari luar.
Aspek Emosional
Tekanan yang dialami subjek sudah sedemikian kuat, hal ini menghambat
subjek dalam mempergunakan potensi dalam dirinya secara konstruktif.
Dalam menghadapi problem sehari-hari sehingga subjek cenderung
melepaskan emosinya dalam bentuk konversia. kebutuhan akan afeksi
cenderung disangkal atau tidak dikembangkan, sehingga tidak berkembang
dengan baik. Adanya kontrol yang eksesif dan kecenderungan superfisal
yang dimiliki subjek membuat subjek tidak dapat menghadapi atau
membiarkan dirinya terlibat dalam reaksi emosional yang kuat dan dalam,
meskipun situasi sulit.
Aspek Kontrol Diri
Subjek memiliki dorongan emosional tapi direpress karena ada pengalaman traumatis.
Subjek juga mempunyai kontrol diri yang kurang dalam menghadapi pengaruh
emosional dan kurang dapat menunda tindakan untuk mengontrol tingkah lakunya, serta
pembatasan diri yang lebih dari yang seharusnya pada diri subjek. Subjek memiliki
kecenderungan merespon fleksibilitas dan kemampuan imajinatif berkurang dari
seharusnya.
Wawancara
Subjek 1
Jenis Tempat/Tgl.
Nama :
Kelamin : Lahir : Pekerjaan :
VRDP Metro, 04 Mahasiswa
Laki - Laki Februari 2000
Agama : Status
Suku Bangsa : Latar Blk. Urutan Dalam
Pernikahan :
Katolik Budaya : Keluarga : Anak
Jawa ke 2 dari 3 Belum menikah
Jawa bersaudara
HASIL OBSERVASI
Kondisi Fisik
Pada saat anamnesa R menggunakan kemeja berwarna biru dongker dengan
celana berwarna hitam dan juga mengenakan sepatu sneakers berwarna
abu-abu.
Kondisi Psikis
- Pada saat sebelum dimulainya anamnesa, tepatnya pada R datang ,R terkesan ceria dan
bersemangat.
- Pada saat pembukaan anamnesa R masih
sesekali memberikan senyuman. Namun, pada bagian inti anamnesa R kurang mampu
menjaga kontak mata dengan interview, R nampak melihat ke atas mengenadah ke atas
menahan air mata
- Pada bagian masa-masa sekolah R menceritakannya dengan antusias dan sambil
tersenyum.
Latar belakang keluarga
Subjek anak kedua dari 3 bersaudara. Relasi dalam keluarga
subjek kurang terbuka karena jarang ada komunikasi. Ayah subjek
sudah meninggal saat subjek usia 12 tahun dan ibu subjek sudah
meninggal pada tahun 2018.
Pengalaman Masa Kecil
Pada saat subjek di lahirkan subjek memiliki tubuh yang kecil seperti kekurangan gizi.
Subjek di diagnosa oleh memiliki penyakit di bagian paru-paru. Hal tersebut menghambat
proses perkembangan subjek saat kecil, saat usia 3 tahun subjek baru bisa makan.
Pengalaman Traumatis
- ketika ibu subjek meninggal, subjek merasa bahwa kehilangan separuh kehidupannya,
subjek depresi tetapi tidak secara berlebihan. Subjek berlarut dalam kesedihan selama 3
bulan
-tertipu jualan online nominal hampir 9 juta
Riwayat Pendidikan
• TK Penabur Metro
• SD Xeverius Metro
• SMP Xaverius 3 Metro
• SMA Yos Sudarso Metro
Pengalaman yang berkesan ketika SMA mengenal cinta, dan mulai
berpacaran hal tersebut memotivasi subjek dalam hal akademik
Pergaulan Sosial
Subjek memiliki teman dan juga sahabat relasinya baik, namun bagi subjek di usia
sekarang teman tidak terlalu penting yang penting mempunyai relasi dengan berbagi
cerita atau yang bisa membuat tertawa dan bahagia artinya tidak kesepian.
Mengenal Diri
• kekurangan subjek Lupa menaruh barang dan orang yang keras
kepala
• kelebihan mudah beradaptasi, pekerja keras, cekatan dalam
bekerja
• Hal yang berharga bagi subjek adalah kakak dan adiknya, yang
membuat bahagia adalah ketika berkumpul bersama. Hal yang
membuat subjek ingin menjalani kehidupan adalah
membahagiakan orang tua walaupun orang tua sudah tidak ada.
• Dalam menghadapi situasi sulit subjek membuat diri tidak sadar
dengan cara minum alkohol dan tidak menceritakan masalah
atau keadaannya pada orang lain.
Kesimpulan
...
Kesimpulan
...
Subjek 2
Jenis Tempat/Tgl.
Nama :
Kelamin : Lahir : Pekerjaan :
CA Kepahiang, 05 Mahasiswa
Perempuan Agustus 1999
Agama : Status
Suku Bangsa : Latar Blk. Urutan Dalam
Pernikahan :
Katolik Budaya : Keluarga : Anak
Basemah & ke 2 dari 6 Belum menikah
Sunda Melayu bersaudara
HASIL OBSERVASI
Kondisi Fisik
perempuan berperawakan tidak gemuk. Pada saat anamnesa C mengenakan baju
berwarna putih dengan celana hitam dan
mengenakan sandal berwarna hitam.
Kondisi Psikis
• Pada saat C datang, C tampak biasa saja tidak memberikan ekspresi.
• Pada saat pembukaan anamnesa C mulai tersenyum
• Ketika menceritakan tentang keluarga C lebih sering antuasias dan semangat.
Namun, ketika menceritakan tentang kakak C, C merendahkan nada bicaranya dan
menunjukan ekspresi sedih
Latar belakang keluarga
Subjek adalah anak kedua dari 6 bersaudara. Ayahnya bekerja
sebagai satpam PLN ibunya sebagai ibu rumah tangga dan
mengurus ladang. Relasi subjek dengan saudara-saudaranya baik,
hanya dengan kakaknya relasi nya kurang baik karena sering
terjadi konflik, adapun aturan yang di berikan oleh orang tua dan
hukuman yang di berikan oleh orang tua jika tidak mematuhi
aturan. Subjek lebih dekat ke sosok ibu.
Pengalaman Masa Kecil
Subjek di lahirkan dengan dibantu bibi subjek sebagai perawat, dan ditambah dengan
bidan. Dalam proses persalinan tidak ada kendala. Pengalaman masa kecil subjek yang
diingatnya saat usia 4 tahun yang dimana subjek adalah anak yang sensitif dengan kata-
kata.
Pengalaman Traumatis
Pengalaman traumatis yang membuat subjek membekas pada dirinya adalah relasi dengan
kakak perempuan nya yang dimana ada konflik. Subjek pernah berpikir kalau misalkan
kakak nya itu benci dengan subjek.
Riwayat Pendidikan
• SD negeri 9 Kepahiang
• SMP Negeri 3 Kepahiang
• SMA Xaverius Curup
subjek tidak memasuki taman kanak-kanak. saat memasuki SD,
subjek tinggal kelas di kelas 1 karena tidak mau sekolah, takut kalau
di ajarkan belajar sama seperti kakak subjek, saat SMA subjek
berasrama.
Pergaulan Sosial
Subjek mempunyai teman dan sahabat relasinya baik. subjek bisa terbuka, karna subjek
juga tidak sembarangan memilih teman, tidak semua subjek ceritakan masalah hidup,
kalau teman subjek sudah terbuka sama subjek, subjek akan terbuka juga kepada
temannya. Arti pertemanan bagi subjek adalah saudara karna kalau udah temen mau
cerita apapun bebas karna bagi subjek saudara dan subjek berharap temannya pun
harus cerita, baik subjek hanya mendengarkan atau bisa menjawab teman subjek bisa
plong.
Mengenal Diri
• Hal yang berarti dalam kehidupan subjek adalah orang tua
subjek dan juga yang membuat subjek bahagia adalah orang tua.
• kekurangan yang subjek sadari adalah subjek orang yang
pesimis, kurang percaya diri dan muda tergoda akan ajakan
untuk membeli.
• kelebihan yang di sadari oleh subjek adalah bahwa subjek
mudah berbaur dengan orang, mudah mengambil hati orang dan
subjek mempunyai motivasi yang tinggi
• cara subjek untuk menyelesaikan masalah adalah dengan
merenungi dan butuh teman untuk menceritakan keluh kesah
subjek.
Kesimpulan
...
Kesimpulan
...
Metode
Laporan :
Observasi
BAB 1
PENDAHULUA
N
Latar Belakang
• Dalam pelaksanaan tes psikologi, penting untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil tes maupun perilaku teste.
• Metode observasi, apabila diposisikan sebagai satu bagian dari spectrum
metodologis yang mencakup teknik dan strategi pengumpulan data
secara proporsional, maka observasi akan mencapai tingkat keandalan
reliabilitas) yang tinggi (Hasanah, 2016).
• Metode Observasi juga di gunakan dalam Psikologi klinis dalam
psikologi klinis observasi di gunakan untuk memperoleh data tentang
permasalahan klinis, kemudian metode observasi juga di gunakan dalam
PIO salah satunya adalah untuk membantu proses recrutment karyawan.
Kedudukan metode observasi dalam psikodiagnostik berkaitan dengan
proses penyelidikan untuk dapat mengidentifikasi dan memahami
variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis.
Tujuan observasi
Tujuan di lakukannya observasi adalah untuk menganalisa simtom
simtom psikologis pada diri subjek di lihat dari gerakan-gerakan dan
aktivitas-aktivitas yang di lakukan subjek saat menjalani anamnesa
Manfaat Observasi
• Manfaat Praktis
• Dapat digunakan untuk keperluan assessment awal
• Dapat memberikan gambaran mengenai perilaku subjek yang diteliti
• Dapat memberikan gambaran tentang perilaku yang tidak dapat diungkapkan oleh
alat tes lainnya.
• Manfaat Teoritis
• Mengembangkan metode observasi untuk menemukan informasi baru dan
mendalam berdasarkan pada fakta empiris yang terjadi dalam pengalaman hidup
yang semakin kompleks.
BAB 2
Landasan Teori
Landasan Teori
A. Teori Sigmund Freud
subjek 2
Hari/tanggal : Sabtu, 26 November 2022
Waktu Pelaksanaan : 15.04 WIB – 16.20 WIB
Durasi Observasi : 1 jam 16 menit
Lokasi Observasi : Gedung Aloysius GR 205
B. Hasil pencatatan Observasi
Subjek 1 Subjek 2
• Saat melakukan anamnesa subjek • Saat melakukan anamnesa subjek mengenakan
menggunakan kemeja biru dongker di padukan baju berwarna putih di padukan dengan celana
dengan celana hitam dan menggunakan hitam yang tidak terlalu panjang dan
sneakers. mengenakan sandal berwarna hitam.
• subjek datang sebelum di mulai nya waktu • Subjek datang tepat waktu, saat sudah sampai di
yang telah di tentukan gedung yang telah di tentukan subjek tidak
duduk bersama orang lain yang ada di gedung
namun menuju ke arah tangga ke lantai tiga
sendirian bermain hp
Terima kasih!