Anda di halaman 1dari 59

Laporan :

PENGANTAR
RORSHACH
Subjek 1
Nama : Jenis
Vincentius Ryan Usia : Pekerjaan :
Kelamin :
Dwi Prasetyo 22 Tahun Mahasiswa
Laki-laki

Tanggal
Testing :

8 November
2022
Kesimpulan Kapasitas dan Efisiensi
Kapasitas dan efisiensi intelektual subject tergolong rendah apabila subjek sedang terganggu
emosionalnya subjek tidak mampu berpikir logis dan tidak dapat memanifestasikan kapasitas
intelektualnya daya imajinatif dan empative subjek kurang namun subjek memiliki kemampuan
diferensiasi dan organisasi yang baik subjek juga memiliki pengetahuan dan pengalaman kematangan
yang luas namun jika menghadapi masalah subjek sukar dalam membuat Kesimpulan yang tepat.

Aspek Intelektual terhadap masalah


Kemampuan subjek mengorganisir menghubungkan secara detail berpikir abstrak dan
teoritis tergolong rendah subjek juga kurang interest pada hal-hal kecil yang dihadapi
sehari-hari Walaupun demikian subjek dapat menggunakan akal sehat meskipun tanpa
banyak berpikir meninjau persoalan tersebut dalam konteks yang lebih luas dan subject
juga dikurung dalam dirinya
Aspek Erlebnistyp
Subjek memiliki kecenderungan introvert tetapi subjek juga
sedang mengalami transisi dari introvert ke extrovert subjek
mudah menyesuaikan diri dan siap dihadapkan pada tantangan
emosional dari luar

Aspek Emosional
Kapasitas potensi yang dimiliki menjadikan subjek lebih dikuasai need for gratification
daripada oleh long range goals sehingga responsivitas yang dimilikinya kurang diakibatkan
oleh inhibisi terhadap impact emosional yang kuat dari lingkungan karena over reactivity
sedikit adanya kontrol yang ekspresif dan kecenderungan supervisol membuat subjek tidak
dapat menghadapi atau membiarkan dirinya terlibat dalam reaksi emosional yang kuat dan
dalam meskipun situasi menghendaki
Aspek Kontrol Diri
Subjek mempunyai kontrol emosi yang cukup baik subjek bisa melampiaskan emosi Tapi
tidak secara berlebihan atau ada emosi yang di tahan Hal ini dikarenakan subjek memiliki
dorongan emosional tetapi direpress karena ada pengalaman traumatis subjek mampu
menggunakan kemampuan dalam dirinya dengan cukup sebagai fungsi kontrol

Aspek Intelektual terhadap masalah


Kemampuan subjek mengorganisir menghubungkan secara detail berpikir abstrak dan
teoritis tergolong rendah subjek juga kurang interest pada hal-hal kecil yang dihadapi
sehari-hari Walaupun demikian subjek dapat menggunakan akal sehat meskipun tanpa
banyak berpikir meninjau persoalan tersebut dalam konteks yang lebih luas dan subject
juga dikurung dalam dirinya
Aspek Penyesuaian Diri dan Kematangan
Subjek tidak mengalami kecemasan dan perasaan tidak aman dalam
struktur kepribadian subject dalam hal kematangan subjek berada
pada taraf yang baik namun subjek memiliki penyesuaian diri yang
kurang karena adanya suatu over kompensasi perasaan inferioritas

Aspek Potensi Kreatif


Potensi kreatif subjek cenderung cukup karena ada sedikit konflik yang
menghambat potensi kreatif subjek Meskipun demikian subjek tidak menyadarinya
termasuk bantuan-bantuan toleransi ego terhadap impuls impuls primitif kurang
mampu berempati dan kurang memiliki minat dalam berhubungan dengan orang
lain.
Aspek Kognitif
Berdasarkan aspek kognitif kemampuan subjek dalam mengorganisir
menghubungkan secara detail berpikir abstrak dan teoritis tergolong rendah
subject juga tidak mampu berpikir logis ketika terganggu emosionalnya karena
kapasitas dan efisiensi intelektual tergolong rendah subjek dapat menggunakan
akal Sehatnya meskipun tanpa banyak berpikir meninjau persoalan tersebut
dalam konteks yang lebih luas Walaupun demikian subjek memiliki
kemampuan diferensiasi dan organisasi yang tergolong baik serta memiliki
kematangan yang luas
Aspek Afektif
Berdasarkan aspek afektif subjek mempunyai kontrol emosi yang cukup baik
subjek bisa melampiaskan emosi Tapi tidak secara berlebihan atau ada emosi yang
ditahan Hal ini dikarenakan subjek memiliki dorongan emosional tetapi di repress
karena ada pengalaman traumatis subjek mampu menggunakan kemampuan dalam
dirinya dengan cukup sebagai fungsi kontrol adanya kontrol yang eksesif dan
kecenderungan superfisal membuat subjek tidak dapat menghadapi atau
membiarkan dirinya terlibat dalam reaksi emosional yang kuat dan dalam
meskipun situasi menghendaki hal kematangan subjek berada pada taraf yang baik
namun penyesuaian diri kurang
Aspek Konasi
Berdasarkan aspek konasi subjek memiliki kecenderungan introvert
Walaupun demikian subjek sedang mengalami transisi dari introvert
ke ekstrovert hal ini membuat subjek mudah menyesuaikan diri dan
siap dihadapkan pada tantangan emosional dari luar subjek kurang
mampu menerima kebutuhan afeksi orang lain sehingga subjek
kurang memiliki minat yang berhubungan dengan orang lain
Kaitan Teori
Berdasarkan dari hasil aspek kognitif afektif dan konasi subjek memiliki
permasalahan pengelolaan emosi hal tersebut dapat dilihat di mana pada aspek
kognitifnya yang rendah sehingga pikiran yang didasarkan pada informasi yang
berhubungan dengan pengolahan emosi kurang dan juga pada aspek afektif
bahwa subjek memiliki dorongan emosional akan tetapi ditekan karena adanya
pengalaman romantis maka hal ini akan dikaitkan dengan teori kepribadian
Sigmund Freud di mana terdapat id ego dan super ego dalam struktur
kepribadian manusia. Freud menyatakan bahwa alam bawah sadar merupakan
bagian terbesar dalam pikiran karena menyimpan pemikiran-pemikiran yang
rumit kenangan atau emosi yang timbul akibat trauma sehingga menyebabkan
munculnya perilaku manusia dapat dipahami bahwa terdapat konflik dalam
emosi subjek yang di mana karena adanya pengalaman traumatis hal ini
berkaitan dengan ego yang dimana ego merupakan kenyataan yang sifatnya
psikologis.
Subjek 2
Nama : Jenis
Usia : Pekerjaan :
Kelamin :
Clara Agustina 23 Tahun Mahasiswa
Perempuan

Tanggal Testing :

10 November
2022
Kapasitas dan Efisiensi Intelek
Kapasitas intelektual subjek tergolong rendah, ketika subjek sedang mengalami masalah
atau dalam keadaan down maka kapasitas intelektualnya terganggu dan tidak dapat
memanifestasikan kapasitas intelektualnya. Namun, kemampuan diferensiasi dan
organisasi subjek cukup baik. Fungsi imajinatif dan empative subject kurang. Subjek
memiliki pengetahuan, kematangan yang luas, namun subjek erotis dan kebingungan
sehingga subjek mengalami kesukaran dalam membuat kesimpulan.
Pendekatan Intelektual Terhadap Masalah
Subjek kurang mampu mengorganisir masalah secara detail, kemampuan berpikir abstrak
dan teoritis subjek tergolong rendah, sehingga subjek memandang segala sesuatu lain dari
orang lain, apa Yang jelas bagi dirinya bukan yang jelas dalam dunia normal. Subjek
memandang segala sesuatu seperti orang lain karena subjek interest terhadap hal-hal kecil
itu tergolong rendah. Dalam menyelesaikan masalah subject hanya menyelesaikan
pinggirnya saja sehingga tidak terselesaikan subjek cemas masuk dalam lingkungan baru.
Aspek Erlebnistyp
Subjek mempunyai kecenderungan introvert tetapi subjek juga sedang
berada dalam keadaan transisi dari introvert ke extrovert. Meskipun
mempunyai kecenderungan introvert subjek mudah menyesuaikan diri
mampu melakukan kontrol siap dihadapkan pada tantangan emosional
dari luar.
Aspek Emosional
Tekanan yang dialami subjek sudah sedemikian kuat, hal ini menghambat
subjek dalam mempergunakan potensi dalam dirinya secara konstruktif.
Dalam menghadapi problem sehari-hari sehingga subjek cenderung
melepaskan emosinya dalam bentuk konversia. kebutuhan akan afeksi
cenderung disangkal atau tidak dikembangkan, sehingga tidak berkembang
dengan baik. Adanya kontrol yang eksesif dan kecenderungan superfisal
yang dimiliki subjek membuat subjek tidak dapat menghadapi atau
membiarkan dirinya terlibat dalam reaksi emosional yang kuat dan dalam,
meskipun situasi sulit.
Aspek Kontrol Diri
Subjek memiliki dorongan emosional tapi direpress karena ada pengalaman traumatis.
Subjek juga mempunyai kontrol diri yang kurang dalam menghadapi pengaruh
emosional dan kurang dapat menunda tindakan untuk mengontrol tingkah lakunya, serta
pembatasan diri yang lebih dari yang seharusnya pada diri subjek. Subjek memiliki
kecenderungan merespon fleksibilitas dan kemampuan imajinatif berkurang dari
seharusnya.

Aspek Penyesuaian Diri dan Kematangan


Subjek tidak mengalami kecemasan dan perasaan tidak aman dalam struktur kepribadian
subjek dalam hal kematangan. Subjek memiliki kepribadian yang matang, namun dalam
penyesuaian diri kurang karena adanya suatu over kompensasi Perasaan perasaan
inferioritas.
Aspek Potensi Kreatif
Potensi kreatif subjek cenderung cukup, karena
subjek kurang konstruktif dalam menggunakan
kemampuan imajinatif untuk mencapai penyesuaian
yang konstruktif. Namun subjek bisa ke arah yang
kreatif jika konflik terselesaikan.
Aspek Kognitif
Berdasarkan aspek kognitif subjek kurang mampu mengorganisir masalah
secara detail, kemampuan berpikir abstrak dan teoritis subjek tergolong rendah.
Hal ini membuat subjek dalam memandang segala sesuatu lain dari orang lain,
apa yang jelas bagi dirinya bukan yang jelas dalam dunia normal. Dalam
menyelesaikan masalah, subjek hanya menyelesaikan pinggirnya saja sehingga
tidak terselesaikan. Subjek cemas untuk masuk dalam lingkungan baru. fungsi
imajinatif dan empatik subjek pun kurang, kapasitas intelektual tergolong
rendah, namun subjek memiliki kemampuan diferensiasi dan organisasi yang
cukup baik.
Aspek Afektif
Berdasarkan aspek afektif tekanan yang dialami subjek sudah sedemikian kuat. Hal
ini menghambat subjek dalam mempergunakan potensi dalam dirinya secara
konstruktif. Dalam menghadapi problem sehari-hari, subjek cenderung melepaskan
emosinya dalam bentuk konversi. Subjek juga mempunyai kontrol diri yang
kurang dalam menghadapi pengaruh emosional dan kurang dapat menunda
tindakan untuk mengontrol tingkah lakunya. Subjek tidak dapat menghadapi atau
membiarkan dirinya terlibat dalam reaksi emosional yang kuat dan dalam,
meskipun situasi menghendaki.
Aspek Konasi
Berdasarkan aspek konasi subjek mempunyai
kecenderungan introvert. Namun, subjek juga sedang
dalam keadaan transisi dari introvert ke ekstrovert.
Potensi kreatif subjek cenderung cukup, karena
subjek kurang konstruktif dalam menggunakan
kemampuan imajinatif untuk mencapai penyesuaian
yang konstruktif.
Kaitan Teori
Berdasarkan hasil tes dapat dilihat bahwa subjek memiliki kecemasan terlihat
dari memandang segala sesuatu lain dari orang lain cemas untuk masuk
lingkungan maka akan saya kaitkan dengan teori Abraham Maslow menurut
Maslow kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki maso
menggolongkan menjadi 5 kebutuhan menjadi 5 dasar yaitu kebutuhan
fisiologis kemudian keamanan kebutuhan dimiliki dan cinta kebutuhan harga
diri dan kebutuhan aktualisasi diri maka dari itu dari teori Abraham masuk ini
sesuai dengan kebutuhan penerimaan diri agar bisa diterima dalam lingkungan.
Metode
Laporan :

Wawancara
Subjek 1
Jenis Tempat/Tgl.
Nama :
Kelamin : Lahir : Pekerjaan :
VRDP Metro, 04 Mahasiswa
Laki - Laki Februari 2000

Agama : Status
Suku Bangsa : Latar Blk. Urutan Dalam
Pernikahan :
Katolik Budaya : Keluarga : Anak
Jawa ke 2 dari 3 Belum menikah
Jawa bersaudara
HASIL OBSERVASI
Kondisi Fisik
Pada saat anamnesa R menggunakan kemeja berwarna biru dongker dengan
celana berwarna hitam dan juga mengenakan sepatu sneakers berwarna
abu-abu.

Kondisi Psikis
- Pada saat sebelum dimulainya anamnesa, tepatnya pada R datang ,R terkesan ceria dan
bersemangat.
- Pada saat pembukaan anamnesa R masih
sesekali memberikan senyuman. Namun, pada bagian inti anamnesa R kurang mampu
menjaga kontak mata dengan interview, R nampak melihat ke atas mengenadah ke atas
menahan air mata
- Pada bagian masa-masa sekolah R menceritakannya dengan antusias dan sambil
tersenyum.
Latar belakang keluarga
Subjek anak kedua dari 3 bersaudara. Relasi dalam keluarga
subjek kurang terbuka karena jarang ada komunikasi. Ayah subjek
sudah meninggal saat subjek usia 12 tahun dan ibu subjek sudah
meninggal pada tahun 2018.
Pengalaman Masa Kecil
Pada saat subjek di lahirkan subjek memiliki tubuh yang kecil seperti kekurangan gizi.
Subjek di diagnosa oleh memiliki penyakit di bagian paru-paru. Hal tersebut menghambat
proses perkembangan subjek saat kecil, saat usia 3 tahun subjek baru bisa makan.

Pengalaman Masa Muda


Pada saat subjek di lahirkan subjek memiliki tubuh yang kecil seperti kekurangan gizi.
Subjek di diagnosa oleh memiliki penyakit di bagian paru-paru. Hal tersebut menghambat
proses perkembangan subjek saat kecil, saat usia 3 tahun subjek baru bisa makan.

Pengalaman Traumatis
- ketika ibu subjek meninggal, subjek merasa bahwa kehilangan separuh kehidupannya,
subjek depresi tetapi tidak secara berlebihan. Subjek berlarut dalam kesedihan selama 3
bulan
-tertipu jualan online nominal hampir 9 juta
Riwayat Pendidikan
• TK Penabur Metro
• SD Xeverius Metro
• SMP Xaverius 3 Metro
• SMA Yos Sudarso Metro
Pengalaman yang berkesan ketika SMA mengenal cinta, dan mulai
berpacaran hal tersebut memotivasi subjek dalam hal akademik

Pergaulan Sosial
Subjek memiliki teman dan juga sahabat relasinya baik, namun bagi subjek di usia
sekarang teman tidak terlalu penting yang penting mempunyai relasi dengan berbagi
cerita atau yang bisa membuat tertawa dan bahagia artinya tidak kesepian.
Mengenal Diri
• kekurangan subjek Lupa menaruh barang dan orang yang keras
kepala
• kelebihan mudah beradaptasi, pekerja keras, cekatan dalam
bekerja
• Hal yang berharga bagi subjek adalah kakak dan adiknya, yang
membuat bahagia adalah ketika berkumpul bersama. Hal yang
membuat subjek ingin menjalani kehidupan adalah
membahagiakan orang tua walaupun orang tua sudah tidak ada.
• Dalam menghadapi situasi sulit subjek membuat diri tidak sadar
dengan cara minum alkohol dan tidak menceritakan masalah
atau keadaannya pada orang lain.
Kesimpulan
...
Kesimpulan
...
Subjek 2
Jenis Tempat/Tgl.
Nama :
Kelamin : Lahir : Pekerjaan :
CA Kepahiang, 05 Mahasiswa
Perempuan Agustus 1999

Agama : Status
Suku Bangsa : Latar Blk. Urutan Dalam
Pernikahan :
Katolik Budaya : Keluarga : Anak
Basemah & ke 2 dari 6 Belum menikah
Sunda Melayu bersaudara
HASIL OBSERVASI
Kondisi Fisik
perempuan berperawakan tidak gemuk. Pada saat anamnesa C mengenakan baju
berwarna putih dengan celana hitam dan
mengenakan sandal berwarna hitam.

Kondisi Psikis
• Pada saat C datang, C tampak biasa saja tidak memberikan ekspresi.
• Pada saat pembukaan anamnesa C mulai tersenyum
• Ketika menceritakan tentang keluarga C lebih sering antuasias dan semangat.
Namun, ketika menceritakan tentang kakak C, C merendahkan nada bicaranya dan
menunjukan ekspresi sedih
Latar belakang keluarga
Subjek adalah anak kedua dari 6 bersaudara. Ayahnya bekerja
sebagai satpam PLN ibunya sebagai ibu rumah tangga dan
mengurus ladang. Relasi subjek dengan saudara-saudaranya baik,
hanya dengan kakaknya relasi nya kurang baik karena sering
terjadi konflik, adapun aturan yang di berikan oleh orang tua dan
hukuman yang di berikan oleh orang tua jika tidak mematuhi
aturan. Subjek lebih dekat ke sosok ibu.
Pengalaman Masa Kecil
Subjek di lahirkan dengan dibantu bibi subjek sebagai perawat, dan ditambah dengan
bidan. Dalam proses persalinan tidak ada kendala. Pengalaman masa kecil subjek yang
diingatnya saat usia 4 tahun yang dimana subjek adalah anak yang sensitif dengan kata-
kata.

Pengalaman Masa Muda


Memasuki usia muda subjek kurang terbuka dengan orang tua terutama seorang ayah. Ayah
subjek adalah orang yang sangat keras dalam mendidik anaknya. Subjek mendapatkan
hukuman di lilitkan tambang lalu di pukul menggunakan kayu hingga kaki merah-merah.
subjek mendapatkan hukuman di lilitkan tambang lalu di rendam di air selama seharian.
Saat SD subjek sering di bully

Pengalaman Traumatis
Pengalaman traumatis yang membuat subjek membekas pada dirinya adalah relasi dengan
kakak perempuan nya yang dimana ada konflik. Subjek pernah berpikir kalau misalkan
kakak nya itu benci dengan subjek.
Riwayat Pendidikan
• SD negeri 9 Kepahiang
• SMP Negeri 3 Kepahiang
• SMA Xaverius Curup
subjek tidak memasuki taman kanak-kanak. saat memasuki SD,
subjek tinggal kelas di kelas 1 karena tidak mau sekolah, takut kalau
di ajarkan belajar sama seperti kakak subjek, saat SMA subjek
berasrama.

Pergaulan Sosial
Subjek mempunyai teman dan sahabat relasinya baik. subjek bisa terbuka, karna subjek
juga tidak sembarangan memilih teman, tidak semua subjek ceritakan masalah hidup,
kalau teman subjek sudah terbuka sama subjek, subjek akan terbuka juga kepada
temannya. Arti pertemanan bagi subjek adalah saudara karna kalau udah temen mau
cerita apapun bebas karna bagi subjek saudara dan subjek berharap temannya pun
harus cerita, baik subjek hanya mendengarkan atau bisa menjawab teman subjek bisa
plong.
Mengenal Diri
• Hal yang berarti dalam kehidupan subjek adalah orang tua
subjek dan juga yang membuat subjek bahagia adalah orang tua.
• kekurangan yang subjek sadari adalah subjek orang yang
pesimis, kurang percaya diri dan muda tergoda akan ajakan
untuk membeli.
• kelebihan yang di sadari oleh subjek adalah bahwa subjek
mudah berbaur dengan orang, mudah mengambil hati orang dan
subjek mempunyai motivasi yang tinggi
• cara subjek untuk menyelesaikan masalah adalah dengan
merenungi dan butuh teman untuk menceritakan keluh kesah
subjek.
Kesimpulan
...
Kesimpulan
...
Metode
Laporan :

Observasi
BAB 1
PENDAHULUA
N
Latar Belakang
• Dalam pelaksanaan tes psikologi, penting untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil tes maupun perilaku teste.
• Metode observasi, apabila diposisikan sebagai satu bagian dari spectrum
metodologis yang mencakup teknik dan strategi pengumpulan data
secara proporsional, maka observasi akan mencapai tingkat keandalan
reliabilitas) yang tinggi (Hasanah, 2016).
• Metode Observasi juga di gunakan dalam Psikologi klinis dalam
psikologi klinis observasi di gunakan untuk memperoleh data tentang
permasalahan klinis, kemudian metode observasi juga di gunakan dalam
PIO salah satunya adalah untuk membantu proses recrutment karyawan.
Kedudukan metode observasi dalam psikodiagnostik berkaitan dengan
proses penyelidikan untuk dapat mengidentifikasi dan memahami
variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis.
Tujuan observasi
Tujuan di lakukannya observasi adalah untuk menganalisa simtom
simtom psikologis pada diri subjek di lihat dari gerakan-gerakan dan
aktivitas-aktivitas yang di lakukan subjek saat menjalani anamnesa

Manfaat Observasi
• Manfaat Praktis
• Dapat digunakan untuk keperluan assessment awal
• Dapat memberikan gambaran mengenai perilaku subjek yang diteliti
• Dapat memberikan gambaran tentang perilaku yang tidak dapat diungkapkan oleh
alat tes lainnya.
• Manfaat Teoritis
• Mengembangkan metode observasi untuk menemukan informasi baru dan
mendalam berdasarkan pada fakta empiris yang terjadi dalam pengalaman hidup
yang semakin kompleks.
BAB 2
Landasan Teori
Landasan Teori
A. Teori Sigmund Freud

• Freud menjelaskan bahwa kepribadian manusia memiliki suatu struktur


yang terdiri dari id (das es), ego (das ich) dan super ego (Das ueber ich).
Struktur kepribadian akan saling berinteraksi dan akan menentukan
perilaku sesorang.

B. Teori Abraham Maslow

• Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan


menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal
sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau
Hierarki Kebutuhan.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari


yang paling rendah (bersifat dasar atau fisiologis) sampai yang paling tinggi
(aktualisasi diri)
Kegunaan Metode Observasi
Rahmat (2005: 84) menjelaskan fungsi observasi terdiri dari
deskripsi, mengisi, dan memberikan data yang dapat
digeneralisasikan.

Faktor Yang Mempengaruhi Pengamatan


Dalam Pemeriksaan Psikologi
Faktor yang mempengaruhi keefektifan pengamatan setting psikotes yaitu kualitas
alat indra, kualitas pusat kesadaran, kondisi fisik, pengalaman, motivasi, perhatian,
kesehatan, dan kepribadian.
BAB 3
Metodelogi
Penelitian
Landasan Teori
A. Jenis
• Jenis oberservasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
partisipan. observasi non partisipan adalah kebalikan dari observasi
partisipan yaitu metode observasi dimana observer tidak ambil bagian
atau memposisikan diri sebagai orang luar sehingga tidak terlibat dalam
kehidupan partisipan
• Observasi dikatakan terbuka apabila dicatat dengan narrative
description yang menyediakan data mentah yang lengkap (mencakup
tingkah laku, konteks, setting, dan rangkaian tingkah laku yang terjadi).
Apabila dicatat dengan sistem kode, maka disebut observasi yang
tertutup (Adetya, S & Gina, F, 2022).
B. Teknik Pencatatan Observasi

Teknik pencatatan observasi yang digunakan adalah


narrative description. menurut Kumar (1999) narrative
descripstion adalah suatu bentuk pencatatan dimana
observer mencatat gambaran perilaku yang diamati dengan
menggunakan kata-katanya sendiri
Identitas Observee 1 Identitas Observee 2
Nama Lengkap/Inisial : VRDP Nama : CA
TTL : Metro, 04 Februari 2000 TTL: Kepahiang, 05 Agustus 1999
Alamat : Jln. Bangau No.60 Palembang Alamat : Jln. Bangau No. 499
Usia : 22 Tahun Usia : 23 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Anak ke : 2 dari 6 bersaudara
Agama : Katolik Agama : Katolik
Pekerjaan : Mahasiswa Pekerjaan : Mahasiswi
BAB 4
Pembahasan
A. Realisasi pengambilan Data Observasi
subjek 1
Hari/tanggal : Selasa, 22 November 2022
Waktu Pelaksanaan : 12.27 WIB – 13.37 WIB
Durasi Observasi : 1 jam 10 menit
Lokasi Observasi : Gedung Aloysius Ruang Sidang 1

subjek 2
Hari/tanggal : Sabtu, 26 November 2022
Waktu Pelaksanaan : 15.04 WIB – 16.20 WIB
Durasi Observasi : 1 jam 16 menit
Lokasi Observasi : Gedung Aloysius GR 205
B. Hasil pencatatan Observasi
Subjek 1 Subjek 2
• Saat melakukan anamnesa subjek • Saat melakukan anamnesa subjek mengenakan
menggunakan kemeja biru dongker di padukan baju berwarna putih di padukan dengan celana
dengan celana hitam dan menggunakan hitam yang tidak terlalu panjang dan
sneakers. mengenakan sandal berwarna hitam.
• subjek datang sebelum di mulai nya waktu • Subjek datang tepat waktu, saat sudah sampai di
yang telah di tentukan gedung yang telah di tentukan subjek tidak
duduk bersama orang lain yang ada di gedung
namun menuju ke arah tangga ke lantai tiga
sendirian bermain hp
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai