Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PSIKOLOGI

INTELEGASI

Disusun oleh :
Aditya Al Ihsan
Dzulfikar
Fida Rabiatul A
Gresiana Sagita
Shelia S
Zaqia S
Pengertian Intelegasi
Menurut David Wechster, Intelegasi adalah kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa intelegasi adalah suatu kemampuan
mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh
karna itu, intelegasi tidak dapat diamati langsung melainkan
harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
“Claparde dan Stern” mengatakan bahwa intelegasi adalah
kemampuan untuk menyusuaikan diri secara mental terhadap
situasi dan kondisi baru.
K.Buhler mengatakan bahwa intelegasi adalah perbuatan yang
disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Perlu diketahui juga intelegasi adalah sebagai berikut :
a) Intelegasi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa
erat bersangkutan di dalamnya:
(ingatan,fantasi,penasaran,perhatian,minat,dan sebagainya
juga mempengaruhi intelegensi seseorang).
b) Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dati tingkah laku
atau perbuatannya yang tampak.
c) Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan
yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor faktor
lingkungan dan pendidikan pun memengang peranan.
Adapun ciri dari intelegensi yaitu
 Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berfikir secara rasional.
 Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada
penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan
masalah yang timbul daripadanya.
Menurut English & English istilah Intelecct adalah :
 Kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir
 Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk
aktivitas yang berkeneaan dengan berfikir
 Kecakapan, terutama kecakapanyang tinggi untuk berfikir
Adapun pembahasan mengenai intelegensi itu secara teknis
pada pokoknya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
Pembahasan mengenai sifat hakekat intelegensi dan
pembahasan mengenai penyelidikan intelegensi.
Dalam pada itu harus bahwa penggolongan seperti yang
dikemukakan itu hanyalah bersifat teknis bukan prinsip. Sebab
kedua hal itu pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dengan
tajam.
Hubungan Intelegensi dengan tingkah laku
Kemampuan berfikiri abstrak menunjukan perhatian seseorang
terhadap kejadiam dan peristiwa yang tidak kongkrit misalnya
pilihan pekerjaan. Kemampuan abstrak akan berperan dalam
perkembangan kepribadianya, kemampuan abstraksi
mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan
keadaan sebagaimana yang semestinya menurut alam
pikirannya. Akibatnya dapat menimbulkan perasaan tidak puas
dan putus asa. Disamping itu organ sentris masih terlihat dalam
pikirannya.
1. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan
pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh, dan
tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin
menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri, belum
disertai pendapat orang lain dalam penilaian nya.Masih
sulit membedakan pokok perhatian orang lain daripada
tujuan diri sendiri.Pandangan dan penilaian diri sendiri
dianggap sama dengan pandangan orang lain.
Karakteristik perkembangan intelek remaja
Intelegensi pada remaja tidak mudah diukur karena tidak
mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan
kemampuan tersebut. Pada umumnya tiga sampai empat tahun
pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat
selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur.
Pada usia remaja ini anak sudah dapat berfikir abstrak dan
hitotek. Dalam berfikir operasional formal, setidaknya
mempunyai dua sifat yang penting yaitu : sifat deduktif
hipotesis dan berfikir operasional juga berfikir kombinatoris
 Sifat deduktif hipotesis
Dalam menyelesaikan masalah, seorang remaja akan
mengawalinya dengan pemikiran teoritik. Yang menganalisis
maslah dan mengajukan cara-cara penyelesaian hipotesis yang
mungkin. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan
cara berfikir induktif disamping deduktif, oleh sebab itu dari sifat
analisis yang ia lakukan ia dapat membuat strategi
penyelesesaian.
 Berfikir operasional juga berfikir kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan
berhubungan dengan cara melakukan analisis. Seorang remaja
dengan kemampuan berfikir normal tetapi hidup dalam
lingkungan atau kebudayaan yang tidak merangsang cara berfikir
misalnya tidak adanya kesempatan untuk menambah
pengetahuan, pergi ke sekolah tetapi tidak adanya fasilitas yang
dibutuhkan maka remaja itu sampai dewasa pun tidak akan
sampai taraf berfikir abstrak.

Anda mungkin juga menyukai