Anda di halaman 1dari 41

ADAB-ADAB DALAM MEMAKMURKAN MASJID

KARYA TULIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada tingkat Mua’llimin

Pesantren Persatuan Islam 2 Bandung

Disusun oleh :

Aditya Al Ihsan

NIS : 161710042

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 2

BANDUNG

2019 M / 1440 H
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis dengan judul :

“ADAB-ADAB DALAM MEMAKMURKAN MASJID”

Telah dipertahankan dalam ujian sidang Karya Tulis yang dilaksanakan pada

hari ............. tanggal ...... April 2019 di Pesantren Persatuan Islam 02 Bandung.

Penguji,

Ade Saeful Aziz, S. Ag.

Menyetujui,

Koordinator Karya Tulis

DR. H. Ahmad Daerabby, M. Ag.

i
LEMBAR PENGESAHAN

ADAB-ADAB DALAM MEMAKMURKAN MASJID

Oleh :

Aditya Al Ihsan

NIS : 161710042

KARYA TULIS INI TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

PEMBIMBING MATERI KOORDINATOR KARYA TULIS

H. Ahmad Hidayat, B. A Drs. H. Ahmad Daerabby, M. Ag

Mengetahui,

MUDIR’AM MUDIR MU’ALLIMIN

Dr. Dedeng Rosyidin, M. Ag H. Ahmad Hidayat, B. A

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,

Segala puji bagi Allah yang telah membaerikan segala sesuatu untuk

memnuhi kebutuhan manusia. Begitu banyak keindahan dan ketakjuban yang

telah di ciptakan-Nya yang begitu bermanfaat sehingga penulis tidak akan

berhenti untuk mengucapkan rasa syukur. Begitu juga rasa syukur atas nikmat

iman, islam, ihsan, sehat dan ni’mat ilmu yang patut penulis ucapkan sehingga

penulis mampu menyelasaikan karya tulis ini dengan mengangkat sebuah judul

“ADAB-ADAB DALAM MEMAKMURKAN MASJID” Penulis berharap agar

tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis

khususnya.

Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas-tugas

dan melengkapi persyaratan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Tingkat Mua’limin di

Pesantren Persatuan Islam 2 Bandung Pada tahun ajaran 2018-2019.

1. Kepada Mamah dan Bapa yang telah memberikan segala dukungan berupa

moral, materi, do’a dan pengertian yang penuh.

2. Kepada Dr. H. Dedeng Rosyidin M. Ag selaku mudirul’am Pesantren

Persatuan Islam 01-02 Bandung.

3. Kepada Ust. H. Ahmad Hidayat, B.A selaku mudir mua’alimin Pesantren

Persatuan Islam 02 Bandung.

4. Ust. Ihsan Zakian, S.Si, M.M selaku walikelas 3d IPA.

iii
5. Ust. H. Ahmad Hidayat, B.A dan Ust. Ade Saeful Aziz, M. Ag selaku

pembimbing dan penguji.

6. Kepada jajaran Asatidz dan Asatidzah yang begitu banyak memberikan ilmu

kepada penulis.

7. Kepada Greanus Class yang telah menemani penulis selama 3 tahun dan

telah memberikan sebuah arti kekompakan, pengalaman-pengalaman yang

begitu berarti, solidaritas yang begitu hebat yang tidak akan pernah

dilupakan penulis.

8. Kepada Jidan, Hilya Fitria, Annisa Muhyil, Hana Nadhifah, dan juga grup

abnormal class yang telah memberikan motivasi pada penulis dan

membantu penulis dalam menyelesaikan kartul ini dan memberikan arti akan

kekeluargaan dan persahabatan selama di PPI 02 Bandung ini,, Thank you very
much

9. Kepada saudara-saudara penulis yang tidak pernah berhenti memberikan

saran-saran kepada penulis untuk terciptanya kartul yang baik, Syukron

Ziddan.

Bandung,....................... 2019

Penulis

Aditya Al Ihsan

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................3

C. Tujuan Pembahasan........................................................................................3

D. Metode Penulisan...........................................................................................4

E. Sistematika Penulisan.....................................................................................4

F. Manfaat Penulisan..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

A. Pengertian dan Makna dari Memakmurkan Masjid.......................................6

B. Pengertian Peranan dan Fungsi Masjid........................................................11

C. Keutamaan dan Kemuliaan Masjid..............................................................13

D. Cara Mengembalikan Kekuatan Masjid.......................................................20

E. Metode-Metode Memakmurkan Masjid.......................................................26

F. Adab-Adab Ketika Berada di Dalam Masjid...............................................27

BAB III PENUTUP..............................................................................................29

v
A. Kesimpulan...................................................................................................29

B. Saran saran...................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

TALKHIS.............................................................................................................32

RIWAYAT HIDUP..............................................................................................33

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata masjid terulang sebanyak dua puluh delapan kali di dalam Al-Quran.

Dari segi bahasa, kata tersebut diambil dari akar kata Sajada-Sujudun, yang

berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim.

Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian

dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna

makna di atas. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk

melaksanakan shalat dinamai masjid, yang artinya “tempat bersujud".

Masjid merupakan sarana yang sangat penting bagi umat islam untuk

melaksanakan ritual keagamaan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, di

samping itu, masjid juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan sosial

maupun kemasyarakatan artinya masjid merupakan pusat untuk kegiatan

pengembangan agama islam. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak

dikumandangkan nama Allah melalui adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar,

dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di dalam masjid sebagai bagian dari

lafadz yang berkaitan dengan pengagungan nama Allah.

Masjid tidak sekedar menjadi tempat ibadah, masjid harus dimakmurkan

dengan berbagai kegiatan bernuansa ritual keagamaan seperti shalat, dzikir, dan

membaca Al-quran. Namun, pada sisi lain masjid harus disibukkan dengan

berbagai aktifitas – aktifitas untuk meningkatkan dakwah bil hal, Dakwah bil hal

1
adalah kegiatan dakwah yag diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kebahagiaan hidup umat, baik rohani maupun jasmani. Selain itu memakmurkan

masjid juga merupakan taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah. Allah

SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah ayat 18:

َّ‫ش اِال‬ َّ ‫م ااْل َ ِخ ِر َو اَقَا َم ال‬aِ ْ‫اِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َسا ِج َد هللاِ َم ْن َءا َمنَ بِا هللاِ َو ْاليَو‬
َ ‫صاَل ةَ َو َء آتَى ال َّز َكاةَ َولَ ْم يَ ْخ‬

َ ‫﴾هللاَ فَ َع ٰس ٓى ُأ ٓلِئ‬
١٨﴿‫ ِمنَ ْال ُمحْ تَ ِدي ْْن‬a‫ك اَ ْن يَ ُكونُوا‬

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang

yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat,

menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) selain Allah, maka mudah-

mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dan Rasulullah SAW bersabda:

َ ‫اح َأ َع َّد هللاُ لَهُ فِى ْال َجنَّ ِة نُ ُز الَّ ُكلَّ َما َغدَا َر‬
‫اح‬ َ ‫َم ْن َغدَا اِلَى ْال َم ْس ِج ِد اَوْ َر‬

“Barang siapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau sore hari, maka Allah

menyediakan untuknya suatu hidangan yang lazim diberikan untuk tamu di surga,

setiap kali ia pergi di pagi hari atau sore hari.”

Jika kita melihat di sekitar kita, tidak sedikitnya masjid yang sepi akan

kegiatan,Ini disebabkan karena tidak sedikitnya orang orang islam pada jaman

sekarang tidak mengatahui tentang peranan suatu masjid, fungsi-fungsi masjid dan

adabnya seseorang ketika berada di dalam masjid. Oleh karena itu, dalam rangka

untuk melestarikan dan memakmurkan masjid, diperlukannya pemikiran dan

gagasan inovatif dan sekaligus kemauan semua pihak, terutama para

pengelolanya. Mengelola kegiatan masjid pada jaman sekarang ini memerlukan

ilmu dan keterampilan manajemen. Pengurus masjid (takmir) harus mampu

2
menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Di bawah sistem pengelolaan masjid

yang tradisional, umat islam akan sangat sulit berkembang, bukannya tambah

maju, mereka malahan akan tertinggal jauh oleh perputaran jaman. Masjid niscaya

akan berada pada posisi stagnan, yang pada akhirnya ditinggal oleh jamaahnya.

Manajemen terdapat dalam setiap kegiatan manusia baik dirumah, dikantor, di

pabrik, di sekolah, tidak terkecuali di masjid.

Maka dari itu saya tertarik ingin membahas mengenai “Adab-Adab Dalam

Memakmurkan Masjid”. Dan juga untuk menuntut saya untuk lebih mengerti

dan memahami dalam perbaikan diri.

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah pemahaman dan agar tidak keluar dari pembahasan,

penulis membatasinya dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dan makna dari memakmurkan masjid?

2. Apa pengertian dari peranan dan fungsi masjid?

3. Apa pengertian dari keutamaan dan kemuliaan masjid?

4. Bagaimana caranya mengembalikan kekuatan masjid?

5. Apa metode yang dapat dilakukan dalam memakmurkan masjid?

6. Bagaimana adab-adab ketika berada di dalam masjid?

C. Tujuan Pembahasan Masalah

1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pengertian dan makna dari

memakmurmakan masjid.

3
2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang peranan dan fungsi masjid.

3. Untuk mengetahui lebih jelas tentang keutamaan dan kemuliaan masjid.

4. Untuk mengetahui bagaimana caranya mengembalikan kekuatan suatu

masjid.

5. Untuk mengetahui metode-metode yang dapat dilakukan dalam

memakmurkan masjid.

6. Untuk mengetahui adab-adab ketika berada di dalam masjid.

D. Metode Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ini penulis menggunakan metode:

Metode kepustakaan (literature study) merupakan penelusuran literatur yang

bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang

bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan

penelitian.

E. Sistematikan Penulisan

BAB I: Pada bab ini dibahas tentang PENDAHULUAN yang terdiri dari:

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

D. Metode Penulisan

E. Sistematika Penulisan

F. Manfaat Penulisan

4
BAB II: Pada bab ini penulis akan membahas mengenai ADAB-ADAB

DALAM MEMAKMURKAN MASJID yang terdiri dari (1) Pengertian dan

makna dari memakmurkan masjid (2) Pengertian peranan dan fungsi masjid (3)

Keutamaan dan kemuliaan masjid (4) Cara mengembalikan kekuatan masjid (5)

Metode-metode memakmurkan masjid (6) Adab-adab ketika berada di dalam

masjid.

BAB III: Pada bab terakhir ini akan membahas tentang PENUTUP yang

terdiri dari:

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Talkhis

F. MANFAAT PENULISAN

Dengan ditulisnya karya tulis ini, selain sebagai salah satu persyaratan

dalam menempuh ujian akhir pesantren yang akan ditempuh oleh penulis, penulis

juga berharap agar karya tulis ini dapat memberikan manfaat, diantaranya:

Bagi Penulis: menambah wawasan, mengetahui cara-cara memakmurkan

masjid dan mengembalikan kekuatan masjid, dan latihan menjadi seorang penulis.

Bagi Sekolah : meningkatkan kualitas santri, mewujudkan visi-misi sekolah.

Bagi Pembaca : menambah wawasan, mengetahui cara yang dapat dilakukan

untuk memakmurkan masjid.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Makna Memakmurkan Masjid.

Dalam bahasa arab, kata “masjid” adalah pecahan dari kata “sujud”, dan

sujud adalah gerakan shalat yang paling mulia, dibandingkan gerakan-gerakan

shalat-shalat yang lain. Nabi Muhammad Saw bersabda:

‫اَ ْق َربُ َمايَ ُكوْ نُ ال َع ْب ُد ِم ْن َربِّ ِه َوهُ َو َسا ِج ُد‬

“Keadaan yang paling dekat antara hamba dengan tuhannya ialah ketika dia

bersujud.” (HR. Muslim)

Masjid adalah kesejukan mata bagi orang-orang yang beriman, hal manis

bagi jiwa mereka, kebahagiaan bagi hati mereka, hiburan atas kesedihan mereka.

Seorang mukmin akan merasa tenang, bahagia, senang dan nikmat di dalam

masjid yang merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah, Rasulullah Saw

bersabda:

ِ ‫اَ َحبَّ البِاَل ِد اِلَى هللا َم َس‬


‫اج ُدهَا‬

“Tempat yang paling Allah cintai adalah masjid.” (HR. Muslim)

Selain itu, masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi, sekaligus

“sekolah pertama” bagi umat islam. Menurut ahli fiqih, masjid artinya: “Sebuah

tempat di bumi yang bebas dari ‘kepemilikan pribadi’ dan dikhususkan untuk

shalat dan ibadah.” (Minhatul’Allam fie Syarhi Bulughil Maram, karya Abdullah

6
Al-Fauzan, jilid 2 hal 464-465, Cet. Dar Ibnil Jauzy lin- Nasyr wat- Tauzi’,

kerajaan Saudi Arabia.)

Allah Swt berfirman dalam Surat At-taubah ayat 18 :

َّ‫ش اِال‬ َّ ‫م ااْل َ ِخ ِر َو اَقَا َم ال‬aِ ْ‫اِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َسا ِج َد هللاِ َم ْن َءا َمنَ بِا هللاِ َو ْاليَو‬
َ ‫صاَل ةَ َو َء آتَى ال َّز َكاةَ َولَ ْم يَ ْخ‬

َ ‫﴾هللاَ فَ َع ٰس ٓى ُأ ٓلِئ‬
١٨﴿‫ ِمنَ ْال ُمحْ تَ ِدي ْْن‬a‫ك اَ ْن يَ ُكونُوا‬

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang

yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat,

menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apapun) selain Allah, maka mudah-

mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Berdasarkan ayat diatas ialah suatu salah satu ayat yang menjelaskan

wajibnya seseorang muslim untuk memakmurkan masjid Allah, Makna

memakmurkan masjid adalah menetapinya untuk melaksanakan ibadah di

dalamnya dalam rangka mencari keridhoan-Nya, misalnya shalat, berdzikir

kepada Allah dan mempelajari ilmu agama. Juga termasuk maknanya adalah

membangun masjid, membangun dan memeliharanya.

Makna inilah yang diungkapkan oleh para ulama ahli tafsir ketika

menafsirkan ayat diatas. Imam Ibnul Jauzi berkata: “Yang dimaksud dengan

memakmurkan masjid (dalam ayat di atas) ada dua pendapat:

1) Selalu mendatangi masjid dan berdiam di dalamnya (untuk beribadah

kepada Allah)

2) Membangun masjid dan memperbaikinya.

Maka hakikat memakmurkan masjid adalah mencakup semua amal ibadah

dan ketaatan kepada Allah yang diperintahkan dalam islam untuk dilaksanakan di

7
masjid. Oleh karena itu, shalat berjama’ah lima waktu di masjid bagi laki-laki

adalah termasuk memakmurkan masjid, bahkan inilah bentuk memakmurkan

masjid yang paling utama. Imam Ibnu Katsir menjelaskan dengan sanad beliau

dari ucapan sahabat nabi yang mulia: “Barang siapa yang mendengar seruan adzan

untuk shalat (berjamaah) kemudian dia tidak menjawabnya dengan mendatangi

masjid dan shalat (berjamaah), maka tidak ada shalat baginya dan sungguh dia

telah bermaksiat (durhaka) kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Sebaliknya, semua perbuatan yang bertentangan dengan petunjuk Allah dan

Rasul-Nya, meskipun dihadiri oleh banyak orang dan menjadikan masjid penuh

dan ramai, maka semua ini tidaklah termasuk perbuatan memakmurkan masjid.

Seperti pelasksanaan-pelaksanaan acara bid’ah, acara yang mengadung unsur

kesyirikan, dan hal-hal yang bertentangan dengan islam. Imam Ibnu Katsir

berkata:

“Bukanlah yang dimaksud dengan memakmurkan masjid-masjid Allah

dengan menghiasi dan mendirikan fisik (bangunannya), akan tetapi

memakmurkannya adalah dengan berdzikir kepada Allah dan menegakkan

syariatnya di dalamnya, serta membersihkannya dari kotoran (maksiat) dan syirik

kepada Allah Swt.”

Demikian juga dengan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian orang ketika

mendirikan sebuah masjid, dengan berlebih-lebihan menghiasi dan

meninggikannya sehingga mengeluarkan biaya yang sangat besar bukan untuk

memperluas masjid sehingga bisa menampung jumlah kaum muslilmin yang

banyak ketika beribadah, tetapi hanya untuk menghiasi dan mempertinggi

8
bangunan fisiknya. Perbuatan ini jelas bertentangan dengan petunjuk Allah,

Rasulullah Saw bersabda:

‫اَل تَقُوْ ُم السَّا َعةَ َحتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِي ْال َم ْس ِج ِد‬

“Tidaklah akan datang hari kiamat sehingga manusia berbangga-bangga

dalam (membangun) masjid-masjid.” (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan

yang lain, Dishahihkan oleh Syakh Al-Abani dalam Shahih Al-Jami’ no 7421)

Oleh karena itu disaat kita ingin membangun sebuah masjid baik itu masjid

yang kecil maupun yang besar, pertama yang harus kita lakukan adalah

memperbaiki niat kita untuk apa masjid itu dibangun, apakah semata-mata untuk

mencari keridhoan Allah atau hanya ingin dilihat/dipuji oleh orang lain. Orang

yang mendirikan/membangun sebuah masjid karena Allah, dia akan mendapatkan

sebuah balasan yang sangat besar oleh Allah.

Rasulullah Saw bersabda:

‫ص قَطَا ِة اَوْ َأصْ غ ََر بَنَى ا هللُ لَهُ بَ ْيتًا فِي ْال َجنَّ ِة‬
ِ ‫َم ْن بَنَى هّلِل ِ َم َس ِجدا َولَو َك َم ْف َح‬
“Barang siapa membangun sebuah masjid karena/untuk Allah walau

seukuran sarang burung atau lebih kecil daripada itu, maka Allah akan

membangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dan

dishahihkan oleh Syaikh Al-Abani dalam Shahih Al-Jami’ no 6128)

Dan dalam surat At-taubah ayat 18 ada beberapa alasan kenapa kita harus

memakmurkan masjid di antara lain adalah:

a) Orang yang memakmurkan masjid mendapatkan pujian dari Allah.

b) Memakmurkan masjid menjadi bagian dari iman.

9
c) Orang yang memakmurkan masjid, ialah orang yang mendapat petunjuk

dari Allah.

Dalam Suatu hadist juga disebutkan bahwa orang yang gemar

memakmurkan masjid akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat nanti.

Rasulullah Saw bersabda:

ْ َ‫ت ي‬
ُ‫ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُه‬,ِ‫ َو َشابٌّ نَ َشأ بِ ِعبَا َد ِة هللا‬,ُ‫ اِأْل َما ُم ْال َعا ِدل‬: ُ‫ظلُهُ ُم هللاُ ِظلِّ ِه يَوْ َم اَل ِظ ِّل اِاَّل ِظلَّه‬ ُ ‫َس ْب َع‬

ُ ‫ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأةٌ َذ‬,‫ َعلَي ِه‬a‫ َو َر ُجاَل ِن ت ََحابَّافي هللاِ اجْ تَ َم َعا َعلَي ِه َوتَفَ َّرقَا‬,‫ق فِى ْال َم َسا ِج ِد‬
‫ات‬ ٌ َّ‫ُم َعل‬

‫ص َد ق ِة فََأ ْخفَاهَا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم يَ ِمينَهُ َما‬ َ َ‫ َو َر ُج ٌل ت‬,َ‫ اِنِّي اَخَافُ هللا‬: ‫ال‬
aَ ‫ص َّد‬
َ ِ‫ق ب‬ َ َ‫ فَق‬,‫ب َو َج َما ِل‬ ِ ‫َم ْن‬
ِ ‫ص‬

َ ‫ فَفَا‬,‫ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ خَالِيَا‬,ُ‫ق ِش َمالُه‬


ُ‫ضث َع ْينَاه‬ ُ ِ‫تُ ْنف‬.

“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah, pada hari

yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Pemimpin yang adil, pemuda yang

tumbuh di atas kebiasaan ibadah kepada Rabbnya, lelaki yang hatinya terikat

dengan masjid, dua orang yang saling mencintai Allah sehingga mereka tidak

bertemu dan tidak juga berpisah karena Allah, lelaki yang diajak (berzina) oleh

seorang perempuan yang mempunyai kedudukan dan cantik lalu dia berkata aku

takut kepada Allah, orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga

tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya, dan orang

yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hinggan kedua matanya basah

karena menangis.” (HR. Al-bukhari no 620 dan Muslim no 1712)

Bisa disimpulkan bahwa memakmurkan masjid Allah adalah suatu

perbuatan yang mendatangkan banyak sekali kebaikan untuk orang-orang islam,

oleh karena itu sangat rugi bagi orang-orang islam yang meninggalkan masjid-

masjid Allah.

10
B. Pengertian Peranan dan Fungsi Masjid.

Alasan mengapa masjid di sekitar kita sedikit-sedikit ditinggalkan oleh

jama’ah nya bisa jadi dikarenakan ketidakmampuan masjid menarik minat

masyarakat sekitar untuk memakmurkannya. Salah satu alasannya ialah beberapa

masjid memiliki kemampuan manajemen yang masih lemah dan ketidaktahuan

peranan dan fungsi masjid yang sebenarnya, baru sedikit masjid yang dikelola dan

dimanajemen dengan baik dan dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan

prinsip-prinsip manajemen modern.

Beberapa masjid dipelihara dan dimakmurkan secara asal jalan dan

dilakukan secara sambilan, sehingga tidak optimal. Bila hal yang demikian

dilakukan secara terus-menerus masjid akan sangat rawan untuk ditinggalkan,

padahal masjid memiliki suatu peranan yang sangat besar bagi umat islam, salah

satunya ialah tempat untuk beribadah kepada Allah dan tempat untuk

mendapatkan kebaikan yang sangat besar. Berikut adalah fungsi yang sebenarnya

dari masjid:

Masjid setidaknya memiliki 3 fungsi yaitu:

 Masjid berfungsi sebagai pusat ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah

sosial. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung berhubungan dengan

Allah, sedangkan kaitannya dengan ibadah sosial, masjid dapat difungsikan

11
sebagai tempat untuk mengelola zakat, wakaf, meningkatkan perekonomian

umat, dan sebagainya.

 Masjid berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. Yang dimaksud

dengan pengembangan masyarakat adalah hal yang dilakukan melalui

berbagai sarana dan prasana yang dimiliki masjid. Di antaranya meliputi

khutbah, pengajian, kursus keterampilan yang dibutuhkan anggota jama’ah,

dan menyelenggarakan pendidikan formal sesuai kebutuhan masyarakat,

seperti remaja masjid dan majelis taklim.

 Masjid berfungsi sebagai pusat pembinaan dan persatuan umat.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam rangka mengembalikan

ketiga fungsi masjid di atas tersebut. Yaitu:

 Mengembangkan pola idarah (manajemen), imarah (pengelolaan program),

dan ri’ayah (pengelolaan fisik).

 Mengembangkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran islam.

 Mengembangkan dakwah, pendidikan dan perpustakaan.

 Mengembangkan program kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.

 Mengembangkan ekonomi jama’ah, dan pemberdayaan perempuan, remaja,

pemuda, serta kepanduan.

 Mengembangkan pembinaan pengurus dewan masjid serta pengkaderan

pengurus bagi generasi muda.

Konsep diatas merupakan salah satu upaya pengelolaan yang ideal untuk

dilakukan. Tentu setiap masjid dapat merumuskan visi, misi dan langkah

strategisnya sendiri sesuai dengan kondisinya masing-masing. Penting

12
diperhatikan juga dalam hal ini adalah menyusun rencana kegiatan masjid secara

matang dan mengelola pelaksanaan kegiatan itu secara profesional, termasuk

transparansi keuangannya, perlu diperhatikan juga bagaimana menjadikan masjid

sebagai unit terdepan pembinaan umat terutama pemimpinnya.

Pelaksanaan ini mensyaratkan pemikiran yang baik dan perencanaan yang

matang sebab, sukses dan berhasilnya suatu usaha tergantung kepada pelaksanaan

niat yang tidak setengah hat. Cara dan pola pikir lama yang tidak efisien perlu

diperbaiki. Para pengurus masjid haruslah berpikir lebih keras dan kreatif dalam

mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat pembinaan umat.

C. Keutamaan dan Kemuliaan Masjid.

Imam muslim meriwayatkan di dalam shahihnya:

ِ ‫ اَ َحبَّ ْالبِاَل ِد الَى هللاِ َم َس‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
ُ‫اج ُدهَا َواَ ْب َغض‬ َ ِ‫ع َْن اَبِي هُ َري َْرةَ اَ َّن َرسُوْ ُل هللا‬

a‫البِاَل ِد الَى هللاِ ُأس َْواقُهَا‬.


ْ

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah Saw bersabda: Bagian

negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang

paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadist diatas masjid menjadi tempat yang paling dicintai oleh

Allah dikarenakan di masjid ialah tempat dimana manusia bersujud dan

menyembah kepada-Nya, menyebut nama-Nya, dan berserah diri kepada-Nya,

dari segala golongan baik yang muda maupun yang tua, kaya maupun miskin.

Apabila manusia berkumpul di dalam sebuah masjid maka kedudukan mereka

13
sama di mata Allah, mereka sama-sama memiliki kedudukan yang rendah

dihadapan Allah yang Maha Besar dan Maha Agung.

Sebaliknya kenapa pasar menjadi tempat yang paling dibenci oleh Allah,

dikarenakan di pasar merupakan tempat yang melalaikan manusia yang hanya

mementingkan kepentingan dunia dan meninggalkan akhirat, dimana keburukan

sering dilakukan di pasar seperti perdagangan bebas, sistem keuangan yang

mengandung riba, kecurangan yang sering terjadi seperti mengurangi timbangan,

dan lain sebagainya yang berdampak buruk bagi manusia.

Bukan berarti segala aktivitas yang dilakukan pasar itu buruk, bahkan

Rasulullah Saw juga melakukan kegiatan berdagang selama hidupnya mulai disaat

beliau masih berusia 12 tahun berdagang kecil-kecilan di kota Makkah hingga

berdagang dengan modal besar di seluruh jazirah arab hingga usia 30 tahun.

Bagaimana beliau mampu mengubah pasar menjadi tempat yang berkah

dikarenakan Rasulullah Saw selalu berlaku jujur, adil, dan amanah ketika

berdagang di pasar, beliau tidak mementingkan keserakahan dan hawa nafsu,

beliau membangun kepercayaan dengan tidak mencari riba, menyembunyikan

kejelekan barang, gharar, kecurangan dalam timbangan, dan lain sebagainya.

Itulah yang membuat beliau sukses di dunia perdagangan.

Oleh karenanya kita harus mensikapi pasar itu dengan berlandaskan

keimanan kepada Allah Swt karena di pasar itulah godaan-godaan syaitan akan

bermunculan yang mengakibatkan manusia lalai untuk beribadah dan lebih

mementingkan dunia. Untuk itu dahulukan menyebarkan kebaikan-kebaikan

14
dengan memakmurkan masjid-masjid yang ada di sekitar kita, yang Insyaallah

akan dimudahkan hidupnya oleh Allah Swt.

Untuk menjaga kemuliaan masjid tentu kita sebagai umat muslim harus

merawat dan menjaga masjid dengan baik, jangan sampai membiarkan masjid

dalam kondisi yang kurang bersih, tidak rapi, serta banyak sampah-sampah kecil.

Dalam hadist qudsi dijelaskan: “ Sesungguhnya rumah-rumahku di bumi adalah

masjid-masjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang

memakmurkannya.” (HQR Abu Nai’im dari Sa’id al-Khudri) Seorang muslim

yang beriman tidak akan tinggal diam jika ada orang yang seenaknya mengotori

masjid atau membiarkan sampah-sampah berserakan di dalam atau di sekitar

masjid. Kita sebagai muslim yang beriman harus senantiasa menjaga keindahan,

kebersihan masjid dikarenakan itu adalah salah satu upaya untuk memakmurkan

sebuah masjid.

Oleh karna itu salah satu indikasi muslim yang beriman dengan baik yaitu

mampu menciptakan kondisi masjid yang bersih dan nyaman, tidak membiarkan

masjid menjadi tempat yang kotor. Jika dilihat membersihkan masjid adalah

kegiatan yang biasa-biasa saja. Bahkan, diaggap hal yang sepele oleh sebagian

orang. Padahal hal ini ialah sebuah perbuatan yang sangat bernilai di sisi Allah.

Rasulullah Saw pernah kehilangan seorang sahabat yang istimewa dikarenakan

perbuatan nya sampai beliau sangat marah dikarenakan meninggalnya tidak diberi

tahu oleh sahabat yang lainnya, yaitu sahabat yang bernama Ummu Mahjan,

Beliau adalah seorang wanita miskin yang memiliki tubuh lemah tetapi beliau

selalu menyempatkan waktunya untuk membersihkan masjid.

15
Sebuah riwayat dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang wanita berkulit hitam

yang biasanya membersihkan masjid, suatu ketika Rasulullah Saw merasa

kehilangannya, lantas beliau bertanya tentangnya. Mereka berkata: “ Dia telah

wafat.” Rasulullah Saw bersabda, “mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu

kepadaku?” Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah mereka mengangap bahwa

kematian Ummu Mahjan itu adalah hal yang sepele.” Rasulullah Saw bersabda,

“Tunjukkan kepadaku dimana kuburunnya!” maka mereka menunjukkan

kuburnya kepada Rasulullah Saw kemudian beliau menyolatkannya, lalu

bersabda: “Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan

Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.” (Al-Ishabah

(VII/187), Al Muwatha’ (I/227) An-Nasa’i (I/9) hadist tersebut mursal, akan tetapi

maknanya sesuai dengan hadist yang setelahnya bersambung dengan riwayat Al

Bukhari dan Muslim)

Ummu Mahjan mendapatkan sebuah perhatian dari Rasulullah Saw hingga

ia wafat karna mengerjakan sebuah amalan yang kecil. Sampai Rasulullah

menyalahkan para sahabatnya yang tidak memberitahukan kematiannya untuk

beliau antarkan ke tempat tinggalnya yang terakhir di dunia. Bahkan tidak cukup

sampai disana Rasulullah Saw bersegera menuju kuburannya untuk

menyalatkannya agar Allah menerangi kuburannya dengan shalat beliau. Ini

adalah sebuah pembelajaran untuk kita agar kita selalu memperhatikan sebuah

amalan yang kecil seperti merawat dan membersihkan masjid.

Seperti yang dijelaskan di atas, kita tahu betapa mulianya masjid dan

keharusan kita sebagai muslim harus menjaga dan merawat masjid.Selain itu

16
masjid juga memiliki beberapa keutamaan yang menjadi alasan kenapa kita harus

memakmurkannya yaitu:

1. Barangsiapa yang hatinya terpaut dengan masjid, akan mendapat naungan

dari Allah pada hari kiamat. Rasulullah Saw bersabda:

ْ َ‫ت ي‬
ُ‫ظلُهُ ُم هللاُ ِظلِّ ِه يَوْ َم اَل ِظ ِّل اِاَّل ِظلَّه‬ ُ ‫َس ْب َع‬

“Terdapat tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah,

pada hari itu tidak ada naungan kecuali naungannya.....” dan Rasulullah

Saw menyebutkan salah satunya yaitu:

ِ ‫ق فِى ْال َم َس‬


‫اجد‬ ٌ َّ‫َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬

“Dan seorang laki-laki yang hatinya terikat dengan masjid.” (Muthafaq

Alaih)

An-Nawawi berkata: “Maksudnya adalah sangat mencintai masjid dan

senantiasa melaksanakan shalat berjama’ah di dalamnya.”

2. Langkah orang-orang yang pergi menuju masjid itu dicatat

Rasulullah Saw bersabda:

‫م تُ ْكتَبْ اثَا ُر ُك ْم‬aْ ‫يَابَنِي َسلِ َمةَ ِديَا َر ُك‬

“Wahai Bani Salimah, tetaplah di rumah-rumah kalian, niscaya langkah-

langkah kalian akan dicatat.” (HR. Muslim)

Hadist ini berkenaan dengan keinginan Bani Salimah untuk pindah ke

dekat masjid karena di daerah di sekitar masjid kosong. Keinginan itu

terdengar oleh Rasulullah Saw kemudian beliau bersabda sebagaiman

hadist di atas.

17
3. Sesungguhnya Allah menetapkan pahala bagi orang yang berangkat

menuju masjid dan kembali lagi ke rumahnya.

Ada seorang laki-laki dari kaum anshar yang berkata kepada Rasulullah

Saw:

ِ ‫اي اِلَى ْال َمس‬


,‫ْج ِد‬ َ ‫ اِنِّ ُأ ِر ْي ُد اَ ْن يَ ْكت‬,‫ب ْال َم ْس ِج ِد‬
aَ ‫َب لِي َم ْم َش‬ ِ ‫َما يَسُرُّ نِى َأ َّن َم ْن ِزلِي اِ َل َج ْن‬

‫ت اِلَى َأ ْهلِي‬
ْ ‫ اِ َذا َر َج َع‬a‫َو ُرجُوْ ِعي‬

“Aku tidak ingin rumahku berada di dekat masjid. Aku ingin agar

ditetapkan pahala bagiku dari langkahku ke masjid dan dari langkahku saat

kembali ke keluargaku.” Maka Rasulullah Saw bersabda:

ُ‫ك ُكلُّه‬
َ ِ‫قَ ْد َج َم َع هللاُ لَكَ َذل‬

“Allah telah mengumpulkan semuanya itu untukmu.” (HR. Muslim)

4. Shalat jama’ah adalah sebab terhapusnya dosa dan diangkat derajatnya

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim: “Rasulullah Saw

bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya

Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkatnya derajat kalian?”

para sahabat berkata: “Ya, wahai Rasulullah.” Dan Rasulullah Saw

bersabda: “Menyempurnakan wudhu ketika dalam keadaan sulit,

memperbanyak langkah menuju masjid (untuk shalat berjamaah di

masjid), dan menunggu shalat sesudah selesai mengerjakan shalat. Yang

demikian itu adalah perjuangan dan perjuangan.” (HR.Muslim)

5. Orang yang berangkat untuk shalat mendapatkan jaminan dari Allah Swt.

Disebutkan salah satunya dalam sebuah hadist yaitu:

18
‫ َأوْ يَ ُر ُّدهُ بِ َما‬,َ‫ضا ِم ٌن َعلَى هللاِ َحتَّى يَتَ َو فَّاهُ فِيُ ْد ِخلُهُ ْال َجنَّة‬
َ ‫ فَهَ َو‬,‫َو َر ُج ٌل َرا َح اِلَى ْال َمس ِج ِد‬

‫نَا َل ِم ْن َأجْ ٍر َو َغنِ ْي َم ِة‬

“...Dan seorang yang berangkat menuju masjid maka dia mendapatkan

jaminan dari Allah. Dia mewafatkannya, lalu memasukkannya ke dalam

surga atau mengembalikkannya ke rumah dengan membawa pahala dan

keberuntungan.” (HR. Abu Dawud, di-shahihkan oleh Syaikh Albani)

6. Kabar gembira dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat bagi

orang-orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan.

Rasulullah Saw bersabda:

‫ور التَّا َّم يَوْ َم ْالقِيَ َم ِة‬


aِ ُّ‫الظلَ ِم اِلَى ْال َم ْس ِج ِد بِاان‬
ُّ ‫بَ ِّش ِر ْال َم َّشا ِءينَ فِي‬

“Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan ke masjid

dalam kegelapan dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.”

(HR. Abu Dawud dan Trimidzi, di shahihkan oleh Syaikh Albani). Cahaya

yang sangat terang pada hari kiamat itu megisyaratkan cahaya wajah kaum

muslimin pada hari kiamat.

7. Allah menyediakan jamuan dari surga bagi orang yang berangkat ke

masjid pada pagi dan sore hari.

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

َ ‫َم ْن َغدَا اِلَى ْال َم ْس ِج ِد َو َرا َح َأ َع َّد هللاُ لَهُ نُ ُزلَهُ ِمنَ ْال َجنَّ ِة ُكلَّ َما َغدَا َأ َو َر‬
‫اح‬

“Barangsiapa yang pergi ke masjid pada pagi atau sore hari, maka Allah

akan menyediakan an-nuzul (jamuan) dari surga untuknya setiap dia pergi

pada pagi atau sore hari.” (Muttafaq ‘alaih)

19
8. Allah Swt bergembira karena kehadiran hambanya di masjid untuk

menunaikan shalat di dalamnya.

Rasulullah Saw bersabda:

‫ اِاَّل‬,‫صاَل ةَ فِ ْي ِه‬ ِ ‫ ثُ َّم يَْأتِي ْال َمس‬,ُ‫اَل يَتَ َوضُّ ُأ َأ َح ُد ُك ْم فَيُحْ ِسنُ ُوضُو َءهُ َويُ ْسبِ ُغه‬
َّ ‫ْج ِداَل ي ُِري ُد اِاَّل ال‬

‫ب بِطَ ْل َعتِ ِه‬


ِ ‫ش َأ ْه ُل ْالغَا ِء‬
َ َ‫ش هللاُ اِلَ ْي ِه َك َما يَتَبَ ْشب‬
َ َ‫تَبَ ْشب‬

“Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dengan bagus dan

sempurna, kemudian mendatangi masjid tanpa maksud lain selain shalat,

kecuali Allah akan berseri-seri wajah-Nya sebagaimana gembiranya

seseorang ketika menemukan kembali saudaranya yang pulang dari

berpergian.” (HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya, dan dishahihkan

oleh Syaikh Albani)

D. Cara Mengembalikan Kekuatan Masjid

Kita sudah mengetahui betapa mulianya sebuah masjid dan balasan yang

diberikan oleh Allah ketika memakmurkan sebuah masjid, lalu bagaimana caranya

mengembalikan kekuatan sebuah masjid yang asalnya masjid itu sepi menjadi

masjid yang selalu ramai oleh kegiatan-kegiatan yang mengandung sebuah amalan

yang baik. Tentu saja hal ini dimulai dengan memperbaiki sistem manajemen

masjid terlebih dahulu, apabila manajemen masjid nya tidak baik, tentu saja

masjid nantinya akan terbengkalai. Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam

memanajemen masjid yang baik:

a) Manajemen struktur organisasi masjid.

20
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari takmir yang ideal, takmir

adalah sekelompok orang dari jama’ah masjid yang mengemban amanat dan

tanggung jawab terdepan dalam memakmurkan masjid. Ada 4 kriteria seorang

takmir yang direkomendasikan yaitu:

 Memahami ilmu agama dengan baik

Pemahaman ilmu agama merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi

oleh setiap takmir. Hal ini dikarenakan agar tindakan takmir tidak

melenceng atau keluar dari kaidah-kaidah Islam. Pemahaman ilmu agama

juga diperlukan mengingat takmir merupakan orang pertama yang ada di

masjid. Bisa jadi ketika ada jama’ah yang hendak bertanya atau

berkonsultasi, takmir yang tidak memiliki pemahaman agama yang baik

dapat membingungkan jama’ah atau bahkan menyesatkan jama’ah.

Sebaliknya jika pemahaman agama yang dimiliki seorang takmir baik

akan membantu setiap jama’ah yang hendak menanyakan berbagai

persoalan agama, sehingga mereka puas dengan jawaban yang

diperolehnya. Kepuasan itulah yang mudah-mudahan menjadikan jama’ah

dekat dengan masjid.

 Menjaga shalat berjamaah di masjid

Kriteria ini sangat penting mengingat seseorang yang senantiasa

mengerjakan shalat berjamaah di masjid, maka dia akan memiliki

keterikatan dengan masjid. Ia merasa memiliki masjid, menjadi bagian dari

masjid, mencintai masjid, sehingga ia pun akan berusaha memberikan

21
yang terbaik bagi yang dicintainya. Di hatinya tertanam keinginan untuk

memakurkan masjid sebagai bagian dari ibadah yang harus ia tunaikan.

Siapapun yang membiasakan shalat berjamaah di masjid, pada hakikatnya

ia telah turut serta memakmurkan masjid, mengingat masjid akan sepi bila

tidak ada orang yang berkenan untuk shalat berjamaah di dalamnya.

Karenanya, menjadikan orang semacam ini sebagai takmir merupakan

langkah yang tepat. Ia biasa ke majid, maka ia juga lebih mengetahui apa

yang dibutuhkan masjid dan bagaimana caranya mengembangkan sebuah

masjid.

 Bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab

Masjid membutuhkan orang-orang yang senantiasa mempunyai sikap

bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugasnya, baik tugas pribadi,

keluarga maupun masyarakat. Tipe semacam ini merupakan tipe pekerja

keras, bukan pemalas dan asal-asalan. Ia selalu mengerjakan apa yang

menjadi tugas dan tanggung jawabnya dengan mengusahakan hasil yang

sebaik mungkin.

 Kreatif

Takmir tidak harus pintar, tetapi dia sebaiknya orang yang kreatif. Artinya,

dia bisa melahirkan ide-ide segar yang bisa membantu proses pengelolaan

masjid. Kreatif di sini tentunya kreatif dakam masalah teknis, bukan dalam

masalah pokok agama, sehingga ia tidak membuat hal-hal yang baru

(bid’ah).

22
Apabila kita sudah menentukan seorang takmir yang baik, maka langkah

selanjutnya adalah membuat struktur organisasi masjid yang baik seperti

penasehat, ketua takmir, wakil ketua, sekretaris, dan yang lainnya. Dan perlu

diingat juga untuk mengingat kembali tugas dan tanggung jawab masing masing

individu sesuai dengan jabatan yang dipegangnya untuk menghindari kesalahan.

Jika struktur organisasi dan tugas masing masing jabatan sudah dibuat

dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah membuat program kerja takmir

masjid, dikarenakan program kerja merupakan suatu hal yang sifatnya sangat

penting dan membantu suksesnya kinerja takmir. Program kerja merupakan acuan

kerja yang akan dilaksanakan oleh takmir masjid dalam masa tertentu. Secara

garis beasr program kerja takmir terdiri dari dua macam. Pertama, program kerja

bersama atau program kerja atas nama takmir masjid, bukan per-bidang. Program-

program dalam kelompok ini biasanya melibatkan berbagai bidang yang ada

dalam struktur takmir masjid. Contohnya adalah kegiatan di bulan Ramadhan.

Kedua, Program kerja khusus atau program kerja per-bidang. Program kerja per-

bidang merupakan prakarsa dari setiap bidang yang bersangkutan. Masing-masing

bidang harus memiliki program kerja per-bidang sesuai dengan bidangnya.

Contohnya adalah bidang syair (dakwah) yang memiliki program kerja tabligh

akbar.

Jika kita sudah membuat struktur organisasi dan program kerja yang baik,

ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan dengan baik seperti :

mengolah basis data, Musyawarah dan kajian pengurus, administrasi dan identitas

23
masjid. Apabila kita sudah memanajemen organisasi masjid dengan baik

InsyaAllah yang lainnya pun akan baik.

b) Manajemen sarana prasarana masjid

Bagaimana caranya kita melakukan manajemen terhadap sarana prasarana

masjid? Salah satunya adalah melakukan inventarisasi fasilitas yang dimiliki oleh

masjid, berbagai fasilitas masjid, mulai dari bangunan, barang-barang yang besar,

hingga barang yang paling sederhana perlu dicatat dalam bukun arsip inventaris

barang. Arsip inilah yang di kemudian hari bisa digunakan sebagai rujukan bila

ada permasalahan mengani status barang atau rencana penambahan

barang/pengadaan barang.

Barang-barang masjid yang diinventarisasi beragam bentuk/bentuk dan

jumlahnya. Berdasarkan bentuk, maka barang inventaris terdiri dari tiga macam

yaitu: Pertama, barang pokok yang meliputi tanah dan bangunan yang berada di

atasnya, tempat wudhu, toilet, perpustakaan, aula dan yang lainnya. Kedua,

barang peralatan yaitu barang yang pemakaiannya digunakan dalam jangka waktu

yang lama. Contoh dari peralatan antara lain, sound system, mimbar, karpet, jam

dinding dan yang lainnya. Ketiga, barang kelengkapan yaitu barang yang habis

pakai atau pemakaiannya tidak dalam jangka waktu yang lama, misalnya buku

tulis, pulpen, kapur, spidol, dan kelengkapan lainnya yang sering digunakan.

Adapun barang-barang masjid bila ditinjau dari tempatnya diklasifikasikan

menjadi dua macam, yaitu barang yang ada di dalam masjid dan yang di luar

masjid. Barang yang ada di dalam masjid seperti mimbar, hijab, karpet, sound

system dan sebagainya. Sedangkan barang yang berada di luar masjid seperti sapu

24
halaman, tempat sampah, dan sebagainya. Perlu diingat juga untuk memelihara

dan merawat dengan baik fasilitas yang dimiliki masjid dengan baik. Jika seorang

takmir tidak mengadakan inventarisasi terhadap barang-barang masjid, maka

keadaan barang yang tidak diinventarisasi akan rawan dari berbagai masalah baik

itu hilang maupun rusak, oleh karena itu kegiatan ini sangat perlu dilakukan agar

barang-barang yang berada di lingkungan masjid bisa terawat dan terjaga dengan

baik.

c) Tarbiah, kunci pembinaan masjid

Banyak masjid yang memiliki sistem pendidikan, akan tetapi dikelola

dengan asal-asalan, atau dikelola oleh orang-orang yang tidak memiliki

kemampuan untuk menjalankannya, hanyan sedikit masjid yang memiliki sistem

pertabiatan yang baik, dikelola oleh orang-orang yang berkualitas, serta dijalankan

dengan profesional.

Tarbiah atau pendidikan merupakan hal penting yang harus ada di setiap

masjid. Tarbiah adalah bagian dakwah masjid yang bersifat intensif dan

berkesinambungan. Takmir hendaknya memperhatikan dengan serius tarniah yang

diadakan di masjidnya, tarbiah tak terbatas pada pengajian yang hanya diadakan

sesekali seperti tabligh akbar. Lebih dari itu, tarbiah diadakan secara terprogram

dan berkelanjutan. Tujuan diadakan tarbiah adalah memberikan pemahaman,

pengetahuan dan pembelajaran tetang islam secara benar berdasarkan Al-Quran

dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman generasi sahabat, tabiin dan tabiat

tabiin. Dengan demikian, tarbiah menuntut adanya proses interaksi juru dakwah

dengan mad’u (obyek dakwah). Proses tersebut dilakukan terus menerus, baik

25
dalam betuk klasikal, seprti haqlaqah dan pengajian rutin, atau dalam bentuk

insidental, semacam tabligh akbar, diskusi publik, bedah buku dengan mengambil

tema-tema aktual.

Tarbiah tidak hanya ditujukan kepada jumlah dewasa, namun diarahkan

untuk segala umur dengan memperhatikan tingkatan dan bentuknya masing-

masing. Taman belajar bisa mewakili anak-anak persekolahan, TPA atau TPQ

diikuti oleh anak-anak usia sekolah dasar, Remaja masjid bagian dari setiap

remaja dan majelis taklim bagi bapak-bapak atau ibu-ibu.

Berikut adalah hal-hal yang apabila kita memajamen masjid dengan baik

dari bagian dalam nya terlebih dahulu, InyaAllah dapat mengembalikan keukatan

masjid yang hilang.

E. Metode-Metode Memakmurkan Masjid

Seperti yang pernah dibahas di bab yang sebelumnya, betapa mulianya

kedudukan orang yang senantiasa berupaya untuk memakmurkan masjid di

hadapan Allah. Tentu saja kita semua ingin meraih kemuliaan tersebut, untuk

meraih kemuliaan tersebut ada banyak cara/metode yang dapat kita tempuh untuk

memakmurkan masjid, antara lain sebagai berikut:

a. Selalu mengerjakan shalat dengan berjamaah di masjid

Dengan cara ini, setidaknya lima kali dalam sehari kita mendatangi masjid

dan bersilaturahmi dengan saudara-saudara sesama muslim, hingga masjid

26
akan menjadi makmur oleh kehadiran kita dan saudara-saudara kita yang

juga shalat berjamaah disana.

b. Memperbanyak kegiatan syiar agama di masjid

Untuk menghidarkan masjid kurang diakrabi oleh para jama’ahnya, kita

dapat memperbanyak kegiatan dakwah islam di masjid. Makin sering

kegiatan dakwah dilakukan, maka akan sering pula para jama’ah mendatangi

masjid. Hingga masjid di lingkungan tempat tinggal kita pun menjadi

makmur.

c. Mengadakan kegiatan sosial di masjid

Misalnya mengadakan kegiatan gotong royong membersihkan masjid. Cara

ini akan membuat masjid menjadi makmur dan lingkungan masjid pun

menjadi bersih sehingga nyaman untuk beribadah.

d. Mengangkat imam tetap untuk memimpin shalat

Cara ini dilakukan agar terhindar dari kejadian masyarakat yang enggan

shalat berjamaah di masjid dikarenakan tidak adanya orang yang bersedia

menjadi imam atau orang yang tidak mampu menjadi seorang imam shalat

berjamaah.

e. Ikhlas dan selalu bersedia berkontibusi untuk penyelenggaraan kegiatan di

masjid

27
Cara ini dilakukan agar dapat membantu para takmir masjid yang sedang

mengadakan sebuah kegiatan di masjid baik berupa kontribusi dalam bentuk

materi, tenaga maupun berupa gagasan-gagasan yang bermanfaat untuk

meramaikan masjid.

Dikarenakan masjid adalah salah satu pilar penopang tegaknya ajaran islam

di bumi ini. Kita harus senantiasa menjaganya agar selalu makmur. Dengan

demikian, masjid akan selalu menjadi pusat ibadah, ukhuwah, dan dakwah.

Jangan sampai umat islam terjauhkan dari pengalaman nilai-nilai agama karena

tidak lagi mencintai dan merindukan masjid beserta seluruh aktivitas mulia yang

dapat dijalankan di dalamnya.

F. Adab-Adab Didalam Masjid

Masjid adalah tempat suci dan sangat berharga bagi umat islam, dikarenakan

masjid adalah tempat umat islam untuk melakukan ibadah kepada Allah Swt.

Sehingga, masjid harus selalu bersih dan terjaga.

Bukan hanya kondisinya yang selalu terjaga, tentu kita sebagai penggunanya

pun harus menjaga sikap dan etika ketika berada di dalam masjid. Kita tidak

diperkenankan melakukan tindakan sembarangan, apalagi sampai menganggu

ibadah orang lain saat berada di dalam masjid. Mengenai hal itu Nabi Saw telah

menyampaikan adab-adab atau etika ketika seorang muslim berada di dalam

masjid. Adapun adab-adab saat berada di dalam masjid sebagai berikut:

a) Berdoa saat pergi ke masjid

b) Berjalan menuju masjid untuk shalat dengan tenang dan khidmat

28
c) Berdoa ketika masuk dan keluar masjid

d) Disunnahkan melakukan shalat tahiyatul masjid apabila telah masuk masjid

e) Dilarang berjual beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid

f) Dilarang masuk ke masjid bagi orang yang memamakan bawang putih,

bawang merah, atau orang yang badanya tidak sedap

g) Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat

h) Tidak menjadikan masjid sebagai jalan (masuk masjid hanya lewat tanpa

shalat)

i) Tidak menyaringkan suara di dalam masjid dan tidak menganggu orang

yang sedang shalat

j) Orang yang junub, wanita haid atau nifas tidak boleh masuk ke dalam

masjid

Sekarang kita sudah tau akan adab-adab saat berada di dalam masjid.

Semoga kita selalu ingat dengan adab-adab di atas dan tentu yang terpenting

segera mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

29
Dari paparan dan pembahasan yang telah diuraikan dari bab I sampai bab II

maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari “ADAB-ADAB DALAM

MEMAKMURKAN MASJID”, sebagai berikut:

Masjid adalah sebuah tempat yang paling dicintai oleh Allah dan tempat

paling mulia di muka bumi ini, oleh karena itu kita sebagai orang muslim yang

beriman wajib untuk memakmurkannya, mengisi masjid tersebut dengan

kegiatan-kegiatan yang bemanfaat. Dikarenakan juga orang yang memakmurkan

masjid termasuk orang yang spesial di hadapan Allah, dan orang yang sering

memakmurkan masjid akan mendapat sebuah balasan yang baik. Salah satunya

adalah dia akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat.

Agar kita dapat memakmurkan masjid diperlukan:

1) Mempelajari kembali tentang peranan dan fingsi masjid yang sebenarnya

2) Mengembalikan kekuatan masjid dengan manajemen yang baik

3) Seringnya melakukan kegiatan di masjid seperti mengikuti shalat berjamaah

atau mengikuti seminar/tabligh akbar yang dilakukan di masjid. Dan juga

melakukan sebuah amalan yang sederhana seperti membersihkan lingkungan

di sekitar masjid.

B. Saran-Saran

30
Setelah penyusun menyelasaikan karya tulis ini dengan kemampuan yang

sudah semaksimal mungkin, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran

sebagai berikut:

1) Sering membaca buku tentang memakmurkan masjid agar kita lebih

mengetahui makna dari memakmurkan tersebut.

2) Hendaknya pembaca selalu mengikuti shalat berjamaah di masjid atau

mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di masjid agar masjid tidak sepi.

3) Jangan menganggap hal kecil itu benar-benar kecil, lihatlah kelebihannya

niscaya kita akan mensyukurinya.

Demikianlah saran-saran yang dapat penyusun kemukakan, dalam

penyusunan karya tulis ini yang jauh dari kata sempurna, baik dari bahasa dan

penulisan, karena yang mempunyai kesempurnaan hanyalah Allah.

DAFTAR PUSTAKA

31
 Al-Qur’anul Karim

 Shahih Bukhari-Muslim

 Asadullah Al-Faruq. 2010. Mengelola & Memakmurkan Masjid. Solo –

Jawa Tengah; Pustaka Arafah

 Budiman Musthofa, Lc. 2007. Manajemen Masjid gerakan meraih kembali

kekuatan & potensi masjid. Surakata – Jawa Tengah; Ziyad Books

 https://muslim.or.id/35249-memakmurkan-masjid-allah.html/2017/12.

 https://www.google.com/amp/s/www.islampos.com/perhatikan-12-adab-

ini-ketika-di-dalam-masjid-38795/amp/2017/04

 https://almanhaj.or.id/6380-keutamaan-dan-kemuliaan-masjid.html/

2017/02

32
‫التلخيص‬

‫هده القالة تحت الموضوع ‪ :‬المسجد هو مكان محبوب من قبل هللا وأكبر مكان على هذه‬

‫األرض ‪ ،‬لذلك نحن كمؤمنين بأن المسلمين ملزمون باالزدهار ‪ ،‬ونمأل المسجد بأنشطة‬

‫‪.‬مفيدة‬

‫ض ا األشخاص الذين يزدهرون المسجد ‪ ،‬بمن فيهم األشخاص المميزون أمام هللا ‪،‬‬
‫ألن أي ً‬

‫واألشخاص الذين يزدهرون في كثير من األحيان المسجد سيحصلون على رد جيد‪ .‬واحد‬

‫‪.‬منهم هو أنه سوف يكون مظلل من قبل هللا في يوم القيامة‬

‫هكذا التلحيص من الكانية عسى ان يكون نافعالى وللقارئ وهدا ناهللا سبيل النجاة‬

‫‪RIWAYAT HIDUP‬‬

‫‪33‬‬
Nama Lengkap : Aditya Al Ihsan

NIS : 161710042

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 20 January 2001

Nama Orang Tua

Ayah : Enjang Supriatna

Ibu : Wati Rahmawati (Alm)

Anak ke :3

Alamat Lengkap : Jalan Babakan Tarogong, Gg. Abadi Utama RT/RW

07/06 Kec. Bojongloa Kaler Bandung 40232

Pendidikan

 SD : SDN Jamika (2009-2014)

 SMP : MTS PPI 01 Bandung (2014-2017)

 Mu’allimin : PPI No 02 Bandung (2017-2019)

Pengalaman Organisasi : Sie. Sekretaris RG-UG

Sie. Kaderisasi RG-Ug

Sie. Kominfo IPP

Ketua Remaja Masjid Jami’atul Fityan

34

Anda mungkin juga menyukai