Anda di halaman 1dari 39

18

n 20 18 ISSN : 1412-1298
u 0
ah n 2
. 11 T ahu
: o 7T EDISI II - TAHUN 2018

SINERGI
e rgi PP NNo.1
i n K
L PP
sS n
o nu ratura an LK
B Pe tur
• Pera

Media Informasi Itjen Kementerian Kelautan & Perikanan

Peran Inspektorat Jenderal


Dalam Peningkatan Kualitas LK KKP

KINERJA PENEGAKAN
ANGGARAN ATURAN

ZONA
MANAJEMEN SDM INTEGRITAS

WBK &
REFORMASI WBBM
BIROKRASI

Peran Auditor dalam Peran APIP dalam Pengawasan Berkelanjutan


Mewujudkan Pengelolaan Mencegah Timbulnya untuk Pencegahan
Pengaduan di KKP yang Cepat, Kerugian Negara Kerugian Negara
Transparan, dan Akuntabel
DAFTAR ISI
18

SINERGI
ISSN : 1412-1298
n 20 18
hu 20
Ta hun
: No.11 7 Ta EDISI II - TAHUN 2018

SINERGI
rgi .1
ne LKPP No
s Si n PP
nu tura LK
Bo Pera turan
• ra
• Pe

Media Informasi Itjen Kementerian Kelautan & Perikanan

Peran Inspektorat Jenderal


KINERJA
Fungsi Pendampingan Auditor
Dalam Peningkatan Kualitas LK KKP

KINERJA PENEGAKAN
Upaya Mencegah Opini Disclaimer . . . . . 4 Dalam Manajemen Risiko . . . . . . . . . . . . . 45
Penanggung Jawab
ANGGARAN ATURAN

ZONA

Tindak Lanjut Penyelesaian BMN Peran Auditor dalam Mewujudkan


MANAJEMEN SDM INTEGRITAS

lnspektur Jenderal KKP


Salam Sinergi
WBK &

Pengelolaan Pengaduan di KKP yang


REFORMASI WBBM

Tidak Ditemukan Hasil Revaluasi


BIROKRASI

Tahun 2017-2018 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 Cepat, Transparan, dan Akuntabel . . . . . 49


Peran Auditor dalam Peran APIP dalam Pengawasan Berkelanjutan
Mewujudkan Pengelolaan Mencegah Timbulnya untuk Pencegahan

Pemimpin Redaksi
Pengaduan di KKP yang Cepat, Kerugian Negara Kerugian Negara
Transparan, dan Akuntabel

Plt. Sekretaris Itjen KKP Assalaamu a'laikum Sobat Sinergi Efektivitas Pengendalian PPK Terhadap Peran Inspektorat Jenderal dalam
Mengakhiri Tahun 2018 ini, Buletin Sinergi Kualitas Laporan Keuangan KKP . . . . . 14 Percepatan Pembangunan Zona
Redaktur Integritas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
Edisi II Tahun 2018 hadir dalam format “mini” Pengawasan Berkelanjutan untuk
Jayeng C. Purewanto MM
kembali. Ya...format buku dipilih dengan Pencegahan Kerugian Negara . . . . . . . . . . 19 Peran Auditor dalam Pemberian
Drs. Cipto Hadi Prayitno
pertimbangan Buletin Sinergi kesayangan Keterangan di Pengadilan . . . . . . . . . . . . . . 58
Sobat Sinergi ini akan lebih ringkas dibawa
Penyunting / Editor
kemanapun dan kapanpun Selain itu, kami Mengenal Audit Teknologi Informasi . . 62
lr. Lina Herlina
mencoba membuat tampilan cover dengan
Farida Farid, S,Pi,. M.T, M.P.P
signature khas tulisan SINERGI putih dengan LIPUTAN
Fredy Haryanto, S.Pi, M.Ak
latar belakang warna merah, sehingga makin
Akhmad Samudera, S.H., M.H
mudah dikenali lagi.
Doni Wiryadinata, S.St.Pi
Tengku Sonya N.H., S.Pi, M.Si Dari Penulis kami sajikan artikel bertemakan 23
upaya-upaya Itjen KKP dalam meningkatkan
Desain grafis kualitas Laporan Keuangan KKP Tahun 2018, Peran APIP dalam Mencegah
Iswahyudi, A.Md diantaranya: Revaluasi Aset BMN lingkup KKP Timbulnya Kerugian Negara . . . . . . . . . . 23

Fotografer
dan pengawasan berkelanjutan, Manajemen
Risiko, pengadaan barang/jasa, khususnya
Penyelesaian Pekerjaan Kontraktual 66
Afdi Nurdiansyah, A.Md Pada Akhir Tahun Anggaran . . . . . . . . . . 27
terkait pencantuman daftar hitam dan sanggah
Urip Mulyono Peringati HAKORDIA 2018 :
banding, dan penyelesaian pekerjaan pada Sikap PPK dalam Pencantuman Bergerak Bersama Berantas Korupsi . . . 66
akhir tahun anggaran. Pada Edisi II 2018 juga Daftar Hitam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
Sekretariat Tim disajikan artikel tentang pembangunan Zona
Ir. Soma Somantri, M.E. Integritas, serta pengalaman Auditor Itjen Evaluasi Pembangunan dan AUDITORIA
Bachtiar A.S, M.PP., M.Eng. KKP sebagai saksi ahli di persidangan, dan Rehabilitasi TPI Higienis . . . . . . . . . . . . 35 Itjen KKP Peduli dengan Kualitas
Mochamad Firdaus, S.E., M.A.B. artikel menarik lainnya. Belanja KKP: Reviu RKA-K/L
Wiwit Roza, SH, MH Analisa Penanganan Sanggah
Banding Dalam PBJ . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38 dan RKBMN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 70
Natalisa Fitriyani H Sebagai pelengkap, kami sertakan Bonus
Kasman Sinergi Edisi II 2018 yaitu Peraturan LKPP Kejar Capaian Tindak Lanjut,
Nomor: 17 Tahun 2018 tentang Sanksi Daftar Inspektorat Jenderal KKP Secara
Alamat Redaksi Hitam Dalam PBJ Pemerintah, dan Nomor: 11 Aktif Pantau Pelaksanaan
Sekretariat Itjen KKP Tahun 2018 tentang Katalog Elektronik. Tindak Lanjut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
Gedung Mina Bahari 3 Lt. 4
Pada akhirnya, kami menyadari masih terdapat Kembali Lakukan Penilaian Mandiri
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16
banyak kekurangan disana-sini, namun tanpa Maturitas SPIP, Itjen KKP Adakan
Jakarta 10110
Telp. (021) 3522310, 3520336
mengurangi antusiasme Sobat Sinergi, kami
ucapkan selamat membaca dan bekerja… dan
42 Asistensi Pengisian Kuisioner
Revaluasi Aset Lingkup KKP . . . . . . . . 73
Fax : (021) 3520336
songsong Tahun Baru 2019 dengan cita dan Manajemen Perubahan dalam
http: www.itjen.kkp.go.id
kinerja yang meningkat......! Reformasi Birokrasi . . . . . . . . . . . . . . . . 42 KILAS LENSA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74
email: sinergiitjenkkp@gmail.com
Redaksi

2 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 3


KINERJA KINERJA

semua terhentak. Catatan administrasi Hasil Pemeriksaan BPK-RI disebutkan


yang menjadi penyebab disclamer atas LK bahwa opini tersebut diberikan karena
UPAYA MENCEGAH OPINI DISCLAIMER KKP tahun 2016 tersebut dikelompokkan laporan keuangan KKP disajikan tidak sesuai
Oleh: Tengku Sonya NH (Auditor Muda Inspektorat V) dan menjadi 10 masalah. dengan Standar Akuntansi Pemerintah
Octa Agung Nugroho (Auditor Muda Inspektorat I) Substansi penyebab disclaimer, sebagian (SAP), serta terdapat akun-akun yang tidak
besar terkait pengelolaan persediaan, aset didukung dengan bukti yang cukup. Setelah
yang tidak diyakini kewajarannya dan atau mencermati lebih rinci dari Laporan Hasil
tidak didukung oleh bukti yang cukup, Pemeriksaan BPK-RI atas LK Tahun 2017,
antara lain: penyebab disclamer di tahun 2017 dapat
(1) Saldo persediaan tidak dapat diperoleh dikelompokkan menjadi 6 (enam) masalah
bukti yang cukup; atau lebih baik dibanding tahun 2016 yaitu
(2) Aset Tetap Tanah belum dicatat, sebanyak 10 masalah. Meski menurun dari
disajikan dan diungkapkan dalam tahun sebelumnya, namun BPK tetap tidak
Neraca; menyatakan pendapat atau disclamer.
(3) Sebanyak 272 unit Konstruksi Dalam Substansi penyebab disclaimer tahun
Pengerjaan (KDP) memiliki nilai 2017 hampir seluruhnya tidak didukung
negatif; dengan bukti yang cukup, sehingga perlu
(4) Aset Tetap belum dilakukan penyusutan dilakukan penelusuran kembali, antara lain:
dan terdapat nilai akumulasi penyusutan (1) Nilai Persediaan yang tidak didukung
aset tetap negatif yang mengakibatkan dengan penatausahaan yang memadai;
nilai buku melebihi nilai perolehannya; (2) Nilai buku aset tetap diragukan,
(5) Aset Tak Berwujud berupa hasil kajian/ (3) Nilai buku aset lainnya tidak didukung
penelitian yang belum disajikan dalam dengan dokumen perolehan dan tidak
Neraca; dan dapat dijelaskan.
(6) Aset Lain-lain senilai

S
etiap tahun masing-masing Jika melihat risiko yang menjadi Rp4.454.839.755,00 berupa aset tetap Upaya Perbaikan
Kementerian/Lembaga menghadapi penyebab opini Laporan Keuangan (LK) tidak diketahui keberadaannya. Bercermin pada permasalahan LK pada
risiko memperoleh opini disclamer disclaimer, maka dibutuhkan effort yang Selain terkait pengelolaan aset, juga dua tahun terakhir, untuk meminimalkan
atau Tidak Memberikan Pendapat pada besar untuk bangkit dalam mengembalikan ditemukan permasalahan terkait realisasi permasalahan berulang, Inspektorat Jenderal
Laporan Keuangan setelah dilakukan opini Laporan Keuangan menjadi Wajar belanja pembayaran pembangunan melakukan upaya mendorong seluruh
pemeriksaan oleh BPK-RI. Risiko tersebut Tanpa Pengeculian (WTP). Hal tersebut kapal perikanan yang tidak diyakini Eselon I lingkup KKP untuk memetakan
meliputi faktor-faktor yang menyebabkan tidak mustahil terwujud jika berpegang kewajarannya; dasar penyajian piutang resiko dimulai dari identifikasi titik-titik
kesalahan material pada penyajian Laporan pada komitmen dari seluruh pihak dan tidak didukung bukti yang cukup, serta nilai kritis, membuat kegiatan pengendalian dan
Keuangan atau ketidaksesuaian atas Standar pengawalan berkala dari Inspektorat utang kepada pihak ketiga yang berdampak target penyelesaiannya. Inspektorat Jenderal
Akuntansi Pemerintah antara lain nilai aset Jenderal dan Biro Keuangan KKP. pada penyajian akun dan belum disajikan di menerapkan audit dan monitoring secara
tetap yang tidak diyakini kewajarannya, Laporan Keuangan. berkelanjutan (Continues Audit Continues
realisasi belanja yang tidak diyakini Penyebab Disclaimer Berdasarkan permasalahan tersebut, Monitoring). Audit yang dilakukan antara
kewajarannya, pencatatan persediaan Opini disclaimer atas Laporan Keuangan telah dilakukan pembenahan dan menjadi lain Probity Audit terhadap pengadaan
tidak didukung dengan admintrasi yang di Tahun 2016 menjadi pukulan berat fokus dalam penyusunan LK KKP barang dan jasa yang strategis, Audit Kinerja
memadai, dan penatausahaan Aset Tak untuk seluruh Satker yang telah bekerja tahun 2017, namun kenyataannya BPK dan Audit dengan Tujuan Tertentu sebagai
Berwujud yang belum didukung dengan keras, mengingat catatan administrasi yang menyatakan disclamer kembali untuk LK tindaklanjut rekomendasi BPK-RI.
Pedoman. dituliskan BPK cukup banyak sehingga KKP Tahun 2017. Merujuk pada Ikhtisar Selain itu, Inspektur Jenderal melalui

4 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 5


KINERJA KINERJA

"Bercermin pada permasalahan (5) Aset yang belum ditetapkan Status (3) Nilai buku aset lainnya yang tidak dapat sedangkan sisanya masih berproses
LK pada dua tahun terakhir, untuk Penggunaannya; diyakini kewajarannya, dilaporkan oleh dilakukan perbaikan; dan
meminimalkan permasalahan berulang, (6) Aset yang tidak diketahui keberadaannya masing-masing Eselon I telah dilakukan (6) Satker Inaktif yang masih memiliki Aset
Inspektorat Jenderal mendorong
seluruh Eselon I lingkup KKP untuk termasuk aset yang hilang, namun masih tindak lanjut berupa: telah dilakukan penyelesaian antara lain
memetakan resiko dimulai dari dicatat sebagai aset tetap; (a) telah terbit Peraturan Menteri KP transfer aset ke Satker terdekat, dan
identifikasi titik-titik kritis, membuat (7) Aset Dekon/TP pada satker yang proses Nomor 28 tahun 2018 tentang pengusulan proses hibah.
kegiatan pengendalian dan target pemindahtanganannya belum selesai; Penilaian dan Penatausahaan ATB Selain titik-titik kritis tersebut diatas,
penyelesaiannya" (8) Aset Tak Berwujud (ATB) berupa hasil berupa Paten di lingkungan KKP, antisipasi potensi temuan lainnya antara
kajian dan paten yang pencatatannya (b) menindaklanjuti PermenKP ter- lain hasil penilaian kembali (revaluasi)
Keputusan Nomor: 210/KEP-IRJEN/2018, dinilai tidak wajar; (9) Temuan sebut, Sekretariat BRSDMKP BMN Tidak Ditemukan telah dilakukan
tanggal 3 Juli 2018 membentuk Kelompok pemeriksaan terkait SPI BMN; dan (10) menghitung ulang kembali Nilai tindak lanjut oleh Satker bersama-sama
Kerja Laporan Keuangan (Pokja LK) Pencatatan persediaan tidak diyakini Perolehan ATB berupa Paten sesuai Inspektorat Jenderal dan Sekretariat
dibawah koordinasi Inspektur V dengan kewajarannya. dengan metode perhitungan dalam Jenderal. Data pantauan dari Pokja LK
tugas yaitu: merumuskan langkah-langkah PermenKP tersebut, (per 28 Desember 2018) diperoleh bahwa
perbaikan dalam pengelolaan LK KKP, Tindak lanjut atas Titik Kritis LK (c) telah dilakukan perhitungan ulang sisa BMN Tidak Ditemukan yang belum
mengidentifikasi titik-titik kritis dalam Hasil pemantauan Pokja LK (per 28 dan dianggap selesai oleh BPK, ditindaklanjuti sebanyak 17 NUP (Nomor
penyusunan LK KKP, menyusun pedoman Desember 2018) atas progres tindak lanjut (d) telah dibuat Surat Edaran Urut Pendaftaran) senilai Rp 3,262 Milyar
kerja reviu dan mekanisme reviu lingkup titik kritis LK Tahun 2018 yang telah Sekjen KKP Nomor B.501/SJ/ dari sebelumnya sebanyak 1.429 NUP senilai
KKP, dan berkoordinasi dengan masing- dilakukan masing-masing Eselon I hasilnya PL.930/V/2018 tentang Tindak Rp 419,971 Milyar yang tersebar pada 30
masing Inspektorat dalam pelaksanaan signifikan dan telah dilengkapi data dukung. Lanjut Barang Milik Negara dengan Provinsi dan 146 Satker lingkup KKP, dan
reviu. Adapun progres hasil tindak lanjut atas Kondisi Rusak Berat, dan seluruhnya akan segera ditindaklanjuti
titik-titik kritis antara lain: (e) telah mereklasifikasi aset tetap yang sehingga tidak ada lagi BMN yang Tidak
Identifikasi Titik Kritis LK Tahun 2018 (1) Pengelolaan dan penatausahaan aset kondisinya rusak berat ke aset Ditemukan lingkup KKP.
Langkah awal yang dilakukan Pokja tetap telah ditindaklanjuti sebesar lainnya, aset yang tidak digunakan
LK dalam upaya memperbaiki kualitas LK 56,84%, sedangkan sisanya masih dalam melalui Aplikasi SIMAK BMN; Prediksi Opini BPK-RI
KKP adalah dengan membuat peta titik- proses perbaikan; (4) Terhadap saldo utang kepada pihak Berbagai upaya telah dilakukan oleh
titik kritis LK Tahun 2018 dan dilakukan (2) Persediaan yang tidak didukung dengan ketiga, dan realisasi belanja modal seluruh jajaran di KKP untuk meminimalkan
pengawasan sampai akhir Desember 2018 penatausahaan yang memadai telah atas beberapa pengadaan tidak dapat segala permasalahan di lapangan, dan
dengan mengacu pada permasalahan LK dilakukan tindak lanjut berupa: diyakini kewajarannya, namun telah melihat perkembangan tindak lanjut yang
sebelumnya. (a) pemberian sanksi terhadap dilakukan tindak lanjut berupa: telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Adapun sepuluh resiko utama yang Kepala Satker, Penanggung Jawab (a) telah dibuat Instruksi Menteri telah ada perbaikan kualitas Laporan
menjadi titik kritis LK Tahun 2018, dan Persediaan, Petugas Penyimpan R.437/MEN-KP/VI/2018, tanggal Keuangan KKP yang signifikan. Dengan
harus diawasi sampai akhir Desember 2018 BMN dan Operator SIMAK BMN 25 Juni 2018, dan perbaikan tersebut diprediksikan bahwa
yaitu : sesuai dengan rekomendasi BPK- (b) telah dilengkapi oleh penyedia opini BPK-RI terhadap LK KKP tahun
(1) Penataan aset tetap/aset lainnya yang RI, serta barang/jasa dan dilakukan 2018 ada peningkatan. Semoga ....
tidak terpakai/usang; (b) telah diterbitkan Surat Edaran pengecekan ulang oleh PPK, dan
(2) Tindak lanjut temuan BPK yang belum Sekjen KKP Nomor B.1550/ (c) telah membuat Instruksi Menteri Daftar Pustaka :
sesuai saran; SJ/PL.930/XII/2018 tentang Nomor R/314MEN-KP/VI/2018 1. Progres Tindak Lanjut LHP BPK-RI atas LK
KKP Tahun 2016-2017, Bag PHP 2018
(3) KDP berupa hasil jasa konsultansi penatausahaan Barang Milik dan R/315MEN-KP/VI/2018;
2. Laporan Hasil Pengawasan Pokja LK,
perencanaan yang belum jelas kapan Negara berupa Persediaan sebagai (5) Aset yang belum ditetapkan Status Desember 2018.
pelaksanaan pekerjaan fisiknya; petunjuk teknis untuk pencatatan di Penggunaannya telah ditindaklanjuti 3. Laporan Perkembangan Tindak Lanjut
(4) Tindak lanjut hasil revaluasi aset tetap; Semester II Tahun 2018; melebihi 50% dari total yang diusulkan, Pemeriksaan BPK-RI, Biro Keuangan,
Desember 2018.

6 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 7
KINERJA KINERJA

Pusat, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan pemanfaatan. Rincian BA yang

Tindak Lanjut Penyelesaian BMN dan optimalisasi penatausahaan BMN.


Kemenkeu sudah pernah melaksanakan
diterbitkan meliputi :
Tabel Lampiran Berita Acara (BA)
Program Penilaian Kembali BMN pada
Tidak Ditemukan Hasil Revaluasi Tahun 2007 sd. 2010, saat itu penilaian
kembali bertujuan untuk kepentingan
yang diterbitkan oleh KPKNL
Lampiran BA-01:
Tahun 2017-2018 penyusunan neraca aset negara. Namun
sejak Tahun 2010 sampai dengan 2017,
Rekapitulasi Hasil Inventarisasi
Lampiran BA-02:
aset BMN di luar nilai perolehan aset baru, Laporan Hasil Inventarisasi Barang Baik;
Oleh: Fredy Haryanto (Auditor Madya Inspektorat III) nilainya berubah baik karena depresiasi
Lampiran BA-03:
maupun inflasi (Kompas, 23 Oktober
Laporan Hasil Inventarisasi Barang
2018). Berdasarkan kondisi tersebut, maka

U
Rusak Ringan;
Kemenkeu melakukan penilaian kembali
ntuk mendapatkan nilai Untuk memastikan penyelesaian tindak (revaluasi) BMN pada Tahun 2017 sd. 2018. Lampiran BA-04:
wajar atas Barang Milik lanjut oleh Satker, maka Tim Inspektorat Adapun objek penilaian kembali Laporan Hasil Inventarisasi Barang
Negara (BMN) diseluruh Jenderal (Itjen) melalui Kelompok Kerja (revaluasi) BMN Tahun 2017 sd. 2018 Rusak Berat;
Kementerian/Lembaga yang (Pokja) Laporan Keuangan telah melakukan berupa Tanah, Gedung dan Bangunan, Lampiran BA-05:
akan dijadikan dasar Pemerintah untuk pemantauan atas penyelesaian tindak serta Jalan, Irigasi dan Jaringan ( JIJ) sesuai Laporan Hasil Inventarisasi Barang
penerbitan underlying asset (menjadi dasar lanjut dengan fokus reviu pada BMN yang dengan kodefikasi BMN yang diperoleh Berlebih;
penerbitan sukuk) yaitu Surat Berharga tidak ditemukan mengingat jumlah dan sampai dengan 31 Desember 2015. Lampiran BA-06:
Syariah Negara (SBSN), maka Direktorat nilai yang besar dan tersebar di seluruh Penilaian kembali dilaksanakan bersama- Laporan Hasil Inventarisasi Barang
Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Indonesia. Tulisan ini akan membahas sama antara Pengelola Barang (Kementerian Tidak Ditemukan;
Keuangan (DJKN, Kemenkeu) melalui capaian kinerja Pokja Laporan Keuangan Keuangan) dan Penguna Barang (dalam hal Lampiran BA-07:
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan dalam penyelesaian tindak lanjut hasil ini Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lelang (KPKNL) di seluruh Indonesia telah revaluasi, terutama terhadap BMN Tidak Laporan Hasil Inventarisasi Barang
(KKP)). Kemenkeu bertugas untuk Dalam Sengketa;
melakukan penilaian kembali (revaluasi) Ditemukan, mulai dari program revaluasi melakukan penilaian kembali, sedangkan
pada Tahun 2017 s.d 2018 atas objek BMN dilaksanakan sampai dengan tindak Lampiran BA-08:
inventarisasi BMN dilaksanakan oleh KKP,
yang diperoleh sampai dengan 31 Desember lanjut terhadap temuan Badan Pemeriksa Catatan Lainnya;
sehingga proses pekerjaan tersebut lazim
2015. Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). dikenal sebagai Inventarisasi dan Penilaian Lampiran LHP-01:
Sebelum dilakukan penilaian kembali (IP). Laporan Hasil Penilaian BMN dengan
oleh KPKNL, masing-masing unit kerja Program Inventarisasi dan Penilaian Perolehan s.d. 31 Desember 2015;
harus melakukan inventarisasi atas BMN (Revaluasi) BMN Laporan Hasil Inventarisasi dan Lampiran LHP-021:
yang dikelolanya sebagai data awal untuk Dalam rangka optimalisasi pengelolaan Penilaian (LHIP) Laporan Hasil Penilaian atas Hasil
pengisian form obyek pendataan penilaian BMN, Kemenkeu menyelenggarakan Laporan utama dari kegiatan IP yang Inventarisasi BMN Berlebih (Belum
kembali. Hasil inventarisasi dan penilaian program penilaian kembali BMN yang diterbitkan Kemenkeu (dalam hal ini Dicatat).
kembali dari Kementerian Keuangan, antara pengelolaannya berada pada Pengelola dilakukan oleh KPKNL kepada Kuasa
lain BMN Ditemukan, BMN Berlebih, dan Barang maupun Pengguna Barang. Penilaian Pengguna Barang (KPB) Satker meliputi KPB harus melakukan tindak lanjut
BMN Tidak Ditemukan, sehingga Kuasa merupakan salah satu siklus pengelolaan LHIP. Di samping itu, KPKNL juga terhadap LHIP yang sudah diterima dari
Pengguna Barang (KPB) Satker yang BMN seperti yang diamanatkan dalam menerbitkan Lampiran Berita Acara (BA) KPKNL setempat. Tindak lanjut yang
bersangkutan harus segera menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun yang merupakan rincian IP dan/atau daftar dilakukan KPB meliputi dua hal, yaitu
agar keberadaan BMN yang dikelola dapat 2014 tentang Pengelolaan Barang Miik temuan untuk menertibkan pengelolaan aset melakukan koreksi data nilai BMN yang
dijelaskan, dan penilaian kembali BMN Negera/Daerah. Penilaian BMN dilakukan seperti penatausahaan, pemindahtanganan, berkaitan dengan nilai wajar BMN melalui
bersangkutan menjadi wajar. untuk penyusunan neraca Pemerintah

8 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 9


KINERJA KINERJA

Sistem Aplikasi Penatausahaan BMN, dan Desember 2017 (neraca audited) senilai KKP untuk menyusun pedoman tindak kodefikasi atau BMN dimanfaatkan
melakukan tindak lanjut terhadap daftar Rp 10.337.417.233.605,00 atau sebesar lanjut hasil pelaksanaan inventarisasi dan oleh satker lain. Terhadap BMN yang
temuan yang tercantum dalam lampiran 4,06%, dan jika dibandingkan dengan penilaian kembali. Di samping itu, Pokja tidak ditemukan secara fisik, KPKNL
BA. Tindak lanjut koreksi data nilai BMN realisasi anggaran KKP Bulan Desember juga telah melakukan studi banding kepada akan mengklasifikasikan sebagai “Tidak
dilaksanakan paling lambat 5 (lima) hari 2018 senilai Rp 4.729.690.807.914,00 Kementerian Keuangan untuk berkonsultasi Ditemukan Lainnya”. Klasifikasi “Tidak
kerja setelah penyelesaian LHIP, sedangkan (Laporan Realisasi Anggaran dari e-rekon mengenai penyelesaian tindak lanjut BMN Ditemukan Lainnya” inilah yang harus
tindak lanjut terhadap daftar temuan dalam Bulan Desember 2018) diperoleh prosentasi Tidak Ditemukan dilingkup Kemenkeu. direviu oleh Inspektorat Jenderal selaku
Lampiran BA diharapkan selesai dalam satu sebesar 8,88%. Hasil dari beberapa kali pertemuan Aparat Pengawas Internal Pemerintah
semester setelah LHIP diterima KPB. Merujuk pada data persentasi atas tersebut menghasilkan rumusan pedoman (APIP),karena patut diduga terdapat indikasi
BMN Tidak Ditemukan tersebut, jika kerja yang telah ditetapkan dalam kesalahan/kelalaian yang mengakibatkan
BMN tidak Ditemukan pada KKP BMN Tidak Ditemukan tidak segera bentuk Surat Edaran Nomor 1080/SJ/ BMN menjadi tidak ditemukan, dan harus
Daftar BMN yang menjadi “temuan” ditindaklanjuti akan menjadi temuan PL.920/X/2018, tanggal 6 Oktober 2018 dilakukan proses Tuntutan Ganti Rugi
KPKNL yang berpotensi menjadi temuan BPK-RI dan mempengaruhi materialitas yang ditandatangani oleh Sekretaris sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
Badan Pemeriksa Keuangan Republik temuan. Hal tersebut terjadi karena Jenderal tentang Pedoman Langkah- undangan yang berlaku.
Indonesia (BPK-RI) adalah LHIP batas materialitas temuan supaya tidak Langkah Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Secara umum Kementerian Keuangan
Barang Tidak Ditemukan (BA-06) dan memperoleh opini Tidak Menyatakan Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi dan mengklasifikasikan BMN Tidak Ditemukan
LHIP Barang Dalam Sengketa (BA- Pendapat (Disclaimer) maksimal sebesar Penilaian Kembali Barang Milik Negara menjadi 9 (sembilan) klasifikasi, yaitu:
07). Jika kedua hal tersebut tidak segera 1%. Permasalahan tersebut tentunya sangat Berupa Tanah, Gedung dan Bangunan, 1. Kesalahan pencatatan karena kegiatan
ditindaklanjuti, maka hampir dipastikan mengkhawatirkan mengingat sudah dua Jalan, Jembatan dan Bangunan Air Tahun perencanaan dicatat sebagai BMN
akan menjadi salah satu penyebab opini tahun berturut-turut (2016 dan 2017) 2017-2018. Berdasarkan Surat Edaran tersendiri;
Disclaimer pada Laporan Keuangan KKP Laporan Keuangan KKP memperoleh opini tersebut, Pokja Laporan Keuangan mulai 2. Kesalahan pencatatan karena kegiatan
Tahun 2018. Dengan demikian maka Disclaimer. Jangan sampai terjadi tiga kali melaksanakan kegiatan pengawasan yang renovasi dicatat sebagai BMN tersendiri;
KPB harus menindaklanjuti BMN Tidak berturut-turut (hattrick) KKP menyandang bertujuan untuk menyelesaikan BMN 3. Kesalahan pencatatan ganda;
Ditemukan dan BMN dalam Sengketa. opini Disclaimer. Tidak Ditemukan. Jenis pengawasan 4. Aset sudah dihibahkan, dialihstatuskan
Adapun prioritas tindak lanjut tahun 2018 yang sesuai untuk menyelesaikan masalah atau dihapuskan;
oleh KKP terhadap BMN tidak ditemukan Penyelesaian Tindak Lanjut Terhadap tersebut adalah Pemantauan dan Reviu. 5. Penggabungan NUP BMN;
mengingat jumlah dan nilai yang besar BMN Tidak Ditemukan Dalam melakukan Pemantauan dan/atau 6. Kesalahan kodefikasi atau klasifikasi
dan tersebar di seluruh Indonesia, namun Penyelesaian tindak lanjut terhadap Reviu Pokja Laporan Keuangan bersinergi (yang bukan objek revaluasi);
penyelesaian BMN dalam sengketa BMN Tidak Ditemukan menjadi prioritas dengan Biro Keuangan dan Unit Eselon I 7. Kesalahan pencatatan barang pihak
tetap berproses diselesaikan mengingat utama dalam memitigasi risiko KKP dari lingkup KKP dengan mendatangi Satker- ketiga;
melibatkan pihak luar KKP antara lain opini Disclaimer ketiga kalinya. Kegiatan Satker yang mempunyai BMN Tidak 8. Tidak ditemukan fisiknya; dan
Badan Pertanahan Nasional dan masyarakat. tindak lanjut BMN Tidak Ditemukan ini Ditemukan (BA-06) di Seluruh Indonesia. 9. Tidak dapat ditelusuri.
Kemenkeu menyerahkan LHIP diinisiasi oleh Kelompok Kerja (Pokja) Penyelesaian tindak lanjut BMN Tidak Tugas APIP dalam hal ini Pokja Laporan
Tahun 2017 sd. 2018 kepada KKP pada Laporan Keuangan yakni sebuah organiasi Ditemukan adalah kewajiban KPB satker Keuangan sesuai Surat Edaran Nomor
Bulan Oktober 2018 antara lain berisi ad hoc yang dibentuk oleh Inspektur yang memiliki BA-06. Langkah-langkah 1080/SJ/PL.920/X/2018 adalah melakukan
BMN Tidak Ditemukan sebanyak 1.429 Jenderal KKP pada Bulan Juli 2018 melalui penyelesaian tindak lanjut terhadap BMN pemantauan terhadap tindak lanjut BMN
NUP (Nomor Urut Pendaftaran) senilai Keputusan Inspektur Jenderal KKP Nomor Tidak Ditemukan telah diatur dalam Surat Tidak Ditemukan klasifikasi nomor 1
Rp419.971.443.744,00 yang tersebar 210/KEP-IRJEN/218, tanggal 3 Juli 2018, Edaran dan Peraturan Menteri Keungan s.d. 7, dan melakukan reviu tindak lanjut
pada 30 provinsi dan 146 Satker lingkup dengan Penanggung Jawab Inspektur V. tentang penyelesaian tindak lanjut hasil BMN Tidak Ditemukan klasifikasi nomor
KKP. Nilai BMN Tidak Ditemukan Pokja Laporan Keuangan mengawali inventarisasi dan penilaian. Dalam Lampiran 8 dan 9. Namun demikian karena Satker
tersebut jika dibandingkan dengan Aset tugasnya dengan mengundang unit kerja BA-06, KPKNL mengklasifikasikan BMN memerlukan Catatan Hasil Reviu (CHR)
Tetap yang dimiliki oleh KKP per 31 Biro Keuangan dan Unit Eselon I lingkup Tidak Ditemukan sesuai dengan sebab- sebagai dokumen sumber dalam melakukan
sebab terjadinya, misalnya karena kesalahan koreksi atau tindak lanjut berikutnya, maka

10 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 11


KINERJA KINERJA

seluruh klasifikasi BMN Tidak Ditemukan menindaklanjuti hasil veriifkasi dan KKP. Kerja sama ini berlanjut pada saat
dilakukan reviu dengan output berupa penelitian; pendampingan pemeriksaan BPK RI atas
CHR. • Mengusulkan proses pengelolaan BMN Pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian
Untuk meyakinkan bahwa kualitas yang diperlukan misalnya jika BMN Tahun 2017 s.d 2018 pada 7 (tujuh) Provinsi
tindak lanjut sudah dilaksanakan sesuai ditemukan kembali maka mengusulkan yang menjadi sampling yaitu Provinsi
dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal penilaian kembali kepada KPKNL, jika DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
KKP, dan Peraturan Menteri Keuangan BMN Jawa Timur, Aceh, Sulawesi Selatan, dan
Nomor: 118/PMK.06/2017 tentang Kalimantan Timur.
• Berkoordinasi dengan KPKNL Manado
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Hal yang sangat menggembirakan bagi
untuk menyampaikan tindak lanjut hasil
Barang Milik Negara, Tim Reviu Pokja kita adalah CHR sebagai hasil ouput reviu
revaluasi BMN;
Laporan Keuangan meneliti setiap tahapan diakui sebagai salah satu bentuk dokumen
tindak lanjut yang dilakukan Satker untuk
• Menyimpan dokumen-dokumen tindak tindak lanjut oleh Tim Pemeriksa BPK-RI
lanjut hasil revaluasi BMN sebagai
meyakinkan bahwa seluruh tahapan tindak pada saat pertemuan tiga pihak (tripartit)
dokumen negara untuk digunakan
lanjut sudah dilaksanakan dengan baik. antara BPK RI, Kementerian Keuangan
sebagaimana mestinya.
Adapun tahapan penyelesaian tindak lanjut dan KKP tanggal 13 - 14 Desember 2018.
Jika Satker sudah melaksanakan setiap
yang harus dilakukan Satker adalah : Dengan adanya hasil reviu tersebut, temuan Salah Satu Kegiatan Revaluasi Aset BMN
tahapan dengan baik, maka Tim Reviu akan
• Membentuk Tim Internal Tindak Lanjut sementara BPK RI mengenai adanya BMN BLUPPB Karawang
menerbitkan CHR dengan mengungkapkan
Hasil Revaluasi BMN; Tidak Ditemukan dapat dikoreksi dari
ada atau tidak adanya indikasi kelalaian/ dengan tuntas dan tidak ada lagi BMN
sebelumnya sebanyak 687 NUP senilai
• Melakukan verifikasi kesesuaian antara kesalahan Satker yang dapat mengakibatkan
Rp143.285.287.196,00 menjadi sebanyak yang Tidak Ditemukan. Dengan demikian
dokumen Formulir Objek Pendataan timbulnya tuntutan ganti rugi.
79 NUP senilai Rp11.505.319.385,00. diharapkan opini Laporan Keuangan
Penilaian, Kertas Kerja Inventarisasi, dan
Pada saat itu bukti CHR yang disampaikan KKP mengalami peningkatan menjadi
Berita Acara BMN tidak ditemukan;
Hasil Reviu atas dan Tindak Lanjut atas oleh Tim Reviu Pokja Laporan Wajar Tanpa Pengeculian (WTP) pada
• Melakukan koreksi pencatatan nilai sesuai BMN Tidak Ditemukan Keuangan sebanyak 1.350 NUP senilai pemeriksaan Tahun 2018.
dengan LHIP yang sudah diterbitkan Pokja Laporan Keuangan melakukan Rp408.466.124.359,00.
KPKNL (transaksi 305); pemantauan dan reviu dari Bulan Oktober Daftar Pustaka :
• Melakukan koreksi pencatatan transaksi s.d. Desember 2018. Sampai dengan Tindak Lanjut Terhadap Temuan BPK RI 1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
barang tidak ditemukan hasil inventarisasi ditulisnya artikel ini (28 Desember 2018), Temuan BPK RI atas BMN Tidak Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
di SIMAK BMN (Transaksi 221) ; Tim Reviu Pokja Laporan Keuangan Daerah.
Ditemukan sebanyak 79 NUP senilai
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/
• Melakukan verifikasi, penelitian, dan atau sudah berhasil melakukan reviu terhadap Rp11.505.319.385,00 dituangkan dalam PMK.06/2017 Tentang Penilaian Barang
penelusuran terhadap BMN yang tidak 1.388 NUP senilai Rp 412.172.883.617,00 BA yang ditandatangani oleh tiga pihak Milik Negara.
ditemukan; atau 97,13% dari total target BMN Tidak dan sudah disepakati bersama. Atas temuan 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/
Ditemukan sebanyak 1.429 NUP senilai tersebut telah ditindaklanjuti oleh Tim PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan
• Melakukan pengecekan di lokasi BMN
Rp419.971.443.744,00 pada 133 Satker di Reviu Pokja Laporan Keuangan dan Unit Penilaian Kembali Barang Milik Negara.
tersebut dan melakukan pemotretan; 4. Surat Edaran Sekjen KKP Nomor 1080/SJ/
26 Provinsi dari target yang harus dilakukan Eselon I Lingkup KKP. Hasil tindak lanjut
• Membuat berita acara verifikasi, penilaian, reviu sebanyak 146 satker di 30 Provinsi. PL.920/X/2018 tentang Pedoman Langkah-
sampai dengan tanggal 28 Desember 2018 Langkah Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
dan lampirannya;
Dengan demikian, maka sisa BMN yang disampaikan bahwa sisa BMN Tidak Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi dan
• Membuat kronologis kejadian aset tidak belum dilakukan reviu sebanyak 41 NUP Ditemukan yang belum ditindaklanjuti Penilaian Kembali BMN Berupa Tanah,
ditemukan; senilai Rp 7.798.560.127,00. sebanyak 17 NUP senilai Rp 3,262 Milyar Gedung dan Bangunan, Jalan dan Jembatan,
• Membuat Surat Pernyataan Tanggung Keberhasilan menyelesaikan reviu tidak yang tersebar pada Provinsi Bali (3 NUP), dan Bangunan Air Tahun 2017-2018.
Jawab Mutlak (SPTJM); lepas dari kerja sama yang baik dibangun 5. Harian Kompas 23 Oktober 2018. Barang
Maluku (5 NUP), Sulawesi Tengah (8
Milik Negara: Nilai Aset Naik Rp4.190,31
• Melakukan koreksi pencatatan yang antara Pokja Laporan Keuangan, Biro NUP), dan Sulawsi Barat (1 NUP). Temuan Triliun.
diperlukan dalam SIMAK untuk Keuangan, dan Unit Eselon I lingkup tersebut akan terus ditindaklanjuti sampai

12 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 13


KINERJA KINERJA

berimplikasi pada meningkatnya peran sehingga dapat mengeliminir terjadinya


pengendalian internal PPK. Pada Perpres penyimpangan dan kecurangan pada unit
54 Tahun 2010 pengertian Pejabat Pembuat kerjanya untuk mewujudkan opini LK
Komitmen yang selanjutnya disebut PPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
adalah pejabat yang bertanggung jawab Selain ketentuan tersebut diatas, sesuai
atas pelaksanaan PB/J. Sedangkan pada PMK No. 190/PMK.05/2012 tentang cara
Perpres 16 Tahun 2018 tentang tentang pembayaran dalam rangka pelaksanaan
PB/J Pemerintah, bahwa Pejabat Pembuat anggaran pendapatan dan belanja negara
Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK pada Pasal 13 ayat 1 yang menyatakan
adalah pejabat yang diberi kewenangan bahwa dalam melakukan tindakan yang
oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dapat mengakibatkan pengeluaran
dan/atau melakukan tindakan yang dapat anggaran belanja negara PPK memiliki
mengakibatkan pengeluaran anggaran tugas dan wewenang untuk : (g) Menguji
belanja negara/anggaran belanja daerah. dan menandatangani surat bukti mengenai
Peran PPK dalam first lines of defence, hak tagih kepada negara; dan (h) Membuat
Efektivitas Pengendalian PPK Terhadap sesuai tugas dan kewenangannya harus dan menandatangani SPP; dan ayat 3 yang
memahami substansi dan administrasi menyatakan bahwa pengujian sebagaimana
Kualitas Laporan Keuangan KKP berkaitan dengan mandat yang telah dimaksud dalam ayat 1 huruf g dilakukan
diamanatkan sesuai Perpres 16 Tahun 2018, dengan menguji kebenaran materiil dan
Oleh: Setyawati, S.Sos, M.Ak (Auditor Madya Inspektorat II)
yang diundangkan pada 22 Maret 2018. keabsahan surat-surat bukti mengenai hak
Berkaitan dengan PPK dalam pelaksanaan tagih kepada negara

P
elaksana utama pengendalian intern rencana dan aturan. Bahwa kuat lemahnya PB/J telah dijabarkan kedalam 15 Pasal Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK-
(Internal Control), yaitu manajemen pengendalian PPK berpengaruh terhadap yaitu pasal 8, 11, 21, 23, 47, 49, 52,54, 56, 57, RI, sebagian besar temuan menunjukkan
itu sendiri, mulai dari pimpinan besar kecilnya penyimpangan, kecurangan, 59, 68, 79, 82, dan 88. Apabila hal tersebut atribut “Kurang Cermatnya PPK” sebagai
tertinggi sampai pelaksana terendah, pada dan tingkat efektivitas organisasi. PPK dipahami dan diterapkan diharapkan penyebab permasalahan. Hal tersebut secara
aktivitas yang dikelola mulai dari visi, dalam pelaksanaan tugas fungsinya harus terjadi efisiensi input, akuntabilitas proses, langsung menjelaskan bahwa substansi 15
misi, Renstra, RKT, program dan kegiatan. dilandasi integritas (kejujuran), nilai etika, efektivitas output dan berorientasi outcome pasal tersebut belum sepenuhnya dipahami
Pengendalian tersebut meliputi pengelolaan dan komitmen terhadap kompetensinya,
rutin, supervisi, pembandingan/rekonsiliasi, memiliki ketrampilan dan pengetahuan
dan tindakan lain yang terkait dalam secara teknis dan administrasi, responsif
pelaksanaan tugas. terhadap kondisi permasalahan yang terjadi
Kontribusi merupakan fungsi dalam dan mampu menyelesaikan permasalahan
peran pengendalian kegiatan dan yang dihadapi.
pengelolaan keuangan yang sangat vital
dalam mewujudkan tujuan dan sasaran tata Peran PPK Dalam Pengadaan Barang/
kelola pemerintahan yang baik. Pada First Jasa Pemerintah (PB/J)
Lines of Defence besar kecilnya kontribusi Salah satu perangkat sistem Pengendalian
dan komitmen Pejabat Pembuat Komitmen Intern di Indonesia adalah UU No. 28

slideshare.net/khalidmustafa1
(PPK) tercermin dari kualitas hasil Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan
perencanaan, persiapan, proses pelaksanaan, Negara Yang Bersih dan Bebas KKN dan
keluaran dan manfaat suatu kegiatan serta ketentuan PB/J yang diatur melalui Perpres.
pertanggungjawaban dan pelaporan yang Seiring dengan semakin kompleksnya
akuntabel. Hal ini mengandung makna permasalahan terjadi perubahan Perpres
kegiatan dapat dilaksanakan secara efisien, PB/J dimana tugas dan wewenang PPK
efektif, bermanfaat dan sesuai dengan mengalami pergeseran paradigma yang

14 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 15


KINERJA KINERJA

dan diterapkan secara efektif. Umumnya tidak tertib dan benar serta belum sesuai untuk menghindari pelelangan dan KP/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP
terdapat kecenderungan PPK merasa telah ketentuan (pada belanja sewa, lebih pengawasan pelaksanaan pekerjaan; di lingkungan KKP, terkait Pengendalian
mengetahui dan memahami tanpa membaca bayar belanja pemeliharaan peralatan b. Beberapa permasalahan pengendalian Rutin, Berkala, dan MR juga belum disusun
suatu peraturan secara menyeluruh, dan mesin, belanja honor yang tidak uang disebabkan PPK kurang optimal secara benar dan dilaporkan tepat waktu,
mempercayai pelaporan telah sesuai aturan sah, belanja bahan fiktif, lebih bayar dalam menguji/verifikasi dokumen aktivitas pengendalian dan penanganan
tanpa konfirmasi dan tidak melakukan belanja operasional, penyalahgunaan penagihan serta mengawasi pekerjaan tidak termonitor dengan baik, baik dari
monitoring karena kurangnya waktu dan belanja perjalanan dinas, realisasi belanja yang dilakukan penyedia; unit pemilik risiko maupun Satgas SPIP
adanya beban pekerjaan yang berlebih, perjalanan dinas luar negeri tidak sesuai 2. Kelemahan Kepatuhan terhadap Eselon I. Hal ini juga menjadi salah satu
yang ternyata diakhir kegiatan muncul ketentuan, bukti pertanggungjawaban Peraturan, diantaranya pemicu terjadinya penyimpangan yang
permasalahan-permasalahan. Komitmen belanja barang yang tidak diyakini a. PPK kurang cermat dalam melakukan tanpa disadari dapat berpengaruh terhadap
terhadap kompetensi yang melekat pada kebenarannya/tidak dilengkapi bukti pengendalian dan pengawasan opini LK KKP menuju ”Wajar Tanpa
jabatan PPK dan responsivitas terhadap yang sah, pengendalian pemakaian BBM pelaksanaan pekerjaan atas temuan : Pengecualian”.
kondisi kejadian yang tidak semestinya yang lemah, penyetoran pajak tidak sesuai pembayaran pengadaan tidak diyakini Mencermati pergeseran paradigma yang
menjadi sangat strategis, karena bagi ketentuan, pertanggungjawaban GU kewajarannya, Pengadaan barang tidak belum efektif tersebut, jika dihadapkan
manajemen harus dipertanggungjawabkan Persediaan Nihil tidak sah, pendapatan sesuai ketentuan; denda keterlambatan dengan pemeriksaan eksternal oleh BPK
kepada stakeholders. yang tidak dilaporkan, penatausahaan kelebihan pembayaran; lndikasi yang mengeluarkan pendapat/opini LK,
Sebagai PPK harus mengetahui “apa yang kas oleh Bendahara Pengeluaran belum Kerugian Negara atas keberlakuan maka posisi lini pertama pertahanan sebagai
bisa salah” (“what can go wrong”) pada setiap memadai, lebih bayar tunjangan kinerja, jaminan pelaksanaan yang daluwarsa entry point mengemban tugas dan tanggung
tahapan kegiatan yang dapat menggagalkan belanja barang bahan cetakan tidak b. PPK kurang cermat dalam tanggung jawab sangat strategis dan vital. Untuk
tujuan sehingga harus selalu memegang sesuai) jawabnya dalam melaksanakan itu dalam hal pengendalian internal PPK
prinsip on going monitoring melalui 3. Permasalahan Persediaan dan BMN tugas wewenang memastikan/ harus memahami kriteria dalam pemberian
pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, seperti saldo persediaan pada Neraca menguji kebenaran materiil dan suatu opini dari BPK sebagai antisipasi dan
rekonsiliasi dan tindakan lain yang terkait tidak menggambarkan nilai yang menandatangani keabsahan surat- terwujudnya ekspektasinya yaitu terkait:
dalam pelaksanaan tugas, mempedomani sewajarnya, Aset tak berwujud berupa surat bukti mengenai hak tagih • Efektifitas sistem pengendalian internal.
SOP yang ada untuk mengantisipasi segala paten dan hasil kajian penelitian yang kepada Negara atas temuan belanja • Kesesuaian dengan Standar Akuntansi
bentuk hal yang dapat menggagalkan tujuan tidak diyakini kebenarannya. barang tidak sesuai kondisi, kelebihan Pemerintah;
dari sasaran strategis yang telah ditetapkan. Terjadinya kelemahan SPI dan pembayaran perdin, honor dan tunkin, • Kecukupan pengungkapan (disclousure);
Kepatuhan terhadap peraturan pada belanja barang dan perjadin tidak • Kepatuhan terhadap peraturan
Permasalahan dan Opini LK beberapa kegiatan tersebut, menurut BPK- didukung bukti pertanggungjawaban perundang-undangan;
Memperhatikan hasil pemeriksaan RI disebabkan lemahnya pengendalian dari yang memadai Seperti kita ketahui, opini BPK atas
BPK-RI atas LK KKP Tahun 2017 dan hasil PPK di masing-masing Satker. Sebagai c. PPK kurang cermat dalam pengawasan pemeriksaan terhadap LK K/L dan
pengawasan Itjen KKP terdapat beberapa contoh : atas realisasi belanja atas temuan Pemerintah Daerah terdiri dari 4 pendapat
yang harus dibenahi pada pelaksanaan 1. Kelemahan SPI, diantaranya Pendapatan Pajak Belum Disetor; (opini) yaitu : Wajar Tanpa Pengecualian;
kegiatan lingkup KKP, diantaranya : a. Beberapa permasalahan realisasi Belum seluruhnya permasalahan mampu Wajar Dengan Pengecualian, Tidak Wajar;
1.
Permasalahan PB/J Belanja Modal Belanja disebabkan PPK kurang disikapi oleh PPK, kurangnya komitmen dan Pernyataan Tidak Memberikan
dan Bantuan Pemerintah antara cermat dalam : penggunaan anggaran untuk merubah kebiasaan (paradigma) lama Pendapat/Disclaimer.
lain pekerjaan tidak sesuai kontrak kegiatan, dalam melaksanakan tugas serta kurang responsif atas suatu kejadian,
(kekurangan volume, pekerjaan dan tanggung jawabnya;
 menguji dan merupakan hal yang harus dibenahi Upaya Antisipasi dan Pemecahan
terlambat), denda keterlambatan belum menandatangani surat bukti mengenai untuk mewujudkan tujuan dan sasaran Masalah
dikenakan, kelebihan pembayaran, hak tagih kepada negara;mengendalikan satker. Selain hal itu monitoring on going Dalam melakukan pengendalian intern
Jaminan pelaksanaan yang kadaluarsa, pelaksanaan kontrak, melakukan (pemantauan) dalam manajemen sebagai pemilik risiko pada umumnya berfokus
konstruksi dalam pengerjaan (KDP) pengawasan dan pengendalian tindakan preventif terhadap kemungkinan pada kelemahan/penyimpangan dan belum
yang tidak diyakini kewajarannya terhadap pelaksanaan pembayaran terjadinya penyimpangan belum intensif, sepenuhnya pada upaya konstruktif, serta
2.
Permasalahan Belanja Barang antara dan pengujian pertanggungjawaban komprehensip, dan menjadi rutinitas. masih mengandalkan pertahanan lini kedua
lain Pertanggungjawaban keuangan yang honorarium; memecah anggaran Penerapan Permen KP No.10/Permen- dan lini ketiga.

16 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 17


KINERJA KINERJA

Inspektorat Jenderal KKP sesuai Analisis resiko setiap Kegiatan dengan


tugas dan fungsi pengawasan, menjadi berbagai indikator penilaian dan
consulting partner, dan saat kegiatan Penanganan Risikonya;
berlangsung sebagai advisory services 9. Melakukan pembinaan kepada seluruh
kepada satker (pertahanan lini pertama) Pengelola Keuangan dan meningkatkan
untuk meningkatkan kualitas Laporan kompetensi pengelola keuangan melalui
Keuangan. Dalam rangka mengantisipasi bimbingan teknis, diklat dan pelatihan
terjadinya kelemahan dan penyimpangan SDM pengawasan;
dalam pengendalian, PPK dapat melakukan 10. Meningkatkan peran Tim Penge-
langkah-langkah berikut ini : lola Keuangan dan Tim Teknis dalam
1. Membangun dan meningkatkan komit- penyusunan laporan pertanggung-
men bersama untuk melaksanakan fungsi jawaban;
pengendalian secara efektif, terukur, 11. Mengusulkan peningkatan sarana
sistematis, dan berkesinambungan; prasarana pendukung kegiatan pengen-
2. Mengusulkan kepada pimpinan (KPA) dalian, seperti rekrutmen tenaga
untuk dilakukannya pengawasan kompeten, alokasi anggaran, penyediaan
APIP sejak perencanaan, sehingga tools/alat uji dan sarana operasional Pengawasan Berkelanjutan untuk
kemungkinan terjadinya penyimpangan lainnya;
dapat terdeteksi sejak dini dan 12. Meningkatkan koordinasi dengan Pencegahan Kerugian Negara
meminimalisir temuan eksternal; Pengelola Keuangan dan Tim Teknis
Oleh: Rahayu Winarti (Auditor Muda Inspektorat III)
3. Meningkatkan peran PPK dalam yang bertujuan untuk mengantisipasi
pelaksanaan kegiatan mengacu pada terjadinya kesalahan pada tahap per-

M
ketentuan; siapan atau perencanaan emperhatikan temuan BPK- khususnya melalui Probity Audit atas
4. Melakukan identifikasi permasalahan 13. Melaksanakan monitoring berkelanjutan RI pada hasil pemeriksaan Perencanaan PBJ yang dapat mengoreksi
dan rekapitulasi temuan hasil dan paralel atas laporan kegiatan secara atas Laporan Keuangan (LK) “ketidakwajaran” HPS yang berpotensi
pemeriksaan BPK RI maupun Itjen rutin dan berkala Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi temuan keuangan yang pada
KKP dan mempelajari saran untuk 14. Mengagendakan Forum Group Discus- (KKP) Tahun 2017, diketahui bahwa total LK 2016 nilainya sangat besar, serta
melakukan upaya/strategi pemecahan sion (FGD) atas hasil-hasil monitoring temuan keuangan mengalami “penurunan” didukung dengan reviu perencanaan atas
permasalahan sehingga tidak terulang. kegiatan secara rutin pada setiap
sekitar 70% dari LK Tahun 2016 (Sumber: penganggaran, reviu rencana kebutuhan
5. Meningkatkan koordinasi dengan jenjang proses manajemen, yaitu
Data olah LK 2016 dan 2017). Namun BMN (RKBMN), dan pemantauan
pertahanan lini kedua dan lini ketiga pada saat perencanaan penganggaran,
ada hal menarik, temuan yang berasal dari pelaksanaan pekerjaan.
dalam kerangka menindaklanjuti pelaksanaan kegiatan, monitoring dan
rekomendasi hasil pemeriksaan dan evaluasi kegiatan, serta pertanggung- pelaksanaan kontrak antara lain kelebihan
pengawasan; jawaban dan pelaporan. pembayaran dan denda mengalami Pengawasan Berkelanjutan
6. Mendorong berfungsinya Satgas Sistem peningkatan dari tahun sebelumnya. Apakah Sesuai dengan Program Kerja Peng-
Pengendalian internal Pemerintah Daftar Pustaka : hal ini disebabkan pemeriksaan BPK-RI awasan Tahunan 2018, kegiatan pengawasan
(SPIP) atau Unit Kepatuhan Internal 1. UU, No. 28 Tahun 1999, tentang berfokus pada keseluruhan pelaksanaan Itjen KKP mencakup pengawasan berupa:
Eselon I sebagai pertahanan lini kedua; Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan PBJ? audit, reviu, evaluasi dan pengawasan
7. Mengembangkan pola kemitraan Bebas KKN, Menurut penulis, menurunnya nilai lainnya. Sesuai laporan kinerja Triwulan I
2. Perpres 54 Tahun 2010 jo. Perpres 16 Tahun
dengan Bagian Hukum dan Unit temuan keuangan tersebut tidak lepas dari Tahun 2018, kegiatan pengawasan lebih
2018 tentang PB/J Pemerintah,
Layanan Pengadaan (ULP) untuk 3. Hasil pemeriksaan BPK RI atas laporan kerja keras dari Inspektorat Jenderal KKP didominasi oleh pengawasan lainnya
mengantisipasi terjadinya kesalahan Keuangan KKP Tahun 2017, yang terus komit dalam melakukan fungsi seperti sosialisasi budaya integritas dan
dalam proses PB/J; 4. PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem penjaminan mutu (quality assurance) dan pelayanan publik, namun kegiatan reviu
8. Menyusun MR Kegiatan yang diawali Pengendalian Intern Pemerintah. konsultansi (consulting/advisory services), Laporan Keuangan 2017, evaluasi kegiatan
dengan penyusunan Identifikasi MR,

18 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 19


KINERJA KINERJA

strategis, pemantauan kegiatan lanjutan probity audit dalam tahap pelaksanaan Implementasi Continous Auditing Melalui Continous monitoring
pada unit eselon I, dan probity audit tetap kontrak yang dinilai berisiko yaitu tahapan Continous Monitoring (CACM) (CM) ini manajemen diharapkan
berjalan. Pada Triwulan II dan III Tahun pembayaran pekerjaan, penentuan nilai Sejatinya konsep CACM (audit dapat segera mengetahui adanya
2018 dilakukan audit pertanggungjawaban jaminan pelaksanaan, dan jika ada perubahan dan pemantauan berkelanjutan) telah berbagai potensi penyimpangan
pengelolaan keuangan dan BMN pada kontrak alias CCO (Contract Change Order). didengungkan sejak awal tahun 2000. dalam pelaksanan anggaran termasuk
masing-masing Eselon I. Simpulan dari probity audit pada tahap Secara singkat, Continuous Auditing (CA) didalamnya PBJ. Dari CM tersebut,
Berkaca dari temuan BPK sebelumnya dapat didefinisikan sebagai metode atau selanjutnya pihak auditan dapat
pembayaran pekerjaan tidak serta merta
melaporkan potensi penyimpangan
bahwa penyimpangan berasal dari menyebutkan besaran nilai pembayaran kerangka kerja yang memungkinkan
tersebut kepada pihak pengawas
pelaksanaan PBJ, maka kegiatan probity yang boleh dibayarkan kepada rekanan, auditor untuk mendapatkan laporan atas hal
intern dalam hal ini Inspektorat
audit dan pemantauan berkala merupakan namun lebih kepada saran kepada PPK/ tertentu dengan menggunakan serangkaian
Jenderal, guna meminimalkan
“peluru” yang paling tepat untuk antisipasi KPA bahwa nilai pembayaran tidak boleh laporan secara simultan. Dengan demikian, penyimpangan lebih lanjut.
permasalahan di lapangan. Kegiatan probity melebihi realisasi fisik pekerjaan. Hal CA didesain untuk memungkinkan auditor
audit diharapkan dapat meminimalkan yang sama berlaku saat menentukan nilai melaporkan suatu audit atas hal tertentu
potensi penyimpangan dalam proses PBJ jaminan pelaksanaan ketika pekerjaan dalam rentang waktu yang lebih singkat menitikberatkan peran manajemen dalam
karena terdapat proses komunikasi auditor tidak selesai sampai batas waktu kontrak, dibandingkan model audit tradisional. pelaksanaannya, untuk menjamin proses,
ke auditan untuk pencegahan masalah, sehingga diperlukan penentuan berapa sisa Dalam pedoman audit teknologi global, kebijakan dan pengendalian internal telah
dan meminta komitmen perbaikan dari nilai pekerjaan yang harus dijamin oleh (IIA, 2012) didefinisikan sebagai metode berjalan dengan efektif (David Coderre,
auditan. Cakupan probity audit meliputi rekanan. Simpulan probity audit untuk otomatis yang digunakan untuk menilai 2016). Melalui CM ini manajemen
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan perubahan kontrak atau pekerjaan tambah risiko dan pengendalian dengan periode diharapkan dapat segera mengetahui
pemanfaatan barang dan jasa, sehingga kurang yaitu menilai kewajaran nilai dan yang lebih sering, sehingga dapat diketahui adanya berbagai potensi penyimpangan
pemantauan berkelanjutan atas pelaksanaan volume pekerjaan yang akan dilakukan anomali, reviu tren, pengendalian pengujian, dalam pelaksanan anggaran termasuk
PBJ harus dilakukan. tambah kurang, serta alasan-alasan yang serta aktivitas lainnya. didalamnya PBJ. Dari CM tersebut,
Data berkelanjutan ini sangat penting, mendasari perlunya diadakan pekerjaan Continous monitoring (CM), lebih selanjutnya pihak auditan dapat melaporkan
mengingat hasil kegiatan probity audit ini tambah kurang tersebut.
dapat menjawab semua permasalahan PBJ Hasil kegiatan probity audit ini harus
dilapangan, seiring dengan ditemukan dilakukan pemantauan agar pelaksanaan
berbagai penyimpangan atas pelaksanaan PBJ sesuai ketentuan, serta diperoleh
PBJ. Adapun data-data probity audit data dan informasi yang valid antara lain
yang dapat dipantau yaitu RAB, HPS, perkembangan pekerjaan pembangunan/
KAK, dokumen pengadaan, kontrak, konstruksi serta kesesuaian volume dan
laporan prestasi pekerjaan dan dokumen spesifikasi yang telah ditetapkan dalam
pertanggungjawaban lainnya yang dapat kontrak.Jika terdapat indikasi penyimpangan
digunakan untuk pemantauan pelaksanaan dari hasil pemantauan, namun bukti-bukti
PBJ dilapangan. belum memadai, maka dapat diusulkan
Waktu pelaksanaan probity audit dapat untuk dilakukan Audit Tujuan Tertentu
dilaksanakan bersamaan dengan proses guna memperluas pengujian sampel. Pada
pengadaan barang/jasa atau segera setelah kegiatan ATT ini, dapat melibatkan tenaga
proses pengadaan barang/jasa terjadi (real ahli yang memahami teknis konstruksi atau
time audit) atau pada tahap pelaksanaan keahlian lainnya yang diperlukan, namun
kontrak hingga pemanfaatan output dari jika tidak memungkinkan dapat dilibatkan
kontrak tersebut. Contoh ruang lingkup saat pemantauan.

20 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 21


KINERJA KINERJA

Dengan menerapkan CACM, auditor perencanaan anggaran untuk dapat


harus melakukan pencegahan dimulai memetakan mata anggaran kegiatan
dari tahap perencanaan melalui reviu (MAK) yang berpotensi sebagai “wadah”
perencanaan anggaran untuk dapat penyimpangan keuangan dan diharapkan
memetakan mata anggaran kegiatan akan mengeliminasi “wadah-wadah”
(MAK) yang berpotensi sebagai tersebut. Sebagai contoh, pembatasan atau
“wadah” penyimpangan keuangan seleksi atas biaya perjalanan dinas atau
dan diharapkan akan mengeliminasi rapat yang benar-benar mendukung tugas
“wadah-wadah” tersebut.
dan fungsi, penerapan sewa kendaraan
operasional, pengendalian belanja modal
potensi penyimpangan tersebut kepada atau belanja jasa konsultan atau belanja jasa
pihak pengawas intern dalam hal ini lainnya sesuai dengan tugas dan fungsi.
Inspektorat Jenderal, guna meminimalkan Selain itu, auditor juga harus memperkuat
penyimpangan lebih lanjut. upaya pencegahan kerugian negara dalam
Konsep ini membutuhkan ketersediaan tahap pelaksanaan kegiatan, karena pada
data secara kontinyu dan se-real time tahap pelaksanaan inilah seringkali terjadi
mungkin, sehingga dalam pelaksanaannya berbagai penyimpangan. Terjadinya
membutuhkan pembangunan suatu sistem Pembahasan Penyelesaian Hasil ATT Itjen KKP
penyimpangan tersebut karena fungsi
informasi dan monitoring data yang baik. pengendalian oleh lini pertama dalam three
Apabila telah berjalan, konsep ini dapat
diterapkan guna mengantisipasi sejak dini
lines of defence SPI - manajemen dalam unit Peran APIP dalam Mencegah
organisasi, tidak berjalan dengan semestinya
terjadinya penyimpangan.
Di lingkup KKP, telah ada aplikasi
untuk mengendalikan kegiatan. Pimpinan Timbulnya Kerugian Negara
Satker selaku KPA dan/atau PPK seringkali
e-Dalwas yakni sebuah sistem yang menjadi pihak yang justru menyebabkan Oleh: Suparyanto (Auditor Utama Inspektorat III)
dibangun untuk pelaporan secara elektronik terjadinya suatu temuan.
tentang perkembangan pelaksanaan Oleh sebab itu, melalui audit dan Kerugian Negara Ditambahkan oleh Theodorus M.
program/kegiatan yang dilaksanakan oleh pemantauan berkelanjutan maka per- Berdasarkan UU Nomor 1 tahun Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul
Satker secara lengkap, faktual, dan terkini, masalahan dilapangan dapat diantisipasi 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif
sesuai PermenKP Nomor: 29/PERMEN- dan diselesaikan sebelum dilakukan pada pasal 1 ayat (2) berbunyi “Kerugian tahun 2007 bahwa setidaknya terdapat lima
KP/2015 tentang Penyelenggaraan pemeriksanaan oleh pengawas eksternal Negara/Daerah adalah kekurangan uang, konsep atau metode penghitungan kerugian
Pengendalian dan Pengawasan Kegiatan (Tim BPK-RI), sehingga dapat mencegah surat berharga, dan barang yang nyata negara, yaitu:
Secara Elektronik di lingkungan KKP. kerugian negara sekaligus meningkatkan dan jumlahnya sebagai akibat perbuatan 1) kerugian keseluruhan (total loss) dengan
E-Dalwas dapat digunakan sebagai kualitas Laporan Keuangan KKP. melawan hukum baik sengaja maupun beberapa penyesuaian;
salah satu perangkat untuk mendukung lalai”. Sedangkan menurut UU Nomor 31 2) selisih antara harga kontrak dengan
kelancaran CACM di lingkungan KKP, Daftar Pustaka : tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak harga pokok pembelian atau harga pokok
meskipun dalam implementasinya masih 1. Pedoman Audit Teknologi Global, IIA (2012) Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah produksi;
ditemukan kendala. 2. PermenKP Nomor: 29/PERMEN-KP/2015 dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, tindak 3) selisih antara harga kontrak dengan harga
tentang Pengendalian dan Pengawasan Secara
pidana korupsi adalah tindakan setiap orang atau nilai pembanding tertentu;
Elektronik.
Pencegahan Kerugian Negara yang secara melawan hukum melakukan 4) penerimaan yang menjadi hak negara
Dengan menerapkan CACM, auditor perbuatan memperkaya diri sendiri atau tapi tidak disetorkan ke kas negara; dan
harus melakukan pencegahan dimulai orang lain atau suatu korporasi yang 5) pengeluaran yang tidak sesuai dengan
dari tahap perencanaan melalui reviu dapat merugikan keuangan negara atau anggaran, digunakan untuk kepentingan
perekonomian negara”. pribadi atau pihak-pihak tertentu.

22 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 23


KINERJA KINERJA

Namun, selama ini belum ada pembakuan dengan akun-akun tersebut. Keempat Tertib Administrasi Pemerintahan dan Dalam UU Administrasi Pemerintahan
maupun rumusan paten yang bisa dipakai akun tersebut adalah Receipt (Penerimaan), Peran APIP dijelaskan peran Aparat Pengawasan Internal
dalam menghitung kerugian Negara, Expenditure (Pengeluaran), Asset (Aset/ Tertib Administrasi Pemerintahan Pemerintah (APIP) dalam dalam hal ini
pembakuan atas cara penghitungan kerugian kekayaan), Liability (Kewajiban). Dengan yang dimaksud adalah tertib administrasi Itjen KKP untuk melakukan pengawasan
negara menurut pendapat penulis malah menggunakan istilah bahasa Inggris di atas, (akuntabel) dalam mengemban tugas pelaksanaan administrasi, khususnya dalam
akan menghilangkan unsur fleksibilitas pohon kerugian keuangan negara ini sering dan fungsi yang diberikan. Undang- pengawasan penyalahgunaan wewenang
dan menghilangkan pemikiran kreatif para disebut dengan R.E.A.L tree. Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang yaitu pada UU No 30 Tahun 2014 Pasal 20
akuntan, mengingat modus dalam tindak Beberapa contoh kerugian negara Adminstrasi Pemerintahan (AP) mengatur menjelaskan bahwa pengawasan terhadap
pidana korupsi yang melibatkan kerugian yang terjadi di Kementerian Kelautan dan tata cara pengambilan keputusan dan larangan penyalahgunaan wewenang ter-
negara semakin berkembang dan bervariasi. Perikanan pada beberapa akun seperti : tindakan administrasi pemerintahan agar hadap hasil pengawasan seperti :
Dalam kasus kerugian negara, ada 1) Penerimaan yaitu sewa lahan di Pelabuhan terciptakan kepastian hukum, mencegah 1) Tidak terdapat kesalahan;
empat akun besar yang bisa menjadi Perikanan dibawah tarif yang telah penyalahgunaan wewenang, menjamin 2) Terdapat kesalahan administratif, maka
sumber dari kerugian negara tersebut. ditentukan atau bahkan tidak disetor; akuntabilitas Badan dan/atau Pejabat dilakukan tindak lanjut dalam bentuk
Theodorus M. Tuanakotta (Tahun 2007) 2) Terjadinya mark down ukuran kapal Pemerintahan, memberi perlindungan penyempurnaan administrasi sesuai
dalam bukunya Menghitung Kerugian perikanan sehingga pungutan Hasil hukum kepada masyarakat dan aparatur dengan ketentuan peraturan perundang-
Keuangan Negara dalam Tindak Pidana Perikanan menjadi lebih kecil dari pemerintahan, melaksanakan ketentuan undangan; dan
Korupsi menggambarkan pohon kerugian seharusnya; peraturan peraturan perundang-undangan 3) Terdapat kesalahan administratif yang
keuangan negara yang dijelaskan seperti 3) Pengeluaran yaitu yang dipertanggung- dan menerapkan Azas-azas Umum menimbulkan kerugian keuangan negara,
di bawah ini (R.E.A.L Tree). Pohon jawabkan lebih besar dan pembayaran Pemerintahan Yang Baik (AUPB), serta maka dilakukan pengembalian kerugian
kerugian keuangan negara mempunyai kepada rekanan yang melebihi prestasi memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya keuangan negara yang dibebankan
empat cabang dimana masing-masing akun pekerjaan; kepada masyarakat. kepada Badan Pemerintahan ataupun
mempunyai cabang yang menunjukkan 4) Aset mangkrak. Asas-asas Umum Pemerintahan yang Pejabat Pemerintahan paling lama 10
kaitan antara perbuatan melawan hukum Baik merupakan acuan penggunaan (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
wewenang bagi Pejabat Pemerintahan diputuskan dan diterbitkannya hasil
POHON KERUGIAN KEUANGAN NEGARA dalam mengeluarkan keputusan dan/ pengawasan. Untuk menghindari hal
(R.E.A.L Tree) atau tindakan dalam penyelenggaraan tersebut (tindakan yang menimbulkan
pemerintahan. AUPB dalam UU No 30 kerugian Negara) salah satu kegiatan
R E A L Tahun 2014 meliputi asas : yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal
RECEIPT EXPENDITURE ASSET LIABILITY
• Asas Kepastian Hukum; KKP adalah melakukan Probity Audit.
(PENERIMAAN) (PENERIMAAN) (ASET) (KEWAJIBAN) • Asas Kemanfaatan; Selain amanat UUAP, APIP juga
• Asas Ketidakberpihakan; melaksanakan fungsi untuk mencegah
Wajib Bayar Kegiatan Pengadaan Kewajiban • Asas Kecermatan; timbulnya kerugian Negara melalui sesuai
Tidak Setor Fiktif Barang Nyata
• Asas tidak Menyalahgunakan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Wajib Pungut Perundangan Tak Pelepasan Kewajiban Bersyarat
Kewenangan; Pengendalian Intern Pemerintah, yaitu
Tidak Setor Berlaku Lagi Aset Menjadi Nyata • Asas Keterbukaan; dengan melaksanakan kegiatan : audit,
• Asas Kepentingan Umum; dan reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan
Potongan
Penerimaan
Pengeluaran Pemanfaatan Kewajiban • Asas Pelayanan yang Baik. lainnya. Kegiatan Probity Audit misalnya,
Lebih Cepat Aset Tersembunyi
Ditinggikan Dalam prakteknya agar tidak terjadi dapat dilakukan setiap tahapan pengadaan
penyalahgunaan wewenang maka wewenang barang dan jasa (persiapan, pelaksanaan
Penempatan
Aset yang dimiliki seseorang harus dipublikasi, tender, pelaksanaan kontrak/fisik pekerjaan,
sistem dan mekanisme harus transparan dan dan pemanfaatan output). Kegiatan probity
Kredit Macet disesuaikan dengan perkembangan jaman audit dapat mencegah kerugian negara
dan dilakukan pembatasan wewenang. pada tahap pelaksanaan kontrak dan

24 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 25


KINERJA KINERJA

Peran APIP yang efektif dalam pencegahan b. APIP memiliki kapasitas dan kompetensi
kerugian negara melalui peran quality sehingga sedapat mungkin terlibat di
assurance dan advisory services, akan dalam penegakan hukum yang melibatkan
berdampak pada Laporan Keuangan Tahun
2018 memperoleh opini WTP dan tidak
Aparatur Sipil Negara (ASN);
ada pimpinan atau pegawai yang berurusan c. APIP harus mampu membangun jejaring
dengan APH (Aparat Penegak Hukum). dengan kalangan akademisi/ahli, LSM
dan berbagai stakeholders lainnya yang
pemanfaatan output. Hal ini sejalan dengan dapat membantu penegakan hukum yang
peran APIP sebagai quality assurance dan efektif dan berkeadilan;
advisory services. d. Dengan adanya koordinasi penegakan Pabrik Pakan Ikan
Dalam advisory services atau sebagai hukum, maka dapat didayagunakan di Kabupaten Pangandaran
konsultan, aparat APIP sebaiknya menguasai untuk menentukan kualifikasi perbuatan
proses bisnis dari suatu program/kegiatan hukum yang berdasar pada hukum Penyelesaian Pekerjaan Kontraktual
mitranya, sehingga dapat memberikan materil maupun hukum formil;
titik-titik risiko yang membahayakan dan e. Melalui koordinasi penegakan hukum Pada Akhir Tahun Anggaran
memberikan tindakan (pengendalian) untuk dapat dihindari terjadinya : ego sektor Oleh: Doni Wiryadinata, S.St.Pi (Auditor Muda Inspektorat IV)

S
meminimalkan dampak dan probabilitas penegak hukum, ketidakjelasan dan
terjadinya risiko yang akan mengganggu ketidakpastian dalam merespon laporan etiap menjelang akhir tahun pihak yang kompeten dalam kesepakatan
pencapaian tujuan dari program/kegiatan masyarakat, tumpang tindih, berebut tepatnya pertengahan Desember yang saling menguntungkan. Kontrak
yang sudah dirancang. kasus, saling menyalahkan, saling merupakan alarm bagi semua tertuang di dalam dokumen tertulis yang
Dalam quality assurance (peran penjamin mengandalkan; dan inefisiensi. pengelola keuangan khususnya berisi persetujuan dari para pihak, dengan
mutu) APIP semestinya menguasai proses Peran APIP yang efektif dalam Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atas batas syarat dan ketentuan sebagai bukti dari segala
waktu untuk mempertanggungjawabkan kewajiban.
bisnis dari suatu rangkaian kegiatan pencegahan kerugian negara melalui peran
administrasi penggunaan keuangan negara Lebih rinci dijelaskan dalam Peraturan
pengawasan, sehingga apabila suatu Satker quality assurance dan advisory services, akan
baik untuk pekerjaan kontraktual maupun Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
telah dilakukan kegiatan pengawasan, berdampak pada Laporan Keuangan Tahun
non kontraktual. Utamanya pada pekerjaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun
APIP dapat menghasilkan jaminan kualitas 2018 memperoleh opini WTP dan tidak kontraktual yang membutuhkan persyaratan 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
terhadap satker tersebut, sehingga tidak ada pimpinan atau pegawai yang berurusan administrasi yang agak rumit untuk dipenuhi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
terdapat permasalahan yang berarti di dengan APH (Aparat Penegak Hukum). oleh pihak ketiga, terlebih jika pekerjaan melalui Penyedia dijelaskan bahwa Pejabat
kemudian hari. tersebut belum dapat diselesaikan sesuai Penandatanganan Kontrak (PPK) memilih
Dalam mencegah terjadinya kerugian Daftar Pustaka : waktu yang ditetapkan dalam kontrak. jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
negara selain peningkatan peran APIP 1. Undang-Undang (UU) Nomor 30 Tahun 2014 Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan antara lain: jenis
sebagai quality assurance dan advisory Tentang Adminstrasi Pemerintahan bahwa dapat kita lihat beberapa pekerjaan barang/jasa, spesifikasi teknis/KAK, volume,
services, juga diperlukan Political Will yang 2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan kontraktual yang tidak selesai tepat waktu lama waktu pekerjaan, dan/atau kesulitan
kuat di antara penegakan hukum untuk Negara dan hal ini membutuhkan perpanjangan dan risiko pekerjaan. Pertimbangan-
melakukan koordinasi antara APIP dengan 3. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi No. waktu untuk menyelesaikannya, namun tetap pertimbangan tersebut seharusnya sudah
31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah sesuai ketentuan yang berlaku. menjadi bagian integral dari sistem
APH (Aparat Penegak Hukum) dengan
dengan UU No.20 Tahun 2001 pengendalian intern dalam pelaksanaan
fungsi, sebagai berikut :
4. PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Kontraktual pengadaan barang/jasa pada setiap unit
a. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 dan Intern Pemerintah Kontraktual menurut Black’s Law kerja, sedangkan hal-hal lain yang berpotensi
UU No. 30 Tahun 2014, Aparat Pengawas Dictionary adalah suatu persetujuan antara menghambat pencapaian tujuan pengadaan
5. Tuanakotta,T, Menghitung Kerugian Negara
Intern Pemerintah (APIP) menjadi dalam Tindak pidana Korupsi, Penerbit dua orang atau lebih yang menimbulkan barang/jasa yang tidak dapat dikendalikan
pemegang peran dalam penegakan Salemba empat. Tahun 2007 kewajiban untuk melakukan atau tidak secara langsung merupakan sebuah risiko
hukum; melakukan tindakan secara sebagian atau yang perlu mendapatkan penanganan yang
keseluruhan. Kontrak dilakukan oleh pihak- memadai.

26 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 27


KINERJA KINERJA

Risiko Pekerjaan Kontraktual kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa pada tahun berikutnya, maka persyaratan 2. Memastikan besaran progres fisik
Salah satu risiko pekerjaan kontraktual untuk dapat menyelesaikan sisa pekerjaan penyelesaian pekerjaan mengacu pada pekerjaan yang akan dilanjutkan;
adalah keterlambatan dalam penyelesaian paling lambat 50 hari kalender sejak PMK Nomor 243/PMK.05/2015 tentang 3. Memastikan keabsahan Bank Garansi
pekerjaan yang melebihi tahun anggaran berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan Anggaran dalam rangka yang diberikan Penyedia Barang/Jasa;
antara lain dipicu oleh berbagai faktor: Langkah pemutusan kontrak yang diambil Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak 4. Meminta Inspektorat Jenderal untuk
1) keterlambatan alasan teknis yaitu oleh PPK disebabkan alasan tertentu antara Terselesaikan sampai dengan Akhir Tahun mereviu administrasi pembayaran dan sisa
pemilihan lokasi pekerjaan yang sulit lain Penyedia gagal memperbaiki kinerja Anggaran. Pada ketentuan ini diatur pekerjaan yang belum terselesaikan;
dijangkau, kurangnya tenaga kerja, setelah mendapat Surat Peringatan (SP) persyaratan yang lebih spesifik dalam 5. Menyetujui pemberian kesempatan
material yang sulit diperoleh, cuaca sebanyak tiga kali. Sedangkan langkah yang penyelesaian pekerjaan di tahun berikutnya, penyelesaian pekerjaan. Dalam hal
ekstrim, antrian bongkar muat material di diambil PPK untuk memberikan kesempatan namun persyaratan tersebut tetap juga pemberian kesempatan melalui PMK
pelabuhan, serta kurang komit Penyedia kepada Penyedia Barang/Jasa dalam digunakan pada penyelesaian pekerjaan pada 243 Tahun 2015 diharuskan melakukan
Barang/Jasa atas modal kerja yang harus menyelesaikan sisa pekerjaan antara lain akhir tahun anggaran. addendum kontrak dengan menambahkan
dikeluarkan; dan mempertimbangkan tujuan pengadaan dari Sebagai contoh, kontrak berakhir tanggal klausul pembiayaan pada tahun berikutnya;
2) keterlambatan alasan prosedur yaitu pekerjaan tersebut, dan menilai kesanggupan 16 Desember 2018 namun realisasi fisik pada 6. Menyelesaikan administrasi pembayaran
proses tender mengalami beberapa kali Penyedia Barang/Jasa dalam menyelesaikan tanggal tersebut baru mencapai 75%, maka sesuai dengan RPD;
gagal tender, serta adanya pengaduan pekerjaan dengan pengenaan sanksi denda administrasi yang harus dilengkapi Penyedia 7. Mengajukan pembayaran melalui KPPN,
dalam pelaksanaan tender yang ternyata keterlambatan. Barang/Jasa berdasarkan PMK Nomor 243/ dengan ketentuan:
benar, sehingga pelaksanaannya menjadi PMK.05/2015 adalah: a. Pengajuan SPM termin II (80%)
tertunda. Langkah-langkah dalam Penyelesaian • Mengajukan surat permohonan kepada dilakukan setelah progres fisik mencapai
Dalam pelaksanaan kontrak, pihak PPK Pekerjaan PPK untuk diberikan kesempatan atas 80%. Misalkan capaian 80% baru
cenderung tidak memperhatikan faktor- Pada prinsipnya, pemberian kesempatan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan diperoleh pada tanggal 19 Desember.
faktor risiko tersebut, sehingga keterlambatan Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan dalam waktu tertentu, misalnya sampai Maka, pembayaran termin II dapat
pekerjaan akan sering dijumpai di akhir pekerjaan melewati akhir tahun anggaran dengan tanggal 31 Desember; dilakukan pada tanggal 20 Desember
tahun anggaran. Hasil identifikasi awal dibolehkan berdasarkan pertimbangan teknis • Bersedia dikenakan sanksi berupa denda sebesar 80% dengan memperhitungkan
penulis bahwa beberapa pekerjaan prioritas dari KPA/PPK dan tentunya harus dapat keterlambatan sejak berakhirnya kontrak denda keterlambatan 4 hari yang
lingkup KKP tahun 2018 berpotensi tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan hingga selesainya pekerjaan; dipotong SPM. Dengan demikian,
terselesaikan di akhir tahun ini dan besar dalam Peraturan Direktur Jenderal • Memperpanjang jaminan pelaksanaan Penyedia Barang/Jasa menerima
kemungkinan menempuh mekanisme Perbendaharan Nomor PER-13/PB/2018 hingga tanggal 31 Desember; pembayaran sesuai dengan prestasi
penyelesaian di tahun anggaran, antara lain (Perdirjen No. 13 Tahun 2018) tentang • Menyerahkan Bank Garansi (Surety Bond) fisik 80% dan setelah dikenakan denda
pekerjaan pembangunan Pasar Ikan Bersih Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan sebesar minimal sisa pekerjaan yang belum keterlambatan.
di Kota Padang, pekerjaan pembangunan Pengeluaran Negara pada Akhir Tahun 2018, terselesaikan; b. Pengajuan SPM temin III (100%)
fasilitas umum di Kawasan SKPT Biak, dan dan atau PMK Nomor 243/PMK.05/2015 • Menyelesaikan administrasi penagihan dilakukan maksimal pada tanggal 21
pembangunan Single Cold Storage (SCS) di tentang Pelaksanaan Anggaran dalam pembayaran sesuai dengan Rencana Desember setelah dipastikan Penyedia
Kawasan SKPT Mimika. Rangka Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Penarikan Dana (RPD) atau sebagaimana menyerahkan Bank Garansi sebesar sisa
Atas keterlambatan penyelesaian Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun tertuang pada kontrak, misalnya sisa pekerjaan yang belum selesai. Apabila
pekerjaan ini dapat dipastikan bahwa Anggaran. pembayaran termin II sebesar 80% dan Penyedia gagal menyerahkan Bank
Penyedia Barang/Jasa telah cedera janji Dalam Perdirjen No. 13 Tahun 2018 termin III sebesar 100%. Garansi pada tanggal yang ditetapkan,
(wanprestasi) terhadap hak dan kewajiban mengatur pekerjaan yang menurut sifatnya • Melampirkan capaian fisik pekerjaan dan maka pemberian kesempatan dibatalkan
yang tertuang dalam kontrak. Untuk dapat dilakukan pembayaran 100% di akhir pembayaran dari hasil reviu Inspektorat dan dilakukan pemutusan kontrak
mengatasi hal tersebut sesuai Perka LKPP tahun anggaran, namun waktu pengajuan Jenderal. secara sepihak.
Nomor 9 Tahun 2018, Bagian 7.18 terdapat SPM dibatasi sampai tanggal 21 Desember Adapun dari pihak PPK harus melakukan Maka, apabila hal-hal tersebut
dua langkah yang dapat ditempuh oleh PPK 2018, sementara progres fisik pekerjaan belum langkah-langkah sebagai berikut sesuai PMK telah terpenuhi, Penyedia Barang/Jasa
dalam menyelesaikannya, yaitu: selesai 100% pada tanggal 21 Desember atau Nomor 243/PMK.05/2015 yaitu: diperbolehkan tetap melanjutkan pekerjaan
1) PPK melakukan pemutusan kontrak bahkan melewati tahun anggaran. 1. Melakukan penelitian terhadap surat sampai dengan selesai, sedangkan apabila
secara sepihak, dan atau Berbeda halnya jika pembayaran atas kesanggupan Penyedia Barang/Jasa dalam ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka
2) menempuh mekanisme pemberian keterlambatan tersebut akan dianggarkan menyelesaikan keseluruhan pekerjaan; pihak Pejabat Penandatangan Kontrak dapat

28 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 29


KINERJA KINERJA

menempuh proses pemutusan kontrak secara


sepihak dengan pembayaran sesuai prestasi
permasalahan di lapangan khususnya waktu
penyelesaian pekerjaan. Sikap PPK dalam
pekerjaan. Potensi keterlambatan pekerjaan dapat
terdeteksi sejak awal oleh Tim Itjen, Pencantuman Daftar Hitam
Upaya Penyelesaian Pekerjaan sehingga dapat diberikan alternatif solusi atas Oleh: : Raymond RM Bako (Auditor Madya Inspektorat III)
Kontraktual permasalahan yang ada, namun atas saran atau

D
Berkaca pada tren keterlambatan rekomendasi yang telah disampaikan masih
penyelesaian pekerjaan di akhir tahun, belum optimal dilaksanakan oleh Satker. alam rangka merealisasikan salah satu permasalahan besar dalam
kiranya dapat menjadi acuan bagi PPK pada Sebagai contoh, kasus keterlambatan berulang belanja modal maka di- pelaksanaan kontrak adalah terjadinya
masing-masing Satker untuk mengevaluasi terjadi seperti tahun sebelumnya dengan laksanakan pengadaan barang pemutusan kontrak. Pemutusan kontrak
kinerja atas pelaksanaan pengadaan Barang/ sebab yang sama antara lain pelaksanaan dan jasa yang dalam hal ini kerja disebabkan oleh banyak faktor dan yang
Jasa. Dimana permasalahan keterlambatan tender yang terlambat dan berlarut-larut, melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak paling dominan adalah karena kesalahan/
ini acapkali berulang dengan sebab yang Penyedia Barang/Jasa kurang komit atas pengguna, sebagai pihak yang membutuhkan kelalaian pihak penyedia jasa. Beberapa
sama dari tahun ke tahun. Adapun upaya modal kerja yang harus dikeluarkan, serta barang/jasa; dan pihak penyedia barang/ alasan sehingga terjadi pemutusan kontrak,
yang dapat dilakukan PPK dari masing- pengiriman barang material ke lokasi proyek
masing Satker yaitu: jasa, sebagai pihak yang melaksanakan antara lain disebabkan kualitas pekerjaan
yang memakan waktu, sehingga masih
1. Mengendalikan perencanaan dan pekerjaan atau layanan jasa yang dilakukan tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditemukan pekerjaan-pekerjaan kontraktual
penganggaran pengadaan barang/jasa yang mengalami keterlambatan dalam berdasarkan permintaan atau perintah resmi disyaratkan, pekerjaan tidak sesuai dengan
secara cermat dan akurat agar tidak terjadi penyelesaiannya di akhir tahun anggaran. dari pihak pengguna dan dituangkan dalam gambar rencana/kerja, bobot fisik terlaksana
proses reviu yang berulang-ulang; Untuk mencegah masalah keterlambatan kontrak/surat perjanjian. Di dalam kontrak jauh di bawah bobot fisik rencana, pekerjaan
2. Memperbaiki kerangka acuan kerja dalam dan hal lainnya terjadi berulang, maka hasil berisi perjanjian-perjanjian dan mengikat fisik tidak selesai walaupun sudah diberikan
hal persyaratan kualifikasi Penyedia dan pengawasan Itjen tersebut harus dilakukan secara hukum pihak- pihak yang terlibat penambahan waktu sesuai peraturan yang
penjadwalan tender yang seharusnya pemantauan atas pelaksanaannya melalui dalam kontrak. berlaku.
dapat dilaksanakan lebih awal guna laporan dari Satker atas capaian fisik Dalam rangka pemenuhan seluruh Ada hal yang paling kritis dalam
mengantisipasi waktu yang hilang akibat pekerjaan di lapangan secara berkala. pekerjaan yang disepakati dalam kontrak, pelaksanaannya suatu pengadaan barang
risiko kegagalan tender, lokasi pekerjaan
yang jauh, serta ketidakbonafitan Penyedia; Daftar Pustaka :
3. Memperketat jadwal pelaksanaan 1. Black’s Law Dictionary; APA ITU DAFTAR HITAM NASIONAL?
pekerjaan supaya tidak sampai mendekati 2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
akhir tahun anggaran; tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
DAFTAR HITAM NASIONAL adalah kumpulan Daftar Hitam yang dimuat
4. Mengintensifkan pendampingan oleh Pemerintah;
3. Perka LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentan dalam Portal Pengadaan Nasional
Inspektorat Jenderal melalui probity audit,
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/
reviu, atau pemantauan dalam setiap
Jasa Pemerintah;
tahapan pengadaan dan menindaklanjuti
4. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharan
saran atau rekomendasi yang disampaikan. Nomor PER-13/PB/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Peran Inspektorat Jenderal Negara pada Akhir Tahun 2018.
Dalam mempercepat pelaksanaan 5. PMK Nomor 243/PMK.05/2015 Junto
kontraktual di lingkup KKP, Inspektorat PMK Nomor 194/PMK.05/2014 tentang
Jenderal telah mendorong seluruh Satker Pelaksanaan Anggaran dalam Rangka
untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak
melalui kegiatan probity audit, reviu dan Terselesaikan Sampai Dengan Akhir Tahun
pemantauan sejak tahap perencanaan, Anggaran.
pelaksanaan kontrak sampai pemanfaatan 6. Hasil pengawasan pekerjaan kontraktual
Akses di :
pada mitra kerja Inspektorat IV Tahun 2018.
barang/jasa. Kegiatan pengawasan inaproc.id/daftar-hitam
ini bertujuan untuk meminimalkan

30 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 31


KINERJA KINERJA

dan jasa, yaitu ’ketidaksanggupan’ pihak a. Periode I (rencana fisik pelaksanaan • Penyedia Barang/Jasa membayar denda Sanksi Daftar Hitam di Pasal 8 yang
Penyedia dalam menyelesaikan pekerjaan 0% - 70% dari Kontrak), realisasi fisik keterlambatan; dan menyebutkan bahwa penetapan sanksi
sesuai batas waktu yang telah disepakati dan pelaksanaan terlambat lebih besar 10% • Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar Hitam melalui tahapan yang
ditetapkan dalam kontrak (tepat waktu). dari rencana; Daftar Hitam. meliputi: (a) pengusulan; (b) pemberitahuan;
Penulis memberi penekanan atas kata b. Periode II (rencana fisik pelaksanaan Berdasarkan hasil pengawasan (c) keberatan; (d) permintaan rekomendasi;
’ketidaksanggupan tepat waktu’ karena hal 70% - 100% dari Kontrak), realisasi fisik yang pernah dilaksanakan oleh Penulis (e) pemeriksaan usulan; dan (f ) penetapan.
itu dapat berimplikasi pada 2 kondisi, yaitu: pelaksanaan terlambat lebih besar 5% ditemukan terdapat Penyedia Barang/ Pada Paragraf 2 tentang ‘Pemberitahuan’
(1) pekerjaan dapat diselesaikan oleh dari rencana; Jasa dikenakan Blacklist/Daftar Hitam di Pasal 11 ayat (1) disebutkan bahwa
Penyedia dengan disertai sanksi denda c. Periode III (rencana fisik pelaksanaan setelah dilakukannya penandatanganan tembusan/salinan usulan penetapan Sanksi
keterlambatan, dan; 70% - 100% dari Kontrak), realisasi fisik kontrak dan ada juga Penyedia Barang/Jasa Daftar Hitam telah disampaikan oleh
(2) pekerjaan tidak dapat diselesaikan pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dikenakan Blacklist/Daftar Hitam sebelum PPK/Pokja Pemilihan kepada Penyedia.
sehingga terjadi pemutusan kontrak. dari rencana dan akan melampaui tahun dilakukannya penandatanganan kontrak. Penyampaian tembusan/salinan usulan
Hal-hal yang berkaitan dengan anggaran berjalan. Di antara kedua kondisi ini, maka kali ini penetapan Sanksi Daftar Hitam kepada
terjadinya ’Putus Kontrak’ selain diatur Seperti diuraikan sebelumnya, seorang akan dibahas langkah-langkah yang perlu Penyedia dilakukan melalui e-mail, facsimile,
pada Peraturan Presiden Nomor 16 tahun PPK perlu memahami mekanisme diambil oleh PPK dalam menyikapi kondisi jasa pengiriman, dan/atau diantar langsung
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa pemberian Surat Peringatan kepada ‘sebelum dilakukannya penandatangan (ayat 2). Melalui mekanisme ini dapat
Pemerintah, juga diatur di Peraturan Kepala Penyedia (mulai SP 1 s.d. SP 3) apabila kontrak’. diyakini, bahwa PT XX seharusnya telah
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa progress pekerjaan sangat rendah. Langkah- Diketahui ada satu Penyedia yaitu PT menerima dan mengetahui bahwa Sanksi
Pemerintah Nomor 9 tahun 2018 tentang langkah yang dapat diambil oleh seorang XX mengikuti lelang Paket Pembangunan Daftar Hitam akan dikenakan kepada
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ PPK dalam menyiapkan pemberian SP Pabrik di Kementerian A dan Penyedia pihak PT XX. Selain itu jika berpedoman
Jasa melalui Penyedia, Peraturan Kepala kepada Penyedia yang progress pekerjaan tersebut ditetapkan menjadi pemenang kepada Instruksi Kepada Peserta (IKP)
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ masih sangat rendah, yaitu melaksanakan paket tersebut. Setelah diterbitkannya dalam Dokumen Pengadaan yang terkait
Jasa Pemerintah Nomor 18 tahun 2014 Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/ Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa Pemasukan/Penyampaian Dokumen
tentang Daftar Hitam dalam Pengadaan SCM-1) di mana PPK melakukan evaluasi (SPPBJ), PPK menerima Surat Pengaduan Penawaran ada disebutkan bahwa dengan
Barang/Jasa Pemerintah yang kemudian keterlambatan realisasi fisik sesuai jadual yang menyebutkan bahwa PT XX telah mengirimkan data kualifikasi secara
diperbaharui dengan Peraturan Kepala serta mengevaluasi faktor penyebab dikenakan Blacklist/daftar hitam dari elektronik, peserta lelang menyetujui
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa keterlambatan. Setelah selesai dilaksanakan Kementerian B. Dalam kondisi ini, PT pernyataan (salah satunya) bahwa yang
Pemerintah Nomor 17 tahun 2018 tentang SCM, maka PPK membuat peringatan XX menjelaskan kepada PPK bahwa PT bersangkutan berikut pengurus badan usaha
’sanksi Daftar Hitam dalam Pengadaan tertulis pertama kepada penyedia barang/ XX baru menerima SK Penetapan Daftar tidak masuk dalam daftar hitam.
Barang/Jasa Pemerintah. jasa perihal keterlambatan pelaksanaan Hitam setelah penetapan Blacklist/Daftar Sudah sepatutnya dengan kondisi
Guna menghindari terjadinya per- pekerjaan. Hitam setelah penandatanganan kontrak. tersebut, dapat diyakini bahwa pihak
masalahan yang berpotensi muncul saat Pemberian Surat Peringatan sampai tiga Guna menyikapi kondisi tersebut, PPK Penyedia PT XX dapat dinilai telah
kontrak sedang dilaksanakan, maka di kali (SP-3) kepada Penyedia menandakan perlu meneliti kebenaran surat pengaduan menipu/memalsukan informasi dengan
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak bahwa Penyedia gagal dalam memperbaiki tersebut. Apabila PPK mencermati tidak menyampaikan kepada Pokja
(SSUK) perlu diuraikan kriteria yang kinerjanya, meskipun telah beberapa Peraturan Lembaga No. 18 Tahun 2018 bahwa perusahaannya telah terkena
terkait dengan ’Pemutusan Kontrak oleh kali menerima Surat Peringatan yang Pasal 6 ayat (1) disebutkan bahwa ‘Sanksi sanksi penetapan daftar hitam/blacklist.
PPK’. Dalam pelaksanaan suatu kontrak berimplikasi kepada pemutusan kontrak. Daftar Hitam berlaku sejak tanggal Surat Berdasarkan mekanisme tersebut, sudah
dikenal adanya ‘kontrak kritis’, di mana Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan Keputusan ditetapkan dan tidak berlaku seharusnyalah salinan Surat Keputusan
seorang PPK harus memberikan peringatan karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa: surut (non-retroaktif ). PPK harus lebih penetapan Blacklist/daftar hitam oleh
secara tertulis terhadap pihak Penyedia yang • Jaminan Pelaksanaan dicairkan; cermat mempelajari ketentuan tersebut, Kementerian B sampai ke alamat tujuan
mengalami kontrak kritis”. Pada SSUK • Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh karena akan menentukan nasib penyedia dan diterima oleh PT XX pada hari yang
dapat dituangkan kategori kontrak kritis, Penyedia Barang/Jasa atau Jaminan Uang barang yang akan melaksanakan pekerjaan, sama atau beberapa hari setelahnya karena
yaitu: Muka dicairkan; terutama dalam hal Tata cara Penetapan memang ditujukan ke PT XX kecuali

32 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 33


KINERJA KINERJA

kuat dari Pokja Pengadaan Barang/Jasa di


setiap satuan kerja dalam mengamankan
pelaksanaan Pelelangan dengan lebih
cermat dalam melaksanakan kewajibannya
dalam melakukan evaluasi (administraasi,
teknis dan harga).

apabila alamat PT XX tidak benar. Dalam Daftar Pustaka :


1. Abdul Djau, Rahman, 2018, “Manajemen
kasus ini dapat disimpulkan bahwa Penyedia
Risiko Proyek untuk Mencegah Terjadinya
Jasa PT XX tidak beritikad baik dengan Pemutusan Kontrak Kerja pada Proyek
menyampaikan data dan informasi yang Abrasi Pantai Desa Biluhu Tengah”,
tidak benar kepada Pokja. Gorontalo Journal of Insfrastructure & Science
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Engineering, Vol. 1 No. 1-April 2018;
seorang PPK sepatutnya dapat mengambil 2. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah Republik Indonesia, 2018;
sikap dengan melakukan Pemutusan
Peraturan Lembaga No. 9 Tahun 2018,
Kontrak terhadap PT XX yang didasarkan tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Pasal 3 yang menyebutkan bahwa ‘Sanksi Barang/Jasa melalui Penyedia;
Daftar Hitam diberikan kepada peserta 3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Tempat Pelelangan Ikan di PPN Ternate
pemilihan/Penyedia apabila peserta Jasa Pemerintah Republik Indonesia, 2018;
pemilihan menyampaikan dokumen
atau keterangan palsu/tidak benar untuk
Peraturan Lembaga No. 17 Tahun 2018,
tentang Sanksi Daftar Htam dalam Pengadaan Evaluasi Pembangunan dan
Rehabilitasi TPI Higienis
Barang/Jasa Pemerintah;
memenuhi persyaratan yang ditentukan 4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/
dalam Dokumen Pemilihan’. Jasa Pemerintah Republik Indonesia, 2014;
Oleh : Ir. Lutfi (Auditor Madya Inspektorat II)
Keputusan PPK untuk berani melakukan Peraturan Lembaga No. 18 Tahun 2014,

S
pemutusan kontrak tersebut menandakan tentang Daftar Hitam dalam Pengadaan
ebagian kita mungkin pernah ke TPI, sampai saat pendistribusian ke
adanya integritas yang tinggi dari seorang Barang/Jasa Pemerintah.
mendatangi Pelabuhan Perikanan, konsumen atau pasar. Khusus perlakuan
Pejabat. Perlu adanya komitmen yang
dan merasakan lingkungan yang di TPI, biasanya ikan diletakkan di lantai,
kurang enak, terkesan kumuh, kotor sedangkan lantai tersebut kotor karena
dan bau amis yang menyengat. Khususnya masyarakat bebas berlalu lalang, sehingga
jika berada di Tempat Pemasaran Ikan (TPI) kualitas ikan menurun akibat ikan
dengan lantainya yang kotor, keterbatasan bergesekan langsung dengan lantai dan ikan
air untuk membersihkan lantai, saluran terkontaminasi oleh bakteri.
air tidak berfungsi sehingga air tergenang
dan mengeluarkan aroma yang tidak enak, Perencanaan TPI Higienis
semua itu menguatkan anggapan bahwa Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
pengelolaan dan penanganan ikan kurang dimulai tahun 2017 melaksanakan
diperhatikan. rehabilitasi TPI untuk mewujudkan
Ikan yang diproduksi melalui tangkapan, TPI yang lebih bersih melalui kegiatan
dijumpai seringkali mengalami kerusakan Pembangunan/Rehabilitasi TPI Higienis.
dan kerusakan ikan tersebut secara riil Selama dua tahun terakhir (2017 s.d. 2018),
bervariasi. Kerusakan ikan dimulai sejak kegiatan tersebut telah menelan biaya
proses penanganan di kapal, ketika sekitar Rp 30 Milyar dengan merehabilitasi
dibongkar, saat pengiriman ikan sampai dan membangun sebanyak 31 TPI Higienis

34 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 35


KINERJA KINERJA

yang tersebar pada 15 lokasi Unit Pelaksana terjadinya sinar matahari langsung pada dan saluran air tidak berfungsi sehingga
Teknis Daerah (UPTD) dan 16 lokasi Unit ikan. berdampak pada kualitas lingkungan dan

(twitter.com/ppnternate)
Pelaksana Teknis (UPT) Pusat. 3. Lantai; lantai yang ditentukan harus kualitas ikan.
Dengan adanya pembangunan/reha- kedap air, rata, tidak berpori dan mudah
bilitasi TPI higienis ini diharapkan ikan dibersihkan. Memaknai hal tersebut, Strategi Itjen KKP dalam Pengawasan
yang dihasilkan dapat memenuhi standar lantai untuk sortir dan display ikan harus Pembangunan/Rehabilitasi TPI Higienis
penanganan yang baik, sehingga dapat menggunakan lapisan epoxy dengan Mengingat penanganan ikan di TPI
menjaga kualitas ikan yang pada akhirnya ketebalan yang cukup, sehingga mudah lebih dapat dikontrol bila dibandingkan
berdampak pada peningkatan pendapatan dibersihkan atau dicuci dengan tekanan Pendaratan ikan di TPI Higienis PPN Ternate dengan penanganan ikan di kapal, maka
nelayan. pompa yang tinggi. Namun kenyataan, penanganan ikan berbasis TPI Higienis
Namun demikian, berdasarkan evaluasi epoxy yang dipilih beragam mulai 300 tersebut melakukan studi banding menjadi sesuatu keharusan. Menurut data
Penulis terhadap kegiatan rehabilitasi TPI micron s.d. 600 micron, bahkan ada terhadap lokasi TPI Higienis yang sudah dari Ditjen Perikanan Tangkap diketahui
Higienis tersebut, ditemukan beberapa lantai yang tidak dilapisi epoxy. Bila tidak maju dan berfungsi; bahwa jumlah Pelabuhan Perikanan
permasalahan baik pada tahap perencanaan, dilapisi epoxy, maka harapan higienis 3) Belum ada evaluasi atas implementasi mencapai 538 lokasi, sedangkan TPI yang
pelaksanaan maupun pemanfaatannya. tidak tercapai dikarenakan air dapat juknis di lapangan, sehingga substansi telah direhabilitasi/dibangun dengan
Berikut uraian permasalahan pada memasuki pori cor beton lantai. dalam juknis menimbulkan multi tafsir menerapkan TPI Higienis baru sebanyak
pembangunan/rehabilitasi TPI Higienis. 4. Atap; spesifikasi atap tidak dijelaskan oleh konsultan perencana. Sebagai 31 lokasi.
Pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi TPI dalam juknis, sehingga penggunaan contoh, juknis untuk dinding adalah Untuk itu, jika akan dialokasikan
Higienis diatur pada Petunjuk Teknis spesifikasi bervariasi antara lain jenis dinding tertutup, rata dan bahan yang anggaran untuk pekerjaan rehabilitasi/
( Juknis) TPI Higienis yang diterbitkan UPVC (sejenis untuk pipa paralon) atau kuat, seharusnya spesifikasi diuraikan pembangunan TPI Higienis di tahun
oleh Ditjen Perikanan Tangkap. Dalam alumunium. Selain itu kelengkapan plafon untuk pekerjaan dinding yaitu dinding selanjutnya, maka disarankan kepada
pelaksanaannya, Penulis menemukan ventilator roof tidak seragam. Seharusnya terbuat dari pasangan bata/batako/ Auditor yang mendampingi dan
pembangunan/rehabilitasi TPI Higienis dalam juknis ditetapkan spesifikasi atap lainnya yang di plester dan di aci, dinding memberikan jaminan terhadap pekerjaan
yang tidak mempedomani Juknis yang yang tepat. harus di cat jenis weathersield atau tahan tersebut agar:
ditetapkan yaitu terdapat ketidaksesuaian 5. Sarana; Sarana pendukung merupakan cuaca, serta dinding tertutup sampai atap 1) meneliti alokasi anggaran yang sesuai
bentuk dan spesifikasi TPI di beberapa fasilitas yang diperlukan oleh TPI dan ada lubang untuk sirkulasi udara. dengan kebutuhan masing-masing lokasi
lokasi antara lain: Higienis, terutama untuk menjaga bukan berbasis pemerataan anggaran;
1. Dinding; sesuai juknis bahwa dinding kebersihan lantai. Namun dalam Penerapan Higienis pada saat 2) jika direncanakan membangun TPI
harus tertutup dan dapat dibersihkan. perencanaan dan pelaksanaannya, operasional dibanyak lokasi, disarankan kepada Unit
Namun di beberapa lokasi dinding pengadaan sarana pendukung tergantung Operasionalisasi kearah sanitasi dan yang bertanggungjawab untuk menyusun
tidak tertutup, dinding hanya separuh pada alokasi anggaran di masing-masing higienis di TPI secara umum telah berjalan, model prototype untuk dapat diterapkan
dari tinggi maksimal sebesar 1,5 m dan lokasi, sehingga di lapangan variatif antara lain seperti pintu masuk dan pintu seragam di semua lokasi; dan
bagian atasnya dipasangkan pagar BRC, bentuk implementasinya. keluar yang terpisah, serta aturan bagi 3) Ditjen Perikanan Tangkap memperbaiki
sehingga panas, kotoran dan suhu udara Atas pemetaan masalah di atas, Penulis orang-orang yang ada dalam ruangan harus substansi Juknis secara rinci dan jelas
tidak terjaga. berpendapat terjadinya permasalahan menggunakan sepatu dan seragam. Selain supaya tidak terjadi multi tafsir di
2. Selasar beratap; agar ikan terlindung dari tersebut disebabkan beberapa hal yaitu: itu, pada pengangkutan ikan dari luar telah lapangan.
sinar matahari secara langsung, maka 1) alokasi anggaran yang disediakan tidak menggunakan roller conveyor, sehingga
dibuatkan selasar yang dilengkapi atap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan meminimalkan ikan bersentuhan dengan Daftar Pustaka :
disepanjang tempat pembongkaran ikan lantai. 1. Petunjuk Teknis TPI Higienis di Pelabuhan
rehabilitasi/pembangunan TPI Higienis
ke TPI. Pada kenyataannya, dibeberapa Kelemahan yang ditemukan antara Perikanan;
antara lain lokasi, luas bangunan dan 2. RKAKL- Ditjen PT Tahun 2017 dan 2018;
TPI Higienis, selasar beratap tidak lainnya; lain ikan yang dimuat dalam keranjang
3. Permen KP Nomor 7/PERMEN-KP/2018
dibangun, sehingga ikan terkena matahari 2) Konsultan perencana di masing-masing masih ditarik di lantai yang seharusnya
tentang Perubahan atas PermenKP Nomor 6/
langsung. Kalaupun tidak dibuat selasar lokasi belum memahami secara detil menggunakan trolly. Kelemahan lainnya PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan
beratap, seharusnya tersedia alat angkut konsep TPI Higienis dengan alasan saat operasional yaitu tidak adanya sumber Tata Kerja KKP.
yang tertutup, sehingga dapat mencegah keterbatasan waktu, seharusnya konsutan air yang cukup untuk membersihkan lantai

36 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 37


KINERJA KINERJA

yang diterbitkan LKPP pada tanggal 8 Juni tertulis atas semua sanggah paling lambat
JENIS PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH 2018, menyebutkan bahwa ada tiga macam 3 (tiga) hari kerja setelah masa sanggah
sanggah, yaitu sanggah di tahap penetapan berakhir. Apabila sanggah dinyatakan salah/
penyedia yang lulus kualifikasi (Sanggahan tidak diterima, maka Pokja Pemilihan
Kualifikasi), penetapan pemenang lelang melanjutkan proses Prakualifikasi,
(Sanggah di Masa Penawaran) dan Sanggah sedangkan apabila sanggah dinyatakan
Banding untuk semua pekerjaan konstruksi benar/diterima, Pokja Pemilihan melakukan
yang dilelang. Misalnya dalam lelang evaluasi kualifikasi ulang atau prakualifikasi
dengan metode evaluasi harga terendah, ulang. Sanggah yang disampaikan kepada
Barang Pekerjaan Jasa Jasa untuk penawaran dengan nilai bukan Pejabat Penandatangan Kontrak, PA/
Konstruksi Konstruksi Lainnya terendah atau penawarannya tidak lebih KPA, dan APIP Kementerian/Lembaga/
rendah namun dimenangkan oleh Pokja Perangkat Daerah, atau disampaikan di luar
ULP, maka perlu dilakukan sanggahan. masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan
Untuk lebih jelasnya mari kita bahas dan diproses sebagaimana penanganan
masing-masing sanggahan tersebut dengan pengaduan.
mengacu kepada Perpres Nomor 16 Tahun
2018 dan Perka LKPP Nomor 9 Tahun Sanggah di Masa Penawaran
Analisa Penanganan 2018. Sanggahan di masa penawaran
merupakan protes dari peserta pemilihan
Sanggah Banding Dalam PBJ Sanggahan Kualifikasi yang merasa dirugikan atas penetapan hasil
Peserta yang menyampaikan dokumen pemilihan Penyedia. Adapun ketentuan
Oleh: Ngali Sumito (Auditor Muda) dan Irwan (Auditor Madya)
kualifikasi dapat mengajukan sanggah penyampaian sanggahan di masa penawaran

S
melalui aplikasi Sistem Pengadaan Secara yaitu Peserta yang menyampaikan
ebagaimana kita ketahui bersama, 2015 tentang Perubahan Keempat atas Elektronik (SPSE) apabila menemukan Dokumen Penawaran dapat mengajukan
dalam pengadaan barang dan jasa Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang beberapa hal yaitu kesalahan dalam sanggah melalui aplikasi SPSE apabila
pemerintah terkadang terkendala Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Untuk melakukan evaluasi, penyimpangan menemukan kesalahan dalam melakukan
adanya sanggahan, baik itu berupa menjembatani adanya penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang evaluasi, penyimpangan terhadap ketentuan
sanggah maupun sanggah banding. Tujuan dalam pelaksanaan pemilihan penyedia diatur dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018 dan prosedur yang diatur dalam Peraturan
sanggahan tersebut adalah melakukan barang/jasa, peserta lelang dapat tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
koreksi terhadap tindakan Kelompok Kerja mengadukan penyimpangan pengadaan dan ketentuan yang telah ditetapkan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
(Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP), barang/jasa kepada Aparat Pengawasan dalam Dokumen Pemilihan, rekayasa/ ketentuan yang telah ditetapkan dalam
namun demikian ditengerai ada tujuan lain Intern Pemerintah (APIP) Kementerian/ persekongkolan sehingga menghalangi Dokumen Pemilihan, terdapatnya rekayasa/
dari sanggah tersebut yaitu mengganggu Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah terjadinya persaingan usaha yang sehat; persekongkolan sehingga menghalangi
proses pemilihan penyedia barang dan jasa /Instansi Lainnya (K/L/D/I). Namun dan/atau penyalahgunaan wewenang oleh terjadinya persaingan usaha yang sehat;
itu sendiri. Terjadinya sanggahan antara demikian, dalam peraturan baru pengadaan Pokja ULP, pimpinan Unit Kerja Pengedaan dan/atau penyalahgunaan wewenang oleh
lain disebabkan adanya kesalahan evaluasi barang/jasa pemerintah, yaitu Perpres Barang/Jasa (UKPBJ), Pejabat Pembuat Pokja Pemilihan, pimpinan UKPBJ, PPK,
penawaran, dokumen pengadaan tidak sesuai Nomor 16 Tahun 2018, sanggah banding Komitmen (PPK), Pengguna Anggaran PA/KPA, dan/atau kepala daerah.
dengan ketentuan peraturan perundang- tersebut dimunculkan kembali. (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Selanjutnya sanggah disampaikan
undangan dan adanya persyaratan tertentu Perpres Nomor 16 Tahun 2018 yang dan/atau kepala daerah. dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah
yang dinilai diskriminatif oleh peserta baru ditandatangani Presiden Joko Prosedur penyampaian sanggahan yaitu pengumuman dan jawaban sanggah
tender. Widodo pada tanggal 16 Januari 2018 sanggahan ‘disampaikan kepada Pokja diberikan melalui aplikasi SPSE atas
Kalau kita flashback, sebenarnya sanggah dan Peraturan Kepala (Perka) Lembaga Pemilihan dalam waktu 5 (lima) hari kerja semua sanggah paling lambat 3 (tiga) hari
banding telah dihapus dalam Peraturan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa setelah pengumuman hasil kualifikasi. kerja setelah akhir masa sanggah. Apabila
Presiden (Perpres) Nomor 4 Tahun Pemerintah (LKPP) Nomor 9 Tahun 2018 Pokja Pemilihan memberikan jawaban sanggah dinyatakan benar/diterima, Pokja

38 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 39


KINERJA KINERJA

Pemilihan melakukan evaluasi ulang, Sanggah Banding sebelum mendapatkan dan harus dicairkan oleh penerbit jaminan Kesimpulan
pemasukan dokumen penawaran ulang, hasil klarifikasi Pokja Pemilihan. KPA paling lambat 14 (empat belas) hari kerja Sanggah banding telah dihapus
atau pemilihan Penyedia ulang, sedangkan menyampaikan jawaban Sanggah Banding, setelah surat perintah pencairan dari Pokja melalui Perpres Nomor 4 Tahun 2015 dan
jika sanggah dinyatakan salah/tidak dengan tembusan kepada UKPBJ paling ULP/PPK/pihak yang diberi kuasa oleh dimunculkan kembali pada Perpres 16
diterima, maka untuk Pengadaan Barang/ lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah Pokja ULP/PPK diterima oleh penerbit Tahun 2018. Sesuai Prepres 16 Tahun 2018
Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi, Pokja menerima klarifikasi dari Pokja Pemilihan. jaminan tersebut. dan Perka LKPP Nomor 9 Tahun 2018, ada
Pemilihan melanjutkan proses pemilihan Jika KPA tidak memberikan jawaban tiga jenis sanggahan, yaitu sanggah di tahap
dengan menyampaikan hasil pemilihan Sanggah Banding maka KPA dianggap Peran APIP atas Sanggah atau Sanggah penetapan penyedia yang lulus kualifikasi,
kepada Pejabat Penandatangan Kontrak, menerima Sanggah Banding. Banding pada Pemilihan PBJ penetapan pemenang lelang dan sanggah
dan untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi, Apabila sanggah Banding dinyatakan Peran Aparat Pengawasan Intern banding untuk semua pekerjaan konstruksi
dalam hal penyanggah tidak setuju dengan benar/diterima, UKPBJ memerintahkan Pemerintah (APIP) dalam melaksanakan yang dilelang. Dalam pelaksanaannya
jawaban sanggah maka penyanggah dapat Pokja Pemilihan melakukan evaluasi ulang pengawasan atas Sanggah Banding adalah sanggah banding, penyanggah wajib
menyampaikan sanggah banding. atau pemilihan Penyedia Barang/Jasa. dengan melakukan Audit atau Reviu atas menyerahkan Jaminan sanggah banding
Apabila Sanggah Banding dinyatakan Sanggah Banding yang disampaikan ke sebesar 1 % (satu persen) dari nilai total HPS
Sanggah Banding salah/tidak diterima, maka Pokja Pemilihan PA atau atas dasar perintah Inspektur dan untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi,
Serupa dengan sanggah di masa melanjutkan proses pemilihan dengan Jenderal. APIP akan menguji tingkat jaminan sanggah banding besarnya 1% (satu
penawaran, Sanggah Banding merupakan menyampaikan hasil pemilihan kepada keyakinan, apakah sanggah banding yang persen) dari nilai Pagu Anggaran. Apabila
protes dari penyanggah kepada KPA, namun Pejabat Penandatangan Kontrak, UKPBJ disampaikan kepada PA sudah memenuhi/ Sanggah Banding dinyatakan benar/
sanggah banding khusus pada pengadaan mencairkan Jaminan Sanggah Banding dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Mulai diterima, UKPBJ memerintahkan Pokja
Pekerjaan Konstruksi yang tidak setuju atas disetorkan ke kas negara/daerah, Sanggah dari proses pemilihan penyedia Barang/ Pemilihan melakukan evaluasi ulang atau
jawaban sanggah sebelumnya. Dalam hal Banding menghentikan proses Tender. Jasa sampai tahap penetapan pemenang. pemilihan Penyedia ulang dan jika Sanggah
tidak ada KPA, Sanggah Banding ditujukan Sanggah Banding yang disampaikan bukan Jika hasil audit/reviu dinyatakan benar Banding dinyatakan salah/tidak diterima,
kepada PA. Ketentuan penyampaian kepada KPA, atau disampaikan di luar maka direkomendasikan kepada PA/KPA maka Pokja Pemilihan melanjutkan proses
Sanggah Banding yaitu Penyanggah masa Sanggah Banding, dianggap sebagai untuk melakukan pelelangan atau evaluasi pemilihan dengan menyampaikan hasil
menyampaikan Sanggah Banding secara pengaduan dan diproses sebagaimana ulang. Jika tidak terbukti maka disampaikan pemilihan kepada Pejabat Penandatangan
tertulis kepada KPA selambat-lambatnya penanganan pengaduan. kepada PA/KPA untuk melanjutkan proses Kontrak, serta UKPBJ mencairkan Jaminan
5 (lima) hari kerja setelah jawaban pelelangan sesuai dengan ketentuan yang Sanggah Banding.
sanggah dimuat dalam aplikasi SPSE Jaminan Sanggah Banding berlaku. Berdasarkan uraian di atas, dapat
dengan ditembuskan kepada APIP yang Perpres No 16 tahun 2018 Pasal 30 ayat Selain itu, APIP juga harus memastikan disimpulkan bahwa sanggah banding masih
bersangkutan. (2) menyebutkan bahwa Jaminan Penawaran bahwa dokumen pengadaan harus benar, diperlukan sebagai sarana peserta lelang
Selanjutnya Penyanggah Banding harus dan Jaminan Sanggah Banding hanya untuk lengkap dan jelas serta transparan. Hal ini untuk melakukan koreksi atas penyimpangan
menyerahkan Jaminan Sanggah Banding pengadaan Pekerjaan Konstruksi. bertujuan untuk menghindari sanggahan yang terjadi dalam pelaksanaan pemilihan
yang ditujukan kepada Pokja Pemilihan Sebagaimana telah diulas di atas bahwa maupun sanggah banding dari peserta penyedia Barang/Jasa.
sebesar 1% (satu persen) dari nilai total HPS besarnya jaminan sanggah banding adalah pemilihan penyedia Barang dan Jasa.
dengan masa berlaku 30 (tiga puluh) hari 1 % (satu persen) dari nilai total HPS dan Dokumen tersebut antara lain berupa Daftar Pustaka :
kalender sejak tanggal pengajuan Sanggah untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi, Rencana Umum Pengadaan (RUP) telah 1. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
Banding. Untuk pekerjaan konstruksi jaminan sanggah banding besarnya 1% (satu diumumkan di SiRUP, Kerangka Acuan tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
terintegrasi, Jaminan Sanggah Banding persen) dari nilai Pagu Anggaran. Sekarang Kerja (KAK)/Term of Reference (TOR), Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
besarnya 1% (satu persen) dari nilai Pagu yang menjadi pertanyaan, apa bentuk Dokumen Pengadaan (metode evaluasi, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Anggaran. Jaminan sanggah banding tersebut? Apakah jenis usaha/jasa, waktu pemasukan
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Tahap selanjutnya, Pokja Pemilihan berupa bank garansi atau surety bond?. dokumen penawara, Jenis kontrak, dan lain- 3. Peraturan Kepala LKPP Nomor 9 Tahun 2018
mengklarifikasi atas kebenaran Jaminan Jaminan sanggah banding dapat berupa lain), Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Sanggah Banding kepada penerbit jaminan bank garansi maupun surety bond, dengan (HPS) yang dapat di pertanggungjawabkan, Barang/Jasa melalui Penyedia.
dan KPA tidak akan menindaklanjuti syarat tidak bersyarat, mudah dicaikan Draft Kontrak dan sebagainya.

40 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 41


KINERJA KINERJA

sesuai dengan tujuan dan sasaran


RB. Manajemen perubahan
sebagai proses sistematis dalam
menerapkan pengetahuan,
sarana dan sumber daya yang
diperlukan dalam mempengaruhi
perubahan pada orang yang akan
terkena dampak dari perubahan
perubahan yang terjadi.
Menurut Yuliana dan
Himawan, dalam bukunya yang
bertajuk Penerapan Change
Management Untuk Peningkatan
Proses Bisnis Dalam Meraih
Keunggulan Kompetitif
Organisasi, Change Management
Konsesus Reformasi Birokrasi lingkup KKP kkp.go.id/itjen
adalah serangkaian proses yang
digunakan untuk memastikan
MANAJEMEN PERUBAHAN Pemerintah telah menjalankan program
bahwa perubahan strategis yang
signifikan dalam organisasi dilakukan secara
DALAM REFORMASI BIROKRASI reformasi birokrasi nasional sejak tahun
2010. Hingga saat ini pelaksanaan reformasi
terkontrol dan sistematis, untuk mengatasi
resistensi terhadap perubahan dalam rangka
Oleh : Tri Aswanto (Auditor Muda Inspektorat IV) birokrasi nasional telah memasuki tahap meningkatkan keterlibatan dan pencapaian
kedua yang ditandai dengan disusunnya tujuan organisasi untuk transformasi efektif.

P
Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 Terdapat beberapa faktor terkait
residen Jokowi menggaungkan sumber daya manusia aparatur. melalui PERMENPAN No. 11 Tahun dengan manajemen perubahan. Pertama,
Program Nawa Cita di masa Dalam rangka pengukuran tingkat 2015. Dalam Road Map tersebut ditetapkan Manajemen Sumber Daya Manusia yang
pemerintahannya. Program keberhasilan reformasi birokrasi, 3 (tiga) sasaran Ketiga sasaran Reformasi merupakan bagian dari ilmu manajemen
Nawa Cita meliputi tiga program diperlukan Lembar Kerja Evaluasi Birokrasi adalah : yang memfokuskan perhatiannya pada
wajib, yakni kesehatan, pendidikan, dan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi 1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel; pengaturan peranan sumber daya manusia
penanggulangan kemiskinan, serta empat Birokrasi (LKE PMPRB). LKE PMPRB 2. Birokrasi yang efektif dan efisien; serta dalam kegiatan suatu organisasi. (Wibowo,
program prioritas, yakni pembangunan sebagai instrumen penilaian kemajuan 3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik 2011:37) Kedua, teknologi. Perubahan
infrastruktur, poros maritim, ketahanan pelaksanaan reformasi birokrasi yang berkualitas. teknologi yang terus meningkat kecepatan
energi, dan ketahanan pangan. dilakukan secara mandiri (self assessment) Untuk mewujudkan ketiga sasaran penyusunan teknologi menjadi meningkat
Salah satu upaya untuk mendukung oleh Kementerian/Lembaga ditujukan reformasi birokrasi ditetapkan area juga. Perkembangan teknologi baru
program wajib dan prioritas tersebut adalah untuk memudahkan Kementerian/ perubahan reformasi birokrasi. Perubahan- mengakibatkan perubahan keterampilan,
melalui Reformasi Birokrasi. Berdasarkan Lembaga dan Pemerintah Daerah perubahan pada area tertentu dalam lingkup pekerjaan, struktur, dan sering kali
website Kementerian Pendayagunaan dalam menyediakan informasi mengenai birokrasi diharapkan mampu menciptakan juga budaya. Ketiga, budaya organisasi.
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi perkembangan pelaksanaan reformasi kondisi yang kondusif untuk mendukung Budaya organisasi adalah sistem makna
(Kementerian PAN RB), reformasi birokrasi dan upaya-upaya perbaikan pencapaian tiga sasaran reformasi bersama yang dianut oleh anggota-
birokrasi merupakan upaya untuk yang perlu dilakukan oleh Kementerian/ birokrasi. Salah satu area perubahan yang anggota yang membedakan organisasi itu
melakukan pembaharuan dan perubahan Lembaga dan Pemerintah Daerah yang fundamental adalah Manajemen Perubahan dari organisasi-organisasi lain. Budaya
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan bersangkutan; da menyediakan data/ yang di dalamnya antara lain ditujukan mampu mengumpulkan dan membelokkan
pemerintahan terutama menyangkut informasi bagi Kementerian PAN RB untuk mengubah sistem, pola pikir dan dampak perubahan organisasi yang sudah
aspek-aspek kelembagaan (organisasi), dalam rangka menyusun profil nasional budaya kerja menjadi lebih baik yang direncanakan secara matang, budaya bisa
ketatalaksanaan (business prosess) dan pelaksanaan reformasi birokrasi.

42 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 43


KINERJA KINERJA

mendukung atau menghambat perubahan. karena persoalan kepribadian, persepsi, dan


Keempat, struktur organisasi. Struktur kebutuhan, maka individu punya potensi
organisasi merupakan pola interaksi dan sebagai sumber kepribadian, persepsi, dan
koordinasi yang dirancang oleh manajemen kebutuhan, maka individu punya potensi
untuk menghubungkan tugas-tugas individu sebagai sumber resistensi atas perubahan :
dan kelompok karyawan dalam mencapai Kebiasaan, Rasa Aman, Faktor Ekonomi,
tujuan organisasi. Struktur organisasi Takut akan sesuatu yang tidak diketahui, dan
meliputi cara pekerjaan didefinisikan, Persepsi, Resistensi Organisasional antara
dikelompokan menjadi unit-unit kerja, lain Inersia Struktural, Fokus Perubahan
serta berbagai cara untuk memfasilitasi Berdampak Luas, Inersia Kelompok Kerja,
komunikasi vertikal dan horizontal, baik Ancaman Terhadap Keahlian, Ancaman
secara formal dan informal (Wirawan, 2007 Terhadap Hubungan Kekuasaan Yang Telah
:119). Mapan, dan Ancaman Terhadap Alokasi
Berdasarkan evaluasi atas Penilaian Sumberdaya.
PMPRB KKP periode tahun 2016 s.d tahun Terhadap unsur penilaian Manajemen
2017 diketahui beberapa kelemahan yang Perubahan tersebut penulis menyarankan
perlu mendapat perhatian pada Manajemen hal hal yang selayaknya dilakukan antara
Perubahan, yaitu tim reformasi birokrasi lain perlunya pembangunan komitmen Salah Satu Diskusi Auditor dalam Manajemen Risiko
yang belum melaksanakan seluruh tugas Pimpinan dan seluruh Pegawai KKP,
sesuai dengan rencana, dan belum seluruh
rencana dimonitoring dan dievaluasi, belum
perlunya perencanaan program selaras
dengan kegiatan yang berkaitan program FUNGSI PENDAMPINGAN AUDITOR
seluruh unit organisasi telah dilibatkan dalam
penyusunan Road Map dan mendapatkan
reformasi birokrasi, peningkatan efektivitas
kinerja Tim melalui peran serta aktif setiap DALAM MANAJEMEN RISIKO
sosialisasi dan internalisasi Road Map, kelompok kerja di dalam mengawal pe- Oleh : Drs. M. Nurochman (Pengendali Mutu Inspektorat Jenderal KKP)
belum seluruh PMPRB direncanakan dan laksanaan kegiatan; monitoring dan evaluasi

P
diorganisasikan dengan baik, belum seluruh delapan area perubahan, peningkatan
unit organisasi mendapat komunikasi terkait budaya organisasi berbasis kinerja dan ada Peraturan Pemerintah Nomor lain-lain. Bahkan tidak melakukan sesuatu
aktivitas PMPRB,belum seluruh Rencana kompetensi serta tata kelola organisasi yang 60 Tahun 2008, risiko didefinisikan pun tidak lepas dari risiko yang tidak
Aksi dan Tindak Lanjut (RATL) yang telah baik; pengurangan, kelemahan Manajemen sebagai suatu kejadian yang terduga. Sebagai manusia, secara alamiah
dikomunikasikan dan dilaksanakan, belum Sumber Daya Manusia, Teknologi, Budaya mungkin terjadi dan apabila terjadi kita mengelola risiko secara berkelanjutan.
seluruh media komunikasi menjangkau Organisasi, dan Mengurangi Resistensi akan memberikan dampak negatif pada Ini kita lakukan secara tidak sadar meski
seluruh pegawai dan pemangku kepentingan Individual serta Organisasional. pencapaian tujuan instansi pemerintah, kadang-kadang secara sadar.
belum dilaksanakan secara berkala. sedangkan pada Badan Sertifikasi Berkembangnya kesadaran atas
Terhadap Kelemahan tersebut yang Daftar Pustaka : Manajemen Risiko (2007), definisi pentingnya pengaruh risiko terhadap
menyebabkannya diantaranya masih adanya 1. Aradea, Ade Yuliana, Hidayatulah Himawan. risiko adalah peluang terjadinya bencana, tujuan organisasi menuntut manajer bisnis
Resistensi. Resistensi atas perubahan ini (2010). Penerapan Change Management kerugian atau hasil yang buruk. Risiko dan birokrat untuk dapat mengelola risiko
tidak selalu muncul di permukaan dalam Untuk Peningkatan Proses Bisnis Dalam juga berkaitan dengan situasi di mana hasil yang berdampak signifikan. Identifikasi dan
bentuk yang standar. Resistensi dalam bentuk Meraih Keunggulan Kompetitif Organisasi negatif dapat terjadi dan besar kecilnya penilaian risiko secara tepat menghasilkan
tersirat (implisit), dan lambat laun, seperti 2. Wibowo. (2011). Manajemen Perubahan Edisi kemungkinan terjadinya hasil tersebut pengelolaan risiko yang tepat, demikian
berkurangnya loyalitas pada organisasi, Ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. dapat diperkirakan. pula sebaliknya. Dalam perkembangan
penurunan motivasi kerja, peningkatan 3. Wirawan, (2007). Budaya dan Iklim Risiko selalu melekat pada kegiatan perekonomian, meningkatnya risiko
kesalahan kerja. Sumber penolakan atas Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian: apapun yang kita kerjakan, baik dalam merupakan suatu keniscayaan. Oleh karena
perubahan dapat dikategorikan Resistensi Penerbit Salemba Empat. mengelola suatu proyek, menentukan itu, pengelolaan risiko yang tepat menjadi
individual dan Resistensi kelompok atau prioritas kerja, melakukan transaksi salah satu faktor penting keberhasilan
organisasional. Resistensi Individual dengan penjual/penyedia barang, dan pencapaian tujuan organisasi.

44 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 45


KINERJA KINERJA

Risiko Organisasi Manajemen Risiko Sektor Publik e. Manajemen risiko bersifat sistemik, didefinisikan sebagai proses tata kelola
Setiap organisasi biasanya telah Manajemen risiko merupakan penge- terstruktur dan tepat waktu. pengendalian risiko yang terencana, proaktif,
melakukan pengelolaan risiko pada lolaan terhadap potensi peristiwa yang f. Manajemen risiko berrdasarkan pada dan berkelanjutan meliputi penilaian risiko,
tingkatan tertentu, sebagai contoh pada belum terjadi. Oleh karena itu, organisasi informasi terbaik yang tersedia. kegiatan pengendalian, pemantauan, dan
ISO 31000 menetapkan sejumlah prinsip pemerintahan diharapkan bersifat proaktif g. Manajemen risiko adalah khas untuk pelaporan pengendalian risiko, termasuk
yang perlu dipenuhi untuk membuat dalam mencari pendekatan manajemen penggunaannya (tailored). berbagai strategi yang dijalankan untuk
pengelolaan risiko menjadi efektif. risiko yang paling sesuai dengan kapasitas h. Manajemen risiko mempertimbangkan mengelola risiko dan mengurangi
Standar ini merekomendasikan agar setiap dan kompetensi organisasi. Manajemen faktor manusia dan budaya. dampaknya sampai dengan tujuan tercapai.
organisasi mengembangkan, menerapkan, risiko bukan sekedar untuk memenuhi i. Manajemen risiko harus transparan dan Dalam prakteknya, proses manajemen
dan senantiasa melakukan perbaikan regulasi, namun perlu dilekatkan dengan inklusif. risiko dilaksanakan oleh Satuan Petugas
kerangka kerja dengan maskud untuk rencana strategis organisasi dan dipantau j. Manajemen risiko bersifat dinamis, ber- (Satgas) SPI yang sudah terbentuk
mengintegrasikan proses manajemen secara terus menerus. Hal-hal yang perlu ulang, dan tanggap terhadap perubahan. di lingkungan Eselon I sampai pada
risiko kedalam keseluruhan tata kelola diperhatikan dalam penerapan manajemen k. Manajemen risiko garus memfasilitasi tingkat Tim SPI di masing-masing Unit
(governance), strategi, perencanaan, risiko adalah: terjadinya perbaikan dan peningkatan Pelaksana Teknis (UPT). Pengendalian
manjemen, proses pelaporan kebijakan, a. Manajemen risiko memerlukan akun- organisasi secara berlanjut. dengan pendekatan Manajemen Risiko
nilai-nlai dan budaya organisasi. Manajemen tabilitas dalam pengambilan keputusan; dirancang dan dimulai sejak perencanaan
risiko dapat diterapkan keseluruh organisasi, b. Mengelola risiko memerlukan komuni- Praktek Manajemen Risiko di kebijakan dan kegiatan/aktivitas. Tahapan
pada keseluruhan area kegiatan dan pada kasi; Kementerian Kelautan dan Perikanan proses pengendalian dengan pendekatan
setiap tingkatan, setiap saat, baik pada suatu c. Manajemen risiko mempertimbangkan Hingga saat ini, belum banyak organisasi manajemen risiko adalah:
fungsi khusus, proyek, proses maupun suatu ancaman dan peluang; sektor publik (instansi pemerintah) yang 1) pengkategorian rencana kebijakan dan
kegiatan. d. Manajemen risiko memerlukan pemikir- telah menerapkan Manajemen Risiko, aktivitas/kegiatan yang perlu dilakukan
Pimpinan satuan kerja sebagai pemilik an yang komprehensif dan mendasar; setidaknya ada 4 kementerian yang sudah pengendalian dengan pendekatan
risiko melakukan pengendalian yang e. Manajemen risiko memerlukan pemikir- memiliki kebijakan penerapan Manajemen manajemen risiko;
lebih memadai dengan pendekatan an antisipatif ke depan; dan Risiko, yaitu Kementerian Keuangan, KKP, 2) melakukan penilaian risiko yang
manajemen risiko untuk mencapai tujuan f. Manajemen risiko harus memper- Kementerian Kesehatan dan Kementerian dituangkan ke dalam matrik penilaian
suatu aktivitas/kegiatan apabila kebijakan timbangkan manfaat dan biaya. Hukum dan HAM. Terkait dengan risiko.
dan aktivitas/kegiatan yang diperkirakan Fokus utama penerapan manajemen kebijakan manajemen risiko, KKP banyak Setelah risiko terpetakan, maka Satgas
tidak cukup hanya dengan pengendalian risiko adalah para pelaku proses bisnis mengacu kepada Kementerian Keuangan SPI pada tiap tingkatan menyampaikan
rutin. maka untuk mencapai tujuan suatu dan organisasi di tiap tingkatan. Mereka dalam penyusunannya. kepada pimpinan Eselon I/UPT untuk
aktivitas/kegiatan tersebut pimpinan satuan harus memastikan bahwa semua risiko dan Penerapan Manajemen Risiko di dilakukan pengendalian. Memantau dan
kerja sebagai pemilik risiko melakukan peluang yang ada di tiap proses tersebut KKP sendiri pertama kali dilaksanakan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian,
pengendalian yang lebih memadai telah dipertimbangkan dan diperlukan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan membuat laporan pelaksanaan SPI
dengan pendekatan manajemen risiko. sesuai dengan hasil proses identifikasi yang dan Perikanan Nomor: PER.21/MEN/2011 secara berkala apakah pengendalian
Untuk mengetahui adanya risiko dalam dilaksanakan. Adapun prinsip-prinsip yang tentang Penerapan Manajemen Risiko di yang dilakukan oleh Eselon I/UPT telah
suatu instansi yang berasal dari kegiatan harus dianut agar manajemen risiko suatu KKP. Namun berjalannya waktu diubah dilakukan secara memadai dan efektif.
dan aktivitas maka diperlukan adanya organisasi efektif adalah sebagai berikut: terakhir melalui Peraturan Menteri Kelautan
penilaian risiko. Salah satu titik tolak dalam a. Manajemen risiko melindungi dan dan Perikanan Nomor: 10/PERMEN- Peran Auditor Dalam Manajemen Risiko
kegiatan pengendalian adalah penilaian menciptakan nilai tambah. KP/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem di Kementerian Kelautan dan Perikanan
risiko, sehingga penilaian risiko menjadi b. Manajemen risiko adalah bagian terpadu Pengendalian Intern Pemerintah di Hal yang perlu disoroti adalah “tanggung
tahapan yang penting bagi pimpinan dari proses organisasi. Lingkungan KKP. Dimana Manajemen jawab kegiatan manajemen risiko yang tidak
instansi pemerintah untuk menjalankan c. Manajemen risiko adalah bagian dari Risiko merupakan bagian yang terintegrasi boleh didelegasikan kepada internal audit”
pengendalian dalam rangka mencapai suatu proses pengambilan keputusan. ke dalam sistem pengendalian melalui untuk menjaga efektivitas kegiatan audit
tujuan instansi. d. Manajemen risiko secara khusus pendekatan manajemen risiko. internal, tanggung jawab yang diberikan
menangani aspek ketidakpastian. Manajemen Risiko di dalam Permen terhadap auditor internal terkait kegiatan
KP Nomor: 10/PERMEN-KP/2016 manajemen risiko harus didesain agar tidak

46 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 47


KINERJA KINERJA

mengganggu independensinya. Hal ini


dikarenakan internal audit memiliki peran
teridentifikasi masih belum dapat
mangatasi kegagalan tujuan yang ingin
Peran Auditor dalam Mewujudkan
penting dalam melakukan pengawasan, dicapai. Hal tersebut dikarenakan Pengelolaan Pengaduan di KKP yang Cepat,
pemantauan, dan penilaian terhadap masih lemahnya Satgas SPI dalam
efektivitas pengendalian internal dan mengidentifikasi dan mendeskripsikan Transparan, dan Akuntabel
kegiatan manajemen risiko organisasi. suatu risiko pada konteks yang Oleh: Irman Suwandi, S.Pi, M.Si, QIA (Auditor Muda Inspektorat V)
Pemberian tanggung jawab terhadap ditetapkan, sehingga risiko yang menjadi
auditor internal untuk menentukan risk objek pengawasan terkadang belum
appetite, membentuk risk management dapat meminimalisir permasalahan Pengaduan dan Pembangunan disampaikan kepada KKP, dapat menjadi
process, dan sebagianya dapat menimbulkan yang terjadi. Contohnya adalah risiko Sektor KP tanda bahwa KKP semakin terbuka dan
clash of interest yang berpotensi untuk pekerjaan kontraktual yang kerapkali Ada hal yang menarik namun sering masyarakat semakin aktif berpartisipasi
mengganggu penilaian mereka pada mulai dilaksanakan mendekati akhir terlewatkan ketika membahas Peraturan dalam proses pembangunan sektor kelautan
efektivitas manajemen risiko. tahun. Pihak Satgas SPI belum dapat terbaru tentang Pengadaan Barang/ dan perikanan.
Adapun tugas inti Auditor berkaitan memetakan dengan akurat bahwa
Jasa Pemerintah, yaitu terkait dengan Menurut data dari Sekretariat Tim
dengan manajemen risiko di KKP pelaksanaan tender yang terlambat dapat
Pengaduan Masyarakat. Jika dalam Penanganan Pengaduan KKP, bahwa s.d.
berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan memicu permasalahan penyelesaian
peraturan terdahulu dinyatakan bahwa Bulan September 2018 jumlah pengaduan
dan Perikanan Nomor: 10/PERMEN- pekerjaan di akhir tahun.
KP/2016 adalah bertindak sebagai Terkait kelemahan tersebut, Auditor Pengaduan ditujukan kepada APIP dan/ yang masuk sebanyak 110 pengaduan.
evaluator melaksanakan evaluasi secara pada dasarnya dapat dijadikan mitra untuk atau LKPP, maka dalam Perpres Nomor Jumlah ini meningkat sekitar 41% dari
berkala terhadap penyelenggaraan berkonsultasi mengenai hal-hal yang terkait 16 tahun 2018 Pasal 77 dinyatakan bahwa jumlah pengaduan yang masuk pada periode
SPIP di lingkungan KKP termasuk di dengan penerapan manajemen risiko. Hal Masyarakat menyampaikan pengaduan September tahun sebelumnya yaitu sebanyak
dalamnya praktek pengendalian dengan tersebut dikarenakan hampir sebagian kepada APIP. Artinya, Inspektorat Jenderal 78 pengaduan. Hal ini menunjukkan
pendekatan manajemen risiko yang dalam besar Auditor lingkup Itjen KKP telah sebagai APIP menjadi tumpuan sekaligus trend peningkatan yang mudah-mudahan
penerapannya telah menghasilkan daftar melalui serangkaian proses Bimbingan semakin diharapkan berperan signifikan menunjukkan meningkatnya kepercayaan
risiko yang teridentifikasi pada masing- Teknis dan Diklat yang terkait dengan dalam menangani pengaduan masyarakat. masyarakat untuk berpartisipasi dalam
masing unit eselon I lingkup KKP.. Daftar Manajemen Risiko sektor publik. Disisi Pengaduan masyarakat merupakan salah pembangunan perikanan dan kelautan,
risiko yang tersedia pada tingkat eselon I lain, hendaknya Satgas SPI di lingkup satu wujud partisipasi aktif masyarakat dalam bukan pertanda sebaliknya yaitu semakin
tersebut, kemudian dijadikan bahan bagi KKP dapat meningkatkan kapasitas SDM penyelenggaraan pembangunan. Sedikit tidak baiknya pelayanan di KKP. Namun
auditor dalam menyusun Program Kerja dengan mengikuti berbagai Bimtek atau atau banyaknya jumlah pengaduan dapat demikian, hal yang lebih bermakna
Pengawasan Tahunan (PKPT) di lingkup Diklat yang berkaitan dengan Manajemen menjadi salah satu tolok ukur partisipasi adalah bagaimana pengaduan tersebut
Inspektorat Jenderal KKP. Risiko Sektor Publik. publik. Semakin banyak pengaduan yang ditindaklanjuti dengan baik.
Dari hasil evaluasi terhadap penerapan
manajemen risiko pada tingkat eselon I, ada Daftar Pustaka :
beberapa catatan yang memerlukan upaya 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
untuk perbaikan: 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
1. Penyusunan daftar risiko pada setiap Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan
tingkatan belum sepenuhnya berjalan
Republik Indonesia Nomor 10/Permen-
secara optimal, terkadang perlu adanya KP/2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem
dorongan dari pihak Auditor dalam Pengendalian Intern Pemerintah Di
mendampingi penyusunan daftar Lingkungan Kementerian Kelautan Dan
risiko dan penilaiannya, demikian juga Perikanan;
terkait dengan penangan risiko dan 3. BPKP, 2015 Manajemen Resiko Organisasi
pelaporannya. Sektor Publik, Ciawi, Indonesia.
2. Pengidentifikasian risiko masih belum
ALUR KERJA LAPOR
akurat, dimana terkadang risiko yang

48 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 49


KINERJA KINERJA

Upaya Inspektorat Jenderal Satker di Pusat dan UPT yang tersebar


Tindak lanjut dari penanganan di penjuru tanah air dengan berbagai
pengaduan yang cepat, transparan, dan pelayanan publiknya, maka integrasi sistem
akuntabel merupakan tantangan tersendiri. pengelolaan pengaduan menjadi jawaban
Selama ini, data dan infomasi pengaduan atas sebuah kebutuhan akan distribusi dan
belum sepenuhnya menggambarkan penanganan pengaduan masyarakat yang
keseluruhan pengaduan di KKP. Salah cepat dan akuntabel kepada unit kerja sesuai
satunya karena pelaporan pengaduan dari tugas dan kewenangannya masing-masing.
unit eselon I kepada Inspektorat Jenderal Salah satu integrasi sistem pengelolaan
umumnya masih manual dan unit eselon pengaduan yang dapat dimanfaatkan oleh
I cenderung tidak menyampaikan laporan KKP yaitu aplikasi LAPOR!.
penanganan pengaduan kepada Inspektorat LAPOR! (Layanan Aspirasi dan
Jenderal. Dari sudut pandang masyarakat Pengaduan Online Rakyat) adalah instrumen
atau pelapor, masih terdapat beberapa pelaksanaan Sistem Pengelolaan Pengaduan
hambatan dalam pengelolaan pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) yang perkembangan tindak lanjutnya. dengan lebih profesional.
yaitu masyarakat tidak tahu harus melapor merupakan integrasi pengelolaan pengaduan b. Dapat terhubung dengan instansi atau Berdasarkan data Sekretariat Tim
kemana atau sulitnya akses, waktu dan pelayanan publik secara berjenjang. Aplikasi unit kerja lain, baik internal maupun Penanganan Pengaduan KKP pada
biaya, sikap apatis atau tidak yakin ini diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP) eksternal KKP. Sehingga memudahkan Periode 2017, dari 107 pengaduan hanya
laporannya akan ditindaklanjuti serta masih sejak tahun 2011 dan terus berkembang dalam koordinasi atau percepatan 12 pengaduan atau baru sekitar 11,21%
takut konsekuensi yang harus diterima jika hingga saat ini. Mulai tahun 2016, LAPOR! penyelesaian tindak lanjut pengaduan. pengadu yang memanfaatkan LAPOR!.
melapor. dikelola oleh Kementerian Pendayagunaan Melalui LAPOR! KKP telah terhubung Ada kemungkinan keberadaan LAPOR!
Dalam rangka menjawab tantangan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan Kementerian/Lembaga lain, sebagai saluran pengaduan belum
tersebut, beberapa upaya yang dapat (PAN RB), KSP dan Ombudsman. Pemerintah Daerah, BUMN dan tersosialisasi dengan baik. Berdasarkan
dilakukan Inspektorat Jenderal antara lain: Selain berbasis IT yang dapat digunakan Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. pengamatan Penulis, masih jarang ruang
kapan dan di mana saja, menurut Penulis c. Terdapat feature Usia dan Perkembangan pelayanan publik di UPT lingkup KKP
1. Mendorong integrasi pengelolaan beberapa kelebihan aplikasi LAPOR!, di tindak lanjut laporan, sehingga waktu yang menyertakan LAPOR! sebagai
pengaduan di KKP antaranya: dan tindak lanjutnya dapat terpantau. salah satu sarana/saluran pengaduan di
Mengingat KKP merupakan institusi a. Pelapor mendapatkan “Tracking ID” d. Penyelesaian tindak lanjut laporan terdata instansinya, sehingga Inspektorat Jenderal
besar yang memiliki cukup banyak yang memungkinkan untuk memantau secara otomatis, dengan kualifikasi masih perlu mendorong unit kerja lingkup
“Selesai”, “Proses” dan “Belum” ada tindak KKP untuk menyosialisasikan keberadaan
lanjut. dan manfaat LAPOR! sebagai salah satu
Dengan berbagai kelebihan tersebut di saluran pengaduan.
atas, keterhubungan Inspektorat Jenderal
dengan seluruh satker lingkup KKP 2. Pembinaan terhadap “Admin Peng-
melalui pemanfaatan LAPOR! diharapkan hubung” di Unit Eselon I dan UPT
dapat meningkatkan transparansi tindak Dalam pemanfaatan Teknologi
lanjut penanganan pengaduan. Integrasi Informasi, menjaga keterhubungan antara
penanganan pengaduan juga diharapkan Inspektorat Jenderal dan Satker di lingkup
dapat meminimalisir terjadinya pembiaran KKP sangat vital. Keberadaan “Admin
terhadap pengaduan dari masyarakat, Penghubung” aplikasi LAPOR! di masing-
sekaligus dapat lebih memacu setiap unit masing unit eselon I dan UPT sangat
kerja di KKP untuk melakukan percepatan penting. Melalui Admin tersebut proses
Tampilan website LAPOR!
tindak lanjut penanganan pengaduan menerima, menginput dan mendistribusikan

50 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 51


KINERJA KINERJA

pengaduan antara Inspektorat Jenderal Penutup


dengan Satker terjalin. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
sepanjang tahun 2018 Inspektorat Jenderal 2009 tentang Pelayanan Publik pada
telah melakukan pembekalan kepada Pasal 36 (1) mengamanahkan bahwa
seluruh Calon Admin Satker Eselon “Penyelenggara berkewajiban menyediakan
I dan UPT mengenai integrasi sistem sarana pengaduan dan menugaskan
penanganan pengaduan di KKP. Kemudian, pelaksana yang kompeten dalam mengelola
untuk menjaga kerahasiaan pengaduan pengaduan.” Hal ini menunjukkan bahwa
dan independensi, seluruh Admin tersebut pengelolaan pengaduan bukan merupakan
diharapkan dapat ditetapkan melalui tugas tambahan akan tetapi merupakan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. sesuatu yang tidak terpisahkan pada setiap
aktivitas penyelenggara pelayanan publik,
3. Mengoptimalkan Peran Tim Penangan- termasuk KKP.
an Pengaduan di Unit Eselon I dan Dengan integrasi pengelolaan
UPT pengaduan berbasis teknologi dan didukung Penandatanganan Pakta Integritas Pembangunan Zona Integritas KKP
Tim Penanganan Pengaduan pada sinergi antara Inspektorat Jenderal dengan
setiap Unit Eselon I dan UPT berperan Tim Penanganan Pengaduan dan Admin Peran Inspektorat Jenderal dalam
untuk menerima dan mengadministrasikan Penghubung di setiap Unit Eselon I dan
pengaduan; mengumpulkan bahan dan UPT lingkup KKP diharapkan penanganan Percepatan Pembangunan Zona Integritas
keterangan yang relevan dengan pengaduan; pengaduan di KKP dapat semakin cepat, Oleh: Rahendro Haryo Putro (Auditor Muda Inspektorat V)
melakukan telaah atas pengaduan yang transparan, dan akuntabel. Dengan begitu,

K
diterima; dan/atau menyampaikan hasil kepercayaan masyarakat untuk berpartisipasi ondisi birokrasi Indonesia di era Visi tersebut menjadi acuan dalam
telaah kepada Inspektur Jenderal atau aktif dalam proses pembangunan sektor reformasi saat ini dapat dikatakan mewujudkan pemerintahan yang profesional
kepala unit kerja. Dalam kondisi tertentu, kelautan dan perikanan semakin meningkat, belum menunjukkan arah per- dan berintegritas tinggi yang mampu
tindak lanjut pengaduan dapat ditangani sehingga penanganan pengaduan yang kembangan yang baik, karena banyak menyelenggarakan pelayanan prima kepada
oleh Tim Penanganan Pengaduan di Unit baik tersebut dapat memunculkan sikap ditemukan birokrat yang arogan dan masyarakat dan manajemen pemerintahan
Eselon I atau UPT sesuai kewenangannya memperbaiki agar permasalahan tidak menganggap rakyat yang membutuhkannya. yang demokratis agar mampu menghadapi
masing-masing. terulang dan memacu Aparatur KKP untuk Praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme tantangan pada abad ke-21 melalui tata
Untuk mendukung proses pengelolaan berkinerja dengan lebih baik lagi. yang masih banyak terjadi, serta mentalitas pemerintahan yang baik pada tahun 2025.
pengaduan maka perlu dibentuk Tim birokrat yang masih jauh dari harapan. Sebagai bentuk implementasi Reformasi
Penanganan Pengaduan pada setiap Unit Daftar Pustaka : Untuk melaksanakan fungsi birokrasi Birokrasi, Kementerian Pendayagunaan
Eselon I dan UPT. Setelah dibentuk, 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 secara tepat, cepat, dan konsisten guna Apratur Negara dan Reformasi Birokrasi
tentang Pelayanan Publik
kemudian Inspektorat Jenderal tetap mewujudkan birokrasi yang akuntabel (Kemenpan RB) telah menjabarkan dalam
2. Perpres Nomor 16 tahun 2018 tentang
memantau kinerja Tim Penanganan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan baik, maka pemerintah menginisiasi Road Map RB 2010-2014 yang dituangkan
Pengaduan di Unit Eselon I dan UPT 3. Kantor Staf Presiden. 2018. Membangun Program Reformasi Birokrasi sejak tahun dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
tersebut agar bekerja dengan optimal. Pengelolaan Pengaduan yang Efektif. 2010 dan telah merumuskan sebuah Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Dengan terbentuk dan optimalnya peran 4. Laman https://lapor.go.id/ peraturan yang menjadi landasan dalam (Permenpan RB) Nomor 20 Tahun 2010
Tim Penanganan Pengaduan di seluruh 5. Sekretariat Tim Penanganan Pengaduan KKP. pelaksanaan reformasi birokrasi di Indonesia yang sudah direvisi menjadi Permenpan
2017. Laporan Penanganan Pengaduan.
Unit Eselon I dan UPT diharapkan proses yaitu Peraturan Pemerintah Nomor RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road
6. Sekretariat Tim Penanganan Pengaduan
penyelesaian tindak lanjut pengaduan di KKP. 2018. Laporan Penanganan Pengaduan 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Map RB 2015-2019, peraturan tersebut
KKP menjadi lebih cepat, transparan dan Periode Bulan September 2018. Reformasi Birokrasi (RB) 2010-2025 diharapkan memberikan perubahan arah
akuntabel. dengan visi “Terwujudnya Pemerintahan kebijakan dan pendekatan reformasi
Kelas Dunia”. birokrasi nasional.

52 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 53


KINERJA KINERJA

Reformasi Birokrasi Manajemen Sumber Daya Manusia dari Menteri Kelautan dan Perikanan sesuai hanya mengejar dan mengharapkan
Reformasi birokrasi 2015-2019, berangkat (SDM) belum tertata rapi, kinerja anggaran dengan Keputusan Menteri KP Nomor: predikat WBK dengan orientasi
dari Nawa Cita dan RPJMN 2015-2019 yang dan kegiatan belum optimal, lemahnya 5/KEPMEN-KP/2018, tanggal 5 Januari pemenuhan dokumen, dan tidak terjadi
memiliki arah kebijakan penyempurnaan penegakan aturan (hukum), struktur 2018. keberlanjutan pembenahan birokrasi;
sistem manajemen dan pelaporan organisasi yang gemuk, serta proses Selama kurun waktu enam tahun 5) tidak melakukan pendokumentasian
kinerja, penerapan e-government untuk pengadaan barang dan jasa belum berjalan tersebut, KKP baru dapat membangun ZI kegiatan atau pekerjaan dengan baik;
mendukung proses bisnis pemerintahan dan sesuai prinsip 3E (Ekonomis, Efisien dan menuju WBK pada 36 Satker, dan yang 6) belum terdapat standar atas format
pembangunan, penerapan open government, Efektif ). telah memperoleh predikat WBK menurut dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
restrukturisasi kelembagaan birokrasi penilaian Men-PANRB dan Tim Internal di dalam Lembar Kerja Evaluasi (LKE),
pemerintah, penguatan kapasitas pengelolaan Pembangunan Zona Integritas menuju KKP hanya 15 Satker dari 194 Satker di sehingga tidak ada keseragaman antar
reformasi birokrasi nasional, penerapan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) lingkup KKP. Melihat progres tersebut, unit kerja;
manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Untuk mendorong percepatan terbesit pertanyaan “butuh berapa tahun 7) masih terdapat beberapa regulasi yang
dan peningkatan kualitas pelayanan publik. pelaksanaan RB, Kemenpan RB telah untuk mewujudkan KKP Berintegritas dan belum dapat dibuat oleh unit kerja
Reformasi birokrasi merupakan salah satu menerbitkan Permenpan RB Nomor 52 Birokrasi Berkinerja Tinggi?”. dikarenakan tidak terdapat acuan dari
upaya pemerintah untuk mencapai good Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Dalam pelaksanaannya, Pembangunan KKP, antara lain KKP belum memiliki
governance dan melakukan pembaharuan, Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah ZI masih mengalami beberapa kendala yang Kode Etik, Dokumen Training Need
serta perubahan mendasar terhadap sistem Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah menyebabkan Program Pembangunan ZI Analysis, Pola mutasi pegawai unit kerja,
penyelenggaraan pemerintahan terutama Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). belum berjalan efektif bahkan bisa dikatakan rencana Aksi Agen Perubahan, rencana
menyangkut aspek-aspek kelembagaan Pembangunan ZI dibangun pada unit- belum menunjukkan hasil yang berkualitas. kerja public campaign pada Program
(organisasi), ketatalaksanaan, dan sumber unit kerja di Kementerian dengan harapan Hal tersebut terlihat dari hasil pemantauan Pengendalian Gratifikasi, budaya
daya manusia aparatur. Melalui reformasi seluruh unit kerja di Kementerian menjadi dan evaluasi Inspektorat Jenderal terhadap kerja dan pola pikir, pelatihan budaya
birokrasi ini, dilakukan penataan terhadap WBK, dan keberhasilan menjadikan unit- Satker yang telah ditetapkan menjadi WBK pelayanan prima, mekanisme dan
sistem penyelenggaraan pemerintah : uang unit kerja berpredikat WBK secara otomatis maupun yang telah memperoleh predikat implementasi pemberian reward kepada
tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga membuat upaya reformasi birokrasi berhasil. WBK, hampir seluruhnya mengalami pegawai dan petugas layanan berkinerja
reformasi birokrasi menjadi tulang punggung Inspektorat Jenderal Kementerian penurunan nilai. baik;
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai unit Berdasarkan pengalaman penulis pada 8) positioning pegawai tidak mengacu
Namun demikian, keberhasilan penggerak integritas melaksanakan evaluasi, saat melakukan evaluasi, pemantauan dan kepada usulan atau peta jabatan yang
pemerintah dalam melakukan reformasi pemantauan dan kegiatan pengawasan pengawasan dalam pembangunan ZI, dibuat unit kerja;
birokrasi masih dipertanyakan. Sejak lainnya dalam proses pembangunan ZI secara makro permasalahan atas rendahnya 9) unit eselon I belum memiliki SDM yang
ditetapkannya Peraturan Pemerintah dan menuju WBK dan WBBM sesuai dengan pembangunan ZI menuju WBK/WBBM kompeten untuk mendampingi unit
Road Map RB tahun 2010 sampai dengan amanat dalam Peraturan Menteri Kelautan baik kualitas maupun kuantitas, yaitu: kerja dalam membangun ZI; dan
sekarang, belum memperlihatkan manfaat dan Perikanan Nomor 62/PERMEN- 1) kurangnya kepedulian dan komitmen 10) terbatasnya SDM di unit kerja.
yang dapat dirasakan oleh masyarakat KP/2017 tentang Pedoman Pembangunan Unit Kerja Eselon I dan Pimpinan Sedangkan secara mikro, permasalahan
secara signifikan. Hal ini menunjukan ZI menuju WBK dan WBBM di terhadap unit kerja yang dibangun; Pembangunan ZI di Satker yaitu:
bahwa program tersebut berjalan lambat Lingkungan KKP. 2) rendahnya komitmen Pimpinan dan 1) tim Pembangunan ZI di masing-
dan perubahan pada birokrasi Pemerintahan Pembangunan ZI telah dilaksanakan seluruh pegawai unit kerja dalam masing Satker belum memahami secara
belum signifikan. di KKP sejak tahun 2012 dan Satker yang melaksanakan pembangunan ZI; komprehensif LKE, sehingga dalam
Isu perlunya Pemerintah melaksanakan telah dibangun menuju WBK sampai 3) menganggap pembangunan ZI sebagai menentukan dan mempersiapkan
RB antara lain terdapat banyak ASN yang dengan tahun 2018 sebanyak 36 Satker, tugas tambahan yang seharusnya dokumen belum sesuai dengan data yang
terjerat kasus korupsi yang disebabkan yakni 4 (empat) Satker lingkup KKP telah merupakan pekerjaan yang rutin yang ditanyakan dalam LKE;
lemahnya integritas, rendahnya kualitas memperoleh predikat WBK secara nasional harus dilaksanakan; 2)
tim Manajemen perubahan tidak
pelayanan publik, kurangnya komitmen dari Men-PANRB, sedangkan 11 Satker 4) tidak memahami tujuan dari memahami perannya sebagai leader
baik dari Pimpinan maupun pelaksana, lingkup KKP mendapatkan predikat WBK pembangunan ZI, sehingga yang terjadi (pemimpin) untuk melaksanakan

54 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 55


KINERJA KINERJA

keselurahan Pembangunan ZI, karena mentasi Program Pengendalian Grati-


dalam elemen manajemen perubahan fikasi (PPG), Penanganan Pengaduan
mempunyai tugas membuat, membahas, dan Whiste Blower System (WBS), Inspektorat Jenderal melakukan : Bimbingan Teknis, Pendampingan, Evaluasi dan
mengevaluasi recana kerja pembangunan benturan kepentingan belum optimal, Penilaian atas Pembangunan ZI menuju WBK satuan Kerja. Secara kumulatif satker
yang berstatus WBK pada tahun 2018 sebanyak 14 satker
ZI secara keseluruhan; sebagai bukti pegawai dan pengguna
3) peran Pimpinan belum optimal sebagai jasa banyak yang belum memahami
3 4 7 14 WBK
20
role mode; program tersebut;
15
4) Standar Operasional Prosedur (SOP) 11) penanganan pengaduan tidak dikelola 10
belum direviu secara optimal, sehingga secara optimal, tidak terdapat 5
belum dapat diyakini kehandalan SOP mekanisme penanganan pengaduan, 0
2015 2016 2017 2018 2019
tersebut; belum terdapat saran pengaduan,
Target Target Target Target Target
saluran pengaduan masih beragam
5)
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 4 6 7 12 19
tidak terintegrasi;
belum akuntable, terkadang Satker/unit tingkat kantor Pusat hingga kantor Unit Daftar Pustaka :
kerja Eselon I belum memiliki regulasi 12)
kurangnya penanaman nilai-nilai
Pelaksana Teknis (UPT); 1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010,
KIP yang sesuai dengan karakternya dan integritas kepada pegawai;
• mengoptimalkan peran Inspektorat mitra tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
tidak dilakukan pemantauan terhadap 13) laporan pelaksanaan kegiatan, moni- sebagai pendamping pembangunan ZI; 2010 - 2025;
pelaksanaannya; toring dan evaluasi serta laporan tindak • menyarankan kepada unit kerja Eselon 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
6) tidak dilakukan monitoring dan evaluasi lanjut hasil monev tidak informatif; I untuk membentuk tim pendamping Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
serta Tahun 2010, tentang Road Map Reformasi
terhadap rencana kerja pembangunan ZI, pembangunan ZI yang terdiri dari Birokrasi 2010 -2014;
KIP, pegawai hasil rekutmen dan hasil 14) belum optimal dalam melakukan public personil yang telah mengikuti TOT dan
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
mutasi pegawai terkait dengan perbaikan campaign pembangunan ZI menuju personil UPT yang telah mendapatkan Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11
kinerja organisasi, pengembangan WBK kepada pegawai dan penguna predikat WBK atau yang kompeten; Tahun 2015, tentang Road Map 2015 – 2019;
kompetensi terkait dengan kinerja jasa atau stakeholder. • menyusun pedoman standar penilaian 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
individu dan organisasi, aturan disiplin/ Inspektorat Jenderal sebagai motor bagi Tim Penilai Internal KKP; Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52
kode etik/kode perilaku, Program penggerak pembangunan integritas di KKP • berkoordinasi dengan Biro Perencanaan, Tahun 2014, tentang Pedoman Pembangunan
Pengendalian Gratifikasi, Pengaduan perlu melakukan langkah strategis untuk Biro Hukum dan Biro Perencanaan terkait Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
dan Whistle Blower System (WBS), melakukan percepatan dan perbaikan dalam Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
dengan reward kepada unit kerja, dan
dan Melayanan di Lingkungan Instansi
Penanganan Benturan Kepentingan, dan menyelesaikan permasalahan tersebut. seluruh pegawainya yang mendapatkan Pemerintah;
kebijakan standar layanan; Upaya yang dapat dilakukan antara lain: Predikat WBK; serta 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
7) tidak dibuat rencana pengembangan • berkoordinasi dan melibatkan seluruh • melakukan evaluasi terhadap Program Nomor 62 Tahun 2017; tentang Pedoman
SDM atau Training Need Analysis, unit kerja eselon I untuk membuat Road Pembangunan ZI menuju WBK secara Pembangunan Zona Integritas menuju
sehingga Satker/unit kerja Eselon I tidak Map Pembangunan ZI di lingkup KKP; berkala setiap semester untuk dapat Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah
mengetahui gap kompetensi SDM yang • menetapkan Pembangunan ZI menuju mengetahui kelemahan dan melakukan Birokrasi Bersih dan Melayanan di
WBK/WBBM sebagai Indikator Kinerja perbaikan program di masa depan. Lingkungan Kementerian Kelautan dan
dimiliki;
Utama (IKU) di seluruh Unit kerja Eselon I; Perikanan:
8) masih minimnya pelaksanaan inhouse Dari rencana perbaikan tersebut peran
• membuat standar atau petunjuk teknis 6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
training untuk peningkatan kompetensi Pimpinan dalam hal ini niat, kepedulian,
Nomor 5 Tahun 2018., tentang Unit Kerja
terkait dengan format-format dokumen, dan komitmen sangat berpengaruh dalam
SDM; Berpredikat Menuju Wilayah Bebas Dari
cara mengisi, dokumen yang harus pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup Korupsi Di Lingkungan Kementerian
9) manajemen risiko disusun hanya sekedar dipenuhi dalam setiap pertanyaan di KKP agar birokrasi menjadi berintegritas dan Kelautan dan Perikanan Tahun 2017;
dokumen, belum dimanfaatkan sebagai dalam LKE, dan lain-lain; berkinerja tinggi, sehingga dapat memberikan
sistem peringatan dini; • melakukan training of trainer (TOT) manfaat kepada ASN khususnya masyarakat
10) sosialisasi, internalisasi dan imple- kepada SDM Unit kerja Eselon I dari pengguna layanan KKP.

56 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 57


KINERJA KINERJA

Dalam rangka menjalankan Alasan Gugatan dan Isi Gugatan


tugas memberikan keterangan Dalam Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 5
Tahun 1986, seorang atau badan hukum
ahli terkait banyaknya
perdata yang merasa kepentingannya
pengaduan masyarakat, dirugikan oleh suatu keputusan Tata Usaha
disarankan kepada Auditor Negara dapat mengajukan gugatan tertulis
agar dapat mempersiapkan kepada pengadilan yang berwenang, berisi
diri baik penguasaan materi tuntutan agar keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan dinyatakan batal atau
maupun mental.
tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan
ganti rugi dan / atau rehabilitasi. Selanjutnya
undangan mempunyai tugas melakukan dalam Pasal 53 ayat (2) menyebutkan
berbagai kegiatan pengawasan. Pengawasan alasan-alasan yang dapat digunakan dalam
intern yang dilakukan adalah seluruh proses gugatan, antara lain bertentangan dengan
kegiatan audit, evaluasi, reviu, pemantauan ketentuan dalam peraturan perundang-
Auditor Itjen KKP sebagai Saksi Ahli di Persidangan dan kegiatan pengawasan lain, seperti undangan yang bersifat prosedural/formal.
konsultansi (consultancy), sosialisasi,asistensi, Diajukannya suatu gugatan ke Pengadilan
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Tata Usaha Negara pada prinsipnya tidak
Peran Auditor dalam Pemberian organisasi dalam rangka memberikan menunda atau menghalangi Keputusan
keyakinan yang memadai (assurance)
Keterangan di Pengadilan bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara,
ketentuan ini didasarkan kepada asas
Oleh: M. Rachmad FST Manurung (Auditor Muda Inspektorat V) dengan tolok ukur yang telah ditetapkan praduga tak bersalah. Selama Keputusan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan Tata Usaha Negara tersebut belum

K
pimpinan dalam mewujudkan tata kelola/ dinyatakan tidak sah (melawan hukum)
edudukan saksi dalam acara Keterangan dalam Persidangan kepemerintahan yang baik (good governance). dengan keputusan hakim yang telah
peradilan tata usaha negara Menjadi saksi dalam persidangan di Dalam kondisi tersebut, auditor mempunyai kekuatan hukum tetap, maka
merupakan salah satu alat bukti, pengadilan merupakan kewajiban setiap melakukan evaluasi/pengumpulan bahan keputusan itu dianggap sah, sehingga harus
yang keterangannya dibutuhkan warga negara. Saksi yang dimaksudkan keterangan terhadap kegiatan kasus/ tetap dilaksanakan. Namun penggugat dapat
untuk keperluan proses pembuktian di muka dalam tulisan ini adalah saksi fakta. Dalam pegaduan yang dilaporkan, pada saat mengajukan permohonan agar pelaksanaan
hakim, dalam suatu perkara di persidangan, konteks perkara perdata, jika bukti tulisan pengaduan tersebut bergulir dalam Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda
keterangan saksi dianggap sebagai alat bukti kurang cukup, pembuktian selanjutnya pengadilan, maka auditor yang bersangkutan selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha
apabila keterangan itu berkenaan dengan adalah dengan menggunakan saksi yang diminta untuk melakukan pendampingan/ Negara sedang berjalan, sampai ada putusan
hal yang dialami, dilihat, atau didengar dapat membenarkan atau menguatkan memberikan keterangan ahli dalam proses pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
oleh saksi sendiri. Hal ini sesuai dengan dalil-dalil yang diajukan di muka sidang, penyidikan dan/atau peradilan pada hukum tetap. Permohonan mengenai hal
Undang-Undang (UU) Nomor 51 Tahun yang diatur dalam pasal 100 sampai dengan kasus hasil pengawasan tersebut. Peran ini dapat diajukan sekaligus dalam gugatan
2009 tentang perubahan kedua atas UU 107 dalam pembuktian Undang-Undang ini sesuai dengan Peraturan Menteri dan dapat diputus terlebih dahulu dari
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan PTUN. Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pokok sengketanya. Permohonan ini dapat
Tata Usaha Negara (PTUN) dalam pasal Auditor yang mengemban amanat Nomor : Per/220/M.PAN/7/2008 tentang dikabulkan apabila terdapat keadaan yang
104 dijelaskan: “Keterangan saksi dianggap melakukan pengawasan intern pada instansi Jabatan Fungsional Auditor dan Angka sangat mendesak yang mengakibatkan
sebagai alat bukti apabila keterangan itu pemerintah, lembaga/atau pihak lain yang Kreditnya yang menyatakan bahwa auditor kepentingan penggugat sangat dirugikan
berkenaan dengan hal dialami, dilihat atau di dalamnya terdapat kepentingan negara mendampingi/memberikan keterangan ahli jika Keputusan Tata Usaha Negara tersebut
didengar oleh saksi sendiri”. sesuai dengan peraturan perundang- dalam proses penyidikan dan/atau peradilan tetap dilaksanakan. Permohonan ini tidak
kasus hasil pengawasan. dapat dikabulkan apabila kepentingan

58 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 59


KINERJA KINERJA

umum dalam rangka pembangunan tugas dan fungsi berdasarkan peraturan yang tidak sesuai dengan keahliannya. bidang keahlian Anda.
mengharuskan dilaksanakan keputusan ini. perundangan yang berlaku yang mengatur Pengalaman penulis sebagai saksi 3. Jika Anda tidak mengerti pertanyaan,
Dalam hal ini isi gugatan adalah penundaan tentang tugas dan fungsinya dalam adalah permintaan karena telah melakukan mintalah klarifikasi dan tidak
terhadap penetapan pemenang lelang paket melaksanakan tugas. Selanjutnya sebagai pengawasan dalam suatu kasus tersebut menjawabnya sampai Anda yakin Anda
pekerjaan pengurugan dan pematangan Saksi, Auditor juga menjelaskan ruang dan diminta memberikan keterangan mengerti. Untuk memberikan keterangan
tanah, dan hasil keputusan Pengadilan Tata lingkup permasalahan yang diperkarakan, terkait hasil pengawasan yang dilakukan di yang sebaik-baiknya dan sebenarnya
Usaha Negeri terhadap penundaan yang mulai dari penanganan pengaduan atas pengadilan. Hakim Ketua dapat memanggil menurut standar yang berlaku, auditor
diajukan tidak dapat dikabulkan. perkara, penyusunan berita acara, analisis lagi Auditor yang bersangkutan apabila harus mencerna dahulu maksud suatu
sampai dengan perumusan simpulan atas masih memerlukan keterangan. pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Peran Auditor dalam Pemberian perkara tersebut. Hal tersebut tentunya Selain hak, terdapat kewajiban yang Apabila kurang jelas menangkap atau
Keterangan di Pengadilan berdasarkan hasil pengujian terhadap harus dipenuhi seorang ahli, yaitu kewajiban mengerti pertanyaan yang diajukan,
Kehadiran Saksi di Pengadilan Tata dokumen dan keterangan serta pengujian memenuhi panggilan untuk memberikan dapat meminta pertanyaan diulang atau
Usaha Negara adalah atas permintaan dari seluruh data yang berhasil dihimpun. keterangan ahli di persidangan, kewajiban diperjelas maksudnya.
salah satu pihak tergugat. Dalam hal ini, Seluruh keterangan yang diberikan Auditor bersumpah di depan sudang sebelum 4. Pilih kata-kata dengan hati-hati. Pastikan
kehadiran saksi yang dimaksud adalah sebagai saksi ahli dicatat sebagai barang memberikan keterangan ahli, kewajiban untuk mengatakan dengan tepat apa yang
Saksi Fakta yang diminta oleh unit yang bukti, dan seluruh hasil evaluasinya untuk memberikan keterangan yang benar, dan Anda maksud.
berwenang untuk memberikan keterangan diserahkan kepada pengadilan sebagai kewajiban menyimpan rahasia jabatan. 5. Baik di dalam pengujian langsung dan
yang dikuatkan dengan sumpah atau janji barang bukti. Selain mengetahui hak dan kewajiban pengujian silang, jika seorang pengacara
menurut agama dan kepercayaan Saksi Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, auditor juga dituntut untuk dapat keberatan dengan pertanyaan yang Anda
Fakta. Setelah Saksi Fakta mengucapkan memberikan keterangan ahli terkait menjaga kepercayaan diri, kapasitas dan tanyakan, jangan menjawab pertanyaan
sumpah dan janjinya, barulah dapat banyaknya pengaduan masyarakat, kompetensinya sebagai seorang ahli di sampai aturan hakim atas suatu keberatan.
diajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya disarankan kepada Auditor agar dapat bidang audit. Untuk menjaga hal tersebut, 6. Gunakan alat bantu visual (white board,
oleh pihak-pihak yang bersangkutan dan mempersiapkan diri baik penguasaan diperlukan persiapan yang baik. Berikut video, foto, slide, demonstrasi komputer,
pertanyaan ini disampaikan melalui Hakim materi maupun mental. Dengan demikian adalah beberapa tips untuk bersaksi secara dll) untuk membantu menjelaskan konsep
Ketua Pengadilan. Hakim Ketua Pengadilan apabila dikemudian hari diminta menjadi efektif: yang sulit, menunjukkan bagaimana tugas
dapat menolak suatu pertanyaan apabila saksi ahli maupun saksi fakta di Pengadilan, 1. Dalam kesaksian langsung (ketika tertentu dilakukan, atau menunjukkan
menurut pertimbangannya tidak ada kaitan dapat menjelaskan fakta/bukti dengan ditanyai oleh pengacara yang disebut hubungan item untuk satu sama lain.
dengan sengketa yang sedang diperiksa. benar dan tenang, sehingga apa yang Anda untuk bersaksi), jawablah hanya
Daftar Pustaka :
Pengalaman penulis sebagai Saksi Fakta disampaikan kepada pihak pengadilan dapat pertanyaan yang diajukan, kecuali Anda
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
yang tidak melihat langsung kejadian, dipertanggungjawabkan. diminta untuk melakukannya. Jika ada 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
namun melaksanakan tugas sebagai Auditor yang bertanya dengan pertanyaan ya atau Negara;
yang melakukan Audit, Evaluasi, Reviu Hak dan Kewajiban Saksi tidak, jawablah dengan “ya” atau “tidak” 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
dan Pengawasan Lainnya sesuai surat Seorang ahli mempunyai hak dan saja tanpa disertai dengan penjelasan. Jika 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama
tugas dalam rangka pengumpulan bahan kewajiban dalam memberikan keterangan pengacara ingin Anda mengatakan lebih, atas Undang-Undang Republik Indonesia
dan keterangan, maka sebagai Saksi Fakta, ahli. Hak yang perlu diketahui antara lain Anda akan diminta untuk menjelaskan. Nomor 5 Tahun 1986 Undang-Undang
Republik Indonesia;Undang-Undang Nomor
akan bertugas pada saat pengambilan menerima surat panggilan yang sah dengan Perlu diketahui oleh para auditor bahwa 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha
data dan meminta keterangan dari pihak memerhatikan tenggang waktu yang wajar kewajiban menjawab pertanyaan hanya Negara;
tergugat serta pengujian terhadap data antara diterimanya panggilan dan hari untuk pertanyaan yang menyangkut 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
untuk menjelaskan kesimpulan dari hasil ketika diharusnya memenuhi panggilan keahlian dan kewenangannya saja. Aparatur Negara Nomor : Per/220/M.
pengumpulan bahan dan keterangan sesuai tersebut, hak untuk mengetahui perkara 2. Jika Anda tidak tahu jawaban atas PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional
tugasnya sebagai Auditor. ketika ia akan memberikan keterangan dan Auditor dan Angka Kreditnya;
pertanyaan, katakan juga sejujurnya.
4. Komunikasi Audit Intern II, Pusat Pendidikan
Sebagai Saksi dalam persidangan, bebas dari tekanan pihak manapun, serta Jangan menghindari pertanyaan. Jangan dan Pelatiha Pengawasan, BPKP.
Auditor memberikan penjelasan tentang hak untuk menolak menjawab pertanyaan menawarkan pendapat yang tidak dalam

60 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 61


KINERJA KINERJA

yang ada di Indonesia. Best practice yang perspektif yang berbeda, sehingga
sudah teruji untuk mekanisme pengendalian suatu organisasi dapat menempatkan
e-goverment salah satunya adalah COBIT infrastruktur teknologi didalamnya;
(Control Objectives for Information and 2) Acquire and Implement (AI).
Untuk
Related Technologies) yang merupakan merealisasikan strategi TI, solusi TI
framework control IT yang memiliki membutuhkan identifikasi, dibangun
cakupan bahasan paling komprehensif. atau dikembangkan, begitu juga agar
Dengan menggunakan tiga prinsip dapat diimplementasikan dalam bisnis
utama sebuah framework IT Governance proses organisasi dan memastikan sistem
(Weill & Ross-CISR MIT), COBIT TI dapat memberikan jaminan TI yang
merupakan framework eksisting yang paling memberikan solusi secara kontinyu;
dekat memenuhi prinsip- prinsip utama 3) Deliver and Support (DS).
Domain ini
sebuah IT Governance Framework. COBIT, lebih dipusatkan pada ukuran tentang
dikembangkan oleh IT Governance Institute aspek dukungan TI terhadap kegiatan
merupakan bagian dari Information Sistem operasional bisnis (tingkat jasa layanan
Audit and Control Association (ISACA), dan TI aktual atau service level) dan aspek
standar internasional berisi tauladan (good urutan (prioritas implementasi dan
practice) dalam penatakelolaan, pengamanan, untuk pelatihannya);
dan pengendalian TI, kerangka kerja 4) Monitor and Evaluate (ME).
Semua
Mengenal Audit Teknologi Informasi manajemen resiko TI, serta kerangka kerja
dan perangkat pendukung bagi pengambil
proses TI yang perlu dinilai secara berkala
agar kualitas dan tujuan dukungan
Oleh: Wirata,SE, ME (Auditor Muda Inspektorat III)
keputusan organisasi yang mencakup TI tercapai, dan kelengkapannya
aspek-aspek kebutuhan pengendalian, berdasarkan pada syarat kontrol internal
permasalahan teknis dan resiko organisasi. yang baik.

D
i era digital ini, akses informasi audit internal, atau kegiatan pengawasan COBIT mencakup bimbingan bagi para
dipermudah dengan banyaknya dan evaluasi lain. Pada mulanya istilah ini pemimpin dan semua level manajemen yang Waktu Pelaksanaan Audit TI
perangkat atau gawai canggih dikenal dengan nama audit pemrosesan terdiri atas 4 (empat) tujuan pengendali Semua proses TI perlu dinilai secara
dalam kehidupan sehari-hari. Pengembang- data elektronik. Audit TI secara umum tingkat tinggi, yaitu Gambaran luas berkala agar kualitas dan tujuan dukungan TI
an dan implementasi e-government dan merupakan proses pengumpulan dan mengenai eksekutif; Kerangka kerja; Isi tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan
audit Teknologi Informasi (TI) menjadi evaluasi dari semua kegiatan sistem utama (tujuan pengendalian, petunjuk pada syarat kontrol internal yang baik.
wujud nyata digitalisasi dunia kerja. Dalam informasi dalam organisasi. Istilah lain manajemen dan model kedewasaan); dan Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam
rangka mendukung peran strategis APIP dari audit TI adalah audit komputer yang Apendiks (pemetaan, ajuan silang dan audit TI tidak berbeda dengan audit
dalam pencegahan kerugian negara melalui banyak dipakai untuk menentukan apakah daftar kata-kata). COBIT menyediakan pada umumnya yaitu dimulai dari tahap
quality assurance dan advisory services, tidak aset sistem informasi organisasi itu telah parameter-parameter pengendalian TI yang perencanaan sebagai suatu pendahuluan
ada salahnya kita mengenal audit teknologi bekerja secara efektif, dan integratif dalam terbagi menjadi empat kategori domain, mutlak yang perlu dilakukan agar auditor
informasi (TI) atau Information Systems (IS). mencapai target organisasinya. yaitu: mengenal benar obyek yang akan diperiksa
Selama ini, tata kelola TI belum sesuai 1) Plan and Organise (PO). Domain dan pelaksanaannya dapat berjalan efektif
Audit TI dan COBIT dengan kebutuhan pemerintah di Indonesia, ini meliputi taktik dan strategi, serta dan efisien; mengidentifikasikan resiko
Audit TI atau IS adalah bentuk sehingga perlu suatu standar nasional dalam fokus pada bagaimana TI memberikan dan kendali untuk memastikan bahwa
pengawasan dan pengendalian dari tata kelola TI. Penyusunan standar tersebut kontribusi terbaik pada suatu bisnis qualified resource sudah dimiliki dalam
infrastruktur teknologi informasi secara dapat dilakukan dengan mengadopsi proses. Realisasinya suatu visi strategis hal ini aspek SDM yang berpengalaman
menyeluruh. Audit TI ini dapat berjalan standar yang ada dan disesuaikan dengan membutuhkan perencanaan, komunikasi dan juga referensi praktik-praktik terbaik;
bersama-sama dengan audit finansial, aturan, hukum serta proses bisnis dan resiko dan pengaturan untuk memperoleh mengevaluasi kendali dan mengumpulkan

62 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 63


KINERJA KINERJA

bukti-bukti melalui berbagai teknik rencana anggaran di masa mendatang, langsung sekaligus sebagai pengawasan Daftar Pustaka :
termasuk survei, interview, observasi, dan d) Memberikan reasonable assurance publik terhadap kebijakan KKP. 1. ISACA Journal ; Volume 6, 2014.
review dokumentasi; mendokumentasikan bahwa sistem informasi telah sesuai Keterbukaan informasi publik juga 2. Buku Panduan Audit TI- Institute of Internal
dengan mengumpulkan temuan-temuan dengan kebijakan atau prosedur yang merupakan tuntutan zaman yang harus Auditors (IIA) Indonesia.
dan mengidentifikasikan dengan auditan; telah ditetapkan, disikapi dan diantisipasi dengan baik. 3. Gondodiyoto, S. dan Hendarti, H. (2007).
serta menyusun laporan yang meliputi e) Membantu memastikan bahwa Untuk mewujudkan program ‘Satu Data’, Audit Sistem Informasi Lanjutan. Jakarta:
tujuan pemeriksaan, sifat, dan kedalaman jejak pemeriksaan (audit trail) telah tantangan besar yang dihadapi adalah Penerbit Mitra Wacana Media.
pemeriksaan yang dilakukan. diaktifkan dan dapat digunakan oleh sumber data yang beragam, kualitas 4. Henczel, Susan. (2001). The Information
Ron Webber, Dekan Fakultas Teknologi manajemen, auditor maupun pihak dan validitas, struktur birokrasi, dan Audit: a Practical Guide. Munchen : Saur.
Informasi, Monash University, dalam salah lain yang berwewenang melakukan pemutakhiran data dan fungsi Audit TI 5. Indrajit, Richardus Eko. (2000). Pengantar
satu bukunya Information System Controls pemeriksaan, dapat memberikan Assurance sehingga Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi
and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan f ) Membantu dalam penilaian apakah pemanfaatan data bisa dapat mempercepat dan Teknologi Informasi. Jakarta: Elex Media
beberapa alasan penting mengapa Audit initial proposed values telah terealisasi akselarasi pelaksanaan program serta dapat Komputindo.
IT perlu dilakukan, antara lain: kerugian dan saran tindak lanjutnya. memberikan kontribusi lebih kepada kinerja 6. Ron Webber, Monash University. Information
akibat kehilangan data, kesalahan dalam KKP di masa mendatang agar kebijakan System Controls and Audit (Prentice-Hall,
Audit TI merupakan urutan kronologis
pengambilan keputusan, resiko kebocoran dan program pembangunan kelautan dan 2000)
catatan audit, yang masing-masing
data, penyalahgunaan komputer, kerugian perikanan yang telah dilaksanakan selama 7. Presiden RI.go.id
berisikan bukti langsung yang berkaitan
akibat kesalahan proses perhitungan, dan ini dapat terus memberikan kontribusi
dengan yang dihasilkan dari pelaksanaan
tingginya nilai investasi perangkat keras dan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
suatu proses bisnis atau fungsi sistem.
perangkat lunak komputer.
Catatan audit biasanya hasil kerja dari
Beberapa manfaat dilakukannya Audit
kegiatan seperti transaksi atau komunikasi
TI adalah :
oleh orang-orang individu, sistem, rekening
1) Manfaat pada saat Implementasi (Pre- atau badan lainnya. Dengan adanya Audit
Implementation Review) terdiri dari: TI diharapkan semua kronologis/kegiatan
a) Institusi dapat mengetahui apakah program dapat terekam dengan baik.
sistem yang telah dibuat sesuai Audit TI juga sangat membantu dalam
dengan kebutuhan ataupun memenuhi TI forensik jika pengguna TI menderita
acceptance kriteria, kerugian terutama dalam bidang finansial
b) Mengetahui apakah pemakai telah akibat kejahatan komputer seperti komputer
siap menggunakan sistem tersebut, fraud (kejahatan atau pelanggaran dari segi
c) Mengetahui apakah outcome sesuai sistem organisasi komputer) dan computer
dengan harapan manajemen; serta crime menggunakan media komputer dalam
2)
Manfaat setelah sistem live (Post- melakukan pelanggaran hukum.
Implementation Review) yang meliputi:
a) Institusi mendapat masukan atas Pengelolaan Data KKP
risiko-risiko yang masih ada dan saran ‘Satu Data’merupakan program unggulan
untuk penanganannya, KKP untuk mendukung kebijakan nasional
b) Masukan-masukan tersebut dimasuk- sebagai wujud peningkatan kualitas data,
kan dalam agenda penyempurnaan penyatuan data, dan pembukaan akses data
sistem, perencanaan strategis, dan bagi masyarakat luas. Selain itu, ‘Satu Data’
anggaran pada periode berikutnya, KKP sebagai wujud keterbukaan informasi
c) Bahan untuk perencanaan strategis dan publik, agar masyarakat dapat mengakses

64 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 65


LIPUTAN LIPUTAN

Peringati HAKORDIA 2018 :


Bergerak Bersama Berantas Korupsi

Adapun puncak peringatan WBK/WBBM Tahun 2018 di lingkungan


HAKORDIA 2018 lingkup KKP KKP, dan diisi dengan testimoni dari

D
dilaksanakan di Ballroom Gedung Mina perwakilan pejabat Satker penerima
alam rangka memperingati Bahari III KKP Jakarta pada Senin, 10 penghargaan, yaitu dari:
Hari Anti Korupsi Sedunia Desember 2018. Acara dbuka secara resmi 1. BPSPL Denpasar
(HAKORDIA) 2018, KKP, dalam oleh Bapak Irjen Dr.Muhammad Yusuf yang 2. SUPM Waiheru Ambon
hal ini dikoordinasikan oleh Itjen KKP, menjadi Pelaksana Harian Menteri Kelautan 3. BKIPM Kelas I Manado,
berpartisipasi dalam Pameran KPK yang dan Perikanan. Dalam sambutannya beliau 4. Pangkalan PSDKP Jakarta
diselenggarakan pada tanggal 4-5 Desember berharap melalui peringatan HAKORDIA 5. BBPBAP Jepara
2018 di lobby Hotel Bidakara, dimana 2018 diharapkan selalu tertanam semangat 6. BPBAT Mandiangin, dan
Itjen bersama unit eselon I lingkup KKP anti praktek korupsi dalam bentuk apapun. 7. BPPP Banyuwangi.
menempati 1 (satu) booth dan menyajikan Perlu tekad dan komitmen bersama untuk Dalam testimoni tersebut disampaikan
berbagai media informasi tentang pemberantasan korupsi. praktek terbaik di masing-masing Satker,
pencegahan dan pemberantasan korupsi, Setelah sambutan dan pembukaan antara lain: integritas dalam tugas,
gratifikasi, integritas, dan pembangunan secara resmi, dilanjutkan dengan komitmen bersama dimulai dari hal-hal
Zona Integritas menuju WBK/WBBM di penandatanganan/pembacaan komitmen sederhana, penerapan e-payment dsb.
lingkungan KKP. Dalam acara tersebut juga bersama untuk mewujudkan Zona Integritas Selanjutnya sebagai pokok acara adalah
disajikan Kuis Integritas hasil karya pegawai menuju WBK/WBBM khususnya dalam Talkshow yang menghadirkan narasumber
Itjen KKP Mas Iswahyudi, yang sukses hal pencegahan korupsi dan peningkatan tokoh-tokoh terkenal, seperti Bapak Laode
menyedot perhatian para pengunjung. kualitas pelayanan publik oleh seluruh M. Syarif dari KPK, Bapak Soegiharto
Acara ini sendiri sebenarnya rangkaian dari pimpinan unit eselon l. Menteri BUMN 2004-2007, Bapak
peringatan HAKORDIA yang jatuh pada Disela-sela acara, diumumkan hasil Dr.Salusra Widya Deputi Pengembangan
tanggal 10 Desember untuk diperingati penilaian Satker Peraih Penghargaan dalam Strategi dan Kebijakan LKPP, dan Ibu Prof.
setiap tahunnya. Pembangunan Zona Integritas Menuju Hj.Komariah dari Universitas Padjadjaran

66 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 67


LIPUTAN LIPUTAN

yang juga Hakim Agung periode 2007- pelayanan publik yang rentan atau rawan
2013, dipandu oleh Bapak Imam B. Prasodjo terjadinya praktek KKN.
(Guru Besar Universitas Indonesia). 3.
Perlu adanya perbaikan secara ber-
Dari diskusi dalam bentuk Talkshow kelanjutan atas sistem pengadaan
tersebut, beberapa hal yang dipandang secara elektronik guna mencegah/
sebagai terobosan ataupun usulan menarik meminimalisir terjadinya KKN, dengan
yang perlu ditindaklanjuti tidak hanya oleh tetap menjamin kualitas barang/jasa
KKP namun oleh instansi terkait: yang tersedia pada e-Katalog dari para independensi dan akuntabilitas serta good
1. Perlunya perbaikan sistem penggajian/ penyedia yang benar-benar mempunyai corporate governance.
salary serta reward kepada para pegawai kemampuan (keuangan, SDM, teknologi, Untuk memeriahkan peringatan
yang berintegritas dan berprestasi, dan sebagainya), sehingga barang/jasa HAKORDIA 2018 tersebut digelar pula
meskipun memang hingga kini sistem benar-benar berkualitas dan bermanfaat. booth-booth dari masing-masing unit eselon
penggajian belum berkeadilan, dan Dalam hal ini perlu diusulkan persyaratan I lingkup KKP yang menyajikan berbagai
semestinya tidak menjadikan alasan tambahan bagi peserta lelang seperti: media informasi tentang HAKORDIA
untuk terjadinya korupsi (dalam hal ini Laporan Keuangan yang valid dan 2018, juga diisi dengan games-games
corruption by needs). Reward juga dapat keterbukaan pemilik manfaat (beneficial Untuk itu dibutuhkan komitmen seru berhadiah suvenir menarik, tidak
berupa promosi jabatan kepada pegawai owner) perusahaan yang mengikuti lelang, bersama termasuk antar instansi yang ketinggalan booth Itjen KKP yang kembali
dimaksud, tidak harus dalam bentuk dan sebagainya. Keterbukaan pemilik ini berhubungan dengan perijinan, serta menggelar Kuis Integritas sebagaimana di
kompensasi finansial. sangat diperlukan manakala perusahaan dukungan dari Aparat Penegak Hukum Wisma Bidakara.
2. Perlu adanya penyadaran akan pentingnya yang telah di-blacklist akan mengikuti dalam menerapkan sanksi terhadap Semoga ajang HAKORDIA 2018
peran masyarakat dalam pencegahan dan lelang dengan "bendera" perusahaan yang para pelanggar/penyalahguna perijinan ini dapat lebih memperkokoh komitmen
pemberantasan korupsi. Dalam hal ini berbeda. (seperti manipulasi Laporan Kinerja bersama dalam pencegahan dan pem-
masyarakat perlu diedukasi untuk tidak 4. Perlu adanya evaluasi terhadap sistem Kapal Perikanan, dan sebagainya). berantasan korupsi, khususnya dalam
membuka peluang terjadinya korupsi perijinan dan PNBP, termasuk dalam 5. Perlu adanya evaluasi dalam penetapan bentuk komitmen bersama pembangunan
yang inisiatifnya dari pihak masyarakat/ hal ini perijinan kapal perikanan, guna pejabat yang menjadi Komisaris di Zona Integritas menuju WBK/WBBM di
pengusaha. Hal ini umumnya terjadi memaksimalkan potensi PNBP, dan BUMN, dalam hal ini perlu adanya lingkungan KKP.
dalam bentuk gratifikasi di unit-unit disisi lain mencegah terjadinya KKN. persyaratan ketat untuk menjamin Itjen Kuat, KKP Hebat!!!

68 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 69


AUDITORIA AUDITORIA

Itjen KKP Peduli dengan Kualitas Belanja KKP:


Reviu RKA-K/L dan RKBMN
Operasional Jabatan di Dalam Negeri.
Dimana sesuai amanat PP No. 27 Tahun
2014, perencanaan kebutuhan BMN harus
berpedoman pada standar barang, standar
kebutuhan dan/atau standar harga.
Sejalan dengan hal tersebut, perencanaan
kebutuhan BMN perlu direviu oleh Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP), dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L, dan pengendalian paket meeting luar kota
hal ini Inspektorat Jenderal. Secara spesifik, Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah dan penerapan sewa kendaraan operasional

D
alam upaya pemerintah untuk pelaksanaan Reviu RKBMN tersebut antara penganggaran antara lain penerapan SBM sebagai salah satu alternatif penyediaan
mewujudkan Anggaran Pendapat- lain bertujuan untuk: dan SBK, kesesuaian jenis belanja, hal-hal kendaraan operasional.
an dan Belanja Negara (APBN) 1) memberikan keyakinan terbatas (limited yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian Selain itu, perlu pengendalian belanja
yang berkualitas, baik dari segi penerimaan assurance) mengenai kesesuaian RKBMN anggaran untuk kegiatan yang didanai dari modal atau belanja jasa konsultan atau
maupun dari segi pengeluaran/belanja, Tahun 2020 dari tiap-tiap unit eselon I PNBP, PHLN, BLU, dan kelengkapan belanja jasa lainnya sesuai dengan tugas dan
maka diperlukan perencanaan pengeluaran/ dengan ketentuan penyusunan RKBMN dokumen pendukung RKA-K/L antara fungsi eselon I dan bermanfaat minimal
belanja, dimana salah satunya adalah yang berlaku, lain: RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen untuk tahun anggaran selanjutnya, dapat
melalui perencanaan kebutuhan BMN. 2) sebagai bahan pengambilan kebijakan pendukung terkait lainnya. dikendalikan, dan kelak akan menjadi aset
Sesuai amanat dalam Peraturan Pemerintah Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Beberapa hal yang tentunya akan tetap atau aset tak berwujud.
Nomor 27 Tahun 2014 diatur bahwa rangka pengadaan barang/jasa yang dicermati Itjen KKP dalam reviu RKA-K/L Peran Itjen KKP yang strategis dalam
perencanaan kebutuhan BMN meliputi menjadi aset BMN dengan keyakinan antara lain: konsistensi sasaran kinerja yang proses perencanaan penganggaran dengan
perencanaan pengadaan, pemeliharaan, terbatas atas kesesuaian RKBMN dengan meliputi volume Keluaran dan indikator melakukan reviu RKA-K/L tersebut
pemanfaatan, pemindahtanganan, dan ketentuan penyusunan RKBMN yang Kinerja kegiatan dalam RKA-K/L sesuai diharapkan dapat meminimalisasi adanya
penghapusan BMN, yang disusun dengan berlaku, dengan sasaran Kinerja dalam Renja K/L kekeliruan dalam pelaksanaan anggaran
memperhatikan kebutuhan pelaksanaan 3) memberikan rekomendasi atas per- dan RKP, serta kesesuaian total pagu dalam dan meminimalisasi terjadinya pemborosan
tugas dan fungsi K/L serta ketersediaan masalahan yang ditemukan dalam RKA-K/L sesuai dengan Pagu Anggaran atau penggunaan anggaran yang tidak
BMN yang ada. Implementasi perencanaan penyusunan RKBMN. K/L dan/atau Alokasi Anggaran K/L. mendukung tupoksi.
kebutuhan BMN membutuhkan persiapan Selain melalui Reviu atas RKBMN, Hal lain yang dicermati terkait pem-
Belanja cermat, anggaran hemat, negara
yang sangat matang, baik itu SDM, sistem dalam rangka upaya peningkatan kualitas batasan dan pengendalian perjalanan dinas
selamat !!!
aplikasi maupun peraturan mengenai belanja negara, Itjen KKP juga melaksanakan (harus selektif dan efisien), pembatasan
tata cara pelaksaanan perencanaan Reviu atas RKA-K/L TA 2019. Sebagai
kebutuhan dan anggaran BMN. Pada wujud pelaksanaan fungsi penjaminan
tahun 2014 telah diterbitkan PMK No. mutu (quality assurance), Itjen KKP telah
150/PMK.06/2014 tentang Perencanaan melaksanakan reviu RKA-K/L TA 2019.
Kebutuhan Barang Milik Negara. Dan Adapun ruang lingkup Reviu RKA-K/L
tahun 2015 telah diterbitkan pula PMK No. tersebut diantaranya adalah konsistensi
76/PMK.06/2015 Tentang Standar Barang pencantuman sasaran kinerja dalam RKA- Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim
yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional
dan Standar Kebutuhan BMN berupa K/L dengan Renja K/L dan RKP, kesesuaian
(www.ropeg.kkp.go.id)
Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas total pagu dan rincian sumber dana dalam

70 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 71


AUDITORIA AUDITORIA

Kejar Capaian Tindak Lanjut, Inspektorat Jenderal


KKP Secara Aktif Pantau Pelaksanaan Tindak Lanjut

Sosialisasi Persiapan dan Asistensi Penilaian Maturitas SPIP Lingkup KKP

Kembali Lakukan Penilaian Mandiri Maturitas SPIP,


Salah Satu Kegiatan Pembahasan Tindak Lanjut Temuan Itjen KKP Itjen KKP Adakan Asistensi Pengisian Kuisioner

D D
alam rangka optimalisasi capaian yang diberikan dalam LHP adalah untuk alam rangka menilai tingkat penyelenggaraan SPIP Lingkup KKP
tindak lanjut hasil pengawasan perbaikan atas kelemahan manajemen maturitas SPIP lingkup KKP, ditargetkan mencapai level 3 dari skala
Itjen KKP, Itjen KKP secara aktif maupun untuk peningkatan kinerja satker Inspektorat Jenderal KKP sebagai 1-5, hal ini sesuai dengan target indikator
melaksanakan pemantauan tindak lanjut terkait. Sehingga dengan demikian, assessor penilaian tingkat maturitas kinerja bidang aparatur negara yang
pada lingkup unit eselon I KKP. Kegiatan ada korelasi antara pelaksanaan tindak penyelenggaraan SPIP melaksanakan ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
pemantauan tindak lanjut tersebut secara lanjut dengan peningkatan kinerja yang kegiatan persiapan penilaian tingat Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
khusus bertujuan antara lain: diharapkan. maturitas lingkup SPIP pada hari Rabu, 3 pada tahun 2015-2019. Pada tahun 2017,
1. melakukan rekonsiliasi data dan informasi Lebih lanjut, tindak lanjut juga sebagai Oktober 2018, bertempat di Ruang Rapat KKP telah mencapai level 3 (Terdefinisi)
pemantauan tindak lanjut antara Itjen wujud partisipasi auditan dalam peningkatan Itjen Lantai 4 Gedung Mina Bahari III. dalam maturitas penyelenggaraan SPIP, dan
KKP dengan semua Satker lingkup unit kualitas Laporan Keuangan, mengingat Kegiatan ini dihadiri oleh para Counterpart hal tersebut akan ditingkatkan capaiannya
eselon I KKP pengawasan Itjen KKP juga mencakup penyelenggaraan SPIP di Unit Kerja dan menuju level 3 pada tahun 2018 - 2019.
2. mendapatkan bukti tindak lanjut atas pertanggung jawaban pengelolaan keuangan responden, serta Inspektorat Jenderal sebagai Pada tahap persiapan penilaian, langkah-
sisa temuan pada Satker-satker lingkup dan BMN, serta penyusunan Laporan assessor SPIP. Sebagaimana diketahui, langkah yang harus dilakukan adalah
unit eselon I KKP yang belum selesai Keuangan 2018. tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP penetapan satuan kerja sebagai sampel,
ditindaklanjuti, Dalam salah satu sambutan sekaligus merupakan kerangka kerja yang memuat penyiapan tim assessor, pembentukan tim
3. menilai kecukupan dan validitas bukti pembukaan secara resmi Pemantauan karakteristik dasar yang menunjukkan yang akan menjadi rekan kerja (counterpart),
tingkat kematangan penyelenggaraan penetapan rencana tindak (action plan)
tindak lanjut yang disampaikan (antara Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Itjen
SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan. penilaian, dan presentasi awal (entry
lain: surat teguran/sanksi, setoran ke kas KKP di Balai Karantina Ikan Kelas I
Tingkat maturitas ini dapat digunakan meeting) berupa pemaparan rencana tindak
negara, dan sebagainya), apabila ada, Jakarta, Bapak Inspektur Jenderal KKP
paling tidak sebagai instrument evaluative penilaian.
4. dan memberikan status penyelesaian Dr. Muhammad Yusuf berpesan tentang
penyelenggaraan SPIP dan panduan generik Selama kurun waktu Bulan September
tindak lanjut (Tuntas, Proses, Belum pentingnya untuk sesegera mungkin
untuk meningkatkan maturitas SPI. s.d Nopember 2018, Inspektorat Jenderal
Ditindaklanjuti) atas bukti tindak lanjut menyelesaikan seluruh sisa temuan.
Kegiatan persiapan Penilaian tingkat KKP terus melaksanakan asistensi peng-
yang disampaikan. “Kepedulian ini sangat penting
maturitas di maksudkan sebagai upaya isian kuisioner dan penilaian mandiri
Tindak lanjut tidak sekedar sebagai wujud mengingat semakin berlarut-larut
mempersiapkan seluruh Eselon I Maturitas SPIP pada unit eselon I lingkup
kepatuhan terhadap peraturan perundang- penyelesaian akan berpotensi masuknya lingkup KKP dalam rangka penilaian KKP.
undangan, namun yang lebih penting lagi APH. Diperlukan juga peningkatan sistem tingkat maturitas yang rencananya Dari hasil validasi penilaian maturitas
adalah sebagai bentuk upaya peningkatan pengendalian intern di masing-masing akan dilaksanakan oleh BPKP di bulan SPIP oleh BPKP, diperoleh nilai 3.462 atau
kinerja auditan yang menindaklanjuti. Hal Satker sebagai lapis 1 dan 2 dalam Three November 2018. Tingkat kematangan berkategori "Terdefinisi". (Sonya / Foto: Farida)
tersebut dikarenakan, rekomendasi/saran Lines of Defense.”

72 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 73


KILAS LENSA KILAS LENSA

Kunjungan kerja dalam rangka sosialisasi Telaahan Sejawat


Pembangunan Zona Integritas

Kunjungan Kerja Bapak Irjen KKP Dr. Muhammad Yusuf


dalam rangka Sosialisasi Pembangunan Zona Integritas
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) pada UPT di
Provinsi Lampung: SUPM Kota Agung Lampung, BBPBL
Lampung, dan BKIPM Lampung. Pada acara tersebut
juga dilakukan penandatanganan Pakta Integritas untuk Telaahan sejawat di itjen Prov. Jawa Timur Telaahan sejawat di itjen Kemenhumham
menolak praktik korupsi di lingkungan BKIPM Lampung
(1 - 3 Agustus 2018). Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tingkat Nasional

Itjen KKP menghadiri Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tingkat
Nasional Tahun 2018: "APIP Daerah Yang Kuat Bersama Mencegah Korupsi". Melalui
kegiatan tersebut dilakukan rekonsiliasi data pemantauan tindak lanjut, dimana diharapkan
APIP Daerah dapat mendorong SKPD untuk segera menyelesaikan sisa temuan Itjen KKP
dimasing-masing daerah.

Iijen KKP menjadi Rujukan dari


Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah berbagai Instansi dan Satker

Kunjungan kerja BBP2HP untuk studi


banding pengolaan barang persediaan (24/8)

Bapak Irjen Dr. Muhammad Yusuf menghadiri Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah
Tahun 2018 di Auditorium Gandhi BPKP: “Mengawal Akuntabikitas Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah untuk Pembangunan yang Berkualitas” tanggal 17 Juli 2018.
Kunjungan kerja dari BKN dalam rangka studi banding penerapan penilaian maturitas

74 SINERGI Edisi II - Tahun 2018 75


Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan
Gedung Mina Bahari III Lt. 2, 3, 4
Jl. Medan Merdeka Timur No.16 - Jakarta Pusat 10110
KILAS LENSA

SINERGI
www.kkp.go.id/itjen

76
@ITJEN_KKP @itjen_kkp itjen KKP

Anda mungkin juga menyukai