Abstrak
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang sangat menghargai dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Islam telah
banyak mengatur tentang tatanan hidup manusia yang termaktub didalam Al-Qur’an
maupun Hadits. Tak bisa dipungkiri bahwa umat manusia benar-benar membutuhkan
suatu pedoman hidup yang relevan sesuai dengan perkembangan zaman. Manusia
senantiasa membutuhkan solusi atau jawaban dari setiap problema dalam
kehidupannya dan bagi kaum muslim Al-Qur’an dan Hadits-lah jawabannya.
Menyandang status sebagai kaum muslim sudah seyogyanya sadar dan selalu
berusaha untuk menyelami berbagai makna dari dua pusaka tersebut, Al-Qur’an dan
Hadits. Dengan melakukan pengamatan dan kajian terhadap berbagai fenomena
yang terjadi tentu bisa menjadi washilah untuk merenungi nikmat Al-Qur’an maupun
Hadits. Maka tak heran apabila penggunaan istilah Generasi Qur’ani menjadi aset
islam untuk menjawab tantangan kehidupan sesuai kemajuan zaman.
1. Pendahuluan
Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah SWT telah dikaruniai
potensi yang luar biasa berupa potensi jasmani dan ruhani, potensi tersebut semakin
paripurna dengan adanya akal pikiran yang membedakan dirinya dengan makhluk
ciptaan Allah SWT yang lain. Berdasarkan potensi yang ada manusia memiliki
kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya, apakah memilih jalan kebaikan atau
jalan jalan keburukan. Pun dengan potensi yang demikian komplit, manusia bisa
mendayagunakannya untuk mencapai puncak kesempurnaannya, salah satunya
dengan mewujudkan generasi terbaik umat yang memegang teguh prinsip ajaran islam
berdasarkan Al-Qurán dan Hadits. Generasi inilah yang kemudian menjadi trendsetter
ditengah kehidupan masa kini dengan sebutan Generasi Qur’ani. Rupanya sangat
menarik untuk menggali konsepsi-konsepsi teoritis terkait generasi qur’ani ini, juga
bagaimana atsar dari adanya generasi unik ini terhadap eksistensi agama Islam.
2. Pembahasan
A. Generasi Qur’ani
Pada dasarnya, Al-Qur’anul Karim ( ( القرآن الكريمmerupakan pedoman utama
yang telah ada dihadapan kalangan muslim dalam mengarungi kehidupan.1 Begitu
juga sabda Nabi Muhammad SAW ( ) الحديثyang berisi tentang seluruh keteladanan
beliau dalam kesehariannya. Kendati demikian, referensi pertama dan utama yang
digunakan oleh kaum muslim tetap Al-Qur’an, adapun Hadits Nabi hanya sebagai
sumber rujukan kedua atau pendamping Al-Qur’an. Maka 2 sumber rujukan inilah
yang menjadi pegangan erat sekaligus menjadi titik balik lahirnya generasi unik yang
masyhur ( ) مشهورdengan istilah generasi qur’ani, yakni generasi yang mempelajari,
menjiwai dan mengamalkan Al-Qur’an sebagai kitabullah yang paling sempurna dari
kitab-kitab sebelumnya disertai dengan sikap meneladani Rasulullah SAW yang
termaktub didalam kitab-kitab Hadits.
Terkait dalil tentang konsep generasi qur’ani ini salah satunya dapat dijumpai
didalam Qur’an surah Az-Zumar ayat 9.
!س! ا! ِ!ج! ًد! ا! َو! قَ! ا!ِئ ًم! ا! يَ! ْ!ح! َذ! ُر! ا!آْل ِخ! َر! ةَ! َ!و! يَ! ْ!ر! ُج! و! َ!ر! ْ!ح! َم! ةَ! َ!ر! بِّ! ِه! ۗ! قُ! ْل َ !ت! آ!نَ! ا! َء! ا!ل!لَّ! ْي! ِل !ٌ !َِأ َّم! ْ!ن! ُه! َو! قَ! ا!ن
!س! تَ! ِو! ي! ا!لَّ! ِذ! ي! َ!ن! يَ! ْع! لَ! ُم! و! َ!ن! َ!و! ا!لَّ! ِذ! ي! َ!ن! اَل يَ! ْع! لَ! ُم! و! َ!ن! ۗ! ِإ نَّ! َم! ا! يَ! تَ! َذ! َّك! ُر! ُأ و!لُ! و! ا!َأْل ْل! بَ! ا!ب
ْ !ََه! ْل! ي
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
1
Sayyid Quthb. Ma’alim fi ath-Thariq. Yogyakarta: USWAH. 2009. Hal. 33.
disampaikan padanya ayat-ayat Ilahi, baik berupa ayat qur’aniyah ataupun ayat
kauniyah.
Selain Al-Qur’an, didalam Hadits Nabi juga disampaikan siapa yang dimaksud
generasi qur’ani. Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah
hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin
Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan radhiyallahu anhu,
bahwa Rasulullah SAW bersabda,
2
ibid. Hal. 34.
3
Maunah. Makalah Islam:Ikhtiar Memunculkan Trendsetter Generasi Qur’ani. Cirebon. Hal. 24.
Misalkan saja program ‘Hafidz Indonesia’, dengan kita menonton acara tersebut dan
memberikan testimoni serta atensi secara tidak langsung kita telah memberikan
kontribusi untuk menyukseskan program tersebut sehingga bisa menjadi program
unggulan dilayar kaca yang bertahan lama, tentunya hal ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan konsepsi generasi qur’ani. Sekiranya dengan melejitnya
program ‘Hafidz Indonesia’ ini memberikan stimulus terhadap para orangtua untuk
senantiasa mendekatkan anak-anaknya kepada Al-Qur’an, hal semacam ini bisa
menjadi salah satu trik dalam rangka upaya membumikan Al-Qur’an. Kedua, dengan
mewujudkan lingkungan qur’ani4 dalam keseharian anggota keluarga, terlebih pada
anak. Mendekatkan mereka kepada Al-Qur’an dengan memastikan mata dan telinga
mereka akrab dengan kitab sucinya yakni Al-Qur’an, disamping pengajaran hadits-
hadits nabawi juga perlu dikenalkan dan diajarkan pada mereka. Tentu bukan hal
yang mudah untuk mewujudkan hal semacam ini. Sebenarnya ada opsi lain untuk
mengakrabkan anak-anak terhadap Al-Qur’an yakni dengan cara memasukkan
mereka pada majelis ilmu semacam pesantren, taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ),
madrasah diniyah dan sejenisnya yang didalamnya terdapat aktivitas mempelajari
semua terkait Al-Qur’an atau menghafalnya. Namun kontribusi dan pengawasan dari
orangtua tetap diperlukan sebagaimana mestinya. Ada suatu hal yang sekiranya
penting untuk menjadi bahan renungan bagi orangtua yaitu benar-benar bisa
memberikan sugesti pada anak bahwasanya dekat dengan Al-Qur’an adalah sesuatu
yang bersifat prestatif apalagi sampai bisa menghafal sebagian atau keseluruhan ayat-
ayat Al-Qur’an.
3. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwasanya yang pantas disebut sebagai generasi qur’ani di zaman kini ialah mereka
yang benar-benar menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya dengan cara
membaca, mempelajari, menghayati, mengajarkan bahkan menghafalkannya dengan
istiqamah. Pada konteks situasi zaman terkini, banyak tantangan yang harus dihadapi
sebagai konsekuensi pengupayaan generasi unik ini. Kendati demikian, masih ada hal
yang bisa kita lakukan sebagai usaha yang kontinu, dua diantaranya yaitu memberikan
dukungan sepenuhnya terhadap program-program siaran TV yang masih senada
dengan konsepsi generasi Qur’ani masa kini. Selain itu, dengan mengenalkan dan
4
Ibid. Hal. 25.
mengakrabkan anak-anak kita dengan majelis ilmu Al-Qur’an seperti pesantren, TPQ
dan sejenisnya juga bisa menjadi jalan menuju suksesnya perwujudan generasi
Qur’ani. Wallahu a’lam.
DAFTAR PUSTAKA
Cirebon.
Jurnal Studi Al-Qur’an; Membangun Tradisi Berpikir Qur’ani. Vol. 5, No. 1. Tahun.
2009.