Anda di halaman 1dari 6

018/SMO-PGSA/IM/III/2021

Kepada : Manager Estate PGSA


Dari : SMO Dept PGSA
Tanggal : 01 April 2021
Hal : Petunjuk Teknis Pemupukan

A. Tujuan
Sebagai pedoman manajemen kebun dalam melakukan kegiatan pemupukan.
B. Ruang Lingkup
IM ini berlaku untuk kegiatan pemupukan di PT. PG & PT. SA.
C. Referensi
Standard Operating Procedures & Instruksi Kerja Agronomi PT. Eshan Agro Sentosa
D. Petunjuk Teknis
1. Pemupukan Mekanis
Upah tenaga kerja manusia semakin tahun semakin tinggi, sementara output hasil kerja manusia
tetap. Maka dari itu banyak kajian-kajian bahkan beberapa perusahaan perkebunan telah
menerapkan sistem kerja secara mekanis guna meningkatkan output dan mengurangi biaya tenaga
kerja manusia. Namun demikian, banyak syarat penunjang yang harus dipenuhi dari segi teknis
maupun non teknis agar penerapan sistem mekanis ini dapat berjalan efektif. Beberapa contoh
pemupukan mekanis adalah pemupukan menggunakan pesawat, drone & fertilizer spreader.
2. Pemupukan Semi-Mekanis
Pemupukan semi-mekanis telah banyak dikembangkan dan diterapkan dibeberapa perusahaan
perkebunan. Konsep semi-mekanis menjadi pilihan dikarenakan banyaknya faktor pembatas untuk
menerapkan full-mekanis seperti kondisi areal, kemampuan SDM, kesesuaian jenis alat/mesin, dan
lain-lain. Konsep semi-mekanis yang umum diterapkan pada aplikasi pemupukan adalah
menggunakan mini traktor yang mengangkut pupuk dan beberapa penabur, sehingga penaburan
masih menggunakan tenaga manusia. Hal ini biasa diterapkan karena kondisi areal tidak seluruhnya
dapat dilalui mini traktor. Penabur akan turun dan menjangkau spot-spot yang tidak dapat dilalui mini
traktor.
3. Pemupukan Manual
Pemupukan manual atau pemupukan konvensional adalah metode pemupukan yang paling umum
dilakukan. PT. Pradiksi Gunatama dan PT. Senabangun Aneka Pertiwi menerapkan sistem pemupukan
manual dengan teknis sebagai berikut :
3.1. Pemupukan di Bibitan
3.1.1. Pemupukan di Pre nursery
3.1.1.1. Tabel 01. Dosis dan jadwal pemupukan di Pre nursery.
3.1.1.2. Pupuk dilarutkan dan diaplikasikan menggunakan gembor atau Knapsack
sprayer.
3.1.1.3. Pemupukan dilakukan setelah penyiraman. 1 jam setelah aplikasi
pemupukan, lakukan mist irrigation ± 10 menit agar sisa cairan pupuk yang
ada diketiak daun dapat larut sehingga daun tidak terbakar.
3.1.2. Pemupukan di Main Nursery
3.1.2.1. Pemupukan dilakukan setelah penyiraman dengan cara ditabur diatas
media tanam.
3.1.2.2. Aplikasi pupuk menggunakan takaran yang seragam dan sudah dikalibrasi
sesuai dosis yang sudah ditentukan.
3.1.2.3. Tabel 02. Dosis dan jadwal pemupukan di Main nursery.
3.1.3. Pemupukan Bibit Umur Lebih dari 12 Bulan
3.1.3.1. Bibit umur lebih dari 12 bulan terlebih dahulu dilakukan spacing ulang
dengan jarak spacing 1,25 meter untuk mempermudah operasional
perawatan & pengangkutan.
3.1.3.2. Tabel 03. Rekomendasi pemupukan bibit umur lebih dari 12 bulan.

3.2. Pemupukan di TBM & TM


3.2.1. Penguntilan
3.2.1.1. Sebelum pupuk diaplikasikan ke lapangan, lakukan penguntilan terlebih
dahulu untuk mempermudah pengeceran, penaburan serta keamanan pupuk.
3.2.1.2. Untilan pupuk adalah kelipatan dosis (1 until untuk sekian pokok) tergantung
dari dosis pupuk yang diuntil. Standar untilan adalah 12 – 16 Kg/until dan tidak
boleh lebih dari 16 Kg/until.
3.2.1.3. Penguntilan dilakukan digudang estate dan dilakukan 1 hari sebelum pupuk
diaplikasi ke lapangan.
3.2.1.4. Karung untuk untilan digunakan eks karung pupuk sebelumnya, tidak boleh
menggunakan karung pupuk yang baru dibuka. Cara ini perlu dilakukan untuk
mengetahui jumlah karung pupuk bukaan baru yang dapat digunakan sebagai
alat kontrol jumlah bobot pupuk yang keluar gudang dengan jumlah pupuk
yang sudah diuntil.
3.2.1.5. Teknis penguntilan
a. Pupuk yang akan diuntil dihampar menggunakan alas terpal atau langsung
ke lantai jika lantai sudah di semen/ plester halus. Tidak dibenarkan
menuang pupuk dari karung langsung ke takaran until atau ke karung until.
b. Karung dibuka dengan membuka benang karung. Tidak diperbolehkan
membuka karung dengan disobek menggunakan pisau.
c. Takaran untilan terbuat dari bahan yang ringan tapi kuat, diberi label yang
jelas mencantumkan jenis pupuk, dosis per pokok dan berat total per
untilan. Besarnya takaran ini adalah kelipatan dari dosis pupuk per pokok
dan mudah memasukkannya ke dalam goni. Takaran until disimpan dan
disusun rapi di gudang estate. Setiap jenis pupuk menggunakan takaran
yang berbeda sesuai Kg kelipatan dosisnya.
d. Perata takaran dibuat dari papan tipis. Tidak diperbolehkan meratakan
permukaan pupuk dalam takaran until menggunakan tangan kosong.
e. Pemukul/ penghancur pupuk yang menggumpal dibuat dari broti/kayu
bulat dengan alas papan yang tebal. Jika lantai terbuat dari semen maka
bisa tanpa papan alas, namun jika alas untilan adalah terpal maka wajib
menggunakan papan alas saat menghancurkan pupuk yang menggumpal.
f. Ikatan karung until menggunakan tali plastik dengan simpul yang kuat
namun mudah dibuka. Tidak boleh diikat dengan simpul mati.
g. Mandor menimbang berat untilan secara acak untuk memeriksa apakah
benar berat untilan sudah sesuai dengan Kg yang telah ditentukan.
Toleransi selisih berat untilan tidak boleh kurang ataupun lebih 1 Kg dari
berat yg sudah ditentukan, jika lebih dari itu maka harus langsung
diperbaiki.
h. Untilan disusun 10 until per tumpuk untuk memudahkan penghitungan.
Dibuat plang identitas ukuran 20 x 30 cm untuk setiap untilan yang berisi
nama divisi, blok, luas, jumlah pokok, jenis pupuk, dosis, berat untilan dan
jumlah untilan.
i. Karung pupuk bukaan baru dikumpulkan dan dihitung untuk mengetahui
berat total pupuk yang diuntil. Karung pupuk digulung setiap 10 karung,
diikat dan disimpan di rak penyimpanan karung.
3.2.2. Pengangkutan dan aplikasi di lapangan
3.2.2.1. Pukul 06.00, unit pengangkut pupuk harus sudah mulai memuat untilan
pupuk, diharapkan pada pukul 06.30 untilan pupuk sudah selesai dimuat
sehingga pukul 07.00 sudah sampai di lapangan.
3.2.2.2. Tidak diperbolehkan memuat untilan pupuk menggunakan gancu.
3.2.2.3. Pengeceran untilan pupuk dari atas kendaraan ditangani oleh petugas yang
terlatih dan diletakkan pada tempat pengeceran/ Tempat Pengumpul Pupuk
(TPP) yang sudah ditentukan. Jumlah untilan yang diletakkan di TPP harus
sesuai jumlah pokok dalam cover TPP tersebut.
3.2.2.4. Untilan pupuk harus diecer dahulu kedalam blok sebelum ditabur.
Pengeceran untilan pupuk harus tepat sesuai jumlah pokok per untilnya.
3.2.2.5. Petugas aplikasi harus membawa ember khusus pupuk yang telah disediakan
perusahaan. Karung until dibuka dan diletakkan dalam ember pupuk untuk
kemudian ditabur. Tidak diperbolehkan menggunakan ember biasa atau
jerigen bekas racun.
3.2.2.6. Penaburan harus menggunakan takaran standar sesuai jenis dan dosis pupuk
yang diaplikasi. Takaran terbuat dari pipa PVC ukuran 3 – 4 inch dengan tinggi
terkalibrasi sesuai dosis pupuk. Takaran untuk setiap jenis dan dosis pupuk
harus tersedia dan ada tempat penyimpanan khusus di gudang divisi.
3.2.2.7. Pupuk makro (NPK, Urea, MOP, Kaptan, dll) ditabur secara broadcast (sebar
merata) melingkar piringan dengan jarak 1 – 2 meter dari pangkal batang.
Aplikasi pupuk tidak boleh menumpuk pada satu titik, spot-spot, bentuk garis
dan atau membetuk cincin.
3.2.2.8. Pupuk miro (HGFB, Zincop, CuSO4, dll) dikarenakan dosisnya sangat rendah
maka tidak bisa dipaksakan aplikasi merata melingkar piringan. Pupuk mikro
diaplikasi setengah lingkaran pada piringan menghadap pasar pikul dengan
jarak 50 - 100 cm dari pangkal batang. Taburan tetap merata, tidak
menumpuk atau membentuk garis.
3.2.2.9. Piringan dengan kerapatan gulma ringan (brondolan jatuh di piringan masih
terlihat) boleh dipupuk, namun untuk kondisi kerapatan gulma sedang dan
berat (brondolan jatuh di piringan tidak terlihat) tidak diperbolehkan aplikasi
pupuk (lihat Lampiran 01). Blok boleh dipupuk jika sekurangnya 80% kondisi
piringan ringan.
3.2.2.10. Piringan tergenang tidak dipupuk. Pokok abnormal (pokok jantan, pokok
gajah) tidak dipupuk. Pokok sisipan kecil (kondisi TBM) dipupuk setengah dari
dosis normal.
3.2.2.11. Karung bekas untilan dibersihkan dan dikumpulkan dengan cara digulung
setiap 10 karung, diikat dan diserahkan kepada mandor pupuk sebagai kontrol
jumlah untilan yang sudah terpupuk.

4. Aplikasi Jangkos
4.1. Prioritas aplikasi jangkos adalah pada daerah lereng dan tanah dengan kandungan pasir tinggi.
4.2. Dosis jangkos untuk TBM adalah 30 Ton/Ha/Thn atau 220 Kg/pkk diaplikasikan 1 lapis di
piringan.
4.3. Dosis jangkos untuk TM adalah 40 Ton/Ha/Thn atau 300 Kg/pkk diaplikasikan 1 lapis di antar
pokok.
4.4. Hindari menumpuk jangkos di lapangan lebih dari 1 bulan, hal ini menyebabkan jangkos menjadi
tempat berkembang biak Oryctes rhinoceros (kumbang tanduk).

5. Pupuk Ekstra
5.1. Aplikasi pupuk diluar rekomendasi reguler dikategorikan sebagai pemupukan ekstra.
5.2. Pemberian pupuk ekstra harus melalui persetujuan dari R&D Department.

Taberu Paser Damai, 01 April 2021

PT. Pradiksi Gunatama


PT. Senabangun Anekapertiwi

Indra Irawan
Direktur
Lampiran 01. Contoh kondisi piringan layak & tidak layak dipupuk.

A. Kondisi Piringan Ringan (layak dipupuk)

B. Kondisi Piringan Sedang (tidak layak dipupuk)

C. Kondisi Piringan Berat (tidak layak dipupuk)

Anda mungkin juga menyukai