IM 018 SMO - Petunjuk Teknis Pemupukan PGSA
IM 018 SMO - Petunjuk Teknis Pemupukan PGSA
A. Tujuan
Sebagai pedoman manajemen kebun dalam melakukan kegiatan pemupukan.
B. Ruang Lingkup
IM ini berlaku untuk kegiatan pemupukan di PT. PG & PT. SA.
C. Referensi
Standard Operating Procedures & Instruksi Kerja Agronomi PT. Eshan Agro Sentosa
D. Petunjuk Teknis
1. Pemupukan Mekanis
Upah tenaga kerja manusia semakin tahun semakin tinggi, sementara output hasil kerja manusia
tetap. Maka dari itu banyak kajian-kajian bahkan beberapa perusahaan perkebunan telah
menerapkan sistem kerja secara mekanis guna meningkatkan output dan mengurangi biaya tenaga
kerja manusia. Namun demikian, banyak syarat penunjang yang harus dipenuhi dari segi teknis
maupun non teknis agar penerapan sistem mekanis ini dapat berjalan efektif. Beberapa contoh
pemupukan mekanis adalah pemupukan menggunakan pesawat, drone & fertilizer spreader.
2. Pemupukan Semi-Mekanis
Pemupukan semi-mekanis telah banyak dikembangkan dan diterapkan dibeberapa perusahaan
perkebunan. Konsep semi-mekanis menjadi pilihan dikarenakan banyaknya faktor pembatas untuk
menerapkan full-mekanis seperti kondisi areal, kemampuan SDM, kesesuaian jenis alat/mesin, dan
lain-lain. Konsep semi-mekanis yang umum diterapkan pada aplikasi pemupukan adalah
menggunakan mini traktor yang mengangkut pupuk dan beberapa penabur, sehingga penaburan
masih menggunakan tenaga manusia. Hal ini biasa diterapkan karena kondisi areal tidak seluruhnya
dapat dilalui mini traktor. Penabur akan turun dan menjangkau spot-spot yang tidak dapat dilalui mini
traktor.
3. Pemupukan Manual
Pemupukan manual atau pemupukan konvensional adalah metode pemupukan yang paling umum
dilakukan. PT. Pradiksi Gunatama dan PT. Senabangun Aneka Pertiwi menerapkan sistem pemupukan
manual dengan teknis sebagai berikut :
3.1. Pemupukan di Bibitan
3.1.1. Pemupukan di Pre nursery
3.1.1.1. Tabel 01. Dosis dan jadwal pemupukan di Pre nursery.
3.1.1.2. Pupuk dilarutkan dan diaplikasikan menggunakan gembor atau Knapsack
sprayer.
3.1.1.3. Pemupukan dilakukan setelah penyiraman. 1 jam setelah aplikasi
pemupukan, lakukan mist irrigation ± 10 menit agar sisa cairan pupuk yang
ada diketiak daun dapat larut sehingga daun tidak terbakar.
3.1.2. Pemupukan di Main Nursery
3.1.2.1. Pemupukan dilakukan setelah penyiraman dengan cara ditabur diatas
media tanam.
3.1.2.2. Aplikasi pupuk menggunakan takaran yang seragam dan sudah dikalibrasi
sesuai dosis yang sudah ditentukan.
3.1.2.3. Tabel 02. Dosis dan jadwal pemupukan di Main nursery.
3.1.3. Pemupukan Bibit Umur Lebih dari 12 Bulan
3.1.3.1. Bibit umur lebih dari 12 bulan terlebih dahulu dilakukan spacing ulang
dengan jarak spacing 1,25 meter untuk mempermudah operasional
perawatan & pengangkutan.
3.1.3.2. Tabel 03. Rekomendasi pemupukan bibit umur lebih dari 12 bulan.
4. Aplikasi Jangkos
4.1. Prioritas aplikasi jangkos adalah pada daerah lereng dan tanah dengan kandungan pasir tinggi.
4.2. Dosis jangkos untuk TBM adalah 30 Ton/Ha/Thn atau 220 Kg/pkk diaplikasikan 1 lapis di
piringan.
4.3. Dosis jangkos untuk TM adalah 40 Ton/Ha/Thn atau 300 Kg/pkk diaplikasikan 1 lapis di antar
pokok.
4.4. Hindari menumpuk jangkos di lapangan lebih dari 1 bulan, hal ini menyebabkan jangkos menjadi
tempat berkembang biak Oryctes rhinoceros (kumbang tanduk).
5. Pupuk Ekstra
5.1. Aplikasi pupuk diluar rekomendasi reguler dikategorikan sebagai pemupukan ekstra.
5.2. Pemberian pupuk ekstra harus melalui persetujuan dari R&D Department.
Indra Irawan
Direktur
Lampiran 01. Contoh kondisi piringan layak & tidak layak dipupuk.