Anda di halaman 1dari 9

9

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang dimulai dari tanggal 20 Februari 2023
hingga 16 Juni 2023. Kegiatan Praktik Kerja Lapang dilakukan PT. Bina Usaha
Flora yang beralamatkan di Jl. Mariwati km. 5,5 Kp. Pataruman, Ds.
Kawungluwuk Kec. Sukaresmi 43254, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Indonesia
dengan ketinggian 1.080-1.450 mdpl.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktik kerja lapang seperti tray semai, selang,
pinset, label, spidol, papan dan sprayer, kemasan dan lain-lain, sedangkan bahan
yang digunakan seperti benih tanaman, media semai, pisau, gunting, pestisida,
pupuk, media tanam, pot, dan kawat gantung.

3.3 Kegiatan Praktik Kerja Lapang


Kegiatan praktik kerja lapang dilaksanakan dari bulan Februari hingga juni
2023, dengan melakukan kegiatan seperti pengenalan jenis tanaman hias,
menyiapkan media semai dan media tanam, penyemaian benih, pindah tanam
bibit, perawatan, dan pemasaran.

3.3.1 Pengenalan jenis tanaman hias


PT. Bina Usaha Flora merupakan perusahaan yang memproduksi beraneka
jenis tanaman hias, berikut ini adalah beberapa komoditas tanaman hias disajikan
dalam Gambar 8.

a b c d
Gambar 8. Jenis tanaman hias : a. Marigold, b. Dianthus, c. Vinca, d. Petunia
10

3.3.2 Persiapan media semai dan media tanam


Bahan yang digunakan untuk membuat media semai benih yaitu peatmoss,
perlite, dan cocopeat sedangkan bahan tambahan berupa basamid dan dolomit.
Untuk media tanam seperti cocopeat, tanin dihilangkan terlebih dahulu dengan
cara cocopeat direndam selama dua minggu di kolam dan direndam sampai air
rendaman bewarna kuning.
Cocopeat yang telah direndam diayak terlebih dahulu menggunakan ayakan
yang dibuat dari kawat strimin. Media semai dibuat dengan perbandingan media
3:3:1:1 (3 cocopeat : 3 peatmoss : 1 perlite : 1 dolomit). Bahan media semai
dicampurkan menjadi satu dengan sekop hingga media tercampur merata.
Sebelum digunakan, media disemprot menggunakan basamid 1 ml.l-1 dan
didiamkan selama satu minggu sebelum didistribusikan menuju tempat
persemaian. Media semai siap pakai disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Media semai siap pakai

Untuk media tanam yang digunakan ada 3 komposisi media yang dibuat.
Persiapan media tanam yang dilakukan secara manual dengan mencampurkan
beberapa komposisi . Media tanam pertama memiliki komposisi seperti cocopeat,
tanah, dan sekam mentah dengan perbandingan 1(cocopeat):1(tanah):2(sekam
mentah). Media tanam yang kedua dibuat dengan menggunakan komposisi
cocopeat, tanah, sekam bakar dengan perbandingan bahan baku
1(cocopeat):½(tanah):2(sekam bakar). Media tanam ketiga yaitu menggunakan
komposisi cocopeat dan tanah dengan perbandingan 2(cocopeat):1(tanah).
Media tanam diaduk menggunakan sekop hingga tercampur rata. Setelah
semua bahan dicampur, tambahkan komposisi seperti NPK 16-16-16 sebanyak 2
g/pot dan Furadan 3G sebanyak 0,25 g/pot. Media tanam dimasukkan kedalam pot
11

untuk digunakan pada kegiatan tanam bibit. Media tanam siap pakai disajikan
pada Gambar 10.

a b c
Gambar 10. Media tanam : a. Media tanah, b. Media sekam mentah
c. Media arang sekam

Setelah media semai siap digunakan, media semai dimasukkan ke dalam tray
hingga penuh dan media yang diisi jangan terlalu padat maupun terlalu renggang.
Media diratakan menggunakan sikat untuk menyisihkan media semai yang
berlebih. Media semai disiram hingga jenuh dan disemprot menggunakan B1
dengan konsentrasi 1 ml.l-1 ,kemudian media semai didiamkan dahulu selama satu
hari sebelum digunakan. Tray siap pakai disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Tray siap pakai

3.3.3 Penyemaian benih


Penyemaian dilakukan secara langsung atau dengan bantuan papan
tergantung pada ukuran benih. Jika benih berukuran kecil, benih disemai
menggunakan alat bantu berupa papan, dan jika benih berukuran besar maka
benih disemai langsung tanpa alat bantu. Papan digunakan untuk mempermudah
penyemaian.
Benih diletakkan di atas papan bewarna putih untuk mempermudah
penyemai melihat benih. Benih ditarik kedalam lubang tray, dan setiap lubang
diisi dengan satu benih. Tray ditutup menggunakan media semai dengan cara
ditaburi media dengan lapisan tipis untuk menutupi benih. Tray diletakkan di
pembibitan dan disiram rutin. Penyemaian benih disajikan pada Gambar 12.
12

Gambar 12. Penyemaian benih

3.3.4 Sanitasi lahan


Sanitasi lingkungan adalah upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan
budidaya untuk menghindari munculnya hama dan penyakit yang dapat
mengganggu keberlangsungan kegiatan budidaya. Kegiatan sanitasi yang
dilakukan diantaranya seperti membersihkan sisa-sisa sampah budidaya
sebelumnya, mencabut gulma yang tumbuh di dalam dan di luar area pembibitan
dan area budidaya. Sanitasi lahan disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13. Sanitasi lahan

3.3.5 Penanaman bibit


Pindah tanam bibit dilakukan ketika tanaman berumur 4 minggu setelah
semai. Bibit dipindah tanam ketika bibit sudah memilliki dua pasang daun. Pot
yang digunakan berukuran 20 cm, pot diisi dengan media tanam, dan media
disiram terlebih dahulu hingga jenuh sebelum bibit ditanam. Bibit ditanam dengan
membuat lubang tanam pada pot menggunakan tugal dengan kedalaman ± 10 cm
dan setiap pot diisi dengan tiga bibit tanaman. Bibit yang sudah ditanam disiram
13

hingga media tanam jenuh. Bibit yang telah dipindah tanam diletakkan di green
house. Kegiatan penanaman bibit disajikan dalam Gambar 14.

Gambar 14. Penanaman bibit


3.3.6 Perawatan
Kegiatan perawatan yang dilakukan selama kegiatan budidaya tanaman tapak
dara berlangsung yaitu :
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi tanaman dan media,
penyiraman tanaman umumnya dilakukan setiap dua kali sehari. Penyiraman
disajikan pada Gambar 15.

Gambar 15. Penyiraman


b. Pemupukan
Pemupukan dilakukan setiap dua kali seminggu. Untuk pemupukan setelah
pindah tanam diberikan pupuk susulan berupa NPK sebanyak 2 g pertanaman.
untuk bibit juga diberikan pupuk siram NPK dengan konsentrasi 2 ml.l-1
disiramkan pada tanaman dengan dosis 200 cc.pot-1. Sedangkan penggunaan
pupuk mikro dengan dosis 2 g.ml.l-1 dan diberikan dengan konsentrasi sebanyak
200 ml.pot-1. Pemupukan disajikan pada Gambar 16.
14

Gambar 16. Pemupukan

c. Penjarangan antar pot


Penjarangan dilakukan dengan memberikan jarak antar pot. Jarak disesuaikan
dengan kondisi tanaman. Jika tanaman bertajuk lebar diperlukan jarak yang sesuai
dengan tajuk tanaman, minimal jarak yang digunakan antar pot yaitu 20 cm.
Penjarangan antar pot disajikan pada Gambar 17.

Gambar 17. Penjarangan antar pot

d. Pemangkasan
Pemangkasan pucuk atau pinching dilakukan pada tapak dara berumur dua
minggu setelah pindah tanam. Cara pinching yang dilakukan pada tanaman tapak
dara yaitu dengan memotong pucuk tanaman agar nantinya tanaman
menumbuhkan tunas apikal sehingga tanaman menjadi rimbun. Pemangkasan juga
dilakukan pada bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit, dan
pemangkasan batang yang sudah tua. Pemangkasan bisa menggunakan tangan
langsung, namun lebih baik menggunakan alat seperti gunting atau pisau yang
tajam dan steril untuk mencegah tanaman terserang penyakit. Pemangkasan
disajikan padaGambar 18.
15

Gambar 18. Pemangkasan

e. Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan dengan pengendalian kimia dan
pengendalian mekanik. Beberapa hama yang sering menyerang tanaman hias
diantaranya yaitu thrips, dan siput telanjang, seperti yang tersaji pada Gambar 19.

Gambar 19. Hama pada tapak dara: (a), Siput telanjang, (b) Thrips

Pengendalian hama siput telanjang dengan pengendalian mekanik, yaitu


dengan mengumpulkan siput dengan tangan dan siput dibuang jauh dari lahan
budidaya. Pengendalian thrips menggunakan pestisida kimia yang mengandung
bahan aktif abamectyn. Untuk pengendalian secara umum menggunakan pestisida
dengan konsentrasi 0,5 – 1 ml / liter. Pestisida disemprot dari bawah hingga ke
atas tanaman dengan tekanan rendah. dan pestisida yang digunakan tiap minggu
berbeda-beda. Pengendalian hama secara mekanik juga dilakukan menggunakan
perangkap yellow trap. Yellow trap dibuat dengan melapisi plastik bewarna
kuning dengan lem tikus yang sudah diencerkan. Yellow trap diletakkan di setiap
lahan budidaya. Sanitasi lingkungan dilakukan untuk mencegah berkembangnya
hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setiap dua kali
seminggu. Pengendalian hama dan penyakit disajikan pada Gambar 20.
16

Gambar 20. Pengendalian hama dan penyakit: (a), Penggunaan pestisida


(b) Penggunaan yellow trap

3.3.7 Panen
Panen tanaman hias tergantung pada jenis masing-masing tanaman.
Contohnya tapak dara mulai berbunga ketika berumur 37 hari setelah pindah
tanam. Tapak dara siap dipasarkan jika pertumbuhannya telah optimal, bentuk
tajuk atau percabangannya sudah bagus dan bunganya sudah mekar (Lanny
Lingga, 2005). Kriteria panen yang di PT. BUF seperti bunga sudah mekar,
memiliki tajuk yang rimbun, dan tanaman bebas dari hama dan penyakit.
Tanaman siap panen disajikan pada Gambar 21.

Gambar 21. Tanaman siap panen

3.3.8 Pemasaran
Tanaman yang akan dipasarkan dikemas dahulu sebelum dikirim. Tanaman
dikemas sesuai dengan permintaan customer. Kemasan yang umumnya digunakan
untuk pengiriman tanaman diantaranya seperti kertas, kardus, dan spunbond.
Pengiriman biasanya menggunakan mobil angkutan atau tergantung pada
17

permintaan customer. Berikut merupakan kemasan yang dipakai untuk pemasaran


tersaji pada Gambar 22.

Gambar 22. Jenis kemasan: (a) Kardus, (b) Spunbound, (c) Kertas

Pemasaran produk tanaman hias di PT. BUF dilakukan dengan promosi


produk mengggunakan sosial media seperti facebook, instagram, dan whatsapp.
Pemasaran dengan media online dapat menjangkau peluang pasar yang cukup
luas. Cara pemasaran produk disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23. Promosi Produk : (a). Promosi melalui facebook,


(b). Promosi melalui whatsapp

Anda mungkin juga menyukai