Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN E-MODUL TERINTEGRASI POTENSI LOKAL PANTAI LOLA

KECAMATAN BINTAN TIMUR PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK


SISWA SMA/MA KELAS X

PENDAHULUAN
Pendidikan di abad ke-21 ini dikenal dengan pendidikan yang berkembang sesuai dengan
kamujan zaman, hal ini dikarenakan dengan berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi. Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi ini tentunya berimbas
pada dunia pendidikan. Dengan berkembangnya Teknologi informasi dan Komunikasi tersebut
dapat memudahkan dunia pendidikan, selain itu juga terdapat tantangan yang ada pada zaman
ini.
Guru harus mampu menghadapi tantangan abad 21 dimana pada abad 21 ini lebih banyak
mengandalkan teknologi, apalagi proses pembelajaran pada saat ini dilakukan secara tidak
langsung (daring) karena masih dalam masa darurat penyebaran Corona Virus Disease 19
(Covid-19), yang berdasarkan surat edaran MENDIKBUD No 4 tahun 2020, peserta didik
diperintahkan untuk belajar dari rumah. Pendidikan di indonesia saat ini sedang mengalami
perubahan yang sangat drastis.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru bidang studi biologi di Madrasah Aliyah Bintan
dan guru bidang staudi biologi di SMA Negeri 1 Toapaya, terdapat permasalahan yang hampir
sama. Permasalahan yang ditemui yaitu kesulitan pada materi invertebrata terkait, karakteristik
materi invertebrata seperti pengklasifikasian atau penggolongan hewan berdasarkan filumnya.
Hal ini ditandai dengan rendahnya ketuntasan klasikal pada materi tersebut. dapat dilihat dari
nilai ulangan harian pada materi Invertebrata di MAN Bintan dan SMAN 1 Toapaya. Adapun
peserta didik yang tuntas dari kedua sekolah tersebut yaitu sebesar 40% peserta didik yang
mendapatkan nilai di atas KKM. Selain itu pada materi ini terdapat berbagai macam hewan-
hewan yang perlu dikenali dan terdapat juga hewan-hewan yang tidak familiar yang belum
dikenali oleh peserta didik.
Guru bidang studi biologi di sekolah MAN Bintan maupun SMAN 1 Toapaya juga
mengatakan kurangnya media pembelajaran dalam menjelaskan secara efektif mengenai materi
invertebrata. Apalagi dalam kondisi pendemi saat ini, penggunaan buku teks sangat minim,
disebabkan peserta didik tidak diperbolehkan datang kesekolah.
Berdasarkan permasalashan diatas yang didapatkan peneliti, maka salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan membuat media yang sesuai untuk meningkatkan
pembelajaran kebermaknaan yaitu dengan mengembangkan media berupa E-modul. Menurut
(Moh Fauzih & Danang T, 2015:5), bahwa E-modul adalah seperangkat media pengajaran
digital atau non cetak yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk keperluan belajar
mandiri. Menurut Kemendikbud (2017) e- modul adalah bahan belajar mandiri untuk proses
pembelajaran yang disusun secara sistematis dan disajikan dalam format elektronik Sehingga
menuntut peserta didik untuk belajar memecahkan masalah dengan caranya sendiri. Didalam
E-modul sendiri sudah tersaji materi yang lebih sederhana dan terkonsep, sehingga mudah
dipahami oleh peserta didik. Maka peneliti tertarik untuk dapat mengembangkan sebuah
media berupa E-modul yang berbasis potensi lokal di Kecamatan Bintan Timur pada materi
invertebrata.
Potensi lokal pada intinya adalah sumber daya yang ada dalam suatu wilayah tertentu.
(Sarah dan Maryono, 2014) mengemukakan potensi lokal adalah potensi sumber daya alam,
manusia, teknologi, dan budaya. Menurut (Hermawan, 2016) menjelaskan kawasan litoral
Pantai Lola merupakan salah satu wilayah yang memiliki ekosistem padang lamun dan
terumbu karang yang cukup baik dan yang kaya akan sumberdaya perairannya. Melalui
potensi lokal yang terintegrasi dalam pembelajaran menjadikan peserta didik termotivasi
untuk mempelajarinya, sehingga pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran
yang di lingkungan dan meningkatkan hasil belajar peserta didik (Hasanah, 2016:6).
Potensi lokal yang menarik untuk diteliti adalah potensi lokal yang ada di pantai lola
kecamatan Bintan Timur. Salah satu potensi lokalnya adalah banyak nya jenis hewan
invertebrata yang ada didaerah tersebut. Pantai lola merupakan salah satu tempat objek wisata
yang ada di Kecamtan Bintan Timur. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan peneltian
dengan judul “Pengembangan E-modul Terintegrasi
NP = 𝑅 x 100

Potensi Lokal Di Pantai Lola Kecamtan Bintan Timur Pada Matteri Invertebrata Untuk Siswa
SMA Kelas X”.
Adapun tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk mengembangkan
produk media pembelajaran e-modul berbasis potensi lokal pada
materi Invertebrata yang valid, praktis dan efektif.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Metode research and development (R&D) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono, 2015:407). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan bahan ajar E-
modul pada mata pelajaran Biologi dengan materi hewan Invertebrata. Tingkat kelayakan media
pembelajaran E-modul pada mata pelajaran Biologi diketahui melalui validasi oleh ahli materi,
validasi oleh ahli media, validasi praktikalitas oleh guru, dan uji coba penggunaan kepada
peserta didik.
Model penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti untuk penelitian ini adalah
penelitian Research and Development dengan menggunakan model pengembangan perangkat
pembelajaran yang digunakan model plomp (Shoffa, 2018: 14). Adapun tahapan- tahapan model
pengembangan Plomp ini terdiri dari lima fase, yaitu 1) fase investigasi awal, 2) fase desain,
3) fase realisasi, 4) fase tes, evaluasi, dan revisi, 5) fase implementasi. Tetapi, penelitian ini
hanya dilakukan sampai pada fase yang ke-
4. Dikarenakan fase ke-5 (implementasi) memerlukan proses dan waktu yang lama.
Uji validitas produk dilakukan menggunakan instrumen angket. Instrumen angket
validasi diisi oleh dua orang ahli desain yang berkompeten dibidangnya. Uji praktikalitas
produk juga menggunakan instrumen angket yang diisi oleh dua orang ahli desain yang
berkompeten dibidangnya. Uji praktikalitas produk juga menggunakan instrument angket
yang diisi oleh guru biologi dan siswa. Sedangkan instrument angket untuk uji efektifitas
produk diisi oleh
24 orang peserta didik. Data penelitian dihitung dengan skala likert dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
Keterangan :
NP = Nilai persen
yang diharapkan R= Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum
Setelah presentase diperoleh, dilakukan pengelompokkan sesuai kriteria seperti pada tabel 10.

Tabel 1. Konversi Tingkat Pencapaian Praktikalitas

Tingkat Keterangan
Pencapaian
81% - 100% Sangat praktis
61% - 80% Praktis
41% - 60% Cukup praktis
21% - 40% Kurang praktis
0% - 20% Tidak praktis
Sumber : Riduwan (2014:41)

Untuk mengetahui tingkat peningkatan hasil belajar kognitif siswasebelum dan sesudah
melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran E-modul ini, maka dilakukan
dengan cara melakukan tes tertulis terhadap siswa. Adapun rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
𝑛𝑖
P= x100%

Sumber Riduwan (2011: 13) Keterangan :


P : Ketuntasan belajar siswa
ni : Jumlah siswa yang mencapai KKM
n : Jumlah seluruh siswa

Media dapat dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa menunjukkan 80% dari jumlah siswa
memperoleh nilai ≥ KKM (Asyhar, 2012 :24). Setelah itu untuk mengetahui tingkat peningkatan
hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media
pembelajaran aplikasi biokayati ini, maka digunakan rumus N- Gain. Untuk mengetahui N-gain,
maka digunakan rumus dari Sundayana (2014 : 151)

N-gain 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡− 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒


= 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒

Keterangan :
N-gain : Gain Score
Tabel 2. Kriteria Indeks Gain
Persentase Interpretasi
0,7 < 𝑁-gain ≤ 1,00 Tinggi
0,3 <N-gain ≤ 0,7 Sedang
0,00 <N-gain ≤ 0,3 Rendah
Sumber : Sundayana (2014:151).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Fase Investigasi
Fase investigasi awal diperlukan untuk mendapatkan gambaran awal sebelum dikembangkannya
media pembelajaran. Fase investigasi awal tersebut meliputi: (a). Analisis awal, (b).
Karakteristik Peserta Didik, (c). Analisis materi
1) Analisis Awal
Tahapan awal ini dilakukan analisis melalui wawancara. Tahapan wawancara awal
dilakukan kepada dua orang guru
pengampu mata pelajaran Biologi di dua sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Toapaya dan MAN
Bintan. Peneliti mengajukan sebelas pertanyaan yang meliputi kurikulum, kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.
2) Analisis Peserta Didik
Diketahui bahwa para peserta didik kelas X secara umum memiliki kemampuan yang
bermacm-macam. Peserta didk lebih tertarik dihadirkan media pembelajaran yang baru
sehingga merangsang motivasi belajar siswa. Dari paparan tersebut perlu adanya
pembelajaran dan inovasi media yang mendorong speserta didik untuk aktif dan mandiri
dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sehingga dapat menenmukan konsep sendiri.
3) Analiss Materi
Pada penelitian ini MAN Bintan menggunakan kurikulum 2013. Pada silabus
kurikulum 2013 Materi hewan invertebrata terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 3.9 yaitu
menerapakan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan
pengamatan anatomi dan morfologi serta mengkaitkan peranannya dalam kehidupan.
Materi hewan invertebrata memiliki pembahasan yang banyak,
Materi hewan invertebrata juga tergolong sangat luas dan banyak menggunakan bahasa
ilmiah.
4) Identifikasi Hewan
Identifikasi hewan-hewan invertebrata dilakukan selama satu bulan, lokasi
yang penelitian adalah Pantai Lola. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
survey lapangan untuk mengambil hewan invertebrata yang ditemukan.
2. Fase Desain
Desain awal media merupakan rancangan awal media pembelajaran e- modul yang
peneliti kembangkan. Produk ini dikembangkan disesuaikan dengan potensi dan masalah
berdasarkan hasil wawancara. Pada penelitian ini peneliti membuat storyboard E-modul
dengan cara menggambar menggunakan inkscape di laptop. Story board E-modul dapat
dilihat pada lampiran.
Instrumen yang digunakan untuk menilai media adalah lembar validitas, lembar
praktikalitas, dan instrumen tes untuk efektifitas media. Lembar validitas dan lembar
praktikalitas yang diisi responden digunakan sebagai dasar pijakan revisi produk yang
dikembangkan.
3. Fase Realisasi
a. Validasi Materi
Ahli materi menilai media dari aspek materi. Validasi materi dinilai oleh ahli materi I
yaiitu dosen FKIP Assist. Prof. Nurul Asikin, S. Pd, M. Pd dan ahli materi II yaitu guru MAN
Bintan Sarkawi, S.Pd. Penilaian kedua ahli materi ini dijadikan acuan untuk merevisi produk
sebelum dilakukan uji coba lapangan.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ahli Materi


Aspek Presentasi
Skor
Kelayakan isi 85,71%
Kebahasaan 87,5%
Penyajian Materi 95%
Hasil keseluruhan 89,40%

Komponen isi E-modulpada Materi Invertebrata Terintegrasi Potensi Lokal memiloki


rata-rata 89,40% dengan kategori sangat valid. Hal ini menunjukan bahwa E- modul yang
dikembangkan telah sesuai dengan Kompetensi Inti (KI), kompetensi Dasar (KD), yaitu KD. 3.9
pada Silabus Kurikulum 2013.
b. Validasi Media Terhadap Media Pembelajaran E-modul
Ahli media yang menilai media pembelajaran E-modul ini ada dua ahli media, Penilaian
dari ahli media ini dijadikan acuan untuk merevisi produk sebelum dilakukan uji coba lapangan.
Adapun hasil rekapitulasi validasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ahli Media

Aspek Presentasi
Skor
Tampilan Media 91,6%
Kemudahan 92,5%
Pengunaan
Kebermanfaatan 87,5%
Hasil keseluruhan 90,53%

Validasi oleh ahli media berkaitan dengan tiga aspek yaitu aspek tampilan media, aspek
kemudahan pengguna, dan aspek kemanfaatan. Ditinjau dari aspek tampilan media, aplikasi
E-modul dikategorikan sangat valid dengan persentase 91,6% dengan kategori sangat valid.
Dalam hal ini peneliti menganggap bahwa mediaini sudah baik karena sudah di uji cobakan..

c. Revisi dari Ahli Materi dan Ahli Media


Tahap selanjutnya adalah revisi media yang telah divalidasi. Meskipun hasil dari kedua
aspek validasi diyatakan sangat valid. Namun peneliti juga melakukan revisi berdasarkan
saran-saran dan masukkan dari validator.

d. Praktikalitas Guru dan Peserta didik Kepraktisan E-modul pada materi Invertebrata
terintegrasi potensi lokal l yang dikembangkan dilihat dari keterpakaian produk
pada hasil uji coba terbatas di lapangan. Hasil praktikalitas
oleh guru dan peserta didik dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Rekapitulasi Praktikalitas Guru
Aspek Presentasi
Skor
Antusiasme 83,33%
Ketercapaian Pesan 100%
Kemudahan 91,66%
Penggunaan
Hasil keseluruhan 91,66%
Tabel 6. Hasil Uji Praktikalitas Peserta Didik

Aspek Presentasi Skor


Antusiasme 85,41%
Ketercapaian Pesan 85,41%
Kemudahan 85,84%
Penggunaan
Hasil keseluruhan 85,55%
0,717509921
Rata-rata N-gain

Efektivitas Media Pembelajaran E- modul

Dalam pelaksanaannya, uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan


dalam menggunakan aplikasi E- modul. Praktikalitas terdiri atas tiga aspek yang meliputi aspek
antusiasme, aspek ketercapaian pesan dan kemudahan penggunai. Hasil penilaian praktikalitas
yang diperoleh melalui guru yakni sebesar 91,66% dengan kategori sangat praktis sedangkan
perolehan dari siswa yakni 85,55% dengan kategori sangat praktis.

Tabel 7. Hasil Efektivitas Peserta Didik

Kategori Nilai Free- Hasil Post-


test test
Nilai tertinggi 80 100
Nilai terendah 40 70
Rata-rata 60 85

Jumlah 24 siswa
keseluruhan siswa
(free-test)
Jumlah siswa yang 3 siswa
tuntas (freet-test)
Ketuntasan belajar 3
x100%=12,5%
klasikal (freet-test) 24

Jumlah 24 siswa
keseluruhan siswa
(post-test)
Jumlah siswa yang 23 siswa
tuntas (post-test)
Ketuntasan belajar 23
x100%=95,83%
24
klasikal (post-test)

N-gain Tertinggi 1

N-gain Sedang 0,6

N-gain Rendah 0,5


Hasil tes ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu nilai free-test peserta didik yang
sudah peneliti lakukan sebelum menggunakan media yang peneliti kembangkan yaitu
memiliki ketuntasan klasikal hanya 12,5%. Kemudian peneliti bandingkan dengan hasil tes
kognitif post test setelah menggunakan media. Tujuan dari pengetesan ini adalah untuk
melihat apakah ada perbandingan nilai kognitif peserta didik sebelum dan setelah
menggunakan media aplikasi E-modul. Untuk mengukur efektivitas E-modul dilakukan
dengan cara membandingkan nilai rata-rata hasil free-test dimana dengan hasil post-test
menggunakan rumus N-Gain.
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, diperoleh rata-rata gain score sebesar 0,71
yang menunjukkan bahwa media aplikasi E-modul memiliki tingkat “Tinggi”. Jumlah siswa
yang tuntas mencapai KKM adalah 23 peserta didik dari 24 peserta didik dengan persentase
ketuntasan klasikal adalah 95,83%. Terlihat perbedaan kemampuan kognitif peserta didik
sebelum penggunaan media aplikasi E-modul dengan sesudah. Ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar peserta didik sesuai dengan pendapat Asyhar (2012:24) yang menyatakan
bahwa satu kelas dinyatakan tuntas belajarnya apabila di dalam kelas terdapat > 80% siswa
yang tuntas. Dimana kriteria ketuntasan minimum yang sudah ditentukan dari sekolah yaitu
72. Sehingga diperoleh hasil persentase sebesar 95,83%.. hal ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar peserta didik sesuai dengan pendapat (Santoso
,2016:5) yang menyatakan juga bahwa pada suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika
dalam kelas terdapat ≥ 85% peserta didik yang telah tuntas. Dapat dikatakan bahwa dengan
menggunakan media E-modul berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik jika
dibandingkan dengan hasil uji freetest sebelumnya.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Dihasilkan E-Modul Pada Materi Invertebrata Terinregrasi Potensi Lokal Kecamatan Bintan
Timur untuk siswa SMA/MA Kelas X dengan model pengembangan plomp.

2. Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa media
aplikasi E-modul ini memiliki tingkat “tinggi”. Dan jumlah siswa yang tuntas mencapai
KKM adalah 23 siswa dari 24 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal adalah 95,83%.

DAFTAR PUSTAKA
Fausih, M., & T, Danang;. (2015). Pengembangan Media E-modul Mata Pelajaran Produktif
Pokok Bhasan Instalasi Jaringan (Local Area Network) Untuk Siswa Kelas XI Jurusan
Teknik Komputer Jaringan di SMK 1 Labang Bangkalan Madura . Header Halaman
Genap, 1 (1), 1-9.
Hasanah, U., Mahrus, Hadipraytino, G.2016. Pengaruh Implementasi Pembelajaran
Biologi Berbasis Potensi Lokal Terhadap Kemampuan
Kognitif
Peserta Didik. Vol. 13 No 2
Desember 2016
Hermawan Deny, Pratomo Arief dan Karlina Ita. (2016). Jurnal Ilmu Kelautan . Gastropods
Distribution Pattern Littorial Zone Village The Province Of Riau Archipelago, 1-12.
Kemendikbud. (2017). Panduan Praktis Penyusunan E-modul . Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA.
Riduwan. (2011). Skala Pengukur Variabel Penelitian . Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2014). Metode & Teknik Penyusunan Proposal Penelitian. . Bandung: Alfabeta.
Santoso. (2016). Media Pendidikan; Pengertian, Pendidikan, dan Pemanfatannya. Jakarta :
PT.Raja Grafindo Persada.
Shoffa, S., Suryaningtyas., W. 2018. Pengembangan Buku Ajar Operation
Research Model Plomp. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Sugiyono . (2015). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung : Alfabeta.
Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan Pendekatan . Bandung : Alfabeta.
.

Anda mungkin juga menyukai