Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA DENGAN LECTORA PADA TEMA

HIPERTENSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA

JURNAL

Oleh :
Yunida Arifah
10312241007

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Suharyanto, M. Pd

Ir. Ekosari Roektiningroem, M. P

NIP. 19511126 197603 1 001

NIP.19611031 198902 2 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2014

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA DENGAN LECTORA PADA


TEMA HIPERTENSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA
Oleh: 1)Yunida Arifah 2)Suharyanto 2)Ekosari Roektiningroem
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
arifah_ida@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran IPA dari segi
kualitas isi dan tujuan, instruksional, dan teknis, mengetahui karakteristik media pembelajaran IPA yang
dikembangkan, dan mengetahui kemandirian belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran IPA.
Penelitian pengembangan media pembelajaran IPA ini menggunakan metode Research and Development dengan
model 4D yaitu define, meliputi analisis awal, siswa, konsep, tugas, dan merumuskan tujuan pembelajaran, design,
meliputi pemilihan bentuk dan membuat rancangan media pembelajaran IPA, develop, meliputi validasi produk,
dan disseminate, namun dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan. Penelitian ini melibatkan
beberapa validator, yaitu 2 orang dosen ahli, dan guru IPA serta saat uji lapangan melibatkan 25 siswa kelas VIII
SMPN 1 Pandak. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi kelayakan media pembelajaran, lembar
observasi dan angket. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis deskripsi kelayakan media pembelajaran
IPA dan rata-rata persentase kemandirian belajar siswa. Hasil penelitian pengembangan ini adalah media
pembelajaran IPA dengan tema Hipertensi. Kualitas kelayakan media ini dinilai sangat baik oleh validator dari
kualitas isi dan tujuan, kualitas instruksional, dan kualitas teknis. Karakteristik media pembelajaran IPA ini adalah
materi disajikan secara terpadu, tema Hipertensi dapat dikaji dari aspek biologi dan fisika, dan penyajian media
pembelajaran IPA bersifat mandiri. Media pembelajaran IPA ini dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri
siswa dengan persentase kemandirian belajar melalui lembar observasi sebesar 88, 33% dengan kategori sangat
baik dan melalui angket sebesar 72,44% dengan kategori cukup.
Kata Kunci : Media Pembelajaran IPA, Sumber Belajar, Belajar Mandiri, Lectora, Hipertensi

Abstract
This research was to produce a feseability and effectiveness student learning independence. This Research
and Development (R & D) used 4Ds (define, design, develop & disseminate). Define included: front end analysis,
student analysis, task analysis, concept analysis; Design included: Instructional Media Criteria Format Selection,
Reference Gathering, Initial Design and Learning instructional Media Design; Develop included: product
validation by expert lecturers and IPA teachers. Disseminate phase in this research was not performed. This
research involved some validation officials i.e. two expert lecturers and a IPA teachers and also during field test it
involved 8th grade students of State Junior High School (SMP Negeri) 1 of Pandak numbered 25. Instrument
used in this research was validation sheet, questionnaire and observation sheet. Data analysis technique conducted
was instructional media suitability descriptive analysis based on validation official suggestion and evaluation
score and student learning independence improvement data i.e. percentage average. Result of research was IPA
instructional media themed Hypertension. This instructional media suitability quality was judged excellent by
validation officials viewed from content suitability aspect, instructional, and technical. The development result IPA
instructional media had characteristics among others (1) materials presented in integrated manner; (2) the
presentation of IPA instructional media is self character. This instructional media is valid used as a source selflearning of student with percentage of independent learning by observation sheet of 88,33% with excellent category
and by questionnaires of 72,44% with enough categories.
Keyword : IPA Instructional Media, Learning Source, Self-Learning, Lectora, Hypertension

_______________________________
1)

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan

power point tanpa animasi. Pembelajaran dalam

bagian dari Ilmu Pengetahuan. Bidang kajian

satu kelas yang terdiri dari banyak siswa dengan

IPA terdiri dari bidang kajian fisika, kimia,

berbagai

macam

biologi, bumi dan antariksa, serta kebumian. IPA

motivasi,

dan

bersifat menyeluruh atau satu kesatuan yang

kemampuan guru untuk mengolahnya dengan

antar bidang kajiannya saling berkaitan. IPA

berbagai media pembelajaran yang menarik.

yang

kesatuan

Media pembelajaran yang memungkinkan dapat

seharusnya diajarkan secara terpadu, tidak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

terpisah

mencapai prestasi belajar yang baik dengan

bersifat

ke

Berdasarkan

holistik

dalam

atau

satu

bidang

IPA.

belakang

kemampuan

karakter,

memerlukan

awal,

proses

dilakukan

masih

Berdasarkan observasi awal di SMPN 1

terpisah-pisah belum ada satu kesatuan antara

Pandak, media pembelajaran dan lingkungan

bidang kajian IPA, seperti halnya yang terjadi

belum mendukung siswa untuk belajar mandiri

pada proses pembelajaran IPA di SMP 1 Pandak.

dalam

Pembelajaran IPA yang dilakukan sudah sesuai

pembelajaran masih didominasi oleh guru

dengan silabus, namun masih terlihat pemisahan

sehingga siswa kurang tertarik dan merasa

antara bidang kajian IPA biologi dan fisika.

bosan. Kurangnya pengembangan kemandirian

Pembelajaran IPA yang dilakukan di SMP

siswa juga terlihat pada saat pemberian tugas

berdasarkan

Satuan

oleh guru, siswa tidak berusaha mengeksplor

Pendidikan (KTSP) seharusnya disajikan dalam

pembelajaran IPA dari sumber lain. Siswa hanya

bentuk tematik, yang akan dibahas dari semua

mengeksplor pembelajaran dari buku cetak yang

aspek bidang kajian IPA.

sudah disediakan. Hal ini karena siswa belum

pembelajaran

observasi

kajian

latar

IPA

yang

Kurikulum

Tingkat

Pemisahan pembelajaran IPA ini juga


terlihat pada sumber belajar siswa. Sumber
belajar yang digunakan siswa adalah buku cetak

aktivitas dan kemampuan siswa masing-masing.

belajar

pembelajaran

pada

dikarenakan

Media pembelajaran IPA dengan software

sama

pelajaran

ini

tersedianya sumber belajar mandiri.

Lectora

buku-buku

Hal

terlatih untuk belajar mandiri karena belum

Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang hampir


dengan

IPA.

merupakan
yang

salah

satu

merupakan

media
variabel

kurikulum sebelumnya. Media pembelajaran

pembelajaran yang terkait

yang

belum

pembelajaran. Tersedianya media pembelajaran

menunjukkan adanya keterpaduan dalam bidang

IPA dengan software Lectora yang berkualitas

kajian IPA, sehingga belum tersedia media

diharapkan

pembelajaran IPA terpadu dan media yang

pembelajaran. Media pembelajaran IPA dengan

digunakan

oleh

guru

juga

digunakan masih sebatas penayangan slide


_______________________________
1)

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

dapat

dengan kualitas

meningkatkan

kualitas

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

software Lectora disajikan dengan tema yang

karena itu perlu adanya pembaharuan berupa

dibahas dari sudut pandang kajian IPA.

media

Upaya

dalam

IPA.

Salah

satu

keterampilan

pembaharuan media pembelajaran IPA yaitu

proses sains dan produknya, IPA dapat disajikan

dengan menggunakan software Lectora pada

dengan menggunakan tema. Banyak tema atau

tema Hipertensi sehingga pembelajaran IPA

isu-isu

dapat

permasalahan

mencapai

pembelajaran

lingkungan

maupun

diajarkan

secara

terpadu

untuk

belajar

siswa.

memungkinkan

media

masyarakat yang terjadi di sekitar kehidupan

meningkatkan

siswa. Salah satunya adalah Hipertensi atau biasa

Software

disebut dengan tekanan darah tinggi. Mengingat

pembelajaran yang disusun lebih interaktif,

pada saat ini banyak kasus hipertensi yang

template dalam Lectora cukup lengkap dan dapat

terjadi di masyarakat yaitu sekitar

dipublikasikan ke berbagai output termasuk

jumlah

penduduk

37% dari

Indonesia

mengalami

kemandirian

Lectora

standar e-learning seperti SCORM dan AICC.

prevalensi hipertensi (Menkes RI, 2007), namun

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka

masyarakat tidak mengetahui tinjauan hipertensi

terdapat sebuah solusi untuk mengembangkan

bila

sebuah media pembelajaran IPA Terpadu dengan

dipandang

dari

aspek

kajian

Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Dengan demikian

Lectora

tema yang dapat diangkat dalam pembelajaran

pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung

IPA adalah Hipertensi. Melalui tema ini siswa

pembelajaran IPA di sekolah sehingga dapat

akan termotivasi untuk berpikir kritis dan

digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi

memunculkan rasa ingin tahu. Dalam tema ini

siswa,

akan dibahas dari berbagai sudut pandang kajian

belajar siswa dan berdampak positif pada

IPA antara lain : sistem peredaran darah

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

(Biologi), dan tekanan (Fisika).

pada

tema

Hipertensi.

Media

sehingga akan meningkatkan prestasi

Adapun rumusan masalah dalam penelitian

Upaya peningkatan kualitas pendidikan

ini

adalah

Bagaimana

kelayakan

media

juga diikuti peningkatan kualitas bahan ajar dan

pembelajaran dengan software lectora pada tema

media pembelajaran. Media pembelajaran IPA

Hipertensi yang dihasilkan ditinjau dari aspek

saat ini telah banyak yang mengikuti kemajuan

kualitas isi dan tujuan, instruksional, dan kualitas

ilmu pengetahuan dan teknologi seperti alat

teknis berdasarkan penilaian dan peninjauan

laboratorium

validator?

Information

dan
dan

pembelajaran
Comunication

dengan

Technology

Bagaimana

karakteristik

hasil

pengembangan media pembelajaran IPA dengan


pada

tema

Hipertensi?

(ICT), namun belum dikemas dalam bentuk

software

lectora

tema, masih dalam materi yang terpisah. Media

Apakah

hasil

pembelajaran yang digunakan di sekolah berupa

pembelajaran IPA dengan software lectora pada

slide power point yang belum interaktif . Oleh


_______________________________
1)

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

pengembangan

media

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

tema hipertensi dapat digunakan sebagai

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan

sumber belajar mandiri bagi siswa?

Data
Data dalam penelitian ini berupa data
kualitatif

METODE PENELITIAN

dan

kuantitatif.

Data

kualitatif

diperoleh dari tanggapan dosen ahli dan guru


IPA tentang kualitas produk yang dihasilkan.

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan

Data kuantitatif diperoleh dari skor hasil

jenis penelitian pengembangan Research and

penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA.

Development (R&D).

Instrumen yang digunakan berupa instrumen


validasi produk dan instrumen uji coba yang
terdiri dari lembar observasi dan angket.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
1 Pandak pada bulan Juni 2014.

Teknik Analisis Data


Teknik analisi data dilakukan dengan
analisis

Target/Subjek Penelitian
Target atau subjek penelitian adalah Media
Pembelajaran

IPA.

Penilaian

Media

Pembelajaran IPA terpadu dilakukan oleh Dosen


Ahli yang berjumlah 2 orang dan Guru SMP
mata

pelajaran

IPA

yang

berjumlah

1.

Sedangkan Media Pembelajaran IPA ini diujikan


terhadap 25 responden.

mengumpulkan

kualitatif

dan

kuantitatif.
1.

Secara Kualitatif
Analisis data kualitatif berupa masukan,

koreksi, dan saran yang diberikan oleh validator


meliputi: dosen dan guru IPA.

2.

Secara Kuantitatif

a. Analisis Kelayakan Modul

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan


lembar

secara

Analisis data secara kuantitatif meliputi:

Prosedur

soal

deskriptif

observasi
data.

dan

angket

Lembar

untuk

observasi

bertujuan untuk mengetahui kemandirian belajar


siswa melalui kebiasaan siswa selama di kelas.
Angket digunakan peneliti untuk mengetahui
kemandirian belajar siswa.

Teknik analisis data untuk kelayakan


modul

dilakukan

dengan

langkah-langkah

sebagai berikut:
1) tabulasi semua data yang diperoleh untuk
setiap aspek penilaian modul dari setiap
penilai.
2) Menghitung rata-rata skor dari setiap
komponen

aspek

penilaian

dengan

menggunakan rumus :
X=
_______________________________
1)

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

............................. (1)

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

Keterangan :
X = skor rata-rata
n = jumlah penilai
3) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai
dengan kategori yang ditunjukkan pada
tabel 1
Tabel 1. Konversi Skor menjadi Nilai
No
.

Rentang skor

Nilai Kategori

X > x + 1,80 Sbi

Sangat
Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat
Kurang

2
3
4
5

x + 0,60 SBi < X x +


1,80 SBi
x 0,60 SBi < X x +
0,60 SBi
x 1,80 SBi < X x
0,60 SBi
X x 1,80 Sbi

Tabel 2. Ketentuan Pengubahan Nilai Kualitatif


menjadi Kuantitatif
Pilihan Jawaban

Skor Pernyataan
Positif
Negatif
5
1
4
2
3
3
2
4

sangat setuju
Setuju
ragu-ragu
tidak setuju

selalu
sering
jarang
jarang
sekali
sangat tidak
tidak
1
5
setuju
pernah
(Sumber: Eko Putro W., 2009: 236)

Instrumen angket yang digunakan sedikit


berbeda yaitu peneliti tidak menggunakan opsi
ragu-ragu. Hal ini bertujuan untuk menghindari
jawaban yang ragu-ragu dari siswa, sehingga
skor maksimumnya dalah 4. Banyak pernyataan

(Sumber : Eko Putro W., 2009: 238)


Keterangan:

dalam angket yang digunakan adalah 25. Skor

X = skor aktual (skor yang dicapai)


xi = rerata skor ideal
xi = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi = simpangan baku skor ideal
SBi = (skor maksimal ideal skor minimal
ideal)
skor maksimal ideal = butir kriteria skor
tertinggi
skor minimal ideal = butir kriteria skor
terendah

pernyataan adalah 100 dan skor minimumnya

maksimum

harus melakukan pengubahan nilai kualitatif

diperoleh

oleh

setiap

adalah 25.
Keterangan :
Skor maksimum
jumlah siswa

skor

maksimum

Skor minimum
siswa

= skor minimum x jumlah


= 1 x 25
= 25

Persentase kemandirian belajar siswa :


P

menjadi kuantitatif terlebih dahulu. Pengubahan


nilai kualitatif pada angket kemandirian belajar

Tabel 3. Kriteria Kemandirian Belajar melalui

siswa menjadi kuantitatif dengan ketentuan


dalam Tabel 2.

_______________________________
1)

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

= 4 x 25
= 100

b. Analisis Persentase Kemandirian


Kemandirian belajar siswa melalui angket

yang

angket
No.

Rentang Skor

1.
2.

25% rata-rata 50%


50% < rata-rata

Kategori
Kemandirian
Belajar
Kurang
Cukup

3.

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

75%
75% < rata-rata
Baik
100%
Penilaian terhadap persentase kemandirian

siswa

setelah

pembelajaran

dengan

pembelajaran

IPA

terpadu

layak

untuk

digunakan.

2. Data Hasil Kemandirian Belajar Siswa

menggunakan media pembelajaran diperoleh dari

Data hasil kemandirian belajar siswa secara

angket dan hasil penilaian observer yang telah

keseluruhan,

memahami rubrik atau pedoman penilaian

lembar observasi maupun angket dapat dilihat

sehingga

pada Tabel 5.

dapat

mengoperasikan

lembar

observasi secara benar. Adapun persentase


kemandirian belajar siswa dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:

(Ngalim Purwanto, 2002: 102)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kelayakan Media Pembelajaran IPA

Motivasi belajar
Penggunaan
sumber dan media
belajar
3.
Tempo dan irama
belajar
4.
Cara belajar
5.
Evaluasi
hasil
belajar
6.
Kemampuan
refleksi
Jumlah
Skor
yang
Diperoleh
Jumlah pernyataan
Skor Maksimum
Skor Minimum
Persentase

dilihat dari aspek kelayakan isi dan tujuan,


instruksional, dan teknis. Hasil penilaian oleh
dosen ahli dan guru IPA ditinjau dari komponen
kelayakan isi dan tujuan, instruksional, dan
teknis diperoleh nilai sangat baik (A). Dari hasil
maka

_______________________________
1)

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

71
71

432
269

67

216

62
66

532
207

56

154

393

1811

6
450
150
87,33%

25
2500
625
72,44%

Data kemandirian belajar siswa melalui


observasi

diperoleh

dari

data

kemandirian belajar siswa pada pertemuan

Penilaian media pembelajaran IPA terpadu

validator,

instrumen

Tabel 5. Data Hasil Kemandirian Siswa melalui


Lembar Observasi dan Angket
Skor yang
Diperoleh
No.
Indikator
Lembar
Observasi Angket

lembar

oleh

menggunakan

1.
2.

Tabel 4. Kriteria Kemandirian Belajar melalui


Lembar Observasi
No.
Rentang Skor
Kategori
1.
0% rata-rata 20%
Sangat
Kurang
2.
20% < rata-rata
Kurang
40%
3.
40% < rata-rata
Cukup
60%
4.
60% < rata-rata
Baik
80%
5.
80% < rata-rata
Sangat Baik
100%

penilaian

baik

media

pertama dan kedua pada uji lapangan. Data


kemandirian
diperoleh

tersebut

data

keseluruhan.

dirata-rata,

kemandirian

Untuk

sehingga

siswa

mengetahui

secara

persentase

kemandirian belajar siswa yaitu dengan cara


mencari persentase kemandirian belajar masing-

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

masing siswa kemudian dirata-rata, sehingga

maupun angket baik. Persentase kemandirian

diperoleh persentase kemandirian belajar siswa

belajar siswa dapat dikatakan baik karena nilai

secara keseluruhan. Secara keseluruhan data

ulangan siswa setelah menggunakan media

hasil kemandirian belajar siswa adalah 87,33%

pembelajaran ini memiliki ketuntasan sebsesar

dengan kategori sangat baik. Data hasil penilaian

96%. Ketuntasan sebesar 96% mengindikasikan

kemandirian

lembar

bahwa siswa sudah mampu belajar mandiri.

observasi pada Tabel 4 menunjukkan persentase

Dengan adanya media pembelajaran IPA yang

rerata dan jumlah setiap indikator kemandirian

bersifat mandiri maka memungkinkan siswa

belajar. Ada beberapa aspek indikator yang

belajar aktif dan mandiri. Belajar aktif dapat

memperoleh skor tertinggi yaitu pada indikator

terlatih dengan adanya diskusi dalam media

motivasi belajar dan penggunaan sumber belajar.

pembelajaran

Hal ini dikarenakan media pembelajaran IPA

Persentase kemandirian belajar yang cukup

hasil pengembangan tidak tergantung pada

tinggi

media lain atau tidak harus digunakan secara

mengoptimalkan

bersama-sama

lain.media

pembelajaran IPA. Dengan demikian, media

pembelajaran IPA hasil pengembangan dapat

pembelajaran IPA yang dikembangkan memiliki

berdiri sendiri. Indikator kemandirian dengan

dampak postif dan efektif digunakan dalam

skor terkecil adalah kemampuan refleksi. Hal ini

proses pembelajaran sebagai sumber belajar

dikarenakan siswa sudah mampu melakukan

mandiri.

belajar

siswa

dengan

melalui

media

evaluasi dengan kategori penguasaan cukup.

diperoleh

dari

skor

perolehan

kemandirian belajar setelah menggunakan media


pembelajaran. Untuk menghitung persentase
kemandirian
dilakukan
kemandirian
kemudian

belajar
dengan

siswa

melalui

menghitung

belajar
dirata-rata,

sehingga

20

persentase kemandirian belajar melalui angkat


secara keseluruhan.

media

Persentase
Kemandirian
Belajar

0
Lembar
Observasi

Angket

Gambar 1. Diagram Kemandirian Belajar Siswa

Persentase kemandirian

belajar siswa melalui angket secara keseluruhan


adalah 72,44% dengan kategori cukup.
Secara keseluruhan persentase kemandirian
belajar siswa baik melalui lembar observasi
_______________________________
1)

penggunaan

mampu

60

persentase

diperoleh

siswa

80
40

siswa

dikarenakan

dikembangkan.

100

angket

masing-masing

yang

Persentase Kemandirian
Belajar

Data kemandirian belajar siswa melalui


angket

juga

IPA

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
1. Kualitas kelayakan media pembelajaran IPA
dengan Lectora pada tema Hipertensi yang

Pengembangan Media Pembelajaran IPA...(Yunida Arifah)

dikembangkan berdasarkan penilaian oleh


dosen ahli dan guru IPA ditinjau dari kualitas
isi dan tujuan, instruksional, dan teknis berada
dalam kategori sangat baik.
2. Media pembelajaran IPA dengan Lectora
pada tema Hipertensi hasil pengembangan

Haris Mujiman. 2011. Manajemen Pelatihan


Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi
Aksara.

ini memiliki karakteristik antara lain materi


disajikan secara terpadu, tema Hipertensi
dapat dikaji dari aspek biologi dan fisika, dan
penyajian media pembelajaran IPA dengan
Lectora dengan karakter bersifat mandiri.
3. Media pembelajaran IPA dengan Lectora
pada tema Hipertensi dapat digunakan
sebagai sumber

belajar

mandiri dengan

kategori kemandirian belajar yang diperoleh


melalui lembar observasi adalah sangat baik
dan melalui angket dengan kategori cukup.

Saran
1. Untuk

penelitian

selanjutnya,

apabila

menggunakan instrument angket, sebaiknya


peneliti memandu siswa dalam pengisian
angket, sehingga siswa akan memahami
maksud dari setiap pernyataan yang terdapat
dalam angket.
2. Sebaiknya

untuk

penelitian

selanjutnya

apabila memerlukan observer, idealnya setiap


observer mengamati aktivitas yang dilakukan
oleh 4-6 siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Eko Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi Program
Pembelajaran Panduan Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_______________________________
1)

Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing

Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-Prinsip dan


Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Oemar

Hamalik. 2008. Proses Belajar


Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
S. Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dlam
Proses Belajar & Mengajar. Jakarta :
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai