Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Dialog: Vol/Num: VII/I, September 2018 ISSN: 2406-9401

Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

ANALISIS KESULITAN DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA


PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MAHASISWA
FKIP UNA

Oleh:

Wan Nurul Atikah Nasution1, Khairun Nisa2


Dosen Universitas Asahan
E-mail:1wannurul.atikah@ymail.com, 2nisakhairun2206@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan yang dihadapi mahasiswa


FKIP UNA dalam mengembangkan media pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Adapun target luaran dalam penelitian ini adalah artikel ilmiah yang
dimuat di jurnal ber-ISSN UNA serta dijadikan sebagai buku ajar pada mata
kuliah media pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian ini
dilaksanakan di Universitas Asahan. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa semester IV Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Asahan sebanyak 80 orang. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan
akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai Desember 2018. Pendekatan
penelitian yang digunakan berupa penelitian studi kasus. Sumber data dalam
penelitian ini berupa hasil karya mahasiswa dalam membuat media pembelajaran
pada bidang studi Bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Model
analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif. Berdasarkan hasil
penelitian ditemukan bahwa nilai rata-rata kemampuan mahasiswa sebanyak 80
orang adalah 85,09, modus diperoleh 80, median diperoleh 86,5, varians diperoleh
24,72, SD diperoleh 4,97, nilai tertinggi diperoleh 94, dan nilai terendah diperoleh
75. Berdasarkan hasil data persepsi mahasiswa maka ditemukan beberapa
kesulitan yang dihadapi mahasiswa yaitu: (1) Sulitnya mencari ide dalam
menentukan media yang sesuai dengan materi Bahasa Indonesia, sehingga materi
yang disampaikan tidak sesuai dengan media yang ditampilkan karena tidak
semua media dapat dikaitkan; (2) Kurangnya waktu, sarana, prasarana, dan biaya
dalam pembuatan media; (3) Kurangnya pemahamanan materi, kreativitas, dan
kepercayaan diri sebagai (calon) guru dalam membuat media pembelajarang yang
menarik; (4) Kurangnya bahan rujukan yang tepat sebagai acuan mahasiswa
dalam memahami media pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Kata kunci : media pembelajaran, bahasa dan sastra Indonesia

Abstract

This study aims to analyze the difficulties faced by students of FKIP UNA in
developing learning media for Indonesian Language and Literature. The output
targets in this study are scientific articles published in the ISSN UNA journal and
used as textbooks in the subjects of Indonesian Language and Literature learning
media. This research was carried out at Asahan University. Objects in this study
were all fourth semester students of the Indonesian Language and Literature
Education Study Program at Asahan University as many as 80 people. The
implementation of this research is planned to be carried out in January 2018 to
December 2018. The research approach used is in the form of case study
research. The source of data in this study is the work of students in making
learning media in the field of Indonesian language studies. Data collection
techniques include data collection, data reduction, data presentation, and
conclusion drawing. The data analysis model used is interactive model analysis.
Based on the results of the study found that the average value of student ability as
much as 80 people is 85.09, mode is obtained 80, median obtained 86.5, variance
obtained 24.72, SD obtained 4.97, the highest value obtained 94, and the lowest
value obtained 75. Based on the results of student perception data, there were
found some difficulties faced by students, namely: (1) Difficulty in finding ideas in
determining the media that is in accordance with Indonesian language material,
so that the material presented is not in accordance with the media displayed
because not all media can be linked; (2) Lack of time, facilities, infrastructure and
costs in making media; (3) Lack of understanding of material, creativity, and self-
confidence as (prospective) teachers in making interesting learning media; (4)
Lack of appropriate reference material as a reference for students in
understanding the Indonesian language and literature learning media.

Keywords : learning media, Indonesian language and literature

PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan,
Dalam suatu proses belajar
Sadiman menyatakan bahwa, “Media
mengajar, dua unsur yang sangat
adalah segala sesuatu yang dapat
penting adalah metode mengajar dan
digunakan untuk menyalurkan pesan
media pembelajaran. Kedua aspek ini
dari pengirim ke penerima sehingga
saling berkaitan. Pemilihan salah
dapat merangsang pikiran, perasaan,
satu metode mengajar tertentu akan
minat, serta perhatian siswa
mempengaruhi jenis media
sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran yang sesuai, meskipun
belajar terjadi. Hamalik (2011)
masih ada berbagai aspek lain yang
menyatakan bahwa, “Media adalah
harus diperhatikan dalam memilih
alat, metode, dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih
media pembelajaran, antara lain
mengefektifkan komunikasi dan
tujuan pembelajaran, jenis tugas dan
interest antara guru dan anak didik
respons yang diharapkan siswa
dalam proses pendidikan dan
ternasuk karakteristik siswa.
pembelajaran di sekolah.”
Meskipun demikian, dapat dikatakan
Khususnya pada mata
bahwa salah satu fungsi utama media
pelajaran bahasa Indonesia, media
pembelajaran adalah sebagai alat
yang digunakan pun beragam. Guru
bantu mengajar yang turut
bahasa Indonesia harus dapat
mempengaruhi iklim, kondisi, dan
memadupadankan media apa yang
lingkungan belajar yang ditata dan
sesuai untuk materi cerpen, materi
diciptakan oleh guru.
puisi, materi pidato, dan materi membangkitkan motivasi dan
Bahasa Indonesia lainnya. Misalnya, rangsangan belajar, dan bahkan
media audiovisual dalam membawa pengaruh-pengaruh
pembelajaran menulis cerpen. psikologis terhadap siswa (Arsyad,
Media adalah perantara atau 2013: 19).
pengantar pesan dari pengirim Apakah langkah-langkah
kepada penerima pesan. Gerlach dan dalam pengembangan media? Secara
Ely (dalam Arsyad, 2007: 3) umum dapat dirinci sebagai berikut:
mengatakan bahwa media apabila (1) identifikasi kebutuhan dan
dipahami secara garis besar adalah karakteristik siswa; (2) Perumusan
manusia, materi, atau kejadian yang tujuan instruksional (intructional
membangun kondisi yang membuat objective); (3) perumusan butir-butir
siswa mampu memperoleh materi yang terperinci; (4)
pengetahuan, keterampilan, dan Mengembangkan alat pengukur
sikap. Media mempunyai peranan keberhasilan; (5) menuliskan naskah
yang sangat penting di dalam proses media; (6) merumusakan instrumen
pembelajaran. Karena dengan adanya tes dan revisi.
media, informasi dapat disampaikan Langkah-langkah
dengan baik oleh pendidik. Guru pengembangan media pembelajaran
tidak hanya melisankan menurut Sadiman, dkk (2013: 99),
(menceramahkan) informasi saja, antara lain adalah sebagai berikut:
tapi memberikan media agar siswa (1) Analisis kebutuhan dan
menjadi lebih tertarik dan karakteristik siswa. Kebutuhan dalam
termotivasi. proses belajar mengajar adalah
Guru harus memiliki kesenjangan antara apa yang dimiliki
pengetahuan dan pemahaman yang siswa dengan apa yang diharapkan.
cukup tentang media pembelajaran Sebelum media dibuat, harus
yaitu: (1) Media sebagai alat meneliti secara seksama pengetahuan
komunikasi guna lebih awal maupun pengetahuan prasyarat
mengefektifkan proses belajar yang dimiliki dan tingkat kebutuhan
mengajar, (2) Fungsi media dalam siswa yang menjadi sasaran media
rangka mencapai tujuan pendidikan, yang dibuat. (2) Merumuskan tujuan
(3) Seluk-beluk proses belajar, (4) intruksional (instructional objective).
Hubungan antara metode mengajar Untuk dapat merumuskan tujuan
dan media pendidikan, (5) Nilai atau instruksional dengan baik, ada
manfaat media pembelajaran dalam beberapa ketentuan yang harus
pendidikan, (6) Pemilihan dan diperhatikan, pertama tujuan
penggunaan media pendidikan, (7) instruksional harus berorientasi
Berbagai jenis alat dan teknik media kepada siswa, artinya tujuan
pendidikan, (8) Media pendidikan instruksional itu benar-benar harus
dalam setiap mata pelajaran, (9) menyatakan adanya perilaku siswa
Usaha inovasi dalam media yang dapat dilakukan atau diperoleh
pendidikan. Pemakaian media setelah proses belajar dilakukan.
pembelajaran dalam proses belajar kedua tujuan instruksional harus
mengajar dapat membangkitkan dinyatakan dengan kata kerja yang
keinginan dan minat yang baru, operasional, artinya kata kerja itu
menunjukkan suatu perilaku atau media. (6) Mengadakan tes dan
perbuatan yang dapat diamati atau revisi. Tes adalah kegiatan untuk
diukur. (3) Merumuskan butir-butir menguji atau mengetahui tingkat
materi. Penyusunan rumusan butir- efektifitas dan kesesuaian media
butir materi adalah dilihat dari sub pembelajaran yang dirancang dengan
kemampuan atau keterampilan yang tujuan yang akan diharapkan.
dijelaskan dalam tujuan khusus Program media yang oleh
pembelajaran, sehingga materi yang pembuatnya dianggap bagus, belum
disusun adalah dalam rangka tentu menarik dan dapat dipahami
mencapai tujuan yang diharapkan oleh siswa. Hal ini hanya
dari kegiatan proses belajar mengajar menghasilkan media pembelajaran
tersebut. Setelah daftar butir-butir yang tidak merangsang proses belajar
materi dirinci maka langkah bagi siswa yang menggunakan. Tes
selanjutnya adalah mengurutkannya atau uji coba dapat dilakukan baik
dari yang sederhana sampai kepada melalui perseorangan atau melalui
tingkatan yang lebih rumit, dan dari kelompok kecil atau juga melalui tes
hal-hal yang konkrit kepada yang lapangan, yaitu dalam proses
abstrak. (4) Mengembangkan alat pembelajaran yang sesungguhnya
pengukur keberhasilan. Alat dengan menggunakan media yang
pengukur keberhasilan dikembangkan. Sedangkan revisi
dikembangkan terlebih dahulu sesuai adalah kegiatan untuk memperbaiki
dengan tujuan yang akan dicapai dan hal-hal yang dianggap perlu
dari materi-materi pembelajaran mendapatkan perbaikan atas hasil
yang disajikan. Bentuk alat dari tes.
pengukurnya bisa dengan tes, Mahasiswa prodi Pendidikan
pengamatan, penugasan atau cheklist Bahasa dan Sastra, Fakultas
perilaku. Instrumen tersebut akan Keguruan dan Ilmu Pendidikan
digunakan oleh pengembang media, merupakan calon guru bahasa
ketika melakukan tes uji coba dari Indonesia. Sesuai dengan mata
program media yang kuliah yang diikuti, yaitu “Media
dikembangkannya. (5) Menulis Pembelajaran Bahasa dan Sastra
naskah media. Naskah media adalah Indonesia” pada mahasiswa semester
bentuk penyajian materi empat, mahasiswa dituntut untuk
pembelajaran melalui media mampu mengembangkan media yang
rancangan yang merupakan akan digunakan ke dalam materi
penjabaran dari pokok- pokok materi bahasa Indonesia. Mahasiswa
yang telah disusun secara baik ditugaskan untuk membuat sendiri
seperti yang telah dijelaskan di atas. medianya, kemudian diaplikasikan
Supaya materi pembelajaran itu dalam menyampaikan materi
dapat disampaikan melalui media, pelajaran Bahasa Indonesia.
maka materi tersebut perlu Namun pada kenyataannya,
dituangkan dalam tulisan atau ketika peneliti mengampu mata
gambar yang kita sebut naskah kuliah tersebut, mahasiswa merasa
program media. Naskah program kesulitan dalam membuat media,
media maksudnya adalah sebagai bahkan peneliti sudah memberikan
penuntun kita dalam memproduksi materi, tapi mahasiswa tidak dapat
menemukan media apa yang sesuai. pembelajaran Bahasa dan Sastra
Peneliti tertarik dengan pertanyaan, Indonesia sehingga mahasiswa
“Kenapa mahasiswa kesulitan dalam mampu membuat media
membuat media, sementara sebagai pembelajaran yang sesuai dalam
calon guru bahasa Indonesia, pembelajaran Bahasa Indonesia. (3)
mahasiswa wajib memahami media Sebagai dasar bagi tim peneliti untuk
apa yang harus digunakan? Kalau melakukan penelitian lebih lanjut
tidak dapat memahami dengan baik, terhadap masalah-masalah yang
bagaimana siswanya bisa memahami ditemukan.
materi yang diajarkan?
Dengan menganalisis METODE PENELITIAN
kesulitan-kesulitan yang ada, maka Penelitian ini menggunakan
dapat menjadi panduan bagi pendekatan kualitatif yaitu penelitian
mahasiswa untuk dapat studi kasus. Penelitian studi kasus
mengembangkan media berupaya menelaah sebanyak
pembelajaran Bahasa dan Sastra mungkin dan mengenai subjek yang
Indonesia dengan baik. Dan diteliti, kemudian diuraikan secara
diaplikasikan ke dalam proses belajar terinci, dengan mempelajari
mengajar sehingga peserta didik semaksimal mungkin seorang
dapat memahami materi dengan individu, suatu kelompok, atau suatu
sebaik-baiknya. Berdasarkan kejadian. Penelitian tersebut
perkiraan di atas, maka peneliti bertujuan memberikan pandangan
tertarik melakukan penelitian yang lengkap dan mendalam
“Analisis Kesulitan dalam mengenai subjek yang akan diteliti
Mengembangkan Media (Mulyana, 2006: 201).
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Penelitian ini merupakan
Indonesia mahasiswa FKIP UNA”, penelitian studi kasus karena
dengan rumusan masalah bertujuan untuk menganalisis
bagaimanakah kesulitan dalam kesulitan mahasiswa dalam
mengembangkan media mengembangkan media
pembelajaran mahasiswa FKIP pembelajaran khususnya bidang
UNA? pembelajaran Bahasa dan Sastra
Adapun tujuan penelitian ini Indonesia. Tahap-tahap yang
adalah untuk mengetahui kesulitan dilakukan dalam pelaksanaan
dalam mengembangkan media penelitian ini, yaitu: (1) Tahap
pembelajaran Bahasa dan Sastra Perencanaan. Tahap perencanaan
Indonesia mahasiswa FKIP UNA meliputi: penyusunan proposal
dengan manfaat, yaitu: (1) Sebagai penelitian dan merancang instrumen
bahan rujukan mahasiswa maupun penelitian. (2) Tahap Pelaksanaan.
peneliti lain sebagai penelitian yang Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan
relevan. (2) Sebagai bahan acuan pengambilan data kemampuan
kepada dosen pengampu mata kuliah mengembangkan media
Media Pembelajaran Bahasa dan pembelajaran Bahasa dan Sastra
Sastra Indonesia dalam menemukan Indonesia mahasiswa semester IV
kesulitan yang dihadapi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
dalam mengembangkan media Indonesia. (3) Tahap Penyelesaian.
Tahap ini mencakup proses analisis (1) Data hasil kemampuan
data dan penyusunan laporan mengembangkan media
penelitian. pembelajaran Bahasa dan Sastra
Data yang diperlukan antara Indonesia adalah nilai yang diperoleh
lain: (1) data persepsi mahasiswa mahasiswa setelah membuat media
tentang kesulitan yang dihadapi pembelajaran Bahasa dan Sastra
mahasiswa selama mengembangkan Indonesia. Data kemampuan
media, (2) data mengenai mengembangkan media memiliki
kemampuan mahasiswa skor tertinggi 94 dan skor terendah
mengembangkan media 75, mean (skor rata-rata) 85,09 ;
pembelajaran Bahasa dan Sastra varians data ini adalah 24,72; standar
Indonesia. Sumber data yang deviasi sebesar 4,97; modus (skor
digunakan dalam penelitian ini yang memiliki frekuensi terbanyak)
adalah hasil karya media data ini adalah 80; dan median (skor
pembelajaran mahasiswa. tengah) data ini adalah 86,5.
Teknik analisis data yang Tabel distribusi frekuensi dan
digunakan dalam penelitian ini histogram frekuensi skor
adalah model analisis interaktif. kemampuan mengembangkan media
Model analisis interaktif adalah suatu pembelajaran Bahasa dan Sastra
analisis data kualitatif yang terdiri Indonesia sebagai berikut:
dari tiga alur kegiatan, yaitu: reduksi
data, penyajian data, dan penarikan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor
kesimpulan atau verifikasi (Sutopo, Kemampuan Mengembangkan
2006: 114-116). Teknik analisis data Media Pembelajaran Bahasa dan
tersebut sesuai dengan yang Sastra Indonesia
dikemukakan oleh Milles dan Kelas fabsolut Frelatif (%)
Huberman (dalam Sutopo, 2006: Interval
120), yaitu: (1) pengumpulan data, 75-79 9 11,25
(2) reduksi data, (3) penyajian data 80-84 30 37,5
(display data), dan (4) penarikan 85-89 29 36,25
simpulan/verifikasi. 90-94 12 15
Jumlah 80 100
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data kemampuan 40
mengembangkan media 30 29
Frekuensi absolut

pembelajaran Bahasa dan Sastra 30


Indonesia adalah (1) Data hasil
kemampuan mengembangkan media 20
pembelajaran bahasa dan sastra 9 12
indonesia dan (2) Data hasil persepsi 10
mahasiswa dalam mengembangkan
media pembelajaran bahasa dan 0 74,5 79.5 84.5 89.5 94,5
sastra indonesia.
Berdasarkan data tersebut Bagan 1. Histogram Frekuensi
diperoleh hasil sebagai berikut: Skor Kemampuan
Mengembangkan Media
Pembelajaran Bahasa dan Sastra mengembangkan media memiliki
Indonesia skor tertinggi 94 dan skor terendah
75, mean (skor rata-rata) 85,09 ;
(2) Berdasarkan data hasil persepsi varians data ini adalah 24,72; standar
mahasiswa yang diperoleh dalam deviasi sebesar 4,97; modus (skor
mengembangkan media yang memiliki frekuensi terbanyak)
pembelajaran bahasa dan sastra data ini adalah 80; dan median (skor
indonesia maka ditemukan beberapa tengah) data ini adalah 86,5.
kesulitan yang dihadapi mahasiswa Adapun kesulitan yang ditemukan
dalam mengembangkan media dalam mengembangkan media
pembelajaran Bahasa dan Sastra pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, yaitu: 1) Sulitnya mencari Indonesia adalah: 1) Sulitnya
ide dalam menentukan media yang mencari ide dalam menentukan
sesuai dengan materi Bahasa media yang sesuai dengan materi
Indonesia, sehingga materi yang Bahasa Indonesia, sehingga materi
disampaikan tidak sesuai dengan yang disampaikan tidak sesuai
media yang ditampilkan; 2) dengan media yang ditampilkan
Kurangnya waktu dalam membuat karena tidak semua media dapat
media pembelajaran; 3) Kurangnya dikaitkan; 2) Kurangnya waktu,
sarana dalam pembuatan media; 4) sarana, prasarana, dan biaya dalam
Kurangnya prasarana dalam pembuatan media; 3) Kurangnya
pembuatan media; 5) Kurangnya pemahamanan materi, kreativitas,
biaya dalam pembuatan media; 6) dan kepercayaan diri sebagai (calon)
Kurangnya kreativitas sebagai guru dalam membuat media
(calon) guru dalam membuat media pembelajarang yang menarik; 4)
pembelajarang yang menarik; 7) Kurangnya bahan rujukan yang tepat
Tidak semua media pembelajaran sebagai acuan mahasiswa dalam
dan materi Bahasa Indonesia dapat memahami media pembelajaran
dikaitkan; 8) Kurangnya memahami Bahasa dan Sastra Indonesia.
materi pembelajaran Bahasa
Indonesia; 9) Kurangnya
kepercayaan diri sebagai seorang
(calon) guru; 10) Kurangnya bahan
rujukan yang tepat sebagai acuan
mahasiswa dalam memahami media
pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.

SIMPULAN
Data hasil kemampuan
mengembangkan media
pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia adalah nilai yang diperoleh
mahasiswa setelah membuat media
pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Data kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2007. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
H.B. Sutopo. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Mulyana, Deddy. 2006. Metode
Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sadiman, Arief S., dkk. 2014. Media
Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai