Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN E-MODUL TERINTEGRASI POTENSI LOKAL PANTAI LOLA

KECAMATAN BINTAN TIMUR PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SISWA


SMA/MA KELAS X

DEVELOPMENT OF AN INTEGRATED LOCAL POTENTIAL E-MODULE AT PANTAI


LOLA, EAST BINTAN DISTRICT ON INVERTEBRATE MATERIALS FOR CLASS X OF
HIGH SCHOOL STUDENTS
Marliana Putri Rizki, Azza Nuzullah Putri, Elfa Oprasmani
Universitas Maritim Raja Ali Haji

*Corresponding author E-mail: Marlianaputririzki@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran E-modul terintegrasi potensi lokal
pantai lola pada materi hewan invertebrate yang valid, praktis, dan efektif digunakan untuk
kegiatan proses pembelajaran siswa kelas X MIPA MAN Bintan. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan R&D (research and development) model pengembangan Plomp.
Pengembangan media pembelajaran dilakukan dengan beberapa fase, yaitu: fase investigasi
awal, fase desain, fase realisasi, dan fase tes, evaluasi dan revisi. Data hasil penelitian dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan media
pembelajaran E-modul diketahui bahwa hasil validasi ahli materi berdasarkan aspek penyajian
dan bahasa serta hasil validasi ahli media termasuk kategori “sangat valid”. Hasil praktikalitas
mendapatkan kategori “sangat praktis”. Data efektivitas didapat dari hasil data kognitif yang
menunjukkan ketuntasan klasikal 95,83% siswa yang tuntas dengan nilai N-gain 0,70 dengan
peningkatan kategori “Tinggi”. Dengan demikian media pembelajaran E-modul materi hewan
invertebrata valid, praktis, dan efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran kelas X di Man
Bintan.
Kata Kunci : 1) Media Pembelajaran; 2) E-modul 3) Hewan Invertebrata;
4) Potensi Lokal

ABSTRACT
This study aims to produce an integrated learning media E-module local potential of Lola
Beach on invertebrate animal material that is valid, practical, and effectively used for the
learning process activities of students of class X MIPA MAN Bintan. This research is a
research on the development of the Plomp development model. The development of learning
media is carried out in several phases, namely the initial investigation phase, the design phase,
the realization phase, and the test, evaluation and revision phase. The research data were
analyzed using descriptive analysis techniques. Based on the results of research on the
development of E-module learning media, it is known that the validation results of material
experts based on aspects of presentation and language and the results of media expert
validation are in the "very valid" category. Practicality results get the "very practical"
category. Effectiveness data was obtained from the results of cognitive data which showed
classical completeness of 95.83% of students who completed with an N-gain value of 0.70 with
an increase in the "High" category. Class X learning at Man Bintan.

Keywords: 1) learning media; 2) e-module 3) invertebrates; 4) local potential


PENDAHULUAN Guru bidang studi biologi di sekolah
MAN Bintan maupun SMAN 1 Toapaya
Pendidikan di abad ke-21 ini dikenal juga mengatakan kurangnya media
dengan pendidikan yang berkembang sesuai pembelajaran dalam menjelaskan secara
dengan kamujan zaman, hal ini dikarenakan efektif mengenai materi invertebrata.
dengan berkembangnya teknologi informasi Apalagi dalam kondisi pendemi saat ini,
dan komunikasi. Semakin berkembangnya penggunaan buku teks sangat minim,
teknologi informasi dan komunikasi ini disebabkan peserta didik tidak
tentunya berimbas pada dunia pendidikan. diperbolehkan datang kesekolah.
Dengan berkembangnya Teknologi Berdasarkan permasalashan diatas yang
informasi dan Komunikasi tersebut dapat didapatkan peneliti, maka salah satu upaya
memudahkan dunia pendidikan, selain itu yang dapat dilakukan adalah dengan
juga terdapat tantangan yang ada pada membuat media yang sesuai untuk
zaman ini. meningkatkan pembelajaran kebermaknaan
Guru harus mampu menghadapi yaitu dengan mengembangkan media
tantangan abad 21 dimana pada abad 21 ini berupa E-modul. Menurut (Moh Fauzih &
lebih banyak mengandalkan teknologi, Danang T, 2015:5), bahwa E-modul adalah
apalagi proses pembelajaran pada saat ini seperangkat media pengajaran digital atau
dilakukan secara tidak langsung (daring) non cetak yang disusun secara sistematis
karena masih dalam masa darurat yang digunakan untuk keperluan belajar
penyebaran Corona Virus Disease 19 mandiri. Menurut Kemendikbud (2017) e-
(Covid-19), yang berdasarkan surat edaran modul adalah bahan belajar mandiri untuk
MENDIKBUD No 4 tahun 2020, peserta proses pembelajaran yang disusun secara
didik diperintahkan untuk belajar dari sistematis dan disajikan dalam format
rumah. Pendidikan di indonesia saat ini elektronik Sehingga menuntut peserta didik
sedang mengalami perubahan yang sangat untuk belajar memecahkan masalah dengan
drastis. caranya sendiri. Didalam E-modul sendiri
Berdasarkan hasil wawancara kepada sudah tersaji materi yang lebih sederhana
guru bidang studi biologi di Madrasah dan terkonsep, sehingga mudah dipahami
Aliyah Bintan dan guru bidang staudi oleh peserta didik. Maka peneliti tertarik
biologi di SMA Negeri 1 Toapaya, terdapat untuk dapat mengembangkan sebuah media
permasalahan yang hampir sama. berupa E-modul yang berbasis potensi lokal
Permasalahan yang ditemui yaitu kesulitan di Kecamatan Bintan Timur pada materi
pada materi invertebrata terkait, invertebrata.
karakteristik materi invertebrata seperti Potensi lokal pada intinya adalah
pengklasifikasian atau penggolongan hewan sumber daya yang ada dalam suatu wilayah
berdasarkan filumnya. Hal ini ditandai tertentu. (Sarah dan Maryono, 2014)
dengan rendahnya ketuntasan klasikal pada mengemukakan potensi lokal adalah potensi
materi tersebut. dapat dilihat dari nilai sumber daya alam, manusia, teknologi, dan
ulangan harian pada materi Invertebrata di budaya. Menurut (Hermawan, 2016)
MAN Bintan dan SMAN 1 Toapaya. menjelaskan kawasan litoral Pantai Lola
Adapun peserta didik yang tuntas dari kedua merupakan salah satu wilayah yang
sekolah tersebut yaitu sebesar 40% peserta memiliki ekosistem padang lamun dan
didik yang mendapatkan nilai di atas KKM. terumbu karang yang cukup baik dan yang
Selain itu pada materi ini terdapat berbagai kaya akan sumberdaya perairannya. Melalui
macam hewan-hewan yang perlu dikenali potensi lokal yang terintegrasi dalam
dan terdapat juga hewan-hewan yang tidak pembelajaran menjadikan peserta didik
familiar yang belum dikenali oleh peserta termotivasi untuk mempelajarinya, sehingga
didik. pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran
yang di lingkungan dan meningkatkan hasil investigasi awal, 2) fase desain, 3) fase
belajar peserta didik (Hasanah, 2016:6). realisasi, 4) fase tes, evaluasi, dan revisi, 5)
Potensi lokal yang menarik untuk fase implementasi. Tetapi, penelitian ini
diteliti adalah potensi lokal yang ada di hanya dilakukan sampai pada fase yang ke-
pantai lola kecamatan Bintan Timur. Salah 4. Dikarenakan fase ke-5 (implementasi)
satu potensi lokalnya adalah banyak nya memerlukan proses dan waktu yang lama.
jenis hewan invertebrata yang ada didaerah
tersebut. Pantai lola merupakan salah satu Uji validitas produk dilakukan
tempat objek wisata yang ada di Kecamtan menggunakan instrumen angket. Instrumen
Bintan Timur. Oleh karena itu, peneliti angket validasi diisi oleh dua orang ahli
tertarik melakukan peneltian dengan judul desain yang berkompeten dibidangnya. Uji
“Pengembangan E-modul Terintegrasi praktikalitas produk juga menggunakan
instrumen angket yang diisi oleh dua orang
NP = 𝑅 x 100 ahli desain yang berkompeten dibidangnya.
Uji praktikalitas produk juga menggunakan
instrument angket yang diisi oleh guru
Potensi Lokal Di Pantai Lola Kecamtan biologi dan siswa. Sedangkan instrument
Bintan Timur Pada Matteri Invertebrata angket untuk uji efektifitas produk diisi oleh
Untuk Siswa SMA Kelas X”. 24 orang peserta didik. Data penelitian
Adapun tujuan penelitian dihitung dengan skala likert dengan
pengembangan ini adalah untuk menggunakan rumus sebagai berikut.
mengembangkan produk media
pembelajaran e-modul berbasis potensi Keterangan :
lokal pada materi Invertebrata yang valid, NP = Nilai persen
praktis dan efektif. yang diharapkan R= Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
METODE PENELITIAN Setelah presentase diperoleh, dilakukan
Jenis penelitian ini adalah Metode pengelompokkan sesuai kriteria seperti pada
research and development (R&D) adalah tabel 10.
metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji Tabel 1. Konversi Tingkat Pencapaian
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, Praktikalitas
2015:407). Peneliti melakukan penelitian
dan pengembangan bahan ajar E-modul
Tingkat Keterangan
pada mata pelajaran Biologi dengan materi
Pencapaian
hewan Invertebrata. Tingkat kelayakan
media pembelajaran E-modul pada mata 81% - 100% Sangat praktis
pelajaran Biologi diketahui melalui validasi 61% - 80% Praktis
oleh ahli materi, validasi oleh ahli media, 41% - 60% Cukup praktis
validasi praktikalitas oleh guru, dan uji coba 21% - 40% Kurang praktis
penggunaan kepada peserta didik. 0% - 20% Tidak praktis
Model penelitian pengembangan Sumber : Riduwan (2014:41)
yang dilakukan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah penelitian Research Untuk mengetahui tingkat peningkatan hasil
and Development dengan menggunakan belajar kognitif siswasebelum dan sesudah
model pengembangan perangkat melaksanakan pembelajaran menggunakan
pembelajaran yang digunakan model plomp media pembelajaran E-modul ini, maka
(Shoffa, 2018: 14). Adapun tahapan- dilakukan dengan cara melakukan tes
tertulis terhadap siswa. Adapun rumus yang
tahapan model pengembangan Plomp ini
digunakan adalah sebagai berikut :
terdiri dari lima fase, yaitu 1) fase
pengampu mata pelajaran Biologi di dua
𝑛𝑖 sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Toapaya dan
P= x100% MAN Bintan. Peneliti mengajukan sebelas
pertanyaan yang meliputi kurikulum,
Sumber Riduwan (2011: 13) kompetensi inti, kompetensi dasar, dan
Keterangan : tujuan pembelajaran.
P : Ketuntasan belajar siswa 2) Analisis Peserta Didik
ni : Jumlah siswa yang mencapai KKM Diketahui bahwa para peserta didik
n : Jumlah seluruh siswa kelas X secara umum memiliki kemampuan
yang bermacm-macam. Peserta didk lebih
Media dapat dikatakan efektif apabila hasil tertarik dihadirkan media pembelajaran
belajar siswa menunjukkan 80% dari jumlah yang baru sehingga merangsang motivasi
siswa memperoleh nilai ≥ KKM (Asyhar, belajar siswa. Dari paparan tersebut perlu
2012 :24). Setelah itu untuk mengetahui adanya pembelajaran dan inovasi media
tingkat peningkatan hasil belajar kognitif yang mendorong speserta didik untuk aktif
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dan mandiri dalam proses pembelajaran.
menggunakan media pembelajaran aplikasi Peserta didik harus terlibat dalam kegiatan
biokayati ini, maka digunakan rumus N- pembelajaran yang dilakukan sehingga
Gain. Untuk mengetahui N-gain, maka dapat menenmukan konsep sendiri.
digunakan rumus dari Sundayana (2014 : 3) Analiss Materi
151) Pada penelitian ini MAN Bintan
menggunakan kurikulum 2013. Pada silabus
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡− 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 kurikulum 2013 Materi hewan invertebrata
N-gain= 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 3.9
𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑡𝑒𝑠𝑡 yaitu menerapakan prinsip klasifikasi untuk
menggolongkan hewan ke dalam filum
Keterangan : berdasarkan pengamatan anatomi dan
N-gain : Gain Score morfologi serta mengkaitkan peranannya
dalam kehidupan. Materi hewan
Tabel 2. Kriteria Indeks Gain
invertebrata memiliki pembahasan yang
Persentase Interpretasi banyak, Materi hewan invertebrata juga
0,7 < 𝑁-gain ≤ 1,00 Tinggi tergolong sangat luas dan banyak
0,3 <N-gain ≤ 0,7 menggunakan bahasa ilmiah.
Sedang
4) Identifikasi Hewan
0,00 <N-gain ≤ 0,3 Rendah
Identifikasi hewan-hewan
Sumber : Sundayana (2014:151). invertebrata dilakukan selama satu bulan,
lokasi yang penelitian adalah Pantai Lola.
HASIL PENELITIAN DAN Penelitian ini dilakukan dengan
PEMBAHASAN menggunakan metode survey lapangan
1. Fase Investigasi untuk mengambil hewan invertebrata yang
Fase investigasi awal diperlukan untuk ditemukan.
mendapatkan gambaran awal sebelum 2. Fase Desain
dikembangkannya media pembelajaran. Desain awal media merupakan
Fase investigasi awal tersebut meliputi: (a). rancangan awal media pembelajaran e-
Analisis awal, (b). Karakteristik Peserta modul yang peneliti kembangkan. Produk
Didik, (c). Analisis materi ini dikembangkan disesuaikan dengan
1) Analisis Awal potensi dan masalah berdasarkan hasil
Tahapan awal ini dilakukan analisis wawancara. Pada penelitian ini peneliti
melalui wawancara. Tahapan wawancara membuat storyboard E-modul dengan cara
awal dilakukan kepada dua orang guru menggambar menggunakan inkscape di
laptop. Story board E-modul dapat dilihat Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ahli
pada lampiran. Media
Instrumen yang digunakan untuk
menilai media adalah lembar validitas, Aspek Presentasi
lembar praktikalitas, dan instrumen tes Skor
untuk efektifitas media. Lembar validitas Tampilan Media 91,6%
dan lembar praktikalitas yang diisi Kemudahan 92,5%
responden digunakan sebagai dasar pijakan Pengunaan
revisi produk yang dikembangkan. Kebermanfaatan 87,5%
3. Fase Realisasi Hasil keseluruhan 90,53%
a. Validasi Materi
Ahli materi menilai media dari aspek
Validasi oleh ahli media berkaitan
materi. Validasi materi dinilai oleh ahli
dengan tiga aspek yaitu aspek tampilan
materi I yaiitu dosen FKIP Assist. Prof.
media, aspek kemudahan pengguna, dan
Nurul Asikin, S. Pd, M. Pd dan ahli materi
aspek kemanfaatan. Ditinjau dari aspek
II yaitu guru MAN Bintan Sarkawi, S.Pd.
tampilan media, aplikasi E-modul
Penilaian kedua ahli materi ini dijadikan
dikategorikan sangat valid dengan
acuan untuk merevisi produk sebelum
persentase 91,6% dengan kategori sangat
dilakukan uji coba lapangan.
valid. Dalam hal ini peneliti menganggap
bahwa mediaini sudah baik karena sudah
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Ahli
di uji cobakan..
Materi
Aspek Presentasi
c. Revisi dari Ahli Materi dan Ahli
Skor
Media
Kelayakan isi 85,71% Tahap selanjutnya adalah revisi media
Kebahasaan 87,5% yang telah divalidasi. Meskipun hasil dari
Penyajian Materi 95% kedua aspek validasi diyatakan sangat
Hasil keseluruhan 89,40% valid. Namun peneliti juga melakukan
revisi berdasarkan saran-saran dan
masukkan dari validator.
Komponen isi E-modulpada Materi
Invertebrata Terintegrasi Potensi Lokal d. Praktikalitas Guru dan Peserta didik
memiloki rata-rata 89,40% dengan kategori Kepraktisan E-modul pada materi
sangat valid. Hal ini menunjukan bahwa E- Invertebrata terintegrasi potensi lokal l
modul yang dikembangkan telah sesuai yang dikembangkan dilihat dari
dengan Kompetensi Inti (KI), kompetensi keterpakaian produk pada hasil uji coba
Dasar (KD), yaitu KD. 3.9 pada Silabus terbatas di lapangan. Hasil praktikalitas
Kurikulum 2013. oleh guru dan peserta didik dapat
dilihat pada Tabel 5
b. Validasi Media Terhadap Media Tabel 5. Rekapitulasi Praktikalitas Guru
Pembelajaran E-modul Aspek Presentasi
Ahli media yang menilai media Skor
pembelajaran E-modul ini ada dua ahli
Antusiasme 83,33%
media, Penilaian dari ahli media ini
dijadikan acuan untuk merevisi produk Ketercapaian Pesan 100%
sebelum dilakukan uji coba lapangan. Kemudahan 91,66%
Adapun hasil rekapitulasi validasinya dapat Penggunaan
dilihat pada tabel berikut ini: Hasil keseluruhan 91,66%
0,717509921
Rata-rata N-gain
Tabel 6. Hasil Uji Praktikalitas Peserta
Didik
Aspek Presentasi Skor Efektivitas Media Pembelajaran E-
modul
Antusiasme 85,41% Hasil tes ini dilakukan dengan
Ketercapaian Pesan 85,41% dua tahapan yaitu nilai free-test peserta
Kemudahan 85,84% didik yang sudah peneliti lakukan
Penggunaan sebelum menggunakan media yang
Hasil keseluruhan 85,55% peneliti kembangkan yaitu memiliki
ketuntasan klasikal hanya 12,5%.
Dalam pelaksanaannya, uji praktikalitas Kemudian peneliti bandingkan dengan
dilakukan untuk mengetahui tingkat hasil tes kognitif post test setelah
kepraktisan dalam menggunakan aplikasi E- menggunakan media. Tujuan dari
modul. Praktikalitas terdiri atas tiga aspek pengetesan ini adalah untuk melihat
yang meliputi aspek antusiasme, aspek apakah ada perbandingan nilai kognitif
ketercapaian pesan dan kemudahan peserta didik sebelum dan setelah
penggunai. Hasil penilaian praktikalitas menggunakan media aplikasi E-modul.
yang diperoleh melalui guru yakni sebesar Untuk mengukur efektivitas E-modul
91,66% dengan kategori sangat praktis dilakukan dengan cara membandingkan
sedangkan perolehan dari siswa yakni nilai rata-rata hasil free-test dimana
85,55% dengan kategori sangat praktis. dengan hasil post-test menggunakan
rumus N-Gain.
Berdasarkan hasil perhitungan
Tabel 7. Hasil Efektivitas Peserta Didik N-Gain, diperoleh rata-rata gain score
sebesar 0,71 yang menunjukkan bahwa
Kategori Nilai Free- Hasil Post-
test test media aplikasi E-modul memiliki tingkat
Nilai tertinggi 80 100 “Tinggi”. Jumlah siswa yang tuntas
Nilai terendah 40 70 mencapai KKM adalah 23 peserta didik
Rata-rata 60 85 dari 24 peserta didik dengan persentase
ketuntasan klasikal adalah 95,83%.
Jumlah 24 siswa Terlihat perbedaan kemampuan kognitif
keseluruhan siswa peserta didik sebelum penggunaan media
(free-test) aplikasi E-modul dengan sesudah. Ini
Jumlah siswa yang 3 siswa menunjukkan bahwa ketuntasan belajar
tuntas (freet-test)
Ketuntasan belajar 3 peserta didik sesuai dengan pendapat
x100%=12,5%
klasikal (freet-test) 24 Asyhar (2012:24) yang menyatakan
bahwa satu kelas dinyatakan tuntas
Jumlah 24 siswa
keseluruhan siswa
belajarnya apabila di dalam kelas
(post-test) terdapat > 80% siswa yang tuntas.
Jumlah siswa yang 23 siswa Dimana kriteria ketuntasan minimum
tuntas (post-test) yang sudah ditentukan dari sekolah yaitu
Ketuntasan belajar 23
24
x100%=95,83% 72. Sehingga diperoleh hasil persentase
klasikal (post-test)
sebesar 95,83%.. hal ini menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar peserta didik
1 sesuai dengan pendapat (Santoso
N-gain Tertinggi
N-gain Sedang
0,6 ,2016:5) yang menyatakan juga bahwa
0,5 pada suatu kelas dikatakan tuntas
N-gain Rendah
belajarnya (ketuntasan klasikal) jika
dalam kelas terdapat ≥ 85% peserta didik Hermawan Deny, Pratomo Arief dan
yang telah tuntas. Dapat dikatakan bahwa Karlina Ita. (2016). Jurnal Ilmu
dengan menggunakan media E-modul Kelautan . Gastropods Distribution
berpengaruh terhadap hasil belajar Pattern Littorial Zone Village The
peserta didik jika dibandingkan dengan Province Of Riau Archipelago, 1-12.
hasil uji freetest sebelumnya.
Kemendikbud. (2017). Panduan Praktis
Penyusunan E-modul . Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah Riduwan. (2011). Skala Pengukur Variabel
dilakukan, dapat disimpulkan sebagai Penelitian . Bandung: Alfabeta.
berikut.
1. Dihasilkan E-Modul Pada Materi Riduwan. (2014). Metode & Teknik
Invertebrata Terinregrasi Potensi Lokal Penyusunan Proposal Penelitian. .
Kecamatan Bintan Timur untuk siswa Bandung: Alfabeta.
SMA/MA Kelas X dengan model
pengembangan plomp. Santoso. (2016). Media Pendidikan;
Pengertian, Pendidikan, dan
2. Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, Pemanfatannya. Jakarta : PT.Raja
diperoleh hasil yang menunjukkan Grafindo Persada.
bahwa media aplikasi E-modul ini
memiliki tingkat “tinggi”. Dan jumlah Shoffa, S., Suryaningtyas., W. 2018.
siswa yang tuntas mencapai KKM Pengembangan Buku Ajar
adalah 23 siswa dari 24 siswa dengan Operation
persentase ketuntasan klasikal adalah Research Model Plomp. Skripsi
95,83%. Program Studi Pendidikan
Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
Fausih, M., & T, Danang;. (2015).
Pengembangan Media E-modul Sugiyono . (2015). Metode Penelitian
Mata Pelajaran Produktif Pokok Pendidikan . Bandung : Alfabeta.
Bhasan Instalasi Jaringan (Local
Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian
Area Network) Untuk Siswa Kelas
Pendidikan Pendekatan . Bandung :
XI Jurusan Teknik Komputer
Alfabeta.
Jaringan di SMK 1 Labang
Bangkalan Madura . Header .
Halaman Genap, 1 (1), 1-9.
Hasanah, U., Mahrus, Hadipraytino,
G.2016. Pengaruh Implementasi
Pembelajaran Biologi Berbasis
Potensi Lokal Terhadap
Kemampuan Kognitif
Peserta Didik. Vol. 13 No 2
Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai