TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , Rumah
sebagai implementasi dari Buku pedoman keselamatan pasien Rumah Sakit Umum
diperhatikan oleh staf terkait di lingkungan Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo
yang kita cintai ini. Kami berterima kasih sekali kepada Tim SKP yang telah
Palopo ini. Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan Yang Maha
Esa, Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kami menerima masukan untuk
Palopo,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat
tabu dan sangat berat hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi
dalam semua aspek diagnosis dan pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk
Tidak semua pasien rumah sakit dapat mengungkapkan identitas secara lengkap
dan benar. Beberapa keadaan seperti pasien dalam keadaan terbius, mengalami
disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau kamar atau lokasi
dalam rumah sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan dalam
identifikasi pasien. Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal
pasien masuk rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan
konfirmasi dalam segala proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan
obat, darah atau produk darah atau sebelum mengambil darah dan spesimen lain
prosedur . Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang
nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak
sesuai dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan
darah bahkan salah tindakan medis. Penyusunan kebijakan dan atau prosedur ini
harus dikerjakan untuk berbagai pihak agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi
Identitas PASIEN
tranfusi, pengambilan produk darah dan spesimen lain, atau tindakan prosedur
A. PENGERTIAN
tentang bukti - bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan
pasien adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara
pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah dalam
B. KEBIJAKAN
cara, yaitu :
1. Dengan menyebutkan nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis
Identifikasi pasien tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
Identifikasi pasien juga dilakukan pada pasien koma atau tidak sadar, pasien
dengan gangguan jiwa, dan pasien yang tanpa identitas. Kebijakan identifikasi
tersebut juga dilakukan di lokasi berbeda dalam rumah sakit seperti pelayanan
yang sama pada dua anggota gerak yang berbeda yaitu anggota gerak atas
b. Gelang pasien neonatus berisi identifikasi ibu yang melahirkan pasien jika
d. Gelang identifikasi warna pink untuk bayi perempuan dan warna biru untuk
laki-laki.
a. Gelang identifikasi anak berisi nama pasien, nomor rekam medis, tanggal
b. Gelang identifikasi untuk bayi perempuan pink dan biru untuk laki- laki.
a. Pasien harus di pastikan memilik riwayat alergi atau tidak sebelum di rawat
inap.
b. Gelang identifikasi alergi berwarna merah dikenakan di salah satu
d. Satu gelang alergi dapat memuat maximal 3 ( tiga ) identifikasi alergi pasien,
jika lebih dari tiga alergi dapat ditambahkan gelang identifikasi alergi baru
e. Jika ditemukan alergi baru, gelang identifikasi alergi baru harus dikenakan.
a. Pasien dengan resiko jatuh adalah pasien dengan agitasi, agresi, delirium
yang belum membaik, geriatri dan pasien lain dengan kebutuhan kekang.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bertukar tempat tidur atau kamar atau lokasi dalam rumah sakit atau kondisi lain
B. SARAN
Proses identifikasi pasien sebaiknya dilakukan dari sejak awal pasien masuk
rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dikonfirmasi dalam
segala proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau
produk darah atau sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan.