Pendahuluan
Peraturan presiden nomor 61 tahun 2011 mengenai rencana aksi nasional penurunan Emisi gas
rumah kaca dan Peraturan presiden nomor 71 tahun 2011 tentang penyelengaraan inventarisasi
Gas Rumah Kaca Nasional menjadi tonggak awal antisipasi kenaikan suhu bumi. Perpres ini
mempunyai target penurunan Emisi pada sektor kehutanan dan gambut sebesar 26% (0.672
Gia ton CO2e) serta target penurunan emisi 41% (1.039 giga ton CO2e) dengan adanya
kontribusi international. Dalam perpres ini memiliki strategis kegiatan yang dilakukan, yaitu:
menurunkan laju deforestasi dan degradasi hutan, meningkatkan penanaman, meningkatkan
upaya pengamanan Kawasan hutan dari kebakaran dan pembalakan liar, perbaikan tata air,
optimalisasi sumberdaya lahan dan air tanpa deforestasi dan penerapan teknologi pengelolaan
lahan dan budidaya dengan Emisi GRK serendah mungkin dan mengabsorbsi secara optimal.
Sebagai pelaksanaan teknis dari kebijakan perpres tersebut maka dikeluarkan Perdirjen PPI
tentang Pedoman perhitungan Emisi gas rumah kaca untuk aksi mitigasi perubahan iklim
berbasis masyarakat. Pada sektor kehutanan, dikenal dua jenis proses yang terkait dengan emisi
gas rumah kaca (GRK), yaitu emisi dan serapan. Emisi terjadi karena proses terlepasnya zat
karbondari 5 (lima) bagian biomassa, yaitu biomassa tegakan/tumbuhan di atas tanah (Above
Ground Biomass), biomassa tegakan/tumbuhan di bawah tanah (Below Ground Biomass),
seresah, kayu mati/lapuk, dan bahan organik tanah hutan. Pada aplikasi ini biomassa yang
diukur masih terbatas pada biomassa tegakan/tumbuhan di atas tanah. Sementara itu, serapan
terjadi karena proses penyerapan zat karbon oleh tegakan/ tumbuhan. Dalam aplikasi ini, aksi
mitigasi sektor kehutanan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok aksi yaitu Pencegahan hilangnya
simpanan karbon dan peningkatan serapan karbon melalui penanaman pohon dan pertumbuhan
hutan.
Berdasarkan kajian penurunan emisi Di Kalimantan Timur (SRAP Kaltim), Emisi yang terjadi
akibat perubahan lahan tahun 2006 ke 2011 adalah sebesar 296.566.496 ton CO2e. Proyeksi
dengan pendekatan historical dari angka ini adalah, pada tahun 2020, emisi yang akan terjadi
adalah sebesar 463.801.634 ton CO2e. Proyeksi emisi yang mungkin terjadi di tahun 2020
dengan pendekatan historical ini adalah dengan mengacu pada pola-pola (persentase)
perubahan tipe tutupan lahan yang terjadi di tahun 2006 ke tahun 2011. Berdasarkan skenario
penurunan emisi dengan asumsi yang dibangun untuk 21 unit perencanaan diperkirakan Emisi
pada tahun 2020 dapat diturunkan sebesar 32,89 % menjadi 311,244,007 ton CO2eq.
Dalam rangka memberikan informasi perhitungan Emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan,
maka diperlukan sebuah media informasi sebagai media perhitungan, pemantauan dan
pelaporan secara online berbasis database tabular dan Spasial. Media ini informasi disampaikan
dalam bentuk tabular dan Spasial yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Aplikasi Spasial berbasis web (web map application) dapat memberikan informasi secara cepat
dan berkala terkait dengan kondisi citra satelit terbaru, informasi penutupan lahan, indeks
vegetasi, nilai stok karbon, perhitungan Emisi dan potensi skema kompensasi pada sektor
kehutanan khususnya pada areal ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu/hutan tanaman
industry terhadap upaya perlindungan masyarakat pada hutan atau lingkungan lainnya.
Aplikasi ini diharapkan dapat memberikan informasi lokasi dan besaran area berpotensi
menurunkan emisi, Sehingga dapat berkontribusi dalam program pemerintah dalam
menurunkan Emisi gas rumah kaca.
Tujuan
Aplikasi ini bertujuan untuk memberikan informasi potensi besar dan distribusi emisi dari
pembangunan IUPHHK/HTI di wilayah konsesi hutan tanaman industri berbasis online.
Sehingga tools ini dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan pemantauan (monitoring) dan
pelaporan (reporting) dan dalam perencanaan mikro pembangunan HTI dalam rangka
implementasi komitment sustainability atau NDPE (No Deforestation, No Peat, No
Exploitation Policy).
Tujuan jangka panjang kegiatan ini adalah adanya pengembangan kapasitas Dinas Kehutanan
provinsi dan kabupaten dalam pemantauan tingkat Emisi di Kalimantan Timur untuk mencapai
tujuan pengelolaan kehutanan yang lestari.
Tujuan lainnya adalah membantu memberikan rekomendasi mengenai scenario mitigasi pada
pengelolaan kawasan konsesi dalam mendukung tujuan sustainability dan tujuan-tujuan untuk
mencapai target penurunan emisi.
1. Tersedianya sistem database online untuk bidang kehutanan (citra satelit, tutupan lahan,
perubahan tutupan lahan, indeks vegetasi dan perhitungan karbon serta perhitungan
nilai Emisi dan informasi potensi kebakaran lahan) yang mampu mempercepat
pembaharuan database yang dilakukan oleh IUPHHK-HT, Dinas Kehutanan Provinsi,
Kesatuan pemangku hutan (KPH), dan pemangku kepentingan lainnya di Kalimantan
Timur,
2. Adanya aplikasi Spasial berbasis online yang dapat menampilkan semua data-data
berbasis ruang untuk sektor kehutanan seperti Kawasan hutan dan perairan, perijinan,
tutupan lahan, kesesuaian lahan, nilai stok karbon, kebakaran lahan, potensi api
(hotspot) dan semua informasi yang diperlukan dalam dalam mendukung penurunan
Emisi sektor kehutanan di Kalimantan Timur.
3. Adanya aplikasi yang membantu membangun scenario mitigasi.
Keluaran/hasil
Secara detail output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
Media penyimpanan Bahasa pemrograman (script) disimpan pada penyimpanan virtual yang
telah disediakan dan dapat diakses bersama antara pengembang aplikasi dan pengadaan
aplikasi.
Aplikasi Spasial berbasis web ini memiliki Beberapa perangkat analisis, yaitu:
1. Perangkat navigasi dalam pemetaan seperti: perbesaran (zoom), legenda, peta inset,
lokasi koordinat dan informasi lainnya sesuai dengan kaidah pemetaan.
2. Input data vector dilakukan dengan menggunakan pemrograman dengan operasi
akses/sumber terbuka (open source )
Input Batas konsesi merupakan tool interaktif dengan pengguna yang digunakan
untuk menampilkan dan menyimpan data mengenai batas wilayah kajian atau konsesi
IUPHHK-HT.
3. Pemotongan cirtra satelit Landat/Sentinel yang diperoleh secara bebas dari United State
Geological Survey (USGS)
Pemotongan citra satelit merupakan tool proses untuk melakukan proses pemotongan
citra sesuai dengan input batas konsesi yang di masukkan
4. Analisis penutupan lahan dan perubahannya berdasarkan citra satelit yang telah
diunduh (download).
Kajian Penutupan lahan awal diberikan untuk mengetahui kondisi sebaran Hutan dan
belukar, pertanian/perkebunan dan penggunaan lainnya dan dilakukan proses tumpeng
tindih (overlay) dengan kajian penutupan lahan tahun berbeda.
5. Analisis indeks vegetasi
Indek vegetasi adalah tool yang dipergunakan untuk melakukan analisis indek vegetasi.
Indeks vegetasi yang dipergunakan dalam tool ini adalah NDVI (Normalized
Differential Vegetation Index) dan indeks luas daun (Leaf area index). Indek vegetasi
ini dapat digunakan sebagai informasi awal dalam penentuap areal bernilai karbon,
Sehingga dapat mengurangi dampak penembangan kayu.
6. Analisis Lahan kritis.
Analisis Lahan kritis berdasarkan kriteria lahan yang mudah tererosi dan dengan
penutupan lahan yang tidak bervegetasi dengan menggunakan hasil tool ke 3 dan ke 4
dengan tambahan informasi topografi.
7. Analisis stok karbon
Perhitungan karbon berdasarkan hasil kajian penutupan lahan pada proses ke 3. Dengan
input nilai karbon dari pengguna.
8. Rencana HT
Rencana HT adalah tool yang dapat memberikan analisis potensi perencanaan kerja
untuk IUPHHK-HT baik secara deliniasi makro dan mikro. Analisis ini berdasarkan
Peraturan Menteri Nomor P.3/Menhut-II/2008.
9. Pelaporan
Pelaporan meliputi informasi dari nama konsesi, luas penutupan lahan, besar stok
karbon serta analisis Emisi yang menggunakan perhitungan IPCC 2006.
Berikut adalah sketsa desain aplikasi Spasial berbasis web;
Tabel Berikut ada kegiatan detail yang akan dilakukan penyedia jasa pembangunan aplikasi Spasial
berbasis web dengan mas kontrak selama 4 (empat) Bulan atau 120 hari kerja.