Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS RESEPSI FOLLOWERS PADA KONTEN PROMOSI

PARIWISATA DI MEDIA SOSIAL TIKTOK


@JAKARTA_TOURISM

Qynantha Fadilah
1410620055

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi akar
terciptanya era globalisasi telah menjadikan kehidupan manusia berada pada dua
dimensi yang berbeda, interaksi, komunikasi, sosialisasi, relasi dll sebagainya, tidak
hanya terbatas dilakukan di dunia nyata, kini kemajuan teknologi telah menciptakan
dunia baru, dunia nonmaterial namun memiliki jangkauan yang tak terbatas, sebut saja
dunia maya.
Dunia maya adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak
dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online.
Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan Teknologi komunikasi dan
jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler)
yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam,
instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara
interaktif”. Dan salah satu bagian dunia maya yang saat ini telah menjadi sesuatu
kebutuhan yang tak dapat di tinggalkan seolah-olah telah menjadi sebuah kebutuhan
primer bagi kehidupan manusia adalah media sosial.
Media sosial merubah sebuah komunikasi menjadi dialog interaktik yang mana
satu sama lain bisa langsung berbagi informasi, pendapat, dan ide. Contoh media sosial
antara lain : Facebook, Instagram, Youtube, Blog, Twitter, Messenger, WhatsApp
dan pada tahun 2016 muncullah aplikasi Tik tok yang digunakan sebagai sarana
menyalurkan kreatifitas masyarakat melalui video - video pendek yang diunggah.

Berdasarkan Survei yang diadakan oleh Populix pada bulan Maret tahun 2022,
menunjukan bahwa para responden yang mengakses sosial media Youtube sebanyak
94%, Instagram 93%, Tiktok 63%, Facebook 59%, dan Twitter 54%. Survei tersebut di
lakukan terhadap 1.023 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-55 tahun di
Indonesia dengan mayoritas responden terdiri dari anak muda belum menikah, sudah
bekerja, dan berasal dari SES (socio-economic status) menengah ke atas.
Dari beberapa platform sosial media diatas yang sering digunakan oleh
masyarakat saat ini ialah Tik tok. Karena menurut hasil survei diatas, platform tiktok
digunakan sebanyak 63% dengan urutan keempat setelah pengguna platform Youtube
dan Instagram.

Tik Tok menjadi salah satu platform yang sangat digemari saat ini. Karena
menjadi salah satu media sosial yang memberikan sarana berbagi konten yang sangat
bervariasi dari segi Kreativitas, video challenge, lipsync lagu, menari, bernyanyi dan
lain lain. Tik Tok juga dapat memberikan informasi terkait promosi yang tidak
memerlukan biaya tinggi, tidak memerlukan tenaga yang banyak dan dapat dilakukan
dalam waktu yang singkat.

Strategi marketing yang dapat dilakukan dengan platform Tik Tok antara lain:
(a). menggunakan hashtag : hashtag (#) sebuah tanda yang memiliki maksud agar suatu
pokok bahasan, peristiwa, bahkan sebuah produk dapat mudah ditemukan. Dengan
hashtag yang diberikan/digunakan dapat membantu konsumen mencari produk yang
dicarinya/ dibutuhkannya. (b). mengikuti tren yang terjadi : strategi pemasaran dengan
menggunakan Tik Tok mengandalkan video yang menggambarkan hal yang sedang
tren.

Pandemi Covid-19 menghantam segala aspek termasuk menghantam industri


pariwisata di Indonesia khususnya di Jakarta. Tidak main-main, sejak Februari 2020
jumlah wisatawan yang datang ke Jakarta mengalami penurunan yang sangat drastis,
tidak hanya wisatawan mancanegara melainkan masyarakat lokal pun jadi jarang
mengunjungi wisata wisata yang ada di Jakarta karena banyak sekali tempat wisata
yang dipaksa tutup dan masyarakat pun mengikuti protokol kesehatan.

Dengan berkembangnya tekonologi saat ini, media sosial tidak hanya digunakan
oleh para individual atau pribadi saja, melainkan juga digunakan oleh perusahaan,
organisasi dan pemerintahan, termasuk oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Pada saat ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sendiri berusaha untuk
mengembalikan daya tarik masyarakat mancanegara dan juga nusantara agar dapat
mengembalikan daya tarik para wisatawan terhadap Pariwisata di Jakarta dengan cara
mempromosikan pariwisata Jakarta melalui konten - konten yang dibagikan di
berbagai akun sosial media yang dimiliki seperti Instagram, Youtube, dan juga Tiktok.

Menyesuaikan dengan apa yang sedang digemari saat ini, Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif juga menggunakan aplikasi tiktok sebagai platform untuk
mempromosikan tempat - tempat wisata yang ada di Kota Jakarta.

Kota Jakarta memiliki berbagai daya Tarik wisata serta memiliki berbagai
panorama serta menyimpan potensi wisata yang tentu tidak bisa dikenal masyarakat
dan wisatawan begitu saja tanpa adanya promosi yang dilakukan. Jakarta memiliki
banyak jenis pariwisata seperti wisata budaya, wisata buatan, wisata kuliner, wisata
bahari, berbagai event dan wisata MICE yang selalu dikunjungi oleh masyarakat
Jakarta dan sekitarnya maupun dari daerah lainnya baik pada hari libur kerja maupun
akhir pekan atau hari besar lainnya serta wisatawan mancanegara.

Kota Jakarta memiliki banyak tempat tempat wisata populer yang dapat
dikunjungi, mulai dari tempat wisata berbayar seperti Taman Impian Jaya Ancol, disana
banyak sekali tempat wisata yang dapat dikunjungi Seperti wahana permainan di
Dufan, wahana air di Atlantis juga wisata alam laut yang indah untuk memanjakan mata
saat melihat sunset dari pinggir laut. Kota Jakarta juga memiliki wisata yang gratis
tanpa pungutan biaya apapun seperti Tebet Eco Park, Hutan Kota GBK, Danau Setu
Babakan, Lapangan Banteng, dll. Tidak hanya itu, kota Jakarta juga memiliki tempat
wisata bersejarah yang dapat dikunjungi seperti Monumen Nasional, Kota Tua,
Berbagai Museum, Gedung Kesenian Jakarta, juga Perpustakaan Nasional. Selain
wisata buatan kota Jakarta juga memiliki wisata alam yang dapat dikunjungi di salah
satu wilayah administrasi yang berada di sebelah utara kota Jakarta yaitu terdapat di
Kepulauan Seribu. .

Sampai saat ini, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta telah
melakukan berbagai upaya pemulihan kembali pariwisata di Jakarta dengan melakukan
berbagai promosi wisata dan melakukan penerapan program CHSE yaitu Cleanliness,
Health, Safety dan Environment Sustainability. CHSE merupakan program penerapan
protokol kesehatan yang berlandaskan pada kebersihan, kesehatan, keamanan dan
kelestarian kelingkungan yang salah satunya di destinasi wisata. Melalui upaya ini
diharapkan wisatawan baik mancanegara maupun domestik dapat kembali berkunjung
dan aktivitas wisata kembali berjalan.
Selain melakukan promosi - promosi pariwisata melalui berbagai program
kegiatan, Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga melakukan promosi melalui sosial
Media Tik Tok @Jakarta_tourism, konten konten yang diberikan pada akun sosial
media tiktok tersebut seperti memperlihatkan kegiatan - kegiatan kepariwisataan yang
sedang dijalankan, informasi mengenai akomodasi menuju kesuatu tempat wisata, dan
rekomendasi - rekomendasi tempat wisata di Jakarta yang dapat dikunjungi.

Fitur - fitur yang ada di Tik tok seperti, FYP (For Your Page), Comment, Like,
Hashtag, Stitch, Share, Tiktok Live, Tiktok Story, dan Post perlu di kelola dengan baik,
terutama comment dan like pada suatu postingan untuk menandakan adanya suatu
interaksi dari para followers yang berpengaruh pada engagement untuk meunjukan
bahwa audience aktif, dan tertarik pada konten yang disajikan. Semakin banyaknya
Like dan Comment yang diberikan oleh para audience terhadap akun
@Jakarta_Tourism menandakan bahwa instansi dapat menjalin hubungan atau interaksi
yang baik dengan masyarakat. Hal itu juga dapat menjadi tolak ukur nilai dan level
tampilan komunikasi interaktif berdasarkan konten yang disajikan.

1.2 Fokus penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan identifikasi masalah penelitian ini
ialah: Untuk mengetahui seberapa besar respon dari para masyarakat atau wisatawan
mengenai konten – konten yang sudah diberikan melalui akun sosial media tiktok
@Jakarta_Tourism untuk mengembalikan wisatawan yang berkunjung ke tempat
wisata di Jakarta.

1.2.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembahasan diatas, penulis tertarik untuk
meneliti, untuk mengetahui pengelolaan media sosial tiktok dalam meningkatkan
engagement oleh Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui akun tik tok
@Jakarta_Tourism.
1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penenlitian ini ialah untuk mengetahui seberapa


tertarikkah para pengguna sosial media tiktok terhadap konten - konten yang sudah
dibagikan melalui akun tiktok @JakartaTourism untuk mempromosikan destinasi di
kota Jakarta, dan dapat dijadikan refrensi para public relations untuk mengelola media
sosial khususnya pengelolaan media sosial Tik Tok.
BAB II

2.1 Penelitian Terdahulu

NO Judul Tujuan Metode Persamaan Perbedaan

Penelitian Penelitian Penelitian


1. Interpretasi untuk Metode Menggunak Menggunakan
khalayak mengetahui Penelitian an subyek
pada citra Pemahaman, kualitatif metodelogi penelitian
pariwisata Pemaknaan kualitatif yang berbeda
Bali di dan dengan
Media Interpretasi pendekatan
Sosial khalayak analisis
Instagram dalam resepsi.
(Analisis Instagram menggunak
Resepsi Explorebali an platform
Pada Akun media
Instagram sosial
ExploreBali sebagai
) sarana
SUNARSO, penelitian
SUNARSO
(2018)

2. Pengaruh Pengaruh Menggunak Perbedaan


Metode
Penggunaan Penggunaan an Aplikasi Metode
Kuantitatif
Aplikasi Aplikasi tiktok Penelitian
TikTok TikTok sebagai
Terhadap Terhadap objek
Kepercayaa Kepercayaan penelitian
n Diri Diri Remaja di
Remaja di Kabupaten
Kabupaten Sampang
Sampang
Dwi Putri
Dwi Putri Robiatul
Robiatul Adawiyah
Adawiyah

3. Analisis Untuk melihat Penelitian Keduanya Berbeda objek

Resepsi bagaimana ini menggunak penelitian


Followers followers mengguna an

Terhadap Instagram kan metodologi


Konten - @ditjenpk pendekatan kualitatif,
Konten memaknai kualitatif yaitu
Government konten-konten dengan dengan

al Branding governmental metode konsep


Pada Akun branding yang analisis analisis

Instagram diproduksi resepsi resepsi


@DITJENP oleh Tim Stuart Hall. followers

K, Intan Humas DJPK Teori yang terhadap


Nur sebagai digunakan konten

Shabrina, pembuat adalah media


Tugas konten. teori social,

Akhir (S1) - resepsi Keduanya


thesis, Stuart Hall sama –

Universitas dan Teori sama

Bakrie, merek meneliti

(2022). pemerintah konten

an. government

al

Teori

resepsi

Stuart Hall.
4 Reception This study The Using a Using a
Analysis of aims to research is qualitative different

Millennials determine the qualitative methodolog subject of


Generation opinion of with y, with the promotions

to Ads in millennials analysis concept of


Social response after of the perception

Media : watching the reception analysis of


Setiya ads of method certain

Hertanti Gerindra that audiences


Oktayusita, presented an emphasizes on a content

Basuki ad under the awareness program,


Agus title of or the way Theory

Suparno, “Indonesia the subject stuart hall’s


Christina Bergerak understand reception

Rochayanti Bersama s analysis


Jurnal Ilmu Gerindra dan objects and method,
Komunikasi Rakyat version events with using social
, Volume 17 Sarjana Kerja individual media as an

Nomor 2, Kerja Kerja!”, experience object of


Agustus but due to the s. research

2019 use of symbols


and

visualization, it
became viral
and caused
controversy in
the
community.

2.2 Komunikasi

Menurut Hovland, jania, dan Kelly dalam rakmat dalam bukunya yang berjudul
psikologi komunikasi mendefinisikan komunikasi sebagai “Proses pengiriman stimuli (
biasanya verbal ) oleh seseorang ( komunikator ) untuk memodifikasi perilaku orang lain
( public ). “ ( 2000:5 )

Menurut Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi mengatakan bahwa :


Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap , pendapat perilaku , baik langsung secara
lisan, maupun tak langsung melalui media . ( 2000:5 )

Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan komunikasi adalah proses


penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan , dengan bentuk pesan yang
bervariasi dan menggunakan pola penyampain pesan yang sesuai dengan kondisi atau
daya tangkap komunikan dalam menerima pesan , dari hal tersebut maka akan timbul efek
. efek ini bisa dilihat dengan cara memperhatikan feedback yang disampaikan oleh
komunikasi.

2.3 Media Baru

Menurut Mc Quail (2011:148) media baru adalah berbagai perangkat teknologi


komunikasi yang memungkinkan adanya digitalisasi dan cangkupan yang luas untuk
penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Holmes ( 2005:7 ) menyatakan bahwa
intenet merupakan awal mula perkembangan teknologi interaksi global akhir abad ke-20
yang mengubah cakupan serta sifat dasar dari medium komunikasi. Tranformasi ini
disebut sebagai “second media age”. Dimana media tradisional seperti radio, koran dan
televisi telah banyak ditinggalkan oleh masyarakat.

Kemajuan teknologi saat ini telah melahirkan banyak bentuk media baru dalam
komunikasi yang berbasis komputer, internet, dan sistem digital seperti telepon seluler
(handphone), surat elektronik, mesin faksimile, televisi, radio streaming, dan berbagai
perangkat serta program jejaring sosial lain. nginkannya, seperti: (a) arus informasi yang
dapat dengan mudah dan cepat diakses di mana saja dan kapan saja, (b) sebagai media
transaksi jual beli, (c) sebagai media hiburan, contohnya game online, jejaring sosial,
streaming video, dan lain-lain, (d) sebagai media komunikasi yang efisien, (e) sarana
pendidikan dengan adanya buku digital (Kompasiana, 2010).

Salah satu media baru yang paling banyak diminati oleh masyarakat yaitu media
sosial. Karakteristiknya yang unik, dengan memadukan antara teks, audio dan visual,
menyebabkan jumlah pengguna media sosial terus mengalami peningkatan. Melansir data
dari Hootsuite (2021), pada Januari 2021, jumlah pengguna internet di dunia mencapai
4,66 miliar jiwa. Dari angka tersebut, sebanyak 4,2 miliar orang atau setara dengan 53,6%
dari penduduk di dunia menggunakan media sosial. Tingginya minat masyarakat untuk
menggunakan media sosial juga terjadi di Indonesia. Saat ini, jumlah pengguna internet
di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa atau setara dengan 73,7% dari total populasi
penduduk sebanyak 274,9 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 170 juta jiwa
menggunakan media sosial. Sementara itu, rata-rata waktu yang digunakan oleh
masyarakat Indonesia untuk menggunakan internet dalam kurun satu hari, mencapai 8 jam
52 menit. Dari total waktu tersebut, selama 3 jam 14 menit digunakan untuk mengakses
media sosial. Data tersebut menunjukkan bahwa media sosial mampu menjadi sarana
penyampaian informasi yang efektif karena mampu menjangkau khalayak dengan jumlah
yang sangat banyak. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk
menghadirkan berbagai platform media sosial baru.

Masuknya platform TikTok ke dalam jajaran sepuluh media sosial yang paling
banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, dianggap cukup mengejutkan. Sebab,
diantara sederet daftar media sosial yang paling banyak digunakan lainnya, TikTok
menjadi salah satu platform media sosial yang terbilang baru.

2.3 Media Sosial

Media sosial merupakan bagian dari media baru, dimana jelas terdapat pengaruh
yang sangat tinggi untuk membuat konten interaktif antar pengguna. (Waite, 2016)
menurut Mc Quail (2000: 119) percaya bahwa sebagian besar media baru ini
memungkinkan adanya komunikasi dua arah yang interaktif. Komunikasi dua arah dua
arah ini memungkinkan pengumpulan dan transmisi informasi, sehingga maknanya
beragam. (Kurnia, 2005)

Van Dijk mengemukakan dalam "Nasrullah" (2015) bahwa media sosial


merupakan platform media yang menitikberatkan pada keberadaan pengguna yang dapat
mempromosikan aktivitas dan kolaborasinya. Oleh karena itu, media sosial dapat dilihat
sebagai salah satu (fasilitator) yang dapat memperkuat hubungan antara pengguna dan
koneksi sosial. (Christiany Juditha, 2017)

Menurut Shirky (2008) media sosial dan perangkat lunak sosial adalah alat untuk
meningkatkan kemampuan berbagi sesama pengguna serta bekerja sama dan melakukan
tindakan kolektif di antara pengguna dan semua alat ini tidak berada dalam kerangka
institusi atau organisasi. (Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, 2020)

Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan diatas, penulis menyimpulkan


bahwa kehadiran media sosial membawa perubahan terhadap praktik – praktik public
relations yang selama ini dilakukan, karena keberagaman publik memerlukan konten
atau program public relations yang juga berbeda dengan mengikuti era digital.

Breakenridge (2012: 146-147) memberikan catatan khusus antara pertemuan


public relations dan media sosial. Karena, kehadiran media sosial dianggap memberikan
peningkatan terhadap teknik-teknik komunikasi, hingga semakin beragamnya praktik
public relations. (Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi, 2020) Berdasarkan fasilitas yang ditawarkan, media sosial dapat dibagi
beberapa jenis, salah satunya media sosial Instagram termasuk kedalam kategori share,
karena sosial media ini memberikan fasilitas berupa audio, visual dan audio visual.
(Syahputra, 2019).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma penelitian


Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan sudut pandang yang
bersifat Konstruktivis. Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara
epistimologi merupakan hasil konstruksi sosial. Pengetahuan manusia adalah
konstruksi yang dibangun dari proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia
objek material. Pengalaman manusia terdiri dari interpretasi bermakna terhadap
kenyataan dan bukan reproduksi kenyataan. Dengan demikian dunia muncul dalam
pengalaman manusia secara terorganisasi dan bermakna. Keberagaman pola
konseptual/kognitif merupakan hasil dari lingkungan historis, kultural, dan personal
yang digali secara terus-menerus.
Paradigma konstruktivis ialah paradigma yang hampir merupakan antitesis dari
paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas
atau ilmu pengetahuan. Paradigma konstruktivis merupakan salah satu prespektif dalam
tradisi sosiokultural. Menurut Patton dalam Jurnal Sri Hayuningrat (2010: 96-97) para
peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan
implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka denganyang lain dalam
konstruktivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian,
penelitian dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil
individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas
pandangan tersebut.

3.2 Metode penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu metode deskriptif. Seperti yang dikemukakan Bogdan dan Taylor
(1975) dalam (Moleong, 2007:4), pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek
kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya
dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistic, bahasa, atau kata-kata. Oleh
karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau
nilai yang biasanya di analisis dengan menggunakan perhitungan statistic.

3.3 Subyek penelitian


Key Informan adalah orang atau tokoh dalam sebuah perusahaan atau
organisasi yang memiliki jabatan penting yang dapat memberikan informasi kunci
dan member yang terlibat dalam interaksi jejaring social. Dalam penelitian ini yang
menjadi subyek penelitian adalah followers media sosial TIKTOK @Jakarta_Tourism.

3.4 Teknik pengumpulan data


Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam melakukan penelitian
ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau
yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber
informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain;
1) Catatan hasil wawancara.
2) Hasil observasi lapangan.
3) Data-data mengenai informan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58).
Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh
yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain
sebagainya.

3.5 Teknik analisis data


Teknik analisis data yang peneliti pakai dalam penelitian ini ialah analisis data
kualitatif. Menurut Miles dan Huberman dalam Bungin (2010: 69) menjelaskan bahwa
analisis data terdiri dari, sebagai berikut:
a. Data Collection (Pengumpulan data), merupakan kegiatan pengumpulan
datadata yang ada terlebih dahulu.
b. Data Reduction (Reduksi data), merupakan kegiatan mereduksi atau
mengorganisir data-data yang diperoleh setelah dilakukan pengumpulan dengan
suatu bentuk analisis yang menajam, menggolongkan, mengarahkan, serta
membuang data yang tidak diperlukan.
c. Data display (Menyajikan data) merupakan kegiatan memperlihatkan data yang
diperoleh setelah direduksi terlebih dahulu.
d. Conclusing drawing (Penarikan kesimpulan) merupakan kegiatan membuat
kesimpulan dengan menggambarkan atau memverifikasi data-data yang
diperoleh.
e. Evaluation (Evaluasi atau Verifikasi), yakni Melakukan verifikasi hasil analisis
data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tehap keempat. Tahap
ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara
dengan sejumlah informan yang dapat mengaburkan makna persoalan
sebenarnya dari fokus penelitian.

3.6 Teknik pemeriksaan keabsahan data


Keabsahan data merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam penelitian
kualitatif agar nantinya penulis bisa melihat kendala, serta melihat tingkat kepercayaan
data yang telah disimpulkan. Adapun usaha untuk membuat data lebih terpercaya pada
proses interpretaso dengan cara triangulasi. Triangulasi digunakan dalam penelitian
kualitatif untuk mendapatkan validitas data yang diperoleh dari informan. Sehingga
data yang didapat menjadi akurat dan dapat memperkecil kesalahan interpretasi
pembacanya (Stake, 1995, p.111). Triangulasi menurut Stake terdapat empat macam,
yaitu:
a. Data Source Triangulation (Triangulasi Sumber Data)
Triangulasi ini menggunakan sumber data yang berbedabeda agar dapat
mendapatkan kebenaran informan atau data. Selain itu, triangulasi ini biasa
digunakan untuk melihat apakah fenomena yang sedang dikerjakan akankah tetap
sama. Mulai dari tempat, waktu atau dengan interaksi yang berbeda.
b. Investigator Triangulation (Triangulasi Peneliti)
Triangulasi ini dilakukan dengan membandingkan hasil penemuan penulis dengan
hasil penemuan peneliti lainnya dalam bentuk data. Jika hasil data yang diperoleh
relatif sama dengan peneliti lain, maka data tersebut dapat dikatakan sudah
kredibel.
c. Theory Triangulation (Triangulasi Teori)
Triangulasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil informasi data yang
didapatkan dengan teori yang relevan. Triangulasi ini dilakukan demi menghindari
unsur bias penulis atas kesimpulan yang nantinya didapatkan.

d. Methodological Triangulation (Triangulasi Metodologi) Triangulasi ini digunakan


dengan cara membandingkan data dengan metode yang berbeda. Misal, penulis
membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara (Stake, 1995, p.112-
115).

Di penelitian ini, penulis menggunakan Data Source Triangulation atau


Triangulasi Sumber Data. Yang dimana, keabsahan data dapat didapatkan oleh
narasumber ketika penulis melakukan observasi dan juga wawancara mendalam, agar
penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo Sri Hayuningrat. (2010). Media Literacy Khalayak Dewasa Dini Pada Tayangan

Reality Show di Televisi. Jurnal Studi Komunikasi: Universitas Indonesia

Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi.

Ke, P. C., Ghozali, I., Hasan, I., Indrianto, N., & Supomo, B. (2001). Ahmad Antoni K. Muda,

Kamus Lengkap Ekonomi, Gitamedia.

Ali, A. Hasymi, Pengantar Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta: 1995. Ali, Muhammad,

Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, Angkasa, 1994. Amrin, Abdullah

“Asuransi Syariah” PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. Jakarta

2006. Jurnal Ilmiah “Manajemen dan Bisnis, 1(01).

Bungin, B. (2010). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Stake, R. E. (1995). The art of case study research. sage.

Anda mungkin juga menyukai