Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adi Widodo

Kelas : LT-2D
NIM : 3.39.18.0.01

TUGAS 3
MESIN AC

Untuk mempermudah analisis motor induksi, digunakan metoda rangkaian ekivalen per – fasa. Motor
induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan rangkaian sekunder berputar. Rangkaian
ekivalen statornya dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar Rangkaian ekivalen stator motor induksi


dimana :
I0 = arus eksitasi (Amper)
V1 = tegangan terminal stator ( Volt )
E1 = ggl lawan yang dihasilkan oleh fluks celah udara resultan ( Volt )
I1 = arus stator ( Ampere )
R1 = tahanan efektif stator ( Ohm )
X1 = reaktansi bocor stator ( Ohm )

Arah positif dapat dilihat pada rangkaian Gambar rangkaian diatas.


Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan komponen arus penguat I0.
Komponen arus penguat I0 merupakan arus stator tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan
fluksi celah udara resultan, dan merupakan fungsi ggm E1.
Komponen arus penguat I0 terbagi atas komponen rugi – rugi inti IC yang sefasa dengan E1 dan
komponen magnetisasi IM yang tertinggal 900 dari E1.
Hubungan antara tegangan yang diinduksikan pada rotor sebenarnya( Erotor ) dan tegangan
yang diinduksikan pada rotor ekivalen ( E2S ) adalah :

E2s / E rotor = N1 / N2 = a

atau
E2S = a Erotor
dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap fasa pada lilitan stator yang banyaknya a kali jumlah lilitan
rotor.
Bila rotor – rotor diganti secara magnetik, lilitan – ampere masing – masing harus sama, dan
hubungan antara arus rotor sebenarnya Irotor dan arus I2S pada rotor ekivalen adalah :
I2S = I rotor / a
sehingga hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip Z2S dari rotor ekivalen dan impedansi bocor
frekuensi slip Zrotor dari rotor sebenarnya adalah :
Z2S = E2s / I2s = a2 E rotor / I rotor
Nilai tegangan, arus dan impedansi tersebut diatas didefinisikan sebagai nilai yang referensinya ke
stator.
Selanjutnya persamaan dapat dituliskan :

dimana :
Z2S = impedansi bocor rotor frekuensi slip tiap fasa dengan referensi ke stator ( Ohm).
R2 = tahanan efektif referensi ( Ohm )
sX2 = reaktansi bocor referensi pada frekuensi slip X2 didefinisikan sebagai harga
reaktansi bocor rotor dengan referensi frekuensi stator ( Ohm ).
Reaktansi yang didapat pada persamaan dinyatakan dalam cara yang demikian karena
sebanding dengan frekuensi rotor dan slip.
Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron. Gelombang fluks ini
akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip sebesar E2sdan ggl lawan stator E1.
Bila bukan karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator, karena lilitan
rotor identik dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang fluks terhadap rotor adalah s
kali kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada stator dan rotor adalah:

E2s = SE1

Dari persamaan diatas dapat disubsitusikan untuk menyamakan E1 dan E2s dengan
membagi E2s dengan slip..

Maka diperoleh rangkaian ekivalen mesin induksi seperti dibawah ini,..


Pada saat motor induksi dalam keadaan standstill, artinya motor dihubungkan dengan
sumber arus bolak balik (alternating current) dan pada saat awal belum berputar slip = 1, maka
performa motor ini mirip dengan transformator tiga fase. Perbedaan yang nyata pada kondisi ini
adalah : pada transformator umunya kedua belitan berada pada inti besi yang sama, sedangkan
pada motor induksi kedua belitan primer dan sekunder berada pada dua buah inti besi yang
berbeda. Karena kedua buah belitan berada pada inti besi yang berbeda dan dibatasi oleh
celah udara, maka posisi kedua belitan dimungkinkan untuk diubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai