Anda di halaman 1dari 9

Jurnal

Nasional Volume 5, Nomor 2, Agustus 2013 (137 - 145)


Pariwisata ISSN: 1411-9862

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap


Kegiatan Wisata Bahari di Gili Trawangan
Anang Taofik Kusmawan
Alumni Magister Kajian Pariwisata
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Abstract

A primary issue is the extent to which research and knowledge insight tourists, tourism entrepreneurs
and the general public to the phenomenon of climate change. The purpose of the study was to explain the
extent of knowledge of the tourists, communities, and tourism entrepreneurs on climate change and what
is being done to overcome or minimize the impact of climate change, which has an influence on the tourism
industry in Gili Trawangan.
This qualitative descriptive study describes and illustrates the environmental conditions Gili Trawangan.
The unit of analysis is a preliminary understanding on climate change experienced by tourists, community
and tourism businesses, as well as the impact experienced. The results showed a lack of understanding about
climate change among tourists, community and tourism businesses. A concern that arises is the damage to
the environment and society Gili Trawangan declining income from tourism. Necessary action to respond to
climate change between the community and tourism businesses in Gili Trawangan.

Keywords:
Marine Tourism - Climate Change - Gili Trawangan

Intisari

Permasalahan penelitian adalah sejauhmana wawasan dan pengetahuan wisatawan, pengusaha


pariwisata serta masyarakat umum terhadap fenomena perubahan iklim. Tujuan penelitian
adalah ingin menjelaskan sejauhmana pengetahuan para wisatawan, masyarakat, serta pengusaha
pariwisata mengenai perubahan iklim serta upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi atau
memperkecil dampak dari perubahan iklim, yang memiliki pengaruh terhadap industri pariwisata
di Gili Trawangan.
Penelitian deskriptif kualitatif ini menjelaskan kondisi lingkungan Gili Trawangan. Unit analisis
adalah pemahaman awal tentang perubahan iklim yang dialami oleh wisatawan, masyarakat dan
pelaku usaha pariwisata, serta dampak yang dialami. Hasil penelitian menunjukkan adanya
pemahaman mengenai perubahan iklim di kalangan wisatawan, masyarakat serta pelaku usaha
pariwisata. Kekuatiran yang muncul adalah kerusakan lingkungan dan menurunnya penghasilan
masyarakat Gili Trawangan dari sektor pariwisata. Perlu dilakukan tindakan nyata untuk merespon
perubahan iklim antara masyarakat dan pelaku usaha pariwisata di Gili Trawangan.

Kata Kunci:
Wisata Bahari - Perubahan Iklim - Gili Trawangan

137  |  JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2013

Pendahuluan spesifik, misalnya pulau-pulau kecil, mengalami


hantaman gelombang dari semua arah dan
Indonesia merupakan negara kepulauan cenderung mempunyai catchment area yang kecil
terbesar di dunia, yang terdiri atas 17.508 pulau sehingga banyak air dan sedimen yang hilang
besar, sedang dan kecil serta memiliki garis ke laut.
pantai 81.000 km2 (terpanjang kedua di dunia Pemilihan Gili Trawangan menjadi lokasi
setelah Kanada) dengan wilayah laut teritorial penelitian yakni, konsentrasi kegiatan pariwisata
seluas 5,1 juta km2 (63% dari wilayah teritorial lebih banyak dilakukan di Gili Trawangan yang
Indonesia) ditambah dengan zona ekonomi mana secara otomatis pemenuhan akan ame­
eksklusif seluas 2,7 juta km2. Sebagian besarnya nitas seperti penginapan, rumah makan serta
wilayah merupakan pulau-pulau kecil beberapa sarana dan prasarana penunjang menjadi lebih
diantaranya mempunyai kedudukan yang stra­ lengkap. Untuk itu penelitian lebih mem­fokus­
tegis dan keadaannya terpencil yang belum kan terhadap pengetahuan serta wawasan peng­
berkembang. usaha pariwisata, masyarakat, dan wisa­tawan
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan menyikapi akan dampak perubahan iklim, serta
salah satu Provinsi di Indonesia menjadi daerah upaya atau langkah apa saja yang telah ditempuh
tujuan wisata (DTW) yang mempunyai posisi untuk melakukan suatu bentuk adaptasi industri
yang sangat strategis yakni bertetangga dengan pariwisata terhadap perubahan iklim.
Bali, yang selama ini dianggap sebagai surga Perumusan masalah adalah: a). Bagaimana
wisata bagi tamu mancanegara maupun tamu persepsi wisatawan, masyarakat dan pelaku
lokal, dapat memberikan imbas yang sangat baik usaha mengenai dampak perubahan iklim di Gili
bagi Nusa Tenggara Barat. Keindahan panorama Trawangan? b). Bagaimana persepsi wisatawan,
alam NTB tidak kalah menarik dengan Bali, masyarakat dan pelaku usaha mengenai dampak
seperti Gili Indah (Gili Meno, Gili Air dan Gili perubahan iklim terhadap industri pariwisata
Trawangan). di Gili Trawangan? c). Bagaimana pengaruh
Akhir-akhir ini, jenis pariwisata bahari atau dampak perubahan iklim terhadap puncak kun­
pesisir pulau-pulau kecil yang sedang naik jungan wisatawan dan tingkat penghasilan me­
daun dan diminati oleh wisatawan mencanegara nurut masyarakat dan pelaku usaha?
adalah pariwisata kawasan konservasi atau Tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui per­
perlindungan laut, seperti Cagar Alam Laut dan sepsi wisatawan, masyarakat dan pelaku usaha
Taman Nasional Laut. Tidak dapat dipungkiri mengenai dampak perubahan iklim di Gili
bahwa, kegiatan pariwisata khususnya yang Trawangan; 2. Mengetahui persepsi wisatawan,
dilakukan di pulau-pulau kecil memberikan masyarakat dan pelaku usaha mengenai dampak
dampak ekonomi peningkatan taraf hidup, baik perubahan iklim terhadap industri pariwisata; 3.
langsung maupun tidak langsung terhadap Mengetahui dan menganalisa pengaruh dampak
masyarakat yang mendiami pulau. perubahan iklim terhadap puncak kunjungan
Permasalahan utama lainnya yang dihadapi wisatawan dan tingkat penghasilan menurut
pulau-pulau kecil adalah: secara ekologis pulau- masyarakat dan pelaku usaha.
pulau kecil amat rentan terhadap pemanasan
global, angin topan dan gelombang tsunami. TINJAUAN PUSTAKA
Erosi pesisir disebabkan kombinasi faktor-fak­
tor tersebut terbukti sangat progresif dalam me­ Pariwisata Bahari
ngurangi garis pantai kepulauan kecil, akibatnya Pariwisata diartikan sebagai seluruh kegiat­
adalah penurunan jumlah mahluk hidup, hewan- an orang yang melakukan perjalanan ke dan
hewan maupun penduduk yang mendiami tinggal di suatu tempat di luar lingkungan
pulau tersebut. Dalam banyak hal, pulau-pulau kesehariannya untuk jangka waktu tidak lebih


kecil mempunyai karakteristik lingkungan yang dari setahun untuk bersantai (leisure), bisnis

JNP  | 138
Anang Taofik Kusmawan, Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kegiatan Wisata Bahari di Gili Trawangan

dan berbagai maksud. Terdapat beberapa jenis Laut Bali; sebelah Timur Tanjung Sire; sebelah
dan bentuk wisata, sebagaimana diutarakan Selatan Selat Lombok dan di sebelah Barat
oleh Spillane (1987) seperti: 1) pariwisata untuk adalah Selat Lombok.
menikmati perjalanan (pleasure tourism); 2)
Persepsi
pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism); 3)
pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism); Persepsi pada dasarnya adalah proses kog­
4) pariwisata untuk olah raga (sport tourism); 5) nitif yang dialami seseorang dalam memahami
pariwisata untuk urusan usaha dagang (business informasi tentang dunia atau lingkungan me­
tourism); dan 6) pariwisata untuk berkonvensi lalui penglihatan, penghayatan dan lain-lain.
(convention tourism). Persepsi setiap orang itu berbeda-beda se­
suai dengan tingkat pengetahuan dan pema­
Perubahan Iklim ham­annya. Bertambah tinggi pengetahuan dan
Perubahan iklim adalah perubahan unsur- pemahaman seseorang pada objek yang di
unsur iklim dalam jangka waktu panjang (50 persepsi maka baik pula bentuk persepsi orang
sampai 100 tahun) yang dipengaruhi oleh tersebut terhadap objek. Persepsi juga merupa­
kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas kan suatu proses pemahaman terhadap apa
rumah kaca (GRK). Perubahan iklim dampaknya yang terjadi dilingkungan orang yang sedang
sangat lamban tapi bersifat pasti dan permanen, berpersepsi (Aryanti, 2008)
sehingga sulit membayangkan seperti apa
masa depan bumi yang kita huni ini. Apalagi METODE PENELITIAN
kalau tidak ada upaya yang sungguhsungguh
untuk mengerem laju perubahan iklim, dunia Peneliti ini desainnya termasuk jenis peneliti­
berada di ambang ketidakpastian, begitu juga an kualitatif dengan fokus kajian terutama me­
dengan Indonesia yang merupakan negara ngenai bagaimana hubungan antara wisata
yang memiliki belasan ribu pulau-pulau kecil bahari dan perubahan iklim di pulau-pulau kecil
ini sangat menderita akibat perubahan iklim khususnya Gili Trawangan.
(Diposaptono, 2009) Sumber Data
Pulau-pulau Kecil Data atau informasi yang paling penting untuk
Pulau-Pulau kecil merupakan kumpulan dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini
pulau-pulau (gugusan pulau) yang secara fung­ sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi
sional saling berinteraksi dari sisi ekologis, eko­ tersebut akan digali dari beragam sumber data,
nomi, sosial, dan budaya, baik secara individual dan jenis sumber data yang akan manfaatkan
maupun secara sinergis dapat meningkatkan dalam penelitian ini meliputi: informan, tempat,
skala ekonomi dari Pengelolaan sumberdayanya. dan aktivitas yang dilakukan wisatawan selama
Pengelolaan pariwisata di pulau-pulau kecil harus berwisata, arsip dan dokumen resmi yang terkait
didasarkan pada komitmen pola keseimbangan dengan penelitian.
antara pembangunan ekonomi, sosial budaya Teknik Pengumpulan Data
dan konservasi (Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata, 2007). Teknik Pengumpulan data adalah wawancara
dan data sekunder. Wawancara percakapan
Gili Trawangan infor­mal (the informal conversational interview) me­
Gili Trawangan terletak di Desa Pamenang, nunjuk pada kecenderungan sifat sangat terbuka
Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa dan sangat longgar (tidak terstruktur) sehingga
Tenggara Barat, berjarak 32 km dari pusat kota wawancara memang benar-benar mirip dengan
Mataram. Luas wilayah darat adalah 7.5 km2, percakapan.

|  JNP
dengan batas wilayah di sebelah Utara adalah

139 
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2013

Pengumpulan data melalui studi dokumentasi kemungkinan, data yang diperoleh ternyata
digunakan melengkapi data yang tidak diperoleh konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan.
dari kegiatan wawancara. Dokumen-dokumen
tersebut adalah luas wilayah, potensi alam yang Teknik Analisis Data
dimiliki untuk menunjang kegiatan pariwisata, Tujuan analisis data adalah untuk menyeder­
statistik jumlah kunjungan wisatawan domestik hanakan data ke dalam bentuk yang lebih
dan mancanegara, jumlah penduduk dan jumlah mudah dibaca dan diinterpretasikan. Setelah
pelaku usaha pariwisata di Gili Trawangan. data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
analisi data. Penelitian ini menggunakan ana­
Narasumber dan Unit Analisis lisis yang bersifat kualitatif, meliputi catatan
Sampling tidak digunakan dalam usaha wawancara, catatan observasi yang berkaitan
untuk melakukan generalisasi statistik atau se­ dengan masalah yang diteliti, data resmi yang
kedar mewakili populasinya, tetapi lebih meng­ berupa dokumen atau arsip, memorandum
arah pada generalisasi teoritis. Karena peng­ dalam proses pengumpulan data dan juga semua
ambilan sampelnya didasarkan atas berbagai pandangan yang diperoleh dari manapun serta
pertimbangan tertentu seperti keterbatasan wak­ dicatat. Dalam analisis kualitatif ada tigga hal
tu, tenaga dan dana, maka pengertiaannya se­ yang harus menjadi perhatian yakni: reduksi
jajar dengan jenis teknik sampling yang dikenal data, sajian data, analisa.
sebagai purposive sampling. Purposive sampling
bertujuan dilakukan dengan cara mengambil KONDISI UMUM GILI TRAWANGAN DAN
subjek bukan didasarkan atas strata, random PERUBAHAN IKLIM
atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu. Kriteria dari informan yang akan TWAL Gili Indah yang luasnya sekitar 2.954
diwawancarai ialah orang atau tokoh masyarakat hektar meliputi luas daratan 665 Ha dan lautan
(kepala dusun, tokoh agama) yang mengetahui seluas 2.289 Ha. Luas daratan terdiri dari Gili
tentang kondisi Gili Trawangan sebelum dan Air 175 Ha dengan keliling pulau sekitar 5 km.
sesudah adanya aktivitas pariwisata bahari Gili Meno sekitar 150 Ha dengan keliling pulau
atau telah mendiami Gili Trawangan minimal sekitar 4 km dan Gili Trawangan sekitar 340
5 tahun, pelaku pariwisata dengan kriteria telah Ha dengan keliling pulau sekitar 7,5 km. Secara
menjalankan kegiatan usaha penunjang industri geografis TWAL Gili Trawangan terletak pada
pariwisata minimal 4 tahun serta wisatawan 80 20’ - 80 23’ LS dan 1160 00’ - 1160 08’BT.
yang berkunjung ke Gili Trawangan dengan Secara geografis kawasan wisata Gili
pengalaman beriwisata ke Gili Trawangan Trawangan ini termasuk ke dalam wilayah Desa
minimal 2 kali kunjungan. Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten
Lombok Utara, Propinsi Nusa Tenggara Barat
Teknik Validitas Data dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah Barat
Trianggulasi merupakan catatan yang pa­ berbatasan dengan Selat Lombok, sebelah Utara
ling umum digunakan bagi peningkatan vali­ berbatasan dengan Laut Bali, sebelah Timur
ditas data dalam penelitian kualitatif. Dalam berbatasan dengan Tanjung Sire dan sebelah
penelitian ini, peneliti akan menggunakan tek­ Selatan berbatasan dengan Selat Lombok.
nik trianggulasi data (sering kali juga disebut Secara administrasi pemerintahan, kawasan
dengan trianggulasi sumber), yaitu cara pariwisata Gili Indah (Air, Meno dan Trawangan)
membandingkan dan mengecek balik derajat tergabung kedalam satu wilayah desa yaitu
kepercayaan suatu informasi atau data yang Desa Gili Indah dan masuk ke dalam wilayah
telah diperoleh melalui wawancara dengan data Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok
sekunder berupa dokumen dokumen terkait. Utara. Desa ini mulai diresmikan sebagai desa
definitif pada bulan Desember 1996, sebelumnya


Dari sini peneliti akan sampai pada salah satu

JNP  | 140
Anang Taofik Kusmawan, Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kegiatan Wisata Bahari di Gili Trawangan

Desa Gili Indah ini termasuk dalam wilayah Tabel 2. Mata Pencaharian Penduduk Gili
desa Pemenang Barat. Indah
Dalam administrasi desa, masing-masing
No. Mata Pencaharian Jumlah Orang
Gili merupakan dusun tersendiri sehingga
desa Gili Indah terdiri dari tiga dusun, yaitu 1 Petani/Buruh Tani 110
dusun Gili Air, dusun Gili Meno dan dusun Gili 2 Karyawan Hotel/Restoran 910
Trawangan. 3 Pedagang 370
Kantor desa Gili Indah terletak di dusun
4 Nelayan 112
Gili Air, penempatan kantor desa di dusun ini
atas pertimbangan bahwa asal mula keberadaan 5 Jasa Wisata 105
penduduk dimulai dari dusun Gili Air. 6 Transportasi 125
Berdasarkan data kantor desa, jumlah pen­ Total 1.732
duduk di desa Gili Indah sampai dengan tahun
Sumber. Kontor desa Gili Indah, 2011
2011 adalah sebanyak 3.690 jiwa, yang terdiri
dari 3.675 penduduk lokal dan 25 orang asing Dari kota Mataram (ibu kota propinsi NTB)
yang menetap dan berusaha di kawasan Gili membutuhkan waktu 45 menit perjalanan darat
Indah. menuju pelabuhan Bangsal, pencapaian ke Gili
Trawangan hanya dapat dilakukan melalui jalur
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Gili Indah
laut. Sarana transportasi utama menuju ke Gili
Jumlah (Orang) Trawangan dengan perahu-perahu bermesin
Jumlah tempel milik nelayan setempat yang disewakan
Dusun WNI WNA Total
KK selama 45 menit, dan Kapal Travella Amphibi
L P L P
selama 20 menit pelayaran dari Pelabuhan
Gili Air 425 730 860 3 4 1.597 Bangsal sampai ke pelabuhan khusus.
Gili Meno 160 360 195 1 2 558
Tabel 3. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke
Gili Trawangan 410 735 785 7 8 1.535 Propinsi NTB
Total 995 1.825 1.840 11 14 3.690
Jumlah Kunjungan Orang
Sumber. Kontor desa Gili Indah, 2011 Wisatawan
2009 2010 2011
Untuk mata pencaharian penduduk di tiga Mancanegara 232.525 282.161 364.196
Gili sebagian besar bekerja di sektor pariwisata,
Nusantara 386.845 443.227 522.684
baik yang langsung berhubungan maupun yang
tidak langsung berhubungan. Pada Tabel 3 Total 619.370 725.388 886.880
dapat dilihat jenis pekerjaan dari masyarakat Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prop. NTB (2011)
di Gili Indah, baik yang langsung berhubungan
Tabel 4. Jumlah Wisatawan ke Gili Trawangan
misalnya menjadi karyawan di hotel dan
restaurant, pemandu wisata, transportasi laut Jumlah Kunjungan Orang
dan darat. Sementara yang tidak berhubungan Wisatawan
2009 2010 2011
langsung dengan sektor pariwisata seperti
Mancanegara 150.258 172.336 189.873
penyewaan kamar-kamar kos bagi karyawan,
pedagang kaki lima dan nelayan. Nusantara 27.379 37.947 40.247
Total 177.637 210.283 230.120
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prop. NTB (2011)

141  |  JNP
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2013

PERSEPSI WISATAWAN, MASYARAKAT untuk setiap kali melakukan penyelaman


DAN PELAKU USAHA MENGENAI ber­sama beberapa tamu langganan saya, me­
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM mang keberadaan beberapa hewan laut yang
ditunggu tunggu wisatawan untuk dua tahun
Penurunan Kualitas Lingkungan belakangan ini sangat jarang kemunculannya
Pengamatan dari daratan kelautan serta hasil seperti ikan Napoleon, penyu Sisik, penyu
wawancara mendalam dengan informan di­ Hijau, hiu tutul, ikan pari, lumba-lumba”
temukan beberapa hal yakni: a). Adr (50 tahun) (Wawancara bulan Januari, 2012)
wisatawan asal Jerman mengatakan: “Me­ c. Khs (37 tahun) masyarakat Gili Trawangan
nyelam merupakan kegiatan favorit saya setiap se­kaligus instruktur selam mengatakan:
mengunjungi Gili Trawangan, akan tetapi untuk “Memang benar keberadaan beberapa hewan
beberapa tahun belakangan ini saya sering laut yang menjadi seperti ikan Napoleon,
kali menemukan di beberapa titik penyelaman ikan Pari, penyu dan beberapa hewan
seperti Shark Point, Jack Point, Trawangan lainnya sangat jarang kemunculannya,
Slope, Manta Point, pudarnya warna beberapa hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap
terumbu karang” (Wawancara bulan Januari, wisatawan/ penyelam pemula, akan tetapi
2012). B). Rd (32 tahun) wisatawan asal Jakarta sangat berdampak terhadap para wisatawan
mengungkapkan: “Dua tahun yang lalu saya yang rutin melakukan kegiatan menyelam
snorkling di Gili Trawangan tidak membutuhkan pada saat berkunjung ke Gili Trawangan”
tenaga yang begitu banyak untuk menemukan (Wawancara bulan Januari, 2012).
keindahan bawah lautnya, terutama terumbu
karang dan beberapa biota laut, akan tetapi Pergeseran Puncak Kunjungan
saat ini dibutuhkan sedikit tenaga ekstra kearah Dari hasil wawancara di lapangan ditemukan
tengah laut untuk mendapatkan pemandangan beberapa hal mengenai mengapa terjadi per­
serupa, banyak terjadi kerusakan terumbu geseran puncak kunjungan wisatawan ke Gili
karang disebabkan faktor alam dan manusia” Trawangan antara lain: a. Aks (60 tahun),
(Wawancara Januari 2012). pengusaha penginapan mengatakan: “Beberapa
wisatawan yang biasa menginap di tempat saya
Penurunan Jumlah Biota Laut membatalkan kunjungan ke Gili Trawangan
Hasil temuan peneliti melalui proses wawan­ disebabkan faktor cuaca, pada saat mereka
cara mendalam dengan informan mengenai telah sampai Thailand ataupun Singapura me­
kondisi biota laut di Gili Trawangan di temukan reka tidak dapat melanjutkan perjalanan me­
antara lain: nuju Indonesia khususnya Gili Trawangan
a. Adr (50 tahun) wisatawan asal Jerman me­ karena kondisi iklim tidak memungkinkan”
ngatakan: “Saat ini pada waktu saya melaku­ (Wawancara bulan Februari, 2012). b. Krt (60
kan penyelaman, kehadiran beberapa hewan tahun), pengusaha penginapan dan mini market
laut sangat jarang saya jumpai seperti: ikan mengatakan: “Pergesaran puncak kunjungan ke
Napoleon, penyu hijau, penyu sisik, hiu tutul, Gili Trawangan yang semula pada bulan Juni-
ini bukan kali pertama saya mengalami hal September bergeser ke bulan Oktober-Desember
ini, berbeda pada saat kunjungan pertama menyebabkan kamar-kamar penginapan saya
saya di Gili Trawangan pada tahun 2000 banyak yang kosong, ini dikarenakan banyaknya
lalu” (Wawancara bulan Januari, 2012). pembatalan kunjungan oleh beberapa wisatawan
b. Spl (28 tahun) pengusaha mini market dan yang menghubungi saya terlebih dahulu untuk
jasa penyelaman mengatakan: “Saya akui menanyakan kondisi iklim di Gili Trawangan”
(Wawancara bulan Februari 2012).

JNP  |   142
Anang Taofik Kusmawan, Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kegiatan Wisata Bahari di Gili Trawangan

Penurunan Tingkat Pendapatan Gili Trawangan merupakan ikon pariwisata


Beberapa pendapat dari responden adalah: di Propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya
a. Aks (60 tahun), pengusaha penginapan Kabupaten Lombok Utara yang menjadi salah
mengatakan: “Dengan terjadinya pergeseran satu objek wisata minat khusus, dimana di
tingkat puncak kunjungan, menjadi bulan ketahui bahwa andalan dalam wisata minat
Oktober sampai dengan awal Januari, secara khusus adalah kondisi keindahan alam dan
jumlah wisatawan memang melimpah, akan lingkungan.
tetapi kalau dibagi dengan rata-rata per Menurut Fandeli (2002) yang menjadi ke­
bulan dalam setiap tahunnya terjadi sedikit kuatan dalam wisata minat khusus yakni ditemu­
penurunan pendapatan” (Wawancara bulan kannya sebuah pengalaman baru mengenai suatu
Januari, 2012). tempat yang masih alami/terjaga kelestariannya
b. Krt (60 tahun), pengusaha penginapan dan sehingga wisatawan mendapat-kan pengalaman
mini market mengatakan: “Penumpukan berbeda. Tidak di pungkiri sejak tahun 2009
kun­jungan pada bulan Oktober sampai de­ permintaan wisatawan untuk berkunjung ke
ngan Desember menyebabkan penuhnya Gili Trawangan meningkat. Namun sebagian
beberapa tempat penginapan, restauran, besar wisatawan yang telah mengunjungi Gili
cafe tetapi hal tersebut berlangsung hanya Trawangan lebih dari satu kali, mengkhawatirkan
beberapa bulan saja, dibandingkan dengan kondisi Gili Trawangan yang mengarah kepada
musim puncak kunjungan sebelumnya pada kerusakan.
bulan Juni-awal September” (Wawancara Keindahan panorama alam, hamparan pasir
bulan Januari, 2012). putih serta keindahan bawah lautnya menjadi
c. Kt (49 tahun), pemilik pondok penginapan aset utama, sehingga pulau ini selalu menjadi
mengungkapkan: “Secara jumlah permintaan daftar utama bagi wisatawan mengunjungi
wisatawan berlibur ke Gili Trawangan Pulau Lombok. Seiring perjalanan waktu ke­
tiap tahun semakin meningkat, akan tetapi indahan Gili Trawangan saat ini sedikit meng­
dengan pendeknya lama tinggal dan sedikit­ alami gangguan dengan adanya dampak ne­
nya jumlah uang yang diluarkan pada saat gatif dari perubahan iklim. Dampak negatif
berlibur mengalami penurunan. Jika dilaku­ perubahan iklim tidak seperti halnya bencana
kan pembagian selama dua belas bulan tsunami, yang memberikan impact katastropis
dalam setahun pendapatan perbulan saya bersifat sementara, akan tetapi perubahan iklim
mengalami penurunan jika dibandingkan memiliki dampak yang sangat lamban sifatnya
pada saat musim puncak kunjungan pada pasti dan permanen.
bulan Juni-September” (Wawancara bulan Dengan kondisi terjadinya proses bleaching
Februari, 2012). d. Snd (55 tahun) pemilik atau pudarnya warna terumbu karang secara
Villa dan restauran mengatakan: “Kalau otomatis hal tersebut akan mengurangi daya
pendapatan dari hasil Villa yang saya tarik dari keindahan bawah laut Gili Trawangan,
miliki, memang tidak terjadi penurunan namun hal ini tidak sepenuhnya juga di
yang terlalu drastis, akan tetapi trend ada sebabkan oleh faktor alam peran manusia juga
mengalami penurunan, ini tidak terlepas ikut berperan dalam menyumbangkan dampak
dari, jumlah kamar yang tersedia dia Gili perubahan pada kerusakan terumbu karang di
Trawangan mampu menampung seluruh Gili Trawangan.
jumlah wisatawan yang berkunjung, selain Dari hasil pengamatan dari daratan menuju
itu kondisi yang terlalu ramai menyebabkan kelautan di Gili Trawangan, memang benar telah
beberapa wisatawan lebih memutuskan terjadi kerusakan terumbu karang dibeberapa
untuk berlibur di Gili Meno atau di Gili Air” tempat di Gili Trawangan terutama terumbu
(Wawancara bulan Februari, 2012). karang yang berada di pinggir pantai atau

|  JNP
dengan jarak 0 sampai 20 meter dari pinggir

143 
Jurnal Nasional Pariwisata, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2013

pantai. Selain itu pula keberadaan beberapa biota Gili Trawangan seperti: Penyu Hijau, Penyu Sisik,
laut yang menjadi primadona khususnya bagi ikan Napoleon, ikan Pari dan beberapa biota laut
wisatawan yang melakukan aktivitas menyelam lainnya mengalami penurunan disebabkan faktor
di Gili Trawangan mulai menyayangkan be­ perubahan iklim. Proses alamiah ini dipercepat
berapa biota laut seperti ikan Napoleon, penyu juga oleh faktor manusia yang ikut menyumbang
Sisik, penyu Hijau serta ikan Pari dan beberapa penurunan populasi beberapa biota laut di Gili
biota laut lainnya sudah jarang untuk dapat Trawangan. 3) Terjadinya pergeseran bulan
dijumpai di beberapa lokasi penyelaman. puncak kunjungan berwisata ke Gili Trawangan,
Kondisi pergeseran kunjungan wisatawan yang ditandai menumpuknya jumlah wisatawan
tidak semata disebabkan kurangnya kegiatan pada bulan Oktober-awal Januari.
budaya dan pariwisata di Gili Trawangan, akan Pergeseran ini tidak mempengaruhi jumlah
tetapi lebih banyak disebabkan faktor pergeseran wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan,
cuaca/curah hujan di Gili Trawangan pada bahkan menunjukkan peningkatan tiap tahun­
bulan Juni-September yang menyebabkan nya, namun hal ini tidak diikuti dengan tingginya
aktivitas selama berwisata di Gili Trawangan lama berlibur (Length of Stay) dan jumlah pe­
oleh sebagian besar wisatawan tidak maksimal ngeluaran wisatawan (Total Expenditure) selama
untuk dapat dilakukan. Pergeseran bulan berlibur di Gili Trawangan., berdasarkan persepsi
dan jumlah kunjungan wisatawan ke Gili masyarakat dan pelaku usaha di Gili Trawangan.
Trawangan berdampak terhadap pendapatan 4) Rendahnya lama hari berlibur dan jumlah
sektor pariwisata, ini didapatkan bahwa de­ pengeluaran wisatawan selama berwisata di
ngan menumpuknya wisatawan pada bulan Gili memiliki korelasi positif terhadap tingkat
Oktober-Januari memiliki asumsi jumlah pen­ pendapatan pelaku usaha dan masyarakat di
dapatan meningkat pada musim puncak dirata-ratakan tiap bulannya untuk satu tahun.
kunjungan wistawan. Hal ini dibenarkan oleh
beberapa pelaku usaha penginapan, restauran,
cafe, serta pemandu wisata, namun apabila Daftar Pustaka
ditotal secara keseluruhan penghasilan selama
setahun kemudian dibagi dua belas bulan, maka Aryanti, 2008, Pengertian Persepsi. http://teori-
pendapatan per bulan mengalami penurunan. “psikologi.blogspot. com/ 2008/05/
pengertian- persepsi.html (diakses 27 Juni
Kesimpulan 2012).
Boo, E. 1992. The Ecotourism Boom. WHN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat Technical paper. 2. World Wild Fauna
di tarik kesimpulan mengenai pesepsi wisata­ (WWF). Washington DC.
wan, masyarakat dan pelaku usaha menge­nai
Bottema, M. 2010. Ecological Modernization of
perubahan iklim dan dampak yang ditimbul­
Marine conservation. A case study of two
kannya terhadap wisata bahari di pulau-pulau
entrepreneurial marine protected areas in
kecil khususnya Gili Trawangan antara lain: 1)
Indonesia. Pp 1 - 116
Berdasarkan persepsi wisatawan, masyarakat
Brookfield, H.C., 1990. An Approach to Island
dan pelaku usaha di Gili Trawangan ditemukan
in Bell. Sustainable Development and
bahwa telah terjadi penurunan kualitas ling­
Environmental Management of Small
kungan di Gili Trawangan, hal ini untuk jangka
Island. UNESCO, Paris.
panjang dikhawatirkan mengu-rangi daya tarik
objek wisata Gili Trawangan. Dahuri, R., Rais, J.M., Ginting S.P. dan Sitepu,
2) Berdasarkan persepsi wisatawan, masya­ M.J., 1995. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah
rakat dan pelaku usaha di Gili Trawangan di­ Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT


dapatkan bahwa populasi biota laut yang ada di Pradnya Paramita, Jakarta

JNP  | 144
Anang Taofik Kusmawan, Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Kegiatan Wisata Bahari di Gili Trawangan

Dahuri, R., 1998. Pendekatan Ekonomi-Ekologis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prop. NTB,
Pembangunan Pulau-pulau Kecil Berke­ 2011, Statistik Pariwisata Prop. Nusa Teng­
lanjutan. dalam Edyanto, CB.H., Ridlo, gara Barat. Dinas Kebudayaan dan
R., Naryanto, H.S. dan Setiadi, B (Eds.). Pariwisata Prop. NTB.
Prosiding Seminar dan Lokakarya Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Indonesia dan Informasi Kab. Lombok Utara, 2011,
Kerjasama Depdagri, Dir. Pengelolaan Statistik Pariwisata Kabupaten Lombok
Sumberdaya Lahan dan Kawasan, TPSA Utara. Dinas Perhubungan, Pariwisata,
BPPT dan Coastal Resources Management Komunikasi dan Informasi Kab. Lombok
Project, USAID. hal. B32 - B42. Utara.
Dahuri, R. 1999. Pengelolaan Wilayah Pesisir Diposaptono, S., Budiman, F. Agung (2009).
dalam Kontek Pengembangan Kota Pantai Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah
dan Kawasan Pantai Secara Berkelanjutan. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Penerbit
Makalah disampaikan dalam Seminar Buku Ilmiah Populer, cetakan I, Bogor.
Nasional Kemaritiman, Jakarta.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI,
2007, Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata No. KM.67 / UM.001 /MKP/
2004. Pedoman Umum Pengembangan
Pariwisata di Pulau-pulau Kecil.

145  |  JNP

Anda mungkin juga menyukai