Lampiran 3 Case Study
Lampiran 3 Case Study
2022
KUALITAS HIDUP PENDERITA KANKER
Oleh:
Oleh:
Saya bersumpah bahwa karya ilmiah akhir ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.
Oleh Pembimbing
…………………………………..
NIP.
Mengetahui,
…………………………………….
NIP.
KARYA ILMIAH AKHIR
Oleh:
Telah Diuji
Pada Tanggal Bulan Tahun
PANITIA PENGUJI
Ketua : (....................)
NIP
Anggota : (....................)
NIP
Anggota : (…................)
NIP
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan bimbingan-Nya saya
dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Kualitas Hidup Penderita
Kanker”. Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan salah satu persyaratan
akademis dalam rangka menyelesaikan studi di Jurusan Keperawatan Prodi Progran
Pendidikan Profesi Ners.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada
semua pihak yang telah terlibat dan turut membantu dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir
ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan, ilmu, dan juga bantuan yang lain dalam menyelesaikan pra
Karya Ilmiah Akhir Ners ini. Penulis menyadari Bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun penulisannya. Semoga Karya Ilmiah Akhir Ners
ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Prastiwi, Tita Febri. 2012. Kualitas Hidup Penderita Kanker. Tahun Ajaran 2011-
2012. Skripsi, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri
Semarang. Pembimbing I Rulita Hendriyani, S.Psi., M.Si dan Pembimbing II Drs.
Sugiyarta SL., M.Si.
…...............Name..................
Faculty of Nursing Universitas X
Introduction:
Conclusion:
Keywords:
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan,
September 2011). Kebutuhan primer tidak bisa berdiri sendiri tanpa didukung oleh
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada ditangan seluruh pihak, baik
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
Indonesia.
Kesehatan menjadi hal yang sangat penting mengingat inilah modal awal setiap
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
2011). Banyak usaha yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatannya secara
maksimal, antara lain dengan melakukan olah raga, menjaga pola makan dan bahkan
mengonsumsi vitamin atau jamu-jamuan. Usaha ini dilakukan demi menjaga stamina
1
2
keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang lengkap, bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan. Hal ini di dukung oleh Ferris (2010:87) yang menyatakan
bahwa kesehatan adalah keadaan mental dan fisik yang sejahtera, bukan hanya tidak
memiliki penyakit dan cacat. Sehat berarti dalam keadaan positif dari fisik, mental dan
kesejahteraan sosial, bukan sekedar tidak adanya cedera atau penyakit yang bervariasi
dari waktu ke waktu (Sarafino, 2008:2). Preedy and Watson (2010:2953) menyatakan
bahwa kesehatan merupakan kesejahteraan disegala dimensi, yaitu fisik, mental dan
sosial.
yang disebabkan oleh virus, bakteri, makanan, lingkungan ataupun faktor keturunan
dalam anggota keluarga. Penyakit dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penyakit
15 September 2011). Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen
biologis (seperti virus, bakteri atau parasit) bukan disebabkan oleh faktor fisik atau
kimia. Penyakit yang tergolong penyakit menular misalnya : antraks, cacingan, cacar
air, campak, demam berdarah, diare, hepatitis, influenza, malaria, penyakit kulit, HIV,
flu burung dan sebagainya. Penyakit tidak menular adalah penyakit yang disebabkan
oleh masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Penyakit
tersebut misalnya batuk, sariawan, sakit perut dan lain-lain. Penyakit kronis adalah
penyakit yang berlangsung sangat lama. Beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan
kematian pada penderitanya, antara lain : AIDS, serangan jantung dan kanker.
3
Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh
pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel
asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Ensiklopedi, 1990:121).
produces a tumor that can invade adjacent tissues and metastasize, artinya suatu
proses pelipatgandaan sel yang tidak terkendali dan menghasilkan tumor yang
kematian disebabkan oleh kanker yang merupakan pembunuh nomor dua setelah
WHO dan Bank Dunia memperkirakan setiap tahun, 12 juta orang di seluruh
dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak
dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal
karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di
terdapat lima jenis kanker yang banyak diderita penduduk yakni kanker rahim, kanker
payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker kulit dan kanker rektum. Kasus
penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar
24.204 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 27.125 kasus,
terdiri dari kanker serviks 9.113 kasus (37,65%), kanker payudara 12.281 kasus
(50,74%), kanker hati 2.026 (8,37%) dan kanker paru-paru 784 (3,42%).
4
adalah salah satu aspek yang menentukan kualitas hidup seseorang. Widiyanto
Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara, peringkat ini masih di bawah
peringkat Negara Singapura (urutan 25), Brunei Darusalam (urutan 34), Malaysia
(urutan 61), Thailand (urutan 74) dan Filipina (urutan 84). Salah satu aspek yang
masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti ISPA (Infeksi
Saluran Pernafasan Akut), malaria, diare dan penyakit kulit. Pada waktu yang
bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan
Kanker dapat disembuhkan bila ada pengetahuan sejak dini terhadap penyakit
tersebut. Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat
terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai
kanker usus besar, sedangkan kanker yang bermula pada otak dikenal sebagai kanker
otak. Kanker adalah penyakit yang 90-95% disebabkan faktor lingkungan dan 5-10%
menjelaskan, proporsi angka kematian akibat Penyakit tidak menular dari 41,7% pada
tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab
kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%) disusul
September 2011).
5
psikologis. Saba (1998:1) memaparkan salah satu komplikasi umum dalam kondisi
fisik dari keganasan kanker adalah anemia. Terkait kanker, anemia dapat terjadi karena
efek langsung dari sel kanker atau mungkin justru berkembang sebagai akibat dari
multi-symptom syndrome involving both physical and emotional problems that can be
evaluated for their impact on quality of life. Pengobatan anemia dapat meningkatkan
in the context of the culture and value system in which they live and in relation to their
goals, espextation, standart and concerns. Artinya, kualitas hidup merupakan persepsi
dari individu dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka
hidup dan dalam kaitannya dengan nilai-nilai, standart dan kekhawatiran dalam hidup.
Yeh et. Al (Preedy and Watson, 2010:2472) menyatakan bahwa kualitas hidup
sebagai dampak dari penyakit dan aspek kepuasan yang diukur dengan skala : fungsi
psikologis (tingkat distress emosional), fungsi sosial (hubungan antar pribadi yang
“Cancer Survivor” meliputi : kondisi fisik, psikososial, sejak proses diagnosis hingga
akhir hidupnya berfokus pada kesehatan, kehidupan penderita kanker dan pada saat
kanker sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana pengobatan yang dilakukan
berhubungan dengan kebutuhan dan ambisi atau peran sosial yang diinginkan oleh
pasien, pada tahap yang paling dasar mengacu pada kemampuan melakukan aktifitas
sehari-hari. Hal ini juga terkait dengan cara seseorang menerima keadaan fisiknya.
kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya. Salah satu hal yang paling adaptif dari
penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’ sedangkan salah satu yang maladaptif
adalah ‘ketidakberdayaan / putus asa’. Jumlah anggota dalam rumah tangga, status
kinerja, dukungan dari dokter dan kepuasan pada dukungan tersebut merupakan
semangat juang pada pasien kanker, sedangkan usia, pendidikan, status keluarga,
kanker.
Larasati (2009:1) menyatakan subyek dengan kualitas hidup positif terlihat dari
gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya, dalam aspek psikologis
7
subyek berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial subyek
baik dengan banyaknya teman yang dimilikinya, lingkungan mendukung dan memberi
rasa aman kepada subyek. Subyek dapat mengenali diri sendiri, subyek mampu
beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, subyek mempunyai perasaan kasih
kepada orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan
yang dilakukan oleh Barakat et. al.(2010:1) mendeskripsikan bahwa fungsi keluarga,
termasuk didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita
kanker menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakit pada pasien yang sedang
menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih
fisik ini memungkinkan penderita menanggapi perubahan fisik dirinya secara negatif
selanjutnya ia akan merasa tidak puas dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas
kambuhnya penyakit, dan 73% melaporkan bahwa mereka lebih mudah mengalami
8
depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami kebahagiaan, dan
kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan kesejahteraan emosional,
kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi dasar untuk kesepian. Hasil
tersebut di dukung dengan hasil penelitian oleh Wijaya (2009:1) dimana kualitas hidup
pasien dengan depresi mengalami penurunan di banding dengan pasien tanpa gejala
depresi.
terdapat hubungan antara stadium penyakit, kejadian depresi dan aktivitas sosial
dengan kualitas hidup pasien (Silitonga,2007). Stadium penyakit menjadi hal yang
sangat penting dalam mengetahui sejauh mana sel kanker telah menyebar dalam tubuh
seorang pasien.
penderita penyakit kanker baru akan menyadari kalau dirinya sakit bila sudah
mencapai stadium lanjut dan jarang penderita kanker stadium awal yang
informasi yang diperoleh penderita tentang penyakit kanker dan bahaya yang
9
disebabkan oleh penyakit tersebut. Stadium pada penyakit kanker ini juga membantu
Ketidakpastian mengenai sisa usia dan resiko kematian yang ada membuat seseorang
merasa bahwa hidupnya terbatas. Sikap depresi sangat wajar dimiliki oleh penderita
kanker, namun ada pula yang tetap terlihat segar dan sehat karena mereka berusaha
menutupi penyakitnya dari orang-orang yang ada disekitarnya dan bersikap seperti
kesembuhan, tetap melakukan kegiatan atau pekerjaan yang selama ini ditekuninya
kesehatan fisik dan mental yang baik, memiliki kemampuan fisik untuk melakukan
hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki hubungan yang baik dengan teman dan
keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan
yang aman dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri (Bowling,
2005:9).
Berdasarkan hasil observasi kasus yang ditemui peneliti terjadi pada seorang
gadis bernama JT, JT bungsu dari dua bersaudara, kakaknya laki-laki sudah berumah
tangga dan tinggal terpisah dengan JT dan orang tuanya. JT adalah salah satu penderita
kanker otak stadium dua. Kanker otak adalah sekumpulan massa sel-sel otak yang
2011). JT mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit kanker otak pada usia 18
tahun. Hal ini diketahui saat orang terdekat JT menyampaikan keluhan sakit kepala
sedih, sempat berubah menjadi anak yang pendiam untuk beberapa waktu tapi hal itu
tidak berlangsung lama karena tidak ingin orang tuanya curiga dan mengetahui akan
dengan alasan kesehatan ibu JT dan sikap ayah JT yang keras dan suka memukul JT.
pamannya. Saat ini orang tua JT telah mengetahui keadaan JT yang sebenarnya sejak
tujuh bulan yang lalu. Setelah pengobatan berjalan selama dua tahun, penyakit JT
tidak kunjung sembuh tetapi malah semakin memburuk, kanker JT sudah menyebar
jauh dan mengalami metastasis, sel kanker dalam tubuhnya sekarang juga menyerang
sistem motoriknya, JT mengalami penglihatan yang rabun. Hal itu berbanding terbalik
Gambaran fisik yang terlihat dari JT adalah kondisi tubuh yang sehat, JT selalu
kestabilan gula darah dalam tubuhnya dengan cara melakukan program diet khusus.
enak badan, JT sering tiba-tiba pingsan, mimisan, kejang, badan kaku, mati rasa, dan
perutnya tampak lebih besar karena ginjal kanan JT sudah mengalami kerusakan. JT
tidak lagi menjalani pengobatan apapun sejak tujuh bulan yang lalu. Aspek psikologis
dirinya untuk tetap sehat tanpa obat. JT merasa mendapatkan kekuatan dan merasa
lebih sehat tanpa menggunakan obat-obatan seperti saran dokter yang menangani JT.
JT selalu berusaha bersikap tenang dan meredam emosi agar tidak mudah
jarang sekali mengeluh, tidak mengasihani dirinya sendiri maupun meminta belas
kasihan kepada orang lain disekitarnya. Hubungan sosial JT terlihat baik dengan
banyaknya teman yang dimiliki JT. Penulis sering bertukar pikiran dengan JT, JT
adalah seorang sahabat yang mampu menjadi pendengar yang baik, JT bersikap empati
kasih sayang, semua orang terlihat sangat nyaman bersama JT, mereka terlihat sangat
penderita kanker.
Peristiwa ini pernah terjadi saat penulis mengadakan acara makan bersama
dengan JT merayakan ulang tahun JT, JT terlihat pucat sekali namun JT selalu
selalu menghibur orang lain yang ada disekitarnya, JT tidak mau jika orang lain
mengatakan, “enggak kok, aku gak papa, sakit atau sehat itu pilihan, dan aku memilih
untuk merasa sehat”. Sepulang dari acara tersebut JT pingsan dan kejang di jalan. Saat
alasan tidak mau merepotkan banyak orang dan JT hanya menyatakan bahwa kejadian
sendiri, JT tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan dan mampu
mengatasi jika keadaaan fisiknya sedang menurun. JT masih tetap bertahan dan
menunjukkan rasa bahagia walaupun hanya sedikit orang yang tahu tentang
walaupun hal ini sudah dilarang oleh dokter, bahkan JT adalah seorang aktivis
ketua Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) di salah satu Universitas Swasta di kota
Semarang.
Di sisi lain, JT menuturkan bahwa setiap malam sering tidak bisa tidur karena
kesakitan dan memikirkan masa depannya, JT berkata, “aku kepengen suatu saat nanti
menikah sama Mas.B.. aku pengen punya anak, aku pengen ngerasain tua, tapi bisa
gak ya?hehehe”. Hal ini merupakan salah satu ungkapan kecemasan atau kekhawatiran
terhadap penyakit dan program pengobatan yang sedang dijalaninya. Pada awal JT
mendapatkan vonis bahwa dirinya mengidap kanker, menurut informasi dari orang
bahwa “beberapa hari lalu aku ngimpi mengenai akhir zaman, aku siap jika suatu saat
nanti Tuhan datang, sama siapnya saat aku berkali-kali menghadapi kematian karena
kanker otak ku ini”. Penerimaan diri JT terhadap penyakitnya sangat baik, hal ini
dipengaruhi oleh faktor spiritualitas JT. JT memiliki penyerahan diri yang baik kepada
Subyek penelitian yang kedua adalah RM, 42 tahun, adalah seorang wanita
yang ditetapkan sebagai penderita kanker payudara stadium satu pada Desember 2010.
Kanker payudara atau yang lebih disebut dengan Carcinoma Mammae adalah jenis
kanker yang umum diderita oleh wanita, pria dapat mengalaminya namun
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2009:42), kanker payudara ini paling
banyak diderita dibanding kanker-kanker yang lain dalam kurun waktu lima tahun
terakhir yaitu sebanyak 12.281 orang pada tahun 2009 dan ini juga menempati
peringkat pertama di Kota Semarang yaitu sebanyak 4.977 orang. Gangguan pada
pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai efek estetika dan psikologis khusus pada
Tingkat kematian yang masih tinggi pada kanker payudara disebabkan karena
keterlambatan diagnosis terhadap penyakit itu sendiri, hal ini yang menyebabkan
(SADARI) dirumah. RM adalah seorang ibu rumah tangga dan mempunyai dua orang
anak, laki-laki dan perempuan. RM bekerja sebagai asisten dokter di salah satu rumah
sakit swasta di kota Semarang dan suaminya bekerja sebagai pegawai swasta.
14
suami RM di rumah milik mertua RM yang sudah meninggal. Rumah tersebut terdapat
memiliki rasa kepedulian dan empati yang tinggi terhadap keluarga dan saudara-
keuangan anggota keluarganya yang lain, namun setelah mengetahui dirinya mengidap
keinginan untuk pindah rumah karena anggota-anggota keluarga yang lain selama ini
untuk mempertahankan staminanya, sudah satu bulan ini RM tampil percaya diri
dengan menggunakan rambut aslinya atau tanpa rambut palsu yang baru sepanjang
lima sentimeter. Penampilan baru ini membuat RM terlihat semakin segar saat bekerja,
bayar biaya kemoterapi setengahnya yang biasanya dipotong otomatis saat terima gaji
bulanan, tapi saya masih bersyukur walaupun bukan orang kaya, tapi saya masih bisa
Kualitas hidup yang positif pada RM selain dilihat dari keinginan kuat dalam
untuk semua hal yang terjadi dalam hidupnya dan menunjukkan kekuatan dibalik
15
memiliki penerimaan diri yang baik, hal ini dipengaruhi oleh faktor spiritualitas RM,
RM menganggap bahwa segala sesuatu yang diberikan Tuhan pasti merupakan suatu
kebaikan, begitu pula dengan penyakit kanker yang dideritanya. Penerimaan diri ini
membuktikan bahwa dirinya kuat, hal ini juga didukung dengan rasa empati RM untuk
memberikan motivasi dan semangat bagi para penderita kanker lain yang ditemuinya
relasi yang luas dan dikenal sebagai seorang yang punya solidaritas tinggi, ramah dan
penuh perhatian kepada orang lain. RM suka menolong tetangga sekitar rumahnya
Hal yang hampir serupa ditunjukkan oleh subyek ketiga “BG” yang diketahui
bahwa BG mengidap kanker darah atau Leukemia setelah ditemukan adanya kelainan
jumlah leukosit atau sel darah putih pada sel darah BG. Kanker darah yang diderita
BG sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Penyakit tersebut disebabkan oleh
lingkungan dan pola makan BG yang tidak sehat. BG adalah perokok pasif dan sering
leukemia. BG sempat menjalani pengobatan alternatif melalui jamu dan bahan alami
Kualitas hidup BG yang positif dapat dilihat dari kemauannya untuk bangkit
dan tetap terus produktif dalam hidupnya. BG adalah seorang pekerja keras. Suatu hal
yang sangat membanggakan bagi dirinya dan orang-orang disekitar BG adalah kondisi
yang terbatas tidak pernah menghentikannya untuk tetap bekerja. Kelemahan tidak
membuat BG putus asa, meratapi masalah, dan mengaggap dirinya sendiri lemah. BG
usaha di bidang rental dan fotokopi yang sudah dirintis sejak tahun 2000. Bekerja di
usaha yang dirintisnya sendiri membuat BG lebih nyaman karena tempat usahanya
kecemasan akan masa depan tidak membuat subyek lemah dan lantas mengalami
keterpurukan dalam waktu yang lama. Kekuatan ditunjukkan oleh ketiga subyek
melalui sikap yang selalu bersyukur, tidak mengeluh, tidak putus asa dan tidak
kualitas hidup ketiga subyek. Hubungan dengan Tuhan menjadi sumber kekuatan bagi
17
subyek untuk memiliki penerimaan diri yang baik terhadap penyakit kanker yang
subyek menganggap penyakitnya adalah sebuah anugerah dari Yang Maha Pencipta.
tentang kualitas hidup pada penderita kanker. Stadium satu dan dua dipilih sebanyak
tiga orang dengan alasan penderita memiliki problem psikologis yang berbeda pada
tingkat stadium tertentu. Narasumber yang akan digunakan dalam pengumpulan data
adalah informan utama yaitu subyek penderita kanker stadium satu dan dua, informan
pendukung yaitu orang terdekat subyek dan informan ahli yaitu dokter yang
menangani subyek penderita kanker dan psikolog yang melakukan intepretasi tes
hidup dan faktor apa yang mempengaruhi subyek memiliki kualitas hidup yang positif.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui kualitas
penderita kanker
2. Penelitian ini hendaknya bisa memberikan pemahaman kualitas hidup yang positif
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini membahas tentang kualitas hidup pada penderita kanker stadium
awal, oleh karena itu dalam Perspektif Teori dan Kajian Pustaka ini adalah teori
mengenai kualitas hidup dan teori penderita kanker, kajian pustaka kualitas hidup dan
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian kualitas hidup menurut
diantaranya Preedy and Watson, Ferris, Andersson, Buchanan, dan Bowling. Berikut
penjelasannya.
dalam kaitannya dengan kesehatan, kualitas hidup adalah kebaikan dari aspek-aspek
makro yaitu masyarakat dan obyektif dan mikro yaitu individu dan subyektif.
orang dengan penyakit kronis, fungsional, psikologis dan penyakit yang tidak bisa
19
20
their position in life in the context of the culture and value systems in which they live
and in relation to their goals, expectations, standards and concerns. Artinya, kualitas
hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks
budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,
berbagai aspek kehidupan. Preedy and Watson mendefinisikan kualitas hidup sebagai
multi dimensi yang menggabungkan konsep fisik, kognitif dan fungsi emosional dan
sosial. Aristoteles dalam Ferris (2010:17) menyatakan bahwa kualitas hidup adalah
produk bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri.
Ferris (2010:16) Kualitas hidup adalah produk interaksi antara kepribadian individu
yang terjadi terus menerus dalam episode peristiwa kehidupan. Peristiwa yang terjadi
rekreasi.
hidup adalah multi dimensi yang menggabungkan konsep fisik, kognitif, fungsi
emosional dan sosial. Buchanan (Preedy and Watson, 2010:2925) kualitas hidup
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup
adalah persepsi individu mengenai keadaan dirinya pada aspek fisik, psikologis, sosial
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai aspek-aspek kualitas hidup. Aspek
dilihat dari keseluruhan kualitas hidup dan kesehatan secara umum (WHO,1997:1) :
seksual.
Aspek kualitas hidup pada penderita kanker menurut Caplan (Preedy and
1. Aspek fisik : gejala fisik, respon terhadap toksisitas pengobatan dan perawatan,
masalah keuangan.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan oleh WHO dan Caplan mengenai
antara lain:
1. Apek fisik: gejala fisik, respon tubuh terhadap pengobatan, penerimaan diri, citra
tubuh.
aktivitas sosial.
Sub bab ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
1. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin memiliki peran sosial yang berbeda. Hal ini
2. Pendidikan.
kanker yang sedang di derita dan pemahaman terhadap cara pengobatan penyakit
kanker. Pengobatan atau treatment ini mempengaruhi kualitas hidup pasien (Sarafino,
1990:459).
3. Perbedaan budaya
Budaya merupakan salah satu indikator dari aspek persepsi individu yang
4. Usia penyakit
penderita kanker. Seseorang yang telah lama menderita suatu penyakit pasti akan
berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis dan sosialnya dalam kehidupannya sehari-
hari.
2.1.2 Kanker
kanker sangat beragam, dapat melalui faktor internal individu maupun eksternal
hidupnya yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kualitas hidup individu
seseorang, kanker mendapat perhatian khusus dalam pengukuran kualitas hidup karena
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian kanker menurut World
penjelasannya.
yang mengacu kepada tonjolan-tonjolan seperti kepiting yang dibentuk oleh tumor
yang sedang tumbuh ke dalam jaringan disekitarnya, tumor menyebar secara lokal
1997:94). Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh
pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel
Corwin (1997:86) menyatakan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan tanpa batas
serta tidak bertujuan disebut kanker atau neoplasia. Tambayong (1999:65) Neoplasia
produces a tumor that can invade adjacent tissues and metastasize, yang artinya suatu
proses pelipatgandaan sel yang tidak terkendali dan menghasilkan tumor yang
Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat
terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai
kanker usus besar, sedangkan kanker yang bermula pada otak dikenal sebagai kanker
Sub bab ini akan dibahas mengenai klasifikasi kanker yang dikemukakan oleh
diklasifikasikan menurut asal selnya dan apakah sel itu benigna (dikarakteristikkan
oleh pembelahan sel abnormal tetapi tidak bermetastasis atau menginvasi jaringan
Kanker benigna terdiri dari sel-sel yang serupa dengan struktur pada sel
asalnya. Sel-sel kanker benigma lebih kohesif daripada kanker maligna. Pertumbuhan
terjadi dari bagian tengah masa benigna, biasanya mengakibatkan batas tegas. Kanker
benigna di dalam ruang tertutup seperti tengkorak dapat menimbulkan gangguan serius
sel aslinya. Sel tumor tidak kohesif dan akibatnya pertumbuhan tidak teratur, tidak ada
kapsul yang terbentuk danperbedaan separasi dari jaringan sekitar sulit terlihat. Sel
daripada jaringan normal atau neoplasma benigna. Tanda dari neoplasma maligna
sebagai berikut :
Sub bab ini akan dibahas mengenai kategori kanker yang dikemukakan oleh
kanker.
1. Karsinoma
ovarium, kelenjar penghasil mucus (lendir), sel penghasil melanin, payudara, serviks,
kolon (usus), rectum (anus), lambung, pankreas, dan esophagus (saluran pencernaan).
27
2. Limfoma
Kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, berbagai
kelenjar limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik
antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma
malignum.
3. Sarkoma
Sarkoma adalah kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot
dan tulang.
4. Glioma
Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) yang terdapat disusunan saraf
pusat.
5. Karsinoma In Situ
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang
Stadium adalah usaha menjelaskan seberapa jauh penyakit ini telah berkembang pada
saat itu. Corwin (1997:94) menyatakan stadium adalah keputusan klinis yang
berkaitan dengan ukuran tumor, derajat invasi lokal yang telah terjadi dan derajat
Sub bab ini akan dibahas klasifikasi stadium kanker yang akan dikemukakan
Klasifikasi TNM
Tahap 1 T1N0m0 Massa terbatas pada organ
Lesi operabel, restectable
Kemungkinan hidup 70-90%
Tahap 2 T2N1M0 Massa telah menyebar ke jaringan sekitar dan
limfonodus regional
Lesi operabel, resectable
Kemungkinan hidup 45-55%
Tahap 3 T3N2M0 Massa luar, melekat pada dasarnya penyebaran ke
limfodus dan tulang
Lesi operabel, tidak restectable
Kemungkinan hidup 15-25%
Tahap 4 T4N3M+ Tanda metastasis jauh
Lesi inoperable
Kemungkinan hidup 0-5%
regional dan keadaannya), M (metastasis jauh). Istilah lain yang ditemui pada
keganasan ke limfodus regional disebut (N1: sedikit, N2: banyak), tidak ada metastasis
Sub bab ini akan dibahas mengenai penyebab kanker. Penyebab kanker
1. Rangsang Fisik
Rangsang fisik yang sering dihubungkan dengan kanker ialah rangsang yang
2. Kimia (diet)
Rangsang kimia antara lain berupa zat pewarna, debu kayu, asbes, dan asap
rokok.
3. Biologi (virus)
Virus akhir-akhir ini juga sering memicu timbulnya kanker, misal virus
4. Lingkungan
Sub bab ini akan dibahas mengenai teori penyebab kanker ganas yang akan
Kelainan dalam gen timbul akibat perubahan mutasi yang mungkin diinduksi
oleh zat karsinogenik dan adanya faktor herediter. Orang dengan kelainan kromosom
Kelainan timbul akibat adanya gangguan pengaturan dari gen normal. Insidens
dermoid adalah salah satu neoplasma yang timbul akibat adanya gangguan
3. Teori virus
Mereka disebut virus onkogenik. Dua virus onkogenik adalah virus DNA dan virus
RNA. Salah satu contoh virus penyebab keganasan adalah virus RNA tipe-B yang
Menurut teori ini, neoplasma berkembang tahap demi tahap melalui proses
mutasi. Proses ini dapat berhenti dan reversible (bila stimulusnya tidak ada lagi).
5. Karsinogen
Ada dua golongan karsinogen , yaitu: kimia dan fisis. Karsinogen kimiawi meliputi
paling kuat. Hidrokarbon ini terdapat pada asap rokok dan asap mobil yang dapat
menyebabkan kanker bibir, lidah, rongga mulut, kepala, leher, larings, paru, kandung
kemih. Amine aromatic terdapat pada makanan tertentu, naftalen (kamper) dan
kanker payudara, tiroid dan leukemia, sedangkan sinar ultra violet menyebabkan
kanker kulit.
31
sedangkan kanker usus, payudara, prostat terjadi lebih sedikit di Jepang daripada di
Amerika Serikat, namun setelah orang Jepang tinggal di Amerika, perbedaan ini
hilang.
2. Diet
Kebiasaan diet rendah serat dapat menyebabkan kanker kolon (kanker usus)
3. Kehidupan seks
Kanker serviks lebih sering terjadi pada wanita yang sudah mengadakan
hubungan seks sejak muda, apalagi jika berganti-ganti pasangan. Kanker payudara
lebih sering terjadi pada wanita yang tidak memiliki anak, yang lebih muda
4. Kebiasaan
5. Hormon
Sub bab ini akan dibahas mengenai gejala kanker secara umum. Gejala kanker
yang timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh yang terserang, Sibuea et al
32
(2005:222) memaparkan beberapa gejala yang muncul pada penyakit kanker antara
lain :
a. Kelelahan
Hal ini terjadi karena jumlah jaringan tumor ganas didalam tubuh sangat besar.
Pada beberapa jenis kanker, penurunan berat badan dapat dijelaskan. Misalnya
pada saluran cerna, turunnya berat badan dengan cepat dapat dimengerti, karena terjadi
gangguan dalam pemasukan makanan. Turunnya berat badan disertai balans nitrogen
negatif pada kebanyakan penderita kanker payudara (dan kanker jenis lain) akibat
c. Demam
ini bukan disebabkan oleh bakteri dan pemberian anti biotika tidak akan bermanfaat.
Demam timbul sebagai akibat dari sebagian massa tumor tidak mendapat darah yang
cukup, sehingga muncul nekrosis (jaringan yang mati) yang melepaskan hormon
Penyebaran sel kanker dapat terjadi dengan berbagai cara, penyebaran sel
kanker yang jauh dari tempat asalnya disebut dengan proses metastasis. Metastasis sel
kanker dapat melalui jaringan kulit, sel ini dapat menembus saluran limfe dan
bersarang di dalam kelenjar getah bening ketiak, dapat juga menembus vena kecil
sehingga masuk dalam aliran darah yang akan membawanya ke tempat yang jauh.
Metastatis akan timbul dan menyebabkan dua macam gejala (Sibuea et al,
2005:221), yaitu:
33
1. Destruksi jaringan yang menyebabkan nyeri hebat dan terus menerus, dan pada
2. Anemia, jaringan asal diganti oleh jaringan kanker sehingga terjadi lambat laun
Sub bab ini akan dijelaskan mengenai pengobatan kanker. Pengobatan kanker
ditentukan oleh jenisnya, letak pada tubuh, tingkat penyebaran, dan kondisi penderita.
a. Tindakan operasi
1. Pembedahan
Metode ini sejak tahun 200 SM digunakan untuk pengobatan kanker. Tumor
yang telah bermetastasis dapat diterapi dengan pembedahan untuk menghilangkan rasa
2. Terapi radiasi
Terapi ini menggunakan radiasi pengion untuk menghancurkan sel tumor dan
ukuran tumor. Hal ini dilakukan untuk mengurangi efek radiasi yang juga mematikan
3. Kemoterapi
4. Imunoterapi
Bentuk terapi kanker yang baru diciptakan dan memanfaatkan dua sifat system
imun, yaitu spesifisitas dan daya ingat. Imunoterapi dapat digunakan untuk
yang tersembunyi.
Memiliki status penderita kanker adalah hal yang tidak pernah diinginkan oleh
setiap orang. Kanker merupakan penyakit yang dapat membawa seseorang pada
kematian dini. Penderitanya harus menghadapi penyakit yang memberi dampak tidak
hanya pada kesehatan fisik penderita tetapi juga pada keadaan jiwanya. Mereka yang
terkena kanker harus menghadapi kenyataan yang tidak pernah mereka inginkan di
Penderitaan ini dapat menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi pada penderita
kanker. Hal ini adalah respon negatif dari diri seseorang dalam menghadapi kenyataan
yang dialaminya, tetapi saat seseorang dapat memahami dan menerima kondisi yang
35
Setiap manusia memiliki taraf kualitas hidup yang berbeda satu dengan yang
lain. Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai keadaan dirinya
pada aspek fisik, psikologis, sosial dan lingkungan untuk mencapai kepuasan dalam
hidupnya. Pemahaman akan kualitas hidup yang positif dan kualitas hidup yang
negatif akan membedakan setiap individu dalam pencapaian aktualisasi dirinya. Sikap
yang muncul pun berbeda tergantung kualitas hidup yang dimilikinya dan dapat
Pemahaman akan kualitas hidup ini dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Proses
kehidupan membawa seseorang dalam keadaan yang senantiasa berubah. Tidak selalu
seseorang dalam menjalani hidup berada dalam posisi yang positif, ada kalanya pula
seseorang berada dalam keadaan yang tidak diingininya, dalam posisi yang negatif ini
dapat diketahui respon atau sikap seseorang dalam menyikapi dan menjalani hidupnya.
sendiri, depresi, terpuruk dan menganggap dirinya tak berarti, namun ada juga yang
menganggap bahwa penderitaan adalah proses belajar yang harus dijalani dan
tantangan untuk berjuang lebih lagi dalam usaha mencapai aktualisasi diri. Orang-
orang semikian dianggap memiliki kualitas hidup yang positif sehingga dapat melihat
memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik,
36
memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki
hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial
dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang baik,
Larasati (2009:1) dalam penelitian mengenai Kualitas Hidup pada Wanita yang
Sudah Memasuki Masa Menopause menyatakan subyek yang kualitas hidupnya positif
terlihat dari gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya, dalam aspek
psikologis subyek berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial
Faktor lingkungan juga turut mendukung dalam memberi rasa aman dan
nyaman kepada subyek. Subyek dapat mengenali diri sendiri, subyek mampu
beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, subyek mempunyai perasaan kasih
kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap empati dan merasakan
Penderita kanker yang memiliki kualitas hidup positif akan menerima dan
beradaptasi dengan keadaannya serta berusaha untuk bertahan dan terus berjuang
dalam mengusahakan kehidupan yang lebih baik. Mereka mungkin pernah merasa
terpuruk dalam kondisi penyakit yang dideritanya, tetapi pemahaman kualitas hidup
yang positif akan memacu mereka untuk tetap bisa mengaktualisasi dirinya. Sabar
dalam menjalani proses pengobatan sampai sembuh dan mungkin bagi mereka untuk
dapat sukses dalam hidupnya seperti orang-orang sehat lainnya atau bahkan lebih.
37
Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara, peringkat ini masih di bawah
peringkat Negara Singapura (urutan 25), Brunei Darusalam (urutan 34), Malaysia
(urutan 61), Thailand (urutan 74) dan Filipina (urutan 84).Salah satu aspek yang
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cella et. al. (2003:43) terhadap
penderita kanker dimana dalam kasus ini, seorang penderita kanker biasanya
mengalami anemia. Anemia adalah suatu sindrom gejala fisik dan emosional yang
anemia dapat meningkatkan kualitas hidup pada penderita kanker (Cella, et.al.
Barakat et. al. (2010:1) dalam penelitiannya yang berjudul Quality of Life of
didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita kanker, hal
ini menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakitnya pada pasien yang sedang
menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih
Salah satu hal yang paling adaptif dari penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’
sedangkan salah satu yang maladaptif adalah ‘ketidakberdayaan atau putus asa’.
Jumlah anggota dalam rumah tangga, status kinerja, dukungan dari dokter dan
kepuasan pada dukungan tersebut merupakan semangat juang pada pasien kanker,
sedangkan usia, pendidikan, status keluarga, kinerja dalam pekerjaan dan kepuasan
Spiritual Well-Being-A Hoosier Oncology group Study yang dilakukan oleh Fisch et al
Larasati (2009:1) dalam penelitian mengenai Kualitas Hidup pada Wanita yang
Sudah Memasuki Masa Menopause menyatakan subyek yang kualitas hidupnya positif
terlihat dari gambaran fisik subyek yang selalu menjaga kesehatannya, dalam aspek
psikologis subyek berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial
subyek baik dengan banyaknya teman yang dimilikinya, lingkungan mendukung dan
memberi rasa aman kepada subyek. Subyek dapat mengenali diri sendiri, subyek
mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, subyek mempunyai perasaan
kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap empati dan merasakan
penyakit, dan 73% melaporkan bahwa mereka lebih mudah mengalami depresi setelah
39
yang terkait dengan kualitas hidup. Hasil tersebut di dukung dengan hasil penelitian
yang berjudul Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani
Hemodialisis dan Mengalami Depresi yang dilakukan oleh Wijaya (2009:1), kualitas
hidup pasien dengan depresi mengalami penurunan dibanding dengan pasien tanpa
gejala depresi.
hidup yang positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang
positif, memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang
baik, memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan,
memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas
Penderita Kanker
Aspek Fisik
Aspek Psikologis
Aspek Sosial
Aspek Lingkungan
bagaimana alur psikologis dan segala peristiwa psikologis yang dapat menentukan
kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup menjadi ukuran standart kesehatan terutama
untuk beberapa orang dengan penyakit kronis, fungsional, psikologis dan penyakit
individu yang menderita kanker dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikapnya dan
yang memberi dampak tidak hanya pada kesehatan fisik penderita tetapi juga pada
keadaan jiwanya. Mereka yang terkena kanker harus menghadapi kenyataan yang
Penderitaan ini dapat menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi pada penderita
kanker. Kanker adalah salah satu penyakit kronis, artinya penyakit yang berlangsung
lama. Pengobatan kanker tidak bisa dilakukan hanya sekali dan langsung sembuh, hal
ini harus dijalani secara bertahap dan seorang penderita kanker harus melewati proses
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Semua hal ini dapat membuat seorang
keadaannya. Dukungan dari orang terdekat dari subyek sangat penting dan
penderitanya. Rasa sakit yang dirasakan akibat penyakit kanker merupakan hal yang
harus dijalaninya setiap hari. Selain itu harapan hidup yang kecil membuat seorang
penderita kanker mengalami kecemasan akan masa depan dan ketakutan menghadapi
kanker. Dalam penelitian ini ada empat aspek kualitas hidup pada penderita kanker
yang dipaparkan oleh Caplan (Preedy and Watson, 2010:2049), yaitu aspek fisik,
aspek psikologis, aspek sosial, dan persepsi individu terhadap kualitas hidupnya.
Saat penderita memiliki kualitas hidup yang positif dalam hidupnya maka
sikap yang akan ditunjukkan oleh penderita kanker adalah sikap-sikap positif. Mereka
akan menerima dan beradaptasi dengan keadaannya serta berusaha untuk bertahan dan
terus berjuang dalam mengusahakan kehidupan yang lebih baik. Mereka mungkin
pernah merasa terpuruk dalam kondisi penyakit yang dideritanya, tetapi pemahaman
kualitas hidup yang positif akan memacu mereka untuk tetap bisa mengaktualisasi
dirinya. Memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain dan sabar dalam
menjalani proses pengobatan sampai sembuh dan merupakan sesuatu hal yang
mungkin bagi mereka untuk dapat sukses dalam hidupnya seperti orang-orang sehat
Penderita kanker yang memiliki kualitas hidup negatif akan lebih cepat merasa
putus asa dan depresi dengan keadaan penyakit yang dialaminya, hal ini diperburuk
dengan kondisi lingkungan yang tidak memberikan dukungan baginya. Mereka akan
terpuruk dalam keadaan yang jauh dari harapan dan keinginannya. Kemungkinan dari
rasa keputusasaan ini, mereka kemudian menghentikan upaya pengobatan yang selama
ini dijalani dan memilih menyerah dalam kondisi tersebut. Hal yang didapati
kemudian adalah kondisi penyakit yang semakin memburuk dan dekat dengan
kematian. Mereka juga akan menarik diri dari lingkungan sosial dan memiliki sikap
METODE PENELITIAN
penelitian yang digunakan harus sesuai dengan obyek penelitian dan tujuan yang
hendak dicapai. Prosedur pelaksanaan suatu penelitian harus didasari dengan metode
yang jelas berdasarkan bukti-bukti empiris. Agar penelitian mendapatkan hasil yang
optimal, metode yang digunakan harus tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Lebih jauh lagi,
mendalam.
44
45
mereka menjalani kehidupannya ditengah penderitaan fisik yang mereka alami dan
bagaimana proses sampai mereka memiliki kualitas hidup yang positif. Dengan
menggunakan metode kualitatif kita dapat melihat dengan jelas tanpa kehilangan inti
Berkaitan dengan hal itu, berdasarkan sifat masalah yang ingin diteliti maka
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,
bagaimana kualitas hidup pada penderita kanker dan faktor apa yang mempengaruhi
kualitas hidupnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu
konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Inti dari studi kasus
yaitu kecenderungan utama diantara semua raga, studi ini atau seperangkat keputusan-
fenomena dalam suatu latar belakang atau sebagaimana adanya (Moleong, 2007:35).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik penelitian
studi kasus (case study). Pengertian studi kasus adalah suatu bentuk penelitian
(inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan
46
(Basuki, 2006:91).
waktu untuk mempelajari dapat pendek atau panjang, tergantung waktu untuk
berkonsentrasi. Basuki (2006:92-93) juga menjelaskan tiga macam tipe studi kasus,
yaitu: a) studi kasus intrinsik (intrinsic case study), b) studi kasus instrumental
Studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah penelitian studi kasus yang
dilakukan dengan maksud untuk yang pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang
suatu kasus yang khusus. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menempatkan kasus
tersebut mewakili dari kasus lain, tetapi lebih keada kekhususan dan keunikannya.
Intrinsic case study ini bermaksud untuk meneliti/ menggali hal-hal yang mendasar
Studi kasus instrumental adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan
suatu proses generalisasi, dengan kata lain kasus diposisikan sebagai sarana
sesuatu yang lain dari yang biasa dijelaskan. Dalam penelitian instrument peneliti
bermaksud untuk menunjukkan adanya sesuatu yang khas yang dapat dipelajari dari
47
suatu kasus tersebut, yang berbeda dari penjelasan yang diperoleh dari objek-objek
lainnya.
Studi kasus kolektif adalah penelitian studi kasus yang menggunakan jumlah
kasus yang banyak. Penelitian studi kasus ini merupakan pengembangan dari
penelitian studi kasus instrumental dengan kasus yang banyak. Asumsi dari
penggunaan kasus yang banyak adalah bahwa kasus-kasus yang digunakan di dalam
penelitian studi kasus kolektif mungkin secara individual tidak dapat menggambarkan
teori dengan menunjukkan fakta dan bukti yang lebih banyak. Pada penelitian ini,
Peneliti ingin menghasilkan data yang tidak berupa angka, akan tetapi data
nyata yang berupa kata-kata dan perilaku yang telah diamati oleh peneliti.
maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik studi kasus
untuk mengetahui kualitas hidup penderita kanker, sehingga akan lebih mendalam jika
disajikan dalam hasil penelitian yang berupa kata-kata apa adanya sesuai yang
diungkapkan dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang dilakukan oleh
responden penelitian.
48
Unit analisis dari penelitian ini meliputi bentuk kualitas hidup pada penderita
kanker sebagai subyek penelitian yang dapat di gali dari beberapa informan
Lanjutan Tabel 3.1 Unit Analisis Kualitas Hidup pada Penderita Kanker
Aspek psikologis √ √ √
49
a. Perasaan Positif
b. Perasaan Negatif
c. Harga Diri
d. Kebahagiaan
e. Spiritualitas
f. Kesejahteraan
g. Persepsi individu
terhadap kualitas
hidup
Aspek Sosial √ √ √
a. Hubungan
interpersonal
b. Dukungan sosial
c. Hubungan seksual
d. Aktivitas sosial
Lingkungan √ √ √
a. Kebebasan
b. Keselamatan fisik
dan keamanan
2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah, baik dalam hal
Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini adalah penderita kanker yang
berjumlah tiga orang dengan karakteristik subyek penelitiannya adalah sebagai berikut :
agar maksud yang disampaikan peneliti terhadap subjek dapat dimengerti maupun
sebaliknya.
wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Peneliti memilih narasumber
utama yaitu penderita kanker yang mempunyai kualitas hidup yang positif.
1. JT (20 tahun), telah menderita kanker otak selama lebih dari dua tahun. Subyek
usia 18 tahun. Sekarang status penyakit JT kanker otak stadium dua. Subyek
demikian subyek masih terlihat sehat dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan
baik. Subyek adalah seorang mahasiswa semester tujuh di salah satu universitas
sebagai Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLEM) dan ketua Kelompok Studi
2. RM (42 tahun) adalah seorang wanita yang ditetapkan sebagai penderita kanker
payudara stadium satu pada Desember 2010. RM seorang ibu rumah tangga dan
mempunyai dua orang anak, laki-laki dan perempuan. RM bekerja sebagai asisten
dokter di salah satu rumah sakit swasta di kota Semarang dan suaminya tidak
sosial yang positif dan kepedulian yang tinggi terhadap orang lain.
3. BG (29 tahun) diketahui mengidap kanker darah atau leukemia setelah ditemukan
adanya kelainan jumlah leukosit atau sel darah putih pada sel darah BG. Kanker
darah yang diderita BG sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Penyakit tersebut
disebabkan oleh lingkungan dan pola makan BG yang tidak sehat. BG adalah
pengawet. Kualitas hidup BG yang positif dapat dilihat dari kemauannya untuk
bangkit dan tetap terus produktif dalam hidupnya. BG adalah seorang pekerja
keras. Suatu hal yang sangat membanggakan bagi dirinya dan orang-orang
tetap bekerja.
hubungan dekat dengan narasumber, serta mengetahui secara jelas keseharian aktivitas
narasumber utama dan narasumber yang ahli dalam menangani kesehatan fisiknya.
Penelitian ini, narasumber sekunder akan membantu dalam pemeriksaan kembali atas
data, analis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya
(Moleong, 2007:54).
dan berbagai cara. Dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain.
Menurut sumber datanya, maka pengumpulan data dapat merupakan sumber primer,
dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah subyek penderita
kanker, sedangkan sumber data sekunder adalah informan lain yang mendukung
dokumentasi dan tes grafis. Perlengkapan yang disediakan sebagai alat pendukung
dalam penelitian ini adalah alat tulis, kertas, dan tape recorder.
53
1. Wawancara (interview)
utama. Rahayu dan Ardiani (2004:63), wawancara adalah percakapan langsung dan
tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh
(interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari diadakannya
wawancara ialah untuk menggali struktur kognitif dan makna dari perilaku subjek
yang diteliti.
Struktur wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah model wawancara bebas
dengan interview guide atau pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti.
Akan tetapi, bentuk–bentuk pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada informan
tidak harus mengikat dan permanen. Pertanyaan–pertanyaan bebas dapat diajukan oleh
pewawancara sesuai dengan selera situasi yang ada. Artinya, variasi-variasi pertanyaan
sangat memungkinkan dilakukan oleh peneliti jika ingin memperdalam informasi yang
diperoleh (melakukan probing), dengan catatan wawancara tetap terkendali dan tidak
bebas terpimpin akan mewujudkan wawancara yang terkontrol dengan suasana yang
dan keahlian dari pewawancara. Selain memerlukan kemahiran dan keluwesan dalam
Ardiani (2004:87-103) ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh peneliti
2. Observasi
pengambilan data, karena menurut penjelasan Rahayu dan Ardiani (2004:1), observasi
adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah,
sehingga akan diperoleh suatu pemahaman atau sebagai alat re-checking atau
mengetahui makna kejadian yang akan dilihat dari perspektif individu-individu yang
terlibat dalam kejadian yang sedang diamati. Deskripsi mengenai kejadian-kejadian ini
harus kuat, faktual sekaligus teliti tanpa tercemari oleh berbagai hal yang tidak relevan
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai konteks dalam hal
mendekati masalah secara induktif. Dengan berada dalam situasi lapangan yang
tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara karena
lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak-
mendapatkan data yang luas serta mendalam dari informan mengenai kualitas hidup
3. Tes grafis
Eriany (1998:1) Tes menggambar atau tes grafis adalah salah satu teknik
gambar. Alat tes ini bermanfaat untuk memahami dan menilai karakteristik
yang unik untuk menilai ekspresi non-verbal akan perasaan-perasaan dan sikap-sikap
individu. Evaluasi terhadap gaya yang diperlihatkan dalam gambar ditujukan untuk
4. Dokumentasi
dan observasi dalam mengumpulkan data. Peneliti merekam hasil wawancara dengan
subjek dan melakukan pencatatan terhadap setiap temuan di lapangan selama proses
penelitian. Pencatatan tidak dilakukan langsung pada saat di lapangan karena dapat
Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007:248) analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Proses analisis data
kualitatif berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses tersebut dimulai
dari tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil studi. Namun demikian,
proses analisis tidak menjadi kaku oleh batasan kronologis tersebut. Komponen
analisis data yang mencakup reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan secara
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam teknik analisis data ialah dengan
transkrip wawancara untuk memahami tentang kasus yang tengah dikaji. Pada tahap
tersebut dapat berupa kesimpulan sementara atau insight yang muncul begitu saja.
58
Tahap selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan sisi lembar lain
dari catatan lapangan, atau transkripsi untuk menuliskan tema, kata kunci, atau kata-
kata teknik yang muncul. Setelah itu, dapat dilanjutkan dengan aktivitas analisis, yaitu
membuat daftar seluruh tema yang muncul dan mulai memikirkan seluruh hubungan
yang mungkin ada di antara tema-tema yang muncul. Tahap yang terakhir yaitu,
berdasarkan catatan yang telah dimiliki, dilakukan pembuatan master pola yang
Uji kesahihan dan keandalan pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
anggota, acuan rinci, dan auditing (Moleong, 2007:327). Menurut pendapat Moleong,
Metode ini digunakan dengan cara mengekspose hasil sementara maupun hasil
akhir penelitian yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan beberapa teman
atau informan, subyek penelitian, dan dosen pembimbing yang membantu peneliti.
2. Ketekunan Pengamatan
dalam situasi yang sangat rentan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari,
59
kemudian pemusatan pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, ketekunan
3. Triangulasi Data
sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu (Moleong, 2007: 330). Denzin (Moleong, 2007: 330) membedakan
sumber metode, penyidikan dan teori. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber,
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualifikasi (Patton,
Moleong 2007: 330), yang dicapai dengan jalan membandingkan data hasil
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
mencapai tujuan penelitian. Seperti yang sudah diungkapkan, tujuan penelitian ini
tinggal bersama ayah dan ibunya. JT merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Kakak laki-lakinya sudah menikah dan tinggal terpisah dengan orang tua JT, namun
pinggir jalan utama yang menghubungkan antara daerah Demak dan Purwodadi,
rumahnya sangat sederhana dan tidak terlalu besar. Ada sebuah lorong untuk menuju
rumah JT, saat masuk pertama kali, ruang yang pertama kali ditemui adalah dapur.
Pintu utama rumah JT justru berada di belakang. Dapur JT tergolong sangat sederhana,
lantainya masih tanah. Ruang selanjutnya adalah ruang tamu dan kamar mandi. Ruang
60
61
inilah keluarga JT sering menerima tamu. Ruang tamu JT terkesan seadanya, hanya
Rumah JT terdiri dari tiga kamar, yaitu kamar utama, selanjutnya kamar JT dan
yang terakhir adalah kamar kakak laki-laki JT. Suasana kamar JT juga sederhana
namun bersih. Banyak terdapat barang kesukaan JT, antara lain boneka dan buku. JT
memang suka membaca. JT suka membaca buku-buku motivasi dan biografi orang-
berat, sedangkan ibu JT bekerja sebagai pegawai kantor pemerintahan. Hal ini bisa di
lihat dari gaya hidup JT. JT tergolong remaja yang sangat royal. JT sering mentraktir
teman-temannya makan bersama, terutama jika suasana hati JT sedang sangat baik
Satu tahun terakhir, JT tinggal di kos demi alasan menjaga kesehatan agar tidak
terlalu lelah. Kos JT terletak 500 meter dari kampus JT. JT kos di daerah Tlogosari,
Semarang. Kos JT menyediakan fasilitas yang sangat baik. JT tidur dalam satu kamar
sendirian. Di kamar JT terdapat dua termpat tidur yang nyaman, tempat tidur atas
berisi banyak boneka milik JT, dan di bawah JT memakainya untuk tidur. Terdapat
satu lemari dan satu meja berisi alat-alat make-up dan aksesoris kesukaan JT. Kamar
Semarang. Daerah rumah RM adalah daerah rawan banjir karena letaknya yang
berdekatan dengan sungai citarum. Keadaan rumah RM lebih rendah dari pada jalan
depan rumah, jadi kemungkinan jika terjadi banjir, air akan masuk ke dalam rumah
RM. Atap rumah RM juga sangat rendah, perlu menundukkan kepada jika akan
memasuki rumah RM. Rumah RM adalah peninggalan dari mertua RM. RM tinggal
bersama kedua adik ipar RM dan keluarga mereka masing-masing. Rumah tersebut
terdiri dari tiga rumah berurutan. Rumah pertama tidak ditinggali RM dan keluarga
karena dikontrakkan kepada orang lain. Rumah kedua ditinggali RM dan keluarga
intinya, sedangkan rumah ketiga ditinggali kedua adik ipar RM dan keluarganya.
Antara rumah kedua dan rumah ketiga menyatu, sehingga RM dan keluarga besarnya
Kondisi dalam rumah RM juga sangat sederhana. Ruang pertama yang ditemui
adalah ruang tamu yang berada disebelah kanan ruang keluarga. Dalam ruang tamu
terdapat beberapa kursi kayu dan meja juga terlihat beberapa barang perabot rumah
tangga yang sudah tidak berfungsi, barang-barang tersebut hanya tertumpuk di salah
satu sudut rumah. Wawancara dilakukan di ruang tamu belakang rumah kedua,
menurut penuturan RM, ruang tamu ini memang jarang digunakan sehingga jarang
dibersihkan. Ruang keluarga RM terdiri dari sebuah televisi, karpet dan banyak bantal
di atasnya. Ruang tersebut RM sering menghabiskan waktu bersama suami dan anak-
tergolong keluarga dengan ekonomi bawah. Hal ini terlihat dari gaya hidup RM yang
63
sangat sederhana. Penghasilan RM sebagai asisten dokter dirasa sangat terbatas untuk
keluarga RM. RM sering merasa takut dan sedih jika RM tidak bisa memenuhi
keinginan anak-anaknya karena tidak memiliki cukup uang. RM juga terbeban dengan
kedua keluarga adik iparnya yang menggantungkan ekonomi keluarga mereka kepada
BG yang besar dibagi untuk bisnis wirausaha BG di bidang rental, warnet dan
fotocopy. Usaha BG sudah berlangsung cukup lama, yaitu sejak tahun 2000. Keadaan
ruko subyek tergolong sangat baik, semua ruang tertata dengan rapi dan fasilitas yang
disediakan sangat baik. Bagian depan rumah BG dipakai untuk rental dan fotokopi,
sekaligus tempat kerjanya. Terdapat banyak sekali perabotan, seperti, tempat tidur,
meja, lemari, dan satu meja besar dan beberapa kursi. Meja besar itu dipakai BG untuk
tempat kerja dan tempat BG menerima tamu. BG melakukan semua aktivitas usahanya
di ruang tersebut, sebagai pemilik usaha rental yang sudah cukup lama, BG telah
memiliki sepuluh orang karyawan yang terbagi di dua tempat sehingga BG tidak perlu
BN tinggal bersama kedua orang tua dan satu adik perempuannya. BG sangat
dimiliki BG dirasa adalah keturunan dari kedua orang tuanya. BG sangat bersemangat
ketika bercerita tentang usaha yang dirintisnya sejak usia sangat muda. Saat ini,
kepedulian yang tinggi pada orang lain. Hampir separuh dari karyawannya adalah
kanker”, peneliti melakukan beberapa hal sebagai studi pendahuluan. Maksud dan
tujuan dalam melakukan studi pendahuluan ini adalah agar peneliti lebih peka dan
paham akan situasi di lapangan nantinya, sehingga dapat mengatasi setiap hambatan
yang mungkin terjadi. Beberapa tahapan dalam pra penelitian ini antara lain :
Peneliti telah melakukan beberapa poin pada tahap ini, antara lain adalah
menyusun Bab 1, 2, dan 3. Dalam hal ini peneliti juga melakukan kajian terhadap
sumber-sumber bacaan lain untuk menambah pengetahuan tentang kualitas hidup dan
penyakit kanker.
65
penelitian agar peneliti mengetahui dan paham betul akan keadaan dan situasi yang
keadaan yang dianggap mendukung dalam menggali data untuk mencapai tujuan
penelitian ini.
tetap pada konteks dan tidak melenceng dari tema penelitian. Wawancara yang
diberikan tidak hanya mengungkapkan kualitas hidup penderita kanker tetapi juga
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan
penelitian, agar diperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan guna menunjang
skripsi ini. Peneliti menjalin hubungan yang baik terhadap subyek penelitian sebelum
mengadakan wawancara. Hal ini dilakukan pada tahap awal pra-penelitian saat peneliti
subyek penelitian. Wawancara dilakukan di tempat tinggal atau tempat kerja subjek.
4.3. Koding
stadium dua. JT lahir di Demak pada 30 Juli 1990. Saat ini JT sedang menempuh
Di lihat secara fisik, JT memiliki postur tubuh yang tidak terlalu tinggi dan
agak sedikit gemuk. Tinggi badan JT kurang lebih 156 cm dengan rambut pendek
yang sengaja di beri warna coklat tua. Secara umum, JT terlihat sangat sehat walaupun
mata JT terlihat sayu. JT menunjukkan sikap yang hangat pada setiap pertemuan, hal
ini dapat di lihat dari wajahnya yang selalu tersenyum dan ceria. Penampilan JT dalam
menyukai warna hitam karena menurutnya warna tersebut netral. JT sangat menyukai
terlihat ada banyak boneka dan perlengkapan make-up milik JT, JT suka sekali
terlihat pucat.
68
1. Keadaan Keluarga
JT merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Subyek berusia 20 tahun dan
memiliki seorang kakak laki-laki. Kakak JT sudah menikah, memiliki satu anak dan
tinggal terpisah dengan keluarga JT. Kakak J adalah kakak yang sangat protective dan
perhatian. Ibu JT bekerja kantor pemerintah daerah Kabupaten Demak. JT cukup dekat
terutama dalam kegiatan memasak, namun kegiatan ini sudah agak jarang dilakukan
Karangawen, Demak saat akhir pekan. JT mengaku lebih banyak di kos daripada di
beli truk. JT menuturkan bahwa ayahnya adalah sosok ayah yang keras, kasar dan
memukulnya dan berkata kasar terhadap JT. Hal ini berlangsung sejak masa kecil JT
dan menjadikan trauma tersendiri pada diri JT. Data yang diperoleh melalui tes HTP
diketahui bahwa ayah JT menunjukkan sikap otoritas atau menguasai, galak, kurang
memberi kesempatan.
Hubungan JT dengan keluarga intinya tidak terlalu intim, hal ini ditunjukkan
yang di derita JT sejak kurang lebih dua tahun yang lalu. JT merasa bahwa orang tua
dan kakaknya tidak peduli dan tidak mau tau terhadap keadaan JT. Tes grafis yang
dilakukan terhadap JT diketahui bahwa ada kelemahan dari peran ayah dan ibu sebagai
69
pelindung dan tampak adanya kebutuhan JT terhadap perhatian dan keinginan untuk
justru pacar JT dan paman JT yang berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam
memiliki hubungan sangat dekat dengan keluarga pamannya, tidak hanya dengan
pamannya, JT juga memiliki hubungan dekat dengan tantenya yang juga menderita
penyakit kanker payudara stadium tiga saat itu. JT sangat merasa kehilangan sosok
tante yang sangat menginspirasinya untuk menghadapi penyakit kanker dengan tetap
kuat dan sabar saat tantenya meninggal dunia satu tahun lalu akibat penyakitnya.
Tante JT adalah salah satu orang yang paling berperan dalam hidup JT semenjak JT
tujuh bulan lalu saat subyek tiba-tiba pingsan dan kemudian harus di rawat di Rumah
Sakit. Orang tua JT sangat terpukul dengan kenyataan tersebut dan semenjak saat itu
orang tua JT menjadi lebih perhatian terhadap JT. JT bersyukur atas perubahan yang
kanker stadium dua. Orang tua JT lebih sering meluangkan waktu bersama JT dan
kakak JT sering mengantarkan makanan ke kos JT. JT merasa sangat bahagia dengan
penyakit kanker. JT tidak ingin diperlakukan seperti orang sakit, JT ingin agar orang
tambah penyakit kanker tidak asing dalam keluarga JT, tante JT menderita kanker
payudara, paman JT yang lain menderita kanker usus dan sudah meninggal beberpa
tahun lalu, saudara JT yang lain juga ada yang menderita tumor otak. Keluarga sangat
menyadari bahwa JT memerlukan dukungan oleh sebab itu mereka tetap menunjukkan
Saat ini, JT mendapat dukungan yang besar dari seluruh keluarganya untuk
sembuh. JT merasa lebih dicintai dan berharga saat orang tuanya tahu bahwa dia sakit.
JT merasa lebih nyaman di rumah karena tidak perlu lagi berpura-pura bahwa
positif bagi keadaan psikologis JT. JT lebih merasa tenang, nyaman dan aman berada
di rumah. Perasaan positif ini sebagai terpenuhinya salah satu aspek kualitas hidup
2. Keadaan Ekonomi
pekerjaan dibidang jual beli truk. Kakak JT sudah memiliki pekerjaan mapan untuk
ditanggung oleh paman JT. Keadaan ekonomi yang cukup membuat JT tidak terlalu
71
kuatir dengan biaya pengobatan. JT tidak memiliki tanggung jawab pribadi untuk
membiayai pengobatan yang pernah dijalaninya. Faktor ekonomi bagi JT tidak terlalu
3. Pergaulan
adalah orang terdekat subyek. JT menuturkan bahwa pacarnya adalah kakak, sahabat,
teman, adik dan calon suami terbaik yang JT miliki. Teman dari pacarnya menjadi
teman dan pacar JT, setelah itu peneliti dan JT makan malam bersama di warung
pinggir jalan dan JT terlihat sangat dekat dengan teman-temannya walaupun mereka
seorang penderita kanker. JT tidak ingin teman-teman atau orang lain menganggap JT
orang yang perlu dikasihani, JT ingin semua berjalan seperti biasanya, sama seperti
saat JT belum mengetahui bahwa dirinya sakit. JT terlihat sangat bahagia dengan
sahabat JT ini berubah sikap saat mereka tahu bahwa JT adalah seorang penderita
mengajak JT jika ada acara-acara atau sekedar berkumpul bersama. JT sempat kecewa
bingung harus bersikap seperti apa dan memperlakukan JT bagaimana. Semenjak saat
itu JT memperlakukan semua orang sama, tidak ada yang dianggapnya sangat dekat.
namun JT cukup puas dengan perhatian dan dukungan dari orang-orang terdekatnya.
Tidak semua teman-teman JT berlaku buruk kepada JT. Banyak juga teman-teman JT
yang walaupun tidak mengatahui keadaan JT yang sesungguhnya, namun mereka tetap
menunjukkan perhatian dan dukungannya kepada JT. Dukungan sosial adalah salah
berprestasi, hal ini terbukti bahwa pada tahun 2012 JT akan mewakili universitasnya
Nusa Tenggara Barat bersama rektor dan beberapa dosen. JT juga termasuk
mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan kampus, beberapa waktu lalu JT ikut
dalam organisasi kampus dan JT menjabat sebagai ketua BLEM (Badan Legislatif
Mahasiswa) namun keadaan fisiknya yang cepat lelah membuat JT jarang dan sempat
tidak diberitahu bahwa JT mengidap penyakit kanker otak. JT mengetahui dari hasil
enggan mencari tahu lebih dalam lagi perkembangan penyakitnya. JT tidak ingin
dibayangi ketakutan. JT hanya ingin tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
mempengaruhi kualitas hidup JT, hal ini karena dengan pemahamannya akan penyakit
kanker, JT akan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk kesehatannya sendiri.
5. Keadaan Psikologis
Menderita kanker merupakan suatu hal besar yang akan sulit diterima oleh
siapa saja karena selain akan merasakan kesakitan fisik JT juga akan menghadapi
kecemasan karena ada vonis dalam jangka waktu tertentu bagi para penderita kanker
akan menjadikan ketakutan tersendiri karena kematian dini sangat mungkin terjadi dan
hal ini menjadikan harapan hidup JT penderita kanker menjadi rendah. Tes grafis
menunjukkan bahwa dalam diri JT ada kecemasan, ketakutan dan rasa tidak aman.
JT mengalami merasa terpuruk disebabkan oleh rasa sakit yang subyek derita
setiap malam akibat penyakitnya. Setiap malam subyek pusing, sakit kepala, tidak bisa
tidur, kejang kaku dan sulit bernafas, hal ini seringkali membuat JT putus asa. Kondisi
bersama. Hal ini membuat JT sangat kecewa dan sedih untuk beberapa saat namun
pada akhirnya JT berusaha untuk menerima kenyataan tersebut sebagai hal yang wajar.
Data yang diperoleh dari hasil intepretasi tes grafis bahwa JT mampu bersikap wajar
dalam menghadapi sesuatu, dan mampu menerima kenyataan dengan apa adanya.
menderita kanker, JT merasa sangat tidak normal karena hampir seluruh kebiasaan dan
keseharian JT menjadi berubah total. JT juga sempat merasa malu dan tidak percaya
diri dengan keadaannya. Kematian adalah hal yang sering membayangi JT dalam
menjalani hari-harinya. Hal ini disebabkan karena JT memiliki riwayat keluarga yang
juga menderita kanker, JT mengetahui persis hal apa yang akan terjadi pada penderita
kanker. JT sempat mengalami ketakutan jika nanti saat JT di panggil Tuhan, JT belum
bisa memberikan yang terbaik untuk orang tuanya. JT merasa harus melakukan yang
terbaik untuk keluarga, terutama orang tuanya, orang di sekitarnya dan dirinya sendiri.
JT memilih menikmati hidup dan memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang
dapat membahagiakan orang tua dan orang disekitarnya karena mereka adalah orang-
orang yang sangat berarti bagi JT. JT memiliki perasaan positif yang merupakan salah
6. Perjalanan Penyakit
JT mengetahui bahwa dirinya menderita kanker sejak dua tahun yang lalu
namun gejala penyakit tersebut sebenarnya sudah lama JT rasakan. Sejak SMA JT
sudah sering merasakan pusing luar biasa, sering sakit kepala, pingsan, mimisan dan
kejang tiba-tiba, namun gejala ini diabaikan begitu saja oleh JT. Pacar JT adalah orang
75
yang pertama kali menyadari ada masalah pada kesehatan JT, sampai pada suatu saat
ahli bedah. Kecurigaan tersebut terbukti setelah paman JT mengadakan beberapa tes
terhadap JT.
saat SMP bersama kakak JT, JT menuturkan bahwa kecelakaan itu cukup parah
sehingga mengakibatkan adanya gumpalan darah di otak JT antara otak besar dan otak
kecil JT. JT sempat beberapa kali menjalani proses pengobatan dengan metode
kemoterapi untuk menyembuhkan penyakitnya, namun hal ini tidak berlangsung lama.
penyakit yang dideritanya semenjak tujuh bulan yang lalu dengan alasan bahwa JT
ingin menjalani hidupnya seperti orang yang sehat lainnya dan JT merasa sehat tanpa
obat. Hal ini menuai protes dari seluruh anggota keluarga dan orang terdekatnya
namun JT yakin bahwa tanpa obat dirinya akan lebih baik. JT hanya mengandalkan
program diet dan menjaga kesehatan dengan cara menjaga pola makannya sehari-hari.
IDENTITAS INFORMAN
Nama : Subyek JT
Pendidikan : Mahasiswa
Agama : Kristen
76
Umur : 20 tahun
1. Aspek Fisik
a. Gejala fisik
JT dinyatakan menderita kanker otak stadium dua akhir pada sekitar dua
mengalami penglihatan yang rabun, jalan sempoyongan, keringat dingin dan sering
pingsan tiba-tiba. Saat ini JT merasa keadaan kesehatannya sudah jauh lebih baik
menyebabkan penurunan berat badan yang cukup drastis sehingga membuat tubuhnya
sangat kurus, rambut rontok dan tidak bisa tumbuh panjang dan tidak bisa berjalan
tegak seperti orang sehat, namun saat ini JT mengungkapkan bahwa sudah tidak
merasakan hal semacam itu lagi. JT memilih untuk menghentikan pengobatan medis
dan beralih dengan menjaga kesehatannya secara alami, hal ini diyakini JT bisa
aku gak bisa jalan tegak kayak orang-orang biasa, sekarang udah engga
(JT/S1,W20)
lain karena JT masih bisa berjalan, JT masih bisa makan sendiri, JT tidak bergantung
pada kursi roda untuk beraktivitas. Hal seperti ini membuat JT merasa tidak perlu
... aku wae jek merasa sehat kan, meskipun sakitku kayak piye aku
masih bisa jalan, aku masih bisa maem sendiri, aku gak di kursi roda, aku
gak botak, aku masih bisa disuntik penggemuk badan, kenapa aku harus
mengecilkan diri dengan cara seperti ini sakit itu rasanya sugesti, kalo kita
lagi sesakit apapun tapi kalo kita ngerasa baik-baik aja , kita akan berpuluh-
puluh, berjuta-juta akan merasa sehat dibanding dengan orang yang sehat
sekalipun, rasa sakit itu pasti akan kerasa tapi kita akan gak ada waktu buat
ngerasain rasa sakit itu.. semuanya itu pilihan. (JT/S1,W28)
JT tetap menjaga kesehatannya dengan berolah raga dan melakukan diet. JT menuruti
semua anjuran dokter untuk menghindari makanan yang merupakan zat karsinogen
untuk penyakit kanker dan mengonsumsi lebih banyak sayur dan makanan sehat. Hal
...aku lakuin yang bisa tak lakuin aja, diet, emang aku gula nya tinggi,
jadi harus diet, kebutuhan tubuhku emang harus diet, menghindari banyak
makanan.. (JT/S1,W40).
JT sudah tidak lagi menjalani pengobatan kemoterapi dan sama sekali tidak
obat, JT merasa lebih sehat dan prima tanpa obat-obatan, JT menjaga kesehatan secara
alami dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjauhi makanan yang merupakan
78
pantangan bagi kesehatannya, hal inilah yang membuat JT memutuskan untuk tidak
lagi menjalani pengobatan sejak tujuh bulan yang lalu. JT percaya bahwa dirinya akan
... aku malah lebih baik tanpa obat ik daripada aku nganggo obat.. aku
juga ngerasa lebih fit tanpa obat, saat aku memutuskan tanpa obat
(JT/S1,W200) ... aku tersugesti untuk sehat tanpa obat...(JT/S1,W201)
pertentangan dari orang tua, orang terdekat terutama oleh paman JT yang juga dokter
pribadi JT. Mereka menganggap JT cepat menyerah terhadap keadaan dan tidak mau
c. Citra tubuh
JT mengaku percaya diri dan menganggap dirinya menarik tetapi ingin lebih
menarik lagi, selain karena JT memang harus menjalani saran dokter berdiet untuk
tak lakuin aja, diet, Kedua, emang aku gula nya tinggi, jadi harus diet,
kebutuhan tubuhku emang harus diet, menghindari banyak makanan
(JT/S1,W40).
menutupi kekurangan wajahnya yang sering pucat agar tidak terlihat seperti orang
... Kalo make up dari dulu sih ya, cm kalo model baju sih engga, kalo
makeup itu buat nutupi kekurangan aku yang pucet, kan aku pucet banget tuh
kalo gak pake make up.. keliatan banget nek aku sakit, tapi sebelum aku sakit
juga aku makeup Cuma gak segila ini, kalo rambut mewakili suasana hati
aja. (J/S1,W41) Wah kepribadianku ki akeh sih, aku tu ewek banget tapi gak
tau kenapa pembawaan diriku tu gak bisa cewek, tapi sudah mewakili
kepribadianku sih.. (JT/S1,W42
Puas,.. sangat puas..karena yang pasti aku bisa jadi diriku sendiri.. aku
selalu pengen jadi diriku sendiri, aku pengen ngelakuin apa-apa ya harus
dari kemauan diriku sendiri, walopun dulu pernah diet berkali-kali gagal
tetep puas (JT/S1,W47)
d. Penerimaan Diri
JT. JT juga mengalami ketakutan akan menghadapi kematian. JT sangat terpukul dan
menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi dalam hidupnya, JT sempat menutup diri
dan tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa. Hal ini juga dikuatkan dengan hasil tes
grafis bahwa ada kondisi depresif dan ketidakseimbangan emosional pada JT.
Yaa berita buruk pas itu sing mbikin aku bener-bener down banget, kok
ndadak diumpet-umpetke kenopo gitu loh mbak, kan kecewa to, mereka udah
tau lama kan, aku bingung, pas itu tu rasanya... perkiraanku kan penyakit
80
kanker otak kan mengerikan..trus aku bener-bener down pas itu, rasanya aku
gak pengen ketemu sama siapa-siapa.. aku marah sama Tuhan, aku sing..
yahhh.. serasa rasanya kayak gak punya kesempatan buat hidup lagi..
kayaknya tu udah Stop.. kehidupanku udah stop sampai disini, aku kanker
otak dan hidupku sebentar lagi aku mati.. kayak gitu kan pikiranku,
(JT/S1,W16)
diri sepenuhnya dengan penyakit yang dideritanya, seperti yang didapatkan dari hasil
intepretasi tes grafis bahwa JT seseorang mampu menerima suatu hal secara wajar. JT
mengatakan bahwa penyakitnya bukan suatu musibah yang harus disesali melainkan
suatu anugerah Tuhan karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk
mendapatkan anugerah tersebut. JT merasa kanker adalah proses belajar dari Tuhan
dalam hidupnya untuk bisa turut merasakan berbagi dengan orang lain sesama
penderita kanker atau penyakit lain. JT merasa percaya diri dengan penyakitnya, JT
Ohh.. selalu bisa menerima, kalo menurutku sih penyakit kanker itu
bukan musibah sih menurutku, tapi anugerah Tuhan, gak semua orang kan
bisa ngerasain sakit kanker, berarti Tuhan milih aku buat.. nyoh kowe tak kei
rasane loro iki.. jadi aku juga bisa ngerasain sodara-sodaraku sing sakit
kayak gitu jadi aku masih bisa berbagi untuk mereka sih.. (JT/S1,W29). Aku
nyaman (JT/S1,W89). aku PD sakit kanker..itu kelebihan juga (JT/S1,W44)
2. Aspek psikologis
a. Perasaan Positif
bahwa dirinya baik-baik saja dan sehat. Waktu yang menurut tenaga medis tinggal
dan memiliki semangat dalam hidupnya. JT selalu ingin menjadi seseorang yang
81
bermanfaat bagi orang lain disekitarnya dan tidak lagi memikirkan kematian yang
Kondisiku tu.. kalo dikatakan baik,... kalo dikatakan buruk sih buruk,
kalo dalam medis ya.. buruk, cuman dalam hatiku sendiri sih aku selalu baik-
baik saja (JT/S1,W12) Banyak yang ngomong juga kan, vonisnya itu cuman
udah sampe tiga tahun itu udah maksimal, trus kenapa, so what gitu loh kalo
aku hidup tiga tahun? Waktu tiga tahun itu masih panjang.. (JT/S1,W21)...
Gak ada waktu sih buat mikirin aku mati ini mati ini.. yang aku pikirin justru
sesuatu apa yang bisa aku kerjain untuk jadi berkat buat orang lain dan diri
aku sendiri. Rak ketang aku Cuma bisa lemparin senyum tok.. (JT/S1,W51)
...aku belajar dari, ketika aku belum tau aku sakit aja aku masih bisa
semangat kan, kenapa pas setelah aku tau aku sakit kenapa semangatku jadi
ilang... (JT/S1,W26) Semangatku berlipat kali ganda sebelum aku tau aku
sakit malah.. lebih semangat ini daripada sebelum aku tau kalo aku sakit,
(JT/S1,W30)
JT selalu menganggap bahwa dirinya baik-baik saja dan sehat. JT tidak ingin
merepotkan orang lain karena penyakit yang di deritanya. JT tidak suka dikasihani
orang lain, JT tidak mau orang lain khawatir dengan keadaan JT. JT ingin
... nah makanya aku selalu berpikir piye sih ben aku rak ngrepotke
wong liyo, sebisa mungkin selama hidupku itu jangan sampe lah aku itu
ngerepoti orang lain, dengan keadaanku sing sakit makane aku selalu benci
dikasihani, aku selalu benci orang terlalu khawatir sama aku, aku pengen
dianggep bahwa aku gak sakit apa-apa, aku gak mau dapet perhatian lebih.
(JT/S1,W38)
JT merasa dirinya sangat berharga dan berarti buat orang lain. JT tetap
memandang kegagalan sebagai hal yang positif. Menurut JT, kegagalan adalah jalan
palsu, tapi sekarang aku bilang mereka tetep sahabat aku (JT/S1,W75)... aku
tetap mengasihi mereka (JT/S1,W76) ...gagal itu kan sahabat kita buat
sukses, kalo kita gak gagal kita gak sukses, berterimakasihlah dengan
kegagalan. (JT/S1,W77).. yang pasti aku buat dijadikan alat Tuhan sing luar
biasa, sesuatu yang tahan segalanya, Tuhan pengen aku bisa jadi seseorang
sing bisa bangun lagi saat aku jatuh, (JT/S1,W110) Gak ada alasan satupun
yang membuat aku merasa lemah, jadi buat apa , nek aku bisa yo pasti aku
bisa. (JT/S1,W122)
... penyakit kanker itu bukan musibah sih menurutku, tapi anugerah
Tuhan, gak semua orang kan bisa ngerasain sakit (JT/S1,W29)
b. Perasaan Negatif
butuh waktu satu tahun untuk beradaptasi dan menata hatinya. Selama waktu satu
tahun tersebut JT merasa down, JT mengalami krisis percaya diri, keadaan emosi JT
menjadi labil, JT sering menangis dan marah. JT juga sering merasa ketakutan dan
malu karena tidak seperti orang lain. Tes grafis yang dilakukan terhadap JT
dialami JT, kurang puas terhadap kondisi fisik, kegoncangan pribadi dan kondisi
... Pertamanya.. aku masih down yang melo-melo setiap hari, nangis-
nangisin yang gak perlu. (JT/S1,W26)... setahun aku dengan perasaan-
perasaan seperti itu, hmm.. mungkin setahun kurang lah aku ngerasain rasa-
rasa krisis percaya diri, emosional tinggi, marah. (JT/S1,W27) rasanya sih
jelas merasa sangat tidak normal, tidak seperti manusia normal lainnya.. jadi
aku rasanya tu malu banget, ngerasaku gak seperti mereka gitu loh, ngalami
krisis percaya diri itu pasti, berubah semuanya. ( (JT/S1,W19) jelaslah aku
merasa yaampun aku yang masih semuda ini kok diberi seperti ini sama
Tuhan? (JT/S1,W49)
JT sempat merasa frustasi dengan rasa sakit yang dialaminya setiap malam,
JT pernah melakukan percobaan bunuh diri sebagai usaha melepaskan diri dari rasa
sakit tiap malam tetapi tidak berhasil. Kecenderungan emosional yang labil juga
83
diketahui dari hasil tes grafis JT. JT cenderung dikuasai emosi dan kurang bisa
mengontrol diri sehingga tercetus perilaku bunuh diri. Saat ini JT mengaku sudah
melakukan hal negatif yang bisa merugikan dirinya dan orang lain.
Dalam waktu adaptasi itu, aku frustasi sih ngerasaain sakit, bayangin
aja sakit tiap malem itu kan bikin.. uuhhh nopo to rak mati wae sisan, ndang
cepet daripada kesiksa koyok ngene.. sudah mencoba, tapi gak berhasil,
(J/S1,W68)... Pasti pernah lah, tapi dulu, sekarang aku gak pernah takut
apa”.. ( JT/S1,W53)
jadi pas malem aku tu BT aku bunuh diri, jadi foto, pas aku lagi nyeset-
nyeset tanganku pake silet itu aku lihat fotone mas benny, yaampun aku
nduwe pacar guantenge koyok ngene, trus aku cepet-cepet ngambil itu, ait
anget sama kain , aku bersihin terus aku iket, tru paginya aku ketemu dia
makin semangat lagi, yaampun Gusti aku nduwe pacar koyok ngene kurang
opo meneh jal.. mosok aku meh mati.. dy motivasi terbesarku.. (JT/S1,W69)
c. Harga Diri
JT mengartikan konsep harga diri sebagai sikap seseorang yang tetap bisa
menjaga martabatnya. Seseorang yang punya harga diri adalah orang yang tidak
Kecenderungan JT menutup diri dan murung diketahui pula dari hasil intepretasi tes
rasakan.
JT merasa dirinya berarti bagi orang lain disekitarnya, yang terpenting bagi
JT adalah bahwa dirinya sangat berharga di mata Tuhan, JT tidak terlalu memikirkan
apakah dirinya berharga di mata orang lain, tetapi JT selalu berusaha untuk berbuat
d. Kebahagiaan
bahagia atau seseorang memilih merasa sedih dan JT memilih untuk selalu merasa
yang sudah dianggapnya sebagai saudara dan JT sangat bahagia memiliki kekasih
seperti mas.Benny.
Banyak lah ya, punya keluarga , sodara sedemikian rupa.. punya pacar
sing unik, kuno antik, aku tu selalu ngerasa bahagia sama
pacarku(JT/S1,W194)
e. Spiritualitas
Tuhan dan Tuhan juga dekat dengan JT. Kedekatan JT dengan Tuhan sangat
terbaik dan JT sangat mengasihi Tuhannya, JT merasa selalu damai dan senang dekat
...sak ngertiku sahabatku Cuma Tuhan .. Dia sing selalu ada buat aku..
(JT/S1,W159).. aku deket sama Tuhan, Tuhan deket sama aku
(JT/S1,W195)Berpengaruh segalanya lah pasti... (JT/S1,W196)... aku selalu
cinta mbek Tuhan, selalu seneng ajaaa deket Dia.. ( (JT/S1,W127) ternyata
kuncinya penyakit itu , obatnya Cuma satu, kuncinya cuman iman dan
percaya sama Tuhan. (J/S1,W20)... aku selalu dikuatkan Tuhan oq, gak tau
kenapa aku selalu punya power saat dalam keadaan lemah sekalipun aku
selalu punya power aja, (JT/S1,W122)
JT mengaku ada perjalanan spiritual yang sangat dalam sebelum dan sesudah
terjadi dalam pribadinya. JT juga menuturkan bahwa yang JT alami adalah proses
untuk membuatnya menjadi pribadi yang luar biasa, menurut JT, Tuhan ingin
membentuk dirinya menjadi seseorang yang kuat, dengan mendekatkan diri pada
Iya.. tapi lebih tepatnya sih proses ya, proses (JT/S1,W109) Pikiran
dan kedewasaanku, jadi kalo dulu aku mikir.. halah Tuhan ki opo... apus-
apusan, itu sebelum aku sakit, pas aku sakit, halah Tuhan ki ono tapi
percuma cuman iso gawe aku loro tok, ya itu waktu adaptasi.. sekarang aku
ngerasa.. ahh aku dikasih Tuhan ini, gak semua dikasih Tuhan kayak gini, itu
kan aku udah berbeda jauh dari pemikiranku itu transisi, selama sebelum dan
sesudah sakit jadi perubahannya ya luar biasa tentang cara pikirku dan
menyikapi segala sesuatu. Aku juga sekarang jadi setia, sudut pandangku
buat orang lain aku gak lagi egois mikirin diri sendiri aku lihat posisi orang
lain (JT/S1,W79)
ketika Tuhan ngasih aku keadaan yang kayak gini, suatu saat aku
menghadapi kesusahan aku akan mengatakan, aku bisa melewatinya buktinya
sampe sekarang aku masih bisa bertahan loh.. Pasti aku bisa
ngatasin.(JT/S1,W126)Yang pasti aku buat dijadikan alat Tuhan sing luar
biasa, sesuatu yang tahan segalanya, bangun lagi saat aku jatuh,
(JT/S1,W110)... dengan aku deket dengan Tuhan itu menurutku udah
memberi yang terbaik buat diriku sendiri. (JT/S1,W110)
f. Kesejahteraan
bersyukur dengan yang subyek miliki. JT merasa sehat dan nyaman dengan
bantuan orang lain. JT mengendarai motor sendiri untuk berangkat ke kampus. Hal-hal
Kualitas hidup adalah ucapan syukur kepada Tuhan setiap hari. Faktor yang
mengungkapkan bahwa seseorang yang bisa menerima dan selalu merasa cukup atau
bahkan berlebih dengan apa yang dimilikinya dan bersemangat adalah kriteria yang
...Menurutku kualitas hidup itu saat kita bisa bersyukur setiap hari.. itu
kualitas (JT/S1,W33) Orang yang selalu bisa berterima kasih, orang yang
selalu bisa merasa cukup, orang yang selalu merasa berlebih, dan orang
yang selalu bisa merasa punya semangat. (JT/S1,W34)... Oh iyaaaa.. Pasti!
Aku selalu bangga dengan diriku sendiri (JT/S1,W35).
seseorang masih bisa bersyukur itu adalah hakikat dari kualitas hidup seseorang. JT
tidak merasa rendah diri atau minder dengan keadaannya, tetapi justru merasa bangga
musibah melainkan anugerah Tuhan. JT merasa menjadi orang yang paling beruntung
87
di dunia. JT merasa puas dengan keadaan dan semua yang dimilikinya, keluarga
adalah hal terindah bagi JT. JT sangat mengasihi keluarganya bahkan melebihi JT
mengasihi dirinya sendiri dan sebaliknya, JT pun merasa sangat dikasihi oleh
keluarganya.
JT mempunyai harapan dan tujuan dalam hidupnya yaitu bisa di kenal dan
bermanfaat bagi orang lain di luar predikatnya sebagai penderita kanker otak. JT
menganggap hidupnya seperti pelangi yang penuh warna dan kadang seperti langit
yang terang dan mendung. Kekhawatiran JT adalah jika dirinya tidak bisa memberikan
Yah aku bisa dikenal orang banyak sebagai aku diluar konteks kanker
otak, jadi meskipun aku penyandang kanker otak tapi mereka bisa ngenal aku
sama seperti orang lain bahkan aku bisa punya nilai yang lebih dari orang
lain yang sehat (JT/S1,W111)
Seperti pelangi pokoknya, seperti pelangi tapi kadang yo mendung, ya
seperti langitlah, yo seperti itu kadang ada mendung kadang pelangi, kadang
ada bintang”, kadang ada bulan , kadang petengan tok (JT/S1,W198)
Aku gak bisa kasih yang terbaik buat bapak-ibu..(JT/S1,W199)
88
3. Aspek Sosial
e. Hubungan interpersonal
dalam keluarga dekat dengan ibunya namun tidak dengan ayahnya. Ayah JT sering
bersikap kasar dan keras terhadap JT. JT merasa orang tuanya tidak peduli dengan
keadaannya. Hal ini juga diketahui dari hasil intepretasi tes grafis, bahwa ada
Aku tu sebenernya nggak nyembunyiin sih, cuma mereka aja sing gak
kepengen tau.. (JT/S1,W143)
sangat banyak teman. Arti sahabat menurut JT adalah seseorang yang ada dalam suka
maupun duka. Saat wawancara pertama, JT mengajak peneliti untuk menonton futsal
di lapangan futsal dekat dengan kos JT. JT terlihat dapat berinteraksi dengan baik dan
akrab dengan sahabatnya yang juga merupakan teman mas.Benny. JT bersenda gurau
dan tertawa lepas dengan teman-temannya dan JT mengaku merasa sangat nyaman
sangat perhatian dan menjaga JT dengan tulus. JT menuturkan bahwa dirinya sering
tahu bahwa JT sakit, namun saat wawancara dilakukan, JT mengaku memaklumi apa
membuat JT menutup diri untuk berteman terlalu dekat dengan orang lain karena takut
dikecewakan kembali.
Iya, jadi kalo mau pergi kemana-mana dulu yang sering ngajak aku
sekarang enggak (JT/S1,W119)... ya orang sehat sama orang sakit kan punya
keterbatasan kan, kalo orang sakit kan dikit-dikit capek...semaput...kejang-
kejang kan , jadi kan jadi males kan ngajak aku, sempet ngerasa aku
terasingkan dari temen-temen aku, dadi males ngajak dolan aku, itu yang
bikin aku depresi kan, aku sakit kayak gini kok malah jadi gak punya temen
(JT/S1,W37)
Ya gak bisa disalahin ya.. Mungkin mereka bingung kali ya harus
bagaimana menangani, mungkin baru pertama kali kan nemuin orang kayak
aku. Sekarang sih aku gak mau bertemen terlalu deket, takut ngerasain
kecewa lagi (JT/S1,W118)
f. Dukungan sosial
keadaan yang sebenarnya adalah JT tidak ingin dikasihani orang lain hanya karena JT
sedang sakit. Orang yang mengetahui bahwa JT sakit hanya paman JT, kekasih JT,
orang tua dan kakak dan beberapa saja dari sahabat-sahabat dekat JT.
Orang tua JT baru mengetahui jika JT menderita kanker otak stadium dua
kurang lebih tujuh bulan yang lalu. JT mengungkapkan sebenarnya bukan JT sengaja
bahwa orang tuanya tidak peduli dengannya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.
Hal ini sesuai dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa hubungan dengan orang
terdekat kurang seimbang. Peran ayah dan ibu sebagai pelindung Nampak sama
namun JT cenderung kurang tertarik atau kurang ambil bagian dalam membangun
90
relasi dalam keluarga. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perasaan kurang hangat atau
Aku tu sebenernya nggak nyembunyiin sih, cuma mereka aja sing gak
kepengen tau.. (JT/S1,W143)
Sikap ayah JT yang kasar semakin menjadi saat tahu bahwa JT menderita
kanker. Ayah JT menjadi semakin kasar dan memukul JT di tengah keadaan JT yang
kekhawatirannya. Ibu dan kakak JT merasa sangat terpukul dengan vonis penyakit JT
Dulu kan bapak selalu kasar sama aku.. bapakku tu tau, dulu awal-
awal tau pun bapak masih kayak gitu selalu kasar sama aku.. nek loro yo ojo
di rasakke, nek loro yo ojo di rasakke.. setiap aku sakit malah aku
dipukulin,( (JT/S1,W143)Ya dia marah dengan emosinya yang seperti itu
yang meledak-ledak itu.. tapi aku ee.. menyimpulkannya bapak terlalu
khawatir dengan aku yang sakit seperti ini.. tapi bapakku gatau harus
berbuat apa bingung dengan emosi seperti itu, tidak bisa di salahkan..
(JT/S1,W146) Ibukku ya Cuma bisa nggrentem, nangis berdoa ibukku tu
wanita luar biasa pokokknya.. (JT/S1,W147) Mas Guntur protective banget
perhatian, kalo mas Guntur sih dari kecil selalu perhatian sama aku, selalu
ngalah.. dan selalu ngasih apa yang dia punya buat aku... (JT/S1,W148)
keluarganya selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk JT. JT memohon
kepada orang tuanya agar tidak diperlakukan istimewa atau diperlakukan seperti orang
sakit.
Gak.. Biasa aja.. maksudnya kalo bapak masih dengan sikapnya seperti
itu.. Kalo Mas Guntur ya.. mereka tu apa yaa.. mereka tu malu gitu
loh...maksude tu kayak orang yang pengen perhatian tapi gak mau nunjukkin
itu. Isin ngono ki loh.. (JT/S1,W149) Yaa ngerasa.. dengan cara mereka yang
unik-unik itu (JT/S1,W151) Setiap hari... walopun gak ketemu langsung, sms
telpon, dan merasa pasti setiap hari mereka doain yang terbaik buat aku
(JT/S1,W149)
91
... ya luar biasanya mereka tetap mendidik aku seperti orang sehat gitu
lho.. gak ada perhatian khusus, lha itu yang aku mau (JT/S1,W90)
Hal ini tidak bisa dipungkiri karena orang terdekat dan yang pertama kali mencurigai
JT mengalami gangguan kesehatan adalah kekasihnya bukan orang tua JT. Diketahui
orang. Hanya ada beberapa sahabat JT yang mengetahui bahwa JT menderita kanker.
memperhatikan ada pula yang justru menjauh dari JT, ada pula yang awalnya memberi
Aku tu malah gak tau, justru yang tau awalnya tu malah mas benny
(JT/S1,W15)... mas benny, dy motivasi terbesarku.. (JT/S1,W69)... Hanya
beberapa orang, bahkan gerombolan temen-temen tadi gak ada yang tau..
(JT/S1,W90)
Ohhh tidak ada (JT/S1,W169) Iya.. hanya private.. (JT/S1,W171) Mas
benny itu obat paling mujarab, salah satu obat mujarab...( (JT/S1,W200)
... Mereka tau, lha itu langsung beda sama aku.. (JT/S1,W94) Dulu sih
awal-awal iya, tapi sekarang enggak.(JT/S1,W96) Justru orang-orang yang
perhatian itu orang-orang tadi yang kita pergi tadi, itu perhatian banget sama
aku (JT/S1,W97)Tapi kalo itu, itulah sahabatku, sahabat-sahabatku yang palsu
itu malah justru gak pernah nanyaain kabarku gimana (JT/S1,W167)
JT mendapatkan dukungan dari beberapa teman dan saudara yang tau bahwa
JT sakit, namun JT justru merasa lebih diperhatikan oleh teman-teman yang tidak
penyakitnya.
JT dengan lawan jenis. Perubahan yang terjadi adalah JT tidak lagi bisa menemani
JT tidak lagi seperti dahulu, namun JT menyatakan bahwa kekasihnya sangat mengerti
Sangat.. sangat.. dia sangat pengertian.. gak ada yang lebih pengertian
dari dia. (JT/S1,W179)
kuat dan mereka berencana akan melangsungkan pernikahan, menjadi seorang ibu
memang impian JT sejak dahulu, JT memutuskan untuk segera menikah dengan alasan
Semakin cinta sama dia, semakin hari semakin cinta, setiap detik
semakin cinta, gak tau setiap ketemu dia itu ada rasa perbaharuan kasih baru
untuk dialah, selalu ada yang baru buat dia.. siapa yang mau kehilangan
cowok seperfect dia, Cuma wanita beruntung yang dapet cowok dahsyat itu.. (
(JT/S1,W179) Ya sebentar lagi, semoga waktunya cukup! (JT/S1,W7) Semoga
Tuhan mengijinkan.. (JT/S1,W8)
h. Aktivitas sosial
terlibat dalam sejumlah kegiatan sosial yang sesuai dengan minat dan bidang studinya.
Pada dasarnya JT senang sekali bertemu dan terlibat dengan banyak orang. Hal yang
Rame ne, aku seneng ngomong, pada dasarnya aku seneng ngomong aku
seneng rame, aku seneng bercanda (JT/S1,W180) aku jadi panitia natal di
PRMK (JT/S1,W181)
93
Aku sudah tidak, kan sudah REOR.. Aku malah gak ikut REOR itu..
kebetulan pas sakit itu, sudah aku putuskan untuk keluar, aku udah gak ikut.
itu aja sebenernya aku udah vakum berbulan-bulan. Ya itu karna aku
kecapekan, gak mau memaksakan diri, tau kapasitas diriku sendiri,,
(JT/S1,W182)
JT mengaku sangat tertarik dengan segala bentuk acara bakti sosial. JT bahagia
bila bisa berbagi dengan orang lain walaupun hanya senyuman yang bisa JT berikan.
Tujuan utamanya melakukan aktivitas sosial adalah agar JT bisa di kenal orang banyak
sebagai dirinya di luar konteks penderita kanker otak. JT ingin orang lain melihatnya
sebagai dirinya yang sehat. JT sangat senang bertemu dengan orang-orang yang
kurang beruntung dimana disana JT bisa berbagi dengan mereka yang membutuhkan.
Yah aku bisa dikenal orang banyak sebagai aku diluar konteks kanker
otak, jadi meskipun aku penyandang kanker otak tapi mereka bisa ngenal aku
sama seperti orang lain bahkan aku bisa punya nilai yang lebih dari orang
lain yang sehat (JT/S1,W111)
... Seneng, tapi aku justru lebih seneng ketemu sama orang-orang sing
kurang beruntung gitu... soalnya disitu aku bisa bawa berkat sama orang-
orang disitu, dimana mungkin disitu aku bisa jadi lilin, disitu aku bisa berbagi
sama mereka aku lebih seneng berinteraksi sama orang-orang seperti itu..
(JT/S1,W172)
4. Aspek Lingkungan
a. Kebebasan
yang harus diambil dari setiap hal yang dialami dalam hidup telah diungkapkan JT
dengan mengungkapkan bahwa dirinya memiliki prinsip untuk menjadi seorang yang
94
banyak pihak, jika JT sudah memiliki psinsip tertentu, tidak akan ada yang bisa
... jadi wuuuaahh do mencak-mencak kabeh kae.. bapak, ibu, omku, mas
benny, piyeeee ngko... piyeee kok rak berobat..alalallalalalalala blehhh
bleehhh bleeehhhh rasane pengen tak lepeh ngono kae nek mereka ngomyang
ngono kae, aku ki emoh, “lha nopo to kowe menyerah?” enggak, aku tu cuman
merasa sehat, jadi gak perlu obat, tapi akhirnya mereka malah menyadari
dengan konsekuensiku sing tanpa obat ya aku harus tetep fit, dan
kenyataannya juga aku bertahan sampe sekarang.. (JT/S1,W201)
dirinya sendiri. JT merasa bebas dalam melakukan apa yang diinginkannya dan JT
.. aku selalu pengen jadi diriku sendiri, aku pengen ngelakuin apa-apa ya
harus dari kemauan diriku sendiri (JT/S1,W47)
...Aku bilang aku yakin, aku pasti mampu... (JT/S1,W86)walaupun aku
sakit aku masih tetap bisa melakukan banyak hal dan melewati banyak hal.
(JT/S1,W91)
ilmu adalah sumber kebahagiaan untuk dirinya karena disana JT bisa berbagi
kegembiraan dengan teman-temannya dan kos adalah rumah kedua baginya semenjak
satu tahun yang lalu. JT sangat menikmati saat bersama dengan orang-orang yang
dikasihinya.
95
Rumah itu surgaku di dunia, kalo kampus tempat dimana ku bisa berbagi
tawa dengan temen-temen, kalo kos itu rumah kedua (JT/S1,W116)Nyaman..
karena itu tempat paling nyaman..( (JT/S1,W133)
Agama : Kristen
Umur : 19 tahun
sejak kurang lebih dua tahun yang lalu. Pada awal pertemuan informan sudah
mengetahui bahwa JT sakit kanker otak stadium dua. Informan mengenal JT dari
peneliti dan akhirnya mereka berteman sangat akrab. Informasi dari informan, hanya
Sing jelas pertama aku kenal J kui bareng kowe, aduh nek rak salah pas
meh Natal ngono, kui ketoke pas liburan aku SMA.. Yo mungkin dua tahunan..
dan itu dia sudah sakit.. ya awal-awal dia tau kalo dia sakit.. (TF/IP1-
S1,W1)... hanya beberapa orang saja sing tahu bahwa dia sakit seperti itu..
(TF/IP1-S1,W2)
Keadaan tersebut berlangsung beberapa saat setelah JT dan informan pulang dari acara
perayaan ulang tahun JT beberapa waktu lalu di sebuah rumah makan. JT tiba-tiba
96
kabur.
sempat dijalaninya, menurut informan hal itu dilakukan JT bukan karena efek
pengobatan yang pernah JT jalani, tetapi karena psikologis JT yang merasa lebih baik
Menurutku, seperti yang dia katakan sudah gak takut mati jadi memang
secara psikologis dia, bukan karena efek pengobatan. (TF/IP1-S1,W29)
... dia merasa kalo dengan keadaan seperti itu berobat tu ntar jadinya
malah ketergantungan, intine nek berobat itu ntar kan harus di teruskan jadi
sampe akhir itu di teruskan, sampe kurus, rambute rontok itu kan
konsekuensinya, memutuskan untuk tidak berobat menjadi keputusan terbaik
menurut dia untuk menikmati hidupnya. Tapi kalo sisi dia tidak menjaga,
hmm.. orang medis bilang, kalo sakit gak berobat itu namanya dia ngeyel..
keras kepala.. mungkin keras kepalane kui yang mungkin membuat dia
bertahan ya.. mungkin kalo dia gak keras kepala dan gak punya kepercayaan
untuk sembuh atau untuk menjalani hidup tanpa pengobatan, mungkin dia
malah gak bakal sembuh malahan.. (TF/IP1-S1,W5) tapi dia makan dengan
iman oq.. di nikmati oq.. yo wis to.. (TF/IP1-S1,W6)dia sangat mengandalkan
Tuhan sekali, kelihatanlah dengan sikapnya yang seperti itu, siapa lagi yang
bisa kasih dia harapan kalo bukan Tuhan.. (TF/IP1-S1,W30).
sakit, namun hal ini tidak membuat kecil hati pada diri JT. JT sanggup mengendalikan
sikap yang seolah tidak terjadi apa-apa. Menurut informan, dalam keseharian JT, JT
Mungkin sedih ada, tapi kalo di lihat dari keseharian dia melawan itu,
dia berbesar hati kok menerima keadaannya yang seperti itu.. (TF/IP1-
S1,W43). Kalo dia lagi sehat dia akan kelihatan seger.. tapi kalo lagi sakit
atau kumat, dia akan kelihatan pucet banget tapi kalo dari keseharian dia,
malah koyok wong sehat sih.. rak ketok loro.. (TF/IP1-S1,W20)
JT adalah orang yang percaya diri. Kepercayaan diri JT dapat diketahui dari
Mahasiswa).
dari cara bicara dia. Kalo aku lihat dari pertama kali ketemu, kalo
orang tidak percaya diri itu gak mungkin dia akan mengawali percakapan.
Yang kedua, dia itu ikut organisasi BLEM di kampus, kalo orang gak percaya
diri kayaknya gak akan ikutan organisasi-organisasi semacam itu. (TF/IP1-
S1,W19).
dengan sikapnya yang selalu ceria dan selalu mensyukuri semua yang ada dalam
berusaha menyimpan sendiri rasa sakitnya. Hal ini berarti bahwa JT mampu
mengendalikan emosi.
Iya.. dia orang yang bersemangat, dia itu ceria.. (TF/IP1-S1,W40) Kalo
emosi.. J itu bisa mengendalikan, dia tu bisa mengendalikan emosinya..
biasane orang yang lagi sakit itu, berharap di perhatikan, opo yo.. pokokke
berharap orang lain mengerti dia, tapi dengan dia gak kasih tahu semua
orang, artinya dia itu yang pertama bisa mengendalikan emosi dan dia itu bisa
menutupi keluhannya, dia bisa menutupi kesakitannya, aku sering banget lho
ndelok deen pucet, tapi dalam keadaanya yang pucet itu dia bisa tetap
bersikap biasa dan semangat banget. (TF/IP1-S1,W7)
sempat melakukan bunuh diri untuk keluar dari penderitaan yang JT rasakan, namun
menceritakan hal itu terlalu jauh kepada informan. JT lebih menunjukkan rasa
Pernah.. (TF/IP1-S1,W9) Pernah tapi dia kalo cerita itu Cuma separo-
separo.. Memang kadang orang-orang seperti itu kan gak mau berbagi kan,
menyimpan yang dia rasakan sendiri.. (TF/IP1-S1,W11) kayak JT yang juga
pernah ngelakuin bunuh diri. (TF/IP1-S1,W3) dia selalu bersyukur.. dia
menunjukkan dengan sikapnya yang periang.. ceria.. (TF/IP1-S1,W36)
JT adalah seseorang yang menganggap bahwa dirinya berharga bagi orang lain.
untuk dirinya sendiri dan orang lain. Penghargaan terhadap dirinya membuat JT
merasa berharga pula untuk orang lain. JT selalu bisa bersikap bijak dengan cara
Ketika dia mensyukuri, dia merasa berharga buat orang lain, dia merasa
di butuhkan orang lain, dan orang lain membutuuhkan dia. Minimal kalo dia
merasa di butuhkan kan dia akan melakukan yang terbaik buat dirinya, orang
lain, untuk kesembuhannya. Pasti orang di sekitarnya seneng.. tapi kalo lagi
down, dia merasa dia bukan apa-apa.. tapi dia selalu mengolah apa yang dia
rasakan sehingga yang keluar itu ya ucapan syukur (TF/IP1-S1,W42)
melawan penyakit tersebut JT menghadapi semua cobaan ini dan JT sudah merasa
terjadi pada diri JT sebelum dan sesudah menjadi penderita kanker. Informan
ini ditunjukkan dengan sikap JT yang menghentikan pengobatan dan memilih untuk
Iya lah. Tapi sepertinya dulu sebelum J sakit dia itu orang yang keras
kepala. Kowe pernah ngerti J ngumpat rak? Ngonek-ngonek’ke dengan kata
kasar, itu kan kebiasaan kan? Ya artinya secara gak langsung dia terbiasa
menggunakan kata-kata itu dulu.. (TF/IP1-S1,W15) Kalo sekarang sudah
sangat berkurang sekali, dalam hal mengontrol emosi.. pemikirannya juga
otomatis berubah.. (TF/IP1-S1,W16).
100
namun gaya hidup JT menunjukkan bahwa dirinya berasal dari keluarga menengah ke
atas. JT memiliki harapan dan tujuan dalam hidupnya. JT merasa sejahtera dengan
kehidupannya. JT sangat merindukan saat dimana dirinya bisa menjadi seorang ibu
sebelum dia menghadapi kematian. JT juga ingin melakukan banyak hal bagi orang
lain sehingga dirinya akan memberi dampak positif untuk orang lain.
Kalo aku lihat rumahnya, aku piker dia menengah kebawah. Tapi kalo
aku lihat gaya hidupnya, dia menengah keatas. (TF/IP1-S1,W14)... Yang aku
tahu, dia pengen menikah sebelum mati itu, dia pengen menjadi ibu.. Kalo
Tujuan hidup dia.. mau melakukan banyak hal dan menjadi berkat buat banyak
orang. (TF/IP1-S1,W41)
terhadap suatu hal. Hal tersebut adalah sesuatu yang ingin diwujudkan subyek dalam
hidupnya. Kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup adalah seseorang yang
terbaik untuk hidupnya. JT adalah seseorang yang memiliki kualitas hidup yang
mempengaruhi hubungan sosial JT dengan orang lain. Misalnya saat JT sedang merasa
tidak sehat, JT akan terlihat lemah selanjutnya JT akan sering pingsan. Hal ini
mungkin terjadi setiap saat dan di saat-saat yang tidak terduga karena kondisi JT yang
tidak stabil. JT sengaja menyembunyikan kondisi fisiknya kepada semua orang dan
hanya beberapa orang saja yang tahu keadaan JT yang sesungguhnya. JT beralasan
JT memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Hal ini
diwujudkan JT dengan cara memberi perhatian kepada informan saat informan sedang
Pernah banget.. waktu itu kamu pas masih sering sms doa malem jam 10,
waktu itu kamu bilang doa bareng buat fosa dan JT yang lagi sakit tapi terus
JT bales aku gak sakit kok.. nah itu kemudian JT sms aku, Tanya, kamu sakit
apa ndol? Kamu kenapa? Padahal dia ada dalam posisi sakit yang lebih
memprihatinkah daripada aku.. (TF/IP1-S1,W23)
102
kehilangan dukungan dari orang lain. JT mendapat dukungan dari orang tuanya,
bersikap biasa saja, pasti mereka tetap memberi dukungan kepada JT. Informan sendiri
sering memberikan dukungan kepada JT melalui pesan singkat yang dikirimnya setiap
hari. Informan menuturkan saat bertemu JT, dirinya justru tidak membahas tentang
di pakai sebagai sarana ujian kesetiaan dan ketulusan untuk mereka. Ada perubahan
dalam hubungan mereka sebelum dan sesudah JT menderita kanker. Pacar JT semakin
sangat senang dengan kegiatan yang berkaitan dengan aksi sosial yang diadakan
percaya oleh orang tuanya untuk beraktivitas ataupun menjalin pertemanan dengan
JT untuk hidupnya.
Pendidikan : S1
Agama : Kristen
Umur : 26 tahun
104
Pekerjaan : Wiraswasta
Pengetahuan bahwa JT sakit kanker otak adalah dari paman JT. Informan
menantikan waktu yang tepat untuk menyampaikan hal tersebut kepada keluarga. JT
sempat mengalami krisis percaya diri, JT menjadi pribadi yang tertutup, suka
menunjukkan sikap yang baik-baik saja tanpa masalah. JT selalu tersenyum dan
berpura-pura tidak merasa sakit. Hal tersebut yang membuat JT merasa kuat, dan JT
waktu itu aku tiba2 di sms sama omnya..mulanya omnya juga ga mau
cerita tapi setelah tak paksa2 akhirnya dia mau cerita..perasaan pasti bingung
banget, sedih, (NB/IP2-S1, W1) Sebenarnya bukan disembunyikan, Cuma
mencari waktu yang tepat aja untuk ngasih tahu. (NB/IP2-S1, W2).itu
sebabnya dia ga mau orang2 tahu dia sakit. Dia paling anti dikasihani. Dia
menganggap dirinya itu ga sakit,itu lah yang bikin dia kuat. (NB/IP2-S1, W7)
Dia orang yang sangat pede..walaupun sempat beberapa kali mengalami
krisis PD. sempat pengen menjauh dari orang2, pgn menyendiri, mengabiskan
hidupnya sendiri. Tapi karena dukungan yang ga pernah abis dari tante dan
omnya, dia mampu mengatasi semua itu (NB/IP2-S1, W3) Dulu se
berpengaruh, dia langsung introvert(NB/IP2-S1, W6) Dia ga pernah
mengeluh sedikitpun. Bahkan dia selalu tersenyum dan berpura-pura tidak
ngrasain sakit. (NB/IP2-S1, W5) dukungan dari om dan tantenya itu, dia
mampu bangkit dan menerima kenyataan bawa dia memang seorang penderita
kanker otak bahkan dia mampu bersyukur atas penyakitnya itu. (NB/IP2-S1,
W6)
melakukan kegiatan. JT mampu melakukan kegiatan sendiri. JT tidak suka jika ada
Sebagai manusia biasa pasti JT pernah merasa putus asa dalam menjalani
hidup. JT sempat berusaha untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena
merasa tidak lagi memiliki masa depan. Hal ini berlangsung beberapa kali sampai
berharga. Saat ini JT merasa berharga bagi orang lain. JT senang jika dapat berbagi
cenderung membiarkan JT bahkan ayah JT sering berlaku kasar walaupun tahu bahwa
JT sedang sakit. JT mendapat dukungan dari orang disekitarnya. Orang tua, pacar dan
beberapa teman yang tahu keadaan JT memberi perhatian dan dukungan. Kondisi yang
merasa pesimis dengan hubungannya karena JT merasa tidak punya masa depan.
dan kasih perhatian. aku ga berbuat apa-apa,ya mungkin kalau ada waktu
mencoba selalu ada buat dia..dan berdoa pastinya,,Cuma itu,,tapi aku ga
pernah nemenin dia terapi karena memang tidak boleh ma dia. (NB/IP2-S1,
W6) Pernah,,dia pernah minta putus karna merasa ga pantas buat aku,,merasa
cewe ga punya masa depan yang hidupnya tinggal nunggu waktu..suka
ngrepotin,,penyakitan,, (NB/IP2-S1, W13)
Informan memiliki pendapat bahwa kualitas hidup adalah penghargaan terhadap diri
sendiri dan berusaha memaksimalkan potensi yang ada dalam diri untuk menjadi
pribadi yang lebih baik dan mengandalkan Tuhan didalamnya. JT termasuk seseorang
1. Keadaan Keluarga
RM adalah wanita berusia 42 tahun dan subyek merupakan ibu dari dua orang
anak. Anak laki-lakinya bernama Deni berusia 17 tahun dan anak perempuannya
bernama Dian yang masih duduk di bangku SD. RM tinggal di rumah mertuanya yang
RM tinggal bersama keluarga besarnya yaitu selain dengan suami dan kedua
anaknya, RM juga tinggal bersama dua keluarga adik dari suaminya dan seorang
keponakan RM yang ditinggal begitu saja oleh orang tuanya yang tidak lain adalah
kakak suaminya karena ibunya meninggal dan ayahnya menikah kembali. Rumah
tersebut terbagi menjadi tiga bagian. Rumah depan di kontrakkan kepada orang lain,
107
rumah tengah ditinggali subyek dan keluarganya dan rumah belakang ditinggali oleh
adik-adik ipar RM. Keponakan RM bernama Nana. Nana sebaya dengan anak RM
yang masih duduk di bangku SD. RM menuturkan bahwa Dian dan Nana sudah seperti
anak kembar karena mereka sekolah di tempat yang sama dan satu kelas.
baik dan menyayanginya serta anak-anak yang selalu memberi dukungan kepada RM
untuk menjalani hidup dan melawan penyakit kanker yang dideritanya. Suami RM
selalu mendukung setiap pilihan RM dalam memilih metode pengobatan yang akan
dijalaninya. RM juga senang karena suami dan anak-anaknya selalu menemaninya saat
sedang menjalani pengobatan. Perhatian suami RM yang sangat besar ditunjukkan saat
108
Kedua anak RM juga turut membantu meringankan tugas rumah tangga. Deni,
anak tertua RM mendapat bagian untuk mencuci baju RM dan keluarganya, sedangkan
Dian bertugas menyapu lantai sejak mengetahui RM sakit dan harus menjaga
hubungan yang sangat baik dengan suami dan anak-anaknya, namun tidak demikian
halnya dengan hubungan RM dengan adik iparnya. RM sering merasa jengkel dengan
adik iparnya karena tidak mau membantu pekerjaan rumah, egois dan
dengan sikap adik iparnya tersebut sehingga RM punya keinginan untuk pindah
rumah.
untuk menjalani pengobatan medis dengan alasan menghabiskan banyak biaya. Profesi
pengobatan medis dan tidak mengindahkan saran dari keluarga besarnya walaupun
besarnya yang tidak mendukung, bagi RM yang terpenting adalah dukungan dari
suami, anak-anak dan teman-teman RM. Dukungan dari keluarga dan orang yang
terdekat sangat penting dalam upaya penyembuhan RM. Rasa nyaman, tenang dan
109
kasih sayang akan mendatangkan kebahagiaan yang merupakan salah satu aspek
kualitas hidup.
2. Keadaan Ekonomi
penghasilan kadang pula tidak. Selama RM sakit, suami RM sering tidak bekerja
Rangkaian pengobatan kanker membutuhkan biaya yang sangat besar dan hal
keuangan keluarga menjadi kacau balau. Penghasilan RM sendiri tidak lagi dapat
tinggal bersama RM. RM sedih ketika tidak bisa membayar uang sekolah kedua
anaknya sehingga harus menunggak beberapa bulan dan saat anak laki-laki RM
meminjam dari kakak RM, itupun RM harus mengembalikan pinjamannya pada waktu
yang telah ditentukan. RM sempat merasa putus asa saat memikirkan ekonomi
3. Pergaulan
teman dan hubungan dengan teman-temannya tersebut tergolong baik dan cukup
menderita kanker dan mereka sangat mendukung dengan pengobatan yang sedang RM
jalani. RM sangat nyaman dan menikmati waktunya saat bekerja dan mengobrol
tempat tinggal RM. RM yang dulunya sering ikut dalam kegiatan PKK bersama ibu-
ibu di sekitar rumahnya, setelah sakit, RM menjadi tidak aktif lagi dalam kegiatan
tersebut karena RM sudah merasa lelah saat tiba dirumah selepas RM bekerja. Hal
demikian juga terjadi dalam aktivitas bergereja RM. RM yang dulu sangat aktif
menjadi panitia acara atau terlibat dalam pelayanan di gereja sebagai tim paduan suara,
melawan penyakit yang dideritanya. Rasa cinta dan keberartian RM dari lingkungan
sudah dijalani selama 20 tahun. Saat ini RM bekerja di salah satu rumah sakit swasta
penyakitnya di tambah dengan RM pernah menjadi asisten dokter penyakit dalam dan
membuat RM paham akan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi penyakitnya.
penghasilan yang cukup bagi keluarganya di samping pekerjaan suami RM yang tidak
menetap. Hal ini yang kemudian mempengaruhi kualitas hidup RM, RM belum
5. Keadaan Psikologis
membuat RM terpukul. RM dinyatakan kanker pada tahun 2010 dan telah menjalani
kondisi psikologis RM, RM mengalami ketakutan akan masa depan, RM takut akan
datangnya kematian yang tidak terduga, nasib anak-anaknya jika RM meninggal kelak,
terutama biaya besar yang dibutuhkan untuk pengobatan. RM merasa cemas dengan
rambut palsu untuk menutupi kekurangannya. Keadaan ini membuat RM malu dan
merasa kurang percaya diri jika di keluar rumah. RM menjadi jarang keluar rumah
semenjak menderita kanker. Semua kebiasaan RM jadi berubah, hal ini membuat RM
sangat sedih. Kebiasaan makan RM juga berubah, RM tidak lagi bisa makan nasi,
karena saat melihat nasi RM akan muntah. Lidah RM mati rasa untuk merasakan, ini
membuatnya merasa berbeda dari orang lain. RM sempat akan menyerah pada proses
kemoterapi yang kelima, RM merasa tidak tahan dengan rasa sakitnya, namun
suami dan kedua anak RM, membuat RM merasa berharga. Kualitas hidup RM
tampak dari usaha RM membuang semua perasaan negatif dan mengubahnya sebagai
6. Perjalanan Penyakit
RM menderita kanker sejak tahun awal Desember 2010. Gejala awal diketahui
ada penyakit tersebut adalah saat RM sedang mandi, RM mengaku terdapat dua
menganggapnya benjolan biasa karena tidak terasa sakit. Saat berkonsultasi dengan
dokter umum, dokter umum pun berkata itu wajar terjadi jika wanita akan menghadapi
saat menstruasi setelah itu akan hilang. RM tidak puas dengan jawaban yang
terjangkau, dilain pihak RM juga mendapat saran dari teman-teman dan dokter di
pengobatan medis.
lemah dan tidak bisa beraktifitas untuk beberapa hari. RM sempat akan menyerah pada
proses kemoterapi yang kelima, RM merasa tidak tahan namun RM bisa melewati
proses ini karena dukungan dari keluarganya. Keadaan RM saat ini cenderung
Nama : Subyek RM
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen
Umur : 42 tahun
1. Aspek Fisik
a. Gejala fisik
RM dinyatakan menderita kanker payudara stadium satu pada satu tahun yang
menemukan adanya dua benjolan sebesar telur puyuh di sekitar dada kanan atas RM.
benjolan yang ada di payudaranya, namun kelamaan, ada kekhawatiran pada diri RM,
oleh sebab itu beberapa waktu kemudian RM memutuskan untuk berkonsultasi dengan
dokter bedah.
... Awal Desember 2010 waktu aku mandi ada benjolan sak telur puyuh
itu dua.. di periksa sama pak benny stadium satu.. di dada tu rasanya mati
rasa(RM/S2,W3) tapi aku gak yakin ini biasa aja oq dok.. karena gak berasa
sakit... Trus aku bilang dr.Lidia.. yawis dokter sing penting aku minta surat
115
konsultasi ke Pak Benny, kalo gak apa-apa ya sudah. Trus ketemu pak benny,
pak benny bilang “lho mbak kok ini mencurigakan ini terlalu dalem”.. trus
dokter bilang priksa ini.. ini.. (RM/S2,W1).
besarnya, namun karena RM merasa tidak mantap dengan pengobatan alternatif maka
RM hanya menggunakannnya selama beberapa hari sebelum obat herbal tersebut habis
RM untuk melakukan biopsy, yaitu pengambilan sel yang ada dalam tubuh RM yang
dicurigai adanya sel kanker agar diketahui apakah sel tersebut jinak atau ganas.
Ternyata hasil pemeriksaan RM menunjukkan bahwa sel tersebut ganas, maka pada
kanker yang ada di payudara dan di sekitar ketiak RM, kemudian RM menjalani
... terus keluargaku gak dukung, aku di suruh coba paket herbal.. saya
sempat mencoba tiga hari.. terus aku ditanyain pak benny.. dalam batinku itu
kan herbal belum tentu baik, kalo diminum baik ya ada.. tapi kalo enggak kan
juga ada.. terus obat herbalnya tak tinggal aku njalani pengobatan sama pak
benny.. aku kontrol tiap bulan sama pak benny.. (RM/S2,W5)... hasilnya
pemeriksaan pertama itu langsung disuruh operasi, ya aku manut aja..aku tu
ya ndak tau.. tau-tau benda itu ada di tubuhku.. awalnya kan Cuma di biopsi
tok, hari berikutnya aku di operasi lagi, dibersihin semuane...di tetek dan di
ketiak.. terus dokter menghendaki saya kemo, dalam bayangan saya itu kemo..
tiga minggu sekali dua juta (RM/S2,W1).
harus tetap menjalani pengobatan hingga lima tahun kedepan tapi dari hasil
memiliki anti bodi untuk melawan sel kanker yang ada ditubuhnya. Saat ini RM sudah
merasa sehat. RM tetap menjaga kesehatannya dengan banyak minum jus buah.
116
Tapi hasil tes yang dilakukan itu hasilnya positif semua, artinya tubuh ku
itu bisa lawan sel kanker itu jadi aku punya anti bodi gitu lho
mbak..(RM/S2,W1).... dan tante sekarang sudah merasa sehat.. (RM/S2,W20)
yang penting itu kita minum jus setiap hari.. (RM/S2,W22).
obat-obatan dalam jangka waktu maksimal lima tahun ke depan. Kemoterapi membuat
rambut RM rontok dan RM harus memakai rambut palsu untuk beberapa waktu.
Kemoterapi juga membawa efek lain bagi RM, yaitu lemas, muntah, kelelahan,
terus dokter menghendaki saya kemo, dalam bayangan saya itu kemo..
buat kemo itu kan aku harus persiapkan mental.. Setelah kemo rambutku
gembel.. rontok semua.. saya botak (RM/S2,W1)... kemoterapi itu kan aku jadi
capek, yaaa mempengaruhi juga sih,, misal aku duduk lama gini aku gak bisa..
(RM/S2,W12).... aku muntah (RM/S2,W15). ... Sekarang itu kesemutan di
ujung-ujung jariku ini lho mbak.. terus kalo aku duduk gak bisa langsung
berdiri.. lutut ku ini sakit banget... tapi ya sudah di nikmati saja..beberapa
bagian tubuh ku ini mati rasa.. ujung jari... ketiak kanan ku.. (RM/S2,W4)
... Kalo kemo kan tiga minggu sekali.. ini tinggal pengobatan lainnya..
kata pak benny sih pengobatanku selama lima tahun (RM/S2,W5)
RM sempat mengalami masa krisis dan lemah dalam proses pengobatan, pada
kemoterapi yang kelima, RM merasa putus asa, namun hal ini bisa segera teratasi
pemeriksaan juga memberikan hasil yang positif, diketahui bahwa tubuh RM memiliki
anti bodi yang dapat melawan keganasan sel kanker dalam tubuhnya.
c. Citra tubuh
berbeda dengan orang lain. Hal ini membuat RM jadi jarang keluar rumah, saat
bermodel seperti topi saat belanja di depan rumah. Seiring berjalannya waktu RM
Ya mungkin aku di rasani orang sekitar rumah tapi kan aku nggak
pernah keluar.. ya aku sebenernya aku malu, aku gak PD mbak,, pertama kali
aku masuk kerja aku nangiss.. (RM/S2,W1)... rasa malu itu kan juga ada..
misalnya mau kumpul sama ibu-ibu PKK gitu kan aku jadi malu padahal
mereka juga nggak papa.. (RM/S2,W12)Tapi kembali lagi mbak.. apa Tuhan
punya rencana lain buat keluarga ku? Kalo Tuhan punya rencana aku terima
keadaan ini... kalo belanja di depan kan pake kudung.. dulunya sih belum bisa
menerima, saya merasa, malu sih iya, tapi sekarang yaudah bisa.. (RM/S2,W8)
rambutnya yang sudah mulai tumbuh beberapa bulan ini. Saat ini RM bekerja tanpa
menggunakan rambut palsu, rambut RM yang berjenis ikal dan berwarna hitam terlihat
d. Penerimaan Diri
payudara RM merasa takut dan khawatir karena merasa kematian akan segera datang.
RM belum merasa tidak siap saat menerima vonis dirinya menderita kanker, di sisi
semuanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan berserah untuk setiap rencana Tuhan
untuk keluarganya.
RM, mungkin orang lain tahu dari penampilannya saat rambutnya mulai rontok.
Tapi di vonis kanker ganas itu, hidupnya tinggal berapa lama lagi sih?
Saya pun juga merasa begitu.. pikirku gini, anak-anak itu masih perlu aku..
dalam arti.. kenapa kok aku yang ngalami.. bukan orang lain..aku anggep
hidup mati kan di tangan Tuhan kalo emang Tuhan kehendaki kita pulang ga
usah sakit kan ya langsung pulang.. (RM/S2,W1)... Semua orang tau..
tetangga-tetangga juga tau, kalo enggak karena rambutku botak mereka paling
gak tau.. kebetulan kan tetangga depan rumah kan juga pasiennya pak benny..
jadi kan lingkungan tau gejalanya sama, walaupun saya gak kasih tau.. kalo
belanja di depan kan pake kudung.. dulunya sih belum bisa menerima, saya
merasa, malu sih iya, tapi sekarang yaudah bisa.. (RM/S2,W8)...
Tapi kembali lagi mbak.. apa Tuhan punya rencana lain buat keluarga
ku? Kalo Tuhan punya rencana aku terima keadaan ini aku amini.Cuma
waktunya kapan aku ndak tau (RM/S2,W1)
RM tidak asing dengan penyakit kanker karena ada riwayat keluarga yang juga
menderita kanker. Ayah RM tercatat sebagai penderita kanker usus dan baru beberapa
bulan yang lalu meninggal dunia, sedangkan adik ipar RM menderita kanker stadium
akhir yang juga sudah meninggal. menganggap mungkin faktor genetik yang
Kalo keluarga ada.. kebetulan bapak kan Ca Kolon.. kanker usus.. Cuma
gak tau waktu itu aku sendiri masih karyawan baru kan, tahun ’95.. dulu kan
gak serumah, jadi dibawa kesini di operasi dua kali terus ya Tuhan punya
kehendak lain, lha apa mungkin dari genetik atau pola makan aku juga ndak
tau.. (RM/S2,W2)... saudarane suami ku itu kan istrinya juga Ca Mamae, dia
meninggal ... (RM/S2,W1)
119
2. Aspek psikologis
a. Perasaan Positif
banyak berserah kepada kehendak dan rencana Tuhan, walaupun sebagai manusia RM
diri dengan apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya dan keluarganya.
dulunya sih belum bisa menerima, saya merasa, malu sih iya, tapi
sekarang yaudah bisa.. (RM/S2,W8)...aku anggep hidup mati kan di tangan
Tuhan kalo emang Tuhan kehendaki kita pulang ga usah sakit kan ya langsung
pulang.. (RM/S2,W1)... tak syukuri.. semua nya kan dari Tuhan.. aku pernah
iri sama temenku.. enak ya kapan sih aku merasakan seperti itu.. tapi aku sih
sekedar pengen cukup.. aku pinjem saudara ku aja harus dikembalikan, sepeda
motor itu hampir ditarik karena aku gak bisa mbayar, aku mikir terus nanti
kerja suamiku piye.. tapi aku ya berserah aja lah. (RM/S2,W7)
RM selalu ingin menjadi seseorang yang bermanfaat bagi keluarga dan orang
untuk berbagi dengan orang lain. RM merasa bersyukur bahwa dalam keadaan
ekonomi yang terbatas, RM masih tetap bisa berbagi dengan keluarga yang tinggal
dekat dengan RM. Tidak di pungkiri bahwa beberapa kali sempat merasa jengkel
Tapi saya senengnya walaupun keadaan saya seperti ini, ekonomi saya
seperti ini saya masih bisa berbagi.. adeknya suami saya itu gak pernah mau
berbagi, dia itu pelitnya luar biasa.. jadi makan ikut saya, dalam hati itu
kadang jengkel.. tapi saya mikir lagi.. mungkin aku di berkati biar aku bisa
memberkati orang lain kadang aku jengkel tapi terus aku merenung, Tuhan
ampuni aku kok aku jengkel sih.. ampuni aku Tuhan kok hatiku bersungut-
120
sungut.. aku jengkel tapi aku diem..yaa walaupun saya jengkel sama ipar saya
tapi saya bersyukurlah Tuhan saya masih di beri kesehatan.. (RM/S2,W1)
pasien yang juga memiliki penyakit seperti RM. RM sempat bertemu dengan beberapa
pasien kanker yang sedang menjalani proses kemoterapi, salah satunya adalah
masa sulit setelah kemoterapi dan saran untuk pasien kanker yang lain untuk tetap bisa
Aku sakit itu aku malah pengennya berbagi rasa sama orang lain yang
sesama menderita kanker, selama ini sih udah ada empat orang ya termasuk
Pak Rianto juga itu.. karena saya dapet dukungan dari keluarga, temen-temen
dan sahabat-sahabat saya.. yang terpenting itu semangat, kalo saya punya
semangat buat hidup kita itu jadi punya motivasi buat hidup.. kalo kita udah
nglokro.. ah koyok ngene ahh koyok ngene.. dalam hal itu aku tu pengen masuk
kedalam mereka, jangan seperti itu, jangan nglokro.. kemarin kan sempat jadi
asisten dr.Eko.. kebetulan ada pasien Ca juga.. kemo pertama dia udah
rontok.. kulitnya pucet.. pucetnya itu kayak mayat gitu.. putiiihhhh bangett..
terus dokter itu bilang ke pasien itu.. ini lho kayak susternya , susternya sedang
sakit juga tapi masih tetep semangat.. pasiennya kaget.. terus Tanya sama
saya.. apa iya suster? Ah bohong kok keliatannya sehat gak kayak orang
sakit... Terus tak jawab: iyaa bu.. ya mungkin ibu gak percaya kalo saya sakit..
tapi saya pengen bilang sama ibu mati hidup itu di tangan Tuhan, wong yang
habis ini pulang mati aja ada apalagi kita yang sudah tau jelas-jelas sedang
sakit.. hidup itu harus semangat kalo emang Tuhan sudah tentukan jalanNya
buat sakit dulu ya gapapa.. turuti saran dokter saja.. Terus suster udah kemo
ke berapa? Saya udah enam kali kemo.. pasiennya gak percaya.. oiya?? Iya..
saya udah 6 kali.. kuncinya emang setelah kemo itu tidak enak, tapi yang
penting itu kita minum jus setiap hari.. kalo Hb rendah minum aja rebusan
buah Bitt.. saya juga bilang gitu ke dr.Rianto.. minum yang banyak
(RM/S2,W22)
b. Perasaan Negatif
membutuhkan perhatian dari RM. RM juga merasa kuatir dengan keadaan ekonomi
121
tetap.
Tapi di vonis kanker ganas itu, hidupnya tinggal berapa lama lagi sih?
Saya pun juga merasa begitu.. pikirku gini, anak-anak itu masih perlu aku..
Lha itu bayanganku kan seperti itu, iya kalo suamiku gak nikah lagi.. kalo
nikah lagi apa dia pinter mbek anakku, uwwhh wiss bayanganku wis kayak
gitu, perempuan kan kayak gitu (RM/S2,W1)Rasa kuatir ku ada, dengan gaji
segini, makanku gimana... karena suamiku kan gak mesti dapet penghasilan..
(RM/S2,W7)
dalam hati mengapa RM yang mengalami penderitaan itu bukan orang lain. RM
pernah merasa putus asa di tengah proses pengobatan yang sedang dijalaninya. Pada
proses kemoterapi yang kelima, RM merasa menyerah dengan kondisinya yang tak
kunjung sembuh, namun berkat dukungan dan perhatian dari suami dan anak-anaknya,
kenapa kok aku yang ngalami.. bukan orang lain.. kemo yang kelima itu
aku mau menyerah.. tapi kembali lagi.. suami dan anak-anak ku yang
menguatkanku, (RM/S2,W1)
c. Harga Diri
berharga atau masih dibutuhkan untuk orang lain. RM merasakan bahwa anak-
anaknya dan orang lain masih membutuhkan dirinya, maka RM memiliki keinginan
d. Kebahagiaan
ketika ada kesatuan dalam keluarga. Keharmonisan dan kedekatan dengan suami dan
RM dan keluarganya sering menghabiskan waktu bersama baik untuk nonton televisi
Kalo aku kebahagiaan itu dari keluarga.. dalam arti hubungan keluarga,
kebahagiaan itu pada saat semua keluarga itu menyatu.. sering aku, suami dan
anak-anak ku itu ngumpul, nggoda-nggodani sing kecil,, di uyel-uyel.. itulah
yang jadi acuan aku untuk hidup. Anak-anak ku itu masih membutuhkan aku..
jadi kalo pas ngumpul ada satu yang gak ada itu pasti pada nyari.. itulah yang
menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan semangat buat saya..
(RM/S2,W14)
dahulu hingga sekarang. Keadaan sakitnya semakin membuat RM yakin bahwa suami
dan anak-anaknya sangat peduli dan mendoakan kesembuhan RM. Dukungan dari
Kalo itu udah saya dapatkan dari dulu to mbak.. lebih yakinnya lagi.. itu
semenjak aku sakit.. aku bilang tolong mama di doa’ke.. walaupun saya gak
tau kapan mereka doain saya tapi saya tau bahwa mereka pasti mendoakan
saya, Kebahagiaan buat saya kalo keluarga dukung pas saya sakit begini..
perhatian.. semenjak saya sakit itu yang nyuci malah anak laki-laki ku..
walaupun kalo yang cowok itu kadang-kadang cuek (RM/S2,W15)
e. Spiritualitas
Pada awalnya RM sempat merasa terpuruk, namun semua hal yang terjadi dalam
kenapa kok aku yang ngalami.. bukan orag lain.. Tapi kembali lagi
mbak.. apa Tuhan punya rencana lain buat keluarga ku? Kalo Tuhan punya
rencana aku terima keadaan ini aku amini.Cuma waktunya kapan aku ndak tau
(RM/S2,W1)
berhenti dari hari-ke hari. Saat RM tidak bekerja karena efek pengobatan yang
RM, mati dan hidup ada di tangan Tuhan. RM memahami bahwa keadaannya yang
sakit memang Tuhan menghendaki terjadi dalam hidup RM. RM meyakini ada
rencana yang ingin Tuhan dalam hidup RM dan dengan iman kepercayaan RM kepada
Tuhan akan menjadikan RM sebagai pribadi yang dewasa dan akan mengembalikan
neng grejo.. selama ini saya jadi tau Tuhan menghendaki saya seperti ini tapi
Tuhan akan mengembalikan keadaaan tapi ntah kapan saya nggak tau..
(RM/S2,W1)
f. Kesejahteraan
pengobatan kemoterapi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari masih di rasa berat oleh
RM.
pertama, menurut RM kualitas hidup adalah perannya sebagai makhluk sosial, yaitu
kemampuan seseorang untuk tetap memberi motivasi bagi orang lain agar bersemangat
berkualitas itu mungkin dalam keadaan seperti ini aku masih bisa
memotivasi orang lain yang sama kayak aku biar mereka tetep semangat..
(RM/S2,W16)
Sudut pandang yang kedua, RM menuturkan kualitas hidup dari sisi pekerjaan.
yang tidak puas dengan satu pekerjaan saja. Beberapa kali RM sempat tidak puas
dengan suaminya yang sering berganti pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan tetap,
Kalo aku melihat itu.. royal kerja, katakanlah pekerja keras, kadang aku
punya rasa kecemburuan, dalam arti.. temenku, suaminya itu sudah punya
pekerjaan tapi dia gak puas dengan satu pekerjaan, dia cari pekerjaan
sambilan lain lagi.. batinku kenapa sih kok suamiku gak bisa kayak gitu sih?
tapi tak kembalikan lagi.. ohh mungkin talenta dan kemampuan seseorang itu
kan beda.. kalo menurut aku sendiri kita kan gak boleh pasrah dengan keadaan
yang seperti ini.. punya keiginan, punya mimpi tapi untuk melangkahnya
kesana tu lho yang aku sendiri enggak ngerti.. aku nggak tau apakah hidupku
itu berkualitas tapi dari keluarga ku sendiri selama aku sakit kan aku gak
pernah minta uang buat pengobatan, aku sendiri juga tidak mau cerita, ya
mungkin menurut saya, orang yang berkualitas ituu dia tidak puas dengan satu
pekerjaan.. (RM/S2,W17)
kualitas hidupnya. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan suami RM yang tidak
memberikan penghasilan yang tetap. Sumber dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, biaya pengobatan dan biaya sekolah anak-anak seluruhnya menjadi tanggungan
RM. RM merasa khawatir apakah gaji yang di terimanya akan cukup untuk kebutuhan
keluarganya.
Untuk sekarang iya.. karena kan sumber untuk dana kan cuma aku tok
mbak.. setelah suami kena PHK dan tante sakit ekonominya jadi morat marit
mbak.. (RM/S2,W21) ... Rasa kuatir ku ada, dengan gaji segini, makanku
gimana... karena suamiku kan gak mesti dapet penghasilan.. (RM/S2,W7)
3. Aspek Sosial
a. Hubungan interpersonal
dalam keluarga sangat dekat dengan suami dan anak-anaknya. RM merasa bahwa
126
suami adalah orang yang paling mengertinya, di segala situasi dan keterbatasan
Kalo aku kebahagiaan itu dari keluarga.. dalam arti hubungan keluarga,
kebahagiaan itu pada saat semua keluarga itu menyatu.. sering aku, suami dan
anak-anak ku itu ngumpul, nggoda-nggodani si kecil,, di uyel-uyel.. itulah yang
jadi acuan aku untuk hidup. Anak-anak ku itu masih membutuhkan aku.. jadi
kalo pas ngumpul ada satu yang gak ada itu pasti pada nyari.. itulah yang
menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan semangat buat saya.. ternyata
mereka masih membutuhkan saya.. (RM/S2,W14)
banyak teman. Hasil observasi menunjukkan bahwa RM adalah orang yang ramah dan
suka tersenyum, setiap melayani pasien selalu memberikan perhatian dan dukungan
kanker. RM tetap mendapatkan perhatian dan diperlakukan dengan baik oleh orang-
orang sekitar tempat tinggalnya. Walaupun RM mengaku jarang keluar rumah karena
kadang sepulang bekerja sudah sangat capek tetapi RM mengaku tetap berhubungan
terus aku kan punya sahabat kebetulan di ruang anggrek ya kami deket
sering cerita-cerita, dia dukung aku juga.. (RM/S2,W1)
Enggak sih, ya tetangga depan rumah kalo ketemu,, udah sembuh ya?
Yaa... sehat yaa... tante jarang keluar sih.. tapi mereka memberi dorongan
semangat lah.. kadang mereka datang, jenguk ke rumah sakit.. kalo mencibir
itu enggak.. bapak-bapak mendukung.. (RM/S2,W9)
127
b. Dukungan sosial
keluarga, teman kerja RM, teman gereja dan tetangga RM mengetahui bahwa RM
adalah penderita kanker payudara. Pada umumnya semua orang bersikap positif
keadaannya.
rumah yaitu mencuci pakaian. Anak bungsu RM sangat perhatian dan memberi
semangat dengan memijat RM saat sedang lelah, dan merawat RM melewati masa
mamanya karena efek kemoterapi. RM sangat berbahagia karena suami dan anak-
Keadaan kontras ditunjukkan dari keluarga besar RM, keluarga besar RM tidak
yang dianjurkan oleh keluarga besar RM. Menurut RM, keluarganya bersikap acuh
tapi semenjak tante sakit gak kerja.. ya itu januari sampe juni itu gak
kerja, aku sendiri kalo habis kemo gak bisa apa-apa.. dia yang mendampingi
aku dia yang support aku.. (RM/S2,W6)... aku bersyukurnya ya anak-anak mau
menerima keadaan (RM/S2,W7)
.. lebih yakinnya lagi.. itu semenjak aku sakit.. aku bilang tolong mama
di doa’ke.. walaupun saya gak tau kapan mereka doain saya tapi saya tau
bahwa mereka pasti mendoakan saya, saya sedang dipijetin kalo pas lagi
capek, jadi mereka kan perhatian to mbak sama saya.. pas saya kemo itu
pernah ada kejadian suami harus pergi ke Salatiga buat rapat gereja..
akhirnya anak ku sing kecil di pamit’ke dari sekolah. Si kecil itu nungguin aku
128
kemo lho mbak, aku muntah itu dia yang buang muntahanku.. tanganku di
pijeti sambil bilang.. “Ma, semangat ya ma...” itu hatiku yaampun rasanya..
anak ku perhatian banget sama aku.. itu kan kebahagiaan tersendiri buat aku..
(RM/S2,W15)
Kebetulan mungkin keadaanku lagi capek atau gimana, kemo yang
kelima itu aku mau menyerah.. tapi kembali lagi.. suami dan anak-anak ku
yang menguatkanku, anak-anakku itu bilang.. mah Semangat! tinggal satu
langkah lagi masa mamah meh menyerah? Anak ku yang kecil itu pinter..
nyemangati aku.. ngerawat aku..Kebetulan keluarga besarku nggak
mendukung apa kemo mereka nyalahin aku karena gak alternatif aja.. kan
lebih ringan.. tapi ibu ku dating kesini, ngerawat.. kalo abis kemo itu kan aku
muntah.. tapi aku seneng punya suami sing sayang sama aku,, selama aku sakit
itu suamiku nggak kerja lho mbak, ngerawat aku (RM/S2,W1)
sempat mengunjunginya di rumah dan jika bertemu pasti menanyakan kabar RM.
terhadap RM. RM juga bersyukur dengan motivasi yang selalu diberikan oleh dokter
yang merawatnya.
terus aku kan punya sahabat kebetulan di ruang anggrek ya kami deket
sering cerita-cerita, dia dukung aku juga.. Guru anak-anak kan mayoritas
kenal.. anak-anak dapet support dari gurunya.. mesti nanyake saya , gimana
mama sudah sembuh? Sudah bu tinggal pengobatan aja.. bilang sama mama
nggak boleh capek-capek.. sampe sekarangpun masih ada yang peduli dengan
aku.. (RM/S2,W7)
ya tetangga depan rumah kalo ketemu,, udah sembuh ya? Yaa... sehat
yaa... tante jarang keluar sih.. tapi mereka memberi dorongan semangat lah..
kadang mereka datang, jenguk ke rumah sakit.. kalo mencibir itu enggak..
bapak-bapak mendukung.. (RM/S2,W9)... Ya.. setelah saya kemo kan saya jadi
gak seaktif dulu mbak.. RT engga.. RW juga engga... mayoritas semua
mendukung saya, selama saya gak aktif kok saya juga perhatiin kegiatan RT
juga jadi nggak aktif, selama aku kemo 6 bulan ini ya nggak ada kegiatan itu..
.. (R/S2,W10) dokter bilang ya semoga gak sampe lima tahun ya mbak reta..
dengan dorongan kayak gitu aja udah bikin aku semangat.. aku bersyukur
dengan semangat dari dokter.. (RM/S2,W5)
129
c. Hubungan seksual
terhadap kehidupan seksual RM. RM menerangkan bahwa hal ini karena sumber atau
d. Aktivitas sosial
mengaku tidak bisa aktif seperti sebelum sakit karena keadaan fisik RM yang tidak
memungkinkan untuk terlalu lelah, RM masih datang dalam aktivitas sosial namun
hanya sesekali. RM merasa sakit jika terlalu lama duduk. Di samping itu RM juga
yaaa mempengaruhi juga sih,, misal aku duduk lama gini aku gak bisa,
ada pengaruhnya juga.. di sisi lain rasa kemanusiaanku.. rasa malu itu kan
juga ada.. misalnya mau kumpul sama ibu-ibu PKK gitu kan aku jadi malu
padahal mereka juga nggak papa.. terus yang ke dua, nanti jatahnya PKK aku
masuk kerja atau habis kemo jadi gak bisa dateng.. aku sebenernya sih
kepengen, aku suka tapi kan gak bisa ikut terus, pada dasarnya aku suka
organisasi begitu karena kan kita bisa nambah pengalaman, yang awalnya gak
tau jadi tau.. ( (RM/S2,W12)
Ya.. setelah saya kemo kan saya jadi gak seaktif dulu mbak.. RT engga..
RW juga engga... mayoritas semua mendukung saya, selama saya gak aktif kok
saya juga perhatiin kegiatan RT juga jadi nggak aktif, selama aku kemo 6
bulan ini ya nggak ada kegiatan itu.. (RM/S2,W10)
130
4. Lingkungan
a. Kebebasan
yang harus diambil dari setiap hal yang dialami dalam hidup telah diungkapkan RM
dengan mengungkapkan bahwa dirinya memiliki prinsip dan kebebasan untuk memilih
metode pengobatan apa yang akan dijalaninya walaupun hal ini akan menentang
dukungan sepenuhnya dari keluarga inti dan teman-teman sekerjanya. Kebebasan yang
menjaga kesehatannya.
... terus keluargaku gak dukung, aku di suruh coba paket herbal.. saya
sempat mencoba tiga hari.. terus aku kan punya sahabat kebetulan di ruang
anggrek ya kami deket sering cerita-cerita, dia dukung aku juga.. katanya aku
ditanyain pak benny.. “mbak Reta udah masuk operasi belum?” gitu.. terus
obat herbalnya tak tinggal aku njalani pengobatan sama pak benny
(RM/S2,W1)
menyebut rumah adalah sumber kebahagiaan untuk dirinya karena disana RM bisa
Sejak tahun 1991.. aman sih.. ini rumah orang tua suami dulunya..
nyaman.. (RM/S2,W11)...
kebahagiaan itu pada saat semua keluarga itu menyatu.. sering aku,
suami dan anak-anak ku itu ngumpul, nggoda-nggodani sing kecil,, di uyel-
uyel.. itulah yang jadi acuan aku untuk hidup. Anak-anak ku itu masih
membutuhkan aku.. jadi kalo pas ngumpul ada satu yang gak ada itu pasti
131
pada nyari.. itulah yang menjadi kebahagiaan buat saya.. motivasi dan
semangat buat saya.. (RM/S2,W14)
Pendidikan : D3
Agama : Kristen
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Bidan
Informan telah mengenal RM kurang lebih sepuluh tahun yang lalu. Informan
setelah proses konsultasi dengan dokter diketahui bahwa benjolan tersebut adalah
Wahhh wis suwi.. sepuluh tahunan yak’e.. wong isik tante daripada
mama kok. Tante mungkin wis 20 tahunan ng Panti Wilasa.. mama kan gek
ntes.. (SM/IP1-S2, W1)Yo dari cerita-cerita temen-temen, cerita tante dewe
kok ada benjolan neng payudara.. terus konsultasi dokter benny, biopsy bar kui
langsung kon operasi.. ternyata kanker terus pengobatan dilanjutkan.
Kemoterapi buat mematikan sel-sel nya.. takutnya daripada terjadi penyebaran
kan mending di antisipasi lebih dini. Kanker Nek awal kudu di kemo, tapi nek
wis lanjut harus di radiasi. Kemoterapi kui dimasukkan obat kemo diinfus,
132
reaksine obat kemo biasane terasa panas, efek mual dan muntah yang luar
biasa.. kemo itukan dimatikan sel-sel kankernya, biasanya juga mematikan sel-
sel yang dilewati atau yang ada disekitarnya, jadi daya tahan tubuhnya
rendah. Kalo ada yang masuk lagi sakit atau flu aja, pasien kankernya bisa
ketularan, soale kekebalan tubuhnya sedang lemah. (SM/IP1-S2, W2)
mengenal RM dengan baik. RM dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah. RM juga
memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai kesembuhan. Semua teman RM tahu
dukungan untuk RM tetap kuat dan agar mau menjalani pengobatan. Informan
Yo nek sak rumah sakit koncone kabeh, sak grejo koncone kabeh.. ngono
to yo.. kalo udah lama kebanyakan kenal, gak kenal itu misalnya dia pegawai
baru.. yo paling ngerti wonge tapi rak ngerti jenenge, tapi nek sak rumah sakit
yo kenal. Orange ki yo baik, ramah, kuat, semangatnya tinggi buat sembuh. .
(SM/IP1-S2, W3) Dukungane yo mensuport.. support supaya mau menjalani
pengobatan, kemoterapi itu kan berat.. misal kalo sampe gak mau kemo, lha
nanti anak-anak piye.. anak-anak kehilangan ibu, suami kehilangan istri,
fungsi dalam keluarga kan timpang tapi nek menjalani pengobatan kan misal
keberhasilan tinggi, berarti kan harapan hidupnya juga tinggiKebanyakan
orang itu menganggap kanker gak ada obatnya, padahal kan pengobatan
sudah maju, jadi metode sudah banyak dikembangkan. Nek mbiyen pengobatan
kanker pasien harus pake penutup kepala sampai ke kaki semuanya tertutup,
sekarang kan enggak, ya karena metode kedokteran sudah maju. Itu karena
kanker kan pembunuh nomer sekian di Indonesia atau Dunia, jadi semakin
dikembangkan. Padahal banyak pasien kanker yang bisa sembuh, contoh
orang terkenalnya tu Shahnaz Haque itu kan kanker rahim dulu, menjalani
kemoterapi juga.. akhirnya juga sembuh, jadi.. salah nek bilang kanker gabisa
sembuh.. bisa..Makanya itu kenapa penderita kanker sangat butuh dukungan
dari keluarga. Soalnya efek pengobatannya sangat menyakitkan. (SM/IP1-S2,
W4)
yang diatur oleh dokter. RM mendapatkan keringanan dari obat kemoterapi yang
karena harga obat kemoterapi yang mahal. Informan menjelaskan bahwa pekerjaan
suami RM tidak tetap. Hal ini mungkin membuat ekonomi keluarga RM sedikit sulit.
Biasane enam kali terus minum obat buat meningkatkan daya tahan
tubuh to dek.. (SM/IP1-S2, W8)Ditanggung RS sebagian karena kemoterapi
kan obatnya mahal. Orang tuane juga jarene kanker juga kan.. yang ditinggali
itu rumahnya orang tuanya. Tante kui pernah cerita udah bikin rumah di
daerah dokter cipto, tapi belum ditempati, jadi masih di rumah yang lama itu.
(SM/IP1-S2, W5) Duh kerja apa ya.. Karyawan swasta lepas kayaknya.. jadi yo
penghasilannya gak tetap. (SM/IP1-S2, W6)
baik. Menurut informan seseorang yang memiliki kualitas hidup memiliki kriteria
diantaranya mampu bersosialisasi, memiliki fisik dan mental yang baik dan mampu
mengerjakan pekerjaan dengan baik. Contoh yang diungkapkan informan adalah jika
profesi seseorang adalah perawat, perawat tersebut masih mampu untuk bekerja.
positif. Hal ini dikarenakan, dengan kondisi RM sebagai penderita kanker, RM mampu
Kualitas hidup kui yo.. hidup yang bisa berfungsi secara baik.. (SM/IP1-
S2, W9) Bisa bersosialisasi baik, fisiknya baik, mentalnya baik, bisa
mengerjakan pekerjaan baik, gak terganggu, kalo perawat yo bisa dinas..
(SM/IP1-S2, W10) Ya... kalo untuk penderita kanker, masih bisa seperti itu..
termasuknya baik...wong masih bisa kerja.. bisa kemana-mana.. yo termasuk
baik (SM/IP1-S2, W11)
Pendidikan : SMA
134
Agama : Kristen
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
satu tahun yang lalu. Ada dua benjolan di payudara RM sebelah kanan. RM sempat
mengetahui bahwa ada sel kanker dalam tubuhnya. Setelah RM berkonsultasi kepada
dokter, RM langsung menjalani operasi dan saat ini sudah enam kali menjalani
kemoterapi.
Sekitaran setahun lalu kayaknya ya.. duh lupa-lupa inget saya.. yaa..
tahun 2011 tengah atau akhir gitu kayaknya..Saat itu ya tante cerita kok ada
dua benjolan dipayudaranya yang kanan, dua katanya.. lha terus ya udah
konsultasi dokter, biopsy, terus dioperasi sekalian..(DD/IP2-S2,W1) Ya
namanya orang dapet vonis kanker ya kaget ya.. sempat takut, khawatir juga,
apa nanti terus payudaranya diangkat semua.. atau gimana.. (DD/IP2-S2,W2)
Saat itu ya rasanya kaget semua, gak menyangka kok ada penyakit itu. Tapi ya
sudah, yang penting segera ditangani saja dulu. (DD/IP2-S2,W1) tapi kata
dokter kan masih stadium awal.. jadi tidak perlu diangkat, dibersihkan aja,
terus kemo.. ini sudah jalan berapa kali ya.. kayaknya enam kali kemo.. Puji
Tuhan (DD/IP2-S2,W2)
Dokter menyatakan bahwa kanker subyek pada stadium satu. Suami RM selalu
hampir putus asa, tapi dukungan dari anak-anak RM membuatnya kembali bangkit dan
135
Iya.. Biasanya sama saya.. ya saya usahakan buat selalu temenin dia..
kasian kalo sendirian, anak-anak kan sekolah, ya saya ngalahi beberapa waktu
berhenti kerja, ya buat ngurusin tante dirumah.. (DD/IP2-S2,W5) Ya ngerasa
khawatir dan takut itu pasti ya.. apalagi anak-anak masih kecil.. gimana nanti
kalo ada apa-apa.. kalo nanti saya nikah lagi, terus anak-anak gak ada yang
ngurusin.. (DD/IP2-S2,W4) Oh iya... waktu kemo kelima kondisinya kan drop..
rambutnya sudah botak itu.. tapi ya saya sama anak-anak berusaha kasih
semangat akhirnya bangkit lagi terus mau lagi kemo yang keenam. Ya kalo
abis kemo gitu kasian ya, badannya lemah sekali, muntah-muntah.. gak bisa
kerja,hanya tiduran. Puji Tuhan sekarang sudah keliatan sehat. (DD/IP2-
S2,W3)
acuh dengan keadaan RM. Suami dan anak-anak RM selain memberi semangat, juga
saling membantu tugas pekerjaan rumah untuk meringankan beban RM. Lingkungan
menghadapi penyakitnya.
RM menjadi pribadi yang lebih sensitif dari biasanya. RM peraya diri dengan
rambutnya yang sudah tumbuh kembali setelah sempat memakai rambut palsu karena
kepada Tuhan dengan rajin beribadah dan mengikuti kegiatan rohani. Keadaan
fisiknya yang mudah lelah memang sedikit mempengaruhi aktivitas rohani RM di luar
dengan pasangan. Hal ini dikarenakan pasangan merasa tidak tega kepada RM yang
sakit.
mungkin. RM dan keluarga sudah tinggal sejak lama di rumah yang sekarang mereka
kualitas hidup adalah terpenuhinya semua kebutuhan dan adanya keseimbangan dalam
Wah ya segalanya buat saya ya.. buat saya, buat anak-anak.. pasti
sangat berarti.. saya sama anak-anak sayang sama tante, kadang nggak tega
kalo tante pas sakit gitu.. kami berusaha semaksimal mungkin lah untuk
berobat (DD/IP2-S2,W18) Sudah sejak kecil, kan ini peninggalan dari orang
tua. (DD/IP2-S2,W17) Ya.. bersama keluarga dan melihat anak-anak tumbuh
besar itu membahagiakan buat kami.. (DD/IP2-S2,W19)
Ya saat semua kebutuhan hidup tercukupi dan seimbang, baik sandang,
pangan, papan, papan, kasih sayang keluarga, sosial, kehidupan rohani juga
Jadi kalo kaya tapi banyak musuhnya banyak, korupsi.. ya gak berkualitas.
(DD/IP2-S2,W21) Ya... walaupun kami bukan orang kaya, tapi ya cukup..
Tuhan selalu mencukupkan.. Puji Tuhan. (DD/IP2-S2,W22)
4.5 Pembahasan
1. Aspek Fisik
a. Gejala fisik
menunjukkan bahwa dirinya memiliki kesehatan fisik yang baik dan mental yang
positif karena JT terlihat sehat dan masih mampu melakukan semua aktivitasnya
sugesti dalam pikirannya bahwa dirinya sehat dan baik-baik saja akan membuat JT
merasa mendapatkan kekuatan berlipat kali ganda. JT tidak menjadi kecil hati dengan
kondisi fisiknya. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh informan kedua dan ketiga
bahwa kondisi JT yang sakit, tidak menghalanginya untuk beraktifitas. JT akan marah
jika ada yang memperlakukan dirinya seperti orang sakit. JT dapat menerima dan
medis.
positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik serta
138
dapat berjalan, makan sendiri dan tidak bergantung pada kursi roda untuk beraktivitas.
nampak seperti orang sakit. JT justru terlihat biasa seperti orang sehat lainnya.
kesehatan dirinya semaksimal mungkin dengan melakukan olah raga dan melakukan
diet. JT menuruti semua anjuran dokter untuk menghindari beberapa makanan yang
akan memicu penyebaran sel kankernya dan mengonsumsi lebih banyak sayur dan
makanan sehat untuk menjaga kesehatan terutama menstabilkan gula darah dalam
tubuh JT. Penyakit kanker tidak membuat JT menjadi pribadi yang lemah.
melawan kelemahan fisiknya dengan mandiri, bagi JT kesehatan bersumber pada diri
seseorang itu sendiri. JT memberikan sugesti pada pikirannya, bahwa keyakinan dan
pikiran positif akan mendatangkan kebaikan bagi tubuh dan jiwa JT. Hal ini yang
nampak dalam upayanya untuk selalu sehat yang berasal dari pikiran dan diwujudkan
positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki kesehatan fisik dan mental yang
kondisi fisiknya lebih baik tanpa obat, JT merasa lebih sehat dan prima tanpa obat-
obatan, hal inilah yang membuat JT memutuskan untuk tidak lagi menjalani
pengobatan sejak tujuh bulan yang lalu. JT ingin menjalani dan menikmati hidup
cara lain. Informan kedua menyatakan bahwa benar JT telah berhenti melakukan
menjalani hidup apa adanya dan berusaha untuk selalu menikmati setiap keadaan yang
namun dirinya tetap merasa baik bahkan lebih baik dan merasa sehat di banding saat
c. Citra tubuh
Arkoff (1976:37) citra tubuh adalah persepsi atau pandangan terhadap tubuh
tubuh diri sendiri termasuk apa yang dilihat atau pikirkan ketika kita melihat diri kita
dari luar sebagai sebuah refleksi atau merasakan tubuh kita dari dalam. Evaluasi
140
JT memiliki kepercayaan diri yang tinggi dengan dirinya, hal ini dibenarkan
oleh informan pertama dan kedua. Hal ini bisa diketahui dari cara bicaranya dan
dan ingin lebih menarik lagi. Selain karena alasan ingin menjaga kesehatan, JT
sendiri.
berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek fisik. Kepuasan JT terhadap
fisiknya didahului dengan penerimaan diri JT terhadap penyakit yang dideritanya, hal
ini yang pada akhirnya membuat JT nyaman dan menunjukkan dengan rasa percaya
diri melalui sikapnya yang selalu tersenyum ramah kepada semua orang yang
positif karena JT memiliki citra diri yang positif dan puas terhadap fisik yang
dimilikinya.
d. Penerimaan Diri
kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya dan salah satu hal yang paling adaptif
dari penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’. Penderita kanker otak adalah status
141
yang harus disandang JT dalam usia remaja dan mau tidak mau JT harus menerima
keadaan tersebut. Awal menderita kanker menjadi keadaan yang paling sulit dalam
hidupnya, JT sempat merasa terpukul dan menarik diri dari keadaan disekitarnya. JT
sempat merasa tidak memiliki masa depan dalam hidupnya. Semangat juang yang
Penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap diri sendiri dan dapat
menerima keadaan dirinya secara tenang, dengan segala kelemahan dan kelebihannya.
Chaplin (1999:450) mengatakan penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya
merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri, serta
memiliki keterbatasan dalam segi fisik namun JT tetap puas dengan apa yang ada pada
dirinya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua, bahwa JT dapat menerima bahwa
dirinya adalah penderita kanker dan sudah mampu bangkit dari keterpurukan.
Keadaan sulit tersebut kemudian dapat diatasi JT dengan cara penyerahan diri
kepada Tuhan. JT mengatakan bahwa penyakitnya bukan suatu musibah yang harus
disesali melainkan suatu anugerah Tuhan karena tidak semua orang mendapatkan
kesempatan untuk mendapatkan anugerah tersebut. Hal ini didukung dari hasil
intepretasi tes grafis yang dilakukan terhadap JT, bahwa JT cenderung bersikap apa
adanya dan ada upaya suatu hal secara wajar, ini menunjukkan adanya penerimaan diri
JT merasa kanker adalah proses belajar dari Tuhan dalam hidupnya untuk bisa
turut merasakan berbagi dengan orang lain sesama penderita kanker atau penyakit lain.
JT merasa percaya diri dengan penyakitnya, JT menganggap hal itu sebagai kelebihan
kemungkinan yang akan terjadi. Informan pertama dan ketiga mengungkapkan bahwa
JT menerima dengan besar hati keadaan yang di alaminya dan tetap menjalani
2. Aspek psikologis
a. Perasaan Positif
dalam kaitannya dengan kesehatan. JT menunjukkan keadaan fisik yang sehat dan
tidak terlihat seperti orang sakit. JT mengerti bahwa keadaannya terbatas, namun
sebisa mungkin JT tidak ingin menjadi beban dan merepotkan orang lain. Hal ini di
positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang positif dan
dalam kesedihan yang terlalu lama. JT menyadari bahwa dirinya harus bangkit dan
semangat dalam hidupnya. Keadaan JT yang sakit, JT selalu berkata bahwa dirinya
sehat dan baik-baik saja. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua, bahkan JT mampu
kepada Tuhan. JT menganggap penyakitnya sebagai anugerah dari Tuhan yang akan
membentuknya menjadi pribadi yang kuat. Hal ini didukung dari hasil intepretasi tes
grafis yang dilakukan terhadap JT, bahwa JT cenderung bersikap apa adanya dan ada
upaya suatu hal secara wajar, ini menunjukkan adanya penerimaan diri yang cukup
dalam aspek psikologis yang berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah. JT
tetap mengasihi orang-orang yang menyakitinya dan tetap menyebut mereka sahabat.
Hal ini didukung oleh pernyataan dari informan pertama, bahwa JT tidak mengeluh
anugerah dan ujian daari Tuhan yang pada akhirnya akan mendatangkan kebaikan bagi
JT. Kematangan emosi yang dimiliki JT adalah salah satu kriteria adanya kualitas
b. Perasaan Negatif
untuk depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami kebahagiaan,
144
dan kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan kesejahteraan emosional,
kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi dasar untuk kesepian. Hal
senada juga diungkapkan oleh Wijaya (2009:1), bahwa kualitas hidup pasien dengan
JT pernah merasa terpuruk dan sedih dengan penyakit yang di deritanya. Butuh
waktu satu tahun untuk JT dapat beradaptasi dengan kesakitannya. Selama satu tahun
tersebut JT mengalami krisis percaya diri, keadaan emosi yang labil dan sangat
sensitif. Hal ini juga didukung oleh hasil intepretasi tes grafis, bahwa kondisi
emosional JT cenderung labil dan kurang dapat menyesuaikan diri dengan situasi. JT
merasa frustasi, JT pernah berpikiran untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
namun gagal. Hal ini didukung dengan pernyataan informan pertama dan kedua yang
Saat ini JT mengaku sudah tidak ada yang ditakutinya. JT sudah berhasil
membuang keinginannya untuk melakukan hal negatif yang bisa merugikan dirinya
sendiri dan orang lain. JT mampu mengatasi perasaan negatif yang dirasakannya
merasa berharga memiliki seseorang yang sangat peduli kepadanya, yaitu kekasih JT.
Sudah sewajarnya jika manusia memiliki perasaan negatif dalam dirinya, namun
anugerahkan oleh Tuhan secara bijaksana, hal inilah yang dilakukan oleh JT.
145
c. Harga Diri
Santrock (2007:183) harga diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang
tepat atau benar mengenai martabatnya sebagai seorang pribadi termasuk keberhasilan
sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang dicapainya. JT
memiliki penghargaan yang baik atas dirinya. JT menyadari bahwa setiap manusia
berharga.
JT mengartikan harga diri adalah sebuah sikap seseorang yang tetap bisa
yang mempunyai harga diri adalah orang yang tidak menunjukkan kelemahan atau
berharga dan berarti untuk orang lain. Menurut informan pertama, Sikap bersyukur JT
membuktikan bahwa subyek memiliki penghargaan yang cukup tinggi untuk dirinya
sendiri dan orang lain. JT menyatakan bahwa yang terpenting adalah JT merasa sangat
berharga di mata Tuhan. JT merasa bahwa dirinya sangat disayangi oleh Tuhan dan JT
merasa bahwa kehadirannya memberi banyak arti untuk orang lain. Hal tersebut juga
dibenarkan oleh informan kedua bahwa saat ini JT bahwa JT senang jika dapat berbagi
dengan orang lain. Ada kecenderungan keinginan untuk mendapat perhatian dan
kesadaran inilah yang membuat JT nyaman menjalani dan menikmati hidupnya. Hal
ini selaras dengan yang disampaikan oleh Preedy and Watson (2010:1754) kualitas
146
hidup didefinisikan kepuasan dalam aspek kehidupan, rasa nyaman yang diawali
d. Kebahagiaan
bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri. Hal ini
juga diungkapkan dengan simbol cinta, menemukan seseorang untuk dicintai akan
mengubah posisi sosial seseorang melalui kelekatan pada orang lain. Ferris (2010:31)
kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui cinta serta kasih sayang.
diberikan oleh Tuhan, dengan bersyukur setiap orang bisa menjalani hidupnya dengan
nyaman dan merasakan kebahagiaan itu sendiri. JT bahagia dengan semua yang
yang sudah dianggapnya sebagai saudara dan JT sangat bahagia memiliki kekasih
seperti mas.Benny.
memiliki kualitas hidup yang positif karena JT telah menemukan cinta dalam
hidupnya. Hal ini seturut dengan yang diungkapkan oleh informan pertama bahwa JT
lebih memilih untuk bahagia walaupun dalam keterbatasan keadaan fisiknya. Informan
147
sekarang.
e. Spiritualitas
Tuhan dan Tuhan adalah segalanya bagi JT. Keimanan JT kepada Tuhan menjadi
kekuatan untuk menghadapi penyakitnya. Ada perubahan dalam diri JT sebelum dan
sesudah menjadi penderita kanker, terutama pada kedewasaan dan pola pikir JT. JT
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
menginginkan JT untuk menjadi pribadi yang kuat sehingga JT pada akhirnya bisa
menghentikan pengobatan dan memilih untuk menikmati hidupnya. JT tidak lagi takut
mati. Hubungan JT dengan Tuhan membuat JT merasa memiliki kekuatan ekstra untuk
menjalani hidup dengan penyakit yang dideritanya. JT tidak mau menyerah dengan
dideritanya.
f. Kesejahteraan
terorganisasi dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu
ataupun kelompok agar dapat mencapai standart hidup dan kesehatan yang lebih
kehidupan sosial yang lebih baik. Peningkatan kualitaas hidup itu sendiri dapat
dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, standart hidup maupun relasi
sosial. JT selalu ingin meningkatkan kesejahteraan hidupnya untuk terus menjadi lebih
baik.
kualitas hidup yang positif dan membangun. JT termasuk dalam keluarga yang
sejahtera secara ekonomi dan selalu mengusahakan kehidupan yang lebih baik. JT
terlihat sehat dan nyaman dengan keadaannya. Andesson et all (Preedy and
dan merasa puas dengan peran sehari-hari. Kualitas hidup JT terlihat dari kemampuan
JT untuk tetap melakukan kegiatan sehari-hari dan tetap kuliah di tengah keterbatasan
fisiknya dan JT puas dengan dirinya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua, bahwa
JT mempunyai harapan dan tujuan dalam hidupnya yaitu bisa di kenal dan
bermanfaat bagi orang lain di luar predikatnya sebagai penderita kanker otak. JT
menganggap hidupnya seperti pelangi yang penuh warna dan kadang seperti langit
yang terang dan mendung. Kekhawatiran JT adalah jika dirinya tidak bisa memberikan
yang terbaik untuk orang tuanya. Informan pertama menyampaikan hal yang hampir
sama, yaitu JT juga ingin melakukan banyak hal bagi orang lain sehingga dirinya akan
intelektual yang cukup memadahi, memiliki motivasi berprestasi cukup besar dan ada
ambisi untuk meraih suatu hal. Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa JT
hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks
budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,
standart dan kekhawatiran hidup. JT memiliki persepsi tentang hidupnya bahwa hidup
yang dijalaninya seperti pelangi yang penuh warna dan seperti langit yang terang dan
kadang mendung. JT memiliki harapan dan tujuan hidup untuk bisa berguna bagi
hidup adalah ucapan syukur kepada Tuhan setiap hari. Menurut JT kriteria yang
menerima dan selalu merasa cukup bahkan berlebih dengan apa yang dimilikinya dan
bersemangat. JT masuk dalam kriteria tersebut dan bangga menilai dirinya sebagai
dan melakukan yang terbaik untuk hidupnya. Informan pertama menuturkan bahwa JT
adalah seseorang yang memiliki kualitas hidup yang positif, karena JT mempunyai
keimanannya kepada Tuhan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari informan
kedua. Informan ahli mendefinisikan bahwa kualitas hidup adalah saat seseorang bisa
kehidupan yang terus semakin baik. JT bisa dikatakan berkualitas, karena dengan
keadaannya yang seperti itu, dia masih berusaha untuk tetap kuliah. Artinya JT
3. Aspek Sosial
a. Hubungan interpersonal
pendapatan dan standart hidup serta hubungan sosial. Bagi JT keluarga adalah hal
terpenting dan dalam keluarga pula JT merasakan cinta dan kasih sayang. JT sangat
didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita kanker, hal
ini menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakitnya pada pasien yang sedang
menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih
dengan keluarga tidak baik. Berdasarkan hasil intepretasi tes grafis, diketahui bahwa
hubungan JT dengan orang terdekat atau orang tua cenderung tidak seimbang. Peran
ayah dan ibu sebagai pelindung nampak sama namun JT cenderung kurang tertarik
atau kurang ambil bagian dalam membangun relasi dalam keluarga. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh perasaan kurang hangat atau kurang peduli pada keluarga.
JT paling dekat dengan ibunya dan JT merasa bahwa ibunya adalah orang yang
paling mengerti diri JT. Hubungan JT dengan ayahnya tidak terlalu dekat karena
ayahnya adalah orang yang sangat keras dan kasar, namun JT cukup dekat dengan
Hal tersebut dibenarkan oleh informan kedua, pada awalnya JT tidak nyaman berada
di rumah bersama keluarga karena orang tua JT tidak mengetahui kondisi JT yang
sebenarnya dan JT harus bersikap seolah-olah JT baik-baik saja. Hal ini didukung
dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa pada JT tampak keinginan untuk
aman dan kurang nyaman, sehingga bersikap tertutup dan tidak banyak bicara. JT
respon negatif dengan mengalami kebahagiaan, dan kehidupan yang menarik melalui
cinta dan kasih sayang. Saat ini menjadi lebih baik karena orang tua JT sudah
mengetahui keadaan JT yang sebenarnya sejak tujuh bulan yang lalu, keluarga JT
terhadapnya sekarang. JT lebih merasakan cinta dalam keluarga setelah keluarga tahu
yang lain.
positif ditentukan bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan teman dan
keluarga. JT mampu melakukan kontak sosial dengan orang lain, JT memiliki banyak
teman dan sering mengadakan kegiatan bersama antara lain, menemani futsal teman
laki-laki, mengadakan kegiatan rohani bersama, liburan bersama dan lain-lain. JT juga
153
hubungan interpersonal yang sangat baik dan memiliki banyak sekali teman.
mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap
khususnya dalam hal keuangan karena JT merasa sebagai sama-sama anak kos harus
rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. JT senang jika dapat berbagi dengan
orang lain.
walaupun JT tidak memiliki hubungan yang sangat intim dengan keluarga intinya,
hidup JT tampak dari sikap JT yang tetap mengasihi ayahnya yang sering berlaku
kasar terhadap JT. JT juga memiliki kepedulian dan rasa empati terhadap orang lain.
b. Dukungan sosial
dari orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan
merupakan bagian dari kelompok dalam jaringan timbal balik. Gottlieb (Smet,
saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang
akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan
154
hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah
laku penerimanya.
dari orang lain. Alasan JT melakukan hal tersebut adalah JT tidak ingin dikasihani
oleh orang lain. Orang yang mengetahui bahwa JT sakit hanya paman JT, kekasih JT,
orang tua dan kakak dan beberapa saja dari sahabat-sahabat dekat JT. Orang tua J baru
mengetahui jika JT menderita kanker otak stadium dua kurang lebih tujuh bulan yang
orang tuanya, namun JT merasa bahwa orang tuanya tidak peduli dengannya karena
terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Hal ini didukung oleh hasil intepretasi tes grafis
yang menyatakan bahwa adanya peran orang tua yang tidak seimbang, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan kurang hangat atau kurang peduli kepada keluarga.
Sikap ayah JT yang kasar semakin menjadi saat tahu bahwa JT menderita
kanker. Ayah JT menjadi semakin kasar dan memukul JT di tengah keadaan JT yang
kekhawatirannya. Ibu dan kakak JT merasa sangat terpukul dengan vonis penyakit JT
dan setalah tahu, mereka menjadi semakin perhatian pada JT. Meskipun hanya
beberapa orang yang tahu tentang keadaan JT yang sebenarnya, namun JT tetap
mendapat dukungan mereka yang tahu. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa
Sikap ayah JT yang keras dan kasar adalah wujud ekspresi kekhawatirannya kepada
JT. Hal ini cukup untuk JT mengerti bahwa ayahnya tetap memperhatikannya. Ibu dan
155
kakak JT selalu memberikan perhatian dan dukungan lewat dorongan semangat, doa
maupun membawakan makanan di kos JT. Hal ini dibenarkan oleh informan ketiga.
Dukungan dari pacar JT juga sangat besar, bahkan menurut JT, pacarnya
menjadi motivasi terbesarnya untuk sembuh. Hal yang sama juga diungkapkan oleh
informan pertama, bahwa JT mendapat dukungan dari orang tuan, teman-teman dan
pacar JT. Informan kedua mengungkapkan dukungannya dengan cara berusaha untuk
selalu ada untuk JT. Informan pertama menuturkan bahwa walaupun orang tua JT
bersikap biasa saja, tetapi mereka tetap memberi dukungan kepada JT. Informan
dukungan kepada JT melalui pesan singkat yang dikirimnya setiap hari. Informan
menuturkan saat bertemu JT, dirinya justru tidak membahas tentang keadaan
bergembira bersama.
namun JT lebih merasa diperhatikan oleh orang-orang yang justru sama sekali tidak
orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan
156
merupakan bagian dari kelompok yang biasa diajak bicara dan merupakan kewajiban
yang saling ditunjukkan oleh orang tua, pasangan atau kekasih, pasangan lainnya,
teman dan kontak sosial atau kelompok. Pasangan atau kekasih menjadi bagian dari
lebih karena keterbatasan fisik yang ada pada dirinya. Perubahan yang terjadi adalah
JT tidak lagi bisa menemani kekasihnya, mas.Benny, kemanapun dia pergi karena JT
cepat lelah dan sering tidak sehat namun dalam hal ini mas.Benny sangat mengerti
bahwa keadaan JT tidak bisa seperti dahulu lagi. JT juga pernah sempat merasa
pesimis dengan hubungannya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa JT
merasa pesimis dengan hubungannya karena JT merasa tidak punya masa depan.
Paul and White (Santrock, 2005:371) hubungan berpacaran adalah bagian dari
proses sosialisasi yang berfungsi sebagai kesempatan untuk menjalin hubungan yang
bermakna dengan seorang lawan jenis melalui interaksi dan aktivitas bersama untuk
menjadi sarana pemilahan pasangan nantinya. Penyakit JT membuat rasa cinta mereka
semakin dalam dan kuat, sehingga mereka merencanakan untuk segera menikah.
terhadap hubungan berpacaran mereka. Penyakit tersebut di pakai sebagai sarana ujian
kesetiaan dan ketulusan untuk mereka. Ada perubahan dalam hubungan mereka
perhatiannya terhadap JT dengan cara menjaga JT. Hubungan dengan lawan jenis
kebahagiaan.
157
d. Aktivitas sosial
sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik dan pekerjaan. JT
tidak mengalami gangguan dalam beraktivitas. JT masih terlihat sehat dan segar. JT
masih mampu melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri dan tanpa bantuan orang
mengungkapkan kualitas hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan individu yang
mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari. JT
Shin dan Johnson (Bowling, 2005:7) menyatakan bahwa kualitas hidup terdiri
dari kepemilikan sumber daya yang diperlukan untuk kepuasan kebutuhan individu,
pribadi dan aktualisasi diri. JT mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. JT juga
memadahi, Tahun 2012 JT akan menghadiri acara seminar bersama dosen dan rektor
universitasnya di Pulau Lombok, hal ini dibenarkan oleh informan pertama. Informan
ahli menuturkan bahwa JT tergolong memiliki kualitas hidup yang positif karena
dirinya. Menurut hasil intepretasi tes grafis diketahui bahwa JT memiliki motivasi
158
berprestasi cukup besar dan ada ambisi untuk meraih suatu hal.
positif ditentukan bahwa mereka memiliki partisipasi dalam kegiatan sosial. JT sangat
senang dengan segala bentuk acara bakti sosial. JT ingin orang lain melihatnya sebagai
dirinya yang sehat. JT sangat senang bertemu dengan orang-orang yang kurang
dengan aksi sosial yang diadakan bersama antara JT dan informan. JT menunjukkan
sedang sakit. Kualitas hidup JT dapat dilhat dari rasa peduli dan empati JT terhadap
orang lain. Kepedulian dan rasa empati JT yang tinggi membawa JT terlibat dalam
4. Lingkungan
a. Kebebasan
dirinya sendiri. JT merasa bebas dalam melakukan apa yang diinginkannya dan JT
nyaman menjadi dirinya sendiri. Green and Kreuter (2000:49) menyatakan kualitas
hidup selain mengukur hasil kesehatan juga termasuk kemampuan untuk melakukan
tugas hidup sehari-hari, beradaptasi dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat,
159
tingkat energi, dan indikator kesejahteraan lain yang tidak terkait dengan kondisi
jawabnya dalam aktivitasnya sehari-hari dan JT memiliki mobilitas yang tinggi dalam
kebebasan yang dimilikinya untuk menentukan hidupnya. Berdasarkan hasil tes grafis,
kebebasan dalam melakukan segala sesuatu yang diinginkan. JT di percaya oleh orang
hidupnya. Kebebasan membawa JT pada kondisi yang nyaman untuk dirinya, JT bebas
menjadi diri sendiri dan lebih bisa menikmati hidupnya dengan normal. Kebebasan
pula yang membawa JT kepada sikap penerimaan diri yang baik. Kenyamanan dan
positif ditentukan bahwa mereka memiliki tinggal dalam lingkungan yang aman
dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri. JT menyebut rumah
adalah tempat terindah di dunia, sedangkan tempatnya menuntut ilmu adalah sumber
kebahagiaan untuk dirinya karena disana subyek bisa berbagi kegembiraan dengan
160
teman-temannya dan kos adalah rumah kedua bagi JT semenjak satu tahun yang lalu.
Hal ini dibenarkan oleh informan kedua dan ketiga bahwa JT nyaman tinggal
dirumahnya.
dapat mengenali diri sendiri, JT mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat
ini. JT sadar dengan keadaan fisiknya dan mengerti apa yang harus dia lakukan saat
sedang merasa kesakitan. Lingkungan tempat kos JT aman dan termasuk dalam
kriteria kos yang lebih dari cukup. Semua fasilitas tersedia cukup untuk mendukung
kegiatan sehari-hari JT. Sebagai anak kos pasti JT terbentuk untuk menjadi pribadi
yang mandiri.
positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki kesehatan fisik dan mental yang
sempat menuai banyak protes dari keluarga dan orang-orang disekitar JT. JT memilih
untuk mensugesti pikirannya sendiri untuk tetap sehat walaupun tanpa obat.
Dukungan sosial sangat penting bagi semua penderita kanker. Dukungan dari
merasa berharga bagi orang lain. Rasa cinta, aman dan kenyamanan yang diperoleh JT
dari orang-orang disekitar JT memberikan peran yang besar untuk JT tetap bisa
menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Penerimaan diri yang baik dari JT membuat
161
kualitas hidup seseorang. Ada perjalanan spiritual yang dialami JT selama hidupnya,
dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya. JT tidak lagi menyalahkan pihak lain
suatu anugerah dari Tuhan dan JT bangga sebagai penderita kanker. Faktanya, JT
memiliki kuatitas hidup yang positif dan sangat dipengaruhi aspek psikologis yang ada
pada dirinya.
fungsional sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik,
sedang dideritanya. Pengetahuan JT diperoleh melalui informasi dari dokter dan hasil
konsumsi dan apa yang harus dihindari untuk mencegah sel kanker yang ada
SUBYEK JT
individu yang terjadi terus menerus dalam episode peristiwa kehidupan. Setiap
bisa dibentuk melalui proses yang dilewati oleh seorang individu dalam kehidupan.
Setiap manusia selalu megusahakan untuk memiliki hidup yang berkualitas. Kualitas
sering diidentikkan dengan sesuatu yang bernilai tinggi. Seseorang yang memiliki
kualitas hidup diartikan bahwa orang tersebut hidup dengan kondisi fisik yang sehat
tanpa penyakit, sukses, merasakan kebahagiaan, punya banyak relasi bahkan memiliki
banyak uang. Hal ini membuat seseorang berusaha untuk melakukan yang terbaik
untuk dirinya.
orang dengan penyakit kronis, fungsional, psikologis dan penyakit yang tidak bisa
(1997:1) mendefinisikan secara umum kualitas hidup sebagai persepsi individu dari
posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka
hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan, standart dan kekhawatiran hidup. Setiap
orang memiliki persepsi terhadap hidupnya, apakah hidupnya berkualitas atau tidak.
kekurangan atau kelemahan, namun bagaimana dengan kualitas hidup yang dimiliki
oleh seorang penderita suatu penyakit kronis. Seseorang dengan kondisi sakit akan
membuat suatu kondisi yang tidak menyenangkan bagi penderita. Kondisi buruk
dalam hidup dapat membawa seseorang dalam keterpurukan. Hal ini terjadi karena
164
individu tidak mampu bertahan dalam penderitaan yang dialaminya, sehingga akan
mengalami masa-masa sulit dalam menyesuaikan diri dengan kondisi yang berbeda
pada dirinya. JT mengalami perubahan secara fisik yang sangat drastis, ketakutan,
dari teman-teman dekatnya dan JT berhasil melewati itu semua tanpa dukungan
karena sikap orang tua JT yang dahulu cenderung acuh pada JT. Ada perubahan sikap
orang tua JT ketika tahu penyakit JT tujuh bulan yang lalu. JT mendapat dukungan
dari keluarganya. JT memiliki banyak teman yang sangat menjaga dan perhatian
JT puas dengan apa yang dimilikinya, orang tua, keluarga, saudara, teman, kekasih
dan semua yang JT miliki. JT selalu mengucap syukur kepada Tuhan untuk semua hal
yang di berikan oleh Tuhan kepadanya, juga karena Tuhan menganugerahkan suatu
penyakit ada pada tubuhnya. JT percaya diri dan bangga dengan penyakit yang
dideritanya.
hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang positif,
memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik,
165
memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki
hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial
dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang baik,
JT memiliki penerimaan diri dan citra diri yang baik atas kondisi yang
ego dirinya yang biasanya bahwa seseorang sakit akan cenderung mengharapkan
perhatian dari orang lain, JT justru tidak ingin orang lain mengetahui kondisi yang
sebenarnya tentang dia karena JT tidak ingin merepotkan orang lain. JT mampu
bangkit dari keterpurukan dan merasa berharga bagi orang lain. JT bahagia bersama
yang positif.
JT memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik dan memiliki kemampuan
fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. JT terlihat seperti orang sehat
lainnya. JT tidak pernah mengeluh sakit dan JT masih mampu melakukan aktivitas
seperti biasanya, JT masih mampu kuliah hingga saat ini. Keputusan JT untuk
menghentikan pengobatan sempat menuai banyak protes dari keluarga dan orang-
orang disekitar JT. JT memilih untuk mensugesti pikirannya sendiri untuk tetap sehat
memiliki banyak teman, hubungan sosial JT sangat baik, begitu pula dengan lawan
166
juga memiliki rasa empati kepada orang lain sehingga JT senang terlibat dalam
aktivitas sosial baik formal maupun informal. Dukungan sosial sangat penting bagi
banyak arti bagi JT dan membuat JT merasa berharga bagi orang lain. Rasa cinta,
peran yang besar untuk JT tetap bisa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. JT
JT berada dalam kondisi keluarga dengan ekonomi yang baik dan mampu
fasilitas yang baik. JT memiliki kualitas hidup yang positif, hal utama yang
utama yang dominan dalam kualitas hidup JT adalah aspek spiritualitas dan dukungan
sosial.
bersyukur terhadap semua hal yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupnya. Bukti
Tuhan. JT merasa beruntung mengalami penyakit kanker karena tidak semua orang
dianugerahi Tuhan hal ini. Rasa syukur tersebut berbanding lurus dengan penerimaan
diri dan citra diri JT yang baik. Dukungan sosial yang diberikan orang-orang
disekitarnya menjadi amat berharga untuk JT, hal ini membuat JT merasa berharga
dan berarti untuk orang lain. Kualitas hidup yang positif tampak pada pribadi JT yang
1. Aspek Fisik
a. Gejala fisik
stadium satu pada akhir tahun 2010. Tidak banyak gejala yang dirasakan oleh RM
namun saat diperiksakan, diketahui bahwa terdapat sel kanker yang ada di tubuh RM.
kesehatan fisik yang baik dan mental yang positif karena telah dapat menerima dan
positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik serta
menyatakan bahwa keadaannya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya bahkan mampu
untuk bekerja. RM sudah merasa sehat sekarang karena menurut hasil pemeriksaan
tubuh RM memiliki zat anti bodi yang sangat baik. Hal ini didukung dengan
pernyataan dari informan ahli bahwa sistem imunitas tubuh RM sangat baik. Larasati
(2009:1) menyatakan RM yang kualitas hidupnya positif terlihat dari gambaran fisik
168
penuh atas kondisi tubuhnya. RM tahu bahwa kesedihan tidak akan membawanya
ada apapun risiko yang akan dihadapinya. Serangkaian proses pengobatan yang
istirahat di rumah, saat ini RM sudah bisa bekerja kembali. Anti bodi yang dimiliki
bukanlah hal yang mustahil. Kondisi fisik dan mental yang baik melalui penerimaan
positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki kesehatan fisik dan mental yang
baik. RM bisa menjalani program pengobatan dengan baik dan penuh semangat, RM
pemeriksaan juga memberikan hasil yang positif, diketahui bahwa tubuh RM memiliki
anti bodi yang dapat melawan keganasan sel kanker dalam tubuhnya sehingga
menambah keyakinan kepada RM bahwa ada harapan untuk RM untuk bisa sembuh
total dari penyakit tersebut. Hal ini dibenarkan oleh informan ahli.
obat-obatan dalam jangka waktu maksimal lima tahun ke depan. Kemoterapi sempat
169
membawa efek samping bagi RM, yaitu membuat rambut RM rontok, lemas, muntah,
kelelahan, kesemutan, dan mati rasa di beberapa bagian tubuh. RM sempat mengalami
masa krisis dan lemah dalam proses pengobatan, pada kemoterapi yang ke lima, RM
merasa putus asa dengan penyakitnya, tetapi RM segera dapat melewati proses
tersebut dengan dukungan keluarganya. RM sudah merasa sehat dan bisa bekerja
terlihat dari gambaran fisik RM yang selalu menjaga kesehatannya. RM juga selalu
menjaga kesehatan tubuhnya dengan mengonsumsi makanan sehat yaitu sayur dan
buah-buahan.
c. Citra tubuh
Arkoff (1976:37) citra tubuh adalah persepsi atau pandangan terhadap tubuh
tubuh diri sendiri termasuk apa yang dilihat atau pikirkan ketika kita melihat diri kita
dari luar sebagai sebuah refleksi atau merasakan tubuh kita dari dalam. Evaluasi
tersebut secara menyeluruh seseorang terhadap kondisi fisik yang dimilikinya. Preedy
and Watson (2010:1754) kualitas hidup didefinisikan kepuasan dalam berbagai aspek
kehidupan, salah satunya adalah aspek fisik. RM sempat rendah diri dan merasa
berbeda dengan orang lain karena keadaan fisiknya yang botak akibat efek dari
menutupi kekurangannya dengan menggunakan penutup rambut atau topi. Hal ini juga
diungkapkan melalui hasil tes grafis yang mengungkapkan bahwa kondisi emosional
RM yang cenderung labil memunculkan rasa rendah diri dan kurang percaya diri. Saat
ini, seiring berjalannya waktu RM sudah bisa menerima keadaannya dan terbiasa
170
bahwa RM sudah lebih percaya diri dengan rambutnya yang mulai tumbuh kembali.
Kepercayaan diri merupakan wujud dari citra tubuh yang positif. RM lebih
percaya diri bekerja tanpa menggunakan rambut palsu, rambut RM berjenis ikal dan
berwarna hitam. RM sudah lebih percaya diri lagi untuk keluar rumah, meskipun tidak
kembali seperti yang dulu, kualitas hidup RM tampak dari perasaan positif RM yang
d. Penerimaan Diri
dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri,
sikap positif terhadap diri sendiri dan dapat menerima keadaan dirinya secara tenang,
menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan yang dialaminya secara drastis, hal ini
juga terungkap dari hasil intepretasi tes grafis terhadap RM. Saat ini, RM
mengembalikan semuanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan berserah untuk setiap
menyesuaikan diri dan mental dengan keadaannya yang tidak lagi sehat, tetapi RM
yang telah di tentukan oleh dokter. RM menyadari bahwa dirinya adalah seorang
penderita kanker yang memiliki keterbatasan dalam segi fisik. Hal ini dibenarkan oleh
mengetahui bahwa sebagai penderita kanker fisiknya akan cepat lelah dan tidak bisa
penderita kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya dan salah satu hal yang paling
mendapatkan vonis kanker, RM merasa takut dan khawatir karena merasa kematian
akan segera datang. RM belum merasa tidak siap saat menerima vonis dirinya
menderita kanker, di sisi lain anaknya masih kecil dan membutuhkan perhatiannya.
Kualitas hidup RM tampak dari penerimaan diri RM yang didasari oleh penyerahan
dirinya kepada Tuhan. RM percaya bahwa yang menentukan hidup atau mati adalah
Tuhan dan hidup adalah milik Tuhan. RM berserah terhadap semua ujian yang Tuhan
2. Aspek psikologis
a. Perasaan Positif
kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang
menderita kanker, RM lebih banyak berserah kepada kehendak dan rencana Tuhan,
pandangan positif bahwa RM berusaha mencukupkan diri dengan apa yang telah
dengan positif. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh informan ahli, yaitu
RM mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan sikap
empati dan merasakan penderitaan orang lain. RM selalu ingin menjadi seseorang
yang bermanfaat bagi orang lain. Keterbatasan kondisi fisik dan ekonomi, RM tetap
tergerak hati untuk berbagi dengan orang lain. RM merasa bersyukur bahwa dalam
keadaan ekonomi yang terbatas, RM masih tetap bisa berbagi dengan keluarga yang
tinggal dekat dengan RM. Sikap empati RM yang lain juga ditunjukkan saat bertemu
dengan beberapa pasien kanker yang sedang menjalani proses kemoterapi, salah
kemoterapi dan masa sulit setelah kemoterapi dan saran untuk pasien kanker yang lain
dalam aspek psikologis RM berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah. RM
namun RM berusaha untuk tetap berbuat baik kepada keluarganya. Kualitas hidup RM
b. Perasaan Negatif
alasan untuk depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami
kebahagiaan, dan kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan
merasa waktunya untuk hidup tinggal sebentar lagi sedangkan anak-anak RM masih
membutuhkan perhatian dari RM. RM juga merasa kuatir dengan keadaan ekonomi
tetap.
kadang masih merasa sedih dengan keadaannya dan bertanya dalam hati mengapa RM
yang mengalami penderitaan itu bukan orang lain. RM pernah merasa putus asa di
tengah proses pengobatan yang sedang dijalaninya. Pada proses kemoterapi yang
kelima, RM sempat menyerah dengan kondisinya yang tak kunjung sembuh, namun
berkat dukungan dan perhatian dari suami dan anak-anaknya. Hal ini didukung dengan
RM sangat perhatian kepada RM, mereka dengan setia merawat dan menjaga RM saat
sedang merasa lemah. Kualitas hidup RM diketahui dari RM yang berhasil menyikapi
perasaan negatif dengan sikap positif yang berasal dari rasa cinta dan kasih sayang
c. Harga Diri
Santrock (2007:183) harga diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang
tepat atau benar mengenai martabatnya sebagai seorang pribadi termasuk keberhasilan
sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang dicapainya.
keberartian diri.
mengartikan harga diri adalah sebuah sikap seseorang merasa berharga dan dibutuhkan
oleh orang lain. Penghargaan diri yang baik terhadap diri sendiri akan membuat RM
selalu mengusahakan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Kualitas hidup RM tampak
dalam usaha RM melakukan segala pengobatan yang dianjurkan dokter agar bisa
sembuh.
merasa bahwa dirinya sangat disayangi oleh Tuhan dan RM merasa bahwa
kehadirannya memberi banyak arti untuk orang lain. Informan kedua menyatakan
dan rasa cinta keluarganya. Perhatian dari keluarga membuatnya merasa berarti dan
kesembuhan.
175
d. Kebahagiaan
bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri. Hal ini
juga diungkapkan dengan simbol cinta, menemukan seseorang untuk dicintai akan
mengubah posisi sosial seseorang melalui kelekatan pada orang lain. Ferris (2010:31)
kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui cinta serta kasih sayang. RM
sering menghabiskan waktu bersama untuk menonton televisi atau hanya sekedar
untuk berbincang.
Hasil tes grafis menyebutkan bahwa hubungan RM dengan orang terdekat dan
mencintai dan peduli akan kesembuhan RM. RM sangat bersyukur dengan keadaan
kebahagiaan tersendiri untuk RM. Hal ini didukung dengan pernyataan informan
kasih sayang dari keluarga yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
e. Spiritualitas
176
makna dan nilai, yaitu untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain. RM lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
setelah dinyatakan menderita kanker. Hal yang sama juga disampaikan informan
yang sakit memang Tuhan menghendaki terjadi dalam hidup RM. RM meyakini ada
rencana yang ingin Tuhan dalam hidup RM dan dengan iman kepercayaan RM kepada
Tuhan akan menjadikan RM sebagai pribadi yang dewasa dan akan mengembalikan
berhenti dari hari ke hari. Saat RM tidak bekerja karena efek pengobatan yang
keluarganya dengan cara yang tidak bisa di mengerti RM. Saat ini RM lebih dalam
lagi menghayati kehidupan religinya. RM sering merasa terharu bahkan menangis saat
kepada Tuhan karena menurutnya mati dan hidup ada di tangan Tuhan. Kualitas hidup
dengan lebih bijaksana, RM meyakini bahwa ada suatu tujuan yang sedang Tuhan
kerjakan dalam hidupnya dan itu pasti yang terbaik bagi RM dan keluarganya.
177
f. Kesejahteraan
terorganisasi dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu
ataupun kelompok agar dapat mencapai standart hidup dan kesehatan yang lebih
kehidupan sosial yang lebih baik. Peningkatan kualitas hidup itu sendiri dapat
dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, standart hidup maupun relasi
sosial.
kualitas hidup yang positif dan membangun. Dalam kaitannya dengan kesehatan,
konsep ini sejalan dengan definisi kesehatan yang dinyatakan oleh WHO (1997:1)
kesehatan adalah keadaan lengkap fisik, mental dan kesejahteraan sosial, bukan hanya
tidak ada penyakit atau kelemahan. Andesson et all (Preedy and Watson,2010:1868)
mengungkapkan kualitas hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan
psikososial individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas
dengan peran sehari-hari. RM selalu berusaha mencapai kehidupan yang lebih baik
setiap harinya. RM masih bisa melakukan kegiatannya sendiri dan masih aktif bekerja
sebagai asisten dokter hingga sekarang. RM juga menikmati perannya sebagai ibu
Kesejahteraan tidak hanya berasal dari hal fisik namun juga hal kesejahteraan
hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki memiliki cukup uang dan mandiri.
kemoterapi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari masih di rasa berat oleh RM karena
suami RM tidak memiliki penghasilan tetap. Hal ini juga diungkapkan melalui hasil
sekolah dan pengobatan RM. Informan kedua juga menyampaikan bahwa hal penyakit
harus bekerja sangat keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga ditengah kondisinya
yang lemah. RM juga harus menahan rasa sedihnya karena sering tidak bisa
saudara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kecemasan dan ketakutan jika tidak
bisa membayar uang sekolah dan tidak bisa menuruti keinginan anak-anaknya sering
hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks
budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,
kemampuan seseorang untuk tetap memberi motivasi bagi orang lain agar bersemangat
tidak puas dengan satu pekerjaan saja. Beberapa kali RM sempat tidak puas dengan
pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan tetap. Berdasarkan hasil tes grafis diketahui,
RM cenderung rendah diri dan merasa tidak mampu dengan kemampuan yang
Kondisi ekonomi keluarga sangat mempengaruhi kualitas hidup RM. Hal ini
disebabkan oleh pekerjaan suami RM yang tidak memberikan penghasilan yang tetap.
Sumber ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya pengobatan dan biaya
gaji yang di terimanya akan cukup untuk kebutuhan keluarganya. Kapasitas intelektual
RM cukup memadahi, memiliki motivasi duntuk berprestasi cukup baik dan kreatif.
kebutuhan dan adanya keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Informan ahli
Kemandirian berarti tidak bergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitasnya
ketiga, RM termasuk kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup positif karena
RM masih mampu bekerja dan tidak membutuhkan bantuan orang lain untuk
beraktivitas, seluruh kebutuhan RM juga terpenuhi dan ada kesembangan dalam segala
Larasati (2009:1) menyatakan kualitas hidup positif terlihat dari perasaan kasih kepada
orang lain dan mampu mengambangkan sikap empati dan merasakan penderitaan
orang lain. RM merasa perlu berbagi dan memberikan motivasi kepada orang lain
khususnya sesama penderita kanker agar mereka tetap kuat menghadapi penyakitnya.
3. Aspek Sosial
a. Hubungan interpersonal
untuk pemenuhan hidup, termasuk didalamnya adalah hubungan sosial. Intepretasi tes
grafis menunjukkan bahwa RM mampu melakukan kontak sosial dengan orang lain.
teman. Hasil observasi menunjukkan bahwa RM adalah orang yang ramah dan suka
tersenyum, setiap melayani pasien selalu memberikan perhatian dan dukungan pada
berprofesi sama.
positif ditentukan bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan teman dan
181
keluarga. Barakat et. al. (2010:1) mendeskripsikan bahwa fungsi keluarga, termasuk
didalamnya adalah kualitas hubungan orang tua dan anak yang menderita kanker, hal
ini menjadi pusat kekuatan untuk melawan penyakitnya pada pasien yang sedang
menjalani pengobatan untuk kanker, dijelaskan bahwa peran dan hubungan ini lebih
keluarga sangat dekat dengan suami dan anak-anaknya. RM merasa bahwa suami
adalah orang yang paling mengertinya, di segala situasi dan keterbatasan kondisinya
yang menarik melalui cinta dan kasih sayang. RM mendapatkan cinta dari keluarga
mendapatkan perhatian dan diperlakukan dengan baik oleh orang-orang sekitar tempat
positif terlihat dari RM mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu
mengambangkan sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain. RM selalu ingin
menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain. Di tengah keterbatasan kondisi
fisik dan ekonomi RM tergerak hati untuk berbagi dengan orang lain. RM merasa
182
bersyukur bahwa dalam keadaan ekonomi yang terbatas, RM masih tetap bisa berbagi
keluarga menjadi hal yang sangat penting bagi RM dalam mencapai kesembuhan. Hal
ini diperkuat dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa RM nampak berlindung,
muncul ketergantungan dan ingin dekat dengan keluarga. Rasa cinta, rasa aman dan
nyaman yang diperolehnya dari keluarga menjadi sumber kekuatan bagi RM untuk
hidup RM.
b. Dukungan sosial
dari orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan
merupakan bagian dari kelompok dalam jaringan timbal balik. Gottlieb (Smet,
saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang
akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan
hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah
laku penerimanya.Keluarga, teman kerja RM, teman gereja dan tetangga mengetahui
bahwa RM adalah penderita kanker payudara. Pada umumnya semua orang bersikap
positif terhadap RM. RM mendapat dukungan dari semua pihak yang mengetahui
keadaannya.
penyakitnya. Hal ini diperkuat dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa RM nampak
183
memberi dukungan dengan cara membantu pekerjaan rumah yaitu mencuci pakaian.
Anak bungsu RM sangat perhatian dan memberi semangat dengan memijat RM saat
sedang lelah, dan merawat RM melewati masa setelah kemoterapi. Anak terkecil RM
sangat berbahagia karena suami dan anak-anaknya sangat mendukung RM dan tidak
pernah lupa mendoakan RM. Hal ini juga disampaikan oleh informan kedua, bahwa
dukungan dari teman kerja, dokter, tetangga sekitar rumah bahkan guru-guru anaknya.
jika bertemu pasti menanyakan kabar RM. Guru-guru anak RM yang mayoritas
ini sangat penting bagi psikologis RM. Dukungan sosial yang diterima RM, membuat
berusaha untuk tetap sehat. Dukungan semacam ini akan meningkatkan kualitas hidup
RM.
c. Hubungan seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual,
baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Ada pengaruh penyakit kanker
mempengaruhi aktivitas sosialnya. Menurut RM hal ini karena organ yang sakit tidak
terletak di organ utama seksual. Sebaliknya diungkapkan oleh informan kedua yang
aktivitas seksualnya. Hal ini lebih disebabkan oleh rasa tidak tega suami RM melihat
kenyataan RM yang sakit. Hubungan seksual menjadi suatu hal yang tidak terlalu
penting jika dibandingkan kesembuhan RM, jadi aspek hubungan seksual tidak terlalu
d. Aktivitas sosial
sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik dan pekerjaan.
baik sebagai keadaan fisik dan individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari
dan merasa puas dengan peran sehari-hari. RM tidak mengalami gangguan dalam
beraktivitas. RM masih tetap bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri dan
Shin dan Johnson (Bowling, 2005:7) menyatakan bahwa kualitas hidup terdiri
dari kepemilikan sumber daya yang diperlukan untuk kepuasan kebutuhan individu,
pribadi dan aktualisasi diri. Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang
memiliki kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki partisipasi dalam
kegiatan sosial. RM mampu melakukan kontak sosial dengan orang lain. RM senang
informasi baru dan pengalaman, namun RM tidak bisa aktif lagi dalam kegiatan
185
masyarakat atau gereja seperti sebelum sakit karena keadaan fisik RM yang tidak
memungkinkan untuk terlalu lelah. RM akan merasa sakit jika terlalu lama duduk. Hal
ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa RM hanya mengikuti kegiatan diluar
masyarakat. RM tidak bisa sesering dahulu untuk terlibat dan menghadiri acara-acara
di luar rumah jika suaminya sedang tidak berada di rumah. RM hanya sesekali
mengikuti aktivitas sosial. Pada dasarnya RM sangat senang jika berada dalam suatu
tenaga RM sudah terkuras untuk pekerjaan, sehingga RM jarang keluar rumah karena
memiliki kualitas hidup yang positif karena RM tidak membutuhkan bantuan atau
4. Lingkungan
a. Kebebasan
menjadi dirinya sendiri. Green and Kreuter (2000:49) menyatakan kualitas hidup
selain mengukur hasil kesehatan juga termasuk kemampuan untuk melakukan tugas
hidup sehari-hari, beradaptasi dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat,
tingkat energi, dan indikator kesejahteraan lain yang tidak terkait dengan kondisi
masih aktif bekerja di rumah sakit sebagai asisten dokter dan masih terlihat segar
186
bahkan seperti orang tidak sakit. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua bahwa
pekerjaan untuk perusahaan merupakan elemen dari kepuasan dan kualitas hidup
seseorang di tempat kerja. RM telah bekerja selama kurang lebih 20 tahun di Rumah
Sakit Panti Wilasa Citarum. RM nyaman dan senang bekerja disana. RM memiliki
komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Tidak terpikir oleh RM untuk pindah
tempat kerja ke tempat yang lain karena RM sudah puas dengan pekerjaan dan fasilitas
yang harus diambil dari setiap hal yang dialami dalam hidup telah diungkapkan RM
bahwa dirinya memiliki prinsip dan kebebasan untuk memilih metode pengobatan apa
yang akan dijalaninya walaupun hal ini akan menentang seluruh keluarga besarnya.
RM adalah seseorang yang kurang mantap dan sering ragu-ragu dalam mengambil
pengobatan medis, namun pada akhirnya RM memilih cara medis untuk berobat sesuai
sepenuhnya dari keluarga inti dan teman-teman sekerjanya. Kebebasan yang diperoleh
187
yang positif.
menengah. Rumah RM terletak di daerah dekat sungai Citarum dan merupakan daerah
rumah warisan dari mertua RM yang telah meninggal tujuh bulan yang lalu karena
positif ditentukan bahwa mereka memiliki tinggal dalam lingkungan yang aman
dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri. RM mengaku nyaman
disana RM bisa berbagi kegembiraan dengan suami dan anak-anaknya. Hal ini di
dukung oleh pernyataan informan kedua bahwa keluarga adalah sumber kebahagiaan
juga memiliki pekerjaan yang cukup untuk dirinya dan keluarganya. Kondisi tempat
tinggal yang baik dan nyaman mendukung kualitas hidup yang positif pada RM.
hidup seseorang. Ada perjalanan spiritual yang dilalui RM, yang membuat RM
Tuhan. Hal ini membuat RM dapat bersyukur untuk setiap hal terbaik yang Tuhan
berikan kepada RM. Dukungan sosial terutama yang berasal dari suami dan anak-
fungsional sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik,
RM terhadap penyakitnya membuat RM mengerti apa yang harus dilakukan dan apa
mencukupi kebutuhan rumah tangga, sekolah anak-anak dan biaya pengobatan. Suami
keuangan keluarga. Faktor lain yang juga mempengaruhi kualitas hidup RM adalah
faktor ekonomi. Ekonomi menjadi sangat penting karena hal ini mencakup beberapa
aspek kehidupan, sebagai contoh, RM sedang tidak punya uang dan disaat yang sama
kebutuhan dan memenuhi keinginan anaknya, namun karena keuangan yang terbatas,
RM tidak bisa membelikan motor bagi anaknya. Perasaan sedih yang dirasakan RM
SUBYEK RM
Faktor Ekonomi
Kualitas Hidup Positif
Penderitaan karena penyakit kanker sangat melekat dalam diri RM. Perubahan
tidak mendapat dukungan dari keluarga besarnya karena RM tidak menuruti saran
keluarganya untuk berobat alternatif. RM diliputi rasa cemas dan takut akan
191
kehidupannya bersama keluarga intinya, namun dari peristiwa ini justru terlihat bahwa
(2010:16) Kualitas hidup adalah produk interaksi antara kepribadian individu yang
peristiwa sulit dalam keluarganya terutama dalam hal ekonomi keluarga. RM terpaksa
harus menjadi tulang punggung keluarga karena suaminya tidak memiliki penghasilan
tetap.
kualitas hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam
konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan,
harapan, standart dan kekhawatiran hidup. Setiap orang memiliki persepsi terhadap
hidupnya, apakah hidupnya berkualitas atau tidak. Keadaan yang berkualitas sering di
selaraskan dengan kondisi tanpa kekurangan atau kelemahan. Penyakit yang diderita
RM memberi pilihan kepada RM, apakah akan terpuruk dalam kesedihan atau
lebih memilih untuk tetap bertahan dan berjuang demi keluarga yang dicintainya.
Telah kurang lebih satu tahun RM menyesuaikan diri dengan penyakit yang
dideritanya. Jangka waktu ini membuat RM memiliki penerimaan diri yang baik atas
perjalanan spiritual yang dilalui RM, yang membuat RM merasakan perubahan dalam
berserah mengenai penyakit dan masa depannya kepada Tuhan. Hal ini membuat RM
dapat bersyukur untuk setiap hal terbaik yang Tuhan berikan kepada RM.
RM dapat mengenali diri sendiri dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang
dialami saat ini. Penolakan dari keluarga besarnya tidak membuat RM terpuruk. RM
memiliki citra diri positif dan percaya diri dengan keadaannya. Bowling (2005:9)
menunjukkan bahwa dirinya mampu menghadapi hal yang terburuk sekalipun dalam
hidupnya. RM tetap mengasihi orang yang menolaknya dan berusaha untuk tetap
Tuhan. RM meyakini bahwa semua adalah proses dari Yang Maha Kuasa untuk
anjuran dokter. RM memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, hal ini dapat
banyak teman yang memberi dukungan dan rasa aman bagi RM. Kesukaan RM
bersosialisasi dengan orang lain terlihat dari partisipasinya dalam kegiatan sosial
disekitar tempat tinggalnya. RM tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas
193
yang baik. RM mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu
mengambangkan sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain. Hal ini
namun keadaan tersebut tidak menghentikan rasa empati RM untuk berbagi dengan
orang lain. RM memiliki kualitas hidup positif yang dipengaruhi oleh kehidupan
spiritualitas. Faktor ekonomi keluarga juga cukup mempengaruhi kualitas hidup RM.
bahwa dirinya mampu melewati semua permaasalahan hidup. Aspek ini pula yang
dan citra diri yang baik. Dukungan sosial dari orang-orang sekitar RM terutama dari
keluarga sangat penting bagi kejiwaan RM menjalani kehidupan. Dukungan dari orang
melawan penyakitnya. Ada aspek dalam hidup RM yang belum tercapai secara
karena faktor ekonomi keluarga yang kadang kurang memenuhi kebutuhan keluarga.
Hal ini menjadi kecemasan atau kekhawatiran tersendiri bagi RM, selanjutnya dapat
yang positif.
194
1. Aspek Fisik
a. Gejala fisik
stadium satu pada akhir tahun 2010. Tidak banyak gejala yang dirasakan oleh BG
namun saat diperiksakan, diketahui bahwa terdapat sel kanker pada darah BG. BG
sempat mencoba pengobatan tradisional namun tidak menunjukkan hasil. Informan ahli
membenarkan hal ini, bahwa BG terdiagnosis menderita leukemia dengan jumlah leukosit
lebih dari 700.000 sel. Menurut informan ahli, BG tergolong dalam leukemia leukemik,
yaitu adanya jumlah leukosit dalam jumlah sangat besar. Gejala yang ditunjukkan BG
sejalan dengan yang dipaparkan informan ahli, yaitu perut membesar karena ada
Penyebabnya kemungkinan adalah faktor pola makan dan lingkungan yang tidak sehat.
hidup yang baik melalui kesehatan fisik dan mental yang positif karena telah dapat
menerima dan beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya. Hal ini di dukung
dengan hasil yang ditunjukkan pada tes grafis. BG menyadari bahwa dirinya harus
positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik serta
195
melakukan kegiatan diluar sendiri walaupun setelah sakit fisiknya lebih cepat merasa
kegiatannya di luar dengan mandiri, namun setelah itu BG harus istirahat jika tidak
Hal seperti ini membuat BG merasa tidak perlu mengecilkan diri dengan
untuk rutin minum obat dan menjaga kesehatan dengan baik. Informan pertama
menuturkan keadaan BG saat ini sudah bisa dikatakan baik. Leukosit BG cenderung
menyedihkan, BG menerima dirinya apa adanya dan mengusahakan yang terbaik bagi
tubuh yang baik, mampu untuk beraktivitas dan bekerja, serta penyesuaian mental
yang baik.
positif ditentukan bahwa mereka memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik. BG
setiap hari. Pengobatan ini secara kasat mata tidak menimbulkan efek samping yang
negatif, obat tersebut membuat BG lebih merasa segar dan kulitnya lebih terlihat
bersih. BG tidak mengeluh jenuh atau putus asa dengan kewajibannya minum obat.
Hal yang menjadi kekhawatiran BG setelah menjalani pengobatan ini adalah efek
samping negatif yang ditimbulkan oleh obat tersebut. Efek pertama yang ditimbulkan
akibat konsumsi obat secara terus menerus dalam jangka waktu panjang adalah akan
memperberat fungsi ginjal dan yang kedua obat tersebut akan menimbulkan resistensi
atau kecanduan. Saat seseorang sudah resisten terhadap suatu obat, kebutuhan tubuh
dalam hasil intepretasi bahwa ada perasaan tidak aman dan kurang nyaman terhadap
suatu hal.
dari gambaran fisik yang selalu menjaga kesehatannya. Menurut informan pertama,
selain rutin minum obat, keadaannya BG yang mudah lelah membuatnya mengurangi
aktivitas, hal ini adalah salah satu usaha BG untuk tetap menjaga kesehatan. Kualitas
c. Citra tubuh
Arkoff (1976:37) citra tubuh adalah persepsi atau pandangan terhadap tubuh
tubuh diri sendiri termasuk apa yang dilihat atau pikirkan ketika kita melihat diri kita
dari luar sebagai sebuah refleksi atau merasakan tubuh kita dari dalam. Evaluasi
Kepercayaan diri adalah evaluasi positif dari body image yang baik.
197
BG percaya diri dengan dirinya, seperti yang diungkap dari hasil tes grafis
bahwa BG memiliki rasa percaya diri yang baik karena merasa mempunyai
kemampuan lebih dari orang lain. Penyakit yang di derita BG tidak membuat BG
kecewa atau menarik diri dari lingkungan sosialnya. BG tidak menerima penolakan
dari orang sekitar karena penyakit BG tidak termasuk penyakit menular. Preedy and
kehidupan, salah satunya adalah aspek fisik. BG puas dengan kondisi fisik dan
d. Penerimaan Diri
penderita kanker berkorelasi dengan kualitas hidupnya dan salah satu hal yang paling
adaptif dari penyesuaian mental adalah ‘semangat juang’. BG menyadari harus minum
obat untuk kesembuhannya. Butuh beberapa waktu bagi BG untuk menyesuaikan diri
dan mental dengan keadaannya yang tidak lagi sehat, tetapi BG berhasil melewati
dengan kenyataan bahwa dirinya menderita penyakit kanker. Perlu beberapa waktu
untuk BG bisa menerima kenyataan yang terjadi, namun saat ini menurut informan BG
sudah bisa menerima dan nyaman menjalani kesehariannya. BG tidak lagi takut
dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri,
198
sikap positif terhadap diri sendiri dan dapat menerima keadaan dirinya secara tenang,
dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Butuh waktu selama satu bulan BG
menyesuaikan diri dan mentalnya untuk menerima keadaan penyakitnya. Saat ini BG
telah dapat menerima penyakit yang dideritanya. BG menyadari bahwa dirinya adalah
seorang penderita kanker yang memiliki keterbatasan dalam segi fisik. BG mengetahui
bahwa sebagai penderita kanker fisiknya akan cepat lelah dan tidak bisa melakukan
aktivitas seperti sebelumnya. Hal serupa disebutkan dari hasil tes grafis yang
darah. Hal ini sama dengan yang diungkap dalam hasil tes grafis yang menyebutkan
butuh waktu untuk menata hati dan pikirannya untuk merancangkan apa yang harus
diperbuatnya. BG memutuskan untuk ikut asuransi jiwa agar nantinya jika terjadi hal
yang tidak sesuai keinginan, BG tidak ingin merepotkan orang lain, terutama
2. Aspek psikologis
a. Perasaan Positif
positif ditentukan bahwa mereka memiliki pandangan psikologis yang positif dan
emosional BG kondisi cukup stabil dan mampu menyesuaikan diri dengan kondisinya
saat ini. BG telah dapat menerima dan beradaptasi dengan penyakitnya. BG tahu
menghindari hal-hal yang membuatnya berpikir terlalu berat yang pada akhirnya akan
meyakini bahwa obat paling manjur terletak pada kekuatan dalam diri BG sendiri.
yang dilakukannya akan kembali kepadanya. Sama halnya dengan kebaikan, jika saat
ini kondisi BG sedang tidak baik namun BG tetap melakukan kebaikan untuk orang
lain, BG meyakini bahwa akan ada kebaikan yang diterimanya pula nanti. BG
keinginan bahwa hidupnya akan terus bisa memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan
senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini mengartikan
b. Perasaan Negatif
untuk depresi, bunuh diri dan respon negatif lainnya dengan mengalami kebahagiaan
dan kehidupan yang menarik melalui cinta, kasih sayang dan kesejahteraan emosional,
kualitas hidup akan meningkat saat intervensi mengurangi dasar untuk kesepian. Hal
senada juga diungkapkan oleh Wijaya (2009:1), bahwa kualitas hidup pasien dengan
pernah terpuruk dengan keadaan yang tengah dialaminya. Butuh waktu sekitar satu
200
bulan untuk membuat hati BG siap dan kembali menata hari depan, namun BG tidak
pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Hal ini senada dengan apa yang
dengan berdiam diri, BG tidak pernah mencoba untuk berbuat negative dengan
mencelakai dirinya sendiri. Hal ini juga Nampak dalam hasil tes grafis, bahwa BG
BG sering diliputi rasa takut jika suatu kali lupa minum obat karena kelelehan
dan lupa. Efek samping obat yang akan dikonsumsi dalam jangka waktu lama juga
membawa kecemasan pada diri BG. BG khawatir jika obat-obatan tersebut akan
diketahui pula dari hasil tes grafis, bahwa ada perasaan tidak aman dan tidak nyaman
waktu lalu BG merasa tidak punya harapan saat dirinya merasa sulit mendapatkan obat
dan sulitnya birokrasi untuk mengurus jamkesmas. BG merasa down saat sedang
ditimbulkan oleh orang-orang disekitar BG. Dukungan dari orang sekitar yang
negatifnya tersebut.
c. Harga Diri
Santrock (2007:183) harga diri yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang
tepat atau benar mengenai martabatnya sebagai seorang pribadi termasuk keberhasilan
201
sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang dicapainya.
keberartian diri. Individu yang mempunyai harga diri positif akan menerima dan
tersebut bersifat positif, jadi penghargaan kepada orang lain juga akan mendatangkan
dalam memimpin beberapa orang yang bekerja padanya. Di saat inilah BG merasa
masih dibutuhkan dan berharga bagi orang lain. BG memiliki peran yang penting
informan kedua bahwa kualitas hidup BG tampak dari BG yang sering menolong
teman-temannya, artinya BG berarti bagi orang lain dan begitulah cara BG untuk
d. Kebahagiaan
bersih dari kebahagiaan. Kebahagiaan didefinisikan sebagai milik diri sendiri. Hal ini
juga diungkapkan dengan simbol cinta, menemukan seseorang untuk dicintai akan
mengubah posisi sosial seseorang melalui kelekatan pada orang lain. Ferris (2010:31)
202
kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui cinta serta kasih sayang. Intepretasi
tes grafis menyatakan bahwa BG memiliki kondisi emosional yang stabil. BG memilih
hidupnya.
bahagia atau tinggal dalam kesedihan. BG memilih untuk tetap bahagia dengan
keadaannya yang apa adanya. BG menganggap bahwa bahagia adalah rasa syukur dan
mampu menerima keadaan dan senantiasa bersyukur. Kondisi sakit tetap membuat BG
e. Spiritualitas
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
ingin menjadi seseorang yang lebih baik lagi, BG berharap bahwa penyakitnya tidak
membuat BG undur dari Tuhan, namun semakin taat beribadah dan lebih bersyukur
berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup BG terlihat dari nilai
hidup
203
menyerahkan semuanya kepada Tuhan, dengan begitu akan membuat BG merasa lebih
tenang dan nyaman. BG telah menunaikan ibadah haji. Hal ini membuat BG merasa
semakin dekat dengan Tuhan. Keimanan BG kepada Tuhan menjadi kekuatan untuk
menjadi penderita kanker, terutama pada kedewasaan iman BG. BG dapat mengambil
sisi positif dari keadaan sakit yang menimpanya. Informan pertama dan kedua
membenarkan bahwa BG rajin beribadah dan baru saja menjalankan ibadah haji bersama
f. Kesejahteraan
terorganisasi dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu
ataupun kelompok agar dapat mencapai standart hidup dan kesehatan yang lebih
kehidupan sosial yang lebih baik. Peningkatan kualitaas hidup itu sendiri dapat
dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, standart hidup maupun relasi
sosial. BG selalu berusaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari waktu ke
keinginan kuat untuk membesarkan usahanya yang telah dirintis sejak tahun 2000.
Hal ini didukung dengan hasil intepretasi tes grafis bahwa BG memiliki ambisi dan
hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan psikososial individu yang
mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari.
tergolong dalam keluarga dengan ekonomi atas. BG selalu merasa bersyukur dengan
kualitas hidup yang positif dan membangun. BG memiliki semangat yang tinggi untuk
kebutuhannya dengan usahanya sendiri, sudah sejak tahun 2000, BG membuka usaha
rental dan warnet. BG belum puas dengan kesuksesan yang dicapai diusianya yang
masih muda ini. BG ingin membuka usaha-usaha di bidang yang lain. Sesuai dengan
penilaian dari informan pertama, bahwa BG memiliki jiwa wirausaha yang tinggi.
mempunyai kemampuan lebih dari orang lain dan kemampuan membuat keputusan
secara maksimal. Hasil tes grafis juga mengungkapkan bahwa BG memiliki ambisi dan
motivasi berprestasi yang tinggi. BG memiliki harapan yang besar yaitu bisa
hidup.
205
hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks
budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,
standart dan kekhawatiran hidup. Menurut BG, kualitas hidup adalah bersyukur
terhadap kualitas hidup dengan sisi spiritualitas, taat beribadah dan kedewasaan adalah
dikatakan orang tersebut memiliki kualitas hidup yang positif. BG tidak secara terbuka
menyatakan bahwa dirinya masuk dalam salah satu kriteria seseorang yang memiliki
kemampuan lebih dari orang lain. Informan ahli menilai bahwa BG memiliki kualitas
hidup yang positif. BG masih mampu bekerja dengan keadaannya yang sakit. BG
merupakan orang yang penuh semangat, BG menjadi salah seorang koordinator dalam
3. Aspek Sosial
a. Hubungan interpersonal
pendapatan dan standart hidup serta hubungan sosial. Bowling (2004:9) menyatakan
kriteria seseorang yang memiliki kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka
memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga. BG tidak pernah
lebih banyak orang yang tahu maka akan banyak pula yang turut mendoakan. BG
BG juga adalah karyawan BG. BG mengaku jarang keluar rumah, bukan B tidak suka
bergaul, tetapi teman BG lebih sering datang ke rumah BG dari pada BG yang
mendatangi mereka. Hal ini sama dengan yang disampaikan informan pertama dan
kedua, bahwa BG memiliki banyak teman. Semua orang tahu bahwa BG adalah
penderita kanker. Hal ini juga dapat terlihat dari hasil intepretasi tes grafis bahwa BG
mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan sosial serta mampu
respon negatif dengan mengalami kebahagiaan dan kehidupan yang menarik melalui
cinta dan kasih sayang. BG bahagia dan bangga dengan keluarganya. Hubungan sosial
BG dengan keluarga cukup baik. BG mendapatkan rasa cinta dari keluarga, teman-
ayah dan ibunya sangat dekat, namun tidak sedekat adiknya karena orang tua BG
sibuk bekerja. Hasil tes grafis mengungkap bahwa peran ayah dan ibu sangat dominan
kekasihnya sudah berlangsung lama dan mereka berencana untuk segera menikah..
207
subyek mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengambangkan
sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain. BG adalah pribadi yang memiliki
b. Dukungan sosial
dari orang lain bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihormati, dihargai dan
merupakan bagian dari kelompok dalam jaringan timbal balik. Keadaan BG sebagai
penderita kanker diketahui oleh semua orang yang mengenalnya. Semua orang yang
apa adanya, dukungan paling besar dari keluarga adalah dukungan mental dan dana
untuk pengobatan BG. Informan pertama juga menuturkan hal demikian, bahwa
segera sembuh. Sikap orang tua BG awalnya kaget dan sedih namun sekarang
verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan
oleh orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang
berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau
senantiasa membantu BG. Informan pertama dan kedua juga menunjukkan perhatian
dengan mengadakan doa bersama beberapa waktu lalu. BG merasa bahagia dengan
perhatian dan dukungan yang ditunjukkan oleh teman-teman BG. Informan pertama
Paul & White (Santrock, 2005:371) hubungan berpacaran adalah bagian dari
proses sosialisasi yang berfungsi sebagai kesempatan untuk menjalin hubungan yang
bermakna dengan seorang lawan jenis melalui interaksi dan aktivitas bersama untuk
pengaruh terbesar bukan pada hubungan dengan kekasihnya tetapi dengan orang tua
kekasihnya. Orang tua kekasihnya sempat kuatir dan meragukan kelanjutan hubungan
anaknya BG.
Saat ini BG mengaku bahwa orang tua kekasihnya lambat laun dapat menerima
penyakit BG pada keturunannya kelak, BG tidak mau membahas hal tersebut terlalu
dalam. Penyakit BG membuat rasa cinta mereka semakin dalam dan kuat, sehingga
mereka merencanakan untuk segera menikah. Hal ini di benarkan oleh kekasih BG
bahwa penyakit BG tidak terlalu mempengaruhi hubungan mereka yang sudah terjalin
selama lima tahun. Tes grafis mengungkap bahwa hubungan BG dengan lawan jenis
209
sangat dekat. Hubungan dengan lawan jenis bukan hal yang signifikan pengaruhnya
d. Aktivitas sosial
sebagai persepsi pasien sendiri terhadap kinerja mereka secara fisik dan pekerjaan.
baik sebagai keadaan fisik dan individu yang mampu melakukan kegiatan sehari-hari
dan merasa puas dengan peran sehari-hari. BG tidak mengalami gangguan dalam
BG dihabiskan di kamar yang juga merupakan tempat kerjanya. Hal ini karena
Shin dan Johnson (Bowling, 2005:7) menyatakan bahwa kualitas hidup terdiri
dari kepemilikan sumber daya yang diperlukan untuk kepuasan kebutuhan individu,
memiliki ambisi dan motivasi berprestasi yang cukup besar dan tinggi, di usia yang
210
bidang fotokopi dan rental. Bowling (2005:9) menyatakan kriteria seseorang yang
memiliki kualitas hidup positif ditentukan bahwa mereka memiliki partisipasi dalam
rekannya. Hal ini dibenarkan oleh informan kedua. Keikutsertaan BG dalam aktivitas
sosial didukung dengan hasil tes grafis bahwa BG masih mampu melakukan kontak
4. Lingkungan
a. Kebebasan
Green and Kreuter (2000:49) menyatakan kualitas hidup selain mengukur hasil
beradaptasi dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat, tingkat energi, dan
yang harus diambil dari setiap hal yang dialami diwujudkan dari kegigihan dan obsesi
bernilai tinggi pula. Hal ini karena kepribadian BG yang mantap dan tidak ragu dalam
membuat keputusan seperti yang diungkap dalam intepretasi tes grafis. Keyakinan
dalam membuat keputusan merupakan suatu wujud kebebasan yang dimiliki oleh BG.
yang
211
sehari- hari. Hal ini serupa dengan yang didapatkan dari hasil intepretasi bahwa BG
memiliki rasa percaya diri yang baik karena merasa memiliki kemampuan lebih dari
tinggi. BG sering beraktivitas di luar rumah sendiri dengan mengendarai motor atau
mobil.
positif ditentukan bahwa mereka memiliki tinggal dalam lingkungan yang aman
dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri. BG mengungkapkan
bersama dengan orang-orang yang dikasihinya. Hal ini dibenarkan oleh informan
pertama.
BG tinggal bersama kedua orang tua dan adik perempuannya. Dengan kondisi
BG yang terbatas dalam bentuk tenaga, BG membuat kamar tidurnya juga berfungsi
senyaman mungkin agar semua aktivitasnya bisa dilakukan dalam satu ruangan.
Semua fasilitas tersedia cukup untuk mendukung kegiatan sehari-hari BG. Sebagai
Kualitas hidup BG dipengaruhi oleh penerimaan diri yang sangat baik terhadap
penyakit yang dideritanya. Hal ini erat kaitannya dengan spiritualitas BG. BG
menjadi seseorang yang lebih baik dan lebih rajin beribadah. Fisch et al (2003:2754)
hidup seseorang.
motivasi yang besar melalui doa dan semangat yang disampaikan orang-orang
cukup banyak mengenai penyakitnya, selain dari dokter, BG juga mencari informasi
lewat media internet. BG paham mengenai keadaannya dan mengerti apa yang harus
untuk kesehatannya.
hidup yang baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan psikososial individu yang
mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari.
213
yang memiliki ambisi untuk berprestasi dalam bidang pekerjaan. BG adalah seorang
wirausaha yang tangguh. Lewat usaha yang dirintis BG sejak tahun 2000 lalu, BG
SUBYEK BG
Faktor yang
KUALITAS HIDUP Aspek Kualitas Hidup
mempengaruhi
Kualitas Hidup
penderita kanker: Aspek Psikologis
pemahaman Spiritualitas
subyek
Dukungan Sosial
terhadap
penyakit yang Kesejahteraan
dideritanya
Kualitas Hidup Positif
individu yang terjadi terus menerus dalam episode peristiwa kehidupan. Banyak hal
yang mungkin dilalui seorang manusia dalam perjalanan hidupnya. Semua kejadian,
215
baik atau buruk akan menuntut respon perilaku seseorang yang pada akhirnya akan
membentuk suatu kepribadian seseorang yang unik. Setiap orang pasti akan berusaha
melakukan yang terbaik untuk dirinya hingga mencapai pada suatu level aktualisasi
diri. Aktualisasi diri inilah yang sering disebut dengan hidup yang berkualitas
seseorang.
Kualitas sering diselaraskan dengan keadaan yang paling tinggi atau sangat
baik. Seseorang yang memiliki kualitas hidup sering diartikan bahwa orang tersebut
hidup dalam kondisi fisik yang sehat tanpa penyakit, sukses, merasakan kebahagiaan,
punya banyak relasi bahkan memiliki banyak uang. Hal ini menjadi pemikiran khusus
terhadap kualitas hidup seseorang dengan penyakit kronis. Kualitas hidup menjadi
ukuran standart kesehatan terutama untuk beberapa orang dengan penyakit kronis,
fungsional, psikologis dan penyakit yang tidak bisa disembuhkan (Preedy and Watson,
2010:382).
hidup sebagai persepsi individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks
budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan,
standart dan kekhawatiran hidup. Setiap orang memiliki persepsi dan penilaian
Seseorang dengan suatu penyakit akan membawanya pada suatu situasi yang tidak
untuk menyesuaikan mentalnya dengan keadaan baru yang dialaminya, sampai pada
akhirnya BG percaya diri dan mampu menerima keadaan dirinya. BG tidak pernah
banyaknya orang yang tahu, BG akan mendapatkan doa dari banyak orang tersebut.
berbagai aspek kehidupan. BG puas dengan apa yang dimiliki dan pencapaiannya
sekarang, namun demikian BG masih merasa banyak hal yang harus BG lakukan. BG
mengucap syukur kepada Tuhan atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Bowling
BG memiliki penerimaan diri yang baik atas kondisi yang dialaminya. BG dapat
mengenali diri sendiri dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini.
BG mampu mengendalikan emosi dalam dirinya. BG bisa melawan ego dirinya untuk
Kualitas hidup BG dipengaruhi oleh penerimaan diri yang sangat baik terhadap
penyakit yang dideritanya. Hal ini erat kaitannya dengan spiritualitas BG. BG
menjadi seseorang yang lebih baik dan lebih rajin beribadah. Fisch et al (2003:2754)
hidup seseorang.
217
BG memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik dan memiliki kemampuan
fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. BG terlihat seperti orang sehat
lainnya. BG menjaga kesehatannya dengan rajin minum obat dan makan makanan
kinerja melalui pekerjaannya hingga saat ini. Penyakit yang di derita BG tidak
sosial BG sangat baik, demikian halnya dengan hubungannya dengan lawan jenis.
membuat BG merasa bahagia dan berharga bagi orang lain. BG juga memiliki rasa
empati kepada orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan bagi teman-temannya.
mempengaruhi kualitas hidup BG. BG tahu bagaimana cara merespon dan memiliki
keluarga yang tergolong kaya tidak membuat BG bergantung pada orang tuanya.
baik sebagai keadaan fisik dan kesejahteraan psikososial individu yang mampu
melakukan kegiatan sehari-hari dan merasa puas dengan peran sehari-hari. Indikator
pekerjaan. BG adalah seorang wirausaha yang tangguh. Lewat usaha yang dirintis BG
218
sejak tahun 2000 lalu, BG sudah mampu membiayai kehidupannya sendiri bahkan
aman dan nyaman. Fasilitas yang dibutuhkan tersedia dengan yang baik. BG memiliki
kualitas hidup yang positif, jadi hal yang mempengaruhi kualitas hidup BG adalah
pekerjaannya.
219
Penderita Kanker
obatnya. Penderitanya harus menghadapi penyakit yang memberi dampak tidak hanya
pada kesehatan fisik penderita tetapi juga pada keadaan jiwanya. Penderita kanker
220
harus menghadapi kenyataan yang tidak pernah mereka inginkan di tengah harapan
hidup yang kecil. Penderitaan ini dapat menimbulkan rasa putus asa bahkan depresi
pada penderita kanker. Kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, faktor
genetik atau keturunan, radiasi nuklir, pola hidup dan lingkungan. Faktor penyebab
kanker terbanyak adalah faktor keturunan dan pola hidup yang tidak sehat.
Pengobatan kanker tidak bisa dilakukan hanya sekali dan langsung sembuh.
Pengobatan kanker harus dijalani secara bertahap dan proses yang panjang. Efek
turut menambah penderitaan penderitanya. Rasa sakit yang dirasakan akibat penyakit
kanker merupakan hal yang harus dijalaninya setiap hari. Selain itu harapan hidup
yang kecil membuat seorang penderita kanker mengalami kecemasan akan masa depan
dan ketakutan menghadapi kematian yang seolah sudah didepan mata. Semangat hidup
seolah bertolak belakang dengan keterbatasan yang dialami penderita kanker. Keadaan
semacam itu akan mempengaruhi kualitas hidup pada penderita kanker. Penderita
kanker yang mampu menghadapi dan bangkit dari keterpurukan yang dialami akan
mendorongnya untuk memiliki hidup yang lebih berkualitas, begitu pula sebaliknya,
respon negatif dari seorang penderita kanker membuat kualitas hidupnya negatif.
Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai keadaan dirinya pada aspek
fisik, psikologis, sosial dan lingkungan untuk mencapai kepuasan dalam hidupnya.
Kebaikan dalam segala aspek hidup dan kepuasan seseorang akan membawanya pada
hidup yang berkualitas. Kebaikan tersebut akan mendorong penderita kanker untuk
221
kondisinya dengan baik, penderita tidak tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang
kaitannya dengan kesehatan fisik dan mental seseorang. Fisik dan mental yang baik
akan mengarah pada adanya penerimaan diri, citra tubuh yang baik, perasaan positif,
penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, kebahagiaan, spiritualitas yang baik,
Faktor pendukung yang lain adalah faktor ekonomi. Perihal ekonomi tidak bisa
dipandang sebelah mata dalam pembentukan kualitas hidup seorang penderita kanker,
hal ini dikarenakan keadaan penyakitnya membutuhkan banyak biaya yang secara
relatif mahal dan berlangsung lama menimbulkan kecemasan tersendiri bagi penderita
kanker.
atau tidak, antara lain aspek psikologis, aspek sosial, aspek, fisik dan aspek
lingkungan. Aspek yang dominan dalam pembentukan kualitas hidup penderita kanker
Faktanya, aspek psikologis memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan
kualitas hidup, subyek mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat walaupun tanpa
obat, hal ini disebabkan karena adanya sugesti dalam diri individu tersebut untuk tetap
sehat tanpa obat. Hal ini erat kaitannya dengan kecerdasan spiritualitas seorang
individu. Hubungan manusia dengan Sang Pencipta dirasa merupakan hal yang paling
222
untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna hidup dan nilai yang akan
sangat baik terhadap penyakitnya. Subyek mengalami peningkatan dalam hal spiritual
dibanding saat sebelum menderita kanker. Subyek lebih dekat dengan Tuhan dan tidak
dukungan sosial. Dukungan dari orang terdekat sangat penting dan berpengaruh
terhadap kesembuhan seorang penderita kanker dalam mengurangi tingkat stres dan
memberi motivasi dan semangat yang besar bagi subyek untuk sembuh dan kuat
menjalani hidup. Rasa cinta, rasa aman dan nyaman yang didapatkan oleh subyek pada
kanker.
hidupnya sejahtera. Usaha kesejahteraan sosial adalah usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia kearah kehidupan sosial yang lebih baik.
Peningkatan kualitas hidup itu sendiri dapat dilakukan melalui kehidupan keluarga,
kanker yang merasakan kesejahteraan, misalnya dalam kesehatan, mereka akan tetap
prestasinya.
fisik dan mental yang akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Faktor pengetahuan dan
pemahaman subyek terhadap penyakit yang sedang dideritanya sangat penting untuk
menjadi acuan menjaga kesehatannya. Pemahaman kualitas hidup yang positif akan
menentukan sikap subyek selanjutnya, hal ini dipengaruhi oleh penerimaan diri yang
baik, citra tubuh positif, perasaan positif, kebahagiaan, harga diri, hubungan sosial,
Saat penderita kanker memiliki kualitas hidup yang positif dalam hidupnya
maka sikap yang akan ditunjukkan oleh penderita adalah sikap-sikap positif. Mereka
akan menerima dan beradaptasi dengan keadaannya serta berusaha untuk bertahan dan
terus berjuang dalam mengusahakan kehidupan yang lebih baik. Mereka mungkin
pernah merasa terpuruk dalam kondisi penyakit yang dideritanya, tetapi pemahaman
kualitas hidup yang positif akan memacu mereka untuk tetap bisa mengaktualisasi
penderita kanker. Hubungan sosial yang baik dan dukungan sosial yang diterima
penderita dari orang-orang terdekat akan sangat berdampak positif pada kesehatan
penderita kanker. Sikap dan pandangan positif dari penderita kanker akan
Terpenuhinya segala aspek kehidupan pada akhirnya akan memberikan kualitas hidup
terhadap hal-hal yang dialaminya. Penderitaan yang dialami seorang penderita kanker
dipahami sebagai proses pendewasan pribadi. Ada perubahan pribadi ke arah yang
positif yang dialami penderita kanker dalam perjuangannya untuk bertahan hidup.
225
BAB 5
5.1 KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit kanker memberikan perubahan
signifikan secara fisik maupun psikis individu, antara lain: kesedihan, kekhawatiran dan
ketakutan akan masa depan dan kematian. Kualitas hidup penderita kanker dipengaruhi
pemahaman individu terhadap penyakitnya sehingga seseorang tahu cara menjaga kesehatan,
serta faktor ekonomi dimana hal ini menjadi kekhawatiran khusus terhadap biaya pengobatan.
Aspek dominan pembentukan kualitas hidup penderita kanker adalah aspek psikologis,
meliputi spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan. Faktanya, aspek psikologis sangat
menentukan kualitas hidup, penderita mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat tanpa
obat, hal ini disebabkan karena sugesti dalam diri individu tersebut untuk tetap sehat.
Kecerdasan spiritualitas menuntun penderita memiliki penerimaan diri terhadap penyakitnya.
Penderita mengalami peningkatan spiritual dibanding sebelum menderita kanker. Penderita
merasa lebih dekat dengan Tuhan dan tidak menyalahkan Tuhan, melainkan menganggap
sebagai sebuah anugerah Tuhan. Rasa cinta dan nyaman dari dukungan sosial memberi
motivasi untuk sembuh dan kuat menjalani hidup. Akhirnya memberikan kesejahteraan yang
menentukan kualitas hidup penderita. Saran bagi pemerintah adalah memberikan perhatian
dan bantuan khususnya bagi penderita kanker kurang mampu. Bagi keluarga, agar memberi
dukungan sehingga dapat menjadi partner yang baik untuk mencapai kesembuhan dan
pemulihan secara fisik maupun psikis penderita kanker.
5.2 SARAN
Arkoff, A. 1976. Psychology And Personal Growth. Boston: Allyn and Bacon.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2010. Profil Kesehatan 2009. Semarang
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990. 1th ed., VIII. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pp. 122
Eriany, P. 1998. Manual Tes Grafis (Psikodiagnostik IV). Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata
269
270
Larasati. 2009. Kualitas Hidup Pada Wanita yang Sudah Memasuki Masa
Menopouse. Skripsi Universitas Gunadarma.
Saba, Hussain. I. (n.d) Anemia of Cancer: Direct Effects of the Neoplasm. Online
http://www.moffitt.org/moffittapps/ccj/v5ns/article1.html [accessed 06/11/11]
PEDOMAN WAWANCARA
(Informan Utama)
273
274
13. Apakah anda saling membantu dengan anggota keluarga (suami, anak,
anggota keluarga lain)? Bantuan dalam hal apa?
14. Apakah keluarga anda menemani dan turut merawat anda saat menjalani
pengobatan?
b. Hubungan dan dukungan sosial orang terdekat selain keluarga
1. Apakah anda memiliki sahabat?
2. Apakah anda sering bertemu dengan sahabat anda?
3. Apakah anda mengasihi / menyayangi sahabat anda?
4. Kepada siapa biasanya anda mencurahkan isi hati anda?
5. Apakah sahabat anda tahu bahwa anda mengidap penyakit kanker?
6. Apakah sahabat anda memberikan support / dukungan kepada anda dalam
menjalani hidup?
7. Seberapa sering sahabat anda memberikan dukungan?
8. Dukungan seperti apa yang sahabat anda berikan?
9. Apakah anda saling membantu dengan sahabat? Bantuan dalam hal apa?
c. Hubungan dan dukungan sosial teman-teman / masyarakat
1. Apakah teman-teman anda (juga tetangga) mengetahui jika anda menderita
kanker?
1. Apakah anda mengasihi / menyayangi keluarga teman-teman anda (juga
tetangga)?
2. Apakah teman-teman (juga tetangga) anda memberikan support / dukungan
kepada anda dalam menjalani hidup?
3. Seberapa sering teman-teman (juga tetangga) anda memberikan dukungan?
4. Dukungan seperti apa yang teman-teman (juga tetangga) anda berikan?
5. Apakah anda saling membantu dengan teman-teman (juga tetangga)? Bantuan
dalam hal apa?
6. Bagaimana masyarakat sekitar anda memperlakukan anda?
7. Bagaimana perasaan anda bila berada pada lingkungan baru?
8. Apakah anda senang bersosialisasi?
10. Apakah penyakit yang sedang anda alami mempengaruhi hubungan anda
dengan orang lain?
279
11. Apakah anda merasa dijauhi orang-orang karena anda menderita penyakit
kanker? Jika ya, mengapa?
12. Apakah anda merasa ada diskriminasi dengan status penyakit anda?
13. Bagaimana sikap anda jika ada orang lain yang mengadakan diskriminasi
terhadap penderita kanker?
14. Seberapa besar pengaruh orang lain di kehidupan anda?
II.11 Partisipasi dalam kegiatan sosial
1. Apakah anda suka bersosialisasi?
2. Kegiatan sosial apa saja yang anda ikuti?
3. Bidang apa yang menjadi minat anda dalam bersosialisasi?
4. Apakah anda merasa nyaman dan puas bersosialisasi dengan orang lain?
II.12 Lingkungan rumah dan keamanan fisik
1. Apakah anda merasa nyaman berada dalam lingkungan rumah dan
masyarakat?
2. Apakah ada pencemaran atau kebisingan di lingkungan rumah?
3. Apakah lingkungan rumah anda aman?
II.13 Kebahagiaan
1. Menurut anda, apa arti kesuksesan?
2. Apakah anda merasa telah mencapai kesuksesan dalam hidup?
3. Menurut anda, kesuksesan anda sekarang karena orang lain atau diri anda
sendiri?
4. Apakah arti kebahagiaan menurut anda?
5. Apakah anda merasa bahagia / tidak bahagia?
6. Hal apa yang membuat anda bahagia / tidak bahagia?
7. Apakah anda merasa bahagia dengan keadaan anda sekarang?
II.14 Spiritualitas
1. Bagaimana kedekatan anda dengan Tuhan?Apakah menurut anda kedekatan
anda dengan Tuhan dapat mempengaruhi hidup anda?
2. Apakah arti hidup menurut anda?
3. Bagaimana melihat hidup anda?
4. Hal apa yang menjadi kekhawatiran anda dalam hidup?
280
c. Konteks politik
1. Menurut anda, apakah pemerintah sudah menyediakan pelayanan kesehatan
yang memadai untuk para pasien kanker?
2. Apakah anda pernah mengalami kesulitan dalam proses pengobatan?
3. Bagaimana seharusnya sikap pemerintah terhadap para pasien kanker?
4. Apakah anda sudah merasa mendapat perhatian dari pemerintah?
5. Hal apa yang anda harapkan dari pemerintah bagi para penderita kanker?
282
PEDOMAN WAWANCARA
Informan Pendukung
PEDOMAN WAWANCARA
Informan Ahli