Anda di halaman 1dari 2

ISRA MI’RAJ UNTUK KEINDAHAN Pesan yang bisa dibaca dari bacaan

tasyahud ini adalah seorang hamba yang


Oase Iman: Buya Yahya
melakukan shalat sebenarnya adalah
melakukan perjalanan menuju Allah SWT
Diantara saat teramat indah yang dengan berbekal diri dengan 3 bentuk
dilalui oleh Rasulullah SAW adalah saat Isra kebaikan. Yang pertama: adalah hubungan
Mi’raj, saat Rasulullah SAW berdialog baik dengan Allah SWT. Kedua: hubungan
khusus dengan Allah SWT. Sebuah kejadian baik dengan Rasulullah SAW. Ketiga:
yang tidak bisa disifati oleh siapa pun hubungan baik dengan sesama manusia.
kecuali oleh Allah SWT.
Seorang hamba yang benar-benar
Rasulullah SAW melihat Allah SWT, menghadap kepada Allah SWT dan
Dzat yang tidak menyerupai apa dan berusaha menjalin hubungan baik kepada
siapapun. Sehingga cara melihatnya pun Allah SWT ternyata tidak cukup, akan tetapi
bukan urusan akal untuk memikirkanya, ia harus menjalin hubungan baik kepada
akan tetapi itu urusan hati untuk Rasulullah SAW.
mengimaninya. Yang jelas hal itu pernah
terjadi pada Rasulullah SAW dan yang pasti Digambarkan dalam tasyahud tersebut
Rasulullah SAW melihat dengan mata seorang hamba yang menghadap kepada
hatinya. Allah SWT di dalam shalat ia harus
mengucapkan salam kepada Rasulillah SAW
Dimulai dari kebingungan Rasulullah untuk keabsahan sebuah penghambaan dan
SAW untuk bersalam kepada Allah SWT, penghadapan.
hingga Allah SWT mewahyukan salam yang
tepat dari hamba untuk-Nya yaitu Shalat yang merupakan ibadah yang
digambarkan sebagai penghadapan khusus
“Attahiyyatul mubarokatush seorang hamba kepada Allah SWT akan
sholawaatuth thoyyibaatu lillah” tetapi justru disaat lagi khusuk-khusuknya
(salam sejahtera yang penuh barokah dan kepada Allah SWT, seorang hamba harus
salam sejahtera yang amat baik adalah milik mengingat makhluk agung Rasulullah SAW
Allah SWT). Saat itu pun Allah menjawab di dalam shalatnya.

“Assalamu alaika ayyuhannabiyyu “Ya Rasulullah SAW alangkah


warahmatullahi wabarokatuh” agungnya dirimu disaat kami menghadap
Penciptamu ternyata penghadapan kami pun
(Salam sejahtera, barokah dan rahmat Allah tidak dianggap benar jika kami tidak
dilimpahkan kepadamu wahai Nabi mengingatmu”. Ternyata tidak cukup hanya
Muhammad SAW). Kemudian salam itu mengingat akan tetapi harus mengucapkan
diabadikan dalam perintah shalat yang salam dengan salam yang seolah-olah
dibawa oleh Rasulullah SAW dari
perjalanan Isra Mi’raj.
berdialog langsung dengan Rasulullah kepada orang tua, saudara, tetangga dan
SAW. masyarakatnya.

Artinya sebanyak apapun seseorang Kemudian disaat kita hendak keluar


beribadah kepada Allah SWT dengan sujud dari shalatpun kita harus mengucapkan
puasa dan haji yang tidak terhitung ternyata kalimat “Assalamualaikum” dan bukan
tidak ada maknanya jika tidak diiringi dzikir-dzikir yang lainya, seperti Laailaaha
makna kecintaan kepada Rasulullah SAW illallah dan Subhanallah. Itu artinya kita
dan banyak membaca shalawat untuknya. diingatkan kembali bahwa setelah kita shalat
kita akan berhadapan dengan sesama kita.
Pesan selanjutnya, yang sudah baik
Sudahkah kita siap untuk menjalin
kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW
keindahan dengan sesama tanpa dusta,
saja ternyata belum dianggap benar seperti
gunjingan, aniaya dan perbuatan yang
yang digambarkan dalam bacaan tasyahud.
merugikan orang lain?
Yaitu jika seorang hamba dalam shalatnya
berhenti pada salam kepada Rasulullah Itulah pendidikan keindahan yang
SAW dan tidak melanjutkannya maka bisa dipetik dari makna shalat dan kisah Isro
penghadapannya kepada Allah SWT ini pun Mi’raj, yaitu pendidikan keindahan yang
tidak dianggap sah. sesungguhnya indah kepada Allah SWT,
Rasulullah SAW dan sesama manusia.
Maka demi kesempurnaan shalatnya
Sungguh benar orang yang telah shalat
seorang hamba harus mengucapkan
dengan benar akan terhindar dari kekejian
“Assalamu alaina wa’ala ’ibadillahish dan kemungkaran. Wallahu a’lam Bish-
sholihin” Showab.

(Kesejahteraan semoga terlimpah kepada


kami semua hamba Allah SWT dan hamba-
hambaNya yang sholih). Maknanya ini
adalah sebuah upaya menciptakan keindahan
kepada sesama yang diikrarkan oleh seorang
hamba disaat seorang hamba lagi khusuk
menghadap kepada Allah SWT.

Hal itu menunjukkan begitu besarnya


kewajiban kita kepada sesama manusia.
Sehingga belum dianggap baik seorang
hamba yang banyak shalat, puasa dan
membaca sholawat kepada Rasulullah SAW
jika belum bisa menjalin hubungan baik

Anda mungkin juga menyukai