Anda di halaman 1dari 1

PERUBAHAN TARIF PPN pada penerimaan negara.

Menteri Meskipun barang-barang


Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kebutuhan pokok tidak berpangaruh
MENJADI 11% bahwa alasan utama dinaikkanya PPN yang terlalu signifikan. Hal ini membuat
11% yaitu guna untuk memperbaiki pro dan kontra di kalangan masyarakat

S ejak tertanggal 1 April 2022,


tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
kondisi APBN yang mengalami defisit
selama pandemi ini.
lantaran tarif PPN dinaikkan disaat
kondisi masih berada dalam pandemi.
Lalu bagaimana dampaknya dengan Terlepas adanya pro dan kontra
secara resmi naik menjadi 11% untuk
harga barang dikalangan masyarakat? di tengah masyarakat, pada akhirnya
pertama kalinya tarif PPN dinaikkan.
masyarakat terpaksa harus bisa
Keputusan ini ini telah tercantum dalam Dengan kenaikan tarif PPN ini,
menerima kenyataan dengan
pasal 7 Undang-Undang tentang harga sejumlah barang kebutuhan
membatasi pengeluaran-pengeluaran
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU masyarakat akan ikut meningkat. Hal ini
pada kebutuhan sehari-harinya,
HPP). Kemudian nantinya juga akan ada akan semakin mendorong terjadinya
dimana hal ini nantinya akan
kenaikan tarif PPN lagi menjadi 12% inflasi sehingga terjadinya penurunan
berpengaruh pada daya beli
yang paling lambat akan terlaksana di daya beli masyarakat.
masyarakat yang cenderung akan
tanggal 1 Januari 2025.
Namun, masyarakat tidak perlu menurun lantaran PPN ialah pajak
Pajak Pertambahan Nilai atau cemas sebab ada beberapa barang dan dikenakan kepada siapapun tanpa
PPN adalah pajak yang dikenakan pada jasa tertentu yang diberikan fasilitas memandang apakah dia wajib pajak
orang pribadi atau badan yang bebas PPN sehingga apabila terjadinya ataupun bukan yang terpenting adalah
melakukan transaksi konsumsi atas kenaikan PPN seperti yang sedang pihak yang telah memanfaatkan
barang dan jasa dalam negeri. dialami ini tidak akan berpengaruh konsumsi atas suatu barang kena pajak
pada harga-harga barang seperti ataupun jasa kena pajak, dalam arti
Perubahan dari tarif PPN ini
barang kebutuhan pokok : beras, masyarakatlah sebagai konsumen akhir
didasarkan atas kelanjutan dari upaya
gabah, jagung, sagu, kedelai, garam, yang dititik beratkan akan pengenaan
reformasi perpajakan dan konsolidasi
daging, telur, susu, buah-buahan, PPN ketimbang pengusaha.
fiskal untuk mendukung penerimaan
sayur-sayuran, jasa kesehatan, jasa
pajak yang lebih optimal yang nantinya
pendidikan, dll.
akan menambah jumlah APBN,
mengingat pajak memiliki peran besar

Anda mungkin juga menyukai