Anda di halaman 1dari 5

NAMA: IIS SUSILAWATI

NIM: 113418004

RESUME

A.Kajian lesson learn terhadap sejarah pelayayan kebidanan dan situasi perempuan pada
muliti periode di indonesia termasuk juga rekomendasi budaya dan penganut identitas
budaya setempat

Di Indonesia sendiri setiap tanggal 24 Juni diperingati pula sebagai Hari Bidan
Nasional. Sejarah lahirnya Hari Bidan Indonesia ini diawali dari Konferensi Bidan
Pertama di Jakarta pada tanggal 24 Juni 1951 atas prakarsa para bidan senior yang
berdomisili di Jakarta. Dalam sejarah bidan Indonesia juga menyebutkan bahwa
tanggal 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahirnya Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat
serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah
organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), yang berbentuk kesatuan,
bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Adapun sejarah panjang pendidikan bidan di Indonesia dimulai pada tahun 1851.
Pendidikan bidan saat itu adalah masa penjajahan Belanda. Seorang dokter militer
Belanda, Dr. W. Bosch membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia.
Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta didik dikarenakan
adanya larangan bagi wanita untuk keluar rumah. Kemudian pada tahun 1902
pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di Rumah Sakit militer di Batavia
serta tahun 1904 pendidikan bidan bagi wanita Indo dibuka di Makasar. Lulusan dari
pendidikan ini harus bersedia ditempatkan di mana saja tenaganya dibutuhkan dan mau
menolong masyarakat yang tidak atau kurang mampu secara cuma-cuma. Lulusan ini
mendapat tunjangan dari pemerintah kurang lebih 15-25 Gulden per bulan. Yang
kemudian dinaikkan menjadi 40 Gulden
A. Kebijakan global tentang pelayanan kebidanan

1.Dasar Hukum

Kebidanan memiliki Undang-Undang tersendiri. Undang-Undang Nomor


4 Tahun 2019 tentang Kebidanan disahkan oleh Presiden Joko Widodo pada
tanggal 13 Maret 2019. UU 4 tahun 2019 tentang Kebidanan diundangkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 56 dan Penjelasan
Atas UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6325 oleh Menkumham Yasonna H. Laoly pada
tanggal 15 Maret 2019 di Jakarta.

Kebidanan dalam UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan adalah segala


sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Bidan adalah seorang perempuan yang
telah menyelesaikan program pendidikan Kebidanan baik di dalam negeri
maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan telah
memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan.

2. Gerakan dan pembangunan berwawasan kesehatan

Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen


bangsa dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk
mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun bukan
berarti mengesampingkan kegiatan kuratif.Gerakan tersebut berlaku untuk semua
komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif baik yang berupa kegiatan
individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah ataupun swasta. Promotif
yang dimaksud adalah suatu upaya untuk meningkatkan status kesehatan dan
menjaganya dari semua kemungkinan-kemingkinan yang menyebabkan timbulnya
penyakit dan masalah kesehatan.

3.Visi misi indonesia sehat 2010-2014

Untuk meningkatkan kinerja Departemen Kesehatan, telah ditetapkan Visi dan


Misi Rencana Strategis Depkes tahun 2010 2014.Visi Rencana Strategis yang ingin
dicapai Depkes adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini
dituangkan menjadi 4 misi yaitu (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, (2)
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3) menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya kesehatan, serta (4) Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 2014, yaitu:

a.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam


pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global

b.Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta


berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
c.Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan
jaminan social kesehatan nasional
d.Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan
bermutu
e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan
serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
f.Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.

4.Perubahan paradigma sehat

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa
Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung
oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia
Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi
program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan


dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran
ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status
kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6)
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan
dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya
promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai