Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK PRAKTIK KEBIDANAN TERHADAP KESEJAHTERAAN

INDIVIDU DAN MASYARAKAT

Disusun oleh KELOMPOK 6

RENI HIDAYAT F622167 CATUR FITRI F522215


SYAFA RADHIKA F F622172 FITRI UTARI DEWI F622233
YUNITA LIMBONG F622192 AMELIA N F622248
HILDEGARDIS ELVINIA F622208 EUIS LALA F622251
ZANNUBA PUTRI F622413 RATNA MONI F522259

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh jaminan Kesehatan dari
negara. Setiap orang dengan status social yang berbeda beda dalam masyarakat berhak
untuk memperoleh jaminan Kesehatan yang memadai. Oleh karena itu peningkatan
derajat Kesehatan harus terus menerus diupayakan agar bisa memenuhi standar hidup
sehat jasmaniah sehingga setiap orang dapat hidup produktif baik itu kehidupan social
maupun ekonomi. Masyarakat yang sejahetra adalah masyarakat yang sehat jasmani dan
rohani. Menyelenggarakan pembangunan di sector Kesehatan adalah upaya membangun
kesejahteraan social.
Pembangunan sector Kesehatan adalah bagian dari system pembangunan nasional,
yang merupakan upaya pemerintah untuk mencapai hidup sehat bagi seluruh warga
negara agar dapat meningkatkan derajat Kesehatan yang optimal sebagai unsur
kesejahteraan umum yang merupakan tujuan nasional. Pembangunan Kesehatan sedang
dilaksanakan bertujuan memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan
kepada setaip warga negara. Hal ini terbukti dengan terus menerus meningkatnya sarana
danjuga prasarana Kesehatan berupa rumah sakit dan juga puskesmas serta penyediaan
tenaga medis berupa tenaga dokter dan perawat/bidan dan peralatan Kesehatan lainnya.
Tenaga Kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatan kualitas pelayanan
Kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud
derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara social dan ekonomi serat sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam Undang-Undang Tenaga Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2014 dijelaskan bahwa salah satu jenis tenaga Kesehatan adalah bidan
yang memiliki kewenangan tertentu yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1464 tahun 2010 yang diperbaharui dalam Peraturan Menteri Kesehtan Nomor 28
tahun 2017 tentang Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Penyelenggaraan upaya Kesehatan harus dilakukan oleh tenaga Kesehatan yang
bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan
yang secara terus-menerus harus ditingkatkan mutunya melalui Pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perijinan serta pembinaan, pengawasan dan
pemantauan agar penyelenggaraan upaya Kesehatan memenuhi rasa keadilan dan
perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kesehatan. Untuk memenuhi hak dan kebutuhan Kesehatan setiap individu dan
masyarakat, untuk memeratakan pelayanan Kesehatan kepada seluruh masyarakat dan
untuk memberikan perlindungan serta kepastian hukum tenaga Kesehatan dan masyarakat
penerima upaya pelayanan Kesehatan, perlu pengaturan mengenani tenaga Kesehatan
terkait dengan perencanaan kebutuhan,pengadaan, pengadaan, pendayagunaan,
pembinaan dan pengawasan mutu tenaga Kesehatan. Ketentuan mengenai tenaga
Kesehatan masih tersebar dalam berbagai peraturan perundangan-undangan dan belum
menampung kebutuhan hukum masyarakat sehingga perlu dibentuk undang-undang
tersendiri yang mengatur tenaga Kesehatan secara komprehensif.
Pelayanan kebidanan dilaksanakan oleh bidan mulai dari pelayanan Kesehatan primer,
sekunder, dan tertier. Untuk memberikan pelayanan kebidaan yang berkualitas diperlukan
tenaga bidan yang memiliki kemampuan dalam aspek interritas kognitif tidak hanya level
tahu, komprehensif dan aplikasi, tetapi perlu memiliki kemampuan analisis, sintesa dan
evaluasi sehingga mampu berfikir kritis dalam suatu pengambilan keputusan yang tepat
serta mampu memahami perasaan klien yang ditangan.
Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang professional dan
akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Karena itu bidan harus
memiliki pengetahuan dan kompetensi serta memahami tentang hukum yang
berhubungan dengan ibu, bayi serta klien. Landasan komitmen yang kuat adalah yang
kuat dengan basis hukum dan moral yang baik diperlukan untuk mencapai mutu
pelayanan kebidanan yang baik.
Bentuk pelayanan Kesehatan yang diberikan tenaga bidan adalah pelayanan
kebidanan. Pelayanan kebidanan bertujuan untuk meningkatan Kesehatan keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral daripelayanan Kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan Kesehatan. Keluarga dalam rangka tercapainya
keluaraga yang berkualitas. Sesuai dengan kewenangan pelayanan yang diberikan dengan
maksud meningkatkan Kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas, Bahagia dan sejahtera.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem pelayanan Kesehatan


Sistem pelayanan Kesehatan adalah suatu tatanan yang menghimpu berbagai
upaya bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat
Kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam UUD 45 (Djoko Wiyono, 1997;310). Sesuai dengan definisi Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah seorang perempuan
yang lulus dari Pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi unutk menjalankan praktik
kebidanan. Bidan diakui sebegai tenaga professional yang bertanggungjawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir dan bayi. Asuhan ini mencangkup upaya pencegahan, promosi persalinan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuanmedis atau bantuan
lain yang sesuai, serta melaksanakan Tindakan kegawatdaruratan. Bidan mempunyai
tugas penting dalam konseling dan Pendidikan Kesehatan, tidak ahanya kepada
perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
mencangkup Pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas
pada Kesehatan perempuan, Kesehatan seksual atau Kesehatan reprodukasi dan
asuhan anak. Bidan.
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
profesi bidan dalam system pelayanan Kesehatan yang bertujuan untukmeningkatkan
Kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak. Pelanan kebidana adalah
penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi
tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
keluarga berencana, termasuk Kesehatan reproduksi Wanita dan pelayanan Kesehatan
masyarakat. Peanan kebidanan merupakan bagian internal dari system pelayanan
Kesehatan yang diberikan bidan yang telah terdaftar (register) yang dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
B. Pengertian Bidan
Bidan adalah perempuan yang lulus dari Pendidikan bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di Wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk register, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan adalah tenaga
profesonal yang bertanggungjawab dan akuntabel, yang bekerja sebgai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan, dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi.
Asuhan inimencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan bayi dan akses bantuan medis atau bantuan yang lain. Yang
sesuai serta melaksanakan Tindakan kegawatdaruratan diatur dalam Permenkes
Nomor 900/Menkes/SK/VIII/2022 wewenang biddan mencakup :
- Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak
- Pelayanan keluarga berencana
- Pelayanan kesehatan masyarakat
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan, dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, masa nifas, memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir dan juga balita.

C. Peran dan Fungsi Bidan


1. Sebagai pelaksana, pengelolan, pendidik dan peneliti
2. Sebagai pelaksana ada tiga tugas, mandiri, kolaborasi danrujukan. Ketiga
tugas ini berbeda dengan sasaran (klien/pasien)
3. Sebagai pengelola bidan harus dapat mengembangkan pelayanan dasar
Kesehatan dan bekerja dengantim unutk melaksanakan program Kesehatan
4. Sebagai pendidik, bidan memberi penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan
5. Sebagai peneliti, bidan dapat melakukan investigasi baik secara mandiri
maupun tim
6. Praktik profesionalbidan, memenuhi kriteria berikut :
- Dilakukan oleh bidan yang mendapatkan ijin
- Bidan harus memenuhi ciri jabatan professional
- Harus memegang landasan dasar praktik kebidanan yaitu : falsafah
kebidanan dan paradigma kebidanan

D. Ruang Lingkup Praktik Kebidanan


Ruang lingkup kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam
menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis
pelayanan kebidanan. Praktek kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dan
memberikan pelayanan terhadap klien dengan pendekatan manajemne kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis.
Ruang Lingkup Praktek Kebidanan menurut ICM dan IBI meliputi :
a. Asuhan mandiri (otononm) pada anak perempuan, remaja putri dan Wanita dewasa
sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan dan
Pendidikan Kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk (persiapan
menjadi orang tua menentukkan KB, mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan
bayi)
d. Konsultasi dan rujukan
e. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada
pertolongan medis.

E. Refleksi Praktik Kebidanan


Refreksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk
pedoaman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan
asuhan kebidann, dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan
kebidanan) meliputi unsur-unsur yang tedapat dalam paradigma Kesehatan (manusia-
perilaku, lingkungan dan pelayanan Kesehatan).
Dalam praktekkebidana, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualita kebidaanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan,
baik sesame rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya
peningkatan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterlampilan
bidanuntuk berkomunitas secara efektif dan melakukan konseling yang baik
kepadaklien.
Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan kualitas dan sebagai
tenaga Kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat, khususnya
keluarga sebagai unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi strategis untuk
memberika pelayanan Kesehatan yang bersifat memiliki posisi strategis
untukmemberikan palayanan Kesehatan yang bersifat holistic komprehensif
(berkesinambungan, terpadu, dan paripurna) yang mencakup upaya promotive,
preventif, kuratif, dan rehabilitaf dalam uapaya mencapai terwujudnya paradigma
sehat. Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang professional dan
handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya berhubungan
dengan nyawa manusia.

Anda mungkin juga menyukai