Anda di halaman 1dari 31

Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Operasional Pelabuhan Perikanan meliputi pelayanan terhadap


masyarakat nelayan. Pelayanan yang diberikan oleh PPN Ambon kepada nelayan
berupa pelayanan yang menunjang kegiatan operasional nelayan. Pelayanan
tersebut berupa pelayanan tambat/ labuh kapal, kegiatan inspeksi/ pengujian mutu
dan pendaratan hasil tangkapan, distribusi dan pemasaran hasil tangkapan,
pemenuhan kebutuhan logistik untuk perbekalan melaut, penerbitan surat
persetujuan berlayar dan surat kelengkapan lainnya, serta kegiatan perbaikan
kapal.
Untuk tahun 2015, Indikator Kinerja Utama PPN Ambon hasilnya sangat
memuaskan karena dapat melebihi target yang ditentukan, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Uraian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon

SASARAN URAIAN INDIKATOR TARGET REALISASI


STRATEGIS KINERJA 2015 2015 %

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

Terwujudnya kesejahteraan Pertumbuhan PDB


1. 1. 7,00 8,37 119,57
Perikanan (%)*
masyarakat nelayan
2. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 104,5 106,14 101,57

Rata-rata Pendapatan
3. 5.145.860 5.325.690 103,49
RTP/bulan

Rata-rata Pendapatan
4. 1.933.640 1.934.390 100,04
Nelayan/bulan
COSTUMER PERSPECTIVE

2. Terwujudnya pengelolaan 5. Jumlahproduksi


perikanan tangkap yang Perikanan 6,29 6,52 103,66
partisipatif, bertanggung
jawab dan berkelanjutan Tangkap(jutaton)

6. Nilaiproduksi
Perikanan Tangkap 115,91 116,31 100,35
(Rp.Trilyun)

7. Nilai Investasi Perikanan


20 28 140,00
Tangkap

8. Jumlah Penyaluran
permodalan Perikanan 850 1.343,5 158,06
tangkap (Rp. Milyar)

9. Jumlah WPP yang dikelola


sesuai Rencana 2 2 100,00
Pengelolaan Perikanan
(WPP)

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


17
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

3. Terselenggaranya Tata 10. Tingkat Penyediaan Data


kelola UPT PPN AMBON Perikanan Tangkap di UPT
yang berdaya saing dan PPN AMBON Sesuai 100,00 100,00 100,00
berkelanjutan Kebutuhan (Statistik dan
Logbook)

11. Tingkat Pelayanan


Kesyahbandaran di UPT 100,00 100,00 100,00
PPN AMBON

12. Tingkat Operasional di UPT


Pelabuhan Perikanan yang 100,00 100,00 100,00
memenuhi standar

13. Persentase dukungan


kegiatan untuk pembinaan
kapal perikanan dan alat 100,00 114,58 114,58
penangkapan ikan di UPT
PPN AMBON

14. Rasio Kecukupan Fasilitas


UPT PPN AMBON terhadap 70 93 132,86
kebutuhan

15. Persentase dukungan


kegiatan untuk penguatan
kelembagaan usaha 100 100 100
nelayan di UPT PPN
AMBON
LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE

4. Terwujudnya ASN di UPT 16. Indeks kompetensi


PPN AMBON yang Pejabat Struktural dan
kompeten, profesional dan Fungsional lingkup UPT 84 88,61 105,49
berkepribadian PPN AMBON

5. Tersedianya Manajemen 17. Persentase Unit Kerja


Pengetahuan UPT PPN UPT Pelabuhan Perikanan
AMBON yang handal dan Nusantara AMBON yang
mudah diakses menerapkan Sistem
75 100 133,33
Manajemen Pengetahuan
yang berstandar dan
berbasis IT

6. Terwujudnya Birokrasi UPT 18. NilaiKinerja Reformasi


PPN AMBON yang efektif, Birokrasi UPT PPN AMBON BB
85,30 121,86
efisien dan berorientasi (70-80%)
pada layanan prima

7. Terkelolanya anggaran 19. Nilai kinerja anggaran PPN


kegiatan UPT PPN AMBON AMBON
Sangat Baik
secara efisien dan akuntabel 85,71 95,23
90%

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


18
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

4.1. Kunjungan
Kapal

Kapal yang
berpangkalan di PPN
Ambon sebelum
moratorium 253 unit,
setelah moratorium,
pelarangan transhipmen
dan pukat hela/ trawl,
jumlah kapal yang berpangkalan di PPN Ambon tersisa 47 unit. Armada kapal
perikanan yang berkunjung di PPN Ambon didominasi oleh kapal-kapal
perikanan skala besar (industri) dengan tonase > 30 GT. Aktivitas kapal-kapal
tersebut antara lain mengisi perbekalan (air, es dan BBM), mendaratkan ikan,
pengangkutan ikan, pemeliharaan, dan berpangkalan/ istirahat. kapal
Gambar 2. Tambat/labuh

Kapal-kapal perikanan yang berkunjung antara lain kapal penangkap


ikan seperti pukat udang, pukat ikan, huhate, jaring insang, pancing cumi serta
kapal pengangkut.
Tabel 5. Frekuensi Kunjungan Kapal Tahun 2015
Frekuensi
Kunjungan Kapal Kunjungan Kapal
No Bulan
(unit) (Kali)
1. Januari 40 258
2. Pebruari 20 304
3. Maret 16 110
4. April 9 22
5. Mei 9 105
6. Juni 14 138
7. Juli 1 51
8. Agustus 7 231
9. September 25 101
10. Oktober 11 114
11. November 20 198
12. Desember 15 629
Jumlah 187 2.261

Jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan kapal pada tahun 2014 yang
mencapai 809 unit, jumlah kunjungan kapal tahun 2015 sebesar 187 unit atau
hanya mencapai 23,11 % bila dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan karena
dengan keluarnya PERMEN KP No. 56 dan 57 Tahun 2014 tentang moratorium dan
pelarangan transhipment bagi kapal perikanan. Dalam periode 2011 – 2015,

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


19
AMBON
Volume (unit)
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

persentase kunjungan kapal mengalami penurunan sebesar 93,74%. Trend


kunjungan kapal di PPN Ambon sejak tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada grafik
berikut :

Grafik 1. Kunjungan kapal, 2011-2015

Frekuensi kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 2.261 kali, dan


didominasi oleh kapal-kapal berukuran 10 – 30 Gt sebanyak 899 kali atau mencapai
39,76%. Bila berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan maka frekuensi
kunjungan kapal yang dominan adalah kapal pukat cincin yaitu sebanyak 411 kali
atau mencapai 18,2 %, kemudian kapal pukat tarik ikan sebanyak 216 kali atau
sebesar 9,6 % dari total kunjungan. Frekuensi kunjungan kapal menurut ukuran
kapal dan jenis alat tangkap dapat dilihat pada grafik 2 dan 3 di bawah ini.

Grafik 2. Frekuensi kunjungan kapal menurut ukuran kapal (GT), 2015

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


20
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Grafik 3. Frekuensi kunjungan kapal menurut alat tangkap, 2015

4.2. Pendaratan Ikan

Volume ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon


tahun 2015 mencapai
8.672.666 kg atau 12,68 %
bila dibandingkan produksi
tahun 2014 yang jumlahnya
sebesar 68.395.846 kg.
Hasil tangkapan yang
didaratkan didominasi oleh
hasil tangkapan kapal
perikanan dengan alat
tangkap pukat ikan yang
Gambar 3.presentasenya
Aktifitas pendaratan ikansebesar

85,13% dari total produksi


disusul jaring insang hanyut (6,12%), pukat udang (5,41%) dan pukat cincin
(2,10%), selebihnya dalam presentase yang relatif kecil berasal dari alat tangkap
pancing ulur, huhate dan rawai tuna.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


21
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Grafik 4. Produksi Berdasarkan Alat Tangkap

Jika berdasarkan jenisnya. Ikan yang paling banyak didaratkan di PPN


Ambon adalah Jenis ikan demersal dengan volume 5.211 ton dengan persentase
sebesar 60% dan terdiri dari 5 jenis ikan yang dominan antara lain: Ikan kurisi, ekor
kuning, beloso, manyung dan gulamah dari total ikan yang didaratkan. Disusul jenis
ikan pelagis kecil dengan volume 1.714 ton dengan presentase sebesar 19,76%
dan 5 jenis ikan yang dominan antara lain: Ikan banyar, bawal putih, layang, selar
dan daun bambu/ talang-talang dari total ikan yang didaratkan. Produksi ikan
menurut jenis ikan tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran 14.

Grafik 5. Nilai dan Produksi ikan berdasarkan jenis

Jika menurut daerah penangkapannya, produksi ikan yang didaratkan di


PPN Ambon pada tahun 2015 didominasi oleh hasil tangkapan yang berasal dari
ZEEI Laut Arafura (WPP 718) sebesar 8.382.789 Kg atau 96,66%, selebihnya
berasal dari Laut Maluku sebesar 248.161 Kg atau 2,86% dan Laut Banda sebesar
41.716 atau 0,48%.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


22
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Grafik 6. Produksi Berdasarkan daerah penangkapan

Volume dan nilai pendaratan ikan perbulan di PPN Ambon pada tahun
2015 dan produksi ikan berdasarkan daerah penangkapan, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 6. Pendaratan ikan. 2015


VOLUME NILAI PRODUKSI
No. Bulan
(Kg) (Rp.)
1 Januari 3.607.164 71.074.717.600
2 Pebruari 4.552.586 90.195.706.300
3 Maret 107.582 6.665.368.500
4 April 140.109 12.693.910.500
5 Mei 44.170 652.090.000
6 Juni 20.730 408.560.000
7 Juli 10.100 197.200.200
8 Agustus 2.200 37.400.000
9 September 50.481 969.912.000
10 Oktober 35.298 712.206.000
11 Nopember 42.566 776.242.000
12 Desember 59.680 869.540.000
Jumlah 8.672.666 185.252.852.900

Dalam periode 2011-2015, Produksi ikan menurun rata-rata 87,32% pertahun


seperti terlihat pada grafik dibawah ini.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


23
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Grafik 7. Volume produksi ikan, 2011-2015

4.3. Pemasaran dan Distribusi Hasil Perikanan

Ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Ambon sebagian besar


diekspor, tetapi di Tahun 2015 kegiatan eksport ikan beku di pelabuhan tidak
berjalan disebabkan karena kapal eksport yang mengangkut ikan ke luar tidak
masuk/sandar lagi ke pelabuhan. Kegiatan distribusi hasil pemasaran yang berjalan
di pelabuhan tahun 2015 hanya kegiatan distribusi lokal dan regional serta kegiatan
distribusi hasil olahan dari perusahan perikanan yang memiliki unit pelangolahan
ikan (UPI). Para pemilik kapal perikanan yang ada di PPN Ambon sejak awal telah
melakukan hubungan kerjasama pemasaran hasil tangkapan kepada perusahaan
perikanan yang ada di negara tujuan, daerah tujuan dan di kalangan pasaran lokal.
sehingga ikan hasil tangkapan yang didaratkan sudah memiliki tujuan pemasaran
yang pasti. Distribusi dan pemasaran hasil perikanan oleh industri perikanan yang
ada di PPN Ambon tahun 2015 meliputi 3 (tiga) tujuan pemasaran yaitu lokal.
regional dan ekspor serta distribusi hasil olahan. Untuk pemasaran lokal dengan
tujuan pasar-pasar tradisonal yang ada di Pulau Ambon. pemasaran antar
pulau/daerah dengan tujuan Benoa, Surabaya dan Jakarta. Untuk pasar distribusi
hasil olahan (loin) dipasarkan dengan pulau/ daerah tujuan kota Surabaya.

Tabel 7. Distribusi Ikan, 2015


VOLUME (Kg)
BULAN Eksport hasil
Lokal Regional Keterangan
olahan
Januari 3.360 31.387 0 Produk
perikanan
Pebruari 4.104 40.510 0 yang
Maret 1.660 22.500 0 dieksport,
dalam bentuk
April 9.020 22.500 0

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


24
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Mei 55.390 45.000 0 Hasil Olahan/


Tuna Loin
Juni 22.180 0 45.000
Juli 2,450 4.500 0
Agustus 220 29.730 22.500
September 23.923 1.200 22.500
Oktober 25.640 0 22.500
Nopember 26.000 0 22.500
Desember 3.780 133.500 0

Jumlah 177.727 330.827 135.000 643.554

Dari total ikan yang didistribusikan PPN Ambon, sebesar 27,62 % yang
dipasarkan lokal, pemasaran antar pulau regional sebesar 51% dan ekspor hasil
olahan yang didistribusi sebesar 20,98%. Distribusi ikan dari PPN Ambon mencapai
643.554 Kg yang berarti mengalami penurunan sebesar 98,9 % dibanding tahun
2014 yang volumenya sebesar 59.959.259 kg.
Menurunnya distribusi ikan di PPN Ambon akibat dari banyak kapal yang
ke Thailand untuk doking dan tidak kembali lagi melaut, adanya pembekuan ijin
untuk kapal-kapal perikanan sehingga SLO tidak dikeluarkan dan keluarnya
PERMEN KP No. 56 dan 57 Tahun 2014 tentang Moratorium dan pelarangan
Transhipment untuk kapal-kapal perikanan serta adanya PERMEN KP No. 2 Tahun
2015 tentang pelarangan alat tangkap Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine
Nets). Alasan tersebut diatas sangat mempengaruhi proses distribusi/ pemasaran
ikan di PPN Ambon.
Data pemasaran ikan berdasarkan tujuan pemasaran selama 5 (lima)
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Volume/Tahun (Kg)
Tujuan
Pemasaran
2011 2012 2013 2014 2015

Lokal 518.149 223.148 436.819 342.266 177.727

Regional 2.349.988 2.450.300 2.719.446 3.067.022 330.827

Ekspor 69.626.811 71.589.717 79.054.396 56.549.971 135.000

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


25
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Jumlah 72.494948 74.263.165 82.210.661 59.959.259 643.554

Tabel 8. Daftar Jumlah Distribusi Ikan Berdasarkan Wilayah Pemasaran Tahun 2011 – 2015

Volume distribusi ikan dengan tujuan lokal relatif kecil yang dipengaruhi
oleh pola konsumsi jenis ikan masyarakat setempat yang cenderung lebih memilih
mengkonsumsi jenis ikan dengan kondisi segar, sementara kondisi ikan yang
didaratkan di PPN Ambon adalah ikan beku. Untuk pasar regional/ antar pulau sejak
5 (lima) tahun terakhir mengalami fluktuasi seiring dengan volume permintaan di
daerah tujuan. Sedangkan volume ekspor terjadi penurunan mulai dari tahun 2014
berlanjut hingga tahun 2015 penyebabnya adalah adanya pembekuan ijin untuk
kapal-kapal perikanan sehingga SLO tidak dikeluarkan dan keluarnya PERMEN KP
No. 56 dan 57 Tahun 2014 tentang Moratorium dan pelarangan Transhipment untuk
kapal-kapal perikanan. Serta adanya PERMEN KP No. 2 Tahun 2015 tentang
pelarangan alat tangkap Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets). Grafik
distribusi ikan sejak 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat sebagai berikut :

Grafik 8. Distribusi Ikan Berdasarkan Wilayah Pemasaran, 2011-2015

4.4. Penyerapan Tenaga Kerja

Keberadaan PPN Ambon di Propinsi Maluku dan khususnya di Kota


Ambon diharapkan dapat memberikan efek ganda (multiflier effects) terhadap
pertumbuhan sektor ekonomi di wilayah ini baik kegiatan ekonomi yang bersifat
agrobisnis perikanan maupun kegiatan dibidang usaha lainnya sehingga dapat
menambah lapangan kerja dan membuka kesempatan berusaha.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


26
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Tenaga kerja di PPN Ambon melibatkan seluruh nelayan (ABK) kapal


perikanan, karyawan perusahaan perikanan dan perorangan baik di bidang
pengolahan, pengumpulan dan pemasaran, dan pelayanan jasa yang
memanfaatkan lahan di pelabuhan sebagai lokasi usahanya, termasuk pegawai
instansi pemerintahan baik pegawai PPN Ambon maupun instansi terkait lainnya
yang ada dalam lingkungan pelabuhan.
Tabel 9. Penyerapan tenaga kerja. 2015

No. Rincian Jumlah


1. Nelayan 1.913
2. Non nelayan 4.358
Pegawai perusahaan/ instansi terkait 2.254
Pegawai Pelabuhan 96
Tukang dan buruh pelabuhan 1.247
Lainnya 761
Jumlah 6.271

Penyerapan tenaga kerja selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat


pada tabel dan grafik berikut ini :

Tabel 10. Penyerapan Tenaga Kerja, 2011 – 2015

Tahun
No. Rincian Jumlah
2011 2012 2013 2014 2015
1 Nelayan 37.800 8.976 5.893 6.861 14.157 1.913

2 Non Nelayan 12.558 637 559 794 6.210 4.358

  -Tukang dan Buruh 2.073 160 82 209 375 1.247

- Pegawai Perusahaan dan


  instansi terkait
6.389 335 335 443 3.022 2.254

  - Pegawai pelabuhan 466 92 92 92 94 96

  - Lainnya 3.630 50 50 50 2.719 761

Jumlah 50.358 9.613 6.452 7.655 20.367 6.271


4.5. Penyaluran Logistik Kapal
4.5.1. Penyaluran Air Bersih

Penyaluran air bersih berasal dari dalam pelabuhan melalui instalasi air
bersih yang dimiliki PPN Ambon dan melalui instalasi air bersih milik Dinas Kelautan
dan Perikanan Propinsi Maluku yang terpasang di komplek PPN Ambon. Air yang
disalurkan ditujukan ke kapal perikanan, ke perusahaan/ unit usaha, serta ke
warung-warung yang ada di lingkungan PPN Ambon. Volume yang disalurkan pada
tahun 2015 sebesar 1.931.350 liter.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


27
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Tabel 11. Volume Penyaluran Air, 2015

Volume Penyaluran (Liter)


Bulan
Dalam Pelabuhan Luar Pelabuhan Jumlah Penyaluran

Januari 0 330.000 330.000


Pebruari 0 75.000 75.000
Maret 500.000 625.000 1.125.000
April 0 70.000 70.000
Mei 0 5.000 5.000
Juni 0 0 0
Juli 0 0 0
Agustus 0 28.000 28.000
September 0 118.400 118.400
Oktober 0 0 0
Nopember 0 179.950 179.950
Desember 0 0 0
Jumlah 500.000 1.431.350 1.931.350

Penyaluran Air selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dan
grafik berikut ini :

Tabel 12. Penyaluran Air Tahun 2011-2015

Volume/Tahun (Kl)
Sumber Penyaluran
2011 2012 2013 2014 2015

Dalam Pelabuhan 5.818 5.862 4.550 2.163 500

Luar Pelabuhan 883 2.302 3.120 301.848 1.431,35

Jumlah 6.701 8.164 7.670 304.011 1.931,35

Grafik 9. Penyaluran Air Tahun 2011-2015

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


28
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Penyaluran air bersih yang berasal dari dalam pelabuhan dilakukan oleh
PPN Ambon dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Maluku dengan
pengaturan melakukan jadwal pengisian. DKP Propinsi Maluku melakukan
pengisian air bersih yang berasal dari sumber mata air milik Dinas Kelautan dan
Perikanan Propinsi Maluku namun menggunakan instalasi PPN Ambon. Pengisian
air yang dilakukan oleh DKP Propinsi Maluku dimaksudkan agar dapat menambah
Pendapatan Asli Daerah.

4.5.2. Penyaluran BBM (Bahan Bakar Minyak)

Kapal-kapal perikanan yang berkunjung di PPN Ambon sebagian besar


adalah kapal perikanan skala besar (industri) dengan bobot > 30 GT yang pengisian
BBMnya menggunakan BBM industri. Kebutuhan BBM dalam hal ini solar bagi
kapal-kapal perikanan yang tambat/labuh di PPN Ambon dipenuhi melalui
pembelian langsung/DO dari PERTAMINA dan disalurkan oleh perusahaan yang
bertindak selaku Bunker Service melalui kapal LCT dan mobil tanki.

Kapal perikanan skala kecil dengan bobot < 30 GT pengisian BBMnya


biasanya menggunakan BBM Subsidi. Sesuai ketentuan yang berlaku untuk
mendapatkan BBM bersubsidi, sebuah kapal perikanan harus memenuhi syarat
yaitu memiliki bobot < 30 GT, seluruh awak kapal berwarganegara Indonesia, kapal
dibangun/dibuat di Indonesia dan memiliki kartu anggota asosiasi perikanan, dan
bagi kapal yang tidak memenuhi syarat tersebut maka BBM yang digunakan adalah
BBM untuk industri (Harga Keekonomian / Non Subsidi).

Tabel 13. Volume Penyaluran BBM, 2015

Volume Penyaluran BBM (Liter)


Bulan Solar Solar Jumlah
Subsidi Industri Penyaluran

Januari 0 45,000 45.000

Pebruari 154.000 20.000 174.000

Maret 0 0 0

April 0 15.000 15.000

Mei 0 0 0

Juni 0 5.000 5.000

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


29
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Juli 0 0 0

Agustus 0 5.000 5.000

September 0 66.000 66.000

Oktober 0 0 0

Nopember 0 24.800 24.800

Desember 0 0 0

Jumlah 154.000 180.800 334.800

Jumlah pendataan BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama


tahun 2015 baik yang bersubsidi maupun non subsidi sebesar 334.800 liter. Dalam
periode 2011-2015. penyaluran BBM di PPN Ambon terlihat seperti pada tabel dan
grafik berikut :

Tabel 14. Penyaluran BBM Tahun 2011-2015

Tahun Volume (Kl)

2011 30.832

2012 9.091

2013 12.115

2014 10.750

2015 334,8

Grafik 10. Penyaluran BBM, 2011 - 2015

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


30
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Terdapat penurunan jumlah penyaluran BBM sejak tahun 2011. Hal ini
terjadi karena telah dilakukan perubahan pada proses pendataan. Pada tahun 2011,
data BBM diperoleh dari seluruh jumlah pemakaian BBM kapal perikanan baik yang
pengisiannya dilakukan di areal kawasan PPN Ambon, maupun di luar kawasan.
Untuk tahun 2012 hingga saat ini tahun 2014 data BBM yang dicatat hanya
bersumber dari BBM yang pengisiannya dilakukan di areal kawasan PPN Ambon.

4.5.3. Penyaluran Es

Kebutuhan Es di PPN Ambon relatif kecil, hal ini disebabkan karena Es


hanya dipakai oleh kapal nelayan skala kecil, kapal pengangkut atau unit usaha
pengolahan. Sedangkan kapal-kapal perikanan yang beroperasional di PPN Ambon
sebagian besar adalah kapal-kapal perikanan skala besar (industri) yang telah
dilengkapi dengan palkah pendingin sehingga tidak membutuhkan Es. Di PPN
Ambon terdapat 2 (dua) unit pabrik es yaitu milik PPN Ambon dengan kapasitas 10
Ton/hari dan milik PT. Harta Samudera dengan kapasitas 5 ton/hari.

Tabel 15. Volume Penyaluran Es Tahun 2015

Volume Penyaluran
(Kg)
No. Bulan
Jumlah
Milik PPN Ambon Milik Swasta
Penyaluran
1. Januari 0 30.660 30.660
2. Pebruari 0 0 0
3. Maret 30.660 199.384 230.044
4. April 49.759 0 49.759
5. Mei 1.564 0 1.564
6. Juni 2.312 0 2.312
7. Juli 3.575 0 3.575
8. Agustus 6.644 37.050 43.694
9. September 82.320 0 82.320

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


31
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

10. Oktober 74.052 0 74.052


11. November 63.120 69.800 132.920
12. Desember 1.356 0 1.356

Jumlah 315.362 336.894 652.256

Jumlah Es yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2015 baik


milik Pelabuhan maupun milik swasta sebesar 652.256 Kg. Dalam periode 2011-
2015. penyaluran BBM di PPN Ambon terlihat seperti pada tabel dan grafik berikut :
Tabel 16. Penyaluran Es, 2011 - 2015
Volume/Tahun (Ton)
Sumber Penyaluran
2011 2012 2013 2014 2015
Milik Pelabuhan 272 1.014 1.074 1.074 315,36
Milik Swasta 448 313 370 68.663 336,89
Jumlah 720 1.327 1.444 69.737 652,26

Grafik 11. Penyaluran Es, 2011 - 2015

4.6. Perkembangan Investasi

Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon merupakan sentral produksi


berbasis kelautan dan perikanan. Berdasarkan sertifikat tanah Pelabuhan Perikanan
Nusantara Ambon AK. 368539 / 25.05.02.10.5.00001 tanggal 25 September 1997
PPN Ambon memiliki lahan seluas 3,5 Ha. Dalam pengembangannya sangat
dibutuhkan pembangunan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan operasional
Pelabuhan, dimana sebagian diperuntukan bagi kalangan pengusaha/ investor yang
melakukan kegiatan usaha di bidang perikanan lewat perjanjian penggunaan lahan
(sewa lahan).

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


32
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Luas lahan industri saat ini seluas 30.982 M², terdiri dari luas areal
industri 19.641 M², Luas Areal Ruang Instalasi dan lain-lain seluas 5.621 M², jalan
Kawasan Industri 5.720 M². dan lahan milik PEMDA sekitar 2.784 M2.
Pada tahun 2015, ada 2 (dua) perusahaan yang melakukan pengurusan
perpanjangan ijin sewa lahan, dan 2 (dua) perusahaan yang baru berinvestasi/
sewa lahan di PPN Ambon sehingga lahan industri yang sudah dimanfaatkan sesuai
surat perjanjian sewa lahan (SPSL) adalah seluas 19.641 M². Data perusahaan dan
instansi pemerintah yang ada di PPN Ambon dapat dilihat pada lampiran 15.

4.7. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 yang dimaksud


dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah "seluruh penerimaan
pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan" sedangkan
secara operasional adalah "seluruh penerimaan negara yang diperoleh dari seluruh
kantor/ satuan kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian
Kelautan dan Perikanan".
Pungutan PNBP di PPN Ambon didasarkan pada tarif yang diatur dalam
PP No. 19 Tahun 2006 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 62
tahun 2002 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku
pada Departemen Kelautan dan Perikanan. Penerimaan PNBP tersebut bersumber
pada penerimaan umum dan penerimaan fungsional.

Tabel 17. Rekapitulasi Penerimaan PNBP. 2015

BESARNYA
NO. JENIS PENERIMAAN
PENERIMAAN (Rp)

I. PENERIMAAN UMUM 108.052.242


1 - Sewa Rumah Dinas/ Guest House/ Gedung 56.030.000
2 - Sewa Bangunan/Gudang -
3 - Benda Bergerak (Forklift, Truk, Dll) 6.500.000
4 - Sewa Benda Tak Bergerak :
  - Sewa Tanah -
  - Denda Pekerjaan 7.594.142
  - Biaya Pemeliharaan 36.578.100
5 - Sewa Benda Tak Bergerak Lainnya -
6 Lainnya 1.350.000

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


33
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

 
II. PENERIMAAN FUNGSIONAL 205.605.912
1 - Jasa Air 852.000
2 - Jasa Bengkel -
3 - Jasa Pas Masuk 33.986.700
4 - Jasa Tambat 17.131.500
5 - Jasa Labuh 40.264.450
6 - Jasa BBM -
7 -ES 46.800.000
8 - Penjualan Aset Lainnya yang Dihapuskan -
9 - Jasa Listrik 45.371.362
10 - Jasa Sampah/Kebersihan 21.199.900
11 - Jasa Penumpukan Barang -
12 - Jasa Bongkar Muat -
JUMLAH : 313.658.154

Target PNBP PPN Ambon tahun 2015 yang ditetapkan Direktorat


Jenderal Perikanan Tangkap adalah sebesar Rp. 842.973.881,- dan untuk realisasi
penerimaan PNBP tahun 2015 mencapai Rp. 313.658.154,- atau hanya mencapai
37,21 % dari target.
Dalam periode 2011-2015. PNBP PPN Ambon dapat terlihat pada grafik
dibawah.
Pada tahun 2015 PPN Ambon tidak mencapai PNBP yang ditargetkan
oleh Direktorat jenderal perikanan tangkap, hal ini disebabkan karena keluarnya
PERMEN KP No. 56 dan 57 Tahun 2014 tentang moratorium dan pelarangan
transhipment bagi kapal perikanan, serta PERMEN KP No. 2 tentang larangan
penggunaan alat penangkapan ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine
Nets) yang mengakibatkan aktivitas perusahan dan kapal perikanan yang
berpangkalan di PPN Ambon menjadi terhenti.

Grafik 12. Penerimaan Negara Bukan Pajak, 2011-2015

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


34
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

4.8. Peredaran Uang

Peredaran uang di dalam kawasan PPN Ambon. dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 18. Peredaran uang di PPN Ambon, 2015

INDIKATOR Peredaran Uang ( Rp )


Penyaluran BBM 3.075.901.000
Penyaluran Air 19.330.500
Penyaluran Es 1.101.379.150
Jasa Angkutan 2.253.000.000
Jasa Bongkar Muat 5.452.200.000
Warung/ Pujasera 206.750.000
Pengelola TPI 24.000.000
Pedagang Ikan 368.000.000
Tenaga Kerja 6.637.995.016
Nilai Produksi Ikan 185.253.852.900
Pengolahan Produk Beku 6.782.200.000
KPT Mina sejahtera 835.904.722
PNBP 313.658.154
total 212.324.171.442

Peredaran uang di PPN Ambon terus mengalami penurunan setiap tahun,


pada tahun 2015 peredaran uang di PPN Ambon hanya sebesar Rp.
212.324.171.442,- sangat rendah sekali jika dibandingkan dengan peredaran uang
ditahun 2014 yang tercatat sebesar Rp. 1.948.224.720.943. Hal ini merupakan
dampak dari keluarnya PERMEN KP No. 56 dan 57 Tahun 2014 tentang
moratorium dan pelarangan transhipment bagi kapal perikanan, dilanjutkan dengan
peraturan Menteri No. 2 tahun 2015 tentang larangan terhadap alat tangkap Pukat
Hela dan Pukat Tarik. sehingga jumlah kapal yang operasional menjadi berkurang,
bahkan untuk kapal eks asing tidak ada yang operasional, serta beberapa
perusahaan perikanan ada yang tutup, mengakibatkan menurunnya nilai produksi
dan distribusi ikan yang disalurkan melalui Unit Pengolahan Ikan/ cold storage yang
berada di kawasan PPN Ambon. Peredaran uang per bulan di PPN Ambon tahun
2015 dapat dilihat pada Lampiran 18.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


35
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

4.9. Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP)

Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) merupakan sistem informasi


yang berfungsi untuk mendukung pengembangan pelabuhan perikanan dalam
menciptakan kawasan andalan yang strategis, produktif dan cepat tumbuh sebagai
sentra produksi dan sentra industri bagi pengembangan ekonomi terpadu. Pusat
Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP) menginformasikan dinamika kegiatan
Pelabuhan Perikanan seluruh Indonesia kepada stakeholder perikanan dan
kelautan melalui media internet melalui situs http://www.pipp.djptp.kkp.go.id dengan
dukungan data dari masing-masing pelabuhan perikanan yang dikirim secara
berkala.
Sejak diluncurkannya aplikasi PIPP oleh Direktorat Pelabuhan Perikanan,
telah dilakukan beberapa kali perubahan dan perbaikan versi sesuai dengan
perkembangan dunia informasi dan teknologi (IT).
Kegiatan PIPP di PPN Ambon telah berjalan sesuai dengan fungsi dan
tujuan PIPP. Namun dalam pengaplikasiannya seringkali terjadi kendala-kendala
teknis yang mengganggu kelancaran proses entry maupun pengiriman data. Hal
tersebut disebabkan karena sarana/ prasarana pendukung (jaringan internet) yang
sering lelet/ tidak nyambung serta data yang diperoleh petugas operator dan
enumerator dalam keadaan belum sinkron sehingga memakan waktu dalam
pengisian aplikasi, dimana hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap proses
pengentryan data.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


36
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Gambar 4. Proses entry data dalam PIPP

Adapun hasil evaluasi indikator kinerja pelabuhan selama tahun 2015 dapat
dilihat seperti pada tabel 1 dibawah ini.

Total
Tabel 19.Kriteria Unit
Indikator kinerja pelabuhan perikanan,Februari
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon,
No. Jenis Januari Maret April Mei SemesterJuni
I (Januari Realisa
– Juni 2015) Nilai
Satuan
si
Pengumpulan
1 Kali 11 4 4 4 2 2 4,50 3,00
Laporan
Jumlah Produksi
2 Ton/Hari 116,36 162,59 3,22 4,30 1,42 0,42 48,05 3,08
Ikan
Frekuensi
3 Kapal/Hari 1,71 1,07 1,06 0,30 1,71 1,00 1,14 0,18
Kunjungan Kapal
Penyerapan Orang/
4 417,71 417,64 417,55 417,60 417,45 417,43 417,56 4,18
Tenaga Kerja Hari
Penyaluran Air
5 Ton/Hari 10,52 2,43 6,50 0,70 4,41 1,14 4,28 0,14
Bersih
6 Penyaluran Es Ton/Hari 304,84 171,43 238,71 85,00 3.783,87 1.270,00 975,64 8,00

7 Penyaluran BBM Ton/Hari 35,95 6,13 23,87 0,31 2,56 1,05 11,65 1,86
Jumlah Investor di
Perusahaa
8 Pelabuhan 26,00 27,00 27,00 27,00 29,00 31,00 27,83 7,00
n/Bulan
Perikanan
Pendapatan 24.062.75 42.962.10 25.361 32.593.86 16.717.85 24.782.
9 Rp 6.997.700 6,00
Pelabuhan 0 0 .150 8 0 569,67
Realisasi
10 % 0,66 0,82 0,73 0,78 0,98 0,89 0,81 2,00
Pembangunan
11 Pelaksanaan K5   10 10 10 10 10 10 10,00 10,00

Jumlah                 45,44
Kesimpulan dan
          SEDANG
Rekomendasi

Tabel 20. Indikator kinerja pelabuhan perikanan, Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon, Semester II (Juli – Juni 2015)
Unit Total
No. Jenis Kriteria Juli Agustus September Oktober November Desember Nilai
satuan realisasi
Pengumpulan
1 Kali 6 3 9 4 7 8 6,17 3,00
Laporan
Jumlah Produksi
2 Ton/Hari 0,15 0,07 1,68 0,00 1,32 1,06 0,71 0,19
Ikan
Frekuensi
3 Kapal/Hari 0,90 1,10 1,70 0,52 1,27 1,00 1,08 0,17
Kunjungan Kapal
Penyerapan
4 Orang/Hari 417,55 417,65 417,37 417,45 417,40 417,35 417,46 4,17
Tenaga Kerja
Penyaluran Air
5 Ton/Hari 1,71 0,69 2,77 1,36 1,71 1,11 1,56 0,05
Bersih
6 Penyaluran Es Ton/Hari 938,71 2.258,06 5.733,33 1.412,90 380,00 693,55 1.902,76 8,00

7 Penyaluran BBM Ton/Hari 2,26 0,85 2,47 1,18 1,75 2,82 1,89 0,30
Jumlah Investor di
Perusahaan
8 Pelabuhan 31,00 31,00 31,00 31,00 31,00 31,00 31,00 6,00
/Bulan
Perikanan
Pendapatan 17.565.82 69.884.33 12.483.8 10.391.82 37.639.0 26.266.1
9 Rp 9.632.100 6,00
Pelabuhan 8 3 89 9 57 72,67
Realisasi
10 % 0,93 0,86 0,84 0,88 0,91 1,00 0,90 2,33
Pembangunan

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


37
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

11 Pelaksanaan K5   10 10 10 10 10 10 10,00 10,00

Jumlah                 40,22

Kesimpulan dan
          SEDANG
Rekomendasi

Berkurangnya aktivitas penangkapan ikan oleh kapal-kapal penangkap ikan


berakibat menurunnya nilai indikator kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara
Ambon.

4.10. Kesyahbandaran Perikanan

Sesuai dengan Undang – undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang


Pelayaran dan Undang – undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang – undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan yang berbunyi “Setiap
kapal yang akan berlayar wajib memiliki Surat Persetujuan Berlayar yang
dikeluarkan oleh Syahbandar di pelabuhan perikanan". Maka tugas Syahbandar di
Pelabuhan Perikanan memiliki peranan penting dalam penerbitan Surat Persetujuan
Berlayar (Port Clearance). Surat Persetujuan Berlayar tersebut akan diterbitkan
sesuai dengan permintaan pemilik/ agen kapal perikanan dengan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan. Dalam menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar
harus benar-benar memperhatikan terpenuhinya persyaratan administrasi, fisik,
teknis, nautis, alat penangkap ikan serta alat bantu penangkapan ikan kapal
perikanan. Jumlah Surat Persetujuan Berlayar yang telah diterbitkan oleh
Syahbandar di PPN Ambon pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 21. Jumlah SPB yang dikeluarkan oleh syahbandar perikanan tahun 2015

NO BULAN JUMLAH
1 Januari 26
2 Februari 10
3 Maret 19
4 April 20
5 Mei 27
6 Juni 21
7 Juli 19
8 Agustus 19
9 September 28
10 Oktober 14
11 Nopember 22
12 Desember 21

Jumlah 246

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


38
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Data kapal yang melapor dan membuat surat persetujuan berlayar pada
Syahbandar Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon pada Tahun
2015 sebanyak 246 Kapal. Surat Persetujuan berlayar (SPB) yang diterbitkan setiap
bulannya berbeda, hal ini di sebabkan oleh Frekwensi kedatangan dan
keberangkatan kapal yang tidak selalu sama setiap bulannya hal ini di karenakan
factor cuaca, musim penangkapan ikan dan tingkat kesadaran nelayan yang masih
rendah.
Kegiatan dan operasional syahbandar di PPN Ambon antara lain,
mengatur olah gerak kapal perikanan serta tambat/ sandar kapal perikanan di kolam
Bandar PPN Ambon, Mengawasi pengisian/ Bunker BBM serta mengontrol atau
mengawasi ABK Indonesia maupun ABK Asing yang ada di areal pelabuhan, serta
mengontrol atau mengunjungi daerah/ pelabuhan tangkahan yang termasuk dalam
wilayah kerja syahbandar perikanan.

4.11. Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan

Tahun 2015 penerbitan SHTI tidak berbeda dengan tahun 2014, dimana
tetap didominas oleh kapal-kapal pole and line (huhate) yang berpangkalan di
Pelabuhan Tulehu Maluku Tengah dengan ukuran dibawah 30 GT dan beberapa
kapal jaring insang (purse seine) milik PT. Samudera Sakti Sepakat. Jumlah SHTI
yang dikeluarkan selama tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22. Jumlah SHTI yang diukeluarkan pada tahun 2015


Jumlah SHTI Total Produksi
No Bulan
(Lembar) (Ton)

1 Januari 1 35,1

2 Februari - -

3 Maret 33 204,6

4 April - -

5 Mei - -

6 Juni 10 48,9

7 Juli 42 178,9

8 Agustus - -

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


39
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

9 September 20 174,3

10 Oktober 9 87,1

11 November 102 728,1

12 Desember 34 274,9

Total 251 1.731,9

Secara keseluruhan penerbitan SHTI pada tahun 2015 mengalami


penurunan sebesar 22,3 % jika dibandingkan dengan tahun 2014. Pada tahun 2014
telah diterbitkan sebanyak 323 lembar awal dan pada tahun 2015 hanya diterbitkan
sebanyak 251 lembar awal
Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan yang diterbitkan tahun 2015 mengalami
penurunan karena didominasi oleh kapal-kapal kecil dengan alat tangkap pancing
dan purse seine.

Tabel 23. Jumlah SHTI dan total tangkapan tahun 2011 - 2015

No Tahun Jumlah SHTI Total Tangkapan


(lembar) (ton)

1 2011 483 66.118

2 2012 473 64.946

3 2013 515 51.147

4 2014 323 7.313,1

5 2015 251 1.732

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


40
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

4.12. Logbook Penangkapan Ikan

Kewajiban setiap kapal perikanan yang memiliki SIPI dan melakukan


operasi penangkapan ikan wajib dilengkapi dengan Logbook penangkapan ikan.

Kapal Tiba di Pelabuhan Kapal Bongkar Ikan


Kapal Masuk 1. Mengisi STBLK 1. Setiap kapal yang melakukan kegiatan
1. Memberitahukan 2. Menyerahkan Logook bongkar muat hasil tangkapan harus
kedatangan 3.Ditunjukan tempat mempunyai surat izin bongkar dari
kapal 2 (dua) hari tambat/labuh sesuai Kepala Pelabuhan
sebelumnya. aktivitas 2. Surat izin bongkar diberikan apabila
4.Memberitahukan rencana Logbook sudah diberikan, jika tidak
kegiatan selama di PPN maka surat izin bongkar tidak
Ambon (bongkar, diberikan.
memuat, maupun 3. Pada saat bongkar dilakukan
perbaikan) pencatatan jumlah, jenis ikan yang
dibongkar oleh Petugas Pelabuhan
yang nantinya akan dicocokan
dengan isi Logbook.

Data sesuai Logbook


Kapal Keluar
Data Hasil 1. Petugas Pelabuhan memberikan
Tangkapan lembar Logbook untuk dibawah di
yang atas kapal.
Didaratkan 2. Khusus buat kapal yang tidak
melaksanakan kegiatan bongkar
Data Tidak Sesuai Logbook/Belum Lengkap muat hasil tangkapan di
1. Memanggil nahkoda untuk melakukan verifikasi data yang Pelabuhan,Syahbandar di PP tidak
tidak sesuai memberikan SPB sebelum
2. Nahkoda membuat ulang data Logbook untuk disesuaikan memastikan Logbook sudah
dengan hasil tangkapan yang dibongkar dengan melihat dibuat oleh kapal.
data yang sudah ada (jurnal penangkapan/kapal serat
track koordinat yang tersimpan di GPS)
3. nahkoda menandatangani Logbook dan menyerahkannya
kepada Petugas Pelabuhan.

Gambar 5. Prosedur penerbitan Logbook

Logbook penangkapan ikan harus diisi di atas kapal dan menjadi tanggung jawab
nakhoda, serta wajib dilakukan sesuai dengan data yang sebenarnya (objective)
dan tepat waktu (up to date). Ketentuan tentang Logbook penangkapan dan
pengangkutan ikan diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia nomor 48/PERMEN-KP/2014 tentang Logbook Penangkapan
Ikan.
Pelaksanaan logbook penangkapan ikan di PPN Ambon telah berjalan
dengan baik. Pengembalian logbook penangkapan ikan menjadi kewajiban bagi
setiap kapal penangkapan ikan untuk melakukan pembongkaran hasil tangkapan di
dermaga PPN Ambon. Pada tahun 2015. jumlah Logbook yang telah dikembalikan
oleh kapal penangkapan ikan sebanyak 73 rangkap, rinciannya dapat dilihat pada
Tabel 20.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


41
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

Tabel 24. Jumlah Logbook penangkapan ikan, 2015


JUMLAH LOGBOOK
NO BULAN
(Lembar)
1 Januari 13
2 Februari 14
3 Maret 8
4 April 7
5 Mei 4
6 Juni 1
7 Juli 3
8 Agustus 2
9 September 7
10 Oktober 4
11 Nopember 4
12 Desember 6
Jumlah 73

Logbook penangkapan ikan tahun 2015 di PPN Ambon mengalami


penurunan, hal ini disebabkan karena adanya peraturan menteri Kelautan dan
Perikanan nomor 56/PERMEN-KP/2014 tentang Penghentian sementara
(moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia dan peraturan menteri Kelautan dan
Perikanan nomor 02/PERMEN-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat
Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.
Jumlah Logbook yang telah dikembalikan oleh kapal penangkapan ikan
serta jumlah rekomendasi logbook, pada periode 2011 sampai dengan 2015, dapat
dilihat pada tabel-tabel di bawah ini

Tabel 25. Jumlah Logbook penangkapan ikan, 2011 - 2015


JUMLAH/ TAHUN
BULAN
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 9 45 31 45 13
Pebruari 15 38 51 31 14
Maret 26 41 32 46 8
April 51 35 53 33 7
Mei 51 47 39 36 4
Juni 42 41 44 32 1
Juli 48 35 42 23 3
Agustus 43 50 28 30 2

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


42
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

September 36 47 41 37 7
Oktober 46 35 47 41 4
November 41 40 39 35 4
Desember 36 30 41 70 6
Total 444 484 488 459 73

Tabel 26. Jumlah Rekomendasi Logbook, 2011 - 2015

TAHUN
BULAN
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 8 19 21 14 -
Pebruari 7 1 20 6 -
Maret 7 31 16 27 -
April 14 18 4 8 1
Mei 10 3 14 35 1
Juni - 3 12 17 11
Juli 8 4 12 22 3
Agustus 27 30 28 22 9
September 12 - 8 6 1
Oktober 9 - 1 1 -
November - - 18 6 -
Desember 6 - 37 5 -
Total 108 109 191 169 26

Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 jumlah logbook yang telah
dikembalikan oleh kapal penangkap ikan berkisar 444 hingga 459 lembar, namun
jumlah pengembalian logbook tersebut mengalami penurunan drastis di tahun 2015
yaitu hanya sebanyak 73 lembar. Begitu juga dengan jumlah rekomendasi
logbookyang dikeluarkan oleh PPN Ambon, Pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2014 jumlah rekomendasi logbook yang diberikan kepada kapal penangkap ikan
berkisar 108 hingga 169 rekomendasi, namun jumlah rekomendasi logbook yang
dikeluarkan di tahun 2015 mengalami penurunan yaitu hanya sebanyak 26
rekomendasi.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


43
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

4.13. Pengawasan Mutu Hasil Perikanan

Pelabuhan merupakan prasarana perikanan yang dibutuhkan dalam


mendukung pembangunan perikanan khususnya sub sektor perikanan tangkap.
Selain berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat perikanan,
pelabuhan perikanan juga memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan, serta turut serta meningkatkan
ekspor produk perikanan. Dalam rangka meningkatkan daya saing produk
perikanan di pasaran dunia terutama di Uni Eropa, maka pelabuhan perikanan juga
memiliki fungsi untuk mengawasi mutu hasil perikanan terutama pada kegiatan
bongkar muat di dalam Wilayah Kerja Operasional Pelabuhan Perikanan.
Jaminan mutu dan keamanan pangan serta ketertelusuran merupakan
tuntutan dan persyaratan dalam perdagangan internasional yang berdasarkan
suatu sistem pengawasan mutu yang ditetapkan oleh badan internasional
(HACCP/PMMT) mulai dari ikan ditangkap, dipanen, didaratkan, diangkut, diolah,
dikemas, disimpan, dan didistribusikan berdasarkan Standar Nasional Indonesia
( SNI ) yang juga mengacu pada standar internasional meliputi standar bahan baku,
standar penanganan dan pengolahan, sanitasi dan hygiene unit pengolahan,
hygiene kapal ikan, pembudidayaan, hygiene tempat pendaratan dan metode
pengujian mutu.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon merupakan salah satu titik kritis
dalam penerapan sistem HACCP, yang berkewajiban menyelenggarakan
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tangkap yang
mencakup pengendalian di kapal penangkap ikan, kapal pengangkut ikan dan
pembongkaran dari kapal ikan.
Oleh sebab itu, sebagai salah satu Pengendali Mutu maka Pelabuhan
Perikanan Nusantara Ambon perlu melakukan pengawasan terhadap penanganan
hasil tangkapan terutama bagi kapal-kapal perikanan yang berada di lingkungan
pelabuhan. Dengan pengawasan tersebut diharapkan dapat mempertahankan
mutu hasil tangkapan dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan.
Salah satu kegiatan yang menunjang kegiatan pengawasan mutu di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon adalah kegiatan inspeksi pembongkaran
ikan di atas kapal. kegiatan ini ditujukan untuk melakukan pengawasan terhadap
kegiatan pembongkaran ikan yang dilihat dari beberapa indikator antara lain: kondisi
fisik (sanitasi & higienis) kapal, pengawasan penanganan ikan selama kegiatan

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


44
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

bongkar, suhu ikan hasil tangkapan, kelayakan peralatan yang digunakan, dan
pengawasan selama pendistribusian ikan.
Selama tahun 2015, tercatat telah dilakukan sebanyak 213 kali kegiatan
inspeksi pembongkaran ikan di atas kapal perikanan, kebanyakan kapal yang di
inspeksi adalah kapal yg berukuran kecil karena adanya moratorium. Dalam
pelaksanaan kegiatan inspeksi pembongkaran ikan di atas kapal, pengawas mutu
juga melakukan pengukuran suhu rata-rata ikan selama pembongkaran, serta
pengambilan sampel ikan, yang untuk selanjutnya diadakan beberapa pengujian,
yaitu pengujian organoleptik, dan pengujian formalin. Untuk pengujian organoleptik,
pengambilan sampel dilakukan pada setiap kegiatan pembongkaran, sedangkan
untuk pengujian formalin, terhadap sampel yang diambil dari kapal perikanan,
secara acak (random).
Dari rekapitulasi hasil kegiatan inspeksi pembongkaran ikan di atas kapal
yang dilaksanakan sepanjang tahun 2015, diketahui bahwa suhu rata-rata ikan pada
saat pembongkaran adalah -7.20C. karena ikan hasil tangkapan yang di inspeksi
adalah ikan segar Sedangkan nilai rata-rata organoleptik dari ikan yang dibongkar
adalah 7,8. Sementara itu, dari hasil pengujian formalin yang dilakukan, tidak
pernah ditemukan adanya ikan yang mengandung formalin di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Ambon. Dari nilai diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ikan yang
didaratkan di PPN Ambon layak dan aman untuk dikonsumsi, serta bebas formalin.
Sedangkan untuk penilaian kelayakan kapal, masih banyak didapatkan
temuan yang merupakan salah satu indikasi bahwa kapal tersebut belum
menerapkan sistem sanitasi & hygiene dengan baik. Temuan ketidaksesuaian yang
sering didapatkan dalam inspeksi pembongkaran ikan antara lain : personal hygiene
yang sangat kurang, peralatan atau wadah yang digunakan sudah berkarat, belum
adanya program pengawasan sanitasi di atas kapal fasilitas perlengkapan
pembongkaran belum memadai, fasilitas toilet kapal yang kurang memadai, serta
belum adanya fasilitas selasar yang cukup sehingga kenaikan suhu dapat terjadi
secara cepat.
Kondisi yang ditemukan dilapangan merupakan suatu kendala dan
permasalahan yang sebaiknya dihadapi bersama, baik oleh pemerintah, maupun
dari perusahaan. Kesadaran semua pihak dalam menjaga atau mempertahankan
mutu hasil perikanan, perlu ditingkatkan untuk mendukung sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan.
Selain daripada kondisi diatas, faktor internal juga menjadi suatu
hambatan yang sering ditemui. Salah satu faktor internal tersebut adalah kurangnya

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


45
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

petugas inspeksi pembongkaran yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara


Ambon. Pejabat Fungsional Pengawas Mutu yang bertugas hanya 1 (satu) orang.
Dalam melaksanakan tugas Inspeksi Pembongkaran Ikan, Pejabat Fungsional
Pengawas Mutu Hasil Perikanan dibantu oleh 2 orang Pejabat Fungsional Penyuluh
Perikanan dari BPSDMKP yang ditempatkan di PPN Ambon.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan penambahan petugas mutu
terutama yang memiliki sertifikasi dan keahlian di bidang mutu hasil perikanan,
sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan fungsi pelabuhan dalam
menjaga mutu hasil perikanan dapat dicapai dengan maksimal.

4.14. Penyuluhan Perikanan di PPN Ambon

Penambahan Nomenklatur pemberdayaan masyarakat Kelautan dan


Perikanan pada Satuan Unit Kerja Pusluh KP pada tahun 2015 seolah menegaskan
kembali peran penyuluh perikanan sebagai agen perubahan dalam pemberdayaan
masyarakat KP. Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang berarti kekuatan atau
kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat
dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh
daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang
kurang atau belum berdaya.
Pengertian proses ini senada dengan tujuan penyuluhan yang menunjuk
pada serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis
yang mencerminkan tahapan upaya mengubah masyarakat yang kurang atau belum
berdaya menuju keberdayaan. Proses akan merujuk pada suatu tindakan nyata
yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah kondisi masyarakat yang lemah,
baik pengetahuan (Knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan (practice)
menuju pada penguasaan sikap, perilaku-sadar dan kecakapan-keterampilan yang
baik.
Kontribusi penyuluhan perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Ambon tahun 2015 melalui kegiatan penyuluhan antara lain melakukan kunjungan
pembinaan/ pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha kepada
sasaran perseorangan/ anjangsana sebanyak 115 kali mengenai Cara Penanganan
Ikan yang Baik di atas kapal dengan sasaran kapal penangkap ikan ukuran di
bawah 30 GT. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan nelayan
tradisional tentang CPIB di atas kapal yang berujung pada peningkatan daya saing
produk perikanan Indonesia. Ke depannya akan diberlakukan Sertifikat CPIB bagi
kapal penangkap maupun pengangkut. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


46
AMBON
Laporan Tahunan 2015 Keragaan Operasional

ikan hasil tangkapan, yang digunakan sebagai bahan baku bagi produk perikanan di
Indonesia yang diekspor ke pasar Uni Eropa telah melalui proses pengendalian
jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety) dengan baik.
Selain kunjungan tersebut, Penyuluh Perikanan di PPN Ambon juga
melakukan kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon serta
Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi
Maluku terkait dalam kegiatan Pengembangan Kelas Kelompok dan Penumbuhan
Kelompok Pelaku Utama Perikanan Mandiri. Pada tahun 2015 ini sebanyak 6
kelompok pelaku utama telah dinaikkan kelasnya dari kelas kelompok pemula
menjadi kelas kelompok madya. Selain itu Penyuluh Perikanan di PPN Ambon telah
menumbuhkan 5 Kelompok Usaha Bersama (bidang penangkapan) dan 5
Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) dari Dusun Wainuru, Desa
Waai, Kecamatan Salahutu.
Dengan adanya pengembangan dan penumbuhan kelompok pelaku utama
diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kelompok pelaku utama yang lain untuk
dapat meningkatkan kelas kelompoknya serta tumbuhnya kelompok pelaku utama
yang baru.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA


47
AMBON

Anda mungkin juga menyukai