Anda di halaman 1dari 4

Tugas Menganalisis Resensi Buku Fiksi dan Non Fiksi

Nama : Prima Agung Putra Hariyono

Kelas : XI MIPA 3

Absen : 20

Novel Fiksi “Bumi” oleh Tere Liye

Dikutip dari https://www.kompasiana.com/hairaniiii/603f610bd541df113f5b5612/resensi-novel-


bumi-karya-tere-liye

https://www.kompasiana.com/teresakristina4366/5e8183e8097f360f5505e862/resensi-buku-bumi-
oleh-tere-liye

No. Unsur/Sistematika Jawaban


Resensi
1. Judul Resensi Bumi
2. Identitas Judul Buku : Bumi
Jenis Buku : Novel
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2014
ISBN : 978-602-03-0112-9
Jumlah halaman : 440 halaman
Jenis kertas : Kertas Buram
Harga : Rp. 89.000,-

3. Pendahuluan Bumi adalah sebuah karya novel setebal 440 halaman yang
ditulis oleh Tere Liye. Novel Bumi juga merupakan bagian
pertama dari seri Bumi/serial dunia paralel. Novel ini pertama
kali diterbitkan pada tahun 2014 oleh PT. Gramedia Pustaka
Utama. Sejak diterbitkan, buku Bumi dan buku-buku lainnya
dari serial dunia paralel sering menduduki penjualan terlaris
atau top ten di toko-toko buku di Indonesia.

4. Sinopsis Novel Bumi karya Tere Liye ini menceritakan tentang seorang
anak perempuan yang berumur 15 tahun bernama Raib. Sejak
kecil ia sudah mempunyai sebuah rahasia, yaitu kekuatan
untuk bisa menghilang. Dengan cara menutup wajahnya
dengan kedua telapak tangan dan seketika ia menghilang. 

Awalnya Raib tidak mengerti mengapa ia bisa menghilang,


hingga akhirnya Tamus datang menghampirinya. Tamus adalah
orang dari dunia lain yang mengirim si Putih dan si Hitam ke
rumah Raib. Si Hitam ternyata adalah suruhan Tamus untuk
mengawasi Raib sejak kecil. Dan si Hitam pun juga tidak terlihat
dengan orang lain kecuali Raib.

Petualangan ini di mulai ketika Raib, Seli, dan Ali masuk ke aula
sekolah. Di tempat itu, mereka di hadang oleh Tamus dan anak
buahnya. Namun, mereka berhasil lolos dari Tamus karena
bantuan dari guru mereka yaitu Miss Selena. 

Novel ini menjelaskan bahwa di cerita ini ada empat dunia


berbeda. Yaitu Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang. Mereka
hidup di tempat yang sama, namun saling menyibukkan diri di
dunia masing-masing sehingga mereka tidak bersentuhan sama
sekali.

Setelah lolos dari kejaran Tamus, Raib dan kawan-kawan tiba di


sebuah rumah dengan kota yang tidak mereka kenali. Hingga
pada akhirnya mereka bertemu dengan pemilik rumah yang
bernama Ilo. 

Ilo mempunyai istri bernama Vey dan dua orang anak bernama
Ily dan Ou. Keluarga ini banyak membantu Raib dan kawan-
kawan dalam menjalankan petualangannya.

5. Keunggulan buku Dari segi bahasa, Tere Liye menggunakan bahasa yang sangat
mudah dimengerti semua kalangan. Ia juga dapat dengan
sangat jelas dan nyata memaparkan suasana yang ada di dalam
adegan tertentu.

Alur cerita tidak tertebak, mengundang pembaca untuk


mencari tahu lebih banyak dan lebih dalam mengenai rahasia-
rahasia yang kian banyak terungkap seirnging dengan
perjalanan.

Tere Liye dalam buku Bumi ini telah menciptakan begitu


banyak karakter unik. Setiap karakter begitu berbeda dan
memiliki karakterisasi yang dikembangkan secara mendetail.
memberikan tempat bagi para pembaca untuk menemukan diri
mereka mirip dengan salah satu karakter buku ini. 

6. Kekurangan buku Tentunya buku ini juga memilki kekurangan yaitu tebalnya
buku ini membuat pembaca pemula malas untuk membaca
buku ini. Namun, selain itu saya tidak menemukan kekurangan
lain buku ini.

7. Penutup Tere Liye, selaku penulis novel Bumi amatlah cerdas dalam
menjabarkan peristiwa satu ke peristiwa lainnya secara
bertahap. Hal itu tentunya memudahkan pembacanya dalam
memahami alur cerita pada setiap konflik yang dibuat di novel
ini. Selain itu, novel Bumi sangat menarik untuk dibaca oleh
berbagai kalangan sebab ada banyak moral value yang dapat
diambil dari setiap peristiwa dan konflik yang ada, mulai dari
pesan yang tersurat maupun tersirat.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, novel ini cocok


untuk dibaca dan dimiliki oleh berbagai kalangan, khususnya
remaja, sebab tema yang diangkat pun sangat relevan dengan
semangat anak muda. Saat membaca novel ini pun, kita seakan
terlibat ke dalam alur cerita dan permainan tokoh yang
diciptakan oleh sang penulis.

Buku Non Fiksi “Filosofi Teras” oleh Henry Manampiring

Dikutip dari https://detak-unsyiah.com/resensi/filosofi-teras-filsafat-yunani-romawi-kuno-untuk-


mental-tangguh-masa-kini

https://radarbojonegoro.jawapos.com/nasional/23/11/2021/resensi-buku-filosofi-teras-cara-agar-
hidup-lebih-tenang/#:~:text=Ajaran%20filsafat%20stoa%20yang%20terdapat,baper%2C%20dan
%20lain%2Dlain.

No. Unsur/Sistematika Jawaban


Resensi
1. Judul Resensi Filosofi Teras
2. Identitas Judul Buku : Filosofi Teras
Jenis Buku : Buku
Penulis : Henry Manampiring
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun Terbit : 2019
ISBN : 978-602-412-518-9
Jumlah halaman : +320 halaman
Harga : Rp 98.000,00

3. Pendahuluan Filosofi Teras merupakan sebuah buku yang memperkenalkan


filsafat stoic atau stoa dalam bahasa Indonesia. Dalam buku ini
dijelaskan mengenai topik-topik stoisisme yang relevan dalam
kehidupan sehari-hari. Stoic atau stoisisme merupakan aliran
filsafat atau mazhab filsafat Romawi kuno yang berkembang
dari 2300 sebelum masehi sampai 200 masehi yang bisa
membantu kita mengatasi emosi negatif dan menghasilkan
mental yang tangguh dalam menghadapi naik-turunnya
kehidupan. Mengapa judul bukunya Filosofi Teras? Penulis
mengungkapkan, karna istilah stoic sukar untuk diucapkan,
oleh sebab itu penulis mengambil kata terjemahannya. Istilah
stoic diambil dari tempat dimana filsuf-filsuf dan murid-murid
berdiskusi yaitu disebuah teras berpilar yang dihiasi dengan
sebuah lukisan. Oleh karna itu penulis mengambil judul Filosofi
Teras.

4. Sinopsis Buku Filosofi Teras menjelaskan mengenai penerapan dari


filsafat stoisisme pada kehidupan sehari-hari. Buku ini
merupakan jenis buku self help dengan pendekatan filsafat
yang ternyata bisa diterapkan oleh orang awam. Buku ini terdiri
dari 12 Bab, dimana Bab 1 diawali dengan survei penulis
mengenai kekhawatiran nasional. Kemudian Bab 2 mengenai
tujuan utama dari Filosofi Teras. Bab 3 mengenai hidup selaras
dengan alam. Bab 4 mengenai dikotomi kendali. Bab 5 cara
mengendalikan interpetasi dan persepsi. Bab 6 memperkuat
mental. Bab 7 hidup di antara orang yang menyebalkan. Bab 8
mengenai menghadapi kesusahan dan musibah. Bab 9 menjadi
orang tua. Bab 10 citizen of the world. Bab 11 tentang
kematian. Terakhir Bab 12 penutup.

Dibuku ini kita diajarkan untuk mencari kedamaian dalam


hidup melalui diri sendiri bukan dari ekspektasi diluar kendali
kita. Bagaimana caranya mengatasi baper, galau, emosi, cemas,
khawatir dan cara mengtasi masalah dalam hidup. Prinsip
utamanya yaitu manusia tidak sepantasnya melawan sabda
alam. Kita sebagai manusia harus hidup selaras dengan alam
untuk bersikap lapang dada dan fokus saja pada apa yang
dapat dikendalikan karna manusia tidak dapat mengendalikan
segala hal.
Dimata stoa bahagia adalah manakala kita terbebas dari
gangguan emosi atau segala perasaan yang menganggu.

5. Kelebihan Dibuku ini juga terdapat ilustrasi-ilutrasi yang menarik sehingga


pembaca tidak akan bosan untuk membacanya, kemudian
disetiap bab terdapat intisarinya, adanya riset sesuai dengan
survei yang dilakukan penulis.

6. Kekurangan Isi dan beberapa bahasan dari buku ini diulang-ulang sehingga
dapat membuat pembaca menjadi bosan. Terlepas dari
kekurangan yang dimilikinya, buku ini sangat
direkomendasikan bagi siapa yang ingin hidupnya lebih tenang,
terutama para generasi milenial yang sering merasa cemas.

7. Penutup Pesan atau pelajaran yang didapat dari buku ini pertama,
mengenai mengatur emosi supaya kita bisa mengatur reaksi
pada diri kita sendiri, salah satu caranya yaitu dengan dikotomi
kendali. Terdapat 2 kendali didunia ini yaitu hal yang bisa kita
kendalikan dan hal diluar kendali kita. Menurut stoisisme hal-
hal yang bisa membuat galau, baper, kecewa, sedih, badmood
itu merupakan kebahagian yang kita gantungkan, justru diluar
hal yang bisa kita kendalikan. Pentingnya memahami “kendali”
bukan hanya soal kemampuan kita “memperoleh” tetapi juga
“mempertahankan”. Kemudian pesan selanjutnya adalah
melatih diri dalam membayangkan hal buruk agar kita lebih
siap. Pesan ketiga mengenai kita semua warga dunia jadi
jangan mendiskriminasikan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai