KOMPETENSI DASAR
Membaca Resensi
Novel Sastra atau Novel Popular
INDIKATOR
1. Menentukan unsur-unsur yang diresensi dalam
sebuah buku novel yang dibaca, yaitu: judul
resensi, identitas buku, kepengarangan, ikhtisar
cerita, bahasa pengarang, kelemahan dan
keunggulan buku, kesimpulan.
2. Membuat catatan mengenai hal-hal yang penting
ditulis dalam resensi.
3. Menanggapi resensi novel yang disajikan.
4. Menyimpulkan resensi yang disajikan (lengkap
atau tidak lengkap)
KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI
“Ia memandangi wajah-wajah cilik itu. Kepolosan yang hari ini akan dicorengi ambisi
Isi ringkas buku untuk menjadi yang paling cantik. Wajah mereka semuanya dipulasi make up yang
seharusnya tidak di sana. Diva memandangi kaki-kaki kecil mereka. Rata-rata
memakai sepatu boots hak tinggi, rok supermini, tank top, atau jaket bermotif kulit
binatang. Bahkan sekecil mereka sudah belajar berdandan seperti tukang jagal.”
Kutipan di atas adalah penggalan dari novel Supernova yang banyak bercerita tentang
kehidupan manusia. Novel ini mengungkap apa dan bagaimana manusia itu, apa yang
tersembunyi atau terlintas pada alam pikiran bawah sadarnya, juga hasil pemikiran-
pemikirannya, dan apa yang sudah diperbuat manusia di atas bumi.
Kelemahan dan keunggulan Kisah-kisah yang ditulis dalam novel ini sangat menarik. Namun, untuk memahaminya
Buku secara lebih mendalam, diperlukan pengetahuan sosial, psikologis, dan sains modern
yang memadai. Latar belakang pengetahuan ini diperlukan untuk mendukung
pemahaman perilaku tokoh sebagai makhluk sosial yang dibesarkan oleh suatu
budaya tertentu dan secara psikologis dibesarkan dengan keyakinan, pengetahuan,
dan harapan-harapannya. Tokoh kadang muncul berdasarkan pemikiran manusia
yang sangat rasional, tetapi pada saat yang lain menjadi makhluk yang sulit
dipahami. Pengarang tampaknya berhasil mengajak pembaca berkelana berpindah-
pindah dari logika ke imajinasi, bahkan ilusi. Kekurangan kosa-kata di bidang sains
modern dan cara berpikir konvensional dapat menjadi hambatan dalam membaca
Ciri kebahasaan dan manfaat buku ini. Tetapi, tentu tidak salah bagi siapa pun yang ingin mencoba membacanya.
buku Buku ini selain menghibur sekaligus menambah wawasan
pengetahuan tentang sains modern, khususnya yang berhubungan
dengan teknologi komputer dan antariksa. Novel ini mengisi salah
satu sisi kosong pada dunia sastra Indonesia yang banyak
berbicara tentang konflik batiniah tokoh dengan pola hitam-putih.
(Ramdani, pengamat sastra, sumber: Surya, 20 Januari 2001)
Langkah-langkah Membaca Resensi:
1. Membaca identitas buku, khususnya berkenaan dengan
judul, pengarang, penerbit, kota terbit, tahun terbit,
jumlah halaman, dan harga.
2. Mencermati kepengarangan, khususnya mengenai
biografi penulis, karya-karyanya, penghargaan yang
diperoleh.
3. Mengidentifikasi ikhtisar/isi ringkas novel.
4. Mencermati bahasa pengarang, khususnya yang
berhubungan dengan kreativitas dalam menciptakan alat
ucap novel, seperti ungkapan, analogi, gaya bahasa, dan
sebagainya.
5. Mencermati kelemahan dan keunggulan novel.
6. Mencermati kesimpulan yang diberikan peresensi
terhadap novel.
Latihan
Setelah Anda membaca contoh resensi di atas, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
Dewi Lestari meluncurkan novelnya yang pertama. Liar dan menantang. Menerobos lorong waktu. Kejutan dalam dunia
sastra Indonesia yang membuka abad ini ialah munculnya sebuah novel yang ditulis Dee (Dewi Lestari) berjudul Supernova:
Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Nama penulis novel ini sebenarnya sudah cukup dikenal khalayak sebagai penyanyi pop
yang tergabung dalam trio vokal “Rida, Sita, Dewi” (asal Bandung), dan ini adalah novelnya yang pertama.
Supernova adalah sebuah novel super-imajinatif. Sungguh tidak lazim bagi dunia sastra Indonesia. Ditulis dengan gaya pop,
tapi sarat dengan problem fisafat dan teori-teori ilmiah. Baru kali ini dalam sastra Indonesia, seorang penulis mampu
mengartikulasikan labirin kehidupan kontemporer secara eksperimentatif dengan gaya yang hampir science fiction.
Supernova memaparkan sebuah horizon kehidupan hasil kecemerlangan pikiran manusia yang telah menerobos lorong waktu
peradaban yang sangat panjang. Dasyatnya, bagaimana horizon yang lebih dikenal atau ditemukan dalam ruang-ruang yang
sangat serius, seperti di laboratorium dan perpustakaan itu diramu sedemikian rupa dengan masalah “kehidupan sehari-hari”
(life world, meminjam istilah filsuf pendiri aliran filsafat fenomenologi, Edmund Husserl). Hal yang dianggap abstrak,
logika, bentuk-bentuk murni lainnya dari “otak” para sains dan filsuf dunia yang seringkali terkenal demikian menyeramkan,
bisa di-make up Dewi mwnjadi wajah yang kelihatan ramah bersentuhan dengan unsur-unsur empati, emosi, ekspresi, dan
keputusan-keputusan hidup dalam keseharian manusia.
“Dunia kehidupan” tampak sebagai “fenomena” baru. Membaca Supernova memang haruslah dengan perhatian ekstra. Ia
kelihatannya akan sulit akrab bagi mereka yang terbiasa membaca novel yang tanpa mengernyitkan dahi. Akan tetapi,
bagaimanapun paling tidak dengan melihat gaya tutur lewat kalimat-kalimat yang lancar mengalir, rangkaian dialog yang
gesit, pembaca seperti ini masih bisa mendapatkan sesuatu.
Sebagai karya fiksi, Supernova adalah sebuah imajinasi intelektual yang sangat liar dan menantang. Menantang dengan
nuansa science fiction-nya. Tidak mengherankan apabila sang penulis merasa perlu memberikan catatan-catatan kaki tentang
teori-teori ilmiah. Dari sini pula kita bisa membayangkan betapa seriusnya sang penulis menyiapkan novel ini. Serius dengan
penguasaan materi dasar teori-teori ilmu alam modern dan kontemporer, teori-teori sosial, dan menyentil nama-nama filsuf,
seperti Adam Smith, Hegel, Kant, Marx, dan Habermas.
Sebut saja Supernova sebagai sebuah esai yang bercerita tentang “persentuhan” antara dunia imajiner dan sains lewat tokoh-
tokoh fiktif yang memiliki karakter-karakter unik. Membaca Supernova sungguh akan banyak gunanya bagi isi otak kita.
(Tommy F. Awuy, Gatra, 20 Januari 2001)
LEMBAR KEGIATAN SISWA
MEMBACA RESENSI
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
1. Petunjuk Belajar:
1. Bacalah uraian materi yang diberikan.
2. Kerjakan setiap langkah sesuai dengan tugas
3. Konsultasikan dan diskusikan dengan guru jika menemui kesulitan.
Dewi Lestari meluncurkan novelnya yang pertama. Liar dan menantang. Menerobos lorong waktu .
Kejutan dalam dunia sastra Indonesia yang membuka abad ini ialah munculnya sebuah novel yang ditulis Dee (Dewi Lestari)
berjudul Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Nama penulis novel ini sebenarnya sudah cukup dikenal khalayak sebagai
penyanyi pop yang tergabung dalam trio vokal “Rida, Sita, Dewi” (asal Bandung), dan ini adalah novelnya yang pertama.
Supernova adalah sebuah novel super-imajinatif. Sungguh tidak lazim bagi dunia sastra Indonesia. Ditulis dengan gaya pop, tapi
sarat dengan problem fisafat dan teori-teori ilmiah. Baru kali ini dalam sastra Indonesia, seorang penulis mampu mengartikulasikan
labirin kehidupan kontemporer secara eksperimentatif dengan gaya yang hampir science fiction.
Supernova memaparkan sebuah horizon kehidupan hasil kecemerlangan pikiran manusia yang telah menerobos lorong waktu
peradaban yang sangat panjang. Dasyatnya, bagaimana horizon yang lebih dikenal atau ditemukan dalam ruang-ruang yang sangat
serius, seperti di laboratorium dan perpustakaan itu diramu sedemikian rupa dengan masalah “kehidupan sehari-hari” ( life world,
meminjam istilah filsuf pendiri aliran filsafat fenomenologi, Edmund Husserl). Hal yang dianggap abstrak, logika, bentuk-bentuk
murni lainnya dari “otak” para sains dan filsuf dunia yang seringkali terkenal demikian menyeramkan, bisa di-make up Dewi
mwnjadi wajah yang kelihatan ramah bersentuhan dengan unsur-unsur empati, emosi, ekspresi, dan keputusan-keputusan hidup
dalam keseharian manusia.
“Dunia kehidupan” tampak sebagai “fenomena” baru. Membaca Supernova memang haruslah dengan perhatian ekstra. Ia
kelihatannya akan sulit akrab bagi mereka yang terbiasa membaca novel yang tanpa mengernyitkan dahi. Akan tetapi,
bagaimanapun paling tidak dengan melihat gaya tutur lewat kalimat-kalimat yang lancar mengalir, rangkaian dialog yang gesit,
pembaca seperti ini masih bisa mendapatkan sesuatu.
Sebagai karya fiksi, Supernova adalah sebuah imajinasi intelektual yang sangat liar dan menantang. Menantang dengan nuansa
science fiction-nya. Tidak mengherankan apabila sang penulis merasa perlu memberikan catatan-catatan kaki tentang teori-teori
ilmiah. Dari sini pula kita bisa membayangkan betapa seriusnya sang penulis menyiapkan novel ini. Serius dengan penguasaan
materi dasar teori-teori ilmu alam modern dan kontemporer, teori-teori sosial, dan menyentil nama-nama filsuf, seperti Adam
Smith, Hegel, Kant, Marx, dan Habermas.
Sebut saja Supernova sebagai sebuah esai yang bercerita tentang “persentuhan” antara dunia imajiner dan sains lewat tokoh-tokoh
fiktif yang memiliki karakter-karakter unik. Membaca Supernova sungguh akan banyak gunanya bagi isi otak kita.
(Tommy F. Awuy, Gatra, 20 Januari 2001)
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.