Anda di halaman 1dari 18

RESENSI NOVEL

KOMPETENSI DASAR

Membaca Resensi
Novel Sastra atau Novel Popular
INDIKATOR
1. Menentukan unsur-unsur yang diresensi dalam
sebuah buku novel yang dibaca, yaitu: judul
resensi, identitas buku, kepengarangan, ikhtisar
cerita, bahasa pengarang, kelemahan dan
keunggulan buku, kesimpulan.
2. Membuat catatan mengenai hal-hal yang penting
ditulis dalam resensi.
3. Menanggapi resensi novel yang disajikan.
4. Menyimpulkan resensi yang disajikan (lengkap
atau tidak lengkap)
KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI

Siswa mampu membaca, memahami dan


menanggapi teks resensi yang dibaca.
Petunjuk Belajar :
1. Bacalah informasi awal yang diberikan
2. Simak dan perhatikan contoh yang diberikan.
3. Kerjakan latihan yang menyertai
Ringkasan Materi
1. Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah
buku.
2. Tujuan Resensi :
Menyampaikan kepada khalayak, apakah sebuah buku itu
layak dibaca atau tidak.
3. Dasar Resensi:
a. Penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan
pengarang yang dapat diketahui dari kata pengantar atau
pendahuluan buku)
b. Penulis resensi harus menyadari sepenuhnya maksud
penulisan resensi, memahami kualitas pembaca.
Hal-hal yang Harus Ada dalam Sebuah Resensi
1. Judul resensi (judul resensi tidak sama dengan judul buku dan
hendaknya dibuat agar pembaca tertarik)
2. Identittas buku (judul buku, pengarang, penerbit, kota dan tahun
terbit, jumlah halaman, jika perlu harga buku)
3. Kepengarangan (berhubungan dengan karya-karya yang pernah
dihasilkan sebelumnya, penghargaan yang pernah diperoleh
pengarang)
4. Ikhtisar cerita (sinopsis ringkas)
5. Gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam buku
6. Kelemahan dan keunggulan buku (dikemukakan secara objektif,
meliputi ulasan terhadap isi buku maupun fisik buku)
7. Kesimpulan yang diperoleh peresensi terhadap buku yang
diresensi, dan imbauan untuk membaca atau tidak membaca
juga kalangan mana yang layak membaca, manfaat buku.
Berkelana dengan Sains

Judul buku : Supernova


Identitas buku Pengarang : Dewi Lestari (Dee)
Penerbit : Truedee, terbitan IV Juni 2001
Jumlah halaman : 220
Harga buku : Rp 32.000,00

“Ia memandangi wajah-wajah cilik itu. Kepolosan yang hari ini akan dicorengi ambisi
Isi ringkas buku untuk menjadi yang paling cantik. Wajah mereka semuanya dipulasi make up yang
seharusnya tidak di sana. Diva memandangi kaki-kaki kecil mereka. Rata-rata
memakai sepatu boots hak tinggi, rok supermini, tank top, atau jaket bermotif kulit
binatang. Bahkan sekecil mereka sudah belajar berdandan seperti tukang jagal.”
Kutipan di atas adalah penggalan dari novel Supernova yang banyak bercerita tentang
kehidupan manusia. Novel ini mengungkap apa dan bagaimana manusia itu, apa yang
tersembunyi atau terlintas pada alam pikiran bawah sadarnya, juga hasil pemikiran-
pemikirannya, dan apa yang sudah diperbuat manusia di atas bumi.
Kelemahan dan keunggulan Kisah-kisah yang ditulis dalam novel ini sangat menarik. Namun, untuk memahaminya
Buku secara lebih mendalam, diperlukan pengetahuan sosial, psikologis, dan sains modern
yang memadai. Latar belakang pengetahuan ini diperlukan untuk mendukung
pemahaman perilaku tokoh sebagai makhluk sosial yang dibesarkan oleh suatu
budaya tertentu dan secara psikologis dibesarkan dengan keyakinan, pengetahuan,
dan harapan-harapannya. Tokoh kadang muncul berdasarkan pemikiran manusia
yang sangat rasional, tetapi pada saat yang lain menjadi makhluk yang sulit
dipahami. Pengarang tampaknya berhasil mengajak pembaca berkelana berpindah-
pindah dari logika ke imajinasi, bahkan ilusi. Kekurangan kosa-kata di bidang sains
modern dan cara berpikir konvensional dapat menjadi hambatan dalam membaca
Ciri kebahasaan dan manfaat buku ini. Tetapi, tentu tidak salah bagi siapa pun yang ingin mencoba membacanya.
buku Buku ini selain menghibur sekaligus menambah wawasan
pengetahuan tentang sains modern, khususnya yang berhubungan
dengan teknologi komputer dan antariksa. Novel ini mengisi salah
satu sisi kosong pada dunia sastra Indonesia yang banyak
berbicara tentang konflik batiniah tokoh dengan pola hitam-putih.
(Ramdani, pengamat sastra, sumber: Surya, 20 Januari 2001)
Langkah-langkah Membaca Resensi:
1. Membaca identitas buku, khususnya berkenaan dengan
judul, pengarang, penerbit, kota terbit, tahun terbit,
jumlah halaman, dan harga.
2. Mencermati kepengarangan, khususnya mengenai
biografi penulis, karya-karyanya, penghargaan yang
diperoleh.
3. Mengidentifikasi ikhtisar/isi ringkas novel.
4. Mencermati bahasa pengarang, khususnya yang
berhubungan dengan kreativitas dalam menciptakan alat
ucap novel, seperti ungkapan, analogi, gaya bahasa, dan
sebagainya.
5. Mencermati kelemahan dan keunggulan novel.
6. Mencermati kesimpulan yang diberikan peresensi
terhadap novel.
Latihan
Setelah Anda membaca contoh resensi di atas, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut:

1.Sebutkan identitas novel tersebut!


2.Sudah lengkapkah identitas novel tersebut? Jika belum, unsur
apa yang belum tercantum?
3.Apa garis besar isi novel tersebut?
4.Apakah gaya bahasa pengarang juga diungkapkan peresensi
dalam resensi tersebut? Jika ya, Bagaimana gaya bahasa pengarang
novel?
5.Bagaimana kualitas isi novel yang diresensi?
6.Pembaca seperti apa yang cocok membaca novel tersebut?
7.Apakah resensi tersebut sudah baik dan lengkap? Berikan alasan!
Bacalah resensi novel berikut ini!
Kejutan Super-Imajinatif
Judul : Supernova Ksatria, Putri, dan Bintang jatuh
Pengarang : Dee (Dewi Lestari)
Penerbit : Truedee Books
Tahun : 2001
Tebal : viii+168 halaman

Dewi Lestari meluncurkan novelnya yang pertama. Liar dan menantang. Menerobos lorong waktu. Kejutan dalam dunia
sastra Indonesia yang membuka abad ini ialah munculnya sebuah novel yang ditulis Dee (Dewi Lestari) berjudul Supernova:
Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Nama penulis novel ini sebenarnya sudah cukup dikenal khalayak sebagai penyanyi pop
yang tergabung dalam trio vokal “Rida, Sita, Dewi” (asal Bandung), dan ini adalah novelnya yang pertama.
Supernova adalah sebuah novel super-imajinatif. Sungguh tidak lazim bagi dunia sastra Indonesia. Ditulis dengan gaya pop,
tapi sarat dengan problem fisafat dan teori-teori ilmiah. Baru kali ini dalam sastra Indonesia, seorang penulis mampu
mengartikulasikan labirin kehidupan kontemporer secara eksperimentatif dengan gaya yang hampir science fiction.
Supernova memaparkan sebuah horizon kehidupan hasil kecemerlangan pikiran manusia yang telah menerobos lorong waktu
peradaban yang sangat panjang. Dasyatnya, bagaimana horizon yang lebih dikenal atau ditemukan dalam ruang-ruang yang
sangat serius, seperti di laboratorium dan perpustakaan itu diramu sedemikian rupa dengan masalah “kehidupan sehari-hari”
(life world, meminjam istilah filsuf pendiri aliran filsafat fenomenologi, Edmund Husserl). Hal yang dianggap abstrak,
logika, bentuk-bentuk murni lainnya dari “otak” para sains dan filsuf dunia yang seringkali terkenal demikian menyeramkan,
bisa di-make up Dewi mwnjadi wajah yang kelihatan ramah bersentuhan dengan unsur-unsur empati, emosi, ekspresi, dan
keputusan-keputusan hidup dalam keseharian manusia.
“Dunia kehidupan” tampak sebagai “fenomena” baru. Membaca Supernova memang haruslah dengan perhatian ekstra. Ia
kelihatannya akan sulit akrab bagi mereka yang terbiasa membaca novel yang tanpa mengernyitkan dahi. Akan tetapi,
bagaimanapun paling tidak dengan melihat gaya tutur lewat kalimat-kalimat yang lancar mengalir, rangkaian dialog yang
gesit, pembaca seperti ini masih bisa mendapatkan sesuatu.
Sebagai karya fiksi, Supernova adalah sebuah imajinasi intelektual yang sangat liar dan menantang. Menantang dengan
nuansa science fiction-nya. Tidak mengherankan apabila sang penulis merasa perlu memberikan catatan-catatan kaki tentang
teori-teori ilmiah. Dari sini pula kita bisa membayangkan betapa seriusnya sang penulis menyiapkan novel ini. Serius dengan
penguasaan materi dasar teori-teori ilmu alam modern dan kontemporer, teori-teori sosial, dan menyentil nama-nama filsuf,
seperti Adam Smith, Hegel, Kant, Marx, dan Habermas.
Sebut saja Supernova sebagai sebuah esai yang bercerita tentang “persentuhan” antara dunia imajiner dan sains lewat tokoh-
tokoh fiktif yang memiliki karakter-karakter unik. Membaca Supernova sungguh akan banyak gunanya bagi isi otak kita.
(Tommy F. Awuy, Gatra, 20 Januari 2001)
LEMBAR KEGIATAN SISWA

MEMBACA RESENSI
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

1. Petunjuk Belajar:
1. Bacalah uraian materi yang diberikan.
2. Kerjakan setiap langkah sesuai dengan tugas
3. Konsultasikan dan diskusikan dengan guru jika menemui kesulitan.

2. Kompetensi yang ingin dicapai:


Siswa mampu membaca, memahami dan memberikan tanggapan terhadap
teks resensi yang dibaca.
Indikator:

1. Menentukan unsur-unsur yang diresensi dalam


sebuah buku novel yang dibaca, yaitu: judul resensi,
identitas buku, kepengarangan, ikhtisar cerita,
bahasa pengarang, kelemahan dan keunggulan buku,
kesimpulan.
2. Membuat catatan mengenai hal-hal penting yang
ditulis dalam resensi
3. Menanggapi resensi novel yang disajikan
4. Menyimpulkan resensi yang disajikan (lengkap atau
tidak lengkap unsur-unsurnya)
Informasi :

1. Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai


nilai sebuah buku.
2. Resensi bertujuan untuk menyampaikan informasi atau
gambaran kepada pembaca apakah sebuah buku yang
baru saja terbit patut dibaca atau tidak
3. Unsur-unsur yang harus ada dalam resensi yaitu; judul
resensi, identitas buku, riwayat kepengarangan,
ikhtisar cerita, kelemahan dan keunggulan buku, gaya
bahasa pengarang buku, dan kesimpulan penulis
resensi mengenai buku yang diresensi.
Bacalah resensi novel berikut ini!
Kejutan Super-Imajinatif
Judul : Supernova Ksatria, Putri, dan Bintang jatuh
Pengarang : Dee (Dewi Lestari)
Penerbit : Truedee Books
Tahun : 2001
Tebal : viii+168 halaman

Dewi Lestari meluncurkan novelnya yang pertama. Liar dan menantang. Menerobos lorong waktu .
Kejutan dalam dunia sastra Indonesia yang membuka abad ini ialah munculnya sebuah novel yang ditulis Dee (Dewi Lestari)
berjudul Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Nama penulis novel ini sebenarnya sudah cukup dikenal khalayak sebagai
penyanyi pop yang tergabung dalam trio vokal “Rida, Sita, Dewi” (asal Bandung), dan ini adalah novelnya yang pertama.
Supernova adalah sebuah novel super-imajinatif. Sungguh tidak lazim bagi dunia sastra Indonesia. Ditulis dengan gaya pop, tapi
sarat dengan problem fisafat dan teori-teori ilmiah. Baru kali ini dalam sastra Indonesia, seorang penulis mampu mengartikulasikan
labirin kehidupan kontemporer secara eksperimentatif dengan gaya yang hampir science fiction.
Supernova memaparkan sebuah horizon kehidupan hasil kecemerlangan pikiran manusia yang telah menerobos lorong waktu
peradaban yang sangat panjang. Dasyatnya, bagaimana horizon yang lebih dikenal atau ditemukan dalam ruang-ruang yang sangat
serius, seperti di laboratorium dan perpustakaan itu diramu sedemikian rupa dengan masalah “kehidupan sehari-hari” ( life world,
meminjam istilah filsuf pendiri aliran filsafat fenomenologi, Edmund Husserl). Hal yang dianggap abstrak, logika, bentuk-bentuk
murni lainnya dari “otak” para sains dan filsuf dunia yang seringkali terkenal demikian menyeramkan, bisa di-make up Dewi
mwnjadi wajah yang kelihatan ramah bersentuhan dengan unsur-unsur empati, emosi, ekspresi, dan keputusan-keputusan hidup
dalam keseharian manusia.
“Dunia kehidupan” tampak sebagai “fenomena” baru. Membaca Supernova memang haruslah dengan perhatian ekstra. Ia
kelihatannya akan sulit akrab bagi mereka yang terbiasa membaca novel yang tanpa mengernyitkan dahi. Akan tetapi,
bagaimanapun paling tidak dengan melihat gaya tutur lewat kalimat-kalimat yang lancar mengalir, rangkaian dialog yang gesit,
pembaca seperti ini masih bisa mendapatkan sesuatu.
Sebagai karya fiksi, Supernova adalah sebuah imajinasi intelektual yang sangat liar dan menantang. Menantang dengan nuansa
science fiction-nya. Tidak mengherankan apabila sang penulis merasa perlu memberikan catatan-catatan kaki tentang teori-teori
ilmiah. Dari sini pula kita bisa membayangkan betapa seriusnya sang penulis menyiapkan novel ini. Serius dengan penguasaan
materi dasar teori-teori ilmu alam modern dan kontemporer, teori-teori sosial, dan menyentil nama-nama filsuf, seperti Adam
Smith, Hegel, Kant, Marx, dan Habermas.
Sebut saja Supernova sebagai sebuah esai yang bercerita tentang “persentuhan” antara dunia imajiner dan sains lewat tokoh-tokoh
fiktif yang memiliki karakter-karakter unik. Membaca Supernova sungguh akan banyak gunanya bagi isi otak kita.
(Tommy F. Awuy, Gatra, 20 Januari 2001)
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

1. Tuliskan identitas buku dalam resensi tersebut!


2. Bagaimana riwayat pengarang yang tertulis dalam resensi
tersebut?
3. Apa kelemahan dan keunggulan buku yang diungkap penulis
resensi?
4. Adakah ikhtisar cerita dalam resensi tersebut? Jelaskan!
5. Bagaimana gaya bahasa pengarang menurut penulis resensi?
6. Bagaimana kesimpulan penulis resensi terhadap buku yang
diresensi?
7. Berikan tanggapan Anda mengenai resensi tersebut!
B. Guntinglah resensi yang Anda temukan di surat kabar
atau majalah! Analisislah kelengkapan unsur-unsur
resensi yang ada dalam resensi tersebut! Berikanlah
tanggapan Anda mengenai resensi yang Anda temukan
itu!

Anda mungkin juga menyukai