Anda di halaman 1dari 12

FLABBY TISSUE

DOSEN PENGAMPU:

drg. Ria Koesoemawati, M.For

OLEH :

Ni Putu Cahayu Sri Ekanitami 2006122010016

Cania Rianiputri Ni Putu 2006122010017

Corie Everest Rebecca Simanjuntak 2006122010018

I Dewa Putu Dhiyo Krishnanda 2006122010019

I Putu Dika Diwangga Putra 2006122010020

Dinny Aryanthi 2006122010021

Ida Bagus Dwi Surya Nugraha S 2006122010022

Galuh Dwi Wahyuningrum 2006122010023

I Nyoman Dwipa Negara 2006122010024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat beliau
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "flabby tissue" tanpa ada
kendala yang berarti. Terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami
semata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini meskipun berbagai kendala kami hadapi. Sebagai penyusun
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi dan bermanfaat. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Denpasar, 15 September 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tulang alveolar adalah bagian dari rahang atas dan rahang bawah yang membentuk
dan menopang soket gigi. Tulang alveolar adalah jaringan ikat keras yang termineralisasi
dan mendukung gigi-gigi yang terletak tepat di dekat membran periodontium.
Penggunaan gigi tiruan lengkap atau alat perawatan Prostodontia dapat menyebabkan
berbagai komplikasi pasca perawatan, salah satunya adalah resorbsi tulang alveolar.
Tulang alveolar memiliki fungsi sebagai pendukung gigi tiruan dapat mengalami resorbsi
apabila gigi telah dicabut. (Dharmautama, 2019)

Resorbsi tulang alveolar merupakan masalah yang sering terjadi pada keadaan tak
bergigi, baik pada rahang bawah maupun rahang atas. Resorbsi tulang alveolar dapat
terjadi secara fisiologis dan patologik. Resorbsi tulang alveolar sering ditemukan pada
pasien yang sudah lama kehilangan gigi sehingga mengakibatkan lingir alveolar menjadi
datar atau jaringan lunak disekitarnya menjadi flabby (Muchtar & Habar,2019).

Lingir edentulous yang bergerak dengan sedikitnya dukungan jaringan tulang, dapat
menimbulkan jaringan yang flabby. Situasi seperti ini muncul pada beberapa pengguna
gigi tiruan penuh dimana tulang alveolar telah digantikan oleh jaringan fibrosa.
Pada kasus resorbsi tulang alveolar untuk rahang atas dan bawah mengalami tingkat
resorbsi yang berbeda. Pada dasarnya pada rahang bawah mengalami tingkat resorbsi
yang lebih besar daripada rahang atas. Hal tersebut dikarenakan jaringan pendukung pada
rahang bawah lebih sedikit dibanding dengan rahang atas. Sehingga pada rahang bawah
yang mengalami resorbsi tulang alveolar yang berat akan menyebabkan meningkatnya
ruangan antar lengkung rahang. Maka dari itu pada rahang bawah akan terjadi flat ridge.
Sedangkan pada rahang atas pada pasien edentulous penuh, di bagian anterior sering
terjadi flabby tissue.

Flabby tissue merupakan keadaan dimana mukosa alveolar yang menutupi ridge pada
pasien gigi tiruan penuh memiliki ketebalan dan mobilitas yang tidak biasa. Di area lain

3
yang memiliki resorbsi alveolar ridge yang berat, mukosanya tidak memiliki dukungan
tulang dan menjadi longgar serta lunak.Hal ini dapat berkembang ketika jaringan lunak
yang hiperpalstik menggantikan tulang alveolar karena resorpsi, dan merupakan hal yang
biasa dijumpai terutama pada daerah anterior maksila pada penggunaan gigi palsu dalam
jangka waktu yang lama (Butarbutar, Nasution, 2019).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah etiologi dari flabby tissue?
2. Bagaimanakah perawatan flabby tissue dalam bidang prostodontik?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui etiologi dari flabby tissue


2. Untuk Mengetahui perawatan flabby tissue dalam bidang prostodontik

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta
wawasan mahasiswa mengenai etiologi dan perawatan flabby tissue dari segi prostodontik

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Flabby Tissue

Menurut Boucher jaringan flabby merupakan respon dari jaringan ikat yang
mengalami hiperplasia yang awalnya diakibatkan oleh trauma atau luka yang tidak dapat
ditoleransi yang terjadi pada residual ridge. Makin tebal jaringan hiperplastik yang
terbentuk, makin besar pula derajat flabby mukosa. Flabby tissue adalah keadaan dimana
Mukosa alveolar yang menutupi ridge pada pasien gigi tiruan penuh memiliki ketebalan
dan mobilitas yang tidak biasa. Di area lain yang memiliki resorbsi alveolar ridge yang
berat, mukosanya tidak memiliki dukungan tulang dan menjadi longgar serta lunak
(Damayanti, 2009).

Ketebalan dari mukosa yang mengalami flabby adalah lebih dari 4mm, hal tersebut
dapat dilihat dari salah satu lengkung rahang. Tetapi pada umumnya terjadi di daerah
anterior. Penyebabnya adalah trauma yang ditimbulkan oleh tekanan oklusi yang
ditimbulkan oleh rahang bawah yang masih bergigi dengan anterior rahang atas yang
sudah tidak bergigi. Hal ini menyebabkan kehilangan tulang dari anterior rahang atas
dengan disertai jaringan fibrous hyperplasia. Mukosa ini sangat mudah bergerak dan
kehilangan perlekatan dengan periosteum yang menutupi tulang. Selain itu penggunaan
gigi tiruan jangka Panjang juga bisa menyebabkan flabby tissue. Hal tersebut disebabkan
resorbsi tulang alveolar yang tidak terhindarkan, akan tetapi pada jaringan mukosa tidak
terjadi resorbsi dikarenakan retensi dengan gigi tiruan tersebut (Bansal, 2014).

2.2 Pembentukan Flabby Tissue

Mukosa alveolar yang menutupi ridge pada pasien gigi tiruan penuh memiliki
ketebalan dan mobilitas yang tidak biasa. Pada beberapa area, memiliki mukosa dengan
ketebalan 2-4 mm. Di area lain yang memiliki atrofi prosesus alveolaris yang berat,
mukosanya tidak memiliki dukungan tulang dan menjadi longgar serta lunak (flabby).
Setiap mukosa memiliki ketebalan lebih dari 4 mm. Hal tersebut dapat dilihat di salah
satu lengkung rahang tetapi biasanya terdapat di bagian depan dari ridge dan mukosa
diatas tubermaxila. Ridge yang flabby atau yang mudah bergerak biasanya sering terlihat
pada ridge anterior rahang atas ketika bagian rahang atas yang tidak bergigi berkontak

5
dengan gigi asli pada daerah anterior rahang bawah. Kelly pada tahun 1972 melaporkan
bahwa gigi anterior rahang bawah menyebabkan trauma pada ridge anterior rahang atas
seperti tekanan oklusal yang langsung diberikan pada area ini. Hal ini menyebabkan
kehilangan tulang dari anterior rahang atas dengan disertai jaringan fibrous hyperplasia.
Mukosa ini sangat mudah bergerak dan kehilangan perlekatan dengan periosteum yang
menutupi tulang. Jaringan fibrous hyperplasia tersebut yang mendukung gigi tiruan sering
kali menyebabkan kesulitan dalam membuat gigi tiruan penuh. Jaringan
lunak yang bergerak (Puspitadewi, 2015).

Jaringan yang mudah bergerak, flabby atau hyperplastik sangat sering terlihat pada
regio anterior rahang atas yang edentulous yang berantagonis dengan gigi anterior rahang
bawah atau alveolar ridge rahang bawah yang mengalami resorbsi tulang yang berat.
Dalam pendekatan prostodontik konvensional, penanggulangan pasien yang memiliki
ridge rahang atas yang flabby dengan teknik mencetak muko-kompresif yang standar
tidak disarankan, karena akan menghasilkan gigi tiruan penuh yang tidak retentif dan
tidak stabil. Teknik selective pressure atau teknik pencetakan dengan minimal pergerakan
dapat mengatasi masalah ini (Puspitadewi, 2015).

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Etiologi Flabby Tissue

Gigi tiruan penuh bergantung pada dukungan jaringan lunak (mucoperiosteum) dan
jaringan keras (tulang) di bawahnya. Kesehatan dan kualitas jaringan ini merupakan
faktor penentu keberhasilan yang sangat penting dalam penggunaan gigi tiruan penuh.
Linggir edentulous yang bergerak dengan sedikitnya dukungan jaringan tulang, dapat
menimbulkan jaringan yang flabby. Situasi seperti ini muncul pada beberapa pengguna
gigi tiruan penuh dimana tulang alveolar telah digantikan oleh jaringan fibrosa. Area
jaringan bergerak ini memberikan dukungan terbatas untuk gigi tiruan penuh. Penelitian
yang dipublikasikan menunjukkan bahwa prevalensi linggir flabby dapat bervariasi,
terjadi pada 24% maxila edentulous dan 5% dari mandibula edentulous. Pada pasien
edentulous, ditemukan di daerah anterior lebih sering di kedua rahang.

Linggir Fibrous atau flabby merupakan suatu daerah di permukaan jaringan lunak
yang merusak linggir alveolar maksila dan mandibula. Hal ini dapat berkembang ketika
jaringan lunak yang hiperpalstik menggantikan tulang alveolar karena resorpsi, dan
merupakan hal yang biasa dijumpai terutama pada daerah anterior maksila pada
penggunaan gigi palsu dalam jangka waktu yang lama.

Menurut Boucher (1990) jaringan flabby merupakan respon dari jaringan ikat yang
mengalami hiperplasia yang awalnya diakibatkan oleh trauma atau luka yang tidak dapat
ditoleransi yang terjadi pada residual ridge. Makin tebal jaringan hiperplastik yang
terbentuk, makin besar pula derajat flabby mukosa.

Menurut Boucher (1994) etiologi dari lingir flabby tissue adalah multifaktorial, yang
diikuti dengan faktor-faktor pendukung yang penting yaitu:

1. Perubahan pada soket tulang alveolar pasca pencabutan.

2. Trauma dari pemakaian gigi tiruan.

3. Penurunan sisa alveolar secara bertahap.

4. Perubahan dalam profil jaringan lunak dan fungsi sendi temporomandibula.

7
5. Perubahan dalam perbandingan relatif dari kedua rahang.

6. Kebiasaan-kebiasaan dan lamanya pemakaian gigi tiruan.

7. Berbagai macam tekanan yang menyimpang, yang jatuh pada jaringan pendukung
adalah penyebab yang utama (contohnya gigi asli anterior rahang bawah
berlawanan dengan gigi tiruan rahang atas), terutama pula parafungsional yang
dilakukan oleh mandibula.

8. Tekanan-tekanan yang berlebihan pada segmen tertentu dari lengkung gigi


disebabkan karena tidak adanya keseimbangan kontak dalam posisi eksentrik
rahang.

3.2 Perawatan Flabby Tissue dalam Bidang Prostodontik

Menurut Boucher (1994), hampir semua kasus flabby tissue dapat dibuatkan gigi
tiruan dengan baik tanpa tindakan bedah. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan gigi tiruan lengkap pada penderita dengan linggir flabby antara lain yaitu
teknik pencetakan. Tujuan utama pencetakan ialah untuk memperoleh retensi, kestabilan
dan dukungan bagi gigi tiruan yang berguna untuk menjaga kesehatan jaringan di dalam
rongga mulut.

Masalah dalam mencetak pasien edentulous umumnya dan pasien dengan flabby
tissue khususnya selain terletak pada teknik mencetak juga terletak pada konstruksi
sendok cetak dan bahan cetak. Apapun jenis cetakan yang akan dibuat, sendok cetak
merupakan bagian terpenting dari prosedur pembuatan cetakan. Sendok cetak tidak boleh
menyebabkan distorsi atau perubahan bentuk pada jaringan dan struktur yang harus
berkontak dengan tepi-tepi serta permukaan poles gigi tiruan. Sendok cetak perorangan
dibuat dengan tepi-tepi yang dapat disesuaikan sehingga dapat mengendalikan jaringan
lunak di sekitar cetakan tetapi tidak menimbulkan distorsi (Boucher 1994).

Pada kasus flabby tissue memerlukan modifikasi yang cukup sederhana pada desain
sendok cetak yang memungkinkan operator untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi
yang cukup pada basis gigitiruan yang berlawanan dengan gaya tilting yang meningkat
akibat jaringan yang mudah bergerak ini. Adapun teknik pencetakan pada kasus flabby
tissue dengan teknik Kawabe yang terbagi dalam dua tahap, yaitu :

1. Teknik Pencetakan Anatomis atau Preliminary Impression

8
Pencetakan anatomis dibuat dengan menggunakan teknik yang bersifat
mukostatis atau non pressure impression, bentuk dan ukuran sendok cetak yang
digunakan adalah sendok cetak yang berukuran tidak terlalu besar. Bahan cetak
alginat diletakkan menyeluruh mencakup labiolingual flabby tissue, dan sendok
cetak beserta bahan cetak alginat tersebut diletakkan pada lingir dengan hati-hati.
Kemudian akan terbentuk cetakan yang bersifat mukostatik dan digunakan
sebagai model studi.

Bila menggunakan Teknik mucopressure yaitu dengan penekanan pada


mukosa/jaringan lunak, akan menyebabkan distorsi pada flabby tissue saat
dicetak, sehingga gigi tiruan hanya cekat bila ada tekanan oklusal. Saat gigi tidak
mendapatkan tekanan oklusal atau tidak berkontak, sifat elastis dari jaringan yang
tertekan akan menekan gigi tiruan ke bawah dan menyebabkan hilangnya retensi.

2. Teknik Pencetakan Fisiologis atau Secondary Impression

Pada pencetakan fisiologis atau secondary impression digunakan teknik


selective pressure impression. Model studi yang dibuat dengan Teknik pencetakan
mukostatik pada daerah flabby tissue diblok dengan wax. Kemudian dengan
sendok cetak individual, daerah yang mengenai flabby tissue dibuat lubang-lubang
agar bahan cetak yang berlebihan dapat mengalir keluar. Bahan cetak silicone
rubber diletakkan secara menyeluruh pada labiolingual flabby tissue, kemudian
sendok cetak diletakkan perlahan pada flabby tissue dan tekanan hanya
diaplikasikan pada daerah yang stabil juga sekaligus membentuk cetakan
fungsionalm yaitu menekan hanya pada bagian posterior juga membentuk border
molding.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Linggir Fibrous atau flabby merupakan suatu daerah di permukaan jaringan lunak
yang merusak linggir alveolar maksila dan mandibula. Lingir edentulous yang bergerak
dengan sedikitnya dukungan jaringan tulang, dapat menimbulkan jaringan yang flabby.
Situasi seperti ini muncul pada beberapa pengguna gigi tiruan penuh dimana tulang
alveolar telah digantikan oleh jaringan fibrosa. Hal ini dapat berkembang ketika jaringan
lunak yang hiperpalstik menggantikan tulang alveolar karena resorpsi, dan merupakan hal
yang biasa dijumpai terutama pada daerah anterior maksila pada penggunaan gigi palsu
dalam jangka waktu yang lama. Kasus flabby tissue dapat dibuatkan gigi tiruan tanpa
tindakan bedah dengan teknik pencetakan, tujuan utama pencetakan ialah untuk
memperoleh retensi, kestabilan dan dukungan bagi gigi tiruan. Dari semua jenis alat
pencetakan, sendok cetak merupakan bagian terpenting dari prosedur pembuatan cetakan.
Sendok cetak tidak boleh menyebabkan distorsi atau perubahan bentuk pada jaringan dan
struktur yang harus berkontak dengan tepi-tepi serta permukaan poles gigi tiruan, oleh
karena itu sendok cetak perlu dibuat peroranganan agar dapat disesuaikan sehingga dapat
mengendalikan jaringan lunak di sekitar cetakan tetapi tidak menimbulkan distorsi.
Adapun teknik pencetakan pada kasus flabby tissue dengan teknik Kawabe. Pencetakan
anatomis atau preliminary impression dibuat dengan menggunakan teknik yang bersifat
mukostatis atau non pressure impression, bahan cetak alginat diletakkan menyeluruh
mencakup labiolingual flabby tissue, dan sendok cetak beserta bahan cetak alginat
tersebut diletakkan pada lingir. Pada pencetakan fisiologis atau secondary impression
digunakan teknik selective pressure impression. Teknik pencetakan mukostatik pada
daerah flabby tissue diblok dengan wax. Kemudian dengan sendok cetak individual,
daerah yang mengenai flabby tissue dibuat lubang-lubang agar bahan cetak yang
berlebihan dapat mengalir keluar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bansal, R., dkk. Prosthodontic Rehabilitation of Patient with Flabby Ridges with Different Im
pression Techniques. Indian Journal Dentistry; June 2014; vol.

Butarbutar, S., & Nasution, I. (2019). Penatalaksanaan Pencetakan Linggir dengan Jaringan
Flabby Menggunakan Sendok Cetak Fisiologis Modifikasi. Journal of Syiah Kuala D
entistry Society, 4(2). 

Damayanti, L. (2009). Perawatan Pasien Lansia dengan Flat Ridge/ Flabby Tissue. 1-17.

Ikhriahni., Moh. Dharmautama. 2019. Preventive Prosthodontic in Maintaining Alveolar


Bone. Makassar Dent J 2019; 8(1): 22-26

Meriyam Muchtar & Ike D. Habar. 2019. Functional Impression Technique for Making
Complete Denture. Makassar Dent J 2019; 8(1): 16-21

Myra M. Nurtani, Edy Machmud, Mardi S. Arief. (2018). Teknik Pencetakan Lingir Datar
dan Pencetakan Jaringan Flabby Menurut Metode Kawabe

Puspitadewi, S. (2015). Perawatan Prostodontik Pada Kondisi Ridge yang Kurang


Menguntungkan. Jurnal B-Dent, 153-154.

11

Anda mungkin juga menyukai