Anda di halaman 1dari 4

JANGAN TAKUT UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI

DAN BERANI BERKORBAN UNTUK MASYARAKAT


Alumni Berprestasi Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
Dr. Drs. Kandar M.A.P.
Tidak banyak individu yang mau memulai pemikiran, apakah dirinya sudah bermanfaat
bagi khalayak umum? apakah dirinya telah memberikan arti dan makna dalam segala
tindakannya? Namun manusia adalah makhluk sosial yang mau tidak mau harus memberikan
sebuah arti diri di sekeliling masyarakat sejak dini. Alumni yang satu ini sudah memulai
semenjak dia menginjak masa pelajar. Manusia harus terus belajar untuk terus bermanfaat bagi
masyarakat itulah yang diyakini oleh pria kelahiran Ngawi, salah satu Alumni Berprestasi
Universitas Sebelas Maret tahun 2022.
Dr. Drs. Kandar, M.A.P. adalah alumni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas
Maret (UNS). “Waktu itu Fakultas Ilmu Budaya masih Fakultas Sastra.”, tutur beliau. Memang
kala itu berdasarkan Keputusan Presiden No. 55 tahun 1982, Fakultas Ilmu Budaya masih
dengan nama Fakultas Sastra sebelum diubah menjadi nama yang saat ini kita kenal berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2014. Beliau mengaku bahwa
nama aslinya adalah Iskandar, namun dikarenakan satu dan lain hal, nama beliau berkurang 2
huruf menjadi Kandar. “Nama asli saya itu Iskandar, tapi ketika ijazah SD saya keluar, namanya
berubah menjadi Kandar.” lengkap beliau. Tidak hanya nama, namun tahun lahir beliau berubah
1 tahun lebih tua dari akta kelahirannya yang asli. Dari yang awalnya tahun 1967 berubah
menjadi 1966. Karena hal ini, Bapak Iskandar harus mengubah semua dokumen sesuai dengan
yang ada di ijazahnya.
Alumni Program Studi Ilmu Sejarah ini adalah seorang aktivis sosial tulen. Selain
berkuliah, beliau juga aktif di berbagai organisasi yang linear dengan kegiatan sosial, seperti
Bina Rohani Islam, Senat, dan Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar.
Berbekal pola pikir bahwa berorganisasi tidak hanya memberikan manfaat kepada individu,
beliau meyakini bahwa organisasi adalah tempat untuk belajar berkorban demi sosial dan
masyarakat dalam bentuk pengabdian.
Dalam organisasi Bina Rohani Islam Fakultas Sastra, beliau pernah bertugas sebagai
Ketua Umum. “Ikut ROHIS ini membuat saya lekat akan kegiatan pembinaan kerohanian,
bahkan saya pernah dimintai untuk menjabat sebagai ketua dalam bidang kerohanian di
lingkungan saya bekerja.” , tutur Pak Kandar. Jiwa sosialnya pun kembali dipertajam dengan
aktifnya. Beliau mengikuti kegiatan Senat Mahasiswa Fakultas Sastra. Bertugas di bidang
akademik membuat beliau banyak mengikuti kegiatan dalam bentuk seminar dan diskusi. “Selain
kegiatan organisasi membuat kita dekat dengan masyarakat, spiritual kita pun juga diasah
sehingga baik jasmani maupun spiritual kita bisa imbang”, tambahnya.
Sebagai penerima beasiswa Supersemar kala itu, beliau juga aktif dalam organisasi
Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS). Sama seperti
organisasi sebelumnya, di KMA-PBS ini Pak Kandar juga terfokus pada kegiatan yang merujuk
pada Tridarma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengembangan, serta khususnya Pengabdian kepada Masyarakat.
Tahun-tahun yang beliau lewati ketika menimba ilmu di UNS tercinta sangat berharga.
Banyak kenangan yang sampai saat ini masih terngiang dan membawa gelak tawa ketika beliau
mencoba menceritakannya. Datang dari keluarga menengah ke bawah pada saat itu hampir
memupuskan harapan beliau berkuliah di UNS. “Dulu waktu selesai mendaftar saya tidak
melihat pengumumannya karena dari orang tua tidak menganjurkan mengingat kondisi ekonomi
kala itu, jadi saya mendaftar di Ngawi saja.” cerita beliau sembari mencoba menata kembali
memori-memorinya. Namun nasib berkata sebaliknya, beberapa temannya yang mendaftar di
UNS mengabarkan kepada Kandar muda saat itu bahwa dia diterima di UNS. Karena hal itu,
kakak beliau setuju untuk membantu membiayai perkuliahan adiknya. Saat pertama kali
memasuki UNS, beliau mengalami satu kejadian lucu yang mana ternyata selama ini beliau
belum mengetahui bahwa program studi Ilmu Sejarah bukan dalam Fakultas Keguruan
melainkan berada di Fakultas Sastra. “Saya kan dari Sekolah Pendidikan Guru (Kejuruan Guru),
jadi saya kira diterima di FKIP.”, balas beliau.
Tahun pertama bagi mahasiswa pastilah berat. Perlu adanya penyesuaian lingkungan dan
cara belajar. Hal ini juga dialami oleh Pak Kandar. Di semester tahun pertama beliau hanya
mendapatkan nilai yang dikategorikan cukup. “Semester 1 dan 2 nilai saya jeblok, 2,5 mungkin
IP-nya. Dari dulu kalau awal tahun saya pasti seperti ini, di SMP maupun SPG.”, ujarnya
membenarkan. Namun sikap pantang menyerah untuk terus berkembang pasti berbuah manis. Di
semester tahun selanjutnya Pak Kandar mulai mampu beradaptasi dan mendapatkan nilai yang
memuaskan. Bahkan, beliau sempat dimintai tolong untuk menyampaikan materi salah satu
dosen kepada teman-temannya. “Istilah kerennya asisten dosenlah ya sekarang.”, ucapnya
sembari bercanda. Selain itu beliau adalah penerima beasiswa Supersemar dan STANVAC.
Tidak berhenti di situ, pada tahun ketiga Pak Kandar mulai rajin ke perpustakaan dan mulai
membaca, menyalin, dan merangkum buku-buku yang dia baca sampai menghasilkan berpuluh-
puluh lembar rangkuman buku. Hobinya ini berbuah manis saat ia menyusun skripsi, bahkan
rangkumannya ini juga dapat membantu beberapa temannya mentas dari dunia perkuliahan
bersama-sama. “Skripsi saya sebenarnya sudah selesai sebelum KKN, namun sidang
ditangguhkan sampai selesai KKN dulu.”, tuturnya dengan bangga.
Dalam meniti kariernya setelah mentas dari pendidikan perguruan tinggi Pak Kandar
pernah menjadi penulis majalah berbahasa Jawa “Mekar Sari” di Jogja. Tulisan beliau beragam
mulai dari anekdot berbahasa Jawa sampai dengan artikel yang berkaitan dengan sejarah
berbahasa Jawa. Setelah itu Pak Kandar memulai peruntungannya merantau di Jakarta. Berbekal
kemampuan menjadi Master of Ceremony, beliau berpindah di satu acara ke acara yang lain.
Kemampuan ini nantinya sangat membantu beliau di pekerjaannya saat ini karena bisa
mendapatkan banyak kawan lintas instansi. “Kebetulan istri saya bisa rias, jadi saya nge-MC dan
dia jadi tata rias mantennya.”, lengkapnya. Pada tahun 1993, Pak Kandar mulai meniti kariernya
sebagai aparatur sipil negara. Bermula dari posisi seorang Arsiparis, beliau mulai mendaki ke
puncak menjadi Direktur Akuisisi, Direktur Preservasi, sampai dengan Deputi Bidang
Konservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada tahun 2021 sampai saat ini. Dengan
jabatan dan pengalaman kerjanya, beliau masih sering membagikan ilmunya kepada khalayak
umum khususnya mahasiswa. Di kesempatan sebelumnya Dr. Drs. Kandar, M.A.P. juga
bergabung dalam kegiatan FIB UNS untuk mengisi serangkaian webinar kearsipan.
Dalam kesempatan kali ini, Pak Kandar menyampaikan pesan untuk almamater,
mahasiswa dan alumni UNS. Almamater UNS diharapkan untuk dapat melibatkan masyarakat
dan alumni seluas-luasnya untuk almamater agar UNS terus berperan untuk kemaslahatan
masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mahasiswa dan alumni, belajar dengan kreatif dan
inovatif, berorganisasi, kegiatan sosial & implementasi tridarma Perguruan Tinggi. Beliau juga
mengucapkan selamat atas Dies Natalis UNS tercinta yang ke-46, didoakan di era Industri 4.0
dapat menjadi peluang bagi UNS dalam implementasi tridarma Perguruan Tinggi untuk
mewujudkan SDM Unggul-Indonesia Maju.

Penulis : Deva Satyananda Setiawan


Editor :

Anda mungkin juga menyukai