Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Berkah dan
Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Review buku SENTRA mata kuliah
sejarah perkembangan pemikiran pendidikan islam.

Penyusunan makalah ini merupakan fungsi untuk membekali mahasiswa agar memiliki
kompetensi pedagogic, professional, personal, dan kemasyarakatan.

Dalam kesempatan ini juga tidak lupa saya ucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pelaksanaan pembuatan makalah Review buku SENTRA mata kuliah
sejarah perkembangan pemikiran pendidikan islam. Terima kasih saya sampaikankepada:

1. Yth. Bapak Dr.Pauzan Haryono, M.Pd. Selaku Kepala Program Studi Magister
Pendidikan Agama Islam (UNISMA). Sekaligus selaku dosen mata kuliah sejarah
perkembangan pendidikan islam.
2. Semua pihak yang telah membantu dari awal sampai akhir pembuatan makalah.

Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga
kedepannya dapat lebih baik lagi. Saya juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Bekasi, 02 November 2019

RIJAL ANSHORI
NPM.4118990319016
BAB I
IDENTITAS BUKU

A. Latar Belakang Masalah


Tanpa saya sadari 2019 adalah tahun ke 35 saya berkecimpung dalam dunia
pendidikan.Sementara bagi istri saya, ini adalah tahun ke 15-nya. Di satu sisi,ia
mengabdikan dirinya untuk anak-anak, saya berkecimpung di dunia perguruan tinggi.
Keduanya tentu saling berhubungan. Apa yang di bangun guru di pendidikan dasar
ternyata sangat membekas di perguruan tinggi. Karena itulah, sedari dulu saya menyadari
bahwa menjadi pendidik di tingkat dasar, di usia dini, sesungguhnya jauh lebih rumit
ketimbang mendidik calon doctor di perguruan tinggi.
Di perguruan tinggi kami hanya tinggal mengisi. Sedangkan di pendidikan dasar,
guru membentuk karakter, fondasi, dan keteraturan. Maka, kalau mendapat anak yang
pandai sungguh mudah kami mendidiknya. Begitu pula sebaliknya. Dan itu,pasti ada
peran besar guru-guru TK dan SD mereka.
Selama 35 tahun mungkin berlalau begitu saja tetapi ada sesuatu yang perlu kami
bagikan, yaitu pentingnya membangun fondasi anak. Karena itulah, sejak lama isteri saya
mendirikan PAUD dan TK yang semula kami piker mudah.”Toh kita semua pernah
duduk di TK. Jadi apa susahnya?”
Namun seiring waktu berjalan, kami belakangan mengetahui bahwa kami salah.
Ilmu pendidikan anak dan tahap perkembangan, dan kita tak bisa mendidik anak dengan
cara yang sama seperti saat kita diajarkan 30 atau 50 tahun yang lalu.
Bukankah kehidupan ini berubah? Dalam beberapa decade terakhir,neuroscience terus
berkembang. Ilmu pendidikan anak berdasarkan tahap perkembangan otak pun
berkembang pesat.
Singkat cerita, maka kami pun mencari guru.Dalam perjalanannya itulah kami
berkenalan dengan Wismiarti Tamin dan metode SENTRA . Metode pendidikan anak
usia dini ini,kini banyak diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia. Sayangnya ada
cukup banyak bias dalam penerapannya.
Saya berharap, penjelasan teoretis, konsep, dan perjalanan Metode Sentra ini bisa
memperkaya dunia pendidikan Indonesia sekaligus sebagai acuan untuk memperbaiki
kualitas pendidikan di Negeri kita .

Judul Buku : Sentra


Penulis : Rhenald Kasal
Penyunting : Yuli Yulianti
Penyelaras Aksara : Yuli Yulianti, Lya Astika
Perancang Sampul : Andreas Kusumahadi
Penerbit : Mizan Anggota IKAPI
Cetakan : ke-1(pertama), Agustus 2019
Tebal : 333 Halaman

Tentang Pengarang

Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Adalah satu dari sedikit ilmuwan Indonesia yang
updated dan tahu bagaimana ilmunya digunakan dalam kehidupan. Ia pernah menjadi
presiden komisaris Angkasa Pura II yang membawahi 17 bandara dan PT Telkom
Indonesia yang merupakan satu-satumya perusahaan Indonesia yang diperdagangkan di
NYSE ( New York Stok Exchange ). Ia juga pernah menjadi komisaris di sejumlah
BUMN ( PT Dirgantara Indonesia, PT Indofarma) dan perusahaan iternasional (
Prudential Life Assurance, Indomobil Finance, Centro ).
Ia mendirikan yayasan rumah perubahan dan menulis lebih dari 40 buku ilmiah.
Aktif mengikuti dan menjdai narasumber seminar internasional di Harvard, Yale, Insead,
Tsinghua University, dan kampus-kampus utama dunia. Ia juga memberikan advis pada
beberapa Super Apps.
Pada 2018, ia mendapatkan anugerah Writer of the Year dari Ikatan Penerbit
Indonesia, Top 30 Global Gurus in Management ( 2014,2015,2016,2017,2018, 2019,
2020 ) dari global Guru Foundation, Tokoh Kreatif Bidang Pendidikan dari Yayasan
Pengembangan Kreativitas (2005), Alice& Vharlotte Biester Award ( 1995 ), dan Louis
A. Young Award (1994).
Kini ia dikenal sebagai “Bapak Disruption Indonesia” dan melakukan banyak riset
dalam Series on Disruption seperti Tomorrow is Today (2017), Self Disruption ( 2018),
he Great Shifting ( 2018) dan #MO, kuliah Online-nya juga banyak diikuti para eksekutif
dan kaum muda, disiarkan dalam platform MOOC (Massive Open Online Course)
Indonesia X.co.id.
Di rumah perubahan, selain menerima dan memberi advis pada tokoh-tokoh
perubahan, ia juga aktif membimbing kaum muda. Murid-muridnya tersebar luas dari
beragam kalangan dan tak sedikit yang mengikuti jejaknya. Ia mengajar di universitas
Indonesia, Sekolah Staf dan pimpinan Polri, dan pernah menjadi dosen di sejumlah PTN.

Tentang Buku

Pagi itu disebuah restoran, seorang balita membuat suasana sedikit hebih. Dia
meronta-ronta di atas meja panjang, suar tangisnya nyaring. Sejrnak dia bisa tenang
setelah bermain game. Lalu tantenya mencoba menyuapkan sesendok makanan. Anak
itu menampiknya. Nasi pun bercecaran di lantai. Kembali heboh. Alhasil, dua
babysitter, kakek dan neneknya ditambah ibu dan tantenya tak sanggup
menenangkannya.
Fenomena semacam itu tak jarang kita temui di negeri ini. Berbeda dengan anak-
anak dari Negara yang lebih maju, ketika bepergian mereka tanpa babysitter lebih
mandiri.
Kehidupan telah berubah, ilmu pendidikan anak pun berkembang pesat. Kita tak
bisa mendidik anak dengan cara yang diajarkan 20-30 tahun yang lalu. Salah satu
metode pendidikan anak usia dini yang paling diminati saat ini adalah Metode Sentra.
Metode ini kini telah diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia. Sayangnya, ada
cukup banyak bias dalam penerapannya. Buku ini mencoba memberikan penjelasan
mengenai teori, konsep, dan perkembangan Metode Sentra . Sebuah buku yang dapat
memperkaya khasanah dunia pendidikan, sekaligus sebagai acuan untuk memperbaiki
kualitas pendidikan di negeri ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan isi kandungan buku SENTRA?
2. Bagaimana sentra bekerja?
3. Apa keunggulan metode sentra?
C. Tujuan
Merubah pola pendidikan sehingga anak merasa nyaman dalam belajar dikarenakan guru
yang berkualitas karena dengan guru yang berkualitas maka dimanapun berada pasti akan
terjadi proses belajar mengajar sehingga pengetahuan seseorang bisa meningkat.
BAB II
ISI BUKU
A. Isi kandungan buku sentra

Metode sentra memang sudah menyebar luas di berbagai sekolah di Indonesia.


Metode sentra juga mnjadi andalan bagi sekolah-sekolah untuk menarik minat orang tua,
dan murid,untuk mendaftar. Ini memang metode yang mengubah wajah pendidikan usia
dini di Indonesia.

Konsep bermain dan belajar di usungnya membuat banyak orang tertarik. Ank tidak
lagi duduk diam di kelas mendengarkan guru mengajar.Banyak orang tua tergiur ketika
ada sekolah yang mempromosikan bahwa dengan metode sentra, anak-anak bisa bermain
di berbagai sentra dengan gembira sambil belajar, sehingga anak-anak pun bisa
menguasai kemampuan baca tulis hitung ( calistung). Namun metode sentra sejatinya
jauh lebih komprehensif dari sekadar metode pengajar calistung melalui bermain. Di
sisnilah letak persoalannya. Begitu banyaknya informasi yang berkembang dan menyebar
membuat esensi dari metode sentra menjadi bias.

Karena itu tak mengherankan ketika ada guru yang belajar tentang metode sentra lalu
ditanya metode sentra itu apa?jawaban yang muncul sangat tidak pas.itu yang anak
bermain kocok-kocok air sabun atau yang main-main pasir.”Jawaban secsara itu ibarat
setetes pemahaman dari esensi metode sentra yang kalau kita gali, ilmunya sedalam
lautan dan seluas samudra.

Mungkin guru itu belajar dari guru lain atau referensi lain secara tidak lengkap.
Sehingga dia tidak bisa mendalami esensi dari metode sentra, jika pemahamannya aja
sudah salah, maka ketika metode sentra itu diimplementasikan dalam proses belajar di
sekolah, pasti juga akan salah atau setidaknya, guru hanya mengajarkan kulitnya, tidak
masuk ke intisarinya.

Cerita lain, ada seorang pengurus sekolah yang bangga saat mengatakan bahwa
metode sentra di sekolahnya sudah sangat berkembang. Buktinya.disekolahnya ada 21
sentra, di dalamnya ada Sentra Air, Sentra Pasir, Sentra Biji-Bijian, Sentra Matematika,
dan lain-lain.Padahal yang dimaksud dengan mengembangkan metode sentra itu adalah
bukan berarti jumlah sntranya artinya, saat ini terjadi bias dari esensi metode sentra
dengan apa yang diimplementasikan oleh banyak sekolah di berbagai wilayah di
Indonesia. Ini tentu memprihatinkan ketika metode sentra sudah menyebar begitu luas
dan banyak orsang tua berharapanak-anaknya mendapat pengajaran yang tepat, ternyata
yang didapat disekolah tidak sesuia yang diharapkan. Adapun gambaran metode sentra
adalah Wismiarti menyebutkan ada tiga guru bagi anak, yakni guru di sekolah, orang tua
di rumah, dan lingkungan. Ketiganya sama-sama memegang peran penting. Metode
sentra tidak sekadarmembangun kemampuan akademik, melainkan menyentuhsemua
aspek kehidupan, termasuk aspek sikap dan perilaku.

Karena itu, metode sentra tidak hany dijalankan di rumah. Sehingga orang tua pun
harus memiliki pemahaman yang sama tentang esensi dari metode sentra. Agar program
pengajaran yang diberikan oleh guru di sekolah, bisa juga dijalankan oleh orang tua di
rumah.

Metode Sentra juga dijalankan berdasarkan tahap perkembangan anak. Karena itu,
meskipun ada dalam satu kelas, misalnya playgroup, TK A atau TK B, guru memiliki
lesson plan atau rencana pengajaran yg berbeda beda untuk setiap anak. Lesson plan itu
dibuat per individu dan di evaluasi per hari.

Dengan Metode Sentra, kelas tak hanya menjadi arena membangun kemampuan
akademik anak, tetapi juga membekali ilmu kehidupan. Ini terdengar flosofis, tetapi
memang begitulah adanya. Misalnya di sentra bermain pera, anak tidak hanya belajar
tentang berbagai profesi. Lebih dari itu, anak belajar tentang bagaimana saling
menghargai. Karena itulah, sentra ini menggunakan logo timbangan yang melambangkan
keadila.

Dari sini, kita mulai mendapat gambaran betapa Metode sentra bukan sekadar
metode pengajaran agar anak bisa pandai berprestasi di sekolah. Namun lebih dalam dari
itu, Metode Sentra mengajarkan bagaimana agar seorang anak sukses dalam hidupnya,
sebab untuk mengarungi hidup yang kian menantang ini, pandai saja memang cukup,
anak harus kita bekali dengan ilmu kehidupan.

B. Bagaimana Sentra Bekerja

Penjelasan memngenai Metode sentra memang sangat komprehensif jika anda ingin
mendalami lebih detail tiap sentra, trmasuk bagaimana prosedur kerja guru masing-
masing sentra, anda bisa membacanya di buku Panduan Pendidikan Sentra untuk PAUD
yang diterbitkan oleh Sekolah Al Falah pada 2010 lalu.

Buku tersebut memang diperuntukkan bagi para pengajar atau guru yang ingin
mengajar Metode Sentra, sehingga penjelasnnya sangat terperinci. Setiap sentra
dijelaskan dalam bentuk buku, masing-masing.

Karena itu, di sini saya akan mengambil esensinya untuk contoh kita akan melihat
bagaimana Sentra Balok bekerja membangun kecerdasan anak.
Sentra Balok dan Multiple Intelligences

Pertama kita akan melihat bagaimana sentra balok membangun multiple


intelligence atau kecerdasan jamak, ini adalah teori kecerdasan yang dikembangkan oleh
Howard Gardner, seorang pakar pendidikan dari Harverd University pada 1983.

Adapun kecerdasan advance terdiri dari:

1. Kecerdasan Kinetik (Body Smart)

Kecerdasan ini berkaitan dengan tubuh kita. Orang dengan kecerdasan kinetik
biasanya aktif, serta bisa menggunakan tubuhnya dengan baik dan terampil. Orang yang
memiliki kecerdasan ini biasanya jago dalam olahraga atau menari.

2. Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)

Sesuai dengan namanya, kecerdasan ini berkaitan dengan alam. Orang dengan
kecerdasan naturalis biasanya cukup peduli dengan hewan dan tumbuhan. Jika teman-
teman melihat ada orang yang dekat dengan binatang atau selalu berhasil saat menanam
tumbuhan, bisa jadi orang itu memiliki kecerdasan naturalis.

3. Kecerdasan Linguistik (Word Smart)

Kecerdasan ini berkaitan dengan bahasa, baik secara lisan ataupun tulisan. Orang
yang memiliki kecerdasan linguistik biasanya sangat senang membaca, menulis,
berbicara, mendengarkan, dan tentunya bisa mengeja dengan baik. Jadi tak heran kalau
orang dengan kemampuan ini bisa menggunakan bahasa dengan baik dan benar.

4. Kecerdasan Logika atau Matematis (Number Smart)

Kecerdasan yang satu ini berkaitan dengan angka. Jadi, orang dengan kecerdasan ini
pasti menyukai angka. Selain itu, orang dengan kecerdasan logika biasanya suka mencari
jalan keluar yang logis (masuk akal) dalam memecahkan masalah. Jadi, jangan heran
kalau mereka bisa menyusun segala sesuatu dengan sangat rinci.

5. Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)

Kecerdasan ini berkaitan dengan diri sendiri. Jadi, orang yang memiliki kecerdasan
ini biasanya bisa mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam dirinya dengan baik,
seperti kekurangan dan kelebihannya. Orang dengan kelebihan ini biasanya sudah tahu
apa yang ingin mereka capai ketika sudah besar nanti. Namun, mereka biasanya lebih
banyak melakukan segala sesuatu sendirian, mulai dari memecahkan masalah hingga
bermain.

6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart)

Kecerdasan interpersonal ini agak berlawanan dengan kecerdasan intrapersonal.


Orang dengan kecerdasan ini biasanya bisa mengerti dan mengamati perasaan orang lain
dengan baik. O iya, orang dengan kemampuan ini biasanya senang bermain dengan
banyak orang dan menjadi pemimpin dalam sebuah permainan atau kelompok.

7. Kecerdasan Musikal (Musical Smart)

Untuk kecerdasan yang satu ini, sepertinya teman-teman sudah bisa melihatnya tanpa
diberitahu. Orang dengan kecerdasan ini biasanya cukup peka terhadap ritme, melodi, dan
timbre dari musik yang didengarnya. Jadi, tak heran kalau orang dengan kecerdasan ini
bisa mengamati, membedakan, dan menikmati bentuk-bentuk musik.

8. Kecerdasan Spasial (Picture Smart)

Kecerdasan yang satu ini berhubungan dengan gambar dan ruang. Biasanya, orang
dengan kecerdasan ini bisa membayangkan sesuatu, meski sesuatu itu tidak ada di depan
matanya. Jadi, jangan heran kalau orang dengan kemampuan ini akan lebih senang
menggambar atau mencorat-coret, daripada menulis. Nah, kecerdasan mana yang ada
pada dirimu?
Sentra Balok Membangun 7 Essential Life Skills
Konsep 7 essential life skills ini dicetuskan oleh Ellen Galinsky, seorang professor di
Bank Street Collage, New York, yang juga pakar dalam bidang pendidikan anak.
Konsep ini merupakan pengembangan dari teori multiple intelligences yang diusung
Howard Gardner yang ada di dalam otak seseorang, maka 7 essential life skills ini
memotret hasil dari keberadaan multiple intelligences terdiri dari:
1. Focus and Self Control, bermain di Sentral Balok melatih focus dan konsentrasi
tinggi mulai dari saat membawa balok, harus konsentrasi agar tidak jatuh.
2. Perspective Taking, ini merupakan keterampilan untuk mengelola pikiran dengan
mempertimbnagkan perspektif orang lain, di Sentra Balok keterampilan ini dibangun
melalui interaksi anak dengan teman-temannya.
3. Communication, diharuskan anak bisa memahami pesan yang ingin
dikomunikasikan oleh orang lain dan bagaimana cara agar pesan yang kita sampaikan
bisa dipahami oleh orang lain.
4. Making Connectionini adalah melalui klasifiokasi dan kategorisasi, di Sentra
Balok hal ini dilakukan anak merapihkan balok setelah selesai di bangun.
5. Critical Thinking,hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk melihat kembali apa
yang sudah dilakukan atau mngevaluasi.
6. Taking on Challenges, di sentra Balok ini anak-anak selalu mendapattantangan
untuk membangun struktur bangunan yang berbeda-beda, sesuai dengan tema, di sini
anak diajak belajar untuk menerima tantangan dan menyelesaikan tantangan itu dengan
baik.
7. Self Directed, Engaged Learning, contohnya bayi belajar dengan insting, mereka
mengamati, menyentuh mengerti,dan menguasai hal-hal baru yang dipelajarinya.Ellen
Galinsky menyebut, mata bayi berbinar-binar saat mengeksplorasi dunia di sekelilingnya.

3.Keunggulan Metode Sentra

Jadi bukan hanya anak yang harus sekolah, orang tua pun harus ikut sekolah untuk
meningkatkan pengetahuan-nya tentang bagaimana mengoptimalkan perkembangan
kecerdasan anak.
Dari sisni kita bisa melihat bagaimana Wismiarti dan sekolah Al- Falah memberikan
perhatian sangat serius terrhadap perkembangan kapasitas dan pengembangan kapasitas
dan kapabilitas guru dan orang tua agar Metode Sentra yang sudah dirancang dengan
sangat bagus oleh Pamela Phelps, bisa memberi dampak optimal perkembangan
kecerdasan anak.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam buku” SENTRA”


Pembelajaran berbasis sentra adalah model pembelajaran yang dilakukan di
dalam” lingkaran” ( cicle time ) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat ketika guru
duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak
yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau area
bermainanak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain, yang berfungsi sebagai
pijakanlingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak
didik dalam berbagai aspek perkembangannya secara seimbang. Setiap sentra mendukung
perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu: bermain sensor motor atau
fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif ( membangun pemikiran anak ).
Bermain sensor motor adalah menangkap rangsangan melalui penginderaan dan
meghasilkan gerakan sebagai reaksinya. Anak usia dini belajar melalui panca indranya
dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misalnya: menakar air, meremas
kertas bekas, dan menggunting. Bermain peran terdiri dari bermain peran makro ( besar)
dan bermain mikro ( bermain simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama)
anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang telah
dimilikinya.
Bermain konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran,
ide, dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata, ada dua jenis bermain konstruktif, yaitu
bermain konstruktif sifat cair ( air, pasir, spidol, dan lainnya) dan bermain konstruktif
terstruktur ( balok, lego, dan lainnya).
DAFTAR PUSTAKA

Kasal,R.(2019) SENTRA. Jakarta Selatan. PT Mizan Anggota IKAPI

Anda mungkin juga menyukai