Anda di halaman 1dari 2

Kontribusiku Bagi Indonesia

Di kampung kecil itu terdapatlah suatu surau kecil, setiap hari setelah magrib anak-
anak kecil berbondong bondong ke surau tersebut untuk belajar mengaji. Bapak saya adalah
guru mengaji tunggal di surau itu, waktu itu umur bapak 58 tahun, cukup dikatakan tua untuk
mengajar sendiri anak-anak kecil yang sangat banyak. Akhirnya bapak memutuskan untuk
menyuruhku yang saat itu berusia 8 tahun untuk membantu bapak mengajar mengaji anak
kecil yang berusia dibawahku. Mulai saat itulah saya merasa mengajar adalah hal
mengasyikan, berbagi dengan teman-teman kecil dan saling bersosialisasi.

Sejak SLTP saya memilih untuk tinggal di pesantren, jauh dari kedua orang tua. Hal
ini membuat saya butuh keluarga baru yang kemudian saya dapatkan di organisasi. Kegiatan
organisasi yang merupakan modal untuk memupuk dan melatih kemampuan kepemimpinan
sangat memiliki peran penting dalam kehidupan. Ketertarikan saya dalam organisasi dimulai
ketika di SLTP, saya pernah menjabat sebagai ketua OSIS saat SLTP dan SLTA. Pada saat
itu kami mengadakan mengadakan Festival Seni Islam se-Bandung Raya dan Kota Cimahi
yang mendapatkan apresiasi cukup baik dari masyarakat dengan banyaknya peserta. Selain
itu, mengikuti ekskul PRAMUKA dan PASKIBRA menjadi pilihan untuk melatih
kedisiplinan. Dalam ekskul ini pula saya mengikuti beberapa perlombaan Latihan
Keterampilan Baris Berbaris (LKBB).

Saat kuliah, beasiswa mukim yang saya dapatkan menuntut untuk menjadi pengurus
inti di asrama UIN Bandung. Hal ini berakibat saya hanya dapat mengikuti organisasi intra
diantaranya HIMAJA sebagai Divisi Bahasa yang merupakan sarana pengembangan bahasa
arab dan bahasa inggris serta sebagai sekretaris HIMATIKA SAINS di bidang Kerohanian
selama dua periode. Salah satu program bidang ini adalah pengabdian masyarakat setiap satu
tahun dua kali. Tempat tempat yang pernah dikunjungi untuk pengabdian adalah Desa
Sadananya Ciamis, Majalaya, Cipadung dan Buah Batu. Kegiatan pengabdian masyarakat
tersebut berisi berbagi ilmu matematika dasar dan ilmu tahsin al-quran kepada siswa siswi di
sekitar. Memberikan motivasi untuk terus melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi serta
mengadakan beberapa lomba pendidikan. Siswa-siswi juga diberi bekal untuk dapat
menyalurkan bakat sesuai minat dan hobi.

Kondisi ekonomi keluarga membuat saya perlu berpikir keras agar saat kuliah saya
tak perlu meminta dana lagi dari orang tua. Kemudian saya salurkan hobi saya mengajar
privat dari rumah ke rumah dan di suatu lembaga serta menjadi tutor tahsin Al-Qur’an untuk
mahasiswa di jurusan Matematika. Ketertarikan mengajar ini juga ternyata dilihat oleh salah
satu dosen saya saat saya kuliah sehingga mulai semester III saya terpilih menjadi asisten
dosen untuk responsi pada mata kuliah Kalkulus, Matematika Diskrit dan Teori Graf. Benar
saja kata Ridwan Kamil bahwa hal yang paling mengembirakan adalah hobi yang
menghasilkan uang. Akhirnya saya pun dapat menyelesaikan kuliah dengan tak perlu menjadi
beban orang tua.

Pasca kelulusan pada bulan Mei 2016 jurusan Matematika di Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung, saya memutuskan bahwa mengajar adalah kegiatan tepat yang
dapat dilakoni sambil menanti mendapatkan beasiswa S2. Pada saat ini saya adalah seorang
guru matematika dan pembina OSN matematika di sebuah SMP swasta. Selain karena
mengajar adalah hobi yang dapat disalurkan ketika waktu luang dengan mengajar di sekolah
juga diharapkan saya berkontribusi dalam pengembangan pendidikan di Indonesia khususnya
di bidang Matematika.

Beberapa kali turun lapangan dalam didik mendidik membuat saya tertarik untuk
menjadi pendidik yang sebenarnya pendidik. Saya tertarik untuk menjadi pengajar di jenjang
pendidikan tinggi. Menurut Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kemenristek Dikti Ali
Ghufron Mukti “Profesi dosen dan tenaga pendidikan akan semakin langka dan mahal.” Hal
ini didasarkan pada data Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek
Dikti) menyebut, empat tahun ke depan ada 10.000 dosen yang akan pensiun secara
bergelombang. Sehingga menurut Ali Gufron bahwa dosen harus berkembang bukan hanya
kulitasnya tapi juga kuantitasnya. Pada celah inilah saya berusaha untuk berkontribusi bagi
Indonesia. Terlebih bahwa SDM dosen Matematika di universitas asal saya masih minim. Hal
ini menekadkan saya untuk bisa ikut berkontribusi memajukan pendidikan di bidang
Matematika di UIN Sunan Gunung Djati. Bidang yang ingin saya kaji sesuai dengan skripsi
saya adalah bidang aljabar, yang pada sampai saat ini di jurusan almamater saya untuk bidang
tersebut belum memiliki dosen ahli. Dengan menjadi pendidik di perguruan tinggi diharapkan
saya dapat membantu Indonesia menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dalam bidang
Matematika serta dapat menghasilkan penelitian-penelitian baru dalam bidang aljabar di
Indonesia sehingga dapat bersaing di kancah internasional.

Anda mungkin juga menyukai