Eko aktif di berbagai kegiatan literasi dan dunia kepenulisan. Bersama Yudha
Prima, Eko aktif mengampanyekan gerakan menulis melalui Forum Aktif Menulis (FAM)
Indonesia Cabang Surabaya sejak 2012. Pada 2014, Eko mendirikan komunitas Griya
Literasi.
Eko Prasetyo pernah dipercaya Dhahana Adi Pungkas, sejarawan asal Surabaya,
sebagai editor buku Surabaya Punya Cerita edisi kedua pada 2015. Selain aktif
menulis, Eko sering diminta menjadi co-writer dan editor buku-buku biografi tokoh
publik.
Hingga Agustus 2021, dia telah menerbitkan 100 buku. Di antaranya, Menembus
Batas Logika (2009), Karena Ukhuwah Begitu Indah (2010), Apa yang Berbeda dari
Guru Hebat (2011), Kekuatan Pena (2011), Keterampilan Berbahasa; Tepat Memilih
Kata (2012), Rumah Kartu (2012), Merekam dengan Kata-Kata (2013), Boom Literasi:
Menjawab Tragedi Nol Buku (2014), Menjadi Manusia Otentik (2014), Rapor Merah
Ujian Nasional (2014), Jangan Cuma Pintar Menulis (2015), Katakan Cinta dengan
Buku (2015), MediaGuru Punya Cerita (2016), Menulis Buku Populer untuk Personal
Branding (2017), Menulis atau Binasa (2017), Membaca atau Binasa (2017, Pedoman
Seiya Sekata dalam Penulisan (2018), Menulis atau Mati (2019), Membaca atau Mati
(2019), Buku Pintar MediaGuru (2019), Allah Membayar Kontan Doa Kita (2019), I am
Only Anxious; Pentigraf Humor (2020), Be a Great Leader (2019), Membumikan
Filsafat di Dunia Pendidikan (2020), Kebijakan Pendidikan Global (penerjemah, 2020),
Sukses Binis dengan Menulis (2020), Cermat Menulis Kata (2020), dan Meneroka
Senja yang Parau Senja itu (2020), Tolong Jangan Baca Buku ini (2021), Catatan
Receh tentang Webinar (2021), dan lainnya.
Selepas ”pensiun” dari Jawa Pos, Eko melanjutkan kuliah S-2 Ilmu Komunikasi di
Pascasarjana Universitas dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya dan lulus pada 2016
dengan predikat cum laude sebagai salah satu lulusan terbaik. Dia kemudian
bergabung di MediaGuru sebagai pemimpin redaksi sejak 2016 hingga saat ini.
Pada 2019, MediaGuru meraih penghargaan sebagai penerbit paling aktif. Pada
tahun yang sama, MediaGuru memperoleh penghargaan dari Dinas Arsip dan
Perpustakaan Kota Batu.
Laki-laki yang makin senja tapi sedap dipandang ini sekarang masih
merampungkan pendidikan doktoral di Universitas Negeri Surabaya. Moto hidupnya: di
setiap kesulitan selalu ada kemudahan, yang dikutip dari Al-Qur’an. Dia bisa dihubungi
di rumahnya.
Profil Editor