Anda di halaman 1dari 69

PEDOMAN PELAYANAN

RUANG STA. PAULA

BAB I.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA karena atas
bimbingan dan penyertaan-NYA saja sehingga Buku Pedoman Pelayanan Ruang Perawatan Sta
Paula Rumah Sakit ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku pedoman ini disusun sebagai dasar
penyelenggaraan organisasi dalam ruang lingkup aktivitas Ruang Perawatan Sta. Paula Rumah
Sakit.
Dalam menjalankan fungsi dan perannya di RS. Cantia Tomohon, Ruang Perawatan
Sta. Paula perlu saling berkoordinasi dengan suatu unit/bagian maupun yang lainnya untuk
menunjang pelayanan di Rumah Sakit. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu kebijakan dan
sistem koordinasi yang jelas di Ruang Perawatan Sta. Paula sebagaimana termuat dalam Buku
Pedoman pelayanan ini.
Dalam proses penyusunannya, Buku Pedoman ini tentunya masih memiliki berbagai
kekurangan yang membutuhkan banyak masukan dari berbagai pihak terkait untuk perbaikan
kedepannya. Akhirnya, penyusun berharap agar Buku Pedoman ini dapat dimanfaatkan dengan
baik sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan oleh seluruh pihak yang terkait dengan Ruang
Perawatan Sta Paula RS. Cantia Tomohon.

PENYUSUN
TIM AKREDITASI
RS CANTIA TOMOHON
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... III
DAFTAR ISI ....................................................................................................... III
SK PEDOMAN PELAYANAN RUANG STA PAULA......................................……iv
SK. KEBIJAKAN PELAYANAN RUANG STA PAULA…..............................……vi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman.................................................................... 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan..................................................... 2
D. Batasan Operasional............................................................. 2
E. Landasan Hukum................................................................... 3

BAB III : STANDAR KETENAGAAN


A. Kualifikasi Sumbar Daya Manusia........................................ 5
B. Distribusi Ketenagaan............................................................ 5
C. Pengaturan Jaga..................................................................... 5
D. Kegiatan Harian……………………………………………. 5

BAB IIII : STANDAR FASILITAS


A. Denah Ruang......................................................................... 9
B. Standar Fasilitas ................................................................... 10
BAB IV : TATA LAKSANA PELAYANAN.............................................. 17
BAB V : LOGISTIK................................................................................... 22
BAB VI : KESELAMATAN PASIEN......................................................... 32
BAB VIII : KESELAMATAN KERJA.......................................................... 42
BAB VIIII : PENGENDALIAN MUTU............................................................ 44
BAB IX : PENUTUP.................. .................................................................. 46

LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS. CANTIA TOMOHON
Nomor:…………………………….
Tentang
PEDOMAN PELAYANAN RUANG PERAWATAN STA. PAULA
RUMAH SAKIT CANTIA TOMOHON
DIREKTUR RS. CANTIA TOMOHON
Menimbang: 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan medis Rumah Sakit
Cantia, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Ruang Perawatan
yang bermututinggi
2. Bahwa agar pelayanan medic Ruang Perawatandi Rumah Sakit Cantia
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit Cantia sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Ruang
Perawatan di Rumah Sakit Cantia.
3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Ruang Perawatan Rumah Sakit Cantia dengan
keputusan Direktur Rumah Sakit Cantia.
Mengingat: 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
TentangRumahSakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1333/MenKes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MenKes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan: Pertama: KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN RUANG PERAWATAN STA. PAULA RS.
CANTIA TOMOHON
Kedua: Pedoman dimaksud merupakan dasar/acuan
penyelenggaraan pelayanandi Ruang Perawatan Sta. Paula
RS. Cantia Tomohon
Ketiga: Evaluasi terhadap Pedoman Pelayanan Ruang Perawatan
Sta. Paula RS. Cantia Tomohon dilaksanakan setiap 3 (tiga)
tahun.
Keempat: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan didalamnya,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Tomohon


Pada tanggal: Januari 2017
Direktur
RS. Cantia Tomohon

dr. Simon F.M. Pati. SH. MARS

dengan tembusan kepada:


1. Direktur PT. Ratna Timur Tumarendem di Manado.
2. Wadir Administrasi & Keuangan RS. Cantia Tomohon
3. Wadir Pelayanan & Penunjang Medik RS. Cantia Tomohon
4. Wadir Keperawatan & Pelayanan Pastoral RS. Cantia Tomohon
5. Kepala Instalasi / Ruang / Unit RS. Cantia Tomohon
6. Arsip.
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS. CANTIA TOMOHON
Nomor:…………………………….
Tentang
KEBIJAKAN PELAYANAN RUANG STA. PAULA
RUMAH SAKIT CANTIA TOMOHON
DIREKTUR RS. CANTIA TOMOHON
Menimbang: 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan medis Rumah Sakit
Cantia, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Ruang Perawatan
yang bermutu tinggi
2. Bahwa agar pelayanan medis Ruang Perawatan di Rumah Sakit Cantia
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit Cantia sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Ruang
Perawatan di Rumah Sakit Cantia.
3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Ruang Perawatan Rumah Sakit Cantia dengan
keputusan Direktur Rumah Sakit Cantia.
Mengingat: 4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
TentangRumahSakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1333/MenKes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MenKes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan: Pertama: KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN RUANG PERAWATAN STA PAULA RS.
CANTIA TOMOHON
Kedua: Kebijakan dimaksud merupakan dasar/acuan
penyelenggaraan pelayanan di Ruang Perawatan Sta. Paula
RS. Cantia Tomohon
Ketiga: Evaluasi terhadap kebijakan Pelayanan Ruang Perawatan
Sta Paula RS. Cantia Tomohon dilaksanakan setiap 3 (tiga)
tahun.
Keempat: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan didalamnya,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Tomohon


Pada tanggal: Januari 2017
Direktur
RS. Cantia Tomohon

dr. Simon F.M. Pati. SH. MARS

dengan tembusan kepada:


7. Direktur PT. Ratna Timur Tumarendem di Manado.
8. Wadir Administrasi & Keuangan RS. Cantia Tomohon
9. Wadir Pelayanan & Penunjang Medik RS. Cantia Tomohon
10. Wadir Keperawatan & Pelayanan Pastoral RS. Cantia Tomohon
11. Kepala Instalasi / Ruang / Unit RS. Cantia Tomohon
12. Arsip.

Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Cantia Tomohon


Nomor : 1503/RSGM/SK/X/2017

Tanggal : 10 Oktober 2017

KEBIJAKAN PELAYANAN RUANG PERAWATAN STA PAULA

RUMAH SAKIT CANTIA TOMOHON

Kebijakan Umum:

1. Peralatan Ruang Perawatan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan Ruang Perawatan harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) termasuk penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan operasional di Ruang Perawatan selama 24 jam
6. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
7. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
8. Setiap bulan wajib membuat laporan.

Kebijakan Khusus:

1. Setiap pasien Ruang Perawatan harus mendaftar lebih dahulu pada bagian
pendaftaran pasien rawat inap (Admission) dan mendapatkan rekam medis
2. Setiap pasien Ruang Perawatan harus mempunyai identitas yang sama dan sesuai
dengan identitas diri pada rekam medis pasien
3. Setiap pasien Ruang Perawatan harus ditetapkan DPJP dan PPJP
4. Untuk memantau kualitas pelayanan dilaksanakan ronde oleh Kepala Ruangan.
5. Semua pelayanan atau tindakan terhadap pasien harus dicatat secara lengkap
didalam rekam medis
6. Semua hasil pemeriksaan pasien Ruang Perawatan harus dimasukan didalam
berkas rekam medis
7. Setiap pasien Ruang Perawatan akan diberikan pelayanan medis yang sama sesuai
dengan kebutuhannya.
8. Setiap pasien Ruang Perawatan akan dilakukan pengkajian oleh dokter / petugas
yang telah ditunjuk sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
9. Petugas yang melakukan pengkajian dalam mengambil informasi keadaan medis
pasien senantiasa berpegang pada peraturan perundang-undangan dan prinsip
kerahasiaan
10. Adanya kesepakatan untuk semua tindakan yang menjadi wewenang dokter dan
perawat
11. Setiap pasien dan keluarga berkewajiban memberikan semua informasi tentang
keadaan penyakit pasien saat ini dan riwayat terdahulu.
12. Penerapan kedisiplinan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pelayanan
sesuai dengan 5 momen dan membuang sampah medik sesuai tempatnya baik oleh
dokter maupun perawat.
13. Mobilitas pasien harus selalu didampingi oleh perawat ruangan atau petugas yang
diberi kewenangan
14. Setiap pasien berhak mendapat pengelolaan nyeri.
15. Penulisan resep obat oleh dokter harus jelas dan mudah dibaca oleh tim kesehatan
lainnya.
16. Pasien dan atau keluarga berhak mendapatkan informasi mengenai keadaan pasien,
rencana pengobatan yang akan diberikan.
17. Pasien dan atau keluarga berhak menolak tindakan medik dengan menandatangani
surat penolakan tindakan.
18. Pasien dan atau keluarga berhak memberi persetujuan tindakan medik dengan
menandatangani surat persetujuan tindakan
19. Setiap pasien yang akan meninggalkan Ruang Perawatan harus mempunyai izin
pulang dari kasir rawat inap
20. Pengiriman pasien yang akan dirawat inap diantar oleh perawat ke ruangan
21. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan
BAB II. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
berbagai macam karakteristik yang dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kemajuan
ilmu pengetahuan kesehatan, perkembangan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat, dimana diharapkan tetap mampu memberikan pelayanan yang lebih berkualitas
dan dapat dijangkau oleh kalangan masyarakat sehingga terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari segi aspek-aspek sebagai berikut: aspek
klinis (pelayanan dokter, perawat dan terkait teknis medis), aspek efisiensi dan efektifitas
pelayanan, keselamatan pasien, dan kepuasan pasien. Beberapa indikator untuk mengetahui
mutu efisiensi rumah sakit antara lain : pemanfaatan tempat tidur, pemanfaatan tenaga,
pemanfaatan penunjang medik, dan keuangan. Indikator pemanfaatan tempat tidur sendiri
yang mudah kita lihat dan kita ketahui adalah melalui angka BOR/ Bed Occupancy Rate,
BTO/ Bed Turn Over, ALOS/ Average Length Of Stay, TOI/ Turn Over Interval
(Sabarguna, 2004).
Berkaca dari itu dapat tergambarkan bahwa Unit Perawatan merupakan bagian yang
fundemental dalam sebuah rumah sakit. Dimana rumah sakit yang berkualitas dapat terlihat
dari bagaimana cakupan dan fasilitas yang tersedia pada unit perawatannya. Perawat
merupakan sumber daya yang sangat penting pada unit
perawatan sebagai profesi yang dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya harus
mampu mandiri. Selain itu unit perawatan merupakan bagian visi yang sangat menonjol
pada Rumah Sakit Cantia ini yaitu, “Menjadi rumah sakit terbaik di wilayah Tomohon dan
sekitarnya tahun 2020”.
Mengingat hal tersebut diatas, maka pelayanan yang diselenggarakan pada unit
perawatan harus memiliki standar acuan ditinjau dari segi pelayanan yang ada.
Dalam rangka memenuhi standar acuan tersebut diperlukan suatu “Pedoman pelayanan
Unit Perawatan ”, agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan dan
pelayanan unit perawatan di Rumah Sakit Cantia.

Hal. 1 dari 73
B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Berawal dari latar belakang diatas maka tujuan buku pedoman ini adalah untuk
menggambarkan pelayanan dan sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan
keperawatan yang ada pada unit perawatan Rumah Sakit Cantia yang merupakan salah
satu rumah sakit Tipe C di kota Tomohon.
2. TUJUAN KHUSUS
Berdasarkan tujuan umum diatas maka tujuan khusus buku pedoman sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan ruang lingkup pelayanan unit perawatan Rumah Sakit Cantia.
b. Mendeskripsikan standar ketenagaan unit perawatan Rumah Sakit Cantia.
c. Mendeskripsikan standar fasilitas unit perawatan Rumah Sakit Cantia.
d. Mendeskripsikan tata laksana pelayanan pada unit perawatan Rumah Sakit Cantia.
e. Mendeskripsikan kebutuhan logistik pada unit perawatan Rumah Sakit Cantia.
f. Mendeskripsikan keselamatan pasien pada unit perawatan Rumah Sakit Gunung
Maria.
g. Mendeskripsikan keselamatan kerja pada unit perawatan unit perawatan Rumah Sakit
Cantia.
h. Mendeskripsikan pengendalian mutu pada unit perawatan Rumah Sakit Cantia.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN UNIT PERAWATAN
Ruang lingkup pelayanan Unit perawatan sebagai berikut,
1. Asuhan Keperawatan
2. Menerima Pasien Baru & transfer pasien di ruangan perawatan
3. Lingkungan Ruang Perawatan
4. Penyediaan dan Distribusi Obat, Alat Kesehatan, dan Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Pemeliharaan dan penggunaan Alat Kesehatan
6. Neonati dan Kebidanan
7. Pemeriksaan Diagnostik
8. Pelayanan Kedaruratan
9. Ketenagaan bidang keperawatan
10. Pastoral care

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Asuhan Keperawatan: adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien (pasien) untuk
Hal. 2 dari 73
memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu
keperawatan.
2. Menerima Pasien Baru dan Transfer Pasien di Ruang Perawatan : adalah proses
penerimaan pasien baru yang masuk ke ruang rawat inap baik melalui rawat jalan,
instalasi gawat darurat, maupun transfer pasien dari ruang perawatan lain dan dari rumah
sakit lain
3. Lingkungan Ruang Perawatan : adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya yang ada dalam ruang perawatan dengan kelembagaan keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
4. Penyediaan dan Distribusi Obat, Alat Kesehatan, dan Bahan Berbahaya dan Beracun :
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun, proses penyediaan dan
pendistribusian daftar kebutuhan obat, Alat kesehatan, dan Bahan Berbahaya dan
Beracun yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang
sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan.
5. Pemeliharaan dan Penggunaan Alat Kesehatan : Proses pemeliharaan dan pemanfaatan
instrumen, aparatus, mesin, implant yang mengandung obat, yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang
sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh
6. Neonatus dan Kebidanan :adalah satu bidang ilmu yang mempersiapkan kehamilan,
menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan,
klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi
manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan
komunitasnya
7. Pemeriksaan Diagnostik: adalah pemeriksaan lengkap pasien meliputi pemeriksaan
laboratorium, dan radiologi
8. Pelayanan Kedaruratan: diagnosis dan tindakan terhadap semua pasien yang memerlukan
perawatan yang tidak direncanakan dan mendadak, atau terhadap pasien dengan penyakit
atau cedera akut.
9. Ketenagaan bidang keperawatan: adalah metode dan sistem ketenagaan baik tenaga
medis, paramedis, dan tenaga-tenaga lainnya.

Hal. 3 dari 73
10. Pastoral care: Pastoral Care adalah Salah satu bentuk pemberian konseling pastoral
kepada penderita sakit, baik yang dirawat di rumah maupun di rumah
sakit. Inti dari pastoral care adalah kita menjadi teman bagi sesama yang sedang sakit
dan menjadi rekan bagi keluarga pasien. Semua hal tersebut kita lakukan dengan
memberikan bantuan sebagai berikut: See Healing (Penyembuhan Holistik), Sustaining
(penopangan), Guiding (penelaahan bersama) dan Reconciliation (memperbaiki
hubungan).
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Kepmenkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
4. Permenkes 340 tahun 2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit.

Hal. 4 dari 73
BAB III. STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


Sumber daya manusia adalah komponen utama dalam pengembangan sebuah pelayanan di
Rumah sakit, dimana sumber daya manusia sendiri merupakan orang-orang yang
berkompeten di bidangnya masing-masing. Adapun sumberdaya manusia pada unit
perawatan Sta. Paula sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kualifikasi Sumber daya manusia Pada unit Perawatan Sta. Paula
BAB IV.
No. Jenis Tenaga Standar RS. Cantia
BAB V.

1 Kepala Ruang Permenkes no 971


BAB VI. Perawatan /Menkes/per/ 2009: kepala D III Keperawatan

ruang perawatan Minimal


BAB VII. berpendidikan S1

2 Perawat Untuk RS type C 1tt :1 perawat


BAB VIII. 12 perawat
31 tt = 31 perawat

BAB IX.4 Tenaga Non 1. Tenaga Administrasi 1. Ada


Kesehatan 2. Tenaga SPS 2. Ada

BAB X.

BAB XI.

BAB XII.

BAB XIII.

BAB XIV.

BAB XV. B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Distribusi ketenagaan adalah persebaran ketenagaan dengan memperhatikan beban kerja


yang ada, adapun distribusi ketenagaan pada unit perawatan Sta Pula yakni,
Tabel 2.2
Distribusi Ketenagaan Unit Perawatan Sta. Paula

Hal. 1 dari 73
Jabatan Jumlah

Ka. Ruangan 1

Ketua Tim/ Instruktur Klinik 2

Penanggung Jawab Shift 3

Anggota tim/Perawat Pelaksana 7

Pelaksana administrasi 1

Pelaksana SPS 4

Jumlah 18

BAB XVI. C. PENGATURAN JAGA / SHIFT

Waktu pelayanan di Unit Sta. Paula RS.Cantia, berlangsung selama 1x24 jam. Dimana
pelayanan kepada pasien oleh petugas dibagi menjadi 3 shift, yaitu:

1) Shift pagi 07.00 – 14.30


2) Shiff sore 14.00 – 20.30
3) Shiff malam 20.00 – 07.30
Pada dasarnya pengaturan jadwal dinas dibuat setiap bulan oleh kepala ruangan,
kemudian setiap minggu di tulis dalam formulir jadwal dinas mingguan, terdapat
penanggung jawab shift dan setiap shift harus ada orang yang punya kemampuan baik yaitu:
DIII sekurangnya pengalaman 3 tahun, dan S1 pengalaman 1 tahun.

D. KEGIATAN HARIAN
BAB XVII. Kegiatan Harian Perawat Ketua Tim

Waktu Kegiatan
07.00-07.15 Ibadah Pagi Bersama
07.15-08.00 Melihat jadwal dinas pagi, perawat dalam tim
Membaca buku laporan harian dan buku tugas ketua tim
Serah terimah pasien dengan dinas malam
Menyusun penugasan pasien kelolaan dalam buku tugas ketua tim

Hal. 2 dari 73
Pre conference: Pembagian tugas pasien kelolaan kepada anggota tim
Keliling/Validasi: memberi salam, memperkenalkan diri kepada semua
pasien kelolaan di tim
08.00-10.00 Merawatpasien kelolaan di tim
Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik/Laboratorium
Mengobservasikeadaanumum pasien, memonitor tetesan infuse,
mengidentifikasi/mengatur konsul
Mengecek kelengkapan sentralisasi obat dan menyiapkan obat pasien
kelolaan
Mengevaluasi/ membuat Rencana keperawatan / membaca rekam medis
pasien di timnya
Mengikuti dokter visite, diskusi dengan dokter tentang perkembangan
pasien
Melengkapi resume asuhan keperawatan pasien yang akan keluar Rumah
Sakit
Melengkapi dischard planning dan menjelaskan kepada pasien dan
keluarga tentang perawatan lanjutan dirumah dan jadwal kunjungan balik
10.00-10.30 Istirahat (Snack/Makan-minum) bergantian dengan anggota tim
10.15-12.00 Monitoring pelaksanaan tindakan dan bimbingan/ melakukan supervisi
terhadap anggota tim
Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dan supervisi yang
dibuat oleh anggota tim
Menandatangani Log book anggota tim
12.00-12.30 Membuat laporan perkembangan pasien (SOAP)
12.30-12.45 Melakukan post conference dengan anggota tim,
12.45-13.00 Membuat laporan tugas ketua tim dan menyusun penugasan untuk dinas
sore.
Melakukan post conference dengan kepala ruang: melaporkan keadaan
pasien kelolaan di tim
14.00-14.30 Doa Bersama diakhir shift pagi dan awal shift sore
Serah terima pasien dengandinas sore, selanjutnya Keliling/Validasi
dengan pasien kelolaan di tim

Hal. 3 dari 73
BAB XVIII. Kegiatan Harian Perawat Anggota Tim

DINAS PAGI
Waktu Kegiatan
07.00-07.15 Ibadah Pagi Bersama
07.15-08.00 Menyiapkan buku tugas anggota tim
Serah terima pasien dengan dinas malam
Pre conference: Menerima penugasan pembagian pasien kelolaan dari
ketua tim
Keliling/Validasi: Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada
semua pasien kelolaan di tim masing-masing
08.00-10.00 Perawat melaksanakan Implementasi rencana asuhan keperawatan di
kamar pasien antara lain: sesuai kebutuhan pasien
Memandikan pasien, menggosok gigi, menyisir rambut, menggunting
kuku, mencuci rambut, merapihkan tempat tidur/mengganti alat tenun
pasien
Memonitor tanda-tanda vital
Membantu makan pagi: bagi pasien yang belum makan
Menyiapkan pemeriksaan (sesuai kebutuhan) laboratorium: Urinalisis
dan hematologi /Radiologi,dll
Memonitor tetesan infus, transfusi darah, NGT, kateter dan oksigen,
Merawat luka (bila ada)
Mengajarkan teknik relaksasi dan latihanmobilisasi: Rom aktif dan
pasif
Berpartisipasi dalam pendidikan kesehatan pasien
Bekerjasama aktif dengan anggota tim lainnya
Melakukan dokumentasi pelaksanaan asuhan keperawatan dikamar
pasien
Mengikuti vicite dokter (sesuai kebutuhan)
10.00-10.30 Istirahat (Snack/Makan) secara bergantian
10.30-11.30 Menyiapkan pasien untuk menerima kunjungan
11.30-12.30 Implementasi (lanjutan) kepada pasien kelolaan di tim
Memberikan obat oral: sebelum makan
Membantu semua kebutuhan pasien di tim: makan/minum, monitor

Hal. 4 dari 73
balance cairan (input/output)
Memberikan obat oral: sesudah makan
Memberikan obat injeksi, dll sesuai jadwal pemberian
Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
12.30-13.00 Melakukan post conference dengan ketua tim: melaporkan semua tugas
yang telah dilaksanakan
14.00-14.15 Doa Bersama diakhir dan awal shift
14.15-14.30 Serah terima pasien dengan dinas sore
Keliling/Validasi: dengan pasien kelolaan di tim

DINAS SORE
Waktu Kegiatan
14.00-14.15 Doa Bersama diawal shift sore
14.15-14.45 Mendengarkan pengarahan dari kepala ruangan
Serah terimah pasien dengan dinas pagi
Pre conference dengan ketua tim
Keliling/Validasi pasien kelolaan di tim masing-masing: Memberi salam
dan memperkenalkan diri
14.45-16.00 Implementasi asuhan keperawatan sesuai renpra antara lain:
Mengobservasi keadaan umum
Mencuci muka/memandikan pasien sesuai kebutuhan
Memonitor tetesan infus, NGT, transfusi, kateter, oksigen dan
memonitor tanda-tanda vital
Menyiapkan pemeriksaan laboratorium/Radiologi, dan mengambil hasil
pemeriksaan
Membantu pasien untuk eliminasi
Latihan mobilisasi: Rom aktif dan pasif
Menyiapkan sakramen orang sakit (sesuai kebutuhan)
Memeriksa dan menyiapkan obat-obat yang akan diberikan kepada
pasien
Mempersiapkan pasien menerima kunjungan
Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan dikamar pasien
Mencatat semua tindakan keperawatan dan vicite dokter dalam nota

Hal. 5 dari 73
rekening pasien
16.00-16.30 Istirahat (makan/minum) secara bergantian
16.30-18.00 Mengikuti vicite dokter
Implementasi (lanjutan) kepada pasien kelolaan di tim
Memberikan obat oral: sebelum makan
Membantu semua kebutuhan pasien di tim: makan/minum, monitor
18.00-20.30
balance cairan (input/output)
Memberikan obat oral: sesudah makan
Memberikan obat injeksi, dll sesuai dengan jadwal pemberian
Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
20.30-21.00 Melakukan post conference dengan ketua tim/penanggung jawab shift:
melaporkan semua tugas yang telah dilaksanakan
Membuat laporan penugasan di buku tugas ketua tim
Serah terima pasien dengan dinas malam
Keliling/Validasi: dengan pasien kelolaan di tim

DINAS MALAM
Waktu Kegiatan
20.30-21.00 Doa bersama di awal shit malam
Serah terimah pasien dengan dinas sore
Keliling/Validasi pasien kelolaan di tim: Memberi salam dan
memperkenalkan diri
21.00-24.00 Melakukan tindakan keperawatan sesuai Renpra antara lain:
Mengobservasi keadaan umum
Memeriksa dan menyiapkan obat-obatan yang akan diberikan kepada
pasien
mengukur tanda-tanda vital, memonitor tetesan infus, NGT, kateter,
transfusi dan oksigen
Memberi obat injeksi sesuai jadwal, memperbaiki posisi tidur pasien,
membantu pasien untuk eliminasi
Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
24.00-01.00 Istirahat (makanmalam)
01.00-03.30 Membuat sesnsus pasien

Hal. 6 dari 73
Perawat dinas malam mengecek setiap pasien, keliling ruangan dan
memastikan semua pasien dalam keadaan aman dan nyaman
03.30-05.00 Perawat merapihkan diri
Melanjutkan tindakan keperawatan sesuai renpra: mengukur tanda-tanda
vital, observasi keadaan umum pasien, dll.
Mengambil bahan pemeriksaan, membantu pasien untuk eliminasi
Menyiapkan pasien untuk komuni orang sakit (agama katolik): pada hari
selasa, jumat dan minggu
05.00-05.30 Memandikan pasien, gosok gigi/kebersihan mulut (sesuai kebutuhan)
Mempersiapkan pasien untuk tindakan khusus di pagi hari misalnya:
enema, dll
Memonitor dan menghitung balance cairan (input/output)
Melengkapi dokumentasi keperawatan
05.30-07.30 Mengambil makanan pasien di dapur RS
Memberikan obat sebelum makan
Membagikan makanan kepada pasien sesuai dengan diet yang telah
ditetapkan
Memberikan obat sesudah makan
Membuat laporan pasien dalam buku tugas
Serah terima pasien dengan dinas pagi

Hal. 7 dari 73
BAB XIX. STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

Adapun denah ruang pada unit perawatan Sta Paula dapat terlihat sebagai berikut,

B. STANDAR FASILITAS
1. Peralatan Medis/Keperawatan

STANDAR RS RUANG STA PAULA KET


NO NAMA BARANG / ALAT
KELAS C

1 2 3 4 5

1 Bed patient electric √ -

2 Bed patient manual √ √

3 EKG 6 channels √ √

4 Termometer digital √ √

5 Lampu periksa √ -

6 Stetoskop √ √

7 Suction Pump √ √

Hal. 1 dari 73
8 Syringe pump √ -

9 Infusion pump √ -

10 Tabung O2+ Flowmeter √ √

11 Resusitation set √ √

12 Film viewer √ √

13 Minor surgary instrument set √ √

14 Antidecubitus matras √ √

15 Emergency set √ √

16 Nebulazer √ √

17 Vena section set √ -

18 Troly makanan √ √

19 Infus set √ √

20 Lemari Obat kaca √ √

21 Brancard √ √

22 Meteran/cm √ √

23 Penlight √ √

24 Tensimeter android √ √

25 Tensimeter digital √ -

26 Irigator √ √

27 Korentang √ √

28 Nirbeken √ √

29 Kursi roda √ √

30 Standar infus √ √

31 Tabung O2 √ √

32 Kom kompres √ √

33 Sputum bak √ √

Hal. 2 dari 73
34 Meja suntik beroda √ √

35 Timbangan dewasa √ √

36 Waskom mandi √ √

37 Bak instrumen √ √

38 Glyserin spuit √ √

39 Standar waskom √ √

40 Pengukur tinggi badan √ √

41 Pispot dewasa √ √

42 Reflek hammer √ √
Emergency set
43 √ -

44 Senter √ √

45 Instrumen trolly √ √

46 Meja obat √ √

47 Pulse oxymetri √ -

48 Lemari Instrumen √ √
49 Kursi Roda √ √
50 Brankard √ √

2. Alat Tenun
STANDAR RS
KET
NO NAMA BARANG / ALAT KELAS C RUANG STA PAULA

1 2 3 4 5
1 Laken 1: 3 √ TMS
2 Stik Laken 1: 3 √
3 Perlak 1: 3 √

Hal. 3 dari 73
4 Selimut 1: 3 √
5 Sarung Bantal 1: 3 √
6 Baju Pasien √
7 Celana pasien √
8 Handuk √
9 Baju Petugas √
10 Overschort (Celemek) √
11 Baju / Jas Pengujung √
12 Topi PetugasTopi √
13 Masker (kain) √

14 Washlap √
(Lap mandi)
15 Kain penutup komuni √
16 Kain pintu √
17 Kain Jendela/horden √
18 Kain untuk pembatas / sampiran √
19 Servet √

20 Kain Pembungkus Tabung √


Oksigen
21 Kain Penutup Peralatan √
22 Kelambu √
23 Kain pembungkus meja makan √
24 Taplak Meja √
25 Lap tangan handuk √
26 Tali pengikat pasien √

3. Alat Rumah Tangga

STANDAR RS KET
NO NAMA BARANG / ALAT RUANG STA PAULA
KELAS C

1 2 3 4 5

1 Air Conditioner √
(Penyejuk Ruangan)
2 Exhaust Fan √
(Kipas Angin)

Hal. 4 dari 73
3 Refrigerator √
(Lemari Es)
4 Water Heater √
(Pemanas Air)
5 Water Dipenser √
6 Jam Dinding √
7 Telepon / Interkon √

8 Emergency Lamp √
(Lampu Darurat)
9 Senter √
10 Televisi √
11 Alat Pemadam Kebakaran √
12 Meja √
16 Kursi √
20 Bangku Panjang √
21 Bangku kecil / Jingkli √
22 Lemari √
Rak (terbuka, tanpa
24 pintu/gantungan baju besi dan √
kayu
25 Ember √
26 Gayung √
27 Loyang √
28 Tempat Sabun √
29 Keranjang plastik √
30 Kotak beroda √
31 Tempat Sampah umum √
32 Tempat Samah Non Infeksius √
33 Tempat Sampah Infeksius √
34 Safety Box √
35 Sofa Bed √
36 Kursi Tamu √
37 Piring √

38 Blat tempat makanan pasien √

Hal. 5 dari 73
39 Gelas √

40 Sendok √

41 Garpu √

42 Baki √

43 Ceret / Teko √

44 Tatakan gelas √

45 Kom makanan √

46 Termos air panas √

47 Termos makanan √

48 Rantang √

49 Tempat kue besar √

50 Tempat kue bulat √

51 Tempat Makan Pegawai √

4. Alat Administrasi/Alat Tulis Kantor

STANDAR RS KET
NO NAMA BARANG / ALAT RUANG STA PAULA
KELAS C

1 2 3 4 5
1 Gunting Kertas √

2 Perforator √
(Pelobang Kertas)
3 Stapler √
(Alat penjepit kertas , hecter)
4 Document Keeper √
(Tempat Dokumen)
5 Rak tempat berkas administrasi √
6 Resep rangkap √
7 Resep biasa √
8 Resep besar √

Hal. 6 dari 73
SKD sedang dirawat
9 √
SKD perlu istirahat
10 Form.perbaikan alat √
11 Form. Rujukan intern √
12 Form. Permintaaan makan PB √
16 Form. Px lab kimia/hematologi √
20 Form. Px lab urine √
21 Form. transfusi √
22 Form. konsultasi √
24 Form. INGBS √
25 Form. Resume medis √
26 Form. Pesanan pulang √
27 Form. Px USG √
28 Form. Px EKG √
29 Form. Px Thorax √
30 Form. Px Scan √
31 Form. Rujukan ke ICU √
32 Form. Rujukan ke RS lain √
33 Form. Sensus harian √
34 Form. Nota √
35 Form. Angket √
36 Form Hasi px GDP/GDS √
37 Amplop √
38 Buku folio √
39 Buku Kwarto √
40 Buku ekspedisi √
41 Spidol permanent √
42 Spidol Boardmaker √
43 Pensil merah biru √
44 Peluru hecter √
45 Clips √

Hal. 7 dari 73
46 kalkulator √
47 Mistar √
48 Silet √
49 Lem duckol √
50 Selotif √

Hal. 8 dari 73
BAB XX. TATALAKSANA PELAYANAN

A. ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien / pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu
profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan
pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Adapun Tahap-
Tahap Proses Keperawatan
1. Pengkajian, adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,
yaitu: Pengumpulan data, Analisa data, dan Perumusan masalah.
2. Diagnosa Keperawatan, adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito,2000).
3. Rencana keperawatan, adalah Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan
dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994). Dimana merupakan pedoman tertulis untuk
perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapatdengan
cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan
yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu
perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk
memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Serta Rencana asuhan
keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan
pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka
panjang(potter,1997)
4. Implementasi keperawatan, adalah Merupakan inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik

Hal. 1 dari 73
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
klien.Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Tahap 1: persiapan, Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat
untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
b. Tahap 2: intervensi, Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan:
independen,dependen,dan interdependen.
c. Tahap 3: dokumentasi, Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
5. Evaluasi, adalah perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
BAB XXI. B. MENERIMA PASIEN BARU DAN TRANSFER PASIEN BARU

1. Menerima Pasien Baru


Dalam Penerimaan pasien baru di Ruang Rawat inap baik melalui Instalasi
Gawat Darurat maupun Poliklinik seharusnya mengikuti pedoman sebagai berikut:
Pertama adalah melalui Persiapan Alat-alatseperti: Tempat tidur dalam keadaan siap
pakai, Meja pasien, kursi, Berkas catatan medik pasien
Peralatan untuk persiapan fisik yang terdiri dari :
 Tiang infus
 Oksigen kalau perlu
 Sandaran punggung

Selanjutnya sesuai dengan Langkah-langkah sebagai berikut,


a. Pasien dengan keluarganya diterima dengan ramah dan penuh perhatian
b. Dibaringkan ketempat tidur dan memperhatikan keadaan dan kebutuhan pasien
c. Memberi penjelasan kepada keluarga tentang tata tertib Rumah sakit tentang penjagaan
dan pembesuk
d. Memberikan orientasi kepada keluarga tentang tempat cuci alat makan, toilet, nurse

Hal. 2 dari 73
e. station dan tempat penyimpanan alat alat eliminasi.
f. Membuat Asuhan Keperawatan dengan pengkajian dan intervensi yang dibutuhkan oleh
pasien.
g. Buat registrasi didalam computer
h. Salah satu pendorong keberhasiannya adalah Sikap perawat seharusnya, Ramah, Cekatan,
dan Teliti.
BAB XXII. Pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Lain

Seorang Pasien yang perlu dirujuk untuk mendapat pertolongan, atau untuk mendapatkan
peralatan yang lebih lengkap, ataupun pasien atas permintaan sendiri. Maka pedomannya
sebagai berikut:
a. Apabila seorang Pasien dirujuk ke atas (Rumah sakit yang lebih lengkap) maka langkah-
langkahnya:
1) Dokter mengijinkan pasien untuk di rujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi/lebih
lengkap
2) Dokter atau perawat menginformasikan kepada keluarga pasien
3) Bagian administrasi perawat menyiapkan perincian pembiayaan dan surat-surat
rujukan dan berkas lainnya
4) Pasien dirujuk dengan menggunakan ambulance dan didampingi oleh perawat
5) Keluarga pasien membereskan administrasi dan memberikan surat tanda pembayaran
ke petugas ruangan
b. Apabila pasien pindah atas permintaan sendiri maka seharusnya dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Keluarga atau pasien mengajukan permintaan pindah kepada dokter dan perawat di
ruangan
2) Dokter menyetujui dan membuatkan surat pengantar
3) Bagian administrasi perawat membuatkan perincian biaya dan menyiapkan surat
pengantar
4) Keluarga pasien dipersilahkan untuk membereskan administrasi ke bagian keuangan
5) Surat bukti pembayaran diserahkan ke petugas ruangan oleh keluarga pasien Petugas
ruangan mengantar pasien sampai ke kendaraan yang dipakai.
1. Lingkungan Ruang Perawatan
Dalam hal lingkungan ada beberapa bagian penting yang seharusnya diperhatikan yakni
Ruang Perawatan dan Lingkungan sekitarnya. Dalam Mempersiapkan ruang perawatan

Hal. 3 dari 73
pasien dan lingkungannya dalam rangka pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan kepada
pasien pada pedoman sebagai berikut,
Pada tahap awal seharusnya dilakukan Persiapan Alat-alat:
1. Tempat tidur
2. Meja pasien
3. Meja tulis untuk petugas
4. Kursi
5. Wastapel / baskom tempat cuci tangan
6. Bel bila mungkin disediakan
7. Kasur, bantal
8. Alat tenun : sprei besar, sprei kecil, zeil, sarung bantal, selimut, gorden, kelambu,
pakaian pasien, handuk

Kemudian tahap selanjutnya adalah dengan menekankan Langkah-langkah sebagai


berikut :
1. Melawa – lawa mulai dari sudut kearah dalam
2. Membersihkan kaca
3. Melap alat – alat tersedia
4. Menyapu
5. Mengepel
6. Menyiapkan tempat tidur sesuai prosedur
7. Melengkapi kebutuhan ruangan sesuai keadaan
8. Membereskan alat – alat
Selain itu Sikap pelayanan yang dilakukan adalah dengan hati – hati, penuh
tanggung jawab, serta sabar. Untuk bagian persiapan dan pemeliharaan ruang
perawatan pada dasarnya sama dalam penatalaksanaannya.
2. Penyediaan dan Distribusi Obat, Alat Kesehatan, dan Bahan Berbahaya dan
Beracun
Dalam Penyediaan dan Distribusi Obat, alat Kesehatan, dan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B4) pada dasarnya mengikut pada kebijakan Rumah sakit yakni untuk
Pendistribusian Obat sebagai berikut :
1. Perawat memperhatikan anfra oleh pasien sesuai dengan resep dokter.
2. Perawat membuat anfrag obat – RPO
3. Perawat membawa anfrag – RPO

Hal. 4 dari 73
4. Perawat mengisi buku tamu.
5. RPO diserahkan ke bagian penginputan di apotek.
6. Perawat datang mengambil obat
7. Anfrag di lakukan pada hari.
8. Waktu anfrag dilakukan pada waktu:
a. Dinas Pagi : RPO paling lambat diserahkan pada pukul 1 siang Obat paling
lambat diambil pada pukul 2 siang
b. Dinas Sore : RPO paling lambat diserahkan pada pukul 8 malam. Obat paling
lambat diambil pada pukul 9 malam
c. Dinas Malam : RPO paling lambat diserahkan pada pukul 6 pagi. Obat paling
lambat diambil pada pukul 7 pagi.
d. Catatan : RPO setelah jam yang ditentukan pada setiap shift, akan dilanjutkan
pada shift berikutnya Apabila CITO, RPO akan diselesaikan pada shift
tersebut.
9. Aturan pemakaian anfrag obat selama 1 minggu.
10. Aturan pemberian obat :
a. Obat Oral diberikan sekaligus maksimum untuk dosis 3 hari
b. Obat injeksi diberikan sekaligus maksimum untuk dosis 1 hari
Apabila obat yang dianfrag tidak masuk kedalam paket, maka obat dibeli sendiri oleh pasien.
Selain itu untuk logistik Ruang Perawatan sendiri prosedurnya sebagai berikut:
1. Petugas/perawat mengecek persediaan logistik di unit masing-masing.
2. Petugas Unit perawatan menyusun rincian anfrag logistik yang dibutuhkan dan
disesuaikan dengan anggaran yang Ditetapkan sebelumnya.
3. Petugas melakukan anfrag pada setiap hari kamis.
4. Pengambilan anfrag dilakukan pada hari kamis, pada saat pengambilan anfrag logistik
dicek kembali dengan daftar yang dimasukkan. Kemudian disimpan sebagai persediaan
unit perawatan.
Untuk Alat kesehatan yang akan didistribusikan dari Farmasi penatalaksanaannya
sebagai berikut:
1. Petugas/perawat mengecek persediaan logistik di unit masing-masing.
2. Petugas Unit perawatan menyusun rincian anfrag Alkes yang dibutuhkan dan
disesuaikan dengan anggaran yang Ditetapkan sebelumnya.
3. Perawat membawa anfrag ke Farmasi

Hal. 5 dari 73
4. Anfrag dilakukan pada hari kamis, jika keadaan mendesak maka bisa dianfrag juga di
hari lain, sesuai dengan kebutuhan.
5. Pemakaian anfrag dilakukan selama 1 minggu.
6. Pengambilan anfrag dilakukan satu kali seminggu yaitu pada hari kamis.
5. Pemeliharaan dan Penggunaan Alat Kesehatan
5.1 Pemeliharaan Alat Keperawatan
Alat Keperawatan adalah alat yang digunakan dalam pemberian pelayanan keperawatan
kepada pasien.Pada dasarnya Alat keperawatan dibagi atas empat bagian besar
berdasarkan unsur-unsurnya, Seperti alat-alat logam, karet, tenun, dan kaca.Adapun
Persiapan untuk pemeliharaan berdasarkan desinfektanisasi yaitu penata laksanaannya
meliputi:
Alat-alat yang digunakan meliputi :
1. Tempat untuk merendam alat – alat
2. Larutan desinfektan ( Lyson 0,5 %, Savlon,clorin ,bayclin)

Langkah-langkah penatalaksanaanya meliputi :


1. Membersihkan alat – alat dari kotoran yang ada
2. Merendam alat – alat selama 2 jam
3. Membersihkan alat – alat
4. Membereskan alat – alat
5. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan.
Sikap yang seharusnya dilaksanakan adalah Rapih dan Teliti .
5.2 Pemeliharaan Alat-Alat Kesehatan
Alat Kesehatan adalah alat-alat yang digunakan dalam pemberian pelayanan dalam
Rumah sakit. Alat-alat ini memiliki peranan yang sangat penting, untuk itu pemeliharaan
akan alat-alat ini adalah kewajiban bagi Rumah sakit. Adapun penatalaksanaannya meliputi :
Pada tahapan pertama dikenal dengan tahapan persiapan alat, adapun alat-alat
yang dibutuhkan meliputi :
1. Kain 2 buah.
2. Air dalam Waskom.
3. Sarung Tangan.
Selanjutnya kita mengetahui langkah kerja dari pemeliharaan Alat kesehatan ini, yakni,

Hal. 6 dari 73
1. Alat kesehatan disiapkan.
2. Perawat memakai sarung tangan.
3. Bersihkan kabel dan seluruh badan kesehatan secara bertahap dengan kain yang sudah
dibasahi dengan air.
4. Keringkan dengan kain.
5. Kembalikan ketempat semula.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat kesehatan ini yakni,
1. Jangan melipat / menekuk kabel electrode dalam penyimpanannya.
2. Setiap hari harus dilakukan pemanasan, apakah mesin berjalan baik atau tidak.
3. Jangan meletakan cairan apapun atau benda lain diatas mesin.
4. Alat dibersihkan setiap minggu atau bila sangat kotor setelah penggunaan.
6. Pemeriksaan Diagnostik

6.1. Pemeriksaan di Radiologi


Pemeriksaan di Radiologi adalah pemeriksaan diagnostic untuk melihat penyakit
dalam struktur pasien seperti Tulang dan bagian tubuh lainnya. Pada pemeriksaan di
radiologi terbagi atas beberapa tahapan diantaranya:
Tahap Pre Interaksi:
1. Lakukan verifikasi orde yang ada untuk tindakan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat:
a. Formulir persetujuan
b. Formulir foto
c. 1 set perlengkapan lavament

Tahap Orientasi:
1. Beri salam,panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien/keluarga
Tahap Kerja/Interaksi:
1. Meminta tanda – tangan pernyataan persetujuan tindakan dari pasien / keluarga
2. Sehari sebelum difoto pasien diberikan makanan ataupun minuman sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dia jalani
3. Pada tahapan yang ketiga ini tentative tergantung pada pemeriksaan apa yang akan
dijalani oleh pasien.
Sesudah pemeriksaan :

Hal. 7 dari 73
1. Pasien ditidurkan dengan sikap semi fowler
2. Observasi keadaan umum keluhan penderita
Tahap Terminasi:
1. Setiap tindakan dievaluasi/perasaan pasien
2. Rapikan pasien
3. Cuci tangan
Tahap dokumentasi:
Catat: tanggal,jam tindakan yang diberikan,keluhan pasien
Selain itu Sikap yang seharusnya diberikan kepada pasien meliputi Ramah, Penuh
perhatian, dan Teliti.
6.2 Pemeriksaan di Laboratorium
Pemeriksaan di Laboratorium adalah pemeriksaan diagnostic untuk melihat penyakit
pasien berdasarkan pemeriksaan laboratorium berdasarkan sampel darah, urin, feses, dan
sebagainya. Pada pemeriksaan di laboratorium terbagi atas beberapa tahapan diantaranya
Tahap Pe Interaksi:
1. Lakukan verifikasi orde yang ada untuk pengambilan sampel
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat:
a. sampel pot yang akan digunakan
b. Botol tempat bahan pemeriksaan
c. Formulir pemeriksaan
d. Kertas etiket

Tahap orientasi:
1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan pengambilan sampel pada pasien
Tahap kerja/interaksi:
1. Pasien diberi kesempatan untuk bertanya
2. Pasien dipersilahkan untuk mengeluarkan sampel sesuai kebutuhan pemeriksaan di
laboratorium kedalam sampel pot yang sudah disiapkan
3. sampel diambil sekurang – kurangnya dari batas minimal lalu dimasukkan kedalam
botol
4. Botol diberi etiket dan bersama formulir pemeriksaan yang telah diisi lengkap segera
dikirim kelaboraturium

Hal. 8 dari 73
Tahap Terminasi:
1. Setiap tindakan pengambilan sputum dievaluasi/perasaan pasien
2. Cuci tangan
Tahap Dokumentasi:
Catat : tanggal,jam,tindakan yang diberikan/keluhan pasien
Selain itu Sikap yang seharusnya diberikan kepada pasien meliputi Tidak jijik, dan Teliti.
7. Pelayanan Kedaruratan
Pelayanan kedaruratan adalah pelayanan yang disediakan Rumah sakit untuk
mengatasi permasalahan pasien yang bersifat darurat, adapun penatalaksanaannya
meliputi :
a. Bila ada kiriman yang bersifat masal maka segala upaya yang ada dilakukan oleh petugas
yang bertugas dan selanjutnya yang bertanggung jawab pada saat itu membuat laporan dan
melaporkan kebagaian yang lebih tinggi.
b. Bila yang bersangkutan termasuk korban yang memerlukan tindakan trauma maka
penderita didorong keruang trigade bedah yang selanjutnya ditangani oleh tim trauma.
c. Bila bersangkutan memerlukan tindakan medic yang bersifat non trauma maka penderita
didorong kebagian trigade medis selanjutnya dikoordinasikan dengan bidang terkait dari
kasus tersebut.
d. Bila korban bersifat massal maka seluruh komponen yang ada di IGD dioptimalkan dan
system bencana dihidupkan (langkah pertama Brigade siaga bencana Rumah Sakit
dioptimalkan.
e. Selanjutnya setelah selesai penanganan definitive maka penderita tersebut didorong keruang
keperawatan yang sesuai dengan kasus dengan kelasnya.
f. Untuk tindakan dikamar Operasi dapat dilakukan di OK IGD dan juga OK IBS ini
tergantung dari kebutuhan.
g. Pada kasus kasus yang bersifat massal di Rumah Sakit sudah tidak mampu memberikan
pelayanan terbaik maka kewajiban Rumah Sakit mengkomunikasikan ke Rumah Sakit
lainnya untuk membantu memberikan perawatan yang terbaik.

8. Ketenagaan Bidang Keperawatan


8.1. Orientasi Perawat/Bidan Baru
Pada orientasi perawat/bidan yang baru maka dapat terlihat pada pedoman pelayanan
sebagai berikut :
1. Perawat baru diterima Ka. Keperawatan.
Hal. 9 dari 73
2. Ka Diklat menjelaskan program orientasi.
3. Perawat baru diserahkan kepada Kepala Ruangan untuk melaksanakan orientasi
lapangan sesuai jadwal dinas yang dibuat oleh Ka Diklat yang berkoordinasi dengan
Ka Unit Rawat Inap dan Ka Unit Rawat Jalan (di ruang rawat inap dan IGD).
4. Setelah melaksanakan orientasi lapangan, perawat baru melapor ke Ka Diklat.
5. Atas perintah Ka Keperawatan, perawat baru diserahkan pada Ka Unit Rawat Inap dan
Ka Unit Rawat Jalan agar berkoordinasi untuk penempatan tugas tetap.
Selain itu dikenal juga orientasi kepada Perawat Magang maka pedoman pelayanan
meliputi:
1. Kepala Bagian Personalia menerima surat permohonan praktik siswa / mahasiswa atas
dasar rekomendasi dari Direktur RS.
2. Program orientasi masal di koordinir oleh Diklat Keperawatan.
3. Setelah selesai orientasi dilanjutkan kerja lapangan.
4. Program orientasi dilanjutkan oleh Kepala Ruangan.
5. Penilaian dilakukan oleh Pembimbing Siswa / Mahasiswa di ruangan
8.2. Rekruitmen, Seleksi Dan Penempatan Tenaga Baru
Pada tahapan Rekruitmen, seleksi, dan penempatan tenaga baru pedoman
pelayanannya dapat tergambarkan sebagai berikut:
1. Penerimaan Tenaga Keperawatan
Penerimaan pegawai dilakukan apabila dibutuhkan oleh Rumah Sakit dengan cara :
a. Menghubungi sekolah-sekolah, akademi-akademi, perguruan tinggi atau lembaga-lembaga
pendidikan lainnya.
b. Arsip lamaran yang telah masuk.
Perekrutan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan di masing-masing bagian dan diajukan
oleh Direksi RS kepada Direktur RS
2. Untuk memenuhi persyaratan lamaran kerja, pelamar harus melengkapi surat lamaran
kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit. Persyaratan Penerimaan
Tenaga Keperawatan
a. Persyaratan Usia :
b. Usia minimum 22 tahun dan maksimum 35 tahun.
c. Penerimaan pegawai diatas usia 35 tahun karena keahliannya dibutuhkan oleh rumah sakit
dapat dilaksanakan atas pertimbangan manajemen.
d. Bagi pegawai baru tidak diperkenankan untuk melakukan pernikahan minimal 2 tahun.

Hal. 10 dari 73
e. Memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi tenaga yang telah ditetapkan akan
direkrut.
3. Persyaratan Administrasi/Kelengkapan surat-surat
Setiap pelamar harus menyampaikan :
a. Surat lamaran.
b. Daftar riwayat hidup.
c. Photo ijazah terakhir yang telah dilegalisir.
d. Daftar riwayat pekerjaan (bagi yang berpengalaman).
e. Surat keterangan tidak terkait lagi dengan kantor atau perusahaan dimana ia pernah
bekerja atau sedang bekerja (surat lolos butuh).
f. Surat keterangan catatan kepolisian.
g. Tidak boleh suami dan istri berstatus sebagai pegawai Rumah Sakit.
h. Pas Photo terbaru berwarna dasar merah dari pelamar ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2
lembar.
4. Setelah ada persetujuan dari Direktur RS maka kepala personalia melakukan seleksi
administrasi Surat Lamaran yang masuk dan melakukan pemanggilan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan
5. Kepala personalia bekerja sama dengan Direktur RS menyiapkan penguji, sarana dan
prasarana yang akan digunakan untuk seleksi calon karyawan, diantaranya:
a. Penunjukkan tim penguji
b. Ruangan ujian
c. Soal dan lembar jawaban
d. Alat yang akan dipakai untuk ujian (alkes, komputer, dll)
e. Map dan Lembar Nilai Tes
6. Melakukan Test:
a. Tertulis
1) Psikologi (Psikotest)
2) Pengetahuan sesuai dengan kebutuhan
b. Praktek
Keterampilan/skill (sesuai bidang)
c. Wawancara
1) Corporate/Dokter selaku user
2) Direktur RS
3) Wadir Keperawatan
Hal. 11 dari 73
4) Kabid Keperawatan
5) Kepala ruangan keperawatan bagi calon perawat/bidan
7. Kepala personalia mengolah hasil penilaian dan saran dari Direktur RS.
8. Calon karyawan wajib melakukan Medical Check Up dengan membawa Surat Pengantar
dari Rumah Sakit
9. Setiap calon pegawai yang dinyatakan lulus seleksi dan memenuhi syarat untuk diterima
sebagai calon pegawai wajib mengikuti On The Job Training (OJT) yang diselenggarakan
oleh Rumah Sakit selama maksimal 3 (tiga) bulan dan dapat ditambah 1 (satu) bulan apabila
diangggap belum memuaskan.
10. Setelah calon pegawai yang telah dinyatakan lulus dalam mengikuti On The Job Training
(OJT) dan memenuhi syarat untuk diterima sebagai pegawai akan diikat dengan perjanjian
kerja antara Rumah Sakit dengan pegawai baru tersebut.
11. Pengesahan Hubungan Kerja
a. Sebelum hubungan kerja dengan Rumah Sakit dimulai, setiap calon pegawai akan diberi
kesempatan untuk membaca dan mempelajari peraturan perusahaan yang menguraikan
tentang hak dan kewajiban pegawai serta persyaratan lainnnya.
b. Hubungan kerja antara pegawai dengan pihak rumah sakit akan dianggap sah apabila
masing-masing pihak telah menandatangani perjanjian kerja waktu tertentu (untuk
pegawai kontrak) atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu (untuk pegawai tetap).
c. Penandatanganan perjanjian kerja waktu tertentu atau perjanjian kerja waktu tidak harus
ditanda tangani diatas materai.
12. Penempatan pegawai
Sesudah selesai seleksi dan sudah dinyatakan lulus, maka ditempatkan dengan surat
penempatan yang sesuai dengan tempat yang membutuhkan
8.3. Pembuatan Jadwal Dinas
Dalam pembuatan jadwal dinas pada unit perawatan, maka pedoman pelayanannya
sebagai berikut:
1. Jadwal dinas dibuat setiap minggu oleh kepala ruangan.
2. Melihat permintaan karyawan dalam 1 minggu
3. Menulis tanggal,bulan,dan tahun pada kolom yang tersedia
4. Menetapkan jumlah tenaga perawat untuk shift pagi, siang, malam, libur. Dengan
cantumkan tanda-tanda sesuai ketentuan
5. Membuat jadwal dinas dengan memperhatikan kualifikasi tenaga yang ada di ruangan
6. Nama diisi lengkap dan kategori tenaga
Hal. 12 dari 73
7. Membagi tugas yang jelas kepada tenaga shift pagi, sore, dan malam yang ditulis
dalam buku
8. Kepala ruangan menanda tangani sebelum dilanjutkan kepada wadir keperawatan
9. Kepala ruangan mengisi daftar dinas ke formulir baku.
10. Jadwal dinas dilaporkan ke wadir Keperawatan.
11. Bila disetujui di distribusikan ke tiap ruangan.
9. Pastoral Care
Pastoral Care adalah Salah satu bentuk pemberian konseling pastoral kepada
penderita sakit, baik yang dirawat di rumah maupun di rumah sakit. Inti dari pastoral
care adalah kita menjadi teman bagi sesama yang sedang sakit dan menjadi rekan
bagi keluarga pasien, adapun sebagai pedomannya dapat terlihat sebagai berikut:
Persiapan Alat-alat:
a. Meja dialas dengan kain putih dan Corporale
b. Salib dan dua lilin,serta bunga kalau ada
c. Buku kitab suci,madah bakti,atau puji syukur.
d. Kursi-kursi
Tahap Kerja:
a. Siapkan pasien dengan menghubungi bagi yang beragama katolik dan kristen yang
mau berdoa.diadakan kontrak waktu jam 7.30 sudah berada ditempat berdoa
b. Menghubungi Pastor dan Petugas pastoral care.
c. Menghubungi Perawat/karyawan yang berada di ruangan lain
d. Selama kegiatan berdoa, dijaga keamanan agar tidak mengganggu suasana berdoa.
e. Setelah selesai.saling bersalaman baik karyawan dengan karyawan,maupun karyawan
dengan pasien.dan pastor
f. Alat-alat dibereskan disimpan pada tempatnya

Hal. 13 dari 73
BAB XXIII. LOGISTIK

A. PENGELOLAAN LOGISTIK KEPERAWATAN


1. Pengertian
Pengelolaan logistik keperawatan adalah merupakan suatu mekanisme dalam
menunjang tersedianya fasilitas perlengkapan peralatan secara memadai.
2. Tujuan
a. Tujuan umum:
Untuk meningkatkan kelancaran kerja dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
b. Tujuan khusus:
 Mendapatkan barang dalam jumlah yang cukup dan berkualitas.
 Memberikan kepuasan dan rasa nyaman bagi pasien.
 Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
 Memberikan kemudahan kerja bagi perawat.
3. Jenis peralatan keperawatan (lihat: Buku V: Standar Peralatan)
a. Alat Keperawatan / Kebidanan
b. Alat Tenun
c. Alat Rumah Tangga
d. Alat Pencatatan Dan Pelaporan
4. Ruang Lingkup
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Pendistribusian
d. Pemeliharaan
e. Penghapusan
f. Pengendalian

Hal. 1 dari 73
SIKLUS PENGELOLAAN LOGISTIK KEPERAWATAN

N
E
P
S
U
A
H
G
M
&
DC
IR
L
B
T
O

B. PERENCANAAN LOGISTIK KEPERAWATAN


1. Tujuan
Perencanaan dibuat agar yang diterima sesuai dengan standar kebutuhan ruang rawat
baik dalam kuantitas maupun kualitas.
2. Perencanaan
Perencananaan peralat diruang perawatan dilakukan oleh Kepala Ruangan bekerjasama
dengan logistik keperawatan
3. Cara
Rencana kebutuhan disusun berdasarkan:
a. Jenis alat meliputi: alat keperawatan / kebidanan, alat tenun, alat rumah tangga dan
alat pencatatan dan pelaporan.
b. Prioritas kebutuhan untuk masing-masing jenis.
c. Standar jumlah yang seharusnya ada
d. Kualitas ditulis pada kolom data tekhnis yang berisi keterangan bahan, ukuran, merk
dan nomor catalog.
e. Formulir yasng digunakan sesuai dengan yang ditetapkan.

4. Waktu
a. Barang / alat rutin direncanakan setiap bulan dan diambil setiap minggu di bagian
logistik.

Hal. 2 dari 73
b. Barang / alat non rutin direncanakan pada setiap akhir tahun anggaran dan diadakan
secara bertahap menurut skala prioritas.

5. Alur Perencanaan

KEPALA RUANG

Urusan Logistik Keperawatan

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN-WAKIL feedback


DIREKTUR KEPERAWATAN

WAKIL DIREKTUR UMUM, ADMINISTRASI &


KEUANGAN

Pembelian Barang / Alat

6. Pengadaan Barang
Pengadaan barang /alat dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang / Alat yang
ditunjuk dengan SK Direktur, dengan alur sebagai berikut:

Panitia Pengadaan Barang

WAKIL DIREKTUR UMUM, ADMINISTRASI &


KEUANGAN

Proses Pembelian dari Pabrikan / Distributor

Panitia Pengadaan Barang


disertai Kepala / Wakil dari Unit/ bagian
Pemakaian

Logistik Induk RS

Hal. 3 dari 73
7. Pendistribusian

KEPALA BIDANG
KEPERAWATAN
Barang / Alat Buku Permintaan
Inventaris Induk Buku Ekspedisi Alat/ Ekspedisi

URUSAN
LOGISTIK INDUK RUANG
RS KEPERAWATAN

8. Pemeliharaan
a. Barang / alat yang telah diterima disimpan dan dicatat dengan baik menurut
kelompok sifat dan jenisnya.
b. Barang / alat disusun sedemikian rupa untuk memudahkan pengecekan setiap waktu
dan pengeluaran jika dibutuhkan.
c. Di ruang rawat:
1) Peralatan yang dibutuhkan sehari-hari setiap pagi disiapkan.
2) Setiap selesai pemakaian alat dibersihkan, disimpan ditempat yang telah
disediakan dalam keadaan siap pakai. Pembersihan alat dikerjakan sesuai
pedoman yang sudah ada.
3) Serah terima alat pada setiap dinas.
4) Perawatan alat-alat khusus seperti: EKG, suction, tensimeter, dll. Dilakukan
kaliberasi secara periodik.
9. Penghapusan Alat
Peralatan yang rusak berat dan tidak dapat diperbaiki dilaporkan oleh Kepala Ruangan
kepada bagian logistik keperawatan untuk ditindak lanjuti dengan alur sebagai berikut:

Hal. 4 dari 73
KEPALA RUANG

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN-WAKIL


DIREKTUR KEPERAWATAN

WAKIL DIREKTUR UMUM, ADMINISTRASI &


KEUANGAN

Urusan Logistik Induk RS


(Penghapusan dari Inventarsi Induk)

Panitia Pemusnahan Barang

C. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN LOGISTIK

Pengawasan peralatan dilaksanakan oleh Urusan Logistik Keperawatan


bekerjasama dengan Kepala Ruangan dan teknisi terkait.
1. Pencatatan dan pelaporan
Setiap barang / alat yang diterima oleh Kepala Ruangan dicatat oleh penanggung jawab
inventaris dengan tembusan dikirim ke logistik keperawatan.
2. Pengambilan barang / alat
Barang / alat dari gudang diambil oleh Kepala Ruangan kemudian mencatat di kartu
masuk diruang perawatan dan melakukan inventaris peralatan sesuai dengan
klasifikasinya.
3. Rencana Perbaikan
Ruang perawatan melapor ke Urusan Logistik Keperawatan bekerjasama dengan tekhnisi
peralatan rumah sakit dan Wadir Umum, Administrasi & Keuangan, dengan alur sebagai
berikut:

Hal. 5 dari 73
K
P
E
R
L
G
N
U
B
Ar(isM
ID
T
W eh
o
lt)m
n
k
a
b
S
/
H

TEKNISI KHUSUS
DARI PABRIKAN /
DISTRIBUTOR
(Untuk Alat Khusus
atau Dalam Masa
Garansi

4. Alur Laporan
Laporan tentang logistik ruangan dibuat setiap bulan dengan mengisi formulir laporan
bulanan dan di masukan ke kepala bidang keperawatan, dengan alur sebagai berikut:

Perawat Pelaksana Ruangan

KEPALA RUANG

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN-


WAKIL DIREKTUR KEPERAWATAN

WAKIL DIREKTUR UMUM, ADMINISTRASI &


KEUANGAN

Hal. 6 dari 73
Tabel 5.1
Daftar Logistik Umum Ruang Perawatan St. Paula

Rumah Sakit Cantia Tomohon

Nama Barang Nama Formulir ATK

Isi hekter kecil/besar Resep rangkap

Bayclean Resep biasa

Kantong plastik sedang 35x52 Resep besar

Bayfresh stella SKD sedang dirawat/SKD perlu istirahat

Senter charge Form.perbaikan alat

Amplop pendek Form. Rujukan intern

Spidol boardmarker Form. Permintaaan makan PB

Spidol marker Form. Px lab kimia/hematologi

Buku kwarto 200 Form. Px lab urine

Buku folio 200 Form. transfusi

Portex Form. konsultasi

Buku kwarto 100 Form. INGBS

Buku folio 100 Form. Resume medis

Buku ekspedisi Form. Pesanan pulang

Lilin Form. Px USG

Sabun cair cuci tangan Form. Px EKG

Sabun sunlight Form. Px Thorax

Aqua gelon Form. Px Scan

Macis Form. Rujukan ke ICU

Tissu Rol Form. Rujukan ke RS lain

Tissu Makan Form. Sensus harian

Tissu Dos Form. Nota

Tissue pak Form. Angket

Sabun Cream Form Hasi px GDP/GDS

Hal. 7 dari 73
Selotif Form persetujuan tindakan kep

Sabun lifebuoy Form. Persetujuan operasi

Sabun Surya Form RM 01 Biodata klien

Sabun daia Form RM 02 anamnese

Kesek kaki Form RM 03 Grafik

Baterei remote Form RM o4 Follow up dokter

Baterei untuk jam Form. Rm 05 Konsultasi

Gunting kecil Form Rm 06 penempelan hasil lab

Lakban kecil Form. RM 08 C Pemeberian obat

Silet Form RM 08 D Balance Cairan

Lem duckol Form RM 10 DX Keperawatan 1-32

Clips Form RM 11 SOAP

Pensil merah biru Form RM 31 Resume Pasien

Hal. 8 dari 73
BAB XXIV.KESELAMATAN PASIEN

Keselamtan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. System tersebut meliputi: assesmen risiko, identifikasi dan
pengeloilaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa insedien,
kemampuan belajar dan insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. System tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
Pelaksanaan “Patient safety” meliputi
1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centre for Patient 
Safety, 2 May 2007), yaitu:
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards”
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA, tahun 2002),yaitu:
a. Hak pasien
Standarnya adalah
Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak
Diharapkan).
Kriterianya adalah
1) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
2) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

Hal. 1 dari 73
3) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas
dan benar   kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD
b. Mendidik pasien dan keluarga
Standarnya adalah
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien.
Kriterianya adalah:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn keterlibatan pasien
adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system dan
mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien &
keluarga dapat:
1) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur
2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti
4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah
RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan.
Kriterianya adalah:
1) Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
2) Koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya
3) Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
4) Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
Standarnya adalah

Hal. 2 dari 73
RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada, memonitor &
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD,
& melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KP.
Kriterianya adalah
1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
sesuai dengan  ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
2) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
3) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
4) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Standarnya adalah
1) Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui penerapan “7 Langkah
Menuju KP RS ”.
2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP &
program mengurangi KTD.
3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit & individu
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KP
4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur, mengkaji, &
meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam meningkatkan
kinerja RS & KP.

Kriterianya adalah
1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden,
3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah
sakit terintegrasi dan berpartisipasi
4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian
informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden,
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden

Hal. 3 dari 73
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standarnya adalah
1) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
2) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriterianya adalah
1) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien
2) Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice
training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
3) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna
mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien.
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Standarnya adalah
1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP untuk
memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.
2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.
Kriterianya adalah
1) Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen
untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan
pasien.
2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada

Hal. 4 dari 73
3. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005)
sebagaipanduan bagi staf Rumah Sakit
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan & budaya
yang terbuka dan adil”
Bagi Rumah sakit:
 Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta,  
dukungan kepada staf, pasien, keluarga
 Kebijakan: peran & akuntabilitas individual pada insiden
 Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
 Lakukan asesmen dg menggunakan survei penilaian KP
Bagi Tim:
 Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
 Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi
yg tepat
b. Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen &focus yang kuat & jelas
tentang KP di RS anda”
Bagi Rumah Sakit:
 Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
 Di bagian-2 ada orang yg dpt menjadi “Penggerak” (champion) KP
 Prioritaskan KP dlm agenda rapat Direksi/Manajemen
 Masukkan KP dlm semua program latihan staf
Bagi Tim:
 Ada “penggerak” dlm tim utk memimpin Gerakan KP
 Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
 Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, “kembangkan sistem & proses pengelolaan
risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yg potensial brmasalah”
Bagi Rumah Sakit:
 Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
 Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
 Gunakan informasi dr sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan
kepedulian thdp pasien
Bagi Tim:
 Diskusi isu KP dlm forum2, utk umpan balik kpd mjmn terkait
Hal. 5 dari 73
 Penilaian risiko pd individu pasien
 Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah
memperkecil risiko tsb
d. Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar dg mudah dpt melaporkan
kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS”
Bagi Rumah sakit:
 Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dlm maupun ke luar
yg hrs dilaporkan ke KKPRS – PERSI
Bagi Tim:
 Dorong anggota utk melaporkan setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi
tetap terjadi juga, sbg bahan pelajaran yg penting
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara komunikasi yg
terbuka         dg pasien”
Bagi Rumah Sakit
 Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dg pasien & keluarga
 Pasien & keluarga mendpt informasi bila terjadi insiden
 Dukungan,pelatihan & dorongan semangat kpd staf agar selalu terbuka kpd
pasien & kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien
Bagi Tim:
 Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila tlh terjadi insiden
 Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden
 Segera stlh kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda utk
melakukan analisis akar masalah utk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu
timbul”
Bagi Rumah Sakit:
 Staf terlatih mengkaji insiden scr tepat, mengidentifikasi sebab
 Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause
Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda
analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 x per tahun utk proses
risiko tinggi
Bagi Tim:
 Diskusikan dlm tim pengalaman dari hasil analisis insiden
 Identifikasi bgn lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tersebut
Hal. 6 dari 73
g. Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan pasien, “Gunakan informasi
yg ada ttg kejadian/masalah utk melakukan perubahan pd sistem pelayanan”
Bagi Rumah Sakit:
 Tentukan solusi dg informasi dr sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden,
audit serta analisis
 Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan
klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP
 Asesmen risiko utk setiap perubahan
 Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
 Umpan balik kpd staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Bagi Tim:
 Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
 Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
 Umpan balik atas setiap tindak lanjut ttg insiden yg dilaporkan
Langkah Langkah Kegiatan Pelaksanaan Patient Safety Di Rumah Sakit
1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan
organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentang insiden
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KKPRS) secara rahasia
4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil
dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru
dikembangkan.

Hal. 7 dari 73
Adapun alur pelaporan keselamatan pasien yaitu

Ada 5 hal yang harus dilakukan dalam Keselamatan pasien di RS Cantia yaitu :
1. Safe culture ( budaya keselamatan)
 aktif melaporkan insiden untuk belajar dari pengalaman
 iklim kerja yang bebas dari menyalahkan, individu yang melaporkan insiden tidak
dihukum
 komunikasi yang mudah dipahami, diulang, dan konsisten
 selalu membicarakan isu keselamatan pasien
2. Safe care (perawatan yang aman)
 belajar dari kejadian tiodak diharapkan dan kejadian nyaris cedera, dibuat tindakan
preventif
 menerapkan international patients safety goals (IPSG)
3. Safe staff (staf yang aman)
 selalu berpegang pada prinsip “every patient’s right, everyone’s responsibility”
(“setiap hak pasien adalah tanggungjawab setiap orang”)
 berperan aktif dalam mencegah timbulnya kejadian tidak diharapkan
4. Safe support system (system pendukung yang aman)
 Informasi yang diberikan benar
 Dilakukan oleh orang-orang yang kompeten
 Respon time sesuai kebutuhan : hasil laboratorium, radiologi, dll.

Hal. 8 dari 73
5. Safe place (tempat yang aman)
 Tersedia alat pelindung diri dan sistim proteksi diri
 Terlibat aktif dalam melaporkan kondisi alat, bangunan dan lingkungan yang
potensial tidak aman dengan form pelaporan insiden kejadian potensial cedera (KPC)
6. Safe patients (pasien yang aman)
 Pasien dilibatkan dalam perawatannya
 Ceritakan pada pasien apa yang terjadi, dan tunjukkan perasaan tulus dan penyesalan
mendalam bila terjadi hal yang tidak diharapkan.
 Bila perlu anjurkan pasien untuk mengisi kotak saran
 Sampaikan pada manajemen RS Cantia bila ada pasien yang membutuhkan
penerjemah

Hal. 9 dari 73
BAB XXV. KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah aman atau selamat dari penderitaan , kerusakan atau kerugian
ditempat kerja ( Mangkunegara ; 2000 : 161). Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa
aspek dan salah satunya adalah perlindungan keselamatan kerja. Perusahaan perlu untuk
melindungi tenaga kerja agar tenaga kerja tersebut dapat bekerja secara aman sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dalam bekerja karena jarang absen.
Dalam pelayanan keselamatan kerja dirumah sakit program keselamatan petugas
merupakan program dari penyelenggaraan panitia K3 Rumah sakit serta merupakan tanggung
jawab bersama dari setiap unit terkait yang ada dirumah sakit.
Untuk keselamatan kerja dalam ruang lingkup ruang perawatan dibutuhkan beberapa
persyaratan sebagai berikut :
A. Lingkungan Perawatan yaitu:
1. Pintu ruang Perawatan (luar dan dalam) harus selalu dalam keadaan tertutup ataupun
dalam kondisi tebuka
2. Pemasangan alas lantai didepan pintu dalam Perawatan harus terpasang
3. Pengaturan batas tegas antara daerah semi steril dan non steril sesuai prosedur.
4. Melakukan pembersihan rutin ruang Perawatan dan peralatan Perawatan sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
5. Melakukan sterilisasi ruangan (UV) setelah pembersihan ruangan sesuai prosedur.
6. Penanganan sampah pembuangan BAB dan BAK pasien sesuai dengan prosedur.

B. Petugas Ruang Perawatan (dokter dan perawat) yaitu :

1. Petugas harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.


2. Penggunaan softa-man bagi petugas setiap selesai kontak dengan pasien.

C. Pasien Ruang Perawatan yaitu :

1. Penggantian alat tenun pasien dilakukan setiap shift jaga atau bila kotor.
2. Pembersihan tempat tidur dan alat-alat yang dipakai pasien setelah pasien keluar.

a. pengunjung pasien Ruang Perawatan/ keluarga pasien

Hal. 1 dari 73
1. Sebelum dan sesudah berkunjung ke pasien, pengunjung cuci tangan terlebih dahulu
atau membasahi tangan dengan menggunakan softa-man.
2. Pengunjung hanya bisa masuk pada saat jam berkunjung

Hal. 2 dari 73
BAB XXVI.PENGENDALIAN MUTU

Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap


jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi, keselamatan dan
keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan kompetensi teknis dan hubungan
antar manusia berdasarkan standar WHO. Adapun penjabaran dimensi mutu
pelayanan perawatan sebagai berikut,

Pelayanan rawat inap Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor


129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
A. Pemberi Pelayanan Rawat inap
Judul Pemberi pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten
Definisi Operasional Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat
yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan diruang
rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat
inap
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

B.Dokter penanggung jawab pasien rawat inap


Judul Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk

Hal. 1 dari 73
menjamin kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan
pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medik
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

C. Ketersediaan pelayanan rawat inap


Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di
rumah sakit
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit yang diberikan
tirah baringdi rumah sakit. Untuk rumah sakit khusus disesuaikan
dengan spesifikasi rumah sakit tsb.
Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif)
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat inap
Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah
(kecuali rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah

Hal. 2 dari 73
sakit tsb)
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

D.Jam Visite dokter spesialis


Judul Jam visite dokter spesialis
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu
pemberian pelayanan
Definisi Operasional Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiaphari
kerja sesuai dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang
menjadi tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00
sampai dengan 14.00
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan
14.00 yang disurvey
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu
Pengumpulan data

E.Kejadian infeksi pasca operasi


Judul Kejadian infeksi pasca operasi
Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi
yang bersih sesuai standar
Definisi Operasional Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada
semua kategori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di
rumah sakit yang ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan

Hal. 3 dari 73
(color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam
waktu lebih dari 3 x 24 jam
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu
bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Ketua komite medik/komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

F.Angka Kejadian Infeksi Nosokomial


Judul Angka kejadian infeksi nosokomial
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialamioleh pasien yang
diperoleh selama dirawat di rumah sakit yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam
satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Survei, laporan infeksi nosokomial
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/komite medik/panitia mutu
Pengumpulan data

Hal. 4 dari 73
G.Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Operasional Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama dirawat
baik akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang
berakibat kecacatan atau kematian
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah
pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
Pengumpulan data

H.Kematian Pasien > 48 Jam


Judul Kematian Pasien > 48 Jam
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang
aman dan efektif
Definisi Operasional Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah
periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu
bulan

Hal. 5 dari 73
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 0,24 % ≤ 2,4/1000 (internasional) (NDR ≤ 25/1000, Indonesia)
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

I.Kejadian pulang paksa


Judul Kejadian pulang paksa
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas pelayanan
rumah sakit
Definisi Operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga
pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤5%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

J.Kepuasan Pelanggan Rawat Inap


Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan
rawat inap
Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan

Hal. 6 dari 73
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan pasien yang disurvey
(dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber Data Survei
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

K.Pasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS


Judul Pasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi
DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat Inap bagi pasein tuberkulosis
dengan strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat inap tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan
tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up
pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan
obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn
tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis yang
diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan
nasional
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani dengan
strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di
rumah sakit dalam waktu tiga bulan

Hal. 7 dari 73
Sumber Data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

Hal. 8 dari 73
BAB XXVII. PENUTUP

Upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan merupakan tugas yang perlu


dituangkan dalam bentuk buku pedoman setiap unit. Untuk itu penyempurnaan buku pedoman
ini di lakukan sehinga dapat menjadi panduan bagi Rumah sakit Cantia pada umumnya dan unit
keperawatan pada khususnya.
Kritik, saran ataupun masukan sebagai penyempurnaan dari buku ini sangatlah di harapkan dan
hendaknya disampaikan kepada pelayanan keperawatan di bidang Keperawataan Rumah Sakit
Cantia Tomohon sehingga hasil yang maksimal dalam pelayanan terhadap sesama dapat
semakin di tingkatkan.

Hal. 9 dari 73

Anda mungkin juga menyukai