Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penanaman pendidikan karakter merupakan suatu kebutuhan untuk tuntunan d

idalam memberikan budi pekerti atau moral yang baik. Pendidikan budi pekerti atau k

arakter sejalan dengan istilah yang diperkenalkan oleh Ernest Renand bahwa nation a

nd character building merupakan pembangunan karakter dan bangsa. bangsa adalah s

uatu solidaritas besar yang terbentuk karena adanya kesadaran akan pentingnya berko

rban dan hidup bersama-sama ditengah perbedaan. Sedagkan karakter dimaksudkan s

ebagai kekuatan moral yang baik.4Pendidikan karakter menjadi isu hangat terhitung

mulai dari berlakunya pendidikan karakter secara nasional di semua jenjang pendidik

an diawali dari tingkat anak usia dini . Dalam berbagai forum ilmiah banyak dibahas

dan didiskusikan tentang pendidikan karakter.Menurut Kementrian Pendidikan Nasio

nal, pendidikankarakter pendidikan formal harus meliputi dan berlangsung pada lemb

aga pendidikan TK/RA, SMP/MTs, SMA/MA dan perguruan tinggi melalui pembelaj

aran, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidik

an, dan pembiasaan.5Sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah ya

ng meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk me

laksanakan nilai-nilai 3 Deddy Febrianshari, Analisis Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Dalam Pembuatan Dompet Punch Zaman Now”. Vol. 6, No. 1, (april 2018).

Pendidikan karakter maupun pendidikan kewarga negaraan. Saat ini program

yang muncul lagi yang tujuannya tetap sama yaitu menghasilkan generasi yang memil

1
2

iki berakhlak mulia,bertaqwa kepada Tuhan ,cerdas kreativ,terampil dan tanggung ja

wab. Pendidikan karakter islam merupakan bagian dari pendidikan karakter.Kemuncu

lan istilah demikian diakibatkan rendahnya nilai-nilai islami yang dianut oleh pemelu

knya. Pemilihan atau penambahan nilai islami menjadi kekhasan yang ingin diunggul

kan dalam pendidikan karakter tersebut. Secara implementatif karakter islami tidak ja

uh berbeda dengan nilai karakter yang dicanangkan pemerintah. Dalam nilai ketaqwa

an terhadap Tuhan dikhususkan dalam penerapan nilai-nilai agama islam yang bersu

mber dari Al-Quran dan Hadist.

Seperti halnya melakukan sholat lima waktu, bersedekah, mengenal Nabi dan

Rosul, menjalankan puasa, dan sebagainya. Langkah strategis penerapan pendidikan

karakter islami yang terbaik adalah sejak usia dini. Merupakan masa keemasan yang s

angat tepat untuk memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Dimaksud

keemasan (golden age) karena pada masa itu juga turut menentukan masa depannya a

nak. Jika sejak dini anak diberi stimulasi dengan pesan moral yang positif kemudian d

ilanjutkan dengan pembiasaan, maka kelak nilai karakter tersebut akan menjadi bagia

n dari kepribadiannya.

Tugas pendidik dan orangtua adalah memberikan coretan tinta pada kertas ters

ebut. Apakah dengan coretan tinta yang bagus atau yang jelek. Pastinya coretan terse

but akan membekas di masa depannya kelak. Bercerita merupakan bagian dari metod

e pendidikan karakter pada anak usia dini. Bercerita sendiri ada yang sebagai mendon

geng, cerita rakyat maupun berkisah. Mendongeng mayoritas diambilkan dari kisah y

ang sengaja dibuat oleh penulis, adapun berkisah diambilkan dari kisah nyata yang m
3

emang dahulu pernah terjadi. Kaitannya dengan pendidikan karakter islami, berkisah

lebih tepat digunakan. Pemilihan kisah berdasarkan tokoh atau figur yang dapat menj

adi teladan dalam hal akhlak, ritual ibadah maupun muamalah. Teladan tersebut dapat

diambilkan dari kisah para nabi rosul, maupun para sabahat yang memperjuangkan

islam. Kisah-kisah tersebut telah termuat dalam Al-Quran maupun Hadist yang

menjadi pedoman manusia. Sebagai penguat bahwa tidak diragukan lagi tentang

kebenaran akan kisah tersebut. Kisah memiliki kesamaan dengan sejarah sebagai

sebuah peristiwa yang pernah terjadi dimasa lalu, dimana rangkaian peristiwa tersebut

disusun berdasarkan urutan waktu, proses kejadian serta disertai keterangan tempat

dimana sebuah kejadian terjadi (Daliman, 2012: 2).

Kandungan Alquran tentang sejarah atau kisah-kisah disebut dengan istilah Q

ashashul Quran (kisah-kisah Alquran). Hal tersebut diungkapkan dalam Quran Surat

Yusuf ayat 111 yang berbunyi “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat p

engajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang

dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaska

n segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”Perlunya

kisah disampaikan kepada anak dikarenakan mereka terkadang lupa atau tidak tahu de

ngan kisah para Nabinya yang seharusnya menjadi panutan. Anak-anak saat ini lebih

asyik dengan tontonan televisi maupun sinetron yang belum sepenuhnya bermuatan p

osistif dan sesuai dengan perkembangan dirinya.Hal tersebut berdampak pada

semakin lunturnya nilai keteladanan yang diajarkan oleh agama melalui Nabi. Di

samping itu tidak jarang anak-anak menirukan adegan di dalam televisi yang mereka
4

sendiri belum tahu maksudnya. Dalam rangka mengatasi beragam masalah tersebut,

kisah diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kecintaan terhadap Nabi

dan Rosulnya. Selain itu juga menguatkan tentang implementasi nilai-nilai karakter

islami.

Penulis dapat menanamkan nilai karakter di dalam cerita yang mereka buat, ni

lai karakter yang baik untuk ditiru pembacanya yang merupakan anak-anak. Karakter

merupakan kualitas mental dan moral, kekuatan moral, nama atau reputasi, dalam ka

mus psikologi karakter adalah kepribadian yang ditinjau dari titik tolak etis dan moral,

misalnya kejujuran seseorang yang mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relativ

e tetap. Karakter juga merupakan sikap dan tindakan dengan nilai-nilai moral yang id

eal seolah-olah sudah mulai terbentuk di dalam diri individu masing-masing sebagai k

ebiasaan, karakter merupakan sesuatu yang dibangunmelalui proses interaksi yang tid

ak mudah dilakukan.

Permasalahan anak-anak usia dini saat ini dapat dilihat dari sikap anak-anak y

ang lebih hafal lagu-lagu girlband Korea blackpink DDU-DU- DDU-DU dan How Y

ou Like That atau lagu-lagu dari boyband BTS dibandingkan dengan lagu kebangsaan

nasional, penggunaan produk luar negeri hampir merajalela hampir disemua elemen

masyarakat termasuk anakanak usia Sekolah Dasar dengan mudah terpengaruh. Mere

ka lebih bangga menggunakan gaya pakaian ala korea dan jepang dari pada pakaian tr

adisional Indonesia.

Dan dari kemajuan teknologi seperti saat ini dengan mudahnya keluar masuk

budaya luar menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan yang berakibat kurangny


5

a semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air pada peserta didik.Pengembangan bu

ku cerita kisah 25nabi untuk meningkatkan nialai -nialai karakter anak di harapkan da

pat menumbuhkan nilai karakter peserta didik. Hal ini mendorong penelitian untuk m

engembangkan buku kisah 25 nabi untuk meningkatkan nilai-nilai karakter pada a

nak.

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebag

ai berikut:

1 Bahan ajar yang digunakan di sekolah hanya sebatas buku ajar dari pemerinta

2 Belum dikembangkannya media buku cerita dalam proses penanaman karakte

r.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian ini dapat terarah dan

mendalam serta tidak terlalu luas jangkaunnya maka dalam penelitian ini dibatasi pad

a pengembangan buku kisah 25 nabi untuk meningkatkan nilai -nilai karakter pada an

ak.
6

1.4 Rumus Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adala

h:

1. Bagaimana pengembangan peningkataan nilai-nilai karakter berbentuk kisa

h 25 nabi pada anak kelompok A TK Nurul Huda Aceh Selatan?

2. Adakah kendala dalam pengembangan peningkataan nilai-nilai karakter

berbentuk kisah 25 nabi pada anak kelompok A Nurul Huda Aceh Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelit

ian ini adalah :

1. Untuk melihat pengembangan peningkatan nilai -nilai karakter berbentuk k

isah 25 nabi pada anak kelompok A Nurul Huda Aceh Selata.

2. Untuk mengetahui kendala dalam pembentukan pengembangan peningkata

an nilai -nilai karakter berbentuk kisah 25 nabi pada kelompok A Nurul Hu

da Aceh Selatan

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai acuan dala

m membuat kebijakan tentang peningkaatan kualitas sekolah khususnya dal

am pembentukan karakter anak.


7

2. Bagi guru hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan untuk meni

ngkatakan proses pembelajaran dan menyusun program pengembangan kar

akter yang lebih baik.

3. Bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam bersikap

sehingga dapat membantu pembentukan karakter anak.

4. Bagi peneliti setelah melakukan penelitian ini peneliti lebih memahami dan

mudah dalam pengembangan nilai karakter bagi anak.


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengembangan Buku Cerita

2.1.1 Pengertian Pengembangan

Pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan seacara terarah dan

terencana untuk membuat dan memperbaiki, sehingga semakin bermanfaat untuk

meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan mutu yang lebih baik.

2.1.2 Definisi buku cerita

Cerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, dalam

bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang

jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain.Menurut Moeslichaatoen “Metode

bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan

membawakan cerita kepada anak secara lisan” cerita yang dibawakanharus semenarik

mungkin, dan memiliki daya untuk menarik perhatian anak yang tidak terlepas dari

tujuan dalam pendidikan bagi anak usia dini.

1. Musfiroh mengungkapkan bahwa “Metode bercerita adalah salah satu metode

yang dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak, yaitu melalui

perbendaharaan kosa kata yang sering didengarnya, sedangkan banyak kata

yang dikenalnya semakin banyak juga konsep tentang sesuatu yang

dikenalnya.

8
9

2. Pendapat Nurgiyantoro bercerita merupakan sebuah kegiatan yang mengolah

rasa, kata dalam berbahasa yang bersifat produktif. Yang bermakna, dalam

melakukan sebuah cerita seseorang melibatkan kesiapan mental, pikiran,

perkataan yang jelas sehingga pendengar dapat memahami apa yang

disampaiakan sang pencerita .

Bercerita adalah salah satu cara paling ampuh dalam menanamkan suatu

pikiran atau gagasan. Terlihat sangat sederhana namun memberi efek yang sangat

luar biasa.Kekuatan cerita sudah terbukti dapat menjadi salah satu metode yang

paling ampuh dalm mengajarkan nilai-nilai pendidikan budi pekerti, sonsep sebab

akibat, dan berbagai konsep kehidupan.Salah satu kisah yang tak hilang di telan oleh

zaman adalah kisah si kancil yang dapat kita ambil hikamh dalam cerita tersebut yaitu

nilai moral dan kearifan local.Akan jauh lebih mudah kita mendidik anak-anak

dengan memberikan mereka sebuah kisah atau cerita untuk memahami aturan dunia

yang sederhana dari pada mereka harus mendengar begitu bayak larangan atau

aturan.Dapat kita simpulkan bahwa dengan metode bercerita dapat menanamkan

nilai-nilai moral.

2.2 Kisah 25 Nabi dan Rasul

2.2.1 Pengertian kisah dalam AL -QUR’AN

Kisah dalam al-Qur'an merupakan petikan-petikan sejarah sebagai pelajaran

bagi manusia dan bagaimana mestinya mereka menarik manfaat dari peristiwa-

peristiwa sejarah.Isi atau pesan dalam sebuah kisah atau cerita secara umum berkaitan
10

dengan dua hal, yaitu; kebaikan atau keburukan. Tujuannya, melestarikan budaya,

melestarikan dan menjaga lingkungan, sebagai sarana pendidikan,atau media

pembentukan karakter.Mereka akan membayangkan karakter dan situasi dalam cerita,

maka jejak di dalam hati mereka. Ini dapat menginspirasi siswa untuk melakukan

sesuatu seperti yang sudah membekas di hati mereka. Berdasarkan ini, guru perlu

memilih cerita teladan yang dapat membawa pesan positif kepada siswa. Qurani (Al-

Qur'an) cerita adalah kisah terbaik di dunia. Metode ini telah mengadopsi cerita yang

bagus, teladan, dan islami. Qurani cerita (Al-Qur'an) dalam pembelajaran adalah

tawaran solusi untuk membentuk karakter

2.2.2 Pengertian Nabi dan Rasul

Dikutip dari Muslim.or.id, secara etimologi, kata nabi berasal dari kata an

naba yang artinya berita. Dalam konteks ini, maka nabi bisa dikatakan sebagai

seseorang yang mendapatkan wahyu atau berita dari Allah SWT.Sementara itu, rasul

berasal dari kata al irsal yang berarti mengutus. Dalam hal ini, ia dapat dipahami

sebagai seseorang yang diutus oleh Allah SWT guna menyampaikan pesan kepada

manusia.

Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kisah Nabi Yusuf AS yang mengandung

nilai-nilai Islami sesuai dengan fitrah manusia, untuk pendidikan mental dan spiritual.

Masyarakat umumnya mengenal kisah Nabi Yusuf sebatas ketampanan dan

keindahan parasnya saja, sesungguhnya lebih dari itu Nabi Yusuf AS juga
11

mempunyai keelokan dan keindah akhlak (karakter). Allah memujinya sebagai orang

yang selalu berbuat baik.

2.3 Pengembangan Meningkatkan Nilai -nilai Karakter anak

2.3.1 Pengertian pengembangan karakter


Karakter menurut Fakry Gaffar (Kesuma, 2013: 5) yaitu sebuah proses

transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian

seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.Jadi

pengembangan karakter merupakan suatu upaya untuk membangun dan membentuk

akhlak dan budi pekerti seseorang menjadi baik. Dalam membangun karakter

individu diperlukan perilaku yang baik dalam rangka melaksanakan kegiatan

berorganisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta dalam

bermasyarakatpengembangan karakter dalam pendidikan anak usia dini dapat

diketahui dari perilaku sehari-hari yang tampak pada setiap aktivitas berikut:

kesabaran, kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian,

kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatan /ketelitian.

Menurut Michael Novak karakter merupakan “campuran kompatibel dari

seluruh kebaikan yang diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum

bijaksana, dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah. Sementara itu,

Masnur Muslich menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia

yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
12

dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan

adat istiadat.

2.3.2 Faktor yang mempengaruhui perkembangan karakter anak .

a. Faktor lingkungan

Serta budaya yang berlaku di tempat anak tumbuh merupakan salah satu

faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan karakter seorang anak. Faktor lain

dalam perkembangan kepribadian masa kanak-kanak ini termasuk kualitas

pengasuhan yang diterima anak dari orang tua mereka.

b. Faktor Genetik dan Gender Faktor

Seperti genetik pada umumnya melekat pada anak sejak lahir. Namun seiring

dengan perkembangannya, hal-hal seperti umpan balik dari orang tua, pengasuh,

saudara kandung juga dapat mempengaruhi perkembangan karakter anak.Perbedaan

gender dan urutan kelahiran juga dapat membuat anak memiliki kepribadian yang

berbeda dengan saudara kandungnya. Anak laki-laki akan mengalami interaksi yang

berbeda dengan orang sekitar dibanding saudara perempuannya.

c. Faktor Orang Tua

Anak-anak umumnya akan menarik kesimpulan tentang dunia dan tempatnya

di dalamnya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang mereka miliki, dan

kesimpulan tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi karakter anak. Dalam hal ini,

orang tua biasanya menjadi sumber utama yang membentuk pandangan anak terhadap

dunia dan mempengaruhi perkembangan karakternya.Disiplin dan kualitas interaksi


13

yang diberikan orang tua juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap

pembentukan sifat karena itu, sifat anak. Terutama, anak-anak berumur sangat kecil

yang sangat sering mencoba dan meniru orang tua mereka atau pengasuh mereka.

Oleh dan kepribadian orang tua dapat menjadi faktor yang kuat dalam mempengaruhi

karakter anak.

2.3.3 Komponen-komponen karakter

Menurut Lickona (2012), komponen-komponen karakter yang baik terdiri dari

tiga komponen, yang masing-masingnya memiliki beberapa aspek yaitu:

1. Pengetahuan Moral

a. Kesadaran Moral. Aspek pertama dari kesadaran moral adalah

menggunakan pemikiran mereka untuk melihat suatu situasi yang memerlukan

penilaian moral dan kemudian untuk memikirkan dengan cermat tentang apa

yang dimaksud dengan arah tindakan yang benar. Selanjutnya, aspek kedua

dari kesadaran moral adalah memahami informasi dari permasalahan yang

bersangkutan.

b. Pengetahuan Nilai Moral. Nilai-nilai moral seperti menghargai kehidupan dan

kemerdekaan, tanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan,

toleransi, penghormatan, disiplin diri, integritas, kebaikan, belas kasihan, dan

dorongan atau dukungan mendefinisikan seluruh cara tentang menjadi pribadi

yang baik. Ketika digabung, seluruh nilai ini menjadi warisan moral yang

diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.


14

c. Penentuan Perspektif. menyatakan bahwa Penentuan perspektif merupakan

kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi

sebagaimana adanya, membayangkan bagaimana mereka akan berpikir,

bereaksi, dan merasakan masalah yang ada.

d. Pemikiran Moral. Pemikiran moral melibatkan pemahaman apa yang

dimaksud dengan moral dan mengapa harus aspek moral. Seiring anak-anak

mengembangkan pemikiran moral mereka dan riset yang ada pertumbuhan

bersifat gradual, mereka mempelajari apa yang dianggap sebagai pemikiran

moral yang baik dan apa yang tidak dianggap sebagai pemikiran moral yang

baik karena melakukan suatu hal.

e. Pengambilan Keputusan.Mampu memikirkan cara seseorang bertindak

melalui permasalahan moral dengan cara ini merupakan keahlian pengambilan

keputusan reflektif.

f. Pengetahuan Pribadi. Mengetahui diri sendiri merupakan jenis pengetahuan

moral yang paling sulit untuk diperoleh, namun hal ini perlu bagi

pengembangan karakter.

2. Perasaan Moral, perasaan moral terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

a. Hati nurani .Hati nurani memiliki empat sisi yaitu sisi kognitif untuk

mengetahui apa yang benar dan sisi emosional untuk merasa berkewajiban

untuk melakukan apa yang benar.

b. Harga diri yang tinggi dengan sendirinya tidak menjamin karakter yang baik.
15

c. Empati.Empati merupakan identifikasi dengan atau pengalaman yang seolah-

olah terjadi dalam keadaan orang lain. Empati memungkinkan seseorang

keluar dari dirinya sendiri dan masuk ke dalam diri orang lain.

d. Mencintai hal yang baik .Bentuk karakter yang tertinggi mengikutsertakan

sifat yang benar-benar tertarik pada hal yang baikkarakter yang

baik.Kerendahan . Ketika orang-orang mencintai hal yang baik, mereka

senang melakukan hal yang baik.

e. Kendali diri .Emosi dapat menjadi alasan yang berlebihan. Itulah alasannya

mengapa kendali diri merupakan kebaikan moral yang diperlukan.yang

diabaikan namun merupakan bagian yang esensial dari hati merupakan

kebaikan moral merupakan sisi afektif pengetahuan pribadi.

3. Tindakan moral yang terdiri dari beberapa aspek yaitu:

a. Kompetensi. Kompetensi moral memiliki kemampuan untuk mengubah

penilaian dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif.

b. Keinginan. Pilihan yang benar dalam situasi moral biasanya merupakan

pilihan yang sulit. Menjadi orang baik sering memerlukan tindakan keinginan

yang baik, suatu penggerakan energi moral untuk melakukan apa yang

seseorang pikirkan harus di lakukan .

c. Kebiasaan. Dalam situasi yang besar, pelaksanaan tindakan moral

memperoleh manfaat dari kebiasaan. Seseorang sering melakukan hal yang

baik karena dorongan kebiasaan.


16

2.3.4 Tujuan meningkatkan karakter anak

Menurut Zubaedi (2012 : 8 ), Karakater adalah kumpulan tata nilai yang

menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang

ditampilkanPada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk

membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral,

bertoleransi, dan bergotong-royong. Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter

adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak

mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus

ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila,

dan budaya. Berikut adalah nilai - nilai pembentukan karakter tersebut, kejujuran

toleransi, displin, kerja keras, kreatif, kemendirian, sikap demokarasi, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanahair, sikap bersahabat membaca, peduli, terhadap

lingkungan, peduli sosial, rasa tangggung jawab, relegius.

Pendidikan Karakter di sekolah lebih banyak berurusan dengan penanaman

nilai, pendidikan karakter agar dapat di sebut integral dan 37Saptono. Dimensi-

dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis.

(Surabaya: Esensi. 2011), h. 33.Ada beberapa fenomena yang kadang kala di

masyarakat, seseorang tidak memahami apa yang dimaksud dengan kebaikan,

keadilan, dan nilai secara konseptual, namun dia mampu mempraktikkan hal tersebut

dalam kehidupan mereka tanpa di sadari. Perilaku berkarakter memang

mendasarkan diri pada tindakan sadar si pelaku dalam melaksanakan nilai. Meskipun
17

mereka belum memiliki konsep yang jelas tentang milai-nilai karakter yang telah

dilakukan, untuk itulah, sebuah tindakan dikatakan bernilai jika seseorang itu

melakukannya dengan bebas, sadar, dan dengan pengetahuan yang cukup tentang apa

yang dilakukannya.

Salah satu unsur yang vital dalam pendidikan karakter adalah mengajarakan

nilai-nilai itu, sehingga anak didik mampu dan memliki pemahaman konseptual

tentang nilai-nilai pemandu prilaku yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan

karakter pribadinya. Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik

Anak di ZamanGlobal (Jakarta: Gramedia, 2010).

2.4 Penelitiaan Relavan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat

dipaparkan sebagai berikut.Wijayanti (2013) melakukan penelitian yang berjudul

Perancangan Buku Cerita Bergambar Legenda Gunung Arjuna untuk Anak Sekolah

Dasar. Tujuan dari perancangan buku cerita bergambar Legenda Gunung Arjuna ini

adalah untuk mengembangkan minat baca anak, serta agar anak mengetahui tentang

legenda dari gunung Arjuna yang merupakan salah satu kekayaan budaya yang

terdapat dalam negeri Indonesia ini. Model yang digunakan dalam perancangan buku

cerita bergambar berjudul „Legenda Gunung Arjuna‟ untuk anak-anak Sekolah Dasar

ini adalah model perancangan prosedural dimana menggunakan langkah-langkah

yang sistematis, terstruktur, berurutan, dan logis untuk menghasilkan produk. Hasil

perancangan berupa buku cerita bergambar Legenda Gunung Arjuna yang


18

ditampilkan berupa gambar ilustrasi berwarna-warni serta narasi yang menceritakan

Legenda Gunung Arjuna.

Babuta dan Wahyurini (2014) melakukan penelitan yang berjudul

Perancangan Buku Pendidikan Karakter Toleransi dan Cinta Damai untuk Anak Usia

3-5 Tahun. Perancangan ini bertujuan untuk merancang buku cerita pendidikan

karakter toleransi dan cinta damai untuk anak usia dini yang melibatkan anak secara

fisik dan emosi dengan menggunakan konsep Funimalia (Fun Animal of Indonesia)

yang intinya adalah bercerita kepada anak tentang budi pekerti serta budaya asli

Indonesia melalui cerita hewan yang lucu dan dengan cara menyenangkan.

Perancangan ini menggunakan data kualitatif diantara lain adalah wawancara

mendalam dan observasi.

Hasil dari perancangan ini adalah

1. Anak-anak usia dini merupakan sasaran yang tepat untuk menanamkan

kepribadian karena pada masa ini anak-anak dalam masa Golden Age dan

belum banyak terpengaruh dari lingkungan luar yang buruk bagi mereka.

2. Buku cerita adalah salah satu media klasik sebagai sarana pembelajaran

karakter yang menarik bagi anak-anak dan dapat mempererat hubungan antara

orang tua dan anak jika orang tua anak membacakan buku cerita tersebut

kepada anak mereka.

3. Terdapat perbedaan antara gaya gambar desain visual karakter untuk anak usia

dini (2-6 tahun) dengan anak-anak yang lebih dewasa (6 tahun keatas).
19

Berdasarkan hasil riset eksisting, rata-rata desain karakter untuk anak-anak

usia dini tidak terlalu rumit atau mendetail seperti anak-anak yang lebih dewasa.

1. Halaman popup merupakan salah satu cara yang tepat untuk menarik

perhatian anak dalam memilih cerita.

2. Pemilihan karakter yang lucu dan menggemaskan bagi anak-anak akan

menambah ketertarikan anak-anak terhadap buku cerita.

Ermadwicitawati, Sudiana, dan Sutama (2013) melakukan penelitian yang

berjudul Pengembangan Materi Ajar Cerita Anak yang Mengandung Pendidikan

Karakter pada Pembelajaran Membaca Cerita Anak SMP Kelas VII di Singaraja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi ajar cerita anak yang

mengandung pendidikan karakter pada pembelajaran membaca cerita anak SMP

Kelas VII di Singaraja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

dan pengembangan (Research and Development). Hasil dari penelitian ini adalah

tersusunnya materi ajar cerita 47anak yang mengandung pendidikan karakter pada

pembelajaran membaca cerita anak SMP kelas VII. Hasil uji coba produk

menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan yang baik dalam memahami cerita

anak yang mengandung pendidikan karakter. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang

menunjukkan bahwa sebanyak 75% lebih siswa mencapai KKM. Respons siswa juga

sangat setuju terhadap materi cerita anak yang mengandung pendidikan karakter

sebagai materi ajar dalam pembelajaran membaca cerita anak untuk SMP kelas VII.

Dengan kata lain, produk penelitian ini layak atau efektif digunakan sebagai materi
20

ajar. Kelayakan dan keefektifan produk penelitian ini didukung oleh penggunaan

bahasa yang relevan dengan tingkat kemampuan siswa, isi materi ajar mengandung

pendidikan karakter, sesuai dengan kurikulum, dan kontekstual terhadap kehidupan

sehari-hari siswa. Berdasarkan hasil uji coba, produk penelitian ini dapat digunakan

sebagai materi ajar dalam pembelajaran cerita anak untuk siswa SMP kelas VII.

Berikut ini adalah literatur dari penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian

ini.

Dari penelitian di atas, dapat dilihat bahwa ada hal-hal yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian pertama membahas

tentang mengembangkan minat baca anak, serta agar anak mengetahui tentang

legenda dari gunung Arjuna yang merupakan salah satukekayaan budaya yang

terdapat dalam negeri Indonesia ini. Penelitian kedua berkaitan dengan

pengembangan buku cerita pendidikan karakter toleransi dan cinta damai untuk anak

usia dini. Penelitian ketiga produk yang dihasilkan berupa materi ajar cerita anak

yang mengandung pendidikan karakter pada pembelajaran membaca SMP Kelas VII.

Berbeda dengan ketiga penelitian tersebut, peneliti membuat pengembangan buku

cerita untuk menanamkan karakter disiplin dan kreatif siswa sekolah dasar kelas

rendah. Pengembangan buku cerita kisah 25 nabi untuk meningkatkan nilai -nilai

karakter untuk anak merupakan dasar pendidikan karakter yang bersumber pada

delapan belas karakter yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Peneliti berharap pengembangan buku cerita kisah 25 nabi untuk meningkatkan


21

nilai- nilai karakter anak untuk dapat digunakan sebagai penanaman karakter

khususnya karakter dari kisah 25 Nabi untuk anak .

2.5 Kerangka Berpikir

Pendidikan karakter merupakan sebuah proses panjang yang harus dilakukan

sejak anak usia dini. Karakter perlu dibentuk dan dibina sedini mungkin agar

menghasilkan kualitas bangsa yang berkarakter dengan penggunaan media yang tepat

dan efektif. Salah satu media yang dapat digunakan untuk membentuk karakter anak

adalah melalui buku cerita kisah 25 nabi. Buku cerita kisah 25 nabi merupakan salah

satu media efektif bagi seorang anak untuk belajar membaca, menulis, maupun

menyerap pengetahuan. Melalui cerita, anak akan mampu mengembangkan

imajinasinya dan menyerap nilai positif dari sebuah cerita. Buku cerita kisah 25 nabi

dapat membantu guru dan orang tua menanamkan nilai-nilai karakter pada anak. buku

cerita bergambar dapat mengembangkan kemampuan imajinasi, intelektual,

emosional, dan belajar mengidentifikasi diri anak. Buku cerita kisah 25 nabi

menggunakan bahasa yang mudah dipahami, yakni bahasa yang sesuai dengan tingkat

perkembangan dan pemahaman anak. Selain itu, pesan yang terkandung di dalamnya

merupakan nilai-nilai, moral, dan pendidikan yang sesuai dengan tingkat

perkembangan dan pemahaman anak-anak. Penggunaan buku cerita kisah 25 nabi

untuk menanamkan nilai-nilai pembentuk karakter akan membuat anak belajar

tentang nilai-nilai tersebut dan tanpa disadarinya secara perlahan mengadopsi nilai-

nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.


22

Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan

sebuah buku cerita kisah 25 nabi yang memfokuskan konsep pendidikan karakter

disiplin dan kreatif untuk anak,sehingga anak dapat menyerap pesan moral dan

diwujudkan melalui sikap, ujaran, dan perilaku dalam kehidupannya.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan metode penelitian dan pengembangan atau dalam

bahasa Inggrisnya Research and Development. Sujadi (2003: 164)mengatakan bahwa

penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu

proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan..

Sependapat dengan Sujadi, Sugiyono (2011: 297) menyatakan bahwa metode

penelitian dan pengembangan atau R dan D (Research and Development) adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Borg dan Gall (dalam Setyosari 2010: 194) mengartikan

penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan serta memvalidasi produk pendidikan.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian dan

pengembangan (R&D) adalah langkah-langkah untuk menghasilkan atau

menyempurnakan produk yang sudah ada dengan tanggung jawab.

1. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan

ini mengadopsi dua model. Model yang pertama adalah langkah

pengembangan Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2007: 169-170).

23
24

2. Model yang kedua merupakan langkah pengembangan Sugiyono (2011: 298).

Langkah pelaksanaan pengembangan Borg dan Gall (dalamLangkah

pelaksanaan pengembangan Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2007: 169-

170) adalah Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary Form of

Product)Setelah menentukan perencanaan, maka tahap selanjutnya adalah

pengembangan drafproduk. Tahap ini mencakup penyiapan pengembangan

bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.

Perencanaan (Planning)Tahap selanjutnya adalah menyusun rencana

penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan

penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain

atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup

terbatas.Penyempurnaan Produk Akhir (Field Product Revision)Tahap

penyempurnaan produk akhir didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information

Collecting)Penelitian dan pengukuran data dalam tahap ini berupa pengukuran

kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan

pertimbanganpertimbangan dari segi nilai. Penelitian awal atau analisis kebutuhan

sangat penting guna memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan.

Diseminasi dan implementasi (Dissemination And

Implementation)Diseminasi dan implementasi adalah melaporkan hasil penelitian


25

dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal, bekerja sama dengan penerbit untuk

penerbitan serta, memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di lingkungan Tk Nurul Huda di

Aceh Selalatan Kecamatan Kluet Timur jalan Paya Dapur Durian Kawan .

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu yang di gunakan penelitian untuk penelitian ini di laksanakan sejak

tanggal di keluarkannya ijin penelitian dalam waktu kurang lebih dua (2) bulan ,1

bulan pegembpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam

bentuk skripsi dan prosese bimbingan berlangsung.

3.3 Subjek Penelitian

Dalam pandangan pendekatan kualitatif, Sugiyono (2012 : 285) menyatakan

bahwa : Gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan),

sehingga peneliti kualitatif tidak akan menempatkan penelitiannya hanya

berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti

meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang

berintreaksi secara sinergis.Sesuai dengan pernyataan diatas, maka subjek penelitian

ini berpusat pada .


26

1. Tempat (place): bertempat di Tk Nurul Huda Aceh Selatan .Kelas yang akan

diteliti adalah anak usia dini.

2. Pelaku (actor): yang bersangkutan adalah guru sebagai pembimbing dan

fasilitator ,serta anak usia dini sebagai subjek.

3. Aktivitas (activity):berfokus kepada aktivitas modal pembelajaran berbasis

kognitif dari mulai perencanaan ,pelaksanaan sampai kepada evaluasi .Maka

dapat di tarik simpulan bahwa fokus penelitian adalah perkembangan buku

cerita 25 nabi untuk meningkatkan karakter anak .

Subjek penelitian adalah anak usia dini selain studi kasus model kongnitif ini

terjadi pada anak remaja hal ini pun sesuai dengan pertimbangan bahwa anak usia

dini adalah kelas rendah sedangkan anak remaja kelas tinggi

3.4 Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria keberhasin tindakan adalah angka atau skor yang merupakan batas

minimal dimanaprestasi anak dianggap memenuhi syarat untuk sukses. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan kriteria kesuksesan untuk mengetahui tingkat

kemampuan atau keberhasilan anak di dalam proses belajar mengajar khususnya di

bidang karakter islami melalui metode bercerita. Penelitian tindakan kelas yang

dilakukan sudah memenuhi kriteria kesuksesan apabila dari 15 anak, ada 80 % atau

12 anak bisa mencapai pada kopetensi dasar yang diambil. Penilaian Kemdiknas

(2010: 11).
27

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen dari

penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah mengembangankan , bercerita , meningkatkan .

Data yang dikumpulkan harus dimiliki sifat/syarat tertentu. Sehingga tidak

menyimpang dari permasalahan yang ada. Syarat tersebut antara lain:

1. Akurat artinya harus mencerminkan atau sesuai dengan keadaan

sebenarbenarnya.

2. Up to date artinya harus tepat waktu.

3. Komprehenship artinya harus dapat mewakili.

4. Relevan artinya harus ada hubungan dengan masalah yang akan diselesaikan.

5. Memiliki kesalahan kecil artinya memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

3.5.1 Observasi

Pada umumnya orang-orang mengasosiasikan observasi dengan dengan

melihat, mengamati, meninjau dengan seksama suatu objek. Istilah observasi berasal

dari Bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan, namun jika dilihat secara

luasnya observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan suatu fenomena yang

berlangsung secara akurat, dengan mencatat fenomena yang muncul dan terjadi

dengan mempertimbangkan suatu hubungan debngan aspekdalam fenomena tersebut.


28

3.6 Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik

bercerita heuristik dan hermeneutik. Menurut Rifattere (2004 :19). Pembacaan

bercerita heuristic merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan

menginterprestasikan teks sastra secara referensial lewat tanda-tanda linguistik.

Pembacaan secara heuristik dapat juga dilakukan secara struktural (Pradopo,

2004 :19). Pembaca ini berasumsi bahwa bahasa bersifat referansial, artinya bahasa

harus dihubungkan dengan hal-hal nyata.

Bercerita merupakan kelanjutana dari bercerita untuk menyampaikan

makna ,metode ini merupakan cara kerja yanag di lakukan bercerita dengan berkerja

secara secara terus menurus lewat bercerita sasra secara bolak balik dari awal

samapai akhir (.Riffaterre dan Michael, 2004: 19).Tahap ini juga mengungkapkan

satu persatu hasil analisis struktural pada Buku Kisah 25 Nabi dan Rasul dengan

Alquran, sehingga dapat diketahuistruktur yang membangun Kisah Nabi Musa as

pada Buku Kisah 25 Nabi dan Rasul dengan Kisah Nabi Musa as dalam Alquran.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU / JURNAL

Anggara, M. B., Waluyanto, H. D., & Zacky, A. (2014). Perancangan buku cerita
bergambar interaktif pendidikan karakter untuk anak usia 4-6 tahun.
Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan


karakter bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Maksudin. (2013). Pendidikan karakter non-dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mustari, M. (2014). Nilai karakter refleksi untuk pendidikan. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Budiyati, Utami. 2020. Menanamkan Ajaran Rasulullah SAW Dalam Mendidik Anak
Sejak Usia Dini, Jurnal PANCAR (Pendidikan Anak Cerdas dan Pintar). 4
(1):28-29.

Prasetyo, Nana. 2011. Seri Bacaan Orang Tua: Membangun Karakter Anak Usia Dini.
Direktorat Pe

Andini, Resi. 2020. Pengembangan buku cerita (BIG BOOK) Dalam


Mengembangkan Karakter Anak Usia Dini, Skripsi, Universitas Islam Negri
Raden Intan Lampung.

Permatasari, Ayu Indah. 2016. Pengembangan Buku Cerita Untuk Menanamkan


Karakter disiplin dan kreatif Siswa sekolah dasar Kelas Rendah. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Aisyah M. Ali, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta: Kencana,


2018.

Patmi Yati, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Melalui Metode Pembelajaran Field
Trip‟‟ Lentera, Vol.XVIII, No.1, 1998.

29
30

Adpriyadi. 2018. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Perspektif Ki Hajar


Dewantara. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1 (1): 35-40.

JURNAL

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Tujuan+meningkatkan+karakter+anak&oq=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=nilai+nilai+karakter+anak+usia+dini&qst=br
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+pegembangan+karakter+&btnG=#d=gs
_qabs&t=1671159050161&u=%23p%3DHGHY7SKF3-0J
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=nilai+nilai+karakter+anak+usia+dini&qst=br#d
=gs_qabs&t=1671180696783&u=%23p%3DsYp5IaF7elsJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengembangan+buku+cerita+kisah+25+nabi&oq=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=meningkatkan+nilai+karakter&oq=meningkatkan+
nilai+karakte#d=gs_qabs&t=1671180809244&u=%23p%3D6LcWSR0sxKQJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Rancangan+penelitian+perkembangan+buku+cerit
a+kisah+25+nabi+untuk+meningkatkan+kan+karakter+anak+&btnG=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=permasalahan+pengembangan+buku+cerita+kisah+
25+nabi+untuk.
+meningkatkan+karakter+anak&btnG=#d=gs_qabs&t=1671180890960&u=
%23p%3DVAOxodv6cEIJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=subjek+penelitian+perkembangan+buku+cerita+kis
ah+25+nabi+untuk+meningkatkan+karakter+anak&btnG=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=subjek+penelitian+perkembangan+buku+cerita+kis
ah+25+nabi+untuk+meningkatkan+karakter+anak&btnG=#d=gs_qabs&t=167
1291651589&u=%23p%3DwR6FB2LnoN8J
31

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kriteria+keberhasilan+tindakan+perkembangan+bu
ku+cerita+kisah+25+nabi+untuk+meningkatkan+karakter+anak&btnG=#d=gs
_qabs&t=1671291740535&u=%23p%3DwR6FB2LnoN8J
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kriteria+keberhasilan+tindakan+perkembangan+bu
ku+cerita+kisah+25+nabi+untuk+meningkatkan+karakter+anak&btnG=#d=gs
_qabs&t=1671291782958&u=%23p%3DtKlE5FPIhTAJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=rancangan+penelitian+perkembangan+buku+cerita
+kisah+25+nabi+untuk+meningatkan+karakter+anak+&btnG=#d=gs_qabs&t
=1671291848675&u=%23p%3DL6uSlumW27oJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kerangka+berpikir+penelitian+perkembangan+buk
u+cerita+kisah+25+nabi+untuk+meningatkan+karakter+anak+&btnG=#d=gs
_qabs&t=1671291914430&u=%23p%3DX8G-7AFQzkgJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=buku+cerita+kisah+25+nabi+untuk+meningaktakn
a+karakter+anak&btnG=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=metode+metode+pendidikan+karakter+anak+&b
tnG=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Tujuan+perkembangan+buku+kisah+25+nabi+u
ntuk+meningaktakan+karakter+anak&btnG=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=komponen+karakter&btnG=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=faktor+yang+mempengaruhi+perkembangan+kar
akter++anak&btnG=
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+pegembangan+karakter+&oq=penge
rtian
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengertian+nabi+dan+rasul+karakter+&btnG=

Anda mungkin juga menyukai