Oleh:
SUKMA LAILLI
NIM : 2216073
i
KARYA TULIS ILMIAH
SUKMA LAILLI
NIM : 2216073
i
iii
i
HALAMAN MOTTO
(Lessing)
(Aristotle Onassis)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orangtua saya, Bapak Nur Budi Rahayu dan Ibu Ita Mutmainah yang
tiada batasnya.
2. Teman saya Umi Fathonah, terima kasih telah bersedia berjuang bersama.
3. Teman saya Verda Yasinta Mayang terima kasih telah bersedia berbagi ilmu
7. Almamater “YKY” tercinta yang telah membuat kami menjadi orang yang
berguna.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
penelitian denga judul “Gambaran Disfungsi Seksual pada Pasien Dengan Kista
tulis ilmiah ini disusun dan diajukan guna melengkapi salah satu syarat
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis tak lepas dari beberapa
2. Tri Arini, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Direktur Akper “YKY” Yogyakarta
v
5. Hikmah S., S.Pd.,M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
7. Dwi Wulan Minarsih, S.Kep., Ns., M.Kep. yang telah memberi nasihat dan
henti.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat kepada
semuanya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kelengkapan dan kesempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya
tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membaca.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
i
f. Dokumentasi...............................................................................43
B. Kerangka Teori........................................................................................44
C. Kerangka Konsep....................................................................................45
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Rancangan Studi Kasus...........................................................................46
B. Subyek Studi Kasus.................................................................................46
C. Lokasi dan Waktu Studi Kasus...............................................................47
D. Definisi Operasional................................................................................47
E. Instrumen Studi Kasus............................................................................48
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................48
G. Analisa Data............................................................................................52
H. Etika Penulisan........................................................................................53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil........................................................................................................55
B. Pembahasan.............................................................................................71
C. Keterbatasan Studi Kasus........................................................................76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................77
B. Saran........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lailli, Sukma. (2019). Gambaran Disfungsi Seksual pada Pasien dengan Kista
Ovarium di Ruang Bougenville 2 IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah. Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta.
ABSTRAK
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai isu, perilaku dan proses, termasuk identitas seksual dan perilaku
seksual, fisiologis, psikologis, sosial, budaya, aspek politik dan spiritual atau
disfungsi seksual.
berbagai hal dari psikologi, fisik, interpersonal dan isu psikologi. Disfungsi
menjadi salah satu dari masalah nyeri yang paling umum dalam praktek
1
2
trauma psikologis maupun kelainan fisik seperti infeksi, tumor, kista dan
endometriosis (Steege dkk, 2009). Salah satu kelainan fisik yang dapat
wanita dan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai
merupakan suatu kantung abnormal berisi cairan atau setengah cair yang
tumbuh dalam indung telur (ovarium). Kista ovarium biasanya tidak bersifat
lebih lanjut untuk memastikan bahwa kista tersebut tidak berupa kanker.
Kista ovarium yang mengarah pada penyakit neoplasma, yaitu penyakit yang
hipotalamus hipofise, atau indung telur itu sendiri dan timbul dari folikel
yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista ovarium yang berukuran
kecil tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit yang hebat di daerah perut
bawah dan daerah tersebut menjadi kaku, sedangkan kista yang berukuran
besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti rasa sakit
pada panggul, sakit pinggang, sakit atau nyeri saat berhubungan seksual, serta
kista ovarium di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 23.400 orang dan
disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru
dari bulan Februari 2018 sampai dengan bulan Februari 2019 jumlah total
kasus gangguan reproduksi 848 pasien, dengan presentase post partum 33%,
kanker serviks 15%, post sectocaecaria 14%, kista ovarium 12%, mioma
uteri 7%, kista coklat 6%, sedangkan untuk kanker ovarium, abortus inkompit
kehidupan manusia dan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
harus terpenuhi, jika kebutuhan seksualitas tidak terpenuhi maka akan terjadi
berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan seksual (Lurie S dkk, 2013).
Menurut Yatim (2008) kegawatan pada penyakit kista ovarium antara lain
berhubungan seksual, nyeri saat berkemih dan buang air besar, nyeri
4
punggung dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Dampak psikologis yang
akan dialami pasien dengan kista ovarium yaitu tingginya tingkat stres karena
mengatasi nyeri yang dialami klien, selain itu dalam membantu klien
untuk membantu pasien mengatasi kecemasan, rasa takut atau rasa bersalah
yang dialami selama menderita kista ovarium yang berdampak pada fungsi
seksual. Selain itu, pemahaman tentang seks dan tingkah laku seksual juga
dapat teratasi. Perawat dapat memberikan motivasi atau dorongan pada klien
studi kasus tentang “Gambaran Disfungsi Seksual pada Pasien dengan Kista
Ovarium”.
B. Rumusan Masalah
Yogyakarta?” .
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
Keperawatan Maternitas. Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 15-17 April
1. Teoritis
ovarium.
2. Praktis
a. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
1. Disfungsi seksual
a. Definisi
b. Fungsi Seksual
8
9
1) Faktor fisiologis
a) Siklus menstruasi
b) Kehamilan
bersenggama.
c) Menopause
2) Faktor organik
diabetika
accident
gagal ginjal
3) Faktor psikososial
b) Mitos seksual
c) Masalah komunikasi
masalah seksual.
kegiatan seksual.
1
e. Batasan Karakteristik
seksual
4) Kerentanan
5) Konflik nilai
penganiayaan verbal)
Pada studi kasus ini, masalah disfungsi seksual pada pasien dengan
trauma, dll.).
h. Penatalaksanaan
diantaranya:
3) Terapi psikologis
2. Kista Ovarium
a. Definisi
tubuh. Kantung ini dapat berisi zat gas, cair, atau setengah padat.
(Manuaba, 2010).
pada saluran yang berisi cairan karena bakteri dan virus, adanya zat
dioksin dari asap rokok dan pembakaran gas bermotor yang dapat
2013).
1) Faktor internal
a) Faktor genetik
b) Gangguan hormon
2) Faktor eksternal
a) Kurang berolahraga
tidak lancar.
e) Stres
a) Kista Fungsional
sering dijumpai. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus
(1) Cytadenoma
coklat kehitaman.
gejala.
hormonal.
2
membesar dan mengganggu organ tubuh yang lain jika sudah mulai
sulit buang air kecil dan buang air besar, gangguan pencernaan,
keluar banyak,
6) Terkadang nyeri saat buang air kecil dan buang air besar.
1) Torsi
secara histologis.
2) Ruptur
yang akut dan singkat. Ruptur pada kista korpus luteum, yang
2
kehamilan.
3) Robek dinding kista, terjadi pada torsi tangkai akan tetapi dapat
pula sebagai akibat dari trauma, seperti jatuh atau pukulan pada
nyeri).
sebagai berikut:
1) Observasi
benar menyusut.
2
2) Pemberian hormon
3) Tindakan pembedahan
yaitu:
a. Pengkajian Keperawatan
lain:
1) Identitas
a) Nama
b) Usia
produktif.
2
c) Agama
d) Pendidikan
pendidikan/konseling kesehatan.
e) Suku/bangsa
sehari-hari klien.
f) Pekerjaan
ekonomi klien.
g) Alamat
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
c) Riwayat menstruasi
premenstruasi.
e) Riwayat perkawinan
f) Riwayat ginekologi
alat kontrasepsi.
5) Pemeriksaan fisik
(Rospond, 2009).
3
sebagai berikut:
a) Inspeksi
b) Palpasi
dan penonjolan.
c) Perkusi
konsistensi jaringan.
d) Auskultasi
6) Riwayat seksual
a) Pola seksual
c) Pengetahuan seksual
e) Harapan
b. Diagnosa Keperawatan
tubuh.
c. Perencanaan Keperawatan
a) Pain Level
b) Pain Control
c) Comfort level
Kriteria hasil:
Pain Management
kualitas nyeri).
diperlukan
a) Bowel elimination
b) Hydration
Kriteria hasil:
Constipation/Impaction Management
a) Urinary elimination
3
b) Urinary continence
Kriteria hasil:
abdomen.
output urin.
a) Anxiety Self-control
b) Anxiety level
3
Kriteria hasil:
Anxiety Reduction
kecemasan
persepsi.
b) Blood coagulation
3
Kriteria hasil:
Bleeding precautions
perdarahan
trombosit.
mengandung vitamin K.
perdarahan.
4
tubuh.
d) Reaction
Kriteria hasil:
fisik
fungsi seksual
fungsi seksual.
Sexual counceling
seksual
penampilan
Kriteria Hasil
yang tepat.
d. Pelaksanaan Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
f. Dokumentasi Keperawatan
44
4
C. Kerangka Konsep
Disfungsi Seksual
Proses
Kista Ovarium
Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
1) Gangguan aktivitas seksual Keperawat
2) an
Gangguan eksitasi seksual
3) 3. Perencanaan
4) Gangguan kepuasan seksual 4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
Mencari konfirmasi tentang
kemampuanmancapai Gambaran
hasrat seksual disfungsi
Keterangan:
Garis putus-putus adalah gangguan yang muncul pada partisipan
BAB III
Subyek studi kasus ini adalah dua orang pasien dengan kriteria inklusi:
5. Sudah menikah,
6. Usia produktif.
4
4
Sardjito Yogyakarta.
Waktu studi kasus pada tanggal 15 – 17 April 2019. Lama waktu studi
kasus sejak klien pertama kali masuk sampai pulang atau klien yang telah
dirawat selama 3 hari atau minimal hari ke dua perawatan pada shift sore.
Studi kasus ini dilakukan selama 2 hari pada pasien Ny. D yang berakhir
D. Definisi Operasional
2010). Pada studi kasus ini menggunakan teknik wawancara yang mengacu
pada format pengkajian asuhan keperawatan maternitas, alat tulis dan alat
4
4
dalam studi kasus, karena tujuan utama dari studi kasus adalah mendapatkan
1. Wawancara
(Subagyo, 2013).
kesehatan keluarga.
4
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
melalui observasi.
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan
a. Inspeksi
hasil normal dan abnormal pada bagian tubuh satu dengan bagian
tubuh lainnya.
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
3. Studi Dokumentasi
Index (FSFI) pada wanita dengan kista ovarium. Adapun kuesioner ini
panel konsultan ahli. Bila nilai FSFI kurang dari atau sama dengan 26,55
G. Analisa Data
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
Sugiyono (2014).
5
1. Pengumpulan data
2. Triangulasi data
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
Langkah terakhir dalam proses analisis data dalam studi kasus kualitatif
izin untuk melakukan studi kasus dengan beberapa etika sebagai berikut:
5
1. Informed Consent
adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan studi kasus. Beberapa
informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain
2. Anonymity
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Confidentially
kelompok tertentu data yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,
2009).
BAB IV
A. Hasil
merupakan ruang rawat inap dewasa yang merawat pasien dengan kasus
yang masing-masing kamar berisikan 2 tempat tidur, dan kelas III yang
rata-rata 71 pasien setiap bulan per Februari 2018 sampai dengan Februari
2019.
2. Karakteristik Partisipan
55
5
a. Pasien Ny. D
kali berhubungan seksual pada tanggal 8 April 2018 dan tidak ada
dengan durasi 6-7 hari. Pasien mengatakan haid disertai rasa nyeri
apabila total skor kurang dari atau sama dengan 26,55. Hasil dari
1,6 x 1,5 cm. Ro Folikel ϕ 1,7 cm, Kista coklat ϕ 2 x 1,8 cm. Lo
5
pada Tuhan.
b. Pasien Ny. W
asam lambung dan diberi obat. Setelah beberapa minggu, sakit perut
WIB.
haid terakhir pada minggu ke 3 Bulan Januari 2019 dan hingga kini
disertai rasa nyeri terkadang juga tidak. Data obyektif yang diperoleh
fisik.
Berisi tentang gambaran data partisipan yaitu Ny. D dan Ny. W mulai
Proses
No Pasien Ny. D Pasien Ny. W
Keperawatan
1 Pengkajian DS : DS :
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
merasakan nyeri saat merasakan nyeri
berhubungan saat berhubungan
seksual seksual
- Pasien menilai rasa Pasien menilai rasa
nyeri tersebut cukup nyeri tersebut
mengganggu cukup
aktivitas seksualnya mengganggu
- Pasien mengatakan aktivitas
sedang mengikuti seksualnya
program kehamilan - Pasien mengatakan
selama 7 tahun dan terakhir kali
belum berhasil berhubungan
seksual pada Bulan
DO : Januari 2019.
- Pasien sering - Pasien mengatakan
merasakan gairah memiliki keinginan
seksual (skor 2,4) untuk berhubungan
dengan tingkat seksual namun
gairah sedang (skor karena kondisinya
1,8) yang sedang sakit
- Selama membuat suaminya
bersenggama pasien tidak tega.
merasa dapat
terangsang sekitar DO :
setengah dari waktu - Pasien merasakan
atau kadang-kadang gairah seksual
(skor 0,9), pasien dengan frekuensi
menilai rangsangan kadang-kadang
sedang (skor 0,9), (skor 1,8) dengan
dengan nilai tingkat gairah yang
keyakinan sedang sedang (skor 1,8).
(skor 0,9), - Dalam pertanyaan
danfrekuensi mengenai
kepuasan terhadap bangkitan seksual
rangsangan kadang- yang meliputi
kadang atau aspek fisik dan
setengah dari waktu mental dari
(skor 0,9) kenikmatan
- Selama seksual termasuk
bersenggama, perasaan
6
Proses
No Pasien Ny. D Pasien Ny. W
Keperawatan
vagina menjadi kehangatan atau
basah sekitar kesemutan pada
setengah dari waktu alat kelamin,
atau kadang-kadang lubrikasi (basahnya
(skor 0,9), vagina vagina) atau
sedikit sulit basah kontraksi otot-otot
(skor 1,2) dan dapat vagina, skor yang
tetap basah setengah diberikan oleh
dari waktu (skor 0,9) pasien adalah nol
dan sedikit sulit dikarenakan pasien
untuk tetap basah tidak melakukan
dari awal hingga aktivitas seksual
selesai bersenggama sejak Bulan
(skor 1,2). Februari 2019.
- Ketika mendapat - Pasien menilai
rangsangan, pasien sedikit tidak puas
sering mencapai dengan
orgasme (skor 1,6) keintimanseksual
namun sedikit sulit (skor 0,8) dan
untuk mencapainya seluruh kehidupan
(skor 1,6) dengan seksual bersama
nilai kepuasan setara pasangan (skor
antara puas dan 0,8)
tidak puas (skor 1,2) - Dari kuesioner
- Pasien sangat puas FSFI yang
dengan tingkat diberikan, total
kedekatan skor yang
emosional (skor 2), diberikan adalah
keintiman seksual 5,2
(skor 2), dan seluruh - Hasil pemeriksaan
kehidupan seksual histologi anatomi
(skor 2) dengan patologi
pasangan. disimpulkan bahwa
- Pasien kadang- Ovarium dextra
kadang merasa nyeri sisa frozen (FZ-19-
saat penetrasi penis 09) dengan
selama Mucinous
bersengggama (skor Boderline Tumor.
1,2) dengan
frekuensi setengah
dari waktu (skor 1,2)
dengan tingkat nyeri
sedang (1,2)
6
Proses
No Ny. D Ny. W
Keperawatan
- Dari kuesioner FSFI
yang diberikan, total
skor yang diberikan
Ny. D adalah 26.
- Hasil pemeriksaan
USG antara lain
Mioma uteri
multiple; M1 di
corpus anterior (1m)
ϕ 2,7 x 2,5 cm dan
M2 di corpus
posterior (33-1m)
ϕ1,6 x 1,5 cm. Ro
Folikel ϕ 1,7 cm,
Kista coklat ϕ 2 x
1,8 cm. Lo Folikel
kecil.
2 Diagnosa Disfungsi seksual Disfungsi seksual
Keperawatan berhubungan dengan berhubungan dengan
gangguan struktur gangguan struktur
tubuh ditandai tubuh ditandai
dengan: dengan:
DS : DS :
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
merasakan nyeri saat merasakan nyeri
berhubungan saat berhubungan
seksual seksual
- Pasien menilai rasa - Pasien menilai rasa
nyeri tersebut cukup nyeri tersebut
mengganggu cukup
aktivitas seksualnya mengganggu
- Pasien mengatakan aktivitas
sedang mengikuti seksualnya
program kehamilan - Pasien mengatakan
selama 7 tahun dan terakhir kali
belum berhasil berhubungan
seksual pada Bulan
DO : Januari 2019.
- Pasien sering - Pasien mengatakan
merasakan gairah memiliki keinginan
seksual (skor 2,4) untuk berhubungan
dengan tingkat seksual namun
gairah sedang (skor karena kondisinya
6
Proses
No Ny. D Ny. W
Keperawatan
1,8) - yang sedang sakit
Selama membuat suaminya
bersenggama pasien tidak tega.
merasa dapat
terangsang sekitar DO :
setengah dari waktu Pasien merasakan
atau kadang-kadang gairah seksual
(skor 0,9), pasien dengan frekuensi
menilai rangsangan kadang-kadang
sedang (skor 0,9), (skor 1,8) dengan
dengan nilai tingkat gairah yang
keyakinan sedang sedang (skor 1,8).
(skor 0,9), - Dalam pertanyaan
danfrekuensi mengenai
kepuasan terhadap bangkitan seksual
rangsangan kadang- yang meliputi
kadang atau aspek fisik dan
setengah dari waktu mental dari
(skor 0,9) kenikmatan
- Selama seksual termasuk
bersenggama, perasaan
vagina menjadi kehangatan atau
basah sekitar kesemutan pada
setengah dari waktu alat kelamin,
atau kadang-kadang lubrikasi (basahnya
(skor 0,9), vagina vagina) atau
sedikit sulit basah kontraksi otot-otot
(skor 1,2) dan dapat vagina, skor yang
tetap basah setengah diberikan oleh
dari waktu (skor 0,9) pasien adalah nol
dan sedikit sulit dikarenakan pasien
untuk tetap basah tidak melakukan
dari awal hingga aktivitas seksual
selesai bersenggama sejak Bulan
(skor 1,2) Februari 2019.
- Ketika mendapat - Pasien menilai
rangsangan, pasien sedikit tidak puas
sering mencapai dengan keintiman
orgasme (skor 1,6) seksual (skor 0,8)
namun sedikit sulit dan seluruh
untuk mencapainya kehidupan seksual
(skor 1,6) dengan bersama pasangan
nilai kepuasan setara (skor 0,8)
6
Proses
No Ny. D Ny. W
Keperawatan
antara puas dan - Dari kuesioner
tidak puas (skor 1,2) FSFI yang
- Pasien sangat puas diberikan, total
dengan tingkat skor yang
kedekatan diberikan adalah
emosional (skor 2), 5,2
keintiman seksual - Hasil pemeriksaan
(skor 2), dan seluruh histologi anatomi
kehidupan seksual patologi
(skor 2) dengan disimpulkan bahwa
pasangan. Ovarium dextra
Pasien kadang- sisa frozen (FZ-19-
kadang merasa nyeri 09) dengan
saat penetrasi penis Mucinous
selama bersenggama Boderline Tumor.
(skor 1,2) dengan
frekuensi setengah
dari waktu (skor 1,2)
dengan tingkat nyeri
sedang (1,2)
- Dari kuesioner FSFI
yang diberikan, total
skor yang diberikan
Ny. D adalah 26.
- Hasil pemeriksaan
USG antara lain
Mioma uteri
multiple; M1 di
corpus anterior(1m)
ϕ 2,7 x 2,5 cm dan
M2 di corpus
posterior (33-1m) ϕ
1,6 x 1,5 cm. Ro
Folikel ϕ 1,7 cm,
Kista coklat ϕ 2 x
1,8 cm. Lo Folikel
kecil.
3 Perencanaan Tujuan: Tujuan:
Mengetahui Fungsi Mengetahui Fungsi
Seksual Seksual
Dengan kriteria hasil: Dengan kriteria
- Pasien dan pasangan hasil:
dapat - Pasien dan
6
Proses
No Ny. D Ny. W
Keperawatan
mempertahankan pasangan dapat
hubungan, mempertahankan
- Pasien dapat hubungan,
mengenali realita - Pasien dapat
situasi kesehatan mengenali realita
dan fungsi seksual, situasi kesehatan
- Pasien dapat dan fungsi seksual,
melaporkan - Pasien dapat
perasaan berharga melaporkan
dalam hidup, perasaan berharga
- Pasien mampu dalam hidup,
menunjukkan rasa Pasien mampu
berserah pada Tuhan menunjukkan
dapat beradaptasi
Intervensi dengan
Konseling Seksual ketidakmampuan
- Bina hubungan fisik,
saling percaya, - Pasien mampu
- Berikan informasi menunjukkan rasa
tentang fungsi berserah pada
seksual, Tuhan.
- Bantu pasien
mengenali realita Intervensi
situasi kesehatan Konseling Seksual
- Bantu pasien dalam - Bina hubungan
mengekspresikan saling percaya,
perasaannya, - Berikan informasi
- Libatkan pasangan tentang fungsi
dalam konseling seksual,
seksual, - Bantu pasien
Motivasi pasien agar mengenali realita
selalu mendekatkan situasi kesehatan
diri pada Tuhan, - Bantu pasien
- Gunakan humor dalam
untuk meringankan mengekspresikan
kecemasan, perasaannya,
Sediakan privasi. - Libatkan pasangan
dalam konseling
seksual,
- Motivasi pasien
agarselalu
mendekatkan diri
pada Tuhan,
6
Proses
No Ny. D Ny. W
Keperawatan
- Gunakan humor
untuk meringankan
kecemasan,
- Sediakan privasi.
4 Pelaksanaan - Membina hubungan - Membina
saling percaya, hubungan saling
- Menyediakan percaya,
privasi - Menyediakan
- Memberikan privasi
informasi tentang - Memberikan
fungsi seksual informasi tentang
Membantu pasien fungsi seksual.
mengenali realita Menggunakan
situasi kesehatan humor untuk
- Menggunakan meringankan
humor untuk kecemasan,
meringankan - Membantu pasien
kecemasan, dalam
- Membantu pasien mengekspresikan
dalam perasaannya.
mengekspresikan - Melibatkan
perasaannya. pasangan dalam
- Memotivasi pasien konseling seksual,
agar selalu - Menginformasikan
mendekatkan diri pada pasien bahwa
pada Tuhan. hubungan seksual
- Melibatkan adalah bagian
pasangan dalam penting dari
konseling seksual, kehidupan,
- Menginformasikan - Menggunakan
pada pasien bahwa humor untuk
hubungan seksual meringankan
adalah bagian kecemasan,
penting dari - Membantu pasien
kehidupan, dalam
- Menggunakan mengekspresikan
humor untuk perasaannya,
meringankan - Memotivasi pasien
kecemasan, agar selalu
mendekatkan diri
pada Tuhan.
7
Proses
No Ny. D Ny. W
Keperawatan
- Membantu pasien
dalam
mengekspresikan
perasaannya,
- Memotivasi pasien
agar selalu
mendekatkan diri
pada Tuhan.
5 Evaluasi S: S:
- Pasien dan pasangan - Pasien dan
akan tetap pasangan akan
mempertahankan tetap
hubungan mempertahankan
pernikahan, pasien hubungan
mampu mengenali pernikahan, pasien
realita situasi mampu mengenali
kesehatan dan fungsi realita situasi
seksual, pasien kesehatan dan
melaporkan fungsi seksual,
perasaan berharga pasien melaporkan
dalam hidup, pasien perasaan berharga
menunjukkan rasa dalam hidup,
berserah pada pasien
Tuhan. menunjukkan rasa
O: berserah pada
- Tampak hubungan Tuhan
yang harmonis O:
antara pasien dan - Tampak hubungan
pasangan yang harmonis
Pasangan antara pasien dan
menunjukkan pasangan
support penuh - Pasangan dan anak
terhadap pasien sambung pasien
Pasien mampu menunjukkan
mempertahankan support penuh
rasa berserah diri terhadap pasien
pada Tuhan. - Pasien mampu
A: mempertahankan
Tujuan tercapai rasa berserah diri
seluruhnya pada Tuhan.
P: - Pasien mampu
Hentikan intervensi menunjukkan
dapat beradaptasi
dengan
7
Proses
No Ny. D Ny. W
Keperawatan
- ketidakmampuan
fisik.
A:
Tujuan teratasi
seluruhnya
P:
Hentikan intervensi
Sumber: Data Pasien 2019
B. Pembahasan
ditemukan adanya keluhan rasa nyeri saat berhubungan seksual, nyeri terjadi
dirasakan sejak Bulan Desember 2018 dan pada Ny. W merasakan keluhan
ini pada Bulan Januari 2019. Hal ini sesuai dengan teori Steege dkk(2009)
bahwa salah satu penyebab disfungsi seksual adalah dispareunia atau nyeri
Menurut Graziottin, Serafini, & Palacios (2009) hal ini disebabkan karena
berikut:
7
Ny. D dan pasangan hingga saat ini masih aktif berhubungan seksual
sedangkan Ny. W terakhir kali berhubungan seksual pada Bulan Januari 2019
dikarenakan suaminya tidak tega dengan keadaan Ny. W yang sakit. Pada
sering mencapai orgasme (skor 1,6) namun sedikit sulit untuk mencapainya
(skor 1,6) dengan nilai kepuasan setara antara puas dan tidak puas (skor 1,2).
Hal ini sesuai dengan teori Saraswati (2011) yang menyebutkan beberapa
tanda dan gejala dari disfungsi seksual antara lain gangguan orgasme yaitu
kelainan fisik seperti infeksi, tumor, kista dan endometriosis. Sedangkan pada
Ny. W dari enam domain penilaian, empat diantaranya tidak memiliki nilai
atau berisi angka nol dikarenakan dalam empat minggu terakhir Ny. W tidak
tidak tega atas kondisi Ny. W yang sedang sakit apabila ingin melakukan
tega oleh pasangan kepada pasien karena penyakit yang diderita pasien.
yang meliputi jalin bina hubungan saling percaya, sediakan privasi, gunakan
dalam konseling seksual, motivasi pasien agar selalu mendekatkan diri pada
Tuhan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Mitayani (2009) bahwa
pasangan dalam hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Afiyanti
kesehatan seksual yang sedang dialami. Hal ini juga didukung oleh penelitian
kasus dan berkenan untuk bercerita mengenai situasi kesehatan yang sedang
yang dilakukan saat ini dapat membantu pasien dalam program kehamilan
yang sempat terhambat karena kista yang ada ditubuhnya. Sedangkan Ny. W
menganggap bahwa tindakan pengobatan yang dijalani saat ini adalah satu-
satunya cara untuk sembuh meski dirinya tidak bisa mendapat keturunan dan
akibat dari tindakan yang diberikan termasuk tidak bisa mendapat keturunan
dari Ny. W. Kedua partisipan mampu menunjukkan rasa berserah pada Tuhan
dengan selalu beribadah dengan taat, menerima dan selalu berusaha untuk
asuhan keperawatan pada pasien Ny. D adalah 2x24 jam, sedangkan Ny. W
3x24 jam. Perbedaan ini disebabkan karena pasien Ny. D sudah diijinkan
pulang oleh dokter sehingga asuhan keperawatan berakhir pada hari kedua
pada shift sore. Namun, perbedaan lama asuhan keperawatan tersebut tidak
tindakan yang diberikan dapat dilakukan dalam dua kali pertemuan dan kedua
dan Ny.W yaitu tujuan tercapai seluruhnya, karena selama observasi 2x24
jam dan 3x24 jam Ny. D dan Ny. W beserta pasangan masing-masing mampu
tersebut, kedua pasien sudah mencapai kriteria hasil yang telah ditentukan.
Keterbatasan studi kasus ini yaitu pada dasarnya penulis belum memiliki
partisipan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari asuhan keperawatan pada pasien Ny. D dan Ny.W dengan
kista ovarium yang diberikan selama 2x24 jam dan 3x24 jam yang dimulai
dari tanggal 15 April 2019 sampai dengan 17April 2019 di Ruang Bougenvile
gambaraan disfungsi seksual pada pasien dengan kista ovarium yang meliputi
1. Pengkajian
kista ovarium.
2. Diagnosa Keperawatan
77
7
3. Perencanaan
Tuhan.
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
Evaluasi hasil dari masalah disfungsi seksual pada Ny. D dan Ny. W
tubuh teratasi sesuai dengan tujuan, karena selama observasi 2x24 jam
dan 3x24 jam Ny. D dan Ny. W mampu menunjukkan kriteria hasil yang
telah ditentukan.
6. Dokumentasi
B. Saran
karya tulis ilmiah tentang Gambaran Disfungsi Seksual pada Pasien dengan
dihadapi.
Haris, I. (2015). Hubungan antara Depresi dan Disfungsi Seksual pada Wanita
Postpartum di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Skripsi Program
Studi Kedokteran. Yogyakarta: Perpustakaan Pusat UGM. Diakses pada
tanggal 24 Februari 2019. etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=Penelitan
Detail&act=view&typ=html&buku_id=80031&obyek_id=4
Irvan, dkk. (2018). Sex Counceling Untuk Mengatasi Disfungsi Seksual pada
Pasangan Suami-Istri. Gorontalo. Diakses pada tanggan 25 Mei 2019.
Russel BA, Bachman GA, Chudnoff S, Gandell DL, Katz D, Marcus BS, et al.
(2010). Finding Solutions for Female Sexual Dysfunction. New York: The
American Congress of Obstretricians and Gynecologists. Pp. 5-10.
Saputra & Sutyarso. (2011). The Comparison of the Incidence of Sexual
Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal
Acceptor at PuskesmasRajabasa Bandar Lampung. pp. 69-78.
Subagyo, P. Joko. (2013). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wilkinson, Judith M., PhD, ARNP, RNC. (2010). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7,
Editor Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC.
Yatim, F. (2008). Penyakit Kandungan, Myoma Uteri, Kanker Rahim dan Indung
Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
LAMPIRAN
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Februari 2019 Maret 2019 April 2019 Mei 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Pendahuluan
2. Pengajuan Judul
Studi Kasus
3. Pembuatan
proposal
4. Sidang proposal
studi kasus
5. Revisi proposal
6. Pengumpulan
proposal
7. Orientasi ruangan
8. Studi Kasus
9. Ujian Praktik
10. Penyusunan laporan
11. Sidang KTI
12. Pengumpulan KTI
YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA
AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :
Oleh :
Sumber data :
Metode :
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
a. Pasien
1. Nama : ...........................................................................
2. Tempat/tgl lahir : …………....................................................(…...th)
3. Jenis kelamin : ...........................................................................
4. Alamat : ...........................................................................
5. Status perkawinan : ...........................................................................
6. Agama : ...........................................................................
7. Suku/Bangsa : ...........................................................................
8. Pendidikan : ...........................................................................
9. Pekerjaan : ...........................................................................
10. Tanggal masuk RS : ...........................................................................
11. Diagnosa Medis : ...........................................................................
12. No RM : ...........................................................................
b. Keluarga/ Penanggungjawab:
1. Nama : ...........................................................................
2. Umur : ...........................................................................
3. Pendidikan : ...........................................................................
4. Pekerjaan : ...........................................................................
5. Alamat : ...........................................................................
6. Hubungan dengan pasien: ........................................................................
7. Status perkawinan : ...........................................................................
b) Riwayat Ginekologi
(1) Riwayat menstruasi
(a) Usia menarkhe
………………………………..………………………………………………………
………………….…………………………………………..…………………………
(b) Pengobatan
………………………………..………………………………………………………
………………….…………………………………………..…………………………
(c) Pembedahan ginekologi
………………………………..………………………………………………………
………………….…………………………………………..…………………………
(g) Keputihan
………………………………..………………………………………………………
………………….…………………………………………..…………………………
(h) Pemeriksaan payudara sendiri
………………………………..
………………….…………………………………………..…………………………
Keterangan Gambar:
2. Pola Eliminasi
a) Sebelum
………………………………………………………………...………………………………………
……………………………...………………………………………………………………...………
………………
b) Selama Sakit
………………………………………………………………...………………………………………
……………………………...………………………………………………………………...………
………………
3. Pola Aktivitas
a) Sebelum Sakit
………………………………..…………………………………………………………………………
.…………………………………………..……………………………………………………………
………..…
b) Selama Sakit
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………
KETERANGAN:
20 : Mandiri 5-8 : Ketergantungan berat
12-19 : Ketergantungan ringan 0-4 : Ketergantungan total
9-11 : Ketergantungan Sedang
Tingkat Risiko : Tidak berisiko bila skor 0-24 → lakukan perawatan yang baik
: Risiko rendah bila skor 25-50 → lakukan intervensi jatuh standar
(lanjutkan formulir pencegahan)
: Risiko Tinggi bila skor ≥ 51 lakukan intervensi jatuh resiko tinggi
(lanjutkan dengan pencegahan jatuh pasien dewasa)
4. Kebutuhan istirahat – tidur
a) Sebelum sakit
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
b) Selama sakit
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
1. Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
2. Pola hubungan
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
5. Konsep diri
a) Gambaran Diri
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
b) Harga Diri
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
c) Peran Diri
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
d) Ideal Diri
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
e) Identitas Diri
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
6. Seksual dan menstruasi
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
7. Nilai
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
IMT = BB
TB2
4. Skala Nyeri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P: .......................................................................................................
Q: ......................................................................................................
R: .......................................................................................................
S: .......................................................................................................
T: .......................................................................................................
b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)
1. Kulit
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………………
2. Kepala
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
3. Leher
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Tengkuk
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
5. Dada
a) Inspeksi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
b) Palpasi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
c) Perkusi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
d) Auskultasi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
6. Payudara
a) Inspeksi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
b) Palpasi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
7. Punggung
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..............................
8. Abdomen
a) Inspeksi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
b) Auskultasi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
c) Perkusi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
d) Palpasi
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
9. Panggul
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
11. Genetalia
………………………………………………………………………….……………………………
……..…………………………..………………………………….....................................
12. Ekstremitas
a) Atas
………………………………………………………………………….……………………
……………………………………………………………………………….………………
…………
b) Bawah
………………………………………………………………………….……………………
………………………………………………………………………………………………
………….
Tanggal
Jenis Pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
Pemeriksaan
Hari/
Jenis Pemeriksaan Kesan/Interpretasi
Tanggal
Tabel 3.6
Pemberian Terapi
Pasien...... di Ruang ........ Rumah Sakit............. Tanggal .........
Hari /
Obat Dosis dan Satuan Rute
Tanggal
1. ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………................................................................
C. ASUHAN KEPERAWATAN
Dorongan seksual (gairah atau minat seksual) adalah perasaan yang termasuk
keinginan untuk mendapat pengalaman seksual, perasaan menerima terhadap
inisiasi dari pasangan seksual, dan pikiran atau khayalan tentang melakukan
hubungan dan aktivitas seksual.
Bangkitan seksual adalah perasaan yang termasuk aspek fisik dan mental dari
kenikmatan seksual. Ini dapat termasuk perasaan kehangatan atau kesemutan pada
alat kelamin, lubrikasi (basahnya vagina), atau kontraksi otot-otot vagina.
Terima kasih atas kerjasamanya, semoga bermanfaat bagi kita semua.