Disusun Oleh :
Neza Zahra
2720162915
Disusun Oleh :
Neza Zahra
2720162915
i
iii
MOTTO
“Allah Tidak Akan Memberi Suatu Cobaan Di Luar Batas Kemampuan Manusia”
“Sesungguhnya Allah Tidak Akan Mengubah Nasib Suatu Kaum Kecuali Kaum
Itu Sendiri Yang Mengubah Apa-Apa Yang Pada Diri Mereka”
“Bahwa Tiada Yang Orang Dapatkan, Keuali Ia Usahakan, Dan Bahwa Usahanya
Akan Kelihatan Niatnya”
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis diberi kesempatan dan kelancaran dalam
penyusunan laporan kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pada TN.“I” dengan
Spinal Cord Injury Cervical 7 di Cendana 3 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dr. dr. Darwinto S.H., Sp.B(K) Onk selaku Direktur Utama RSUP Dr.
v
4. Ibu Septiana Fathonah, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Dosen Penguji Akademik
yang telah berkenan memberikan masukan, kritik dan saran yang bersifat
membangun.
laporan ini.
6. Seluruh staff medis dan non medis di Ruang Cendana 3 IRNA 1 RSUP Dr.
8. Ayah saya (Bapak Sudarjat) yang telah mengajarkan saya banyak hal bahwa
disetiap langkah kehidupan harus berdasar pada rasa ikhlas serta jujur,
anaknya.
10. Kakak saya (Mas Gema Fadhilah Pratama) dan Adik saya (Geuis Nabilla)
yang sudah memberi saya semangat dan selalu sabar menemani saya.
vi
Nurvitasari yang selalu ada memberikan semangat dan bantuannya sehingga
12. Teman-teman rumah yang sudah seperti saudara Laila Nur Rahmawati,
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
Penulis menyadari penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap kiranya laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Neza Zahra
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
MOTTO ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I KONSEP DASAR MEDIK ..........................................................................1
A. Pengertian ....................................................................................................1
B. Proses Terjadinya Masalah .........................................................................4
1. Presipitasi dan Predisposisi ...................................................................4
2. Patofisiologi ..........................................................................................5
3. Pathway .................................................................................................8
4. Manifestasi Klinis ..................................................................................9
5. Klasifikasi ............................................................................................10
6. Pemeriksaan Diagnostik ......................................................................10
7. Komplikasi ..........................................................................................11
8. Penatalaksanaan Medis ........................................................................12
C. Diagnosa Keperawatan ..............................................................................14
D. Intervensi Keperawatan .............................................................................15
viii
1. Pengkajian ............................................................................................68
2. Diagnosa...............................................................................................75
3. Perencanaan .........................................................................................84
4. Pelaksanaan ..........................................................................................99
5. Evaluasi ..............................................................................................109
B. Dokumentasi ...........................................................................................112
BAB IV PENUTUP ............................................................................................112
A. Kesimpulan ..............................................................................................113
B. Saran ........................................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................132
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.3 Satuan Acara Penyuluhan Mobilitas Dini pada Pasien dengan
Lampiran 1.5 Berita Acara Bimbingan Karya Tulis Ilmiah Tahun Akademik
2019
xii
BAB I
A. Pengertian
1. Pengertian
et al, 2014). Spinal Cord Injury adalah keadaan yang diakibatkan oleh
Injury (SCI) Cervical adalah cidera tulang belakang yang paling sering
1
2
pada tulang belakang servical dan medula spinalis yang disebabkan oleh
2. Anatomi fisiologi
servical bagian bawah (C1-T1). Selain itu servical atas lebih mudah
cincin tulang yang terdiri atas arkus anterior yang tebal dan arkus
Tiap massa lateralis memiliki permukaan sendi pada aspek atas dan
memutar kepala.
odontoid ini melekat erat pada aspek psterior dari arkus anterior C1 oleh
lateralis C2. Pada bagian frontal ini, masa lateralis terlihat berbentuk
a. Faktor presipitasi
b. Faktor predisposisi
penekanan.
2. Patofisiologi
radik saraf pada setiap sisinya yang menekan spinal dan menyebabkan
kompresi radiks dan distribusi saraf sesuai segmen dari tulang belakang
dahi akan memaksa kepela ke belakang dan tidak ada yang menyangga
anterior dan diskus dapat rusak atau arkus saraf mengalami kerusakan.
Pada cidera fleksi, badan vertebrata akan remuk menjadi baji, cedera
ini adalah cidera cedera yang stabil dan merupakan tipe fraktur vertebra
bersifat tidak stabil badan vertebra bagian atas dapat miring ke depan
rusak dan risiko biasanya lebih rendah. Cedera yang tidak stabil adalah
ketidakseimbangan nutrisi.
spinal tidak stabil. Spasme otot leher menimbulkan keluhan nyeri dan
3. Pathway
4. Manifestasi Klinis
(2016) adalah :
paralisis)
g. Priapismus
h. Kerusakan kardiovaskuler
i. Kerusakan pernapasan
j. Kesadaran menurun
hiperreflek/paralisis spastic.
10
5. Klasifikasi
Fraktur C1 terdiri atas empat tipe (I, II, III, IV). Frakur ini terjadi akibat
b. Tipe III fraktur atlas adalah fraktur yang terjadi pada massa lateralis
dari C1.
6. Pemeriksaan Diagnostik
ke depan.
11
4) Fraktur kompresi.
b. CT Scan
7. Komplikasi
a. Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai oleh : tidak adanya nadi,
pembedahan.
b. Syndrome kompartemen
yaitu pain atau nyeri, pallor (perubahan suhu dan warna kulit pada
pembuluh darah bagian bawah dari bagian tubuh yang terkena akan
2010).
d. FES adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur
tulang panjang
13
e. Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan, pada
ke dalam.
f. Avaskuler Nekrosis
g. Syok
oksigenasi.
8. Penatalaksanaan Medis
Mutaqqin (2012)
posisi kepala dan leher untuk mendukung airway : headtil, chin lift,
nasofaring.
kemudian mengikatnya.
pulse oksimetri.
dari poikilothermy.
dalam periode lebih dari 24 jam, dimulai dari 8 jam setelah kejadian.
C. Diagnosa Keperawatan
jantung.
cedera spinal.
Perencanaan Keperawatan Spinal Cord Injury (SCI) Cervical menurut Mutaqqin (2012) adalah sebagai berikut :
16
Tabel 1.2 Perencanaan Keperawatan Diagnisa Resiko Ketidakefektifan Pola Nafas
No. Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
2. Resikoketidak Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi fungsi 1. Distres pernafasan dan perubahan
efektifan pola keperawatan selama ...x 24 pernafasan, catat tanda vital dapat terjadi akibat stres
nafas jam diharapkan resiko fekuensi pernafasan, fisiologis yang menunjukan terjadinya
berhubungan ketidakefektifan pola nafas dispnea, atau perubahan syok spinal.
dengan teratasi dengan kriteria hasil : tanda-tanda vital. 2. Membantu klien mengalami efek
kelemahan 1. Frekuensi pernafasan 2. Pertahankan perilaku fisiologi, hipoksia, yang dapat
otot-otot dalam batas normal tenang, bantu klien dimanifestasikan sebagai ketakutan/
pernafasan, (16-20x/menit) untuk kontrol diri ansietas.
kelumpuhan 2. Tidak ada tanda- dengan melakukan 3. Klien dengan cedera servical akan
otot diafragma. tanda sianosis. pernafasan lebih lambat membutuhkan bantuan untuk
3. Analisa gas darah dan dalam. mencegah aspirasi mempertahankan
dalam batas normal. 3. Pertahankan jalan nafas jalan nafas.
4. Pemeriksaan : posisi kepala tegak. 4. Menggambarkan adanya kegagalan
kapasitas paru 4. Observasi warna kulit. pernafasan yang memerlukan tindakan
normal. 5. Kaji distensi perut dan segera.
spasme otot. 5. Kelainan penuh pada perut disebabkan
6. Lakukan pengukuran oleh kelumpuhan diafragma.
kapasitas vital, volume 6. Menentukan fungsi otot-otot
tidal, dan kekuatan pernafasan. Pengkajian terus-menerus
pernafasan. untuk mendeteksi adanya kegagalan
7. Pantau analisa gas pernafasan.
darah. 7. Untuk mengetahui adanya kelainan
8. Beri oksigen dengan fungsi pertukaran gas.
cara yang tepat. 8. Metode dipilih sesuai dengan keadaan
insufisiensi pernafasan.
17
Tabel 1.3 Perencanaan Keperawatan Resiko Penurunan Curah Jantung
No. Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
3. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji dan laporkan 1. Kejadian mortalitas dan
penurunan keperawatan selama ...x 24 jam tanda-tanda penurunan morbiditas sehubungan dengan
curah jantung diharapkan resiko penurunan curah jantung. cedera spina C1-C6 yang tidak
berhubungan curah jantung teratasi dengan 2. Palpasi nadi perifer. stabil meningkat sampai 48 jam
dengan kriteria hasil : 3. Pantau adanya pertama pasca cedera.
penurunan 1. Frekuensi nadi dalam keluaran urine. 2. Penurunan curah jantung dapat
denyut batas normal. 4. Kaji perubahan menunjukan penurunan nadi,
jantung, 2. Tekanan darah dalam sensorik radial, popliteal, dorsalis pedis,
dilatasi batas normal. 120/80 5. Beri oksigenasi dan postibial, nadi mungkin cepat
pembuluh mmHg. tambahan hilang atau tidak teratur untuk
darah, 3. CRT > 3 detik 6. Pantau pemeriksaan dipalpasi.
penurunan 4. Akral hangat EKG. 3. Ginjal berespon untuk
kontraksi otot menurunkan curah jantung
jantung. dengan menahan cairan dan
natrium, keluaran urine biasanya
menurun selama dua hari karena
perpindahan cairan ke jaringan.
4. Dapat menunjukan tidak
adekuatnya perfusi serebral
sekunder akibat penurunan curah
jantung.
5. Stres emosi menghasilkan
vasokontriksi, meningkatnya TD,
dan meningkatkan frekuensi kerja
jantung.
6. Meningkatkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan miokardium
18
No. Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
untuk melawan efek hipoksia/
iskemia.
7. Untuk menilai adanya kelainan
irama jantung akibat kehilangan
kontrol otonom dari kerusakan
pengiriman pesan oleh
barorseptor karena kompresi
korda.
19
Tabel 1.4 Perencanaan Keperawatan Diagnosa Nyeri Akut
No. Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
4. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri secara 1. Untuk mengetahui skala nyeri
berhubungan keperawatan selama ….x24 jam komprehensif pasien.
dengan Nyeri akut teratasi dengan 2. Istirahatkan leher atau 2. Posisi fisiologis akan mengurangi
kompresi kriteria hasil : posisi fisiologis dan kompresi saraf leher.
radiks saraf 1. Klien melaporkan nyeri pasang penyangga 3. Masase ringan dapat
servical akibat berkurang. leher. meningkatkan aliran darah dan
cedera spinal 2. Skala nyeri berkurang 3. Lakukan masage pada membantu suplai darah dan
dari skala...menjadi... otot leher. oksigen ke area nyeri leher akibat
3. Klien tidak gelisah 4. Ajarkan teknik spasme otot.
relaksasi nafas dalam 4. Meningkatkan asupan O2
5. Manajemen sehingga akan menurunkan nyeri
lingkungan yang sekunder akibat iskemia.
tenang dan batasi 5. Lingkungan yang tenang akan
pengunjung . menurunkan stimulus nyeri.
6. Kolaborasi dengan 6. Untuk terapi farmakologi nyeri.
dokter pemberian
analgesik.
20
Tabel 1.5 Perencanaan Keperawatan Diagnosa Resiko Infeksi
No. Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
5. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala 1. Digunakan untuk
infeksi keperawatan selama …. infeksi. mengidentifikasi infeksi.
berhubungan Masalah resiko infeksi dapat 2. Pertahankan teknik 2. Membantu potensial sumber
dengan teratasi dengan kriteria hasil : aseptik pada pasien yang infeksi atau pertumbuhan
prosedur 1. Klien terbebas dari tanda beresiko. sekunder.
dan gejala infeksi. 3. Lakukan perawatan luka. 3. Melindungi pasien dari
invasif
2. Menunjukan 4. Monitor WBC. kontaminasi selama pergantian
kemampuan untuk 5. Kolaborasi dengan dokter balutan.
mencegah timbulnya pemberian antibiotik. 4. Peningkatan WBC menandakan
infeksi. terjadi respon tubuh dalam.
3. Jumlah leukosit dalam 5. Mungkin digunakan untuk
batas normal. mengidentifikasi infeksi atau
4. Menunjukan perilaku diberikan secara profilaktik pada
hidup sehat. menaggapi infeksi pasi
21
Tabel 1.6 Perencanaan Keperawatan Diagnosa Hambatan Mobilitas Fisik
No. Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
6. Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan 1. Mengetahui tingkat kemampuan
mobilitas keperawatan selama …. imobilisasi pasien. pasien dalam mobilisasi.
fisik Diharapkan masalah Hambatan 2. Instruksikan pasien untuk/ 2. Meningkatkan aliran darah ke otot
berhubungan mobilitas fisik teratasi dengan bantu dalam rentang gerak dan tulang untuk meningkatkan
dengan tidak kriteria hasil : pasien/ aktif pada tonus otot, mempertahankan
1. Meningkatkan/ ekstremitas yang sakit dan gerak sendi, mencegah
adekuatnya
mempertahankan yang tidak sakit. kontraktur/ atrofi dan responsi
pengiriman mobilitas pada tingkat 3. Awasi tekanan darah kalsium karena tidak digunakan.
pesan kontrol paling tinggi yang dengan melakukan 3. Hipotensi postural adalah masalah
motorik mungkin. aktivitas. umum yang menyertai tirah
sekunder 2. Mempertahankan posisi 4. Ubah posisi periodik dan baring lama dan memerlukan
akibat fungsional. dorong untuk latihan intervensi khusus.
kompresi 3. Meningkatkan batuk/ nafas dalam. 4. Mencegah atau menurunkan
radiks kekuatan/fungsi yang 5. Kolaborasi : konsul insiden komplikasi kulit/
sakit dan dengan ahli terapi fisik / pernafasan.
mengkompensasi bagian akupasi dan atau 5. Berguna dalam membuat aktivitas
tubuh. rehabilitasi spesialis. individual program latihan.
4. Menunjukan teknik yang
memampukan
melakukan aktivitas
fisik.
22
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
dokumentasi
kesehatan
1. Data Dasar
a. Data Pasien
Nama : Tn.I
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Jamplang
Pekerjaan : petani
23
24
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. P
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : petani
Alamat : Jamplang
2. Data Fokus
dibagian leher dan luka bakar dibagian tangan kanan dan kiri.
b. Keluhan Umum
Q: seperti Tersayat
R : bagian leher
25
S : skala 3
T : terus menerus
Suhu : 36,10C
Intake input :
Minum : 240 ml
c. Pemeriksaan Fisik
GCS : E4V5M6
2) Tanda-tanda Vital
Nadi : 58x/menit
SPO2 : 99%
Suhu : 36,10C
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
iterik
kotoran bersih
c) Dada /thorax
d) Abdomen
Perkusi : tympani
e) Ekstermitas :
Keterangan otot :
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilisasi di tempat tidur V
Ambulasi ROM V
g) Neurologis
Keterangan :
a. Membuka mata
4. Spontan
6. Menuruti perintah
30
2. Kruk, tongkat, 15
walker
3. Furniture
dinding, meja,
kursi, almari. 30
Jumlah 45
31
Keterangan :
Kesan :
3. Analisa Data
a) Pengelompokan data
b) Analisa Data
0 0
38
0 0
cidera
bawah
prosedur invasif
Tabel 2.5 Rencana tindakan keperawatan diagnosa resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan faktor resiko cidera
Diagnosa Perencanaan Evaluasi
No Implementasi
Keperawatan Tujuan Intevensi Rasional
1. Resiko Setelah dilakukan Monitor TIK Kamis, 2 Mei Kamis, 2 Mei 2019
ketidakefektifan tindakan (2590) 2019 Pukul 07.30 WIB
perfusi jaringan keperawatan 1. Monitor TIK 1. Mengetahui TIK Pukul 07.15 S:
otak dengan faktor selama 2x24 jam pasien dan pasien
WIB keluarga pasien
resiko Cedera diharapkan 1. Mencatat mengatakan pasien
Ds : masalah Resiko reaksi keluhan sakit tidak mengeluhkan
Keluarga ketidakefektifan perawatan kepala sakit kepala.
mengatakan klien perfusi jaringan neurologis pasien. O:
jatuh dari ketinggian. otak teratasi dengan serta Pasien tampak tidak
Do : kriteria hasil : rangsang merasakan kesakitan.
Klien tampak lingkungan
terpasang collar neck Perfusi Jaringan : (Neza)
Monitor
Klien tampak pucat Serebral (0406)
Klien tampak dalam 1. Tidak ada Neurologi (Neza)
posisi tirah baring sakit kepala (2620) Pukul 07.30 Pukul 07.45 WIB
Hasil pemeriksaan dan gelisah 2. Catat 2. Untuk WIB
tanggal 24 April 2. Tidak ada keluahan mengetahui skala S: -
2019: tanda-tanda 2. Memonitor
sakit kepala sakit TIK pasien O: Tidak ada tanda-
a. Spasme peningkata pasien. kepalampasien. dan reaksi tanda peningkatan TIK
muskulus n TIK
3. Monitor 3. Untuk mengkaji perawatan
interspinalis (mual,
cervicalis. muntah, karakteristik komunikasi
b. Spasme sakit bicara klien. pasien (Neza)
muskulus kepala) (Neza)
interspinalis
40
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
c. lumbalis. 4. monitor 4. Untuk Pukul 08.00 WIB Pukul 08.15 WIB
Posterolisthesis tingkat mengetahui 3. Memberikan obat S : Keluarga
grade 2 kesadaran tingkat GCS fentanyl via sirig mengatakan setelah
vertebra klien. pasien pam 3cc/jam diberi obat fentanyl
cervicalis 7 pasien menjadi lebih
mengarah pada 5. Monitor 5. Untuk (Neza) nyaman dan tenang.
gambaran status memonitor status O:
bilateral pernafasan pernafasan klien. Telah diberiksn obst
interfacet klien fentanyl via siring
dislocation. 6. Untuk membantu pam 3cc/jam.
d. Curiga fracture 6. Beri pasien mengurangi
vertebra cervical terapi masalah
7 oksigen pernafasan klien (Neza)
3l/menit.
7. Supaya
7. Kolaborasi mendapatkan Pukul 08.15 WIB Pukul 08.30 WIB
dengan penanganan yang 4. Memonitor status S: -
dokter untuk tepat. pernafasan pasien O: RR pasien 16
pemberian 5. Memberikan x/menit
obat oksigen pasien SPO2 98%
3l/menit. Pasien tampak
Identifikasi 8. Agar keluarga terpasang binasal
Resiko (6610) dan pasien canul 3l/menit
8. Edukasi mengetahui (Neza)
kepada faktor resiko
keluarga untuk
tentang pencegahan. (Neza)
faktor resiko
41
Pukul 09.15 WIB Pukul 09.25 WIB
6. Memonitor S : keluarga pasien
karakteristik mengatakan pasien
bicara pasien. sudah susah untuk
berbicara.
O :Pasien tampak
(Neza) susah untuk berkata
kata.
(Neza
(Neza)
(Neza)
(Neza)
42
pasien menjadi lebih
nyaman dan tenang.
keluarga pasien
mengatakan pasien
sudah susah untuk
berbicara.
O: Pasien tampak
tidak merasakan
kesakitan.Tidak ada
tanda-tanda
peningkatan TIK
Telah diberiksn obst
fentanyl via siring
pam 2cc/jam.
RR pasien 16
x/menit
SPO2 98%
Pasien tampak
terpasang binasal
canul 3l/menit
Pasien tampak susah
untuk berkata kata.
Kesadaran pasien
compos mentis
A: Masalah resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan otsk
belum teratasi
P: Lanjutkan
Intervensi
43
1. Monitor TIK
pasien dan reaksi
perawatan
neurologis serta
rangsang
lingkungan
2. Catat keluhan
3. Monitor
karakteristik
bicara
4. Monitor tingkat
kesadaran
5. Monitor status
pernafasan klien
6. Beri pasien
terapi oksigen
7. Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
obat.
(Neza)
44
Tabel 2.6 Catatan perkembangan diagnosa resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
SOAP Implementasi Evaluasi
Jumat, 3 Mei 2019 Jumat 3 Mei 2019 Jumat 3 Mei 2019
Pukul 07.00 WIB Pukul 07.00 WIB Pukul 07.30 WIB
Resiko ketidakefektifan perfusi 1. Mencatat keluhan pasien S: keluarga pasien mengatakan pasien sudah
jaringan otak 2. Memonitor karakteristik bebicara klien. sulit berbicara.
S: Keluarga pasien mengatakan pasien 3. Memonitor tingkat kesadaran klien. Keluarga pasien mengatakan pasien lebih sering
tidak mengeluhkan sakit kepala. memejamkan mata
Keluarga mengatakan setelah diberi obat O: Kesadaran pasien tampak menurun
fentanyl pasien menjadi lebih nyaman (Neza) Pasien tampak pucat, lemas, dan memejamkan
dan tenang. mata.
45
SOAP Implementasi Evaluasi
1. Monitor TIK pasien dan reaksi
perawatan neurologis serta
rangsang lingkungan Pukul 09.00 WIB Pukul 09.15 WIB
6. Mengedukasi kepada keluarga tentang S: Keluarga pasien mengatakan paham dengan
2. Catat keluhan
faktor resiko apa yang dijelaskan perawat.
3. Monitor karakteristik bicara O: Keluarga tampak bisa mengulang kembali
4. Monitor tingkat kesadaran apa yang dijelaskan perawat.
5. Monitor status pernafasan klien (Neza)
6. Beri pasien terapi oksigen
7. Kolaborasi dengan dokter untuk (Neza)
pemberian obat.
Pukul 14.30 WIB
S:
keluarga pasien mengatakan pasien sudah sulit
(Neza)
berbicara.
Keluarga pasien mengatakan pasien lebih sering
memejamkan mata
Keluarga pasien mengatakan paham dengan apa
yang dijelaskan perawat.
O:
Kesadaran pasien tampak menurun
Pasien tampak pucat, lemas, dan memejamkan
mata.
Keluarga tampak bisa mengulang kembali apa
yang dijelaskan perawat.
RR pasien tampak menurun 10x/menit.
SPO2 pasien 95%
A:
46
SOAP Implementasi Evaluasi
Masalah ketidakefektifan perfusi jaringan otak
tidak teratasi.
P: lanjutkan intervensi
1. Catat keluhan pasien
2. Monitor karakteristik berbicara pasien
3. Monitor tingkat kesadaran pasien
4. Kolaborasi dengan dokter untuk
5. pemberian obat.
(Neza)
47
Tabel 2.7 Rencana tindakan keperawatan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
(Neza)
(Neza)
Pukul 14.30 WIB
48
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1. Untuk Tanggal 2 Mei 2019 Tanggal 2 Mei 2019
agen cidera fisik tindakan (1400) mengkaji Pukul 07.00 WIB Pukul 07.30 WIB
d/d keperawatan selam 1. Kaji nyeri skala / 1. Mengkaji nyeri S:
Ds : Pasien 2x24 jam secara tingkat pasien. Pasien mengatakan
mengatakan nyeri diharapkan komprehensif. nyeri nyeri berada di skala 3
P: nyeri bagian masalah nyeri akut 2. Ajarkan pasien pasien. P: nyeri bagian leher
leher dapat teratasi relaksasi nafas 2. Relaksasi Q: seperti tersayat
Q: seperti tersayat dengan kriteria dalam. nafas dalam (Neza) R: bagian leher
R: bagian leher hasil : 3. Anjurkan klien dapat S: skala 3
S: skala 3 Tingkat nyeri untuk beristirahat. mengurangi T: terus menerus
T: terus menerus (1400) 4. Kolaborasi nyeri. O:
Do : pemberian obat 3. Istirahat Pasien tampak
Pasien tampak 1. Skala nyeri analgesic dapat mengerutkan dahi
mengeluhkan nyeri berkurang dari mengurangi menahan nyeri..
Pasien tampak skala 3 menjadi nyeri.
mengerutkan dahi skala 2 4. Mengurangi
menahan nyeri 2. Pasien terlihat nyeri (Neza)
nyaman setelah dengan Pukul 08.30 WIB
nyeri teknik Pukul 08.00 WIB S:
berkurang farmakologi 1. Memberikan Keluarga mengatakan
Kontrol nyeri . obat analgesik setelah diberi obat
(1605) paracetamol paracetamol pasien
3. Pasien mampu 1g/8jam/oral menjadi lebih nyaman
mengontrol dan tidak nyeri
nyeri.
(Neza) (Neza)
49
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
S:
Pasien mengatakan
nyeri berada di skala
3
P: nyeri bagian leher
Q: seperti tersayat
R: bagian leher
S: skala 3
T: terus menerus
Keluarga
mengatakan setelah
diberi obat fentanyl
pasien menjadi lebih
nyaman dan tidak
nyeri
O:
Pasien tampak
mengerutkan dahi
menahan nyeri..
Telah diberiksn obst
fentanyl via siring
pam 2cc/jam.
Pasien tampak sulit
melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
Telah diberiksn obst
fentanyl via siring
pam 2cc/jam.
50
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
A: Masalah nyeri
akut belum teratasi
P:Lanjutkan
Intervensi
1. Kaji tingkat
nyeri pasien.
2. Kolaborasi
pemberian
obat
analgesik.
(Neza)
51
Tabel 2.8 Catatan perkembangan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
SOAP Implementasi Evaluasi
Jumat, 3 Mei 2019 Jumat 3 Mei 2019 Jumat 3 Mei 2019
Pukul 07.00 WIB Pukul 07.00 WIB Pukul 08.30 WIB
Nyeri akut b.d agen cidera fisik 2. Mengkaji tingkat nyeri pasien. S:
S: Pasien mengatakan nyeri berada di skala 2
Pasien mengatakan nyeri berada di skala 2 P: Nyeri bagian leher
P: Nyeri bagian leher (Neza) Q: Seperti tersayat
Q: Seperti tersayat R: Bagian leher
R: Bagian leher S: Skala 2
S: Skala 2 T: Terus menerus
T: Terus menerus O:
Keluarga mengatakan setelah diberi obat Pasien tampak mengerutkan dahi menahan
fentanyl pasien menjadi lebih nyaman dan nyeri..
tidak nyeri Telah diberiksn obst paracetamol/oral
O:
Pasien tampak mengerutkan dahi menahan
nyeri.. (Neza)
Telah diberiksn obst fentanyl via siring pam Pukul 08.00 WIB Pukul 08.30 WIB
2cc/jam. 3. Memberikan obat paracetamol S: Keluarga pasien mengatakan akan
Pasien tampak sulit melakukan teknik 1g/8jam/oral meminumkan obat ke pasien.
relaksasi nafas dalam O: Pasien tampak dibantu istrinya meminum
Telah diberiksn obst fentanyl via siring pam obat/
2cc/jam.
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi (Neza) (Neza)
1. Kaji tingkat nyeri pasien.
2. Kolaborasi pemberian obat analgesik.
52
SOAP Implementasi Evaluasi
Pukul 14.30 WIB
S:
Pasien mengatakan nyeri berada di skala 2
P: nyeri Leher
Q: seperti tersayat
R: bagian leher
S: skala 2
T: terus menerus
Keluarga pasien mengatakan akan
meminumkan obat ke pasien
O:
Pasien tampak mengerutkan dahi menahan
nyeri..
Telah diberiksn obst paracetamol/oral
A:
Masalah ketidakefektifan perfusi jaringan otak
tidak teratasi.
P: lanjutkan intervensi
6. Catat keluhan pasien
7. Monitor karakteristik berbicara pasien
8. Monitor tingkat kesadaran pasien
9. Kolaborasi dengan dokter jika terjadi
penuunan kondisi pasien
(Neza)
53
Tabel 2.9 Rencana tindakan keperawatan diagnosa resiko cedera dengan faktor resiko disfungsi integrasi sensori
54
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
bilateral selalu menjaga
interfacet pasien.
dislocation. O:
2. Curiga fracture Lingkungan pasien
vertebra cervical tampak aman.
7
(Neza)
Pukul 14.30 WIB
S:
Keluarga pasien
mengatakan belum
bisa membuka urine
bag pasien.
Keluarga pasien
mengatakan belum
bisa membuka urine
bag pasien.
O:
Urine pasien 1000 cc
Pasien terpasang
kateter.
Lingkungan pasien
tampak aman
A:
Masalah resiko
cidera teratasi
55
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
P:
Lanjutkan Intervensi
1. Bantu
melakukan
ambulasi
minimal.
2. Kolaborasi
dengan
keluarga
tentang
ambulasi
minimal.
(Neza)
56
Tabel 2.10 Tabel Catatan Perkembangan Diagnosa dengan Faktor Resiko Disfungsi Integrasi Sensori
(Neza)
Tabel 2.11 Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa Resiko Jatuh dengan faktor resiko Penurunan kekuatan ekstremitas bawah
57
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
4. Resiko Jatuh Setelah Pencegahan Jatuh 1. Mengetahui Tanggsl 2 Mei 2019 Tanggal 2 Mei 2019
dengan faktor dilakukan (6490) keadaan Pukul 10.00 WIB Pukul 07.30 WIB
resiko tindakan 1. Identifikasi umum 1. Mengidentifikasi S:
Penurunan keperawatan perilaku dan pasien dan perilaku dan faktor keluarga pasien
kekuatan selam 2x24 jam faktor yang menentukan yang mengatakan pasien
ekstremitas diharapkan mempengaruhi intervensi mempengaruhi hanya terlentang di
bawah d/d masalah Resiko pasien jatuh. yang tepat. pasien jatuh tempat tidur dan sulit
Jatuh teratasi 2. Sediakan 2. Untuk 2. Memasang bergerak.
Ds : dengan kriteria pengaman di mencegah pengaman di RS
Keluarga hasil RS (pasang terjadinya (pasang side rill O:
mengatakan Kontrol resiko side rill bed) cidera dan bed) pasien dan Pasien tampak
pasien jatuh dari (1902) pasien dan mengurangi berikan penanda terbaring lemah di
rumahnya. 1. Klien berikan resiko jatuh. gelang berwarna tempat tidur
Keluarga tidak penanda 3. Mengetahui kuning. Side rill bed sudah
mengatakan mengala gelang lingkungan terpasang kanan dan
klien cidera mi berwarna pasien kiri.
bagian tulang cidera kuning. sehingga (Neza) Sudah terpasang
lehernya. (5) 3. Edukasi dapat gelang warna kuning
Kelurga 2. Keluarg keluarga untuk memodifika pasien.
mengatakan a mengendalika si untuk
tangan dan kaki mampu n faktor resiko mengurangi
pasien tidak bisa memodi jatuh dan resiko jatuh.
merasakan apa fikasi bagaimana 4. Untuk (Neza)
apa. gaya cara mencegah
hidup pencegahan / terjadinya
Do : untuk menurunkan resiko jatuh.
Skor riwayat mengur resiko.
jatuh pasien 45 angi 4. Kolaborasi Pukul 09.00 WIB Pukul 09.20 WIB
(resiko tinggi) dengan
58
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
Kekuatan otot resiko keluarga untuk 3. Mengedukasi S :keluarga pasien
pasien (4) meminimalkan keluarga untuk mengatakan selalu
0 0 3. Keluarg resiko jatuh. mengendalikan menjaga dan
0 0 a faktor resiko jatuh menemani pasien.
mampu dan bagaimana Kalau mau ditinggal
mengen cara pencegahan / yang menjaga
dalikan menurunkan bergantian. Keluarga
faktor resiko. pasien tidak tega
resiko 4. Berkolaborasi meninggalkan pasien
(4) dengan keluarga O:
untuk Pasien tampak lemas
meminimalkan Side rill ditempat tidur
resiko jatuh. sudah terpasang.
(Neza) (Neza)
59
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
menemani pasien.
Kalau mau ditinggal
yang menjaga
bergantian. Keluarga
pasien tidak tega
meninggalkan pasien
O: Pasien tampak
terbaring lemah di
tempat tidur
Side rill bed sudah
terpasang kanan dan
kiri.
Sudah terpasang
gelang warna kuning
pasien.
Pasien tampak lemas
Side rill ditempat tidur
sudah terpasang.
A:
Masalah resiko jatuh
teratasi
P:
Pertahankan intervensi
1. Identifikasi
perilaku dan
faktor yang
mempengaruh
i pasien.
60
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
2. Kolaborasi
dengan
keluarga
untuk selalu
memantau
pasien.
(Neza)
61
Tabel 2.12 Catatan perkembangan diagnosa resiko jatuh dengan faktor resiko penurunan kekuatan ekstremitas bawah
(Neza)
(Neza)
62
SOAP Implementasi Evaluasi
Pukul 14.30
S:
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada
perubahan.
keluarga mengatakan selalu ingin disamping
pasien.
O:
Keluarga dan pasien tampak sudah paham dan
dapat melakukan secara mandiri
Keluarga tampak bergantian menunggui
pasien
Side rill terpasang
A:
Masalah resiko jatuh teratasi
P:
Pertahankan intervensi
(Neza)
63
Tabel 2.13 Rencana tindakan keperawatan diagnosa resiko infeksi dengan faktor resiko gangguan integritas kuli dan prosedur invasif
64
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
tangan kanan menghinda Pukul 10.00 WB Pukul 10.15 WIB
dan kiri pasien ri infeksi. 3. Mengkaji area S:
7. Kolaborasi yang terkena Keluarga mengatakan
dengan luka bakar. area yang terkena luka
dokter bakar listrik kedua
pemberian tangan dan kaki
antibiotik O:
(Neza) Tampak luka bakar
derajat III 38%.
.
(Neza)
65
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Monitor
kesadaran
pasien luka
bakar.
2. Monitor
tanda-tanda
infeksi.
3. Kolaborasi
pemberian
antibiotik.
(Neza)
66
Tabel 2.14 Catatan perkembangan diagnosa resiko infeksi dengan faktor resiko gangguan integritas kulit dan prosedur invasif
67
SOAP Implementasi Evaluasi
(Neza)
(Neza)
68
Tabel 2.15 Rencana tindakan keperawatan diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
69
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
kedua kakinya dan meningkat
tangannya dari 0 (Neza)
Kekuatan otot menjadi 1
0 0
0 0
(Neza)
70
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
paham bagaimana
cara mobilisasi yang
benar
O:
Pasien tampak mau
membuka mulut
saat dibersihkan
Mulut dan gigi
pasien tampak
bersih.
Klien tampak
tertidur
Kekuatan otot
0 0
0 0
A:
Masalah mobilitas
fisik teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1. Bantu klien
dalam
pemenuhan
kebutuhan
ADLnya.
71
No Diagnosa Perencanaan Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
2. Ajarkan
keluarga
teknik
ambulasi.
(Neza)
72
Tabel 2.16 Catatan perkembangan diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
O:
Pasien tampak mau membuka mulut saat
dibersihkan
Mulut dan gigi pasien tampak bersih. Pukul 10.00 WIB (Neza)
2. Mengajarkan keluarga tentang Pukul 12.30 WIB
Klien tampak tertidur mobilisasi dini pada pasien cidera S:
Kekuatan otot servical keluarga mengatakan paham tentang cara
memiringkan pasien dengan teknik log roll
0 0 O:
0 0 Keluarga tampak memperhatikan semua
(Neza) penjelasan perawat.
Keluarga tampak bisa mengulangi teknik
A: yang diajarkan
Masalah mobilitas fisik teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1. Bantu klien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLnya. (Neza)
73
SOAP Implementasi Evaluasi
2. Ajarkan keluarga teknik ambulasi Pukul 14.30
S:
Keluarga mengatakan belum bisa memenuhi
ADL pasiem
Keluarga mengatakan senang karena
suaminya dibantu mandi
keluarga mengatakan paham tentang cara
memiringkan pasien dengan teknik log roll
O:
Klien tampak lebih segar ketika habis mandi
Keluarga tampak memperhatikan semua
penjelasan perawat.
Keluarga tampak bisa mengulangi teknik
yang diajarkan
A:
Masalah Hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
(Neza)
74
BAB III
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan pada Tn.I dengan diagnosa medis Spinal Cord Injury
(SCI) Cervical 7, di Ruang Cendana 3 IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ini
selama 3 hari mulai tanggal 2 Mei 2019 sampai dengan 4 Mei 2019. Adapun tujuan
dari pembahasan berdasarkan teori ilmiah adalah melihat kesenjangan antara kasus
menganalisa antara teori dan kenyataan yang terjadi pada pasien berdasarkan alasan
ilmiah.
A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
75
76
dengan teliti dan cermat, sehingga seluruh kebutuhan perawatan pada klien
sumber data adalah pasien, keluarga pasien, buku status pasien dan
a. Data yang sesuai dengan teori dan ada pada kasus yaitu :
1) Nyeri
Spinal Cord Injury terdapat nyeri pada area spinal atau paraspinal,
dari 3 bulan untuk nyeri akut dan lebih dari 3 bulan untuk nyeri
kronis (Herdman,2018).
77
karena adanya spasme otot, tekanan dari cidera atau patahan tulang
2) Kelemahan
3) Kesadaran menurun
2002)
kejadian, vertigo.
79
4) Sindrome Kompartemen
nadi atau bradikardi, terjadi paralisis di bagian tangan dan kaki, dan
pallor (perubahan suhu dan warna kulit pada daerah yang terkena
jaw trush manuver dan juga dipasang collar neck di leher pasien
dan bicara tidak jelas. Syok spinal itu terjadi apabila terjadi pada
darah dan suhu tubuh. Pada syok spinal mungkin akan tampak lesi
7) Kerusakan kardiovaskuler
b. Data yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
1) Kerusakan pernapasan
udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh atau paru-
ini tidak muncul karena pada saat pengkajian tanggal 2 mei 2019
c. Data yang terdapat dalam kasus tetapi tidak terdapat dalam teori
Tidak ada data yang terdapat dalam kasus tidak terdapat dalam teori.
2. Diagnosa Keperawatan
(Rohmah, 2013).
(mengancam kesehatan).
keperawatan, pada kasus Tn.I dengan Spinal Cord Injury (SCI) Cervical,
(Mutaqqin, 2012).
cervical 7.
84
(Herdman,2018).
hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat
Q: Seperti tersayat
R: Bagian leher
S: Skala 3
T: Terus menerus
kaki dan tangannya. Pasien tampak dalam posisi tirah baring. Pasien
Kekuatan otot
0 0
0 0
sensasi nyeri, kaku, parestesis, hilang sensasi pada suhu, posisi, dan
sentuhan)
4) Resiko Infeksi
luka bakar dibagian kedua kaki dan kedua tangan, tampak luka post
infeksi agar resiko infeksi teratasi, tidak terjadi peradangan dan luka
b. Diagnosa yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus yaitu :
(Herdman, 2018).
jalan nafas pasien terjaga dan juga dipasang binasal canul dengan
denyut jantung.
normal.
teori yaitu :
dalam posisi tirah baring dan pada hari kedua tampak terjadi
baik lagi.
bawah.
(Hermand, 2018).
tangan dan kaki pasien tidak bisa merasakan apa-apa. Data diperkuat
0 0
0 0
3. Intervensi
Dalam menentukan tujuan yang akan dicapai pada kriteria hasil penulis
kasus
Tidak ada perencanaan yang ada dalam teori dan ada dalam kasus.
Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
Tidak ada perencanaan yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus.
Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori Monitor
TIK (2590)
lingkungan
(Dewit, 2009).
kepala)
Q: Seperti tersayat
R: Bagian leher
S: Skala 3
T: Terus menerus
95
kasus
(Wijaya,2008).
diterapkan (Linda,2016).
dalam reseptor nyeri, saraf sensoris, dan sistem saraf pusat (Arif,
2010).
96
Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus adalah
Tidak ada perencanaan yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus.
Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori adalah
Tidak ada perencanaan yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori.
takut untuk memindahkan posisi pasien, data ini juga di perkuat dengan
lemah, kedua kaki dan tangan tampak dibalut perban. Dari hasil
kasus
Tidak ada perencanaan yang ada dalam teori dan ada dalam kasus.
97
Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
1) Monitor TTV
2) Pantau tiap jam adanya syok spinal pada fase awal cedera selama 48
jam
sebagai satu unit dengan kepala dan pelvis dan tetap menjaga
(Mutaqqin, 2012).
2012).
(Mutaqqin, 2012).
Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori
seperti tempat tidur terlalu tinggi., lantai kamar mandi licin (Julimar,
2018).
(4)
merasakan apa apa. Data ini di perkuat dari hasil observasi yaitu Skor
0 0
0 0
kasus
Tidak ada perencanaan yang ada dalam teori dan ada dalam kasus.
Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
Tidak ada perencanaan yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus.
100
Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori
tepat.
paling sering digunakan oleh pasien rawat inap. Ranjang pasien yang
posisi tidur pasien. Suatu bed pasien harus memiki side rail di kedua
Prosedur invasif
bisa miring kanan miring kiri dan keluarga mengatakan luka di daerah
tangan rembes
Dan diperkuat dengan hasil observasi dengan data tampak luka bakar
dibagian kedua kaki dan kedua tangan dan tampak luka post op facitomy
kasus
(Doenges,2000).
a) Rubor (Kemerahan)
b) Calor (Panas)
c) Tumor (Bengkak)
d) Dolor (Nyeri)
menimbulkan nyeri.
(Mutaqqin, 2012).
Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
(Mutaqqin, 2012).
2) Monitor WBC.
(Mutaqqin, 2012).
104
Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori
dari luka, meningkatkan kondisi kulit pada sekitar luka, dan tanda-
kasus
sensasi nyeri, kaku, parestesis, hilang sensasi pada suhu, posisi, dan
rehabilitasi spesialis.
Intervensi yang ada pada teori tetapi tidak ada pada kasus
2012).
3) Ubah posisi periodik dan dorong untuk latihan batuk/ nafas dalam.
(Mutaqqin, 2012).
Intervensi yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori
(Doenges,2000).
4. Implementasi
sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru (Rohmah, 2013).
keperawatan sesuai rencana keperawatan yang sudah dibuat sesuai teori dan
dan kondisi pasien. Adapun implementasi yang sudah ditulis oleh penulis :
rangsang lingkungan
menurun.
pada kasus :
(Wijaya,2008).
110
pada kasus
sesuai dengan rencana tindakan serta kriteria hasil yang disusun oleh
antara lain :
adalah seperti tempat tidur terlalu tinggi., lantai kamar mandi licin
(Julimar, 2018).
pada kasus :
bawah
lain :
pasien jatuh.
yang tepat.
jatuh.
pada kasus
dengan rencana tindakan serta kriteria hasil yang disusun oeleh penulis.
2013).
kelembapan kulit.
(Doenges,2000).
116
menimbulkan nyeri.
(Mutaqqin, 2012).
dengan rencana tindakan serta kriteria hasil yang disusun oeleh penulis.
pada suhu, posisi, dan sentuhan) maka dari itu perlu dikaji
oksigen (Doenges,2000).
(Maja, 2013).
rehabilitasi spesialis.
5. Evaluasi
keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dievaluasi yaitu masalah yang teratasi dan teratasi sebagian sebagai berikut
klien terbebas dari cidera, dan juga pasien mendapat dukungan dari
keluarga.
bawah
Kriteria hasil dari perencanaan diagnosa ini yang sudah tercapai tidak
gejala infeksi pada luka, mampu mencuci tangan dibuktikan dari hasil
infeksi.
120
struktur tulang
B. Dokumentasi keperawatan
keperawatan. Pada kasus Tn.I ini tidak mengalami kesulitan dalam hal
pengumpulan data karnea pasien dalam kasus kanker paru ini sangat
PENUTUP
A. Kesimpulan
oleh Rumah Sakit, terutama dalam hal komunikasi. Hal ini terkait dengan
perawat.
dari tanggal 2 Mei sampai tanggal 4 Mei 2019 pada “Tn.I” dengan diagnosa
1. Pengkajian
122
123
karena hasil data yang di peroleh dari pengkajian akan menjadi dasar proses
pengkajian, hal ini dikarenakan pasien dan keluarga sangat kooperatif. Pada
saat proses pengkajian pasien tidak menutup diri, pasien selalu terbuka
jalan nafas pada pasien ditemukan jalan nafas baik tidak ada sumbatan.
menurun menjadi 10x/menit dihari kedua dan SPO2 dihari pertama 98%
pasien didapatkan nadi pasien pada hari pertama 56x/menit atau bradikardi.
2. Diagnosa Keperawatan
yang di susun untuk menyelesaikan etiologi akan tepat dan sesuai dengan
bawah
prosedur invasif
Gangguan neuromuskular
125
3. Perencanaan
keluhan sakit kepala pasien, monitor karakteristik bicara klien dan juga
monitor kesadaran klien. Karena pada pasien spinal cord injury terjadi
Keluhan yang pasien rasakan dari Spinal Cord Injury (SCI) Cervical
lain untuk mengatasi nyeri yang dikeluhkan pasien, namun kembali lagi
dengan kebutuhan dan keadaan pasien. Intervensi kontol resiko cidera juga
dilakukan agar tidak terjadi cidera sekunder pada pasien. Intervensi yang
lain yang dilkukan adalah kontrol infeksi dengan memonitor tanda gejala
Calor (Panas), Tumor (Bengkak), Dolor (Nyeri) dan juga. Kita juga perlu
4. Implmentasi
juga melibatkan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal.
Injury (SCI) Cervical dilakukan motifasi dalam hal spiritual untuk pasien
itu sendiri maupun keluarga dengan tujuan pasien dapat menerima penyakit
yang diderita dan menjalani pengobatan dengan rasa syukur serta ikhlas.
5. Evaluasi
secara paripurna, evaluasi hasil mengacu pada tujuan dalam intervensi yang
telah disusun. Diambil contoh dari perencaan yang masih teratasi sebagian,
untuk evaluasi pada diagnosa nyeri yang baru teratasi sebagian itu dapat
semaksimal mungkin.
kondisi pasien dapat termonitor dengan baik dan dilakukan setelah semua
dari kriteria hasil yang sudah ditetapkam pada intervensi keperawatan. Dari
6. Dokumentasi
gugat perawat.
secara lengkap meliputi penulisan hari, tangga, jam paraf dan nama terang
teman sejawat, sebagai tanggung jawab serta tanggung gugat, dan dapat
B. Saran
Cord Injuy di Ruang Cendana 3 RSUP Dr, Sardjito Yogyakarta dari tanggal
2 mei sampai tanggal 4 mei 2019, kita menemukan hal-hal yang harus
terutama pada kasus Tn.I dengan Spinal Cord Injuy Cervical diantaranya
adalah :
rumah.
lain.
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
Jakarta : EGC
Ivones, J Hidayat. 2011. Buku Ajar Orthopedi dan fraktur. Jakarta : Widya Medika
Neurologi RSUP Dr. M Jamil Padang. Jurnal Photon. 8 (2). April. 135.
Linda, Ayu. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 5. Vol 4. Jakarta
: EGC.
Noor Helmi, Zairin. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba
Medika
130
131
Rab, Tabrani. (2010). Ilmu Pennyakit Paru. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media.
Ruzz Media
Salemba : Jakarta.
Wilkinson J.M., Treas, L.S., Barnett, K.L., Smith, M.H. (2016). Fundamental of
Philadelphia: F. A Davis.
LAMPIRAN
PENGKAJIAN LENGKAP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. “I” DENGAN
SPINAL CORD INJURY (SCI) CERVICAL 7
DI RUANG CENDANA 3 IRNA 1
RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
Neza Zahra
2720162915
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
dokumentasi
kesehatan
1. Data Dasar
a. Data Pasien
Nama : Tn.I
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Jamplang
Pekerjaan : petani
Nama : Ny. P
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : petani
Alamat : Jamplang
2. Data Fokus
dibagian leher dan luka bakar dibagian tangan kanan dan kiri.
b. Keluhan Umum
Q: seperti Tersayat
R : bagian leher
S : skala 3
T : terus menerus
Suhu : 36,10C
Intake input :
Minum : 240 ml
c. Pemeriksaan Fisik
GCS : E4V5M6
2) Tanda-tanda Vital
Nadi : 58x/menit
SPO2 : 99%
Suhu : 36,10C
3) Pemeriksaan Fisik
Kepala
rambut rata
bersih
karang gigi
Abdomen
Perkusi : tympani
Ekstermitas :
terdapat luka bakar dan post faciotomy ditangan kanan dan kiri
Neurologis
Keterangan :
a. Membuka mata
4. Spontan
6. Menuruti perintah
Tabel. 1.9 Pengkajian Resiko Jatuh Dewasa (Skala Morse)
5. Kruk, tongkat, 15
walker
6. Furniture
dinding, meja,
kursi, almari. 30
Jumlah 45
Keterangan :
Kesan :
a) Pengelompokan data
0 0
No Data Etiologi/Faktor Problem
Resiko
6. Ds : Kerusakan Hambatan
keluarga mengatakan integritas Mobilitas Fisik
pasien tidak bisa struktur tulang
menggerakan kedua kaki Gangguan
dan tangannya neuromuskular
Do :
Pasien tampak dalam posisi
tirah baring
Pasien tampak tidak bisa
menggerakan kedua
kakinya dan tangannya
No Data Etiologi/Faktor Problem
Resiko
Kekuatan otot
0 0
0 0
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data dasar
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 72 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Alamat : Tenggaran Kab Gunung Kidul
Pekerjaan : Pensiunan
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. T
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
2. Data Fokus
a. Alasan masuk
b. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri dibagian kaki bagian kanan post orif dengan
timbul.
c. Pemeriksaan Fisik
b) Kesadaran : Composmentis
c) GCS : E4 V5 M6
Keterangan :
2) Tanda-tanda Vital
b) Nadi : 80x/menit
c) Frekuensi Pernapasan : 20x/menit
3) Pemeriksaan Fisik
b) Kepala
sianosis.
(9) Dada
Jantung
I : Dada simetris
P : Pekak
A : S1 S2 reguler
Paru-paru
A : Vesikular
Abdomen
P : Tympani
(11) Perkemihan
I : Terpasang DC
(12) Ekstremitas
5 5
1 5
Kekuatan otot :
Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Hematologi Tanggal: 02 Mei 2019 jam 17.35
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Interprestasi
Hematologi
Lekosit 11.58 4.50-11.50 10ᶺ3/uL High
Eritrosit 3.61 4.60-6.00 10ᶺ6/uL Low
Hemoglobin 10.1 13.0-18.0 g/dl Low
Hematokrit 29.9 40.0-54.0 % Low
MCV 82.8 80.0-94.0 fL Normal
MCH 28.8 26.0-32.0 Pg Normal
MCHC 33.8 32.0-36.0 g/dl Normal
Trombosit 268 150-450 10ᶺ3/uL Normal
RDW-SD 44.7 35.0-45.0 fL Normal
RDW-CV 14.7 11.5-14.5 % High
PDW 9.7 9.3-16.0 fL Normal
MPV 9.6 7.2-10.4 fL Normal
P-LCR 21.3 15.0-25.0 % Normal
Plateleterit 0.3 0.0-1.0 % Normal
NRBC# 0.0 0.0-0.0 10ᶺ3/uL Normal
Netrofil % 79.1 50.0-70.0 % High
Limfosit % 11.2 18.2-42.0 % Low
Monosit % 8.3 2.0-11.0 % Normal
Eosinofil % 1.3 1.0-3.0 % Normal
Basofil % 0.1 0.0-2.0 % Normal
IG (immatur granulocyte)# 0.24 0.00-1.00 10ᶺ3/uL Normal
NRBC% 0.10 0.00-0.00 % High
Netrofil # 9.16 2.30-8.60 10ᶺ3/uL High
Limfosit # 1.30 1.62-5.37 10ᶺ3/uL Normal
Monosit # 0.96 0.30-0.80 10ᶺ3/uL High
Eosinofil # 0.15 0.00-0.20 10ᶺ3/uL Normal
Basofil # 0.01 0.00-0.10 10ᶺ3/uL Normal
IG (immatur granulocyte)% 2.10 %
Faal Hemostasis
PPT 17.8 12.3-15.3 Detik High
INR 1.33 0.90-1.10 High
Kontrol PPT 13.5
APTT 27.7 27.0-37.0 Detik Normal
Kontrol APTT 30.2
Faal Hati
Albumin 17.5 3.97-4.94 g/dl High
Faal Ginjal
BUN 11.70 6.00-20.00 Mg/dl Normal
Creatinin 0.67 0.70-1.20 Mg/dl Low
Diabetes
GDS 200 80-140 Mg/dl High
Elektrolit
Natrium 133 136-145 Mmol/L Low
Kalium 4.32 3.50-5.10 Mmol/L Low
Klorida 104 98.107 Mmol/L Normal
Calsium 2.31 2.15-2.55 Mmol/L Normal
b) Tes Diagnostik
Kesan :
dektra.
5) Terapi pengobatan
3. Analisa Data
a. Pengelompokan data
kanannya nyeri
b. Analisa data
- Tampak luka di
bawah/ tumit
- Tampak terpasang
drainase
- Terdapat luka post
op orif dan
debridement di kaki
kanan pasien .
B. Diagnosa Keperawatan
struktur tulang
Tabel 2.6 Intervensi Implementasi dan Evaluasi Diagnosa Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cidera Fisik
Diagnosa Perencanaan Evaluasi
No Implementasi
Keperawatan Tujuan Intevensi Rasional
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 1. untuk mengkaji Sabtu, 4 Mei 2019 Sabtu, 4 Mei 2019
berhubungan tindakan 1. Kaji nyeri nyeri pasien Pukul 08.30 WIB Pukul 08.35 WIB
dengan Agen keperawatan pasien secara 2. posisi yang 1. Mengkaji skala S:
Cidera Fisik selama 1x24 jam komprehensif nyaman dapat nyeri pasien. Pasien mengatakan
Ditandai dengan diharapkan 2. Berikan posisi mengurangi nyeri nyeri dibagian kaki
DS: masakah nyeri akut yang nyaman. pasien. kanan.
Pasien mengatakan berhubungan 3. Ajarkan 3. Relaksasi dan P: Nyeri Post OP
nyeri diluka post dengan agen cidera tekhnik distraksi adalah (Neza) Q: Seperti disayat-
operasi fisik tertasi dengan relaksasi nafas cara non sayat.
P: Nyeri Post OP kriteria hasil: dalam dan farmakologi untuk R: Bagian kaki
Q: Seperti Tersayat Nyeri berkurang distraksi. mengurangi nyeri. kanan.
R: Bagian Kaki Kiri dari skala 5 4. Kolaborasi 4. obat analgesik S: Skala 7
S: Skala 5 menjadi skala 4 pemberian dapat mengurangi T: Terus menerus
T: Hilang Timbul Pasien mengatakan obat nyeri. O:
DO: nyaman setelah analgesik. Pasien tampak
Pasien tampak nyeri berkurang mengaduh menahan
meringis menahan nyeri.
nyeri Pasien tampak
Pasien tampak tidak meringis kesakitan.
nyaman
(Neza)
Diagnosa Perencanaan Evaluasi
No Implementasi
Keperawatan Tujuan Intevensi Rasional
Pukul 08.35 WIB Pukul 09.10 WIB
2. Memberikan obat S: pasien mengatakan
ketoroloac 30mg/ 8jam. masih menahan nyeri
Skala 7
O: Pasien tampak tidak
nyaman menahan
(Neza) nyeri.
(Neza)
(Neza)
Pukul 11.00 WIB Pukul 11.15 WIB
4.Memberikan posisi S: Pasien mengatakan
yang nyaman kepada nyaman dengan posisi
pasien. supinasi.
O: Pasien tampak
nyaman.
(Neza)
(Neza)
(Neza)
(Neza)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Disusun oleh :
Neza Zahra
2720162915 / 3B
YOGYAKARTA
2019
Materi Penyuluhan : Mobilisasi Dini
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 03 Mei 2019
Tempat : Di Ruang Cendana 3 RSUP Dr.Sarjito
Sasaran : Tn. I dan keluarga
Penyuluh : Neza Zahra
A. Tujuan Umum
klien dan keluarga mampu memahami tentang mobilisasi yang tepat
pada penderita cidera servikal
B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit klien
dan keluarga dapat:
1. Menjelaskan pengertian mobilisasi dini pada pasien dengan cidera
servikal
2. Menyebutkan tujuan dari mobilisasi dini pada pasien dengan cidera
servikal
3. Mengetahui manfaat dari mobilisasi dini pada pasien dengan cidera
servikal
4. Mengetahui cara-cara mobilisasi dini yang tepat pada pasien dengan
cidera servikal
5. Mengetahui dampak apabila tidak melakukan mobilisasi dini.
C. Materi
Smeltzer & Bare. 2013. Keperawatan Medical Bedah: Buku Ajar, Edisi 8.
Jakarta : EGC
Berman, A. et al. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Koizer &
Erb,Edisi 5. Jakarta: EGC.
H. Evaluasi
1. Pasien dapat menjawab secara benar apa yang telah disampaikan
2. Pasien mengerti cara mobilisasi yang disampaikan
3. Pasien mampu menjalankan mobilisasinya setelah diberikan
penyuluhan
I. Lampiran Materi
Terlampir
MATERI