Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
i
MOTTO
‘Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah
Insyirah: 6-8)
“Belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini, dan berharap untuk masa yang
“Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu,
“Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi perubahan yang Anda
“Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan”
(Confusius)
iv
KATA PENGANTAR
tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak , maka pada
1. dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A selaku Direktur Utama RSUP Dr.
kasus ini.
v
4. Ibu Sumartati, AMK selaku penguji lahan yang telah memberikan
kemudahan, masukan, dan saran dalam uji praktek serta penyusunan laporan
kasus ini.
5. Seluruh staff medis dan non medis di Ruang Cendana 4 RSUP Dr. Sardjito
7. Kedua orang tua (Suharja dan Ismiyati) yang telah memberikan dukungan
8. Kakak (Nurma Hasmi Abdullah dan Febsi Lasari) yang telah memberikan
semangat.
9. Teman-teman dan sahabat ( Mak Farida, Mak Tyas, Mak Cik Ary) yang telah
10. Teman-teman satu kelompok UAP (Ratri, Ade, Sela) yang selalu kompak
11. TIM Sukses kelas 3C, kalian hebat, kalian kompak, dan kalian luar biasa.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga KTI ini bermanfaat khususnya bagi
vi
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan
serta masih banyak kekurangan, untuk itu segala saran dan kritik yang
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiii
viii
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................... 44
1. Rumusan Diagnosa ................................................................................... 44
C. Rencana Tindakan Keperawatan..................................................................... 45
D. Implementasi ................................................................................................... 45
E. Evaluasi ........................................................................................................... 45
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 100
B. Saran................................................................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
managemen terapeutik 52
managemen terapeutik 55
managemen terapeutik 57
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
HIPOSPADIA
A. Pengertian
setelah bayi lahir. Istilah hipospadia menjelaskan adanya kelainan pada muara
uretra laki-laki. Kelainan hipospadia lebih sering terjadi pada muara uretra,
bervariasi. Kebanyakan lubang uretra terletak didekat ujung penis yaitu pada
glands penis. Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra
terdapat ditengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada
kordi, yaitu suatu jaringan vibrosa yang kencang yang menyebabkan penis
uretra pada laki-laki dari ujung penis kesisi ventral. ( Corwin, 2009)
permukaan ventral penis dan bukan diujung penis. Dikasus lain, lubang dapat
1
2
dekat dengan glands penis, ditengah penis, atau dekat basal. ( Terri Kyle,
2014)
uretra eksterna terletak dipermukaan ventral penis dan lebih ke proximal dari
abnormal dimana letak lubang uretra laki-laki tidak berada pada ujung gland
penis.
eksternum, yaitu:
asimtomatik.
tipe ini, meatus terletak pada pangkal glands penis. Secara klinis,
penoscrotal. Pada tipa ini, meatus terletak antara glands penis dan
kebawah atau glands penis menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini
dibagian ventral preusium tidak ada maka sebaiknya pada bayi tidak
dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk
penis akan terganggu. Posterior yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal.
Sumber: Info@lucinafoundation.org
Sumber: Info@lucinafoundation.org
Sumber: Aryulina, Diah, dkk. 2008. BIOLOGI 2 untuk SMA / MA kelas XI.
ESIS/Erlangga.
1) Testis
Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari
serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum
2) Epididimis
3) Vas Deferens
seminalis).
4) Saluran Ejakulasi
uretra.
5) Uretra
berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari
8
terdiri dari:
vagina ( antara clitoris dan vagina ) dan uretra disini hanya sebagai
saluran eksresi.
1) Penis
ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan
mengembang (ereksi).
9
2) Skrotum
skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot
otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
c. Kelenjar Asesoris
cowper.
10
1) Vesikula seminalis
2) Kelenjar prostat
3) Kelenjar Cowper
1) Testoteron
2) LH (Luteinizing Hormon)
terjadi.
4) Estrogen
1) Filtrasi
2) Reabsorbsi
renalis.
3) Sekresi
f. Ureter
penampang 0,5 cm, ureter sebagian tereletak pada rongga abdomen dan
sebagainya.
d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amioniak.
secara pasti.
14
tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek yang
b. Genetika
c. Lingkungan
mengakibatkan mutasi.
buah zakar untuk turun kedalam kandung buah zakar) terdapat pada
berulang pada keluarga tersebut adalah 12%, jika bapak dan anak
adalah 25%.
2. Patofisiologi
tidak terbentuk, bila genital fold gagal bersatu diatas sinus urogenital
tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventral penis.
Derajat kelainan letak ini antara lain seperti pada glandular (letak meatus
dan skrotum) dan perineal (pada perinium) prepusium tidak ada pada sisi
Pathway
Malformasi Kongenital
Hipospadia
Pembedahan Kombinasi
Eksisi chordee Pembedahan
Uretroplasty Radio Diagnosis
3. Manifestasi Klinik
2010).
kearah bawah yang akan tampak lebih jelas pada saat ereksi. Hal ini
satu ciri khas untuk mencurigai suatu hipospadia, perlu diingat bahwa
ereksi
posisi berdiri
(Corwin, 2009)
d. Lokasi meatus urin yang tidak tepat dapat terlihat pada saat lahir
(Muscari, 2007)
d. Gelisah
4. Pemeriksaan Diagnostik
(Corwin, 2009 )
a. Rongen
20
keganasan.
d. Kultur urin
5. Komplikasi
kelamin dalam satu jenis kelamin tetapi dengan satu beberapa ciri
Pada prosedur satu tahap saat ini angka kejadian yang dapat diterima
adalah 5-10%.
sangat jarang.
6. Penatalaksanaan Medis
merubah penis menjadi lurus dengan meatus uretra ditempat yang normal
atau dekat normal sehingga aliran kencing arahnya kedepan dan dapat
tahun. Sirkumsisi harus dihindari pada bayi baru lahir agar kulup
2009)
kavernosum.
b) Operasi Urethroplasti
Uretra dibuat dari kulit penis bagian ventral yang diinsisi secara
pelatihan buang air pada anak dan pada saat dewasa, mungkin
(Muslihatum, 2010)
24
dapat lurus, dan penis terlihat normal. Pada sebagian besar kasus
( Lissauer, 2008).
c) Cystostomi
kencing.
(2004)
infeksi post operasi, keluarnya urin yang tidak dapat terkontrol, dan
C. Dianosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
pemilihan terapi.
nyeri.
adanya kunjungan.
30
penyembuhan.
keberhasilan intervensi.
terjadinya infeksi.
dengan pasien
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Kepatenan urin Tgl: 20-6-2016 Tgl: 20-6-2016
eliminasi urin tindakan kateterisasi input output Jam: 08.00 WIB Jam: 08.15 WIB
berhubungan keperawatan urin indikasi tidak Mengobservasi S: -
dengan obstruksi selama 3×24 jam terjadi drainase dan O: Jumlah urin 500cc
anatomik. diharapkan keabnormalan kateterisasi urin dari pukul 22.00 s/d
gangguan eliminasi organ 03.30, kateter no 10,
Ds: urin dapat teratasi. perkemihan keadaan bersih
1. Pasien Degan kriteria
mengatakan hasil: 2. Lakukan 2. Peningkatan
minum kurang 1. Kateter spoel kateter hidrasi membilas
lebih 1000 cc cystostomi setiap pagi bakteri, darah, Ainun Ainun
dalam sehari. lancar dan dapat
2. Pasien 2. Kandung membantu Jam: 08.20 WIB Jam: 08.30 WIB
mengatakan kemih kosong lewatnya batu Melakukan spoel S: Pasien mengatakan
keluaran urin secar penuh kateter cystostomi kateter cystostomi
kurang lancar. 3. Urin berwarna 3. Anjurkan 3. Memelihara dengan Nacl kurang lancar
kuning jernih pasien hidrasi dan O: Jumlah urin 500cc
Do: meningkatkan saluran urin dari pukul 22.00 s/d
1. Saat dilakukan intake cairan lancar 07.30, spoel Nacl
spoe kateter sesuai 10cc (masukan),
cystostomil: indikasi: keluaran 8cc, spoel
kurang lancar 2580cc/ 24 kurang lancar
2. Spoel dengan jam (+
Nacl (masukan: 1000cc)
45
10cc, keluaran:
8cc)
3. Jumlah urin 500
cc dari pukul Ainun Ainun
22.00 s/d 03.30
4. Warna urin Jam: 09.10 WIB Jam: 09.20 WIB
kuning jernih Memotivasi pasien S: Pasien mengatakan
untuk banyak sedang puasa, pasien
minum: 2580cc/ 24 mengatakan
jam ( +1000 cc ) biasanya minum 1
boto air mineral
1000cc/24 jam
O: Pasien dan ortu
nampak paham
dengan apa yang
dikatakn perawat
Ainun Ainun
46
A: Gangguan
eliminasi urin
teratasi sebagian
P:
1. Observasi kateter
2. Irigasi kandung
kemih
3. Anjurkan banyak
minum: 2580
cc/24 jam
Ainun
47
Tabel 2.7 Catatan Perkembangan
O:
1. Spoel kateter tidak lancar
2. Jumlah urin 50 cc dari pukul 03.30 Ainun Ainun
WIB
3. Warna kuning jernih Jam: 07.15 WIB Jam: 07.25 WIB
Memotivasi pasien untuk minum banyak: S:
A: Gangguan eliminasi urin teratasi 2580cc/ 24 jam 1. Ibu pasien mengatakan jika pasien
sebagian susah dan malas untuk minum.
2. Pasien mengatakan puasa, minum dari
P: Lanjutkan intervensi buka hingga sahur kurang lebih 900cc
1. Lakukan irigasi kateter O: Pasien dan keluarga nampak paham
2. Motivasi minumbanyak air putih
48
Ainun Ainun Ainun
P: Lanjutkan intervensi
1. Lakukan irigasi kateter
2. Motivasi minum air putih banyak:
2580cc/24 jam
Ainun
49
Tabel 2.8 Catatan Perkembangan
A: Gangguan elimunasi urin teratasi Jam: 07.15 WIB Jam: 07.25 WIB
sebagian Memberi motivasi pasien untuk banyak S: Pasien mengatakan mau untuk minum air
minum: 2580cc/ 24 jam putih banyak
P: Lanjutkan intervensi O: Pasien nampak paham dengan apa yang
1. Lakukan irigasi kandung kemih dikatakan perawat
2. Motivasi minum
Ainun Ainun
50
Jam: 07.35 WIB
S: -
Ainun O:
1. Urin berjumlah 10cc dari pukul
04.00 WIB, warna kuning jernih
2. Distensi kandung kemih ( - )
P: Lanjutkan intervensi
1. Mengantar pasien operasi Re
Uretroplasti
Ainun
51
Tabel 2.9 Rencana Keperawatan
Kesiapan dalam peningkatan managemen terapeutik berhubungan dengan petunjuk aktivitas adekuat
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Kesiapan dalam Setelah dilakukan 1. Bina hubungan 1. Dengan rasa Tgl: 20- 6-2016 Tgl: 20-6-2016
peningkatan tindakan saling percaya saling percaya, Jam: 06.40 WIB Jam: 07.00 WIB
managemen keperawatan klien dapat Membangun S: Pasien
terapeutik selama 3×24 jam mengungkapkan hubungan saling menyampaikan
berhubungan diharapkan perasaannya percaya: berkenalan namanya
dengan petunjuk kesiapan dalam sehingga akan dengan pasien O: Pasien mau diajak
aktivitas adekuat meningkatkan mempermudah komunikasi, pasien
managemen melakukan kooperatif
Ds: Pasien regimen terapeutik tindakan
mengatan ingin teratasi dengan keperawatan
segera sembuh kriteria hasil:
dan dioperasi 1. Ikut serta dalam 2. Dengarkan 2. Agar klien Ainun Ainun
perencanaan dengan aktif merasa
Do: Pasien nampak perawatan diperhatikan Jam: 07.10 WIB Jam: 07 20 WIB
mengungkapka 2. Ikut serta dalam Mendengarkan S: Pasien
n jika ingin menyediakan 3. Kaji kesiapan 3. Mengetahui dengan aktif mengatakan hari
perawatan menghadapi kesiapan pasien rabu tgl 22/6/2016
segera diopersi
3. Menyediakan opersi dalam akan melakukan
informasi yang menghadapi operasi Re
relevan operasi dan uretroplasti, karena
4. Kolaborasi mengurangi hasil operasi
dalam kecemasan sebelumnya
melakukan rembes.
latihan 4. Kolaborasi 4. Mengidentifikasi O: Pasien mau
5. Evaluasi pemeriksaan -kan adanya
52
keefektivan penunjang infeksi dan atau menceritakan
perawatan untuk mengikuti keadaannya secara
perkembangan terbuka
pengobatan yang
diprogramkan.
Ainun Ainun
O: Pasien nampak
sudah siap
menghadapi
operasi
Ainun Ainun
Jam: 09. 10 WIB
S: Pasien
53
mengatakan sudah
siap untuk operasi
O: Pasien nampak
sudah siap untuk
operasi tgl
22/6/2016
A: Kesiapan
meningkatkan
managemen
terapeutik teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi
1. Kaji kesiapan
menghadapi
operasi
2. Kolaborasi
pemeriksaan
penunjang
(laboratorium)
Ainun
54
Tabel 2.10 Catatan Perkembangan
Diagnosa : Kesiapan dalam peningkatan managemen terapeutik berhubungan dengan petunjuk aktivitas adekuat
55
Ainun Ainun Ainun
Ainun
56
Tabel 2.11 Catatan Perkembangan
Diagnosa : Kesiapan dalam peningkatan managemen terapeutik berhubungan dengan petunjuk aktivitas adekuat
Ainun Ainun
57
Jam: 08.00 WIB
S: Pasien mengatakan berani masuk ke
Ainun ruang operasi tanpa ditemani orang tua
O:
1. Pasien nampak cemas
2. Pasien kooperatif, mau mengikuti
prosedur pre operasi: puasa
P: Hentikan intervensi
Ainun
58
Tabel 2.12 Rencana Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Membantu Tgl: 20-6- 2016 Tgl: 20-6-2016
dengan faktor tindakan TTV menentukan Jam: 08.00 WIB Jam: 08.10 WIB
resiko tindakan keperawatan selama adanya tanda- Mengukur TTV S: -
invasif 7×24 jam diharapkan tanda infeksi O: TD: 100/70 mmHg
resiko infeksi N: 84 kali/mnt
Ds: pasien terkontrol, dengan 2. Observasi 2. Mengetahui R: 18 kali/mnt
mengatakan: kriteria hasil: tanda-tanda lebih dini bila S: 36 oC
1. Pernah operasi 1. Tidak ada tanda- infeksi terjadi tanda- Nyeri: 0
8 kali tanda infeksi ( tanda infeksi
2. Bekas operasi kolor, dolor,
sebelumnya rubor, tumor, dan 3. Ajarkan 3. Meningkatkan
rembes fungsiolaesa) keluarga dan pengetahuan Ainun Ainun
3. 2. Suhu dalam batas pasien cuci pasien dan
Do: normal 36,0-37,5 tangan 6 keluarga tentang Jam: 08.20 WIB Jam: 08.30 WIB
o
1. Terdapat luka C langkah pencegahan Mengobservasi S: Pasien mengatakan
post operasi 3. Angka leukosit infeksi tanda-tanda infeksi perawatan luka 2
cystostomi di dalam batas hari sekali.
suprapubik normal 4,50- 4. Lakukan 4. Memutuskan O: Luka bersih, tidak
2. Keadaan luka 13,50 perawatan mata rantai ada pus, tidak
bersih, tidak ada 4. Hemoglobin luka dengan infeksi berbau, lebar 2 cm.
pus, tidak 12,0-15,0 Nacl
berbau
3. Angka leukosit 5. Anjurkan 5. Mencegah
10,18 keluarga penyebaran
Ainun Ainun
59
4. Diameter luka untuk cuci infeksi
kurang lebih 2 tangan Jam: 08.40 WIB Jam: 09.00 WIB
cm sebelum dan Melakukan S: -
5. Terpasang sesudah perawatan luka O: Luka bersih,
kateter kontak dengan Nacl diameter 2 cm,
cystostomi, dengan pasien perawatan luka
kateter no 10 dengan Nacl.
6. Suhu 36oC
Ainun Ainun
Ainun Ainun
60
Jam: 10.00 WIB Jam: 10.10 WIB
Menganjurkan S: Keluarga paien
keluarga untuk cuci mengatakan mau
tangan untuk cuci tangan
O: Keluarga nampak
paham dan mau
untuk cuci tangan
Ainun Ainun
61
Ainun
62
Tabel 2.13 Catatan Perkembangan
O:
1. Pasien nampak lusuh, kurang segar
2. Keadaan balutan bersih
3. Suhu 36,4oC Ainun Ainun
4. Terpasang kateter no 10 di suprapubik
5. Urin 50cc Jam: 08.20 WIB Jam: 08.30 WIB
Mengganti alat tenun S: -
A: Resiko infeksi terkontrol O: tempat tidur lebih rapi dan bersih
P: Lanjutkan intervensi
1. Motivasi mandi
2. Ganti alat tenun
3. Berikan pankes tentang pencegahan
Ainun Ainun
infeksi
63
Jam: 09.15 WIB Jam: 09.40 WIB
Memberikan penkes tentang pencegahan S: -
infeksi O:
Ainun 1. Pasien dan keluarga mampu
menyebutkan pengertian, penyebab,
dan cara pencegahan infeksi
2. Pasien dan keluarga mampu
mempraktikkan cuci tangan 6 langkah
3. Suhu: 36,4oC
Ainun Ainun
O:
1. Pasien mampu menyebutkan
pengertian, penyebab, dan cara
pencegahan infeksi
2. Urin: 50cc
3. Suhu : 36,4oC
P: Lanjutkan intervensi
1. Motivasi agar rajin mandi
2. Kaji ttv
3. Lakukan perawatan luka
64
Ainun
65
Tabel 2.14 Catatan Perkembangan
66
Ainun Ainun Ainun
P: lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Anjurkan keluarga dan pasien untuk
cuci tangan
Ainun
67
Tabel 2.15 Rencana Keperwatan
Diagnosa Perencanaan
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
4. Resiko jatuh Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Mengurangi Tgl: 20 Juni 2016 Tgl: 20 Juni 2016
dengan faktor tindakan pengecekan pergerakan Jam: 07.00 WIB Jam: 07.10 WIB
resiko periode keperawatan selama bel mudah pasien sehingga Melakukan S: -
pemulihan pasca masa perawatan, dijangkau menurunkan pengecekan bel O: bel berfungsi dengan
operasi diharapkan resiko resiko jatuh baik
jatuh terkontrol.
Ds: Pasien Dengan kriteria hasil: 2. Kunci roda 2. Mempertahan-
mengatakan 1) Pasien terbebas tempat tidur kan keamanan
sudah operasi dari cidera pasien Ainun Ainun
8 kali, terakhir 2) Pasien mampu
tgl 27/10/2015 menjelaskan 3. Posisikan 3. Meningkatkan Jam: 07.15 WIB Jam: 07.20 WIB
faktor risiko dari tempat tidur keamanan Melakukan S: -
Do: lingkungan atau pada posisi pasien pengecekan kunci O: roda tempat tidur
1. Usia perilaku personal terendah roda tempat tidur dalam posisi terkunci
pasien: 13 terhadap cidera
tahun 3) Mampu 4. Naikkan 4. Mencegah
2. Skor mengenali restrain resiko cidera
resiko perubahan status (jatuh dari bed)
Ainun Ainun
jatuh 8 kesehatan
(resiko (kelemahan dan 5. Berikan 5. Memberikan
Jam: 07.30 WIB Jam: 07.40 WIB
rendah) gangguan edukasi pengetahuan
Memposisikan S: -
3. Jenis muskuloskeletal) pasien dasar tentang
tempat tidur O: posisi tempat tidur
kelamin menjaga
dalam posisi rendah
laki-laki keamanan diri
68
Ainun Ainun
Ainun Ainun
69
Ainun Ainun
O: pasien mau
menaikkan retrain
tempat tidur.
A: Resiko jatuh
terkontrol
P: Lanjutkan intervensi
1. Naikkan restrain
2. Jaga lingkungan
Ainun
70
Tabel 2.16 Catatan Perkembangan
Diagnosa : Resiko jatuh dengan faktor resiko periode pemulihan pasca operasi
Ainun Ainun
Jam: 08.00 WIB
Ainun S: keluarga pasien mengatakan akan
menaikkan restrain
71
O: keluarga pasien nampak paham dengan
apa yang disampaikan perawat
Ainun
72
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dokumen
1. Data Dasar
a. Identitas Pasien
Nama : An. L
Umur : 13 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tukangan
32
33
post cystostomy
No RM : 01.07.XX.XX
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Tukangan
c. Presipitasi
Faktor Kongenital
d. Predisposisi
2. Data Fokus
a. Alasan Masuk RS
berupa urin.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit
Genogram:
Keterangan:
= Laki-Laki
= Pasien
= Penderita DM
= Perempuan
= Garis keturunan
1. Eliminasi
3. Pemeriksaan Fisik
E: 4 V:5 M:6
Skor GCS: 15
Keterangan :
Skor 12 – 13 : Apatis
Skor 11 – 12 : Somnolent
b) Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,0 oC
Nyei : Skala 0
c) Status Gizi
Berat Badan : 54 kg
d) Abdomen
urin 500 cc dari pukul 22.00 WIB s/d pukul 07.30 WIB,
P : Timpani
penis
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Faal Hati
Albumin 4,91 g/dL 3,97 – 4,94
2. Faal Ginjal
BUN 13,20 mg/dl 6,00 – 20,00
Creatinin 0,87 mg/dl 0,70 – 1,20
3. Elektrolit
Natrium 140 mmol/L 136 – 145
Kalium 3,70 mmol/L 3,50 – 5,10
Klorida 102 mmol/L 98 – 107
4. Hemostasis
PPT 13,8 detik
12,3 – 15,3
Kontrol PPT 15,1
APTT 1,00 detik
0,90 – 1,10
Kontrol APTT 32, 3
6. Darah Lengkap
Eritrosit 5,97 10^6/µL 4,00 – 5,40
Hemoglobin 14,7 g/dL 12,0 – 15,0
Hematokrit 43,6% 35,0 – 49,0
Lekosit 10,18 10^3/µL 4,50 – 13,50
1. Faal Hati
Albumin 4,63 g/dl 3,97 – 4,97
2. Faal Ginjal
BUN 9,70mg/dl 6,00 – 20,00
Creatinin 0,80 mg/dl 0,70 – 1,20
3. Elektrolit
Natrium 134 mmol/L 136-145
Kalium 3,90 mmol/L 3,50 – 5,10
Klorida 99 mmol/L 98 - 107
4. Hemostasis
PPT 14,7 detik
12,3 – 15,3
Kontrol PPT 13,7
INR 1,08
0,90 – 1,10
APTT 36,3 detik
27,9 – 37,0
Kontrol APTT 30,8
5. Darah lengkap
Eritrosit 5,80 10^6/µL 4,00 – 5,40
Hemolobin 14,1 g/dl 12,0 – 15,0
Hematokrit 42,5 % 35,0 – 49,0
Lekosit 8,08 10^3/µL 4,50 – 13,50
Netrofil 5,16 10^3/µL 2,20 – 4,80
Limfosit 2,40 10^3/µL 1,30 – 2,90
Monosit 0,42 10^3/µL 0,30 – 0,80
TANGGAL
Parameter Kriteria Skor
20/06.16 21/06.16 22/06.16
Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
Umur
8-13 tahun 2
>13 tahun 1 1 1 1
Jenis Laki-laki 2 2 2 2
kelamin Perempuan 1
Kelainan neurologi 4
Perubahan dalam
3
Diagnosis oksigenasi
Kelainan psikis/perilaku 2
Diagnosis lain 1 1 1 1
Tidak sadar terhadap
3
keterbatasan
Gangguan
Lupa keterbatasan 2
kognitif
Mengetahui kemampuan
1 1 1 1
diri
Riwayat jatuh dari tempat
4
tidur saat bayi-anak
Pasien menggunakan alat
Faktor 3
bantu/ box atau mebel
lingkungan Pasien berada ditempat
2 2 2 2
tidur
Diluar ruang rawat 1
Respon Dalam 24 jam 3
terhadap Dalam 48 jam riwayat
2
operasi/ obat jatuh
penenang/
>48 jam 1 1 1 1
efek anestesi
Bermacam-macam obat
yang digunakan: obat
sedatif ( kecuali pasien
ICU yang menggunakan 3
Penggunaan sedasi dan paralisis ),
obat Hipnotik, Barbiturat,
Fenotiazin,dll.
Salah satu dari
2
pengobatan diatas
Pengobatan lain 1 1 1 1
Total Skor 9 9 9
RR: Resiko Rendah (7-11), RT: Resiko Tinggi
RT RT RT
(>12)
41
3. Pengelompokan Data
4. Analisa Data
Ds:
1. Pasien mengatakan
minum 1000cc/ hari
2. Pasien mengatakan
keluaran urin dari
kateter kurang lancar
Do:
1. Saat dilakukan spoel
kateter cystostomi:
Obstruksi anatomik
kateter kurang lancar Gangguan eliminasi urin
2. Spoel dengan Nacl
(masukan: 10cc,
keluaran: 8cc)
3. Jumlah urin 500 cc
dari pukul 22.00 WIB
s/d 03.30 WIB
4. Warna urin kuning
jernih
Ds:
1. Pasien mengatakan
sudah pernah operasi,
operasi terakhir
tanggal 27/10/15 Periode pemulihan pasca
Resiko jatuh
Do: operasi
1. Usia 13 tahun
2. Skor resiko jatuh 8
(resiko redah)
44
B. Diagnosa Keperawatan
keluaran: 8cc)
3. Resiko jatuh dengan faktor resiko periode pemulihan pasca operasi (Usia
PEMBAHASAN
telah dilakukan pada tanggal 20 s/d 22 Juni 2016 dengan menggunakan proses
dan dokumentasi.
kasus yang nyata dengan teori, dan hambatan-hambatan pada pelaksanaan asuhan
A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
73
74
wawancara, pemeriksaan fisik, dan studi dokumen. Media dan alat yang
yang begitu berarti karena keluarga dan pasien kelolaan sangat kooperatif
Juni 2016 pada An. “L” dengan Hipospadia Tipe Perineal Post
Data- data yang sesuai dengan teori dan ada pada kasus antara lain:
mencegah terjadinya disuria pada saat miksi. Selain itu kateter juga
operasi Uretroplasty.
yang ada pada kantong kencing dan uretra, tumor kandung kemih,
kondisi umum pasien dan adanya tanda-tanda uremia, oleh karena itu
(Martin, 2007).
d. Resiko Jatuh
yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak
2007).
78
Data yang ada didalam teori tetapi tidak muncul pada kasus :
a. Nyeri
b. Hambatan mobilitas
c. Kegelisahan
Tapi data ini tidak muncul pada kasus karena keluarga pasien
menangani pasien.
2. Diagnosa Keperawatan
2007 ).
Diagnosa yang muncul pada kasus dan sesuai dengan teori sebagai
berikut :
(Tarwoto&Wartonah, 2010).
lain :
DS:
DO:
lancar
3) Jumlah urin 500 cc dari pukul 22.00 WIB s/d 03.30 WIB
lain :
lain :
DO:
4) Diameter luka 2 cm
5) Suhu: 36 oC
83
lain :
tanggal 27/10/15
Do:
1. Usia 13 tahun
pada kasus
akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 3 bulan.
84
koping yang baik, maka individu tersebut mungkin dapat lebih baik
Perry, 2009)
post op ureteroplasti )
berlebihan
mendukung diagnosa ini tidak ada, pasien dalam keadaan baik dan
3) Perencanaan Keperawatan
keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang dicapai, hal yang
O : Observation (mengobservasi)
C : Colaboration (kolaborasi)
87
hasil:
Rencana tindakan yang ada dalam teori dan ada dalam kasus :
Rencana tindakan yang ada dalam teori dan ada dalam kasus :
fungsiolaesa)
4) Hemoglobin 12,0-15,0
Rencana tindakan yang ada dalam teori dan ada dalam kasus :
1) Observasi TTV
pencegahan infeksi
gangguan muskuloskeletal)
Rencana tindakan yang ada dalam teori dan ada dalam kasus :
4) Naikkan restrain
4) Pelaksanaan
(Rohmah,2010)
2008)
lainnya.
bersih.
92
1000cc/24 jam, Pasien dan ortu nampak paham dengan apa yang
dikatakn perawat.
pasien
pasien kooperatif.
sudah pernah operasi 8x, tapi pasien juga sedikit khawatir jika
operasi.
b) N: 84 kali/mnt
c) R: 18 kali/mnt
d) S: 36 oC
e) Nyeri: skala 0
hari sekali. Luka bersih, tidak ada pus, tidak berbau, lebar 2 cm.
untuk cuci tangan. Keluarga nampak paham dan mau untuk cuci
tangan.
terkunci.
4) Menaikkan restrain
5) Evaluasi
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
kriteria hasil yang ditetapkan untuk melihat masalah tersebut teratasi dan
tidak terataasi.
dengan perencanaan :
fungsiolaesa)
licin
B. Dokumentasi
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
senjang (symptom).
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
yang di lakukan pada pasien kelolaan dalam buku status pasien dan
5. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
harus sesuai dengan standar kode etik keperawatan yang telah ditetapkan. (
sosial, dan spiritual ) yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga, dan
ini dibuktikan dengan tingkat kepuasan pasien dan keluarga, serta masyarakat
100
101
IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito pada tanggal 20 s/d 22 Juni 2016, penulis
memperoleh berbagai hal dan modifikasi serta hal yang nyata mengenai
proses keperawatan pada pasien tersebut yang biasa digunakan sebagai acuan
1. Pengkajian
intervensi selanjutnya.
pernah operasi 8 kali, operasi pertama kali dilakuan saat pasien berusia 1
500cc. Saat di lakukan spoel kateter, spoel kurang lancar. Pasien juga
bagian skroum dan penis. Saat pengkajian pada rekam medis pasien
14,1 g/dl.
2. Diagnosa Keperawatan
tindakan yang dilakukan lebih dahulu ). Tetapi tidak lepas dari urutan
berupa urin)
3. Perencanaan
dokumentasi.
asupan minum, lakukan perawatan luka, ganti alat tenun. Edukasi, beri
darah lengkap untuk persiapan operasi. Serta rasional yang sesuai dengan
4. Pelaksanaan
kesehatan lain.
dengan pasien atau tim kesehatan lainnya juga akan sangat berpengaruh.
5. Evaluasi
evaluasi proses dan evaluasi hasil karena pasien dan keluarga kooperatif.
hasilnya belum sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan dalam tujuan.
6. Dokumentasi
nama terang, jam, tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan perawat. Untuk
B. Saran
anak, karena seorang anak itu unik dan istimewa. Tidak sedikit perawat
yaitu dosis obat yang berbeda dari orang dewasa, takut disuntik, takut diinfus,
komunikasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan saran
keluarga.
sebagai bekal saat akan ujian, praktik di laboratorium kampus juga sangat
rumah sakit. Dan dapat mengenal apa dan bagaimana karakteristik dari
kepada pasien.
kasus medis seperti didalam laporan ini dapat digunakan sebagai acuan
untuk orang yang sedang sakit dan sumber informasi untuk perawat
Aryulina, Diah, dkk. 2008. BIOLOGI 2 untuk SMA / MA kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Ahmed T. Hadidi and Amir F.Azmy. 2004. Complications and Late Sequelae. In:
Hypospadias Surgery An Illustrated Guide. Springer-Verlag, Berlin
Heidelberg, New York. 23: 273-283.
Basuki B. Purnomo, 2007. Dasar-Dasar Urologi Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto
Basuki. 2011. Dasar-dasar Urologi Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto
Corwin, Elizabeth. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Dorland. 2012. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta: EGC
Hadidi A, Azmy A (eds.) "Hypospadias Surgery, An illustrated guide" (2004),
Springer Verlag, Heidelberg, Germany, (second edition will be published in
2013)
Hadidi AT. 2006. Hypospadias Surgery. International Workshop on Hypospadias
Surgery. Germany : Medical University Vienna.
Heffiner, L. J. 2005. At a Glans Sistem Reproduksi Ed.2. Boston: EMS
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisa
Data. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.
Lissauer, Tom.2008. At a Glance Neonatologi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selecta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Martin, Corole. 2007. Textbook of Veterinary SurgicalNursing. Elsivier
Muscari., Mary. E. 2007. Panduan belajar: Keperawatan Pediatrik Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Muslihatum, Wafi Nur.2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta;
Penerbit Fitramaya
Muttaqin Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
NANDA. 2012-2014. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta.
EGC
Ramli, Ahmad & K.St. Pamoentjak.2005. Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan
Rohmah, Nikmatur. 2010. Proses Keperawatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC
Snodgrass W. 1999. Does tubularized incised plate hypospadias repair create
neourethral strictures.162:115961.
Speer, Kathleen Morgan.2007.Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC.
Suriadi, Ria Yulita. 2006. Asuhan Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta: Sagung
Seto
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi keempat. Jakarta : Salemba Medika
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Dasar
a. Identitas Pasien
Nama : An. L
Umur : 13 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tukangan
Diagnosa Medis : Hipospadia tipe perineal post ureteroplasti post
cystostomy
No RM : 01.07.XX.XX
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 33 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Tukangan
c. Riwayat Kesehatan
1) Faktor Presipitasi
Faktor kongenital
2) Faktor Predisposisi
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit
berusia 1 hari.
Keterangan:
= Laki-Laki
= Pasien
= Penderita DM
= Perempuan
= Garis keturunan
pasien sudah 8 kali operasi yang sama dan mengatasi penyakit yang sama.
2. Nutrisi Metabolik
Pasien makan 3 kali sehari dengan menu: nasi, sayur, dan lauk
b. Masuk RS:
Pasien makan 3 kali sehari dengan menu: nasi, sayur, lauk pauk
3. Eliminasi
a. Sebelum masuk RS
kateter no 10, kateter diganti setiap 2 minggu sekali. Jumlah urin saat
dikaji adalah 500cc dari pukul 22.00 s/d pukul 03.30, berwarna kuning
jernih.
4. Aktivitas
Toileting ( Mandi )
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
Keterangan:
0 = Mandiri
4 = Tergantung total
a. Sebelum Masuk RS
Pasien biasa tidur jam 21.30 WIB hingga pukul 05.00 WIB. tidur
b. Masuk RS
WIB hingga pukul 03.00 saat sahur, kemudian tidur lagi hingga 05.30
a. Kebersihan kulit
b. Rambut
d. Mata
e. Mulut
f. Kuku
a. Konsep Diri
1) Identitas pasien
2) Harga diri
3) Peran diri
5) Intelektual
penyakitnya tersebut.
6) Hubungan interpersonal
tindakan.
7) Spiritual
8) Mekanisme Koping
a) Afek
Baik
b) Mood
Baik
c) Kontak Mata
terjaga.
11) Komunikasi
C. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran
2) Nilai GCS: 15
Eye =4
Verbal =5
Motorik =6
2. Tanda-tanda vital
d. Suhu = 36,0 oC
e. Nyeri = Skala 0
3. Status Gizi
a. Berat Badan
1) Sebelum sakit: -
2) Setelah sakit: 54 kg
c. IMT
TB (m)2 (1,46)2
2) Normal : 20-25
3) Over Weight : 25-30
4) Obesitas : >30
a. Integumen
b. Kepala
1) Rambut
2) Muka
3) Mata
4) Hidung
Bersih
5) Mulut
6) Gigi
7) Telingan
d. Dada
A : Vesikuler +/+
e. Abdomen
bersih, jumlah urin 500 cc dari pukul 22.00 WIB s/d pukul 07.30 WIB,
P : Timpani
f. Ekstremitas
Kekuatan Otot :
5 5
5 5
Keterangan:
g. Oksigenasi
Nafas spontan
1. Faal Hati
Albumin 4,91 g/dL 3,97 – 4,94
2. Faal Ginjal
BUN 13,20 mg/dl 6,00 – 20,00
Creatinin 0,87 mg/dl 0,70 – 1,20
3. Elektrolit
Natrium 140 mmol/L 136 – 145
Kalium 3,70 mmol/L 3,50 – 5,10
Klorida 102 mmol/L 98 – 107
4. Hemostasis
PPT 13,8 detik
12,3 – 15,3
Kontrol PPT 15,1
APTT 1,00 detik
0,90 – 1,10
Kontrol APTT 32, 3
6. Darah Lengkap
Eritrosit 5,97 10^6/µL 4,00 – 5,40
Hemoglobin 14,7 g/dL 12,0 – 15,0
Hematokrit 43,6% 35,0 – 49,0
Lekosit 10,18 10^3/µL 4,50 – 13,50
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 21 Juni 2016
1. Faal Hati
Albumin 4,63 g/dl 3,97 – 4,97
2. Faal Ginjal
BUN 9,70mg/dl 6,00 – 20,00
Creatinin 0,80 mg/dl 0,70 – 1,20
3. Elektrolit
Natrium 134 mmol/L 136-145
Kalium 3,90 mmol/L 3,50 – 5,10
Klorida 99 mmol/L 98 - 107
4. Hemostasis
PPT 14,7 detik
12,3 – 15,3
Kontrol PPT 13,7
INR 1,08
0,90 – 1,10
APTT 36,3 detik
27,9 – 37,0
Kontrol APTT 30,8
5. Darah lengkap
Eritrosit 5,80 10^6/µL 4,00 – 5,40
Hemolobin 14,1 g/dl 12,0 – 15,0
Hematokrit 42,5 % 35,0 – 49,0
Lekosit 8,08 10^3/µL 4,50 – 13,50
Netrofil 5,16 10^3/µL 2,20 – 4,80
Limfosit 2,40 10^3/µL 1,30 – 2,90
Monosit 0,42 10^3/µL 0,30 – 0,80
Pengkajian Resiko Jatuh
TANGGAL
Parameter Kriteria Skor
20/06.16 21/06.16 22/06.16
Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
Umur
8-13 tahun 2
>13 tahun 1 1 1 1
Jenis Laki-laki 2 2 2 2
kelamin Perempuan 1
Kelainan neurologi 4
Perubahan dalam oksigenasi 3
Diagnosis
Kelainan psikis/perilaku 2
Diagnosis lain 1 1 1 1
Tidak sadar terhadap
3
Gangguan keterbatasan
kognitif Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1 1 1 1
Riwayat jatuh dari tempat
4
tidur saat bayi-anak
Faktor Pasien menggunakan alat
3
lingkungan bantu/ box atau mebel
Pasien berada ditempat tidur 2 2 2 2
Diluar ruang rawat 1
Respon Dalam 24 jam 3
terhadap Dalam 48 jam riwayat jatuh 2
operasi/ obat
penenang/ >48 jam 1 1 1 1
efek anestesi
Bermacam-macam obat yang
digunakan: obat sedatif (
kecuali pasien ICU yang
3
menggunakan sedasi dan
Penggunaan
paralisis ), Hipnotik,
obat
Barbiturat, Fenotiazin,dll.
Salah satu dari pengobatan
2
diatas
Pengobatan lain 1 1 1 1
Total Skor 9 9 9
RR: Resiko Rendah (7-11), RT: Resiko Tinggi (>12) RT RT RT
Intervensi pencegahan resiko jatuh ( beri tanda √ )
1. Data Subjektif
Pasien mengatakan:
2. Data Objektif
j. TTV:
N: 84 kali/menit
R; 18 kali/menit
S: 36oC
Nyeri: skala 0
G. Analisa Data
keluaran: 8cc)
3. Resiko jatuh dengan faktor resiko periode pemulihan pasca operasi (Usia 13
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
2. Pasien dan keluarga mengerti dan memahami sumber dan cara penularan
infeksi
5. Pasien dan keluarga mengerti dan memahami cara mencuci tangan yang
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Kegiatan Penyuluhan
1 Pendahuluan
a. Memberi salam 5 menit a. Menjawab salam
b. Melakukan apersepsi b. Mendengarkan
c. Menyampaikan pokok
bahasan
d. Menyampaikan tujuan
2 1. Kegiatan inti
a. Menjelaskan pengertian 10 menit a. Menyimak
infeksi b. Bertanya
b. Menjelaskan sumber dan cara c. Memperhatikan
penularan infeksi
c. Menjelaskan tanda-tanda
infeksi
d. Menjelaskan cara pencegahan
infeksi
e. Menjelaskan cara cuci tangan
6 langkah
2. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
3 Penutup
a. Meyimpulkan materi 5 menit a. Memperhatikan
b. Memberikan evaluasi secara b. Menjawab
lisan c. Menjawab salam
c. Memberikan salam penutup
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
F. Kriteria Evaluasi
2. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan sumber dan cara penularan infeksi
dengan benar
Lampiran Materi
A. Definisi
Infeksi adalah suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang terjadi dirumah sakit atau
infeksi oleh kuman yang didapat selama berada diruah sakit. Infeksi nosokomial
tidak saja menyangkut penderita, tetapi juga yang kontak dengan rumah sakit
B. Sumber Infeksi
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Parasit
C. Tanda-Tanda Infeksi
1. Melalui udara
1. Mandi 2x sehari
Daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena air atau basah
2. Makanan yang mengandung protein atau tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
5. Mencuci tangan
mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air
5. Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada
tempatnya, seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri dan
dengan tangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi saat
Jakarta:EGC.
Linda Tietjen, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta. Yayasan Bina
1. Bakteri
Contoh: Sariawan 2. Makan makanan sehat
2. Virus
3. Jamur
4. Parasit
PENCEGAHAN INFEKSI
DISUSUN OLEH:
AINUN NURUL AINI
Pengertian Infeksi
Bakteri
Virus
Jamur
Parasit
Tanda-Tanda Infeksi
Kalor / panas
Rubor / kemerahan
Tumor / bengkak
Mandi