PDF Sop Neonatus - Compress

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

Sop Resusitasi Neonatus

Pengertian

Merupakan suatu prosedur yang diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernafas secara spontan dan
adekuat.

Tujuan
1.  Untuk memberikan ventilasi yang
adekuat 2.  Membatasi kerusakan serebri
3.   Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup bagi organ organ penting
4.  Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri

Prosedur

a.   Alat dan bahan untuk resusitasi neonatorum


  Peralatan untuk menghisap lendir
-  Balon penghisap lender
-  Kateter penghisap ( ukuran 6, 8 ,10, dan 12 fr )
-  Aspirator mekonium atau konektor.
-  Penghisap dan pipa mekanik.
-  Pipa lambung ukuran 8fr dan spit 20 cc
  Peralatan balon dan sungkup resusitasi
-  Balon resusitasi bayi yang mampu memberikan oksigen 90 – 100 % dan mempunyai katup
pelepas tekanan / alat ukur tekanan.
-  Oksigen dengan pengukur aliran dan selang
-  Sungkup / masker wajah dengan pinggiran bantalan untuk ukuran bayi cukup bulan
dan kurang bulan.
-  Kateter nasal ( nasal prongs / kanul nasal )
-  Oral airway , ukuran bayi cup bulan dan bayi kurang bulan )

  Peralatan intubasi

-  Laringoskop dengan daun lurus . ukuran 0 ( kurang bulan ) dan 1 (neonatus cukup bulan ).
Untuk bayi sangat kecil / sangat kurang bulan digunakan ukuran 00
-  Bola lampu dan baterai cadangan untuk laringoskop.
-  Pipa endotrakeal ( ukuran 2,5 , 3,5 , dan 4,0 mm)
-  Gunting
-  Sarung tangan
  Obat- obatan
-  Epinefrin 1:10.000 ( 0,1 mg/ml)
-  Natrium bikarbonat 4,2% ( 5mEq/10 ml)
-  Nalokson 0,4 mg/ml atau 1,0 mg/ml

-  Dekstrosa 10% (250 cc)


-  Air steril / aquades (30 cc)
-  Pengembang volume / volume expander, salah satu dari berikut ini : Salin normal
/Nacl, ringer laktat, atau darah.
  Lain – lain
-  Tempat tidur terpisah untuk resusitasi neonatus dengan pemanas radian dan handuk
atau selimut
-  Selimut untuk menutup ibu dan bayi saat dilakukan kontak kulit dengan kulit.

-  Topi bayi untuk pengendalian suhu.


-  Stetoskop.
-  Plester.
-  Spuit ( ukuran 1,3,5,10,20,50 cc)
-  Baki kateterisasi pembuluh umbilical : scalpel / gunting, kateter umbilical, three
way stopcock,pengikat umbilical , antiseptic.
-  Alat monitor jantung dan oksimeter elektroda atau denyut nadi serta probe ( jika ada )
-  Spon alcohol
-  Klem umbilical
-  Jarum (no 25, 21, dan 18 )
-  Kateter umbilikal ( no 3,5 dan 5 fr )
-  Selimut hangat untuk menyelimuti ibu dan neonates
Jika tersedia t-piece resuscitator dapat digunakan untuk melakukan ventilasi pada bayi. Jika
menggunakan t-piece resuscitator, alat balon resusitasi dan sungkup wajah harus tersedia
sebagai cadangan.

b.   Persiapan
Pemberitahuan
-  Menginformasikan kepada tim nenatus , segera setelah anda menyadari pasien beresiko
tinggi masuk, bahwa anda mungkin akan memerlukan dukungan mereka
-  Segera setelah pasien obstetric masuk dan dievaluasi , informasikan unit neonatologi
mengenai rencana tatalaksana anda dan batas waktu potensial untuk persalinan.
-  Setelah keputusan untuk melakukan persalinan beresiko tinggi darurat dibuat
informasikan unit neonatologi mengenai rencana tatalaksana anda dan batas waktu
potensial untuk persalinan.

Langkah untuk keberhasilan Resusitasi

  Jangan menunggu nilai Apgar satu menit untuk memulai resusitasi . semakin lambat anda
memulai akan semakin sulit melakukan resusitasi
  Semua petugas yang terlibat dalam persalinan harus
: a.  telah dilatih secara memadai
b.   efisien.
c.   Dapat bekerja sebagai tim
d.   Semua peralatan yang diperlukan harus tersedia dan berfungsi baik.
Sebelum persalinan dimulai

  Informasikan unit neonatologi mengenai adanya persalinan resiko tinggi yang sedang terjadi .
Dokter anak / petugas kesehatan yang terampil dan terlatih dalam resusitasi , harus menghadiri
semua persalinan sisiko tinggi.
  Untuk persalinan normal, petugas yang ahli dalam resusitasi neonatus harus hadir.
  Untuk persalinan dengan dugaan bayi asfiksia , dua petugas yang ahli dalam resusitasi dan dua
sisten harus hadir.
  Semua peralatan harus disiapkan dan dicek sebelum persalinan
  Pemanas dinyalakan dan handuk hangat tersedia
  Cek alat penghisap lendir, oksigen, sungkup wajah dengan ukuran yang sesuai serta balon
resusitasi
  Siapkan pipa endotakeal dengan ukuran yang sesuai , potong hingga 13-15 cm
  Siapkan obat-obatan , kateter umbilical dan sebuah baki

c.   Pelaksanaan resusitasi

Penilaian saat bayi lahir

Lakukan penilaian sebagai berikut

-  Apakah kehamilan cukup bulan?


-  Apakah air ketuban jernih dan tidak terkontaminasi mekonium?
-  Apakah bayi bernafas adekuat / menangis ?
-  Apakah tonus otot bayi baik?

bila semua pertanyaan diatas dijawab dengan YA , lakukan perawatan rutin. Bila salah satu atau lebih
pertanyaan dijawab TIDAK, lakukan langkah awal resusitasi.

LANGKAH AWAL RESUSITASI

-  Tempatkan bayi dibawah pemanas radian


-  Letak kan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk membuka jalan nafas.
Sebuah gulungan handuk diletakkan dibawah bahu untuk membantu mencegah fleksi leher
dan penyumbatan jalan nafas.
- Bersihkan jalan nafas atas dengan menghisap mulut terlebih dulu, kemudian hidung, dengan
menggunakan bulb syringe, alat penghisap lender, atau kateter penghisap. Perhatikan untuk
menjaga dari kehilangan panas setiap saat. Penghisapan dan pengeringan tubuh dapat
dilakukan bersamaan, bila air ketuban bersih dari mekonium
-  Penghisapan yang kontinyu dibatasi 3-5 detik pada satu penghisapan. Mulut dihisap terlebih
dahulu untuk mencegah aspirasi
-  Pengisapan lebih agresif hanya boleh di lakukan jika terdapat mekonium pada jalan nafas
(kondisi ini dapat mengarah ke bradikardia). Bila terdapat mekonium dan bayi tidak
bugar,lakukan pengisapan lewat trakea.
-  Keringkan, stimulasi, dan reposisi kepala. Tindakan yang di lakukan sejak bayi lahir sampai
reposisi kepala dilakukan tidak lebih dari 30 detik.
-  Menilai pernafasan . Jika bayi mulai bernafas secara teratur dan memadai , periksa denyut

 jantung . Jika denyut jantung >100 kali/menit dan bayi tidak mengalami sianosis, hentikan
resusitasi. Tetapi jika sianosis di temui , berikan oksigen aliran bebas.

VENTILASI TEKANAN POSITIF

-  Jika tidak terdapat pernafasan atau bayi megap-megap , ventilasi tekanan positif (VTP)
diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup , dengan frekuensi 40-60 kali
menit.
-  Jika denyut jantung <100 kali/menit, bahkan bila bayi bernafas, VTP harus di mulai dengan
frekuensi 40-60 kali/menit.
-  Intubasi endotrakeal diperlakukan jika bayi tidak berespon terhadap VTP dengan
menggunakan balon dan sungkup. Lanjutkan VTP dan bersiaplah untuk memindahkan bayi

ke NICU (neonatal intensive care unit ).


KOMPRESI DADA

-  Jika denyut jantung masih <60 kali/menit setelah 30 detik VTP yang memadai, kompresi
dada harus dimulai.
-  Kompresi dilakukan pada sternumdi proksimal dari prc.xipoideus,  jangan menekan / diatas
xipoid.Kedua ibu jari petugas yang meresusitasi digunakan untuk menekan sternum
sementara jari-jari lain mengelilingi dada ; atau jari tengah dan telunjuk dari satu tangan
dapat du gunakan untuk kompresi sementara tangan lain menahan punggung bayi .
Sternum
di kompresi sedalam 1/3 tebal antero-posterior dada.
-  Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi dengan rasio 3:1. Kecepatan

kombinasi kegiatan tersebut harus 120/menit (yaitu () kompresi dan 30 ventilasi0. Jadi
dalam 30 detik , dilakukan 15 siklus yaitu 45 kompresi dan 15 ventilasi dengan rasio fdada
dapat dihentikan dan VTP dilanjutkan hingga denyut jantung mencapai 100 kali/menit dan
bayi bernafas efektif.

PEMBERIAN OBAT

Epinefrin

Epinefrin harus diberikan jika denyut jantung tetap ,60 kali/menit setelah 30 detik VTP dan 30
detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis epinefrin adalah 0,1-0,3mL/kg berat badan larutan
1:10.000 secara intravena, melalui vena umbilikal. Bila di berikan melalui pipa indotrakeal,
dosis
adalah 0,3-1,0 ml/kg berat badan. Gambaran Umum Resusitasi di Ruang Bersalin , skema dari
informasi yang telah di paparkan terdahulu ada pada Gambar 1 dan table 1.

Obat Lain

Cairan penggembang volume ( Volume expander) diberikan kepada bayi yang telah diketahui
atau di curigai mengalami kehilangan darah, dan berespon buruk terhadap tindakan
resusitasi
lain. Salin normal atau ringer laktat dapat di berikan dalam bentuk bolus 10ml/kg selama 5 -
10 menit.Jika kehilangandarah akut cukup untuk menimbulkan syok, maka pemberian darah O
negative dapat dibenarkan .

Natrium bikarbonat diberikan pada bayi yang memerlukan resusitasi berkepanjangan yang tidak
berespon terhadap tindakan resusitasi lain.

Nalokson hidroklorida diberikan pada bayi dengan keadaan sebagai berikut. Depresi pernafasan
memanjang pada bayi dari ibu yang mendapat anestesi narkotik dalam waktu 4 jam sebelum
persalinan , sudah dilakukan langkah resusitasi, dan frekuensi denyut jantung dan warna bayi
normal,. Nalokson merupakan kontraindikasi bagi bayi yang ibunya pecandu narkotika. Nalokson
tidak dianjurkan diberikan di Kamar Bersalin pada resusitasi awal.

Kateterisasi pembuluh umbilical direkomendasikan jika akses vaskuler diperlukan .Vena umbilical
berukuran besar, berada di tengah, memiliki dinding tipis dan datar. Kateter radioopak 3,5 atau
5,0 Fr diinsersikan ke dalam vena sampai aliran darah bebas dapat diaspirasi.

SINDROM ASPIRASI MEKONIUM

Sindrom aspirasi mekonium (SAM), yang terdiri dari sumbatan jalan nafas kecil, terperangkapnya udara,
dan pneumonitis inflamatoris, paling sering ditemui pada bayi yang lahir afiksia dan mekonium kental
(pea soup) .

Pada bayi dengan mekonium kental dan dalam keadaan apnea atau depresi(tidak bugar), harus
dilakukan hal berikut. Bayi harus diintubasi dan dihisap melalui pipa endotrakeal dengan menggunakan
aspirator meconium, atau dihisap dengan kateter penghisap lubang besar.Kemudian bayi dikeringkan,
dilakukan rangsang taktil, dan diposisikan kembali. Jika bayi tetap menunjukkan depresi pernafasan,
diberikan ventilasi tekanan positif serta segera dipindahkan ke unit neonatologi, untuk dukungan
pernafasan sesuai dengan kebutuhan.

Perawatan lanjutan

-  Catat nilai apgar untuk menit ke-1 dan ke-5 dalam rekam medis.
-  Bila resusitasi selesai setelah langkah awal, berikan kepada perawat untuk observasi.
-  Bila resusitasi selesai setelah VTP atau selanjutnya, berikan perawatan pada pasca resusitasi.
-  Jika bayi memerlukan asuhan intensif dan rumah sakit tidak mempunyai fasilitas ini, rujuk ke
sakit terdekat yang memiliki kemampuan memberikan dukungan ventilator, untuk memonitor
dan memberikan perawatan pada neonatus.
-  Jika bayi dalam keadaan stabil, letakkan bayi pada perut ibu (kontak kulit dengan kulit),
kemudian bayi dan ibu diselimuti dengan kain kering dan biarkan bayi istirahat dan mulai
mencari putingibu. Proses ini memerlukan wakyu satu jam atau lebih. Pemeriksaan dapat
dilakukan tanpa mengganggu kontak kulit dengan kulit.Bayi sebaiknya memakai topi untuk
mempertahankan suhu normal. Pindahkan ke ruang neonatus untuk di monitor dan di
tindaklanjuti.
-  Di ruang neonatus , ikuti panduan asuhan neonatus normal untuk pemeriksaan fisik dan tindakan

profilaksin. Selain itu, monitar secara ketat tanda vital, sirkulasi, perfusi, status neurologis, dan
 jumlah urine. Promosikan ASI dini dan sering lakukan kontak kulit dengan kulit secara dini dan
sering. Uji laboratorium , seperti analisis gas darah, glukosa dan hematokrit, harus dilakukan.
-  Jika sudah tidak terdapat komplikasi selama 24 jam, neonatus bias keluar dari unit neonatalogi.
Informasikan kepada petuga, orang tua/ keluarga tentang tanda bahaya.
 

SOP Rawat inap dan keluar dari rumah sakit

Pengertian

Suatu tindakan untuk neonatus yang memerlukan pelayanan Unit Asuhan Khusus dan memerlukan
rawat inap. Dan setiap tidakan (perintah rawat inap dan ijin pulang) dilakukan atas perintah dokter
penanggung jawab

Tujuan

1.   Identifikasi faktor risiko yang baik


2.   Evaluasi tanda dan gejala kesakitan / penyakit pada neonatus
 
3. Pengembangan dan iplementasi rencana asuhan yang sesuai

Kebijakan

Dokter UGD, dokter Spesialis anak, bidan/ perawat kamar bayi

Prosedur

Perintah rawat inap.

Pada saat neonatus masuk untuk rawat inap, dokter harus memberikan perintah standar
penatalaksanaan neonatus. Perintah rawat inap standar antara lain :

  Tempatkan neonatus di dalam incubator atau boks bayi sesuai dengan berat badan dan kondisi
klinis nya.
  Mulai menyusui dalam waktu satu jam dengan cara melakukan kontak kulit dengan kulit dan
bantu ibu mengenali refleks rooting dan lapar neonatus.
  Periksa tanda vital setiap setiap 30 menit sekali untuk dua jam pertama lalu satu jam sekali
sampai keadaannya stabil, setelah itu cek 4 jam sekali.
  Nilai berat,panjang, dan lingkar kepala neonatus. Perkirakan masa kehamilan neonatus dengan
memplot berbagai hasil pengkuran tersebut dalam fomulir penilaian usia kehamilan neonatus.
  Jika neonatus KMK ( kecil untuk masa kehamilan )atau BMK (besar utuk masa kehamilan ),
pantau glukosa di tempat tidur bayi tiap jam sampai stabil atau sesuai perintah dokter . jika nilai
nya <45 mg/dl , panggil dokter dan lakukan tatalaksana hipoglikemia.
  Berikan tetes/ salep mata antibiotic profilaksi s dalam waktu 1 jam setelah lahir.
  Berikan vitamin K satu jam setelah lahir.
  Catat berat badan tiap hari.

  Buat rencana nutrisi. Pemberian ASI lebih dianjurkan, kecuali untuk kasus tertentu
  Mandikan neonatus ketika suhunya telah stabil.
  Berikan perawatan tali pusat.
  Lengkapi formulir data.
  Lengkapi buku register rawat inap.
  Lengkapi catatan klinis harian neonatus.
  Beritahu pihak administrasi rumah sakit mengenai rawat inap untuk memastikan bahwa tersedia
dukungan staf dan peralatan yang memadai.
  Berikan orientasi pada ibu dan ayah tentang lingkungan ruangan perinatal dan rutinitas di
ruangan tersebut.
  Tentukan intervensi spesifik berdasarkan faktor resiko dan penilaian neonatus.

Ijin untuk pulang

Ijin untuk pulang merupakan tanggung jawab dokter . berikut ini daftar kriteria pulang dari rumah sakit
yang disarankan :

  Bayi telah menunjukan tanda vital stabil di boks terbuka selama 24-48 jam.
  Keberhasilan menyusui mulai tercapai.
  Penambahan berat badan dengan pemberian asupan per oral telah terlihat.
  Berat badan minimal untuk pulang , yaitu 1.800 gram telah dicapai.
  Semua obat yang diperlukan dapat diberikan peroral.

  Nilai laboratorium telah normal.
  Tingkat aktivitas normal telah tercapai.
  Ibu dan ayah memperlihatkan kemampuan untuk mengasuh neonatus.
  Pengaturan telah dilakukan dengan pelayanan di tingkat primer serta untuk asuhan selanjutnya .
  Rujukan kepada konselor ASI setempat.
 

SOP transportasi neonatus.

Pengertian merupakan bagian integral dari program asuhan perinatal regional .

Tujuan menurunkan mortalitas dan morbiditas neonatus jika tatalaksana bayi sakit ternyata diluar
kemampuan rumah sakit setempat.

Kebijakan dokter spesialis anak, dokter umum, bidan, perawat , dan petugas transportasi.

Prosedur

Jenis transportasi neonatus

-  Transportasi janin ( intra uterin ) membawa ibu sebelum melahirkan bayi beresiko tinggi
ke rumah sakit yang mampu memberikan perawatan yang sesuai untuk neonatus.
-  Transportasi sekali jalan : membawa neonatus dari unit tingkat II ke tingkat III di fasilitas
lain.

- Transportasi dua kali jalan ( pergi pulang ) : membawa neonatus ke fasiltas pelayanan yang
lebih tinggin dan membawanya kembali dilakukan oleh tim khusus dari fasilitas unit
tingkat
Iii
- Transportasi kembali : membawa bayi dari fasilitas tingkat Iii ke tingkat iI setelah selesai
melakukan tata laksana kondisi akurt yang menjadi penyebab neonatus dirujuk.
- Idealnya saat neonatus dirujuk lakukan asuhan bayi kangguru yaitu skin to skin kontak.

Indikasi transportasi neonatus

Berikut ini adalah beberapa contoh kondisi yang mungkin memerlukan transportasi
   Gawat nafas karena penyebab apapun ( missal nya aspirasi mekonium, pneumonia neonatorum,
sindroma gawat nafas) di fasilitas yang tidak memiliki kemampuan untuk memantau terapi
oksigen dan gas darah arteri, dan tanpa kemampuan memmberikan bantuan ventilasi.
   Kondisi bedah
   Berat lahir rendah.
   Dicurigai penyakit jantung congenital.

  Komplikasi persalinan yang signifikan.


   Hipoglikemi yang berulang.

Pengaturan transportasi

Komunikasi

Komunikasi dengan pusat rujukan dilakukan sebelum melakukan transportasi untuk memastikan
tersedianya tempat tidur. Informais berikut harus ada pada saat komunikasi melalui telepon :

a.   Identitas dan tanggal lahir bayi


b.   Identitas ayah dan ibu bayi
c.   Riwayat prenatal.
d.   Catatan persalinan dan kelairan.
e.   Catatan resuditasi neonatus.
f.   Skor APGAR.
g.   Usia kehamilan dan berat badan saat lahir.
h.   TTV, suhu, frekwensi denyut jantung,(FJ ), frekwensi nafas, waktu pengisian ulang kapiler (CRT )
dan tekanan darah / jika ada.
i.   Persyaratan pendukung oksigen atau ventilasi.
 j.  Data labotatorium yang sudah ada misal nya glukosa,kalsium, hematokrit, penentuan gas darah.
k.  Akses vaskuler

Persiapan

1.  Petugas

Diharapkan petugas yang terampil dalam resusitasi dan menangani neonatus resiko tinggi ( dokter ,
perawat atau bidan terlatih ). Bila memungkinkan , ibu dan anggota keluarga yang lain ikut
menemani neonatus.

2.   Kendaraan dan perlengkapan

Ambulance harus dipersiapkan dengan :


  Kain jika diperlukan posisi kanguru ( skin to skin kontak ) selam perjalanan.
  Incubator untuk transportasi.
  Alat pemantau untuk hal berikut :
-  Frekwensi denyut jantung.
- Frekwensi nafas.
- Suhu.

- Tekanan darah arteri ( jika ada )


- Konsentrasi oksigen yang dihisap.
- Saturasi oksigen.
- Sistem pemberian oksigen ( tabung, regulator, dan selang )
  Perlengkapan infuse vaskuler.
- Kanula IV ( ukuran 22 dan 24 )
- Alat suntik ( ukuran 2,5, 3,5,10,20,dan 50 cc )
- Perangkat infus IV
- Pita perekat / plester.
- Kapas alcohol.
- Kasa.
 
Perlengkapan penghisap lendir :
- Bola penghisap / bbulb syringe
- Penghisap mekanis.
- Kateter penghisap ( ukuran 6,8 dan 10 )
  Obat – obatan untuk resusitasi
- Epinefrin
- Sodium bikarbonat 8,4 % dalam ampul.
- Volume expander ( normal salin dan ringer laktat )
- Aquades
  Perlengkapan intubasi
- Laringoskop ( bilah lurus ukuran 0 dan 1 )
- Bola lampu dan baterei cadangan
- Pipa endotakeal ( diameter internal ukuran 2,5, 3,dan 3,5 mm )
- Balon dan sungkup ( sungkup yang tepinya dari bahan lunak )
  Perlengkapan lain
- Stetoskop
- Oral airway ( ukuran 0 dan 00)
- Perlengkapan bantuan ventilasi ( jika ada ).
Dari setiap transportasi harusmencakup riwayat prenatal lengkap , catatan persalinan, dan
skor APGAR dari rumah sakit awal rujukan.

3.   Kegiatan tim transportasi di rumah sakit yang merujuk


  Menilai kondisi neonatus dengan melakukan pemeriksaan fisik, hasil x-ray dan laboratorium,
tanda vital,kadar glukosa darah, dan gas darah.
  Tim transport mengandalkan rumah sakit perujuk untuk riwayat prenatal, catatan persalinan
dan kelahiran, catatan resusitasi, APGAR, masa kehamilan , dan berat lahir neonatus.
  Mempertahankan tanda vital neonatus. Jika blm stabil, tunda transport.

4.   Pengkajian klinis di lapangan


-  Mendapatkan riwayat prenatal, dan persalinan lengkap (termasuk grafik ibu dan neonatus )
-  Mengukur tanda vital.
- Mempertahankan suhu tubuh neonatus
- Menutupi kepala neonatus dengan topi.
- Menempatkan neonatus kurang bulan dalam incubator.
-  Untuk bayi kurang bulan, ( < 1250 gr ) dapat dibungkus plastic
-  Lakukan pemeriksaan fisik dengan penekanan pada hal berikut :
a.  Tanda gawat nafas.
b.   Perfusi

c.   Murmur.
d.   Tingkat aktifitas dan pengkajian neurologis ( reflek, tonus )
e.   Data labotatorium.
f.   Pemeriksaan darah lengkap.
g.   Analisis gas darah.
h.   Kultur darah.
i.  Elektrolit
 j.  Kadar glukosa darah
k.  X ray
l.  Jangan membuang wktu unggu hasil lab, kecuali hasil tersebut penting untuk bayi.

5.   Pengobatan

  System pernafasan
  Pertahan kan Ph > 7,25, PaCO2 40 -55, dan PaO2 60- 80
  Lakukan intubasi dan VTP untuk asidosis metabolic
  Pada asidosis metabolic berikan bolus cairan isotonic, (10 cc / kg ) atau sodium
bikarbonat 1- 2 mEq / kg
  Apnea / hipoventilasi akan mengarah pada hipoksia , yang kemudian mengarah
pada bradikardia ( Hipoksia merupakan penyebab utama bradikardia neonatorium)
  Sistem kardiovaskuler
  Syok dan hipovolemia diatasi dengan cairan isotonic bolus (10 cc/kg) hingga 3kali
 jika perlu, Jika tidak efektif , pertimbangkan penggunaan pressors (
dopamine/dobutamin).
  Mempertahankan cairan dan glukosa
  <1.000 gm atau 28 minggu : gunakan D5W (atau D10 W) 100 cc/kg/hari
  >1.000 gm atau 28 minggu : gunakan D10W 80 cc/kg/hari

  Penyakit menular
  Pastikan melakukan pemeriksaan darah lengkap dengan hitung jenis dan kultur
darah sebelum memulai antibiotik.
  Antibiotik harus dimulai sebelum transportasi dilakukan.
  Patogen bakteri neonatus yang paling sering ditemukan adalah GBS, E. Coli dan
Listeria, sehingga antibiotik yang bias digunakan adalah ampicillin dan gentamicin.
Pemantauan Selama di Perjalanan
-Sering periksa tanda vital dan suhu.
-Pantau santurasi oksigen dengan oksimeter nadi (pulse oxymetry)
-Andalkan keputusan klinis anda. Alat mekanik dapat saja memberikan rasa aman
palsu.
-Bising dalam ambulans membuat auskultasi sangat sulit
Panggil Kembali
-Hubungi NICU untuk bantuan dan /atau usulan setiap saat.
Dokumen
-Dokumen yang akurat setiap transportasi/perjalanan rujukan dibuat untuk jaminan
mutu dan dokumentasi.
Catatan : Faktor paling penting adalah selalu memastikan keamanan tim
transportasi di perjalanan. Dalam banyak kasus, jika pasien sangat tidak stabil, lebih
baik lakukan stabilisasi di rumah sakit sebelum berangkat dengan ambulans. (
Prosedur stabilisasi dapat dilihat di Bab Stabilisasi).
 

SOP Penilaian Fisik

Pengertian

Suatu penilaian fisik lengkap untuk setiap neonatus harus dilakukan pada awal setiap jadwal tugas jaga,
yang mencakup:

- Tanda vital
- Ukuran pertumbuhan
- Penilaian system
- ASI :frekuensi ,kelekatan, posisi

Tujuan

Untuk diagnosa awal dan rencana asuhan yang tepat.

Kebijakan
Dokter UGD, dokter spesialis anak, bidan dan perawat.

Prosedur

A.   Tanda Vital

Neonatus yang tumbuh secara stabil harus diukur dan penilaian system sebelum waktu pemberian
asupan harus dilakukan. Neonatus yang tidak stabil dan neonatus yang dipasangi ventilator harus diukur
tanda vitalnya dan dinilai sistemnya setiap 1-2 jam.

1.   Suhu

Pengukuran suhu rectum dilakukan hanya satu kali pada saat neonatus masuk ruangan untuk
menyingkirkan kemungkinan imperforasi anus. Semua pengukuran suhu tubuh selanjutnya harus
dilakukan melalui pengukuran suhu aksila.

-Suhu neonatus normal adalah 36,5 – 37,5 derajat Celsius

Neonatus yang ditempatkan dengan penghangat harus dipasangi thermometer di probe kulit dipasang
setiap saat dan suhu aksila diukur setiap jam sampai suhu tubuh yang stabil.

- Jika neonatus mengalami hiportemia:

  Pastikan penghangat atau incubator telah dinyalakan dan bekerja dengan baik.

  Hangatkan kembali neonatus dengan perlahan.


  Periksa suhu tubuh neonatus setiap jam sampai anda memperoleh hasil suhu yang normal.
  Bila mungkin anjurkan kontak kulit dengan kulit.
  Beritahu dokter
  Pastikan bayi memakai topi dan gunakn lampu penghangat saat membuka incubator.
  Untuk melakukan pemeriksaan gunakan lubang pada inkubartor.
  Periksa sumber hilang nya panas.

-  Jika neonatus mengalami hipertermia.

  Pastikan tempat tidur penghangat atau isolette bekerja dengan baik.


  Periksa apakah neonatus sedang menangis atau bergerak dengan kuat atau dibungkus secara
berlebihan
  Beritahu dokter.

2.   Denyut jantung
Pemeriksaan dengan auskultasi dan menghitung nya selama satu menit penuh.
- Untuk neonatus yang stabil , jadwal pemeriksaan setiap 4 jam. Neonatus yang tidak stabil
diukur tiap 1 jam.
 
- Denyut jantung normal neonatus 120-160 kali saat istirahat. Kontak kulit dengan kulit
menstabilitasi denyut jantung.
-  Jika neonatus mengalami takikardi ( denyut jantung > 160 x / menit ), pastikan saat
memeriksa bayi tidak sedang menangis atau bergerak dengan kuat, beritahu dokter,.
-  Jika neonatus mengalami bradikardi ( denyut jantung < 100x / menit )
Nilai warna dan pola pernafasan neonatus lalu mulai pemakai n balon dan sungkup ventilasi
( jika perlu ) beritahu dokter.

3.   Frekuensi napas.
Frekuensi napas normal pad neonatus adalah 40 – 60 / menit
- Frekuensi napas harus diukur melalui observasi selama 1 menit penuh.
-  Jika neonatus stabil, ukur terjadwal 3 – 4 jam. Jika tidak stabil tiap 1 jam.

4.   Tekanan darah.
Dilakukan pada ke 4 ekstremitas dengan alat pengukur tekanan darah.
- Jika neonatus stabil, periksa tiap tugas jaga. Jika tidak stabil, tekana darh diukur tiap 1 – 2 jam.
- Tekana darah dapat meningkat jika bayi menangis, dan menurun jika tidur.
- Tekanan darah bervariasi sesuai usia kehamilam dan usia pasca lahir.

B.   Ukuran pertumbuhan
Terdapat 3 komponen pada neonatus
- Berat badan diukur tiap hari.
- Panjang harus diukur saat masuk dan tiap minggu.
- Lingkar kepala diukur saat bayi masuk ruangan dan setiap minggu.

1.   Berat badan
  Berat badan harus diukur tiap hari pada waktu yang tetap tiap harinya, bersama dengan
asuhan rutin dan pembersihan incubator.
   Berat badan harus diplot pada grafik berat badan pada saat bayi masuk ruangan dan
tiap hari.
  Jika berat badan berbeda secara bermakna dari sehari sebelumnya , maka berat badan
diukur dua kali .
   Jika neonatus terlalu tidak stabil untuk dipindahkan dan ditimbang, tunda penimbangan.

2.   Panjang
   Diukur dari puncak kepala sampai tumit, saat bayi masuk dan tiap minggu.
   Panjang harus dicatat pada grafik panjang bayi tiap minggu.
   Saat diukur bayi dalam posisi terlentang.

3.   Lingkar kepala
Lingkar kepala harus diukur pada saat bayi masuk ruangan dan setiap minggu
  Diukur mnggunakan pita pengukur di sekeliling bagian paling menonjol dari tulang
occipital dan tulang frontal.
  Lakukan pengukuran tiap hari pada neonatus dengan masalah neurologis ( perdarahan
intraventrikuler, hidrosepalus atau asfiksia )

C.   Penilaian system

1.   Penilaian neurologis

-  Suatu penilaian neurologis penuh harus dilakukan tiap hari . Jika neonatus tidak stabil, atau
neonatus dengan masalah neurologis, penilaian dilakukan tiap hari.
-  Penilaian neurologis harus mencakup parameter pada tabel parameter penilaian neurologis
neonatus.
Parameter Komentar

AktifitasDiam, bangun, tidur, gelisah.


Tingkat kesadaranLetargi, waspada atau tersedasi.
PergerakanSpontan, terhadap nyeri, atau tidak ada
Tonus
 

Anda mungkin juga menyukai