Anda di halaman 1dari 1

Materi Acara International Pathology Day (13 November 2022)

DIABETES MELITUS DAN DIAGNOSTIK LABORATORIUM


Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia, yang terjadi karena gangguan pelepasan hormon insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Penyakit ini bersifat menahun dan menimbulkan berbagai komplikasi, baik akut maupun kronis,
mengenai hampir seluruh organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan kadar glukosa (gula) darah melebihi
batas normal.

Berdasarkan penyebabnya, DM dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu: DM tipe 1, DM tipe 2, DM


gestasional (DM saat kehamilan), dan DM tipe lain. DM tipe 2 merupakan diabetes yang paling
banyak dijumpai, sekitar 90% dari seluruh kasus DM. Umumnya dijumpai pada orang dewasa.
Namun kemudian terjadi peningkatan kasus pada anak-anak, remaja dan dewasa muda akibat
meningkatnya obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat.

Faktor resiko terjadinya DM tipe 2 dibedakan menjadi: Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu
ras/etnik, memiliki keluarga dengan riwayat DM,umur, riwayat melahirkan bayi dengan berat > 4 kg
atau pernah menderita DM gestasional serta riwayat lahir dengan berat badan rendah < 2,5 kg.
Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah yaitu kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik,
hipertensi, dislipidemia dan diet yang tidak sehat.

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada pasien DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila
terdapat keluhan seperti:

Keluhan klasik DM : poliuria (banyak buang air kecil), polidipsia (banyak minum, sering merasa haus),
polifagia (banyak makan), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus (gatal) vulva pada wanita.

Pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis DM dilakukan dengan pemeriksaan kadar gula darah
sewaktu, kadar gula darah puasa dan 2 jam pp (post prandial/setelah makan), serta kadar
hemoglobin glikat (HbA1c).

Diagnosis DM tipe 2 dapat ditegakkan apabila dijumpai hasil :

Pemeriksaan gula darah puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori selama 8-
12 jam (mulai malam hari), hanya boleh minum air putih. Atau

Pemeriksaan gula darah ≥ 200 mg/dL 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral/setelah makan. Atau

Pemeriksaan gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan disertai keluhan klasik. Atau

Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi.

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal ataupun kriteria DM, maka akan
digolongkan kedalam kelompok prediabetes.

Upaya pencegahan terjadinya DM dapat dilakukan terutama melalui perubahan gaya hidup, yaitu
pengaturan pola makan, meningkatkan aktivitas fisik dan latihan jasmani, serta mengurangi
kebiasaan merokok.

Anda mungkin juga menyukai