Anda di halaman 1dari 2

Rizka Aulia

Essay SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU

Bencana tsunami yang terjadi di Banda Aceh, 26 Desember 2004 tidak hanya membawa
kesedihan bagi sebagian besar masyarakat Aceh, tetapi juga memberikan dampak mental bagi
warga Aceh.
Kala itu Aceh berada dalam suasana yang mencekam dan penuh duka. Banyak bangunan
sekolah yang hancur sehingga kami harus belajar di tenda-tenda pengungsian untuk beberapa
bulan. Pemuda di generasi saya kecil dalam masa konflik dan tumbuh besar dibawah masa
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami. Hal ini berdampak signifikan terhadap
pertumbuhan mental dan pola pikir, terutama dalam bidang pendidikan. Surutnya semangat
untuk meraih pendidikan tinggi terus berlangsung hingga saat saya memasuki masa kuliah di
tahun 2009. Jangankan keinginan untuk berkuliah di perguruan tinggi favorit nasional, untuk
lulus SMA saja sudah menjadi standar pendidikan yang cukup bagi kebanyakan pemuda Aceh di
lingkungan saya. Padahal pendidikan merupakan salah satu kunci penting untuk mempercepat
pembangunan Aceh, juga Indonesia.
Pada tahun 2009, saya menjalani pendidikan di IAIN Ar-Raniry pada jurusan pendidikan
bahasa inggris, namun saya sadar passion saya bukanlah berada di bidang tersebut melainkan di
bidang kesehatan. Saya jadi teringat, untuk dapat mengenyam pendidikan di bidang kesehatan
pun bukan hal yang mudah bagi saya. Pada tahun 2011 saya diterima di Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala.
Pada saat mengetahui saya lulus, hal pertama yang terbesit di fikiran saya adalah saya
mempunyai cita-cita dan impian untuk meraih prestasi. Semangat inilah yang sudah tertanam
sejak pertama kali menjadi mahasiswa baru. Tentunya bukan hanya sekedar prestasi akademik
semata, akan tetapi juga prestasi dalam bidang yang lainnya (softskill dan hardskill). Hal yang
memperkuat motivasi sayauntuk berprestasi lainnya adalah karena alasan orang tua, saya ingin
melihat mereka sesuai dengan passion yang saya inginkan selama ini.
Selama menempuh pendidikan di FKep Unsyiah, IPK rata-rata saya berada di kirasan
3,50 dan berusaha aktif baik di tutorial maupun diluar tutorial. Pada tahun 2014 saya mendapat
rekomendasi dari wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan untuk mengikuti seleksi mahasiswa
berprestasi tingkat Fakultas Keperawatan. Pada awalnya merasa ragu, tetapi karena saya berfikir
bahwa wakil dekan tidak hanya memberikan rekomendasi untuk saya mengikuti seleksi begitu
saja, tetapi karena beliau yakin saya mampu melakukannya, dan hal tersebut yang menjadi
penguatan saya untuk mengikuti seleksi tersebut.
Dalam menjalani seleksi tersebut, saya membuat suatu karya tulis ilmiah dengan judul
topik “Tradisi Madeung di Aceh dan kaitannya dengan dunia kesehatan konvensional”.
Dalammebuat kerya tulis ilmiah ini saya menemukan beberapa kesulitan, kesulitan terbesar
adalah kurangnya sumber informasi mengenai tradisi Madeung tersebut, lalu bermodalkan tekat
yang kuat saya berhasil menemukan referensi serta mewawancarai salah satu dokter yang
pernah meneliti mengenai tradisi tersebut. Tidak hanya membuat karya tulis ilmiah, saya juga
melalui beberapa tahapan seleksi lainnya seperti wawancara bahasa inggris, prestasi dan
pengalaman organisasi, pengetahuan mengenai keperawatan itu sendiri, serta public speaking.
Setelah melalui tahapan seleksi tersebut, maka saya mendapatkan juara II mahasiswa
berprestasi tingkat Fakultas Keperawatan Unyiah. Penutup

Anda mungkin juga menyukai