Anda di halaman 1dari 71

STUDI KEPUSTAKAAN GAMBARAN KESEHATAN MENTAL

REMAJA MUSLIM DI INDONESIA : LITERATUR REVIEW

KARYA TULIS ILMIAH

DI AJUKAN OLEH :

M. ESAR RENALDY

1811102416058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2021
Studi Kepustakaan Gambaran Kesehatan Mental Remaja Muslim

di Indonesia : Literatur Review

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Oleh :

M. Esar Renaldy

1811102416058

Program Studi Diploma III Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Kalimantan

Timur Tahun 2021

i
MOTTO

Apabila dirimu sudah mulai menyerah, bangkitlah

ada orang tua yang sudah menua menunggu kesuksesanmu

dikemudian hari

“M. ESAR RENALDY 2021”


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan ucapan kehadirat Allah SWT yang

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat

menyelesaiakan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Studi Kepustakaan

Gambaran Kesehatan Mental Remaja Muslim Di Indonesia’’ : Literature

Review penyusunan karya tulis ini merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan program studi Diploma III Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Kalimantan Timur serta sebagai kewajiban penulis

sebagai mahasiswa saat ini yang memiliki kewajiban pentingnya sebuah

penelitian yang harus dan terus dikembangkan mengingat kemajuan

teknologi yang semakin tinggi yang perlu pula ditunjang oleh minat dan

bakat mahasiswa saat ini melalui penelitian atau literature review. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit bagi penulis menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah banyak memberikan bantuan serta bimbingan yaitu

kepada :

1. Bapak Prof. Dr Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda.

2. Bapak Ns. Ramdhany Ismahudi, S.Kep,MPH, selaku ketua program

studi Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan

Timur Samarinda.
3. Bapak Ns. Andri Praja Satria S.Kep.,M.Biomed selaku pembimbing

yang dengan sabar memberikan bimbingan, dorongan, bantuan

pemikiran dan pengarahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.

4. Seluruh staf Dosen dan petugas Perpustakaan Universitas

Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Hairuddin

dan Ibu Yulia Helpiana yang telah menjadi orang tua terhebat yang

selalu meberikan support, motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan

kasih sayang serta doa yang selama ini diberikan kepadanya anak-

anaknya.

6. Ucapan terima kasih kepada keluarga besar penulis, atas segala

perhatian, kasih sayang dan motivasi serta doanya. Terima kasih

banyak telah menjadi bagian motivator yang luar biasa sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis, Irasari, Aldi ilham

pratama, M.sanjaya, Muhammad firdaus,dan teman-teman saya yang

telah mengajarkan penulis arti kekeluargaan, kebersamaan, tanggung

jawab, dan kepedulian. Terima kasih banyak atas segala

kebersamaan dan waktu yang telah kalian berikan kepada penulis

selama ini.

8. Seluruh teman-teman Diploma III Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Kalimantan Timur Samarinda. Terima kasi untuk


kebersamaan, pertemuan, dan dukungan yang telah diberikan selama

ini. Semoga kita semua bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi
keluarga, bangsa dan agama. Aamiin.

Semoga Allah SWT meberikan kemurahan atas segala budi baik yang

telah diberikan. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin demi

kesempurnaan penyusun Karya Tulis Ilmiah ini, namun masih banyak

terdapat kekurangan, untuk saran dan kritik yang bersifat membangun

sangat diharapkan. Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat

secara maksimal untuk semua pihak dan dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Waalaikumssalam, Wr. Wb
Studi Kepustakaan Gambaran Kesehatan Mental Remaja Muslim di Indonesia :
Literatur Review

M.Esar Renaldy1, Andri Praja Satria2

Intisari

Latar Belakang : Status mental individu yang berfungsi secara optimal. kesehatan
mental anak seringkali diabaikan para orang tua. Padahal jika ingin generasi muda
berkualitas, haltersebut harus menjadi perhatian utama. Anak-anak membutuhkan
dukungan untuk mencegah peningkatan depresi dan gangguan mental lain karena
kesehatan mentalanak dan remaja memiliki kaitan erat dengan keberhasilan akademik,
fenomena lain juga menunjukan bahwa para pelajar yang mengalami kesukaran perilaku
dan emosi disekolah sering mengalami kegagalan akademik dan sejumlah interaksi
sosial yang negative.

Tujuan : Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Gambaran
Kesehatan Mental Remaja Muslim di Indonesia. Berdasarkan Literature Review.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode literature review
yang berarti menganalisis dari beberapa jurnal penelitian.

Hasil penelitian : Hasil dari sintesis artikel yang telah ditemukan yaitu berdasarkan
kriteria inklusi dari 217 jurnal yang diidentifikasi kemudian didapatkan 7 jurnal nasional
dan jurnal internasional yang akan dianalisis. Terdapat persamaan 8 jurnal yaitu pada
masa remaja dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Dan
gambaran kesehatan mental remaja muslim di Indonesia masih banyak remaja kurang
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada remaja. Oleh
karena itu remaja perlu bimbingan dan arahan, agar kecenderungan negatif pada remaja
dapat diredam dan kecenderungan positifnya bisa dikembangkan.

Kata kunci : Kesehatan mental, remaja


Library Study on the Image of Adolecent Mental Health Muslims in Indonesia :
Literatur Review

M. Esar Renaldy1, Andri Praja Satria2

Abstrack

Background : The mental status of individuals who function optimally. The mental health
of children is often neglected by parents. In fact, if you want qualityyoung people, this
must be a major concern. Children need support to prevent anincrease in depression and
other mental disorders due to the mental health of children and adolescents has a close
relationship with academic success. Another phenomenon also shows that students who
experience behavioral and emotional difficulties at school often experience academic
failure and a number ofnegative social interactions.

Purpuse : The general purpose of this study is to find out how the mental health picture
of Muslim adolescents in Indonesia is based on a literature review.

Methods : This research is a qualitative research with a literature review method which
means analyzing from several research journals.

Research Resualt : The results of the synthesis of articles that have been found are
based on inclusion criteria from 217 journals identified and then obtained 7 national and
international journals to be analyzed. And the description of the mental health of Muslim
adolescents in Indonesia is still a lot of teenagers who donot know the factors that affect
mental health in adolescents. Therefore, adolescents need guidance and direction, so
that negative tendenciesi adolescents can be suppressed and positive tendencies can be
developed

Keyword : Health mental, youth


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

SURAT KEASLIAN PENELITIAN.................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iv

MOTTO.........................................................................................................v

KATA PENGANTAR....................................................................................vi

Intisari..........................................................................................................ix

Abstrack........................................................................................................x

DAFTAR ISI.................................................................................................xi

DAFTAR TABEL........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xiv

BAB I............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................4

C. Tujuan Penelitian...............................................................................4

D. Manfaat Penelitian.............................................................................4

BAB II...........................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6

A. Telaah Pustaka..................................................................................6

B. Kerangka Teori................................................................................26

BAB III........................................................................................................27
METODE PENELITIAN..............................................................................27

A. Pencarian Literature........................................................................27

B. Kriteria Inklusi..................................................................................28

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas...............................................29

BAB IV........................................................................................................30

HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................30

A. Hasil dan pembahasan....................................................................30

B. Pembahasan...................................................................................40

BAB V.........................................................................................................44

PENUTUP..................................................................................................44

A. Kesimpulan......................................................................................44

B. Saran...............................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................46

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 kerangka Teori..........................................................................26

Tabel 3. 1 Kriteria Inklusi............................................................................28

Tabel 3. 2 Diagram Flow............................................................................29

Tabel 4. 1 Hasil dan Analisis......................................................................39


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Peneliti

Lampiran 2 Surat Pernyataan

Lampiran 3 Lembar Konsultasi


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013

dalam Ervina (2015) menyatakan prevalensi gangguan mental

emosional pada penduduk indonesia berusia diatas 15 tahun adalah

sebesar 0,6%.data dari National Health and Nutrition Examination

Survey (NHANES) dalam Hutasuhut (2016) menyatakan bahwa 13,1%

anak dan remaja berusia 8 sampai 15 tahun mempunyai satu

gejalayang sesuai dengan masalah psikiatrik (selain penyalah gunaan

obat) jika menggunakan kriteria DSM-IV. 14 persen dari anak yang

sesuai dengan kriteria diagnosis salah satu gangguan, juga

menunjukan sekurang - kurangnya satu gejala tambahan gangguan

psikiatri lainya (conduct, ansietas, gangguan makan atau gangguan

mood).

Masih banyak faktor-faktor lain yang meningkatnya kerentanan

anak maupun remaja untuk mengalami gangguan kesehatan mental,

seperti yang telah dipaparkan diatas ’’kehilangan’’ adalah faktor risiko

yang penting. Faktor lainya meliputi pendidikan dan pekerjaan yang

buruk, hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang buruk, kaum

minioritas, mengalami kondisi fisik yang buruk, mengalami atau saksi

pada kekerasan rumah tangga, serta mempunyai orang menderita

penyalahgunaan obat atau penyakit mental lainnya. (Weiss B, Dang

M,Trung L,et al (2014); Ochi M, Fujiwara T, Mizuki R,et al (2014).

1
2

Sekarang ini kita berada dalam era kecanggihan teknologi, era

dimana kita dituntut untuk menghadapi setiap permasalahan dengan

pikiran yang jernih dan dengan kehidupan rohani yang tinggi, kita juga

berada dalam era hawa nafsu yang besar, sehingga harus kita hadapi

dengan kerinduan ruhaniah yang membawa dan dengan memelihara

kecenderungan naluriah yang wajar.

Di era globalisasi ini permasalahan dalam sebuah masyarakat

dalam sebuah masyarakat sangat kompleks sekali, mulai dari

permasalahan ekonomi, politik, sosial, pendidikan, ataupun masalah-

masalah yang lainnya. Tak jarang permasalahan yang masyarakat

hadapi membuat mereka menjadi stress, depresi bahkan sampai

bunuh diri. Dibarengi dengan permasalahan stress atau depresi, ini tak

sedikit juga manusia melupakan ajaran - ajaran agama lalu melakukan

hal-hal yang membuat ia kehilangan makna hidup yang menyebabkan

manusia tersebut mencari jalan masing - masing , berpetualang dan

terus mencari siapa, apa dan bagaimana yang diyakini mampu

memberikan penawar kesepian batin. Berlindung dibawah sosok

manusia mistis.

Kualitas kehidupan seseorang sangat dipengaruhi oleh kesehatan,

jika tidak ada masalah kesehatan baik fisik maupun mental maka

kualitas hidup akan lebih baik. Kesehatan adalah keadaan tanpa

penyakit atau kelemahan yang berarti seseorang dikatakan sehat


3

apabila seluruh aspek terganggu baik tubuh, psikis maupun sosial.

(Massuhartono & mulyant, 2018).

Gangguan mental, menurut National Alliance of Mental lllness

(2015), adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami

gangguan pada pemikiran, perasaan, mood, kemampuan berinteraksi

dengan orang lain dan fungsi sehari-hari. Menurut WHO, gangguan

mental telah mengenai 10-20% anak - anak dan remaja diseluruh

dunia. Setengah dari seluruh kejadian gangguan mental tersebut

bermula dari usia 14 tahun. Pendapat diatas juga didukung oleh Grant

& Brito, (2010).

Untuk meningkatkan kesehatan mental maka kemampuan berpikir

positif perlu dibangun .beberapa penelitian yang telah dilakukan

menunjukan pengaruh positif dari religiusitas terhadap kondisi

psikologis yang negatif seperti tekanan psikologis dan stress (surayya

hayatussofiyyah, 2017). Pendapat diatas didukung oleh Abdul Mujib

yang menyatakan bahwa manfaat unsur religiusitas seperti doa dan

zikir bagi kesehatan manusia, ada dua manfaat yaitu, zikir sebagai

terapi pertama, zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang

hilang, sebab aktivitas zikir mendorong seseorang untuk mengingat,

menyebutkan kembali hal - hal yang tersembunyi dalam hatinya. Zikir

juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan

menyembuhkan hanyalah Allah SWT Semata, sehingga zikir mampu

memberi sugestipenyembuhan. Kedua, melakukan zikir sama nilainya


4

dengan terapi rileksasi (relaxtion theraphy), yaitu suatu bentuk terapi

dengan menekan upaya mengantarkan pasien bagaimana cara ia

harus beristirahat dan bersantai (Mujib, Abdul & Mudzakir, 2001).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana studi kepustakaan Gambaran Kesehatan Mental

Remaja Muslim Di Indonesia? Berdasarkan Literature Review ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana Gambaran Kesehatan Mental Remaja Muslim Di

Indonesia.Berdasarkan Literature Review.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden dalam penelitian.

b. Mengidentifikasi jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian

gambaran kesehatan mental remaja muslim di Indonesia.

c. Menganalisis jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian

gambaran kesehatan mental remaja muslim di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikansumbangan

pemikiran dan masukan ilmiah dalam mengembangkan teori - teori

yang relevan sebagai referensi dan menambah literature dalam

bidang keperawatan.
5

2. Manfaat praktis

a. Untuk Instansi Pendidikan

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

pembelajaran dan referensi di bidang ilmu keperawatan yang

akan melakukan penelitian lebih lanjut dalam gambaran

kesehatan mental remaja muslim di Indonesia.

b. Profesi Keperawatan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi profesi keperawatan sebagai masukan dan pertimbangan

untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam

gambaran kesehatan mental remaja muslim di Indonesia

c. Bagi Peneliti

Diharapkan literature review ini bisa menambah wawasandan

pengetahuan tentang studi kepustakaan gambaran kesehatan

mental remaja muslim yang khususnya berada di Indonesia

ini.

d. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan Literature Review ini untuk meningkatkan

pengetahuan dan sebagai sumber informasi Gambaran

Kesehatan Mental Remaja Muslim Di Indonesia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Konsep Kesehatan Mental

a. Definisi Kesehatan Mental

Defisinisi Kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur

dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan

dalam suatu budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh

dan tidak normal dalam budaya lain, dan demikian pula

sebaliknya (Sias, 2006).

Kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang

tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri,

memiliki estimasi yang relistis terhadapdirinya sendiri dan dapat

menerima kekurangan atau kelemahanya, kemampuan

menghadapi masalah - masalah dalam hidup (Pieper dan Uden,

2006).

Menurut Ihrom (2008), kesehatan mental adalah terwujudnya

integritas kepribadian, keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan

kearah realisasi diri, dan ke arah hubungan yang sehat dengan

orang lain. Sehingga kesehatan mental merupakan kondisi.

Tingkat kesejahteraan mental dimana individu dapat

berfungsi secara adekuat dapat menikmati hidupnya

secaraseimbang dan mampu menyesuaikan diri

terhadaptantangan

6
7

hidup dan mampu berkontribusi pada kehidupan sosial budaya

dan agama memiliki peran dalam memberi batasan sehat / tidak

sehat. Dalam pengertian yang lebih positif tersebut kesehatan

mental merupakan fondasi dari tercapainya kesejahteraan (well -

being) individu dan fungsi yang efektif dalam komunitasnya.

b. Kriteria Kesehatan Mental

Scheneiders dalam (Semiun, 2006) mengemukakan

beberapa kriteria yang sangat penting dan dapat digunakanuntuk

menilai kesehatan mental. Kriteria tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut menurut Scheneiders (dalam Semiun, 2006)

1) Efisiensi mental

2) Pengendalian dan integrasi pikiran dan tingkah laku

3) Intergrasi motif-motif serta pengendalian konflik danfrustasi

4) Perasaan – perasaan dan emosi-emosi yang positif dansehat

5) Ketenangan atau kedamaian pikiran

6) Sikap-sikap yang sehat

7) Konsep diri (self - concept) yang sehat

8) Identitas ego yang adekuat

9) Hubungan yang adekuat dengan kenyataan

c. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa


8

Videbeck (2008), faktor yang mempengaruhi kesehatanjiwa

diantaranya :

1) Faktor Individual

a) Struktur Biologis

Gangguan jiwa juga tergolong ilmu kedokteran, dalam

beberapa penelitian yang dilakukan oleh para psikiater

mengenai neutansmiter,anatomi dan factor genetic juga

ada hubungannya dengan terjadinya gangguan

jiwa.dalam setiap individu berbeda-beda struktur

anatominya dan bagaimana menerima reseptor ke

hipotalamus sebagai respon dan reaksinya dari

ransangan tersebut hingga menyebabkan ganggguan

jiwa.

b) Ansietas dan Ketakutan

Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan

perasaan yang tidak menentu akan sesuatu hal yang

menyebabkan individu merasa terancam, ketakutan

hingga terkadang mempersepsikan dirinya terancam.

2) Faktor Psikologik

Hubungan antara peristiwa hidup yang mengancamdan

gangguan mental yang mengancam dan gangguan mental

sangat kompleks tergantung dari situasi, individu dan

bagaimana setiap orang mampu berkomunikasi secara


9

efektif. Hal ini sangat tergantung pada bantuan teman, dan

tetangga selama periode stress. Struktur sosial, perubahan

sosial dan tingkat sosial yang dicapai sangat bermakna

dalam pengalaman hidup seseorang hingga terkadang

sampai menarik diri hubungan sosial. Kepribadian

merupakan bentuk ketahanan relatif dari situasi interpersonal

yang berulang- ulang yang khas untuk kehidupan manusia.

Perilaku yang sekarang bukan merupakan ulangan impulsive

dari riwayat waktu kecil, tetapi merupakan retensi

pengumpulan dan pengambilan kembali. Setiap penderita

yang mengalami gangguan jiwa fungsional memperlihatkan

kegagalan yang mencolok dalam satu atau beberapa fase

perkembangan akibat tidak kuatnya hubungan personal

dengan keluarga, lingkungan sekolah atau dengan

masyarakat sekitarnya. Bagaimana setiap individu mampu

mengontrol emosionalnya dalamkehidupan sehari - hari.

3) Faktor Budaya dan Sosial

Gangguan jiwa yang terjadi di berbagai negara

mempunyai perbedaan terutama mengenai pola perilakunya.

Karakteristik suatu psikosis dalam suatu sosial budaya

tertentu berbeda dengan budaya lainya. Perbedaan ras,

golongan, usia dan jenis kelamin mempengaruhi pola

terhadap penyebab mula gangguan jiwa. Tidak hanya itu

saja,
10

status ekonomi juga berpengaruh terhadap terjadinya

gangguan jiwa.

4) Faktor Presipitasi

Menurut Stuart, (2007) selain diatas, fakor stressor

presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan seseorang.

Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu

mempersepsikan dirinya melawan tantangan, ancaman, atau

tuntutan untuk koping. Masalah khusus tentang konsep diri

disebabkan oleh setiap situasi dimana individu tidak mampu

menyesuaikan. Lingkungan dapat mempengaruhi gambaran

diri dan komponenya. Lingkungan dan stressor yang dapat

mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan,

tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan

struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan

prosedur tindakan dan pengobatan.

2. Konsep Remaja

a. Definisi Remaja

Sebelum mengetahui remaja dan masa remaja itu seperti

apa, kebanyakan orang tua mengeluh karena anak - anak

remajanya keras kepala, susah diatur, mudah

tersinggung, sering melawan orang tua,

dansebagainya. Bahkan ada orang

tua yang benar - benar panik memikirkan kelakuan anaknya yang

telah remaja seperti sering bertengkar, melanggar peraturan nilai


11

moral dan norma - norma agam, sehingga anak disebut oleh

masyarakat anak nakal. Bahkan ada remaja yang merasa dirinya

tidak dihargai, dihina, dicaci, tidak disayang oleh orang tua, tidak

dihargai, dan tidak mendapat tempat dalam masyrakat dewasa.

Hal tersebut membuat remaja mencoba mencari jalan sendiri dan

mereka ingin hidup bebas tanpa aturan, bebas dari segala

macam ikatan, dan karena itulah banyak remaja yang akhiirnya

memilih jalan tidak baik. Faktor yang menyebabkan remaja

berprilaku seperti itu ada dua, faktor lingkungan dan faktor

agama (Zakiyah Daradjat, 2002 :81).

Menjelaskan siapa itu remaja adalah hal yang sulit, karena

banyaknya perbedaan pendapat tentang umur permulaan dan

akhir masa remaja itu berbeda dari seseorang kepada yang lain.

Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa

berada dalam peralihan atau diatas jembatan goyang yang

menghubungkan masa kanak - kanak yang penuh

kebergantungan, dengan masa dewasa yang matang danberdiri

sendiri. (Zakiyah Daradjat, 2002:8).

Remaja disebut dengan istilah puber, menurut orang Barat.

Remaja disebut juga dengan istilah adoolesens, menurut orang

Amerika, sedangkan di negara kita yakni negara Indonesia dapat

disebut akil baligh, pubertas, dan yang paling sering didengar

yaitu remaja. Kata adolesensi dapat diartikan sebagai pemuda


12

yang keadaanya sudah mengalami ketenangan. (zulkifli, 1993 :

63- 64) dalam bahasa latin, remaja disebut dengan istilah

adoslescere kata bendanya adolescentia remaja, yang berarti

tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi

dewasa. (SamsunuwiyatiMar’at. 2013 : 189).

Dalam islam,secara etimologi,remaja berasal dari

murahaqoh,kata kerjanya adalah raahaqo yang berarti Al - Iqtirab

(dekat). Secara terminologi, berarti mendekati kematangan

secara fisik, akal, dan jiwa serta sosial. Permulaan adolescence

tidak berarti telah sempurnanya kematangan, karena dihadapan

adolescence, dari 7 - 10 ada tahun - tahun

untukmenyempurnakan kematangan. Ada yang

berpendapatbahwa remaja merupakan kelompok yang biasa -

biasaaja, tidak berbeda dengan kelompok lain. Ada juga yang

berpendapat bahwa remaja adalah kelompok orang – orang yang

hidupnya selalu menyusahkan orang tua.Adapula yang

berpendapat bahwa remaja merupakan potensi sekelompok

orang yang perlu dimanfaatkan, tapi apabila remaja itu dimintai

persepsinya mengenai apa itu remaja mereka ada yang menjwab

bahwa remaja ituketidakpedulian orang - orang dewasa terhadap

kelompok mereka,bahkan ada yang beranggapan bahwa remaja

adalah kelompok minoritas yang memiliki dunia sendiri yang sulit

dijamah oleh orang tua, dan ada juga yang beranggapan bahwa

remaja itu sekelompok orang yang


13

bertanggung jawab terhadap masa depan, bangsa, dan negara.

(Muhammada Al-Mighwar, 2006 :57).

Umumnya,masa remaja dipandang sebagai suatu tahap

perkembangan dimulai pada masa datangnya pubertas dan

akhiri pada masa datangnya kedewasaan. Istilah pubertas ini

banyak dihububgkan dengan datangnya haid pertama

(menarche) pada gadis remaja, dan datangnya keluar mani

pertama (polusi) pada laki – laki (sudarsono, 1991 :8-9).

Saat anak mengalami masa remaja, tidak sama waktunya

disetiap negara, misalnya didaerah pedesaan yang agraris, anak

usia 12 tahun sudah ikut melakukan pekerjaan yang seharusnya

dilakukan oleh orang dewasa seperti mengolah sawah dan lading

orang tuanya.dalam halini anak yang belum dewasa itu sudah

dituntut oleh orangtuanya untuk bertanggung jawab, sehingga

masa remaja akan cepat berakhir didaerah pedesaan.

Sedangkan di daerah perkotaan, masa remaja berlangsung lebih

lama, dikarenakan kehidupan dikota lebih kompleks, masyarakat

karena pengaruh dari latar belakang kehidupan (Zulkifli L, 1193

:63).

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

remaja adalah seseorang yang mengalami perubahan pada

semua aspek dalam dirinya, baik perubahan fisik, biologis,

emosisosial, tingkahlaku, kecerdasan, dan kejiwaan. Masa

remaja
14

adalah masa dimana peletak sebagai dasar untuk kedepanya,

dan masa ini adalah masa peralihan dari masa anak menuju

dewasa

b. Remaja Usia 13 - 18 Tahun

Masa remaja adalah masa yang dalam menentukan

batasanya itu unik, karena pemberian batasan terhadap

beberapa hal yang berkaitan demgan remaja itu banyak terjadi

perbedaan pendapat yang berbeda - beda.

Menurut versi Hurlock, batasan remaja adalah antara usia 13

- 21 tahun, batasan itu dibagi menjadi dua bagian. Usia 13 / 14 -

17 tahun disebut dengan remaja awal, dan 17 - 21 tahun disebut

dengan remaja akhir. Drs M.A Priyanto,S.Hseorang tokoh yang

pernah membahas tentang kenakalan remaja dari segi agama

Islam menyebutkan bahwa batasan usia remaja itu antara usia

13

- 21 tahun. Dra. Singgih Gunarsa, yang telah menemukan

beberapa kesulitan dalam penentuan batasan remaja

berpendapat bahwa batasan remaja itu antara usi 12 - 22 tahun.

Drs. Susilo Winradini berpijak pada literatur Amerika dan

menentukan batasan remaja yaitu usia 13 - 17 tahun sebagai

remaja awal dan usia 17 - 21 tahun sebagai remaja akhir.

Sedangkan Winarso Surachman menentukan batasan usia

remaja kurang lebih 12 - 22 tahun. (Muhammad Al-Mighwar,

2006:61). Dari beberapa pendapat diatas ,penulis dapat


15

menyimpulkan bahwa usia 12/13-17/18 tahun adalah batasan

usia remaja awal.dan17/18-21/22 adalah batasan remaja akhir

.diisini penulis hanya membhas tentangremaja awal yakni usia

13-18 tahun.remaja usai 13-18 tahun disebut dengan remaja

awal.remaja awal ini adalah masa dimana seseorang remaja

mengalami perubahan yang hebat.baik perubahan jasmani

maupun rohani.

Pada masa remaja usia 13 - 18 tahun, akan terjadi

perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan

terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhwatiran,

mungkin kepercayaan agama yang telah tumbuh sejak kecil akan

mengalami kegoncangan, kegoncangan ini muncul karena

disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal berkaitan dengan matangnya organ seks, dan

sesuatu yang bersifat psikologis yaitu sikap independen,

keinginan untuk bebas tidak mau terikat oleh aturan - aturan

yang dibuat oleh keluarga (orangtua). Maka dari itu, setiap orang

harus memahami dan banyak melakukan pendekatan kepada

anaknya yang masih remaja. Apabila orang tua kurang

menemani dan mendekati anaknya tidak baik, bahkan dengan

sikap yang keras, maka seseorang remaja akan bertingkah laku

negatif seperti menentang orang tua, bandel, dan acuh tak acuh

(Syamsu Yusuf

:205).
16

Melihat perkembangan zaman sekarang, banyak remaja

yang terjerumus hal - hal yang berbabu negative, seperti

berpacaran, berfoto tidaksenonoh, menonton film porno,

meminum minuman keras, ganja, atau obat - obatan terlarang

dan berkeliaran diluar rumah sampe larut malam. Padahal

mereka tahu bahwa hal - hal seperti dilarang agama. Semua itu

terjadi akibat kurangnya bimbingan agama dan kurangnya

penanaman aqidah akhlaq terhadap para remaja, dan apabila

remaja kurang bimbingan agama dari keluarganya bahkan

keluarganya adalah keluarga yang tidak harmonis, kurangnya

kasih sayang dari keluarga, berteman dengan kelompok yang

tidak menghargai nilai - nilai agama. Maka remaja tersebut, anak

memiliki sikapberprilaku tidak baik misalnya pergaulan bebas,

minum - minuman keras, mengisap ganja dan perbuatan onar

dalam masyarakat.

c. Ciri - ciri Umum Remaja 13 - 18 Tahun

Lilik Susilowati dan Yulia Tania Vabelay (1992 :33 - 35)

menjelaskan ciri - ciri remaja awal, yakni usia 13 - 18 tahun yaitu:

1) Ketidakstabilan Keadaan Perasaan dan Emosi

remaja akan mengalami badai dan topan dalamkehidupan

perasaan dan emosinya terkadang remaja sesekali sangat

bergairah dalam bekerja, tetapi tiba - tiba berganti lesu dan

tidak semangat, bahkan berubah menjadi sangat sedih, tidak

dapat mementukan cita - citanya dan tidak dapat


17

merencanakan lanjutan pendidikan dan lapangan kerja. Hal

sikap dan moral, terutama menonjol diakhir remaja awal

remaja akan mendekati lawan jenisnya, hal ini dipengaruhi

akibat organ -organ seks yang sudah matang, remaja berani

menunjukan “sex appeal’’ dan berani dalam hal pergaulan,

sampai meyerempetbahaya dan hal ini dapat menimbulkan

masaah dengan orangtua.

2) Hal Kecerdasan atau Kemampuan Mental

Remaja mulai sempurna dalam hal berpikir dan kemampuan

mentalnya, remaja terkadang suka menolakhal yang tidak

masuk akal jika remaja mendapat paksaan untuk menerima

pendapat tanpa alasan rasional maka remaja cenderung

akan menerima pemikiran orang dewasa.

3) Hal Status Remaja Awal yang Sulit Ditentukan

Remaja merasa mendapat perlakuan orang dewasa yang

berbeda-beda.terkadang orang dewasa tidak percaya untuk

memberikan tanggung jawab kepada mereka karena alasan

mereka masih anak – anak, tetapi terkadang juga remaja

sering mendapat teguran dari orang dewasa karena mereka

dianggap sudah besar.

4) Banyak Masalah yang Dihadapi Pada Remaja Awal

Remaja mengalami banyak masalah disebabkan oleh sifat

emosional yang dimilikinya, sehingga menyebabkan


18

pertentangan sosial, kemudian masalah juga disebabkan

kurangnya perhatian orang tua atau orang dewasa terhadap

anaknya.

5) Masa Remaja Adalah Masa yang Kristis

Remaja dikatakan kritis karena remaja dihadapkan dengan

soal apakah ia dapat menghadapinya dan memecahkan

masalahnya atau tidak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa cirri -

ciri remaja yaitu memiliki ketidakstabilan keadaan peraasan

emosi, dalam hal sikap moral, terutama menonjol diakhir

remaja awal, yaitu remaja berani menunjukan “sex appeal”

dan berani dalam hal pergaulan, dalam hal kecerdasan atau

kemampuan mental, remaja dapat mengetahui sesuatu hal

yang abstrak, dapatmengetahui mana yang baik dan mana

yang buruk, dalam hal ini status remaja adalah masa yang

kritis.

3. Konsep kepribadian muslim

a. Pengertian kepribadian muslim

Manusia melakukan perbuatannya untuk memenuhi

kebutuhan jasmaninya. Kumpulan perbuatan disebut tingkah laku

manusia. Tingkah laku menunjukkan kepribadian manusia.

Kepribadian dibentuk, tujuannya untuk memperbaiki kepribadian

manusia yang buruk menjadi baik. Kepribadian adalah belajar

menggunakan cara - cara baru dalam mendiskusikan tegangan


19

yang timbul karena individu menghadapi berbagai hal, yang

dapat menjadi sumber ketegangan sedangkan sumber

ketegangan ini dibagi menjadi empat pokok, yaitu proses

pertumbuhan, fisiologis, frustasi, konflik, dan ancaman. (Ujam

Jaenudin, 2012 :22) Kepribadian adalah gambaran cara

seseorang dalam bertingkah laku terhadaplingkungan sekitarnya,

yang terlihat dari kebiasaan berpikir, sikap dan minat, serta

pandangan hidupnya yang khas untuk mempunyai keajegan.

William James mengemukakan pendapatnya, bahwa kepribadian

adalah unsur kesatuan yang berlapis - lapis, terdiri atas the

material self, atau diri materi, the social self atau diri sosial, dan

the spiritual self atau diri rohani, serta pure age atau ego murni.

(Ujam Jaenudin, 2012 : 29-30).

Jadi, penulis menyimpulkan bahwa Muslim adalah orang

Islam yang menjalankan kehidupan sehari - harinya dengan

mengikuti ajaran - ajaran Islam dan berdasar pada Al-Qur‟an dan

Hadits. Manusia diciptakan oleh Allah dari unsur jasmaniah dan

rohaniah. Dilihat dari jasmaniah, manusia memiliki kesamaan

dengan hewan, seperti makan, minum, bernafas, istirahat, dan

seks. Sedangkan dilihat dari segi rohaniahnya, manusia berbeda

dengan hewan. Manusia memiliki akal, sedangkan hewan tidak

mempunyai akal. Fadhil Al-Damaly dalam M. Arifin (1993: 170 -

173) menggambarkan kepribadian Muslim sebagai Muslim yang

berbudaya, yang hidup bersama Allah dalam tiap langkah


20

hidupnya. Dia hidup dalam lingkungan yang luas tanpa batas

kedalamannya, dan tanpa akhir ketinggiannya. Kepribadian

Muslim adalah kepribadian yang didalamnya tertanam nilai-nilai

Islam sehingga segala perilakunya sesuai dengan nilai-nilai

Islam. Jika nilai Islam ini telah tertanam dengan baik maka

peserta didik akan mampu meraih derajat Insan Kamil, yakni

manusia paripurna, manusia ideal. (Moh. Rokib, 2009 : 20)

selarasdengan itu, Yadi Purwanto (2007 : 264) menyatakan

kepribadian muslim adalah kepribadian yang khas, pola pikir dan

pola jiwanya terdiri dari satu jenis, keduanya bersandar pada

satu standar yaitu Aqidah Islam.

b. Ciri-ciri Kepribadian Muslim

Kepribadian merupakan “keniscayaan” suatu bagian dalam

diri manusia yang perlu digali dan ditingkatkan serta ditemukan

agar sampai pada suatu keyakinan siapa diri kita yang

sebenarnya. Pribadi Muslim yang dikehendaki oleh Al-Quran dan

sunnah adalah pribadi yang saleh, pribadi yang sikap, ucapan

dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah

SWT. Ada sepuluh ciri-ciri kepribadian Muslim, diantaranya yaitu:

1) Salimul Aqidah (Akidah yang Bersih)

Dengan Akidah yang bersih maka seorang Muslim akan

memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. dengan ikatan


21

yang kuat, manusia tidak mungkin menyimpang dari jalan

dan ketentuan- ketentuan Allah.

2) Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)

Ibadah merupakan salah satu perintah Rasul yang penting.

Dan ibadah itu harus merujuk pada Sunnah-sunnah

Rasulullah. Tidak boleh ada penambahan dan pengurangan.

3) Matinul Khuluq (Akhlak yang Kukuh)

Akhlak mulia harus dimiliki oleh setiap manusia baik

hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama

manusia.

4) Qawiyyul Jismi (Kekuatan Jasmani)

Seorang Muslim harus memiliki pribadi yang tubuhnya kuat,

supaya dapat melaksanakan kegiatan ibadah secara

maksimal dengan fisik yang kuat. Seperti, shalat, puasa,

zakat, dan haji.

5) Mutsaqaful fikri (Intelek dalam Berpikir)

Merupakan sisi pribadi Muslim yang penting. Oleh karena itu

harus dimiliki oleh setiap manusia. Salah satu sifat Nabi

Muhammad yaitu cerdas (fatanah). Dan kita harus

mencontoh sifat Rasulullah.

6) Mujahadatun linafsihi (Berjuang Melawan Hawa Nafsu)

Merupakan salah satu kepribadian yang harus dimiliki oleh


22

seorang Muslim. Karena setiap manusia memiliki

kecenderungan melakukan hal yang baik dan buruk.

7) Haritsun „ala waqtihi (Pandai Menjaga Waktu)

Merupakan faktor yang penting bagi manusia. Allah dan

Rasul banyak bersumpah dalam Al-Quran dengan menyebut

nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallahi,

dan sebagainya. Allah memberikan waktu kepada manusia

24 jam sehari semalam. Dan selama 24 jam itu ada manusia

yang beruntung dan ada juga manusia yang rugi.

8) Munazhzhamun fi syu‟unihi (Teratur Dalam Suatu Urusan)

Merupakan kepribadian yang ditekankan oleh Al-Quran dan

Sunnah. Jika mengalami suatu urusan, maka harus

diselesaikan dengan baik.

9) Qadirun alal kasbi (Mandiri, atau Memiliki Usaha Sendiri)

Merupakan kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap

Muslim. Mempertahankan kebenaran dan berjuang

menegakkannya baru bisa dilaksanakan saat seseorang

memiliki kemandirian, terutamadari segi ekonomi.

10) Nafi‟un lighirihi (Bermanfaat bagi orang lain)

Merupakan tuntunan bagi setiap Muslim sehingga

dimanapun berada,orang disekitarnya dapat merasakan

manfaat atas
23

keberadaannya. (Ujam Jaenudin, 2012 : 92-95)

Jadi, seseorang akan disebut pribadi yang Islami apabila

memiliki aqidah yang bersih, ibadah yang benar, akhlak yang

kukuh, jasmani yang kuat, pintar dalam berfikir, bisa melawan

hawa nafsu, pandai menjaga waktu, tidak tergesa-gesa dalam

menghadapi suatu masalah, tidak bergantung pada orang lain,

dan bisa menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain.

c. struktur kepribadian muslim

Dalam psikologi Islam mengenai struktur dan kepribadian,

pembahasannya berkaitan dengan substansi manusia. Substansi

jiwa menurut para filsuf atau psikolog Islam terdiri atas tiga

bagian, yaitu jasmani, rohani, dan nafsani atau nafsu. Substansi

jasmani yaitu berupa organisme fisik manusia yang lebih

sempurna dibandingkan dengan makhluk lain, bersifat lahiriah

yang memiliki unsur-unsur tanah, udara, api, dan air. Ia akan

hidup jika diberi daya hidup atau al bayah, substansi roh adalah

substansi yang merupakan kesempurnaan awal. Roh sudah ada

ketika tubuh belum ada dan tetap ada meskipun jasadnya telah

mati. Fathur Rahman menyatakan bahwa roh adalah amanah

maka ia memiliki keunikan dibanding dengan makhluk lain.

Dengan amanah inilah, ia menjadi khalifah di muka bumi.

Sebagaimana terdapat dalam ayat Al-Quran surat AL- Baqarah

ayat 30: (Ujam Jaenudin, 2012 :85)


24

Menurut Ujam Jaenudin, (2012 : 87-88) menjelaskan bahwa:

Substansi nafsahi berarti jiwa, nyawa, atau roh. Konotasinya

adalah kepribadian dan substansi psikofisik manusia.

Nafs merupakan gabungan dari jasad dan rohani. Iaberupa

potensi aktualisasinya yang akan membentuk kepribadian

muslim, yaitu perpaduan harmonis antara kalbu, akal, dan

nafsahi.

1) Al - Qalbatau Kalbu

Kalbu merupakan materi organik yang memiliki sistem kognisi

yang berdaya emosi. Al- Ghazali menyatakan bahwa kalbu

memiliki insting yang disebut an nur al ilahy dan al bashirah al

batinah (mata batin). Kalbu dalam arti jasmani adalah

jantung (heart), bukan hati (lever), kalbu dalam arti rohani

adalah menunjukan pada hati rohani dan roh. Kalbu

berfungsi sebagai pemandu, pengontrol, dan pengendali

struktur nafs yang lain.

2) Akal

Secara estimologi memiliki arti al-imsak (menahan), ar-ribath

(ikatan), al-bajr (menahan), an-naby (melarang), manin

(mencegah). Berdasarkan makna ini, orang berakal adalah

orang yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya

dan orang yang dapat menahan hawa nafsunya maka akan

memiliki kepribadian yang baik. Plato, Az Zukhaily

berpendapat bahwa jiwa rasional bertempat dikepala, yang


25

berpikir adalah akal, bukan kalbu. Akal dan kalbu sama-sama

memperoleh daya kognisi, tetapi cara dan hasilnya berbeda.

Akal mampu mencapai pengetahuan rasional, tetapi tidak

yang suprarasional, sehingga ia mampu mencapai

kebenaran, tetapi tidak mampu merasakan hakikatnya.

3) Nafsani

Nafsu merupakan daya nafsani, merupakan struktur dibawah

sadar dalam kepribadian manusia. Nafsu memiliki dua

kekuatan yaitu alghadabiyah dan asy syahwaniyah.

Ghadabiyah dalam psikoanalisis disebut defensi

(pertahanan, pembelaan, dan penjagaan)yaitu tindakan yang

melindungi egonya terhadap kesalahan, kecemasan, dan

rasa malu atas perbuatannya sendiri, sedangkan dalam

psikologi disebut appetite, yaitu hasrat ataukeinginan atau

hawa nafsu, yang prinsipnya adalah kenikmatan. Apabila

keinginannya tidak terpenuhi maka terjadi ketegangan.

Prinsip kerjanya sama seperti prinsip kerja binatang, baik

binatang buas yang suka menyerang maupun binatang jinak

yang cenderung pada nafsu seksual.

B. Kerangka Teori

kerangka teori merupakan mengumpulkan atau menggabungkan

materi-materi yang akan menjelaskan suatu fenomena yang terjadi


26

(wibowo,2014). Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat dijabarkan kerangka teori sebagai berikut.

Konsep kesehatan mental Konsep remaja


a. Definisi kesehatan mental a. Definisi remaja
b. Kriteria kesehatan mental b. Remaja usia 13-18 tahun
c. Faktor yang mempengaruhi c. Ciri-ciri umum remaja 13-
kesehatan jiwa 18 tahun

Konsep muslim
a. Pengertian
kepribadianmuslim
b. Ciri-ciri
kepribadian
muslim
c. Struktur kepribadian muslim

Tabel 2. 1 kerangka Teori


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pencarian Literature

Riset ini ialah riset dengan memakai tata cara riset dengan

literature review. Menurut (Dewi 2015) riset literature ialah

pengumpulan informasi serta data dengan metode mencari

pengetahuan ataupun ilmu dari bermacam sumber semacam novel,

karya tulis, diktat catatan kuliah, dan sebagian sumber yang lain yang

berkaitan dengan objek riset.

Pengumpulan informasi pada riset ini ialah dengan memakai

informasi sekunder disebabkan periset tidak bisa kontak langsung

dengan responden, informasi sekunder tersebut diperoleh dari hasil

riset tadinya (terdahulu). Pencarian harian yang direview pada riset ini

bersumber dari harian yang terpaut pada topik riset dengan memakai

science direct, google schoolar, research gate dan novel pendukung

yang digunakan optimal 10 tahun terakhir.

Kata kunci pencarian jurnal pada penelitian ini menggunakan

keyword atau kata kunci dan Boolean operator (QR, AND, NOT or

AND NOT), untuk menspesifikasi dan memperluas pada saat

pencarian agar memudahkan saat menentukan jurnal yang direview.

Pada penelitian ini pencarian jurnal menggunakan kata kunci yaitu

mental health, remaja dan teenage mentality.

27
28

B. Kriteria Inklusi

kriteria Inklusi

Jangka Waktu Rentan waktu publikasi jurnal adalah 5 tahun (2016-2021)

Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Subyek Subyek dalam jurnal penelitian adalah dengan manusia

Jenis Jurnal Artikel penelitian orisinil full text

Studi kepustakaan gambaran kesehatan mental remaja uslim di


Tema Isi Jurna
Indonesia

Tabel 3. 1 Kriteria Inklusi


29

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

Identifikasi melalui pencarian


basis data elektronik (Scient
Direct, Research Gate, Google
Schoolar. Menghapus artikel yang double

Google Schoolar : 30 (n = 60)


Research Gate : 20
Scient Direct 167

Mereview artikel secara utuh untuk menyesuaikan kelayakan, serta mencari yang tidak memenuhi
Rentanwaktu5tahun terakhir (2016-2021)
Tipeoriginal,penelitian dalam bentuk full text
Tema, studi kepustakaan gambaran

Jumlah artikel yang di Literatur Review

(n= 10) kesehatanmental muslim di Indonesia Google


remajaSchoolar 7
Research Gate 2
Scient Direct d.
1

Tabel 3. 2 Diagram Flow


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasan

Pada tahap awal pencarian jurnal di berbagai website seperti

Google Scholar, Research Gate dan Science Direct sejak tahun 2016 -

2021 diperoleh 200 jurnal dengan menggunakan kata kunci

kesehatan, mental, remaja, health, dan mental dan teenager.

Namun, dari 50 jurnal tersebut hanya terdapat 10 jurnal yang

dianggap relevan yang terdiri dari 7 jurnal nasional dalam bahasa

Indonesia dan 3 jurnal internasional dalam bahasa Inggris. Jurnal yang

diperoleh dari Google Scholar sebanyak 7 jurnal nasional dalam

bahasa Indonesia, sedangkan jurnal internasional diperoleh sebanyak

2 jurnal dari Research Gate dan 1 jurnal dari Science Direct.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang menggunakan metode

literature review dari beberapa jurnal yang telah diteliti sebelumnya

dimana terdiri dari 10 jurnal, diantaranya 7 jurnal nasional dan 3 jurnal

internasional yang berhubungan dengan judul penelitian “studi

kepustakaan gambaran kesehatan mental remaja muslim di

Indonesia” maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut.

30
31

No Penulis/tahun Judul Objektif Sampel Desain Kata kunci Hasil penelitian


1. Yayu Adenengsi, Hubungan Untuk 96 Jenis “food choice”, Hasil penelitian ini menunjukkan
Haniarti, Ayu food choice mengetahui Remaja penelitian kesehatan bahwa pemilihan makanan dengan
Dwi Putri terhadap hubungan food yang mental” kategori sehat lebih banyak pada
Rusman (2019) Kesehatan choice terhadap digunakan “remaja” kesehatan mental dengan kategori
mental pada kesehatan mental adalah sehat sebanyak 84 responden
remaja di pada remaja di penelitian (96,6%), dibandingkan dengan
kota kota parepare kuantitatif pemilihan makanan yang tidak
parepare dengan sehat dengan kesehatan mental
pendekatan katgori sebanyak 0 responden
deskriptif. (0,00%).
Desain yang
digunakan
Cross
sectional
Study
32

2. Pritta Dampak Untuk mengetahui 130 Penelitian “Bullying”,” Hasil penelitian ini menunjukkan
Yunitasari, Bullying dampak Bullying Remaja Deskriptif kesehatan kesehatan mental responden
Hernawan disekolah terhadap Analitik mental”,”rem sebagian besar dalam kategori
Isnugroho, Terhadap kesehatan mental dengan aja”. normal hanya sekitar 27% yang
Endang Tri kesehatan siswaSMP pendekatan berstatus borderline. Mereka
Sulistyowati mental Muhammadiyah 3 cross mempunyai status kesehatan
(2021) remaja melati sectional. mentalnya dalam kategori
Pada borderline. Membutuhkan
penelitian ini konsultasi psikologis untuk
pengambilan mengembalikan kondisi
sampel kesehatan mentalnya agar
dilakukan menjadi normal.
dengan
tehnik total
sampling.
3. Firsta faizah & Bullying Dan Untuk mengetahui 400 Jenis Bullying” ke Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Zaujatul Amna Kesehatan hubungan remaja penelitian ini sehatan terdapat 388 remaja
(2017) Mental Menggunak mental”re
Pada an penelitian
Remaja
33

Sekolah bullying dengan deskriptif maja” (97%) berada pada kategori


Menengah kesehatan mental Multi- stage intensitas bullying rendah sedangkan
Atas di pada siswa SMA Cluster dan hanya 11 remaja (2,8%) berada
banda aceh di banda aceh. Disproportio pada kategori intesitasbullying yang
nate tinggi. Rendahnya intensitas bullying
Stratified. pada remaja dapat dikarenakan oleh
Dengan beberapa faktor diantaranya Usia,
pengambila jenis kelamin, dan status sosial
n sampel ekonomi.
menggunak
an Random
Sampling
34

4. Taufik Akbar Perlukah Untuk 94 Jenis “kesehatan Hasil penelitian menunjukan


Rizqi Yunanto kesehatan mengetahui peran Remaja penelitian ini mental”,”re bahwa terdapat hubungan yang
(2018) mental regulasi emosi menggunak gulasi sangat signifikan
remaja? dan dukungan an mental”,”d (F=66,628;p<0,001) antara
Menyelidik sosial teman wawancara ukungan regulasi emosi dan dukungan
peranan sebaya dengan peran guru, sosial teman sosial teman sebaya dengan
regulasi kesehatan mental kuesioner sebaya” kesehatan mental.
emosi dan peran guru,
dukungan skala
sosial teman kesehatan
sebaya mental,skala
dalam diri regulasi
remaja emosi, dan
skala
dukungan
sosial
teman
sebaya.
5. Khoiriyah Pelatihan Untuk dapat 25 Metode yang deteksi dini Hasil deteksi dini kesehatan
Isni,Nurul kesehatan meningkatkan remaja digunakan kesehatan mental didapatkan sebesar 27%
Qomariyah,Wi nda Mental pengetahuan Edukasi, mental”,”ke remaja mengalami kecemasan
Nurfatona remaja dalam mengatasi studi kasus, sehatan sangat berat, 5% remaja
(2020) kelurahan berbagai dan bermain mental”,”re mengalami depresi. sangat
Warungboto, permasalahan peran maja”. berat,dan 3% remaja mengalami
Yogyakarta secara mandiri stress sangat berat.
sehingga dapat
meningkatkan
kualitas hidup
dan kesehatan
mental
35

6. Alva Cherry Pola asuh Untuk 80 Penelitian “Pola Hasil penelitian ini menemukan
Mustamu,Nur orang tua, mengetahui Remaja merupakan asuh”,”moti bahwa secara bersamaan, pola
Hafni motivasi & kondisi yang penelitian vasi”, asuh, displin dan motivasi memiliki
Hasim,Furaid kedisiplinan mempengaruhi analitik “disiplin”,”k hubungan linier dengan kesehatan
a Khasanah dalam kesehatan deskriptif ese mental remaja.
(2020) meningkatka mental pada 80 dengan Hatan
n kesehatan orang siswa desain cross mental”,
mental remaja smk sectional “remaja”
remaja negeri 1 sorong
papua
36

7 Dosen Fakultas Pengaruh Untuk mengetahui 39 Jenis “lingkunga n Dari hasil wawancara yang
Dakwah dan lingkungan bagaimana remaja penelitian sosial”,”ke dilalakukan pada kepala
Ilmu Komunikasi sosial dan gambaran Mixing adaan lingkungan IX Kelurahan Aek
IAIN Padang keadaan lingkungan sosial yakni ekonomi”,” tampang pergaulan remaja yang
sidipuan (2016) keluaga dikelurahan Aek menggabun kesehatan nakal adalah golongan remaja
terhadap Tampang kota gkan antara mental”,”d yang putus sekolah baik di tingkat
kesehatan padang sidimpuan jenis an remaja” SD, SMP, dan SMA. mereka sering
mental penelitian melakukan keresahan dalam
remaja di kuantitatif masyarakat sepertimeghisap ganja
kelurahan dengan dan sabu-sabu bahkan mereka
aek metode juga sering melakukan pencurian
tampang analsis ke rumah masyarakat disekitarnya
secara
deskriptif
dan jenis
penelitian
kuantitatif
dengan
menggunak
an analsis
statistik
37

8 Khawaja Saad Impact of Bertujuan untuk 350 Melalui “Awarenes Pada akhir tinjauan pustaka,
Najam,Rabia Islamic membahas Remaja EBSCOho s”,”islam”, disimpulkan bahwa ritual islam
Sannam practices berbagai ritual st,data “mental berperan konstruktif dalam
Khan,Anam on the islam dan Base health”, mengembangkan kepribadian
Waheed,Rash id mental bagaimana seperti “psycholog mukmin diaman beberapa ritual
Hassan (2019) health of pengaruhnya MEDLINE ical terlihat mendorong gaya hidup
muslims terhadap complete, influence”, disiplin dan beberapa berperan
kesehatan PsycARTI “religion” dalam meningkatkan pengendalian
mental CLES, diri
PsycEXT
RA,
CINHAL
Complete,da
n Psychology
juga di
eksplorasi
secara
sistematis
untuk
literature
penelitian
yang telaah
sejawat yang
sesuai
38

9 Zubeir Haroun,Ali Attitudes Kami menyelidiki 125 Kami “adolescen Survey ini diberikan pdasampel
bokhari,Monik a toward hambatan dan Remaja melakukan ts”, dari 125 subjek muslim (60,0%
Marko- depression meneyarankan tinjauan “depressiv e laki-laki) berusia 14-21 tahun.
Holguin,Kelse y among a model literature disorder”,”i sampelnya beragam secara
Blomeke,Ajay sample of pengobatan untuk menyeluruh nternet”, etnisdengan orang Pakistan
Goenka Joshua muslim gangguan depresi untuk “interventio (44,8%) mencakup sebagain besar
Fogul,and adolescents pada remaja mengidentifi n”,”muslim” sampel
Benjamin W.Van in the muslim dan kasi “prevention”,
Voorhees Midwestern dewasa muda penelitian
(2019) united states yang tinggal di sebelumnya
amerika serikat tentang
keyakinan
remaja
muslim
amerika
tentang
depresi dan
pengobatan
nya
39

10 Karim Mitha & Acceleratin tujuannya adalah 11 Desain Resilience; Hasil menunjukkan bagaimana
Shelina Adatia g the untuk mencapai remaja wawancara mental keterlibatan iman dan partisipasi
(2016) world's pemahaman yang kualitatif health;Aust sipil dimanfaatkan dalam
research.T berarti kedudukan ralia; Muslim; mengembangkan ketahanan saat
he faith pengalaman religions;S menghadapi stresor kesehatan
community pemuda dalam outh Asians; mental ditemui selama proses
and komunitas agama immigrants migrasi dan akulturasi.
mentalheal - budaya tertentu
th dancance mereka
resilience melekat pada
amongst pengalaman ini.
AustralianI Sifat baru dari
smaili penelitian ini
Muslim mungkin
youth memiliki implikasi

Tabel 4. 1 Hasil dan Analisis


40

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil telaah 10 jurnal internasional dan nasional

mengenai kesehatan mental remaja muslim sangat dipengaruhi oleh

lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, lingkungan sekolah,

lingkungan masyarakat dan sosial media dan berdasarkan dalam

agama Islam ada kecenderungan pengaruh positif antara pelaksanaan

ibadah terhadap kesehatan mental remaja muslim untuk mencapai

kriteria kesehatan mental khususnya pada prinsip kesehatan mental.

Kesehatan mental merupakan suatu kemampuan diri individu

dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian

dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya secara

dinamis berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai pedoman

hidup menuju ke bahagiaan dunia dan akhirat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayu Adenengsi,

Haniarti, Ayu Dwi Putri Rusman (2019) hasil penelitian ini menunjukan

kesehatan mental pada remaja lebih banyak kategori sehat yaitu 87

responden (87,9%) dibanding dengan yang sakit yaitu 12 responden

(12,1%). Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan mental pada

remaja masih sehat karena mereka masih sering berinteraksi dengan

keluarga, teman sebaya maupun masyarakat luas. Sehingga mereka

dapat mengatasi masalah stress khususnya pada remaja yang usia

10- 19 tahun.
41

Kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan

dengan penyesuaian diri yang aktif dalam meghadapi dan mengatasi

masalah dengan mempertahankan stabilitas diri, juga ketika

berhadapan dengan kondisi baru, serta memiliki penilaian nyata baik

tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri. Definisi dari Jahoda

mengandung istilah-istilah yang pengertiannya perlu dipahami secara

jelas yaitu penyesuaian diri yang aktif stabilitas diri, penilaian nyata

tentang kehidupan dan keadaan diri sendiri (Dokter Sehat, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh pritta

yunitasari, hernawan isnugroho, ending Tri Sulistyowati (2021)

kesehatan mental responden sebagian besar dalam kategori normal,

hanya sekitar 27 persen yang berstatus borderline. Mereka yang

mempunyai status kesehatan mentalnya dalam kategori borderline

membutuhkan konsultasi psikologis untuk mengembalikan kondisi

kesehatan mentalnya agar menjadi normal. Kesehatan mental

merupakan suatu kondisi individu yang tidak hanya dilihat berdasarkan

ada tidaknya symptom-symptom tekanan psikologis yang muncul

tetapi juga berkaitan dengan adanya karakteristik kesejahteraan

psikologis yang berpengaruh dakam hidupnya seperti perasaan

gembira, tertarik, dan dapat menikmati hidup yang dijalaninya

(Clairece dkk, 1983). Fakta lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa

gangguan kesehatan mental berhubungan dengan kejadian bullying

yang dirasakan responden. Hal tersebut berarti responden yang

mengalami gangguan kesehatan


42

mental justru cenderung mendapat bullying, baik dianggap karena

dianggap tidak beperilaku sesuai dengan norma yang ada dalam

masyarakat. Menurut teori Olweus (2010), menyebutkan bahwa

bullying merupakan suatu bentuk dari perilaku agresif yang dilakukan

secara sengaja untuk menjahati atau membuat individu merasa

kesusahan, terjadi berulang kali dari waktu ke waktu dan berlangsung

dalam suatuhubungan yang tidak terdapat keseimbangan kekuasaan

maupun kekuatan. Bullying merupakan gangguan mental. Selain

karakteristik, emosi individu juga sangat berpengaruh terhadap

bullying pada remaja seperti yang telah ditulis dalam tinjauanpustaka,

bahwa kemampuan regulasi emosi secara signifikan memberikan

sumbangan positif bagi kesehatan mental seseorang. Saxena, Dubey

dan Pandey (2011) menemukan bahwa setiap komponen yang

tercakup dalam kemampuan regulasi emosi membantu seseorang

untuk mencapai kondisi kesehahan mental. Sejalan juga dengan yang

diungkapkan oleh Coleman & Vaughn (dalam Kumara, 2012) yang

mengatakan bahwa para pelajar yang mengalami kesukaran perilaku

dan emosi disekolah sering mengalami kegagalan akademik dan

sejumlah interaksi sosial yang negatif

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka peneliti berasumsi

bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan

mental pada remaja yaitu faktor lingkungan, Karakteristik seseorang,

dan media sosial. Remaja merupakan sosok insan yang sedang


43

mengalami pertumbuhan dan perkembangan psikologis dan fisologis

yang cukup pesat, sehingga dengan kondisi tersebut mempengaruhi

pola pikir dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena

itu remaja perlu dibimbing dan diarahkan, agar kecenderungan-

kecenderungan negatif yang ada dalam diri remaja dapat diredam dan

kecenderungan positifnya dapat dikembangkan yang produktif dengan

itu semua eksistensi pendidikan islam sangat penting. Pendidikan

Islam adalah suatu proses transformasi dan internalisasi ilmu

pengetahuan dan nilai-nilai pada diri peserta didik melalui

penumbuhan dan pengembangan potensi (fitrahnya) guna mencapai

keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil telaah 10 jurnal didapatkan kesimpulan bahwa

Gambaran kesehatan mental remaja muslim di Indonesia masih

banyak remaja kurang mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kesehatanmental pada remaja. Oleh karena itu remaja perlu

bimbingan dan arahan, agar kecenderungan negatif pada remaja

dapat diredam dan kecenderungan positifnya bisa dikembangkan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain :

1. Bagi Institusi

Dengan adanya penulisan KTI ini diharapkan dapat menjadi

sumbang sarana acuan pembelajaran tentang kesehatan mental

remaja muslim di indonesia.

2. Bagi Remaja

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini di harapkan dapat

memberikan informasi kepada remaja-remaja sekolah untuk

meningkatkan pengetahuan kesehatan mental remaja. Serta

mampu mencegah faktor resiko yang berpengaruh terhadap

kesehatan mental.

44
45

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap hasil penelitian ini bisa dikembangkan oleh

peneliti selanjutnya agar bisa melakukan penelitian secara

langsung untuk melihat Gambaran kesehatan mental remaja

muslim di Indonesia.

4. Bagi masyarakat

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat

meningkatkan wawasan dan pengetahuan khususnya dikalangan

masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Ervina, Amelia (2015). Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Mental


Emosional Pada Anak Berumur 14-17 Tahun. Karya Tulis Ilmiah :
Universitas Sumatera Utara. Thesis : Universitas Sumatera Utara.

Weiss B, Dang M, Trung L, et al (2014). A nationally-representative


epidemiological and risk factor assessment of child mental health in
Vietnam. IntPerspect psychol. 3(3):139-153.

Massuhartono & Mulyant. (2018). Terapi Religi Melalui Dzikir Pada


Penderita Gangguan Jiwa. Journal of Islamic Guidance and
Counseling, 2(2), 201–214.

Grant R, Brito A (2010). Chronic illness and school performance: a


literature review focusing on asthma and mental health condition.
Dalam: A Children’s Health Fund Monograph. New York: Children’s
Health Fund;.h.38.

Surayya Hayatussofiyyah, H. F. N. & R. (2017). Efektivitas Terapi Kognitif


Perilaku Religius Untuk Menurunkan Depresi Pada Remaja. Jurnal
Psikoislamedia, 2(April), 42–54.

Mujib, Abdul & Mudzakir, J (2001) Nuansa-Nuasa Psikologi Islam,


(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2001), 237.

Yasipin, Y., Rianti, S. A., & Hidaya, N. (2020). Peran agama dalam
membentuk kesehatan mental remaja. Manthiq, 5(1), 25-31.

Adenengsi, Y., & Rusman, A. D. P. (2019). Hubungan Food Choice


Terhadap Kesehatan Mental Pada Remaja Di Kota Parepare. Jurnal
Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 2(3), 410-422.

Yunitasari, P., Isnugroho, H., & Sulistyowati, E. T. (2021). Dampak


Bulliying di Sekolah terhadap Kesehatan Mental Remaja. Jurnal
Keperawatan, 13(2), 377-384.

Faizah, F., & Amna, Z. (2017). Bullying dan kesehatan mental pada remaja
sekolah menengah atas di banda aceh. Gender Equality:
International Journal of Child and Gender Studies, 3(1), 77-84.

Yunanto, T. A. R. (2019). Perlukah Kesehatan Mental Remaja? Menyelisik


Peranan Regulasi Emosi dan Dukungan Sosial Teman Sebaya
Dalam Diri Remaja. Jurnal Ilmu Perilaku, 2(2), 75-88.

46
Isni, K., Qomariyah, N., & Nurfatona, W. Y. (2020, November). Pelatihan
kesehatan mental remaja kelurahan Warungboto, Yogyakarta.
In Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (pp.
597- 604).

Mustamu, A. C., Hasim, N. H., & Khasanah, F. (2020). Pola Asuh


Orangtua, Motivasi & Kedisiplinan dalam Meningkatkan Kesehatan
Mental Remaja Papua. Jurnal KeperawatanMuhammadiyah
Bengkulu, 8(1), 17-25.

Replita, R. (2016). Pengaruh lingkungan sosial dan keadaan ekonomi


keluarga terhadap kesehatan mental remaja di Kelurahan Aek
Tampang. Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman,
2(2), 1-16.

Najam, K. S., Khan, R. S., Waheed, A., & Hassan, R. (2019). Impact of
Islamic practices on the mental health of Muslims. International
Dental & Medical Journal of Advanced Research, 5(1), 1-6.

Haroun, Z., Bokhari, A., Marko-Holguin, M., Blomeke, K., Goenka, A.,
Fogel, J., & Van Voorhees, B. W. (2011). Attitudes toward
depression among a sample of Muslim adolescents in the
Midwestern United States.

Mitha, K., & Adatia, S. (2016). The faith community and mental health
resilience amongst Australian Ismaili Muslim youth. Mental Health,
Religion & Culture, 19(2), 192-207.

47
LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Peneliti

BIODATA PENELITI

A. Data Pribadi

Nama : M.ESAR RENALDY

Tempat, tgl lahir : Samarinda, 21 September 2000

Alamat Asal : Sangkulirang, Kutim Kalimantan

Timur

Jln. Gajah Mada

Alamat di Samarinda : JL.Rapak indah, Gg. H. Bakran Perum

Griya Permata Hijau

B. Riwayat Pendidikan

SD : MIN 1 Sangkulirang

SMP : MTS Nurusa’adah Sangkulirang

SMA : SMAN 1 Sangkulirang


Lampiran 2 Surat Pernyataan
Lampiran 3 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI

Judul KTI : Studi Kepustakaan Gambaran Kesehatan Mental

Remaja Muslim di Indonesia

Pembimbing : Ns.Andri Praja S.,S.Kep.M.Biomed

N0. Tanggal Konsultasi Hasil Konsultasi Paraf

1 10 Konsul judul Judul harus ada kaitanya


Februari dengan islami
2021

2 12 Konsul judul Tambahin latar belakang


Februari
2021

3 17 Konsul judul Judul : Studi kepustakaan


gambaran kesehatan mental
Februari remaja muslim di
2021 indonesia

4 15 Mei Konsul bab 1 Perbaiki tujuan umum dan


tambahkan tujuan khususdan
2021 dan 2 lanjut sampe bab 4

5 30 Mei Konsul bab 3 Perbaiki bab 3 sesuai


contoh
2021
6 1 Juni Konsul cara Menggunakan situs Google
mencari jurnal scholar, sciencedirect
2021 yang
relevan

7 3 Juni Konsul cara Jurnal yang sesuai deengan


menganalisis kriteria iklusi dan eksklusi
2021 jurnal

8 4 juni Konsul bab 2 Tidak menggunakan keaslian


penelitian
2021

9 5 juni Konsul bab 3 Tidak memnggunakan seleksi


studi penilaiankualitas, jalanya
2021 penelitian, waktu dan tempat
penelitian

10 16 juni Konsul bab1- Mengubah judul


bab 5 menjadistudi kepuskaan
2021 gambaran
kesehatan mental remaja
muslim di Indonesia

11 17 juni Konsul bab1- Tambahkan daftar pustaka, dan


5 perbaikanlatar belakang
2021
12 17 juni Konsul bab 4 Mengubah pembahasan
sesuai dengan tujuan
2021 dan 5 khusus dan mengubah
kesimpulan dan saran

13 17 juni Konsul bab1- ACC


5
2021
LEMBAR BIMBINGAN UJI PLAGIASI

NAMA : M ESAR RENALDY


NIM: 1811102416058
PEMBIMBING : Ns.Andri Praja Satria,S.Kep,.M.Biomed

No HARI TANGGAL LAPORAN SARAN PARAF/TT


KONSULTASI PEMBIMBING PEMBIMBING
1. RABU,09,2021 Perbaikan Uji plagiasi
paraphrase pada bab ulang
1- 5

Anda mungkin juga menyukai