Anda di halaman 1dari 39

PERILAKU ANOMIE PADA MAHASISWA

PSIKOLOGI ISLAM IAIN KEDIRI

PROPOSAL

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana


Psikologi (S.Psi

Oleh:

Rohmatul Ummah
9.334.132.18

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN ILMU DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam berdirinya suatu

negara yang tangguh, berkepribadian mulia, aktif dan kreatif serta menggali

potensi pada setiap orang yang ada pada negara itu. Pendidikan akan dapat

melahirkan generasi muda mudi yang berkualitas pada bidang mereka masing-

masing sehingga dapat menjadi teladan bangsa serta kemajuan dalam suatu

negara. Pendidikan akan mengembangkan wawasan yang berkualitaspada

setiap warga negara dan akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang

berkualitas pula.

Indonesia memiliki aturan tentang pendidikan nasional diatur secara

legal tercantum pada Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal

3 (dalam suatu sistem pendidikan nasional, 2003) yang berbunyi 1: “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab”.

endidikanmasih Terdapat hal-hal yang tidak selaras dalam

pelaksanaanya. Sehingga hal itu menghambat tercapainyatujuan penndidikan

nasional itu sendiri, salah satunya adalah perilaku ketidakjujuran dalam

1
Republik Indonesia, Undang-undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II Pasal 3.
lingkup akademik. Ketidakjujuran akademik merupakan suatu tindakan yang

dikerjakan secara sadar dan disengaja dalam rangka memenuhi keinginanya

untuk mendapatkan pencapaian dalam meng tugas atau mencapai apa yang

mereka targetkan, namun dengan menggunakan cara yang menyalahi aturan

hingga normaSetiap institusi khususnya perguruan tinggi memiliki fenomena

kecurangan akademik. Hal ini sudah menjadi rahasia publik yang cukup

banyak menyita perhatian.

Kecurangan akademik banyakdilakukanoleh kalangan pelajar baik pada

tingkatan bawah, menengah dan atas hal tersebut dilakukan semata-mata

untukuntuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan melakukan

cara instan dengan mencari jalan pintasmeskipun hal tersebut menyalahi

aturan, norma dan ketetapan yang berlaku. Permasalahan tentang kecurangan

akademik merupakan suatu permasalahan yang dapat terjadi dimana saja. pada

siapa saja dan kapan saja. Begitupun pada kalangan mahasiswa.

Mahasiswa banyak melakukan kecurangan akademik baik dalam skala

kecil maupun besar dengan berbagai macam tindakan diantaranya copy paste,

joki tugas, hingga meminta perbaikan nilai mereka tidak introspeksi diri

terlebih dahuluMereka dapat menghalalkan segala hal agar dapat mendapat

nilai yang memuaskan meskipun dari berbagai cara mereka hingga dapat

menyalahi aturan norma dalam lingkup sosial maupun akademik.

Mahasiswa Psikologi Islam yang seharusnya mencerminkan perilaku yang

baik agar dapat menjadi teladan dan contoh yang baik untuk orang

disekitarnya, namun pada kenyataanya sangat berbanding terbalik, masih kerap


terjadi kecurangan akademik yang mereka lakukan meskipun pada dasarnya

sebenarnya mereka tau perilaku yang mereka lakukan tidak baik sebagai

cerminan mahasiswa psikologi islam. karena dalam perkuliahan mereka

banyak mendapatkan ilmu keislaman dengan paduan psikologidengan meneliti

dan menganalisis menggunakan literatur untuk mengkaji psikologi dengan

pemikiran islam yang bersumber dari al quran dan hadis, dari hal itu seharusnya

mahasiswaa psikologi islam dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat selama

perkulihan.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan

bahwa perilaku anomie sudah mulai menjadi hal yang biasa dan lumrah pada

kalangan mereka, 2 bahkan sudah tidak menjadi rahasia yang ditutup rapat lagi.

Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu informan ia menyampaikan

bahwaa mereka berperilaku anomie karena keterpaksaan agar mereka tidak

tertinggal oleh temannya, karna dalam kalangan pertemanannya, Mahasiswa

yang mendapatkan nilai dibawah rata rata maka akan dianggap bodoh dan tidak

dapat diandalkandalam menempuh perkuliahan.

Hasil wawancara pada salah satu mahasiswa Psikologi Islam yang

menjadi pelaku perilaku anomie dalam bidang akademik. 3 Informan FA

menyampaikan bahwa ia mendapatkan nilai dibawah espektasinya FA mencari

cara agar bagaimana nilainya dapat menjadi lebih baik dan memuaskan seperti

apa yang mereka ingin, meskipun dengan cara yang tidak seharusnya dilakukan

2
Pengamatan penulis terhadap perilaku anomie yang terjadi di sekitar Fakultas Ushulludin dan
Dakwah Iain Kediri pada mahasiswa Psikologi Islam
3
FA, Mahasiswi, Kec. Waru, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur, wawancara oleh penulis di kos , 16 februari
2022.
dalam bidang akademik kampus, subjek mengambil jalan pintas dengan

berbagai cara seperti memprotes nilai pada pimpinan jurusan atau dengan

meminta perbaikan nilai dengan mau diberikan tugas apapun namun mereka

tidak introspeksi pada diri subjek sendiri sebelum mereka meminta kelebihan

nilai pada dosennya atau adamaksud-maksud tertentu. Informan FA

menyampaikan bahwa ia melakukan tindakan kecurangan akademik itu

disebabkan oleh kurang percaya diri serta kurang yakin dengan dirinya sendiri,

takut mendapatkan nilai yang rendah, mengikuti teman sekitar, tidak ingin

mengecewakan orangtuannya.

Hasil wawancara dengan 4 beberapa dosen bahwa mereka menyampaikan

bahwa masih kerap banyak mahasiswa yang melakukan perilaku tersebut

namun tanpa mereka ketahui perilaku tersebut termasuk dalam tindakan

penyimpangan perilaku sosial

Contoh peilaku anomie yang terjadi pada mahasiswa Psikologi Islam Iain

Kediri yang pertama adalah joki dengan aspek-aspek yang mendasari perilaku

joki dapat terjadi (adanya tekanan dari luar, berekspektasi mendapat yang

terbai, malas menglain, malas berfikir mandiri) yang kedua copypaste (malas

repot, dapat selesai cepat dan tidak menguras tenaga banyak, mempercepat

kegiatan), yang ketiga Penambahan nilai dengan melalui jalur dalam (merasa

tidak puas dengan nilai yang didapat, menghalalkan segala cara, tidak

intropeksi terlebih dahulu).

4
TH dan UK, Dosen Psikologi Islam, Kec. Kota, Kab. Kediri Kota, Jawa Timur, wawancara oleh
penulis di kawasan Fakultas Ushulludin dan Dakwah, 16 februari 2022.
Sebagaimana paparan beberapa aspek di atas merupakan gambaran dari

perilaku anomie yang terjadi di kalangan mahasiswa Psikologi Islam Iain

Kediri. Perilaku anomie yaitu perilaku penyimpangan sosial dalam skala kecil,

perilaku anomi dapat terjadi ketika seseorang mendapatkan stimulus dari luar

dirinya hingga akan terciptanya dorongan untuk menggapai apa yang mereka

inginkan. Anomie merupakan gambaran situaisi sosial masyarakat yang

menyalahi aturan dan menyimpang dari norma dengan melakukan tindakan di

luar batas ketentuan masyarakat umum kemudian terciptalah perilaku anomie

yaitu tentang suatu tindakan yang dilakukan oleh para pelaku kecurangan

akademik. Perilaku anomie masih kerap dianggap sepele namun hal sepele jika

didiamkan akan menjadi bomerang untuk dirinya sendiri.

Teori Anomi yang dikenalkan oleh Emile Dukhim, teori ini menyebutkan

bahwa perilaku Anomie merupakan sebuah tindakan kejahatan berdasarkan

perspektif sosiologis. Dalam teori yg dikenalkan Emiel Dukhim Anomi

(Anomie) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perilaku anomie

merupakan perilaku yang tanpa arah dan apatis ditandai dengankeadaan

masyarakat yang memandang negatif pada sistem norma, hilangnya

kewibawaan hukum serta disorganisasi hubungan antar manusia. Akan

terjadinya gejala ketidak seimbangan psikologis yang dapat melahirkan

perilaku menyimpang dalam berbagai manifestasi.


Perilaku anomie terjadi pada kalangan mahasiswa 5 yang kebanyakan dari

mereka menyadarinya namun menganggap hal itu sepele dan tidak menyalahi

aturan yang ada, sebenarnya perilaku anomie yang mereka anggap sepele

namun sebenarnya akan menjadi perkara besar bila disepelekan.

Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang "PERILAKU ANOMIE PADA MAHASISWA

PSIKOLOGI ISLAM IAIN KEDIRI" dengan harapan akan mendapatkan hasil

terbaik untuk dapat mengungkap tentang perilaku anomie pada kalangan

mahasiswa psikologi Islam Iain Kediri. .

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang

menjadi fokus dalam penelitian ini yang akan diajukan adalah:

Bagaimana gambaran peilaku anomie mahasiswa Prodi Psikologi IslamIain

Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana fokus masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini di

antaranya adalah:

Untuk dapat mengetahui gambaranperilaku anomie pada mahasiswa Prodi

Psikologi Islam Iain Kediri

5
ND, Mahasiswi, Kec. Waru, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur, wawancara oleh penulis di kos , 16
februari 2022.
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang kolektif

untuk perkembangan keilmuan (teoritis) atau untuk peneliti ataupun sabjek

yang menjadi sasaran penelitian (praktis). Manfaat tersebut adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan keilmuan

dan pengetahuan bagi pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang

psikologi sosial yang berkaitan dengan perilaku anomie.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai konstribusi dalam

mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan perilaku anomie,

sehingga dalam penelitian selanjutnya akan mempermudah berjalannya

penelitian yang akan dilakukan.

a. Bagi Subjek

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu literatur,

Sehingga dapat membuka jendela keilmuan serta kesadaran diri bagi

Subjek Psikologi Islam Iain Kediri agar dapat memahami

pentingnya mengetahui tentang perilaku anomie.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk

penelitian selanjutnya terkhusus padakeilmuan psikologi terutama

dalam psikologi sosial, serta dapat mendalami lebih dalam


terkaitperilaku anomie, sehingga nantinya akan ada penelitian yang

lebih relevan pada penelitian selanjutnya.

c. Bagi Lembaga

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukkan

sehingga akan terciptanya pendidikan yang berkualitas, baik dari sisi

imtaq dan iptek maupun kebijakan

E. Definisi Konsep

Konsep merupakan kata yang mengekspresikan sebuah inspirasi tak

terbentuk yang dibuat menggunakan menggeneralisasikan objek atau interaksi

keterangan-keterangan faktayang diperoleh berdasarkan pengamatan yang

dilakukan di lakukan. 6

Berdasarkan pengertian diatas definisi konsep judul dalam penelitian ini

adalah “Perilaku Anomie Pada Mahasiswa Psikologi Islam Iain Kediri”. Oleh

karena itu diperlukan penjelasan mengenai makna perilaku anomie.

1. Perilaku Anomie

Perilaku anomie merupakan akibat dari adanya berbagai

ketegangan dalam suatu struktur masyarakat tertentu. Sehingga ada

individu yang mengalami tekanan/ketegangan yang akan

mengakibatkan terjadi tindakan penyimpangan. Akibat dari hilangnya

kontrol sosial dan tidak ada norma sosial yang dapat dijadikan pegangan

sesuai dengan keinginan mereka. 7

6
Rachmat Kriantono, Tehnik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 17.
7
Della Ayuwardana, Anomie “(Studi Kasus Praktek Prostitusi di Kampung Sungan Datuk,
Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Naskah Publikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, 2016.
F. Telaah Pustaka

1. Jurnal penelitian yangditulis oleh Ismail dan M.Ridwan said ahmad

dalam jurnal sosialisasi pendididkan sosiologi dengan judul “Perilaku

Anomie Siswadi Sma Negeri 9 Makasar” penelitian ini menggunakan

metode penelitian dengan jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Prosedur dalam pengumpulan datanya ialah observasi, wawancara dan

dokumentasi penentuan dalam menetapkan subjek sebagai informan

dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive, dengan hasil

penelitiannya menunjukkan bawa perilaku anomie dapat terjadi di sma

negeri 9 makasar dengan berbagai macam faktor diantaranya ialah a)

tekanan dalam lingkup sekolah, b) teman sebaya, namun tidak hanya

sampai disitu dampak dari perilaku anomie di sma 9 makasarada dua

yaitu a) Dampak negatif seperti merasa malu, mendapat hinaan, nilai

tidak tuntas, bahkan dipindahkan dari sekolah.

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan

ialah terletak pada fokus penelitian yaitu anomie Prosedur dalam

pengumpulan datanya ialah observasii, wawancara dan dokumentasi.

Perbedaan yang signifikan pada penelitian ini dengan penelitian diatas

terletak pada tujuan dari penelitian ini dilakukan, penelitian ini fokus

pada gambaran dari perilaku anomie. pada faktor apa saja yang

menjadikan siswa berprilaku anomi, sedangkan dalam penelitian

iniPerbedaan penelitian diatas dengan penelian yang akan dilakukan

terletak pada lokasi penelitian yang ditujuh pada penelitian diatas letak
lokasi penelitiannya di Sma Negeri 9 Makasar sedangkan pada

penelitian yang akan dilakukan letak lokasinya di Iain Kediri, Fakultas

Ushulludin dan Dakwah prodi Psikologi Islam. Selain itu juga terdapat

perbedaan mendasar antara keduannya yaitu perbedaan objek penelitian

dan periode pengamatan keduanya. Ismail dan M.Ridwan said ahmad

melakukan penelitian pada tahun 2018 dengan sabjek penelitian siswa

Sma Negeri 9 Makasar, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun

2022 dengan sabjek penelitian Mahasiswa Prodi Psikologi Islam Iain

Kediri. Metode yang digunakan sama-sama menggunakan metode

kualitatif dengan menggunakan prosedur pengumpulan data melalui

tehnik observasi, wawancara dan dokumentasi.

2. Jurnal penelitian yang ditulis oleh Nuryati Atamini, R. Dalam jurnal

psikologi dengan judul Anomie dan Kecenderungan Perilaku Agresif di

Kalangan Remaja. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian

kuantitatifsubjek penelitian adalah kelompok remaja pria dan wanita

yang tinggal didaerah istimewa yogyakarta variabel anomie dan

kecenderungan perilaku agresif diungkap melalui angket dibantu oleh

metode observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini ialah ada

hubungan positif yang signifikan, Konstribusi anomie terhadap

kecenderungan perilaku agresif sebesar 13,7% dapat memberikan

gambaran bahwa cukup banyak faktor lain yang berpereal dalam

membentuk perilaku anomie.


Persamaan penelitian diatas dengan penelitian iniialah pada salah satu

variabel yang menjadi konteks inti dalam penelitian yang digunakan

yaitu anomie.Perbedaannya terletakpada variabelyang menjadi fokus

dalam penelitian diatas yaitu Kecenderungan agresif pada kalangan

remaja, sedangkan pada penelitian ini ialah perilaku anomie pada

mahasiswa Prodi Psikologi Islam Iain Kediri. Sehingga akan terdapat

kemungkinan besar dalam hasil yang akan didapatkan begitupun

denganperbedaan mendasarnya pada sisi metode yang digunakan

digunakan dalam proses penelitian diatas menggunakan kuantitatif

dengan metode pengumpulam data dengan observasi dan wawancara

yang diungkap melalui penyebaran angket pada sabjek penelitian,

sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatiftehnik

pengumpulan datanya dengan melakukan wawancara, observasi dan

dokumentasi

3. Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rusydi Syahra dalam jurnal

masyarakat dan budaya dengan judul Anomie di Tengah Perubahan

Sosial. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif yang bersifat

deskriptif Prosedur dalam pengumpulan datanya ialah observasi,

wawancara dan dokume, dengan hasil penelitian tingkat anomie

semakin tinggi yang dialami oleh individu suatu kelompok atau

komunitas akan lebih mudah menjurus pada tindakan deduktif.

Tindakan ini menggambarkan pelampiasan rasa tidak puas yang

memuncak yang manifestasi dari anomie itu sendiri persamaan


penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak

pada konteks pembahasan yang diangkat yaitu anomie serta metode

pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan

dokumentasi, perbedaan yang mendasar dalam penelitian diatas dengan

penelitian ini ialahterletak pada fokus dalam penelitian jika pada

penelitian diatas lebih terfokus pada anomie di tengah perubahan sosial

sedangkan pada penelitian ini fokus pada perilaku anomie pada

mahasiswa, dari perbedaan mendasar tersebut akan menghasilkan

paparan hasil yang berbeda karna lokasi, tahun, subjek penelitian

berbeda.

4. Naskah publikasi oleh Della Ayuwandaradengan judul Anomie (Stusi

Kasus Praktek Prostitusi di Kampung Sungai Datuk, Kelurahan Kijang

Kota, Kecamatan BintanTimur, kabupaten Bintan pada tahun 2016.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif, pada penelitian ini melibatkan 7 orang informan yang bekerja

sebagai pekerja seks komersial (PSK) dengan menggunakan konsep

Anomie dari Robert K. Merton penentuan dari pengambilan sebagai

informan menggunakan metode Snowball Sampling atau penentuan

sampel berdasarkan petunjuk dari informan awal. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat

untuk bekerja menjadi PSK diantaranya adalah desakan ekonomi,

kecewa dan gairah seks tinggi serta gedget yang mulai berkjembang

semakin canggih namun tidak digunakan dengan semestinya.


Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini ialah terletak pada

konteks penelitian yang dilakukan, serta metode pengumpulan data

yang digunakan sama yaitu metode kualitatif. Perbedaan mendasar yang

terletak pada penelitian diatas dengan penelitian ini ialah waktu, objek

penelitian dan lokasi penelitiannya berbedapenelitian diatas dilakukan

pada tahun 2016 dengan objek penelian orang yang bekerja sebagai

pekerja seks komersial (PSK) sedangkan dalam penelitian ini

dilaksanakan pada tahun 2022 dengan objek penelitian mahasiswa aktif

Prodi Psikologi Islam Iain Kediri. penelitiaan yang dipilih berbeda baik

dari provinsi sampak pada lokasi terkecil yaitu desa/kampung yaitu

Kampung Sungai Datuk, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan

BintanTimur, kabupaten Bintan dengan penelitian ini yang berlokasi di

Iain Kediri, Fakultas Ushulludin dan Dakwah, Prodi Psikologi Islam.

G. Landasan Teori

1. Perilaku Anomie

a. Pengertian Perilaku Anomie

Perilaku anomie merupakan suatu keadaan yang terjadi

akibat dari berbagai macam faktor ketengan yang dialami oleh setiap

individu yang terjadi dalam struktur sosial sehingga terdapat

individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi

menyimpang hingga melampaui batas. Seperti yang disampaikan

oleh Emiel Durkhiem anomie ialah situasi yang merupakan


gambaran situasi tanpa dukungan kejelasan norma dan arah, serta

terdapat kesenjangan antara kenyataan dengan harapan8.

Sedangkan menurut Robert K Mertonmengatakan bahwa

anomie dikaitkan dengan masalah kejahatan. Merton mengatakan

bahawa Perilaku anomie merupakan perilaku menyimpang yang

dilakukan secara terus menerus, lantaran dengan menjalankannnya

seseorang itu merasa dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan yang

dia inginkan, meskipun cara-cara yang mereka lakukan dengan

suatu yang tidak wajar (menyimpang dalam pandangan masyarakat)

Merton mengatakandalam setiap masyarakat pasti terdapat struktur

sosial yang berbentuk kelas-kelas dan hal ini yang nenyebabkan

perbedaan-perbedaan kesempatan dalam mencapai tujuan. 9

Kelas bawah (lower class) mempunyai kesempatan lebih

kecil dalam mencapai tujuan bila dibandingkan dengan mereka yang

memilki kelas yang lebih tinggi (upper class). Keadaan ini

menimbulkan rasa ketidakpuasan, frustasi, hingga munculnya

penyimpangan-penyimpangan di kalangan masyarakat yang tidak

mempunyai kesempatan tersebut. Situasi ini akan menimbulkan

keadaan masyarakat tidak lagi mempunyai ikatan yang kuat

terhadap kesempatan-kesempatan yang terdapat dalam masyarakat.

Keadaan ini yang dimakan anomiePada kondisi ini kemudian

8
Della Ayuwardana, Anomie, 4
9
Rusyidi Syahra, “Anomie di Tengah Perubahan Sosial” , Jurnal: Masyarakat dan Budaya 3, No 1
(Maret 2000): 14-15
menimbulkan suatu pilihan dari masyarakat tersebut untuk

menyesuaikan diri,tunduk pada kenyataan atau menolak salah

namun menggunakan cara-cara yang akhirnya menyimpang norma

dalam masyarakat10

Menurut Chaplin perilaku anomie adalah pengabaian

terhadap norma, kurangnya berarti nilai-nilai atau norma-norma

yang berlaku dalam suatu kelompok sosial masyarakat. 11 Dapat

disimpulkan bahwa perilaku anomie ialah perilaku menyimpang

yang dilakukan terus-menerus hingga melanggar aturan masyarakat

yang berlaku, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan yang

mereka inginkan namun dengan cara-cara yang instan hingga

menyalahi norma yang berlaku.

b. Dinamika Perilaku Anomie12

Menurut Abdurrahmad, Dinamika perilaku Anomie pada

Individu ditentukan dan dipengaruhi oleh:

1) Pengamatan atau pengindraan (sensasion, adalah proses belajar

mengenal segala sesuatu yang berada dilingkungan sekitar

dengan menggunakan alat indera penglihatan (mata),

Pendengaran (telinga), Pengecap (lidah), Pembau (hidung), dan

perabaan (kulit, termasuk otot).

10
Della Ayuwardana, Anomie, 5
11
https://eprints.ums.ac.id, diakses pada 07 Maret 2022
12
Asti Nurlalela “Peranan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Dalam
Menumbuhkan Sikap dan Perilaku Kecurangan peserta Didik” Gea: Jurnal Pendidikan Geografi,
44
2) Persepsi, adalah menfsirkan stimulus yang telah ada di otak atau

pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum

persepsi terkait dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur,

menyeluruh dan penuh arti.

3) Berfikir, adalah aktivitas yang bersifat ideosional untuk

menemukan bubungan antara bagian-bagian pengetahuan.

Berfikir pengertian, membentuk pendapat, dan menarik

kesimpulan. Jenis berfikir ada 2 yaitu berfikir tingkat tinggi dan

berfikir tingkat rendah.

4) Intelegensi, dapat diartikan sebagai kemampuan mental yang

melibatkan proses berfikir rasional, kemampuan individu untuk

menyesuaikan diri dengan keaadaan lingkungan yang baru.

5) Sikap, adalah evaluasi positif-negatif-ambivalen individu

terhadap objek peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap

merupakan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku

yang menetap.

c. Aspek-Aspek Perilaku Anomie 13

Menurut DurkheimAspek-Aspek perilaku anomie antara lain:

1) Tidak adanya sikap baik menujukkan gejala munculnnya

perilaku anomie

13
Nuryati Atamimi, R. “Anomie dan Kecenderungan Perilaku Agresif di Kalangan Remaja”, Junal
Psikologi No. 1, (1998): 26-43
2) Sifat ketuhanan yang tidak menjadi pedoman seperti,

berbohong, menipu, tidak adil, tidak patuh dengan aturan, suka

meremehkan hal kecil.

3) Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat menunjukkan

pudarnya pengakuan dan penghargaan terhadap nilai-nilai

moral dan sosial, hal ini menunjukkan indikasi dari perilaku

anomie.

2. Mahasiswa Psikologi Islam

a. Pengertian Mahasiswa Psikologi Islam

Mahasiswa Psikologi Islam adalah seseorang yang sedang

berproses mencari ilmu dalam jenjang perguruan tinggi yang terdiri

dari, akademik, politehnik, sekolah tinggi, institut maupun

universitas. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia 14 (KBBI),

Mahasiswa diartikan sebagai orang yang sedang belajar di Perguruan

Tinggi Seorang mahasiswa tergolong pada tahap perkembangan

pada usia 18 sampai 25 tahun. Tahap ini memijaki masa dewasa

akhir hingga masa dewasa awal, tugas mahasiswa ketika mencapai

pada usia ini ialah pemantapan pendirian hidup 15

Menurut Mujib Mahasiswa Psikologi Islam ialah seorang

peserta didik yang terdaftar dalam perguruan tinggi dalam instansi

apapun baik negeri maupun swasta yang berfokus pada pengkajian

14
https://kbbi.web.id, , diakses pada tanggal 14 maret 2022
15
Yusuf dan Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), 23
ilmu Psikologi Islam, meninjau konsep-konsep psikologi dengan

dengan visi keislaman, psikologi dipakai sebagai pisau pengupas

masalah masalah psikologis yang terjadi pada masyarakat luas yang

kemudian dikaji lebih dalam sehingga menemukan jalan keluar

melalui konsep psikologi baru yang didasarkan pada islam, dengan

menggunakan Al-Quran dan hadist sebagai pedoman dalam

mengambil sebuah keputusan. Kutipan "Humanities of the Qur'an"

menjelaskan bahwa ada tiga cabang ilmu pengetahuan yaitu

qauliyah, kauniyah, nafsiyahbukan hanya qauliyah, kauniyah saja.

Dengan ketiga pecahan ilmu di atas, diharapkan “ilmu keislaman”

akan menjadi gerakan intelektual yang gemilang dan diakui sebagai

paradigma baru ilmu pengetahuan secara luas. 16

b. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa Psikologi Islam

Santrokmengatakan pada tahap transisi sekolah dasar menuju

sekolah menengah pertama akan terjadi perubahan dan

kemungkinan stres, begitupun pada masa transisi dari sekolah

menengah atas menuju universitas. Transisi ini menjadikan

seseorang menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak

bersifat umum, seperti halnya interaksi dengan teman sebaya dari

asal daerah yang berbeda dan beragam serta perhatian terhadap

prestasi penilaiannya 17

16
Yandi Hafizala, Psikologi Islam, Psychosophiyah: Journal of psikology, Religion, and Humanity
1 no. 1(2019): 10
17
John W Santrock, Life Span Developmen, ( Jakarta: Erlangga, 2002),74
Perguruan tinggi dapat sebagai masa penemuan intelektual dan

kepribadian. Mahasiswa dapat merespon berbeda terhadap wawasan

dan cara berfikir seperti setiap mahasiswa memaknai pandangan

soal pandangan dan nilai yang berbeda-beda.

c. Peran dan Fungsi Mahasiswa Psikologi Islam

1) Guardian of Value

Mahasiswa sebagai penlindung dan penerap nilai-nilai

masyarakat yang kebenarannya mutlak: kesamarataan,

integritas, tolong-menolong,peka terhadap lingkungan sekitar,

empati dan lainnnya. Mahasiswa harus mampu berpikir secara

ilmiah tentang nilai-nilai yang mereka hargai. Tidak hanya itu,

mahasiswa juga merupakan transferor, transmitter dan

diseminasi ilmu pengetahuan.

2) Social Control

Sebagai kontrol atau tolak ukur dalam masyarakat dalam

kehidupan sosial. Mahasiswa dapat mengendalikan atau sebagai

penengah keadaan sosial yang ada dalam lingkup masyarakat

secara umum, yaitu seperti berani menyuarakan pendapat terkait

kebijakan-kebijakan pemerintah misalkan saja berdemo. 18

3) Moral Force

Sebagai pembentuk moral dalam lingkungan masyarakat.

Contohnya mahasiswa dapat menjadi pembentuk moral

18
PWK Institit Teknologi Sepuluh November, Peran dan Fungsi Mahasiswa, 1
masyarakat sekitar dengan mencontohkan perilaku yang baik

sehingga dapat menjadi contoh untuk masyarakat sekitar, karna

mahasiswa lebih dianggap lebih unggul dalam pandangan

masyarakat luas.19

4) Iron Stock

Sebagai mahasiswa memiliki tanggung jawab besar dalam

pembangunan sebuah negara yang maju dan berkembang yang

nantinya akan menjadi penerus dalam memimpin negara.

Contohnya mahasiswa sebagai generasi penerus dan perjuangan

bangsa, diharapkan mempunyai mental yang kuatbaik secara

lahir maupun batin20

a. Tugas Mahasiswa Psikologi Islam

Setiap mahasiswa dalam bidang keilmuan apapun pasti ada

tugas khusus yang dapat membedakan antara satu dengan yang

lainnnya, seperti halnya mahasiswa Psikologi Islam yang memilki

tugas antara lain: Menganalisis fenomena, riview jurnal, praktek

asesmen, menjadi pendengar yang baik, memberi solusi, jujur dalam

bertindak. Namun tidak hanya itu mahsiswa Psikologi Islam

berperan penting bagi masyarakat luas sebagai pemberi edukasi

terkait kesehatan mental masyarakat luas, menjadi contoh untuk

19
Ibid., 1
20
Ibid., 1
bersikap, bertukar ilmu, dan memberikan solusi ats masalah-masalah

yang dialami oleh masyarakat luas.

b. Ciri-ciri Mahasiswa Psikologi Islam

Terdapat beberapa ciri khas yang melekat pada mahasiswa

psikologi islam diantaranya ialah: Senang berinteraksi dengan orang

lain,memiliki kecerdasan emosi,senang membaca, peka terhadap

lingkungan sekitar, suka mengamati,kritis,tidak membeda-bedakan

latar belakang seseorang,mampu menjaga rahasia,dapat dipercaya,

pendengar yang baik, jujur, menjadi tempat curhat, berfikir kritis,

tidak ceroboh saat mengambil keputusn, sabar, selalu berfikir positif,

ramah, kemampuan komunikasi yang baik

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis penelitian

Penelitian adalah usaha untuk mengembangkan pengetahuan,

mengembangkan teori, dan mengujinya. Penelitian juga dapat digambarkan

sebagai proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian adalah kegiatan

pengumpulan data yang ditampilkan dalam bentuk tampilan data seperti

tabel, analisis, dan kesimpulan.

Wardoyo berpendapat bahwa pengertian dari metode penelitian

dapat dimaknai sebagai metode ilmiah untuk memperoleh data dengan

maksud dan tujuan tertentu Metode ilmiah berarti kegiatan penelitian

didasarkan pada ciri-ciri ilmiah: rasional, empiris, dan sistematis. Creswell


dari Sugishiro juga menyatakan bahwa “metode penelitian adalah suatu

proses kegiatan berupa pengumpulan data, analisis data, dan pemberian

interpretasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian.21 Berdasarkan

pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian adalah

proses perolehan data yang didapat melalui proses ilmiah guna untuk

mendapatkan data penelitian yang akurat sesuai dengan tujuan dari

penelitian itu sendiri.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan harapan

untuk dapat menggali kondisi objek secara menyeluruh, dimana dalam

metode kualitatif dapat membidik langsung pada objek yang diteliti,

instrumen kunci ialah peneliti itu sendiri dan tehnik pengumpulan data yang
22
digunakan secara triangulasi sumber dan data induktif.

Menurut pendapat Sugiyono , “Penelitian kualitatif menggunakan

strategi interaktif dan fleksibel untuk menyelidiki perspektif partisipan.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial dari

perspektif tertentu. Sedangkan Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi

kualitatif adalah “metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif

dalam bentuk bahasa tertulis atau lisan orang dan perilaku yang dapat
23
diamati”. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif adalah

21
Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Edisi Revisi, (Bandung:
Alvabeta, 2019),2
22
Afifudin Dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia,
2019), 58
23
Sugiyono, Metode PenelitianPendidikan ( Kuantitatif, Kualitatif dan R&D) , (Bandung :
Alvabeta, 2018), 8
“metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk bahasa

tertulis atau lisan orang dan perilaku yang dapat diamati”. 24

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwayang dimaksud dengan

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang fenomena individu maupun kelompok, peristiwa, sikap,

kepribadian, kegiatan sosial, persepsi atau pemikiran, yang datanya berupa

kata-kata atau frase deskriptifhasil penelitian yang diamati.

Jenis penelitian ini dikemas dalam studi lapangan atau studi kasus

(field research), sedangkan menurut Stake studi kasus adalah “studi yang

ditujukan untuk memusatkan perhatian pada latar belakang individu,

kelompok, atau institusi. Hasilnya memberikan gambaran yang luas,dan

penetrasi mendalam dari organisasi tertentu. “Institusi atau unit sosial”.25

Menurut Creswell, studi kasus adalah jenis pendekatan yang

digunakan untuk menyelidiki dan memahami peristiwa atau masalah yang

muncul dengan mengumpulkan berbagai jenis informasi, meninggalkan

masalah untuk diselesaikan, akan diproses untuk mencapai solusi. Studi

kasus adalah survei terperinci tentang individu, kelompok, organisasi,

organisasi, program kegiatan, dll. pada titik waktu tertentu. Hasil data survei

studi kasus memunculkan teori-teori baru26Oleh karena itu peneliti

mengambil judul “Perilaku Anomie Pada Mahasiswa Psikologi Islam Iain

Kediri”. Disini penulis mempelajari secara langsung informasi dan latar

24
Bachtiar S. Bachri, “Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada Penelitian Kualitatif”,
Teknologi Pendidikan (Surabaya : UNESA,2010), Vol.1 No.1: 50
25
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 54.
26
Rahmat, Penelitian Kualitatif,6
belakang permasalahan yang ditemui di lokasi lingkungan Iain Kediri

lainnya, khususnya fakultas Ushuluddin dan Dakwah.

2. Kehadiran peneliti

Lexy J. Moleong dalam bukunya ia berpendapat bahwa dalam

sebuah penelitian kualitatif, seorang bertindak sebagai instrumen sekaligun

pengumpul data, seperti yang moleong katakan, kedudukan penelitian

kualitatif iki cukup rumit Dalam bukunya, Lexy J. Moelong menjelaskan

bahwa peneliti dalam penelitian kualitatif berfungsi baik sebagai sarana

maupun sebagai pengumpul data. Seperti dikemukakan Moelong, posisi

peneliti dalam penelitian kualitatif sangat kompleks. Peneliti adalah

perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan

akhirnya peneliti yang melaporkan data hasil penelitian. Peneliti merupakan

sarana sentral untuk menangkap makna dan sekaligus mengumpulkan

data.27

Oleh karena itu, kehadiran seorang peneliti dalam proses penelitian sangat

penting karena dalam proses penelitian menuntut peneliti untuk secara

langsung memantau dan mengamati saat proses penelitian berlangsung.

Peneliti juga membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah

strategi dalam menghadapi berbagai situasi yang terjadi di lapangan. Karena

pentingnya peran peneliti, maka status peneliti harus diketahui oleh

informan.

27
Lexy J Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatis-Edisi Revisi (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2005), 21.
3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Iain kediri lebih tepatnya di fakultas

Ushulludin dan Dakwah yang berlokasi di Jl. Sunan Ampel, Ngronggo, Kec.

Kota Kediri, Kota Kediri, Jawa Timur. Penulis memilih lokasi ini karena

peneliti telah terlebih dahulu melakukan observasi dan menemukan

fenomena yang unik yang menarik untuk digali lebih dalam kemudian

disesuaikan dengan topik yang ingin diangkat oleh penulis. Lokasi tersebut

salah satu komponen yang tergabung dalam Iain Kediri.

4. Subjek penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini ialah mahasiswa

Psikologi Islam Iain Kediri. Karakteristik sample dalam penelitian ini ialah

telah menjadi bagian dari mahasiswa program studi Psikologi Islam minimal

telah menempuh 2 semester dalam perkuliahan. Serta terdapat indikasi pada

subjek yang melakukan perilaku anomie. Berdasarkan hasil wawancara pada

salah satu mahasiswa psikologi islam TA smenyampaikan bahwa perilaku

anomie sudah muncul ketika TA memasuki semester 2 dalam perkuliahan,

dikarnakan pada semester 2 TA mulai merasakan lelah meng tugas dan mulai

bosan karena dalam pandangannnya perkulihan sat masuk pertama kali ialah

perkuliahan lebih menyenangkan dibanding dengan sekolah, namun pada

kenyataanya berbeda dengan apa yang TA fikirkan sebelumnya. 28

28
TA, Mahasiswi, kec. Kota, kota kediri, wawancara oleh penulis di rumah, 11 april 2022.
5. Sumber data

Sumber data dapat dibedakan menjadi dua jenis: data primer dan data

sekunder. Sumber data primer adalah data yang memberikan data secara

langsung kepada peneliti. Sumber lainnya adalah data sekunder. Sumber data

dari data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak

langsung,melainkan dari orang lain atau dokumen-dokumen pendukung. 29

Sesuai dengan fokus penelitian ini adalah Mahasiswa Psikologi Islam Iain

Kediri.

Data yang peneliti kumpulkan ialah seputar perilaku anomie pada

mahasiswa Psikologi Islam Iain Kediri. Dengan sasaran utama informan

dalam penelitian ini ialah mahasiswa yang telah tergabung dalam program

studi Psikologi Islam Iain Kediri yang telah menempuh minilal 2

semester.Data yang diperoleh tidak langsung diolah menjadi data jadi, tetapi

terlebih dahulu diolah dan dianalisis secara kualitatif untuk menguji

objektivitas, reliabilitas, validitas internal, dan validitas eksternal. Menurut

Sugiyono, data kualitatif dikatakan valid jika peneliti melaporkan bahwa

pokok permasalahannya tidak berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi 30

Uji reliabilitas data penelitian kualitatif dapat dilihat oleh reviewer

atau supervisor yang menyelidiki keseluruhan aktivitas peneliti dalam

melakukan penelitian. Bagaimana peneliti menemukan masalah, terjun ke

lapangan, mengidentifikasi sumber data, menganalisis data, memvalidasi

29
Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2008), 224
30
Ibid., 268-269
data, dan menarik kesimpulan. Jika peneliti tidak dapat menunjukkan bukti

kegiatan lapangan, mereka dapat mempertanyakan keandalan data yang

dihasilkan31

Pengertian reliabilitas dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif

sangatlah berbeda karena terdapat perbedaan paradigma selama melihat

realitas, dalam penelitian kualitatif mengartikan suatu realitas bersifat

majemuk/ganda dan dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang

konsisten dan berulang seperti semula. 32

6. Prosedur pengambilan data

a. Wawancara

Singarimbun dan Effendi ia menyebutkan bahwa wawancara

merupakan suatu proses korelasi dan percakapan yang mengandung

makna yang berarti. Ini berarti bahwa dalam proses wawancara

melibatkan dua belah pihak yang menjadi interviwer dan interviwee

dengan saling bertemu yang kemudian terjalin sebuah komunikasi antara

keduanya dengan cara verbal lisan. 33

Wawancara adalah salah satu proses pengumpulan data dengan

sistem mengajukan pertanyaan pada narasumber dan mendengarkan

jawaban langsung dari sumber utama yang menjadi sasaran utama dalam

objek penelitian. Peneliti merupakan seseorang yang menjadi penanya

31
Ibid., 277
32
Ibid., 269
33
Soffy Balgies, Wawancara Teori & Aplikasi dalam Psikodiagnostik, (Surabaya: SA Press, 2011),
1
ketika wawancara itu berlangsung guna mendapatkan data apa yang

mendukung dalam penelitiannya. 34

Lexy J Moelong mengatakan bahwa wawancara merupakan suatu

percakan yang dilakukan dengan tujuan dan maksud tertentu. Melibatkan

dua belah pihak narasumber (interviwer) dan pewawancara (interviwee),

interviwee bertugas sebagai seseorang yang memberikan pertanyaan

sedangkaninterviwer sebagai orang yang menjawab pertanyaan yang

disampaikan oleh interviwee. Dengan maksud untuk mendapatkan

jawaban yang dibutuhkan sebagai pendukung penelitian. 35

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode

wawancara langsung dengan objek informan. Dalam hal ini peneliti akan

melakukan wawancara kepada Pendidik dan Mahasiswa psikologi Islam

Iain Kediri.

b. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik perolehan data yang digunakan

dan dibutuhkan dalam penelitian kualitatif. Observasi bersifat kompleks

dan merupakan proses yang terdiri dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Hal terpenting dalam observasi adalah memori dan

pengamatan.36 Dalam observasi terdapat 3 komponen penting yang ada

didalamnya diantarannya adalah: 1) Teknik Mengamati: teknik yang

digunakan untuk melakukan sebuah pengamatan terhadap subjek

34
R.Kountor, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta: PPM, 2007), 186.
35
Sustriono Hadi, Metodologi Penelitian Research jilid III ( Yogyakarta: ANDI, 2001)193.
36
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Banadung: Alfabeta. 2016), 189
ataupun objek secara spesifik 2) Teknik Pencatatan: Bagaimana seorang

observer dapat melakukan observasi secara sistematis dan

berprosedur/prosedural 3) Teknik inferensi: Suatu proses akhir dari

observasi ketika pengamat sudah mendapatkan data yang diperlukan

kemudian pengamat mengambil kesimpulan dan pemaknaan dari apa

yang telah diamati 37

Tehnik observasi yang digunakan dalam proses perolehan data

adalah observasi non partisipan. Dimana dalam proses observasi peneliti

sebagai pengamat independen tanpa keterlibatan langsung dengan

peneliti. 38

7. Analisis data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen ia

menyampaikan bahwa analisis data kualitatif merupakan suatu upaya

yang dilakukan bekerja dengan data, mengoganisasikan data, memilah-

milahnya mencari satuan mana yang dikelola, mengsintesiskan, mencari

dan menemukan pola, serta menemukan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritaknkepada orang lain.

Analisi data dilakukan ketika peneliti memasuki lapangan,

selama di lapangan. Analisis data dimulai dari merumuskan dan

menjelaskan masalah, hingga terjun kelapangan dan berlangsung terus-

menerus hingga penulisan hasil penelitian39

37
Sulisworo kudiati, Irfan Fahmi, Observasi Psikologi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset,
2016), 5
38
Ibid., 197
39
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 200
8. Pengecekan keabsahan data

Keabsahan data diperlukan untuk menjaga validitas dan

reliabilitas data, yaitu untuk membuktikan bahwa apa yang

dikumpulkan sesuai dengan latar belakang penelitian. Untuk memeriksa

validitas data langkah-langkah yang dapat dipakai ialah sebagai berikut:

a. Meningkatkan ketekuanan pengamatan

Hal ini merupakan upaya untuk memahami status penelitian

melalui observasi. Untuk memahami bagaimana penjelasan

tentang gambaran dari perilaku anomie pada mahasiswa psikologi

Islam Iain Kediri,

b. Triangulasi

Triangulasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan

menggabungkan berbagai metode pengumpulan data dengan

sumber-sumber yang ada. Teknik triangulasi yang dilakukan

peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang

berbeda-beda dalam mengumpulkan data. Metode penelitian yang

digunakan adalah wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, serta

observasi. Secara garis besarada tiga jenis triangulasi yaitu sumber,

teknik, dan waktu.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sebagai

teknik pengecekan keabsahan data. Triangulasi sumber ialah teknik

yang digunakan untuk pengujian kreadibilatas suatu data yang


dilakukan dengan cara mengecek data pada beberapa sumber yang

berbeda.

9. Tahap-Tahap penelitian

Dalam penelitian ini, melalui beberapa tahapan diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Tahapan pra-lapangan

Tahapan ini meliputi penentuan lapangan penelitian yang

dituju, penyusunan proposal, melakukan observasi awal dan

penentuan fokus kajian dengan mewawancarai beberapa

mahasiswa psikologi IslamIain Kediri. Setelah menemukan fokus

dan tujuan yang tepat, peneliti berkonsultasi dan melisensikan

kemudian mengurus perizinan pada prodi psikologi Islam Iain

Kediri yang mana akan menjadi fokus dalam penelitian

b. Tahap Pengerjaan lapangan

Tahap ini meliputi memahami latar penelitian, persiapan diri

untuk memasuki lapangan, pengumpulan data, penyusunan

analisis, pengecekan keabsahan data dan memberi makna.

c. Tahap analisis data

Tahap ini dikerjakan setelah data diambil untuk penelitian

lapangan, reduksi data, pengumpulan data, persiapan analisis,

validasi data, dan pemberian makna

d. Tahap penulisan laporan


Pada thap ini peneliti menyusun hasil penelitian yang telah

didapatkan dilapangan, konsultasi hasil penelitian dan perbaikan

konsultasi.

I. Simtematika Pembahasan

Sistematika pembahasan akan dibagi menjadi 6 bab yang saling

berkesinambungan, untuk mendapatkan pembahasan yang terstruktur dan

sistematis sehingga dapat menunjukkan hasil penelitian yang baik dan mudah

dibaca dan dipahami. Maka penulis akan menguraikan sistematika pembahasan

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari 5 sub bab antara lain Konteks

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian telaah pustaka.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menyusun kerangka teori yang relevan yang

berkaitan dengan Perilaku Anomie Pada Mahasiswa

Psikologi Islam Iain Kediri.

BAB III : METODE PENELITIAN

Memuat secara terperinci metode penelitian yang

digunakan, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sabjek

penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap

penelitian.
BAB IV : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini menjabarkan tentang gambara umum objek

penelitian, paparan data dan temuan penelitian.

BAB V : PEMBAHASAN

Berisi mengenai pembahasan.

BAB VI : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan Saran.


J. Outline

BAB I : PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

B. Fokus Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Devinisi Konsep

F. Penelitian Terdahulu

BAB II : LANDASAN TEORI

1. Perilaku Anomie

a. Pengertian Perilaku

b. Pengertian Anomie

c. Dinamika Perilaku Anomie

d. Aspek-aspek Perilaku Anomie

2. Mahasiswa Psikologi Islam

a. Pengertian Mahasiswa Psikologi Islam

b. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa Psikologi Islam

c. Peran dan Fungsi Mahasiswa

d. Tugas Mahasiswa Psikologi Islam

e. Ciri-ciri Mahasiswa Psikologi Islam


BAB III: METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

2. Kehadiran Peneliti

3. Lokasi Penelitian

4. Data dan Sumber Data

5. Teknik Pengumpulan Data

6. Instrumen Pengumpulan Data

7. Pengecekan Keabsahan Data

8. Teknik Analisis Data

9. Tahap-tahap Penelitian

BAB IV: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB V : PEMBAHASAN

BAB VI : PENUTUP
Daftar Pustaka

Afifudin Dan Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Pustaka Setia, 2019.

Ayuwardana, Della.Anomie “(Studi Kasus Praktek Prostitusi di Kampung

Sungan Datuk, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten

Bintan, Naskah Publikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 2016.

Bachri, Bachtiar S. “Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi pada

Penelitian Kualitatif”, Teknologi Pendidikan (Surabaya : UNESA,2010), Vol.1

No.1: 46.

Balgies, Soffy. Wawancara Teori & Aplikasi dalam Psikodiagnostik. Surabaya: SA

Press, 2011.

Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia,

2002.

Hadi, Sustriono. Metodologi Penelitian Research jilid III. Yogyakarta:

ANDI, 2001.

Hafizala, Yandi. Psikologi Islam,Psychosophiyah: Journal of psikology,

Religion, and Humanity 1 no. 1(2019): 10.

Http://Kbbi.Web.Id. diakses pada tanggal 14 maret 2022

Kountor, R. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:

PPM, 2007
Kriantono, Rachmat.Tehnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana,

2010.

kudiati, Sulisworo dan Irfan Fahmi. Observas Psikologi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya offset, 2016.

Manab, Abdul. Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kualitatif.

Yogyakarta:Kalimedia, 2015.

Moelong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatis-Edisi Revisi Bandung :

Remaja Rosdakarya, 2005.

Nuryati Atamimi, R. “Anomie dan Kecenderungan Perilaku Agresif di

Kalangan Remaja”, Junal Psikologi No. 1, (1998): 26-43.

PWK Institut Teknologi Sepuluh November,Peran dan Fungsi Mahasiswa.

2010.

Republik Indonesia, Undang-undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Bab IIPasal 3.

Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

Santrock,John W. Life Span Developmen. Jakarta: Erlangga, 2002.

Siswoyo dan Dwi, Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres, 2007.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2008.

Sugiyono, Metode penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2016.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).

Bandung : Alfabeta, 2018.


Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Edisi Revisi.

Bandung: Alfabeta, 2019.

Syahra, Rusyidi. “Anomie di Tengah Perubahan Sosial” , Jurnal:

Masyarakat dan Budaya 3, No 1 (Maret 2000): 14-15.

Yusuf dan Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2012.

Anda mungkin juga menyukai