net/publication/326917599
CITATIONS READS
2 1,019
2 authors:
All content following this page was uploaded by Ahyani Fitri on 07 March 2019.
Abstrak
Mahasiswa dengan Budaya Melayu menghadapi berbagai aktivitas dan permasalahan
kehidupan akademis maupun non akademis yang membutuhkan regulasi emosi agar
mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari – hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui regulasi emosi dalam konteks budaya
Melayu pada Mahasiswa di Pekanbaru. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif deskriptif dan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari 50
orang yang mengisi skala regulasi emosi I dan II serta empat orang subjek sebagai
responden wawancara. Hasil penelitian ini adalah adanya peran orangtua, peran ling-
kungan sosial (keluarga, dan tempat pendidikan: sekolah serta fakultas), pengalaman
emosi (menyenangkan dan tidak menyenangkan) serta nilai – nilai yang dipertahan-
kan saat mahasiswa melakukan regulasi emosi. Penelitian ini menunjukkan maha-
siswa melayu mampu dalam mengenali, mengungkapkan, mengontrol emosi dengan
cara mengubah cara berpikir dan menenangkan dirinya dalam situasi sosial maupun
merubah lingkungan sekitar agar terjadi harmonisasi penyelesaian masalah.
1
Jurnal Psikologi, Volume 12 Nomor 1, Juni 2016
2
Regulasi Emosi pada Mahasiswa Melayu ......Ahyani Radhiani Fitri, Ikhwanisifa
antara distribusi skor pada aitem dengan sua- tian, mencari domain yang lebih luas untuk
tu kriteria yang relevan yaitu skor total tes itu mencari perspektif yang lebih luas, menguji-
sendiri dengan menggunakan koefisien kore- dimensi yang kontras, menguji domain yang
lasi Pearson Product Moment atau yang dike- telah terorganisasi, membuat skema tentang
nal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, budaya, dan mencari tema universal. Ke-
1999). Koefisien korelasi Pearson Product absahan data kualitatif berdasarkan proses
Moment yang sesuai untuk jumlah sampel 50 wawancara dilakukan peneliti menggunakan
orang adalah 0,235 (Langdridge, 2004) art- triangulasi yaitu menggunakan metode lebih
inya, aitem-aitem yang memiliki nilai ≥ 0,235 dari satu, menggunakan peneliti lebih dari
dianggap memiliki daya beda aitem dan din- satu, dan menggunakan teori berbeda (Den-
yatakan valid, sedangkan aitem < 0,235 me- zin dalam Idrus, 2009). Selanjutnya keabsa-
miliki daya beda aitem yang rendah dan tidak han penelitian diperkuat dengan pembuktian
diikutkan dalam skala untuk penelitian sebe- dan upaya penemuan serta penafsiran yang
narnya. dilakukan sesuai dengan kondisi yang sen-
yatanya dan disetujui oleh subjek penelitian
Analsis Data (emic) berdasarkan pendapat dari Moleong
Analisis data penelitian kuantitatif (dalam Idrus, 2009) dan hasil wawancara di-
deskriptif dengan bantuan bantuan program lakukan dengan analisis tematik sesuai pen-
SPSS (Statistical Package for Social Sci- dapat dari Idrus (2009).
ences) versi 20.00. Analisa data kualitataif
dilakukan dengan mendasarkan pada lang- Hasil
kah-langkah yang dilakukan dalam penelitian
kualitatif yaitu mengumpulkan data, menilai Skala Regulasi Emosi I yang terdiri
atau menganalisis data, dan kemudian diakhi- dari 10 butir memiliki nilai reliabilitas instru-
ri dengan penarikan kesimpulan. Analisis data men sebesar 0,689 dengan rentang nilai
dilakukan dengan analisis budaya dengan korelasi aitem total yaitu: 0,260 – 0,597 dan
analisis tematik sesuai pendapat dari Idrus Skala Regulasi Emosi II memiliki nilai reliabili-
(2009) yaitu: peneliti bergaul dengan subjek tas instrumen sebesar 0,880 dengan rentang
penelitian selama proses penelitian, menga- korelasi butir aitem total yaitu: 0,257 – 0,683.
nalisis istilah tersembunyi dari domain peneli- Kategorisasi subjek penelitian berdasarkan
Skala Regulasi Emosi I dan II adalah:
Tabel 1. Kategorisasi Subjek Penelitian berdasarkan Skala Regulasi Emosi I
Kategori Jumlah Prosentase
Sangat Buruk 0 0,00 %
Buruk 1 2,00 %
Sedang 7 14,00 %
Baik 16 32,00%
Sangat Baik 26 52,00 %
Total 50 100%
3
Jurnal Psikologi, Volume 12 Nomor 1, Juni 2016
4
Regulasi Emosi pada Mahasiswa Melayu ......Ahyani Radhiani Fitri, Ikhwanisifa
5
Jurnal Psikologi, Volume 12 Nomor 1, Juni 2016
menghadapi masalah yang menyedihkan aki- dalam dimiliki oleh anggota masyarakat yang
bat ketidakberhasilan menyelesaikan masalah akan sering menentukan perbuatan atau
seperti saat ia mengalami kawan dekat yang tindak – tanduk perilaku anggota masyarakat
tidak lulus ujian nasional tingkat SLTA. Dalam (Dayakisni, 2004). Nilai universal pada ada
hal ini, subjek mampu menggunakan regulasi pada orang Melayu seperti nilai keyakinan
emosi dalam interaksinya dengan orang lain kepada kekuasaan Sang Pencipta, Tuhan,
karena ia memiliki regulasi emosi yang baik Nilai persebatian umat, nilai musyawarah dan
sesuai dengan pendapat dari Lazarus (1991) mufakat, serta menjaga maupun menciptakan
yaitu apa yang dianggap sesuai atau cultur- keadilan sehingga orang Melayu memiliki har-
ally permissible dapat mempengaruhi cara kat, martabat, dan marwah yang dipandang
seseorang berespon dalam berinteraksi den- sejajar dengan manusia dan masyarakat lain-
gan orang lain dan dalam cara ia meregulasi nya (Sollen dalam Rahman, 2003).
emosi. Mahasiswa Melayu juga ditanamkan
Cara regulasi emosi yang ditunjukkan nilai-nilai keagamaan semenjak mereka ke-
subjek penelitian diatas baik secara kuanti- cil, dibiasakan mengaji, sholat, untuk wanita
tatif maupun kualitatif sesuai dengan penda- menggunakan jilbab dan mendapat program
pat dari Martin (2003) yaitu adalah lebih peka didikan subuh, hal ini tentunya akan mem-
terhadap perasaan orang lain, tidak mudah pengaruhi bagaimana kemampuannya untuk
putus asa dalam menghadapi masalah, me- menunjukkan sikap atau respon emosi yang
miliki hubungan interpersonal yang baik den- tepat sesuai dengan harapan lingkungan
gan orang lain. Secara menyeluruh, keem- sosialnya. Hal ini sejalan dengan pendapat
pat subjek penelitian adalah individu yang Krause (dalam Coon, 2005) yang menyata-
mampu mengelola emosi dengan baik dalam kan bahwasanya setiap agama mengajarkan
hal menerima emosi yang sedang dirasakan- seseorang diajarkan untuk dapat mengontrol
nya, memikirkan sebab dan dampak ekspresi emosinya. Seseorang yang tinggi tingkat
emosi yang akan ditampilkan, serta mampu religiusitasnya akan berusaha untuk me-
memodifikasi lingkungan agar permasalahan nampilkan emosi yang tidak berlebihan bila
emosi yang dialami mampu diselesaikan se- dibandingkan dengan orang yang tingkat re-
cara tepat dan sesuai dengan kondisi situasi ligiusitasnya rendah.
lingkungannya.
Selain itu, subjek penelitian tetap Kesimpulan
mampu menjalin relasi sosial yang baik, hal
ini ditandai dengan mereka memiliki banyak Hasil penelitian terhadap Mahasiswa
teman, diakui oleh lingkungan sosial dengan Melayu menunjukkan mahasiswa melayu
diberikan peran atau amanah dalam organ- sangat mampu dalam mengenali, mengung-
isasi, mampu mengembangkan jiwa kewirau- kapkan, mengontrol atau mengendalikan
sahaannya dengan membuka kedai dan tetap emosi, mengubah cara berpikir, atau me-
mengikuti proses akademis yang baik dalam nenangkan diri kembali serta mampu menun-
dunia perkuliahan. Pengalaman emosi sub- jukkan respon emosi yang tepat dalam situasi
jek penelitian tersebut sesuai dengan penda- sosial dan juga merubah lingkungan sekitar
pat dari Bonanno (2001) yaitu adanya proses agar kondusif pada emosi yang dialaminya.
untuk mengenali emosi awal (frekuensi ide, Regulasi emosi yang digunakan subjek pe-
intensitas, atau durasi pengalaman, ekspresi, nelitian adalah dengan cara menyeleksi situ-
dan respon fisiologis; mengatasi pemisahan asi yang terjadi dan mempengaruhi emosi,
emosi, tekanan, dan ekspresi; mengurangi usaha memodifikasi dampak emosi, usaha
emosi negatif dan tidak mengurangi emosi lebih memfokuskan perhatian saat mengaha-
positif. Selain itu regulasi emosi akhir berupa dapi situasi yang kompleks, menyeleksi dan
pengurangan pengungkapan emosi negatif menyatukan situasi yang dihadapi, meng-
dan positif yang mempengaruhi interaksi so- hambat ekspresi emosi saat terjadi gejolak
sial. emosi yang sesungguhnya baik dengan
Orientasi nilai yang ditanamkan dalam mencegah emosi yang sesungguhnya terjadi,
adat melayu seperti; persaudaraan harus wu- dan mencegah pengungkapan perilaku ek-
jud dalam kebersamaan, perselisihan seda- spresif. Meskipun demikian, penelitian masih
pat mungkin dihindarkan, orang besar adalah terbatas pada mahasiswa melayu dari Selat
yang memilihara budi pekertinya, dan petuah Panjang dan Kepulauan Riau dan perlu dis-
orangtua takkan dilupa, tentunya akan mem- empurnakan dengan subjek penelitian yang
pengaruhi cara berpikir mahasiswa melayu lebih memiliki vareasi sosiodemografi (usia,
itu sendiri. Dalam hal ini tentunya akan men- pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal) pada
garahkan kepada cara berpikir yang menjadi Suku Melayu di Pekanbaru, Duri, Bengkalis,
lebih positif. Subjek yang ditanamkan nilai- Siak, dengan berfokus pada metode kuali-
nilai tersebut sejak dini akan mampu mem- tatif fenomenologis atau etnografi sehingga
pengaruhi bagaimana mereka meregulasi diharapkan akan lebih memperkaya temuan
emosinya. Nilai adalah perasaan yang men- lapangan mengenai regulasi emosi pada
6
Regulasi Emosi pada Mahasiswa Melayu ......Ahyani Radhiani Fitri, Ikhwanisifa