Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara atau istilah adalah
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas
menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.
⦿ Hadas : keadaan diri pada seseorang muslim yang menyebabkan ia tidak suci,
dan tidak sah untuk mengerjakan sholat.
⦿ Najis : menurut bahasa berarti kotor, tidak bersih atau tidak suci. Sedangkan
menurut istilah adalah kotoran yang seorang muslim wajib membersihkan diri
dari dan mencuci apa-apa yang terkena najis.
Macam-macam najis
● Najis ringan (mukhafaffah), yaitu najis yang cara mensucikannya cukup
memercikan air kepada tempat atau benda yang dikenainya. Contoh najis ini
adalah kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan, kecuali ASI.
● Najis sedang (mutawassithah), yaitu najis yang cara mensucikannya dengan
membersihkan najis itu terlebih dahulu, kemudian mengalirkan air kepada
tempat yang dikenainya.
● Najis berat (mughaaladzah), yaitu najis yang harus dibersihkan dengan air
sebanyak 7 kali, salah satunya dicampur dengan tanah. Contoh najis ini adalah
terkena air liur anjing atau jilatan anjing.
● Najis yang dimaafkan (ma’fu), yaitu najis yang dimaafkan karena sulit untuk
mengenalinya. Contoh najis ini adalah terkena percikan najis dijalanan.
⦿ Dibersihkan hingga hilang bau, rasa, dan warnanya. Bila telah diupayakan
tetapi masih ada sedikit, tidaklah mengapa.
⦿ Untuk liur anjing, dibasuh 7 kali dan salah satunya dengan menggunakan tanah.
⦿ Istinja’
Bersuci dari najis setelah membuang hajat besar atau hajat kecil.
Pelaksanaannya:
⦿ Dilakukan dengan tangan kiri.
⦿ Tidak dengan menghadap kiblat.
⦿ Menggunakan air.
⦿ Boleh dan mencukupi dengan menggunakan 3 buah batu atau sesuatu yang
lain. Pengertian 3 buah batu adalah tiga usapan, ini sudah mencukupi tidak
menggunakan tiga batu, sebab maksud istinja’ ini adalah membersihkan
kotoran atau najis.