Anda di halaman 1dari 9

Spatial Mismatch dan Tujuan

Pergerakan Komuting Kota


Surabaya
Teddy Kurniawan Bahar
2521001
SLIDESMANIA.COM

1
PENDAHULUAN
● Tercatat sebanyak 143.151 penduduk memiliki tempat tinggal di Kabupaten Sidoarjo
namun memiliki pekerjaan di Kota Surabaya (BPS, 2018). [1]
● Dengan minimnya pelayanan transportasi publik dari Sidoarjo menuju Surabaya,
masyarakat pun hanya memiliki pilihan menggunakan kendaraan pribadi. [2]
● Tercatat Jalan Ahmad Yani sebagai jalan arteri sebagai akses utama Kota Surabaya dan
Kabupaten Sidoarjo memiliki kapasitas jalan 6.053 smp/jam dengan degree of saturation
tingkat F (Bappeko, 2015). [3]
● Perjalanan rata-rata yang mesti ditempuh oleh Penduduk yang berasal dari Sidoarjo
menuju Kota Surabaya ialah ±20km (Sulistyowati, 2019). [4]
● Hal ini menandakan bahwa pergerakan tersebut termasuk dalam pergerakan komuting
yang memiliki travel distance di atas 16km (Witlox, 2010). [5]
SLIDESMANIA.COM

2
PENDAHULUAN

● Tingginya tingkat perjalanan komuting oleh tenaga kerja merupakan suatu tanda bahwa
tidak adanya spatial bond di kawasan peri urban dari kota metropolitan (Wang, 2008). [6]
● Hal ini dipengaruhi oleh kelangkaan lapangan kerja yang lebih dekat di tempat penduduk
bermukim atau tingginya upah yang ditawarkan oleh lapangan kerja di tempat yang jauh
dari tempat bermukim (Kain, 1968). [7]
● Sebelumnya telah dilakukan penelitian Spatial Mismatch yang mengaitkan pergerakan
komuting pelajar [8]
● Kecamatan Taman, Sukodono, Waru, Sedati, dan Gedangan ditentukan sebagai SSWP I
Kabupaten Sidoarjo yang berfungsi sebagai kawasan pendukung Kota Metropolitan
Surabaya. [9]
● Penelitian ini menggunakan batas wilayah tersebut sebagai wilayah penelitian kawasan
pinggiran Kota Surabaya.
SLIDESMANIA.COM

3
METODOLOGI

Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data


• Survey Primer: Kuesioner dan Observasi • Identifikasi Asal dan Tujuan Pergerakan
Lapangan di Kecamatan Taman, Waru,
Gedangan, Sedati, dan Sukodono • Penghitungan Spatial Mismatch Index untuk
Kabupaten Sidoarjo Zona Asal dan Tujuan
𝑛
1 𝑝𝑖 𝑒𝑖
• Survey Sekunder: Tinjauan Literatur 𝑆𝑀𝐼 = ෍
2

𝑃 𝐸
𝑖

• Analisis Korelasi Pearson terhadap kedua


SLIDESMANIA.COM

Variabel

4
DATA
No Kecamatan Populasi Penduduk
1 Benowo 61.481
Diketahui terdapat 25 dari 31 kecamatan di Kota Surabaya 2 Bubutan 105.529
yang menjadi tujuan pergerakan pelaku komuting tenaga 3 Dukuh Pakis 61.500
kerja dari wilayah studi. 4 Gayungan 46.451
5 Genteng 61.462
6 Gubeng 141.265
7 Jambangan 50.789
8 Kenjeran 161.357
Distribusi Tujuan Perjalanan Komuting 9 Krembangan 121.718
10 Lakarsantri 57.264
Sidoarjo-Surabaya 11 Mulyorejo 87.451
23 12 Pabean Cantikan 82.888
13 Rungkut 112.412
19 14 Sambikerep 62.394
15 Sawahan 211.748
16 Semampir 194.319
13 17 Sukolilo 111.246
11 18 Sukomanunggal 103.223
9 19 Tambaksari 229.492
8 8
7
6 20 Tandes 93.155
5 5 5
4 4 4 4 21 Tegalsari 105.861
3 3 3 3
2 2 2 22 Tenggilismejoyo 58.107
1 1
23 Wiyung 70.151
SLIDESMANIA.COM

24 Wonocolo 82.387
25 Wonokromo 167.212

5
HASIL ANALISIS
Kecamatan SMI Kecamatan SMI
Gedangan 1,03 Benowo 1,38
Sedati 0,71 Bubutan 0,99
Sukodono 0,80 Dukuhpakis 0,78
Taman 0,65 Gayungan 1,56
Waru 3,62 Genteng 3,27
Jumlah di Metropolitan 3,41 Gubeng 1,91
Jambangan 0,38
Kenjeran 2,12
Krembangan 1,29
Lakarsantri 0,99
Mulyorejo 0,09
Pabean Cantian 0,10
Rungkut 0,75
Dari analisis Pearson yang telah Sambikerep 0,62
Sawahan 2,13
dilakukan, ditemukan terdapat Semampir 2,99
Sukolilo 0,42
hubungan yang signifikan di antara Sukomanunggal 0,74
Tambaksari 3,65
kedua variabel dengan nilai signifikansi Tandes 0,24
0,020. Tingkat korelasi antara kedua Tegalsari 1,07
Tenggilismejoyo 1,26
variabel tergolong positif dengan nilai Wiyung 0,53
Wonocolo 0,10
0,463.
SLIDESMANIA.COM

Wonokromo 0,87
Jumlah di Metropolitan 15,12

6
DISKUSI

● Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diinterpretasikan bahwa tingkat SMI di kecamatan
tujuan memiliki pengaruh secara positif terhadap jumlah destinasi pelaku komuting dari Sidoarjo.
● Hal ini mempertimbangkan banyaknya kasus dimana lapangan pekerjaan di beberapa kecamatan
Kota Surabaya memiliki angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi penduduknya.
● Dapat disimpulkan usaha-usaha yang terdapat di kecamatan tersebut tidak hanya menghimpun
tenaga kerja dari dalam kecamatannya. Berdasarkan hasil analisis korelasi pearson dari kedua
variabel, pengaruh dari pergerakan komuting dari Sidoarjo tergolong rendah sehingga
ketidakcocokan didominasi dari pergerakan di dalam Kota Surabaya
● Penelitian ini masih memiliki kelemahan, yaitu identifikasi kawasan pinggiran Kota Surabaya yang
lebih luas untuk dapat memetakan lebih rinci terkait pengaruh pergerakan komuting terhadap
SLIDESMANIA.COM

tingkat SMI di Kota Surabaya

7
KESIMPULAN
Nilai indeks SMI di SSWP I Kabupaten Sidoarjo sebesar 3,42
dan di Kota Surabaya senilai 15,53. Kedua nilai ini termasuk
dalam golongan rendah yang artinya ketidakcocokan tempat
bekerja dan tinggal di Surabaya dan Sidoarjo masih cukup
rendah.

Terdapat hubungan yang signifikan antara SMI terhadap


tujuan pergerakan komuting.

Dapat dikatakan penelitian yang dilakukan masih kurang


holistic mempertimbangkan kawasan pinggiran Kota
Surabaya meliputi juga Kabupaten Gresik dan Kabupaten
Mojokerto.
SLIDESMANIA.COM

8
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. 2018. Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Sidoarjo 2018
[2] Sovia, Natasha (2017), Peluang Pengalihan Penggunaan Moda Kereta Komuter Bagi Pekerja Ulang-Alik
Sidoarjo-Surabaya di Kecamatan Waru : Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS Surabaya
[3] Badan Perencanaan Kota Surabaya. 2015. Masterplan Transportasi Kota Surabaya 2015
[4] Rachmadira, Sri Oka (2009), Arahan Kebijakan Modal Shift Kendaraan Pribadi ke Bus Kota untuk Pekerja
Ulang-alik Sidoarjo-Surabaya di Kecamatan Waru : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS Surabaya
[5] Boussaw, K., Neusen T., Witlox, F. (2010), Minimum commuting distance as a spatial characteristic in a
nonmonocentric urban system: The case of Flanders : Geography Department, Ghent University
[6] Enru, Wang (2008), From “spatial bond” to “spatial mismatch”: An assessment of changing jobs-housing
relationship in Beijing : Departement of Geography, University of North Dakota
[7] John F. Kain (1992), The Spatial Mismatch Hypothesis : Three Decades Later : Harvard University
SLIDESMANIA.COM

[8] Pitaloka, R. Nathalia Diana (2009), Kajian Spatial Mismatch pada Pergerakan Belajar di Kota-Kota Satelit di
Metropolitan Bandung : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB

Anda mungkin juga menyukai