Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 9

Informal landscapes and the performative placing


of insurgent planning, Bjørn Sletto, 2021

25421053 - Kgs Muhammad Benyamin Azhary


25421021 - Adila Nabilah
25421009 - Murni Rahayu Purwaningsih
25421001 - Teddy Kurniawan Bahar
Abstract 01
02
Introduction

Landscape and non- 03


representational thinking in
Outline (insurgent) planning theory

Landscape performance
and insurgent planning in 04
Los Platanitos
05
Discussion
Bjørn Sletto

Merupakan seorang Professor di School of


Architecture, University of Texas Austin.
Fokus studi beliau berada di bidang
Perencanaan dan Pengembangan Amerika
Latin, Perencanaan Partisipatif, Keadilan
Sosial dan Lingkungan, dan Teori Sistem
Sosial. Beliau juga sering berkontribusi
dalam penelitian mengenai
pengembangan komunitas informal di
Republik Dominican
01 Abstrak

● Teori Non-Representational berusaha menjelaskan pada presentasi performartif


yang kurang menarik tentang geografi emosional. Hal ini dilakukan sambil
memperhatikan aspek-aspek tidak terduga yang menantang hegemoni representasi
di studi lansekap

● Teori ini punya implikasi pada konteks insurgent planning dalam yang dapat
menghasilkan sudut pandang yang inovatif terkait tata ruang dan praktik
perencanaan oposisi

● Artikel ini menjelaskan mengenai konteks insurgent planning dalam praktik sehari-
hari di studi kasus Los Platanitos, Santo Domingo Norte, Dominican Republic
02 Pendahuluan

Substansi Pembahasan
Definisi Insurgent Planning (Perencanaan Pemberontak)

Insurgent Planning sebagai upaya desentralisasi pengetahuan

Situasi Perencanaan di Santiago, Republik Dominika

Studi Kasus Insurgent Planning pada Los Platanitos


02 Pendahuluan
Definisi Insurgent Planning

• Insurgent Planning merupakan suatu upaya penamaan


perencanaan yang merepresentasikan praktik sehari-
hari yang dilakukan oleh komunitas lokal
• Sebagai teori praktik, perencanaan pemberontak
meminta perhatian pada tindakan sehari-hari untuk
menilai sejauh mana tindakan tersebut melanggar,
mengacaukan tatanan hegemonik, dan imajinatif
tentang alternatif dan masa depan yang adil (Miraftab,
2018).
• Praktik tersebut membentuk sebuah alternatif baru
yang dapat menjadi suatu gagasan yang berhadapan
dengan strategi perencanaan yang bersifat resmi
(Miraftab, 2009)
02 Pendahuluan
Insurgent Planning sebagai bentuk Desentralisasi Pengetahuan

• Insurgent Planning dapat dikatakan mendesentralisasikan produk


perencanaan yang hanya berpusat di pemikiran perencana dan ahli
profesional saja
• Kontribusi dari konseptualisasi pendekatan ini memusatkan perhatian pada
seluruh material dan organ yang terlibat, yang merupakan praktik
perencanaan transformatif
• Pendekatan ini juga berfungsi untuk membumikan praktik
kewarganegaraan pemberontak di lanskap dan materialitas aktual,
memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang cara-cara proses
produksi pengetahuan dan pembentukan kewarganegaraan muncul dari
ruang-ruang masyarakat yang terkesan kecil dan tidak penting
02 Pendahuluan
Situasi pada Studi Lansekap di Santiago, Republik Dominic

• Dalam memahami tindakan oposisi dan inovatif dalam konteks


urbanisasi neoliberal, perencanaan pemberontakan sangat
relevan di Santo Domingo, Republik Dominika
• Di Santiago, rezim pemerintahan diprivatisasi, terdesentralisasi,
dan berjejaring sehingga menimbulkan perpecahan dan
marginalisasi lebih lanjut serta membatasi akuntabilitas aktor
negara (Bosman dan Amin, 2006; Goldfrank dan Shrink, 2009;
Swyngedouw, 2005; Sletto, 2013; Sletto dan Nygren, 2015;
Sletto et al., 2019).
• Namun, dari perspektif Gramscian, perpecahan negara juga
dapat memberikan peluang baru untuk tindakan inovatif oleh
komunitas dan aktor masyarakat sipil (cf. Miraftab, 2009; Roy,
2009).
Sumber: wikipedia.org
02 Pendahuluan
Studi Kasus Los Platanitos

• Los Platanitos merupakan suatu permukiman


informal di Santiago yang muncul sebagai
akibat dari neoliberalisasi, divestasi pedesaan,
dan migrasi desa-kota yang dihasilkan pada
tahun 1980-an dan berlokasi di tepi sungai dan
ngarai yang curam
• Perencana dan pembuat kebijakan Dominika
menggambarkan Los Platanitos dan
permukiman informal lainnya sebagai lanskap
patologis yang dihuni oleh penghuni liar ilegal,
sehingga mengancam lingkungan alam dan
maraknya kegiatan kejahatan dan narkoba
(Betances, 2010; Santana, 2004).
Sumber: wikipedia.org
02 Pendahuluan
Praktik Insurgent Planning di Los Platanitos

• Los Platanitos tidak memiliki pengumpulan sampah kota dan


sampah rumah tangga harus dibawa ke atas tangga yang
curam untuk dibuang
• Melalui vermicomposting, metode ini menguji kelayakan
pembuatan kompos sebagai sarana untuk mengubah
sampah rumah tangga menjadi sumber pendapatan sambil
menangani sumber-sumber kontaminasi organik di
lingkungan sekitar
• Artikel ini tidak membahas mengenai potensi kegiatan
ekonomi kreatif yang dilakukan, namun berfokus pada
bagaimana kegiatan ini muncul dari hubungan sosial-
material performatif dari penduduk dan tanaman yang telah
menghasilkan Los Platanitos sebagai lanskap yang masih
layak dirawat
Sumber: sites.utexas.edu
03 Landscape and non-representational
thinking in (insurgent) planning theory
Perencanaan pemberontak dapat dipahami sebagai perpanjangan dari perencanaan radikal
tahun 1990-an, yang muncul dari keharusan untuk menantang ahli dan perencanaan yang
dipimpin negara. Perencanaan radikal muncul dari perjuangan warga di kota-kota di belahan
bumi selatan, terutama di Amerika Latin, yang mewakili pergeseran epistemik yang
“memperhatikan fakta bahwa penduduk permukiman liar, favela, dan kotapraja membuat
ruang hidup dan mata pencaharian mereka sendiri tidak karena, namun seringkali, lembaga
negara, peraturan perencanaan, dan undang-undang”. Konsep perencanaan pemberontak
juga dapat dilacak pada panggilan Holston (1999, 2008) untuk memperhatikan "bentuk
pemberontakan sosial" dalam perencanaan dan desain perkotaan. Perencanaan
pemberontak dengan demikian mengacu pada praktik kritis yang menantang struktur
perencanaan partisipatif yang dikembangkan oleh negara, menarik perhatian pada aktivitas
“warga kota yang kehilangan haknya yang bertujuan mengubah kebijakan perkotaan untuk
memenuhi kebutuhan mereka”.
03
Untuk mempromosikan sosial transformasi, perencanaan pemberontak harus mengganggu
upaya pemerintahan neoliberal untuk menstabilkan hubungan yang menindas melalui
inklusi. Perencanaan pemberontak, kemudian, merupakan radikal praktik perencanaan yang
menantang ketidaksetaraan operasi tata kelola neoliberal melalui inklusi. Perencanaan
pemberontak harus membaca gertakan pemerintahan neoliberal janji kewarganegaraan
inklusif, seperti perjuangan anti-kolonial/anti-apartheid “yang dilihat melalui gertakan
peradaban “modern” di Afrika Selatan”. Perencanaan pemberontak bukanlah subjektivitas
eksklusif, seperti praktik perencanaan pada umumnya tidak terbatas pada perencana yang
terlatih secara profesional. Memang, perencanaan adalah bidang yang diperebutkan aktivitas
yang saling berinteraksi oleh banyak aktor.
04 Kinerja Lansekap dan Perencanaan Pemberontan
(insurgent planning) di Los Platanitos
Corporación de Acueducto y Alcantarillado de Santo Domingo (CAASD)
Perusahaan Pemanfaatan Air di wilayah Santo Domingo 2017
memulai upaya penataan kawasan kumuh dan mitigasi lingkungan yang bertujuan untuk
mengurangi aliran limbah rumah tangga dari permukiman yang dibangun secara ilegal
termasuk juga daerah Los Platanitos hingga sungai Ozama dan sungai Isabela.

Dampak Positif :
● Pembangunan akses jalan baru
● Pembangunan Apartemen/Rumah Sederhana untuk merelokasi keluarga yang terdampak pembangunan
● Pelayanan Air, Listrik dan Sampah secara teratur disediakan di area Central di sepanjang sungai cañada

Dampak Negatif :
● 65 keluarga di relokasi
● Menutup sebagian besar area di sepanjang sungai cañada
● 50 rumah beresiko rentan banjir karena pembangunan jalan dengan level yang lebih tinggi dari area rumah
● Infrastruktur di lingkungan di luar area Central masih tidak teratur dan tidak memenuhi standar
04 Kinerja Lansekap dan Perencanaan Pemberontan
(insurgent planning) di Los Platanitos
CAASD membentuk komite koordinasi lokal yang menyediakan sarana untuk partisipasi
masyarakat pada tahap desain dan pelaksanaan proyek. Bertujuan untuk menerapkan
transparansi dan tingkt keterlibaatan warga.

Namun, menurut (Torres, 2014) seperti yang biasa terjadi dalam hubungan antara pemerintah dan
masyarakat di Republik Dominika, panitia koordinator lokal disusun oleh CAASD sebagai sarana
untuk menyebarkan informasi dan memperlancar hubungan dengan aktor masyarakat, bukan
sebagai ruang untuk dialog kritis dan perencanaan berbasis masyarakat.

Yang terjadi di Los Platanitos, masyarakat ikut berpartisipasi dalam ruang inklusi yang di rancang oleh
CAASD namun disaat yang bersamaan melakukan Perencanaan Pemberontak / insurgent planning.

Warga terus mengandalkan struktur dukungan komunal dalam bentuk jaringan ekonomi informal dan bermitra
dengan aktor non-pemerintahan untuk mengejar intervensi infrastruktur yang terbatas dan terlokalisasi yang
didasarkan pada hubungan sosial-material sehari-hari.
Insurgent planning dari tindakan perencanaan di los Platanitos yang paling menonjol adlah oleh Mujeres
Unidas. (Organisasi Wanita Latin Imigran dengan misi membangun Community Power untuk keadilan sosial dan
04
ekonomi, khususnya untuk perempuan dan anak-anak imigran)

● Mujeres Unidas meng-klaim bahwa pengelolaan air bukanlah keahlian khusus laki-laki
● Mujeres Unidas juga menekan CAASD untuk memenuhi kebutuhan keluarga pengungsi dan memastikan
CAASD memenuhi Hak warga. (Sletto, Tabory dan Strickler, 2019)
● Mujeres Unidas mengedepankan kapasitas kewirausahaan perempuan (Appadurai, 2001)
● Mujeres Unidas juga membuat proyek vermicomposting sebagai model pengembangan ekonomi lokal yang
dapat memberikan manfaat sosial dan lingkungan
● Melalui proyek vermocpmposting menentang intervensi pemerintah dan hierarki gender di Los Platanitos

● Dorongan untuk proyek vermicomposting dan karenanya praktik insurgent planning Mujeres Unidas terletak
pada geografi emosional yang dibentuk oleh budaya tanaman Los Platanitos dan epistemologi serta
ekonomi yang terkait dengan produksi tanaman rumah tangga.
● Pada Januari-Maret 2014 mahasiswa pascasarjana University of Texas di Austin serta mitra penelitian
masyarakat melakukan survey, wawancara dan pemetaan partisipatif dengan 71 penduduk untuk menilai
signifikansi ekonomi dan sosial dari produksi tanaman di Los Platanitos.
● Penulis (Bjørn Sletto) melakukan pendalaman melalui wawancara di musim panas tahun 2016 dan 2017,
mengungkapkan hubungan kompleks (hubungan emosional yang kuat) antara manusia dan tanaman.
● González-García dan Gómez (2008) menyebutkan meskipun kepadatan tinggi dan prevalensi permukaan
kedap air, masyarakat memenuhi rumah mereka dengan tanaman bahkan di ruang teras terkecil
dimaksimalkan untuk menjadi ruang produksi tanaman domestik guna mendukung kebutuhan rumah
tangga akan makanan dan obat-obatan.
Bjørn Sletto menemukan bahwa 96 jenis tanaman yang ditanam adalah untuk tujuan pengobatan,

04
makanan serta dekoratif dan 90% rumah di Los Platanitos melakukan budidaya tanaman.
Secara khusus penelitian ini mengungkpkan tingginya prevalensi produksi tanaman obat, terutama di
area dekat sungai cañada.

2/3 rumah di Los Platanitos menanam tanaman untuk tujuan pengobatan, sementara itu 70% dari
responden mengatakan mereka melakukan pertukaran atau perdagangan tanaman di dalam
masyarakat.

Pelling (2002) menyatakan bahwa produksi tanaman dengan demikian memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap "Kapasitas Adaptif" masyarakat.

Berdasarkan perspektif diatas, Miraftab (2018) memahami bahwa adaptasi kreatif terhadap lingkungan
yang penuh resiko dan merginalisasi ekonomi dan sosial daripada praktik imajinatif, transgresif dan
destabilitasi yang membentuk insurgent planning.

Relasionalitas performatif tanaman dan manusia menghasilkan lansekap yang bergema secara
emosional tetapi juga dibicarakan dengan cara yang menantang teks patologi dan kekurangan yang
dominan. (Amin dan Thrift, 2002; Cloke et al., 2008; Duff, 2010).
04

Relasi emosional yang mendalam antara tanaman dan manusia membentuk


materialitas serta geografi emosional dari proyek vermicomposting.
Mujeres Unidas melakukan pengomposan di situs vermocomposting yang
dibuat di sebuah area kosong didekat rumah mereka menggunakan material
daur ulang. Untuk dinding mereka membuat batas menggunakan botol
bekas yang disusun seperti tirai sebagai tabir, botol-botol ini juga yang
menaungi tempat pengomposan dari sinar matahari sore, situs
vermicomposting diubah menjadi rumah kaca kecil. Media tanam yang
dipakaipun dari barang bekas seperti kaleng, pot, botol bekas dan bahan-
bahan lain yang digantung dengan kabel. Duff (2010) mengatakan bahwa
Mujeres Unidas merubah area sekitar situs vermicomposting sebagai tempat
hidup yang secara intensif dan bermakna.
04 Pada akhirnya, ruang yang diciptakan oleh Mujeres Unidas dan mitranya tidak hanya dialogis
dan diskursif: itu juga, secara mendalam, material. Sementara proyek vermicomposting
menyediakan ruang sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi perempuan untuk
berbagi, belajar, dan mengembangkan otonomi dalam komunitas yang didominasi laki-laki,
materialitas proyek juga memberikan kesempatan untuk melakukan kewirausahaan dan
produksi lansekap perawatan mereka.

Sebagai hasil dari percakapan yang didorong oleh proyek vermicomposting, mitra
masyarakat sipil dan pejabat kota mulai mengejar proses perencanaan, yang masih
berlangsung, untuk mengembangkan rumah kaca berbasis masyarakat yang lebih besar
sebagai bagian dari proses pembangunan terpadu yang berdasar pada pengalaman Mujeres
Unidas dalam melakukan proyek vermicomposting.
05 Diskusi (1)
Pendekatan
non-representasional
Memperhatikan "emosi, nafsu, keinginan, 1 Memungkinkan untuk pertimbangan yang
serta hal-hal immaterial dari semangat, lebih kritis tentang potensi tindakan
kepercayaan, dan iman”. transformatif yang terletak di relasionalitas
Berfungsi menjelaskan artikulasi sosial dan sosio-material lanskap
material, seperti hubungan manusia 3
dengan tanaman di Los Platanitos
(Dewsbury, 2003: 1907). 2 Teori lanskap non-representasional meminta
perhatian pada momen-momen performatif
biasa yang membentuk jalinan sosialitas,
Pendekatan ini juga disebut pendekatan tetapi para Perencana dan Desainer
hybrid, yang tidak hanya memperhatikan 4 menggunakan teori representasi dan
aspek mikrogeografi, tetapi juga makna, diagram abstrak
hubungan kekuasaan, dan representasi
(Campbell, 2012) (Wylie, 2006).
05 Diskusi (2)
Momen Performatif Vermicomposting

Momen performatif adalah “kesenjangan, Praktik vermicomposting menggunakan botol


perpecahan, jarak yang terbentang yang soda bekas, media tanam, dan tempat
memungkinkan terjadinya perubahan” 1 3 sampah untuk mengganggu lanskap sepasti,
(Dewsbury, 2000). mengubah rutinitas sekaligus menyediakan
panggung subversive → dimaknai sebagai
penegasan praktik pengembangan masyarakat
Gregson dan Rose (2000) memaknainya dan berbasis gender.
sebagai praktik yang menumbangkan wacana
dan pengetahuan serta mendisiplinkan subjek.
2

Pemaknaan

▪ Pada kasus Los Platanitos, performativitas berfungsi menjelaskan budaya penanaman


berbasis masyarakat, sedangkan situs vermicomposting sebagai praktik insurgent
planning.
▪ Vermicomposting dan emosional pada penanaman dikonseptualisasikan dengan cara
baru dalam mendorong proses dialog dan pemikiran inovatif dalam perencanaan dan
pengembangan masyarakat.
05 Diskusi (3)
Asumsi Politik

Pendekatan non-representasional memungkinkan kita untuk


1 "berpikir di luar isu representasi untuk terlibat lebih aktif
dengan keterikatan praktik yang heterogen" (Latham dan
Conradson, 2003).

2 Penekanan pada tindakan perencanaan mengharuskan


untuk mempertimbangkan asumsi politik.

Sehingga budaya tanaman di Los Platanitos dan


3 vermicomposting tidak hanya performatif, tetapi juga
sangat politis.

Wacana organisasi Mujeres Unidas dalam ruang

4 musyawarah formal merupakan cerminan praktik sehari-


hari, yang dijiwai interaksi mereka dengan
vermicomposting dan tanaman sekitar mereka
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai